deputi bidang perekonomian sekretariat kabinet 2015 · gambar 3.2. perbandingan capaian kinerja...
TRANSCRIPT
Deputi Bidang Perekonomian
Sekretariat Kabinet
2015
i
________________________________________ Kata Pengantar
etiap instansi pemerintah wajib melaporkan akuntabilitas kinerja
kepada Presiden, sebagaimana diamanatkan Peraturan Presiden
Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabiltias Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP). Laporan tersebut disusun dalam rangka meningkatkan
pelaksanaan pemerintah yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggung jawab.
Melaksanakan amanat Perpres tersebut, Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan dan Ketenagakerjaan menyusun Laporan Kinerja Tahun 2014 untuk
Unit Eselon II, guna mempertanggungjawabkan keberhasilan ataupun kegagalan
pelaksanaan kegiatan dalam misi; tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran; serta
penggunaan anggaran setiap tahunnya, sebagaimana ditetapkan dalam Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan Tahun 2014. Laporan ini juga merupakan salah satu parameter
yang digunakan untuk meningkatkan kinerja dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sesuai dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet.
Pencapaian kinerja selama Tahun 2014, yang dituangkan dalam Penetapan
Kinerja (PK) Tahun 2014, untuk pengukurannnya telah ditetapkan 4 (empat)
indikator sebagai tolok ukur keberhasilan kinerja Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan dan Ketenagakerjaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Berdasarkan pengukuran dengan menggunakan indikator tersebut, diperoleh
gambaran hasil pencapaian kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan pada Tahun 2014.
Penyusunan laporan ini juga dimaksudkan untuk bahan evaluasi Asdep
Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan guna meningkatkan
kinerja pada masa-masa yang akan datang.
Februari 2015
Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan dan Ketenagakerjaan
Yulyati Kristina, S.Sos., M.Si
S
ii
______________________________________ Ringkasan Eksekutif
aporan kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan Tahun 2014, merupakan bentuk
pertanggungjawaban (akuntabiltias) atas capaian kinerja Asdep
Bidang Industri, UKM, perdagangan dan ketenagakerjaan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya selama Tahun 2014, sesuai
dengan Penetapan Kinerja (PK) yang telah disusun pada tahun 2014.
Penyusunan laporan kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan merupakan bagian dari Sistem Akuntabiltias Kinerja Instansi
Pemerintah, yang meliputi, penyusunan rencana strategis, PK, pengukuran
kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja dan reviu serta evaluasi
kinerja.
Berdasarkan komitmen dengan Pimpinan (Deputi Bidang
Perekonomian), yang diperjanjikan dalam dokumen PK, pada Tahun 2014,
Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan telah
melaksanakan kinerja dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 583.932.008,-
(94,10%) dan penghematan anggaran sebesar Rp. 36.612.992,- dari pagu Rp.
620.545.000,-. Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang mendukung kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan
dan Ketenagakerjaan sepanjang Tahun 2014, dalam bentuk pengumpulan data,
rapat koordinasi, seminar/workshop/sosialisasi/kegiatan pertemuan lainnya, baik
di tingkat pusat maupun daerah, dengan tingkat efisiensi output yang dihasilkan
sebesar 23,09% atau Rp. 842.900,-/output. Melalui penggunaan anggaran
tersebut, kinerja yang telah dicapai Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan
dan Ketenagakerjaan telah mampu memenuhi target dan indikator yang
ditetapkan dalam PK Tahun 2014 (97%), dengan rincian sebagai berikut:
a. Realisasi persentase penyelesaian hasil analisis perumusan rencana
kebijakan dan program pemerintah di bidang industri, UKM, Perdagangan
dan Ketenagakerjaan secara tepat waktu adalah 97,22%, dengan capaian
100,23% (Memuaskan);
b. Realisasi persentase saran perumusan rencana kebijakan dan program
pemerintah di bidang industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan
yang ditindaklanjuti adalah 100%, dengan capaian 103,09% (Memuaskan);
c. Realisasi persentase hasil analisis atas pengamatan dan pemantauan
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang industri, UKM,
perdagangan dan ketenagakerjaan secara tepat waktu adalah 97,09%,
dengan capaian 100,10% (Memuaskan);
d. Realisasi persentase hasil pengamatan dan pemantauan pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah di bidang industri, UKM, perdagangan
dan ketenagakerjaan yang ditindaklanjuti adalah 100%, dengan capaian
103,09% (Memuaskan).
L
iii
___________________________________________ Daftar Isi
Kata Pengantar .......................................................................................... i
Ringkasan Eksekutif ................................................................................... ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii
Daftar Tabel ................................................................................................ iv
Daftar Gambar ............................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Gambaran Organisasi Asdep Bidang Industri,
UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan ........................... 2
C. Gambaran Aspek Strategis (Strategic Issue) ........................ 9
BAB II PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2014 .................................. 13
A. Gambaran Umum Perencanaan Kinerja Tahun 2014 ............. 13
B. Penetapan Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan
dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 ......................................... 14
C. Indikator Utama (IKU) Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan
dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 ......................................... 15
BAB III CAPAIAN KINERJA .................................................................... 19
A. Capaian Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan
dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 ......................................... 19
B. Realisasi Anggaran ................................................................ 34
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 37
Lampiran
iv
___________________________________________ Daftar Tabel
Tabel 1.1. Data Pegawai Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan ......................................................................... 8
Tabel 2.1. PK dan IKU Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan Tahun 2014 ...................................................... 16
Tabel 3.1. Kategori Pencapaian Kinerja ....................................................... 20
Tabel 3.2. Berkas Masuk tahun 2014 ........................................................... 20
Tabel 3.3. Capaian dokumen (output) Tahun 2014 .................................. .... 21
Tabel 3.4. Realisasi Anggaran Tahun 2014 .................................................. 35
Tabel 3.5. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2014 ............................................ 36
v
_________________________________________ Daftar Gambar
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Asdep Bidang Industri, UKM
Perdagangan dan Ketenagakerjaan ......................................... 4
Gambar 3.1. Perbandingan Capaian Kinerja Perumusan Rencana Kehijakan dan
Program Pemerintah Yang Tepat Waktu dan Ditindaklanjuti
Tahun 2013 dan 2014 .............................................................. 23
Gambar 3.2. Perbandingan Capaian Kinerja Analisis Atas Pengamatan dan
Pemantauan Pelaksanaan Kebijakan dan Program Pemerintah
Yang Tepat Waktu dan ditindaklanjuti Tahun 2013 dan 2014 ... 24
Gambar 3.3. Monitoring RA-PK Tahun 2014 ................................................. 26
Gambar 3.4. Warning System Waktu Penyelesaian Surat Masuk ................. 26
Gambar 3.5. FGD “BPSK: Peran, Manfaat dan Permasalahannya” .............. 29
Gambar 3.6. Kujungan ke Lab Praktikum di BLK Kota Bengkulu .................. 33
Gambar 3.7. Coffe Morning “Penyusunan Panduan Penyelenggaraan
Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan dan Program Pemerintah
Di Bidang Perekonomian tanggal 29 Agustus 2014 .................. 33
Gambar 3.8. Realisasi Anggaran dan Perbandingan Anggaran
Tahun 2013 dan 2014 .............................................................. 35
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 1
Bab 1
_____________________________________________ Pendahuluan
A. Latar Belakang
erdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) dijelaskan, bahwa Akuntabilitas
Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku
kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan
sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi
pemerintah yang disusun secara periodik dan disampaikan secara berjenjang
kepada Pimpinan. Penyelenggaraan SAKIP meliputi penyusunan rencana
strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja,
pelaporan kinerja serta reviu dan evaluasi kinerja.
Berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet (Perseskab) Nomor 1
Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet, Asdep
Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan merupakan salah
satu Asdep yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Deputi Bidang Perekonomian dan mempunyai tugas membantu Deputi
Bidang Perekonomian dalam melaksanakan penyiapan perumusan dan
penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah,
pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan,
serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan
program pemerintah di bidang industri, usaha kecil, menengah dan koperasi,
perdagangan dan kelancaran arus barang, serta ketenagakerjaan,
transmigrasi dan investasi.
Sesuai dengan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam Perpres
Nomor 1 Tahun 2011 tersebut, Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan
dan Ketenagakerjaan melaksanakan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan program kegiatan sebagaimana
B
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 2
diamanatkan dalam Perpres Nomor 29 Tahun 2014, dengan membuat
laporan akhir kinerja atas pelaksaaan tugas dan fungsi yang telah
dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2014.
B. Gambaran Organisasi Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan
Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan
merupakan salah satu unit kerja setingkat eselon II di bawah Deputi bidang
Perekonomian. Berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet (Perseskab)
Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet,
Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan mempunyai
tugas dan fungsi berikut:
1. Tugas Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan
adalah melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis
atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan
perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta
pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan
program pemerintah di bidang industri, usaha kecil, menengah dan
koperasi, perdagangan, dan kelancaran arus barang, serta
ketenagakerjaan, transmigrasi, dan investasi
2. Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana
kebijakan dan program pemerintah di bidang industri, usaha kecil,
menengah dan koperasi, perdagangan, kelancaran arus barang,
ketenagakerjaan, transmigrasi, dan investasi;
b. penyiapan pendapat atau pandangan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan di bidang industri, usaha kecil,
menengah dan koperasi, perdagangan, kelancaran arus barang,
ketenagakerjaan, transmigrasi, dan investasi;
c. pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data,
informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan
pemerintah di bidang industri, usaha kecil, menengah, koperasi,
perdagangan, kelancaran arus barang, ketenagakerjaan,
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 3
transmigrasi, dan investasi, berikut permasalahan yang timbul dan
upaya pemecahannya;
d. pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang industri,
usaha kecil, menengah dan koperasi, perdagangan, kelancaran arus
barang, ketenagakerjaan, transmigrasi, dan investasi;
e. pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang industri,
usaha kecil, menengah dan koperasi, perdagangan, kelancaran arus
barang, ketenagakerjaan, transmigrasi, dan investasi, baik di luar
negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang
berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara,
partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan,
masyarakat akademisi, media massa, dan kalangan lainnya yang
dianggap perlu; dan
f. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Perekonomian.
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 4
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan
Analis
Kebija
kan
Aprizal. S
.IP
Pengola
h D
ata
Rid
wan A
zzuhri, S
.T
Kep
ala
Su
b B
idan
g D
istr
ibu
si
dan
Perl
ind
un
ga
n K
on
su
men
Bud
i P
rayitn
o,
S.H
.
Kep
ala
Bid
an
g P
erd
ag
an
ga
n d
an
Kela
nc
ara
n A
rus
Bara
ng
Drs
. A
ria T
ri S
uy
an
to
Kep
ala
Bid
an
g K
ete
nag
akerj
aan
,
Tra
nsm
igra
si
dan
In
vesta
si
Dra
. S
arm
ini.
Dep
uti
Bid
an
g P
ere
ko
no
mia
n
Ratih N
urd
iati,
S.H
., L
L.M
.
Asis
ten
Dep
uti
Bid
an
g In
du
str
i, U
KM
,
Perd
ag
an
gan
dan
Kete
na
gakerj
aan
Yuly
ati K
ristina,
S.S
os., M
.Si
Kep
ala
Bid
an
g In
du
str
i, U
MK
M d
an
Ko
pera
si
Sja
hria
ti R
ochm
ah
, S
.H.,
SP
d., M
.Hum
, LLM
Kep
ala
Su
b B
idan
g In
du
str
i
Puji
Wis
udya R
, S
.E
Kep
ala
Su
b B
idan
g U
MK
M
dan
Ko
pera
si
Sri S
ug
iart
i
Kep
ala
Su
b B
idan
g E
ks
po
r,
Imp
or,
HA
KI
dan
Pen
gaw
asan
Bara
ng
Bere
dar
Ba
mb
an
g P
oe
rwon
o, S
.H.,
LL
.M.
Kep
ala
Su
b B
idan
g In
ve
sta
si
Lid
ya G
race,
S.H
., L
L.M
.
Kep
ala
Su
b B
idan
g
Kete
nag
akerj
aan
dan
Tra
nsm
igra
si
Sob
irin
, S
.Sos.
Analis
Kebija
kan
Izzatu
l U
lfi S
arin
astiti, S
.E.
Analis
Kebija
kan
Isnen E
ko D
ars
ana, S
.E.
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 5
Struktur organisasi Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan terdiri dari tiga bidang yaitu :
1. Bidang Industri dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi.
Bidang Industri dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan
penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah,
pengamatan perkembangan dan penyiapan bahan penyusunan pendapat
atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta
pemantauan, penyiapan bahan evaluasi dan penyampaian analisis atas
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang industri, dan
pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.
Bidang Industri dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi
menyelenggarakan fungsi:
a) penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana
kebijakan dan program pemerintah di bidang industri, dan
pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi;
b) penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang industri, dan
pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi;
c) pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data,
informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan
pemerintah di bidang industri, dan pemberdayaan usaha mikro, kecil,
menengah, dan koperasi, berikut permasalahan yang timbul dan
upaya pemecahannya;
d) pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta penyampaian
analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di
bidang industri, dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah,
dan koperasi; dan
e) pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang industri, dan
pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, baik di
luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan
yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara,
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 6
partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan,
masyarakat akademisi, media massa, dan kalangan lainnya yang
dianggap perlu.
Bidang Industri dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi terdiri
dari subbidang:
a) Subbidang Industri; dan
b) Subbidang Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi.
2. Bidang Perdagangan dan Kelancaran Arus Barang.
Bidang Perdagangan dan Kelancaran Arus Barang mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis
atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan
perkembangan dan penyiapan bahan penyusunan pendapat atau
pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta
pemantauan, penyiapan bahan evaluasi dan penyampaian analisis atas
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang ekspor, impor,
hak atas kekayaan intelektual, pengawasan barang beredar, distribusi, dan
perlindungan konsumen.
Bidang Perdagangan dan Kelancaran Arus Barang menyelenggarakan
fungsi:
a) penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana
kebijakan dan program pemerintah di bidang ekspor, impor, hak atas
kekayaan intelektual, pengawasan barang beredar, distribusi, dan
perlindungan konsumen;
b) penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang ekspor, impor, hak
atas kekayaan intelektual, pengawasan barang beredar, distribusi, dan
perlindungan konsumen;
c) pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data,
informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan
pemerintah di bidang ekspor, impor, hak atas kekayaan intelektual,
pengawasan barang beredar, distribusi, dan perlindungan konsumen,
berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya;
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 7
d) pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta penyampaian
analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di
bidang ekspor, impor, hak atas kekayaan intelektual, pengawasan
barang beredar, distribusi, dan perlindungan konsumen; dan
e) pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang ekspor, impor,
hak atas kekayaan intelektual, pengawasan barang beredar, distribusi,
dan perlindungan konsumen, baik di luar negeri maupun dalam negeri,
berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan
pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademisi, media
massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu.
Bidang Perdagangan dan Kelancaran Arus Barang terdiri dari Subbidang:
a) Subbidang Ekspor, Impor, Hak Atas Kekayaan Intelektual dan
Pengawasan Barang Beredar; dan
b) Subbidang Distribusi dan Perlindungan Konsumen.
3. Bidang Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan Investasi.
Bidang Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan Investasi mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian
analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan
perkembangan dan penyiapan bahan penyusunan pendapat atau
pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta
pemantauan, penyiapan bahan evaluasi dan penyampaian analisis atas
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang
ketenagakerjaan, transmigrasi, dan pengembangan iklim investasi.
Bidang Ketenagakerjaan, Transmigrasi dan Investasi
menyelenggarakan fungsi:
a) penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana
kebijakan dan program pemerintah di bidang ketenagakerjaan,
transmigrasi, dan pengembangan iklim investasi;
b) penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan,
transmigrasi, dan pengembangan iklim investasi;
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 8
c) pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data,
informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan
pemerintah di bidang ketenagakerjaan, transmigrasi, dan
pengembangan iklim investasi, berikut permasalahan yang timbul dan
upaya pemecahannya;
d) pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta penyampaian
analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di
bidang ketenagakerjaan, transmigrasi, dan pengembangan iklim
investasi;
e) pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang
ketenagakerjaan, transmigrasi, dan pengembangan iklim investasi,
baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan
pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-
lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, masyarakat akademisi, media massa, dan kalangan
lainnya yang dianggap perlu.
Bidang Ketenagakerjaan dan Investasi terdiri dari:
a) Subbidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi; dan
b) Subbidang Investasi.
Pejabat/Pegawai pada Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan saat ini berjumlah 14 orang dengan latar belakang
pendidikan sebagaimana dituangkan dalam data pegawai pada tabel di
bawah, yaitu S-2 (4 orang), S-1 (9 orang), dan SLTA (1 orang). Sedangkan
pegawai yang menduduki jabatan struktural berjumlah 10 orang.
Tabel 1.1
Data Pegawai Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan
Pangkat Jabatan Pendidikan Jenis Kelamin
Golongan Jumlah
orang
Nama Jabatan
Jumlah Tingkat Jumlah
orang
Jenis Jumlah
orang
IV-c 1 Asdep 1 S-2 4 L 7
IV-b 2 Kabid 3 S-1 9 P 7
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 9
Pangkat Jabatan Pendidikan Jenis Kelamin
IV-a 1 Kasubbid 6 SLTA 1
III-d 1 Analis 3
III-c 5 Pengolah Data
1
III-a 4
TOTAL 14 14 14 14
C. Gambaran Aspek Strategis (Strategic Issued ) Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan
Setiap organisasi ingin terus berkembang untuk meningkatkan
eksistensinya dalam memenuhi tuntutan lingkungan baik internal maupun
eksternal, sehingga organisasi perlu berupaya menggunakan kemampuan,
mengatasi kelemahan, memanfaatkan peluang dan memperhatikan tantangan
yang kompleks. Guna mengetahui isu-isu penting bagi organisasi, diperlukan
suatu analisis lingkungan strategis dengan menganalisis lingkungan
organisasi yang mencakup lingkungan internal berupa kekuatan dan
kelemahan organisasi, dan lingkungan eksternal berupa peluang dan
tantangan. Kekuatan dan peluang merupakan potensi yang dapat
dikembangkan dalam rangka memperkuat organisasi, sedangkan kelemahan
dan tantangan merupakan permasalahan yang perlu diantisipasi agar
organisasi dapat terus berkembang.
Analisis lingkungan tersebut dilakukan dengan menggunakan Analisis
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang dijelaskan
sebagai berikut:
1. Kekuatan (Strengths)
Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan
mempunyai kekuatan untuk dapat berkembang menjadi organisasi yang
profesional dan handal, yaitu:
a. Visi dan misi organisasi yang jelas;
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 10
b. Tugas dan fungsi yang jelas;
c. Komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh staf untuk mewujudkan
visi dan misi organisasi;
d. SDM yang dapat ditingkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan
pelatihan struktural, teknis, dan fungsional;
e. Terbentuknya payung hukum yang memberi kesempatan bagi Asdep
Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan untuk ikut
serta dalam rapat dan/atau pertemuan dalam rangka memberikan
analisis kebijakan kepada Presiden;
f. Terbentuknya penyelenggaraan Diklat dan terbukanya kesempatan
Diklat yang ditawarkan oleh pihak/lembaga pemerintah terkait baik
dalam negeri maupun luar negeri yang sesuai dengan kebutuhan
pengembangan SDM Sekretariat Kabinet, khususnya Asdep Bidang
Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan;
2. Kelemahan (Weaknesses)
Di samping potensi-potensi yang dimiliki, Asdep Bidang Industri,
UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan perlu mewaspadai kelemahan
yang sampai saat ini masih ada dalam organisasi untuk segera dilakukan
pembenahan. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Hasil pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan dan program
pemerintah di bidang industri, ukm, perdagangan, dan ketenagakerjaan
belum dimanfaatkan secara optimal;
b. Kurang baiknya koordinasi dengan stakeholders terkait;
c. Kualitas (kompetensi) dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kurang optimal.
d. Standar Pelayanan belum memadai dalam menunjang tugas dan fungsi
Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan;
e. Sarana dan prasarana baik kuantitas maupun kualitas belum terpenuhi
sesuai kebutuhan;
f. Sistem Informasi Manajemen untuk mendukung efektifitas dan efisiensi
kegiatan organisasi belum terintegrasi;
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 11
g. Pengendalian internal belum berjalan secara optimal.
3. Peluang Organisasi (Opportunities)
Dinamika lingkungan eksternal yang cepat berkembang
memberikan peluang yang memungkinkan organisasi berkembang untuk
menjadi yang terbaik. Peluang tersebut sebagai berikut:
a. Undang-Undang Pelayanan Publik yang memperkuat landasan
lembaga pemerintahan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi
masyarakat;
b. Komitmen nasional untuk melaksanakan reformasi birokrasi dan
pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
c. Pengembangan dan kemajuan teknologi informasi yang cepat dan
dinamis dalam mendukung pengembangan e-government di setiap
instansi pemerintah;
d. Dukungan kebijakan tentang penerapan tata pemerintahan yang baik
(good governance) di semua lini dan tingkatan pada semua kegiatan;
e. Pengembangan mekanisme dan kesempatan partisipasi masyarakat
dalam aktivitas proses penyelenggaraan atau pengawasan pelayanan
publik;
f. Dukungan kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak dalam hal
ini instansi pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan
dunia usaha.
g. Tuntutan Kementerian/Lembaga yang semakin tinggi terhadap Kinerja
Sekretariat Kabinet, termasuk Kinerja Deputi Bidang Perekonomian.
4. Tantangan Organisasi (Threats)
Di samping peluang yang ada, juga terdapat tantangan perubahan
lingkungan eksternal yang mempengaruhi suatu Organisasi, terutama
apabila organisasi tidak segera memperbaiki diri. Tantangan organisasi
tersebut adalah:
a. Tingkat kepercayaan masyarakat yang masih rendah terhadap birokrasi
Pemerintah;
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 12
b. Kebijakan nasional terkait penghematan anggaran;
c. Praktek KKN yang masih berlangsung;
d. Pemberitaan terkait pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah
yang belum berimbang dan belum objektif;
Berdasarkan hasil analisa tersebut di atas, Asdep Bidang Industri,
UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan menerapkan strategi untuk
mendukung tercapaianya sasaran kinerja dalam melaksanaan tugas dan
fungsinya, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas (kompetensi) dan kuantitas Sumber Daya
Manusia (SDM).;
2. Meningkatkan kualitas koordinasi dengan stakeholders terkait;
3. Mendukung penyempurnaan SOP di Lingkungan Kedeputian
Perekonomian dan Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan
Ketenagakerjaan secara konsisten dan menyeluruh;
4. Mendukung pengembangan tata naskah dan persuratan yang berbasis
TIK di Lingkungan Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan
Ketenagakerjaan;
5. Mengusulkan peningkatan kuantitas dan kualitas, dan mengoptimalkan
sarana dan prasarana pendukung tugas dan fungsi di Lingkungan Asdep
Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan;dan
6. Mengoptimalkan pengawasan internal di Lingkungan Asdep Bidang
Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan.
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 13
Bab 2
______________________ Perencanaan Kinerja Tahun 2014
A. Gambaran Umum Perencanaan Kinerja Tahun 2014
erencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana
kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang
telah ditetapkan dalam rencana stratejik, yang dilaksanakan
oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Dalam rencana
kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator
kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana
kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan
anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya
dalam tahun tertentu. Dokumen rencana kinerja memuat beberapa informasi
tentang: sasaran, program, kegiatan, dan indikator kinerja kegiatan.
Berdasarkan ketentuan Perpres Nomor 29 tahun 2014, sasaran
(target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang
diharapkan dari suatu kegiatan. Dalam hal ini maka penetapan sasaran
diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi
sumber daya yang dimiliki Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan
Ketenagakerjaan, yang perwujudannya dilakukan melalui berbagai program
dan kegiatan.
Sasaran Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan
Ketenagakerjaan Tahun 2014 menggambarkan beberapa hal yang ingin
dicapai pada Tahun 2014 dengan rumusan yang terukur dan spesifik, yang
pencapaiannya dilakukan secara gradual dengan mempertimbangkan
berbagai aspek, khususnya ketersediaan anggaran dan sumber daya
manusianya dan kemungkinan kendala-kendala yang dihadapi. Mengacu
pada sasaran unit kerja Eselon I di atasnya, yaitu sasaran Deputi Bidang
Perekonomian, maka sasaran strategis yang ditetapkan Asdep Bidang
Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan mempresentasikan
tugas dan fungsinya (tusi) yaitu perumusan rencana kebijakan dan program
P
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 14
pemerintah, dan pengamatan, pemantauan, evaluasi, dan analisis atas
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dengan fokus bidang sesuai
nomenklatur unit kerjanya.
Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan
sebagai salah satu unit kerja eselon II dibawah Deputi Bidang Perekonomian
mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan pencapaian dari sasaran
strategis tersebut diatas melalui pencapaian target-target dalam indikator
sasaran strategis, yang diwujudkan melalui pelaksanaan kegiatan yang
direncanakan. Sesuai dengan Renstra Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan, dan Ketenagakerjaan Tahun 2010-2014, pada Tahun 2014
Asisten Deputi Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan
akan menyelenggarakan 1 (satu) kegiatan sebagai wujud pelaksanaan dari
tugas dan fungsi untuk mencapai sasaran yang telah direncanakan.
B. Penetapan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014
Penetapan Kinerja (PK) Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan
dan Ketenagakerjaan merupakan lembar/dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi (Deputi Bidang
Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang
industri, UKM, perdagangan, dan Ketenagakerjaan
SASARAN STRATEGIS
Penyelenggaraan dukungan kebijakan Presiden di bidang industri, UKM, perdagangan, dan ketenagakerjaan
KEGIATAN
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 15
Perekonomian) kepada pimpinan instansi yang lebih rendah (Asdep Bidang
Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan) untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja, yang telah
disepakati bersama. PK Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagkerjaan Tahun 2014, merupakan bentuk komitmen dari Asdep
Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan untuk
mewujudkan capaian kinerja yang telah diamanahkan oleh Pimpinan
sepanjang Tahun 2014, yang disusun berdasarkan dokumen pelaksanaan
anggaran yang telah ditetapkan pada Tahun 2014 (Pagu Definitif).
Adapun tujuan dari disusunnya PK Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014, sebagai berikut:
a. Sebagai wujud nyata komitmen Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangangan dan Ketenagakerjaan untuk meningkatkan integritas,
akuntabilitas, transparansi, dan kinerja pejabat/pegawai utuk mencapai
sasaran yang telah ditargetkan pada Tahun 2014;
b. Menciptakan tolok ukur kinerja Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014, sebagai dasar evaluasi
kinerja untuk perbaikan di masa yang akan datang;
c. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan atas pencapaian tujuan
dan sasaran;
C. Indikator Kinerja Utama Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014
Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan sebuah
organisasi dalam mencapai tujuan atau target yang telah ditetapkan, dengan
kriteria (Perpres Nomor 29 tahun 2014):
a. spesifik (spesific);
b. dapat terukur (measurable);
c. dapat dicapai (attainable);
d. berjangka waktu tertentu (time bound); dan
e. dapat dipantau dan dikumpulkan (trackable).
Berdasarkan kriteria tersebut di atas, Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan dan Ketenagakerjaan telah menyusun indikator dan target
kinerja untuk Tahun 2014. Penetapan indikator dan target tersebut
digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan atas capaian kinerja yang
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 16
telah dicapai oleh Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya selama Tahun
2014. Indikator dan target kinerja yang telah ditetapkan tersebut dituangkan
dalam PK Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan
Tahun 2014.
Tabel 2.1
PK dan IKU Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketengakerjaan
Tahun 2014 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan
Output:
Dokumen analisis kebijakan di bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan
Outcome:
1. Persentase penyelesaian hasil analisis perumusan
rencana kebijakan dan program pemerintah di
bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan
Ketenagakerjaan secara tepat waktu
2. Persentase saran perumusan rencana kebijakan
dan program pemerintah di bidang Industri, UKM,
Perdagangan, dan Ketenagakerjaan yang
ditindaklanjuti
3. Persentase penyelesaian hasil analisis atas
pengamatan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di
bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan
Ketenagakerjaan secara tepat waktu
4. Persentase saran hasil pengamatan, pemantauan,
dan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan dan
program pemrintah di bidang Industri, UKM,
Perdagangan, dan Ketenagakerjaan yang
ditindaklanjuti
97%
97%
97%
97%
Dari tabel di atas dapat dilihat, penekanan indikator kinerja Asdep
Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan adalah “tepat
waktu” dan “ditindaklanjuti”.
1. Indikator Tepat Waktu
Indikator “tepat waktu” menekankan pada proses ketepatan
waktu penyelesaian hasil analisis kebijakan program pemerintah dan
penyelesaian laporan hasil analisis, pengamatan, monitoring dan evaluasi
di bidang industri, UKM, perdagangan dan ketenagakerjaan sesuai dengan
standar hari yang telah ditetapkan dalam Keputusan Sekretaris Kabinet
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 17
Nomor 51 tahun 2012 tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) di
Lingkungan Sekretariat Kabinet RI.
Persentase penyelesaian hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan
program pemerintah di bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan
Ketenagakerjaan secara tepat waktu.
Persentase penyelesaian hasil analisis atas pengamatan dan pemantauan
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang Industri, UKM,
Perdagangan, dan Ketenagakerjaan secara tepat waktu.
Tepat waktu artinya, waktu penyelesaian berkas tersebut sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan dalam SOP. Waktu penyelesaian ini
dihitung berdasarkan berkas masuk ke Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan, dan Ketenagakerjaan sampai dengan berkas tersebut
selesai dianalisis untuk disampaikan kepada Deputi Bidang
Perekonomian. Penghitungan indikator ini menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan: n : jumlah saran kebijakan yang disampaikan
2. Indikator Ditindaklanjuti
Indikator “ditindaklanjuti” menekankan pada pencapaian Outcome,
yaitu substansi saran kebijakan dan laporan yang disampaikan tepat dan
ditindaklanjuti oleh stakeholder terkait. Saran kebijakan dan laporan hasil
hasil analisis, pengamatan, monitoring dan evaluasi di bidang industri,
UKM, perdagangan dan ketenagakerjaan yang ditindaklanjuti
menunjukkan ketepatan saran dan laporan yang diberikan kepada
stakeholder dalam hal ini Deputi Bidang Perekonomian:
(jumlah saran kebijakan yang disampaikan secara tepat waktu ) ___________________________________ x 100%
n
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 18
Persentase saran perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di
bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan yang
ditindaklanjuti.
Persentase saran hasil pengamatan dan pemantauan atas pelaksanaan kebijakan
dan program pemerintah di bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan
Ketenagakerjaan yang ditindaklanjuti.
Pengertian “yang ditindaklanjuti” diukur berdasarkan perhitungan
jumlah rekomendasi saran kebijakan dan laporan hasil analisis,
pengamatan, monitoring dan evaluasi yang disampaikan kepada
stakeholder, ditindaklanjuti untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan (baik dalam bentuk disampaikan kepada
Sekretaris Kabinet atau instansi di luar Sekretariat Kabinet maupun dalam
bentuk arahan/disposisi Deputi Bidang Perekonomian baik lisan maupun
tertulis untuk menindaklanjuti atau memonitor saran dan laporan yang
telah disampaikan). Penghitungan indikator ini menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
n : Jumlah rekomendasi/laporan yang disampaikan
(Jumlah rekomendasi/laporan yang ditindaklanjuti ) _______________________________________ _____ x 100%
n
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 19
Bab 3
____________________________Capaian Kinerja
A. Capaian Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketanagakerjaan Tahun 2014
apaian kinerja diperoleh dari hasil pengukuran kinerja, yang
merupakan proses sistematis untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan menggunakan informasi untuk menentukan
efisiensi dan efektifitas suatu instansi pemerintah dalam melaksanakan
program-programnya sesuai dengan tugas yang diamanatkan kepadanya.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang
(seharusnya) terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran kinerja
harus didasarkan pada satuan indikator kinerja yang telah disepakati dan
ditetapkan pada awal tahun.
Indikator kinerja mengukur ketercapaian tujuan yang telah dirumuskan
dari suatu program/kegiatan yang dilakukan. Bila semua indikator yang telah
ditetapkan berhasil mencapai tingkat yang diinginkan, hal tersebut
menggambarkan kualitas ketercapaian tujuan. Analisis capaian IKU
mengungkapkan keterkaitan capaian IKU dengan capaian sasaran secara
efektif dan efisien yang merupakan perbandingan antara realisasi dengan
rencana tahun bersangkutan. LAKIP harus menyajikan data dan informasi
yang relevan bagi pembuat keputusan agar dapat menginterpretasikan
keberhasilan dan kegagalan secara lebih luas dan mendalam. Oleh karena
itu, perlu dilakukan analisis tentang pencapaian akuntabilitas kinerja secara
keseluruhan yang dijabarkan ke dalam analisis atas capaian IKU dan
capaian kinerja tahun bersangkutan. Analisis tersebut menggunakan kategori
capaian kinerja dengan skala ordinal yang ditetapkan di internal Sekretariat
Kabinet seperti yang digambarkan pada tabel berikut.
C
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 20
Tabel 3.1
Kategori Pencapaian Kinerja
No. Rentang Capaian Kinerja Kategori Capaian Kinerja
1. 2. 3. 4. 5.
> 100 % 85 % - 100 % 70 % - < 85 % 55 % - < 70 %
< 55 %
Memuaskan Sangat Baik
Baik Sedang
Kurang Baik
Pada kurun waktu 1 Januari s/d 31 Desember 2014, Asdep Bidang Industri,
UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan menerima 1.141 berkas masuk, yang
terdiri dari 938 berkas substantif dan 203 berkas administratif. Dari 1.141 surat
tersebut ada beberapa surat masuk dengan perihal yang sama, dikarenakan surat
tersebut ada yang disampaikan langsung kepada Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan dan Ketenagkerjaan atau ditembuskan kepada Deputi Bidang
Perekonomian yang selanjutnya didisposisikan kembali kepada Asdep Bidang
Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan. Berdasarkan petunjuk/disposisi
pimpinan, tidak semua berkas masuk tersebut diproses untuk dibuat sebuah
laporan, karena hanya bersifat pemberitahuan, namun demikian berkas tersebut
dapat digunakan sebagai bahan untuk dipelajari ataupun untuk dimonitor
perkembangannya yang selanjutnya jika ada hal-hal yang signifikan dapat
dilaporkan kepada pimpinan.
Tabel 3.2
Berkas masuk Tahun 2014
Pada Tahun 2014 jumlah dokumen yang disampaikan Asdep Bidang
Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan kepada Pimpinan, baik berupa
penanganan berkas masuk atau penugasan (top down) maupun yang bersifat
inisiatif (bottom up) adalah 208 dokumen baik yang menggunakan anggaran
maupun tidak menggunakan anggaran (ATK index pegawai), yang terdiri dari 36
dokumen perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah dan 172
dokumen pengamatan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan
Berkas Masuk Jumlah dokumen
Substansi 938
Administratif 203
Total 1.141
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 21
program pemerintah. Apabila dibandingkan dengan target output Tahun 2014 (170
dokumen) maka capaiannya adalah 122,35 %.
Tabel 3.3
Capaian Dokumen (Output) Tahun 2014
Output Target pada DIPA (awal)
Target pada DIPA (setelah penghematan)
Capaian Per 31
Desember 2014
Persentase Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)=((4/3)*100%)
Dokumen Hasil Analisis Kebijakan di Bidang industri, UKM, perdagangan
dan ketenagakerjaan
(5020.001)
186 Dokumen
170 Dokumen
208 Dokumen
122,35%
Dalam pengukuran kinerja, metode penghitungannya (jumlah pembanding)
tidak didasarkan pada target dokumen yang telah ditetapkan selama setahun,
namun didasarkan pada semua jumlah ouput yang telah dihasilkan selama Tahun
2014 (208 dokumen) dibandingkan dengan capaian outcome. Target kinerja yang
telah ditetapkan adalah 97%, yang artinya dari 208 dokumen tersebut ditargetkan
97% tepat waktu atau ditindaklanjuti.
Selain digunakan dalam pengukuran kinerja, capaian output yang dihasilkan
Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan telah digunakan
sebagai dasar dalam Penilaian Prestasi Kerja Pegawai tahun 2014. Sesuai dengan
ketentuan Perka Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, dalam melaksanakan penilaian
prestasi kerja, pada tahap awal di Tahun 2014 Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan dan Ketenagakerjaan telah menandatangani Sasaran Kerja Pegawai
(SKP), dengan jumlah output yang diperjanjikan dalam SKP tersebut sesuai dengan
jumlah output yang tertuang dalam RKT dan DIPA Asdep tahun 2014.
Guna memastikan tercapainya target yang telah ditetapkan, Asdep
Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan telah menyusun
Rencana Aksi PK (RA-PK) pada setiap triwulannya. RA-PK berfungsi sebagai
alat monitoring dan evaluasi kinerja (review) setiap (tiga) bulan oleh
inspektorat, sehingga diharapkan pada akhir tahun target yang telah
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 22
ditetapkan dapat dicapai. Kemudian hasil review atas RA-PK oleh inspektorat
tersebut disampaikan kembali ke setiap unit untuk dapat diambil upaya perbaikan,
sehingga pada triwulan berikutnya diharapkan capaian RA-PK dapat lebih optimal.
Berdasarkan hasil review atas RA-PK, Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada khususnya, dan Deputi Bidang
Perekonomian pada umumnya, melakukan upaya perbaikan antara lain:
1. Penelaahan terhadap SOP
Parameter ketepatan waktu pengerjaan suatu output adalah SOP. Untuk itu
dilakukan penelaahan kembali terhadap SOP guna mengetahui permasalahan
yang menyebabkan tidak tepat waktunya pelaksanaan tugas, sehingga
diketahui bahwa terdapat beberapa kondisi yang belum terpenuhi sebagaimana
dipersyaratkan dalam SOP. SOP mensyaratkan bahwa “waktu pengerjaan
dalam SOP merupakan waktu untuk sekali kegiatan, tanpa diselingi pekerjaan
yang lain” dan “waktu tersebut berlaku dalam kondisi seluruh formasi
kepegawaian yang dibutuhkan organisasi telah terpenuhi”. Sementara kondisi
saat ini adalah rata-rata formasi pegawai di lingkungan Deputi Bidang
Perekonomian, terutama analis belum sepenuhnya terisi, dan dalam pengerjaan
suatu tugas masih diselingi oleh tugas lain yang sifatnya lebih urgent.
2. Penyempurnaan mekanisme penghitungan waktu penyelesaian suatu output.
Mengingat terdapat kondisi yang belum dapat dipenuhi untuk diberlakukannya
penghitungan berdasarkan SOP, maka Deputi Bidang Perekonomian
mengambil kebijakan menyempurnakan mekanisme penghitungan waktu
penyelesaian suatu output, yaitu penghitungan waktu pengerjaan dimulai sejak
ketika disposisi turun dari pimpinan sampai dengan ketika draft output pertama
kali naik untuk diperiksa oleh pimpinan (tanpa memperhitungkan waktu
penyempurnaan/revisi draft), sebagai bentuk diskresi atas belum terpenuhinya
kedua kondisi yang dipersyaratkan dalam SOP yang berlaku. Hal tersebut
berlaku untuk semua eselon II di lingkungan Deputi Bidang Perekonomian.
Walaupun demikian, untuk perbaikan ke depan masih perlu dilakukan
penyempurnaan terhadap SOP yang ada mengingat SOP saat ini belum mencakup
penghitungan waktu penyelesaian output ketika terjadi kondisi tugas yang
penyelesaiannya diselingi oleh suatu pekerjaan yang lebih penting (urgent).
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 23
tepat waktu ditindaklanjuti
79,09% 75,23%
100,23% 103,09%
2013
2014
a. Pencapaian persentase penyelesaian hasil analisis perumusan rencana
kebijakan dan program pemerintah di bidang Industri, UKM,
Perdagangan, dan Ketenagakerjaan secara tepat waktu dan Persentase
saran perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang
industri, UKM, perdagangan dan ketenagakerjaan yang ditindaklanjuti
Jumlah ouctome (dokumen yang tepat waktu) yang dihasilkan pada
Tahun 2014 adalah 35 dokumen. Dibandingkan dengan jumlah output yang
dihasilkan pada Tahun 2014 (36 dokumen), realisasinya adalah 97,22%, dan
bila dibandingkan dengan target 97%, capaiannya adalah 100,23%.
Jumlah ouctome (dokumen yang ditindaklanjuti oleh Deputi Bidang
Perekonomian) pada Tahun 2014 adalah 36 dokumen. Dibandingkan
dengan jumlah output yang dihasilkan pada Tahun 2014 (36 dokumen),
realisasinya adalah 100%, dan bila dibandingkan dengan target 97%,
capaiannya adalah 103,09%.
Capaian kinerja pada Tahun 2014 ini, baik dokumen yang tepat waktu
maupun yang ditindaklanjuti apabila dibandingkan dengan Tahun
sebelumnya, masing-masing meningkat sebesar 21,43% dan 27,86%.
Gambar 3.1 Perbandingan Capaian Kinerja Perumusan Rencana Kebijakan dan Program
Pemerintah yang tepat waktu dan Ditindaklanjuti Tahun 2013 dan 2014
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 24
b. Pencapaian persentase penyelesaian hasil analisis atas pengamatan
dan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di
bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan secara tepat
waktu dan Persentase hasil pengamatan dan pemantauan pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah di bidang industri, UKM,
perdagangan dan ketenagakerjaan yang ditindaklanjuti
Jumlah ouctome (dokumen yang tepat waktu) yang dihasilkan pada
Tahun 2014 adalah 167 dokumen. Dibandingkan dengan jumlah output yang
dihasilkan pada Tahun 2014 (172 dokumen), realisasinya adalah 97,09%,
dan bila dibandingkan dengan target 97%, capaiannya adalah 100,10%.
Jumlah ouctome (dokumen yang ditindaklanjuti oleh Deputi Bidang
Perekonomian) pada Tahun 2014 adalah 172 dokumen. Dibandingkan
dengan jumlah output yang dihasilkan pada Tahun 2014 (172 dokumen),
realisasinya adalah 100%, dan bila dibandingkan dengan target 97%,
capaiannya adalah 103,09%.
Capaian kinerja pada Tahun 2014 ini, baik dokumen yang tepat waktu
maupun yang ditindaklanjuti apabila dibandingkan dengan Tahun
sebelumnya, masing-masing meningkat sebesar 26,66% dan 28,69%.
Gambar 3.2 Perbandingan Capaian Kinerja Analisis Atas Pengamatan dan Pemantauan pelaksanaan Kebijakan dan Program Pemerintah Yang Tepat Waktu dan
Ditindaklanjuti Tahun 2013 dan 2014
tepat waktu ditindaklanjuti
73,44% 74,40%
100,10% 103,09%
2013
2014
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 25
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa capaian indikator baik yang tepat
waktu maupun yang ditindaklanjuti pada Tahun 2014 meningkat bila dibandingkan
dengan Tahun 2013. Capaian yang sangat baik tersebut, tidak terlepas dari
komitmen dan semangat kerja yang dilakukan seluruh pejabat/pegawai Asdep
Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan dalam menjalankan tugas
dan fungsi yang telah menjadi kewajibannya, antara lain dengan:
a. Koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak, termasuk dengan K/L terkait;
b. Mempedomani SOP yang telah ditetapkan dalam menyelesaikan surat-surat
yang ditangani;
c. Melakukan monitoring secara berkala atas capaian kinerja yang telah dihasilkan
setiap 3 (tiga) bulan;
d. Mengembangkan Aplikasi untuk monitoring terkait batas waktu penyelesaian
surat masuk berdasarkan SOP (Warning System);
e. Meningkatkan kinerja ketatausahaan dalam pengarsipan dokumen, dengan
mengintegrasikan softcopy arsip dengan pencatatan agenda, guna mendukung
kinerja penyelesaian surat masuk;
Peningkatan capaian kinerja untuk indikator ditindaklanjuti dipengaruhi oleh
perluasan cakupan makna ditindaklanjuti pada Tahun 2014. Semula pada Tahun
2013 pengertian ditindaklanjuti adalah hanya ketika output yang dihasilkan oleh
Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan diteruskan oleh
Deputi Bidang Perekonomian kepada Sekretaris Kabinet/Wakil Sekretaris Kabinet,
atau stakeholders terkait. Sedangkan pada Tahun 2014, pengertian ditindaklanjuti
diperluas sehingga surat/memo yang disampaikan kepada Deputi dan telah
mendapat disposisi Deputi juga dikategorikan sebagai ditindaklanjuti, walaupun tidak
diteruskan kepada Sekretaris Kabinet maupun stakeholders. Perluasan kategori
ditindaklanjuti ini didasarkan pada teori kebijakan publik yang menyatakan bahwa
keputusan Pimpinan untuk “tidak mengambil langkah/tindakan atas output yang
disampaikan”, namun tetap digunakan sebagai bahan masukan bagi Pimpinan
apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Kategori “pengambilan kebijakan sebagaimana
dimaksud dimuka”, yang memperluas makna “ditindaklanjuti” ini tidak berarti akan
menurunkan kualitas dari output yang telah dihasilkan.
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 26
Gambar 3.3 Monitoring Rencana Aksi Penetapan Kinerja Tahun 2014
Gambar 3.4 Warning System waktu penyelesaian surat masuk
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 27
Gambaran Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan Tahun 2014
Capaian kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan merupakan bentuk outcome yang dihasilkan oleh Asdep
Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan guna mendukung
kinerja Deputi Bidang Perekonomian dan Sekretaris Kabinet dalam berbagai
bentuk kegiatan yang menjadi kewenangannya, antara lain:
a. Penyusunan saran dan pendapat atas Pandangan GAKOPTINDO
terhadap Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2013 tentang Penugasan
Kepada Perum BULOG Untuk Pengamanan Harga Dan Penyaluran
Kedelai.
Implementasi Perpres Nomor 32 Tahun 2013, dipandang sebagian
kalangan (Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia/Gakoptindo)
belum dapat berjalan secara efektif, karena peraturan pelaksana dari Perpres
tersebut, yaitu Permendag 51 Tahun 2013 tentang Pencabutan Permendag
Nomor 23/M-DAG/PER/5/2013 dan Peraturan Pelaksananya tidak sejalan
dengan Perpres Nomor 23 Tahun 2013, antara lain terkait penghapusan
ketentuan harga acuan penjualan kedelai di tingkat Pengrajin tahun tempe
(HJP) dan pembebasan impor kedelai oleh importir umum (perubahan dari
importir terdaftar).
Atas hal tersebut, Sekretariat Kabinet telah meneruskan permasalahan
tersebut ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan surat
Nomor:B.390/Seskab/8/2014, tanggal 6 Agustus 2014, dan Kemenko
Perekonomian telah melakukan pertemuan dengan Gakoptindo dengan
kesepakatan agar Gakoptindo menyampaikan permasalahannya secara lebih
detail.
Guna membahas tata niaga kedelai, Sekretaris Kabinet pada tanggal
26 September 2013 juga telah menyelenggarakan rapat koordinasi yang
dihadiri antara lain oleh Perum Bulog, Kementerian Pertanian, dan
Kementerian Perdagangan, dan menghasilkan temuan bahwa terdapat
potensi ketidakselarasan antara kebijakan Menteri Perdagangan terkait
importasi kedelai dan penyerapan kedelai dari petani lokal dengan Perpres
Nomor 32 Tahun 2013. Hasil rapat tersebut selanjutnya dilaporkan oleh
Sekretaris Kabinet kepada Presiden dan menjadi bahasan pokok dan dasar
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 28
putusan dalam Sidang Kabinet untuk kebijakan penyelesaian atas kebijakan
impor dan penyaluran kedelai.
b. Penyusunan saran dan pendapat atas Permohonan Audiensi Koalisi
Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK)
Koordiantor KNPK (A.Zulvan Kurniawan) menyampaikan permohonan
audiensi kepada Presiden guna memberikan pandangan terhadap sejumlah
regulasi tembakau, terutama berkaitan dengan rencana Pemerintah
Indonesia untuk mengaksesi Framework Convention on Tobacco
Control/FCTC (Surat Nomor:IV/009-II/XII/2013, tanggal 18 Desember 2013).
KNPK berpendapat bahwa pengesahan FCTC akan menyebabkan produk
tembakau Indonesia tidak mempunyai daya saing secara ekonomis di tingkat
internasional. Beberapa instrumen pengendalian tembakau yang menyertai
FCTC bukan hanya berdampak pada sektor hilir, namun seluruh pemangku
kepentingan dari hulu sampai hilir akan langsung terkena dampak dari
pengendalian yang diatur dalam FCTC.
Terhadap permohonan audiensi tersebut, Sekretaris Kabinet pada
tanggal 14 Februari 2014 telah beraudiensi dengan KNPK. Sekretaris Kabinet
mengharapkan agar Kementerian Pertanian dapat membuat suatu program
penanaman tembakau Varietas Virginia (untuk memenuhi produksi rokok
mild) dan Na Oogst (untuk keperluan ekspor) dan meminta KNPK untuk
menyampaikan data-data tambahan terkait dengan penolakan rencana
pengesahan FCTC.
KNPK selanjutnya menyampaikan sejumlah data pendukung
penolakan rencana FCTC (surat Nomor: IV/003-II/KNPK/II/2014, tanggal 5
Maret 2014). Hasil audiensi dan data dukung yang disampaikan oleh KNPK
tersebut, selanjutnya diteruskan oleh Sekretaris Kabinet kepada Menteri
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Surat Nomor:B-
202/Seskab/4/2014, tanggal 17 April 2014) agar dapat dilakukan
pengkajian/pembahasan bersama dengan K/L terkait.
c. Penyusunan Rekomendasi Sekretaris Kabinet terhadap Keberadaan
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
Rekomendasi ini merupakan outcome dari rangkaian kegiatan
pemantauan dan penyelenggaraan FGD yang telah dilaksanakan oleh Asdep
Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan ketenagakerjaan pada tahun 2012
dan 2013, yang bertujuan untuk mencari solusi atas permasalahan
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 29
pembentukan BPSK di tiap-tiap Daerah Tk.II sebagaimana amanat Pasal 49
ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang BPSK.
Berdasarkan hasil pemantauan dan pelaksanaan FGD, diketahui
bahwa salah satu hal yang mendesak untuk dilakukan adalah memperbaiki
ketentuan dalam UU Nomor 8 Tahun 1999 dan hukum acara BPSK yang
diatur dalam Kepmenperindag No.350/MPP/Kep/12/2001 tentang
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BPSK, SDM, sarana dan prasarana
serta anggaran. Selain itu, untuk mengatasi masalah anggaran, perlu
dilakukan sosialisasi Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah kepada pemeritnah kabupaten/kota
(khususnya dinas yang membidangi perlindungan konsumen).
Atas dasar tersebut, Sekretaris Kabinet dengan surat Nomor:
B-59/Seskab/1/2014, tanggal 24 Januari 2014 menyampaikan kepada Menteri
Perdagangan untuk melakukan revisi terhadap Undang-Undang Perlindungan
Konsumen dan Kepmeperindag No. 350 Tahun 2011; dan Menteri Dalam
Negeri untuk melakukan sosialisasi Permendag No.13 Tahun 2006 kepada
pemerintah kabupaten/kota.
Gambar 3.5 FGD “BPSK: Peran, Manfaat dan Permasalahannya””
d. Penyampaian Saran dan Pendapat terkait Pemberian Fasilitas
Pembebasan dan/atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan (Tax
Holiday)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal bahwa Pemerintah memberikan fasilitas salah satunya
Tax Holiday kepada penanam modal yang melakukan penanaman modal
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 30
baru. Pemberian Tax Holiday dimaksudkan untuk mendorong investasi dan
memaksimalkan pemanfaatan insentif perpajakan oleh investor.
Sehubungan dengan permohonan Tax Holiday, Asdep Bidang Industri,
UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan telah menganalisa beberapa
permohonan pemberian Tax Holiday antara lain kepada PT. Energi Sejahtera
Mas, PT Unilever Oleochemical dan PT. Petrokimian Butadiene Indonesia.
Terkait dengan surat Menteri Keuangan kepada Presiden Nomor SR-
531/MK.011/2013, tanggal 3 Oktober 2013 perihal pemberian kosultasi atas
pemberian fasilitas pembebasan dan/atau pengurangan pajak penghasilan
badan (Tax Holiday) bagi PT. Energi Sejahtera Mas, Presiden memberikan
disposisi, yang intinya ”jika membawa manfaat bagi Negara dan sesuai
ketentuan perundang-undangan apa yang dilakukan Menteri Keuangan
Benar dan tempuh dan lalui prosedur dan mekanisme yang akuntabel”.
Disposisi ini ditindaklanjuti oleh Sekretaris Kabinet dengan meneruskan
kepada Menteri Keuangan dengan surat Nomor: B-50/Seskab/1/2014,
tanggal 24 Januari 2014.
e. Pemantauan dan Evaluasi Serta Penyampaian Analisis Atas
Pelaksanaan Kebijakan dan Program Pemerintah di Bidang Industri,
UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan
Pada tahun 2014, Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan mengadakan kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap
kebijakan dan program pemerintah di bidang ketenagakerjaan dan bidang
industri di 8 (delapan) daerah, yaitu: Lampung, Bengkulu, Surabaya,
Semarang, Nusa Tenggara Barat, DI Yogyakarta, Kendari dan Padang,
dengan tema:
1. Daya saing produk UMKM dalam rangka menghadapi MEA Tahun
2015.
Pemantauan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana daya
saing yang dimiliki oleh produk UMKM, hambatan dan tantangan dari
pengembangan UMKM di daerah, serta hal-hal apa yang masih perlu
diakukan dalam rangka menghadapi MEA 2015. Selain itu pemantauan
ini juga untuk mengetahui perkembangan pencapaian target Program
Pemberdayaan Koperasi dan UKM, yang tertuang dalam Peraturan
Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang dan Menengah Nasional Tahun 2010-2014.
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 31
Dari hasil pemantauan diketahui beberapa permasalahan yang
dihadapi oleh UMKM di daerah, antara lain tidak ada jaminan
kontinyuitas produksi dan kemampuan dalam memenuhi permintaan
buyers ekspor, kurangnya kesadaran pelaku UMKM akan pentingnya
HAKI dan sertifikasi halal; rendahnya pengetahuan akan prosedur
ekspor; rendahnya kemampuan mengakses permodalan; dan lemahnya
pendataan UMKM di daerah, terutama terkait ekspor.
Terkait permasalahan tersebut, Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan dan Keteangakerjaan menyampaikan beberapa hal yang
masih perlu dilakukan oleh pemerintah pusat, yaitu:
a) Mengoptimalkan kembali program Aku Cinta Indonesia (ACI) dan
program Seratus Persen Cinta Indonesia yang dicanangkan pada
tahun 2009 dengan mensosialisasikannya secara masif kepada seluruh
elemen masyarakat dan memasukkannya dalam kurikulum pendidikan
dasar dan menengah;
b) Penguatan kembali metode pengembangan UMKM melalui
sentralisasi/klusterisasi, sebagai pelaksanaan amanat PP Nomor 17
Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang Undang Nomor 20 Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
c) Simplifikasi proses pengurusan HAKI dan pembebasan biaya
pengurusan sertifikasi bagi industri mikro dan kecil;
d) Penguatan pendataan terkait UMKM, baik jenis produksi, unit usaha,
tenaga kerja, investasinya, pangsa pasar, dll.
2. Peran Balai Latihan Kerja Dalam Menciptakan Daya Saing Tenaga
Kerja Indonesia untuk menghadapi MEA Tahun 2015.
Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran
BLK dalam menciptakan daya saing Tenaga Kerja Indonesia, peluang,
tantangan dan kendala dalam menghadapi MEA 2015. Selain itu,
pemantauan ini juga untuk mengetahui sejauhmana perkembangan dalam
pencapaian target yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah
Nasional Tahun 2010-2014.
Beberapa permasalahan utama yang dihadapi BLK yang
dijadikan sampel, antara lain:
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 32
a) Jumlah tenaga instruktur BLK masih kurang memadai, baik dari segi
kualitas maupun kuantitas karena belum sebanding dengan paket
pelatihan (kejuruan) yang diajarkan. Selain itu, jumlah tenaga
instruktur sebagian besar belum memiliki sertifikasi kompetensi dan
sebagian besar memasuki usia pensiun;
b) Infrastruktur dan fasilitas pelatihan belum optimal, metode pelatihan
kurang memadai, belum semua BLK menerapkan sertifikasi uji
kompetensi yang diselenggarakan oleh BNSP/LSP; dan belum
semua BLK mempunyai tempat uji kompetensi pada setiap
kejuruan;
c) minimnya anggaran yang diberikan Pemerintah Daerah kepada BLK
Semenjak berlakunya Otonomi Daerah, yang implikasinya beberapa
kegiatan untuk penguatan dan operasional BLK (pengelolaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan) di daerah kurang optimal.
Terkait permasalahan tersebut, Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan dan Ketenagakerjaan menyampaikan beberapa hal yang
masih perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat,
yaitu:
a) Komitmen dan peranan Pemerintah Daerah sangat penting dalam
mendukung keberadaan, tugas, dan fungsi BLK (pengelolaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan BLK). Pasca pelaksanaan
Otonomi Daerah, maka seluruh BLK menjadi kewenangan
sepenuhnya Pemerintah Daerah termasuk penganggaran untuk
operasional BLK. Untuk itu, peran Pemerintah Daerah menjadi
sangat vital bagi keberadaan, tugas, dan fungsi (pengelolaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan) BLK;
b) Pemerintah Pusat (Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi)
diharapkan dapat membantu BLK, baik dalam pembinaan, bantuan
peralatan pelatihan, dan pemberian diklat sertifikasi kepada tenaga
instruktur yang belum mengikuti pelatihan berbasis kompetensi,
peningkatan skill tenaga instruktur, dan penambahan tenaga
instruktur.
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 33
Gambar 3.6
Kunjungan Ke Lab Praktikum di BLK Kota Bengkulu
f. Penyusunan “Panduan Penyelenggaraan Pemantauan dan Evaluasi
Kebijakan dan Program Pemerintah Bidang Perekonomian”, yang
ditetapkan dengan Surat Edaran Deputi Bidang Perekonomian Nomor
SE.06/Ekon/IX/2014, tanggal 4 September 2014. Asdep Bidang Industri,
UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan menyusun panduan tersebut
dalam rangka memberikan keseragaman langkah-langkah pelaksanaan
pemantauan pada seluruh Asdep di lingkungan Deputi Bidang
Perekonomian. Dengan adanya guide line/prosedur pemantauan yang jelas
diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil analisis kebijakan pemerintah
di Deputi Bidang Perekonomian pada khususnya, dan Sekretariat Kabinet
pada umumnya.
Gambar 2.3
Coffee Morning “Penyusunan Panduan Penyelenggaraan Pemantauan dan
Evaluasi Kebijakan dan Program Pemerintah Bidang Perekonomian, tanggal 29 Agustus 2014”
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 34
B. Realisasi Anggaran
Kuntabilitas keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban
lembaga publik untuk menggunakan dana publik secara
ekonomis, efesien dan efektif, tidak ada pemborosan dan
kebocoran dana, serta korupsi. Oleh karena itu, fokus
pengukuran pada fungsi dan kegiatan pada suatu unit organisasi yakni setiap
kegiatan yang ada harus dapat diukur kinerjanya dan setiap penggunaan
anggaran untuk membiayai kegiatan tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan.
Sesuai dengan prinsip akuntabilitas keuangan, bahwa penggunaan
anggaran harus dilakukan secara efesien dan efektif. Efesien artinya apabila
output yang dihasilkan lebih besar dari input yang sama, atau output yang
dihasilkan tetap sama walau input lebih sedikit. Sementara efektivitas dilihat
dari pemanfaatan anggaran mampu menghasilkan capain sasaran
(Outcome) sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Guna dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya, Asdep Bidang
Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan dalam melaksanakan
kegiatannya berpedoman pada prinsip-prinsip akuntabilitas kinerja,
sebagaimana tercermin pada uraian berikut.
Pada Tahun 2014 Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan mendapatkan pagu awal sebesar Rp. 750.000.000,- (tujuh
ratus lima puluh juta rupiah). Namun dalam rangka pengendalian dan
pengamanan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2014 berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun
2014 tentang Langkah-Langkah Penghematan Dan Pemotongan Belanja
Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014, Sekretariat Kabinet melakukan
identifikasi secara mandiri (self blocking) dan memastikan anggarannya
tidak dicairkan terhadap program/kegiatan di dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2014, yang akan dihemat.
Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan melakukan
penghematan sebesar Rp. 129.455.000,- (seratus dua puluh sembilan juta
empat ratus lima puluh lima ribu rupiah) atau sebesar 17,26%, sehingga pagu
A
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 35
86,00%
88,00%
90,00%
92,00%
94,00%
96,00%
Persentase Realisasi
89,61%
94,09%
2013
2014
pada Tahun 2014 menjadi Rp. 620.545.000,- (enam ratus dua puluh juta lima
ratus empat puluh lima ribu rupiah). Penghematan ini dilakukan pada
beberapa kegiatan antara lain dengan mengurangi kegiatan perjalanan dinas,
tidak menyelenggarakan kegiatan di hotel dan FGD yang sebelumnya
direncanakan diselenggarakan pada tahun 2014 ini, namun pokok materi
yang rencananya akan dibahas dalam kegiatan tersebut tetap didiskusikan
dan dikoordinasikan dengan K/L terkait.
Dari total pagu setelah self blocking tersebut, realisasi anggaran yang
dicapai dalam pelaksanaan Tusi dari Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan dan Ketenagakerjaan adalah sebesar Rp. 583.932.008,- (lima
ratus delapan puluh tiga juta sembilan ratus tiga puluh dua ribu delapan
rupiah) atau 94,10%.
Tabel 3.4
Realisasi Anggaran Tahun 2014
TUSI PAGU REALISASI
PERSENTASE (Rp) (RP)
TUSI 1 47.170.000 46.678.400 98,95%
TUSI 2 92.081.000 89.250.100 96,92%
TUSI 3 2.640.000 1.980.000 75,00%
TUSI 4 172.437.000 152.099.000 88,20%
TUSI 5 235.241.000 226.445.308 96,26%
TUSI 6 70.976.000 67.479.200 95,07%
TOTAL 620.545.000 583.932.008 94,10%
Realisasi anggaran pada tahun 2014 ini meningkat 4,49% dari realisasi
anggaran tahun sebelumnya (Pagu anggaran Tahun 2013 adalah Rp.
719.067.000,-, dengan realisasi Rp. 579.732.503,- (89,61%)).
Gambar 3.4 Realisasi Anggaran dan Perbandingan Anggaran Tahun 2013 dan 2014
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 36
Penghematan Dana dan Efesiensi Penggunaan Anggaran
Rumus untuk menghitung besarnya penghematan dana dan efesiensi penggunaan
anggaran adalah sebagai berikut:
Dari target output yang telah ditetapkan pada Tahun 2014, realisasinya adalah
208 dokumen (122,38%) dengan realisasi anggaran sebesar Rp 583.932.008,-
(94,10%). Dengan demikian telah dilakukan penghematan dana sebesar Rp.
36.612.992,- (5,90%). Untuk menghasilkan 1 (satu) output dibutuhkan dana rata-rata
sebesar Rp 2.807.365,-, lebih rendah dari anggaran rata-rata per output yang
direncanakan sebesar Rp 3.650.265,-, dengan demikian dapat dicapai efesiensi
sebesar Rp. 842.900,- per output atau sebesar 23,09%. Untuk lebih jelasnya efesiensi
penggunaan anggaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.5
Akuntabilitas Keuangan
Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan
Tahun 2014
% capaian output
Output Uraian Satuan Target Realisasi
122,38% Dokumen Hasil Analisis Kebijakan di bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan
Output Dokumen 170 Dokumen 208 Dokumen
Input Rupiah 620.545.000 583.932.008
input rata-rata per output
Rupiah 3.650.265 2.807.365
penghematan dana 36.612.992 5,90%
Efesiensi per output 842.900 23,09%
Penghematan Dana = Target Dana-Realisasi Dana
%Penghematan Dana = 𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐃𝐚𝐧𝐚−𝐑𝐞𝐚𝐥𝐢𝐬𝐚𝐬𝐢 𝐃𝐚𝐧𝐚
𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐃𝐚𝐧𝐚𝐱 𝟏𝟎𝟎%
= 𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐢𝐧𝐩𝐮𝐭 𝐫𝐚𝐭𝐚−𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐫 𝐨𝐮𝐭𝐩𝐮𝐭−𝐫𝐞𝐚𝐥𝐢𝐬𝐚𝐬𝐢 𝐢𝐧𝐩𝐮𝐭 𝐫𝐚𝐭𝐚−𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐫 𝐨𝐮𝐭𝐩𝐮𝐭
𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝒊𝒏𝒑𝒖𝒕 𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒓 𝒐𝒖𝒕𝒑𝒖𝒓𝐱 𝟏𝟎𝟎%
Efesiensi Penggunaan anggaran
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Tahun 2014 37
Bab 4
_______________________________ Penutup
Laporan Kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan Tahun 2014 disusun sebagai wujud pelaksanaan akuntabilitas kinerja
Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan guna
mempertanggungjawabkan pencapaian misi dan tujuan instansi pemerintah, serta dalam
rangka mewujudkan good governance seperti yang diamanatkan oleh Peraturan
Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang SAKIP.
Pada Tahun 2014 capaian kinerja Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan
dan Ketenagakerjaan meningkat bila dibandingkan pada Tahun 2013, dengan rata-rata
pencapaian masuk kategori “Memuaskan”. Namun demikian dalam menjalankan tugas
dan fungsinya, Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan ketenagakerjaan tidak
terlepas dari permasalahan yang ada antara lain baik dari aspek eksternal seperti
koordinasi dengan K/L terkait dan keuangan maupun aspek internal seperti Sumber
Daya Manusia (SDM), yang dapat mempengaruhi proses penyelesaian tugas sehari-
hari. Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi, Asdep Bidang Industri, UKM,
Perdagangan dan Ketenagakerjaan berupaya meningkatkan kinerja dengan melakukan
penyempurnaan/peningkatan atas aspek-aspek dimaksud baik berupa usulan kepada
unit-unit kerja terkait maupun dengan melaksanakan sendiri kegiatan perbaikannya di
lingkungan Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan. Dengan
upaya ini Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan berharap
dalam memberikan rekomendasi kebijakan kepada stakeholder terkait dapat lebih baik.