demam dengue dan dbd anak

8
Puskesmas Wonorejo PUSKESMAS WONOREJO KOTA SAMARINDA STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK No. Status Dokumen : c Master c Salinan No. Nomor Revisi : Mulai Berlaku : Jumlah Halaman : Dibuat oleh : Nama dr. resvianur Jabat an Koordinator BP & tindakan Diperiksa oleh : Disahkan oleh :

Upload: resvianur-rachim

Post on 14-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sop demam dengue anak

TRANSCRIPT

PUSKESMAS WONOREJOKOTA SAMARINDASTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK

No.Status Dokumen:( Master ( Salinan No.

Nomor Revisi:

Mulai Berlaku:

Jumlah Halaman:

Dibuat oleh :

Namadr. resvianur

JabatanKoordinator BP & tindakan

Diperiksa oleh :Disahkan oleh :

Namadrg. Bunga Nilam Sary, MMNamadrg. Aprillia Lailati

JabatanWakil ManajemenJabatanKepala Puskesmas

Isi dokumen ini sepenuhnya merupakan rahasia Puskesmas Wonorejo dan tidak boleh diperbanyak, baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain tanpa ijin tertulis dari Kepala Puskesmas Wonorejo

1.Pengertian Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue adalah penyakitinfeksi yang disebabkan oleh virus Dengue.

Diagnosis demam dengue atau demam berdarah dengue ditegakkan berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik.1. Anamnesis:

Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan): demam bifasik akut 2-7 hari, nyeri kepala, nyeri retroorbital, mialgia/atralgia, ruam, gusi berdarah, mimisan, nyeri perut, mual/muntah, hematemesis dan dapat juga melena. Faktor Risiko: tinggal di daerah endemis dan padat penduduknya, pada musim panas (28-32 0C) dan kelembaban tinggi, sekitar rumah banyak genangan air. 2. Pemeriksaan fisik: Tanda patognomonik untuk demam dengue

Suhu > 37,5 derajat celcius

Ptekie, ekimosis, purpura

Perdarahan mukosa

Rumple Leed (+) Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue

Suhu > 37,5 derajat celcius

Petekie, ekimosis, purpura

Perdarahan mukosa

Rumple Leed (+)

Hepatomegali

Splenomegali

Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa tanda-tanda efusi pleura dan asites.

Hematemesis atau melena

3. Pemeriksaan penunjang: Leukosit: leukopenia cenderung pada demam dengue Adanya bukti kebocoran plasma yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas pembuluh darah pada Demam Berdarah Dengue dengan manifestasi peningkatan hematokrit diatas 20% dibandingkan standard sesuai usia dan jenis kelamin dan atau menurun dibandingkan nilai hematokrit sebelumnya > 20% setelah pemberian terapi cairan. Trombositopenia (Trombosit 20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.

Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asistes atau hipoproteinemia

5. Klasifikasi Derajat DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat (pada setiap derajat sudah ditemukan trombositopenia dan hemokonsentrasi) berdasarkan klassifikasi WHO 1997:

Derajat I : Demam disertai gejala konstitusional yang tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji bendung Derajat II : Seperti derajat I namun disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi menurun (20mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab Derajat IV : Syok berat, nadi tak teraba, tekanan darah tak terukur.

6. Diagnosis Banding: demam karena infeksi virus ( influenza , chikungunya, dan lain-lain), demam tifoid 7. Komplikasi: Dengue Shock Syndrome (DSS)8. Penatalaksanaan:- Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik (Parasetamol 3 x 10-15mg/kgBB). - Pemeliharaan volume cairan sirkulasi

2.Tujuan Prosedur ini bertujuan sebagai acuan petugas medis dan paramedis di UPU, untuk melakukan penanganan pada pasien dengan diagnosis demam dengue dan demam berdarah denguepadaanak.

3.Kebijakan Prosedur Kerja ini berlaku di Unit Pendaftaran UPTD Puskesmas Wonorejo.

4.Referensi1. Kemenkes RI. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue. Jakarta. 2. Chen, K. Pohan, H.T, Sinto, R. Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam Berdarah Dengue. Medicinus. Jakarta. 2009: Vol 22; p.3-7. 3. WHO. Dengue Haemorrhagic Fever: diagnosis, treatment, prevention and control. 2nd Edition. Geneva. 1997

5.Alat dan Bahan

6.Prosedur1. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.2. Petugas mendiagnosis demam dengue atau demam berdarah dengue.3. Petugas merujuk pasien ke RS jika terjadi perdarahan masif (hematemesis, melena), ATAU terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim, seperti kejang, penurunan kesadaran, dan lainnya.4. Petugas membuat resep apabila pasien memerlukan obat, dan petugas mencatat di Rekam Medis dan buku register rawat jalan UPU, kemudian petugas mempersilahkan pasien ke Unit Obat. 5. Apabila pasien tidak memerlukan obat, petugas mencatat kedalam Rekam Medis dan buku register harian UPU, dan proses selesai.

7.Alur Proses

8.Unit Terkait1. Unit Pengobatan Umum2. Unit Obat

9.Dokumen Terkait1. Rekam Medis2. Inform consent.3. Register harian UPU4. Formulir Rujukan Eksternal ke RS.5. KertasResep.

10.Catatan Revisi

PAGE

_1489298790.vsdPetugas melakukan anamnesa dan Pemeriksaan Fisik

Petugas mendiagnosis Demam Dengue/Demam Bedarah Dengue pada Anak

Petugas melakukan edukasi kepada pelanggan

Perlu Pemberian Resep obat?

Rekam Medis

Unit Obat

Selesai

Rekam Medis

Perlu tindakanMedis?

Tidak

Inform Consent

Petgas melakukan tindakan medis

Kertas Resep

Perdarahan masif, komplikasi/keadaan klinis yang tidak lazim (kejang, penurunan kesadaran)?

Tidak

Form Rujukan Eksternal

Petugas mempersiapkan rujukan ke RS

Ya

Petugas melakukan pencatatan

Petugas membuat resep

Petugas melakukan pencatatan

Tidak

Ya

Mulai

Buku register harian UPU

Buku register harian UPU

Ya

Buku register harian UPU

Rekam Medis

7.1. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.7.2. Petugas mendiagnosis derajat dan luas luka bakar.7.3. Petugas merujuk pelanmggan ke RS untuk luka bakar dengan potensi shock (derajat II luas dan III), anak di bawah 2 tahun, lanjut usia di atas 70 tahun, luka bakar daerah wajah, leher, perineum dan organ gerak yang berpotensi cacat berat, luka bakar karena listrik dan petir dan luka bakar inhalasi dengan potensi oedem larynx.7.4. Pelanggan dengan luka bakar sederhana dapat dirawat oleh petugas di puskesmas.7.5. Apabila pelanggan memerlukan tindakan medis (perawatan luka, nekrotomi dan bulektomi), petugas melakukan tindakan medis, dengan membuat Inform Consent terlebih dahulu.7.6. Petugas melakukan edukasi kepada pelanggan apa yang perlu diketahui tentang perawatan luka di rumah. 7.7. Petugas membuat resep apabila pelanggan memerlukan obat, dan petugas mencatat di Rekam Medis dan buku register rawat jalan UPU.7.8. Petugas mempersilahkan pelanggan ke Unit Obat. Obat yang dapat dipakai adalah salep oksitetrasiklin 3% 3x per hari, salep bacitracin, amoxsilin 4x500 mg (10 15 mg/kgBB/ 6 jam), ciprofloxacin 2 x 500 mg ( 10 15 mg/kgBB/ 12 jam) dan chloperheniramine maleate 3 x 4 mg (0.35mg/kgBB/24 jam).7.8.Apabila pelanggan tidak memerlukan obat, petugas mencatat kedalam Rekam Medis dan buku register harian UPU, dan proses selesai.