depresi pada kondisi medik umum

27
DEPRESI PADA KONDISI MEDIS UMUM

Upload: sya-kila

Post on 24-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

power point

TRANSCRIPT

Page 1: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

DEPRESI PADA KONDISI MEDIS UMUM

Page 2: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

• Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala kiniks yang manifestasinya bisa berbeda pada masing-masing individu.

• Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)- IV merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk menegakkan diagnosis depresi.

Page 3: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

Gejala dan Tanda Depresi• Gambaran Emosi

- Mood depresi, sedih atau murung- Iritabilitas, ansietas- Ikatan emosi berkurang- Menarik diri dari hubungan interpersonal- Preokupasi dengan kematian- Ide-ide bunuh diri atau bunuh diri

• Gambaran kognitif- Mengeritik diri sendiri, perasaan tak berharga, rasa bersalah- Pesimis, tak ada harapan, putus asa- Bingung, konsentrasi buruk- Tak pasti, dan ragu-ragu- Berbagai obsesi- Keluhan somatik- Gangguan memori- Ide-ide mirip waham

Page 4: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

• Gambaran Vegetatif- Lesu dan tak ada tenaga- tak bisa tidur/banyak tidur- Tak mau makan/banyak makan- Penurunan berat badan/penambahan berat badan- Libido terganggu- Variasi diurnal terganggu

• Psikomotor- Retardasi psikomotor- Agitasi psikomotor- Tidak atau lambat bergerak- Wajah sedih dan selalu berlinang air mata- Kulit dan mulut kering- Konstipasi

Page 5: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

Klasifikasi Depresi Menurut DSM-IV

1. Gangguan Depresi Mayor-Unipolar• Gangguan depresi mayor mempunyai gambaran klinik

depresi yang tanda-tanda, jumlah gejala-gejalanya, serta derajat depresinya lebih berat atau serius bila dibandingkan dengan depresi minor

• Manifestasi klinisnya sangat bervariasi yaitu mulai dari sangat retardasi dan sangat menarik diri sampai iritabel dan agitasi

• Dapat terjadi pada semua stadium umur (rata-rata onset akhir 20-an; 10% terjadi setelah umur 60) dengan sebagian besar kasus adalah pada usia dewasa.

Page 6: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

2. Gangguan Bipolara. Gangguan Bipolar I

- Dahulu disebut sebagai manik-depresif psikosis- depresi yang terjadi biasanya berat tetapi kadang-kadang dapat terlihat sebagai sindroma depresif ringan- Gangguan bipolar dengan siklus cepat terjadi dengan jarak serangan bisa berbulan-bulan atau bertahun-tahun atau dari hari kehari dan minggu ke minggu

b. Gangguan Bipolar II- Terjadi bila pasien yang sebelumnya mengalami depresi minor dan episode hipomania, tetapi tidak pernah mencapai sampai benar-benar manik

Page 7: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

3. Gangguan Distimik- ditandai dengan adanya penurunan mood dan atau anhedonia kronik tanpa ciri psikotik.- Pasien merasa sedih, susah masuk tidur, dan merasa lebih baik pada pagi hari (khas) dan sangat sedih pada sore dan malam hari, dan tidak terlihat gejala-gejala psikotik.- faktor predisposisi nya bisa kehilangan yang berat saat kanak-kanak; baru saja mengalami kehilangan; stresor kronik; kerentanan psikiatrik

Page 8: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

4. Gangguan siklotimik- memperlihatkan keadaan depresi berat dengan hipomania, terpisah atau bercamur, terus-menerus, atau hilang-timbul, berlangsung paling sedikit 2 tahun.- gangguan ini biasanya mulai pada usia 20-an dengan riwayat keluarga mengalami gangguan afektif mayor dan bentuk-bentuk gangguan kronik lain yang mengganggu hubungan interpersonal.

Page 9: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

5. Gangguan Penyesuaian dengan MOOD depresi- Terjadi pada individu yang sebelumnya berfungsi baik- Depresi terjadi segera setelah seseorang mengalami stresor kehidupan bermakna bagi individu tersebut dan stresor dapat di identifikasi- Depresi biasa sembuh setelah stresor tersebut hilang- Bila perasaan cemas muncul menyertai depresi, pasien dinyatakan mengalami Gangguan penyesuaian dengan gabungan ansietas dan mood depresi

Page 10: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

6. Berkabung atau kehilangan- Berkabung adalah perasan disforik yang mendalam setelah kehilangan atau trauma berat dan dapat menimbulkan sindrom depresi tetai dengan berjalannya waktu, gejala-gejala depresi dapat hilang- Proses ini dapat berlangsung berminggu-minggu

Page 11: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

7. Depresi pasca persalinan- merupakan depresi yang biasanya terjadi dalam 1-4 minggu setelah melahirkan- Sering terjadi ketika melahirkan anak kedua dan ketiga- Depresi pasca persalinan memerlukan terapi, karena bila ditatalaksanai kondisi tidak akan berlangsung lama (menjadi menahun) dan dapat memberat.- dampak depresi ini yaitu terhadap perkembangan fungsi kognitif dan afektif serta kepribadian sang anak

Page 12: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

8. Gangguan depresi menurut musim- Ditandai dengan terjadinya depresi mayor dengan pola sesuai musim (musiman)- gejala depresi muncul setiap musim gugur/musim dingin dan kembali normal (atau bahkan hipomania) pada musim semi atau panas- berupa gambaran depresi “atipik” (banyak tidur, banyak makan, berat badan meningkat)- diberikan terapi cahaya buatan (terang) 2-6 jam perhari dan respon didapat setelah 2-3 hari

Page 13: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

9. Gangguan Depresi akibat Kondisi Medik Umum- Tumor; terutama tumor otak dan paru, kanker pankreas- Infeksi; influenza mononukleusis, sindrom ‘keletihan flu’ , dan hepatitis- Gangguan endokrin; Sindrom Cushing, hipotiroid, gejala yang berhubungan dengan kadar serum kalsium, diabetes, dan Sindrom Turner- Darah; anemia (terutama anemia pernisiosa)- Nutrisi dan elektrolit; pelagra, hiponatrium, hipokalemia, hiperkalsemia- dll; penyakit parkinson, trauma kepala, stroke, terutama lobus frontal, awal penyakit Hungtington, sindrom prahaid, menopause (hilang dengan pemberian estrogen)

Page 14: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

10. Gangguan Depresi akibat Zat- Kemungkinan terjadinya gejala-gejala mood akibat penggunaan zat serta keberanekaragaman bentuk gejala yang ditimbulkannya tidak hanya bergantung dari jenis obat, tetapi juga dosis, dan durasi penggunaan zat serta apakah pasien dalam keadaan intoksikasi atau putus zat, faktor-faktor individual yang ada pada diri pasien.- Zat-zat yang disalahgunakan yaitu, alkohol, sedatif-hipnotik, opioid dan PCP.- Medikasi yaitu oral kontrasepsi, kortikosteroid, resrpin, alfa metildopa, guanetidin, levodopa, indometasin, benzodiazepin, opiat, simetidin, propanolol, antikolinesterase, putus amfetamin. Lain-lain yaitu keracunan logam berat

Page 15: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

• Depresi Pasca Stroke (DPS)– Gangguan depresi merupakan ganggguan emosi

yang paling sering dikaitkan dengan stroke.– Sekitar 50% pasien yang memenuhi kriteria

diagnostik untuk DSP melaporkan adanya kesedihan, kecemasan, ketegangan, kehilangan minat, terbangun dini hari, hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan, sulit konsentrasi dan berpikir, serta pikiran-pikiran tentang kematian.

Page 16: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

• Prevalensi- Sekitar 26% pasien pasca stroke menderita depresi mayor dan 20% depresi tipe distimik. Sekitar 4-50% pasien dapat terjadi depresi dalam beberapa bulan pertama setelah stroke- Dua faktor yang telah diidentifikasi yang dapat mempengaruhi perjalanan alamiah DPS yaitu:1. Terapi dengan antidepresan 2. Lokasi lesi- Durasi untuk depresi mayor adalah 1 tahun, sedangkan untuk depresi minor sekitar 2

tahun• Lesi Korteks dan Subkorteks

Perbedaan yang signifikan terdapat antara lesi di hemisfer kiri dengan lesi di hemisfer kanan yaitu prevalensi depresi lebih tiggi pada pasien stroke dengan lesi di hemisfer kiri daripada hemisfer kanan. Depresi akan lebih berat bila lesi dekat ke kutub frontal.

Page 17: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

• Hubungan Dengan Hendaya (Impairment) Fisik– Hendaya fungsi dapat menimbulkan depresi dan

depresi dapat pula mempengaruhi beratnya fungsi sehari-hari

Page 18: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

• Teori Psikobiologik:1. Teori psikoanalitik2. Teori kognitifMenyebutkan suatu “tri tunggal kognitif” tentang distorsi persepsi

yaitu:a. Interpretasi negatif seseorang tentang pengalaman hidupnyab. Mnyebabkandevaluasi dirinyac. Yang akhirnya menyebabkan depresi

3. Teori biologik4. Teori neurofisiologik

Terdapat hipo-metabolisme otak di lobus frontal atau menyeluruh pada depresi atau beberpa abnormalitas fundamental sirkardian ritmik pada pasien-pasien depresi.

Page 19: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

• Pemeriksaan Biologik DepresiAda beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan

prognosis depresi:– Dexamethasonesuppressiontest (DST) Hasil tes positif bila tidak terjadi penekanan

plasma kortisol 6-24 jam setelah menggunakan dexamethasone oral.– peningkatan kortisol serum (30% pasien depresi mengalami hipertropi adrenal).– Pemeriksaan MHPG; terdapat penurunan MHPG (3-methoxy)-4-

hydroxyphenylene-glycolurin, suatu hasil katabolisme metanorepinefrin) dan 5-HIAA cairan serebrospinal (CSS) yaitu suatu metabolit serotonin pada penderita depresi

– Uji Stimulasi TSH (TSH turun dan tidak ada respons, dan GH terhadap TRH eksogen, menunjukkan depresi unipolar)

– Rekaman tidur, terdapat gangguan pola tidur: Latensi REM memendek– Waktu antara masuk tidur dengan mulai tidur REM (suatu indikator palng baik)– Uji tantangan stimulansia (beberapa pasien depresi membaik untuk sementara

bila diberi 10 mg amfetamin)

Page 20: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

• Tatalaksana DepresiSemua pasien depresi harus mesti mendapatkan psikoterapi dan beberapa memerlukan tambahan terapi fisik

• PsikoterapiPsikoterapi yaitu terapi yang digunakan untuk menghilangkan keluhan-keluhan dan mencegah kambuhnya gangguan psikologik atau pola perilaku maladaptif.

• Terapi Kognitif- Depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan memberikan pengalaman-pengalaman tenttang kesuksesan.- Terapi ini bertujuan untuk menghilangkan gejala depresi melaui usaha yang sistematis yaitu mengubah cara pikir maladaptif dan automatik pada pasien-pasien deprsei.- Dari perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikiran-pikiran negatif dan harapan-harapan negatif.

Page 21: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

Terapi ini berlangsung lebih kurang 12-16 sesi. Ada tiga fase yaitu:1. Fase awal (sesi 1-4); membentuk hubungan terapeutik dengan

pasien. Mengajarkan pasien tentang bentuk kognitif yang salah dan pengaruhnya terhadap emosi dan fisik. Mengajarkan pasien untuk mengevaluasi pikiran –pikirannya yang automatis

2. Fase pertengahan (sesi 5-12); mengubah secara berangsur-angsur kepercayaan yang salah. Pasien diminta mempraktikkan keterampilan berespons terhadap hal-hal yang depresogenik dan odifikasinya.

3. Fase akhir (sesi 13-16) menyiapkan pasien untuk terminasi dan memprediksi situasi berisiko tiggi yang relevan untuk terjadinya kekambuhan dan pembelajaran melalui tugas-tugas terapi sendiri.

Page 22: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

• Terapi Perilaku- Intervensi perilaku terutama efektif untuk pasien yang menarik diri dari sosial dan bersifat atau berperilaku anhedonia.- Tujuan terapi perilaku adalah meningkatkan aktivitas pasien, mengikutkan pasien dalam tugas-tugas yang dapat meningkatkan perasaan yang menyenangkan- Fase awal; pasien diminta untuk memantau aktivitas mereka, menilai derajat kesulitan aktivitasnya, kepuasannya terhadap aktivitasnya. Pasien diminta untuk melakukan sejumlah aktivitas yang menyenangkan.- Fase akhir; fokus berpindah ke latihan menngontrol diri dan pemecahan masalah.

Page 23: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

• Psikoterapi suportif- Memberikan kehangatan, empati pengertian dan

optimisme. Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan emosinya dan bantu untuk ventilasi. Mengidentifikasi faktor-faktor presipitasi dan membantu mengoreksi.

- Temu pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali per minggu) dan secara teratur, tetapi jangan sampai tidak berakhir atau selamanya .

Page 24: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

• Psikoterapi psikodinamikDasar terapi ini adalah teori psikodinamik yaitu bahwa kerentanan psikologik terjadi akibat konflik perkembangan yang tak selesai atau terhambatnya perkembangan relasi-obyek sejak masa dini atau tidak utuhnya perkembangan self seseorang.

• Terapi KelompokAda beberapa keuntungan terapi kelompok

1. Biaya lebih murah2. Ada sigmatisasi dalam diri orang lain dengan problem yanng sama3. Memberikan kesempatan untuk memainkan peran dan mempraktikan

keterampilan perilaku interpersonal yang baru4. Membantu pasien dalam mengaplikasikan keterampilan baru

-Terapi kelompok sangat efektif untuk terapi jangka pendek pasien rawat jalan. Ia juga lebih efektif untuk depresi ringan.

Page 25: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

• Terapi Perkawinan- Perbaikan hubungan perkawinan merupakan hal penting dalam terapi ini.

• Deprivasi tidur Parsial - Bangun mulai di pertengahan malam dan tetap jaga sampai malam berikutnya. Dapat membantu mengurangi gejala-gajala depresi mayor untuk sementara

Page 26: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

• Terapi BiologikSebagian besar penderita depresi membutuhkan antidepresan (70-80% pasien

berespon terhadap antidepresan)Mulailah dengan SSRI atau salah satu antidepresan terbaru. Bila tak berhasil,

pertimbangkan antidepresan trisiklik atau MAOI (terutama pada depresi “atipikal” atau kombinasi beberapa obat yang efektif bila obat pertama tidak berhasil. Harus hati-hati dengan efek smping dan harus sadar bahwa antidepresan “dapat” mempredipitasi episode manik pada beberapa pasien bipolar.

Setelah sembuh dari episode depresi pertama. Obat dipertahankan untuk beberapa bulan, kemudian diturunkan.

– Lithium: bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi unipolar.

– Antikovulsan: terlihat juga sama baiknya denga lithium untuk mengobati kondisi akut , meskipun kurang efektif untuk pemeliharaan.

Page 27: Depresi Pada Kondisi Medik Umum

• Terapi Kejang Listrik (TKL); TKL mungkin merupakan terapi pilihan bila :

a. Obat tak berhasilb. Kondisi pasien menuntut remisi segera (misalnya;

bunuh diri yang akut)c. Pada beberapa depresi psikotik d. Pada pasien yang tak dapat mentoleransi obat

(misalnya pasien tua yang berpenyakit jantung )Latihan Fisik; lari dan renang dapat memperbaiki

depresi