definisi kdsss

14
Definisi Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi yang disebabkan oleh kelainan ekstrakranial. Derajat tinggi suhu yang dianggap cukup untuk diagnosa kejang demam adalah 38 derajat celcius atau lebih (Soetomenggolo, 1989; Lumbantobing, 1995). Kejang terjadi akibat loncatan listrik abnormal dari sekelompok neuron otak yang mendadak dan lebih dari biasanya, yang meluas ke neuron sekitarnya atau dari substansia grasia ke substansia alba yang disebabkan oleh demam dari luar otak (Freeman, 1980). Etiologi Semua jenis infeksi yang bersumber di luar susunan saraf pusat yang menimbulkan demam dapat menyebabkan kejang demam. Penyakit yang paling sering menimbulkan kejang demam adalah infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis akut, exantema subitum, bronchitis, dan infeksi saluran kemih (Goodridge, 1987; Soetomenggolo, 1989). Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti tonsillitis, faringitis, forunkulosis serta pasca imunisasi DPT (pertusis) dan campak (morbili) dapat menyebabkan kejang demam. Faktor lain yang mungkin berperan terhadap terjadinya kejang demam adalah : - Produk toksik mikroorganisme terhadap otak (shigellosis, salmonellosis) - Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksi.

Upload: nonawita

Post on 26-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vaxhsxs

TRANSCRIPT

Page 1: Definisi Kdsss

Definisi

Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi yang

disebabkan oleh kelainan ekstrakranial. Derajat tinggi suhu yang dianggap cukup untuk

diagnosa kejang demam adalah 38 derajat celcius atau lebih (Soetomenggolo, 1989;

Lumbantobing, 1995). Kejang terjadi akibat loncatan listrik abnormal dari sekelompok

neuron otak yang mendadak dan lebih dari biasanya, yang meluas ke neuron sekitarnya atau

dari substansia grasia ke substansia alba yang disebabkan oleh demam dari luar otak

(Freeman, 1980).

Etiologi

Semua jenis infeksi yang bersumber di luar susunan saraf pusat yang menimbulkan

demam dapat menyebabkan kejang demam. Penyakit yang paling sering menimbulkan kejang

demam adalah infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis

akut, exantema subitum, bronchitis, dan infeksi saluran kemih (Goodridge, 1987;

Soetomenggolo, 1989). Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti tonsillitis,

faringitis, forunkulosis serta pasca imunisasi DPT (pertusis) dan campak (morbili) dapat

menyebabkan kejang demam.

Faktor lain yang mungkin berperan terhadap terjadinya kejang demam adalah :

- Produk toksik mikroorganisme terhadap otak (shigellosis, salmonellosis)

- Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksi.

– Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit.

– Gabungan dari faktor-faktor diatas.

Patofisiologi

Page 2: Definisi Kdsss

Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2

dan air. Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari permukaan dalam adalah lipoid

dan permukaan luar adalah ionik. Dalam keadaan normal, membran sel neuron dapat dilalui

oleh ion K, ion Na, dan elektrolit seperti Cl. Konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan

konsentrasi Na+ rendah, sedangkan di luar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya.

Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel maka terdapat

perbedaan potensial yang disebut potensial membran dari sel neuron.

Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan

enzim Na-K-ATPase yang terdapat pada permukaan sel. Perbedaan potensial membran sel

neuron disebabkan oleh :

1. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler.

2. Rangsangan yang datangnya mendadak, misalnya mekanis, kimiawi, aliran listrik dari sekitarnya.

3. Perubahan patofisiologis dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan.

Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1 derajat celcius akan menyebabkan metabolisme

basal meningkat 10-15% dan kebutuhan oksigen meningkat 20%. Pada seorang anak yang

berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh, sedangkan pada orang

dewasa hanya 15%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan

keseimbangan dari membran dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium

Page 3: Definisi Kdsss

maupun natrium melalui membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas

muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke

membran sel lainnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter sehingga terjadi

kejang.

Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi rendahnya

ambang kejang seorang anak. Ada anak yang ambang kejangnya rendah, kejang telah terjadi

pada suhu 38 derajat celcius, sedangkan pada anak dengan ambang kejang tinggi, kejang baru

terjadi pada suhu 40 derajat celcius.

Klasifikasi Kejang Demam

Menurut Livingstone (1970), membagi kejang demam menjadi dua :

1. Kejang demam sederhana

Diagnosisnya :

- Umur anak ketika kejang antara 6 bulan & 4 tahun

- Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tak lebih dari 15 menit

- Kejang bersifat umum, frekuensi kejang bangkitan dalam 1th tidak > 4 kali

- Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam

- Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal

- Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak

menunjukkan kelainan

2. Epilepsi yang diprovokasi demam

Diagnosisnya :

- Kejang lama dan bersifat lokal

- Umur lebih dari 6 tahun

Page 4: Definisi Kdsss

- Frekuensi serangan lebih dari 4 kali / tahun

- EEG setelah tidak demam abnormal

Menurut sub bagian syaraf anak FK-UI membagi tiga jenis kejang demam, yaitu :

1. Kejang demam kompleks

Diagnosisnya :

- Umur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun

- Kejang berlangsung lebih dari 15 menit

- Kejang bersifat fokal/multipel

- Didapatkan kelainan neurologis

- EEG abnormal

- Frekuensi kejang lebih dari 3 kali / tahun

- Temperatur kurang dari 39 derajat celcius

2. Kejang demam sederhana

Diagnosisnya :

- Kejadiannya antara umur 6 bulan sampai dengan 5 tahun

- Serangan kejang kurang dari 15 menit atau singkat

- Kejang bersifat umum (tonik/klonik)

- Tidak didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang

- Frekuensi kejang kurang dari 3 kali / tahun

- Temperatur lebih dari 39 derajat celcius

3. Kejang demam berulang

Page 5: Definisi Kdsss

Diagnosisnya :

- Kejang demam timbul pada lebih dari satu episode demam

(Soetomenggolo, 1995)

Manifestasi klinik

Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung

singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, klonik, fokal, atau akinetik.

Umumnya kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti, anak tidak member reaksi apapun

sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa

defisit neurologis. Kejang dapat diikuti oleh hemiparesis sementara (Hemiparesis Todd) yang

berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama diikuti oleh

hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung lama sering terjadi pada

kejang demam yang pertama (Soetomenggolo, 1995).

Durasi kejang bervariasi, dapat berlangsung beberapa menit sampai lebih dari 30

menit, tergantung pada jenis kejang demam tersebut. Sedangkan frekuensinya dapat kurang

dari 4 kali dalam 1 tahun sampai lebih dari 2 kali sehari. Pada kejang demam kompleks,

frekuensi dapat sampai lebih dari 4 kali sehari dan kejangnya berlangsung lebih dari 30

menit.

Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium

Pada kejang demam sederhana, tidak dijumpai kelainan fisik neurologi maupun

laboratorium. Pada kejang demam kompleks, dijumpai kelainan fisik neurologi berupa

hemiplegi, diplegi (Goodridge, 1987; Soetomenggolo, 1989). Pada pemeriksaan EEG

didapatkan gelombang abnormal berupa gelombang-gelombang lambat fokal bervoltase

tinggi, kenaikan aktivitas delta, relatif dengan gelombang tajam (Soetomenggolo, 1989).

Perlambatan aktivitas EEG kurang mempunyai nilai prognostic, walaupun penderita kejang

demam kompleks lebih sering menunjukkan gambaran EEG abnormal. EEG juga tidak dapat

digunakan untuk menduga kemungkinan terjadinya epilepsi di kemudian hari

(Soetomenggolo, 1995).

Diagnosis

Page 6: Definisi Kdsss

Diagnosis kejang tidak selalu mudah. Ensefalopati tanpa sebab yang jelas kadang

memberi gejala kejang yang hebat. Sinkop atau kejang sebagai refleksi anoksia juga dapat

terpacu oleh demam. Demam menggigil pada bayi juga dapat keliru dengan kejang demam.

Sering orang tua menyangka anak gemetar karena suhu yang tinggi sebagai kejang.

Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda menurut kriteria Livingstone sebagai berikut :

1. Umur anak kejang pertama antara 6 bulan sampai 4 tahun

2. Kejang terjadi dalam 16 jam pertama setelah mulai panas.

3. Kejang bersifat umum

4. Kejang berlangsung tak lebih dari 15 menit

5. Frekuensi bangkitan tak lebih dari 4 kali dalam setahun

6. Pemeriksaan EEG yang dibuat 10-14 hari setelah bebas panas tidak menunjukkan kelainan

7. Tidak didapatkan kelainan neurologic

(Pedoman tatalaksana medik anak RSUP DR. SARDJITO, 1991)

Diferensial Diagnosa

Kejang dengan suhu badan yang tinggi dapat terjadi karena kelainan lain, misalnya

radang selaput otak (meningitis), radang otak (ensefalitis), dan abses otak.

Menegakkan diagnosa meningitis tidak selalu mudah terutama pada bayi dan anak

yang masih muda. Pada kelompok ini gejala meningitis sering tidak khas dan gangguan

neurologisnya kurang nyata. Oleh karena itu agar tidak terjadi kekhilafan yang berakibat fatal

harus dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal yang umumnya diambil melalui fungsi

lumbal (Lumbatobing, 1995).

Penatalaksanaan

Dalam penanggulangan kejang demam ada 6 faktor yang perlu dikerjakan, yaitu :

- Mengatasi kejang secepat mungkin

- Pengobatan penunjang

Page 7: Definisi Kdsss

- Memberikan pengobatan rumat

- Mencari dan mengobati penyebab

- Mencegah terjadinya kejang dengan cara anak jangan sampai panas

- Pengobatan akut

A. Mengatasi kejang secepat mungkin

Sebagai orang tua jika mengetahui seorang kejang demam, tindakan yang perlu kita

lakukan secepat mungkin adalah semua pakaian yang ketat dibuka. Kepala sebaiknya

miring untuk mencegah aspirasi isi lambung. Penting sekali mengusahakan jalan nafas

yang bebas agar oksigenasi terjamin. Dan bisa juga diberikan sesuatu benda yang bisa

digigit seperti kain, sendok balut kain yang berguna mencegah tergigitnya lidah atau

tertutupnya jalan nafas. Bila suhu penderita meninggi, dapat dilakukan kompres dengan

es/alkohol atau dapat juga diberi obat penurun panas/antipiretik.

B. Pengobatan penunjang

Pengobatan penunjang dapat dilakukan di rumah, tanda vital seperti suhu, tekanan

darah, pernafasan dan denyut jantung diawasi secara ketat. Bila suhu penderita tinggi

dilakukan dengan kompres es atau alkohol. Bila penderita dalam keadaan kejang obat

pilihan utama adalah diazepam yang diberikan secara per rectal, disamping cara

pemberian yang mudah, sederhana dan efektif telah dibuktikan keampuhannya

(Lumbantobing, SM, 1995). Hal ini dapat dilakukan oleh orang tua atau tenaga lain yang

mengetahui dosisnya. Dosis tergantung dari berat badan, yaitu berat badan kurang dari

10 kg diberikan 5 mg dan berat badan lebih dari 10 kg rata-rata pemakaiannya 0,4-0,6

mg/KgBB. Kemasan terdiri atas 5 mg dan 10 mg dalam rectiol. Bila kejang tidak

berhenti dengan dosis pertama, dapat diberikan lagi setelah 15 menit dengan dosis yang

sama.

Untuk mencegah terjadinya udem otak diberikan kortikosteroid yaitu dengan dosis

20-30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis. Golongan glukokortikoid seperti

deksametason diberikan 0,5-1 ampul setiap 6 jam sampai keadaan membaik.

C. Pengobatan rumat

Page 8: Definisi Kdsss

Setelah kejang diatasi harus disusul dengan pengobatan rumat dengan cara mengirim

penderita ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan lebih lanjut. Pengobatan ini

dibagi atas dua bagian, yaitu:

1. Profilaksis intermitten

Untuk mencegah terulangnya kejang di kemudian hari, penderita kejang

demam sederhana diberikan obat campuran anti konvulsan dan antipiretika yang

harus diberikan kepada anak yang bila menderita demam lagi. Antikonvulsan yang

diberikan ialah fenobarbital dengan dosis 4-5 mg/kgBB/hari yang mempunyai efek

samping paling sedikit dibandingkan dengan obat antikonvulsan lainnya.

Obat yang kini ampuh dan banyak dipergunakan untuk mencegah terulangnya

kejang demam ialah diazepam, baik diberikan secara rectal maupun oral pada waktu

anak mulai terasa panas.

Profilaksis intermitten ini sebaiknya diberikan sampai kemungkinan anak

untuk menderita kejang demam sedehana sangat kecil yaitu sampai sekitar umur 4

tahun.

2. Profilaksis jangka panjang

Profilaksis jangka panjang gunanya untuk menjamin terdapatnya dosis

teurapetik yang stabil dan cukup di dalam darah penderita untuk mencegah

terulangnya kejang di kemudian hari.

Obat yang dipakai untuk profilaksis jangka panjang ialah:

a. Fenobarbital

Dosis 4-5 mg/kgBB/hari. Efek samping dari pemakaian fenobarbital

jangka panjang ialah perubahan sifat anak menjadi hiperaktif, perubahan

siklus tidur dan kadang-kadang gangguan kognitif atau fungsi luhur.

b. Sodium valproat / asam valproat

Page 9: Definisi Kdsss

Dosisnya ialah 20-30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis. Namun,

obat ini harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan fenobarbital dan

gejala toksik berupa rasa mual, kerusakan hepar, pancreatitis.

c. Fenitoin

Diberikan pada anak yang sebelumnya sudah menunjukkan gangguan

sifat berupa hiperaktif sebagai pengganti fenobarbital. Hasilnya tidak atau

kurang memuaskan. Pemberian antikonvulsan pada profilaksis jangka panjang

ini dilanjutkan sekurang-kurangnya 3 tahun seperti mengobati epilepsi.

Menghentikan pemberian antikonvulsi kelak harus perlahan-lahan dengan

jalan mengurangi dosis selama 3 atau 6 bulan.

D. Mencari dan mengobati penyebab

Penyebab dari kejang demam baik sederhana maupun kompleks biasanya infeksi

traktus respiratorius bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotik yang tepat

dan kuat perlu untuk mengobati infeksi tersebut.

Secara akademis pada anak dengan kejang demam yang datang untuk pertama kali

sebaiknya dikerjakan pemeriksaan pungsi lumbal. Hal ini perlu untuk menyingkirkan

faktor infeksi di dalam otak misalnya meningitis.

Apabila menghadapi penderita dengan kejang lama, pemeriksaan yang intensif perlu

dilakukan, yaitu pemeriksaan pungsi lumbal, darah lengkap, misalnya gula darah,

kalium, magnesium, kalsium, natrium, nitrogen, dan faal hati.

E. Mencegah Terjadinya kejang dengan cara anak jangan sampai panas

Dalam hal ini tindakan yang perlu ialah mencari penyebab kejang demam tersebut.

Misalnya pemberian antibiotik yang sesuai untuk infeksi. Untuk mencegah agar kejang

tidak berulang kembali dapat menimbulkan panas pada anak sebaiknya diberi

antikonvulsan atau menjaga anak agar tidak sampai kelelahan, karena hal tersebut dapat

terjadi aspirasi ludah atau lendir dari mulut.

Page 10: Definisi Kdsss

Kambuhnya kejang demam perlu dicegah karena serangan kejang merupakan

pengalaman yang menakutkan dan mencemaskan bagi keluarga. Bila kejang berlangsung

lama dapat mengakibatkan kerusakan otak yang menetap (cacat).

Ada 3 upaya yang dapat dilakukan :

1. Profilaksis intermitten

2. Profilaksis terus menerus dengan obat antikonvulsan tiap hari

3. Mengatasi segera jika terjadi serangan kejang

F. Pengobatan Akut

Dalam pengobatan akut ada 4 prinsip, yaitu :

1. Segera menghilangkan kejang

2. Turunkan panas

3. Pengobatan terhadap panas

4. Suportif

Diazepam diberikan dalam dosis 0,2-0,5 mg/kgBB secara IV perlahan-lahan selama 5

menit.

Bersamaan dengan mengatasi kejang dilakukan:

1. Bebaskan jalan nafas, pakaian penderita dilonggarkan kalau perlu dilepaskan

2. Tidurkan penderita pada posisi terlentang, hindari dari trauma. Cegah trauma pada

bibir dan lidah dengan pemberian spatel lidah atau sapu tangan diantara gigi

3. Pemberian oksigen untuk mencegah kerusakan otak karena hipoksia

4. Segera turunkan suhu badan dengan pemberian antipiretika

(asetaminofen/parasetamol) atau dapat diberikan kompres es

5. Cari penyebab kenaikan suhu badan dan berikan antibiotic yang sesuai

Page 11: Definisi Kdsss

6. Apabila kejang berlangsung lebih dari 30 menit dapat diberikan kortikosteroid

untuk mencegah oedem otak dengan menggunakan cortisone 20-30 mg/kgBB atau

dexametason 0,5-0,6 mg/kgBB