degenerasi pada tulang

11
1. Degenerasi pada Tulang Klasifikasi a. Osteoporosis primer Osteoporosis primer sering menyerang wanitapaska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui. b. Osteoporosis sekunder Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan : Cushing's disease Hyperthyroidism Hyperparathyroidism Hypogonadism Kelainan hepar Kegagalan ginjal kronis Kurang gerak Kebiasaan minum alkohol Pemakai obat-obatan/corticosteroid Kelebihan kafein Merokok Etiologi : Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.

Upload: marittha-novieyanti

Post on 14-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

GGJGJGJKG

TRANSCRIPT

Page 1: Degenerasi Pada Tulang

1. Degenerasi pada Tulang

Klasifikasi

a. Osteoporosis primer

Osteoporosis primer sering menyerang wanitapaska menopause dan juga pada pria usia

lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.

b. Osteoporosis sekunder

Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :

Cushing's disease

Hyperthyroidism

Hyperparathyroidism

Hypogonadism

Kelainan hepar

Kegagalan ginjal kronis

Kurang gerak

Kebiasaan minum alkohol

Pemakai obat-obatan/corticosteroid

Kelebihan kafein

Merokok

Etiologi :

Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama

pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.

Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai

muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama

untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih

mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.

Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang

berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan

pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia

lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering

menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.

Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang

disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa disebabkan

Page 2: Degenerasi Pada Tulang

oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan

obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang

berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan

ini.

Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya

tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan

fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang

jelas dari rapuhnya tulang.

Gejala Klinis

Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis

senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita

tidak memiliki gejala. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi

kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.

Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang

yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri

timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah

nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit,

tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau

beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan

yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot

dan sakit.

Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau

karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang

juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan

pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis,

patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan.

Patogenesis

Mekanisme yang mendasari dalam semua kasus osteoporosis adalah

ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Dalam tulang normal,

terdapat matrik konstan remodeling tulang; hingga 10% dari seluruh massa tulang mungkin

mengalami remodeling pada saat titik waktu tertentu. Proses pengambilan tempat dalam

satuan-satuan multiseluler tulang (bone multicellular units (BMUs)) pertama kali dijelaskan

Page 3: Degenerasi Pada Tulang

oleh Frost tahun 1963.[1] Tulang diresorpsi oleh sel osteoklas (yang diturunkan dari sumsum

tulang), setelah tulang baru disetorkan oleh sel osteoblas.

Osteoporosis adalah suatu penyakit kelainan pada tulang yang ditandai dengan

berkurangnya massa tulang, kerusakan tubuh atau arsitektur tulang sehingga tulang mudah

patah.

Osteoporosis adalah penyakit degeneratif yaitu suatu penyakit yang berhubungan

dengan usia. Tapi Osteoporosis bisa dihindari atau dicegah agar jangan terjadi akibat yang

lebih fatal yaitu patah tulang.

Secara normal di tubuh kita terjadi suatu tahapan yang disebut remodelling tulang,

yaitu suatu proses pergantian tulang yang sudah tua untuk diganti dengan tulang yang baru.

Hal ini sudah terjadi pada saat pembentukan tulang mulai berlangsung sampai selama kita

hidup.

Setiap saat terjadi remodeling tulang di tulang manusia. Proses remodeling ini

dimulai dengan terjadinya resorpsi atau penyerapan atau penarikan tulang oleh sel tulang

yaitu osteoklas, kemudian tulang yang sudah diserap itu tadi akan diisi oleh tulang yang baru

dengan bantuan sel tulang yang bernama osteoblas.

Kejadian ini adalah suatu keadaan yang normal, dimana pada saat proses

pembentukan tulang sampai umur 30 – 35 tahun, jumlah tulang yang diserap atau diresorpsi

sama dengan jumlah tulang baru yang mengisi atau menggantikan sehingga terbentuk puncak

massa tulang, tapi setelah berumur 35 tahun keadaan ini tidak berjalan dengan seimbang lagi

dimana jumlah tulang yang diserap lebih besar dari jumlah tulang baru yang menggantikan.

Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penurunan massa tulang yang berakibat pada

osteoporosis.

Macam degenerasi pada tulang :

a.       Mandibula

Rahang bawah dibentuk oleh tulang mandibula yang merupakan struktur tulang

paling kokoh pada wajah. Tulang mandibula adalah tulang yang unik, membentuk

lengkung atau arkus dari  kri ke kanan yang bila ditilik dari garis tengah memiliki

struktur simetris di bagian kiri dan kanan.

b.      Penuaan pada mandibula

Penuaan pada mandibula terjadi karena adanya resobsi alveolar sampai setinggi 1cm,

terutama pada rahang tanpa gigi atau setelah pencabutan.

c. Tulang alveolar :

Page 4: Degenerasi Pada Tulang

Terjadi resobsi  pada processus alveolaris, terutama setelah pencabutan gigi,

sehingga : tinggi wajah berkurang, pipi dan labium oris tidak terdukung, serta wajah

menjadi keriput.

Resobsi tulang alveolar menyebabkan pengurangan jumlah tulang akibat kerusakan

tulang karena adanya peningkatan osteoklas, sehingga terjadi proses osteolisis dan

peningkatan vaskularisasi. Akibat penuaan mengakibatkan kontraksi otot bertambah

panjang saat menutup mulut. Hal ini menyebabkan kerja sendi lebih kompleks. Terjadi

resobsi pada caput mandibula, membatasi ruang gerak dan menutup mandibula.

Penuaaan mengakibatkan kehilangan kontak oklusal sehingga mengacaukan fungsi

kunyah.

Unsur-unsur tulang mandibula berubah secara signifikan dengan bertambahnya usia

untuk kedua jenis kelamin dan bahwa perubahan ini, ditambah dengan perubahan

jaringan lunak menyebabkan tampilan pada usia yang lebih rendah sepertiga dari

wajahnya. Baik panjang maupun tinggi mandibula berkurang secara signifikan untuk

kedua jenis kelamin. Perubahan tulang ini dapat menghasikan suatu tampilan yaitu

berkurangnya proyeksi dan tinggi wajah bagian bawah yang ditemukan seiring

bertambahnya umur. Sudut rahang meningkat dengan usia, yang mengakibatkan batas

bawah wajah menjadi kurang jelas. Hilangnya keseluruhan volume mandibula mungkin

juga berkontribusi terhadap penuruna dari lapisan lemak bukal. Hilangnya volume

mandibula juga mempengaruhi penuaan leher yang berkontribusi memberikan

kelenturan plathysma dan jaringan lunak leher. Hasil ini menunjukkan bahwa

mandibula berubah secara dramatis dengan bertambahnya usia.

2. Degenerasi pada TMJ

Osteoartritis adalah proses degenerasi atau penuaan sendi. Pada proses penuaan ini

lapisan tulang rawan sendi yang terdapat pada rongga sendi menipis, sehingga jarak antara

dua tulang saling bedekatan. Hal ini terjadi dalam waktu yang lama membuat rasa ngilu pada

sendi bila digerakan. Reaksi lain yang timbul akibat dari beradunya dua tulang tersebut

membuat jaringan tulang manjadi kasar dan timbul berduri (spur).

Osteoarthritis adalah tipe dari arthritis yang disebabkan oleh kerusakan atau penguraian

dan akhirnya kehilangan tulang muda (cartilage) dari satu atau lebih sendi-sendi. Cartilage

adalah senyawa protein yang melayani sebagai "bantal" antara tulang-tulang dari sendi-sendi.

Page 5: Degenerasi Pada Tulang

Osteoarthritis juga dikenal sebagai degenerative arthritis.

1. Etiologi.

Osteoartritis seringkali terjadi tanpa diketahui sebabnya, yang disebut

denganosteoartritis idiopatik. Pada kasus yang lebih jarang, osteoartritis dapat terjadi

akibat trauma pada sendi, infeksi, atau variasi herediter, perkembangan, kelainan

metabolik dan neurologik., yang disebut dengan osteoartritis sekunder. Onset usia pada

osteoartritis sekunder tergantung pada penyebabnya; maka dari itu, penyakit ini dapat

berkembang pada dewasa muda, dan bahkan anak-anak, seperti halnya pada orang tua.

Sebaliknya, terdapat hubungan yang kuat antara osteoartritis primer dengan umur.

Osteoartritis biasanya melibatkan semua jaringan yang membentuk sendi sinovial,

termasuk rawan sendi, tulang subchondral, tulang metafise, synovium, ligamen, kapsul

sendi, dan otot – otot yang bekerja melalui sendi; tetapi perubahan primer meliputi

kerusakan rawan sendi, remodeling tulang subchondral, dan pembentukan osteofit.

2. Patogenesis

Page 6: Degenerasi Pada Tulang

tulang rawan

KONDROSIT mengalami degenerasi

tulang rawan tipis (matriks dan struktur)

retakan pada sendi

tulang rapuh

permukaan tulang rawan kasar dan berlubang

sendi tidak bisa bergerak dengan halus

semua komponen dalam sendi (tulang, kapsul sendi, jaringan sinovial,

tendon dan tulang rawan)

kekakuan sendi

Perubahan jaringan synovial

cairan synovial akan berkurang mempengaruhi kelancaran pergerakan

dari diskus artikularis

akibat lebih lanjut terjadi krepitasi pada gerak sendi

pada keadaan lebih parah dapat merobek atau merusak diskus artikularis

Page 7: Degenerasi Pada Tulang

Perubahan pada ligamentum sendi

pengurangan ketebalan kapsula sendi

pengurangan daya tahan regangan dari serat kolagen yang membentuk

ligamentum TMJ penurunan keleluasaan artikulasi sendi TMJ

Sintesa kolagen juga akan menurun bila tjd kerusakan ligamentum,

proses reparasi juga melambat

Dampak Gangguan TMJ

1.      Permasalahan dalam proses makan

Berkurangnya kemampuan membuka mulut menyebabkan berkurangnya asupan

nutrisi penderita trismus. Penderita tidak sanggup memakan makanan dalam porsi yang biasa.

Penderita biasanya akan mengalami penurunan berat badan dan mengalami kekurangan gizi.

Hal ini perlu diperhatikan bila penderita tersebut membutuhkan suatu proses penyembuhan

setelah menjalani proses pembedahan, khemoterapi, atau radiasi. Kehilangan berat badan

sebesar 10 % dari berat badan awal memiliki indikasi terjadi intake gizi dan kalori yang

kurang pada penderita.

Masalah di atas juga timbul akibat gangguan menelan pada penderita trismus, hal

tersebut berhubungan dengan pembentukan bolus makanan yang terganggu akibat proses

salivasi dan pergerakan lidah yang tidak sempurna. Selain itu akan banyak ditemukan sisa

makanan yang tidak seluruhnya ditelan. Kombinasi dari gangguan pada otot mastikasi,

pembentukan bolus yang tidak sempurna dan peningkatan dari sisa makanan akan

menyebabkan aspirasi dari sisa makanan tersebut.

2.      Permasalahan dalam kesehatan gigi dan mulut

Gangguan dalam membuka mulut akan dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan

gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut yang jelek akan dapat menimbulkan karies yang

dapat menyebabkan terjadinya infeksi. Infeksi yang lebih lanjut terutama pada mandibula

akan menyebabkan terjadinya osteoradionekrosis. Osteoradionekrosis ini terdapat pada

penderita kanker yang menjalani terapi pada mandibula. Meskipun jarang terjadi, gangguan

ini dapat mengganggu fungsi rahang dan menjadi fatal. Hal ini terjadi akibat matinya jaringan

tulang mandibula oleh radiasi. Pada keadaan ini terapi yang dibutuhkan adalah oksigen

hiperbarik.

3.      Permasalahan dalam proses menelan dan berbicara.

Kebanyakan dari penderita trismus akan mengalami gangguan menelan dan berbicara.

Berbicara akan terganggu jika mulut tidak dapat terbuka secara normal sehingga bunyi yang

Page 8: Degenerasi Pada Tulang

dihasilkan tidak akan sempurna. Proses menelan akan terganggu jika otot mengalami

kerusakan, laring tidak akan sanggup dielevasikan secara sempurna saat bolus makanan

melaluinya.

4.       Permasalahan akibat immobilasi sambungan rahang

Meskipun gejala utama trismus adalah ketidakmampuan dalam membuka mulut, hal

lain yang sangat perlu mendapat perhatian adalah permasalahan pada temporomadibular

joint. Saat temporomadibular joint mengalami immobilisasi, proses degeneratif akan timbul

pada sambungan tersebut, perubahan ini hampir mirip dengan perubahan yang terjadi pada

proses artritis, dan biasanya akan diikuti oleh nyeri dan proses inflamasi. Jika tidak ditangani

segera proses ini akan terus berlanjut dan kerusakan akan menjadi permanen. Dan juga akan

dapat timbul proses degenarasi pada otot-otot pengunyah sehingga jika terus berlanjut akan

menimbulkan atropi pada otot tersebut.Jubhari, Eri.H (2002) Proses Menua Sendi Temporomandibula pada Pemakai Gigitiruan Lengkap. Cermin Dunia Kedokteran 137, 42-45