dermatitis

33
LAPORAN KASUS DERMATITIS EKSFOLIATIF Oleh : Norhazirah Najib 0810714027 Mohammad Akmal 0810714020 Pembimbing : dr. L.Kusbandono,spKK BAGIAN KULIT DAN KELAMIN RSUD DR ISKAK TULUNGAGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1

Upload: don-akmal

Post on 08-Aug-2015

509 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: dermatitis

LAPORAN KASUS

DERMATITIS EKSFOLIATIF

Oleh :

Norhazirah Najib 0810714027

Mohammad Akmal 0810714020

Pembimbing :

dr. L.Kusbandono,spKK

BAGIAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD DR ISKAK TULUNGAGUNG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

1

Page 2: dermatitis

DAFTAR ISI

Judul 1

Daftar isi 2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Tujuan 4

1.3 Manfaat 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Fisiologi Kulit 5

2.2 Definisi 7

2.3 Epidemiologi 7

2.4 Etiologi 7

2.5 Patofisiologi 8

2.6 Manifestasi Klinis 8

2.7 Pemeriksaan Penunjang 9

2.8 Penatalaksanaan 10

2.9 Komplikasi 11

2.10 Prognosis 11

BAB 3 LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien 12

3.2 Anamnesis 12

3.3 Pemeriksaan Fisik 13

3.3.1 Status Dermatologis 13

3.3.2 Status Generalisata 16

3.4 Diagnosis Banding 16

3.5 Pemeriksaan Penunjang 16

3.6 Diagnosis 16

3.7 Penatalaksanaan 17

3.8 Prognosis 17

3.9 Follow Up Pasien 18

2

Page 3: dermatitis

BAB 4 PEMBAHASAN 20

BAB 5 PENUTUP 22

BAB 6 DAFTAR PUSTAKA 23

BAB 1

3

Page 4: dermatitis

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Dermatitis adalah kondisi peradangan kulit sebagai respons terhadap pengaruh

faktor eksogen maupun endogen yang menimbulkan kelainan klinis polimorfik dan

keluhan gatal.Ia merupakan penyakit yang cenderung residif dan menjadi kronis.

Dermatitis eksfoliatif adalah kondisi serius yang ditandai dengan inflamasi progresif

dimana terjadi eritema dan sisik dengan penyebaran yang lebih atau kurang umum.

Kondisi bermula secara akut baik sebagai bercak atau erupsi eritema umum. Dermatitis

eksfoliatif mempunyai penyebab yang bervariasi. Kondisi ini dipertimbangkan sebagai

proses sekunder atau reaktif terhadap penyakit kulit atau sistemik yang telah ada. Kondisi

ini dapat tampak sebagai bagian dari penyakit kelompok limfoma dan dapat mendahului

penampilan limfoma.Kelainan kulit yang telah ada dapat menjadi penyebab termasuk

psoriasis, dermatitis atopic dan dermatitis kontak iritan atau alergi. Juga bisa tampak

sebagai reaksi hebat terhadap obat termasuk penisilin dan fenilbutazon. Etiologinya tidak

diketahui pada kira-kira 25% kasus. Dari penelitian memperkirakan kejadian tahunan

dermatitis eksfoliatif antara 1 sampai 2 per 100 000 pasien. Histopatologi dapat

membantu mengidentifikasi penyebab dermatitis eksfoliatif pada sehingga 50%

kasus,khususnya dengan biopsy kulit multiple.

1.2 Tujuan

Mengetahui diagnosis dari dermatitis eksfoliatif.

Mengetahui penatalaksanaan dari dermatitis eksfoliatif.

1.3 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari pembuatan laporan kasus ini antara lain:

Dapat memberikan tambahan khasanah ilmu pengetahuan tentang dermatitis

eksfoliatif

Dapat menjadi referensi dan rujukan untuk menndiagnosa serta melakukan

penatalaksanaan dermatitis eksfoliatif bagi para klinisi

BAB 2

4

Page 5: dermatitis

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI FISIOLOGI KULIT

Kulit mepunyai tiga lapisan utama : Epidermis , Dermis dan Jaringan sub kutis.

Epidermis ( lapisan luar ) tersusun dari beberapa lapisan tipis yang mengalami tahap

diferensiasi pematangan. Kulit ini melapisi dan melindungi organ di bawahnya terhadap

kehilangan air , cedera mekanik atau kimia dan mencegah masuknya mikroorganisme

penyebab penyakit. Lapisan paling dalam epidermis membentuk sel – sel baru yang

bermigrasi kearah permukaan luar kulit. Epidermis terdalam juga menutup luka dan

mengembalikan integritas kulit sel – sel khusus yang disebut melanosit dapat ditemukan

dalam epidermis. Mereka memproduksi melanin , pigmen gelap kulit. Orang berkulit

lebih gelap mempunyai lebih banyak melanosit aktif.

Epidermis terdiri dari 5 lapisan yaitu :

1. Stratum Korneum

Selnya sudah mati , tidak mempunyai intisel , intiselnya sudah mati dan mengandung zat

keratin.

2. Stratum lusidum

Selnya pipih , bedanya dengan stratum granulosum ialah sel – sel sudah banyak yang

kehilangan inti dan butir – butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan

ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.

3. Stratum Granulosum

Stratum ini terdiri dari sel – sel pipih. Dalam sitoplasma terdapat butir–butir yang disebut

keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin.

4. Stratum Spinosum / Stratum Akantosum

Lapisan yang paling tebal.

5. Stratum Basal / Germinativum

Stratum germinativum menggantikan sel – sel yang diatasnya dan merupakan sel- sel

induk.

Dermis terdiri dari 2 lapisan :

a. Bagian atas , papilaris ( stratum papilaris )

b. Bagian bawah , retikularis ( stratum retikularis )

Kedua jaringan tersebut terdiri dari jaringan ikat lonngar yang tersusun dari serabut –

serabut kolagen , serabut elastis dan serabut retikulus.Serabut kolagen untuk memberikan

5

Page 6: dermatitis

kekuatan pada kulit. Serabut elastis memberikan kelenturan pada kulit.Retikulus terdapat

terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat

tersebut.

Subkutis

Terdiri dari kumpulan – kumpulan sel – sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan

serabut – serabut jaringan ikat dermis.

Fungsi kulit adalah untuk Proteksi yaitu dengan mengatur suhu, Absorbsi dengan

pembentukan pigmen,Eksresi dengan keratinisasi dan Sensasi dengan pembentukan vit D.

2.2 DEFINISI

6

Page 7: dermatitis

Dermatitis eksfoliatif berarti terjadi pengelupasan kulit yang hebat pada  hampir

seluruh tubuh, pada kulit yang mengelupas bila kulitnya lepas akan tampak kulit yang

berwarna merah menyala seluruh tubuh. Kondisi tersebut tidak semata-mata hanya

kalainan kulit saja, namun merupakan kondisi sitemik bahkan dapat menjadi kondisi yang

gawat terutama bila kejadiannya mendadak atau akut. Kondisi gawat yang terjadi

biasanya penderita disertai demam tinggi, hipoalbumin dan sepsis, serta dehidrasi berat.

2.3 EPIDEMIOLOGI

Insidens dermatitis eksfoliatif sangat bervariasi, menurut penelitian dari 0,9-70

dari 100.000populasi. Penyakit ini dapat mengenai pria ataupun wanita namun paling

sering pada pria dengan rasio 2 : 1 sampai 4 : 1, dengan onset usia rata-rata > 40 tahun,

meskipun dermatitis ini dapat terjadi pada semua usia. Insiden dermatitis eksfoliatif

makin bertambah. Penyebab utama yang tersering adalah psoriasis. Hal tersebut seiring

dengan meningkatnya insidens psoriasis. Penyakit kulit yang sedang diderita memegang

peranan penting lebih. Identifikasi psoriasis mendasari penyakit kulit lebih dari

seperempat kasus.Didapatkan laporan bahwa terdapat 87 dari 160 kasus adalah psoriasis

berat. Anak-anak bisa menderita dermatitis eksfoliatif diakibatkan alergi terhadap obat.

Alergi terhadap obat bisa karena pengobatan yang dilakukan sendiri ataupun penggunaan

obat secara tradisional.

2.4 ETIOLOGI

Berdasarkan penyebabnya , penyakit ini dapat dibagikan dalam 2 kelompok

yaitu dermatitis eksfoliatif primer dan sekunder. dermatitis eksfoliativa primer;

Penyebabnya tidak diketahui. Termasuk dalam golongan ini dermatitis iksioformis

konginetalis dan dermatitis eksfoliativa neonatorum(5–0 % ). dermatitis eksfoliativa

sekunder; Akibat penggunaan obat secara sistemik yaitu penicillin dan derivatnya ,

sulfonamide , analgetik / antipiretik dan tetrasiklin. Dapat meluasnya dermatosis ke

seluruh tubuh , dapat terjadi pada liken planus , psoriasis , pitiriasis rubra pilaris ,

pemflagus foliaseus , dermatitis seboroik dan dermatitis atopik. Terdapat juga penyakit

sistemik seperti limfoblastoma.

7

Page 8: dermatitis

2.5 PATOFISIOLOGI

Pada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan stratum korneum ( lapisan kulit yang

paling luar ) yang mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan

keseimbangan nitrogen yang negatif . Karena dilatasi pembuluh darah kulit yang luas ,

sejumlah besar panas akan hilang jadi dermatitis eksfoliatifa memberikan efek yang nyata

pada keseluruh tubuh.Pada eritroderma terjadi eritema dan skuama ( pelepasan lapisan

tanduk dari permukaan kult sel – sel dalam lapisan basal kulit membagi diri terlalu cepat

dan sel – sel yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke permukaan kulit sehingga

tampak sebagai sisik / plak jaringan epidermis yang profus.

Mekanisme terjadinya alergi obat seperti terjadi secara non imunologik dan

imunologik (alergik) , tetapi sebagian besar merupakan reaksi imunologik. Pada

mekanismee imunologik, alergi obat terjadi pada pemberian obat kepada pasien yang

sudah tersensitasi dengan obat tersebut. Obat dengan berat molekul yang rendah awalnya

berperan sebagai antigen yang tidak lengkap ( hapten ). Obat / metaboliknya yang berupa

hapten ini harus berkojugasi dahulu dengan protein misalnya jaringan , serum / protein

dari membran sel untuk membentuk antigen obat dengan berat molekul yang tinggi dapat

berfungsi langsung sebagai antigen lengkap.

2.6 MANIFESTASI KLINIS

Secara umumnya:

Menggigil, demam, prostrasi, toksisitas berat dan kulit gatal bersisik

Kehilangan lapisan stratum korneum yang sangat banyak(lapisan kulit yang

paling luar), kebocoran kapiler, hipoproteinemia, keseimbangan nitrogen

negative.

Dilatasi pembuluh kutan yang meluas mengakibatkan kehilangan panas tubuh

dalam jumlah yang besar

Warna kulit berubah dari merah muda menjadi merah gelap;setelah

seminggu,mulai terbentuk eksfoliatif(bersisik) dalam bentuk serpihan tipis yang

membuat lapisan kulit menjadi halus dan merah dengan pembentukan sisik baru

karena sisik sebelumnya terkelupas

8

Page 9: dermatitis

Kemungkinan terjadi kerontokan rambut

Umumnya terjadi relaps

Pengaruh sistemik;gagal jantung kongestif curah tinggi, ginekomastia,

hiperuresemia dan gangguan suhu tubuh.

Secara spesifik:

Dermatitis eksfoliatif akibat alergi obat , biasanya secara sistemik. Biasanya

timbul secara akut dalam waktu 10 hari. Lesi awal berupa eritema menyeluruh ,

sedangkan skuama baru muncul saat penyembuhan.Dermatitis eksfoliatif akibat perluasan

penyakit kulit yang tersering adalah psoriasis dan dermatitis seboroik pada bayi

( Penyakit Leiner ). Dermatitis eksfoliatif karena psoriasis ditemukan eritema yang tidak

merata. Pada tempat predileksi psoriasis dapat ditemukan kelainan yang lebih eritematosa

dan agak meninggi daripada sekitarnya dengan skuama yang lebih kebal. Dapat

ditemukan pitting nail.Dermatitis karena penyakit leiner ( eritroderma deskuamativum )

kebanyakan keadaan umum baik biasanya tanpa keluhan. Kelainan kulit berupa eritama

seluruh tubuh disertai skuama kasar

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Biopsi kulit, sangat diperlukan dan harus dilakukan dalam 2 daerah yang

terpisah. Hitung darah lengkap,profil kimia dan radiograf toraks dapat bermanfaat.

Pemeriksaan darah tepi untuk sel Sezary mungkin diperlukan. Pada pemeriksaan

laboratorium didapatkan eusinofilia pada dermatitis exfoliativa oleh karena dermatitis

atopik. Gambaran lainnya adalah sedimen yang meningkat, turunnya albumin serum dan

globulin serum yang relatif meningkat, serta tanda  disfungsi kegagalan jantung dan

intestinal (tidak spesifik).

Gambaran histopatologi yang boleh didapatkan pada dermatitis eksfoliatif adalah:

Pada kondisi akut ;spongiosis dan parakeratosis merupakan suatu infliltrat inflamasi non

spesifik, sehingga dermis menjadi edema. Manakala pada kondisi kronis; akantosis dan

kekakuan merupakan hal yang menonjol. Pada dermatitis exfoliativa oleh karena

limfoma,infiltrat ini menjadi pleomorfik yang makinbertambah.

2.8 PENATALAKSANAAN

9

Page 10: dermatitis

Sasaran dari penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan

elektrolit serta untuk mencegah infeksi. Pengobatan individual dan suportif dimulai

sesegera mungkin saat kondisi terdiagnosa:

Rawat pasien dan lakukan tirah baring

Hentikan semua pengobatan yang mungkin menjadi penyebabnya

Pertahankan suhu ruangan yang nyaman karena control termoregulasi pasien

abnormal

Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit (kehilangan air dan protein dari

permukaan kulit yang cukup banyak

Berikan plasma ekspander sesuai indikasi

Antibiotik diberikan sekiranya terjadinya infeksi.

Tanda-tanda gagal jantung kongestif diobservasi

Observasi hipotermia karena peningkatan aliran darah menjadi dua kali lipat

dengan meningkatnya air

Terapi topical digunakan untuk memberikan kesembuhan simptomatik

Lakukan mandi yang menyejukkan,kompres dan lubrikasi dengan emolien untuk

mengatasi dermatitis ekstensif

Berikan steroid parentral atau oral saat penyakit tidak terkontrol dengan terapi

yang lebih konservatif.

Hindari semua irritant terutama obat-obatan

Terapi khusus untuk dermatitis eksfoliatif:

Diet tinggi protein

Obat-obatan sistemik;

o Golongan 1 : kortikosteroid (prednison 3-4 x 10mg).  Penyembuhan

beberapa hari sampai beberapa minggu.

o Golongan 2 : kortikosteroid (prednison 4 x 10-15 mg). Bila terjadi akibat

pengobatan dengan ter pada psoriasis,obat harus dihentikan.

Penyembuhan terjadi dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.

Topikal : salep lanolin 10% atau hydrocortisone

2.9 KOMPLIKASI

10

Page 11: dermatitis

Komplikasi dermatitis eksfoliativa adalah dapat terjadi abses, limfadenopati,

furunkulosis, hepatomegali, konjungtivitis, rhinitis, stomatitis, colitis dan juga bronchitis.

Selain itu dapat juga menyebabkan infeksi sekunder oleh bakteri (septikemia ,diare, dan

pneumoni). Gangguan metabolic melibatkan suatu resiko hipotemia, dekompensasi

kordis, kegagalan sirkulasi perifer, dan tromboplebitis. Bila pengobatan kurang baik akan

terjadi degenerasi visceral yang menyebabkan kematian.

2.10 PROGNOSIS

Dermatitis eksfoliatif yang karena alergi obat secara sistemik, prognosisnya baik.

Penyembuhan golongan ini ialah yang tercepat dibandingkan golongan yang lain. Pada

dermatitis yang belum diketahui sebabnya, pengobatan dengan kortikosteroid hanya

mengurangi gejalanya, penderita akan mengalami ketergantungan kortikosteroid.

Sedangkan, pada Sindrom Sezary buruk, kematian disebabkan infeksi.

BAB 3

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien

Nama : Tn.J

Jenis Kelamin : Laki laki

Umur : 75 tahun

11

Page 12: dermatitis

Alamat : Sukodono, Tulungagung

Status : Menikah

Pekerjaan : Petani tebu

Suku : Jawa

Nomor RM : 060651XX

Tanggal Pemeriksaan : 26 November 2012

3.2 Anamnesis

Keluhan Utama :

Gatal dan bersisik di seluruh tubuh

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD dengan keluhan gatal dan bersisik seluruh badan

semenjal kurang lebih 1 minggu yang lalu. Sebelumnya pasiennya sudah pernah

penyakit seperti ini dan berlanjutan 5 tahun yang lalu. Kambuhnya kerana

kehabisan obat 1 minggu yang lalu. mengeluh gatal sejak seminggu yang lalu. 5

tahun kemarin sakit kulitnya mula dari tangan lutut dan kaki dan 2 bulan kemarin

merebak ke muka. Jika pasien tidak ambil obatnya, akan timbul kulit kering dan

gatal kemudian bersisik.

Riwayat Penyakit Dahulu :

5 tahun yang lalu terdapat penyakit kulit seperti sekarang Cuma di kaki

dan tangan dan benjolan di perot sebelah kanan.

Riwayat Pengobatan :

Pasien mendapat obat dari Malaysia (hidrocort salep) dan obat minum

cetirizime.

Riwayat Atopik atau Alergi :

12

Page 13: dermatitis

Pasien mengaku tidak pernah ada riwayat alergi obat atau makanan

Riwayat Keluarga :

Pada anggota keluarga, cucunya menghidap penyakit yang sama dan

disangka penyakit berjangkit.

3.3 Pemeriksaan Fisik

3.3.1 Status Dermatologis

Lokasi :

Wajah, tangan, kaki, badan (seluruh tubuh)

Distribusi :

Generalisata (Menyebar)

Ruam :

- Plak hiperpigmentasi, skuama tebal(lutut), sedang(seluruh badan) dan

tipis(seluruh badan), batas tidak tegas dengan fissura di dagu dan

pergelangan tangan kiri dan kanan, ukuran bervariasi

13

Fissura

Kistik

Fissura

Skuama

Page 14: dermatitis

Gambar 3.1 Status Dermatologi, terdapat plak hiperpigmentasi di muka,

badan, tangan dan skuama tipis dan sedang diseluruh badan

Gambar

3.2 Foto

pasien hari kedua rawat inap di ruang widuri RSUD dr Iskak, skuama

sudah mulai menghilang

14

Page 15: dermatitis

3.3.2 Status Generalis

Keadaan umum : Baik

15

Page 16: dermatitis

Kesadaran : Compos mentis

Gizi : Cukup

Tensi : 120/90 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Laju respirasi : 20 x/menit

Suhu aksila : 36.6 oC

3.4 Diagnosis Banding

o Dermatitis exfoliatif

o Dermatitis Atopik

o Psoriasis

o Drug eruption

o Dermatitis kontak alergi o.k. tebu

3.5 Pemeriksaan Penunjang

Untuk pemeriksaan dermatitis eksfoliatif dapat dilakukan beberapa test yaitu:

1. Test Laboratorium

Patch test berguna untuk mengidentifikasi kasus kronis yang tidak

kunjung sembuh dan mengesampingkan dermatitis kontak sebagai

diagnosis banding.

3.6 Diagnosis

Dermatitis eksfoliatif

3.7 Penatalaksanaan

16

Page 17: dermatitis

- Terapi Medikamentosa :

o Hydrokortison 2.5% salep

o Antihistamin CTM 3 x 4 mg tablet

o Metilprednison 3 x 4 mg tablet

- Edukasi :

o Memberiatahukan pasien untuk tidak menggaruk luka agar luka

tidak lecet, infeksi dan tambah menyebar.

o Menganjurkan pasien untuk banyak istirahat.

o Memberitahukan ke pasien bahwa penyakitnya dapat kambuh

kembali jika ada faktor pencetusnya, misalnya ada stress, dan

faktor lain yang mungkin belum diketahui pasien.

o Mandi dengan air suam dan jangan air hangat untuk

mengelakkan dari bertambah kering

o Makan makanan yang lembut supaya mulut tidak bergerak

banyak untuk mengelakkan dari erosi luka kering di mulut

3.8 Prognosis

Prognosis akan baik jika pasien mematuhi terapi pengobatan yang diberikan.

3.9 Follow Up Pasien

Tanggal Subyektif Obyektif Assesment Planning

27-11-

2012

Gatal sudah

berkurang

Sisik berkurang

TD : 120/90

N: 80 x / menit

RR : 20 x /

menit

L : Tangan,

kaki, muka bdan

D : Menyebar

R : skuama

tebal(lutut),

sedang(seluruh

Dermatitis

Eksfoliatif

17

Page 18: dermatitis

badan) dan

tipis(seluruh

badan), batas

tidak tegas

dengan fissura

di dagu dan

pergelangan

tangan

28-11-

2012

Beberapa luka

pada pergelangan

tangan dan mulut

sudah mulai

kering

Gatal berkurang

TD : 110/70

N : 82 x / menit

RR : 20 x /

menit

L : Tangan,

kaki, bibir

D : Menyebar

R : skuama

tebal(lutut),

sedang(seluruh

badan) dan

tipis(seluruh

badan), batas

tidak tegas

dengan fissura

di dagu dan

pergelangan

tangan

Dermatitis

Eksfoliatif

29-11-

2012

Ruam berkurang

Gatal berkurang

TD : 110/80

N : 80 x / menit

RR : 20 x /

menit

L : Tangan,

kaki, wajah.

Dermatitis

Eksfoliatif

18

Page 19: dermatitis

badan

D : Menyebar

R : skuama

tebal(lutut),

sedang(seluruh

badan) dan

tipis(seluruh

badan), batas

tidak tegas

dengan fissura

di dagu dan

pergelangan

tangan

30-11-

2012

Ruam skuama

banyak yang

terlepas

Luka di dagu

sudah kering

TD : 140/80

N : 82 x / menit

RR : 20 x /

menit

L : Tangan,

kaki, wajah,

badan

D : Menyebar

R : Makula

hiperpigmentasi

Dermatitis

Eksfoliatif

BAB 4

PEMBAHASAN

Pasien bernama Tn.J Berumur 75 tahun, datang ke Unit Gawat Darurat RS dr

Iskak Tulungagung pada tanggal 26 November 2012.Pasien datang dengan keluhan

utama gatal dan bersisik seluruh badan. Pada pasien ini dilakukan autoanamnesis,

pemeriksaan status dermatologis namun tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

19

Page 20: dermatitis

Pasien mengeluh gatal sejak 1 minggu yang lalu.Gatal terasa diseluruh tubuh dan

bertambah parah sejak pasien kehabisan obat yang sering diminum yaitu cetirizime dan

salep hydrocortisone. Pasien sudah mengidap sakit kulit bersisik diseluruh badan sejak 5

tahun yang lalu. Awalnya kulit pasien hanya bersisik di tangan, lama kelamaan menyebar

ke kaki,seluruh tubuh dan akhirnya terkena daerah wajah.

Selain dari sakit kulit yand dideritai, pasien juga mengeluhkan benjolan di

abdomen kiri dan kanan. Benjolan dirasakan sejak 10 tahun yang lalu. Pasien tiada

riwayat alergi dan riwayat atopic. Pasien mengaku cucunya ada mengidap penyakit kulit

juga.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan plak skuama tebal berbatas tidak jelas dan

tersebar seluruh tubuh dan wajah.Terdapat juga fisura yang berdarah dan pruritus. Selain

itu,didapatkan benjolan di kuadran atas abdomen berukuran sekitar 10cm,konsistensi

lunak,batas jelas,pemukaan rata dengan tiada perubahan warna kulit dan tidak

nyeri.Pasien tidak pernah periksa benjolan itu ke dokter.

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik,diagnosis banding pada

pasien ini adalah dermatitis exfoliatif,dermatitis atopic dan psoriasis. Hal utama yang

yang mendasari diagnosis banding tersebut adalah adanya gejala yang sama pada

dermatitis eksfoliatif yaitu mempunya plak berskuama yang senang lepas sehingga pada

asien ini didiagnosa sebagai dermatitis eksfoliatif.

Terapi untuk dermatitis eksfoliatif adalah bertujuan untuk mengurangi gejala dan

memperbaiki status dermatologi. Pada pasien ini di rawat inap dan diberikan

methylprednisolone 3x4mg tablet, antihistamin chlorpheniramine maleat(CTM) 3x4mg

tablet dan dioleskan hydrocortisone 2.5% cream untuk diolesi pada kulit yang sakit.

Untuk edukasi pada pasien kami memberitahukan kepada pasien tentang penyakit

yang dialami, harus istirahat yang cukup,jangan menggaru kulit,menjaga kebersihan

tubuh, Mandi dengan air suam dan jangan air hangat untuk mengelakkan dari bertambah

kering, Makan makanan yang lembut supaya mulut tidak bergerak banyak untuk

mengelakkan dari erosi luka kering di mulut dan melembapkan daerah kulit yang sakit

dengan baby oil. Pada pasien ini memiliki prognosis baik tetapi berkemungkinan

menyebabkan kebergantungan kepada steroid karena masih tidak diketahui penyebab

20

Page 21: dermatitis

terjadinya dermatitis eksfoliatif. Memberiatahukan pasien untuk tidak menggaruk luka

agar luka tidak lecet, infeksi dan tambah menyebar.

BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Pasien Tn.J berumur 75 tahun dating dengan keluhan utama gatal dan kulit

bersisik di seluruh tubuh sejak 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik menunjukkan

21

Page 22: dermatitis

adanya plak berskuama tebal berbatas tidak jelas dan tersebar seluruh tubuh dan wajah.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut, pada pasien ini dapat ditegakkan

diagnosis dermatitis eksfoliatif.

Penatalaksanaan pada pasien Tn.J ini meliputi terapi medikamentosa dan edukasi.

Terapi medikamentosa yang diberikan yaitu steroid oral dan topical serta antihistamin.

Prognosis pada pasien ini baik tetapi mungkin menyebabkan kebergantungan pada

steroid.

5.2 SARAN

Untuk menegakkan diagnosis dermatitis eksfoliatif,diagnosis banding yang lain

harus disingkirkan dengan menggunakan anamnesa yang teliti dan tepat. Pada

pemeriksaan fisiknya sebaiknya dilakukan diseluruh tubuh. Untuk menunjang diagnosis

pemeriksaan seperti biopsy kulit dapat dilakukan agar penyebab pasti dermatitis dapat

diketahui dari hasil histopatologi.

Edukasi sangat penting dalam penatalaksanaan pada pasien dermatitis eksfoliatif.

Pasien harus diberitahukan cara perawatan kulit yang baik agar tidak menimbulkan

infeksi sekunder.

DAFTAR PUSTAKA

1. Klaus W,Lowell A et al ; Dermatitis Exfoliative. Fitzpatrick·s Dermatology in General Medicine,Seventh Edition. McGraw Hill 2006: halaman 225-231

2. Imtikhananik. Exfoliative Dermatitis.Cermin Dunia Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada 1992; halaman 74

22

Page 23: dermatitis

3. Therese IM.Dermatitis Exfoliative. http://emedicine.medscape.com/article/762236 diakses tanggal 2 Disember 2012.

4. Djuanda A. Eritroderma. Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi Kelima. FKUI 2010; halaman 197-200.

5. Brown RG dan Burns T..Dermatitis Eksfolativa. Lecture Notes Dermatologi. Erlangga Medical Series 2005; halaman 155-156.

6. Siregar, Dr.Prof. DTM &H.R.S. Eritroderma. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit.Jakarta EGC 2005 : halaman 236-238.

23