definisi komunikasi.pdf

29
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian imformasi-informasi, pesan-pesan,gagasan atau pegertian-pengertian,dengan mengunakan lambang-lambang yang mengandung arti atau baik secara verbal maupun non-verbal dari seseorang atau sekelompok orang lainya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian dan atau kesepakatan bersama. Lambang-lamabang yang mengandung arti atau makna, baik secara verbal maupun non-verbal yang penulis maksudkan dalam defenisi diatas mencakup bahasa lisan, bahasa tulisan, gerakan tubuh, gambar, warna, bunyi, dan sebaiknya. Berikut ini dua defenisi komunikasi menurut pakar lainya (William Albig,Bernad Barelson dan Barry A.Stainer) : ” Communication is the process of trasmitting meaningful symbols between individuals” (Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung makna diantara individu- individu). (William Albig dikutip dalam Djoernasrih, 1991 : 16) Menurut Onong Uchjana Effendy, 2001:2) mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses memberi signal menurut atarun-atauran tertentu, sehinga dengan cara ini sistem dapat didirikan, dipelihara dan diubah.Dan sebuah defenisi singkat di buat oleh Harold D Lasswell, bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : siapa yang menyampaikan (komunikator), apa yang disampaikan (pesan), melalui saluran apa (media), kepada siapa (komunikan) dan apa pengaruhnya (efek) (dalam Effendy, 1999 : 10). Dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan kegiaatan yang dikukan oleh orang (makhluk hidup) untuk menyatakan suatu gagasan atau ide kepada orang lain dengan

Upload: satria-putra-penarosa

Post on 01-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

definisi komunikasi

TRANSCRIPT

Page 1: definisi komunikasi.pdf

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian imformasi-informasi, pesan-pesan,gagasan

atau pegertian-pengertian,dengan mengunakan lambang-lambang yang mengandung arti atau

baik secara verbal maupun non-verbal dari seseorang atau sekelompok orang lainya dengan

tujuan untuk mencapai saling pengertian dan atau kesepakatan bersama. Lambang-lamabang

yang mengandung arti atau makna, baik secara verbal maupun non-verbal yang penulis

maksudkan dalam defenisi diatas mencakup bahasa lisan, bahasa tulisan, gerakan tubuh,

gambar, warna, bunyi, dan sebaiknya. Berikut ini dua defenisi komunikasi menurut pakar

lainya (William Albig,Bernad Barelson dan Barry A.Stainer) : ” Communication is the

process of trasmitting meaningful symbols between individuals” (Komunikasi adalah proses

penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung makna diantara individu-

individu). (William Albig dikutip dalam Djoernasrih, 1991 : 16)

Menurut Onong Uchjana Effendy, 2001:2) mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu

proses memberi signal menurut atarun-atauran tertentu, sehinga dengan cara ini sistem dapat

didirikan, dipelihara dan diubah.Dan sebuah defenisi singkat di buat oleh Harold D Lasswell,

bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi adalah dengan

menjawab pertanyaan : siapa yang menyampaikan (komunikator), apa yang disampaikan

(pesan), melalui saluran apa (media), kepada siapa (komunikan) dan apa pengaruhnya (efek)

(dalam Effendy, 1999 : 10).

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan kegiaatan yang dikukan oleh orang

(makhluk hidup) untuk menyatakan suatu gagasan atau ide kepada orang lain dengan

Page 2: definisi komunikasi.pdf

mengunakan lambang- lambang berupa bahasa, gambar-gambar atau tanda-tanda yang

bermakna serta dapat saling mengerti. Komunikasi (proses penyampaian pesan / imformasi)

memang pada prisipnya hanya berlangsung diantara makhluk-makhluk hidup hidup yaitu

antaranya manusia dengan manusia. Relative juga bisa berlangsung antara manusia dengan

mesin robot, komputer, dan berbagai bentuk rekayasa teknologi sibernika

(cybernetics,cybertecnology) lainya Kegitan komunikasi ini lazimnya dilakukan dengan tiga

tujuan yaitu:

a. Untuk mengetahui sesuatu

a. Untuk memberitahu sesuatu dan

b. Untuk mempengaruhi atau mengarahkan orang lain agar bebuat sesuatu.

Secara keseluruhan atau secara garis besarnya, tujuan komunikasi adalah untuk

tercapai saling pengertian (mutual understanding), pemahaman bersama (common

understanding), atau kesepakatan timbal balik (mutual agreement). Dengan demikian tingkat

keberhasilan (pencapaian tujuan) komunikasi dapat dilihat atau dinilai dari sampai dimana

atau sejauh mana saling pengertiandan kesepakatan dapat dicapai oleh pihak-pihak yang

melakukan komunikasi itu melalui proses komunikasi.

Proses komunikasi adalah rangkaian kejadian/peristiwa perbuatan melakukan

hubungan, kontak, interaksi satu lain (pada umumnya diantara makluk hidup) berupa

penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna. Proses

komunikasi yang baik adalah apabila hubungan/interaksi dalam rangka penyampaian

pesan/informasi yang dilakukan tertuju kepada penerima pesan/informasi itu, dan serta timbal

balik, disampaikan melalui saluran-saluran (media) yang cocok/tepat dan isi pesan disusun

dengan sebalik-baliknya secara jelas, tegas dan pasti serta dapat dipahami oleh pihak-pihak

yang terlibat dalam proses hubungan penyampaian dan penerimaan pesan itu.

Page 3: definisi komunikasi.pdf

2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Dalam setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur (komponen-komponen) sebagai

berikut:

1. Komunikator (Sender) adalah seseorang atau sekelompok orang yang merupakan

tempat asal pesan atau sumber berita / informasi yang disampaikan

2. Pesan (Message) adalah pesan atau imformasi dari komunikator yang

penyampaiannya di sampaikan kepada komunikan melalui penggunaan bahasa atau

lambang-lambang baik berupa tulisan, gambar,gerakan tubuh,lambaikan

tangan,kerdipan mata, warna, bunyi puluit, bendera dan tentunya suara atau bahasa

yang di ucapkan manusia.

3. Komunikan (Receiver) adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai subjek yang

dituju oleh komunikator (pengirim/penyampaian pesan), yang menerima pesan/

berita/ imformasi berupa lambang-lambang yang mengandung arti atau makna.

4. Saluran atau media komunikasi adalah sarana tempat berlalunya simbol-simbol atau

lambang-lambang yang mengandung makna pesan/ pengertian. Saluran atau medium

komunikasi tersebut berupa alat sarana yang menyalurkan suara (audio) untuk

pendengaran,tulisan, dan gambar (visual).

5. Efek atau umpan balik (Effect/Feed back) adalah hasil penerimaan pesan/informasi

oleh komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul setelah komunikan menerima

pesan. Efek dapat berlanjut dengan memberikan respon, tanggapan atau jawapan yang

disebut umpan balik menurut (O.U.Effendy, 1992 : 49).

2.1.3 Ciri-Ciri Komunikasi

Komunikasi memiliki sifat atau ciri-ciri. Adapun sifat atau ciri-ciri dari komunikasi,

antara lain (Efendy, 1993:33):

Page 4: definisi komunikasi.pdf

1. Komunikasi Verbal (Verbal Comunication)

a) Komunikasi Lisan (Oral Comunication)

b) Komunikasi Tulisan/Cetak (Written/Printed Communication)

2. Komunikasi Non-Verbal (Nonverbal Comunication)

a) Komunikasi isyarat Badaniah (Gestured Comunication)

b) Komunikasi Gambar (Picturial Comunication)

3. Komunikasi Tatap Muka (Face to Face Comunication)

4. Komunikasi Bermedia (Medianted Comunication)

2.1.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi

Suatu pesan yang disampaikan dari seorang kepada orang lain dengan tujuan. Agar

pesan tersebut dapat mengerti, memperkuat dan bahkan mampu mengubah orang lain.

Dengan kata lain, kegiatan atau proses komunikasi tidak begitu juga diterima oleh komunikan

dan menghasilkan efek sasuai dengan keinginan komunikator. Adapun tujuan komunikasi

menurut Onong.U. Effendy adalah

1. Mengubah sikap (to change the attitude)

2. Mengubah pendapat atau opini (to change the opinion)

3. Mengubah perilaku (to change the behaviour)

4. Mengubah masyarakat (to change the society)

Fungsi komunikasi dipandang dari arti luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran

berita dan pesan akan tetapi sebagau kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar data,

fakta dan ide. Adapun fungsi dari kegitan komunikasi, dibagi atas empat fungsi utama

(Effendy,1999) yaitu:

1. Menyampaikan imformasi (to infororm)

2. Mendidik (to educute)

Page 5: definisi komunikasi.pdf

3. Menghibur (to intertain)

4. Mempengaruhi (to influence)

2.1.5 Tatanan Komunikasi

Tatanan komunikasi adalah proses komunikasi yang ditinjau dari jumlah komunikan,

apakah satu orang, sekelompok orang atausejumlah orang yang bertempat tinggal secara

tersebar. Berdasarkan situasi komunikan seperti ini maka komunikasi dapat diklafikasikan

menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut :

1. Komunikan pribadi (Personal Comunication), yaitu : komunikasi diri sendiri, baik

dalam fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Komunikasi

pribadi dapat terdiri dari:

a) Komunikasi intrapribadi (interpersonal comunication)

b) Komunikasi antrapribadi (interpersonel comunication)

2. Komunikasi kelompok (Group Comunication), yaitu :Komunikasi yang berlansung

Antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua

orang. Komunikasi kelompok terdiri dari:

a. Komunikasi kelompok kecil (Small group comunication)

- Ceramah (Lecture)

- Diskusi panel (Panel discussion)

- Symposium

- Forum

- Seminar

- Lain-lain

b. Komunikasi kelompok besar(Large group comunication/public speking).

Page 6: definisi komunikasi.pdf

3. Komunikasi Massa (Massa Communication), yaitu : Komunikasi yang berlangsung

yang berlangsung pada masyarakat luas, yang indentifikasinya ditentukan oleh ciri

khas institusionalnya (gabungan antara tujuan, organisasi dan keguatan yang

sebenarnya). Komunikasi Massa terdiri dari:

a. Komunikasi Media Massa Cetak (Prited mass media comunication)

- Surat kabar

- Majalah

b. Komunikasi Media Massa Elektronik ( Electronic mass media comunication)

- Radio

- Televisi

- Flim

- Lain-lain (Effendy, 1999).

2.2 Komunikasi Formal

Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi

organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan komunikasi formal.

Pecan dalam jaringan komunikasi formal biasanya mengalir dari atas ke bawah atau dari

bawah ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara horizontal. Ada tiga bentuk utama dari

arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti garis komunikasi seperti yang

digambarkan dalam struktur organisasi yaitu :

1. "Downward communication" atau komunikasi kepada bawahan.

2. "Upward communication" atau komunikasi kepada atasan.

3. "Horizontal communication" atau komunikasi horizontal.

2.2.1. Komunikasi ke Bawah

Page 7: definisi komunikasi.pdf

Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari par a atasan atau para

pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawah digunakan untuk

menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan

tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan

kebijaksanaan umum. Menurut Lewis (1987) komunikasi ke bawah adalah untuk

menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan

dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena ku-

rang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan.

A Tipe Komunikasi ke Bawah

Secara umum komunikasi ke bawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe yaitu

1) Instruksi Tugas

Instruksi tugas/pekerjaan yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa

yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan itu mungkin

bervariasi seperti perintah langsung, diskripsi tugas, prosedur manual, program latihan

tertentu, alat-alat bantu melihat dan mendengar yang berisi pesan-pesan tugas dan

sebagainya. Faktor yang prinsipal adalah mempengaruhi isi dari instruksi tugas-tugas yang

kelihatannya kompleks dan menghendaki keterampilan dan pengalaman untuk

melakukannya. Instruksi tugas yang tepat dan langsung cenderung dihubungkan dengan

tugas yang sederhana yang hanya menghendaki keterampilan dan pengalaman yang minimal.

Instruksi yang lebih umum biasanya digunakan bagi tugas-tugas yang kompleks, di mana

karyawan diharapkan mempergunakan pertimbangannya, keterampilan dan pengalamannya.

2) Rasional

Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan

bagaimana kaftan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi atau objektif organisasi.

Page 8: definisi komunikasi.pdf

Kualitas dan kuantitas dari komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi pimpinan

mengenai bawahannya. Bila pimpinan menganggap bawahannya pemalas, atau hanya mau

bekerja bila dipaksa maka pimpinan memberikan pesan yang bersifat rasional ini sedikit.

Tetapi bila pimpinan menganggap bawahannya orangyangdapat memotivasi diri sendiri dan

produktif, maka biasanya diberikan pesan rasional yang banyak.

3)Ideologi

Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan dari pesan rasional. Pada pesan

rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi.

Sedangkan pada pesan ideologi sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota

organisasi guns memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.

4)Informasi

Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktik-praktik

organisasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak

berhubungan dengan instruksi clan rasional.Misalnya buku handbook dari karyawan adalah

contoh dari pesan informasi.

5)Balikan

Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan

pekerjaannya. Salah satu bentuk sederhana dari balikan ini adalah pembayaran gaji karyawan

yang telah siap melakukan pekerjaannya atau apabila tidak ada informasi dari atasan yang

mengritik pekerjaannya, berarti pekerjaannya sudah memuaskan. Tetapi apabila hasil

pekerjaan karyawan kurang baik balikannya mungkin berupa kritikan atau peringatan

terhadap karyawan tersebut.

Semua bentuk komunikasi ke bawah tersebut dipengaruhi oleh struktur hierarki dalam

organisasi. Pesan ke bawah cenderung bertambah karena pesan itu bergerak melalui tingkatan

hierarki secara berturutturut. Misalnya pesan dari pimpinan yang paling atas hanya berupa

Page 9: definisi komunikasi.pdf

suatu pernyataan tentang hasil yang diinginkan. Maksud dari pencapaian hasil yang diingini

ini mungkin ditambah pada tingkatan hierarki yang lebih rendah berikutnya. Selanjutnya

pesan tersebut pada hierarki yang lebih rendah berikutnya ditambah i lagi dengan hal-hal detil

bagaimana mencapai hasil yang diinginkan tersebut. Sampai pesan tersebut lengkap secara

operasional untuk dilaksanakan.

Karyawan menginginkan informasi dari atasannya dan mencari instruksi dan

pekerjaannya, informasi yang berkenaan dengan hal-hal yang mempengaruhi mereka dan

berita-berita yang terbaru. Walaupun informasi yang mereka peroleh bertambah mereka

masih mencari informasi tambahan.

Pimpinan biasanya percaya bahwa pesannya sampai kepada bawahan yang

dimaksudkannya. Akan tetapi dalam suatu survei yang dilakukan Likert (Koechler, 1981)

terhadap pekerja clan pengawas, menemukan bahwa pimpinan menaksir terlalu tinggi

mengenai jumlah informasi yang diketahui oleh bawahannya clan tingkat pemahaman

pimpinan mengenai masalah bawahannya. Meskipun karyawan menginginkan informasi dari

atasannya tetapi mereka tidak menerimanya. Banyak karyawan mengeluh bahwa mereka

tidak diberi informasi yang cocok dengan pelaksanaan tugas mereka.

B. Faktor yang Mempengaruhi komunikasi ke bawah

Arus komunikasi daripada atasan kepada bawahan tidaklah selalu berjalan lancar, tetapi

dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain sebagai berikut.

1) Keterbukaan

Kurangnya sifat terbuka di antara pimpinan dan karyawan akan menyebabkan pemblokan

atau tidak mau menyampaikan, pesan dan gangguan dalam pesan. Umumnya para pimpinan

tidak begitu memperhatikan arus komunikasi ke bawah. Pimpinan mau memberikan in-

formasi ke bawah bila mereka merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas.

Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas pesan tersebut tetap dipegangnya.

Page 10: definisi komunikasi.pdf

Misalnya seorang pimpinan akan mengirimkan pesan untuk memotivasi karyawan guns

penyempurnaan produksi, tetapi tidak mau mendiskusikan kebijaksanaan barn dalam

mengatasi masalah-masalah organisasi.

Kepercayaan pada pesan tulisan

Kebanyakan para pimpinan lebih percaya pada pesan tulisan dan metode difusi yang

menggunakan alat-alat elektronik daripada pesan yang disampaikan secara lisan dengan tatap

muka. Hal ini menjadikan pimpinan lebih banyak menyampalkan pesan secara tertulis berupa

buletin, manual yang mahal-mahal, buklet, dan film sebagai pengganti kontak personal secara

tatap muka antara atasan dan bawahan. HaSil penelitian Dahle (1981) menunjukkan bahwa

pesan itu akan lebih efektif bila dikirimkan dalam bentuk lisan dan tulisan. Jadi bukan hanya

dalam bentuk tertulis saja. Komunikasi tatap muka lebih disenangi oleh karyawan daripada

media cetak. Meskipun hasil penelitian memperlihatkan hasil yang agak bertentangan dengan

kepercayaan pimpinan tersebut namun kepercayaan .-ersebut masih ada.

3) Pesan yang berlebihan

Karma banyakm a pesan-pesan dikirimkan secara tertulis maka karyawan dibebani

dengan memo-memo, buletin, surat-surat pengumuman, majalah dan pemyataan

kebijaksanaan, sehingga banyak sekali pesan-pesan yang harus dibaca oleh karyawan. Reaksi

karyawan terhadap pesan tersebut biasanya cenderung untuk tidak membacanya. Banyak ka

yawan hanya membaca pesan-pesan tertentu yang dianggap penting bagi dirinya clan yang

lain dibiarkan saja tidak dibaca.

1) Timing

Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi komunikasi ke bawah.

Pimpinan hendaklah mempertimbangkan saat yang tepat bagi pengiriman pesan dan dampak

yang potensial kepada tingkah laku karyawan. Pesan seharusnya dikirimkan ke bawah pada

saat Baling menguntungkan kepada kedua belch pihak yaitu pimpinan dan karyawan. Tetapi

Page 11: definisi komunikasi.pdf

bila pesan yang dikirimkan tersebut tidak pada saat dibutuhkan oleh karyawan maka mungkin

akan mempengaruhi kepada efektivitasnya.

5) Penyaringan

Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan ticlaklah semuanya diterima mereka.

Tetapi mereka Baring mana, yang mereka perlukan. Penyaringan pesan ini dapat disebabkan

oleh bermacam-macam faktor di antaranya perbedaan persepsi di antara karyawan, jumlah

mats ran-tai dalam jaringan komunikasi dan perasaan kurang percaya kepada supervisor.

Menurut Mellinger, karyawan yang kurang percaya kepada seorang supervisor mungkin

memblok pesan supervisor.

Hasil studi Tompkin (Goldhaber, 1986) mengenai komunikasi ke bawah ini

menyimpulkan bahwa :

a. Kebanyakan karyawan tidak menerima banyak informasi dari organisasinya.

b. Kebutuhan informasi yang utarna, bagi karyawan mencakup informasi yang banyak

berhubungan dengan pekerjaannya dan informasi tentang pembuatan keputusan.

c. Sumber-sumber informasi yang terbaik adalah orang yang terdekat dengan karyawan

clan yang paling buruk adalah orang yang paling jauh dengan mereka. Kebutuhan

yang terbesar adalah untuk mendapatkan lebih banyak informasi yang berhubungan

dengan pekerjaan, langsung dari supervisor clan informasi mengenai organisasi dari

pimpinan tingkat atas.

d. Informasi dari pimpinan yang paling atas lebih rendah kualitasnya daripada sumber

yang penting lainnya.

C. Penyempurnaan Komunikasi ke Bawah

Karena adanya gangguan dalam penyampaian pesan dari atasan kepada bawahan maka

pimpinan perlu memperhatikan cars-cars penyampaian pesan yang efektif. Davis (1976)

memberikan saran-saran dalam hal itu sebagai berikut :

Page 12: definisi komunikasi.pdf

1) Pimpinan hendaklah sanggup memberikan informasi kepada karyawan apabila

dibutuhkan mereka. Jika pimpinan tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan

mereka dan perlu mengatakan terns terang dan berjanji akan mencarikannya.

2) Pimpinan hendaklah membagi informasi yang dibutuhkan oleh karyawan. Pimpinan

hendaklah membantu karyawan merasakan bahwa diberi informasi.

3) Pimpinan hendaklah mengembangkan suatu perencanaan komunikasi, sehingga

karyawan dapat mengetahui informasi yang dapat diharapkannya untuk diperoleh

berkenaan dengan tindakan-tindakan pengelolaan yang mempengaruhi mereka.

4) Pimpinan hendaklah berusaha membentuk kepercayaan di antara pengirim dan

penerima pesan. Kepercayaan ini akan mengarahkan kepada komunikasi yang

terbuka yang akan mempermudah adanya persetujuan yang diperlukan antara

bawahan clan atasan.

Di camping saran yang dikemukakan Davis tersebut ada pula pedoman yang dapat

membantu pimpinan dalam berkomunikasi kepada bawahan. Pedoman ini disarankan oleh

Down, Linkugel dan Berg (Koechler, 1981).

1) Saluran yang digunakan dan informasi yang dikirimkan hendaklah yang betel-betel

dikenal oleh pimpinan dan karyawan.

2) Pimpinan hendaklah tabu persis apa yang ingin dicapainya dengan komunikasinya

itu.

3) Garis komunikasi hendaklah langsung dan sependek mungkin. Umumnya

komunikasi personal lebih disukai karyawan, karena cepat clan adanya kemungkinan

untuk mendapat penjelasan dari pesan itu.

4) Komunikasi manusia tidak pernah pasti clan pimpinan perlu berusaha agar pesan itu

jelas dan konsisten. Kejelasan dan konsistensi dinilai oleh karyawan. Oleh karena itu

pimpinan perlu berorientasi kepada reaksi karyawan mengenai pesan tersebut.

Page 13: definisi komunikasi.pdf

5) Batas waktu adalah penting. Ada kemungkinan batas optimal untuk menyebarluaskan

informasi. Suatu informasi mungkin disampaikan terlalu cepat atau terlalu lambat

dari waktu yang diperlukan oleh karyawan. Keluhan yang umumdari karyawan

adalah terlalu lamanya informasi diproses barn sampai kepada karyawan.

6) Penting dipahami kapan dan di mana informasi didistribusikan. Untuk itu pimpinan

perlu mengetahui tingkah laku yang unik dari karyawannya.

7) Pergunakan uang sebagai alat untuk menilai program komunikasi. Pimpinan perlu

mempertimbangkan segi ekonomisnya suatu program komunikasi. Misalnya

manakah yang lebih ekonomis mengumpulkan karyawan pads jam kerjanya untuk

mendengarkan suatu pidato laporan tahunan daripada menyampaikan laporan itu

kepada karyawan secara tertulis dan dikirimkan ke rumah mereka masing-masing.

8) Umumnya lebih efektif mengirimkan pesan dengan menggunakan dua saluran

daripada satu saluran.

9) Meskipun mungkin diperlukan perhatian khusus pads waktuwaktu adanya stres dan

perubahan, komunikasi hendaklah jalan terns. Karyawan tidak sabar dengan

tertundanya komunikasi.

D. Metode Komunikasi ke Bawah

Untuk menyampaikan informasi kepada bawahan dapat dilakukan dengan berbagai

metode. Pace (1989) mengemukakan empat klasifikasi metode untuk itu yaitu : metode lisan,

tulisan, gambar dan campuran dari lisan-tulisan dan gambar. Untuk menentukan mana

metode yang tepat digunakan oleh pimpinan ada kriteria yang dapat digunakan seperti berikut

ini :

1) Ketersediaan. Metode-metode yang sudah tersedia dalam suatu organisasi lebih

cenderung untuk digunakan. Bila diperlukan dapat ditambah dengan metode lain

untuk menjadikan lebih efektif.

Page 14: definisi komunikasi.pdf

2) Biaya. Pertimbanganbiaya yang paling kurang akan cenderung dipilih untuk

menyebarluaskan informasi yang bersifat rutin dan tidak mendesak. Tetapi bila

informasi yang akan dikomunikasikan tidak bersifat rutin dan mendesak maka soal

biaya tidak begitu dipertimbangkan yang penting informasi cepat sampai.

3) Dampak. Metode yang memberikan dampak atau kesan yang lebih besar akan sering

dipilih atau digunakan daripada metode yang sedang atau kurang dampaknya.

4) Relevansi. Metode yang paling relevan dengan tujuan yang akan dicapai paling

sering dipilih. Misalnya untuk memberikan informasi yang pendek mungkin lebih

tepat digunakan metode lisan yang diikuti dengan memo. Tetapi jika tujuan untuk

memberikan informasi yang kompleks dan rinci maka lebih tepat menggunakan

metode laporan secara tertulis.

5) Respons. Pemilihan metode juga, dipengaruhi oleh apakah respons terhadap

informasi itu diinginkan atau diperlukan. Bila diinginkan maka metode lisan secara

tatap muka, lebih tepat digunakan mungkin dalam bentuk interpersonal atau rapat.

6) Skil. Metode yang paling cocok digunakan adalah metode yang paling sesuai dengan

skill si penerima dan si pengirim. Bila si penerima mempunyai latar belakang

pendidikan yang kurang, maka metode tulisan yang bersifat kompleks kurang tepat

untuk digunakan.

Selanjutnya mana metode yang paling efektif dan paling sering digunakan oleh pimpinan

telah pula diteliti oleh para ahli. Level (1972) mengadakan survei mengenai pemakaian

bermacam metode yang dikombinasikan dengan situasi tertentu dalam organisasi.

Metodeyang diteliti adalah metode lisan saja, tulisan saja, lisan kemudian diikuti tulisan dan

metode tulisan yang diikuti lisan. Dari hasil surveinya ini disimpulkan bahwa metode yang

paling efektif adalah metode lisan yang diikuti dengan tulisan pads 6 situasi dari 10 situasi.

Selain dari itu juga ditemukan bahwa metode lisan saja paling efektif digunakan untuk

Page 15: definisi komunikasi.pdf

situasi memberikan teguran atau menyelesaikan perselisihan di antara anggota organisasi.

Metode tulisan saja paling efektif digunakan untuk memberikan informasi yang

memerlukan tindakan di masa yang akan datang, memberikan informasi yang bersifat umum,

dan tidak memerlukan kontak personal.

Hasil penelitian level yang menyatakan metode yang paling efektif adalah metode lisan

diikuti tulisan, disokong oleh hasil penelitian Dahle. Mereka juga mengatakan bahwa

pemakaian papan pengumuman dan metode tulisan saja kurang efektif digunakan.

Bentuk komunikasi yang biasa digunakan dalam tiap metode adalah sebagai berikut

1) Metode Lisan

a) rapat, diskusi, seminar, konferensi

b) interviu

c) telepon

d) sistem interkom

e) kontak interpersonal

f) laporan lisan

g) ceramah

2) Metode Tulisan

a) surat

b) memo

c) telegram

d) majalah

e) surat kabar

f) deskripsi pekerjaan

g) panduan pelaksanaan pekerjaan

h) laporan tertulis

Page 16: definisi komunikasi.pdf

i) pedoman kebijaksanaan

3) Metode Gambar

a) grafik

b) poster

c) peta

d) film

e) slide

f) display

g) foto

2.2.3. Komunikasi ke Atas

Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan

kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Semua

karyawan dalam suatu organisasi kecuali yangberada pada fingkatan yang paling atas

mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan

balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek

pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan, tipe pesan adalah integrasi dan pembaruan.

A. Fungsi Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu. Menurut Pace (1989)

fungsinya adalah sebagai berikut :

1) Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor dapat mengetahul kapan bawahannya

siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagairnana baiknya mereka menerima

apa yang disampalkan karyawan.

2) Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yangberharga bagi pernbuatan

keputusan.

3) Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap

Page 17: definisi komunikasi.pdf

organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan,

mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi.

4) Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desasdesus muncul dan

membiarkan supervisor mengetahuinya.

5) Komunikasi keatas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah bawahan

menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus informasi yang ke bawah.

6) Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalahmasalah pekerjaan

mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-tugasnya dan organisasi.

Menurut Smith (Goldhaber, 1986) komunikasi ke atas berfungsi sebagai balikan bagi

pimpinan memberikan petunjuk tentang keberhasilan suatu pesan yang disampaikan kepada

bawahan dan dapat memberikan stimulus kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam

merumuskan pelaksanaan kebijaksanaan bagi departemennya atau organisasinya.

B. Apa yang Seharusnya Dikomunikasikan ke Atas

Kebanyakan dari hasil-hasil analisis penelitian mengenai komunikasi ke atas mengatakan

bahwa supervisor dan pimpinan haruslah mendapatkan informasi dari bawahannya mengenai

hal-hal berikut :

1) Apa yang dilakukan bawahan, pekerjaannya, hash yang dicapainya, kemajuan

mereka dan rencana masa yangakan datang.

2) Menjelaskan masalah-masalah pekerjaan yang tidak terpecahkan yang mungkin

memerlukan bantuan tertentu.

3) Menawarkan saran-saran atau ide-ide bagi penyempumaan unitnya masing-masing

atau organisasi secara keseluruhan.

4) Menyatakan bagaimana pikiran dan perasaan mereka menge-

nai pekerjaannya, teman sekerjanya dan organisasi.

Hal-hal itulah yang diharapkan pimpinan untuk disampaikan karyawan kepada atasannya

Page 18: definisi komunikasi.pdf

melalui komunikasi ke atas.

C. Kesulitan Mendapatkan Info mias i ke Atas

Hal-hal yang seharusnya disampaikan oleh karyawan kepada atasannya seperti yang

disebutkan di atas tidaklah selalu menjadi kenyataan. Banyak kesulitan untuk mendapatkan

informasi tersebut. Sharma (1979) mengatakan bahwa kesulitan itu mungkin disebabkan oleh

beberapa hal di antaranya adalah sebagai berikut :

1) Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan pikirannya. Hasil

studi memperlihatkan bahwa karyawan merasa bahwa mereka akan mendapat

kesukaran bila menyatakan apa yang sebenarnya menurut pikiran mereka. Karena itu

cars yang terbaik adalah mengikuti saja apa yang disampaikan supervisornya.

2) Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik kepada masalah mereka.

Karyawan Bering melaporkan bahwa pimpinan mereka tidak prihatin terhadap masalah-

masalah mereka. pimpinan dapat saja tidak berespons terhadap masalah karyawan dan

bahkan menahan beberapa komunikasi ke atas, karma akan membuat pimpinan kurang baik

menurut pandangan atasan yang lebih tinggi.

3) Kurangnya reward atau penghargaan terhadap karyawan yang berkomunikasi ke atas.

Seringkah supervisor dan pimpinan tidak memberikan penghargaan yang nyata kepada

karyawan untuk memelihara keterbukaan komunikasi ke atas.

4) Perasaan karyawan bahwa supervisor dan pimpinan fidakdapat menerima dan

berespons terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan. Supervisor terlalu sibuk

untuk mendengarkan atau karyawan susah untuk menemuinya.

Kombinasi dari perasaan-perasaan dan kepercayaan karyawan tersebut menjadikan

penghalang yang kuat untuk menyatakan ide-ide, pendapat-pendapat atau informasi oleh

bawahan kepada atasan.

D. Faktor Yang Menpengaruhi Efektifitas Komunikasi ke Atas

Page 19: definisi komunikasi.pdf

Di samping sulitnya mendapatkan komunikasi ke atas, komunikasi yang disampaik-u-i

itupun belum tentu efektif, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Di mtara faktor-faktor

tersebut adalah sebagai berikut :

1) Komunikasi ke atas lebih mungkin digunakan oleh pembuat keputusan pengelolaan,

apabila pesan itu disampaikan tepat pada waktunya. Pembuatan keputusan bukanlah

aktivitas yang terus-menerus. Oleh karena itu ketetapan data yang sampai pada saat

pembuatan keputusan lebih mungkin akan digunakan daripada data yang terlambat.

2) Komunikasi ke atas yang bersifat positif, lebih mungkin digunakan oleh pembuat

keputusan mengenai pengelolaan daripada komunikasi yang bersifat negatif. Oleh

karena itu ada kecenderungan yang konsisten dari manajer tingkat menengah untuk

meneruskan penyampaian komunikasi ke atas yang bersifat positif dan mengabaikan

atau menekan informasi yang bersifat negatif.

3) Komunikasi ke atas lebih mungkin diterima, jika pesan itu, mendukung

kebijaksanaan yang barn.

4) Komunikasi ke atas mungkin akan lebih efektif, jika komunikasi itu langsung

kepada penerima yang dapat berbuat mengenai hal itu.

5) Komunikasi ke atas akan lebih efektif, apabila komunikasi itu mempunyai days tarik

secara intuitif bagi penerima. pesan dari bawahan lebih siap diterima jika mereka

setuju.

Adanya komunikasi ke atas yang efektif memberikan beberapa ganjaran bagi pimpinan

secara langsung dan penting. Menurut Planty dan Machaver (Koechler, 1981) ganjaran

(reward) itu adalah sebagai berikut :

1) Pimpinan mendapatkan suatu gambaran mengenai penyempumaan dari pekerjaan,

penyelesaian tugas, masalah-masalah perencanaan, sikap dan perasaan karyawan

pada semua tingkat.

Page 20: definisi komunikasi.pdf

2) Sebelum keruwetan bertambah dalam, pimpinan dapat memperhatikan individu-

individu, kebijaksanaan-kebijaksanaan, tindakan-tindakan atau tugas-tugas yang

mungkin menimbulkan kesulitan.

3) Dengan bantuan supervise eselon ymig lebih rendah, menyempurnakan seleksi

mereka mengenai hal-hal yang dikomunikasikan ke atas.

4) Dengan adanya komunikasi ke atas pimpinan dapat memperkuat peralatan untuk

merekam ide-ide dan bantuan dari bawahannya. Hal ini akan membantu pimpinan

memperoleh jawaban yang lebih baik mengenai masalah-masalah mereka dan

tanggung jawab mereka.

5) Dengan terbukanya arus komunikasi ke atas, pimpinan membantu arus dan

penerimaan komunikasi ke bawah.

Komunikasi ke atas merupakan somber informasi yang penting dalam membuat

keputusan, karena dengan adanya komunikasi ini pimpinan dapat mengetahui bagaimana

pendapat bawahan mengenai atasan, mengenai pekerjaan mereka, mengenai teman-temannya

yang sama bekerja dan mengenai organisasi. Karena pentingnya komunikasi tersebut maka

organisasi perlu memprogramnya.

E. Prinsip-prinsip Komunikasi ke Atas

Seperti telah dikatakan di atas bahwa komunikasi ke atas ini penting untuk pembuatan

keputusan maka agar komunikasi ini berjalan lancar dan memberikan informasi seperti yang

diharapkan maka perlu diprogramkan secara khusus. Untukmenyusun program ini ada

prinsipprinsip yang perlu dipedomani oleh pimpinan. Prinsip-prinsip terse-but menurut Planty

dan Machaver (Pace, 1989) adalah sebagai berikut :

1) Program komunikasi ke atas yang efektif barns direncanakan.

2) Program komunikasi ke atas berlangsung terus-menerus.

3) Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan saluran yang rutin.

Page 21: definisi komunikasi.pdf

4) Program komunikasi ke atas yang efektif, menekankan kesensitifan clan penerimaan

ide-ide yang menyenangkan dari level yang lebih rendah.

5) Program komunikasi ke atas yang efektif memerlukan pendengar yang objektif.

Supervisor clan manajer henclaklah memberikan waktunya untuk mendengarkan

bawahan dengan objektif. Reaksi yang memperl ilia tkan kekurangseriusan clan sikap

mendengarkan yang menjengkelkan, memperlihatkan kepada bawahan bahwa

komunikasi ke atas sesuriggulinya tidak diingini.

6) Program komunikasi ke atas yang efektif memerlukan pengambilan tinclakan

berespons terhadap masalah.

7) Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan bermacam-macam media dan

metode untuk memajukan arus informasi. Metode yang paling efektif dari

komunikasi ke atas adalah kontak tatap muka sehari-hari dan percakapan di antara

supervisor dan bawahan.

2.2.3 Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orangorang yang sama tingkatan

otoritasnya di dalam organisasi. Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi

diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan

kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling

memberikan informasi.

A. Tujuan Kontunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal mempunyai tujuan tertentu di antaranya adalah sebagai berikut :

1) Mengkoordinasikan tugas-tugas. Kepala-kepala bagian dalam suatu organisasi kadang-

kadang perlu mengadakan rapat atau pertemuan, untuk mendiskusikan bagaimana tiap-

tiap bagian memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi.

2) Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitasaktivitas. Ide dari banyak

Page 22: definisi komunikasi.pdf

orang biasanya akan lebih baik daripada ide satu orang. Oleh karena, itu komunikasi

horizontal sangatlah diperlukan untuk mencari ide yang lebih baik. Dalam merancang

suatu program latihan atau program hubungan dengan masyarakat, anggota-anggota dari

bagian perlu Baling membagi informasi untuk membuat perencanaan apa yang akan

mereka lakukan.

3) Memecahkan masalah yang timbul di antara orang-orang yang berada dalam tingkat yang

sama. Dengan adanya keterlibatan dalam memecahkan masalah akan menambah keper-

cayaan dan moral dari karyawan.

4) Menyelesaikan konflik di antara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan juga

antara bagian dengan bagian lainnya. Penyelesaian konflik ini penting bagi

perkembangan sosial dan emosional dari anggota dan juga akan menciptakan iklim

organisasi yang baik.

5) Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi diusulkan,

maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit-unit organisasi atau anggota unit

organisasi tentang perubahan itu. Untuk ini mungkin suatu unit dengan unit lainnya

mengadakan rapat untuk mencari kesepakatan terhadap perubahan tersebut.

6) Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari waktu kerja

karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka memperoleh sokongan hubungan

interpersonal dari temannya. Hal ini akan memperkuat hubungan di antara sesama

karyawan dan akan membantu kekompakkan dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan

mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan.

B. Metode Komunikasi Horizontal

Bentuk yang paling umum dari komunikasi horizontal adalah kontak interpersonal yang

mungkin terjadi dalam berbagai tipe. Diantara seringkali terjadi adalah sebagai berikut :

1) Rapat-rapat komite. Rapat-rapat komite ini biasanya diadakan untuk melakukan

Page 23: definisi komunikasi.pdf

koordinasi pekerjaan, saling berbagi informasi, memecahkan masalah clan

menyelesaikan konflik di antara sesama karyawan.

2) Interaksi informal pada waktu jam istirahat. Anggota unit-unit kerja dalam suatu

organisasi mungkin bekerja terpisah satu sama lain, tetapi pada waktu jam istirahat

mereka mempunyai kesempatan berkumpul bersama saling terlibat dalam

komunikasi interpersonal satu sama lain.

3) Percakapan telepon. Karen pada mass sekarang tiap-tiap organisasi umumnya

mempunyai telepon maka pemberian informasi di antara satu karyawan dengan

karyawan lainnya dapat dilakukanmelalui telepon. Koordinasi aktivitas pekerjaan,

beberapa negosiasi dapat dilakukan melalui percakapan telepon. Dalam

kenyataannya telepon dapat mempercepat dan menambah kontak di antara sesama

anggota organisasi dengan anggota lain yang tempat kerjanya berjauhan.

4) Memo dan nota. Tulisan tangan yang berbentuk memo atau nota adalah bentuk yang

paling umum digunakan dalam saling berhubungan dengan teman sekerja.

5) Aktivitas sosial. Di dalam, suatu organisasi biasanya ada kelompok-kelompok untuk

rekreasi, olahraga, kegiatan sosial dan sebagainya. Kelompok-kelompok ini

mengembangkan komunikasi horizontal dalam organisasi.

6) Kelompok mutu. Yang dimaksud dengan kelompok mutu ini adalah suatu kelompok

dalam organisasi yang secara sukarela bertanggung jawab untuk memperbaiki mutu

pekerjaan mereka. Kelompok ini biasanya sekali dalam seminggu mengadakan

diskusi melakukan analisis dan memberikan saran-saran untuk penyempurnaan

kualitas atau mutu dari pekerjaan mereka. Mereka ini dilatih dalam menggunakan

teknik-teknik tertentu dan cars memecahkan masalah tertentu. Pemimpin kelompok

dilatih dalam keterampilan kepemimpinan, metode belajar orang dewasa, memotivasi

dan teknik berkomunikasi. Rapat-rapat persatuan ini dilakukan pada waktu jam kerja

Page 24: definisi komunikasi.pdf

organisasi.

C. Masalah dalam Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal sangat penting untuk koordinasi pekerjaan antara bagian-bagian

dalam organisasi. Akan tetapi bagian-bagian itu sendiri mungkin,menghalangi komunikasi

horizontal. Kahn clan Katz mengatakan bahwa organisasi yang agak lebih otoriter

mengontrol dengan ketat komunikasi horizontal ini. Makin tinggi tingkat pimpinan makin

banyak informasi tentang bagian-bagian yang di bawah kontrolnya clan makin rendah

tingkat pimpinan makin sedikit informasi yang dikenalnya atau yang hanya berkenan dengan

bagiannya saja. Keterbatasan informasi menambah kekuasaan bagi pimpinan untuk

berkuasa. Dengan meningkatkan keterbatasan komunikasi horizontal bawahan menjadi

tergantung informasi yang disampaikan secara vertikal. Pemerintahan yang otoriter adalah

contoh yang ekstrem yang mengontrol komunikasi horizontal.

Sebaliknya dapat pula dilihat bahwa komunikasi horizontal berkembang serta tidak

terkontrol. Karena struktur organisasi mempunyai lebih banyak bagian-bagian clan setup

individu makin mempunyai spesialisasi tertentu, kebutuhan akan koordinasi bagian-bagian

menambah komunikasi horizontal. Komunikasi horizontal bertambah karena kekuasaan atau

otoritas sentralisasi menjadi berkurang.

Bila karyawan tidak mengajukan pertanyaan dalam pelaksanaan tugasnya dan tidak ada pula

masalah yang akan dipecahkannya, maka pembicaraan mereka sambil bekerja tidaklah

menyangkut hal-hal formal lagi, tetapi sudah beralih kepada pembicaraan yang tidak relevan

dengan tugas-tugasnya.

2.3 Kinerja Guru

2.3.1. Pengertian Kinerja Guru

Kinerja seseorang merupakan kemampuan, usaha yang ditunjukkan sehingga dapat

Page 25: definisi komunikasi.pdf

dinilai dari hasil kerjanya. Kinerja dalam hal ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh

individu dalam melakukan suatu pekedaan sehingga terlihat prestasi pekerjaannya dalam

usaha penerapan ide dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Di dalam

suatu organisasi lembaga pendidikan, keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap

guru dalam bidangnya merupakan sesuatu yang sangat diharapkan. Dengan adanya

keterampilan dan kemampuan ini akan dapat mempengaruhi pula kinerja dalam lembaga

pendidikan.

Tenaga pendidikan, dalam hal ini sate diantaranya adalah guru mempunyai kewajiban

bukan hanya mengajar tetapi juga melatih, serta memberikan pelayanan yang bersifat teknik

dalam bidang pendidikan. W. Robert Houston, memberikan pengertian kompetensi adalah

sebagai suatu tugas yang memadai, atau pemilihan pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang.

Suatu profesi yang bersifat profesional maka akan dituntut profesionalisme yang

paling menonjol dari keprofesionalan suatu jabatan atau pekerjaan adalah kompetensi,

keterampilan dan kemampuan seseorang untuk menjalankan segala tugas yang diemban

profesinya. Guru sebagai bagian dari profesi maka dituntut kemampuan, keterampilan dan

kompetensi keguruannya. Tetapi sebelum kita beranjak jauh mengenai kompetensi atau

kemampuan guru dalam menjalankan tugas profesinya, terlebih dahulu mengenai tugas dan

tanggung jawab yang diemban oleh setup guru, mengingat suatu profesi, jabatan, atau

pekerjaan seseorang pastilah nanti akan dipintakan pertanggungjawabannya, baik itu kepada

masyarakat.

Mochtar Buchori, menurut suku Jawa, guru adalah singkatan dari ungkapan “digugu

Ian ditir”, artinya guru adalah orang yang harus selalu dapat ditaati dan diikuti. Maksudnya

digugu adalah segala sesuatu yang disampaikan oleh guru harus dipercaya dan diyakini

Page 26: definisi komunikasi.pdf

kebenarannya oleh seorang murid, kemudian guru juga harus ditiru, kedua, guru teladan bagi

murid-muridnya. Guru dianggap sebagai orang yang bertanggungjawab terhadap berhasil

tidaknya pendidikan.

2.3.2 Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Adapun kemampuan yang harus ditampilkan oleh seorang guru sebagai pendukung

kinerjanya adalah sebagai berikut:

a. Kinerja Guru dalam Mendesain Program Pengajaran

Salah satu dari tahapan mengajar yang harus dilalui oleh guru professional adalah

menyusun perencanaan pengajaran atau dengan kata lain disebut juga dengan mendesain

program pengajaran.

Menurut Syarifuddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, perencanaan pengajaran meliputi:

1) Perencanaan tujuan pengajaran

2) Pemilihan materi

3) Strategi optimum

4) Alat dan sumber

5) Kegiatan belajar siswa

6) Evaluasi

Fungsi perencanaan antara lain:

a) Menentukan arah kegiatan pengajaran atau pembelajaran

b) Memberi isi dan makna tujuan

c) Menentukan cara bagaimana mencapai tujuan yang ditetapkan

d) Mengukur seberapa jauh tujuan itu telah tercapai dan tindakan apa yang harus

dilakukan apabila tujuan belum tercapai.

b. Kinerja Guru dalam Melaksanakan Proses Belajar Mengajar

Page 27: definisi komunikasi.pdf

Moh. Uzer Usman, proses belajar mengajar adalah “Suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”. Aspek-aspek yang termasuk pada

kompetensi professional yang ditampilkan oleh pengajar dalam PBM adalah

1) Menggunakan Metode, Alat, dan Bahan Pembelajaran

Penggunaan metode pengajaran yang efektif berdasarkan tujuan khusus yang

hendak dicapai. Demikian pula kesesuaiannya dengan bahan pelajaran. Alat

pengajaran menurut Sudirman adalah .segala alat yang dapat menunjang keefektifan

dan efisiensi pengajaran. Alat pengajaran sering pula diartikan oleh sebagian orang

dengan istilah sarana belajar. Alat pengajaran dapat mempengaruhi tingkah laku

siswa, sebab termasuk bagian dari sumber pengajaran.

Dalam hal ini fungsi media proses belajar mengajar tidak hanya sebagai alat

yang digunakan oleh guru, tetapi juga mampu mengkomunikasikan pesan kepada

siswa. Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat

komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.

Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga

harus memiliki keterampilan untuk memilih dan menggunakan serta mengusahakan

media itu dengan baik. Sebagai fasilitator hendaknya mampu mengusahakan sumber

belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan prses belajar

mengajar, baik yang berupa narasumber, buku, teks, majalah, ataupun surat kabar.

2) Mendorong Serta Mengoptimalkan Keterlibatan Siswa Dalam Proses Belajar

Mengajar

Guru memiliki peran yang penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas

pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan

Page 28: definisi komunikasi.pdf

membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi

siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

Menurut Syafrudin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Aspek kompetensi yang

mendorong dan menggalakkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar

terdiri dari aktivitas:

a) Menggunakan prosedur yang melibatkan siswa pada awal pengajaran.

b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berprestasi.

c) Memelihara keterlibatan siswa dalam pengajaran.

d) Menguatkan upaya siswa untuk memelihara keterlibatan.

Untuk memenuhi hal tersebut diatas, guru dituntut untuk mampu mengelola

proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau

belajar, karena memang siswalah subjek utama dalam belajar. Mendorong dan

menggalakkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu

kompetensi yang penting dimiliki oleh seorang pengajar. Pengajar diharapkan dapat

melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat membuat siswa aktif.

Dengan demikian, aktivitas murid sangat diperlukan dalam kegiatan belajar

mengajar sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif. Akan tetapi pada

kenyataannya di sekolah-sekolah sering kali guru yang aktif.

c. Melaksanakan Penilaian Hasil Belajar Mengajar

Dalam proses belajar mengajar penilaian atau evaluasi bahasa inggrisnya evaluation

yang berarti suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu. Bila penilaian itu digunakan

dalam kegiatan instruksional selama proses belajar mengajar berlangsung.

Berapa aktivitas yang perlu dilakukan oleh pengajar dalam menilai pencapaian siswa

dalam proses belajar mengajar adalah

Page 29: definisi komunikasi.pdf

1) Penilaian pada permulaan proses belajar mengajar, dimaksudkan agar guru mampu

mengetahui kesiapan siswa terhadap bahan pelajaran yang akan diajarkan, yang

hasilnya akan dipakai untuk memantapkan strategi belajar.

2) Penilaian proses belajar mengajar akan mendapatkan balikan terhadap tujuan yang

hendak dicapai.

3) Penilaian pada akhir proses belajar mengajar untuk mengetahui capaian siswa

terhadap tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian jelaslah bahwa penilaian yang dilakukan melalui tahap permulaan

proses belajar mengajar, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir proses belajar mengajar.