departemen ilmu kesehatan mata fakultas...

12
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG Sari Kepustakaan : Komplikasi Noninfeksi Penggunaan Lensa Kontak Penyaji : Resky Maynora Pembimbing : Dr. Karmlita Satari, dr., SpM(K) Telah diperiksa dan disetujui oleh: Pembimbing Unit Refraksi, Low Vision dan Lensa Kontak Dr. Karmlita Satari, dr., SpM(K) Senin, 16 Januari 2017 Pukul 07.00 WIB

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · 2020. 2. 14. · Salah satu enzim proteolitik atau bahan kimia yang digunakan

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG Sari Kepustakaan : Komplikasi Noninfeksi Penggunaan Lensa Kontak

Penyaji : Resky Maynora

Pembimbing : Dr. Karmlita Satari, dr., SpM(K)

Telah diperiksa dan disetujui oleh: Pembimbing Unit Refraksi, Low Vision dan Lensa Kontak

Dr. Karmlita Satari, dr., SpM(K)

Senin, 16 Januari 2017

Pukul 07.00 WIB

Page 2: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · 2020. 2. 14. · Salah satu enzim proteolitik atau bahan kimia yang digunakan

1

I.Pendahuluan

Lensakontakadalahsejenisalatoptikyangmemilikiukurankelengkungan

yangdigunakandiataspermukaankornea.Lensakontakmerupakansalahsatu

alat efektif yang digunakan untukmengoreksi kelainan refraksi selain dengan

menggunakan kacamata. Selain untuk mengoreksi kelainan refraksi, lensa

kontakjugadigunakanuntukterapidankosmetik.1,2

Penggunaan lensa kontak pertama kali didokumentasikan pada tahun 1880-an.

Lensa ini terbuat dari kaca, berukuran lebar dan meluas sampai ke sclera. Lensa

kornea diperkenalkan pada tahun 1940. Lensa ini terbuat dari plastik,

polymethylmethacrylate (PMMA), dan menjadi pilihan alternatif yang populer

sebagai pengganti kacamata untuk mengoreksi kelainan refraksi. Lensa Soft hydrogel

pertama kali diperkenalkan di Amerika pada tahun 1950, sejak saat ini penggunaan

lensa kontak menyebar luas. 2,3

Lensa kontak menurut bahannya terbagi menjadi lensa kontak keras, rigid gas

permeable (RGP), dan lensa kontak lunak. Lensa kontak memberikan banyak

keuntungan maupun kerugian. Penggunaan lensa kontak dapat menimbulkan berbagai

komplikasi pada mata mulai dari ringan hingga berat, akibat infeksi maupun

noninfeksi. Sari pustaka ini akan membahas tentang komplikasi noninfeksi terkait

penggunaan lensa kontak. 1,2,3

II. Indikasi dan Kontraindikasi Lensa Kontak

Sebelum menggunakan lensa kontak, pasien perlu dilakukan pemeriksaan.

Kondisi mata yang harus diperhatikan adalah infeksi kelopak mata, konjungtivitis,

katarak, glaukoma, mata kering, riwayat trauma dan riwayat operasi mata. Kondisi

yang dapat mempengaruhi penggunaan lensa kontak adalah alergi, diabetes melitus,

hamil, menopause serta penggunaan obat-obat tertentu yang dapat menurunkan

produksi air mata. 1-4

Page 3: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · 2020. 2. 14. · Salah satu enzim proteolitik atau bahan kimia yang digunakan

2

Indikasi lensa kontak meliputi gangguan refraksi, keratokonus, afakia pasca

keratoplasti, dan beberapa penyakit khusus pada segmen anterior. Penderita dengan

jaringan parut di kornea atau iris dapat menggunakan lensa kontak prostetik untuk

menyamarkan kelainan warna mata. 1-4

Kontraindikasi penggunaan lensa kontak terdiri iritasi kronis dari kelopak,

konjungtiva, atau kornea, malformasi dari segmen anterior, tidak adanya lakrimasi,

ketidakmampuan untuk mematuhi lensa regimen kebersihan, kesulitan dalam lensa

penanganan, penggunaan jangka panjang obat mata.1-4

III. Pemeriksaan Berkala Pengguna Lensa Kontak

Prosedur fitting lensa kontak dianggap lengkap setelah seorang pasien baru sudah

mengikuti kunjungan berkala pertama mereka dan lensa dianggap berhasil.

Kunjungan pertama biasanya dilakukan pada minggu ke 2-3 setelah penggunaan

lensa kontak untuk menilai keberhasilan dan mendeteksi adanya komplikasi. 1,2,3

Gejala komplikasi awal yang harus diwaspadai diantaranya rasa tidak nyaman di

mata, pengeluaran air mata atau kotoran mata yang berlebihan, mata merah, bengkak,

atau nyeri, silau berlebihan saat melihat cahaya, rasa gatal atau seperti terbakar,

pandangan kabur. Jika terdapat salah satu gejala tersebut, segera lepaskan lensa

kontak dan periksa mata ke dokter. Pengguna lensa kontak extended wear dianjurkan

untuk memeriksa gejala di atas secara berkala setiap pagi sedangkan untuk pengguna

lensa kontak harian diperiksa disore hari setelah beberapa jam penggunaan lensa

kontak.1,2, 5,6

IV. Komplikasi

Pemakaian lensa kontak menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis pada

kornea. Kerusakan epitel, stroma, dan endotel serta gangguan pada permukaan okular

bisa terjadi melalui mekanisme infeksi maupun noninfeksi. Komplikasi yang muncul

bisa dari ringan sehingga ke parah. Gejala awal yang sering dijumpai adalah mata

Page 4: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · 2020. 2. 14. · Salah satu enzim proteolitik atau bahan kimia yang digunakan

3

merah, tight lens syndrome, hipoksia maupun inflamasi. Adapun komplikasi

noninfeksi penggunaan kontak lensa akan dijelaskan lebih lanjut. 6, 7

4.1 Hipoksia

Lensa kontak terbuat dari polimer sintetis yang dikenakan pada permukaan

kornea. Penggunaan lensa kontak mengurangi transpor oksigen sehingga dapat

mempengaruhi fisiologis dan metabolik sel kornea. Hipoksia merupakan komplikasi

umum dari penggunaan lensa kontak. 1,2, 8, 9

Gambar 4.1: neovascularisasi kornea, hipoksia kronis

Dikutip dari: Roth HW4

Penggunaan lensa kontak yang terlalu lama dapat mengakibatkan edema epitel

sentral. Umumnya disebabkan penggunaan lensa kontak keras. Hipoksia berat akan

menyebabkan kematian sel-sel epitel dan deskuamasi. Stress fisiologis yang

disebabkan hipoksia dengan gangguan metabolisme karbondioksida serta akumulasi

laktat dapat memperberat kondisi kerusakan jaringan. Pengguna merasa tidak

nyaman, penurunan penglihatan temporer terjadi beberapa jam setelah penggunaan

lensa kontak, dan fotopobia. Pasien disarankan untuk menghentikan penggunaan

lensa kontak atau mengganti dengan jenis lain misalnta dengan lensa kontak silicone

hydrogel.1-4, 7,8,10

Page 5: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · 2020. 2. 14. · Salah satu enzim proteolitik atau bahan kimia yang digunakan

4

Gambar 4.2: Edema epetilial sentral setelah beberapa jam penggunaan lensa kontak keras

Dikutip dari : Roth HW4

Neovaskularisasi jaringan terutama disepanjang limbus superior merupakan

gejala lain yang disebabkan hipoksia kornea kronis. Jika neovaskularisasi luas, dapat

menyebabkan jaringan parut kornea dan deposisi lipid atau perdarahan intrakorneal.

Mengurangi waktu penggunaan lensa kontak perhari atau mengganti dengan jenis

lensa kontak sekali pakai dapat mencegah perkembangan lebih lanjut. 1, 4, 7, 10

4.2 Toksisitas

Variasi larutan lensa kontak dapat menimbulkan toksik atau reaksi imun

superfisial. Injeksi konjungtiva, pewarnaan epitel, epithelial keratopati pungtata,

erosi, mikrokista, dan defisiensi stem sel limbal merupakan tanda-tanda potensi

toksisitas konjungtiva atau kornea yang timbul dari larutan lensa kontak. 1, 4, 9-11

Salah satu enzim proteolitik atau bahan kimia yang digunakan untuk

membersihkan lensa kontak atau pengawet yang terkandung dalam larutan lensa

kontak bisa menjadi penyebab reaksi toksik. Larutan pembersih seperti benzalkonium

klorida, chlorhexdine, hidrogen peroksida, dan zat lain yang digunakan untuk

sterilisasi kimia, dapat menyebabkan epiteliopati hebat disertai nyeri. 1, 4, 9

Page 6: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · 2020. 2. 14. · Salah satu enzim proteolitik atau bahan kimia yang digunakan

5

Gambar 4.3: Kerusakan kornea akibat toksik Dikutip dari: Roth HW4

Saat ditemukan reaksi tersebut diatas, maka penggunaan lensa kontak harus

segera dihentikan. Penggunaan lensa kontak dapat dilanjutkan kembali apabila gejala

sudah mereda dan larutan lensa kontak diganti dengan regimen yang berbeda

misalnya dengan larutan yang mengandung cromolyn sodium atau nandrolone. 1, 4, 9

4.3 Trauma mekanik

Iritasi mekanik jangka panjang oleh lensa kontak menyebabkan perubahan

struktur kelopak mata dan kornea. Ptosis dapat timbul akibat adanya massa pada

lensa, jaringan parut, dan jaringan fibrosa di kelopak mata. Lensa kontak yang

menempel pada kornea mata juga akan membentuk jaringan serta kontraksi pada

jaringan kelopak mata yang mengakibatkan retraksi pada kelopak mata. 1, 2, 4, 7, 12

Gambar 4.4: A) corneal staining di jam 3 dan jam 9. B) kornea desikasi perifer

Dikutip dari: AAO1

Page 7: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · 2020. 2. 14. · Salah satu enzim proteolitik atau bahan kimia yang digunakan

6

Perubahan terhadap struktur kelopak mata juga terjadi pada kelenjar meibomian.

Kelenjar meibomian menghasilkan lapisan lemak yang berfungsi menghambat

penguapan lapisan air mata sehingga kelembaban permukaan mata terjaga. Gangguan

fungsi kelenjar meibomian menyebabkan film air mata cepat menguap. Lensa kontak

menurunkan sensitivitas permukaan mata sehingga refleks produksi film air mata

menurun. Peningkatan penguapan disertai penurunan produksi dan kualitas film air

mata menyebabkan sebagian besar (50-75%) pengguna lensa kontak mengalami mata

kering. Respons berkedip yang buruk atau lensa yang tidak pas menyebabkan

pewarnaan kornea pada arah jam 3 dan 9 bersamaan dengan hiperemia intrapalpebra.

Keluhan utama adalah rasa seperti terbakar, iritasi, rasa kering atau pandangan kabur

setelah menggunakan lensa kontak selama beberapa saat. Pasien dapat diberikan air

mata buatan untuk penyembuhan. 2,4,5,7,10,11

Gambar 4.5: Derajat pewarnaan kornea dan konjungtiva.

Dikutip dari: Keir N15

Lensa kontak juga dapat menggesek kornea dan menekan epitel kornea setiap

mengedipkan mata sepanjang hari. Trauma kornea persisten disebabkan fitting lensa

kontak yang tidak pasdapat menyebabkan perubahan kornea, mulai keratopati

pungtata ringan yang terkait dengan contact lens-assosiated acute red eye (CLARE)

seagai akibat dari abrasi kornea. Jika tidak dikenali dan diobati akan mengakibatkan

Page 8: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · 2020. 2. 14. · Salah satu enzim proteolitik atau bahan kimia yang digunakan

7

stres pada epitel yang kronis. Trauma mekasnis pada kornea ini ditatalaksana dengan

pemberian antibiotik untuk mencegah resiko infeksi pasca trauma. Pengikisan

permukaan kornea (corneal warpage) akibat lensa kontak ini juga dapat merubah

kontur permukaan kornea sehingga menyebabkan astigmatisma ireguler yang dapat

dikoreksi dengan kacamata atau jenis lensa kontak yang berbeda. 4,5,10,12

Gambar 4.6: Contact lens acute red eye

Dikutip dari: Roth HW4

4.4 Inflamasi

Inflamasi adalah respon nonspesifik efisien terhadap cidera, infeksi, proses

autoimun atau kondisi idiopatik. Sistem kekebalan tubuh melepaskan histamin dan

mediator kimia lainnya untuk mengatasi masalah dan mengembalikan sistem normal.

Tanda-tanda klasik dari peradangan meliputi kemerahan, bengkak, panas dan nyeri,

begitu juga dengan peradangan pada mata. Beberapa peradangan pada mata yang

disebabkan penggunaan lensa kontak diantaranya contact lens-induced

keratoconjunctivitis, reaksi alergi dan Giant papillary conjunctivitis.1,4,7

Contact lens-induced keratoconjunctivitis merupakan suatu reaksi imun pada

konjungtiva perifer. Manifestasi klinisnya adalah penebalan konjungtiva, eritema, dan

timbul berbagai warna pada konjungtiva bulbaris superior. Sel epitelium keratinisasi

akan berisi banyak sel-sel goblet yang diinvasi oleh neutrofil. Akibatnya akan terasa

seperti ada benda asing, fotofobia, berair, rasa terbakar, gatal, dan penurunan tajam

penglihatan. 1,2,4,7

Page 9: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · 2020. 2. 14. · Salah satu enzim proteolitik atau bahan kimia yang digunakan

8

Pemakaian lensa harus segera dihentikan apabila ditemukan gejala tersebut

diatas, mata diberikan pelembab mata hingga gejala membaik. Pasien bisa diberikan

lensa dengan desain yang berbeda atau polimer untuk mengurangi kemungkinan

iritasi mekanik dan meningkatkan suplai oksigen terutama ke limbus superior. 1,2,4,7

Reaksi alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe IV yang merupakan

reaksi alergi dermatitis kontak akibat dari zat-zat kimia host yang didapati dari

larutan lensa kontak. Manifestasi klinisnya adalah rasa gatal yang diikuti dengan

adanya injeksi, rasa terbakar, merah, berair, secret mukoid, dan kemosis. Sebagai

tambahan kelopak mata bisa menimbulkan edema dan eritema. 3,4,7,10

Gambar 4.7: Giant papillary conjunctivitis Dikutip dari: Keir N15

Giant papillary conjunctivitis (GPC) adalah komplikasi yang tersering timbul

akibat penggunaan soft lens. Ini timbul akibat salah satu dari 3 faktor yaitu

peningkatan frekuensi pemakaian lensa, penurunan lama pemakaian lensa kontak,

perubahan larutan pembersih. Lensa RGP mudah berpindah dari kornea ke forniks

atas. Jika tidak dapat dideteksi, maka lensa akan mengikis forniks melewati

konjungtiva dan membawanya ke dalam jaringan yang lembut di kelopak mata, dan

akan menimbulkan gejala yang relatif asimptomatik. Jaringan yang disekitar lensa

kontak akan mengalami iritasi dan inflamasi, dan menimbulkan abses yang steril.

Lensa yang dianggap sebagai benda asing akan terbentuk jaringan granulasi disekitar

lensa, dan membungkusnya seperti bentuk kista. Rata-rata 1-3% pengguna lensa

kontak akan mendapatkan simptom GPC yang kompleks, terdiri dari injeksi

Page 10: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · 2020. 2. 14. · Salah satu enzim proteolitik atau bahan kimia yang digunakan

9

konjungtiva, sekret mukoid, gatal, debris pada tear film, lapisan lensa, pandangan

kabur, dan pergerakan lensa yang berlebihan. Pengguna harus mengurangi waktu

pemakaian dan menggunakan mast cell stabilizer. 1,2,4,7,9

Infiltrat steril secara tipikal terlihat pada bagian perifer kornea. Penggunaan lensa

kontak akan menginduksi terjadinya keratitis steril, dengan onset adanya infiltrat pada

stroma anterior atau leukosit polimorfonuklear di subepitel dan sel mononuklear di

perifer kornea secara tiba-tiba. Berdiameter 0,1-2 mm, tunggal atau berkelompok,

dengan bentuk bulat, oval, dan menempel pada sel epitel yang menyebabkan

kerusakan epitel. Manifestasi klinisnya adalah nyeri ringan, inflamasi pada bilik

depan mata yang minim, kerusakan epitel, kemudian terbentuk ulkus. 1,4,7

4.5 Mata Kering

Sindroma mata kering adalah suatu gangguan permukaan mata yang ditandai

dengan ketidakstabilan produksi dan fungsi dari lapisan air mata. Sindroma mata

kering ini dapat diesebabkan banyak hal salah satunya karena penggunaan lensa

kontak yang kita kenal dengan contact lens induce dry eye (CLID). Gejala dimulai

dari mata terasa panas, kering, terasa seperti kemasukan benda asing, berpasir, berair,

dan merah. 1, 4, 6, 7,13

Gambar 4.8: sindroma mata merah degan pewarnaan rose Bengal. Dikutip dari : Roth HW4

Evaluasi mata kering harus menjadi bagian dari prefitting lensa kontak. Fitting

lensa kontak yang benar harus memperhatikan kenyamanan dan memungkinkan

pertukaran cairan dan oksigen di bawah lensa kontak untuk membersihkan kotoran

Page 11: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · 2020. 2. 14. · Salah satu enzim proteolitik atau bahan kimia yang digunakan

10

dan penghantaran oksigen. Pasien dengan mata kering sebaiknya tidak diberikan

lensa kontak atau dapat menggunakan lensa kontak dengan kelembaban yang lebih

baik. 1, 4, 6, 7,13

Penatalaksanaan mata kering disesuaikan dengan gejala yang ditunjukkan.. Lendir

yang telah terakumulasi dalam semalam saat tidur dibersihkan dengan larutan

hipoosmolar pada pagi hari. Pemberian tetes mata dikombinasikan dengan

phospholipid-liposome eye spray dilaporkan memberikan hasil yang baik. Pasien juga

disarankan untuk mengganti lensa kontak misalnya dengan menggunakan lensa

kontak hydrogel.1, 4, 6, 7,13

V. Simpulan

Lensa kontak merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengoreksi

kelainan refraksi selain kaca mata. Selain untuk mengoreksi kelainan refraksi, lensa

kontak juga digunakan sebagai terapi dan kosmetik. Penggunaan lensa kontak dapat

menimbulkan berbagai komplikasi pada mata mulai dari ringan hingga berat, akibat

infeksi maupun noninfeksi. Komplikasi noninfeksi memliputi beberapa kategori

yakni hipoksia, toksisitas, mekanik, inflamasi dan dry eye terkait penggunaan lensa

kontak, yang mana penatalaksaan setiap komplikasi ini dibedakan dengan

penatalaksanaan komplikasi infeksius dari penggunaan lensa kontak sesuai dengan

mekanisme penyebabnya.

Page 12: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · 2020. 2. 14. · Salah satu enzim proteolitik atau bahan kimia yang digunakan

11

DAFTARPUSTAKA

1. American Academy of Ophthalmology. Basic and Clinical course section 3 : Clinical optics. San Fransisco. The Foundation of American Academy Ophthalmology: 2014.

2. Beljan J1, Beljan K, Beljan Z. Complications caused by contact lens wearing. Coll Antropol: 2013;37 (Suppl 1): Hal 179-87.

3. Bennett ES, Henry VA. Clinical Manual of Contact Lens. Edisi ke-3. Philadelpia. Lippincott Williams & Wilkins; 2009.

4. Roth HW. Contact Lens Complication. New York, NY. Thieme: 2003. 5. Gasson A, Morris J. The Contact Lens Manual, A Practical Guide to Fitting.

Edisi ke-3. Edinburgh. Butterworth Heinemann: 2003. 6. Flynn LS, Ahearn DG, Barr J, Benjamin W, Kiang T, Nicholas JJ, Schein OD

et al. History evolution and evolving standards of contact lens care. Cont Lens Anterior Eye. 2013:6 (Suppl 1): Hal 4-8.

7. Mannis MJ, Zadnik K. Contact Lens in Ophthalmic Practice. New York. Springer; 2004.

8. Boyd K. Proper Care of Contact Lenses. American Academy of Ophthalmology. Mar, 01: 2016.

9. Anne E. Fung, MD, Deborah S. Jacobs, MD, and Bruce H. Koffler, MD. Contact Lenses: When a Solution is The Problem. American Academy of Ophthalmology. August: 2012. Diunduh dari : https://www.aao.org/eyenet/article/contact-lenses-when-solution-is-problem

10. Weissman BA, Barr JT, Harris MG, McMahon T, Rah M, Secor GB, et al. Optometric clinical practice guideline Care of the contact Lens Patient. Edisi ke 2. St. Louis, USA: American Optometric Association: 2006.

11. Young G, Canavan K, Jones S, Hunt C. Predisposing factors for solution-induced corneal staining. Optom Vis Sci. 2012:89(11): Hal 1582-9

12. Patrão LF, Canedo AL, Azevedo JL, Correa R, Ambrósio R Jr. Differentiation of mild keratoconus from corneal warpage according to topographic inferior steepening based on corneal tomography data. Arq Bras Oftalmol. Jul-Aug. 2016.:79(4). Hal 264-7.

13. Khaireddin R. Contact lens associated dry eye. Current study results and practical implementation. Jun:2013. 110(6): Hal 511-4. doi: 10.1007/s00347-013-2864-4