definisi akhlak

Upload: sfirmanulhaque

Post on 14-Jul-2015

676 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUNTUNAN AKHLAK ISLAMAjaran Islam sangat banyak memberikan dorongan kepada sikap-sikap untuk maju. Kemajuan materi (madiyah) akan terpacu oleh akhlak manusia yang menggenggam materi tersebut. Akhlak adalah perangai yang berakar didalam hati sebagai anugerah dari Khalik Maha Pencipta. Adalah satu kenyataan belaka bahwa makhluk manusia mesti terikat erat dengan Khalik sang Pencipta. Akhlak adalah jembatan yang mendekatkan makhluk dengan Khaliknya. Menjadi parameter menilai sempurna atau tidaknya ihsan Muslim itu. Melaksanakan agama sama artinya dengan ber akhlak sesuai dengan tuntunan agama Islam. Karena itu, agama bukanlah sebuah beban, melainkan adalah sebuah identitas (cirri, shibgah) .Membebaskan diri dari ketentuan Maha Pencipta, atau membebaskan manusia dari nilai-nilai agama (seperti free of values yang banyak dipahami oleh masyarakat liberalistik)akan berakibat bahwa makhluk manusia menjadi makhluk yang tidak punya makna. Dengan demikian, semestinya agama harus dilihat sebagai satu keperluan utama .Betapapun keperluan materi telah dapat dipenuhi, suasana hidup akan selalu hambar dan gersang manakala keperluanruhanik (immaterial,spirituil)tidak diperhatikan. Selalu akan tampak bahwa manusia tanpa agam,a sama saja dengan makhluk yang bukan manusia. Perikehidupan tanpa bimbingan agama, artinya sama dengan peri kehidupan tidak berperikemanusiaan. Para Nabi dan Rasul yang diutus kepada manusia bertugas memberikan tuntunan akhlak dalam semua prilaku kehidupan. Rujukan dari tuntunan akhlak adalah wahyu Allah. Semua bimbingan yang terdapat pada semua menekankan kepada terpeliharanya adab pergaulan antar manusia dan sesama makhluk. Tatanan adab pergaulan dimasud selalu di ikat dengan hubungan kasih (mahabbah) dengan Khalik Maha Pencipta, yang disebut dengan ibadah. Tuntunan akhlak dan ibadah bukanlah sebatas teori, tetapi semua prilaku pada seluruh tingkat pelaksanaan hubungan kehidupan. Terlihat nyata dalam bentuk prilaku, contoh dan uswah. Firman Allah menyebutkan Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik (uswah hasanah), yaitu bagi orang yang mengharap[kan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS.33, al Ahzab : 21). Rasulullah SAW menyebutkan satu tugas risalahnya sebagai Hanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (al Hadist). Pentingnya akhlak di ungkap banyak penyair (ahli hikmah) innama umamul akhlaqu maa baqiyat, wa inhumu dzahabat akhlaquhum dzahabuu, yang di artikan, tegak rumah karena sendi, sendi hancur rumah binasa. Tegaknya

bangsa karena berbudi, budi hancur luluhlah bangsa. Masyarakat Minangkabau dengan falsafah adat basabdi syarak, syarak basandi kitabullah, sangat banyak menampilkanpepatah, pribahasa yang mengandung ajaran tentang akhlak ini. Tuntunan Akhlak Islami Seperti disebutkan, Nan kuriak kundi, nan sirah sago, nan baiak budi, nan indah baso, atau Bahaso manunjuakkan banso artinya bahasa menunjukkan bangsa, yakni baik buruk perangai (akhlak) menunjukkan tinggi rendahnya asal keturunan (bangsa). Akhlak Budi Pekerti, tidak dapat dilupakan selamanya. Akan selalu hidup dan disebut-sebut, walaupun sipelakunya sudah tiada. Utang ameh buliah dibaia, utang budi dibao mati .

KEJUJURAN DAN KEADILAN ADALAH RAJAAllah SWT telah memerintahkan kepada setiap orang untuk berlaku adil, berbuat ihsan (kebajikan), dan membantu karib kerabat. Dan, Allah juga memerintahkan untuk melakukan pencegahan terhadap perilaku keji dan tercela (fahsya, anarkis). Allah SWT juga memerintahkan untuk menghindar dari kemungkaran (perbuatan terlarang) dan aniaya (anarkis), juga dari perlakuan yang melampaui batas (bagh-ya). Semua peringatan Allah ini harus selalu di ingat oleh manusia (QS.An Nahl,90). Adil, adalah pakaian setiap pemimpin, tidak semata ucapan. Adil, adalah suatu perbuatan, yang di dambakan setiap orang. Menjadi kewajiban setiap pribadi untuk menegakkan dan mempertahankannya. Agama Islam mengajarkan bahwa setiap orang adalah pemimpin. Setiap pemimpin akan diminta pertanggungan jawab terhadap rakyat yang dipimpinnya. Agama menegaskan bahwa, penguasa adalah pemimpin dari rakyatnya Seorang suami menjadi pemimpin atas istri, keluarga dan rumah tangganya. Seorang pekerja (khadam) adalah pemimpin atas harta yang di amanahkan oleh majikannya. Konsekwensinya adalah, setiap pemimpin memikul tanggung jawab berlaku adil dan amanah menjaga rakyat yang di pemimpinannya. Maka setiap pemimpin akan ditanya pertanggungan jawab atas kepemimpinannya. (Hadist di riwayatkan Al-Bukhari dari Abdullah ibn Umar RA). Pemimpin yang adil, semestinyalah bersikap merendah (tawadhu) terhadap rakyat yang dipimpinnya (HR.Bukhari, dalam Riyadhus-Shalihin, Imam Nawawy). Maknanya adalah, kepentingan (aspirasi) rakyat wajib di utamakan. Hanya ada satu kepentingan, demi kemashlahatan rakyat banyak. Pemimpin dalam pandangan Islam tidak untuk kepentingan kelompok atau golongan. Tetapi untuk kemashlahatan orang banyak. Walaupun barangkali seorang pemimpin memiliki

kekurangan fisik, tetapi adil dan berpedoman kepada Kitabullah, maka Muslimin disuruh mengikutnya. In ummira alaikum abdun mujaddaun yaquu-du kum bi Kitaabillahi, fasmauu lahu wa athii-uu, Jika sekalipun kamu dipimpin oleh seorang hamba yang cacat (abdun mujadda), tetapi memimpinmu dengan berpedoman kepada Kitabullah (al Quran), maka hendaklah kamu mendengarkan dan mentaatinya (Shahih Muslim). Dalam konsep Agama pemimpin adalah amanah Allah untuk melaksanakan pemerintahan sebagai amanah umat (rakyat).Seorang suami menjadi pemimpin atas istri, keluarga dan rumah tangganya. Seorang pekerja (khadam) adalah pemimpin atas harta yang di amanahkan oleh majikannya. Konsekwensinya adalah, setiap pemimpin memikul tanggung jawab berlaku adil dan amanah menjaga rakyat yang di pemimpinannya. Maka setiap pemimpin akan ditanya pertanggungan jawab atas kepemimpinannya. (Hadist di riwayatkan Al-Bukhari dari Abdullah ibn Umar RA). Pemimpin yang adil, semestinyalah bersikap merendah (tawadhu) terhadap rakyat yang dipimpinnya (HR.Bukhari, dalam Riyadhus-Shalihin, Imam Nawawy). Maknanya adalah, kepentingan (aspirasi) rakyat wajib di utamakan. Hanya ada satu kepentingan, demi kemashlahatan rakyat banyak. Pemimpin dalam pandangan Islam tidak untuk kepentingan kelompok atau golongan. Tetapi untuk kemashlahatan orang banyak. Walaupun barangkali seorang pemimpin memiliki kekurangan fisik, tetapi adil dan berpedoman kepada Kitabullah, maka Muslimin disuruh mengikutnya. In ummira alaikum abdun mujaddaun yaquu-du kum bi Kitaabillahi, fasmauu lahu wa athii-uu, Jika sekalipun kamu dipimpin oleh seorang hamba yang cacat (abdun mujadda), tetapi memimpinmu dengan berpedoman kepada Kitabullah (al Quran), maka hendaklah kamu mendengarkan dan mentaatinya (Shahih Muslim). Dalam konsep Agama pemimpin adalah amanah Allah untuk melaksanakan pemerintahan sebagai amanah umat (rakyat). Karena itu, sangatlah tidak pantas bila seorang meminta-minta untuk diangkat menjadi seorang pemimpin. Disampaikan oleh Shahabat Abu Musa RA, tatkala dua orang Bani Ammi minta diangkat menjadi gubernur disuatu daerah, maka Rasulullah SAW berkata, Inna Wallahi, Laa nuwalliy alaa haa-dzal amali ahadan sa-alahu wa laa ahadan harasha alaihi, artinya, Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan mengangkat seorang penguasa atas pekerjaan ini apabila ia memintanya atau ambisius kepadanya (HR. Muttafaq alaih). Kepemimpinan sesungguhnya adalah amanat dari Allah SWT. Wajib di tunaikan sebagai ibadah di tengah kehidupan masyarakat (rakyat)-nya, atau hablum min an- naas.

ADIL ADALAH PAKAIAN SETIAP PEMIMPIN

Adil, adalah ciri taqwa. Konsep ini bukan semata teologis, melainkan sangat humanis universal. Dalam pandangan Islam, seorang pemimpin pemegang tampuk kekuasaan yang melalaikan kepentingan rakyatnya adalah pemimpin yang sangat dicela. Rasulullah SAW memperingatkan, maa min waa-lin yaliy raiyyah minal-Muslimin, fa yamuutu wa huwa gaasy-syun lahum, illa harrama-Allahu alaihil-jannah, artinya, Tidak seorangpun yang diberi amanat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya (kaum Muslimin), lalu ia mati dalam keadaan menipu mereka, kecuali Allah mengharamkan baginya sorga (tidak akan masuk sorga) (HR.Muttafaqun alaihi dari Abi Yala (Maqal) bin Yasar RA) Dalam hadist lainnya, Rasulullah SAW berkata, wa innamal Imamu junnatun, yuqaatalu min waraa-ihi wa yuttaqaa bihi, Fa-in amara bi taqwa-Allahi wa adala fa-inna lahu bi-dzalika ajran. Wa in qaala bi ghairihii fa- inna alaihi minhu, artinya, Sesungguhnya pemimpin itu adalah perisai. Dibelakang perisai itulah rakyat berjuang. Maka apabila ia (pemimpin) menyuruh kepada ketaqwaan terhadap Allah dan berlaku adil, maka ia akan mendapat pahala dari perintah dan sikap adilnya itu. Tetapi bila ia menyuruh selain dari itu (taqwa), maka ia akan mendapat siksa karenanya (HR.Muttafaq alaihi, dari Abi Hurairah RA). Dengan sikap tawadhu (merendah demi kepentingan umat karena taqwa kepada Allah) akan terlihat keadilan seorang pemimpin. Arogansi pemaksaan kehendak. Akan membawa kepada kehancuran.Konsekwensinya adalah, as-samu wat-thaah ala-almar-il Muslim fii ma ahabba wa kariha, maa lam yukmar bimashiyatin, fa idzaa umira bimashiyatin, fa- laa sama wa laa thaaah, artinya Seorang Muslim harus mendengarkan dan mentaati segala perintah (pemimpinnya) dalam hal yang ia sukai ataupun yang tidak disukainya, selama ia tidak diperintahkan untuk berbuat maksiat. Dan apabila ia diperintahkan untuk berbuat maksiat, maka ia (rakyat) tidak dibolehkan untuk mendengarkan atau mentaati perintahnya (HR.Muttafaq alaih dari Ibnu Umar RA). Sungguh celakalah para pemimpin yang melupakan dan menganggap enteng aspirasi rakyat banyak. Maka, untuk terhindar dari kecelakaan, wajiblah di ingat selalu firman Allah; Berlaku adillah, karena Allah kasih terhadap orang-orang yang adil (QS.Al- Hujurat : 9) Lemahnya bekalan agama dilapisan umat dan tipisnya pemahaman Islam akan berpengaruh didalam kehidupan.PahamAshabiyah (kedaerahan), menghilangkan arti maknawi dari ukhuwah. Persatuan lahiriyah tidak mampu menumbuhkan kebahagiaan mahabbah, cinta sesama. Di sinilah bermula sumber kehancuran. Karena itu Rasulullah SAW selalu berdoa sebagaimana disampaikan oleh Ummul Mukminin Aisyah R anha, allahumma man waliya min amri umatiy syay-an fa syaqqa alaihim fasy-quq alaihi, wa man waliya min amri umatiy syay-an far-faqa bihim, far- fuq bihi, artinya, Ya Allah, barangsiapa yang menjadi pemimpin atas umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah ia, dan barangsiapa yang memimpin umatku, lalu mengasihi mereka, maka kasihanilah ia (HR.Shahih Muslim).

SYARI'AT ISLAM DIMULAI DENGAN NASEHATNasihat itu ditujukan untuk seluruh manusia. Mencakup seluruh segi kehidupan. Sumbernya pun jelas. Nasihat yang berpangkal dari Allah (Al Qur'an).

Merujuk kepada contoh dan petunjuk pelaksanaan dari Muhammad Rasulullah SAW, yang dikenal sebagai Sunnah Rasul. Mematuhi Allah berarti mematuhi sunnah Rasulullah. Satu sama lainnya tidak bisa dipisahkan. Tidak bisa diingkari atau ditolak. Dalam satu penjelasannya Rasulullah SAW menyebutkan bahwa, Ad-dien (Syari'at agama Islam) itu adalah nasehat. (Mau'izhah Hasanah). Kami bertanya, atas dasar apa wahai Rasulullah?" Dengan tegas Rasulullah SAW menjawab .." dari Allah dan dengan Kitabullah (Al-Qur'an), dan Sunnah Rasul. Kemudian dengan kesepakatan pemimpin- pemimpin umat (dalam setiap urusan mereka, didunia dan untuk akhirat, berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah Nabi (Al Hadist). Dengan patokan ini, para Shahabat ber-baiat kepada Rasulullah agar tegaknya Syari'at Islam itu dengan sempurna. Diantara isinya, para Shahabat tidak menjadi syirik, atau tidak mempersekutukan Allah. Tidak melakukan pencurian, menjauhkan diri dari perbuatan korupsi, manipulasi dalam bentuk dan kesempatan apapun. Tidak berzina, yang melingkupi kepada pergaulan bebas, sehingga kaburnya batas-batas antara yang boleh dan yang tidak. Terutama dalam hubungan manusia berlainan jenis. Tidak membunuh anak, baik itu secara penanaman nilai-nilai fikrah yang tidak agamis. Semuanya dijalankan melalui jalur Nasihat Agama, mencakup syari'at Islam. Wahai orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolong kamu itu kaum yang dimurkai Allah, sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orangorang kafir yang telah berada didalam kubur berputus asa (QS.60, al-Mumtahanah, ayat 12-13). Bila kita melihat dengan kacamata kondisi hari ini, bukankah ini merupakan suatu ajakan kearifan mendalam, untuk selalu hati-hati dalam hubungan tolong bertolong dengan kaum yang mendapat kemurkaan Allah ??? Diantaranya dengan Yahudi dan Israel ??? Maka adalah sangat wajar sekali setiap mukmin dimanapun mesti mempertimbangkan dengan sunguh- sungguh untuk tidak terburu dan tergesa-gesa membuka hubungan diplomatic atau melakukan hubungan dagang apapun bentuknya dengan pihak Yahudi ini. Begitulah semestinya yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang memimpin satu negara dimana umatnya beragama Islam dan beriman kepada Allah, dan masih percaya kepada Al Quran Kitabullah.

BUHUL MASYARAKATKehidupan bermasyarakat di Sumatera Barat sudah lama direkat oleh kentalnya hubungan kebersamaan (taawun) di dalam tataran budaya berat sepikul ringan sejinjing sebagai perwujudan nyata nilai-nilai Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah(ABS-SBK). Tataran budaya sedemikian telah terbukti dalam masa sangat panjang mampu memberikan dorongan- dorongan beralasan (motivasi) bagi semua gerak perubahan (reformasi) dari satu generasi ke generasi berikut di Ranah Bundo ini. Bahkan telah pula terbukti menjadi modal sangat besar untuk meraih kemajuan di berbagai bidang pembangunan di daerah dan nagari, di dusun dan taratak. Serta memberikan sumbangan yang tidak kecil dalam mewujudkan persatuan bangsa dan kesatuan wilayah di Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. Kehidupan masyarakat Sumatera Barat kedepan di Alaf Baru ini, mesti di pacu dengan ajakan agar selalu menanam kebaikan-kebaikan yangma kruf

Mesti pula dipagar rapat-rapat dengan pencegahan dari hal-hal yang merusak danmungkara., Didalamnya ditanamkan upaya berguna yang dapat menumbuhkan harga diri dengan sikap mental mau berusaha sendiri, giat bekerja (enterprising). Yang dituju adalah masyarakat baru Sumatera Barat yang dapat menolong diri sendiri (independent) serta mampumereposisi kondisinya dalam mengatasi kemiskinan dan ketertinggalan diberbagai bidang. Insya Allah masyarakat kita di Sumatera Barat akan mendapatkan hak asasinya yang setara dengan kewajiban asasi yang telah ditunaikan. Sesungguhnya bimbingan aqidah kita bersendikan Kitabullah telah mengajarkan bahwa tidak pantas bagi satu masyarakat yang hanya selalu menuntut hak tanpa dibebani keharusan menunaikan kewajiban. Martabat satu kaum akan hilang bila yang ada hanya memiliki kewajiban-kewajiban tetapi tidak dapat menentukankan hak apa-apa. Karena itu, hak asasi manusia tidak akan pernah ujud tanpa didahului oleh kewajiban asasi manusia. Hal ini sangatlah penting ditanamkan kembali dalam upaya mambangkik batang tarandam. Kandungan Kitabullah mewajibkan kita untuk memelihara hubungan yang langgeng dan akrab dengan karib dan daerah tetangga, sebagai kewajiban iman dan taqwa kita kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, sesuai Firman-Nya, Sembahlah Allah, dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu-bapak. Berhubungan baiklah kepada karib kerabat. Berbuat ihsan kepada anak-anak yatim, kepada orang-orang miskin, dan tetangga yang hampir, tetangga yang jauh, dan teman sejawat serta terhadap orang- orang yang keputusan belanja diperjalanan (yaitu orang-orang yang berjalan dijalan Allah) dan terhadap pembantu-pembantu di rumah tanggamu. Sesungguhnya Allah tidak suka terhadap orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS.4, An-Nisak ayat 36). Menumbuhkan harga diri, dan memperbaiki nasib secara keseluruhan dalam berbagai bidang, diyakini akan terwujud melalui ikhtiar yang terus menerus,sustainable disertai akhlak sabar tanpa kesombongan serta mampu melawan sikap mudah menyerah dan tidak mudah berputus asa. Sikap jiwa masyarakat seperti inilah yang sangat dituntut mengedepan dalam menyambut Otonomi Daerah di Sumatera Barat pada awal abad ini.

HIDUPKAN MASYARAKAT DESAMengangkat taraf hidup kelompok lemah, akar serabut (grass root) dari masyarakat alas terbawah piramida, bukan usaha mustahil dikerjakan. Asal saja dapat merasakan nilai kepentingan, mempunyai daya inisiatif dan imagination (daya cipta) mengangkatnya, tentu akan dapat memulainya Kepandaian-kepandaian betapapun sederhananya, seperti membuat tempe, tahu dan kecap, membibitkan buah-buahan, menanam sayur mayur, merangkai dan mengatur bunga, menganyam tikar, beternak itik ataupun ayam buras, dengan jumlah kecil, dizaman jet supersonic dan satelitsatelit mengitari bumi seperti sekarang ini, tidak dapat dikatakan apalah artinya. Tidak dapat dianggap rendah usaha-usaha kecil yang mungkin oleh banyak kalangan dianggap kurang bermakna.

Proses Mempertinggi kesejahteraan hidup dhuafak, adalah rangkaian gerbong yang erat terkait dengan proses pembangunan ekonomi bangsa. Proces geraknya bisa dipercepat. Ada undang- undang bajanya sendiri, yang tak dapat tidak, harus dijalani, yang umumnya bersifat natuurlijk (alami dan sunnatullah), yaitu faktor manusia yang terikat erat dengan adat kebiasaan. Karena sering dilupakan, akhir kesudahannya menanggung akibat-akibat yang mengecewakan. Andai kata faktor kebiasaan masyarakat sengaja dilupakan maka nasibnya tak ubah dari nasib induk ayam menetaskan telor itik. Akibat langsung adakalanya program tidak jalan, pemborosan disegala sektor, malah didapati tindakan yang wasted (mubazir). Dalam setiap proses pembangunan keumatan (umatisasi) tidak selalu harus ditilik dari sudut efisiensi dan rendemen ekonomis semata, tetapi perlu ada pemahaman mendalam kedalam lubuk hati serta kemauan pada diri umat secara individu ataupun kelompok yang akan dibawa serta dalam proses pembangunan itu.. Daerah kita terkenal sebagai daerah yang kaya dengan sumber alam. Sumber Daya Alam (natural resources) belum seluruhnya di olah. Dapat dikatakan bisa mendukung suatu pertumbuhan ekonomi yang sehat. Tetapi kecenderungan penduduknya dibidang ekonomi baru kepadamencari nafkah dengan memindah-mindahkan barang-barang dari satu tempat ke tempat yang lainsaja. Adapun menghasilkan barang belum cukup mendapat perhatian. Padahal sumber kemakmuran yang asasi adalah produksi, yakni menghasilkan barang. Peran ini seringkali dilupakan. Latar belakang usaha sebenarnya adalah merombak tradisi dengan membuka pikiran masyarakat dan merintis jalan baru, memulai dari urat masyarakat dengan cara-cara yang praktis. Melaluiamaliyah yang sepadan dengan kekuatan yang tersedia dalam tubuh masyarakat mestinya disertai serentak membangun jiwa dan pribadi untuk menjadi umat yang sadar. Umat perlu dihidupkan jiwanya menjadi satu umat yang mempunyaifalsafah dantujuan hidup (wijhah) yang nyata, memiliki identitas(shibgah), bercorak kepribadian terang (transparan) untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Suatu bentuk dan susunan hidup berjamaah yang diredhai Allah yang dituntut oleh syariat Islam. sesuai dengan Adat basandi Syara dan Syara nan basandi Kitabullah. Upaya ini secara luas merupakan satu aspek dari Social Reform, yang tidak dapat diabaikan. Memang begitulahBottom of Form

Readcast Add a Comment Embed & Share

Reading should be social! Post a message on your social networks to let others know what you're reading. Select the sites below and start sharing. Readcast this DocumentTop of Form

e4ce3f793d150b

Login to Add a Comment

4genBottom of Form

Share & EmbedAdd to Collections Auto-hide: on

Download this Document for Free

Tuntunan Akhlak Islami

TUNTUNAN AKHLAK ISLAMAjaran

Islam sangat banyak memberikan dorongan

kepada sikap-sikap untuk maju. Kemajuan materi (madiyah) akan terpacu oleh akhlak manusia yang menggenggam materi tersebut. Akhlak adalah perangai yang berakar didalam hati sebagai anugerah dari Khalik Maha Pencipta. Adalah satu kenyataan belaka bahwa makhluk manusia mesti terikat erat dengan Khalik sang Pencipta. Akhlak adalah jembatan yang mendekatkan makhluk dengan Khaliknya. Menjadi parameter menilai sempurna atau tidaknya ihsan Muslim itu. Melaksanakan agama sama artinya dengan ber akhlak sesuai dengan tuntunan agama Islam. Karena itu, agama bukanlah sebuah beban, melainkan adalah sebuah identitas (cirri, shibgah). Membebaskan diri dari ketentuan Maha Pencipta, atau membebaskan manusia dari nilai-nilai agama (seperti free of values yang banyak dipahami oleh masyarakat liberalistik) akan berakibat bahwa makhluk manusia menjadi makhluk yang tidak punya makna. Dengan demikian, semestinya agama harus dilihat sebagai satu keperluan utama. Betapapun keperluan materi telah dapat dipenuhi, suasana hidup akan selalu hambar dan gersang manakala keperluan

ruhanik (immaterial, spirituil) tidak diperhatikan. Selalu akan tampak bahwa manusia tanpa agam,a sama saja dengan makhluk yang bukan manusia. Perikehidupan tanpa bimbingan agama, artinya sama dengan peri kehidupan tidak berperikemanusiaan.251

Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Para Nabi dan Rasul yang diutus kepada manusia bertugas memberikan tuntunan akhlak dalam semua prilaku kehidupan. Rujukan dari tuntunan akhlak adalah wahyu Allah. Semua bimbingan yang terdapat pada semuakitabsuci samawi

menekankan kepada terpeliharanya adab pergaulan antar manusia dan sesama makhluk. Tatanan adab pergaulan dimasud selalu di ikat dengan hubungan kasih (mahabbah) dengan Khalik Maha Pencipta, yang disebut dengan ibadah. Tuntunan akhlak dan ibadah bukanlah sebatas teori, tetapi semua prilaku pada seluruh tingkat pelaksanaan hubungan kehidupan. Terlihat nyata dalam bentuk prilaku, contoh dan uswah. Firman Allah menyebutkan Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik (uswah hasanah), yaitu bagi orang yang mengharap[kan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS.33, al Ahzab : 21). Rasulullah SAW menyebutkan satu tugas risalahnya sebagai Hanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (al Hadist). Pentingnya akhlak di ungkap banyak penyair (ahli hikmah) innama umamul akhlaqu maa baqiyat, wa inhumu dzahabat akhlaquhum dzahabuu, yang di artikan, tegak rumah karena sendi, sendi hancur rumah binasa. Tegaknya bangsa karena berbudi, budi hancur luluhlah bangsa. Masyarakat Minangkabau dengan falsafah adat basabdi syarak, syarak basandi kitabullah, sangat banyak menampilkanpepatah, pribahasa yang mengandung ajaran tentang akhlak ini.252

Tuntunan Akhlak Islami

Seperti disebutkan, Nan kuriak kundi, nan sirah sago, nan baiak budi, nan indah baso, atau Bahaso manunjuakkan banso artinya bahasa menunjukkan bangsa, yakni baik

buruk perangai (akhlak) menunjukkan tinggi rendahnya asal keturunan (bangsa). Akhlak Budi Pekerti, tidak dapat dilupakan selamanya. Akan selalu hidup dan disebut-sebut, walaupun sipelakunya sudah tiada. Utang ameh buliah dibaia, utang budi dibao mati.

KEJUJURAN DAN KEADILAN ADALAH RAJAAllah SWT telah memerintahkan kepada setiap orang untuk berlaku adil, berbuat ihsan (kebajikan), dan membantu karib kerabat. Dan, Allah juga memerintahkan untuk melakukan pencegahan terhadap perilaku keji dan tercela (fahsya, anarkis). Allah SWT juga memerintahkan untuk menghindar dari kemungkaran (perbuatan terlarang) dan aniaya (anarkis), juga dari perlakuan yang melampaui batas (bagh-ya). Semua peringatan Allah ini harus selalu di ingat oleh manusia (QS.An Nahl,90). Adil, adalah pakaian setiap pemimpin, tidak semata ucapan. Adil, adalah suatu perbuatan, yang di dambakan setiap orang. Menjadi kewajiban setiap pribadi untuk menegakkan dan mempertahankannya. Agama Islam mengajarkan bahwa setiap orang adalah pemimpin. Setiap pemimpin akan diminta pertanggungan jawab terhadap rakyat yang dipimpinnya. Agama menegaskan bahwa, penguasa adalah pemimpin dari rakyatnya.253Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Seorang suami menjadi pemimpin atas istri, keluarga dan rumah tangganya. Seorang pekerja (khadam) adalah pemimpin atas harta yang di amanahkan oleh majikannya. Konsekwensinya adalah, setiap pemimpin memikul tanggung jawab berlaku adil dan amanah menjaga rakyat yang di pemimpinannya. Maka setiap pemimpin akan ditanya pertanggungan jawab atas kepemimpinannya. (Hadist di riwayatkan Al-Bukhari dari Abdullah ibn Umar RA). Pemimpin yang adil, semestinyalah bersikap merendah (tawadhu) terhadap rakyat yang dipimpinnya (HR.Bukhari, dalam Riyadhus-Shalihin, Imam Nawawy). Maknanya adalah, kepentingan (aspirasi) rakyat wajib di utamakan. Hanya ada satu kepentingan, demi kemashlahatan rakyat banyak. Pemimpin dalam pandangan Islam tidak untuk kepentingan kelompok atau golongan. Tetapi untuk kemashlahatan orang banyak. Walaupun barangkali seorang pemimpin memiliki kekurangan fisik, tetapi adil dan berpedoman kepada Kitabullah, maka Muslimin disuruh mengikutnya. In ummira alaikum abdun mujaddaun yaquu-du kum bi Kitaabillahi, fasmauu lahu wa athii-uu, Jika sekalipun kamu dipimpin oleh seorang hamba yang cacat (abdun mujadda), tetapi memimpinmu dengan berpedoman kepada Kitabullah (al Quran), maka hendaklah kamu mendengarkan dan mentaatinya (Shahih Muslim).

Dalam konsep Agama pemimpin adalah amanah Allah untuk melaksanakan pemerintahan sebagai amanah umat (rakyat).254Tuntunan Akhlak Islami

Karena itu, sangatlah tidak pantas bila seorang meminta-minta untuk diangkat menjadi seorang pemimpin. Disampaikan oleh Shahabat Abu Musa RA, tatkala dua orang Bani Ammi minta diangkat menjadi gubernur disuatu daerah, maka Rasulullah SAW berkata, Inna Wallahi, Laa nuwalliy alaa haa-dzal amali ahadan sa-alahu wa laa ahadan harasha alaihi, artinya, Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan mengangkat seorang penguasa atas pekerjaan ini apabila ia memintanya atau ambisius kepadanya (HR. Muttafaq alaih). Kepemimpinan sesungguhnya adalah amanat dari Allah SWT. Wajib di tunaikan sebagai ibadah di tengah kehidupan masyarakat (rakyat)-nya, atau hablum min an- naas.

ADIL ADALAH PAKAIAN SETIAP PEMIMPINAdil, adalah ciri taqwa. Konsep ini bukan semata teologis, melainkan sangat humanis universal. Dalam pandangan Islam, seorang pemimpin pemegang tampuk kekuasaan yang melalaikan kepentingan rakyatnya adalah pemimpin yang sangat dicela. Rasulullah SAW memperingatkan, maa min waa-lin yaliy raiyyah minal-Muslimin, fa yamuutu wa huwa gaasy-syun lahum, illa harrama-Allahu alaihil-jannah, artinya, Tidak seorangpun yang diberi amanat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya (kaum Muslimin), lalu ia mati dalam keadaan menipu mereka, kecuali Allah mengharamkan baginya sorga (tidak akan masuk sorga) (HR.Muttafaqun alaihi dari Abi Yala (Maqal) bin Yasar RA).255Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Dalam hadist lainnya, Rasulullah SAW berkata, wa innamal Imamu junnatun, yuqaatalu min waraa-ihi wa yuttaqaa bihi, Fa-in amara bi taqwa-Allahi wa adala fa-inna lahu bi-dzalika ajran. Wa in qaala bi ghairihii fa- inna alaihi minhu, artinya, Sesungguhnya pemimpin itu adalah perisai. Dibelakang perisai itulah rakyat berjuang. Maka apabila ia (pemimpin) menyuruh kepada ketaqwaan terhadap Allah dan berlaku adil, maka ia akan mendapat pahala dari perintah dan sikap adilnya itu. Tetapi bila ia menyuruh selain dari itu (taqwa), maka ia akan mendapat siksa karenanya (HR.Muttafaq alaihi, dari Abi Hurairah RA). Dengan sikap tawadhu (merendah demi kepentingan umat karena taqwa kepada Allah) akan terlihat keadilan seorang pemimpin. Arogansi pemaksaan kehendak. akan membawa kepada kehancuran.

Konsekwensinya adalah, as-samu wat-thaah ala-almar-il Muslim fii ma ahabba wa kariha, maa lam yukmar bimashiyatin, fa idzaa umira bimashiyatin, fa- laa sama wa laa thaaah, artinya Seorang Muslim harus mendengarkan dan mentaati segala perintah (pemimpinnya) dalam hal yang ia sukai ataupun yang tidak disukainya, selama ia tidak diperintahkan untuk berbuat maksiat. Dan apabila ia diperintahkan untuk berbuat maksiat, maka ia (rakyat) tidak dibolehkan untuk mendengarkan atau mentaati perintahnya (HR.Muttafaq alaih dari Ibnu Umar RA). Sungguh celakalah para pemimpin yang melupakan dan menganggap enteng aspirasi rakyat banyak. Maka, untuk terhindar dari kecelakaan, wajiblah di ingat selalu firman Allah; Berlaku adillah, karena Allah kasih terhadap orang-orang yang adil (QS.Al- Hujurat : 9).256Tuntunan Akhlak Islami

Lemahnya bekalan agama dilapisan umat dan tipisnya pemahaman Islam akan berpengaruh didalam kehidupan. Paham Ashabiyah (kedaerahan), menghilangkan arti maknawi dari ukhuwah. Persatuan lahiriyah tidak mampu menumbuhkan kebahagiaan mahabbah, cinta sesama. Di sinilah bermula sumber kehancuran. Karena itu Rasulullah SAW selalu berdoa sebagaimana disampaikan oleh Ummul Mukminin Aisyah R anha, allahumma man waliya min amri umatiy syay-an fa syaqqa alaihim fasy-quq alaihi, wa man waliya min amri umatiy syay-an far-faqa bihim, far- fuq bihi, artinya, Ya Allah, barangsiapa yang menjadi pemimpin atas umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah ia, dan barangsiapa yang memimpin umatku, lalu mengasihi mereka, maka kasihanilah ia (HR.Shahih Muslim).

SYARI'AT ISLAM DIMULAI DENGAN NASEHAT

Nasihat itu ditujukan untuk seluruh manusia. Mencakup seluruh segi kehidupan. Sumbernya pun jelas. Nasihat yang berpangkal dari Allah (Al Qur'an). Merujuk kepada contoh dan petunjuk pelaksanaan dari Muhammad Rasulullah SAW, yang dikenal sebagai Sunnah Rasul. Mematuhi Allah berarti mematuhi sunnah Rasulullah. Satu sama lainnya tidak bisa dipisahkan. Tidak bisa diingkari atau ditolak. Dalam satu penjelasannya Rasulullah SAW menyebutkan bahwa, Ad-dien (Syari'at agama Islam) itu adalah nasehat. (Mau'izhah Hasanah). Kami bertanya, atas dasar apa wahai Rasulullah?" .257Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Dengan tegas Rasulullah SAW menjawab .." dari Allah dan dengan Kitabullah (Al-Qur'an), dan Sunnah Rasul. Kemudian dengan kesepakatan pemimpin- pemimpin umat (dalam setiap urusan mereka, didunia dan untuk akhirat, berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah Nabi (Al Hadist). Dengan patokan ini, para Shahabat ber-baiat kepada Rasulullah agar tegaknya Syari'at Islam itu dengan sempurna. Diantara isinya, para Shahabat tidak menjadi syirik, atau tidak mempersekutukan Allah. Tidak melakukan pencurian, menjauhkan diri dari perbuatan korupsi, manipulasi dalam bentuk dan kesempatan apapun. Tidak berzina, yang melingkupi kepada pergaulan bebas, sehingga kaburnya batas-batas antara yang boleh dan yang tidak. Terutama dalam hubungan manusia berlainan jenis. Tidak membunuh anak, baik itu secara penanaman nilai-nilai fikrah yang tidak agamis. Semuanya dijalankan melalui jalur Nasihat Agama, mencakup syari'at Islam. Wahai orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolong kamu itu kaum yang dimurkai Allah, sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orangorang kafir yang telah berada didalam kubur berputus asa (QS.60, al-Mumtahanah, ayat 12-13). Bila kita melihat dengan kacamata kondisi hari ini, bukankah ini merupakan suatu ajakan kearifan mendalam, untuk selalu hati-hati dalam hubungan tolong bertolong dengan kaum yang mendapat kemurkaan Allah ??? Diantaranya dengan Yahudi dan Israel ???258Tuntunan Akhlak Islami

Maka adalah sangat wajar sekali setiap mukmin dimanapun mesti mempertimbangkan dengan sunguh- sungguh untuk tidak terburu dan tergesa-gesa membuka hubungan diplomatic atau melakukan hubungan dagang apapun bentuknya dengan pihak Yahudi ini. Begitulah semestinya yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang memimpin satu negara dimana umatnya beragama Islam dan beriman kepada Allah, dan masih percaya kepada Al Quran Kitabullah.

BUHUL MASYARAKATKehidupan bermasyarakat di Sumatera Barat sudah lama direkat oleh kentalnya hubungan kebersamaan (taawun) di dalam tataran budaya berat sepikul ringan sejinjing sebagai perwujudan nyata nilai-nilai Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah(ABS-SBK). Tataran budaya sedemikian telah terbukti dalam masa sangat panjang mampu memberikan dorongan- dorongan beralasan (motivasi) bagi semua gerak perubahan (reformasi) dari satu generasi ke generasi berikut di Ranah Bundo ini. Bahkan telah pula terbukti menjadi modal sangat besar untuk meraih kemajuan di berbagai bidang pembangunan di daerah dan nagari, di dusun dan taratak. Serta memberikan sumbangan yang tidak kecil dalam mewujudkan persatuan bangsa dan kesatuan wilayah di Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. Kehidupan masyarakat Sumatera Barat kedepan di Alaf Baru ini, mesti di pacu dengan ajakan agar selalu menanam kebaikan-kebaikan yangma kruf.259Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Mesti pula dipagar rapat-rapat dengan pencegahan dari hal-hal yang merusak danmungkara., Didalamnya ditanamkan upaya berguna yang dapat menumbuhkan harga diri dengan sikap mental mau berusaha sendiri, giat bekerja (enterprising). Yang dituju adalah masyarakat baru Sumatera Barat yang dapat menolong diri sendiri (independent) serta mampumereposisi kondisinya dalam mengatasi kemiskinan dan ketertinggalan diberbagai bidang. Insya Allah masyarakat kita di Sumatera Barat akan mendapatkan hak asasinya yang setara dengan kewajiban asasi yang telah ditunaikan. Sesungguhnya bimbingan aqidah kita bersendikan Kitabullah telah mengajarkan bahwa tidak pantas bagi satu masyarakat yang hanya selalu menuntut hak tanpa dibebani keharusan menunaikan kewajiban. Martabat satu kaum akan hilang bila yang ada hanya memiliki kewajiban-kewajiban tetapi tidak dapat menentukankan hak apa-apa. Karena itu, hak asasi manusia tidak akan pernah ujud tanpa didahului oleh kewajiban asasi manusia. Hal ini sangatlah penting ditanamkan kembali dalam upaya mambangkik batang tarandam. Kandungan Kitabullah mewajibkan kita untuk memelihara hubungan yang langgeng dan akrab dengan karib dan daerah tetangga, sebagai kewajiban iman dan taqwa kita kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, sesuai Firman-Nya, Sembahlah Allah, dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu-bapak. Berhubungan baiklah kepada karib kerabat. Berbuat ihsan kepada anak-anak yatim,260

Tuntunan Akhlak Islami

kepada orang-orang miskin, dan tetangga yang hampir, tetangga yang jauh, dan teman sejawat serta terhadap orang- orang yang keputusan belanja diperjalanan (yaitu orang-orang yang berjalan dijalan Allah) dan terhadap pembantu-pembantu di rumah tanggamu. Sesungguhnya Allah tidak suka terhadap orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS.4, An-Nisak ayat 36). Menumbuhkan harga diri, dan memperbaiki nasib secara keseluruhan dalam berbagai bidang, diyakini akan terwujud melalui ikhtiar yang terus menerus,sustainable disertai akhlak sabar tanpa kesombongan serta mampu melawan sikap mudah menyerah dan tidak mudah berputus asa. Sikap jiwa masyarakat seperti inilah yang sangat dituntut mengedepan dalam menyambut Otonomi Daerah di Sumatera Barat pada awal abad ini.

HIDUPKAN MASYARAKAT DESAMengangkat taraf hidup kelompok lemah, akar serabut (grass root) dari masyarakat alas terbawah piramida, bukan usaha mustahil dikerjakan. Asal saja dapat merasakan nilai kepentingan, mempunyai daya inisiatif dan imagination (daya cipta) mengangkatnya, tentu akan dapat memulainya.11

261

Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Kepandaian-kepandaian betapapun sederhananya, seperti membuat tempe, tahu dan kecap, membibitkan buah-buahan, menanam sayur mayur, merangkai dan mengatur bunga, menganyam tikar, beternak itik ataupun ayam buras, dengan jumlah kecil, dizaman jet supersonic dan satelitsatelit mengitari bumi seperti sekarang ini, tidak dapat dikatakan apalah artinya. Tidak dapat dianggap rendah usaha-usaha kecil yang mungkin oleh banyak kalangan dianggap kurang bermakna. Proses mempertinggi kesejahteraan hidup dhuafak, adalah rangkaian gerbong yang erat terkait dengan proses pembangunan ekonomi bangsa. Proces geraknya bisa dipercepat. Ada undang- undang bajanya sendiri, yang tak dapat tidak, harus dijalani, yang umumnya bersifat natuurlijk (alami dan sunnatullah), yaitu faktor manusia yang terikat erat

dengan adat kebiasaan. Karena sering dilupakan, akhir kesudahannya menanggung akibat-akibat yang mengecewakan. Andai kata faktor kebiasaan masyarakat sengaja dilupakan maka nasibnya tak ubah dari nasib induk ayam menetaskan telor itik. Akibat langsung adakalanya program tidak jalan, pemborosan disegala sektor, malah didapati tindakan yang wasted (mubazir). Dalam setiap proses pembangunan keumatan (umatisasi) tidak selalu harus ditilik dari sudut efisiensi dan rendemen ekonomis semata, tetapi perlu ada pemahaman mendalam kedalam lubuk hati serta 262Tuntunan Akhlak Islami

kemauan pada diri umat secara individu ataupun kelompok yang akan dibawa serta dalam proses pembangunan itu.. Daerah kita terkenal sebagai daerah yang kaya dengan sumber alam. Sumber Daya Alam (natural resources) belum seluruhnya di olah. Dapat dikatakan bisa mendukung suatu pertumbuhan ekonomi yang sehat. Tetapi kecenderungan penduduknya dibidang ekonomi baru kepadamencari nafkah dengan memindah-mindahkan barang-barang dari satu tempat ke tempat yang lainsaja. Adapun menghasilkan barang belum cukup mendapat perhatian. Padahal sumber kemakmuran yang asasi adalah produksi, yakni menghasilkan barang. Peran ini seringkali dilupakan. Latar belakang usaha sebenarnya adalah merombak tradisi dengan membuka pikiran masyarakat dan merintis jalan baru, memulai dari urat masyarakat dengan cara-cara yang praktis. Melaluiamaliyah yang sepadan dengan kekuatan yang tersedia dalam tubuh masyarakat mestinya disertai serentak membangun jiwa dan pribadi untuk menjadi umat yang sadar. Umat perlu dihidupkan jiwanya menjadi satu umat yang mempunyaifalsafah dantujuan hidup (wijhah) yang nyata, memiliki identitas(shibgah), bercorak kepribadian terang (transparan) untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Suatu bentuk dan susunan hidup berjamaah yang diredhai Allah yang dituntut oleh syariat Islam. sesuai dengan Adat basandi Syara dan Syara nan basandi Kitabullah. Upaya ini secara luas merupakan satu aspek dari Social Reform, yang tidak dapat diabaikan. Memang begitulah

263

hakekatnya. Karena pekerjaan ini akan menafaskan jiwa lain, yaitu berusaha di urat masyarakat. Menumbuhkan kekuatan yang terpendam dikalangan yang lemah (kaum dhuafak), di awali oleh memerankan hubungan kepedulian terhadap kebiasaan hidup melalui programsilaturrahmi yang saling memahami dan bukan dalam bentuk sekedar meminta atau membagi nasi bungkus. Pembinaan dhuafak di dukung oleh cita-cita hendak menjelmakan tata-cara hidup kemasyarakatan berdasarkan (a).hidup dan memberi hidup, (taawun) bukan falsafah berebut hidup, (b).menanam tanggung jawab atas kesejahteraan lahir batin dari tiap anggota masyarakat sebagai suatu kesatuan menyeluruh secara timbal balik (takaful dan tadhamun); (c).mengajarkan keragaman serta ketertiban dan disiplin jiwa dari dalam, bukan penggembalaan dari luar; (d).menumbuhkan ukhuwah yang ikhlas, bersendikan Iman dan Taqwa; (e).mengajarkan hidup seimbang (tawazun) antara kecerdasan otak dan ketangkasan otot tangan, antara ketajaman akal dan ketinggian akhlak, antara amal dan ibadah, antara ikhtiar dan doa. Demikian pandangan hidup dan identitas umat yang hendak di pancangkan. tenentu tidak seorangpun yang berpikiran sehat di negeri ini yang akan keberatan terhadap penjelmaan masyarakat semacam itu dengan cara dan alat-alat sederhana tetapi dengan api cita-cita yang berkobar-kobar dalam dada masing-masing, dengan nawaitu tertanam sejak semula. Yang perlu dijaga adalah agar api nawaitu jangan padamatau berubah di tengah jalan. Besar kecilnya nilai amal terletak dalam niat yang menjadi motif untuk melakukannya. Tinggi atau rendahnya nilai hasil yang dicapai sesuai dengan tinggi rendahnya mutu niat dari yang mengejar hasil itu. Amal akan kering dan hampa, tatkala kulit luarnya di lakukan, tetapi tujuan nawaitu-nya hilang di tengah jalan. Sebenarnya seorang pemimpin pelopor penggerak pembangunan memikul beban menghidupkan dapur masyarakatnya dengan sungguh-sungguh. Kebahagiaan tertinggi seorang pemimpin tatkala dapat menghidupkan salah satu dari ribuan dapur yang senantiasa berasap karena usahanya. Tak ada bahagia dalam kekenyangan sepanjang malam, bila si-jiran setiap akan tidur diiringi lapar (al Hadist). Semestinya di pahami apa yang terkandung dalam kalimat-kalimat sederhana, menyesuaikan ikrar dengan ucapan, menyelaraskan perencanaan dengan pelaksanaan, menyamakan harapan dengan kenyataan, memerlukan kesungguhan gerak disamping gagasan. Apa yang diucapkan oleh lidah dan tergores dalam hati dapat dijadikan bimbingan untuk menerjemahkan kesetiaan kepada kalangan bawah (dhuafak) kaum lemah melalaui perlakuan nyata dalam amal perbuatan. Tujuan akhir yang lebih mulia adalah mencari keridhaan Allah jua.

BAIAT KEKELUARGAANBai'at kekeluargaan dalam rumah bangsa akan terus berlanjut sebagai bukti nyata dari kebenaran Firman Allah SWT. "Dan orang-orang yang bekerja sungguh-sungguh pada (jalan) Kami, sesungguhnya Kami akan pimpin mereka di jalan-jalan Kami ; Dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat kebaikan"(QS.29, Al-

Ankabut:69). Hasil yang sudah diperoleh, terbuka bagi siapapun untuk mempelajarinya. Asal dapat merasakan nilai, berdaya inisiatif danimaginasi (daya cipta), tentu akan dapat memahami dan mempergunakannya. Latar belakangperubahan senyatanya merombak tradisi pikiran dan membuka jalan baru. Demokratisasi, memulai dari urat masyarakat. Dengan cara lebihpraktis. Menyepadankan amaliyah dengan kekuatan umat (bangsa). Diseiringkan dengan membangun jiwa dan pribadi umat. Supaya mempunyai wijhah. Memiliki falsafah dan tujuan hidup, nyata mempunyai shibgah. Bercorak kepribadian yang terang. Rangka agak luas, "satu aspek dariSocial Reform". Membangun Indonesia Baru. Umumnya masyarakat Indonesia, khususnya di Minangkabau, cukup mempunyai inteligensi dan daya gerak. Dalam lingkup kekeluargaan egaliter. Musyawarah, dengan akibat pasti bulek bisa digolongkan, dan picak bisa dilayangkan. Lebih egaliter, basilang kayu dalam tungku disinan api mangkonyo hiduik. Begitulah kalau ditilik dari sudut efisiensi dan rendemen politik yang berlaku. Amatlah disayangkan, jika kenyataan perubahan menyisakan nasib bangsa seperti nasib induk ayam menetaskan telor itik. Pekerjaan kedepan sungguh berat sekali. Mempunyai aspek lain, dan menafaskanjiwa lain. Berusaha di urat masyarakat. Menumbuhkan kekuatan terpendam dikalangan lemah. Pekerjaan ini mesti di dukung oleh cita dan gita hendak menjelmakan tata- kemasyarakatan berdasarkan hidup dan memberi hidup, ta'awun bukan falsafah berebut hidup. Tanggung jawab tiap-tiap anggota masyarakat atas kesejahteraan lahir batin sebagai kesatuan menyeluruh. Suatu gerakantakaful, saling melindungi dantadhamun, saling menghargai dengan peradaban luhur. Keragaman ketertiban bersumber disiplin jiwa dari dalam. Bukan lantaran penggembalaan dari luar. Ukhuwah yang ikhlas, bersendikan Iman dan Taqwa. Keseimbangan, tawazun antara kecerdasan otak dan kecakapan tangan. Antara ketajaman akal pikiran dengan ketinggian akhlak. Antara amal dan ibadah, antara ikhtiar dan do'a. Ini wijhah yang hendak di tuju. Ini shibgah yang hendak di pancangkan. Tidak seorangpun yang berpikiran sehat akan keberatan terhadap penjelmaan masyarakat yang semacam itu. Suatu bentuk dan susunan hidup berjama'ah yang diredhai Allah yang dituntut oleh "syari'at" Islam, sesuai dengan kaedah Adat basandi Syara' dan Syara' nan basandi Kitabullah. Tatatan seperti itu mesti dirintiskan, walau baru dengan cara dan alat-alat sederhana. Tetapi, mesti digerakkan dengan api cita-cita yang berkobar- kobar, tak pernah padam didalam dada. Ini nawaitu kita. Jagalah agar api nawaitu jangan padam atau berubah di tengah jalan. Nilai amal, besar atau kecil, terletak dalam niat yang menjadi motif untuk melakukannya. Semakin dilalui, semakin nampak persoalan yang dihadapi. Semakin terasa kesulitan yang harus dilalui. Berbagai pengalaman berharga yang mahal, disirami keringat dan air mata, akan tumbuhlah dalam hati, "rasa berpantang putus asa, bertawakkal dalam melakukan kewajiban sepenuh hati, dengan tekad tidak terhenti sebelum sampai. Yang ditujukan kepada keridhaan Allah jua". Proses mempertinggi kesejahteraan

hidup mempunyai undang-undang bajanya sendiri. Tidak dapat tidak, harus dijalani. Ini seringkali dilupakan dengan segala akibat yang mengecewakan. Maka, tak akan muncul bahagia dalam kekenyangan sepanjang malam, bila si-jiran setiap akan tidur diiringi lapar. Dalam rangka inilah harus dipahamkan apa yang terkandung dalam bai'at kekeluargaan sebangsa itu. AQIDAH TAUHID DAN UKHUWAH ISLAMIYAH SUMBER KEKUATAN DI MINANGKABAU Goresan sejarah membuktikan bahwa kekerabatan yang mendalam itu, telah memberi kekuatan melaksanakan da'wah amar ma'ruf nahi munkar, ditengah berbagai tekanan dan pemaksaan kehendak. Di Bukittinggi (Fort de Kock), pada tanggal 19 Agustus 1928 berlangsung satu rapat besar "Majlis Permusyawaratan Ulama Minangkabau" pertama. Dihadiri 800 ulama-ulama, dan 200 utusan-utusan dari 115 Persyarikatan UmatIslam di Minangkabau. Musyawarah Besar Minangkabau ini menelorkan MOSI MENOLAK GURU ORDONANSI 1925 yang terkenal itu. Tiga bulan berikut, 3 - 4 Nopember 1928, di tempat yang sama, Surau Inyiak Jambek, berlangsung lagi Permusyawaratan Ulama Mingakabau Kedua. Jumlah yang hadir lebih banyak,1500 orang. Inilah buah dari keakraban iman. Mungkin di waktu peristiwa besar itu, sebagian besar dari kita belum lahir. Namun dapat membaca kembali di dalam buku PERINGATAN (Verslag) dari Majelis Permusyawaratan Oelama Minangkabau, dikumpulkan oleh A. 'Imran Djamil dan H. Abdul Malik Karim (Hamka), diterbitkan olehBoekhandel en Taman Poestaka "Sumatera Thawalib" Fort de Kock, di cetak pada Snelpers Drukkerij Gebr. "LIE" Fort de Kock, 1928. Disebutkan didalamnya bahwa para ulama, intelektual dan pemimpin UmatIslam, Ninik Mamak dan Muslimat di Minangkabau telahbiasa berjuang membentengi Adat dan Agama di Minangkabau. Dapat dibuktikan dengan terbitnya satu Seroean dan Harapan yang ditujukan kepada pemerintah (Penguasa Hindia Belanda) pada tahun 1941. Seruan itu diterbitkan berkenan dengan undang-undang yang dikeluarkan oleh Resident Sumatera Barat tentang "Verordening betreffende vergrijpen tegen de adat" atau "Aturan tentang melanggar adat" yang berdampak menghilangkan "nilai-nilai adat itu sendiri". Paling menarik dari seruan pemimpin umatIslam Minangkabau tersebut adalahpersatuan yang mereka miliki. Penanda tanganan seruan itu terdiri dari lima orang ulama besar. Mereka adalah Syeikh Daoed Rasyidi, Syeik Mohammad Djamil Djambek, Syeik Mohammad Dajmil Djaho, Syeikh Sulaiman ar Rasoeli, dan Syeik Ibrahim Moesa.269

assalamu'alaikumkum...wr. wb saya mahasisiwa tarbiyah STAI Qomaruddin Bungah-gresik. nama saya riyan hidayat rosulullah sebagai nabi, pemimpin, dan manusia biasa. begitu banyak yang dapat kita teladani dari kehidupan rosullah, akan tetapi dewasa ini, banyak orang2 yang menjadikan(lebih tepantnya menjadi-jadikan) atas perbuatannya/kelakuannya dengan apa yang telah pernah dilakukan rosullah sebagai manusia biasa, perlu diingat, bahwa rosullah selain punya misi kenabian juga sebagai manusia biasa yang terkadang hanya kebetulan dan atau dalam

perkataan beliau(pendapat-selain menyampaikan agama islam-) yang pada akhir2 ini sering disalah artikan.