dermatitis

9
PENDAHULUAN Ekzema mempunyai banyak bentuk gambaran klinis sehingga sulit dibuat definisi sehingga sulit untuk dibuat definisi untuk kata ekzema. Disarankan istilah tersebut tidak dipakai lagi dan digantikan dengan istilah dermatitis. Sebenarnya istilah dermatitis sudah banyak dipakai untuk ekzema karena kontak, ekzema pada atopik, dan pada dermatitis seboroik. Jadi dermatitis adalah suatu reaksi peradangan kulit yang karakteristik terhadap berbagai rangsangan endogen ataupun eksogen. Prevalensi dari semua dermatitis adalah 4,66 %, termasuk dermatitis atopik 0,69%, dermatitis numuler 0,17%, dan dermatitis seboroik 2,82%. Dermatitis menggambarkan kelompok penyakit dengan gambaran histologi dan klinis yang bervariasi tergantung dari stadium penyakitnya. Klasifikasi dermatitis didasarkan atas kriteria patogenik, walaupun kebanyakan bentuk penyakit tidak diketahui. Dermatitis dibagi atas 2 tipe : endogen (konstitusional) dan eksogen. Contoh dermatitis endogen adalah dermatitis atopik, dermatitis seboroik, liken simplek kronis, dermatitis non spesifik (dermatitis numular, dermatitis xerotik, dermatitis otosensitisasi, pompoliks), dan dermatitis karena obat. Sedangkan contoh dermatitis eksogen adalah dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergi, dermatitis foto alergi, dermatitis infektif, dan dermatofitid.

Upload: yovita-devi-kornelin

Post on 30-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Dermatitis

TRANSCRIPT

Page 1: Dermatitis

PENDAHULUAN

Ekzema mempunyai banyak bentuk gambaran klinis sehingga sulit dibuat definisi sehingga sulit untuk dibuat definisi untuk kata ekzema. Disarankan istilah tersebut tidak dipakai lagi dan digantikan dengan istilah dermatitis. Sebenarnya istilah dermatitis sudah banyak dipakai untuk ekzema karena kontak, ekzema pada atopik, dan pada dermatitis seboroik. Jadi dermatitis adalah suatu reaksi peradangan kulit yang karakteristik terhadap berbagai rangsangan endogen ataupun eksogen.Prevalensi dari semua dermatitis adalah 4,66 %, termasuk dermatitis atopik 0,69%, dermatitis numuler 0,17%, dan dermatitis seboroik 2,82%. Dermatitis menggambarkan kelompok penyakit dengan gambaran histologi dan klinis yang bervariasi tergantung dari stadium penyakitnya. Klasifikasi dermatitis didasarkan atas kriteria patogenik, walaupun kebanyakan bentuk penyakit tidak diketahui. Dermatitis dibagi atas 2 tipe : endogen (konstitusional) dan eksogen. Contoh dermatitis endogen adalah dermatitis atopik, dermatitis seboroik, liken simplek kronis, dermatitis non spesifik (dermatitis numular, dermatitis xerotik, dermatitis otosensitisasi, pompoliks), dan dermatitis karena obat.Sedangkan contoh dermatitis eksogen adalah dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergi, dermatitis foto alergi, dermatitis infektif, dan dermatofitid.

Page 2: Dermatitis

BAB I

LAPORAN KASUS

Kasus IRasmi gadis 16 thn pelajar SMA datang berobat ke tempat saudara sebagai dokter keluarga dengan keluhan muka, lengan, dada bagian atas merah, panas dan sedikit gatal. 3 hari yang lalu Os melakukan kegiatan lapangan Cisarua Bogor. Hari pertama Os tidak menggunakan pelindung matahari dan sabun sulfur, ternyata muka dan lengan menjadi lebih merah dan panas. Pada waktu pemeriksaan suhu tubuh 36,8 derajat celcius, compos mentis tampak erythema universal, kelopak mata, muka edema, begitu juga pada kedua lengan, tampak vesikel miliere dan beberapa lentikuler di lengan, dada disertai erosi bekas garukan, juga terdapat exudasi dan sangat gatal.

Page 3: Dermatitis

BAB II

PEMBAHASAN KASUS

Dalam menegakkan diagnosis, hal yang utama yang perlu diperhatikan pada penyakit kulit seperti dermatitis kontak alergi adalah anamnesis yang cermat dan gambaran klinis serta pemeriksaan penunjang.

Anamnesis :A. Identitas Pasien

1. Nama : Rasmi2. Umur : 16 tahun3. Jenis kelamin : wanita

B. Keluhan utama : merah, panas, dan sedikit gatalC. Riwayat kebiasaan : os mandi dengan air panas, mandi sabun belerang sehari 3x

Pemeriksaan fisik :Tanda – tanda vital : suhu : 36,8 Respirasi : - Denyut jantung : - Tekanan darah : -Keadaan umum : compos mentisInspeksi : muka, lengan, dada merah dan gatal. Erythema universal, kelopak mata, muka, dan kedua lengan edema. Tampak vesikel milier dan lentikuler di lengan dan dada, disertai erosi, juga terdapat eksudasi.Palpasi : panas pada muka, lengan, dada bagian atasPerkusi : -Auskultasi : -

Pemeriksaan penunjang: Tes patch untuk membedakan antara dermatitis iritan dan alergi.

Diagnosis kerja :Dermatitis kontak alergi

Diagnosis banding :Dermatitis kontak iritan

Definisi dermatitis kontak alergi :

Page 4: Dermatitis

Dapat terjadi karena kulit terpajan dengan bahan – bahan yang bersifat sensitizer (alergen). Dermatitis kontak alergi lebih jarang terjadi dari dermatitis kontak iritan.

Patofisiologi :

Etiologi :Bahan kimia sederhana yang merupakan alergen yang belum diproses (hapten). Hapten ini sangat reaktif sehingga dapat menembus stratum korneum. Ada berbagai faktor yang berpengaruh dalam timbulnya dermatitis kontak alergi, misalnya : potensi sensitisasi alergen, dosis per unit area, luas daerah area, lama terpajan, oklusi, suhu, kelembapan, lingkungan, vehikulum, PH, serta faktor individu.

Gejala klinis : Fase akut :Merah, edema, papula, vesikel, bullae, gatal. Dapat timbul erosi dan eksudasi.Dermatitis kontak alergi akut di tempat tertentu misalnya : kelopak, penis, scrotum, eritema dan edema lebih dominan daripada vesikel.Fase kronis :Kulit tebal atau likenifikasi, skuama, kulit kering, batasnya tidak jelas.

Penatalaksanaan :1. Menghindari pajanan2. Kompres terbuka3. Kortikosteroid topikal4. Memakai Alat Pelindung Diri

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Dermatitis kontak adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang disertai dengan adanya spongiosis/edema interseluler pada epidermis karena kulit berinteraksi dengan bahan – bahan kimia yang berkontak atau terpajan pada kulit. Bahan – bahan tersebut dapat bersifat toksik ataupun alergik.Dermatitis kontak dibagi menjadi :

1. Dermatitis kontak iritan2. Dermatitis kontak alergi

Page 5: Dermatitis

Perbedaan dermatitis kontak iritan dan alergi :

Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak alergiPenyebab Iritan primer Alergen kontak (sensitizer)Permulaan Pada kontak pertama Pada kontak ulangPenderita Semua orang Hanya orang yang alergikLesi Batas lebih jelas

Eritema sangat jelasBatas tidak begitu jelasEritema kurang jelas

Uji tempel Sesudah ditempel 24 jam, bila iritan diangkat, reaksi akan segera

Bila sesudah 24 jam bahan alergen diangkat, reaksi menetap atau meluas berhenti

Pada dermatitis kontak alergi dapat terjadi fotodermatitis. Hal ini dapat disebabkan oleh pemakain agen topikal seperti sabun ataupun obat oral seperti tetrasiklin. Bila dikombinasikan dengan cahaya matahari dapat menyebabkan eritema maupun edema. Fotodermatitis biasanya timbul pada daerah yang terkena sinar matahari,misalnya wajah, leher, dan lengan.

Dermatitis kontak alergi diperantarai melalui hipersensitivitas lambat jenis selular tipe IV. Sesudah kontak primer, untuk dapat menimbulkan dermatitis tersebut memerlukan kontak kedua dengan alergen yang sama. Jenis dermatitis ini dapat ditimbulkan pada suatu patch test pada seseorang yang diduga menderita alergi.

Cara melakukan patch test : Tempat untuk melakukan uji tempel biasanya di punggung. Bahan yang dicurigai menjadi alergen dibiarkan menempel di kulit dengan memakai Finn chamber. Dibiarkan sekurang – kurangnya 48 jam. Berbagai hal berikut ini perlu diperhatikan dalam pelaksanaan uji tempel :

1. dermatitis harus sudah sembuh, bila masih dalam keadaan akut dapat terjadi reaksi angry back. Sehingga reaksi menjadi positif palsu.

2. tes dilakukan sekurang – kurangnya 1 minggu setelah pemakaian kortikosteroid sistemik dihentikan, sebab dapat menghasilkan reaksi negatif palsu

3. uji tempel dibuka setelah 2 hari, kemudian dibaca. Pembacaan kedua dilakukan pada hari ketiga sampai ketujuh.

4. penderita dilarang melakukan aktivitas yang menyebabkan uji tempel menjadi longgar karena dapat memberikan hasil negatif palsu, serta dilarang mandi sekurang-kurangnya dalam 48 jam.

5. uji tempel dengan bahan standar jangan dilakukan terhadap penderita yang mempunyai riwayat tipe urtikaria dadakan karena dapat menimbulkan urtikaria generalisata bahkan reaksi anafilaksis.

Page 6: Dermatitis

6. setelah dibiarkan menempel selama 48 jam, uji tempel dilepas, pembacaan pertama dilakukan 15 - 30 menit setelah dilepas, agar efek tekanan bahan yang diuji telah menghilang atau minimal. Hasilnya dicatat seperti berikut :

a. 1 = reaksi lemah (nonvesikuler) : eritema, infiltrat, papul (+)b. 2 = reaksi kuat : edema atau vesikel (++)c. 3 = reaksi sangat kuat (ekstrem) : bula atau ulkus (+++)d. 4 = meragukan : hanya makula eritematosa (?)e. 5 = iritasi : seperti terbakar, pustul, atau purpura (IR)f. 6 = reaksi negatif (-)g. 7 = excited skin h. 8 = tidak dites

Dari hasil patch test dapat membedakan dermatitis iritan maupun dermatitis alergi. Dermatitis iritan kemerahan meningkat pada hari kedua sedangkan dermatitis alergi meningkat pada hari ketiga.

BAB IVKESIMPULAN : Diagnosis pada pasien ini adalah dermatitis kontak alergi akut. Hal ini dapat dilihat dari anamnesis dan gejala klinis. Untuk menegakkan diagnosis pasti harus dilakukan patch test. Apabila pada hasil patch test ditemukan kemerahan pada kulit yang meningkat pada hari ketiga dapat ditegakkan diagnosis pasti yaitu dermatitis kontak alergen.

Page 7: Dermatitis

Kasus IISeorang laki – laki, 30 tahun pekerja bangunan datang dengan keluhan gatal – gatal terutama di lipat siku, lutut, dan kaki. Os sejak 3 tahun ini sudah beberapa kali mengalami kekambuhan, sudah berobat ke puskesmas belum sembuh juga. Klinik tampak bercak eritematosa, batas tidak tegas, polimorph, madidans, dan terdapat pus.Pada anamnesa os mengatakan yang tinggal sendiri di kampung menderita sakit asma, sedangkan os sendiri sering nyeri lambung dan tidak bviasa minum susu karena akan bertambah gatalnya. Status generalis dalam batas normal, pemeriksaan penunjang dermografisme putih (+), dan untuk mempertajam diagnosa dilakukan pemeriksaan lab dan biopsy hasil belum ada.