hubungan kejadian demam berdarah dengue pada...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH
DENGUE PADA ANAK DENGAN ANGKA
BEBAS JENTIK DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TAMAN BACAAN
PALEMBANG
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran (S. Ked)
Oleh:
DWI OKTAVILIA
NIM 702015044
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
Universitas Muhamamdiyah Palembang
iii Universitas Muhammadiyah Palembang
iv Universitas Muhammadiyah Palembang
ABSTRAK
Nama : Dwi Oktavilia
Program Studi : Pendidikan Kedokteran
Judul : Hubungan Kejadian Demam Berdarah Dengue Pada Anak
Dengan Angka Bebas Jentik Di Wilayah Kerja Puskesmas
Taman Bacaan Palembang
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat terutama di Indonesia. Penyakit demam berdarah dengue lebih sering
terjadi pada anak-anak. Penyakit demam berdarah dengue ditularkan melalui
gigitan nyamuk dari genus Aedes aegypti yang ditemukan di daerah tropis dan
subtropis. Pencegahan DBD terutama diarahkan pada pemberantasan nyamuk
penular DBD terutama dilakukan terhadap jentiknya yaitu melalui kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Keberhasilan kegiatan PSN DBD dapat
diukur dari Angka Bebas Jentik (ABJ). Angka bebas jentik adalah persentase
antara rumah atau bangunan yang tidak ditemukan jentik terhadap seluruh rumah
atau bangunan yang diperiksa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya
hubungan antara kejadian demam berdarah dengue pada anak dengan angka bebas
jentik di wilayah kerja Puskesmas Taman Bacaan Palembang. Jenis penelitian ini
adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan
menggunakan data sekunder yang didapat dari Puskesmas Taman Bacaan
Palembang dengan besar sampel sebanyak 99 sampel yang telah memenuhi
kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel penelitian di ambil dengan cara total
sampling. Hasil uji statistik menggunakan uji Fisher’s exact test didapatkan ada
hubungan antara kejadian demam berdarah dengue pada anak dengan angka bebas
jentik di wilayah kerja Puskesmas Taman Bacaan Palembang nilai p – value
0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kejadian demam
berdarah dengue pada anak dengan angka bebas jentik di wilayah kerja Puskesmas
Taman Bacaan Palembang.
Kata kunci: Angka Bebas Jentik, Demam Berdarah Dengue, PSN
v Universitas Muhammadiyah Palembang
ABSTRACT
Name : Dwi Oktavilia
Study Program: Medical Sciences
Title : Relationship Between The Incidence Of Dengue Hemorrhagic
Fever In Children With Larvae Free Index In The
Taman Bacaan Health Center
Dengue Hemoragic Fever is one of health issue of community in Indonesia.
Dengue Hemorrhagic Fever is more common in children. Dengue hemorrhagic
fever is transmitted through mosquito bites from the genus Aedes aegypti found in
the tropics and subtropics. Prevention of dengue hemorrhagic fever is mainly
directed at eradicating dengue-transmitting mosquitoes that transmit dengue fever
mainly to the larvae, namely through the eradication of mosquito nests (PSN). The
success eradication of mosquito nest activities can be measured by larvae free
index (ABJ). Larvae free index is the percentage of houses or buildings not found
larvae of all houses or buildings examined. The purpose of this study was to
determine relationship between the incidence of dengue hemorrhagic fever in
children with larvae free index in the Taman Bacaan Health Center. The type of
this research is observational analytic with cross sectional approach by using
secondary data from Taman Bacaan Health Center with a sample size of 99
samples that had met the inclusion and exclusion criteria. Samples of this study
were taken by total sampling technique. Statistical test results using the Fisher's
exact test found that there was a relationship between the incidence of dengue
hemorrhagic fever in children with larvae free index in the Taman Bacaan Health
Center P – value 0,001. So it concluded that there was a relationship between the
incidence of dengue hemorrhagic fever in children with larvae free index in the
Taman Bacaan Health Center.
Keywords: Larvae Free Index, Dengue Hemoragic Fever, Eradication Of
Mosquito Nests
vi Universitas Muhammadiyah Palembang
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1) Ibu Resy Asmalia, SKM M.Kes dan dr. Thia Prameswarie, M.Biomed,
selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan
pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini;
2) Pihak Puskesmas Taman Bacaan Palembang yang telah banyak membantu
dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan;
3) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral; dan
4) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Palembang, 7 Februari 2019
Dwi Oktavilia
vii Universitas Muhammadiyah Palembang
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
DAFTAR PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iii
DAFTAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ......................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian......................................................................... 5
1.5. Keaslian Penelitian ........................................................................ 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Definisi Demam Berdarah Dengue ................................... 9
2.1.2. Etiologi Demam Berdarah Dengue ................................... 9
2.1.3. Epidemiologi Demam Berdarah Dengue .......................... 10
2.1.4. Patogenesis Demam Berdarah Dengue ............................. 12
2.1.5. Gambaran Klinis Demam Berdarah Dengue ..................... 15
2.1.6. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue ...................... 18
2.1.7. Pencegahan Demam Berdarah Dengue ............................. 20
2.1.8. Penularan Demam Berdarah Dengue ................................ 23
2.1.9. Hubungan Host, Agent, Environment ................................ 23
2.1.10. Nyamuk Sebagai Vektor Penyakit .................................... 27
2.1.11. Toksonomi Aedes Aegypti ................................................. 27
2.1.12. Siklus Hidup Aedes Aegypti .............................................. 28
2.1.13 Morfologi Nyamuk Aedes Aegypti .................................... 29
2.1.14. Pengertian Angka Bebas Jentik ......................................... 31
2.1.15. Faktor Yang Berhubungan Dengan Angka Bebas Jentik .. 31
2.1.16. Pemantauan Jentik Aedes Aegypti ..................................... 36
2.1.17 Profil Puskesmas Taman Bacaan Palembang.................... 39
2.2. Kerangka Teori .............................................................................. 40
viii Universitas Muhammadiyah Palembang
2.3. Hipotesis ........................................................................................ 41
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian .............................................................................. 42
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 42
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 42
3.3.1. Populasi .............................................................................. 42
3.3.2. Sampel ............................................................................... 42
3.3.3. Kriteria Inklusi dan Ekslusi ............................................... 43
3.3.4. Cara Pengambilan Sampel .................................................. 43
3.4. Variabel Penelitian ........................................................................ 43
3.4.1. Variabel Bebas .................................................................... 43
3.4.2. Variabel Terikat................................................................... 43
3.5. Definisi Operasional ...................................................................... 44
3.6. Cara Pengumpulan Data ................................................................ 45
3.6.1. Jenis Data ............................................................................ 45
3.6.2. Metode Pengumpulan Data ................................................. 45
3.7. Cara Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 45
3.7.1. Cara Pengolahan Data ......................................................... 45
3.7.2. Cara Analisis Data ............................................................... 45
3.8. Alur Penelitian............................................................................... 47
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil ............................................................................................... 48
4.2. Pembahasan ................................................................................... 51
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 58
5.2. Saran ............................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 46
LAMPIRAN .................................................................................................... 63
BIODATA RINGKAS ATAU RIWAYAT HIDUP .................................... 73
ix Universitas Muhammadiyah Palembang
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian ..................................................................... 6
Tabel 3.1. Definisi Operasional ................................................................... 41
Tabel 4.1 Distribusi Kasus Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 48
Tabel 4.2 Distribusi Kasus Berdasarkan Kelompok Umur ......................... 49
Tabel 4.3 Distribusi Angka Bebas Jentik Di Wilayah Kerja Puskesmas Taman
Bacaan Palembang ........................................................................................... 49
Tabel 4.4 Hubungan Kejadian Demam Berdarah Dengue Pada Anak Dengan
Angka Bebas .................................................................................................... 50
x Universitas Muhammadiyah Palembang
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Segitiga Epidemiologi ................................................................ 22
Gambar 2.2. Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti ........................................ 26
Gambar 2.3. Telur Aedes Aegypti ................................................................... 27
Gambar 2.4. Larva Nyamuk Aedes Aegypti .................................................... 28
Gambar 2.5. Pupa Nyamuk Aedes Aegypti ..................................................... 28
Gambar 2.6. Nyamuk Dewasa Aedes Aegypti ................................................. 29
Gambar 2.7. Kerangka Teori ........................................................................... 37
Gambar 3.1. Skema Alur penelitian ................................................................ 45
xi Universitas Muhammadiyah Palembang
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabulasi Data Responden ........................................................... 63
Lampiran 2. Hasil Analisis Data SPSS ........................................................... 66
Lampiran.3. Foto Pada Saat Penelitian ........................................................... 70
xii Universitas Muhammadiyah Palembang
DAFTAR SINGKATAN
3M : Menguras, Menutup, Mengubur
ABJ : Angka Bebas Jentik
ADE : Antibody Dependent Enhancement
BI : Breteau Index
CD : Cluster of Differentiation
CI : Container Index
DBD : Demam Berdarah Dengue
DD : Demam Dengue
DHF : Dengue Hemorrhagic Fever
DSS : Dengue Shock Syndrome
ELISA : Enzyme Linked Immunosorbent Assay
FDP : Fibrinogen Degradation Products
Hb : Hemoglobin
HI : House Index
HI : Hemagglutination Inhibition
Ht : Hematokrit
IFN α : Interferon Alpha
IFN γ : Interferon Gamma
IgG : Immunoglobulin G
IL : Interleukin
IR : Incident Rate
Jumantik : Juru Pemantau Jentik
KLB : Kejadian Luar Biasa
NaCl : Natrium Chlorida
PAF : Platelet Activating Factor
PJB : Pemantauan Jentik Berkala
PSN : Pemberantasan Sarang Nyamuk
RDT : Rapid Diagnostic Test
Th : T helper
xiii Universitas Muhammadiyah Palembang
TNF : Tumor Necrosis Factor
TPA : Tempat Pembuangan Akhir
WHO : World Health Organisation
1 Universitas Muhamamdiyah Palembang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh satu dari 4 virus dengue berbeda dan diketahui terdapat 4 serotipe yaitu virus
dengue serotipe 1, 2, 3 dan 4. Penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk
dari genus Aedes terutama Aedes aegypti yang ditemukan di daerah tropis dan
subtropis. Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit yang banyak
menelan korban dan sering menimbulkan suatu Kejadian Luar Biasa (KLB)
dengan kematian yang besar. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia
menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya.
Menurut data World Health Organization penyakit demam berdarah dengue
pertama kali dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina,
selanjutnya menyebar ke berbagai negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara
yang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit endemik
pada lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika, Mediterania
Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi terjadinya kasus
DBD. Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat telah melewati
1,2 juta kasus ditahun 2008 dan lebih dari 2,3 juta kasus di 2010. Perkembangan
kasus DBD di tingkat global semakin meningkat (WHO, 2014).
DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat terutama di
Indonesia. Pada tahun 2015, tercatat terdapat sebanyak 126.675 penderita DBD di
34 provinsi di Indonesia, dan 1.229 orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah
tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebanyak 100.347
penderita DBD dan sebanyak 907 penderita meninggal dunia pada tahun 2014.
Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan iklim dan rendahnya kesadaran untuk
menjaga kebersihan lingkungan. Distribusi kasus DBD berdasarkan jenis kelamin
pada tahun 2012-2015, yaitu persentase penderita laki-laki dan perempuan
2
Universitas Muhammadiyah Palembang
cenderung sama, hal ini menggambarkan bahwa laki-laki dan perempuan
mempunyai kemungkinan yang sama untuk terkena DBD, atau dapat dikatakan
bahwa kejadian DBD tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin (Kementerian
Kesehatan RI, 2016).
Pada tahun 2016 Golongan terbanyak yang mengalami DBD di Indonesia
pada umur 5-14 tahun mencapai 43,44% dan umur 15-44 tahun mencapai 33,25%
(Kementerian Kesehatan RI, 2016). Penyakit demam berdarah dengue lebih sering
terjadi pada anak, batasan usia anak menurut Kementerian Kesehatan adalah 0-18
tahun dan usia dewasa di atas 18 tahun, kemungkinan penyebabnya berkaitan
dengan kebiasaan nyamuk Aedes aegypti yang aktif menggigit pada siang hari
dengan dua puncak aktivitas yaitu pada pukul 08.00–12.00 dan 15.00–17.00, pada
jam tersebut adalah jam bermain anak, kebiasan tidur siang pada golongan umur
muda terutama anak-anak, selain itu kepekaan anak terhadap gigitan nyamuk juga
masih kurang karena ketika bermain anak-anak cenderung bergerak aktif sehingga
gigitan nyamuk sering terabaikan, kemudian suhu badan tinggi pada anak baru
akan diketahui apabila anak tersebut berinteraksi dengan orang tuanya, sehingga
sering kali demam pada anak tidak dapat dideteksi secara dini dan kasus DBD
banyak terjadi pada anak-anak dikarenakan faktor dari imun anak tersebut
(Sutanto, 2008).
Situasi demam berdarah dengue di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun
2016 terjadi peningkatan kasus dibandingkan tahun 2015. Pada tahun 2016 jumlah
kasus mencapai 3.549 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 23 orang.
Sementara pada tahun 2015 jumlah penderita DBD sebanyak 3.401 kasus dengan
jumlah kematian sebanyak 16 orang (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan,
2016).
Kota Palembang adalah ibukota Provinsi Sumatera Selatan yang
mempunyai luas wilayah 400.61 km2 dengan jumlah penduduk sebesar 1.580.517
jiwa, yang berarti setiap km2 di huni oleh 3.94 jiwa. Di kota Palembang ditemukan
penderita DBD sebanyak 438 kasus pada tahun 2013 meningkat pada tahun 2014
sebesar 622 kasus dan meningkat lagi pada tahun 2015 sebesar 979 kasus (Dinas
Kesehatan Kota Palembang, 2016).
3
Universitas Muhammadiyah Palembang
Puskesmas Taman Bacaan Palembang merupakan Puskesmas yang
terletak di Seberang Ulu II, wilayah kerjanya meliputi 3 Kelurahan yaitu
Kelurahan Tangga Takat, 16 Ulu dan Kelurahan Sentosa, dengan luas wilayah
kerjanya ± 987 Ha. Puskesmas Taman Bacaan merupakan urutan ke-12 dari 39
Puskesmas di kota Palembang terbanyak penderita DBD dan merupakan
Puskesmas tertinggi jumlah penderita DBD dari 4 Kecamatan yang berada di
Seberang Ulu yaitu Kecamatan Seberang Ulu I, Seberang Ulu II, Kertapati, dan
Plaju (Dinas Kesehatan Kota Palembang, 2016). Menururt data profil Puskesmas
Taman Bacaan Palembang (2017) tercatat pada tahun 2016 terdapat 61 orang dan
pada tahun 2017 terdapat 49 orang datang berobat dengan gejala demam tinggi
mendadak tanpa sebab yang jelas berlangsung selama 2-7 hari disertai dengan 2
atau lebih tanda-tanda: mual, muntah, bintik perdarahan, dan nyeri sendi.
Larva Aedes aegypti dan Aedes albopictus hidup pada wadah air buatan
manusia yang berada di dalam dan luar rumah dan biasanya tidak melebihi jarak
500 meter dari rumah. Hasil penelitian di Singapura pada tahun 1996 telah
diketahui habitat perindukan Aedes sp. di rumah tangga (domestik) antara lain
ember, drum, tempayan, baskom (21,9%), diikuti tempat air yang bekas (18,7%),
tempat air hiasan, seperti vas bunga, pot tanaman (17,0%), lekukan pada lantai
(8,7%) dan terpal/plastik (8,3%). Telur Aedes aegypti biasanya menempel pada
dinding tempat penampungan air. Telur Aedes aegypti membutuhkan waktu 2 hari
untuk menetas menjadi jentik. Dari telur sampai menjadi nyamuk dewasa
membutuhkan waktu 9-10 hari (Hasyimi, 2008).
Pemberantasan nyamuk penular DBD terutama dilakukan terhadap
jentiknya yaitu melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). PSN
DBD sebagai kegiatan yang strategis sampai saat ini belum optimal dilaksanakan,
terbukti dengan masih tingginya kasus di daerah endemis DBD di Kota
Palembang. Hal ini mengindikasikan adanya tempat perkembangbiakan nyamuk
Aedes aegypti yang lolos dari program PSN yang dilakukan masyarakat selama
ini. Keberhasilan kegiatan PSN DBD dapat diukur dari Angka Bebas Jentik
(ABJ). ABJ adalah persentase antara rumah atau bangunan yang tidak ditemukan
jentik terhadap seluruh rumah atau bangunan yang diperiksa. Kementerian
Kesehatan RI (2016) menetapkan bahwa ABJ yang dianggap aman untuk
4
Universitas Muhammadiyah Palembang
penularan penyakit DBD adalah ≥ 95% (dari 100 rumah yang diperiksa yang
mempunyai jentik tidak boleh lebih dari 5%) ABJ dapat menggambarkan besaran
masalah DBD. Data angka bebas jentik di Indonesia pada tahun 2012 mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2011 yaitu dari 76% menjadi 79%. Data ABJ
DBD di Kota Palembang tahun 2015 diperoleh sebesar 85,4% atau 51533 rumah
yang diperiksa, ditemukan jentik sebanyak 7537 rumah. Keberhasilan kegiatan
PSN DBD dapat diukur dengan ABJ, apabila ABJ ≥95% diharapkan penularan
DBD dapat dicegah atau dikurangi (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
Hasil penelitian Wati (2009), di Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan,
menemukan bahwa keberadaan jentik dalam kontainer secara statistik mempunyai
hubungan yang bermakna dengan kejadian DBD dengan nilai p = 0,001. Sejalan
dengan penelitian Jata (2016) dilakukan uji chi Square di peroleh nilai
signifikansi di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan sebesar p=0,00 lebih
kecil dari α= 5 % (0,00 < 0,05) dan di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur
sebesar p=0,00 lebih kecil dari α = 5% (0,00< 0,05). Hal ini menunjukkan ke dua
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan dan Puskesmas I Denpasar Timur
ada hubungan keberadaan jentik di kontainer air/TPA responden dengan kejadian
DBD. Demikian juga halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Usman
(2002) di Bandar Lampung yang dipublikasikan pada tahun 2004, menemukan
bahwa penghuni rumah dengan TPA berjentik mendapatkan risiko terjadinya
DBD sebesar 5,2 kali lebih besar dibanding penghuni rumah dengan TPA tidak
berjentik. Pada penelitian yang dilakukan oleh Murdani (2016) di Banyuwangi
didapatkan bahwa terdapat hubungan walaupun tidak terlalu kuat antara angka
bebas jentik dengan kejadian DBD, satu daerah akan terbebas dari kejadian DBD
apabila didukung daerah sekitarnya juga terbebas dari jentik.
Berdasarkan masalah tersebut peneliti merasa tertarik melakukan
penelitian mengenai hubungan kejadian demam berdarah dengue dengan angka
bebas jentik di wilayah kerja Puskesmas Tamana Bacaan Palembang.
5
Universitas Muhammadiyah Palembang
1.2. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara kejadian demam berdarah dengue pada anak
dengan angka bebas jentik di wilayah kerja Puskesmas Taman Bacaan
Palembang?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya hubungan antara kejadian demam
berdarah dengue pada anak dengan angka bebas jentik di wilayah
kerja Puskesmas Taman Bacaan Palembang.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian yang akan dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kejadian demam berdarah dengue
berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Taman
Bacaan Palembang.
2. Untuk mengetahui kejadian demam berdarah dengue
berdasarkan umur anak di wilayah kerja Puskesmas Taman
Bacaan Palembang.
3. Untuk mengetahui angka bebas jentik di wilayah kerja
Puskesmas Taman Bacaan Palembang.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
pengembangan ilmu kedokteran dan menambah wawasan pengetahuan
mengenai penyakit demam berdarah dengue dan pencegahan penyakit
demam berdarah dengue melalui program pemberantasan sarang nyamuk
DBD yang dapat diukur dari angka bebas jentik.
1.4.2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan juga wawasan
dalam melakukan penelitian.
6
Universitas Muhammadiyah Palembang
b. Bagi Pemerintah dan bagi Masyarakat, penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk dapat meningkatkan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk mencegah penyakit
demam berdarah dengue lebih meluas.
7
Universitas Muhammadiyah Palembang
1.5. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Penulis
Penelitian
Judul Penelitian Desain Penelitian Hasil
Agus Putra
Murdani,
Santi
Martini dan
Windhu
Purnomo
Pemetaan Kejadian
DBD Berdasarkan
Angka Bebas Jentik
dan Jenis Infeksi
Virus Dengue di
Kabupaten
Banyuwangi tahun
2016
Penelitian ini
menggunakan desain
cross sectional
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
terdapat hubungan
walaupun tidak terlalu kuat
antara angka bebas jentik
dengan kejadian DBD, satu
daerah akan terbebas dari
kejadian DBD apabila
didukung daerah sekitarnya
juga terbebas dari jentik.
Sondang
Pasaribu,
Devi Nurani
Santi, Indra
Chahaya
Hubungan
Frekuensi
Pemberantasan
Sarang Nyamuk
Dan Angka Bebas
Jentik Dengan
Kejadian Demam
Berdarah Dengue
Pada Periode
Januari-Desember
Tahun 2012 Di Kota
Medan, 2014.
Penelitian ini
menggunakan desain
analisis korelasi
Persentase angka bebas
jentik tidak memiliki
hubungan yang signifikan
dengan kejadian demam
berdarah dengue dari segi
tempat dapat dikarenakan
pelaksanaan pemeriksaan
jentik berkala yang belum
mencakup keseluruhan kota
medan yakni hanya sekitar
70,7% dari seluruh rumah
yang ada. Dengan demikian
angka bebas jentik tidak
menggambarkan kondisi
yang sesunguhnya serta
tidak sesuai dengan
harapan.
8
Universitas Muhammadiyah Palembang
Widia Eka
Wati, Dwi
Astuti, Sri
Darnoto
Beberapa Faktor
Yang Berhubungan
Dengan Kejadian
Demam Berdarah
Dengue (DBD) Di
Kelurahan Ploso
Kecamatan Pacitan
Tahun 2009
Penelitian ini
menggunakan desain
cross sectional
Hasil penelitian
menunjukkan ada
hubungan antara
keberadaan jentik Aedes
aegypti pada kontainer
(P=0,001) dengan kejadian
DBD di Kelurahan Ploso
Kecamatan Pacitan tahun
2009.
9
Universitas Muhammadiyah Palembang
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, R & Natadisastra. 2009. Parasitolgi Kedokteran Ditinjau Dari Organ
Tubuh Yang Diserang. EGC. Jakarta. Hal 150-162.
Ambarwati, Sri, D., & Dewi, A. 2016. Foging Sebagai Upaya Untuk
Memberantas Nyamuk Penyebar Demam Berdarah Di Dukuh Tuwak Desa
Gonilan, Kartasura, Sukoharjo. 9 (2), 130-138. Agustus 5, 2018.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/1094/3.%20AMB
ARWATI.pdf;sequence=1.
Arianti, J., & Athena, A. 2014. Model Prediksi Kejadian Demam Berdarah
Dengue (DBD) Berdasarkan Faktor Iklim di Kota Bogor, Jawa Barat.
Buletin Penelitian Kesehatan. 42 (1), 249-256. Agustus 5, 2018.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/view/3663.
Badan Pusat Statistika Kota Palembang. 2018. Kecamatan Seberang Ulu II Dalam
Angka. Palembang: Badan Pusat Statistika
Bustan, N. M. 2012. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 32.
Chadijah, S., dkk. 2011. Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelaksanaan
Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD di Dua Kelurahan di Kota Palu
Sulawesi Tengah. Media Litbang Kesehatan. 21 (4), 183-190. Agustus 7,
2018. https://media.neliti.com/media/publications/150157-ID-peningkatan-
peranserta-masyarakat-dalam.pdf.
Dahlan, A., & Aminullah, A. 2008. Buku Ilmu Kesehatan Anak. Jilid II. 11 th ed.
Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Hal 609.
Dartjito, E., Yuniarno, S., & Wibowo, C. 2008, 20 September. Beberapa Faktor
Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) Di Kabupaten Banyumas. Jurnal Media Litbang Kesehatan
28 (3). November 30, 2018.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1080
Departmen Kesehatan RI. 2006. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes RI.
Diamond, M. S., & Pierson, T. C. 2015, July 30. Molecular Insight into Dengue
Virus Pathogenesis and its Implication for Disease Control. HHS Public
Access, 162 (3), 488-492. Agustus 27, 2018.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4522276/pdf/nihms708449.
pdf.
Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2016. Profil Kesehatan Kota Palembang tahun
2015. Palembang. Dinas Kesehatan Kota Palembang.
10
Universitas Muhammadiyah Palembang
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. 2016. Profil Kesehatan Provinsi
Sumatera Selatan. Palembang. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
Fathi, S. K., & Chatarina, U. W. 2008. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku
Terhadap Penularan Demam Beradarah Dengue di Kota Mataram. Jurnal
Kesehatan Lingkungan. 2 (1), 1-10. Agustus 5, 2018.
https://www.researchgate.net/publication/277826202.
Goddard, J. 2008. Physician’s Guide to Arthropods of Medical Importance Fifth
Edition. New York: Taylor & Francis Group. Hal 277-278.
Guo et al. 2017, July 12. Global Epidemiologi of Dengue Outbreaks in 1990-
2015: A Systematic Review and Meta-Analysis. Frontiers in Cellular and
Infection Microbiology, 7 (1), 317. Agustus 27, 2018.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5506197/pdf/fcimb-07-
00317.pdf.
Hartoyo, E. 2008. Spektrum Klinis Demam Berdarah Dengue Pada Anak. 10 (3),
145-150. Agustus 5, 2018.
https://saripediatri.org/index.php/saripediatri/article/viewFile/662/597.
Hasyimi, M. 2008. Pengamatan Tempat Perindukan Aedes Aegypti Pada Tempat
Penampungan Air Rumah Tangga Pada Masyarakat Pengguna Air Olahan.
J.Ekol. Kes. 3 (1), 37-42. Agustus 6, 2018.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jek/article/view/1328.
Henchal, E. A., & Putnak, J. R. 2013, Agustus 30. The Dengue Viruses. Clinical
Microbiology Reviews, 3 (4), 376-396. Agustus 27, 2018.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC358169/pdf/cmr00049-
0090.pdf.
Ideham, B. dan Pusarawati, S., 2009. Penuntun Praktis Parasitologi Kedokteran
Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press. Hal 51-54.
Jata, D., Putra, N. A., & Pujaastawa, I. 2016. Hubungan perilaku masyarakat
dalam pemberantasan sarang nyamuk dan faktor lingkungan dengan
kejadian DBD di Wilayah Puskesmas I Denpasar Selatan dan Puskesmas
Denpasar Timur. Ecotrophic, 10, 19.
John, A. L., Abraham, S. N., & Gubler, D. J. 2013, May 8. Barriers To Preclinical
Investigation Of Anti-Dengue Immunity And Dengue pathogenesis. Nature
Reviews Microbiology, 11 (1), 420-425. Agustus 27, 2018.
https://www.nature.com/articles/nrmicro3030.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah
Dengue. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementrian Kesehatan RI. 2012. Petunjuk Teknis Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Jakarta: Kemenkes RI.
11
Universitas Muhammadiyah Palembang
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pengendalian Demam Berdarah Dengue Untuk
Pengelola Program DBD Puskesmas. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah
Dengue. Jakarta: Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Petunjuk Teknis Implementasi PSN 3M Plus
Dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Jakarta: Kemenkes RI.
Kurniawan, T. P. 2015, Desember 5. Studi Angka Bebas Jentik (ABJ) dan Indeks
Ovitrap di Perum Pondok Baru Permai Desa Bulakrejo Kabupaten
Sukoharjo. Jurnal Kesehatan, 1 (2), 72-76. Agustus 5, 2018.
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/4596-9994-1-SM%20(10).pdf.
Marza, R.F., Shodikin. 2016, Desember 10. Karakteristik Tempat Perindukan Dan
Kepadatan Jentik Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Padang, 10 (73), 185-193. Desember 31, 2018.
https://anzdoc.com/karakteristik-tempat-perindukan-dan-kepadatan-jentik-
nyamuk-.html.
Mangkunegara, A.A. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Hal 36-42.
Muninjaya, A.A.G. 2008. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC. Hal 52-57.
Murdani, A.P., Martini, S., & Purnomo, W. 2016. Pemetaan Kejadian DBD
Berdasarkan Angka Bebas Jentik dan Jenis Infeksi Virus Dengue di
Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian
Husada Mojokerto, 1 (3), 30-43. Agustus 5, 2018.
http://jurnalonline.lppmdianhusada.ac.id/index.php/jkk/article/viewFile/39/1
8.
Notoatmodjo, S. 2008. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta. Hal 147-150.
Pasaribu, S., Santi, D. N., & Chahaya, I. 2014. Hubungan Frekuensi
Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Angka Bebas Jentik Dengan Kejadian
Demam Berdarah Dengue Pada Periode Januari-Desember Tahun 2012 di
Kota Medan. Jurnal Universitas Sumatera Utara Fakultas Kedokteran, 3 (1),
27-39. Agustus 5, 2018.
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/lkk/article/view/4043.
Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. www.depkes.go.id diakses 5
Agustus 2018.
Puskesmas Taman Bacaan Palembang. 2017. Data Profil Puskesmas Taman
Bacaan Palembang Tahun 2017. Palembang: Puskesmas Taman Bacaan
Palembang.
12
Universitas Muhammadiyah Palembang
Rasmanto, M. F, dkk. 2016 Model Prediksi Kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD) Berdasarkan Unsur Iklim di Kota Kendari Tahun 2000-2015. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. 1 (3), 1-14. Agustus 7, 2018.
https://media.neliti.com/media/publications/186554-ID-model-prediksi-
kejadian-demam-berdarah-d.pdf.
Sari, C. 2005. Pengaruh Lingkungan terhadap Perkembangan Penyakit Malaria
Dan Demam Berdarah Dengue. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 1 (2), 1-
10. November 30, 2018. http://www.rudyct.com/PPS702-
ipb/09145/cut_irsanya_ns.pdf.
Sastroasmoro, S & Ismael, S. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis
Edisi Ke-5. Jakarta: Sagung Seto. Hal 130.
Soedarmo, S, dkk. 2012. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta : Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Hal 160-173.
Soedarto. 2012. Demam Berdarah Dengue Dengue Haemoragic Fever. Jakarta:
Sugeng Seto. Hal 135-140.
Soegeng, S. 2004. Demam Berdarah Dengue. Surabaya: Universitas Airlangga.
Hal 70-78.
Suhendro, et al. 2014. Demam Berdarah Dengue. In: Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: EGC. Hal 539-543.
Sungkar. 2010. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Dan Kepadatan Aedes Aegypti Di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten.
Makara Kesehatan, 14 (1), 37-45. Agustus 5, 2018.
http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/viewFile/644/629.
Sutanto, I. 2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. Hal. 250-269.
Usman, Sarif. 2002. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam
Berdarah Dengue di Kota Bandar Lampung Tahun 2002. Tesis FKM-UI.
Umaya, R., Faisya, A., & Sunarsih, E. 2013. Hubungan Karakteristik Pejamu
Lingkungan Fisik dan Pelayanan Kesehatan Dengan Kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Ubi Pendopo
Tahun 2012. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 4 (03), 262-269. November
30, 2018.
Universal Taxonomic Services. 2012. Taxon: Aedes aegypti (Linnaeus, 1762) –
Yellow Fever Mosquito. The Taxonomicon. Agustus 8, 2018.
http://taxonomicon.taxonomy.nl/TaxonTree.aspx.
Wahyono, dkk. 2010. Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah Dengue
(DBD). Pusat Data Dan Surveilans Epidemiologi. Jakarta: Direktorat
13
Universitas Muhammadiyah Palembang
Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Wati, W.E., Astuti, D., & Damoto, S. 2009. Beberapa Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kelurahan Ploso
Kecamatan Pacitan. Surakarta: Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah.
World Health Organization (WHO). 2014. Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Depkes
RI.
Yusnia, S. 2009. Analisis Spasiotemporal Kasus DBD Di Kecamatan Tembalang
Bulan Januari-Juni 2009. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.