decoding the background which influenced design … · tujuan dari desain interior adalah untuk...
TRANSCRIPT
MENGURAI LATAR BELAKANG YANG MEMPENGARUHI SEBUAH KONSEP
DESAIN PADA RUANG INTERIOR
DECODING THE BACKGROUND WHICH INFLUENCED DESIGN CONCEPT FOR
INTERIOR SPACE
Bayu Prasetyo SSn MDs Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain LaSalle
ABSTRACT
The application of design concepts to interior spaces has an important role in giving character to
an interior space. The purpose of interior design is to add quality functionally, aesthetically and
psychologically. The concept of design applied to an interior space will have an impact on humans
who are in it because there is activities to be experienced that is influenced by the space
organization of structures, elements and objects within it.
The experience felt by humans in a space becomes important for humans whohad activities for a
long period of time. The atmosphere Able to cause comfort or to create a good impression or also
to represent something related to the owner or the objective which related to the interior existences
and design concepts will play role as a direction governing the organization of elements and
objects.
Decoding the background of a design concept which applied to interior spaces is a study to find
out what related things which influence to it. The background of a design concept usually comes
from things related to and adjacent to the space itself and the main purpose behind the existence of
the space is for personal, group, corporate, commercial or institutional.
Keywords : Concept, Background, Objective, Space, Interior Design
ABSTRAK
Penerapan konsep desain pada ruang interior memiliki peranan penting dalam memberikan
karakter pada sebuah ruang interior. Tujuan dari desain interior adalah untuk menambah kualitas
secara fungsional, estetis dan psikologis. Konsep desain yang diterapkan pada sebuah ruang
interior akan memiliki dampak secara bagi manusia yang berada didalamnya karena kan ada
pengalaman yang akan dialami yang dipengaruhi oleh penataan organisasi struktur, elemen dan
objek yang berada didalamnya.
Pengalaman yang dirasakan manusia didalam ruang menjadi penting jika manusia tersebut berada
diruang itu dalam jangka waktu panjang. Dapat untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk
menciptakan impresi yang baik atau juga untuk merepresentasikan sesuatu yang berhubungan
dengan sang pemilik atau tujuan dari diadakanya ruang tersebut dan konsep desain sebagai arahan
yang mengatur organisasi elemen dan objek yang terdapat diruang tersebut.
Mengurai Latar belakang dari sebuah konsep desain yang diterapkan ke ruang interior adalah
sebuah kajian untuk mengetahui unsur-unsur apa saja yang mempengaruhinya. Latar belakang
sebuah konsep desain biasanya berasal dari hal-hal yang berkaitan dan berdekatan dengan ruang itu
sendiri serta tujuan utama dibalik keberadaan ruang tersebut baik untuk untuk personal, kelompok,
korporasi, komersial ataupun institusi.
Kata Kunci : Konsep, Latar Belakang, Tujuan, Ruang, Desain Interior
I. KONSEP DALAM DESAIN
Ilmu Desain merupakan suatu ilmu untuk mencermati, mengamati dan mengkritisi suatu fenomena
desain, dalam hal ini bisa berupa karya, filsafat, strategi, sejarah, teori, nilai estetik atau perubahan
gayahidup yang berhubungan dengan desain.1 Hasil karya sebuah desain dipengaruhi oleh hal-hal
yang melatarbelakangi sang desainer dalam membuat konsep desain. Pemikiran sang desainer
dalam merencanakan desain nya sangat menarik untuk ditelusuri untuk dapat mengetahui alasan
atau konsep karya desain mereka. Menurut Eric reinholdt “Desain adalah sebuah dialog dan konsep
merupakan sesuatu yang dibicarakanya”2. Dalam hal ini konsep adalah cara berkomunisasi dari
sebuah karya desain untuk diapresiasi penikmat dan penggunanya.
Dalam mengamati dan menganalisa karya desain perlu memahami beberapa unsur yang
melatarbelakangi sang desainer dalam berkarya. Salah satunya adalah melihat dari teori Abraham
Maslow tentang hirarki kebutuhan dalam motivasi manusia secara psikologis. Dalam hal
penciptaan karya desain ada hal dari teori Maslow yang dapat kita tarik dalam menganalisa karya
desainer; aktualisasi diri, harga diri, kebutuhan sosial, keselamatan dan fisik. Desainer dalam
penciptaanya pasti memiliki hal-hal yang memotivasi dalam diri seperti disebut dalam teori
maslow, selain juga faktor eksternal seperti situasi politik, sosial, budaya, linkungan dan
sebagainya.
Abraham Maslow teori kebutuhan hirarki
Ada hal yang ingin dicapai oleh sang desainer dalam penciptaan karyanya. Desain sendiri berarti
rancangan/kerangka bentuk dalam kamus KBBI 3 dimana pengertianya menurut Bruce Acher
(1965) merupakan pemecahan masalah dengan satu target yang jelas. Desain juga bisa merupakan
solusi bagi permasalahan yang membutuhkan perencanaan dimana melibatkan unsur estetika
1 Sachari, Agus, Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005 2 https://www.youtube.com/watch?v=k4dVgbuxBAw&t=668s 3 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/desain
dengan rencana berupa gambar rancangan. Dalam pemahaman secara kelimuan desain berarti seni
terapan dimana hasilnya bisa merupakan suatu bentuk Desain sendiri diambil dari kata designo
yang berarti gambar (Jervis, 1984), dimana dalam praktiknya penciptaan sebuah karya desain
memerlukan gambar sebagai acuan rancangan yang dibuat.
Sebuah karya desain yang baik dimulai dengan konsep desain yang divisualisasikan melalui
gambar rencana untuk penerapan hasil jadinya. Pada gerakan Arts & Crafts dan Art Nouveau
dimana aplikasi seni rupa diterapkan pada karya produk dan arsitektur, desain tidak dapat
dipisahkan dari seni rupa secara historis karena karya seni rupa dan desain (produk, furnitur,
arsitektur) menjadi satu kesatuan dalam ligkup bangunan mulai dari bangunan itu sendiri sampai
objek-objek yang terdapat didalamnya yang merupakan seni rupa terapan yang berhubungan
dengan seni lukis, seni ukir, seni pahat dan seni kriya. Hal ini yang mempengaruhi perkembangan
dalam perencanaan desain dimana memerlukan rencana gambar dengan unsur visual estetis dari
elemen seni rupa.
Fireplace Grille karya Charles Voysey, dimana satu ruang interior dengan berbagai macam objek dan dekorasi
didalamnya merupakan seni rupa terapan yang diterjemahkan kedalam produk, furnitur dan elemen dekorasi
Konsep dalam desain adalah ide atau gagasan yang merupakan arahan dalam proses penciptaan
sehingga hasil karya desain bisa menjadi lebih jelas sesuai dengan tujuan. Konsep bisa menjadi
koridor dalam sebuah proses desain. Konsep desain bisa dilatarbelakangi oleh berbagai macam
faktor yang biasanya bersifat situasional. Situasional disini berhubungan dengan tujuan sebuah
karya desain itu sendiri yang merupakan kebutuhan bisa dari seseorang, kelompok, institusi atau
bahkan sebuah negara.
Hotel Indonesia karya arsitek asal Amerika Abel Sorensen, diinisiasi oleh Presiden Soekarno sebagai simbol dari bangsa
Indonesia yang saat itu akan menjadi tuan rumah Asian Games pada 1962
Tujuan sebuah konsep desain bisa bersifat urgensi atau idealis. Urgensi disini adalah konsep yang
merupakan solusi dari sebuah situasi permasalahan yang membutuhkan aplikasi desain. Idealis
dimana sebuah konsep desain memiliki tujuan untuk memperbarui sesuatu atau membuat sesuatu
menjadi lebih baik. Paul Laseau, seorang seniman dan arsitek, percaya bahwa ide-ide konseptual
yang baik muncul sebagai bagian dari 'proses penemuan'. Dia menyarankan bahwa untuk
perancang proses penemuan terdiri dari dua bagian: penemuan dan pembentukan konsep.
Penemuan mencari penemuan dasar ide asli untuk proyek sedangan pembentukan konsep
mengubah penemuan menjadi pernyataan visual grafis dan verbal yang dapat memberikan arahan
dasar untuk pengembangan proyek. 4
Pengembangan konsep atau ide berhubungan erat dengan pemikiran kreatif yang dapat muncul
ketika proses desain berlangsung. Ide dapat saja muncul secara tiba-tiba ketika desainer berpikir
tentang proyek yang akan dimulai, namun seringkali ide tidak muncul begitu saja. Desain adalah
seni rupa aplikatif dimana hasil karya seorang desainer akn digunakan sesuai dengan kebutuhan,
dalam hal ini ide desain bukanlah hanya sekedar tampilan visual saja melainkan megandung
berbagai unsur lain yang terkait dengan aplikasinya seperti teknis dan produksi.
4 Paul Laseau, Graphic Thinking for Architects and Designers(New York, 2001), Hal. 142.
I.1. KONSEP DALAM DESAIN INTERIOR
Desain Interior adalah perencanaan, layout dan desain dari ruang interior didalam sebuah
bangunan. Bentukan fisik ini untuk memenuhi kebutuhan manusia akan tempat berlindung dan
mempengaruhi aktifitas kita dan memupuk aspirasi secara personal. Tujuan desain interior untuk
menambah kualitas ruang secara fungsi, estetika dan psikologis.5 Konsep dasar yang mengarahkan
proses desain dapat diekspresikan melalui tahapan konsep fungsional dan konsep visual, dimana
konsep fungsional berhubungan dengan unsur fisik dan konsep visual merupakan estetika dalam
sebuah ruang.
Kenapa konsep dalam desain interior terbagi dalam dua tahapan yaitu fungsional dan visual, karena
pengaruh ruang dan objek interior terhadap manusia ada yang langsung dapat dirasakan dengan
sentuhan fisik dan ada yang secara visual mempengaruhi tanpa harus disentuh namun memiliki
unsur psikologis yang dapat dirasakan. Keduanya sangat berhubungan, banyak dari konsep
fungsional memuaskan secara visual dan banyak konsep visual bersifat fungsional.6
Restoran Coca Grill, Bangkok, konsep desain secara fungsional dengan tematik jajanan pinggir jalan diadaptasi secara
konsep visual melalui gaya modern yang disesuaikan atmosfer ruang dalam.
I.2. PENTERJEMAHAN KONSEP INTERIOR
Penerjemahan sebuah konsep bangunan arsitektur atau ruang interior dapat dilakukan secara visual
dan verbal, visual dapat dilihat secara jelas sedangkan verbal dapat dirasakan secara fisik atau
5 Ching, Francis DK, Interior Design Illustrated, John Wiley & Sons, Hoboken, New Jersey, 2012 6 Kilmer, Rosemary, Kilmer, W. Otie, Designing Interior, John Wiley & Sons, Hoboken, New Jersey, 2014
psikologis. Menurut Dr.Yasser Mahgoub dalam Kuliahnya tentang Design Concept 7 dapat dibagi
melalui 4 pendekatan yaitu keindahan, keseimbangan, kompleksitas dan pengetahuan. Setiap
konsep ruang interior akan memilki 4 unsur ini sesuai dengan batasan konsep yang teraplikasi.
Keempat unsur ini memiliki bobot yang berbeda dalam penerjemahannya secara proporsi ke dalam
ruang interior, tergantung dari fokus dan orientasi dari tujuan ruang itu sendiri.
Sebuah konsep ruang interior tidaklah harus selalu kompleks, ada proporsi secara aplikasi yang
harus disesuaikan dengan skala ruang, fungsi, dan citra dari ruang interior tersebut. Contoh
keindahan sebuah kamar tidur orang biasa akan berbeda degan keindahan kamar tidur seorang Raja
dikarenakan ada tujuan yang berbeda dari sisi citra ditampilkan walaupun secara fungsi dan secara
skala bisa saja sama. Baik skala, fungsi dan citra dari sebuah ruang interior merupakan satu
kesatuan dimana proporsi dari setiap unsur tersebut ditentukan oleh sang desainer dengan
menganalisa kebutuhan dan tujuan dari pemilik atau pengguna ruang nantinya.
7 https://www.slideshare.net/ymahgoub/architectural-design-1-lectures-by-dr-yasser-mahgoub-lecture-5-concept
Kamar Tidur Raja Louis XV kerajaan Prancis pada abab 18
Aspek estetika merupakan aspek yang menentukan konsep visual dari sebuah ruang interior.
Dalam pengembangan konsep visual Estetika sebuah ruang interior dibentuk oleh berbagai elemen
dan objek yang terdapat didalamnya yang terangkum dalam gaya desain interior. Dalam aplikasi
desain interior dan arsitektur konsep biasanya berhubungan dengan gaya desain. Gaya desain dapat
didefinisikan sebagai karakter dari ekspresi, eksekusi, konstruksi atau desain dalam sebuah
periodik karya seni seperti byzantine, renassaance, victorian sampai modern. Secara historis Gaya
desain berkaitan dengan tingkat sosial, literatur, ekspresi personal dan tingkah laku.
II. KONSEP FUNGSIONAL
Fungsi dalam desain interior berhubungan dengan kebutuhan yang secara aplikasinya berinteraksi
dengan hal-hal fisikal. Hal fisik ini tidak hanya mempengaruhi tetapi juga dapat dirasakan oleh
penggunanya. Dapat dikatakan bahwa konsep fungsional dalam desain interior adalah ide dasar
atau wacana sebagai arahan dalam pengembangan desain yang berhubungan dengan fungsi dan
teknikal seperti layout, program ruang, ergonomi dan hal-hal teknis lainya. Dari konsep fungsional
dapat mengarah pada konsep visual atau gaya desain dan sebagai koridor secara progres desain.
Konsep fungsional merupakan strategi penciptaan sebagai langkah awal dari sebuah proses desain.
Konsep fungsional mengarahkan secara organisasi program ruang serta menggunakan elemen-
elemen teknis yang sudah terbentuk secara eksisting dari sebuah ruang interior. Fungsi menjadi
prioritas dalam tujuan proses desain karena perencanaan desain melibatkan hal-hal yang tangible
yang efeknya dapat mempengaruhi dan mengarahkan pegguna secara fisik ketika didalam ruang.
II.1. KONSEP DARI PROGRAM RUANG
Pada interior sebuah gedung, organisasi ruang terbentuk melalui fungsi gedung yang biasanya telah
diprogramkan dari awal secara peruntukan. Ada 2 bentuk program ruang interior; pertama adalah
program ruang interior yang terintegrasi dengan fungsi bangunan atau sebuah bangunan yang
berdiri sendiri dengan fungsi ruang interior yang sama baik bangunan juga interiornya. Yang kedua
program ruang interior dari bangunan dengan ruang interior yang multi fungsi atau bangunan yang
ruang interior nya disewakan dan secara fungsinya setiap ruang interior akan berbeda dikarenakan
memiliki banyak penyewa ruang contohnya mall dan gedung perkantoran. Skema organisasi ruang
interior ditentukan secara hirarki melalui kajian aktifitas dari pengguna jika itu interior personal
atau korporat sedangkan jika itu ruang interior komersil dan hospitality dikaji dari aktifitas tamu
atau konsumen.
II.1.1. Konsep dari Program Ruang Pengguna
Pengembangan konsep dari organisasi ruang yang berasal dari program yang dibuat oleh pengguna
yaitu pemilik baik personal, kelompok atau korporasi, dieksplorasi melalui hirarki aktifitas, jadwal
peruntukan ruang dan sirkulasi alur para penggunanya. Program ruang sangat menentukan bentuk
dan skala ruang yang nanti ditentukan dari prioritas dan jumlah pengguna disetiap ruang.
Sedangkan komposisi ruang melalui hubungan antar ruang yang dikaitkan dengan hirarki aktifitas
penggunanya. Aktifitas pengguna dijadikan untuk konsep fungsional sebuah ruang interior dan
memastikan bahwa mereka diatur dengan cara yang tepat.
Interior kantor Gojek, dengan program ruang memiliki break area di sela-sela zona kerja karyawan berfungsi sebagai area komunal
untuk berdiskusi, rileks sesaat dan pemecah dari komposisi modul perangkat kerja yang monoton
Program ruang melalui hirarki aktifitas diterapkan dengan menggunakan pengguna sebagai
rujukan, mulai ketika masuk kedalam gedung sampai beraktiftas didalam interior bangunan dari
aktifitas awal pagi hari sampai malam hari. Sangat penting bagi skema organisasi ruang tersusun
rapi secara hirarki untuk mengekspresikan etos kerja terutama untuk ruang interior korporat.
Sedangkan bagi ruang interior personal lebih untuk kenyamanan secara zona privat dan publik
yang di atur sesuai karakter pengguna.
II.1.2. Konsep dari Program Ruang Konsumen
Sebuah ruang komersial seperti restoran, toko, hotel atau ruang apapun yang berhubungan dengan
pelayanan terhadap pengunjung sangatlah penting memiliki organisasi dan program interior yang
tepat. Seorang desainer interior harus bisa mengkoreografikan komposisi ruang yang mendukung
agar pengunjung memdapatkan pengalaman sesuai dengan fungsi ruang yang ingin dituju. Selain
mengkreasi sebuah ambiens ruang yang merepresentasikan identitas pemilik ruang program ruang
ditata sesuai jenis dan fungsi ruang sama pentingnya.
Pada program ruang yang menyediakan jasa pelayanan seperti restoran sistem pelayanan menjadi
acuan dari organisasi pengaturan furnitur dan sirkulasi yang akan dibentuk. Seperti restoran fine
dining dimana pengaturan meja dan kursi akan lebih formal dengan pelayanan penuh dari pelayan
atau restoran fastfood dimana pengaturan meja dan sirkulasi mengikuti alur pengunjung yang
mendatangi lagsung counter makanan untuk memesan sendiri.
Restoran fastfood MacDonalds dengan program ruang pengunjung mendatangi counter makanan dan restoran fine dining Orient8 di
Hotel Mulia dimana pengunjung mendapatkan pelayanan penuh dari pelayan restoran.
Untuk ruang interior komersil yang menjual produk seperti toko atau showroom organisasi
program ruang diatur melalui tata letak dimana akan mempengaruhi arus lalu lintas dan perilaku
konsumen dalam membeli. Tata letak yang sukses akan memandu pelanggan melalui toko dan
secara strategis produk yang diposisikan akan mendorong pembelian impulsif.8 Konsep pengaturan
8 Muller, Mark, The Power of Retail Design, Guru Shop Design, Brisbane, Queensland, 2009
program ruang di sebuah toko retail atau showroom tergantung dari strategi penjualan dari pemilik
toko tersebut.
II.2. KONSEP DARI KONDISI FISIK RUANG
Konsep dapat dimulai dengan memahami struktur bangunan yang sudah terbentuk. Struktur
bangunan pada ruang interior dapat dibagi 2 kategori yaitu struktur konstruksi dan struktur
organisasi ruang. Dikarenakan Desain Interior adalah ilmu tentang cara mengorganisasi tata ruang
dalam pada bangunan yang telah terbentuk, seringkali desainer menyiasati hal-hal struktural yang
telah eksisting dengan memanipulasi melalui penambahan elemen atau menyamarkan secara
visual. Hal ini dikarenakan karena hal yang tidak boleh dilakukan dalam merubah struktur
bangunan, kalaupun bisa harus melalui perhitungan yang matang.
II.2.1. Konsep Dari Kondisi Konstruksi Ruang
Struktur konstruksi bangunan merupakan salah satu wacana yang bisa dijadikan sebagai awal mula
sebuah konsep ruang interior. Mengikuti struktur yang ada dengan menggunakan sebagai elemen
desain baik secara fungsional dan visual dapat dilakukan. Menjadikan struktur bangunan menjadi
sebuah kelebihan dibandingkan sebuah kendala dan bahkan bisa dijadikan Focal Point secara
visual dari ruang interior apabila skala dari struktur yang terbangun berukuran besar atau
mendominasi ruang.
Restoran Usine di Stockholm, Swedia dengan konsep menggunakan struktur dan instalasi eksisting bangunan yang
sebelumnya merupakan pabrik sosis untuk dijadikan elemen yang mendukung konsep desain ruang interior
Tidak hanya dari elemen konstrusi bangunan tetapi dari elemen instalasi mekanikal dan elektrikal
yang telah terpasang bisa dijadikan unsur pendukung dalam konsep desain. Dengan karakternya
yang fungsional dan permanen akan sulit untuk merubah atau memodifikasi instalasi mekanikal
dan eletrikal dalam sebuah ruang interior, yang dapat dilakukan adalah menyiasati dengan
menjadikannya sebagai bagian dari desain atau malah sebagai konsep utama.
II.2.2. Konsep Dari Kondisi Program Ruang
Konsep desain dapat terinspirasi dari organisasi ruang yang telah terbentuk. Biasanya ini tetjadi
ketika desainer interior mendapatkan mandat untuk perencanaan desain disebuah gedung yang
sudah terbangun tidak hanya struktur gedung namun juga struktur dinding ruang nya juga sudah
ada. Organisasi ruang mulai dari pintu masuk sampai kedalam ruang-runag interior ketika
terbangun secara permanen haruslah disikapi dengan cerdik oleh seorang desainer interior.
Kondisi ini biasanya terjadi ketika pemilik ruang menyewa sebuah bangunan untuk keperluan
mereka dalam janga waktu tertetntu dengan klausul tidak boleh merubah struktur yang permanen
atau jika akan dirubah harus dikembalikan lagi seperti bentuk semula. Organisasi interior akan
menyesuaikan dengan kondisi yang ada mulai dari bentuk ruang, luas ruang, akses ruang sampai
elemen arsitektur seperti pintu dan jendela akan menjadi pertimbangan desainer dalam
pengembangan desain nya.
Tugu Kunstring Palais, sebuah restoran fine dining di kawasan menteng jakarta yang awalnya merupakan pusat dan
galeri seni yang dirikan oleh Nederlandsch Indische Kunstkring pada 1913 dan sempat pula berubah fungsi menjadi
Mejelis Islam Alaa Indonesia dan kantor imigrasi sebelum akhirnya diambil alih pihak swasta untuk dijadikan Restoran 9
9 https://situsbudaya.id/sejarah-tugu-kunstkring-paleis-jakarta/
III. KONSEP VISUAL
Konsep visual dalam desain interior adalah strategi seorang desainer dalam mengkomunikasikan
desain dengan menggunakan unsur visual dalam sebuah ruang untuk menciptakan atmosfer yang
mampu membuat impresi terhadap pemirsa dan menorehkan pengalaman visual yang akan diingat.
Dalam hal ini sebuah konsep visual berperan dalam merepresentasikan identitas dari sebuah ruang
interior yang terinspirasi bisa dai hal-hal yang berhubungan dengan pemilik, pengguna atau tujuan
dari ruang itu sendiri.
Konsep visual adalah menerjemahkan desain kedaalam bentuk 3 dimensi melalui bentuk, tekstur
dan warna untuk menghasilkan kualitas desain yang akan diaplikasikan ke bidang dan objek
didalam ruang interior. Komposisi bentuk konsep visual berupa metafora akan ditelaah oleh
pemirsanya menurut Anthonhy C. Antoniades dalam bukunya “Poetic of Architecture” dibagi 3
kategori yaitu metafora abstrak (intangible metaphor), metafora konkrit (tangible metaphor) dan
metafora kombinasi.10 Metafora abstrak merupakan representasi bentuk simbolik sedang metafora
konkrit merupakan represntasi bentuk asli dari inspirasi atau arahan desain yang telah disepakati
untuk dijadikan tujuan.
III.1. KONSEP DARI TAPAK GEDUNG
Ruang interior terbentuk dari bangunan arsitektur yang sudah didesain komposisi struktur dan
ruang-ruangnya oleh arsitek. Ada kala desainer interior dilibatkan mulai dari awal pembangunan
10 http://girinarasoma.com/2010/07/14/memahami-metafora-arsitektur/
ada ketika desainer interior harus menyesuaikan rencana desain nya dengan bangunan yang sudah
berdiri. pertama ada bentuk ruang yang telah terbangun secara struktural yang membutuhkan
pemahaman volume geometrisnya untuk diintegrasikan dengan rencana desain. Kedua dari
komposisi antar ruang yang terbangun, apakah itu berupa modul atau acak, linear atau tidak linear,
hirarkinya dan sebagainya. Ketiga dari elemen arsitektur yang telah terpasang seperti pintu,
jendela, kusen, kolom dan sebagainya. Akan ada kendala dari bentuk struktur, instalasi yang telah
ada yang harus diperhatikan
Konsep desain sebuah ruang interior dapat dimulai dari menganalisa secara tapak gedung tersebut
yang akan digunakan. Ada beberapa cara dalam kita mengambil unsur dan elemen dari eksisting
yang bisa ditranslasikan menjadi konsep desain ruang interior; Sejarah dari Bangunan tersebut dan
Lokasi dari Bangunan tersebut.
Restoran Spiegel di kawasan kota tua kota semarang Jawa Tengah, mengaplikasikan konsep desain dengan mengadaptasi
dari nilai historis bangunan dan kawasan
II.1.1. Konsep dari Sejarah Bangunan Eksisting
Konsep dapat dikembangkan dengan menganalisa sejarah dari bangunan dimana ruang interiornya
akan diaplikasi. Karena ruang interior merupakan area dimana pengunjung ataupun penghuni dapat
merasakan secara fisik maupun psikologis apa yang telah dan sedang terjadi diruang itu
sebelumnya dengan merasakan pengalaman dari tata letak objek dan dekoratif baik yang telah
tersusun atau yang sengaja dibangun.
Terkadang manusia cenderung utnuk bernostalgia Ada beberapa hal yang dapat diekplorasi dalam
menganalisa sejarah dari ruangan atau bangunan, Pertama dengan mengembalikan fungsi dari
ruang tersebut ke fungsi awal ataupun fungsi yang pernah diterapkan pada ruang tersebut. Kedua
mengambil inspirasi dari perkembangan sejarah lingkungan dan bangunan sekitar yang dapat
dijadikan referensi. Ketiga menerapkan kembali organisasi spasial awal dari ruang dan bangunan
tersebut baik secara komposisi, modul, hirarki ataupun secara sirkulasi.
II.1.2. Konsep Dari Lokasi dan Lingkungan Sekitar
Pengambangan konsep dapat dimulai juga dari mengamati lokasi dari bangunan eksisting. Dari
pengamatan lokasi bangunan akan dapat ditemui objek-objek fisik baik yang diam dan juga yang
bergerak. Objek yang diam adalah bangunan-bangunan sekitar yang telah tersusun baik secara
terencana ataupun tidak. Sedang objek yang bergerak adalah mahluk hidup yang beraktifitas dan
berlalu lalang disekitar bangunan eksisting. Selain itu pengamatan lokasi juga dapat dilihat dari
kawasan area dari bangunan eksisting yang masih sama daearahnya atau distriknya.
Dari bangunan-bangunan sekitar bangunan eksisting akan didapati kesamaan baik secara fungsi
bangunan, gaya desain dan struktur fisik. Dari sini bisa sebagai acuan konsep ruang interior
terutama jika ruangan tersebut diperuntukan sebagai ruang residential atau komersial. Ini
dikarenakan bangunan atau interior residential dan komersial biasanya berkumpul atau
dikumpulkan pada suatu kawasan.
Aplikasi biophilic design pada ruang interior dengan penghawaan alami, pencahayaan alami dan penghijauan alami
Konsep juga dapat terinspirasi dari lingkungan alam sekitar bangunan seperti pegunungan, pantai
dan sebagainya. Dengan mengadaptasi ataupun mengambil insprasi dari elemen-elemen yang ada
di alam sekitar. Penerapan kedalam desain ruang bisa dilakukan secara visual verbal melalui
penggunaan elemen2 alam baik asli maupun artifisial, bisa simbolik melalui modifikasi bentuk-
bentuk dari unsur alam, atau filosofis dengan eksplorasi metafora yang terinspirasi alam sekitar.
Kesemuanya itu tergantung dari tujuan yang ingin dicapai oleh ruang interior tersebut.
Beberapa tahun belakangan ini konsep yang mendekatkan bangunan arsitektur dan ruang interior
dengan alam biasa yang disebut disebut Biophilic Design juga berkembang. Tujuan dari Biophilic
Design adalah lebih bertuju pada pengguna ruangnya dimana produktivitas dan lingkungan yang
sehat dapat ditingkatkan melalui penerapan pecahayaan alami, penghawaan alami serta membawa
penghijauan alami kedalam ruang interior. 11 Dalam perkembangannya biophilic design ini mulai
diterapkan di ruang interior perkantoran dimana berhubungan dengan pengguna yang berda
didalam ruang selama 8-10 jam dengan aktivitas dtinggi yang membutuhkan atmosfer dan
lingkungan interior yang sehat untuk produktivitas pekerjanya.
III.2. KONSEP DARI KLIEN PENGGUNA
Banyak dari ruang interior dengan peruntukan komersial didesain untuk mendukung aktifitas yang
erat hubungannya dengan klien pemilik ruang tersebut. Solusi desain secara fungsional berupa tata
letak ruang, tata letak furnitur, pencahayaan dan penghawaan harus sesuai dengan kebutuhan dari
pemilik dan memperhatikan bentuk struktur eksisting terutama bagi peruntukan konsep untuk
ruang korporasi, komersil atau ruang publik.
Klien pengguna membutuhkan solusi interior yang bisa merepresentasikan identitas mereka secara
ciri khas atau aspirasi mereka dan melalui atmosfer ruang interior yang terbangun dapat mewakili
identitas klien. Ada 4 poin dalam mengadaptasi konsep desain yang merepresentasikan citra
mereka; Bisnis dari Klien, Produk atau Jasa dari Klien, Identitas Klien dan Pangsa Pasar dari
Klien.
III.2.1. Konsep Desain dari Bisnis Klien
Pada ruang interior korporat dan komersil yang berkaitan publik, aplikasi konsep desain akan
dipengaruhi oleh Jenis bisnis yang dijalankan pemilik ruang. Konsep desain direpresentasikan
secara visual melalui eksplorasi bentuk, warna dan tekstur yang diterapkan pada bidang utama
interior; dinding, plafon dan lantai. Selain pada bidang interior penerapan juga pada objek didalam
interior; furnitur, lampu, dan elemen estetis beserta elemen dekoratif.
11 https://www.architectmagazine.com/technology/7-ways-to-enhance-indoor-environments-with-biophilic-design_o
Aplikasi konsep desain yang merepresentasikan bisnis klien bisa diterjemahkan secara simbolik
atau konkrit, melalui skala, proporsi dan modul bentuk-bentuk yang dieksplorasi. Sistem visual
yang diterapkan akan diapresiasi oleh pemirsa atau pengunjung yang datang sebaiknya mampu
dimengerti dan diidentifikasikan sesuai dengan tujuan sang desainer untuk menampilkan karakter
dari pemilik ruang.
Interior Lobby Kantor CitiBank dengan konsep desain menggunakan pendekatan simbolistik dalam komposisi bentuk,
warna dan tekstur melalui ambiens lingkungan yang ramah dannyaman yang mentransformasikan citra mereka dalam
bekerja; modern, aktif and terkoneksi. 12
III.2.2. Konsep Desain dari Produk atau Jasa Klien
Konsep desain ruang komersial seperti toko ritel atau showroom yang menjual produk atau jasa
dapat mengeksplorasi bentuk dan visual yang terinspirasi dari produk yang mereka jual. Penataan
visual dalam aplikasi bentuk, warna dan tekstur beserta penataan display menjadi sistem visual
yang terintegrasi dengan produk yang dijual. Menurut Mark Muller desain untuk toko Ritel
berhubungan dengan 2 elemen yaitu store branding (dekorasi, citra, atmosfer, identitas) dan store
planning (layout, sirkulasi, keamanan, display).13
Store Branding yang diterapkan di sebuah toko Ritel secara citra toko merepresentasikan produk
yang dijual dengan eksplorasi konsep yang sesuai dengan jenis produk, harga produk dan karakter
produk. Bahasa visual yang dibentuk harus selaras dengan branding dari produknya begitu juga
dengan penerapan inovasi atau teknologi terbaru dari produk yang dijual. Store Planning
12 https://indonesiadesign.com/story/citibank-serenity-in-urban-setting 13 Muller, Mark, The Power of Retail Design, Guru Shop Design, 2009, Hal. 14
berhubungan dengan kepada hal-hal yang besifat fungsional yang dapat dirasakan langsung secara
fisik oleh pengunjung toko
Saat ini berkembang penerapan konsep user experience pada toko ritel dimana merupakan sebuah
cara agar konsumen yang sekarang lebih banyak membeli secara online untuk membuat toko fisik
menjadi lebih menarik dengan menerapkan unsur berbagi pengalaman dan merasakan langsung
dari produk yang akan dibeli. Executive Creative Director & Managing Director dari Designing
North Studios, California Amerika serikat, Lisa Peacock mengatakan “Desain dengan pengalaman
yang dibangun dengan baik (didukung oleh psikologi yang dipahami dengan baik) memberikan
orang hal-hal yang dapat dikenali. Dan itu bahkan tidak harus tepat. Dengan memberi orang isyarat
visual, auditori, bahkan isyarat yang sudah dikenal, mereka dapat memanfaatkan memori asosiatif
lebih cepat dengan beban kognitif yang lebih sedikit; pengambilan keputusan menjadi insting dan
mengikuti pola aliran, dan pengalaman yang dapat dikenali memberikan rasa tenang dan
kenikmatan - puncak dari pengalaman pengguna." 14
Toko Planet Asia Sport yang terletak digedung Djakarta Theatre Thamrin dengan penerapan konsep user experience
yang mengaplikasikan sarana dari beberapa cabang olahraga guna pengunjung dapat mencoba langsung produk yang
akan dibeli
III.2.3. Konsep Desain dari Identitas Klien
Menurut Collins dictionary identitas seorang atau tempat yang memiliki karatkter berbeda dari
yang lain. Pada kasus ruang interior personal, kelompok atau karakter karakter dari sebuah ruang di
14 https://medium.muz.li/user-experience-and-retail-strategy-together-again-45ace1598ad3
identikkan pada pemilik atau penggunanya. Pengembangan secara visual harus dapat
merepresentasikan identitas karakter dari sang pemilik. Ekplorasi karakter pemilik melalui
berbagai unsur yang bisa dikaitkan, seperti ; kesukaan, umur, gender, pekerjaan atau bahkan visi
dari pemilik.
Selain itu identitas adalah cara pandang kita terhadap diri kita sendiri atau bagaimana kita ingin
dilihat oleh orang lain.15 Seorang desainer harus secara detail dalam menggali identitas dari
pemilik proyek yang akan dikerjakan dan mampu mengeluarkan sisi terbaik dari sang pemilik
untuk direpresentasikan dalam aplikasi desain yang diterapkan melalui bentuk, warna dan tekstur
sebuah ruang atau bangunan.
Toko Roti Sophie Authentique French di daerah Kemang Jakarta yang menerapkan interior dengan harmoni modern
country dengan atmosfer nyaman, casual namun berkelas sesusai dengan karakter demografis penduduk sekitar jakarta
selatan
III.2.4. Konsep Desain dari Pangsa Pasar Sang Klien
Pada ruang interior komersil dimana tujuan utamanya adalah pelayanan terhadap konsumen seperti
restoran dan hotel, konsep desain yang diterapkan mengacu pada karakter kebanyakan dari
konsumen yang datang. Karakter konsumen biasaya telah ditentukan secara sasaran marketnya
oleh pemilik bisnis,mulai dari usia, gender, kebiasaan dan kesukaan. Menurut Mark Muller dalam
bukunya The Power of Retail Design mempunyai kesimpulan mengenai kebutuhan fundamental
dari konsumen ketika masuk ke toko ritel;
1. Produk yang menegaskan dengan industri terkait dan memicu keinginan konsumen untuk
mengunjungi toko Anda.
15 https://www.yourdictionary.com/identity
2. Kebutuhan Dasar Pelanggan mungkin bukan melihat konkritnya kualitas sebuah produk
tapi bisa sebuah manfaat yang tidak berwujud seperti citra sosial sebuah produk atau
kebanggaan memiliki sebuh produk. 16
Dari kesimpulan Mark Muller didapatkan konsumen membeli produk tidak hanya karena
kualitas tapi juga karena citra dan kebanggaan pribadi. Terkait dengan konsep desain interior
pada ritel hal tersebut saling terkait dan harus selaras dalam mendukung produk atau jasa yang
ditawarkan dengan penciptaan citra yang sesuai dengan karakter konsumen pembeli produk
atau jasa tersebut.
IV. KESIMPULAN
Konsep desain sebuah ruang interior merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan
sebuah ruang. Konsep ide atau gagasan mengenai tujuan untuk apa ruang interior secara
peruntukanya baik dalam aspek fungsional maupun aspek estetika. Konsep merupakan arahan
dalam proses desain sebuah perencanaan interior ruang sebagai koridor agar segala tahapan proses
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Mengurai Konsep desain ruang interior dalam sebuah kajian desain sebagai usaha untuk
mengetahui latar belakang dan tujuan dari penerapan konsep desain pada ruang interior. Unsur
fungsi dan fungsi estetis menjadi pertimbangan utama tujuan konsep ruang yang direncanakan.
Mengurai dari sisi fungsional yang berhubungan dengan organisasi ruang dan berpengaruh secara
fisik pada aktifitas dan sirkulasi pengguna dengan di
DAFTAR PUSTAKA
Sachari, Agus, Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005
Laseau, Paul, Graphic Thinking for Architects and Designers, New York, 2001
Ching, Francis DK, Interior Design Illustrated, John Wiley & Sons, Hoboken, New Jersey, 2012
Kilmer, Rosemary, Kilmer, W. Otie, Designing Interior, John Wiley & Sons, Hoboken, New
Jersey, 2014
Muller, Mark, The Power of Retail Design, Guru Shop Design, Brisbane, Queensland, 2009
30X40 Design Workshop, Architecture Short Course: How to Develop a Design Concept,
https://www.youtube.com/watch?v=k4dVgbuxBAw&t=668s March 22, 2017
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/desain
16 Muller, Mark, The Power of Retail Design, Guru Shop Design, 2009, Hal. 21
Mahgoub, Yasser, dr, Architectural Design 1 Lectures by Dr. Yasser Mahgoub - Lecture 5
Concept, https://www.slideshare.net/ymahgoub/architectural-design-1-lectures-by-dr-yasser-
mahgoub-lecture-5-concept
https://situsbudaya.id/sejarah-tugu-kunstkring-paleis-jakarta/
http://girinarasoma.com/2010/07/14/memahami-metafora-arsitektur/
Gloede, Katie, 7 Ways to Enhance Indoor Environments with Biophilic Design,
https://www.architectmagazine.com/technology/7-ways-to-enhance-indoor-environments-with-
biophilic-design_o , February 17, 2015
Hajijary, Barbara, Citibank: Serenity in an Urban Setting,
https://indonesiadesign.com/story/citibank-serenity-in-urban-setting , December 19, 2017
Designing North, User Experience and Retail Strategy, Together Again,
https://medium.muz.li/user-experience-and-retail-strategy-together-again-45ace1598ad3 ,
December 5 2017
https://www.yourdictionary.com/identity