demplot bioto

14
(Kasus Penyuluhan melalui Kegiatan Demplot Penggunaan Bioto Di Salatiga, Jombang, Subang, Klaten) Oleh : Tim Pengembangan Bioto Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui Kegiatan demplot Bioto dan dampak y ditimbulkannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ; untuk daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Pengambilan Responden dil dengan menggunakan survey sampel pada seluruh petani yang ikut serta dalam kegiata dem plot Bioto di kabupaten Jombang, Salatiga, Klaten dan Subang. Data yang dikump yaitu data primer dan data sekunder. Model analisis data digunakan analisis deskri analisis finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan dem plot komoditi padi di Kabupaten Jombang, Salatiga, Klaten, Pekalongan dan Subang cukup berhasil baik dit dari segi produktifitas, segi ekonomi maupun dampak transfer tehnologinya, hal ini dari hasil Hasil Ubinan yang jumlahrata-rata ubinan adalah 5,65 Kg, dibanding dengan sistem tanam biasa (tanpa pupuk organik Bioto) yang ada diluar Dem Area kenaikannya adalah 0,8 Kg. Estimasi riil hasil dalam Dem plot akan mengalami kenaikan sekitar Dari hasil analisa usaha tani, pertambahan keuntungan petani Dem plot sangat signifikan yaitu Rp 3,065,000,- dengan pendapatan petani Dem plot per Ha adalah Rp 3.715.125, sedangkan pendapatan sebelum/diluar Dem Area Rp 649.250,- -------------------- Kata Kunci: Peningkatan Produksi Pangan Nasional, Dem Plot, Bioto PENDAHULUAN Petani, yang telah diklaim sebagai kaum yang terpinggirkan sudah sepantasnya me posisi yang sejajar dengan pihak-pihak lain dalam mendapatkan hak-haknya sebagai manu Sebagian mereka diidentikkan oleh sebagian yang lain dengan keadaan ekonomi yang terbelakang, pendidikan dan wawasan yang rendah. Ketertinggalan dalam akses akan dan teknologi “seakan-akan” telah membawa mereka ke dalam posisi terpinggirk Keadaan ini semakin diperparah dengan beberapa hal sebagai berikut: 1. Seringnya terjadi bencana alam terutama banjir yang menyebabkan ribuan hektar s mengalami puso. 2. Terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan beberapa tahun terakhir iniyang mengakibatkan kekeringan terutama di lahan dengan tipologi tadah hujan. 3. Jaringan irigasi yang ada belum dapat mensuplai kebutuhan air secara optimal. 4. Serangan hama pada tanaman padi juga berpotensi dapat mengurangi hasil panen ba dapat mengakibatkan gagal panen. 5. Mahalnya harga pupuk dan kelangkaan ketersediaannya di pasaran. 6. Penyempitan lahan / areal tanam yang banyak terkonversi menjadi areal i atau perumahan. 7. Kebijakan Pemerintah yang belum berpihak pada petani. 1

Upload: titi-permata-sari

Post on 21-Jul-2015

165 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TANI MELALUI PERTANIAN ORGANIK DALAM UPAYA MENDUKUNG KEAMANAN PANGAN NASIONAL(Kasus Penyuluhan melalui Kegiatan Demplot Penggunaan Bioto Di Salatiga, Jombang, Subang, Klaten) Oleh : Tim Pengembangan Bioto Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui Kegiatan demplot Bioto dan dampak yang ditimbulkannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ; untuk penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Pengambilan Responden dilakukan dengan menggunakan survey sampel pada seluruh petani yang ikut serta dalam kegiatan dem plot Bioto di kabupaten Jombang, Salatiga, Klaten dan Subang. Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Model analisis data digunakan analisis deskriptif dan analisis finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan dem plot komoditi padi di Kabupaten Jombang, Salatiga, Klaten, Pekalongan dan Subang cukup berhasil baik ditinjau dari segi produktifitas, segi ekonomi maupun dampak transfer tehnologinya, hal ini terlihat dari hasil Hasil Ubinan yang jumlah rata-rata ubinan adalah 5,65 Kg, dibanding dengan sistem tanam biasa (tanpa pupuk organik Bioto) yang ada diluar Dem Area kenaikannya adalah 0,8 Kg. Estimasi riil hasil dalam Dem plot akan mengalami kenaikan sekitar 1,07 ton. Dari hasil analisa usaha tani, pertambahan keuntungan petani Dem plot sangat signifikan yaitu Rp 3,065,000,- dengan pendapatan petani Dem plot per Ha adalah Rp 3.715.125,sedangkan pendapatan sebelum/diluar Dem Area Rp 649.250,-------------------Kata Kunci: Peningkatan Produksi Pangan Nasional, Dem Plot, Bioto

PENDAHULUAN Petani, yang telah diklaim sebagai kaum yang terpinggirkan sudah sepantasnya mendapat posisi yang sejajar dengan pihak-pihak lain dalam mendapatkan hak-haknya sebagai manusia. Sebagian mereka diidentikkan oleh sebagian yang lain dengan keadaan ekonomi yang terbelakang, pendidikan dan wawasan yang rendah. Ketertinggalan dalam akses akan informasi dan teknologi seakan-akan telah membawa mereka ke dalam posisi terpinggirkan tersebut. Keadaan ini semakin diperparah dengan beberapa hal sebagai berikut: 1. Seringnya terjadi bencana alam terutama banjir yang menyebabkan ribuan hektar sawah mengalami puso. 2. Terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan beberapa tahun terakhir ini yang mengakibatkan kekeringan terutama di lahan dengan tipologi tadah hujan. 3. Jaringan irigasi yang ada belum dapat mensuplai kebutuhan air secara optimal. 4. Serangan hama pada tanaman padi juga berpotensi dapat mengurangi hasil panen bahkan dapat mengakibatkan gagal panen. 5. Mahalnya harga pupuk dan kelangkaan ketersediaannya di pasaran. 6. Penyempitan lahan / areal tanam yang banyak terkonversi menjadi areal industri/pabrik atau perumahan. 7. Kebijakan Pemerintah yang belum berpihak pada petani.

1

8. 9.

Iklim dunia usaha yang hanya menguntungkan pedagang besar saja. Keputusan Pemerintah untuk melakukan import beras adalah suatu bukti akan lemahnya ketahanan pangan kita.

Pemberdayaan atau empowerment adalah langkah yang harus diambil untuk meningkatkan posisi petani dari kaum terpinggirkan ke posisi yang lebih pantas, sejajar dengan kaum yang lain. Tujuan dari kegiatan dem plot antara lain (1) menunjukkan bahwa pertanian organik dengan sentuhan Bioto bermanfaat dalam upaya meningkatkan produksi. (2) Sebagai sarana pendidikan lapang dan penyuluhan bagi petani. (3) Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan petani. (4) Memberikan bimbingan dan contoh konkrit melalui praktek langsung di lapang. (5) Meningkatkan produktifitas lahan/persatuan luas/waktu melalui peningkatan IP. (6) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Petani/kelompok tani melalui peningkatan frekuensi tanam dan produktivitas padi dalam suatu pola tanam setahun. Permasalahan Dari uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauhmana kegiatan Dem Plot Komoditi padi dengan menggunakan bioto memberikan manfaat bagi petani dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani dan meningkatkan ketahanan pangan Nasional. Tujuan Berdasarkan uraian pada latar belakang dan permasalahan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan dem plot penggunaan bioto di Jombang, Salatiga, Klaten dan Subang dan dampak yang ditimbulkannya. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Lokasi Penentuan Lokasi kegiatan dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di :

1. Desa Ploso Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang , 2. Desa Bantar Kecamatan Beringin dan Desa Getas Kecamatan Pabelan KabupatenSemarang,

3. Desa Bendo dan Desa Keden Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten, 4. Desa Sembung jambu kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan, 5. Desa Sukawelang, desa Cidahu Cadas ngampar Kecamatan ..... Kabupaten Subang6. Desa Pleret

2

Alasan dipilihnya lokasi kegiatan adalah lokasi tersebut petaninya terbiasa menanam padi. Namun yang lebih utama adalah adanya kemauan dari petani (kelompok tani) di wilayah tersebut terhadap penggunaan Bioto secara sukarela. Metode Penetapan Petani Contoh Pengambilan Petani contoh dalam kegiatan ini dilakukan pada petani yang bersedia melakukan kegiatan tanam padi dengan menggunakan pupuk organik dengan sentuhan Bioto. Petani contoh yang bersedia menanam dengan bioto sebanyak 60 orang dengan luasan lahan Demplot 25 Hektar yang tersebar di :

1. Desa Ploso Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang ,2. Desa Bantar Kecamatan Beringin dan Desa Getas Kecamatan Pabelan Kabupaten Salatiga, 3. Desa Bendo dan Desa Keden Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten

4. Desa Sukawelang, desa Cidahu Cadas ngampar Kecamatan ..... Kabupaten Subang5. Desa Pleret

Metode Demplot Kegiatan Demplot .....

3

Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data Kegiatan ini menggunakan data primer dan sekunder. Kegiatan pengumpulan data primer dilakukan guna mendapatkan data proses kegiatan Dem plot yang dilakukan petani contoh. Adapun data sekunder diperlukan untuk memberikan gambaran umum daerah kegiatan, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan dem plot dan permasalahannya. Data ini diperoleh dari instansi terkait antara lain; Dinas pertanian, BPS Kabupaten. Metode Analisis Data Pada dasarnya kegiatan ini merupakan kegiatan penyuluhan untuk mendorong petani menggunakan pupuk organik dengan sentuhan bioto dan mengetahui kegiatan dem plot komoditi padi secara mendalam. Untuk mencapai maksud tersebut yang digunakan sebagai unit analisis adalah kegiatan dem plot komoditi padi. Sedangkan kesatuan analisis adalah petani peserta dem plot. Jenis analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif analitis analisa finansial. Deskriptif analitis yakni dengan cara menggambarkan fenomena sosial ekonomi yang berhubungan dengan pola kegiatan dem area baik oleh petani maupun penyuluh pertanian sebagai pembina. Dengan demikian diharapkan dapat disusun diketahuinya bentuk kegiatan yang utuh dari kegiatan dem plot tersebut. Sedangkan analisa finansial digunakan untuk mengetahui dampak ekonomi dari adanya kegiatan dem plot.

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kegiatan Pertanian Organik dengan sentuhan Bioto Konsep dasar kegiatan pertanian organik dengan sentuhan Biotoadalah bahwa kegiatan tersebut harus berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani dengan meningkatkan produktivitas tanaman Sedangkan target kegiatan adalah meningkatkan produksi padi dengan melakukan pola penyuluhan berupa dem plot, dimana dem plot adalah areal percontohan yang terdapat dalam satu hamparan dengan komoditi tanaman sevaritas dan ditanam secara serempak dengan memasukan teknologi-teknologi baru dalam rangka alih teknologi Demonstrasi plot kegiatan pertanian organik dengan sentuhan Bioto dilaksanakan di :

1. Desa Ploso Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang, dengan luas areal dempot . Ha

4

2. Desa Bantar Kecamatan Beringin dan Desa Getas Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang dengan luas areal . Ha. 3. Desa Bendo dan Desa Keden Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten dengan luas areal . Ha.

4. Desa Sukawelang, desa Cidahu Cadas ngampar Kecamatan ..... Kabupaten Subangdengan luas areal . Ha.

5. Desa Pleret Kecamatan ...................... Kabupaten .................... dengan luas areal . Ha.

Sarana produksi yang digunakan petani adalah : Benih padi 40 Kg/ha, Pupuk kandang 2000 Kg/ha. Sedangkan yang disediakan proyek adalah 20 ml/ha bioto. Persemaian dan panen untuk lokasi :

1. Desa Ploso Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang, Semai tanggal .. Panen tanggal . 2. Desa Bantar Kecamatan Beringin dan Desa Getas Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang,Semai tanggal .. Panen tanggal .

3. Desa Bendo dan Desa Keden Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten Semai tanggal ..Panen tanggal .

4. Desa Sukawelang, desa Cidahu Cadas ngampar Kecamatan ..... Kabupaten SubangSemai tanggal .. Panen tanggal .

5. Desa Pleret Semai tanggal .. Panen tanggal .

Sebelum pelaksanaan Dem plot dilaksanakan pelatihan petani peserta Dem Plot. Tehknologi baru yang diterapkan adalah penggunaan pupuk organik dengan sentuhan Bioto.

Pemberdayaan Aktivitas Penyuluhan Pertanian dengan Pelaksanaan Dem Plot Peningkatan kesejahteraan masyarakat tani melalui kegiatan penyuluhan Dem Plot Pertanian Organik dengan sentuhan Bioto hadir untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Upaya tersebut dapat berhasil jika sarana yang tersedia bisa dimanfaatkan petani dengan transfer teknologi melalui bimbingan dan penyuluhan serta pembuktian pada lahan pertanian bahwa dengan penerapan teknologi anjuran dapat mendatangkan hasil yang optimal. Pendekatan Dasar kegiatan Dem plot

5

Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan dem plot Pertanian Organik dengan sentuhan Bioto adalah partisipatif aktif oleh masyarakat tani. Artinya peran masyarakat menjadi sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjaga, mengamankan dan memberdayakan potensi yang ada untuk mencapai target kegiatan yang telah ditetapkan.

Sosialisasi dan Pelaksanaan Pendekatan Partisipasi Sosialisasi merupakan suatu bentuk pengenalan kegiatan pertanian organik dengan sentuhan bioto oleh Tim pengembangan Bioto. Hal ini diperlukan agar dalam pelaksanaan kegiatan di lapang baik sebelum dimulainya demplot maupun sesudah demplot tidak mengalami hambatan yang berarti dan sekaligus merupakan harapan dari pelaksana kegiatan untuk mengikutsertakan petani secara aktif. Pendekatan yang digunakan pada kegiatan dem plot adalah pendekatan partisipatif aktif kelompok tani dengan dibimbing oleh pendamping. Namun peran kelompok pada kegiatan Dem plot sangat dominan. Disamping itu adanya dem plot juga merupakan upaya untuk menunjukkan bahwa Pertanian Organik dengan sentuhan Bioto bermanfaat dalam 1) meningkatkan produktifitas pertanaman, 2) sebagai sarana pendidikan lapang dan penyuluhan bagi petani, 3) meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan petani, 4) memberikan bimbingan dan contoh konkrit melalui praktek langsung di lapang, 5) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Petani/kelompok Tani melalui produktivitas padi. Pelaksanaan Dem Plot Dem plot ini menggunakan varietas padi sebagai berikut :

1. Desa Ploso Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang varietas ., 2. Desa Bantar Kecamatan Beringin dan Desa Getas Kecamatan Pabelan Kabupaten Salatigavarietas .,

3. Desa Bendo dan Desa Keden Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten varietas . 4. Desa Sukawelang, desa Cidahu Cadas ngampar Kecamatan ..... Kabupaten Subang varietas.

5. Desa Pleret varietas .Untuk mendukung pelaksanaan Dem plot ini pihak pelaksana kegiatan memberikan bantuan Bioto sebelum pengolahan lahan.

6

Penyimpanan pupuk kandang Bioto

Pupuk kandang yang siap diberikan pada saat pengolahan tanah

foto

foto Persemaian dem plot dilaksanakan tanggal .........

7

Tanaman umur 50 hari

Keadaan pengairan di lokasi Dem plot foto

8

Untuk mengantisipasi adanya serangan hama dan penyakit dilaksanakan SL (sekolah Lapang). Dari hasil SL telah ditemukan serangan hama sundep dan tikus. Pengendalian kedua hama tersebut digunakan pestisida BANCOL dan KLERAT. FFD pertama dilaksanakan pada umur tanaman 64 hari setelah tanam dan FFD II dilaksanakan tanggal ...... Kegiatan FFD I dan FFD II Dem plot pertanian organik dengan sentuhan bioto dilaksanakan oleh kelompok tani .... yang jumlah anggotanya ..... orang dengan luas areal .... Ha. Dampak Dem Area. Peningkatan Produksi Ubinan Pada Pelaksanaan FFD I ini dilaksanakan penghitungan jumlah anakan pada 2 blok dan masing-masing blok diambil 3 sampel. Dari ke 2 blok penghitungan nilai rata-rata jumlah anakan 20 buah, sedangkan hasil selengkapnya disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Hasil pengamatan FFD IBlok Sam -pel 1 2 3 1 2 3 popul. Rump un 18 20 38 27 20 24 24,5 anak an 19 20 23 21 20 19 20,3 keluar malai 18 20 35 23 20 24 23,3 bunti ng 9 1,5 keterangan

I

II

Rata-rata anakan blok I 20,6 Rata-rata anakan blok II 20

Rata -rata

Pada pelaksanaan FFD II ubinan dilakukan dengan mengubin 2 kali untuk lahan Dem Area. Juga dilakukan pengubinan 1 kali untuk lahan diluar Dem Area sebagai bahan perbandingan. Hasil ubinan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.: Tabel 2. hasil Ubinan FFD IIUraian Dem area Rata-rata Diluar DemArea Kenaikan di Dem Area Ubin an 1 2 1 Hasil (Kg) 6,2 5,1 5,65 4,8 0,8 Produksi Ubin (ton) 9,9 8,1 9,0 7,65 1,82 Estim.Riil Prod. (ton) 7,92 6.5 7,21 6,14 1,07 Keterangan Faktor koreksi 20% Faktor Koreksi 20%

9

Dari hasil pengamatan pada tabel 1 didapat bahwa jumlah anakan rata-rata adalah 20,3, dibanding dengan pola tanam yang biasa jumlah anakan ada peningkatan (dengan pola tanam biasa anakan sekitar 16), hal ini disebabkan dengan memakai sistem tanam jajar logowo (40Cm X 20 Cm X 10 Cm) kompetisi dalam mendapatkan sinar matahari relatif kecil, begitu pula dengan memelihara tanaman, media pergerakan akar tanaman tumbuhnya anakan. Dari semua pengamatan bulir yang keluar terjadi secara serempak, hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk dari segi dosis dan waktu sudah tepat. Sedangkan dari hasil tabel 2 didapat bahwa jumlah rata-rata ubinan adalah 5,65 Kg, dibanding dengan sistem tanam biasa (tanpa pupuk organik bioto) yang ada diluar Dem Area kenaikannya adalah 0,8 Kg. Estimasi riil hasil dalam Dem plot akan mengalami kenaikan sekitar 1,07 ton. Kenaikan yang relatif besar ini akibat dari tekhnologi yang diterapkan dalam dem plot dilaksanakan oleh petani dengan baik. Diantara tekhnologi yang laksanakan dan mempunyai andil besar dalam kenaikan produksi adalah sistem jajar legowo (40Cm X 20 Cm X 10 Cm) sistem ini berpengaruh terhadap kompetisi dalam mendapatkan sinar matahari relatif kecil, Media pergerakan akar tanaman lebih besar ini semua mendorong tumbuhnya anakan jadi lebih banyak, disamping rumpun tanaman dari sistem Jajar Legowo ini juga lebih banyak bila dibanding dengan sistem tanam biasa. Bulir hijau dan bulir hampa sangat kecil jumlahnya, hal ini merupakan hasil dari pemupukan yang berimbang dan tepat waktu. Dengan pemupukan yang berimbang bobot biji juga akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan pemupukan yang tidak berimbang. Peningkatan pendapatan petani Pelaksanaan Dem Area mempunyai dampak terhadap peningkatan produksi yang pada akhirnya akan berdampak juga pada peningkatan pendapatan petani itu sendiri. Perbandingan hasil analisa usaha tani sesudah Dem area dan sebelum Dem Area dapat dilihat pada tabel 3 Dari hasil analisa usaha tani diatas pertambahan keuntungan petani Dem Area jelas sangat signifikan yaitu Rp 3,065,000,- dengan pendapatan petani Dem area per Ha adalah Rp 3.715.125,sedangkan pendapatan sebelum/diluar Dem Area Rp 649.250,lebih besar ini semua mendorong

10

TABEL 3. ANALISA USAHA TANI DEM AREA DESA ........................ KECAMATAN ..................... KABUPATEN .....................SESUDAH DEM AREA NO I A. 1 1 2 3 4 5 6 B 1 2 INPUT Tenaga kerja (HOK) Persemaian Pengolahan Tanah Penanaman Pemupukan Pemeliharaan Panen dan Pasca Panen Lain-lain JUMLAH Sarana Produksi Benih (Kg/Ha) Pupuk (Kg/Ha) a. Urea b. SP-36 c. KCl 3 Insektisida (kg/ha) a. Bancol b. Temiks c. Klerat 4 C Irigasi JUMLAH Lain-lain a. Sewa Tanah b. Pajak JUMLAH JUMLAH TOTAL I II OUTPUT Produksi (Kg) JUMLAH TOTAL II KEUNTUNGAN (Total II - I) PERTAMBAHAN PRODUKSI DALAM DEM AREA 8970 1000 8970000 8970000 3715125 8970 6140 = 2830 6140 1000 6140000 6140000 649250 1 1 900000 34000 900000 34000 934000 5254875 1 1 900000 34000 900000 34000 934000 5500750 0.9 0.6 0.6 7 168750 60000 60000 25000 151875 12000 12000 175000 965875 1 0.6 0.6 7 168750 60000 60000 25000 168750 12000 12000 175000 1116750 300 100 50 1000 1300 1700 300000 130000 85000 350 100 70 1000 1300 1700 350000 130000 119000 40 2500 100000 60 2500 150000 2 1 21 3 37 40 11 15000 1750000 10000 15000 15000 15000 15000 30000 1750000 210000 45000 555000 600000 165000 3355000 2 1 17 3 46 40 11 15000 1750000 10000 15000 15000 15000 15000 30000 1750000 170000 45000 690000 600000 165000 3450000 URAIAN Fisik GPK Harga satuan (Rp) Nilai (Rp) SEBELUM DEM AREA Fisik GPK Harga satuan (Rp) Nilai (Rp)

PERTAMBAHAN KEUNTUNGAN DALAM DEM AREA (Rp) 3715125 649250 = 3065875

11

Transfer Tekhnologi Dem Area Pada pelaksanaan Dem Plot tekhnologi yang diterapkan pada petani desa . adalah penanaman dengan sistem pertanian organik dengan sentuhan Bioto. Pada sosialisasi pertama sistem tanam ini petani merasa keberatan karena kebiasaan tanamnya menggunakan pupuk buatan. Pada musim tanam berikutnya (MT I) sistem tanam pertanian organik dengan sentuhan bioto ini akan diterapkan oleh sebagian besar petani di sekitar wilayah demplot.

Problem dan Kendala. Faktor air merupakan masalah yang sangat esensial sekali dalam keberhasilan Dem plot. Untuk wilayah desa ............... pada musim tanam ketiga kebutuhan air sangat tergantung dari ...........................

12

KESIMPULAN DAN REKOMONDASI Pelaksanaan Dem plot di kabupaten Lamongan dilaksanakan di desa Sekar Bagus

Kecamatan Sugio yang dilaksanakan oleh kelompok tani Margo Mulyo dengan luas areal 20 Ha. Pelaksanaan Dem area ini cukup berhasil baik ditinjau dari segi produktifitas, segi ekonomi maupun dampak transfer tehnologinya. Dari hasil Hasil Ubinan didapat bahwa jumlah rata-rata ubinan adalah 5,65 Kg, dibanding dengan sistem tanam biasa (tanpa jajar legowo) yang ada diluar Dem Area kenaikannya adalah 0,8 Kg. Estimasi riil hasil dalam Dem Area akan mengalami kenaikan sekitar 1,07 ton. Dari hasil analisa usaha tani, pertambahan keuntungan petani Dem Area sangat signifikan yaitu Rp 3,065,000,- dengan pendapatan petani Dem area per Ha adalah Rp 3.715.125,sedangkan pendapatan sebelum/diluar Dem Area Rp 649.250,DAFTAR PUSTAKA Laporan Tahunan, 1998 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Lamongan. MMC RCT Jawa Timur, 2000, Diktat Panduan SPL OECF INP-22, Konsultan Manajemen Monitoring dan Bantuan Teknis Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan melalui Pengembangan Sarana Prasarana dan Kelembagaan Pertanian (SPL OECF INP-22). Nuswantoro, B., 2000, Monthly Report East Java Province District Lamongan (January, February, March), Konsultan Manajemen Monitoring dan Bantuan Teknis Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan melalui Pengembangan Sarana Prasarana dan Kelembagaan Pertanian (SPL OECF INP-22) DCT Lamongan. Nuswantoro, B., 2000, Final Report East Java Province District Lamongan, Konsultan Manajemen Monitoring dan Bantuan Teknis Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan melalui Pengembangan Sarana Prasarana dan Kelembagaan Pertanian (SPL OECF INP-22) DCT Lamongan. PT. Kogas Driyap Konsultan Dan Asosiasi, 1999, Pedoman Teknis, Konsultan Manajemen Monitoring dan Bantuan Teknis Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan melalui Pengembangan Sarana Prasarana dan Kelembagaan Pertanian (SPL OECF INP-22). Saleh M., 1998, Studi Tentang Perilaku Petani Terhadap Resiko, Studi Kasus di Kecamatan Sugio kabupaten lamongan, Jawa Timur, Universitas Brawijaya Malang. Tjipto Husodo, 2000, Laporan Cepat Proyek SPL OECF INP-22 LAMONGAN, Kuasa Pimpinan Bagian Proyek Kabupaten Lamongan, Peningkatan Produksi Tanaman Pangan melalui Pengembangan Sarana Prasarana dan Kelembagaan Pertanian (SPL OECF INP-22).

13