dental acrilic resin

9
DENTAL ACRYLIC RESIN A. PENGERTIAN RESIN Resin merupakan substansi organik padat atau setengah padat yang dikeluarkan oleh tanaman atau serangga yang makan tanaman, atau dihasilkan secara sintesis. Substansi ini tidak larut dalam air, tetapi sebagian besar larut dalam alkohol atau eter. (Kamus Saku Kedokteran Dorland) B. DENTAL RESIN Dalam bidang Kedokteran Gigi, resin sintesis sangat banyak digunakan. Baik sebagai bahan cetak elastomer, untuk mengembalikan kehilangan gigi atau memperbaiki struktur gigi yang hilang, dan sebagai basis gigi tiruan, ataupun pembuatan gigi artificial. Kelebihan dari resin adalah karena mudah dibentuk atau dicetak, bersifat plastic, warna dan sifat-sifat optikalnya sangat bagus sehingga restorasi dapat lolos dari pengamatan. C. JENIS-JENIS DENTAL RESIN I. Resin Modified Glass Elastomer II. Resin Cements III. Resin Akrilik (Dental Material at a Glance) D. SIFAT FISIK RESIN BASIS PROTESA 1. Pengerutan Polimerisasi Ketika monomer methy metaakrilat terpolimerisasi untuk membentuk PMMA kepadatan

Upload: mnur-ashra

Post on 28-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dental resin

TRANSCRIPT

Page 1: Dental Acrilic Resin

DENTAL ACRYLIC RESIN

A. PENGERTIAN RESIN

Resin merupakan substansi organik padat atau setengah padat yang dikeluarkan

oleh tanaman atau serangga yang makan tanaman, atau dihasilkan secara sintesis.

Substansi ini tidak larut dalam air, tetapi sebagian besar larut dalam alkohol atau eter.

(Kamus Saku Kedokteran Dorland)

B. DENTAL RESIN

Dalam bidang Kedokteran Gigi, resin sintesis sangat banyak digunakan. Baik

sebagai bahan cetak elastomer, untuk mengembalikan kehilangan gigi atau

memperbaiki struktur gigi yang hilang, dan sebagai basis gigi tiruan, ataupun

pembuatan gigi artificial. Kelebihan dari resin adalah karena mudah dibentuk atau

dicetak, bersifat plastic, warna dan sifat-sifat optikalnya sangat bagus sehingga

restorasi dapat lolos dari pengamatan.

C. JENIS-JENIS DENTAL RESIN

I. Resin Modified Glass Elastomer

II. Resin Cements

III. Resin Akrilik

(Dental Material at a Glance)

D. SIFAT FISIK RESIN BASIS PROTESA

1. Pengerutan Polimerisasi

Ketika monomer methy metaakrilat terpolimerisasi untuk membentuk

PMMA kepadatan massa berubah dari 0,94 menjadi 1,19 g / cm2

akibatnya menghasilkan pengerutan. Perubahan kepadatan ini

menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21 %. Bila resin

konvesensional yang diaktifkan panas diaduk dengan rasio bubuk

berbanding cairan sesuai anjuran, sekita 1/3 dari massa hasil adalah

cairan. Akibatnya, pengerutan polumetrik yang ditunjukkan oleh massa

terpolimerisasi harus sekitar 7 %. Persentase ini sesuai dengan nilai

yang diamati dalam penelitian laboratorium dan klinis.

2. Porositas

Page 2: Dental Acrilic Resin

Adanya gelembung permukaan dan dibawah permukaan dapat

mempengaruhi sifat fisik, estetika, dan kebersihan basis protesa.

Porositas cenderung terjadi pada bagian basis protesa yang lebih tebal.

Porositas tersebut akibat dari pennguapan monomer yang tidak

bereaksi serta polimer berberat molekul rendah, bila temperatur resin

mencapai atau melebihi titik didih bahan tersebut. namun, polimerisasi

jenis ini tidak terjadi sesepanjang segmen resin yang terkena.

Pororsitas juga dapat disebabkan dari pengadukan yang tidak tepat

antara komponen bubuk dan cairan. Timbulnya porositas dapat

diminimalkan dengan menjamin homogenitas resin yang sebesar

mungkin. Penggunaan rasio polimer berbanding monomer yang tepat

serta procedure pengadukan yang terkontrol dengan baik membantu

keadaan ini. porositas juga dapat disebabkan karena tekanan atau tidak

cukupnya bahan dalam rongga kuvet selama polimerisasi. Gelembung

udara akibat kekurang yang terjadi tidak berbentuk bola melainkan

berbentuk tidak teratur.

3. Penyerapan air

Poly (methyl metaakrilat) penyerapan air relatife sedikit ketika

ditempatkan pada lingkungan basah. Namun, air yang terserap ini

menimbulkan efek yang nyata pada sifat mekanis dan dimensi polimer.

Poly (methyl metaakrilat) memiliki nilai penyerapan air sebesar 0,69

mg/cm2 . meskipun jumlah ini mungkin nampak kecil, dapat menimbulkan

efek nyata pada dimensi basis protesa yang terpolimerisasi. Diperkirakan

bahwa setiap s1 % peningkatan berat disebabkan karena penyerapan air,

resin akrilik mengalami ekspansi linear sebesar 0,23 %

4. Kelarutan

Meskipun resin basis protesa larut dalam berbagai pelarut dan

sejumlah kecil monomer dilepaskan, resin basis umumnya tadk larut

dalam cairan yang ditemukan dalam rongga mulut

5. Tekanan waktu pemrosesan

Kapanpun perubahan dimensi alamiah terhalang, bahan yang

bersangkutan mengandung tekanan. Bila tekanan dilepaskan, dapat

terjadi distorsi atau kerusakan bahan. Prinsip ini mempunyai pengaruh

Page 3: Dental Acrilic Resin

penting dalam pembuatan basis protesa, karena tekanan akan timbul

selam pembuatan protesa.

6. Crazing

Meskipun perubahan dimensi mungkin terjadi selama relaksasi tekanan

perubahan ini umumnya tidak menyebabkan kesulita klinis.

Sebaliknya, relaksasi tekanan mungkin menimbulkan sedikit goresan

permukaan yang dapat berdampak negatif terhadapa estetika dan sifat

fisik dari suatu proetas, terbentuknya goresan ataau retakan mnikro ini

dinamakan crazing.

7. Kekuatan

Kekuatan dari resin basis protesa bergantung pada beberapa faktor.

Faktor – faktor ini termasuk komposisi resin, teknik pembuatan dan

kondisi yang ada dalam lingkungan rongga mulut.

8. Creep

Resin protesa menunjukkan sifat fisko elastis. Dengan kata lain, bahan

ini bertindak sebagai benda padat yang bersifat karet. Bila suatu resin

basis protesa dipaparkan terhadap beban yang ditahan. Bahan

menunjukkan defleksi atau deformasi awal. Bila beban ini tidak

dilepaskan, reformasi tambahan mungkin terjadi dengan berlalunya

waktu. tambahan reformasi ini, diistilahkan dengan creep

9. Sifat lain

Kekuatan benturan charpy untuk protesa resin yang diaktifkan dengan

panas berkisar dari 0,98 – 1,27 J, sedangkan untuk resin yang diaktifasi

ini adalah lebih rendah 0,78 J

E. RESIN AKRILIK

Jenis resin yang paling banyak digunakan dalam bidang kedokteran gigi adalah

resin akrilik (metakrilat), Khususnya metilmetakrilat. Polimer metakkrilat sangat

popular dalm kedokteran gigi karena bahan tersebut ekonomis dan dapat diproses

dengan mudah, menggunakan teknik yang relative sederhana. Polimer tersebut

mewakili kelompok polimer utama yang mampu memberikan sifat dan karakteristik

penting yang dibutuhkan untuk digunakan dalam rongga mulut. (Buku Ajar Ilmu

Bahan Kedokteran Gigi : Philips)

Page 4: Dental Acrilic Resin

Resin akrilik adalah suatu polimer yang berbentuk bubuk dan monomer yang

berbentuk cair. Penggunaannya adalah dengan mencampur kedua kemasan tersebut

sampai didapatkan massa yang plastis agar dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan.

Bahan ini dalam bidang kedokteran gigi digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan

yang paling banyak dipakai dewasa ini.

Resin akrilik memiliki sifat-sifat yang penting untuk dipelajari dan diperhatikan

agar dapat melakukan manipulasi dengan baik dan benar.

E. JENIS-JENIS RESIN AKRILIK

1. Heat Cured Acrylic

Merupakan salah satu jenis resin yang polimerisasinya menggunakan

pemanasan secara konvensional. Komposisinya adalah :

Powder :

Polymethyl metahaccrylate

Benzoil peroxide, sebagai inisiator norganic pigment untuk memberikan

warna yang menyerupai mukosa mulut, titanium dioxide untuk

mencegah warna yang terlalu transparan, coloured fibers untuk

memberikan kesan pembuluh darah

1. Liquid :

Mehydroquinone sebagai inhibitor mencegah polimerisasi selama

penyimpanan, glycol dimetacrylate sebagai agent cross linking.

2. Light cured Acrylic

3. Self cured Acrylic

F. PERSYARATAN RESIN AKRILIK

1. Pertimbangan biologis, resin harus tidak memiliki rasa, tidak berbau, tidak

toksik, dan tidak mengiritasi jaringan mulut.

2. Sifat fisik, resin harus memiliki kekuasaan dan kepegasan serta tahan terhadap

tekanan gigit atau pengunyahan.

3. Sifat estetik, bahan resin harus menunjukkan transparansi yang cukup

sehingga cocok dengan penampilan jaringan mulut.

Page 5: Dental Acrilic Resin

4. Karakteristik penanganan, bahan tidak boleh menghasilkan uap atau debu

toksik selama penanganan dan manipulasi.

5. Pertimbangan ekonomis, biaya resin dan metode pemrosesannya haruslah

rendah, dan proses tersebut tidak memerlukan peralatan kompleks serta mahal

6. Penampilan metakrilat keseluruhan. (

G. TAHAP-TAHAP POLIMERISASI

Ketika polimer dan monomer diaduk dengan perbandingan yang sesuai,

dihasilkan massa yang dapat diproses. Massa yang dihasilkan melalui 5 tahap yang

berbed, yaitu :

1. Sandy Stage

Tahap ini disebut juga dengan tahap berpasir. Pada tahap ini ada sedikit atau

bahkan tidak ada interaksi pada tingkat molekuler. Butir - butir polimer tetap tidak

berubah, dan konsistensi adukan dapat digambarkan sebagai “kasar” atau “berbutir” .

2. Stringy Stage

Selama tahap ini monomer menyerang permukaan masing-masing butiran

polimer. Beberapa rantai polimer terdispersi dalam monomer cair. Rantai-rantai

polimer ini melepaskan jalinan ikatan sehingga meningkatkan kekentalan adukan.

Tahap ini mempunyai cirri berbenang atau lengket. Bila bahan disentuh atau ditarik.

3. Dough stage

Pada tahap ini, massa menyerupai adonan. Pada tingkat molekul, jumlah rantai

polimer yang memasuki larutan meningkat. Jadi, dibentuk sebuah larutan monomer

dan polimer terlarut. Sejumlah besar polimer, tidak larut juga tetap ada. Secara klinis,

massa bersifat seperti suatu adonan yang dapat dibentuk. Adukan tersebut tidak lagi

seperti benang dan tidak melekat pada permukaan cawan atau spatula pengaduk.

Karakteristik fisik dan kimia yang terlihat selama fase selanjutnya dari tahap ini

adalah ideal untuk molding tekanan. Karena itu, bahan harus dimasukkan kedalam

mold selama fase berikutnya setelah tahap adonan.

4. Rubbery stage

Setelah tahap adonan, adukan memasuki tahap karet atau elastic. Monomer

dihabiskan dengan penguapan dan dengan penebusan lebih jauh kedalam butuir-butir

polimer yang tersisa. Secara klinis, massa memantul bila ditekan atau diregangkan.

Page 6: Dental Acrilic Resin

Karena massa tidak lagi mengalir bebas, mengikuti bentuk wadahnya, bahan ini tidak

dapat dibentuk dengan teknik kompresi konpensional.

5. Hard/rigid stage

Bila dibiarkan selama periode tertentu adukan menjadi keras. Ini disebabkan karena

penguapan monomer bebas. Secara klinis, adukan Nampak amat kering dan tahan

terhadap deformasi mekanik.