riza aulia putra 252 13 008 pembimbing 1 dr. agus s ......aceh yang berbentuk panggung dengan...

44
Transformasi Arsitektur Tradisional Aceh dengan Pendekatan Semiotika Riza Aulia Putra 252 13 008 Pembimbing 1 Dr. Agus S. Ekomadyo, ST, MT Pembimbing 2 Indah Widiastuti, Ph.D

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Transformasi Arsitektur Tradisional Aceh dengan Pendekatan Semiotika

    Riza Aulia Putra 252 13 008

    Pembimbing 1 Dr. Agus S. Ekomadyo, ST, MT

    Pembimbing 2

    Indah Widiastuti, Ph.D

  • Saat ini setiap daerah mencoba untuk menampilkan kebudayaannya masing-masing, hal ini bertujuan untuk memperlihatkan identitas daerah tersebut.

    Arsitektur merupakan salah satu strategi yang paling mudah untuk merepresetasikan sebuah kebudayaan atau identitas dari suatu daerah.

    Banyak bangunan-bangunan baru yang mengadopsi bentuk dari Arsitektur Tradisional.

    Perlu sebuah proses untuk mengembangkan dan mengeksplor lebih jauh mengenai arsitektur tradisional sehingga dapat menghasilkan bentuk baru yang lebih modern namun tetap memiliki karakter arsitektur tradisional

    Latar

    Belakang

  • melalui transformasi sangat banyak kemungkinan – kemungkinan bagi arsitek untuk dapat menghadirkan ide

    kreatif baru. (Antoniades (1992) dalam Phoetic of Architecture )

    Mengapa Transformasi ??

    Semiotika sebagai ilmu yang mengkaji tentang tanda dapat digunakan sebagai metode untuk pembacaan dalam

    berbagai bidang keilmuan termasuk arsitektur. (Piliang (2012) dalam Semiotika dan Hipersemiotika )

    Mengapa Semiotika ??

  • Permasalahan “Bagaimana melakukan pembacaan tanda terhadap Arsitektur Tradisional Aceh dengan pendekatan semiotika untuk mendapatkan makna yang terkandung di dalamnya sehingga dapat dihadirkan ke dalam desain Taman Budaya Aceh.”

    Tujuan Merancang Taman Budaya Aceh yang dapat merepresentasikan kondisi masyarakat

    Aceh khususnya dari aspek budaya dan agama. Menjelaskan tahapan proses dari proses penguraian tanda dari arsitektur traidisonal

    Aceh melalui pendekatan semiotika dan proses transformasi yang akan menghasilkan konsep desain/gubahan massa.

    Manfaat menghadirkan Arsitektur Tradisional Aceh pada desain Taman Budaya Aceh dengan menggunakan pendekatan semiotika dalam arsitektur.

  • Batasan Studi

    Yang menjadi objek transformasi adalah Arsitektur Tradisional Aceh dalam sebuah gampong yang berada di Kabupaten Aceh Besar. Pemilihan daerah Aceh Besar sebagai sampel untuk objek Arsitektur Tradisional Aceh dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pada daerah Aceh Besar masih banyak ditemui bangunan tradisional Aceh. Disamping itu Aceh Besar dianggap dapat mewakili daerah dengan jumlah suku bangsa Aceh mayoritas yang terdapat di provinsi Aceh.

    Transformasi dilakukan terhadap aspek fisik dan makna pada Arsitektur Tradisional Aceh yang dikaji secara arsitektural

    melalui pendekatan Semiotika.

    Tulisan ini lebih berfokus pada proses decoding (penguraian) dan encoding (penulisan kembali) untuk redesain Taman Budaya Aceh.

  • Desain

    Penulisan kembali (encoding)

    Rekonstruksi Bentuk

    Rekomposisi Bentuk

    • Program fasilitas Taman

    Budaya

    • Pengaruh / potensi tapak

    • Aspek kekinian

    Makna / pesan

    dalam

    arsitektur

    tradisional

    Aceh

    Penguraian (decoding)

    Arsitektur Tradisional

    Aceh

    • Bentuk dan karakter

    • Nilai-nilai budaya

    • Kegiatan

    • Referensi lokal

    • Referensi Arsitektur

    Pengumpulan data

    • Kajian pustaka

    • Observasi lapangan

    • Wawancara

    Arsitektur Tradisional

    Aceh

    Rumoh aceh

    Meunasah

    Meuseujid

    Bentuk Awal (B0) Bentuk Akhir (B1)

    Alur Metode Perancangan

  • Kajian Teori Transformasi dalam

    Perancangan Arsitektur

    proses transformasi Arsitektur Tradisional Aceh merupakan upaya mentransformasikan makna yang terkandung dalam Arsitektur Tradisional Aceh untuk

    menciptakan bentukan arsitektur baru yang memiliki karakter dan nilai-nilai yang berasal dari arsitektur

    tradisional tersebut.

    Dalam tesis ini akan digunakan proses transformasi typologic yang memiliki kaitan dengan budaya suatu daerah.

  • Kajian Teori Semiotika

    (decoding & encoding)

    semiotika struktural Ferdinand de Saussure

    Dalam pandangan Saussure sesuatu yang digunakan seseorang untuk mengungkapkan sesuatu kepada

    yang lain dianggap sebagai tanda (sign) yang mengandung unsur yang menandakan (signifier) dan unsur yang ditandakan (signified).

    semiotika pragmatis Charles Sanders Peierce

    Tanda menurut pandangan Peirce adalah sesuatu yang merepresentasikan sesuatu yang lain. Model triadic Peirce yang terdiri dari representamen (sesuatu yang merepresentasikan yang lain), objek (sesuatu yang direpresentasikan) dan interpretan (interpretasi seseorang tentang tanda) memperlihatkan peran besar subjek dalam proses transformasi bahasa (Piliang, 2012).

  • KAJIAN ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH

  • Arsitektur Tradisional Aceh

    Gampong (desa) merupakan satuan kemasyarakatan pada masyarakat Aceh.

    Sistem gampong ini sudah ada sejak masa pemerintah kerajaan di Aceh. Sebuah gampong terdiri dari kelompok – kelompok rumah yang letaknya berdekatan satu dengan lain.

    Terdapat beberapa produk arsitektur tradisional yang dimiliki oleh suku Aceh yang meliputi Rumoh Aceh sebagai tempat hunian, Meuseujid (Mesjid) dan Meunasah sebagai tempat ibadah.

    Gampong (desa)

  • Meunasah (surau) sebagai tempat peribadatan Lokasi : Aceh Besar

    Meuseujid (mesjid) sebagai tempat peribadatan Lokasi : Aceh Besar

    Rumoh Aceh sebagai tempat hunian Lokasi : Aceh Besar

    Kajian Arsitektur Tradisional Aceh

  • Rumoh Aceh sebagai tempat hunian

    Rumoh (rumah) Aceh adalah tempat hunian suku Aceh yang berbentuk panggung dengan ditopang oleh tiang-tiang kayu berbentuk bulat dengan ketinggian 2,3 meter samapi 2,8 meter. wujud dari arsitektur rumoh aceh merupakan

    pengejewantahan dari kearifan dalam menyikapi alam dan keyakinan (religiusitas) masyarakat Aceh. Kajian

    Arsitektur Tradisional Aceh

  • Rumoh Aceh sebagai tempat hunian

    Secara vertikal Rumoh Aceh terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, badan dan

    kepala. Kaki berupa bagian kolong dari rumoh Aceh yang tercipta dari pengangkatan lantai rumoh Aceh setinggi ± 2,8 m sampai ± 3 m. Kolong ini

    umunya berfungsi sebagai ruang publik. Badan rumoh Aceh merupakan bagian ruang dalam dari rumoh aceh itu sendiri yang terdiri dari beberapa

    ruang. Sedangkan bagian kepala merupakan atap yang berbentuk pelana.

    Kajian Arsitektur Tradisional Aceh

  • Rumoh Aceh sebagai tempat hunian

    Sedangkan secara horizontal rumlh Aceh terdiri dari tiga bagian yaitu :

    1. seuramo keu (serambi depan), 2. tungai (ruang tengah), 3. seuramoe likot (serambi belakang) Ketiga bagian ini memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan hirarki ruangnya. Lantai pada ruang tengah (tungai) memiliki ketinggian berbeda ±50 cm dari ruang seuramo keu dan seuramoe likot

    Kajian Arsitektur Tradisional Aceh

  • Arsitektur Tradisional Aceh Meunasah (surau) sebagai tempat peribadatan

    Meunasah secara horizontal dibagi kedalam tiga bagian ruang, yaitu ruangan depan yang disebut seuramoe, ruang besar yang disebut tungai dan ruang belakang yang disebut tiphik. Letak lantai seuramoe lebih rendah sekitar 50 cm dari ruang besar (tungai) dan ruang belakang. Sedangkan secara vertikal struktur meunasah hampir sama dengan struktur rumoh Aceh yang terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, badan dan kepala. meunasah menggunakan struktur panggung yang lantainya diangkat setinggi ±2,8 meter dari permukaan tanah sehingga menciptakan kolong di bagian bawahnya layaknya rumoh Aceh.

    Meunasah merupakan bangunan tradisional masyarakat Aceh yang berfungsi sebagai tempat ibadah. Meunasah terdapat pada setiap gampong yang dipimpin oleh Imeum Meunasah.

  • Meuseujid (mesjid) sebagai tempat peribadatan

    Meuseujid atau mesjid berasal bahasa Arab “masjid” yang berarti

    tempat sujud adalah tempat melakukan Shalat bagi umat Islam. Bentuk bangunan mesjid jauh berbeda dengan bentuk rumah. Susunan ruang dan struktur mesjid lebih sederhana jika dibandingkan dengan

    rumoh Aceh. Tidak ada pemisahan strata ruang pada bangunan mesjid. Mesjid tradisional Aceh umumnya tidak memakai kubah layaknya mesjid yang ada pada saat ini. Atap mesjid berbentuk atap tumpang yang terdiri dari dua lapisan atau lebih .

    Kajian Arsitektur Tradisional Aceh

  • Arsitektur Tradisional Aceh Ornamen (Ragam Hias)

    1. Ragam Hias Agama, jenis ragam hias yang bermotifkan Islam seperti motif bulan bintang, kaligrafi ayat-ayat suci Al-Quran dan sebagainya.

    2. Ragam Hias Flora, jenis ragam hias yang bermotif tumbuh-tumbuhan. Umumnya tumbuhan yang dijadikan referensi pada ragam hias ini adalah jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di Aceh.

    3. Ragam Hias Fauna, ragam hias yang bermotif binatang. Jenis- jenis binatang ini dipilih berdasarkan jenis binatang yang umum dilihat sehari-hari dalam kehidupan masyarakat Aceh seperti jenis unggas

    4. Ragam Hias Alam, jenis ragam hias yang mengambil bentukan-bentukan alam selain dari flora dan fauna sebagai motifnya seperi langit dan awan.

  • TAHAPAN PENGURAIAN TANDA (DECODING)

  • Referensi lokal sebagai rujukan penguraian tanda. Kajian literatur Wawancara tokoh budayawan, akademisi arsitektur, dan

    pelaku arsitektur Nilai-nilai sosial masyarakat Aceh yang tertuang dalam

    hadih maja (pepatah adat)

    DECODING Penguraian Tanda

  • DECODING Tahapan Penguraian Tanda Gampong

    Signifier

    Pola permukiman dalam

    sebuah gampong yang tanpa

    sekat / tanpa pagar solid

    Signified (2)

    Melambangkan

    hidup bersama

    membentuk

    interaksi dalam

    sebuah masyarakat

    gampong

    Signified (1)

    Menghilangkan

    batas antar rumoh

    dalam sebuah

    gampong

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang

    mengajarkan untuk menjaga interaksi / hubungan

    baik dengan manusia (hablun minannas)

    Signifier

    Vegetasi diantara rumoh aceh

    dalam sebuah gampong

    Signified (2)

    Melambangkan hidup

    dengan menghormati

    dan selaras dengan

    alam

    Signified (1)

    Upaya

    menggunakan

    vegetasi sebagai

    kontrol thermal

    dan visual serta

    pemenuhuan

    kebutuhan

    sehari-hari

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang

    mengajarkan untuk hidup berdampingan

    dengan alam (sunnatullah)

    Signifier

    Menyelengarakan acara

    kenduri (syukuran) di

    meunasah dengan

    melibatkan seluruh

    masyarakat gampong

    (khususnya pria)

    Signified (2)

    Melambangkan upaya

    untuk mengingat dan

    mendekatkan diri

    kepada Tuhan

    Signified (1)

    Sebagai bentuk

    menjalin interaksi

    antar masyarakat

    dengan

    menggunakan acara

    keagamaan

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang

    menjadikan Islam sebagai pedoman

    dalam berkehidupan (hablun minallah)

  • DECODING Tahapan Penguraian Tanda Rumoh Aceh

    Signifier

    Bangunan membujur dari

    timur ke barat

    Signified (2)

    Sebagai perwujudan

    pengaruh Islam dan

    alam dalam

    kehidupan sehari-

    hari

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang

    menjadikan adat dan hukum Islam dalam

    sebuah kesatuan sebagai pedoman dalam

    berkehidupan

    Signified (1)

    Untuk memudahkan

    orientasi dalam

    melaksanakan shalat.

    Serta mengikuti arah

    angin di Aceh.

    Signifier

    Layout rumoh aceh terbagi

    ke dalam tiga ruang

    Signified (2)

    Membatasi ruang

    antara pria dan wanita,

    khususnya pria yang

    bukan merupakan

    anggota keluarga/tamu.

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang

    menjadikan adat dan hukum Islam dalam

    sebuah kesatuan sebagai pedoman dalam

    berkehidupan

    Signified (1)

    Membagi ruang

    berdasarkan fungsi

    kegiatan privat dan

    nonprivat

    Signifier

    Fungsi ruang lebih

    didominasi untuk

    kepentingan wanita

    (rumoh inong)

    Signified (2)

    Sebagai bentuk untuk

    menghargai wanita

    sebagai sosok yang

    perlu dilindungi

    (feminisme)

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat

    Aceh yang mengajarkan untuk

    melindungi wanita

    Signified (1)

    Aktivitas wanita yang

    lebih banyak di

    rumah dibandingkan

    pria

  • DECODING Tahapan Penguraian Tanda Rumoh Aceh

    Signifier

    Struktur vertikal rumoh

    aceh (bentuk

    panggung)

    Signified (2)

    Sebagai kontrol sosial

    untuk

    melindungi/menjaga

    wanita dari yang

    bukan muhrim dalam

    upaya menjaga

    norma-norma / adat

    Referent

    aturan dalam Islam yang memberi

    batas antara pria dan wanita)

    Signified (1)

    Sebagai bentuk

    perlindungan dari

    aspek alam maupun

    sosial

    Signifier

    Ruang tengah (tungai)

    memiliki lantai yang lebih

    tinggi

    Signified (2)

    Sebagai bentuk

    penghormatan

    terhadap orang tua

    sebagai pemilik rumah

    dan merupakan batas

    ruang yang memiliki

    tingkat privasi tinggi

    (lokasi kamar tidur)

    Referent

    Norma / adat yang mengatur untuk

    menghormati orang yang lebih tua

    dan menjaga batas antara ruang pria

    dan wanita

    Signified (1)

    Peninggian lantai

    terhadap lokasi kamar

    tidur sebagai ruang

    inti dalam sebuah

    rumah

  • DECODING Tahapan Penguraian Tanda Rumoh Aceh

    Signifier

    Guci air di depan rumoh

    Signified

    Agar senantiasa

    melaksanakan ajaran

    thaharah (bersuci)

    sebagai salah satu

    upaya untuk

    mengingat /

    mendekatkan diri

    kepada Tuhan.

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang

    menjadikan Islam sebagai pedoman

    dalam berkehidupan (hablun minallah)

    Signified (1)

    Sebagai media

    untuk

    membersihkan

    diri sebelum

    memasuki rumah

    Signifier

    Pintu masuk dengan ukuran

    tinggi pintu yang rendah

    Signified (2)

    Sebagai bentuk

    penghormatan

    terhadap pemilik

    rumah saat

    memasuki rumah.

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang

    mengajarkan untuk menjaga hubungan baik

    dengan manusia (hablun minannas)

    Signified (1)

    Orang yang akan

    melewati pintu ini

    harus

    menundukkan

    kepalanya agar

    tidak terbentur

    Signifier

    Tulak angen (tolak angin/

    kisi-kisi pada bagian atap

    rumah)

    Signified (2)

    Untuk

    menampilkan seni

    ukir tembus yang

    yang dimiliki oleh

    masyarakat Aceh

    yang dikerjakan

    oleh utoh.

    Referent

    Seni ukir sebagai ekspresi kualitas

    hidup masyarakat Aceh

    Signified (1)

    Elemen yang

    berfungsi sebagai

    sirkulasi udara

    dan sekaligus

    menjadi identitas

    arsitektur Aceh

    Signifier

    Kain merah dan putih

    pada tameh raja dan

    tameh putroe (dua tiang

    utama pada rumoh aceh)

    Signified (2)

    Melambangkan

    sifat keberanian

    bangsa Aceh untuk

    mempertahankan

    yang dimilikinya

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang

    mengajarkan untuk berani dalam dalam

    berbagai hal namun tetap berada pada ajaran

    Allah yang suci

    Signified (1)

    Berkaitan dengan

    makna kain merah

    yang berani dan

    kain putih yang

    suci

  • DECODING Tahapan Penguraian Tanda Meunasah

    Signifier

    Bangunan meunasah

    membujur dari timur ke

    barat

    Signified (2)

    Sebagai

    perwujudan

    pengaruh Islam dan

    alam dalam

    kehidupan sehari-

    hari

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang

    menjadikan adat dan hukum Islam dalam

    sebuah kesatuan sebagai pedoman dalam

    berkehidupan

    Signified (1)

    Untuk memudahkan

    orientasi dalam

    melaksanakan

    shalat. Serta

    mengikuti arah

    angin di Aceh.

    Signifier

    Dinding meunasah terbuka,

    tidak menggunakan dinding

    solid

    Signified (2)

    Melambangkan

    keterbukaan

    masyarakat dalam

    sebuah gampong

    Signified (1)

    Untuk

    memudahkan setiap

    masyarakat melihat

    kegiatan di dalam

    meunasah

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang mengajarkan

    untuk menjaga interaksi / hubungan baik dengan

    manusia (hablun minannas)

    Signifier

    Ruang depan (seuramoe)

    lebih rendah dari ruang

    utama

    Signified (2)

    Sebagai bentuk

    penghormatan terhadap

    orang yang lebih tua

    atau dewasa dalam

    gampong

    Signified (1)

    Ruang depan sebagai

    ruang penerima

    sekaligus ruang untuk

    anak yang belum

    dewasa pada saat

    musyawarah

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang mengajarkan

    untuk menjaga interaksi / hubungan baik dengan

    manusia (hablun minannas)

  • DECODING Tahapan Penguraian Tanda Meuseujid

    Signifier

    Denah masid tidak bersekat

    dan tidak menggunakan

    dinding solid

    Signified (2)

    Melambangkan

    keterbukaan

    masyarakat dalam

    sebuah gampong

    Signified (1)

    Berkaitan dengan

    fungsi masjid.

    Untuk

    memudahkan

    masyarakat dalam

    beraktifitas (ibadah

    dan musyawarah)

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang mengajarkan

    untuk menjaga interaksi / hubungan baik dengan

    manusia (hablun minannas)

    Signifier

    Bentuk atap bertingkat yang

    semakin ke atas semakin

    kecil

    Signified (2)

    Sebagai upaya untuk

    dapat mengingat dan

    mendekatkan diri

    kepada Allah

    Signified (1)

    Sebagai upaya

    menghadirkan

    arsitektur yang

    mengarahj kepada

    Tuhan (ke atas)

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang mengajarkan

    untuk menjaga interaksi / hubungan baik dengan

    manusia (hablun minannas)

  • DECODING Tahapan Penguraian Tanda Ragam Hias / Ornamen

    Signifier

    Ragam hias agama bermotif

    kaligrafi

    Signified (2)

    Sebagai upaya untuk

    dapat mengingat dan

    mendekatkan diri

    kepada Allah

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang

    menjadikan Islam sebagai pedoman

    dalam berkehidupan (hablun minallah)

    Signified (1)

    Menghadirkan

    wujud Islam dalam

    kehidupan sehari-

    hari.

    Signifier

    Ragam hias flora dengan

    motif bunga dan daun-daunan

    khas Aceh

    Signified (2)

    Upaya menjaga

    kelestarian alam

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang

    mengajarkan untuk hidup berdampingan

    dengan alam (sunnatullah)

    Signified (1)

    Melambangkan

    kedekatan dan

    kecintaan terhadap

    tumbuh-tumbuhan

    Signifier

    Ragam hias dengan motif

    alam

    Signified (2)

    Upaya mengingat

    pentingnya alam

    bagi kehidupan

    manusia sehingga

    perlu dijaga

    dengan baik.

    Referent

    Nilai-nilai dalam masyarakat Aceh yang

    mengajarkan untuk hidup berdampingan

    dengan alam (sunnatullah)

    Signified (1)

    Melambangkan

    kedekatan dan

    kecintaan terhadap

    alam

  • DECODING Tahapan Penguraian Tanda Hasil Penguraian Tanda

  • TAHAPAN PEMBENTUKAN TANDA (ENCODING)

  • ENCODING Pembentukan Tanda

  • Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa secara garis besar pesan atau makna yang dihasilkan dari penguraian tanda pada tahap sebelumnya apabila dituliskan kembali ke dalam desain arsitektur adalah sebagai berikut.

    Geometri segitiga yang kuat sebagai identitas. Keseimbangan antara bidang solid dan transparan

    dalam desain.

    Keseimbangan antara bentuk lengkung (feminim) dengan bentuk bersudut/kaku (maskulin)

    Respon terhadap alam. Bentuk yang mengarah kepada Tuhan (ke atas)

    ENCODING Pembentukan Tanda

  • Tahapan Pembentukan Wujud Arsitektural

    tahapan pembentukan massa dan fasade tahapan pembentukan site / peletakan

    massa tahapan pembentukan ruang.

  • Tahapan Pembentukan Massa dan fasade

    Geometri Segitiga sebagai identitas

    Bentuk massa dasar

    menggunakan bentuk

    segitiga

    Bagian atas,

    Ketenangan, bersifat

    semipublik

    Bagian bawah,

    Lebih riuh, bersifat publik

    Tulak angen

    Massa bangunan dibagi

    menjadi 2 bagian

    Fasade yang menampilkan

    struktur, garis-garis vertiksl

    Menutupi bangunan dengan

    secondary skin layaknya hijab

    yang menutupi wanita.

    rumoh aceh untuk melindungi wanita

    Tulak angen sebagai ornamen ukir

    tembus yang mengalirkan udara dan

    cahaya

    Penggunaan ornamen sebagai double

    skin fasade.

    Ornamen yang digunakan yaitu motif bungong

    seulanga karena sebagai salah satu motif ornamen

    yang telah menjadi identitas Aceh

    Penyederhanaan motif bungong seulanga

    yang kemudian dilakukan repetisi

    Perlindungan dari sinar matahari

    langsung

    Maskulinitas

  • Tahapan Pembentukan Massa dan fasade

    pembentukan massa hanya mengambil satu unsur geometri saja, yaitu segitiga. Hal ini dilakukan untuk menguatkan tanda mengenai bentuk segitiga dari tulak angen yang menjadi salah satu identitas yang paling kuat dalam arsitektur tradisional Aceh. Desain gubahan massa dari tahap elaborasi tiga ini memperlihat unsur geometri segitiga yang sangat kuat layaknya pada arsitektur tradisional Aceh.

    Silaturahmi Pola hubungan

    manusia dengan manusia berbentuk

    horizontal

    Penguraian massa menjadi

    lebih dari satu secara

    horizontal

  • masjid

    Tahapan Pembentukan Massa dan fasade

    Tahap ini merupakan tahapan pembentukan untuk massa bangunan mesjid. Massa bangunan mesjid dibuat berbeda dengan massa lainnya sebagai sebuah tanda yang melambangkan mesjid sebagai pusat kegiatan pada sebuah gampong.

    Mengambil debntuk

    persegi sebagai

    bentuk dasar mesjid

    Bentuk persegi

    dibuat bertumpuk

    ke atas

    Fasade bangunan

    menggabungkan bentuk

    garis lurus dan garis

    lengkung

    Tuhan

    Manusia

    Bentuk bangunan

    mengarah ke atas

    yang melambangkan

    mengarah ke Tuhan

  • Pola permukiman dalam gampong setiap

    rumah tersebar tanpa mengikuti pola

    tertentu, namun masih berada pada orientasi

    yang sama yaitu membujur dari timur ke

    barat

    Respon terhadap sungai pada bagian timur

    dengan menempatkan ruang-ruang interaksi

    pada bagian ini

    Penggunaan vegetasi sebagai bagian utama dalam

    desain layaknya vegetasi yang membatasi rumah rumah

    dalam pemukiman pada sebuah gampong

    Pola peletakan massa tersebar dan berada dalam

    satu orientasi seperti pada permukiman dalam

    gampong

    Permeabilitas ke setiap sisi bangunan untuk

    memudahkan interaksi

    Pola lansekap lebih banyk menggunakan garis-garis

    lengkung yang dinamis untuk menyeimbangkan

    bentuk bersudut dan kaku pada bangunan

    Tahapan Pembentukan Site / Peletakan Massa

  • Ruang dikelompokkan berdasarkan

    fungsinya dan dipisahnya ke dalam

    beberapa massa bangunan

    Seuramoe keu

    Area publik, yang dapat diakses oleh semua

    orang, yang terdiri dari plaza, galeri, cafe dan gift

    shop, dsb

    tungai

    Area semipublik, yang dapat diakses pada saat tertentu

    seperti ruang studio, suang pertemuan, ruang pengelola ruang

    perpustakaan dan sebagainya

    Seuramoe likot

    Merupakan area servis, yang terdiri dari

    ruang parkir, ruang genset, ruang panel, dsb

    Tahapan Pembentukan Ruang

    Fasilitas pendukung:

    (wisma, cafe)

    Fasilitas pelestarian kebudayaan

    (ruang latihan musik, tari, lukis,

    kriya dan perpustakaan)

    Fasilitas Pengelolaan dan

    pendukung

    (information center)

    Fasilitas promosi kebudayaan :

    (ruang theater indoor, galery)

    Masjid

    Pelataran terbuka

    Amphitheater

    Souvenir / gift shop

  • Maskulin (garis vertikal yang tegas dan dominan)

    Meunasah

    Tulak angen

    Bentuk geometri segitiga sebagai identitas

    Feminimin (bentuk –bentuk lengkung)

    Rumoh inong (rumah wanita)

    Masjid dengan bentuk dan posisi yang cukup dominan

    religiusitas

    Bangunan ditinggikan / berada di atas podium

    Transformasi dari pondasi umpak

    Pembacaan Tanda dalam Desain

  • Pembacaan Tanda dalam Desain

    Transformasi ornamen pintoe Aceh sebagai ikon untuk memberi tanda kepada pengunjung

    Ikon Pintoe Aceh sebagai gerbang utama komplek Taman Budaya Aceh

  • Penyederhanaan motif bungong seulanga yang kemudian dilakukan repetisi

    Penggunaan kombinasi ornamen yang lebih banyak tanpa disederhanakan yang terdiri dari motif bungong seulanga, pucok reubong dan bungong jeumpa.

    Pembacaan Tanda dalam Desain

    Ornamen sebagai tanda yang membedakan status bangunan

  • Hubungan manusia dengan manusia

    Ruang-ruang interaksi

    Pembacaan Tanda dalam Desain

    Ruang publik sebagai wadah interaksi manusia

  • Menghadirkan ikon budaya (tanda) melalui aktivitas

    Pembacaan Tanda dalam Desain

    Aktivitas sebagai identitas budaya

  • Entrance pada bangunan yang rendah merupakan transformasi dari pintu pada rumoh Aceh sehingga pengunjung akan terlebih dahulu merasakan ruang yang sempit sebelum akhirnya memasuki hall gallery

    Filosofi dari Tameh raja dan tameh putroe ditrasnformasikan ke dalam ruang spasial.

    Tameh raja dan tameh putroe (tiang utama pada rumoh Aceh)

    Pembacaan Tanda dalam Desain

    Nilai-nilai dari komponen Rumoh Aceh yang ditransformasikan ke dalam ruang spasial

  • Kesimpulan

    Penggunaan pendekatan semiotika dalam desain akan bergantung pada kemampuan arsitek menguasi referensi-referensi yang berkaitan dengan

    objek yang dijadikan rujukan.

    Dari hasil desain yang didapatkan, Terkadang pesan yang ingin disampaikan arsitek ada kemungkinan dilihat dalam pandangan yang berbeda dari setiap orang. Hal ini juga dipengaruhi oleh latar belakang dari orang yang melihat

    hasil desain tersebut.

    Terjadinya proses pemaknaan ganda (polisemi) tidak dapat dihindari, terlebih lagi apabila objek yang dijadikan rujukan merupakan objek

    kebudayaan suatu daerah.