analisis kompetensi keislaman mahasiswa iain …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/490/1/hijri...
TRANSCRIPT
ANALISIS KOMPETENSI KEISLAMAN
MAHASISWA IAIN SALATIGA
ANGKATAN TAHUN 2012
Disusun Oleh :
Hijri Adi Ridwan
NIM: M1-13-024
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
ANALISIS KOMPETENSI KEISLAMAN
MAHASISWA ANGKATAN TAHUN 2012 IAIN
SALATIGA
Disusun Oleh :
Hijri Adi Ridwan
NIM: M1.13.024
Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
sebagai pelengkap persyaratanuntuk
gelar Magister Pendidikan Islam
Salatiga, 17 September 2015
ttd
Dr. Imam Sutomo, M. Ag
NIP. 19580827 198303 1002
PROGAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama : Hijri Adi Ridwan, S. PdI
NIM : M1-13-024
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Tanggal Ujian : 30 September 2015
Judul Tesis : Analisis Kompetensi Keislaman Mahasiswa Angkatan
Tahun 2012 IAIN Salatiga
Panitia Munaqosah Tesis
1. Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M. Ag
2. Sekertaris : Dr. Winarno, M. Pd
3. Penguji I : Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag
4. Penguji II : Dr. H. Sa‟adi, M. Ag
5. Penguji III : Dr. Imam Sutomo, M. Ag
MOTTO
“Jangalah takut untuk melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai
dengan langkap pertama”
(Fima Agatha)
Janganlah takut jatuh
Karena yang tak pernah memanjatlah yang tak pernah jatuh
Janganlah takut gagal
Karena yang tak pernah gagal yang tak pernah mencoba
melangkah
Janganlah takut salah
Karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah
pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang
kedua
(Buya Hamka)
PERSEMBAHAN
Seperti motto di atas, tesis ini lebih saya persembahkan untuk saya pribadi
sebagai pengetahuan dan perjuangan untuk menambah khasanah ilmu. Semoga
bisa bermanfaat untuk orang banyak dan bisa bermanfaat untuk IAIN Salatiga.
Harapan lebih, semoga tesis ini bisa menjadi wawasan publik untuk mengetahui
realitas keislaman mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam. Kesalahan dalam tesis
ini supaya bisa disempurnakan dalam penelitian selanjutnya, dan kebenaran dalam
tesis ini semoga bisa menjadi kritik bagus untuk memajukan pendidikan Islam di
Indonesia.
ABSTRAK
Analisis Kompetensi Keislaman Mahasiswa Angkatan Tahun 2012 IAIN Salatiga
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi keislaman mahasiswa IAIN
Salatiga pada tahun 2012 melalui ujian Komdais dan mengetahui perkembangan
kompetensi keislamannya setelah mahasiswa mengikuti empat mata kuliah
keislaman (mata kuliah yang mengandung materi-materi Komdais).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya kompetensi keislaman pada mahasiswa IAIN
Salatiga yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi yaitu
mengambil hasil nilai Komdais dan nilai dari empat mata kuliah keislaman yang
dipilih serta mangadakan wawancara langsung terhadap mahasiswa. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan langkah
reduksi data, display (penyajian) data dan verifikasi (menarik) kesimpulan. Data
yang dihasilkan dalam observasi digunakan untuk interpretasi data. Kemudian
kesimpulan ditarik setelah diadakan cross chek terhadap sumber lain melalui
wawancara dan pengamatan di lapangan tempat penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profil kompetensi keislaman
mahasiswa IAIN dipengaruhi besar pada latar belakang pendidikan dan
lingkungan pergaulan sebelumnya. Mahasiswa yang memiliki kualitas kompetensi
cumlaude mayoritas memiliki faktor pengaruh latar belakang sekolah yang linear
di sekolah Islam seperti MI, MTS dan MA. Kemudian sebagian besar dari mereka
didukung ajaran agama yang intens di pondok pesantren, sehingga profil
kompetensi keislaman mereka memiliki kulitas cumlaude sebelum menjadi
mahasiswa sampai pada saat mereka mendapat empat mata kuliah keislaman di
IAIN Salatiga. Bagi mahasiswa yang memiliki kompetensi keislaman sangat
memuaskan, mereka memiliki profil tidak jauh berbeda dengan mahasiswa yang
memiliki kompetensi cumlaude. Mahasiswa dengan kualitas nilai memuaskan dan
cukup mayoritas memiliki faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
kompetensi keislaman mereka. Faktor tersebut seperti minat, pergaulan dan
lingkungan.
Kata Kunci: Kompetensi, Keislaman
ABSTRACT
Analysis of the competence of Islamic Student Force in 2012 IAIN Salatiga
This research aims to know the competence of Islamic Student IAIN
Salatiga in 2012 through the test Komdais and knowing the development
competence of Islamic after the students following four Islamic courses (courses
thatcontain Komdais materials).
This research is qualitative research, because it describes the State of the
real Islamic Student competency IAIN Salatiga researched. Document collection
was done with documentation that is taking the results of the Komdais value and
the valueof the four Islamic subjects are chosen as well as the hold live interview
against the student. Document analysis was done using qualitative descriptif analysis with data reduction steps, the display (presentation) document
and verification (interesting) the conclusion. The resulting document in
the observation is used for interpretation of the data. Then the conclusions drawn
after held cross chek against other sources through interviews and observations in
the field the place of research.
The results of this study indicate that Islamic Student competency
profile IAIN influenced on educational background and Environment Association
earlier. Students who have the competence of quality majority have cumlaude
factors influence the linear school background in Islamic schools like MI, MTS
and MA. Then most of them supported the intense religious teachings in boarding
schools, so that they have more competencies profile of quality honors before a
student until such time as they got four Islamic courses at IAIN Salatiga. For
students who have the competence of Islamic deeply satisfying, they have a
profile is not much different with students who have the competence of honors.
Students with satisfactory grades and qualities of the majority have enough
internal and external factors that affect their Islamic competence. Such factors
like interest, socialization and environment.
Key Words: Competences, Islamic
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
Taufik, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul: “Kompetensi Keislaman Mahasiswa Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam (Studi Diskriptif Analisis pada Mahasiswa Angkatan
Tahun 2012 IAIN Salatiga)” yang secara akademis menjadi syarat untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam.
Disamping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN
Salatiga yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan tesis.
3. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk menuntun agar tesis ini terselesaikan.
4. Seluruh dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan
banyak bekal ilmu kepada Penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan tesis ini.
5. Kepada seluruh pihak, yang bersedia memberikan berbagai informasi
untuk terselesaikannya penyusunan tesis ini.
6. Kepada semua keluarga saya yang memberikan dukungan dan doa
sehingga tesis bisa selesai.
7. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang telah membantu
dalam proses penulisan tesis ini.
Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali do‟a
semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang besar atas amal kebaikan
yang telah diberikan.
Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan
ini masih jauh mencapai kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang perlu
diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai, karena
hanya sebatas inilah yang dapat penulis sampaikan, maka dengan segala bentuk
kritik dan saran kami harapkan, demi menindak lanjuti pada kajian-kajian yang
lebih lanjut.
Salatiga, 17 September 2015
Penulis,
Hijri Adi Ridwan, S. PdI
NIM: M1-13-024
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PENGESAHAN .................................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iii
MOTTO ................................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
PRAKATA .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 10
C. Signifikansi Penelitian ............................................................................ 11
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 11
E. Kajian Pustaka ........................................................................................ 12
F. Metode Penelitian ................................................................................... 14
1. Jenis Penelitian .................................................................................... 14
2. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 15
3. Sumber Data ........................................................................................ 16
4. Subjek Penelitian ................................................................................. 16
5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 17
6. Teknik Analisis Data ........................................................................... 20
G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 22
BAB II: TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kompetensi Keislaman ......................................................... 24
1. Pengertian Kompetensi ...................................................................... 24
2. Komponen Kompetensi ...................................................................... 30
3. Pengertian Keislaman Mahasiswa ...................................................... 32
B. Faktor Kompetensi Keislaman Mahasiswa ............................................ . 34
BAB III: HASIL LAPANGAN
A. Profil IAIN Salatiga ................................................................................ 43
B. Upaya Lembaga Membentuk Kompetensi Keislaman Mahasiswa ........ 54
C. Realitas Bekal Kompetensi Keislaman Mahasiswa Angkatan
Tahun 2012 IAIN Salatiga ...................................................................... 56
D. Proses Mahasiswa Meraih Kompetensi Keislaman ................................ 89
BAB IV: ANALISIS DATA
A. Hasil Nilai Kompetensi Keislaman Mahasiswa ...................................... 96
B. Realitas Faktor Pengaruh Kompetensi Keislaman Mahasiswa ............. 103
A. Harapan Mahasiswa Terhadap IAIN Salatiga tentang Kompetensi
Keislaman Mahasiswa .......................................................................... 148
BAB V: PENUTUP
B. Kesimpulan ............................................................................................ 149
C. Saran ..................................................................................................... 152
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 153
LAMPIRAN ........................................................................................................ 157
RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................... 195
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Panduan Pengelompokan Tingkat Kualitas Nilai Komdais......................... 58
4.1 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat
Nilai Komdais Cumlaude ............................................................................ 97
4.2 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat
Nilai Komdais Sangat Memuaskan ............................................................. 98
4.3 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat
Nilai Komdais Memuaskan ........................................................................ 100
4.4 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat
Nilai Komdais Cukup ................................................................................. 102
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Nilai Komdais Pendidikan Agama Islam (PAI) ............................................ 157
2. Nilai Komdais Pendidikan Bahasa Arab (PBA) ........................................... 162
3. Nilai Komdais Tadris Bahasa Inggris (TBI) ................................................. 164
4. Nilai Komdais Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) ................... 167
5. Nilai Komdais Ahwalul Syahsiyah (AS) ...................................................... 170
6. Nilai Komdais Hukum Ekonomi Syari‟ah (HES) ......................................... 171
7. Nilai Komdais Perbankan Syari‟ah S1 (PS S1) ............................................ 172
8. Nilai Komdais Perbankan Syari‟ah D3 (PS D3) ........................................... 174
9. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PAI ..................................... 176
10. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PBA .................................... 181
11. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan TBI ..................................... 183
12. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PGMI ................................. 186
13. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan AS ...................................... 188
14. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan HES .................................... 190
15. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PS S1 .................................. 191
16. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PS D3 ................................. 193
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kompetensi pendidikan merupakan pilar penting dalam menopang
pencapaian mutu pendidikan secara menyeluruh. Hal ini telah digariskan
dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan bahwa pendidikan mutlak memiliki kompetensi yang
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional, dan kompetensi sosial.1
Pendidikan agama juga memiliki standar kompetensi pada dunia
pendidikan yang akan menjadi modal dasar bagi manusia untuk mendapatkan
nilai-nilai keislaman dan ketuhanan, karena dalam pendidikan agama Islam
diberikan ajaran tentang muamalah, ibadah dan syariah yang merupakan
dasar ajaran agama. Hal ini yang menjadikan pendidikan agama sebagai titik
awal perkembangan nilai-nilai agama pada manusia.2
Menyadari nilai strategis tersebut, maka pendidikan agama perlu
memberikan pengayaan nuansa-nuansa keagamaan. Suatu upaya pengayaan
yang menyentuh aspek formal agama maupun dimensi etik, moral, dan
spiritual agama. Dengan demikian, pendidikan agama tidak hanya sebagai
lembaga yang hanya dapat mempertahankan kemapanan dogmatika agama.
1 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. 2 Umiarso, Haris FM, Pendidikan Islam Dan Krisis Moralisme Masyarakat Modern,
Yogyakarta: IRCISOP, 2010, 95-96.
Untuk mewujudkan lembaga pendidikan bermutu maka dituntut
adanya pengelolaan lembaga yang efektif dan efisien dalam segala aspeknya,
baik aspek SDM, administrasi, serta sarana pra sarana.3 Dalam konteks
tersebut PTAI seyogyanya dapat merespon perkembangan yang terjadi dan
menjadikan lembaga panutan dan sumber lahirnya SDM yang menjunjung
moral ke depan.4 Secara singkat dapat dikatakan bahwa tugas pokok PTAI
adalah untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran agama tingkat
lanjut.
PTAI adalah lembaga pendidikan tinggi yang mengkhususkan
kegiatannya pada pendalaman, pengembangan dan penyebaran ilmu-ilmu
agama Islam, dan secara ilmiah memberikan pendidikan, pengajaran,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat dibidang ilmu-ilmu agama
Islam.5 Mempersiapkan kader-kader masa depan yang memiliki bekal
keagamaan yang bisa diaplikasikan pada kehidupan bermasyarakat juga
menjadi tujuan yang harus bisa dicapai oleh PTAI.
IAIN Salatiga sebagai lembaga tinggi pendidikan agama Islam/PTAI
menjadi tempat dalam penyelenggaraan pendidikan agama bagi mahasiswa.
IAIN memiliki kebutuhan dasar kompetensi yang harus dicapai mahasiswa
secara lebih utuh, seperti yang terdapat pada misinya yaitu mengantarkan
mahasiswa memiliki kemantapan aqidah, kedalaman spiritual, keluhuran
3 Philip V. Lewis, Organizational Communication: The Essence of Management, dalam
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Jakarta: Grasindo, 2002), 93. 4 Siswanto., “PTAI sebagai Basis Perkembangan Moral, Pamekasan”: Tadris jurnal
Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 1 (2007): 66-67. 5 Zainul Hasan Rifai, Filsafat Ilmu Pendidikan Tinggi Islam, dalam Munir Mulkhan (ed.),
Studi Islam dalam Percakapan Epistemologis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997, 32.
akhlak, dan keluasan ilmu pengetahuan.6 Untuk mencapai misi-misi tersebut,
kebutuhan atau capaian yang diharapkan dalam membekali kompetensi
keislaman seharusnya mendapat banyak dukungan yang baik.
Dalam mencetak kader-kader mahasiswa berkompetensi keislaman
baik tersebut, memerlukan kerisauan dan solusi untuk melengkapi setiap
kekurangan yang ditemukan pada program-program pendukung
pencapaiannya. Seperti yang berada pada tujuan lembaga STAIN Salatiga
yaitu mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu keislaman dan/atau
teknologi serta seni yang bernafaskan Islam dan mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional.7
Dari mulai seleksi penerimaan calon mahasiswa baru dengan
memperhatikan kualitas modal/bekal pengetahuan keislaman, karena
sebelumnya calon mahasiswa pastinya memiliki warna pendidikan dari latar
perpaduan lembaga pendidikan umum dan lembaga Islam. Kemudian proses
mentoring bagi mahasiswa baru untuk membimbing mahasiswa memiliki
dasar keislaman, sampai pada metode/langkah dalam pendekatan pada
mahasiswa yang memiliki background keislaman yang kurang.
IAIN Salatiga menjadikan kompetensi keislaman sebagai acuan
penting bagi intelektual seluruh mahasiswa. Karena IAIN sebagai Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) merupakan salah satu institusi
pendidikan tinggi yang memiliki ciri khas keislaman, yang membedakannya
6 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan,
Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2014, 8.
7 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..9-10.
dengan perguruan tinggi umum lain.8 Ciri keislamannya tidak hanya
menjadikan Islam sebagai objek kajian ilmiah, melainkan lebih dari itu,
diharapkan suasana kampus PTKIN dan para civitas akademikanya juga
mencerminkan kualitas akhlak dan perilaku Islami.9
Sudah menjadi rahasia umum bahwa mahasiswa IAIN dianggap
memiliki kemampuan lebih dalam urusan agama dibanding dengan
masyarakat umumnya. Serta mampu mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari, bukan hanya menjadi hafalan dalam ingatan teori saja.10
Minat dan kemauan pada masing mahasiswa akan memberikan andil
besar terhadap penerimaan materi hingga tercapainya kompetensi keislaman
yang diharapkan, dan peran program pendukung dari lembaga akan
melengkapi kompetensi keislaman mahasiswa agar lebih matang.
Mahasiswa IAIN untuk masa depannya diproyeksikan bisa menjadi
lulusan yang berkompeten dan menjadi komponen yang penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan keislaman.11
Pastinya menjadi asessmen atau
kebutuhan bagi sekolah-sekolah dan lembaga yang akan menggunakan jasa
lulusan mereka. Bentuk nilai yang diinternalisasikan paling tidak meliputi:
nilai etika (akhlak) dan nilai ilahiyyah.12
8 Siswanto., “PTAI sebagai Basis Perkembangan Moral, Pamekasan”: Tadris jurnal
Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 1 (2007): 60. 9 Said Agil Husin Al-Munawwar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem
Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2003, 58. 10 Pandangan umum pada masyarakat yang menempatkan mahasiswa pada PTKIN lebih
memiliki kompetensi keislaman dibandingkan dengan mahasiswa PTU lain. 11 http://iainsalatiga.ac.id/about/visi-dan-misi.html, [30/07/2015], 15:46. 12
Ramayulis, Hakikat Peserta Didik dalam Pendidikan Islam, Batusangkar: STAIN
Batusangkar Press, 2007, 8.
Seperti hasil cuplikan/kutipan wawancara penulis terhadap kerisauan
beberapa kepala sekolah sebagai alumni IAIN Salatiga dari sekolah berlabel
pada asas Islam terhadap assessment capaian yang harus dimiliki para
mahasiswa. Dari kepala sekolah MI Grabag, dia memiliki pendapat untuk
menjadi mahasiswa IAIN Salatiga yang berkompeten keislamannya, mereka
harus memiliki bekal pendidikan keagamaan yang setidaknya lancar dalam
membaca dan menulis Al-Qur‟an dan memiliki pengamalan tertib ibadah
dalam kesehariannya. Sama halnya dengan kepala sekolah MI Al-Falah
Kaliangkrik yang juga berpendapat untuk menjadi mahasiswa IAIN dengan
kompetensi keislaman memuaskan diharapkan memiliki pandangan luas dan
memiliki penguasaan ideal terhadap dasar-dasar ajaran agama Islam.13
Tidak jauh berbeda juga dengan harapan pada lembaga atau kantor-
kantor yang membutuhkan jasa lulusan mahasiswa IAIN, diharapkan lulusan
yang dibutuhkan memiliki kemampuan layak dan bekal keislaman yang
membawa loyalitas, kejujuran dan etos kerja yang baik.
IAIN Salatiga sesuai dalam Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor 7 tahun 2015 Pasal 11, terdiri dari lima Fakultas yaitu
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Syari‟ah, Dakwah, Ushuluddin, dan
ekonomi Bisnis Islam.14
Mahasiswanya terdiri dari berbagai kualitas bekal
kompetensi keislaman yang bermacam. Karena secara umum realitas
background mahasiswa saat ini hidup dalam kalangan/lingkungan yang masih
kurang perhatian dalam bidang studi keislamannya. Suasana global yang
13 Hasil wawancara penulis terhadap teman satu kelas di Pascasarjana IAIN Salatiga, yang
mengemban tugas di Lembaga Pendidikannya sebagai Kepala Sekolah, 11,02,2015. 14
IAIN Salatiga, Landasan Legal alih Status IAIN Salatiga, Salatiga, 2015, Pasal 11.
sudah jauh dengan nilai-nilai keislaman menjadi persentase tertinggi iklim
umum yang berlangsung saat ini dalam masyarakat.15
Manusia semakin
membanggakan diri dengan kemampuan teknologi empiris tanpa
memperdulikan aspek mental spiritual dan nilai moral.16
Suasana tersebut
masih menjadi faktor pengaruh terbesar sampai saat ini, namun seharusnya
keadaan ini bisa dijadikan motor besar dalam usaha membangun bekal
kompetensi keislaman mahasiswa yang tinggi, bukan dibiarkan untuk terus
menjadi benang kusut yang tidak pernah dicoba untuk diuraikan.
Keadaan ini banyak memberikan tantangan, tidak terhindar pula
pada komitmen lembaga IAIN Salatiga dalam mencetak kompetensi-
kompetensi keislaman mahasiswa. Kompetisi/perlombaan diantara Perguruan
tinggi untuk menjadikan lembaganya terus maju salah satunya juga dengan
berlomba untuk mencari mahasiswa sebanyak-banyaknya.17
Alhasil, resiko
juga harus dirasakan dalam perlombaan pencarian calon mahasiswa tersebut.
Tingkat selektivitas penyaringan pasti kualitasnya akan berkurang, sehingga
kuantitas mengalahkan kualitas perekutan calon mahasiswa. Jadi dalam
realitasnya, keadaan tersebut banyak ditemukan pada calon mahasiswa yang
15 Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya
kering nilai-nilai spiritual dan terkotak-kotak itu, maka manusianya menjadi pribadi yang terpecah
kehidupan manusia modern diatur menurut ilmu yang eksak dan kering. Akibatnya kini telah
menggelinding proses hilangnya kekayaan rohaniah. Maryatin, http://atin.staff.iainsalatiga.ac.id,
Problematika Masyarakat Modern dan Perlunya Akhlak Tasawuf, [03/07 /2015, 13:56. 16 Jamali, Kaum Santri dan Tantangan Kontemporer, dalam Pesantren Masa Depan, ed.
Marzuki Wahid, et.al, Bandung: Pustaka Hidayah, 1999, 143. 17
Aturan untuk semua Perguruan Tinggi apabila memiliki tujuan untuk merubah status
kelembagaan pada status di atasnya, harus memenuhi beberapa syarat salah satunya memenuhi
jumlah minimum mahasiswanya seperti yang disyaratkan pada jumlah minimum mahasiswa status
kelembagaan di atasnya.
memiliki background keislaman kurang dan tetap diterima menjadi
mahasiswa di IAIN Salatiga.
Memang benar kualitas beberapa mahasiswa IAIN Salatiga ternyata
masih ditemukan ada yang kurang memuaskan. Dalam bidang kompetensi
keislaman, masih ada beberapa mahasiswa yang belum lancar dalam
membaca Al-Qur‟an, masih lupa bacaan shalat atau lebih parahnya ada
beberapa bacaan shalat yang belum hafal, serta kurang dalam pemahaman
ajaran-ajaran syari‟ah Islam. Surat Al-Fatehah yang semestinya dikuasi umat
islam setingkat mahasiswa, ternyata tidak seperti tersebut keadaannya.18
Maka masih dibutuhkan dukungan besar untuk menjawab permasalahan
kompetensi keislaman tersebut.
Bekal kompetensi keislaman yang masih dinilai kurang, ditemukan
pada mahasiswa jurusan selain Pendidikan Agama Islam (PAI) dan
Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Jurusan yang masih banyak unsur umum
dalam ajaran perkuliahannya memberikan pilihan yang realistis untuk
ditempuh bagi calon mahasiswa. Hasilnya banyak mahasiswa pada jurusan
tersebut memilki kompetensi keislaman yang kurang sebanding dengan
mahasiswa jurusan PAI dan PBA.19
Analisis awal penelitian, ternyata permasalahan di atas sudah
diantisipasi untuk dicarikan jalan penyelesaiannya. Lembaga IAIN Salatiga
sebagai objek lokasi penelitian, mencoba memberikan bekal kompetensi
18 Observasi pada pertemuan ujian diagnostik Keislaman mahasiswa IAIN Salatiga,
03,08,2014 19
Hasil temuan penulis saat berlangsungnya UAS semester genap mata kuliah agama
pada beberapa jurusan, 15,05,2015.
keislaman yang cukup baik dengan jalan melalui program-program
akademika. Lembaga melalui unit penjaminan mutu mahasiswa, memberikan
sejenis tes diagnostik, program mentoring perkembangan keislaman
mahasiswa, praktek ibadah. IAIN menerapkan pula pendukung lain untuk
bisa membekali mahasiswa dengan berbagai macam hasanah keilmuan Islam,
misal dari kuliah umum, mata kuliah SIBA-SIBI yang berkosentrasi pada
bahasa, serta beberapa seminar nasional dan lainnya.
Melalui program mentoring, mahasiswa dengan masa lalu
pendidikan yang berwarna akan terlihat. Pengaruh yang tidak bisa dipungkiri
yaitu warna pendidikan yang pernah ditempuh sebelumnya oleh mahasiswa.
Dari tingkat SD, SMP, SMA atau yang setara, serta kultur lingkungan
keseharian dalam masyarakat seperti yang dijelaskan sebelumnya justru bisa
membawa andil besar pula dalam memberikan bekal kompetensi keislaman
setiap mahasiswanya.
Langkah mentoring diberikan oleh dosen-dosen kepada mahasiswa
setelah ujian diagnostik dilaksanakan atau saat calon mahasiswa sudah
dinyatakan menjadi mahasiswa IAIN Salatiga yaitu pada semester I.
Sebelumnya melalui unit Komdais, program mentoring diharapkan bisa di
berikan kepada mahasiswa selama semester 1 dan 2. Kondisi nyatanya setelah
mahasiswa menempuh semester 2, mahasiswa sudah berhak memilih jam
perkuliahan yang diinginkan. Maka sulit untuk mempertemukan kelompok
mahasiswa mentoring dalam satu waktu.
Kompetensi keislaman mahasiswa pada konsentrasi penelitian ini
adalah terhadap pengamalan ibadahnya seperti penguasaan Al-Qur‟an,
menghafal bacaan dan gerakan shalat. Karena pengamalan ibadah mahasiswa
bisa menjadi tolak ukur kompetensi keislaman mahasiswa berada dalam
tingkatannya.
Analisis realitas keislaman mahasiswa IAIN Salatiga secara akurat
merupakan titik tolak dilakukannya penelitian ini. Diharapkan, analisis
tersebut bermanfaat dalam merumuskan model kebijakan, regulasi, dan
pendekatan yang relevan dan efektif dalam menanamkan nilai-nilai keislaman
dan meningkatkan kompetensi keislaman pada kalangan mahasiswa.
Permasalahan mengapa masih banyak anggapan negatif yang timbul
dari kalangan umum tentang masih kurang memuaskannya kompetensi
lulusan mahasiswa IAIN Salatiga bisa menjadi salah satu tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini. Untuk lembaga IAIN Salatiga, apakah
permasalahan timbul dari awal seleksi mahasiswa yang kurang selektif
ataukah pembelajaran dalam perkuliahan yang kurang diterima menyeluruh
oleh mahasiswa. Kurang pro-aktifnya mahasiswa dalam mengikuti segala
bentuk proses di dalam maupun di luar pembelajaran, background dari
lingkungan mahasiswa yang baru mengenal pendidikan agama di perguruan
tinggi, ataukah faktor lain.
Penulis menemukan hampir semua pihak yang ada di IAIN Salatiga
punya kerisauan terhadap permasalahan di atas. Salah satu sumber besar
permasalahan kurang kompetennya mahasiswa IAIN bisa dimulai dari
mahasiswa itu sendiri.20
Kultur lingkungan yang kurang mendukung mereka
dari kecil sampai pada status mahasiswa untuk mengenyam serius bangku
pendidikan agama formal maupun nonformal. Bekal pendidikan agama yang
hanya dirasakan diwaktu usia dini dan menjauh dimasa remajanya.
Tidak jarang beberapa program yang ada untuk mendukung kualitas
kompetensi mahasiswa di IAIN Salatiga terasa masih kurang maksimal.
Namun penulis juga tidak menampik, bahwa masih ada dosen yang memakai
metode pembelajaran yang sudah seharusnya ditinggalkan karena dirasa
kurang maksimal digunakan untuk menyampaikan materi kepada mahasiswa.
Kemudian tidak ketinggalan gema kompetisi yang kurang terasa
dikumandangkan oleh sebagian dosen sehingga terkesan tidak ada bedanya
dengan pembelajaran dibangku SMA juga dirasa membawa pengaruh besar.
Keadaan umum tersebut menarik sekali untuk menjadi penelitian agar
ditemukan minimal arah jawaban dalam penelitian ini, dengan judul
penelitian “Analisis Kompetensi Keislaman Mahasiswa IAIN Salatiga
Angkatan Tahun 2012”.
B. Rumusan Masalah
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa penelitian ini berkonsentrasi pada
analisis kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga. Oleh karena itu,
permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
20 Semua sivitas akademik khususnya dosen-dosen IAIN Salatiga bekerjasama untuk
mensukseskan setiap program untuk mendukung pembentukan karakter dan kompetensi keislaman
mahasiswa.
1. Bagaimanakah profil kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga
angkatan tahun 2012?
2. Bagaimana hasil analisis kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga
angkatan tahun 2012?
C. Signifikansi Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mendeskripsikan realitas kompetensi keislaman mahasiswa IAIN
Salatiga angkatan tahun 2012,
2. Untuk menjelaskan hasil analisis kompetensi keislaman mahasiswa IAIN
Salatiga angkatan tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan turut serta memberikan kontribusi secara teoretis
dan praktis. Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat antara lain :
1. Hasil temuan dari penelitian ini bisa dijadikan dasar nyata ilmiah untuk
kemudian menemukan korelasi-korelasi fenomena yang bisa diangkat dan
diteliti secara detail dalam penelitian berikutnya.
2. Memberikan kontribusi yang berdaya guna secara teoretis dan
metodologis bagi kepentingan akademis IAIN Salatiga dalam bidang
pengkajian dan perkembangan pencapaian kompetensi keislaman
mahasiswa.
3. Dapat dijadikan acuan dan strategi bagi civitas akademika IAIN Salatiga
dalam meningkatkan segala aspek pendukung perkembangan kompetensi
keislaman mahasiswa.
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk
dijadikan:
1. Informasi bagi semua pihak yang berkompeten untuk mencetak
mahasiswanya menjadi lulusan yang unggul.
2. Bahan masukan bagi dosen dalam merencanakan, melaksanakan, dan
pengawasan serta mengevaluasi semua konsep kegiatan yang
direncanakan untuk perkembangan kompetensi keislaman mahasiswa.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk
mengetahui tingkat kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga.
E. Kajian Pustaka
Banyak data yang bisa menunjukkan bahwa mahasiswa menjadi objek yang
diteliti. Dan bisa menjadi kajian pustaka untuk penulisan penelitian ini.
Termasuk dari pihak dosen IAIN Salatiga ada yang meneliti tentang
mahasiswanya. Hampir serupa dilakukan oleh Muh. Saerozi pada tahun 2014
dengan penelitian yang berjudul “Pemahaman Mahasiswa terhadap Bacaan
Salat dan Artinya”. Menggunakan analisis data kuantitatif-eksploratif dalam
kesimpulannya menyebutkan:
Mahasiswa Program Studi PAI semester 6 tidak semuanya bisa menulis
bacaan iftitah, al-fatihah, dan tasyahud secara lengkap disertai syakal
dengan huruf Arab seadanya. Mahasiswa yang dapat menulis bacaan
salat tersebut secara lengkap disertai syakal dengan huruf Arab seadanya
berjumlah 39,7%. Mahasiswa yang dapat menulis bacaan salat dengan
huruf Arab seadanya tanpa syakal berjumlah 26%. Mahasiswa yang
mampu menulis sebagian besar bacaan salat berjumlah 31%. Masih ada
2,3% mahasiswa yang hanya mampu menulis sebagian kecil dari bacaan
salat (iftitah, al-fatihah, dan tasyahud).21
Penelitian yang akan dilaksanakan ini setidaknya memiliki kesamaan
dengan penelitian yang telah disebutkan di atas. Pertama, lembaga yang
diteliti adalah IAIN Salatiga. Kedua, aspek yang diteliti adalah kemampuan
mahasiswa. Sedangkan aspek pembeda dengan penelitian-penelitian tersebut
adalah fokus konsentrasi, khusus tentang kompetensi keislaman mahasiswa.
Kemudian penelitian dalam jurnal Al-Azhar oleh kelompok
Abdullah Hakam Shah, Nur Hizbullah dan M. Risman dengan judul “Potret
Keislaman Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia”. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif-deskriptif dengan kesimpulan berikut:
Dalam penelitian ini terungkap bahwa ketiga aspek keislaman (akidah,
ibadah dan akhlak) dikalangan mahasiswa UAI angkatan 2008, 2009 dan
2010 tidaklah paralel. Aspek akidah mereka relatif baik dengan
prosentase kategori tinggi mencapai 23% dan yang rendah “hanya”
14,3%. Namun dalam aspek ibadah perbandingannya terbalik, dan
semakin memprihatinkan dalam aspek akhlak. Menariknya, dalam aspek
akidah, item-item dengan poin rendah justru yang terkait dengan isu-isu
aktual.22
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Pramudi Utomo dengan
judul “Memantapkan Pembinaan Keislaman Mahasiswa Melalui Peran
Sivitas Akademika”.
Tujuan mulia pedampingan Agama Islam adalah membantu proses
transfer nilai-nilai keislaman kepada mahasiswa agar nilai-nilai itu dapat
21 Muhammad Saerozi, Pemahaman Mahasiswa terhadap Bacaan Salat dan Artinya,
Salatiga: Penelitian STAIN Salatiga, 2014. 22
Abdullah H, Nur H, M. Risman, “Potret Keislaman Mahasiswa Universitas Al-Azhar
Indonesia”, Jurnal Al-Azhar, Volume 1, Nomor 3 [2012]: 168.
diserapkan dan diamalkan untuk kemudian mereka menjadi insan kamil.
Karena itulah strategi pembinaan perlu dilakukan.23
Beberapa penelitian di atas dirasa cukup untuk bisa saling
melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi penulis sejauh ini
belum menemukan penelitian tentang kompetensi keislaman fokus pada
mahasiswa. Maka dari itu penulis mencoba meneliti hal tersebut dengan
subjek mahasiswa di IAIN Salatiga.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bisa dimasukkan dalam kategori penelitian lapangan (field
research) yaitu mengadakan penelitian terhadap objek yang dituju untuk
memperoleh data yang benar dan terpercaya tentang analisis kompetensi
keislaman mahasiswa IAIN Salatiga.
Penelitian yang dilaksanakan di lapangan adalah meneliti
masalah yang sifatnya kualitatif, yakni prosedur data penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.24
Mahasiswa dari perwakilan yang dipilih acak oleh peneliti akan
menjadi objek penelitian. Kompetensi keislaman pada masing mahasiswa
yang dipilih akan dianalisis untuk bisa dijadikan data temuan kondisi
realitas kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga.
23
Pramudi Utomo, Memantapkan Pembinaan Keislaman Mahasiswa Melalui Peran
Sivitas Akademika, Yogyakarta: disampaikan pada acara Workshop Pengembangan PAI UNY,
30/11/2008. 24 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, 36.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan eksploratif, yaitu berusaha menemukan
masalah-masalah terhadap tingkat kompetensi keislaman mahasiswa
IAIN Salatiga. Misalnya masih banyak ditemukan lulusan yang masih
lemah terhadap penguasaan ilmu keislaman, padahal masyarakat pada
umumnya mengharapkan lulusan IAIN yang unggul.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat
deskriptif analisis yaitu suatu bentuk penelitian yang paling dasar.
Ditujukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun
rekayasa manusia.25
Menurut beberapa ahli, metode deskriptif analitis
dapat diartikan sebagai berikut:
a. Whitney menjelaskan metode deskriptif analitis merupakan
metode pengumpulan fakta melalui interprestasi yang tepat.
Metode ini ditujukan untuk mempelajari permasalahan yang
timbul dalam masyarakat pada situasi tertentu, termasuk di
dalamnya hubungan masyarakat, kegiatan, sikap, opini, serta
proses tengah berlangsung dan pengaruhnya terhadap fenomena
tertentu dalam masyarakat.
b. Soegiyono, menjelaskan metode deskriptif analitis merupakan
metode yang bertujuan mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap suatu objek penelitian yang diteliti melalui
sampel atau data yang telah terkumpul dan membuat kesimpulan
yang berlaku umum.26
Dalam studi ini peneliti berusaha untuk tidak melakukan
manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap
subjek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa
25
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008, 72. 26
http://www.bimbingan.org/pengertian-pendekatan-deskriptif-analitis.htm, [04/06/2015,
08:54.
adanya.27
Dengan sumber penelitian dari pengalaman atau cerita secara
terperinci, pengumpulan data melalui wawancara atau cerita fakta yang
dikumpulkan serta data pendukung fakta di lapangan. Sehingga
penelitian deskriptif ini termasuk dalam jenis studi perkembangan
tahapan dan studi tindak lanjut. Dimana penelitian ini menggunakan
periode waktu dalam tahapan meneliti tingkat kecapaian kompetensi
keislaman mahasiswa IAIN Salatiga.
3. Sumber Data
Maksud dari sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data
diperoleh. Maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah
tempat, informan dan pelaku atau subjek penelitian. Sumber data primer
(utama) dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data sekunder (tambahan) seperti dokumen dan foto.28
Berhubungan dengan tempat, peneliti melakukan penelitian
langsung pada IAIN Salatiga. Sedangkan informan adalah orang dalam
pada latar penelitian, dan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.29
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah orang yang diminta
untuk memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat.
27
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode…..…., 18. 28 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007,157. 29 Lexy J. Moloeng, Metodologi………, 112.
Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto subjek penelitian adalah subjek
yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.30
Penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini digunakan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan secara jelas dan
mendalam. Penentuan subjek penelitian atau responden dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara proportionate stratified random sampling,
adalah teknik sampling yang digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional.31
Jadi dari keterangan di atas, subjek penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah cuplikan/sampel dari populasi dengan
mengambil 2 mahasiswa nilai tertinggi pada setiap kelompok kualitas
nilai keislaman masing-masing jurusan.
5. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpula data pada penelitian kualitatif lebih diintensifkan
dengan wawancara yang lebih mendalam, observasi dan pengumpulan
dokumen (dokumentasi) yang lebih intensif.32
Teknik yang pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi lapangan, wawancara serta dokumentasi.
Analisa data dilakukan dengan menjabarkan dan menganalisa segala
fenomena yang ditentukan di lapangan, mencari informasi dengan
wawancara pihak yang terkait sebagai pendukung informasi penelitian
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006, 145. 31 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: ALFABETA, 2012, 93. 32
Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya, 2011, 247.
sehingga menghasilkan kesimpulan objektif. Selanjutnya menelaah data
dan menyusun dalam satu kesatuan yang terimplementasi data.
Karenanya langkah-langkah yang akan ditempuh penulis sebagai berikut:
a. Mencari dan mengumpulkan data dari penulusuran observasi lapangan
melalui wawancara yang dilakukan secara terpimpin. Oleh karena itu,
peneliti menyiapkan pertanyaan sesuai dengan masalah-masalah yang
ditemukan dalam data.33
Wawancara langsung dengan sumber utama
(para dosen, mahasiswa, serta komponen yang mendukung lainnya)
berkenaan apa saja yang berhubungan dengan kompetensi keislaman
mahasiswa IAIN Salatiga.
Proses wawacara dalam hal ini dilakukan secara semi struktur,
dilakukan agar proses wawancara dapat berlangsung secara tepat, tidak
kaku dan terarah, untuk menggali informasi yang dibutuhkan berkaitan
dengan materi penelitian sesuai dengan kebutuhan. Melalui wawancara
diharapkan untuk mendapatkan data berupa tulisan/dokumen maupun
informasi yang diinginkan berbentuk percakapan.
b. Metode observasi digunakan untuk menggali informasi melalui
pengamatan secara langsung terhadap kondisi obyek penelitian.
Observasi sebagai metode ilmiah yang biasa diartikan suatu
pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang venomena-
venomena yang diselidiki. Observasi sebagai alat pengumpulan data
banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun
33
Sukandarrumidi, Metode Penelitian, Yogyakarta: Gadjah Mada Universiy Press, 2004,
26.
proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.34
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi real tentang
keislaman mahasiswa. Dalam observasi diusahakan untuk mengamati
keadaan yang sebenarnya tanpa usaha mempengaruhi, mengatur dan
memanipulasinya. Observasi juga dilakukan bila belum banyak
keterangan dimiliki tentang masalah yang kita selidiki.
c. Dokumentasi merupakan metode untuk mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.35
Metode dokumentasi
ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang ada sebagai
pelengkap dan pendukung penelitian.
d. Melakukan sejumlah langkah metodologis terhadap data yang telah
terkumpul, antara lain analisis, komposisi, klasifikasi dan deskripsi
masalah dalam kerangka pembahasan yang telah ditentukan.
e. Melengkapinya dengan beberapa teori yang bisa menjadi pendukung
atau bersangkutan dengan pokok pembahasan.
f. Mencoba memberikan kesimpulan yang diharap bisa menjadi sedikit
sumbangsih saran dalam permasalahan pokok pembahasan.
34 Nana Sudjana, Ibrahim, Penelitian dan Panduan Pendidikan, Bandung: Sinar Baru,
1989, 109. 35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 2002, 206.
6. Teknik Analisis Data
Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data kualitatif. Seperti menurut Bodgan & Biklen yang dikutip Lexy J.
Moleong bahwa teknik analisis data kualitatif merupakan upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensisnya,
mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.36
Proses pengumpulan data dan analisis data pada praktiknya
tidak mutlak dipisahkan. Kegiatan itu kadang-kadang berjalan secara
serempak, artinya hasil pengumpulan data kemudian ditindak lanjuti
dengan menganalisis data, kemudian hasil analisis data ini ditindak
lanjuti dengan pengumpulan data ulang. Proses analisis data dalam
penelitian ini mengandung tiga komponen utama yaitu:37
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak
perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Maka
dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari sumber data utama,
yaitu hasil data perolehan nilai tes diagnostik yang digunakan untuk
36
Lexy J. Moloeng, Metodologi ……….248. 37
Matthew B. Milles, A. M. Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan: Roehendi
Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992, 16.
menentukan tingkat kompetensi keislaman mahsiswa IAIN Salatiga
disusun secara sistematis agar memperoleh gambaran yang sesuai
dengan tujuan penelitian.
Begitupun data yang diperoleh dari hasil wawancara dosen
(yang pernah menjadi kepala unit KOMDAIS) disusun secara
sistematis agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Diperkuat hasil wawancara dari mahsiswa yang sudah
dipilih untuk menjadi objek penelitian.
b. Penyajian Data (Display Data)
Dalam hal ini, Matthew B. Miles dan A. M. Huberman
membatasi suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Jadi data yang sudah direduksi dan
diklasifikasi berdasarkan kelompok masalah yang diteliti sehingga
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Data yang sudah disusun secara sistematis pada tahapan
reduksi data, kemudian dikelompokkan berdasarkan pokok
permasalahannya. Hasil tes diagnostik, mentoring yang diberikan
mahasiswa dan hasil wawancara dikumpulkan sehingga peneliti dapat
mengambil kesimpulan terhadap analisis kompetensi keislaman
mahasiswa IAIN Salatiga.
c. Verifikasi (Menarik Kesimpulan)
Peneliti pada tahap ini mencoba menarik kesimpulan
berdasarkan tema yang diteliti, untuk menemukan makna dari data
yang dikumpulkan. Beberapa data hasil observasi lapangan akan
memberikan gambaran penuh untuk peneliti bisa memberikan
kesimpulan data. Kemudian kesimpulan diverifikasi selama penelitian
berlangsung hingga mencapai kesimpulan yang lebih mendalam.
Ketiga komponen analisa tersebut terlibat dalam proses
observasi lapangan akan saling berkaitan, sehingga menentukan hasil
akhir dari penelitian data yang disajikan secara sistematis berdasarkan
tema-tema yang dirumuskan. Data yang dihasilkan dalam observasi
digunakan untuk interpretasi data. Kemudian kesimpulan ditarik setelah
diadakan cross chek terhadap sumber lain melalui wawancara dan
pengamatan dilapangan tempat penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami
permasalahan dan pembahasan, maka penulisan penelitian ini menggunakan
dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini dikemukakan Latar Bekang Masalah, Perumusan
Masalah, Signifikansi Masalah, Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian, Kajian Pustaka, Penelitian Terdahulu yang relevan dan
Sistematika Penulisan.
Bab II Tinjauan Teori
Bab ini menguraikan teori-teori tentang kompetesi dasar keislaman
mahasiswa antara lain: pengertian kompetensi; komponen
kompetensi; keislaman mahasiswa, dan pentingnya kompetensi
keislaman bagi mahasiswa IAIN Salatiga.
Bab III Proses yang Dilalui Mahasiswa IAIN Salatiga Angkatan Tahun 2012
dalam Pencapaian Kompetensi Keislaman.
Bab ini memaparkan profil IAIN Salatiga, realitas nilai Komdais
mahasiswa, dan nilai 4 matakuliah keislaman mahasiswa IAIN
Salatiga angkatan Tahun 2012.
Bab IV Hasil Analisis Kompetensi Keislaman Mahasiswa IAIN Salatiga
Angkatan Tahun 2012.
Bab ini menjelaskan data perkembangan mahasiswa tentang kualitas
keislaman dari perolehan hasil uji Komdais mahasiswa dengan 4
matakuliah keislaman; hasil beberapa wawancara pada mahasiswa
IAIN Salatiga.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
analisis dan pembahasan, serta saran-saran yang diharapkan dapat
berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kompetensi Keislaman
1. Pengertian Kompetensi
Kompetensi memiliki beberapa arti, secara etimologis kompetensi berasal
dari Bahasa Inggris yaitu competence yang artinya well-qualified atau
capabily. Dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan menjadi
berkualifikasi atau mempunyai kualifikasi atau mampu atau mempunyai
kemampuan.38
William D. Powel dalam aplikasi Linguist Version
berpendapat kompetensi berasal dari kata “competency” merupakan kata
benda yang diartikan sebagai kecakapan (kemampuan dan kompetensi)
dan wewenang. Kata sifat dari kompetensi adalah competent yang berarti
cakap, mampu dan tangkas.39
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
kompetensi adalah kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu
hal. Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan.40
Beberapa ahli berpendapat tentang kompetensi. Seperti halnya
Usman yang dikutip oleh Kusnandar mengatakan bahwa kompetensi
merupakan suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan
38 Frederick C. Mish, Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary, Springfield, MA:
Merriam Webster, Inc. 2003, 257. 39 William D. Powel, Linguist Version 1.0, PT. Atlantis Programma Prima, 1997, 142. 40
W. J. S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1999, 405.
seseorang, baik yang kualitatif.41
Susana menyebutkan pengertian
kompetensi adalah pengetahuan ketrampilan dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Suatu kompetensi
dapat berupa pernyataan tentang apa yang dilakukan siswa secara terus
menerus atau menetap dalam suatu rumpun mata pelajaran pada suatu
tingkat tertentu.42
Menurut pendapat Vendien C. Lynn, bahwa “competence my range
from recall and understanding of fact and concepts, to advanced motor
skill, to teaching behaviours and professional values”. Kompetensi dapat
meliputi pengulangan kembali fakta-fakta dan konsep-konsep sampai pada
ketrampilan motor lanjut hingga pada perilaku-perilaku pembelajaran dan
nilai-nilai profesional.43
Asmani juga memberikan pengertian kompetensi adalah
merupakan suatu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi,
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dinilai terkait dengan profesi
tertentu berkenaan dengan bagian yang dapat diaktualisasikan dan
diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi
tertentu.44
Menurut Hall dan Jones, kompetensi adalah pernyataan yang
menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang
41 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi, 2007, 51. 42 Tjipto Susana, PR dan Pelajaran Sulit Bisa Menyenangkan, Yogyakarta: Kanisius,
2006, 55. 43 C. Lynn Vendien, Physical Education Teacher Education, Newyork: Chichester
Brisbone Toronto Singapura, 1985, 33. 44 Asmani, Jamal Ma‟ruf, 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional,
Jogjakarta: Power Books (IHDINA), 2009, 38.
merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat
diamati dan diukur. Selanjutnya Richards menyebutkan bahwa istilah
kompetensi mengacu kepada perilaku yang dapat diamati, yang diperlukan
untuk menuntaskan kegiatan sehari-hari.45
Spencer dan Spencer dalam Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa
kompetensi merupakan karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan
menjadi cara-cara berperilaku dan berfikir dalam segala situasi, dan
berlangsung dalam periode waktu yang lama. Dari pendapat tersebut
dapat dipahami bahwa kompetensi menunjuk pada kinerja seseorang
dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilaku.46
Menurut E. Mulyasa, kompetensi merupakan perpaduan dari
pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Pada sistem pengajaran, kompetensi
digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan profesional yaitu
kemampuan untuk menunjukkan pengetahuan dan konseptualisasi pada
tingkat yang lebih tinggi. Kompetensi ini dapat diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan dan pengalaman lain sesuai tingkat kompetensinya.47
Catano menjelaskan pengertian kompetensi dari berbagai sumber.
Beberapa diantaranya adalah:48
45 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual: Panduan
Bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, 15. 46 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukuran Analisis di Bidang Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara, 2007, 63. 47 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004,
37-38. 48 Catano V. M, Competencies: A Review of the Literature and Bibliography. 1998,
Diakses Dari: http://imrantululi71.blogspot.co.id/2014/08, [05/09/2015]: 21:33 PM.
a. Boyatzis menjelaskan bahwa kompetensi adalah kombinasi dari motif,
sifat, keterampilan, aspek citra diri seseorang atau peran sosial, atau
suatu bagian dari pengetahuan yang relevan. Dengan katalain,
kompetensi adalah setiap karakteristik individu yang mungkin terkait
dengan kesuksesan kinerja.
b. Linkage menjelaskan bahwa pola karakteristik dan terukur pengetahuan,
keterampilan, perilaku, keyakinan, nilai-nilai, sifat dan motif yang
mendasari, dan kemampuan kerja cepat mengaplikasikan pekerjaan.
c. Manisfield menjelaskan bahwa keterampilan dan sifat-sifat yang
dibutuhkan oleh karyawan untuk menjadi efektif dalam pekerjaan.
d. Mirabile menjelaskan bahwa keterampilan, pengetahuan, kemampuan
dan perilaku yang diperlukan untuk terlaksananya tugas pekerjaan.
e. Miyawaki menjelaskan bahwa perilaku yang diperlukan untuk
meningkatkan kemampuan dasar dan untuk meningkatkan prestasi
kerja lebih tinggi.
f. Spencer & Spencer menjelaskan bahwa kompetensi adalah
karakteristik yang mendasari individu yang kausal berkaitan dengan
kinerja yang efektif dan/atau superior kriteria direferensikan dalam
pekerjaan atau situasi.
Dari beberapa pengertian di atas, kompetensi adalah pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang diperoleh seseorang untuk dapat
melakukan sesuatu dengan baik. Dengan demikian kompetensi merupakan
kemampuan serta sifat dasar yang dimiliki seseorang baik pengetahuan,
keterampilan, maupun nilai dan sikap dorongan untuk untuk mempunyai
prestasi dan keinginan berusaha agar melaksanakan tugas dengan efektif.
Pada dasarnya kompetensi itu muncul dan berkembang melalui proses
belajar (learning process) dan melibatkan tiga domain yaitu: domain
kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Kompetensi itu sendiri
termasuk dalam domain kognitif.49 Kognitif menurut Nasser dapat diartikan
sebagai proses melalui mana informasi yang berasal dari indera manusia
ditransformasikan, direduksi, dielaborasi, dikembangkan dan digunakan.
Informasi dalam hal ini berarti masukan sensoris (sensory input) yang
berasal dari lingkungan yang menginformasikan tentang hal-hal yang sedang
terjadi pada Individu.50
Bloom mengemukakan juga bahwa kompetensi sebagai hasil
belajar termasuk ke dalam arah kognitif yang aspeknya terdiri dari:
a. Pengertian, dapat diartikan sebagai kegiatan mengingat:
1) Fakta-fakta dan istilah-istilah,
2) Cara atau alat yang digunakan untuk membuat spesifikasi, dan
3) Melakukan abstraksi melalui pembuatan prinsip-prinsip,
generalisasi, teori, dan struktur.
b. Pemahaman, didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengerti lebih
dalam mengenai materi yang telah dipelajari melalui kegiatan:
1) Menterjemahkan,
2) Menafsirkan,
49 Benjamin Samuel Bloom, Taxonomy of Educational Objective: Handbook 7, New York:
Cognative Domain, 2003, 18 50 Cliford T. Morgan, Teori Psikologi Management, New York: Prentice Hall, 1986, 184.
3) Mengekstrapolasi informasi.
c. Penerapan, merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari dalam situasi tertentu.
d. Analisis, didefinisikan sebagai kemampuan merinci materi yang ada ke
dalam bagian-bagian dan membedakan:
1) Elemen-elemennya,
2) Hubungan-hubungannya, dan
3) Prinsip-prinsip organisasinya.
e. Sintesis, didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggabungkan
beberapa bagian menjadi satu kesatuan yang baru dalam bentuk:
1) Komunikasi yang unik,
2) Rencana operasi, dan
3) Seperangkat hubungan-hubungan yang abstrak.51
Dari definisi-definisi tersebut di atas, terdapat tiga hal pokok yang
tercakup dalam pengertian kompetensi, yaitu:
a. Kompetensi merupakan gabungan dari pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan karakteristik dasar lainnya dari individu.
b. Kompetensi selalu berkaitan dengan perilaku.
c. Kompetensi merupakan kriteria yang mampu membedakan mereka
yang memiliki kinerja yang unggul dan yang rata-rata.
Jadi kompetensi adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi
layak yang harus dimiliki oleh mahasiswa sesuai dengan status
51 Benjamin Samuel Bloom, Taxonomy ……….19.
pendidikannya. Kompetensi dasar mahasiswa merupakan seperangkat
penguasaan kemampuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang sudah dimiliki,
dihayati, dan dikuasai mahasiswa yang bersumber dari pendidikan,
pelatihan dan pengalamannya sehingga dapat menjalankan kecakapannya
serta lebih mengembangkannya kembali secara profesional.
2. Komponen Kompetensi
Penetapan makna kompetensi dalam Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional No. 232/U/2002 adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh
tanggung jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk
mengerjakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu. Dalam Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002, Seorang yang kompeten
harus dapat memenuhi persyaratan:
a. Landasan kemampuan pengembangan kepribadian,
b. Kemampuan penguasaan dan ketrampilan (know how and know why),
c. Kemampuan berkarya (know to do),
d. Kemampuan mensikapi dan berperilaku dalam berkarya dapat mandiri,
menilai dan mengambil keputusan secara bertanggungjawab (to be),
e. Dapat hidup bermasyarakat dengan bekerjasama, saling menghormati
dan menghargai nilai-nilai pluralisme, dan kedamaian (to live together).
Seseorang akan dikatakan kompeten pada suatu bidang, jika telah
memenuhi tiga domain kompetensi pada bidang tersebut, yaitu domain
Skill (Ketrampilan/ Psikomotorik), domain Knowledge (Pengetahuan/
Kognitif) serta domain Attitude (Sikap/Afektif).52
Menurut Spencer dan Palan, kompetensi terdiri dari 5 tipe
karakteristik yaitu:
a. Motif (kemauan konsisten sekaligus menjadi sebab dari tindakan),
b. Faktor bawaan (karakter dan respon yang konsisten),
c. Konsep diri (gambaran diri/Self-concept), semua ide, pikiran,
kepercayaan dan pendirian yang diketahui tentang dirinya dan
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
d. Pengetahuan (informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu),
e. Keterampilan (kemampuan melaksanakan tugas fisik atau mental).53
Gordon menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung
dalam konsep kompetensi sebagai berikut:54
a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.
b. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif.
c. Kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk
melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
d. Nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.
52 Sugiyanto, dkk, “Penentuan Kompetensi Mahasiswa Berdasarkan Prestasi Akademik,
Sertifikat Kompetensi, Minat, dan Kegiatan Pendukung”, Jurnal Teknlogi Informasi, Volume 5,
Nomor 2, 2009, 768. 53 Ronen Palan, Competence Management-A Practicionser’s Guide (Competency
Management, teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk
Meningkatkan Daya Saing Organisasi). Terjemahan: Octa Melia Jalal. Jakarta: PPM. 2007. 54 Gordon DB, Kerangka Dasar Sistem informasi Manajemen, Jakarta: PT. Pustaka
Binaman Pressindo, 1988, 109.
e. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka)
atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang dating dari luar.
f. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang melakukan sesuatu.
Kompetensi terkait dengan segala yang diketahui manusia tentang
dirinya maupun lingkungan. Asumantri berpendapat bahwa kompetensi
merupakan khasanah kekayaan mental langsung atau tidak langsung
dapat memperkaya kehidupan manusia. Kompetensi manusia dapat
memecahkan berbagai macam permasalahan yang dihadapinya sehingga
kompetensi memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia.55
Hal ini relevan dengan pendapat pakar di atas yang mengatakan
bahwa kompetensi sangat penting dalam kehidupan manusia karena
kompetensi pada hakikatnya merupakan produk kegiatan berpikir, artinya
kompetensi yang diwujudkan dalam pikiran manusia merupakan hasil
kegiatan berpikir, tentang informasi yang diterima.56
3. Pengertian Keislaman Mahasiswa
Menurut Kamus Arti Kata, keislaman adalah segala sesuatu yang
bertalian dengan Agama Islam.57
John L. Esposito menyatakan, “While we
commonly speak of ‘Islam’, in fact many Islams or interpretations of Islam
exist. The images and realities of Islam and of muslims are multiple and
diverse…” Garis besar pernyataan Esposito menggambarkan bahwa
realitas keislaman umat muslim beragam. Keadaan tersebut juga dapat
55 A Sumantri Suri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan,
1990, 104. 56 A Sumantri Suri, Filsafat………105. 57 http://artikata.com/arti-365994-keislaman.html. [06/09/2015]: 10:05.
ditemukan dalam realitas keislaman mahasiswa IAIN Salatiga. Dengan
latar kultur keluarga, lingkungan, serta pendidikan yang mereka alami
sebelum menjadi mahasiswa, keragaman keislaman tersebut sangat wajar.
Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan Muslim dari Umar
bin Khattab RA, Rasulullah SAW bersabda bahwa risalah yang
diembannya terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu: akidah (iman), ibadah
(Islam), dan akhlak (ihsan). Ketiga unsur pokok inilah yang menjadi pilar
keislaman seseorang. Tiga aspek keislaman seseorang (akidah, ibadah dan
akhlak) tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.58
Unsur pokok keislaman mahasiswa dalam penelitian ini lebih
dikonsentrasikan pada profil wawasan ilmu-ilmu Islam yang dimiliki oleh
mahasiswa. Wawasan keislaman tersebut berupa pengalaman ibadah
mahasiswa dalam kesehariannya, seperti penguasaan Al-Qur‟an dan
menghafal bacaannya serta gerakan shalat. Karena keislaman mahasiswa
dalam penelitian ini mengikuti hasil uji Komdais berupa pengamalan
ibadah dilihat dari penguasaan Al-Qur‟an (kemampuan baca, tulis) dan
Fiqh (praktek ibadah dan aplikasi pengetahuannya) yang menjadi tolak
ukur bekal wawasan keislaman mahasiswa dalam penelitian.
Kemudian yang dimaksud kompetensi keislaman mahasiswa dalam
penelitian ini adalah kemampuan dan kecakapan yang dimiliki mahasiswa
IAIN Salatiga dari modal pengetahuan pendidikan dan pengamalan
ibadahnya dalam keseharian mereka. Penelitian dalam kompetensi dasar
58 Kaelany HD, Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, 45.
keislaman ini difokuskan pada pengamalan ibadah keseharian mahasiswa,
seperti: penguasaan Al-Qur‟an, pengetahuan dan pengamalan ilmu Fiqh
dalam keseharian. Dan data bisa penulis dapat dari hasil ujian Komdais
yang diselenggarakan oleh IAIN Salatiga. Kemudian nilai hasil Komdais
tersebut dilihat perkembangannya dari hasil perkuliahan empat mata kuliah
yang mengandung ajaran Al-Qur‟an dan Fiqh.
B. Faktor Kompetensi Keislaman Mahasiswa
Kompetensi keislaman tersebut menjadi perhatian dalam penelitian ini karena
penulis melihat dalam realitanya opini masyarakat menilai bahwa mereka
mahasiswa IAIN Salatiga memiliki kompetensi keislaman memuaskan.
Namun menjadi kerisauan karena dalam faktanya penulis masih banyak
melihat pemandangan yang bisa menjadi nilai bahwa mahasiswa masih
banyak memiliki kompetensi kesilaman kurang.
Michael Zwell mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kecakapan kompetensi seseorang adalah59
:
1. Keyakinan dan nilai-nilai
Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan
sangat mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka
tidak kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara
baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu. Untuk itu setiap orang harus
59 Michael Zwell, Creating a Culture of Competence, New York: John Wiley & Sons, Inc,
2000, 56-68.
berpikir positif tentang dirinya, maupun terhadap orang lain dan
menunjukkan ciri orang yang berpikir kedepan.
2. Keterampilan
Dengan memperbaiki ketrampilan, individu akan meningkat
kecakapannya dalam kompetensinya.
3. Pengalaman
Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman,
pengalaman dalam menyelesaikan masalah, dan sebagainya.
4. Karakteristik kepribadian
Kepribadian bukanlah sesuatu yang tidak dapat berubah.
Kepribadian seseorang dapat berubah sepanjang waktu. Orang merespon
dan berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan sekitar. Walupun
berubah, kepribadian cenderung berubah dengan tidak mudah.
5. Motivasi
Memiliki dorongan, apresiasi, memberikan pengakuan dan
perhatian individual dapat memberikan pengaruh baik pada motifasi.
6. Isu Emosional
Hambatan emosional membatasi penguasaan kompetensi. Misal
takut membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai atau tidak
menjadi bagian, semuanya cenderung membatasi motivasi dan inisiatif.
7. Kemampuan Intelektual
Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti, pemikiran
analitis, dan pemikiran konseptual.
Kemudian faktor pengaruh kompetensi keislaman mahasiswa IAIN
Salatiga dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.60
1. Faktor Intern
Faktor intern di sini adalah faktor yang berasal dari dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor intern ini terdiri dari dua yaitu faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
a. Faktor Fisiologis (Kesehatan)
Faktor intern berupa kesehatan ini terbagi menjadi dua, yaitu
kesehatan jasmani dan rohani.61
Hal ini dapat dilihat ketika seorang
belajar dengan kondisi fisik yang terganggu, seperti sakit dan lainnya,
mengakibatkan tidak bersemangat melaksanakan proses pembelajaran,
sehingga hasil yang hendak dicapai tidak maksimal. Begitu juga dengan
kesehatan rohani (jiwa). Ketika seorang mengalami gangguan jiwanya,
seperti rasa kecewa, sedih, pikirannya terganggu atau lainnya, maka
semangat belajar berkurang sehingga pembelajaran pun terganggu.
b. Faktor Psikologis
Banyak faktor yang termasuk dalam faktor psikologis yang
dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar (hasil
60
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1997, 144. 61 Muhibbin Syah, Psikologi….., 148
belajar) siswa. Namun diantara faktor-faktor tersebut yang dipandang
faktor esensial adalah sebagai berikut:
1) Intelegensi
Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental bersifat
umum (general ability) untuk membuat atau mengadakan analisis,
memecahkan masalah, menyesuaikan diri, dan menarik generalisasi,
serta merupakan kesanggupan berfikir seseorang. Adapun tingkat
intlegensi siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut,62
Intelegensi ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
belajar. Apabila seseorang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi,
maka seseorang tersebut dapat dengan mudah mempelajari sesuatu
dalam proses pembelajaran. Namun meskipun demikian, intelegensi
tidak mutlak menjadi pengaruh bagi keberhasilan belajar. Terdapat
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hal tersebut.
2) Bakat
Bakat (aptitude) adalah kemampuan untuk belajar.63
Secara
umum bakat diartikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki
bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke
tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
62
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, 122. 63 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,
1997, 57.
Dalam perkembangan selanjutnya, bakat diartikan sebagai
kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.64
3) Minat
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.65
Minat juga
merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati oleh
seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa
senang.66
Secara global minat dapat diartikan sebagai keinginan yang
besar terhadap sesuatu.
Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga
datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu
merupakan modal yang besar untuk mencapai hal atau sesuatu atau
juga tujuan yang diminati itu. Minat belajar yang besar cenderung
menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat yang kurang
akan menghasilkan prestasi yang rendah.67
Terutama bagi mahasiswa dengan jurusan selain PAI dan
PBA dengan konsentrasi pembelajaran lebih pada misi masing-
masing jurusan. Sehingga mayoritas dari jurusan tersebut tersuasana
64 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ………, 150. 65 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ………, 151. 66 Slameto, Belajar dan faktor-faktor………….57. 67 M Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997, 57.
untuk lebih membangun minat untuk mendalami materi yang
menjadi ajaran utama pada masing jurusan tersebut.
4) Motivasi
Motivasi merupakan daya penggerak atau pendorong untuk
melakukan sesuatu pekerjaan yang bisa berasal dari dalam diri dan
juga dari luar. 68
Melalui motivasi tersebut, pelajaran agama yang
masih kurang memiliki daya tarik ajarannya akan memiliki semangat
tersendiri dalam mengikuti pembelajaran.
5) Cara Belajar
Selain faktor yang telah disebutkan, cara belajar seseorang
juga dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar dan tentunya
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar pula. Belajar tanpa
memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, hasilnya pun kurang
maksimal.69
2. Faktor Ekstern
Keberhasilan belajar selain dipengaruhi oleh faktor intern yaitu
faktor yang berasal dari dalam individu, juga dipengaruhi oleh faktor yang
berasal dari luar individu yang disebut faktor ekstern. Faktor ekstern
tersebut adalah:
a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang kecil. Dalam
keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga dapat
68 M Dalyono, Psikologi Pendidikan…..57. 69 M Dalyono, Psikologi Pendidikan…..57.
dikatakan sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar,
karena kondisi yang ada di dalam keluarga seperti tingkat pendidikan
orang tua, besar kecilnya penghasilan serta hubungan diantara anggota
keluarga dapat mempengaruhi kondisi intern individu yang secara tidak
langsung juga berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar.70
Keadaan wawasan agama dan kerohanian keluarga akan
memberikan banyak pengetahuan dan kompetensi keislaman setiap
orang. Karena di lingkungan keluarga, pengetahuan awal yang dibawa
sampai besar di daptkan.
b. Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan tempat berlangsungnya proses
belajar mengajar. Keadaan sekolah tempat belajar, kualitas guru,
metode pembelajaran yang digunakan, kesesuaian kurikulum, dan hal-
hal yang berada di sekolah mempengaruhi keberhasilan belajar.71
Pengaruh sekolah dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran
siswa tidak hanya dari sisi terpenuhinya sarana dan prasarana sekolah
saja. Faktor intern yang ada di sekolah juga berpengaruh seperti guru
yang berkualitas baik. Salah satu indikator dari kualitas guru yang baik
adalah selalu membuat perencanaan konkret dan detail yang siap untuk
70 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor……… , 60. 71 M Dalyono, Psikologi Pendidikan…………., 59.
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran72
atau bisa diartikan
menyusun strategi pembelajaran yang baik dan siap dilaksanakan.
Pendidikan di sekolah salah satunya dengan komposisi mata
pelajaran agama sekolah yang sedikit atau yang mayoriotas akan
memberikan bekal pengaruh pengetahuan agama seseorang.
c. Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan sosial yang luas dan
beragam. Lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajar yang berujung pada keberhasilan belajar.73
Pengaruh itu terjadi
karena keberadaan siswa dalam masayarakat tersebut. Pengaruh-
pengaruh masyarakat tersebut diantaranya adalah kegiatan siswa dalam
masyarakat, media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.74
Ketika seseorang hidup dalam suatu lingkungan masyarakat
yang tidak perduli terhadap pendidikan agama, maka tidak menutup
kemungkinan dia ikut terpengaruh dengan kondisi tersebut. Sehingga
tidak ada dorongan untuk memiliki wawasan agama, sehingga
kompetensi agama tidak dapat dimiliki dengan baik.
d. Kondisi Lingkungan Sekitar
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam
mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan bangunan rumah,
72 Ramayulis, Profesionalitas Guru Agama Antara Harapan dan Kenyataan, Makalah
disampaikan dalam seminar sehari Profesionalitas Guru Agama. Universitas Ahlusunnah
Bukittinggi, Nopember 1995, 7. 73 M Dalyono, Psikologi Pendidikan…………., 60. 74 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor……… , 71.
suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.75
Seperti
misal apabila kondisi lingkungan yang memiliki suasana kerohanian
baik, akan membawa pengaruh suasana pada orang dilingkungan
tersebut memiliki kerohanian yang baik pula.
Kompetensi keislaman dalam penelitian ini dominan dipengaruhi dari
faktor seperti dijelaskan di atas:
a. Faktor internal, pengaruh yang dimiliki mahasiswa IAIN Salatiga dominan
dari faktor bakat dan minat mahasiswa. Misalnya pada mahasiswa jurusan
PAI dan PBA, mereka memiliki bakat minat yang baik pada materi-materi
keislaman. Sedangkan untuk jurusan ekonomi, bahasa inggris dan hukum,
mahasiswanya lebih memiliki minat pada pengetahuan tentang konsentrasi
jurusan mereka.
b. Faktor eksternal, pengaruh yang dimiliki mahasiswa IAIN Salatiga
dominan dari sekolah mereka sebelumnya. Mahasiswa dengan kualitas
kompetensi cumlaude dan sangat memuaskan memiliki latar belakang
mayoritas pada sekolahan dengan basis ajaran Islam dan didukung
mengikuti pembelajaran agama di madrasah atau pondok pesantren.
Sedangkan mahasiswa yang memiliki kompetensi keislaman yang
memuaskan dan cukup, mayoritas berasal dari sekolah yang tidak linear
pada agama atau linear sekolah umum yang kurang memberikan waktu
pembelajaran agama. Apalagi lingkungan sekitar dan pola pergaulan
mereka kurang memperhatikan masalah pengetahuan agama.
75 M Dalyono, Psikologi Pendidikan………….,60.
BAB III
HASIL LAPANGAN
(Proses Dilalui Mahasiswa IAIN Salatiga Angkatan Tahun 2012
dalam Upaya Pencapaian Kompetensi Dasar Keislaman)
C. Profil IAIN Salatiga
Saat penelitian ini dilaksanakan, IAIN Salatiga masih pada masa transisi
dari STAIN. Sudah banyak pergantian dari berbagai arah namun masih
sebagian yang sudah dituangkan dalam data dokumen. Dari keterbatasan
itu, peneliti tetap menghadirkan data profil dari IAIN Salatiga sejelasnya
untuk dijadikan data pendukung dalam penelitian ini.
IAIN Salatiga menjadi Perguruan Tinggi di bawah naungan
Kementerian Agama Republik Indonesia. Memiliki dua kampus, kampus
satu dengan luas sekitar 1,5 Ha berlokasi di Jalan Tentara Pelajar Nomor
02 Salatiga dan kampus dua dengan luas sekitar sama 1,5 Ha berlokasi di
Jalan Nakula Sadewa VA Nomor 09 Kembang Arum Salatiga. Dan yang
direncanakan untuk dibangun di tahun 2015 ini adalah kampus tiga dengan
luas yang diharapkan tercapai adalah 25 Ha sementara tercapai dengan
luas 13 Ha, profil lebih jelasnya sebagai berikut:
1. Alih Status Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Menjadi STAIN
Bertepatan dengan diresmikan IAIN Walisongo Jawa Tengah di
Semarang, Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapatkan status negeri dan
menjadi cabang dari IAIN Walisongo Semarang. Status negeri yang
sudah berada pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 30 tahun 1970 tanggal 16
April 1970.76
Sudah menjadi cabang IAIN Walisongo sebagai Fakultas
Tarbiyah dan telah berstatus negeri. Namun masih banyak kecukupan
seperti sarana prasarana (belum memiliki gedung), terbatasnya tenaga
pendidikan dan administrasi, dan masih belum banyak masyarakat yang
mengetahui terdapatnya Perguruan Tinggi di Salatiga. Keadaan tersebut
berlangsung dalam waktu yang memuaskan lama sehingga membuat
perkembangan kelembagaan berjalan cukup sangat memuaskan.
Setelah memuaskan lama, jawaban mulai datang saat ada
tawaran sebidang tanah dengan bangunan milik warga setempat yang
terdapat di Jl. Tentara Pelajar dengan luar sekitar 0,75 Ha. Dan lebih
melegaka tawaran tersebut mendapatkan respon sangat memuaskan dari
Menteri Agama dengan diturunkan surat Dirjen Bimbaga Islam Nomor
E/Dag/BI/2828. Pada tanggal 10 Agustus 1982 berlangsung pembelian
tanah sebagaimana ditawarkan dengan menggunakan DIP pusat.
76 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan,
Salatiga: STAIN Salatiga, 2013, 2-3.
Kemudian Fakultas Tarbiyah berpindah dari lokasi lama ke lokasi baru
milik sendiri.77
Dijelaskan dalam buku Pedoman Pendidikan bahwa setelah
memiliki tanah dan bangunan milik pribadi, sedikit demi sedikit sarana
dan prasarana pendidikan bertambah antara lain gedung kuliah,
perpustakaan dan kantor sekertariat. Pemerintah Daerah pun juga tidak
ketinggalan untuk memberikan bantuan tambahan tanah kampus seluas
3000 dengan cara tukar guling yang waktunya bersamaan dengan
pembangunan masjid kampus bantuan Yayasan Amal Bhakti Muslim
Pancasila. Secara administratif masjid tersebut milik pemerintah daerah,
tetapi secara fungsional menjadi tanggung jawab Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Salatiga.78
Perkembangan dari beberapa segi mulai terasa, mulai pada tahun
akademik 1983/1984 sudah diberi kewenangan menyelenggarakan
Program Pendidikan Strata Satu (S1) dengan sistem Satuan Kredit
Semester (SKS). Kemudian pada tahun 1991-1995 dibangun beberapa
bangunan gedung untuk mendukung perkuliahan dan sarana kegiatan
keorganisasian mahasiswa (UKM).
Melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 1997, maka secara Yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga beralih status menjadi
Sekolah Tinggi agama Islam (STAIN) Salatiga. Sesuai dengan
77 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman …………2015, 4-5 78 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman…………2013, 5.
keputusan itu, STAIN tetap didudukkan sebagai perguruan tinggi di
bawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau professional dalam
disiplin ilmu pengetahuan agama Islam.79
Alih status mejadi STAIN membawa berbagai peningkatan,
sangat memuaskan yang bersifat fisik maupun non fisik. Kegiatan
administrasi yang sudah mandiri tanpa harus menginduk lagi, memberi
perkembangan pesat dalam berbagai arah kelembagaan. Mahasiswa dan
dosen bisa lebih konsentrasi bersama untuk memajukan perkuliahan.
Adapun dosen yang menjabat pimpinan STAIN Salatiga adalah80
:
Periode 1997-1998 (peralihan)
Ketua : Drs. A. Noerhadi Djamal
Pembantu Ketua I : Dr. Muh. Zuhri, MA
Pembantu Ketua II : Drs. Komari Alwan
Pembantu Ketua III : Drs. M. Zulfa Machasin
Periode 1998-2002
Ketua : Prof. Dr. Muh. Zuhri, MA
Pembantu Ketua I : Drs. M. Zulfa Machasin
Pembantu Ketua II : Drs. Sukari Tamsil, M. Pd
Pembantu Ketua III : Drs. Badwan, M. Ag
Periode 2002-2006
Ketua : Drs. Badwan, M. Ag
79 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman …………2013/2014, 8. 80 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman …………2013/2014, 8-9
Pembantu Ketua I : Drs. Imam Sutomo, M. Ag
Pembantu Ketua II : Drs. Imam Baihaqi, M. Ag
Pembantu Ketua III : Drs. Nasafi
Periode 2006-2010
Ketua : Dr. Imam Sutomo, M. Ag
Pembantu Ketua I : Dr. Muh Saerozi, M. Ag
Pembantu Ketua II : Drs. Imam Baihaqi, M. Ag
Pembantu Ketua III : Drs. Miftahuddin, M. Ag
Periode 2010-2014
Ketua : Dr. Imam Sutomo, M. Ag
Wakil Ketua Bidang Akademik
dan Pengembangan Lembaga : Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd
Wakil Ketua Bidang administrasi
Umum, Perencanaan, dan Keuangan : Drs. Miftahuddin, M. Ag
Wakil Ketua Bidang
Kemahasiswaan dan kerjasama : Agus waluyo, M. Ag81
Adapun program pendidikan yang diselenggarakan oleh STAIN
Salatiga meliputi82
:
a. Jurusan Tarbiyah
Di bawah naungan Jurusan Tarbiyah adalah sebagai berikut:
1) Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
2) Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
81 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman …………2013/2014, 9-16. 82 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman …………2013/2014, 9-14.
3) Program Studi Tadris Bahasa Inggris (TBI)
4) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
5) Program Studi Pendidikan Guru Raudhatul Atfal (PGRA)
6) Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
b. Jurusan Syari‟ah dan Ekonomi Islam
Di bawah naungan Jurusan Syari‟ah adalah sebagai berikut:
1) Program Studi Ahwal al-Syakhsiyyah (AS/Hukum Keluarga)
2) Program Studi Perbankan Syari‟ah (PS) jenjang Strata Satu (S1)
3) Program Studi Hukum Ekonomi Syari‟ah (HES)
4) Program Studi Perbankan Syari‟ah (PS) Diploma Tiga (D3)
5) Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir (IAT)
6) Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)
c. Program Khusus Kelas Internasional
Stain Salatiga menyelenggarakan Program Khusus Kelas
International lintas program studi dengan menggunakan bahasa asing
(Arab dan Inggris) sebagai pengantar pembelajaran. Mahasiswa yang
mengikuti kelas ini termasuk salah satu bagian dari Jurusan Tarbiyah
dan Jurusan Syari‟ah.
d. Program Pascasarjana
Program Pascasarjana STAIN Salatiga dibuka berdasarkan
Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam No. Dj. I/818/2010 tanggal
22 Nopember 2010 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi
Strata Dua (S2) Pendidikan Agama Islam pada STAIN Salatiga.83
Konsentrasi awal memang pada program pendidikan magister agama
islam, dan harapannya untuk kedepan bisa membuka program
magister yang lainnya.
Unsur organisasi pada Pascasarjana STAIN Salatiga adalah
sebagai berikut:
Direktur : Dr. Sa‟adi, M. Ag
Asisten Direktur I : Dr. Zakiyuddin, M. Ag
Asisten Direktur II : Asfa Widiyanto, MA., Ph. D
2. Alih Status Menjadi IAIN
Dasar hukum perubahan STAIN Salatiga menjadi IAIN Salatiga
adalah Peraturan Presiden RI Nomor 143 Tahun 2014 tentang
Perubahan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Menjadi
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Kemudian diperkuat oleh
Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Banyak perubahan yang dialami dalam proses hingga
terealisasinya STAIN menjadi IAIN salatiga. Beberapa dosen yang
memberikan kontribusi besar dalam kemajuan IAIN mulai dipercaya
untuk diberi jabatan yang sesuai. Dosen-dosen yang menjadi pimpinan
pertama IAIN salatiga adalah:
Rektor : Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
83 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman …………2013, 8-14.
Pembantu Rektor I : Dr. Agus Waluyo, M. Ag
Pembantu Rektor II : Drs. Kastolani, M. Ag
Pembantu Rektor III : Moh, Khusen, M. Ag., M. A
Guru Besar dan Anggota Senat:
a. Prof. Dr. H. Budiharjo, M.Ag.
b. Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, M.A.
c. Prof. Dr. Mansur, M.Ag.
d. Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag.
e. Drs. H. Miftahuddin, M.Ag.
f. Drs. Badwan, M.Ag.
g. Dr. H. M. Zulfa, M.Ag.
h. Drs. H. Imam Baihaqi, M.Ag.
i. H. Abdul Aziz N.P., S.Ag., M.M.
j. Dr. Adang Kuswaya, M.Ag.
k. Rovi`in, M.Ag.
Kemudian IAIN Salatiga memiliki visi misi sebagai pedoman
dalam langkahnya menuju lembaga tinggi yang professional, yaitu84
:
a. Visi
Tahun 2030 menjadi rujukan Studi Islam-Indonesia bagi
terwujudnya masyarakat damai bermartabat.
b. Misi
84 http://iainsalatiga.ac.id/about/visi-dan-misi.html, [30/07/2015]
1) Menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai disiplin ilmu
keislaman berbasis pada nilai-nilai keindonesiaan.
2) Menyelenggarakan penelitian dalam berbagai disiplin ilmu
keislaman bagi penguatan nilai-nilai keindonesiaan.
3) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset
bagi penguatan nilai-nilai keindonesiaan.
4) Mengembangkan budaya masyarakat kampus yang
mencerminkan nilai-nilai Islam Indonesia.
5) Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan tinggi yang
profesional dan akuntabel.
Tujuan juga menjadi hal penting dalam perjalanan IAIN
Salatiga, yaitu85
:
a. Mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten,
dan berbudaya untuk kepentingan bangsa;
b. Menghasilkan lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan
dan/atau Teknologi yang berbasis ilmu keislaman untuk memenuhi
kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa;
c. Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian
yang memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai keislaman agar
85 http://iainsalatiga.ac.id/about/tujuan-iain-salatiga.html, [30/07/2015]: 15:46.
bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan
kesejahteraan umat manusia;
d. Mewujudkan pengabdian kepada masyarakat berbasis ilmu
keislaman dan karya penelitian yang bermanfaat dalam memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka
mewujudkan masyarakat damai bermartabat.86
Selanjutnya ada perubahan yang otomatis melekat saat lembaga
STAIN menjadi IAIN, yaitu dari jurusan menjadi fakultas dan prodi
menjadi jurusan. Keterangannya seperti di bawah ini:
a. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Di bawah naungan Fakultas Tarbiyah adalah sebagai berikut:
1) Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
2) Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
3) Jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI)
4) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
5) Jurusan Pendidikan Guru Raudhatul Atfal (PGRA)
6) Jurusan Tadris Ilmu Pendidikan Alam (T. IPA)
7) Jurusan Tadris Matematika (T. MATEMATIKA)
b. Fakultas Syari‟ah (FS)
Di bawah naungan Fakultas Syari‟ah adalah sebagai berikut:
1) Jurusan Hukum Keluarga Islam (Ahwal Al-Syakhsyiyyah/AS)
2) Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah (Mu’amalah) (HES)
86 http://iainsalatiga.ac.id/about/tujuan-iain-salatiga.html, [30/07/2015]: 15:46.
3) Jurusan Hukum Tata Negara (Siyasah) (HTN)
c. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)
Di bawah naungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam adalah
sebagai berikut:
1) Jurusan Perbankan Syari‟ah (PS) jenjang Strata Satu (S1)
2) Jurusan Perbankan Syari‟ah (PS) jenjang Diploma Tiga (D3)
3) Jurusan Ekonomi Syari‟ah (ES)
d. Fakultas Dakwah (FD)
Di bawah naungan Fakultas Dakwah adalah Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI).
e. Fakultas Ushuluddin
Di bawah naungan Fakultas Ushuluddin adalah sebagai berikut:
1) Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir (IAT)
2) Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)
3) Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA)
4) Jurusan Ilmu Hadits (IH)
5) Jurusan Filsafat Agama (FA)
f. Program Khusus Kelas Internasional
Stain Salatiga menyelenggarakan Program Khusus Kelas
International lintas program studi dengan menggunakan bahasa asing
(Arab dan Inggris) sebagai pengantar pembelajaran. Mahasiswa yang
mengikuti kelas ini termasuk salah satu bagian dari fakultas di atas.
g. Program Pascasarjana
Program Pascasarjana STAIN Salatiga dibuka berdasarkan
Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam No. Dj. I/818/2010 tanggal
22 Nopember 2010 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi
Strata Dua (S2) Pendidikan Agama Islam pada STAIN Salatiga.87
Unsur organisasi pada Pascasarjana setelah menjadi IAIN
Salatiga adalah sebagai berikut:
Direktur : Dr. Zakiyuddin, M. Ag
Asisten Direktur I : Asfa Widiyanto, MA., Ph. D
Asisten Direktur II : Dr. Winarno, M. Pd
D. Upaya Lembaga Membentuk Kompetensi Keislaman Mahasiswa
IAIN Salatiga sudah berkembang menjadi perguruan tinggi besar di kota
Salatiga. Lembaga ini sejak berdirinya memiliki komitmen untuk
memberikan bekal pendidikan bernuansa agama bagi mahasiswanya.
Karena memang kompetensi mahasiswa yang sangat memuaskan menjadi
komitmen setiap lembaga pendidikan. Seperti yang dijelaskan Samani
bahwa fungsi utama pendidikan adalah melayani peserta didik, maka
lembaga harus benar-benar dipahami sebagai unit layanan jasa pendidikan
yang keberhasilannya dapat diukur atas dasar kepuasan klien pengguna
jasa.88
87 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman…………2013, 8-14. 88 Muchlas Samani, “Manajemen Berbasis Sekolah: Manajemen Pendidikan untuk
Memberdayakan Sekolah”, Jurnal Pendidikan: Media Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Volume
24, Nomor 7, 2001.
Usaha lembaga dengan dukungan semua sivitas akademika untuk
merealisasikannya, maka dihadirkan beberapa program yang diharapkan
banyak mendukung mahasiswa memperoleh kompetensinya. Diperlukan
pula studi yang komprehensif terhadap studi keislaman agar pemahaman
para mahasiswa dan generasi muda mendalam dan tidak mengambang.
Nasruddin Razak mengatakan: “Islam harus dipelajari secara integral
bukan parsial.89
Hal ini IAIN Salatiga mempunyai upaya tersendiri
mengembangkan pemahaman mahasiswanya pada dinamika keislaman,
sangat memuaskan segi kurikulum, metode pengajaran dan kegiatan
ekstrakurikulernya.
Kurikulum IAIN Salatiga meliputi Mata kuliah Pengembangan
Kepribadian (MPK), Mata kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK),
Mata kuliah Keahlian Berkarya (MKB), Mata kuliah Perilaku Berkarya
(MPB), dan Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB). Masing-
masing Fakultas memiliki rumpun Mata kuliah yang terbagi dalam setiap
semesternya. Rumpun Mata kuliah setiap jurusan yang menjadi pendukung
mahasiswa untuk memperoleh kompetensi keilmuannya
Mata kuliah dalam rumpun mata kuliah STAIN Salatiga yang
sesuai dengan standar kompetensi keislaman acuan Komdais adalah: Al-
Qur‟an, Ulumul Qur‟an, Ilmu Kalam, Fiqh I/Fiqh Ibadah, Fiqh II/Fiqh
Muamalah dan Ushul Fiqh.90
89
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1998, 32. 90 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman ……2014, 38.
Sebaran mata kuliah STAIN Salatiga terlihat bahwa arah tujuan
pembelajaran yang dilakukan di Lembaga tersebut berusaha membekali
mahasiswa dalam penguasaan, pendalaman dan penguatan terhadap ilmu-
ilmu keislaman beserta pendukungnya. Hal ini terbukti dengan porsi studi
keislaman materi ajar/mata kuliah dalam paket perkuliahannya. Menurut
Drs. Bahroni, M. Pd, pimpinan unit pengembangan mutu mahasiswa disela
wawancara dengan peneliti kurikulum tersebut di atas adalah merupakan
kurikulum yang mengacu kepada kurikulum untuk mengembangkan
pembekalan kompetensi dasar keislaman mahasiswa yang berwarna.91
E. Realitas Bekal Kompetensi Keislaman Mahasiswa Angkatan Tahun
2012 IAIN Salatiga
IAIN Salatiga adalah lembaga tinggi negeri Islam yang menawarkan
pendidikan lanjutan dari bangku sekolah menengah dengan biaya relatif
terjangkau. Keadaan itu memberi daya tarik besar masyarakat untuk
memasukkan anak mereka ke IAIN salatiga untuk menempuh pendidikan
tinggi. Sisi lainnya dilihat dari keadaan lingkungan modern saat ini,
banyak orang tua mengkhawatirkan pergaulan anak mereka, sehingga
berusaha mengarahkan anak untuk pergaulan sangat memuaskan dengan
memasukkannya di Perguruan Tinggi Islam.
Keadaan tersebut ditambah dengan kompetisi antar perguruan
tinggi untuk mencari mahasiswa sebanyak-banyaknya. Jadi ujian seleksi
91 Wawancara dengan dosen yang pernah menjadi pemimpin unit KOMDAIS STAIN
Salatiga, 21-02-2015, 13:25.
mahasiswa baru lebih terkesan pada penjaringan bukan pada penyaringan
kompetensi. Padahal sudah dimaklumi bahwa pergaulan masyarakat
sekarang ini pada kenyataannya lebih pada kompetisi keduniaan,
berlomba-lomba untuk memakmurkan kehidupannya.
Sejatinya manusia adalah makhluk dua-dimensi membutuhkan
penyelarasan kebutuhan akan kepentingan dunia dan akhirat.92
Namun
dalam realitasnya, lingkungan yang lebih terbawa pada gemerlapnya
kebahagiaan dunia membawa suasana masyarakat zaman sekarang terasa
mulai jauh pada wawasan-wawasan keislaman. Sejalan dengan hal
tersebut, mahasiswa IAIN pun sebagian ikut menyandang status sebagai
orang yang masih membutuhkan wawasan keislaman yang layak.
Ketika para alumni Madrasah Aliyah/ SMA/ SMK diterima sebagai
mahasiswa STAIN Salatiga, masih banyak ditemukan dalam beberapa
kondisi yang bersifat formal maupun non formal mereka belum banyak
menguasai ilmu-ilmu keislaman. Situasi tersebut bisa dilihat dari hasil
ujian tertulis diagnostic yang berisi Fiqh, Tauhid, Ilmu Kalam, dan Tajwid,
tes mata kuliah dan ujian praktek keislaman ditemukan beberapa
mahasiswa yang cukup menguasai materi.
Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah dua
mahasiswa yang diambil mahasiswa dengan nilai tertinggi dari kelompok
kualitas nilai keislaman masing-masing jurusan angkatan tahun 2012.
Mahasiswa keseluruhan pada tahun 2012 berjumlah 750, masing-masing
92 Ary Ginanjar Agustian, ESQ, Jakarta: Arga, 2001, 16.
jurusan akan dilihat hasil ujian Komdais tulis dan lisan (berlangsung saat
mahasiswa lulus dari ujian tes masuk perguruan tinggi/awal menjadi
mahasiswa). Ujian tulis Komdais berupa pengetahuan keislaman, ilmu
tajwid, menulis Arab, dan menterjemahkan bacaan sholat serta ayat-ayat
Al-Qur‟an. Ujian Komdais lisan berupa ujian membaca Al-Qur‟an, praktek
bacaan shalat wajib dan praktek shalat janazah. Selanjutnya nilai hasil
ujian Komdais tulis dan lisan tersebut total rata-ratanya dijadikan untuk
menggolongkan tingkat kompetensi keislaman mahasiswa menjadi empat
golongan kualitas nilai yaitu kualitas nilai cumlaude, sangat memuaskan,
memuaskan dan cukup.
Tabel 3.1 Panduan Pengelompokan Tingkat Kualitas Nilai Komdais93
No Konversi
Skala Kualitas
Huruf Angka
1 A 4 85-100 Cumlaude
2 A- 3,75 81-84
3 AB 3,5 77-80 Sangat
Memuaskan 4 B+ 3,25 73-76
5 B 3 70-72
6 B- 2,75 67-69
Memuaskan 7 BC 2,5 64-66
8 C+ 2,25 62-63
9 C 2 60-61
10 C- 1,75 57-59
Cukup
11 CD 1,5 53-56
12 D+ 1,25 49-52
13 D 1 45-48
14 E 0 0-44
Sumber: Buku Pedoman Akademik STAIN Salatiga 2014
93 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman ……109.
Kemudian data nilai total hasil ujian Komdais mahasiswa angkatan
Tahun 2012 adalah sebagai berikut:94
1. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
a. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Mahasiswa PAI pada tahun 2012 berjumlah 259, tidak semua
bisa bisa mengikuti ujian Komdais yang dijadwalkan oleh lembaga.
Dari 259 mahasiswa, ada 47 mahasiswa yang berhalangan dan
sebanyak 212 mahasiswa yang bisa mengikuti ujian Komdais.
Kemudian dari 212 mahasiswa tersebut kompetensi keislaman
mereka terbagi menjadi empat kualitas nilai.
Sebanyak 32 mahasiswa atau 15,09% mendapatkan kualitas
nilai cumlaude, 50 mahasiswa atau 23,58% mendapatkan kualitas
nilai sangat memuaskan. Kemudian 57 mahasiswa atau 26,88%
mendapatkan kualitas nilai memuaskan, dan sebanyak 73 mahasiswa
atau 34,43% mendapatkan kualitas nilai cukup.95
Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih
dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok
kualitas nilai keislaman. Dari jurusan PAI, mahasiswa yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
94 Hasil ujian KOMDAIS pada tahun ajaran 2012/2013, data dari Kepala Unit Komdais. 95 Lihat lampiran 1.
1) Kualitas nilai keislaman cumlaude
a) ED
Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan
nilai 91,29, dengan latar belakang pendidikan sebelumnya MI-
SMP-SMA. Bekal kompetensi keislaman ED diperoleh dari
pendidikan yang memiliki mayoritas mata pelajaran agama
yaitu di MI dan didukung dengan pendidikan intensif dari
lingkungan pondok pesantren. Ajaran-ajaran beberapa cabang
ilmu agama diberikan secara lebih mendalam sehingga dapat
membekali pengetahuan keislaman IA sangat memuaskan.
b) MK
Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan
nilai 90,86. MK menempuh jenjang pendidikan yang sangat
memuaskan dari sisi agama yaitu MI-MTS-MAN dengan mata
pelajaran yang mayoritas diajarkan dalam sekolah tersebut
adalah mayoritas cabang-cabang ilmu agama. Kemudian
pengetahuan agamanya diperkuat dengan pendidikan agama di
lingkungan tempat dia tinggal, yaitu di Taman Pendidikan Al-
Qur‟an (TPQ).
2) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan
a) LK
Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan
dengan nilai 80,71. Fakta dari LK, pendidikan MI-SMP-MA
memberikan bekal kompetensi keislaman yang sangat
memuaskan sesuai dengan kualitas mata pelajaran dan
penyampaiannya di sekolahan tersebut. Bekal wawasan agama
yang diperoleh banyak dari bangku Madrasah ibtidaiyah (MI),
kemudian diasah kembali di madrasah diniyah yang ada di
sekitar desa dengan kontribusi kepada LK memberikan bekal
pengetahuan cabang ilmu agama beserta praktek ibadahnya
yang disampaikan dengan sangat memuaskan dan lebih
intensif.
b) AW
Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan
dengan nilai 80,57. Pendidikan formal seperti di SD-SMP dan
SMA memberikan materi pembelajaran agama melalui mata
pelajaran PAI yang singkat pada jam/waktu pertemuannya.
Sehingga tidak bisa menjamin siswanya untuk mendapat
wawasan agama yang seperti diharapkan. Namun kebutuhan
AW pada pengetahuan agama digali dari pendidikan madrasah
diniyah sekitar desanya sampai AW masuk pendidikan SMA,
sehingga memberi memuaskan pengetahuan agama baginya.
3) Kualitas nilai keislaman memuaskan
a) MS
Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan
nilai 69,86. Pengetahuan agama MS memuaskan banyak
diterima di bangku MI. Ilmu ajaran agama Islam memiliki
waktu atau jam yang lebih banyak disbanding dengan SD.
Kemudian setelah masuk di SMP dan SMA, MS mendapat
ajaran agama melalui Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan
jam yang cukup menmemuaskani.
b) NI
Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan
nilai 69,86. Pendidikan SD-SMP-SMK memiliki waktu
pelajaran agama yang sedikit dibanding dengan pelajaran
umum. Sehingga hanya sedikit pengetahuan agama yang bisa
didapat, tetapi dukungan pendidikan dari mengaji di madrasah
membantu menambah wawasan agama bagi NI
4) Kualitas nilai keislaman cukup
a) MN
Memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai
59,86, dengan latar belakang pendidikan sebelumnya SD-
SMP-SMK. Waktu pembelajaran agama yang cukup menjadi
alasan bagi MN yang cukup mengetahui banyak tentang ilmu-
ilmu agama. Karena latar belakang pendidikan MN lebih
bersifat formal dengan pendidikan agama hanya diperoleh dari
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang memiliki jam pengajaran
yang cukup memuaskan panjang.
b) MR
Memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai
59,43. Bekal kompetensi keislaman MR sebenarnya
memuaskan sangat memuaskan diterima dari MI dan MA serta
pernah tinggal di pondok. Namun pergaulan dengan teman
yang salah membuat MR menjadi terbawa pengaruh negatif
dari pergaulan. Sehingga lingkungan dengan nuansa yang
bertujuan membekali keislaman seperti di MI, MA dan pondok
pesantren tidak mempengaruhi perhatiannya untuk mendapat
dan mendalami ajaran agama dengan sangat memuaskan.
b. Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
Mahasiswa PBA pada tahun 2012 berjumlah 62, tidak semua
bisa bisa mengikuti ujian Komdais yang dijadwalkan oleh lembaga.
Dari 62 mahasiswa, sebanyak 18 mahasiswa yang berhalangan dan
44 yang bisa mengikuti ujian Komdais. Jumlah 44 mahasiswa
tersebut dijadikan subjek penelitian mahasiswa dari jurusan PBA.
Sebanyak 18 mahasiswa atau 40,90% mendapatkan nilai
Komdais kualitas yang cumlaude, 13 mahasiswa atau 29,54%
mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Kemudian sebanyak 8
mahasiswa atau 18,18% mendapatkan nilai yang memuaskan, dan
sebanyak 5 mahasiswa atau 11,36% mendapatkan nilai yang
cukup.96
96 Lihat lampiran 2.
Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih
dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok
kualitas nilai keislaman. Dari jurusan PBA, mahasiswa yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Kualitas nilai keislaman cumlaude
a) SD
Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan
nilai 92,85. Latar belakang pendidikan agama memuaskan
sangat memuaskan dari MI dan MA dengan pembelajaran
mayoritas bernuansa agama. Kemudian didukung dari
pendidikan di pondok pesantren sewaktu SMP sampai MA
menambah bekal wawasan keislaman yang sangat memuaskan
bagi SD. Karena lingkungan pondok memberikan
pembelajaran agama yang lebih intensif.
b) MS
Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan
nilai 92,42, dengan latar belakang pendidikan sebelumnya SD-
MTS-MA. Ajaran agama dari MTS dan MA yang berada di
dalam lingkungan pondok pesantren banyak memberikan bekal
pengetahuan tentang ilmu-ilmu agama bagi MS.
2) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan
a) DM
Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan
dengan nilai 80,71. Latar belakang pendidikan SD IT-SMP Al-
Azhar-MA dan Tinggal di pondok pesantren waktu MA
memberikan bekal kompetensi keislaman yang sangat
memuaskan bagi DM.
b) IR
Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan
dengan nilai 80,42. Pengetahuan agama IR banyak diperoleh
dari bangku sekolah MTS dan MA. Sementara di SD, masih
dasar-dasar agama yang didapat. Kemudian pendidikan di
MTS dan MA didukung dengan pendidikan pondok pesantren
yang mengajarkan ilmu agama secara intensif.
3) Kualitas nilai keislaman memuaskan
a) IA
Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan
nilai 68,14, dengan latar belakang pendidikan sebelumnya SD-
MTS-SMA. Pengetahuan agama banyak diperoleh dari sekolah
MTS dengan pendidikan agama yang memuaskan bagi IA.
Kemudian pengetahuan agamanya didukung mengaji di
madrasah dekat rumah sehingga membawa perkembangan
kompetensi keislaman yang sangat memuaskan.
b) SI
Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan
nilai 67,57, dengan latar belakang pendidikan sebelumnya SD-
MTS-SMA. Pengetahuan agamanya memuaskan dia dapat dari
beberapa mata pelajaran agama yang diajarkan di MTS.
4) Kualitas nilai keislaman cukup
a) MZ
Memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai
59,71, dengan latar belakang pendidikan sebelumnya SD-
SMP-MA. Pengetahuan agama yang cukup dimiliki oleh MZ
banyak dipengaruhi karena pembelajaran agama diperolehnya
cukup. Sehingga suasana untuk lebih mengetahui ilmu agama
cukup didukung dengan keadaan tersebut.
b) MZN
Memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai
59. Bekal kompetensi keislaman MZN sebenarnya memuaskan
sangat memuaskan diterima dari MI dan MA serta pernah
tinggal di pondok (karena permintaan orang tua). Namun
pergaulan dengan teman yang salah membuat MR menjadi
terbawa pengaruh negatif dari pergaulan. Sehingga pendidikan
agama yang pernah diajarkan kepadanya tidak terlalu
diperhatikan olehnya.
c. Jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI)
Mahasiswa TBI pada tahun 2012 berjumlah 172, tidak semua
bisa bisa mengikuti ujian Komdais yang dijadwalkan oleh lembaga.
Dari 172 mahasiswa, ada 40 mahasiswa yang berhalangan dan 132
yang bisa mengikuti ujian Komdais. Jumlah 132 mahasiswa tersebut
dijadikan subjek penelitian mahasiswa dari jurusan TBI
Sebanyak 11 mahasiswa atau 8,33% memiliki kualitas nilai
Komdais yang cumlaude, 31 mahasiswa atau 23,48% mendapatkan
nilai sangat memuaskan. Kemudian sebanyak 33 mahasiswa atau
0,25% mendapatkan nilai memuaskan, dan 57 mahasiswa atau
43,18% mendapatkan nilai cukup.97
Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih
dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok
kualitas nilai keislaman. Dari jurusan TBI, mahasiswa yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Kualitas nilai keislaman cumlaude
a) NZ
Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan
nilai 92,14. Latar belakang pendidikan SD dan SMP cukup
maksimal memberikan NZ pengetahuan agama. Namun ketika
masuk di MAN yang memiliki banyak jam dan mata pelajaran
agama, pengetahuan agama banyak yang diterimanya.
97 Lihat lampiran 3.
Dukungan dari pembelajaran di madrasah diniyah desa dan
semangat NZ dalam mengetahui ilmu agama memberikan
perkembangan sangat memuaskan pada pengetahuan
agamanya.
b) MF
Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan
nilai 89,42. Kompetensi agama yang sangat memuaskan
dimiliki MF didukung dari latar belakang suasana agama yang
sangat memuaskan di lingkungan keluarga. Sehingga MF
menempuh pendidikan MI-MTS-MA dengan waktu dan mata
pelajaran agama yang lebih banyak dari pendidikan formal.
2) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan
a) AI
Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan
dengan nilai 80,14, dengan latar belakang pendidikan
sebelumnya SD-SMP-MAN. Pengetahuan agamanya lebih
berkembang saat menempuh pendidikan di MAN dengan
adanya banyak mata pelajaran agama dibanding materi umum.
Kemudian didukung pula perkembangan kompetensi
keislamannya melalui pendidikan agama di TPQ/madrasah
diniyah dekat rumah.
b) LL
Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan
dengan nilai 80. Wawasan agama LL masuk pada kualitas
yang sangat memuaskan dengan hasil pendidikan di SD IT-
MTS-MAN yang memiliki program ajaran menitik beratkan
untuk membentuk siswanya berkompetensi sangat memuaskan
dalam agama.
3) Kualitas nilai keislaman memuaskan
a) II
Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan
nilai 69,85. Bekal pengetahuan agama yang dimiliki II semata
hanya dari Pendidikan Agama Islam (PAI) sewaktu di SD-
SMP-SMK.
b) IZ
Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan
nilai 69,85. Kompetensi keislaman IZ memang cukup karena
pembelajaran pendidikan agama di SMP dan SMK hanya
memiliki waktu pembelajaran yang tidak lama. Namun masih
memuaskan ada dukungan sangat memuaskan dari pendidikan
agama yang diperoleh dari pendidikan di TPQ di desa sewaktu
SD-SMP.
4) Kualitas nilai keislaman cukup
1) ST
Memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai
59,85. Pengetahuan agama lebih banyak diterima ST sewaktu
di MI, setelah di SMP dan SMK pengetahuan agama hanya
dari Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan waktu
pembelajaran yang cukup.
2) YS
Memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai
59,71. Pengetahuan agama yang menjadi bekal kompetensi
keislaman YS berasal dari pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) saja di SD-SMP-SMA.
d. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Mahasiswa PGMI pada tahun 2012 berjumlah 107, tidak
semua bisa bisa mengikuti ujian Komdais yang dijadwalkan oleh
lembaga. Dari 107 mahasiswa, ada 16 mahasiswa yang berhalangan
dan 91 yang bisa mengikuti ujian Komdais. Jumlah 91 mahasiswa
tersebut dijadikan subjek penelitian mahasiswa dari jurusan PGMI.
Sebanyak 5 mahasiswa atau 5,49% mendapatkan kualitas
nilai Komdais yang cumlaude, 19 mahasiswa atau 20,87%
mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Kemudian sebanyak 28
mahasiswa atau 30,76% mendapatkan nilai yang memuaskan, dan
sebanyak 39 mahasiswa atau 42,85% mendapatkan kualitas nilai
cukup.98
Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih
dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok
kualitas nilai keislaman. Dari jurusan PGMI, mahasiswa yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Kualitas nilai keislaman cumlaude
a) MF
Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan
nilai 90,71. Bekal pengetahuan agamanya banyak diperoleh
dari sekolah SMP Islam Plus-MAN yang memiliki banyak
waktu dan mata pelajaran agama. Karena di sekolah tersebut
memiliki tujuan untuk memberikan bekal sangat memuaskan
pada kompetensi keislaman siswanya. Selanjutnya tinggal di
pondok pesantren dengan lingkungan dan ajaran keislaman
yang intensif serta bersamaan dengan masa pendidikan di
MAN, berdampak sangat memuaskan juga bagi pengetahuan
keislaman MF.
b) MH
Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan
nilai 88,57. MI-MTS-MAN adalah sekolah bernuansa agama
yang memberikan bekal wawasan agama bagi MH, karena
98 Lihat lampiran 4.
materi ajarnya lebih banyak yang bertema agama. Dan
pendidikan pondok pesantren sewaktu masih di MAN
membentuk MH memiliki kompetensi keislaman yang sangat
memuaskan.
2) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan
a) AL
Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan
dengan nilai 80,29, dengan latar belakang pendidikan
sebelumnya MI-SMP-SMK. Bekal kompetensi keislamannya
banyak diperoleh dari mata pelajaran agama di MI. Kemudian
pendidikan agama di madrasah (sampai waktu AL lulus SMP)
sekitar lingkungan tempat tinggal AL memberikan dukungan
sangat memuaskan dalam perkembangan keislamannya.
b) AM
Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan
dengan nilai 79,71. Kompetensi keislaman AM didapat dari
mengaji di lingkungan tempat tinggal. Karena pendidikan
formal di SD-SMP dan SMK cukup mengajarkan ilmu agama
dengan alasan waktu yang singkat pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI).
3) Kualitas nilai keislaman memuaskan
a) LS
Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan
nilai 69,57. Pengetahuan agamanya yang cukup sangat
memuaskan karena faktor dari latar belakang pendidikan
formal (SD-SMP-SMK) yang cukup memberikan memuaskan
waktu untuk mata pelajaran agama sehingga cukup
memberikan bekal pengetahuan agama untuk siswa terutama
pada LS.
b) KR
Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan
nilai 68,71. Pembelajaran agama banyak diajarkan di MI dan
MTS yang membuat memuaskan banyak pengetahuan agama
dimiliki KR. Kemudian pernah mengaji Al-Qur‟an memuaskan
memberikan suasana KR untuk tetap memotivasi dirinya
dalam khasanah ilmu agama.
4) Kualitas nilai keislaman cukup
a) IK
Memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai
59,14. Kompetensi keislaman yang cukup dari IK, ternyata
dilatar belakangi dari minat yang cukup terhadap pendidikan
agama. Latar belakang pendidikannya dari MI-SMP-SMA.
b) FA
Pendidikan sebelumya SD-SMP-SMA, dan memiliki
hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai 58,86. Suasana
lingkungan dan pembelajaran agama yang diperoleh FA dari
madrasah diniyah atau TPQ sebenarnya memuaskan
membekali wawasan agamanya. Namun pergaulan dan jiwa
yang masih ingin bergaul bebas membuat FA tidak memiliki
motivasi untuk mengikuti wawasan agama.
2. Fakultas Syari‟ah (FS)
a. Jurusan Ahwalul Syahsiyah (AS)
Mahasiswa AS pada tahun 2012 berjumlah 52, dari jumlah
tersebut tidak semua bisa bisa mengikuti ujian Komdais yang
dijadwalkan oleh lembaga. Ada 15 mahasiswa yang berhalangan dan
37 yang bisa mengikuti ujian Komdais. Jumlah 37 mahasiswa
tersebut dijadikan subjek penelitian mahasiswa dari jurusan AS.
Sebanyak 3 mahasiswa atau 8,10% mendapatkan kualitas
nilai Komdais yang cumlaude, 6 mahasiswa atau 16,21%
mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Kemudian sebanyak 9
mahasiswa atau 24,32% mendapatkan nilai yang memuaskan, dan
sebanyak 19 mahasiswa atau 51,35% mendapatkan nilai yang tidak
sangat memuaskan atau cukup.99
99 Lihat lampiran 5.
Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih
dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok
kualitas nilai keislaman. Dari jurusan AS, mahasiswa yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
1) Kualitas nilai keislaman cumlaude
a) AK
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-MTS-MA,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai
94,85. MTS dan MA mengajarkan materi agama lebih banyak,
sehingga memberikan AK memuaskan pengetahuan agama.
Kemudian dukungan pendidikan di pondok pesantren
membawa perkembangan pada kompetensi keislamannya.
b) NM
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-MTS-MA,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai
88,71. Pendidikan di MTS dan MA dengan materi agama yang
diajarkan lebih banyak, diperkuat dengan pendidikan di
pondok pesantren membawa manfaat khususnya tentang
pengetahuan agama NM.
2) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan
a) EI
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-MTS-MA,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan
dengan nilai 78,14. Bekal pengetahuan agamanya banyak
diperoleh dari pendidikan di MI dan dukungan pendidikan
agama di madrasah lingkungan rumah.
b) AM
Latar belakang pendidikan sebelumya MI-MTS-SMK,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan
dengan nilai 77,28. Bekal pengetahuan agamanya banyak
diperoleh dari pendidikan agama di MI dan MTS. Karena
pendidikan Al-Qur‟an di rumah ustadz, cukup memberikan
perkembangan wawasan agama baginya (hanya belajar
membaca).
3) Kualitas nilai keislaman memuaskan
a) MI
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-MTS-MAN,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan
nilai 68,42. Perhatian cukup pada pendidikan agama
memberikan efek cukup sangat memuaskan bagi pengetahuan
agama MI, walaupun sebenarnya dia menempuh ajaran agama
di MTS dan MAN yang memiliki pelajaran agama memuaskan
waktu banyak.
b) RS
Latar belakang pendidikan sebelumya MI-SMP-SMK,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan
nilai 68. Pendidikan agama RS memuaskan dia peroleh dari
pendidikan di madrasah diniyah lingkungan desa.
4) Kualitas nilai keislaman cukup
a) MK
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMA,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai
59,71. Karena perhatian atau minat cukup pada pembelajaran
agama, membuat MK cukup memiliki kompetensi agama.
b) FM
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMK,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai
59,42. Cukupnya waktu pembelajaran agama pada sekolahan
FM sebelumnya menjadi faktor yang mempengaruhi FM
cukup memiliki kompetensi keislaman.
b. Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah (HES)
Mahasiswa HES pada tahun 2012 berjumlah 33, jumlah
tersebut tidak semua bisa bisa mengikuti ujian Komdais yang
dijadwalkan oleh lembaga. Ada 2 mahasiswa yang berhalangan dan
31 yang bisa mengikuti ujian Komdais. Jumlah 31 mahasiswa
tersebut dijadikan subjek penelitian mahasiswa dari jurusan HES.
Sebanyak 5 mahasiswa atau 16,12% mendapatkan kualitas
nilai Komdais cumlaude, 7 cumlaude atau 22,58% mendapatkan
nilai yang sangat memuaskan. Kemudian sebanyak 6 mahasiswa atau
19,35% mendapatkan nilai yang memuaskan, dan sebanyak 13
mahasiswa atau 41,93% mendapatkan nilai yang tidak sangat
memuaskan atau cukup.100
Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih
dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok
kualitas nilai keislaman. Dari jurusan HES, mahasiswa yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Kualitas nilai keislaman cumlaude
a) EM
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-MTS-MA,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai
93,14. Pendidikan MTS dan MA dimasa remaja EM
membekalinya pengetahuan keagamaan yang sangat
memuaskan. Karena di sekolahan tersebut, mata pelajaran
lebih banyak agama daripada pelajaran umum. Lingkungan
pondok pesantren menambah EM tumbuh menjadi pribadi
berkualitas pengetahuan agama yang sangat memuaskan.
b) MJ
Latar belakang pendidikan sebelumya SD IT-MTS-
SMA, dan memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude
dengan nilai 90. Jenjang pendidikan SD IT dan MTS
memberikan pengetahuan agama yang memuaskan sangat
100 Lihat lampiran 6.
memuaskan melalui mayoritas jenis mata pelajaran agamanya.
Kemudian didukung dengan tinggal di pondok pesantren
mengembangkan wawasan agama lebih banyak pada MJ.
2) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan
a) WG
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-MA,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan
dengan nilai 80. Materi agama yang ada pada SD dan SMP
cukup memberikan banyak wawasan agama. Namun ketika di
MA, wawasan agama mulai banyak diberikan dari mayoritas
matapelajaran agamanya.
b) IS
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-MTS-MA,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan
dengan nilai 70,71. Bekal pengetahuan agama banyak
diperoleh dari MTS dan MA. Karena hanya mengaji Al-
Qur‟an, pengetahuan agama IS hanya dari SD melalui PAI,
MTS dan MA melalui beberapa mata pelajaran agama.
3) Kualitas nilai keislaman memuaskan
a) FZ
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-MA,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan
nilai 69,71. Bangku pendidikan SD-SMP memberikan
pengetahuan agama melalui PAI, kemudian perkembangan
sangat memuaskan saat di MA dengan memuaskan banyak
pelajaran agama yang membekali kompetensi keislaman FZ.
b) ZA
Latar belakang pendidikan sebelumya MI-SMP-SMA,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan
nilai 68,85. Pembelajaran agama yang memuaskan
memberikan bekal kompetensi keislaman ZA lebih diperoleh
dari menempuh sekolah di MI. pada usia tersebut, bobot materi
yang diberikan kepada siswa masih dasar-dasar ilmu agama.
4) Kualitas nilai keislaman cukup
a) MZ
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMK,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai
59,71. Bekal pengetahuan agama yang dimiliki MZ diperoleh
dari Pendidikan Agama Islam (PAI) saat di SD-SMP-SMK.
Suasana sekolah yang lebih beriklim umum mempengaruhi
pula terhadap MZ yang cukup memiiliki minat mengikuti
ajaran agama.
b) DS
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMA,
dan memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan
dengan nilai 59. Pelajaran PAI yang memiliki waktu
pembelajaran sedikit, tidak memuaskan banyak memberikan
bekal pengetahuan agama bagi DS di SD-SMP dan SMA.
3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
a. Jurusan Perbankan Syari‟ah S1 (PS S1)
Mahasiswa PS S1 pada tahun 2012 berjumlah 114, jumlah
tersebut tidak semua bisa bisa mengikuti ujian Komdais yang
dijadwalkan oleh lembaga. Ada 12 mahasiswa yang berhalangan dan
102 yang bisa mengikuti ujian Komdais. Jumlah 102 mahasiswa
tersebut dijadikan subjek penelitian mahasiswa dari jurusan PS S1.
Sebanyak 4 mahasiswa atau 3,92% mendapatkan kualitas
nilai Komdais cumlaude, 17 mahasiswa atau 16,66% mendapatkan
nilai yang sangat memuaskan. Kemudian sebanyak 41 mahasiswa
atau 40,19% mendapatkan nilai yang memuaskan, dan sebanyak 40
mahasiswa atau 39,21% mendapatkan nilai yang tidak sangat
memuaskan atau cukup.101
Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih
dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok
kualitas nilai keislaman. Dari jurusan PS S1, mahasiswa yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
101 Lihat lampiran 7.
1) Kualitas nilai keislaman cumlaude
a) JK
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-MTS-MA,
dan memiliki hasil ujian Komdais cumlaude dengan nilai
88,57. Pengetahuan agama yang sangat memuaskan diperoleh
melalui pendidikan agama di MTS dan MA yang memiliki
beberapa mata pelajaran agama. Serta pernah tinggal di asrama
yang menjadi satu dengan sekolah MA mendukung banyak JK
untuk memiliki kompetensi agama yang sangat memuaskan.
b) MA
Memiliki hasil ujian Komdais cumlaude dengan nilai
82,28. Jenjang pendidikan sebelumnya di SD-SMP-SMA
memberikan pengetahuan agama melalui matapelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI). Namun jam mata pelajaran
tersebut terlalu singkat dibanding dengan pelajaran lain yang
bersifat umum. Pengetahuan agama MA berkembang sangat
memuaskan saat menempuh pendidikan agama di pondok
pesantren yang mengajarkan banyak materi dari berbagai
ajaran agama Islam.
2) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan
a) ES
Memiliki hasil ujian Komdais sangat memuaskan
dengan nilai 80. Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah
sebelumnya SD-SMP-SMA cukup berpengaruh dalam
memberikan wawasan agama bagi ES. Namun memuaskan
sangat memuaskan wawasan agamanya diperoleh dari belajar
agama di madrasah diniyah desa.
b) RN
Memiliki hasil ujian Komdais sangat memuaskan
dengan nilai 79,85. Pendidikan Agama Islam (PAI) yang
diajarkan di SD-SMP-SMK cukup memiliki jam panjang
dalam pembelajarannya. Namun IL mendapat pengetahuan
agama yang sangat memuaskan ketika menempuh pendidikan
agama di pondok pesantren.
3) Kualitas nilai keislaman memuaskan
a) LE
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMK,
dan memiliki hasil ujian Komdais memuaskan dengan nilai
69,85. Pembelajaran agama yang diajarkan di sekolah tersebut
sebatas pada PAI dengan jam pelajaran yang sebentar.
Sehingga memuaskan hanya mengajarkan dogma dasar-dasar
agama.
b) IP
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMA,
dan memiliki hasil ujian Komdais memuaskan dengan nilai
69,57. Waktu pembelajaran agama yang cukup di sekolah
menjadi faktor dominan pengaruh bekal dasar wawasan agama
IP. Perkembangan pengetahuan agamanya didukung dari
kegiatan mengaji di lingkungan desa.
4) Kualitas nilai keislaman cukup
a) SH
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMK,
dan memiliki hasil ujian Komdais cukup dengan nilai 59,71.
Minat cukup pada pelajaran yang bernuansa agama menjadi
faktor alasan SH cukup memiliki kompetensi keislaman. Pola
pergaulan di masyarakat yang lebih bergaya modernitas
mengarahkannya pada pemikiran yang menghiraukan ajaran-
ajaran agama.
b) TS
Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMA,
dan memiliki hasil ujian Komdais cukup dengan nilai 59,71.
Dari lingkungan keluarga berekonomi menengah kebawah
menuntut TS untuk tidak hanya fokus memikirkan pendidikan,
namun juga harus membantu orang tua memenuhi kebutuhan.
Sehingga pendidikan TS hanya dijalani dengan biasa-biasa
saja.
b. Jurusan Perbankan Syari‟ah D3 (PS D3)
Mahasiswa PS D3 pada tahun 2012 berjumlah 46 dengan
berbagai kualitas kompetensi keislamannya. Setelah dilaksanakan
ujian Komdais tulis dan lisan, 37 mahasiswa dapat mengikutinya
sementara 9 mahasiswa yang berhalangan. Jumlah 37 mahasiswa
tersebut dijadikan subjek penelitian mahasiswa dari jurusan PS D3.
Memuaskan beda dengan hasil nilai dari mahasiswa jurusan
lainnya, tidak ditemukan dari data nilai mahasiswa PS D3
mendapatkan nilai yang cumlaude. Kemudian sebanyak 4 mahasiswa
atau 10,81% mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. 9
mahasiswa atau 24,32% mendapatkan nilai yang memuaskan, dan 24
mahasiswa atau 64% mendapatkan nilai yang tidak sangat
memuaskan atau cukup.102
Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih
dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok
kualitas nilai keislaman. Dari jurusan PS D3, mahasiswa yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan
a) DR
Memiliki hasil ujian Komdais sangat memuaskan
dengan nilai 72,28. Pengetahuan agama yang diajarkan di MTS
dan MA dengan waktu pembelajaran dan penyampaian yang
sangat memuaskan dan diperkuat dengan pendidikan di
pondok pesantren membawa wawasan agama yang
memuaskan sangat memuaskan bagi DR.
102 Lihat lampiran 8.
b) NP
Memiliki hasil ujian Komdais sangat memuaskan
dengan nilai 71,85. Pengetahuan agamanya banyak didapat
dari pendidikan di MTS dan MA. Didukung pula pendidikan
agama di madrasah diniyah TPQ kampung.
2) Kualitas nilai keislaman memuaskan
a) MW
Memiliki hasil ujian Komdais memuaskan dengan nilai
69,57. Pengetahuan agama saat di SD dan SMA diperoleh dari
Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan kecukup dari waktu
pembelajaran yang sedikit. Bekal pengetahuan agama mulai
diperoleh banyak dari bangku MTS dan madrasah di desa.
b) YN
Latar belakang pendidikan sebelumnya di SD-SMP-
MAN dan memiliki hasil ujian Komdais memuaskan dengan
nilai 66,85. Pengetahuan agama YN lebih banyak diterima dari
bangku sekolah MAN. Kemudian wawasan agama
berkembang sangat memuaskan di pondok pesantren.
3) Kualitas nilai keislaman cukup
a) RH
Latar belakang pendidikan sebelumnya di SD-SMP-
SMA dan memiliki hasil ujian Komdais memuaskan dengan
nilai 59,85. Pengetahuan agama cukup karena faktor dari
materi agama yang diterima RH cukup dari segi waktu dan
penyampaiannya. Sehingga RH tidak tersuasana untuk bisa
memiliki wawasan agama yang sangat memuaskan.
b) PF
Latar belakang pendidikan sebelumnya di SD-SMP-
SMA dan memiliki hasil ujian Komdais memuaskan dengan
nilai 58,28. Bekal keislamannya cukup karena dari keluarga
dan sekolah tidak memberikan ajaran agama yang bisa banyak
diterima PF.
Hasil nilai Komdais di atas dikumpulkan untuk mengetahui kualitas
kompetensi mahasiswa angkatan 2012 di IAIN Salatiga. Kemudian dari
setiap kualitas masing jurusan diambil dua mahasiswa sebagai subjek
penelitian, sehingga ditemukan 62 mahasiswa sebagai subjek penelitian.
Penjelasan secara singkatnya sebagai berikut:
1. Kualitas nilai cumlaude
Mahasiswa yang termasuk dalam kualitas nilai cumlaude
sebanyak 14 mahasiswa sebagai subjek penelitian. Fakta lapangan,
mayoritas memiliki latar belakang pendidikan yang berlabel agama
seperti MI, MTS, MAN. Dan pernah menempuh pendidikan agama
secara intensif di madrasah diniyah desa atau pondok pesantren.
Mahasiswa yang memiliki latar belakang tersebut pasti memiliki
bekal pengetahuan agama yang cumlaude. Sehingga sebelum menjadi
mahasiswa memiliki kapasitas wawasan agama yang cumlaude, akan
diperkuat lagi dengan materi-materi agama yang lebih luas.
2. Kualitas nilai sangat memuaskan
Realitas lapangan menjelaskan bahwa ada 16 mahasiswa sebagai
subjek penelitian yang termasuk dalam kualitas nilai sangat
memuaskan. Terdapat kesamaan faktor latar belakang pendukung
wawasan agama pada mahasiswa dengan kualitas nilai cumlaude.
Namun karena kemampuan pribadi yang membedakan kompetensi
mereka, sehingga ada perbedaan dalam pemahaman materi secara
pribadi.
3. Kualitas nilai memuaskan
Sebanyak 16 mahasiswa dengan kualitas nilai memuaskan yang
menjadi subjek penelitian ini. Faktor yang dominan mempengaruhi
bekal keislaman mereka karena waktu pembelajaran agama yang relatif
sebentar dan materi ajarannya yang sedikit. Faktor internal dari minat
terhadap wawasan agama cukup dan faktor eksternal seperti lingkungan
keluarga dan masyarakat yang cukup memberikan suasana dalam
membekali diri terhadap ilmu-ilmu agama.
4. Kualitas nilai cukup
Sebanyak 16 mahasiswa dengan kualitas nilai cukup menjadi
subjek penelitian. Mayoritas kualitas nilai keislaman mereka dipengaruhi
dari cukupnya minat terhadap ajaran agama, pola pergaulan yang lebih
senang bebas dan lingkungan yang tidak memberikan suasana keagamaan.
Terlebih lagi, jurusan perkuliahan yang mereka pilih adalah jurusan yang
lebih konsentrasi dengan materi lain daripada materi agama. Sehingga
mata kuliah pada jurusan tersebut mayoritas materi-materi yang
mengantarkan pada misi masing-masing jurusan. Seperti misalnya jurusan
TBI, mahasiswa yang mengikuti perkuliahan lebih minat dan termotivasi
untuk menekuni mata kuliah yang memberikan kompetensi bahasa asing
daripada materi yang membekali materi agama.
F. Proses Mahasiswa Meraih Kompetensi Keislaman
IAIN Salatiga memang berkomitmen dalam mempersiapkan lulusan yang
menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berbasis ilmu
keislaman untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya
saing bangsa.103
Proses yang disediakan lembaga harus dilalui mahasiswa,
dari proses itu mahasiswa memiliki nilai hasil akhir yang berbeda-beda.
Acuan normatif yang harus menjadi semangat mahasiswa menuntut
ilmu di IAIN Salatiga, seperti kedalaman aqidah, kerajinan beribadah,
bersemangat memperdalam wawasan ke-Islaman, serta menjunjung tinggi
akhlakul karimah.104
Realitasnya mahasiswa memiliki warna motivasi
yang berbeda satu dengan lainnya. Mahasiswa yang memiliki motivasi
lebih akan terlihat menonjol dari mahasiswa yang lainnya. Keadaan
tersebut bisa dilihat dari hasil nilai mata kuliah yang bernuansa keislaman.
103 http://iainsalatiga.ac.id, [30/07/2015]: 12:35. 104 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman………………. 132.
Nilai mahasiswa angkatan Tahun 2012 (semester VII pada saat
penelitian ini berlangsung) yang diambil dalam penelitian ini adalah nilai
empat mata kuliah yang memiliki unsur studi keislaman seperti: Al-
Qur‟an, Ulumul Qur‟an, Ilmu Kalam, Fiqh I/Fiqh Ibadah, Fiqh II/Fiqh
Muamalah dan Ushul Fiqh.105
Mata kuliah keislaman tersebut adalah mata
kuliah yang mengandung unsur untuk mengembangkan materi yang ada
pada program Komdais.
Seluruh mahasiswa masing-masing jurusan diambil data nilai hasil
perkuliahan dari emppat mata kuliah yang memiliki unsur keislaman (Al-
Qur‟an dan Fiqh) untuk mengetahui perkembangan kompetensi keislaman
mahasiswa. Masing-masing jurusan memiliki mata kuliah keislaman yang
berbeda sesuai dengan kapasitas dan kesesuaian jurusan. Berikut adalah
empat mata kuliah yang penulis ambil nilai sebagai data untuk mengetahui
perkembangan kompetensi keislaman mahasiswa:
1. Jurusan PAI
Jurusan PAI memiliki target untuk bisa mencapai kompetensi
lulusan mahasiswanya agar bisa menguasai ilmu-ilmu keislaman
(indikatornya: tafsir, hadis, sejarah peradaban islam, fiqh, ilmu kalam
dan akhlak) dan metodologi pembelajarannya.106
Kemudian dapat
merespon dengan cepat dan sangat memuaskan untuk dapat
mempersangat memuaskani dan meningkatkan kualitas pembelajan
PAI. Karena sesuai dengan nama jurusannya, yaitu untuk menyiapkan
105 Mata kuliah yang memeilki hubungan dengan materi ujian Komdais.
106 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2015, 18.
para pendidik agama Islam yang berkompeten. Sehingga mahasiswa
PAI lebih mendapatkan banyak bekal mata kuliah keislaman.
Mata kuliah yang diambil mewakili nilai kompetensi keislaman
dalam penelitian ini yaitu Al-Qur‟an I pada semester I, Al-Qur‟an II
pada semester II, Fiqh I pada semester III dan Fiqh II pada semester
IV.107
Kumpulan jelas nilai-nilai mata kuliah keislaman dari mahasiswa
PAI bisa dilihat dalam lampiran.108
2. Jurusan PBA
Jurusan PBA memiliki target untuk bisa mencapai kompetensi
lulusan mahasiswanya agar mampu menjelaskan dan menguraikan
wawasan pendidikan umum dan islam.109
Jurusan ini berkonsentrasi
untuk menghasilkan lulusan yang memiki kompetensi bahasa arab yang
bagus. Kompetensi tersebut, pastinya harus diimbangi dengan
kompetensi keislaman yang bagus. Realitasnya, mahasiswa yang
mengambil jurusan PBA adalah orang-orang yang memiliki bekal
kompetensi kesilaman yang sangat memuaskan.
Mata kuliah yang memiliki unsur keislaman diambil dalam
penelitian ini yaitu Al-Qur‟an pada semester I, Fiqh pada semester II,
Ilmu Kalam pada semester III, dan Fiqh Lughah pada semester VI.110
107 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 38-39. 108 Lihat lampiran 9. 109 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2015, 25. 110 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 43-45.
Kumpulan jelas nilai-nilai mata kuliah keislaman dari mahasiswa PBA
bisa dilihat dalam lampiran.111
3. Jurusan TBI
Jurusan TBI memiliki tujuan untuk dapat menghasilkan sarjana
muslim yang mampu menjadi guru bahasa inggris.112
Tetap menjaga
almamater untuk menjadi sarjana yang memiliki kompetensi keislaman
yang sangat memuaskan. Mata kuliah yang diambil dalam penelitian ini
yaitu Al-Qur‟an dan Fiqh pada semester I, Ilmu Pendidikan Islam pada
semester II, dan Ilmu Kalam pada semester IV.113
4. Jurusan PGMI
Jurusan PGMI memiliki target untuk mencapai kompetensi
kelulusan mahasiswanya agar menguasai ilmu-ilmu keislaman dan
metodologi pembelajaran pada tingkat MI/SD.114
Karena kedepannya,
mahasiswa PGMI diarahkan untuk menjadi pendidik yang bisa
menyampaikan ilmu-ilmu keislaman di jenjang MI/SD.
Mata kuliah yang memiliki unsur keislaman diambil dalam
penelitian ini yaitu Al-Qur‟an dan Ilmu Kalam pada semester II, Fiqh
pada semester III, dan pendidikan fiqh pada semester V.115
Kumpulan
jelas nilai-nilai mata kuliah keislaman dari mahasiswa PGMI bisa
dilihat dalam lampiran.116
111 Lihat lampiran 10. 112 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman…., 2015, 31. 113 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 48-49. 114 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman….. 2015, 39. 115 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 54-55. 116 Lihat lampiran 12.
5. Jurusan AS
Misi dari jurusan AS adalah menyiapkan mahasiswanya sebagai
ahli atau praktisi dibidang hukum positif dan syari‟ah yang memiliki
komitmen terhadap nilai-nilai keagamaan dan keadilan.117
Misi tersebut
bisa terlaksana sangat memuaskan apabila didukung oleh kompetensi-
kompetensi mahasiswa yang sangat memuaskan serta wawasan
keagamaan yang luas. Jurusan AS memberikan perkuliahan keislaman
pada mahasiswa tujuannya untuk bisa menghasilkan lulusan yang ahli
hukum Islam.
Mata kuliah yang memiliki unsur keislaman diambil dalam
penelitian ini yaitu Al-Qur‟an dan Fiqh ibadah pada semester I, Ulumul
Qur‟an pada semester III, dan Ushul Fiqh pada semester IV.118
Kumpulan jelas nilai-nilai mata kuliah keislaman dari mahasiswa AS
bisa dilihat dalam lampiran.119
6. Jurusan HES
Harapan untuk kompetensi lulusan jurusan HES adalah
mahasiswanya memiliki sikap responsif terhadap kasus-kasus hukum
ekonomi syari‟ah serta inovatif dan kreatif dalam pengembangan kajian
hukum ekonomi syari‟ah.120
Untuk mencapai pada harapan itu, semua
sivitas akademika khususnya jurusan HES berusaha agar mahasiswa
117 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman….. 2015, 59. 118 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 60-61. 119 Lihat lampiran 13. 120 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman….. 2015, 74.
mereka memiliki dasar luas dalam kompetensi keislaman. Kompetensi
tersebut untuk mengimbangi ilmu-ilmu hukum Islam.
Mata kuliah yang memiliki unsur keislaman diambil dalam
penelitian ini yaitu Al-Qur‟an dan Fiqh Ibadah pada semester I, Ulumul
Qur‟an pada semester III, dan Ushul Fiqh pada semester IV.121
Kumpulan jelas nilai-nilai mata kuliah keislaman dari mahasiswa HES
bisa dilihat dalam lampiran.122
7. Jurusan PS S1
Misi dari jurusan ini ingin menciptakan calon pelaku bisnis dan
wirausahawan yang jujur, amanah dan menguasai ilmu-ilmu keislaman
dan manajemen keuangan syari‟ah.123
Dalam mencapai misi tersebut
sepantasnya mahasiswa harus menempuh semua perkuliahan dengan
sungguh. Ilmu keislaman tersebut membekali mahasiswa PS S1 untuk
kedepannya menjadi pelaku bisnis yang jujur dan amanah.
Mata kuliah PS-S1 yang memiliki unsur keislaman diambil
dalam penelitian ini yaitu Al-Qur‟an dan Fiqh Ibadah pada semester I
serta Ilmu Kalam dan Fiqh muamalah pada semester III.124
Kumpulan
jelas nilai-nilai mata kuliah keislaman dari mahasiswa PS S1 bisa
dilihat dalam lampiran.125
121 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 71-72. 122 Lihat lampiran 14. 123
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman….. 2015, 66. 124 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 66-67. 125 Lihat lampiran 15.
8. Jurusan PS D3
Memelihara, membina, melestarikan, dan mengembangkan
nilai-nilai keislaman pada setiap aktivitas ekonomi, pendidikan dan
layanan kehidupan masyarakat menjadi misi serius jurusan PS D3.
Untuk mencapainya, mahasiswa harus dibekali dengan beberapa
kompetensi ilmu-ilmu positif. Salah satu yang penting,mereka dibekali
ilmu-ilmu keislaman untuk mencapai nilai keislaman yang bagus sesuai
dalam misi jurusan.126
Mata kuliah yang memiliki unsur Keislaman diambil dalam
penelitian ini yaitu Al-Qur‟an pada semester I, Ilmu Kalam dan Fiqh
Ibadah pada semester II dan Fiqh Muamalah pada semester III.127
Kumpulan nilai-nilai mata kuliah keislaman dari mahasiswa PS S1 bisa
dilihat dalam lampiran.128
126 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman….. 2015, 80. 127 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 76-77. 128 Lihat lampiran 16.
BAB IV
ANALISIS DATA
(Hasil Analisis Kompetensi Keislaman Mahasiswa Angkatan
Tahun 2012 IAIN Salatiga)
A. HASIL NILAI KOMPETENSI KEISLAMAN MAHASISWA
Setelah penulis mendapatkan data nilai Komdais dan latar belakang
pendidikan dari 62 mahasiswa subjek penelitian sebagai acuan unutk
mengetahui tingkat keislaman mereka. Kemudian penulis mencari data
nilai empat mata kuliah yang mengandung unsur keislaman (bertema Al-
Qur‟an dan Fiqh melanjutkan materi Komdais), maka dari nilai-nilai
tersebut dilihat apakah ada perkembangan atau kemerosotan nilai
keislaman 62 mahasiswa IAIN Salatiga angkatan 2012 (semester VII saat
penelitian berlangsung).
Setelah mahasiswa mendapatkan hasil dari ujian Komdais dengan
nilai cumlaude, untuk mengetahui perkembangan kompetensi keislaman
mereka peneliti melihat salah satunya melalui empat mata kuliah
keislaman. Jurusan PAI: Al-Qur‟an I pada semester I, Al-Qur‟an II pada
semester II, Fiqh I pada semester III dan Fiqh II pada semester IV. Jurusan
PBA: Al-Qur‟an pada semester I, Fiqh pada semester II, Ilmu Kalam pada
semester III, dan Fiqh Lughah pada semester VI. Jurusan TBI: Al-Qur‟an
dan Fiqh pada semester I, Ilmu Pendidikan Islam pada semester II, dan
Ilmu Kalam pada semester IV. Jurusan PGMI: Al-Qur‟an dan Ilmu Kalam
pada semester II, Fiqh pada semester III, dan pendidikan fiqh pada
semester V. Jurusan AS: Al-Qur‟an dan Fiqh ibadah pada semester I,
Ulumul Qur‟an pada semester III, dan Ushul Fiqh pada semester IV.
Jurusan HES: Al-Qur‟an dan Fiqh Ibadah pada semester I, Ulumul Qur‟an
pada semester III, dan Ushul Fiqh pada semester IV. Jurusan PS S1: Al-
Qur‟an dan Fiqh Ibadah pada semester I serta Ilmu Kalam dan Fiqh
muamalah pada semester III. Jurusan PS D3: Al-Qur‟an pada semester I,
Ilmu Kalam dan Fiqh Ibadah pada semester II dan Fiqh Muamalah pada
semester III.
Kemudian hasil data tersebut bisa menjadi panduan untuk bisa
melihat perubahan kompetensi keislaman masing-masing mahasiswa, yaitu
sebagai berikut:
1. Kualitas nilai cumlaude
Tabel 4.1 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang
Mendapat Nilai Komdais Cumlaude
No Inisial Jurusan
Perkembangan
Keislaman
Nilai
Komdais
Nilai Empat
Mata kuliah
1 ED PAI 4 3,44
2 MK PAI 4 3,56
3 SD PBA 4 3,63
4 MS PBA 4 3,69
5 NZ TBI 4 3,63
6 MK TBI 4 3,50
7 MF PGMI 4 4
8 MH PGMI 4 3,17
9 AK AS 4 3,94
10 NM AS 4 3,56
11 EM HES 4 4
12 MJ HES 4 4
13 JK PS S1 4 3,50
14 MA PS S1 3,75 3,19
Sumber: Nilai Komdais dan Empat Matakuliah Keislaman
Dari tabel di atas, 14 mahasiswa yang sebelumnya memiliki
nilai Komdais cumlaude mengalami perkembangan setelah mengikuti
empat mata kuliah keislaman di IAIN Salatiga. Perkembangan yang
berbeda-beda dipengaruhi dari pribadi sendiri terhadap kemauan,
motivasi dan penyampaian mata kuliah sebagai proses upaya
membekali kompetensi keislaman mereka.
2. Kualitas nilai sangat memuaskan
Tabel 4.2 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang
Mendapat Nilai Komdais Sangat memuaskan
No Inisial Jurusan
Perkembangan
Keislaman
Nilai
Komdais
Nilai Empat
Mata kuliah
1 LK PAI 3,5 3,25
2 AW PAI 3,5 3,50
3 DM PBA 3,5 3,44
4 IR PBA 3,5 3,56
5 AI TBI 3,5 3,13
6 LL TBI 3,5 3,19
7 AL PGMI 3,5 4
8 AM PGMI 3,5 2,08
9 EI AS 3,5 2,81
10 AM AS 3,5 3,63
11 WG HES 3,5 3,63
12 IS HES 3,5 2,44
13 ES PS S1 3,5 3,50
14 RN PS S1 3,5 3,25
15 DR PS D3 3 3,13
16 NP PS D3 3 3,38
Sumber: Nilai Komdais dan Empat Matakuliah Keislaman
Pada tabel di atas, perkembangan yang menarik karena
kompetensi keislaman mereka menurun setelah mengikuti perkuliahan
keislaman yaiut pada AM dari PGMI, EI dari AS dan IS dari HES.
Pengaruh dari realitas perkembangan tersebut hampir sama yaitu karena
materi keislaman yang diterimanya berbeda dengan sekolah
sebelumnya. Kemudian faktor cukup perhatian terhadap materi menjadi
alasan berikutnya dalam mempengaruhi keadaan tersebut.
Seperti pendapat AM dari PGMI, yang menjadi salah satu faktor
perkembangan keislamannya sebagai berikut:
“Ada perbedaan pengetahuan setelah di bangku kuliah. Ajaran
keislaman lebih luas diajarkan, namun masih cukup banyak
materi keislaman yang ada. Dan ajaran agama lebih berisikan
untuk membekali calon anak didik yang akan diajar setelah lulus
dari IAIN Salatiga”.
Kemudian pendapat EI dari jurusan AS, “Pengetahuan yang
murni mengajarkan pendidikan agama masih sedikit diajarkan di
jurusan AS. Karena lebih konsentrasi pada mata kuliah yang
mengajarkan tentang hukum Islam”.
Selanjutnya pendapat IS dari HES yang hampir senada dengan
EI dari As sebagai berikut: “Memuaskan ada tambahan ilmu agama
bagi saya, namun materi kuliah agama di jurusan HES masih cukup”.
Pendapat-pendapat dari mahasiswa yang mengalami
perkembangan kurang baik di atas setidaknya menyadarkan penulis
secara khususnya dan lembaga secara umumnya, bahwa IAIN Salatiga
adalah perguruan tinggi dengan label Agama Islam sebagai materi ajar
utama yang harus disampaikan dalam perkuliahan. Maka dari itu,
perhatian pada upaya untuk mempersiapkan mahasiswanya
berkompetensi keislaman yang sangat memuaskan memang terus
dikembangkan dengan memperhatian setiap kritik saran yang masuk
guna kemajuan pendidikan di IAIN Salatiga.
3. Kualitas nilai memuaskan
Tabel 4.3 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang
Mendapat Nilai Komdais Memuaskan
No Inisial Jurusan
Perkembangan
Keislaman
Nilai
Komdais
Nilai Empat
Mata kuliah
1 MS PAI 2,75 3,75
2 NI PAI 2,75 3,38
3 IA PBA 2,75 3,50
4 SI PBA 2,75 3,38
5 II TBI 2,75 3,56
6 IZ TBI 2,75 2,31
7 LS PGMI 2,75 3,50
8 KR PGMI 2,75 3,25
9 MI AS 2,75 3,25
10 RS AS 2,75 3,25
11 FZ HES 2,75 3,63
12 ZA HES 2,75 3,63
13 LE PS S1 2,75 2,75
14 IP PS S1 2,75 3,25
15 MW PS D3 2,75 3,13
16 YN PS D3 2,75 3,38
Sumber: Nilai Komdais dan Empat Matakuliah Keislaman
Dari data di atas, mayoritas mahasiswa yang menjadi subjek
penelitian sebelumnya memiliki nilai keislaman melalui Komdais
termasuk kualitas nilai memuaskan berkembang sangat memuaskan
menjadi memiliki nilai keislaman sangat memuaskan melalui proses
perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga. Sehingga upaya lembaga untuk
membentuk dan memberikan kompetensi keislaman pada mahasiswa
terlihat cukup berhasil diterima oleh 16 mahasiswa di atas, kecuali pada
IZ dari jurusan TBI.
Berikut hasil wawancara penulis yang bisa menjadi alasan
mengapa IZ memperoleh realitas keadaan kompetensi keislamannya
yang menurun: “Konsentrasi di jurusan TBI lebih pada pembelajaran
bahasa inggris. Jadi masih perlu ditambah dengan materi-materi
perkuliahan keislaman yang lain”.
Pengaruh pergaulan yang sering menjadi alasan mahasiswa
untuk menutupi kecukupan kompetensi yang dimiliki mereka ternyata
berbeda dengan yang dialami IZ. Walaupun memang hampir sama yaitu
pengaruh lingkungan yang memberikan suasana untuk berkompetisi
pada penguasaan bahasa inggris.
4. Kualitas nilai cukup
Tabel 4.4 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang
Mendapat Nilai Komdais Cukup
No Inisial Jurusan
Perkembangan
Keislaman
Nilai
Komdais
Nilai Empat
Mata kuliah
1 MN PAI 1,75 3,44
2 MR PAI 1,75 2,58
3 MZ PBA 1,75 3,31
4 MZN PBA 1,75 3
5 ST TBI 1,75 3,31
6 YS TBI 1,75 1,88
7 IK PGMI 1,75 3,25
8 FA PGMI 1,75 3,33
9 MK AS 1,75 3,75
10 FM AS 1,75 2,44
11 MZ HES 1,75 1,81
12 DS HES 1,75 3,25
13 SH PS S1 1,75 3,38
14 TS PS S1 1,75 2,88
15 RH PS D3 1,75 2,75
16 PF PS D3 1,75 3,25
Sumber: Nilai Komdais dan Empat Matakuliah Keislaman
Dari data di atas, mayoritas mahasiswa yang menjadi subjek
penelitian sebelumnya memiliki nilai keislaman melalui Komdais
termasuk kualitas nilai cukup berkembang sangat memuaskan
menyebar menjadi memiliki nilai keislaman memuaskan dan sangat
memuaskan melalui proses perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga.
B. REALITAS FAKTOR PENGARUH KOMPETENSI KEISLAMAN
MAHASISWA
Dalam sub bab ini, penulis menghadirkan beberapa data hasil
wawancara dari mahasiswa. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana
faktor-faktor alasan yang mempengaruhi kompetensi keislaman dari 52
mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Mahasiswa yang dijadikan
subjek penelitian seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah 2 mahasiswa
odarin setiap kualitas nilai masing jurusan.
Melalui wawancara, penulis mencari data real faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kompetensi keislaman pribadi mahasiswa,
yaitu sebagai berikut:
1. Pertanyaan wawancara:
a. Jenjang pendidikan yang pernah Anda tempuh? (SD-MTS-
SMA/MAN)
b. Jelaskan apakah jenjang pendidikan tersebut memberikan bekal
wawasan agama/keislaman bagi Anda?
c. Apakah Anda pernah belajar di Pondok atau mengaji di lingkungan?
d. Jelaskan apakah pertanyaan sebelumnya memberikan pengaruh pada
wawasan agama/keislaman bagi Anda?
e. Apakah ada peningkatan/tambah wawasan agama/keislaman Anda
dari sebelum menjadi mahasiswa dengan saat ini?
2. Jawaban dari mahasiswa yang termasuk dalam Kualitas nilai cumlaude.
Dari mahasiswa yang masuk pada kualitas nilai cumlaude,
masing jurusan diambil dua mahasiswa untuk penulis peroleh datanya
melalui wawancara. Penulis melakukan wawancara pada mahasiswa-
mahasiswa IAIN Salatiga angkatan tahun 2012 yang sudah memiliki
hasil nilai Komdais dan empat mata kuliah keislaman sebagai berikut:
Penulis mengadakan wawancara langsung terhadap 14
mahasiswa di atas sebagai sampel kualitas nilai cumlaude dari setiap
jurusan. Untuk lebih jelasnya berikut adalah hasil wawancara:
a. Jurusan PAI
1) ED menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-SMP-SMA
b) Banyak memberikan pengetahuan agama, karena SMP dan
SMA saya di dalam lingkungan pondok.
c) Pernah belajar di pondok.
d) Sangat banyak pengaruh menambah pengetahuan agama saya.
Karena di pondok saya mendapatkan berbagai ilmu agama.
e) Pembahasan materi kuliah berkembang, dari dulu hanya
sebatas pembahasan tentang hukum, kaidah dan ibadah yang
harus di ikuti. Setelah kuliah banyak materi yang menjelaskan
pada pemikiran keislaman dan asal usul hukum fiqh.
Hasil jawaban wawancara ED dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) ED menempuh jenjang pendidikan mulai dari MI dengan
pembelajaran mayoritas berwawasan keagamaan, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMP dan SMA dengan
pembelajaran agama diperoleh dari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI). Wawasan agama dari SMP dan SMA
diperkuat dengan menempuh pendidikan di pondok pesantren.
b) Wawasan keagaman ED yang sebelumnya sebatas dogma yang
dimiliki, berkembang setelah menerima perkuliahan keislaman
dengan materi yang luas.
2) MK menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-MTS-MAN
b) Saya mendapatkan banyak mata pelajaran keagamaan,
sehingga memberikan bekal keislaman memuaskan bagi saya.
c) Pernah mengaji di TPQ sekitar desa.
d) Pasti ada pengaruh banyak bagi wawasan keagamaan saya.
e) Saya lebih luas wawasan keislamannya setelah mendapat
pembahasan materi-materi keislaman di perguruan tinggi.
Hasil jawaban wawancara MK dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) MK menempuh jenjang pendidikan yang baik dari sisi agama
yaitu MI-MTS-MAN dengan mata pelajaran mayoritas
bertema agama. Kemudian pengetahuan agamanya diperkuat
dengan pendidikan agama di lingkungan tempat dia tinggal.
b) Perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga membawa
perkembangan pada wawasan keagaman MK.
b. Jurusan PBA
1) SD menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-SMP-MA
b) Saya mendapatkan banyak ilmu keagamaan dari materi-materi
yang saya peroleh di MA.
c) Saya pernah di pondok sambil sekolah SMP dan MA.
d) Pastinya, saya mendapat ilmu agama lebih konsen di pondok.
e) Jurusan PBA memberikan materi-materi kuliah yang
menambah wawasan keagamaan saya luas. Mengetahui yang
di pondok saya belum pernah dapat.
Hasil jawaban wawancara SD dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Latar belakang pendidikan MI dan MA yang memiliki
pembelajaran mayoritas bernuansa agama dan pendidikan di
pondok pesantren sewaktu SMP sampai MA memberi bekal
wawasan keislaman yang baik bagi SD. Karena lingkungan
pondok memberikan pembelajaran agama yang lebih intensif.
b) Bekal yang cukup dimiliki oleh SD terasa lebih berkembang
lagi saat masuk menjadi mahasiswa di IAIN Salatiga. Mata
kuliah keislaman yang diperoleh memberikan wawasan yang
lebih dewasa atau tidak semata kajian syar‟i saja.
2) MS menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-MTS-MA
b) MTS dan MA saya hidup di pondok, jadi ajaran agama
memuaskan banyak saya peroleh dari pondok.
c) Pernah di pondok pesantren.
d) Ajaran pondok pesantren dalam menambah penguasaan ilmu
agama memberikan pengaruh besar bagi saya.
e) Berbeda materi yang diajarkan di kampus memberikan
perkemabangan yang sangat memuaskan pada kompetensi
keislaman saya.
Hasil jawaban wawancara MS dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Ajaran agama dari MTS dan MA yang berada di dalam
lingkungan pondok pesantren banyak membekali setiap
santrinya dalam menguasai ilmu-ilmu agama.
b) Materi yang memiliki perbedaan positif atau lebih berkembang
dari materi yang pernah diterima di pondok pastinya
memberikan perkembangan kompetensi keislaman MS.
c. Jurusan TBI
1) NZ menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-MAN
b) Saya mulai mendapatkan ajaran agama yang bagus dari bangku
MAN, karena di MAN mayoritas mata pelajaran mengandung
keagamaan.
c) Pernah mengaji di desa.
d) Ajaran agama di TPQ dekat rumah sedikit banyak memberikan
pengetahuan keagaman bagi saya.
e) Ada, sebelum menjadi mahasiswa pengetahuan agama saya
seperti hanya sekitar Al-Qur‟an dan Fiqh. Setelah menjadi
mahasiswa mendapat beberapa mata kuliah keagamaan seperti
hadis, sejarah dan bahasa Arab.
Hasil jawaban wawancara NZ dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pendidikan SD dan SMP cukup maksimal memberikan NZ
pengetahuan agama. Namun ketika masuk di MAN yang
memiliki banyak jam dan mata pelajaran agama, pengetahuan
agama banyak yang diterimanya.
b) Kompetensi keislaman NZ terasa berkembang saat mendapat
perkulihan dengan materi agama yang lebih luas.
2) MK menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-MTS-MA
b) Sekolah saya memiliki mata pelajaran agama yang banyak
diajarkan. Sehingga wawasan agama saya yang saya dapatkan
juga memuaskan banyak.
c) Tidak pernah.
d) Pengaruh yang saya dapatkan bukan dari mengaji atau pondok
pesantren. Namun karena ajaran lingkungan keluarga saya dari
orang tua yang termasuk ustadz di desa.
e) Di IAIN Salatiga ada beberapa mata kuliah keagamaan yang
lebih luas pembahasannya. Sehingga pengetahuan saya
berkembang.
Hasil jawaban wawancara MK dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pendidikan MI-MTS-MA dengan waktu dan mata pelajaran
agama yang lebih banyak dari mata pelajaran umum
membekali MK pengetahuan agama yang luas. Kemudian
didukung pula dari lingkungan keluarga yang secara aktif
mengajarkan ilmu-ilmu agama.
b) Minat pada ajaran agama memberikan kondisi positif tersendiri
dalam menerima perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga.
Realitas itu membuat perkembangan keislaman MK lebih baik.
d. Jurusan PGMI
1) MF menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP ISLAM PLUS-MAN
b) Banyak memberikan bekal, apalagi saat di SMP Islam Plus dan
MAN banyak mata pelajaran agama yang memberikan
pengetahuan keislaman.
c) Pernah belajar di pondok.
d) Sangat berpengaruh, karena waktu di MAN saya juga belajar
di pondok jadi setiap hari banyak ilmu ajaran agama yang saya
dapat.
e) Di IAIN Salatiga ada beberapa mata kuliah keagamaan yang
lebih luas pembahasannya. Sehingga pengetahuan saya
berkembang.
Hasil jawaban wawancara MF dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) SMP Islam Plus dan MAN memiliki banyak matapelajaran
yang bertujuan memberikan bekal baik kompetensi keislaman
pada siswa khususnya MF. Selanjutnya tinggal di pondok
pesantren dengan lingkungan dan ajaran keislaman yang
intensif serta bersamaan dengan masa pendidikan di MAN,
berdampak baik bagi pengetahuan keislaman MF.
b) Perkuliahan di IAIN memberikan perkembangan banyak pada
pengetahuan keislaman MF. Karena mata kuliah keislaman
membawa materi luas daripada yang pernah diketahuinya.
2) MH menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-MTS-MAN
b) Sangat memberikan bekal dari mata pelajarannya.
c) Pernah belajar di pondok.
d) Ilmu pondok ditambah dengan belajar di MAN memberikan
banyak pengetahuan keislaman bagi saya.
e) Pastinya ada, karena dalam perkuliahan mata kuliah keislaman
yang saya dapat lebih luas.
Hasil jawaban wawancara MH dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) MI-MTS-MAN adalah sekolah yang bernuansa agama,
sehingga materi ajarnya lebih banyak yang bertema agama.
Dan pendidikan pondok pesantren sewaktu masih di MAN
membentuk MH memiliki kompetensi keislaman yang baik.
b) MH mengakui bahwa pembelajaran mata kuliah keislaman
memberikan banyak sekali perkembangan pengetahuan agama.
Pembelajaran dengan metode mandiri dan persentasi
memberikan kedewasaan pengetahuan agama baginya.
e. Jurusan AS
1) AK menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-MTS-MA
b) Sangat memberikan bekal keislaman dalam kehidupan saya,
karena saya banyak menerima ilmu keislaman dari beberapa
mata pelajarannya.
c) Pernah belajar dan mengaji di lingkungan pondok.
d) Sangat memberikan pengaruh positif pada keislaman diri saya.
e) Perbedaan kompetensi keislaman sebelum menjadi mahasiswa,
nilai religiusitas lebih tinggi atau bertambah setelah menjadi
mahasiswa. Hal ini dipengaruhi faktor pembelajaran di kampus
yang mengajarkan ilmu-ilmu agama lebih berkembang.
Hasil jawaban wawancara AK dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) MTS dan MA mengajarkan materi agama yang lebih banyak,
sehingga memberikan AK cukup pengetahuan agama. Dan
pondok pesantren membawa perkembangan positif pada
kompetensi keislaman AK.
b) Berkembang maju di pondok pesantren mendukung MI untuk
menerima baik pengetahuan keislaman melalui perkuliahan di
IAIN Slatiga. Perkembangan dirasakan juga setelah menerima
pembelajaran keislaman di kampus.
2) NM menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-MTS-MA, selama menempuh pendidikan tersebut saya
merasakan manfaat yang sangat besar dan bermanfaat sampai
bisa melanjutkan kejenjang perguruan tinggi.
b) Sangat memberikan bekal keislaman sekali, karena dasar-dasar
keislaman saya dapat ketika masih di SD, MTS dan MA.
c) Pernah karena pondok sebagai penunjang keagamaan dan
sebagai tempat riyadhoh ataupun tempat controlling diri.
d) Ya, pengaruhnya dari negatif menjadi positif, berpikir,
tindakan maupun sosial pada lingkungan.
e) Ada tentunya, tingkat kompetensi keislaman orang pasti
berbeda-beda. Menurut saya materi kompetensi keislaman
lebih luas saat di perguruan tinggi.
Hasil jawaban wawancara NM dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pendidikan di MTS dan MA dengan materi agama yang
diajarkan lebih banyak, diperkuat dengan pendidikan di
pondok pesantren membawa manfaat khususnya tentang
pengetahuan agama NM.
b) Pendidikan agama di pondok pesantren mendukung MI untuk
mudah menerima dan mengembangkan pengetahuan agama.
f. Jurusan HES
1) EM menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-MTS-MA
b) Sangat banyak bekal keislaman yang saya dapatkan dari
jenjang sekolah tersebut, namun baru ajaran dasar-dasar saja.
c) Pernah, mengaji di rumah sendiri dan di pondok.
d) Pengaruhnya sangat besar terhadap wawasan keislaman yang
ada pada diri saya. Karena saya merasa itu tidak didapatkan di
sekolah lain.
e) Ada beberapa perbedaan pada metode pembelajaran di
perguruan tinggi, namun lebih memberikan tambahan
keislaman lagi. Sehingga saya merasa memiliki pengetahuan
keislaman yang bertambah.
Hasil jawaban wawancara EM dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pendidikan MTS dan MA dimasa remaja EM membekalinya
pengetahuan keagamaan yang baik. Karena di sekolahan
tersebut, mata pelajaran lebih banyak agama daripada pelajaran
umum. Lingkungan pondok pesantren menambah EM tumbuh
menjadi pribadi berkualitas pengetahuan agama yang baik.
b) IAIN Salatiga memberikan tambahan pengetahuan agama dari
beberapa mata kuliah keislaman.
2) MJ menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD IT-MTS-SMA
b) Wawasan keislaman memuaskan saya peroleh dari SD dan
MTS. Kemudian waktu saya SMA tinggal di pondok yang
banyak menambah lagi wawasan keagamaan saya.
c) Pernah belajar di pondok waktu saya masih SMA.
d) Berpengaruh positif sekali. Apalagi saat di pondok wawasan
agama saya semakin bertambah.
e) Materi kuliah keagamaan di jurusan HES cukup banyak,
mungkin lembaga bisa lebih menambahkan lagi materi
keagamaan di HES. Padahal materi agama di IAIN
memberikan tambahan pengetahuan agama yang menarik.
Hasil jawaban wawancara MJ dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Jenjang pendidikan SD IT dan MTS memberikan pengetahuan
agama yang baik melalui mayoritas jenis mata pelajaran
agamanya. Dan tinggal di pondok pesantren memberikan
ajaran agama lebih banyak dari pendidikan formal.
b) Materi keislaman di kampus memberikan perkembangan pada
wawasan keagamaan. Namun MJ berharap materi agama
ditambah lagi untuk menambah wawasan agama mahasiswa.
g. Jurusan PS S1
1) JK menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-MTS-MA
b) Dari MTS dan MA saya mendapat mayoritas pelajaran yang
mengandung ajaran agama.
c) Pernah belajar di asrama waktu MA.
d) Pasti ada. Setiap sore sampai malam kami di asrama MA
mendapat pajaran kitab-kitab fiqh dan mengaji Al-Qur‟an.
e) Di IAIN materi agamanya lebih luas atau tidak hanya sekedar
Al-Qur‟an dan Fiqh saja.
Hasil jawaban wawancara JK dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama yang baik melalui pendidikan MTS dan
MA yang mayoritas memiliki matapelajaran agama serta
tinggal di asrama yang menjadi satu dengan sekolah MA
mendukung JK memiliki kompetensi agama yang baik.
b) JK mendapat materi luas tentang agama di IAIN Salatiga
melalui mata kuliah keislaman, sehingga memberikan
perkembangan kompetensi keislamannya.
2) MA menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMA
b) Ya, memberikan wawasan keislaman saya, karena di sekolah
saya dulu ada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
c) Pernah di Pondok QUEEN Al-Falah Kediri.
d) Tentu, karena di pondok saya banyak diberikan pengetahuan
tentang agama.
e) Cenderung menurun, karena di Jurusan PS S1 cukup
menekankan wawasan atau mata kuliah keislaman.
Hasil jawaban wawancara MA dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Jenjang pendidikan SD-SMP-SMA memberikan pengetahuan
agama melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Namun jam matapelajaran tersebut terlalu singkat dibanding
dengan pelajaran yang lain. Pengetahuan agama MA
berkembang baik dari pendidikan di pondok pesantren yang
mengajarkan banyak materi dari berbagai ajaran agama Islam.
b) MA merasa lebih cukup mendapat wawasan keislaman di
IAIN. Karena PS S1 masih kurang pada materi keislamannya.
Mahasiswa-mahasiswa dengan hasil nilai rata-rata cumlaude
mayoritas memiliki latar belakang pendidikan dari sekolah yang
memiliki jadwal mata pelajaran agama lebih dibanding dengan sekolah
formal yang hanya diperoleh dari PAI saja. Ajaran dari sekolah agama
tersebut setidaknya memberikan bekal memuaskan pengetahuan
keagamaan atau kompetensi keislaman bagi mereka. Kemudian
sebagian ada yang juga menempuh pendidikan di pondok, yang sudah
tidak diragukan lagi menjadi tempat ajaran-ajaran ilmu agama
diajarkan. Sebagian ada yang mengaji di lingkungan sekitar tempat
tinggal mereka, dasar-dasar ajaran agama pastinya diberikan juga di
tempat mengaji tersebut.
Lembaga memberikan mata kuliah yang konsentrasi pada
pengembangan keilmuan agama, menambah dan meluaskan materi
keislaman yang mereka miliki. Karena memang mata kuliah yang
mengandung keislaman di IAIN memiliki materi lebih berkembang
daripada keislaman di bangku SMP/MTS-SMA/MA.
3. Jawaban dari mahasiswa yang termasuk dalam Kualitas nilai sangat
memuaskan.
Penulis mengadakan wawancara langsung terhadap 16
mahasiswa di atas sebagai sampel kualitas nilai sangat memuaskan.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah hasil wawancara:
a. Jurusan PAI
1) LK menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-SMP-MA
b) Ada, dari mata pelajaran PAI dan beberapa pelajaran agama
lainnya.
c) Pernah mengaji di madrasah sekitar desa.
d) Ada wawasan agama yang saya peroleh dari madrasah.
e) Sebelum kuliah saya lebih mengetahui agama seperti berkisar
Al-Qur‟an dan Fiqh. Setelah di kuliah saya mengerti sampai
pemikir-pemikir Islam, perbedaan madzhab dan lainnya.
Hasil jawaban wawancara LK dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Fakta dari LK, pendidikan MI-SMP-MA memberikan bekal
kompetensi keislaman sesuai dengan kualitas matapelajaran
dan penyampaiannya di sekolahan tersebut. Madrasah yang
ada di sekitar desa juga memberikan wawasan pengetahuan
agama yang baik.
b) Perkembangan terasa baik saat mendapat perkuliahan dengan
materi-materi agama yang membentuk pengetahuan lebih luas.
2) AW menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMA
b) Ada, dari matapelajaran pendidikan agama.
c) Mengaji di madrasah sampai SMA.
d) Banyak memberikan pengetahuan agama daripada di sekolah.
e) Pastinya ada, karena materi kuliah banyak menambah
wawasan luas bidang agama.
Hasil jawaban wawancara AW dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pendidikan formal seperti di SD-SMP dan SMA memberikan
materi pembelajaran agama (PAI) yang singkat pada jam
pertemuannya. Sehingga tidak bisa menjamin siswanya untuk
mendapat wawasan agama yang seperti diharapkan. Kebutuhan
AW pada pengetahuan agama digali dari pendidikan madrasah
sampai SMA, sehingga cukup memberi pengetahuan agama.
b) Materi kuliah agama memberikan perkembangan baik pada
kompetensi keislaman.
b. Jurusan PBA
1) DM menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD IT-SMP Al-Azhar-MA
b) Tentunya pengetahuan agama diajarkan waktu saya masih di
sekolah tersebut.
c) Mondok sambil sekolah waktu MA.
d) Banyak pengetahuan agama yang saya peroleh dari mondok.
e) Luas pembahasan agama saat kuliah, jadi saya merasa ada
tambahan banyak ilmu agama di sini.
Hasil jawaban wawancara DM dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Latar belakang pendidikan SD IT-SMP Al-Azhar-MA dan
Tinggal di pondok pesantren waktu MA memberikan bekal
kompetensi keislaman yang baik bagi DM.
b) Pembahasan materi agama pada perkuliahan membawa akibat
positif perkembangan luas kompetensi keislaman DM.
2) IR menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-MTS-MA
b) Ya, banyak ajaran agama saya peroleh waktu di MTS dan MA.
c) Pernah mondok sambil sekolah waktu MTS sampai MA.
d) Pagi sampai sore di ajarkan ilmu agama di pondok, sehingga
saya merasa pasti ada wawasan agama/keislaman bagi saya.
e) Lebih menambah pengetahuan bahasa Arab saya waktu kuliah
di IAIN salatiga.
Hasil jawaban wawancara IR dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama IR banyak diperoleh dari bangku sekolah
MTS dan MA. Sementara di SD, masih dasar-dasar agama
yang didapat. Pendidikan di MTS dan MA yang mayoritas
agama didukung dengan pendidikan IR di pondok pesantren
mengajarkan ilmu agama secara intensif.
b) Kompetensi keislaman IR lebih banyak berkembang dari segi
bahasa Arab.
c. Jurusan TBI
1) AI menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-MAN
b) Lumayan memberikan pengetahuan agama bagi saya, SD-SMP
dari PAI. Kemudian MAN ada beberapa mata pelajaran agama.
c) Pernah ikut ngaji di TPQ waktu masih SD sampai SMP.
d) Ada pengaruhlah, karena di TPQ saya mendapat ajaran Al-
Qur‟an, Fiqh dan praktek ibadah.
e) Materi kuliah ternyata lebih berbeda dengan saat saya
mendapatkan pengetahuan agama. Karena saat kuliah materi
kuliah agama memberikan wawasan lebih luas.
Hasil jawaban wawancara AI dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) SD dan SMP bagi AI memberikan pengetahuan agama dari
PAI. Pengetahuan agama lebih berkembang dengan ada
banyak mata pelajaran agama ketika di MAN. Pengaruh positif
kompetensi keislaman diperoleh juga dari TPQ desa.
b) Materi luas perkuliahan agama membawa perkembangan
wawasan agama banyak pada AI.
2) LL menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD IT-MTS-MAN
b) Banyak memberikan ajaran materi keagamaan pada saya.
c) Saya mondok mulai dari MTS sampai MAN.
d) Sudah pasti di pondok saya mendapatkan ajaran-ajaran agama
yang lebih insentif. Sehingga memberikan banyak bermacam
keilmuan agama pada saya.
e) Ada beberapa materi perkuliahan yang saya rasa lebih
berkembang dan memberikan tambah wawasan keilmuan
kepada saya.
Hasil jawaban wawancara LL dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Wawasan agama LL masuk pada kualitas yang baik dengan
hasil pendidikan di SD IT-MTS-MAN yang mendidik
siswanya berkompetensi baik dalam agama.
b) Pondok pesantren memberikan bekal pengetahuan agama dari
pembelajannya yang intensif.
d. Jurusan PGMI
1) AL menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-SLTP-SMK
b) Alhamdulillah sudah menambah wawasan tentang ajaran
Islam.
c) Mengaji di lingkungan.
d) Iya. Selain mencari ilmu agama itu wajib, perkembangan
tentang dasar-dasar hukum ataupun hukum-hukum fiqh
semakin bertambah.
e) Ada, bertambahnya ilmu pengetahuan tentang keislaman dari
beberapa mata kuliah yang mengajarkan ilmu keislaman.
Hasil jawaban wawancara AL dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Bekal pengetahuan agama banyak diperoleh dari pendidikan di
MI dan madrasah di lingkungan rumah.
b) Materi kuliah keislaman dengan pembahasan yang baik,
memberikan wawasan agama yang berkembang pada AL.
2) AM menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMK
b) Memuaskan memberikan bekal keislaman dari matapelajaran
PAI.
c) Pernah mengaji di lingkungan.
d) Ada pengaruh. Karena ustadz dan ustadzah mengajarkan
beberapa ilmu keagamaan yang lumayan banyak.
e) Ada perbedaan pengetahuan setelah di bangku kuliah. Ajaran
keislaman lebih luas diajarkan, namun masih cukup banyak
materi keislaman yang ada. Dan ajaran agama lebih berisikan
untuk membekali calon anak didik yang akan diajar setelah
lulus dari IAIN Salatiga.
Hasil jawaban wawancara AM dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pendidikan formal di SD-SMP dan SMK mengajarkan ilmu
agama dari matapelajaran PAI. Kompetensi keislaman AM
ditambah dari mengaji di lingkungan.
b) Materi kuliah keislaman memberikan wawasan agama yang
berkembang pada AM. Namun harapannya materi keislaman
lebih ditambah lagi untuk membekali mahasiswa pengetahuan
agama yang luas dan tidak hanya mempersiapkan untuk
membekali calon anak didik (MI/SD) mahasiswa saat sudah
lulus dari IAIN.
e. Jurusan AS
1) EI menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-MTS-MA
b) Ya pasti, karena waktu MTS dan MA saya banyak menerima
pelajaran berwawasan keislaman.
c) Ya pernah mondok.
d) Ya, sebab saya lebih mengerti dan memahami Al-Qur‟an dan
Fiqh.
e) Pengetahuan yang murni mengajarkan pendidikan agama
masih sedikit diajarkan di jurusan AS. Karena lebih
konsentrasi pada mata kuliah yang mengajarkan tentang
hukum Islam.
Hasil jawaban wawancara EI dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Bekal pengetahuan agama banyak diperoleh dari pendidikan di
MI dan madrasah di lingkungan rumah.
b) Jurusan AS memang menyiapkan mahasiswanya untuk
menjadi mahasiswa yang ahli dalam bidang hukum Islam. Hal
tersebut menjadi sorotan EI untuk memberikan usulan bahwa
materi agama harus seimbang dengan materi hukum Islam.
2) AM menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-MTS-SMK
b) Ya lumayan memuaskan, mulai dari MI-MTS saya sudah
mendapat banyak pelajaran agama.
c) Mengaji Al-Qur‟an di rumah ustadz.
d) Cukup, karena hanya mengaji Al-Qur‟an.
e) Pasti ada, materi agama di bangku kuliah memberikan
pengetahuan agama yang lebih dewasa.
Hasil jawaban wawancara AM dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Bekal pengetahuan agama banyak diperoleh dari pendidikan di
MI-MTS. Pendidikan Al-Qur‟an di rumah ustadz dirasa AM
kurang memberikan perkembangan wawasan agama baginya.
b) Pengetahuan agama yang banyak diperoleh di MI-MTS diasah
lebih banyak saat mengikuti perkuliahan keislaman di IAIN.
f. Jurusan HES
1) WG menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-MA
b) Cukup waktu SD dan SMP. Namun memuaskan bertambah
saat masuk di MA.
c) Tidak pernah.
d) Tidak ada pengaruh.
e) Alhamdulillah saya merasa bertambah pengetahuan agama saat
mengikuti mata kuliah yang mengandung agama.
Hasil jawaban wawancara WG dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Materi agama yang ada pada SD dan SMP kurang memberikan
banyak wawasan agama. Namun ketika di MA, wawasan
agama mulai banyak diberikan dari mayoritas mata pelajaran
agamanya.
b) Perkuliahan keislaman dengan materi yang lebih luas dari
sekolah sebelumnya, baik memberikan perkembangan pada
pengetahuan keagamaan WG.
2) IS menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-MTS-MA
b) Memuaskan memberikan pengaruh bagi pengetahuan agama
saya.
c) Pernah waktu SD mengaji Al-Qur‟an di Masjid.
d) Cukup ada pengaruh bagi saya.
e) Memuaskan ada tambahan ilmu agama bagi saya, namun
materi kuliah agama di jurusan HES masih cukup.
Hasil jawaban wawancara IS dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Bekal pengetahuan agama banyak diperoleh dari MTS dan
MA. Karena hanya mengaji Al-Qur‟an, pengetahuan agama IS
hanya dari SD melalui PAI, MTS dan MA melalui beberapa
mata pelajaran agama.
b) Materi kuliah keislaman di IAIN mendukung untuk menambah
luasnya pengetahuan keagamaan bagi IS. Namun masih kalah
jumlah mata kuliahnya dengan materi hukum ekonomi.
Sehingga membawa IS tersuasana untuk lebih konsentrasi di
mata kuliah tersebut.
g. Jurusan PS S1
1) ES menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMA
b) Cukup berpengaruh, hanya pelajaran PAI dengan jam pelajaran
yang sebentar.
c) Pernah mengaji di lingkungan.
d) Ya, karena lingkungan yang sangat memuaskan membentuk
jiwa yang sangat memuaskan. Ajaran agama di lingkungan
memberikan wawasan keislaman.
e) Sedikit bertambah dalam bidang Fiqh dan Sejarah Islam.
Hasil jawaban wawancara ES dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD-SMP-SMA kurang
berpengaruh dalam memberikan wawasan agama. Namun
cukup baik wawasan agama diperoleh dari belajar agama di
madrasah desa.
b) Perhatian ES terhadap materi keislaman di IAIN membawa
perkemabangan baik pada pengetahuan agamanya.
2) RN menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMK
b) Saya rasa tidak ada pengaruh, karena pelajaran agama cukup.
c) Pernah belajar di Pondok.
d) Ya, karena saya mendapat banyak ajaran-ajaran Al-Qur‟an,
Fiqh dan bahasa Arab.
e) Ya, mata kuliah SIBA dan mata kuliah agama memberikan
wawasan agama tambahan dari sebelum saya kuliah.
Hasil jawaban wawancara RN dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diajarkan di SD-SMP-
SMK kurang memiliki jam panjang dalam pembelajarannya.
Namun RN mendapat pengetahuan agama yang baik ketika
menempuh pendidikan agama di pondok pesantren.
b) Perkuliahan SIBA dan mata kuliah keislaman memberikan
ajaran yang menambah perkembangan wawasan agama.
h. Jurusan PS D3
1) DR menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-MTS-SMA
b) Lumayan ada pengaruh saat saya sekolah di MTS.
c) Pernah mengaji di madrasah.
d) Saya diajari banyak pelajaran agama di madrasah tersebut.
e) Banyak pengetahuan yang saya peroleh dari perkuliahan mata
kuliah agama.
Hasil jawaban wawancara DR dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama saat di SD dan SMA diperoleh dari
Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan kecukup dari waktu
pembelajaran yang sedikit. Bekal pengetahuan agama mulai
diperoleh banyak dari bangku MTS dan madrasah di desa.
b) Kemajuan dalam pembendaharaan wawasan agama mulai luas
diterima saat mengikuti perkuliahan materi-materi agama.
2) NP menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-MAN
b) Banyak pengetahuan agama dari MAN.
c) Pernah belajar di pondok saat saya di MAN.
d) Banyak bekal agama saya peroleh dari mengaji di pondok.
e) Ada pengetahuan baru saya peroleh dari mata kuliah agama.
Hasil jawaban wawancara NP dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama NP lebih banyak diterima dari bangku
sekolah MAN. Kemudian wawasan agama berkembang baik di
pondok pesantren.
b) Wawasan baru dalam agama diperoleh NP saat mengikuti mata
kuliah keislaman di IAIN Salatiga, sehingga membawa
perkembangan wawasannya terhadap ilmu agama.
Materi ujian Komdais yang dihadirkan memberikan hasil
cumlaude tidak menjadi ukuran mahasiswa tersebut bisa cumlaude juga
dalam mengikuti proses perkuliahan di IAIN. Fakta tersebut diketahui
saat penulis mengadakan wawancara dengan mahasiswa yang memiliki
latar belakang pengetahuan keagamaan cumlaude, menemukan
perbedaan dalam wawasan materi keagamaan yang lebih luas di IAIN.
Sehingga mereka setelah melalui perkuliahan materi agama mendapat
hasil turun pada kualitas sangat memuaskan.
Fakta lain juga ada beberapa mahasiswa yang sebelumnya
memiliki kompetensi agama cumlaude mengaku kalau materi agama
dalam jurusan mereka masih cukup banyak. Dan materi agama yang
ada berbeda dengan yang mereka pernah peroleh dari pondok pesantren
ataupun madrasah di lingkungannya. Sehingga memang disadari oleh
penulis dan beberapa mahasiswa, bahwa perhatian lembaga terhadap
materi agama masing-masing jurusan seharusnya tidak jauh berbeda.
4. Jawaban dari mahasiswa yang termasuk dalam Kualitas nilai
memuaskan.
Penulis mengadakan wawancara langsung terhadap 16
mahasiswa di atas sebagai berikut adalah hasil wawancara:
a. Jurusan PAI
1) MS menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-SMP-SMA
b) Waktu MI pengetahuan agama yang saya peroleh bagus, waktu
SMP dan SMA pengetahuan agama hanya dari PAI.
c) Mengaji Al-Qur‟an di Masjid.
d) Cukup, karena saya hanya sebatas mengaji Al-Qur‟an.
e) Memuaskan banyak memberikan wawasan agama bagi saya,
karena banyak materi yang mayoritas keislaman.
Hasil jawaban wawancara MS dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama MS cukup banyak diterima di bangku MI,
namun setelah itu tidak ada pendidikan yang mendukung baik
untuk perkembangan kompetensi keislamannya.
b) Materi-materi keislaman pada perkuliahan di IAIN Salatiga
memberikan cukup wawasan agama yang dewasa bagi MA.
2) NI menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMK
b) Materi PAI yang saya dapat sebelum kuliah.
c) Pernah mengaji di Madrasah sekitar lingkungan.
d) Ada materi agama yang banyak saya dapat dari Madrasah.
e) Ada, karena banyak materi kuliah mengandung agama di PAI.
Hasil jawaban wawancara NI dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pendidikan SD-SMP-SMK memiliki waktu pelajaran agama
yang sedikit dibanding dengan pelajaran umum. Sehingga
hanya sedikit pengetahuan agama yang bisa didapat, tetapi
dukungan pendidikan dari mengaji di madrasah membantu
menambah wawasan agama bagi NI.
b) Perkuliahan keislaman pada IAIN memberikan perkembangan
baik bagi NI.
b. Jurusan PBA
1) IA menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-MTS-SMA
b) Ada pengaruh agama banyak di MTS.
c) Pernah mengaji di madrasah dekat dengan rumah.
d) Banyak pengaruhnya, terutama saya mulai bisa membaca kitab
kuning.
e) Banyak sekali menambah kompetensi saya, namun kelemahan
pengetahuan saya terkadang saya pusing mengikutinya.
Hasil jawaban wawancara IA dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Sekolah MTS memberikan pendidikan agama yang cukup bagi
IA. Kemudian didukung mengaji di madrasah dekat rumah
membawa perkembangan kompetensi keislaman yang baik.
b) Banyak materi keislaman, banyak juga yang didapat IA untuk
mendapat banyak wawasan agama.
2) SI menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-MTS-SMA
b) Ada pengetahuan banyak dari mata pelajaran agama di MTS.
c) Tidak pernah.
d) Tidak berpengaruh dalam pengetahuan agama saya.
e) Memuaskan memberikan wawasan agama yang menarik untuk
saya ikuti. Dan saya pribadi merasakan ada perkembangan
terhadap pengetahuan agama saya.
Hasil jawaban wawancara SI dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama SI lebih banyak didapat sewaktu belajar
agama di MTS. Selanjutnya di SMA, karena pendidikan agama
yang hanya sebentar dibanding materi yang lain, jadi kurang
memberikan pengaruh banyak pada keislaman SI.
b) Materi kuliah keislaman di IAIN Salatiga memang banyak
berkembang dari materi yang diterima SI di sekolah
sebelumnya. Sehingga cukup memberikan tambahan wawasan
agama saat mengikuti perkuliahan keislaman.
c. Jurusan TBI
1) II menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMK
b) Ya, dari matapelajaran PAI.
c) Tidak pernah
d) Cukup berpengaruh.
e) Saya merasa mendapat tambahan pengetahuan keislaman ya
dari kuliah.
Hasil jawaban wawancara II dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Bekal pengetahuan agama yang dimiliki II semata hanya dari
Pendidikan Agama Islam (PAI) sewaktu di SD-SMP-SMK.
b) Materi perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga tetap dirasakan
memberikan banyak perbedaan, yaitu menambah berbagai
pengetahuan agama.
2) IZ menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-SMP-SMK
b) Cukup berpengaruh, hanya waktu MI saja saya merasa
mendapat pengetahuan dasar-dasar agama.
c) Ikut mengaji di TPQ di desa saya.
d) Ya lumayan banyak ajaran agama yang saya dapat dari TPQ.
e) Konsentrasi di jurusan TBI lebih pada pembelajaran bahasa
inggris. Jadi masih perlu ditambah dengan materi-materi
perkuliahan keislaman yang lain.
Hasil jawaban wawancara IZ dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Waktu pembelajaran sedikit pada pendidikan agama di SMP
dan SMK memang cukup memberikan kompetensi keislaman
bagi LR. Wawasan agama yang dimilikinya diperoleh dari
pendidikan di TPQ di desa.
b) Disadari oleh LR bahwa materi kuliah keislaman di IAIN
banyak memberikan pengetahuan dan menambah kompetensi
keislamannya.
d. Jurusan PGMI
1) LS menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMK
b) Cukup, karena ilmu agama hanya melalui pelajaran PAI.
c) Pernah mengaji waktu SD-SMP.
d) Ya waktu diusia tersebut saya mendapatkan ilmu dasar-dasar
agama.
e) Ada perkembagan pengetahuan agama pada diri saya, seperti
sebab turunnya ayat Al-Qur‟an dan hadis serta pelajaran
bahasa di SIBA.
Hasil jawaban wawancara LS dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) LS memang memiliki pengetahuan agama yang baik.
Faktornya dari latar belakang pendidikan formal yang cukup
memberikan waktu banyak untuk membekali siswanya
pengetahuan agama.
b) Materi agama saat perkuliahan memberikan perkembangan
kompetensi keislaman yang baik bagi LS.
2) KR menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-MTS-SMK
b) Ya, matapelajaran agama banyak macamnya yang saya dapat
di MI dan MTS.
c) Mengaji Al-Qur‟an di Mushola.
d) Cukup memberikan pengetahuan agama.
e) Saya rasa ada tambahan wawasan agama dari saya sebelum
kuliah dengan saat ini.
Hasil jawaban wawancara KR dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pembelajaran agama banyak diajarkan di MI dan MTS yang
membuat cukup banyak pengetahuan agama yang dimiliki KR.
b) Pembahasan dan materi agama yang luas saat kuliah membawa
wawasan berkembang pada agama.
e. Jurusan AS
1) MI menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-MTS-MAN
b) Memberikan bekal bagi saya di IAIN walaupun hanya sedikit.
c) Pernah mengaji di lingkungan tempat tinggal.
d) Memberikan pengaruh, karena sedikit-sedikit saya menjadi
tahu yang halal atau haram dan sangat memuaskan atau buruk.
e) Ada, karena dulu saya banyak yang yang mengetahui dasar-
dasarnya saja sekarang saya bisa mendapat perkembangan
wawasan keislaman.
Hasil jawaban wawancara MI dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Perhatian kurang pada pendidikan agama memberikan efek
kurang baik bagi pengetahuan agama MI, walaupun
sebenarnya dia menempuh ajaran agama di MTS dan MAN
yang memiliki pelajaran agama cukup waktu banyak.
b) Pengetahuan sebelum menjadi mahasiswa masih terkesan
hafalan dan keyakinan, setelah mendapat materi agama di
kampus pengetahuan agama menjadi luas.
2) RS menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-SMP-SMK
b) Cukup memberikan wawasan keislaman.
c) Pernah mengaji di lingkungan.
d) Ya, karena mendapatkan wawasan tentang agama Islam.
e) Ada perkembangan saya rasakan karena beberapa mata kuliah
memberikan materi wawasan keislaman yang lebih mendalam.
Hasil jawaban wawancara RS dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pendidikan agama di MI-SMP-SMK serta pernah mengaji di
madrasah lingkungan desa setidaknya memberikan bekal
wawasan agama cukup.
b) Materi keislaman di kampus yang lebih mendalam dan luas
mengajarkan pengetahuan agama yang memuaskan baik.
f. Jurusan HES
1) FZ menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-MA
b) SD-SMP saya dapat pelajaran agama dari PAI, MA saya dapat
lebih banyak mata pelajaran agama.
c) Tidak pernah
d) Tidak berpengaruh.
e) Ya saya merasa ada tambahan pengetahuan agama saat saya
kuliah di IAIN Salatiga.
Hasil jawaban wawancara FZ dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) SD-SMP memberikan pengetahuan agama melalui PAI dan di
MA cukup banyak pelajaran agama yang membekali
kompetensi keislaman.
b) Materi perkuliahan keislaman dari IAIN cukup membawa
perkembangan bagi FZ terhadap pengetahuan agama.
2) ZA menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-SMP-SMA
b) Waktu MI saya mendapat banyak materi pengetahuan awal
tentang agama.
c) Pernah mengaji Al-Qur‟an di rumah tetangga.
d) Hanya mengaji Al-Qur‟an tidak membahas lain.
e) Memuaskan ada perbedaan saat saya sebelum kuliah dengan
saat ini.
Hasil jawaban wawancara ZA dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pembelajaran agama yang cukup memberikan bekal
pengetahuan agama cukup diperoleh dari MI.
b) Ada kemajuan kompetensi keislaman pada ZA setelah
mengikuti mata kuliah keislaman di IAIN Salatiga.
g. Jurusan PS S1
1) LE menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMK
b) Sekolah tersebut hanya memberikan dasar-dasar keislaman.
c) Mengaji di lingkungan.
d) Ya, karena saya mendapat ajaran Al-Quran dan kaidah Fiqh
dari ustadz.
e) Tentu saja. Karena beberapa mata kuliah agama memberikan
tambahan pengetahuan keislaman.
Hasil jawaban wawancara LE dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pembelajaran agama diajarkan di SD-SMP-SMK sebatas pada
PAI dengan jam pelajaran yang sebentar. Sehingga cukup
hanya mengajarkan dogma dasar-dasar agama.
b) Pengaruh perkembangan wawasan agama tetap dirasakan dari
mengikuti perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga.
2) IP menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a. SD-SMP-SMA
b. Cukup, karena jam mata pelajaran agama di sekolah tidak
banyak.
c. Ya mengaji di lingkungan desa.
d. Lumayan memberikan pengetahuan keislaman seperti praktek
ibadah dan Al-Qur‟an.
e. Saya merasakan ada perbedaan, karena setelah mendapat
beberapa mata kuliah agama, pengetahuan keislaman saya
menjadi bertambah banyak.
Hasil jawaban wawancara IP dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Waktu pembelajaran agama yang kurang di SD-SMP-SMA
cukup membekali dasar wawasan agama IP. Perkembangan
pengetahuan agama didukung dari kegiatan mengaji di
lingkungan desa.
b) Materi pembahasan agama yang luas di kampus cukup
menambah pengetahuan agama dan kompetensi IP.
h. Jurusan PS D3
1) RH menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-SMP-SMA
b) Ya ada bekal agama yang saya peroleh dari MI dan pelajaran
PAI di SMP dan SMA.
c) Pernah mengaji di TPQ.
d) Ada pengaruh memuaskan memberikan pendidikan agama
bagi saya.
e) Ya saya merasa pengetahuan agama saya meningkat saat
mengikuti mata kuliah agama di IAIN Salatiga.
Hasil jawaban wawancara RH dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama memuaskan banyak RH peroleh dari MI
dan pelajaran agama di TPQ.
b) Penyampaian dan materi lebih dewasa terhadap mata kuliah
agama memberikan kemajuan kompetensi keislaman RH.
2) PF menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-MTS-SMK
b) Waktu MTS dan SMK, saya mendapat banyak bekal
pengetahuan agama.
c) Pernah pondok/asrama waktu di SMK.
d) Banyak pengetahuan agama saya peroleh dari pondok.
e) Ada pengaruh tambahan pengetahuan agama saat kuliah,
namun materi agamanya masih sedikit.
Hasil jawaban wawancara PF dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama yang dimiliki PF banyak diterima waktu
sekolah di MTS dan waktu SMK tinggal di asrama dengan
model pembelajaran seperti dipondok.
b) Perkembangan kompetensi keislaman memuaskan sangat
memuaskan, namun harapannya di jurusan PS D3 ditambah
lagi materi perkuliahan dengan ajaran agama.
Lembaga memberikan nilai bagus bagi bekal pengetahuan
agama pada mahasiswa, bisa dilihat dari hasil wawancara di atas.
Mayoritas mahasiswa yang sebelumnya sadar kalau mereka masih
cukup memuaskan memiliki pengetahuan agama, merasa mendapatkan
wawasan baru atau pengetahuan agama dari masing-masing materi
kuliah keagamaan. Latar belakang pendidikan yang mayoritas menjadi
alasan mereka cukup memiliki pengetahuan agama bisa berangsur
memudar seiring kemauan mereka untuk mengikuti dengan sangat
memuaskan proses perkuliahan materi keislaman.
5. Jawaban dari mahasiswa yang termasuk dalam Kualitas nilai cukup.
Penulis mengadakan wawancara langsung terhadap 16
mahasiswa di atas sebagai subjek penelitian kualitas nilai cukup. Untuk
lebih jelasnya berikut adalah hasil wawancara:
a. Jurusan PAI
1) MN menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMK
b) Cukup memberikan bekal wawasan keislaman, karena
pelajaran PAI cuma sebentar.
c) Pernah waktu masih SD mengaji di Madrasah.
d) Cukup, karena saat itu saya masih cukup konsentrasi.
e) Ya lumayan bertambah wawasan agama saya.
Hasil jawaban wawancara MN dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Waktu pembelajaran agama yang cukup menjadi alasan bagi
MN yang cukup mengetahui banyak tentang ilmu-ilmu agama.
b) Minat yang kurang dan latar belakang keluarga yang kurang
mendukung MN untuk mendapat wawasan agama membuat
materi keislaman yang disampaikan di IAIN tidak sepenuhnya
bisa masuk pada MN.
2) MR menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-SMP-MA
b) Bekal agama saya rasa memuaskan.
c) Pernah tinggal di pondok.
d) Pengetahuan agama yang diberikan di pondok menambah
kompetensi keislaman saya.
e) Pasti ada pengetahuan agama saya yang bertambah dari
mengikuti materi kuliah keislaman di IAIN Salatiga.
Hasil jawaban wawancara MR dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Bekal kompetensi keislaman MR sebenarnya cukup diterima
dari MI dan MA serta pernah tinggal di pondok. Namun
pergaulan dengan teman yang salah membuat MR menjadi
terbawa pengaruh negatif dari pergaulan.
b) Perkembangan pengetahuan agama tetap ada pada MR
walaupun cuma sebatas beberapa materi.
b. Jurusan PBA
1) MZ
a) SD-SMP-MA
b) Bekal agama lebih banyak diterima dari beberapa mata
pelajaran di MA.
c) Tidak pernah.
d) Tidak ada pengaruh.
e) Pembahasan perkuliahan dengan materi agama memuaskan
memberikan wawasan banyak. Lebih luas dan mengajarkan
untuk mencari referensi sendiri membuat saya lebih mengerti
materi agama secara mendalam.
Hasil jawaban wawancara MZ dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama cukup baik saat MZ belajar di MA.
b) Materi agama yang menuntut mahasiswa untuk lebih mandiri
dalam mencari referensi memberikan kompetensi baik dalam
memahami materi agama disampaikan dalam perkuliahan.
2) MZN
a) MI-SMP-MA
b) Ya ada pengaruh keislaman dari ajaran agama yang
disampaikan di sekolah terutama di MA.
c) Pernah tinggal di pondok pesantren.
d) Pengaruh sangat memuaskan dalam membekali pengetahuan
agama bagi saya. Namun karena saya tinggal di pondok bukan
karena kemauan saya, sehingga dari kemauan saya mengikuti
pelajaran masih cukup.
e) Perkembangan sangat memuaskan pada kompetensi keislaman
ikut saya rasakan karena pembelajaran di jurusan PBA sedikit
memberikan motifasi bagi saya untuk memperdalam
penguasaan ilmu agama.
Hasil jawaban wawancara MZN dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama MZN banyak diperoleh dari bangku
sekolah MA. Karena sekolah tersebut memiliki pembelajaran
agama yang lebih banyak dari pembelajaran umum.
b) Kompetensi keislaman MZN lebih banyak berkembang dari
segi bahasa Arab. Didukung kesadaran MZN tentang
pendidikan agama yang bisa berguna untuk masa depannya.
c. Jurusan TBI
1) ST menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-SMP-SMK
b) Ya lumayan mengetahui pelajaran-pelajaran agama dari MI.
c) Tidak pernah.
d) Tidak berpengaruh.
e) Ya ada peningkatan, selum kuliah wawasan agama saya cuma
sekitar membaca Al-Qur‟an. Setelah kuliah saya mendapatkan
materi-materi kuliah yang menambah wawasan agama saya.
Hasil jawaban wawancara ST dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama lebih banyak diterima ST sewaktu di MI,
setelah di SMP dan SMK pengetahuan agama hanya dari PAI.
b) Pengamalan agama dan pengetahuan agama lebih luas yang
sebelumnya hanya bisa mengetahui hukum-hukum agama saja.
2) YS menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMA
b) Ya, pelajaran PAI memberikan bekal agama.
c) Tidak pernah.
d) Tidak ada.
e) Lumayan ada peningkatan pengetahuan keislaman saya
sebelum kuliah dengan saat ini.
Hasil jawaban wawancara YS dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama yang menjadi bekal kompetensi keislaman
YS berasal dari pembelajaran PAI saja di SD-SMP-SMA.
b) Walaupun hanya beberapa materi kuliah keislaman di TBI,
setidaknya ada perkembangan yang dirasakan oleh YS pada
pengetahuan agama.
d. Jurusan PGMI
1) IK menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) MI-SMP-SMA
b) Cukup memperhatikan pelajaran agama waktu saya masih
sekolah.
c) Tidak pernah.
d) Tidak berpengaruh.
e) Ya ada tambahan pengetahuan agama pasti, dari sebelum
kuliah dengan saat ini.
Hasil jawaban wawancara IK dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Kompetensi keislaman yang cukup dari IK, ternyata dilatar
belakangi dari minat yang cukup terhadap pendidikan agama.
b) Perkembangan agama pada IK masih kurang untuk bisa
menggambarkan materi yang selama ini diterimanya di IAIN.
2) FA menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMA
b) Ada, pelajaran PAI.
c) Pernah mengaji waktu SD-SMP di TPQ dekat dengan rumah.
d) Ya menambah pengetahuan agama, khususnya dasar agama.
e) Banyak pengetahuan agama waktu kuliah yang saya peroleh
sampai sekarang.
Hasil jawaban wawancara FA dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Suasana lingkungan dan pembelajaran agama yang diperoleh
FA sebenarnya memuaskan membekali wawasan agama bagi
FA. Namun pergaulan dan jiwa yang masih ingin bergaul
bebas membuat FA tidak mengembangkan wawasan
agamanya.
b) Pengetahuan agama yang diperoleh di IAIN sebenarnya
memberikan perkembangan wawasan, tetapi minat untuk
mengikuti dan mempelajari materi agama kurang membuat
kompetensi keislaman FA kurang berkembang baik.
e. Jurusan AS
1) MK menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMA
b) Belajar agama dari pelajaran PAI.
c) Tidak pernah.
d) Tidak ada pengaruh dengan agama saya.
e) Kompetensi agama saya rasa memuaskan bertambah saat
mengikuti mata kuliah agama di Kampus.
Hasil jawaban wawancara MK dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama di SD-SMP-SMA disampaikan melalui
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), namun jam
mata pelajaran tersebut terlalu singkat dibanding pelajaran lain.
b) Kemajuan kompetensi keislaman pada MK masih kurang,
karena kurang dapat motivasi dalam mengikuti mata kuliah
keislaman di IAIN Salatiga.
2) FM menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMK
f) Memuaskan memberikan bekal keislaman dari matapelajaran
PAI.
b) Tidak pernah.
c) Tidak ada pengaruh terhadap keislaman saya.
d) Kalau dari segi agama, perkembangan pengetahuan saya di
IAIN saya rasa cukup. Karena mata kuliah agama di AS masih
cukup dan lebih banyak perkuliahan hukum Islam.
Hasil jawaban wawancara FM dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Bekal kompetensi agama cukup diterima FM dari sekolah
melalui Pendidikan Agama Islam (PAI).
b) FM masih merasa kurang menerima materi agama di jurusan
AS. Karena anggapannya, perkuliahan di AS lebih
mengutamakan pembelajaran hukum Islam.
f. Jurusan HES
1) MZ menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMK
b) Cukup bagi saya, karena memang saya sendiri cukup tertarik
mengikuti pelajaran PAI.
c) Belum pernah.
d) Tidak ada pengaruh.
e) Wawasan agama saya sebelum dengan saat ini pasti ada
peningkatan, karena saya juga tidak mau nilai jelek sehingga
saya belajar mata kuliah agama.
Hasil jawaban wawancara MZ dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Bekal pengetahuan agama yang dimiliki diperoleh dari
Pendidikan Agama Islam (PAI) sewaktu di SD-SMP-SMK.
b) Materi perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga memberikan
banyak pengetahuan, namun MZ hanya termotivasi dari
mencari nilai saja.
2) DS menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-SMA
b) Hanya PAI yang saya peroleh saat itu.
c) Pernah mengaji Al-Qur‟an setiap sore di Masjid.
d) Ya pengaruhnya saya mulai lancar membaca Al-Qur‟an.
e) Tambahan wawasan agama saya rasakan juga memuaskan,
karena HES juga tidak banyak mata kuliah agama.
Hasil jawaban wawancara DS dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pelajaran PAI yang memiliki waktu pembelajaran sedikit, tidak
cukup banyak memberikan bekal pengetahuan agama bagi DS.
b) Perkembangan agama waktu kuliah hanya sedikit, karena
materi kuliah di HES juga tidak banyak.
g. Jurusan PS S1
1) SH
a) SD-SMP-SMK
b) Pengetahuan agama saya peroleh dari Pendidikan Agama
Islam (PAI).
c) Tidak pernah.
d) Tidak memiliki pengaruh keislaman bagi saya.
e) Saya merasakan ada tambahan wawasan agama yang
sememuaskannya di IAIN Salatiga.
Hasil jawaban wawancara SH dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama SH hanya diperoleh dari mata pelajaran
PAI dengan waktu pembelajaran yang cukup maksimal.
b) Minat cukup terhadap materi agama memberikan dampak bagi
SH cukup memiliki kompetensi keislaman sangat memuaskan.
2) TS
a) SD-SMP-SMA
b) Cukup, karena PAI di sekolahan dulu cuma memiliki waktu
sebentar dalam seminggu.
c) Tidak pernah.
d) Tidak ada pengaruh pada keislaman saya.
e) Kesibukan saya dengan perhatian terhadap kondisi lingkungan
keluarga membuat saya cukup begitu konsentrasi terhadap
semua mata kuliah di IAIN Salatiga.
Hasil jawaban wawancara TS dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama yang dimiliki TS sekedar diperoleh dari
Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah sebelumnya.
b) Keadaan ekonomi keluarga TS memberikan perhatian yang
bercabang antara keluarga dengan materi perkuliahan.
Sehingga kompetensi TS cukup maksimal.
h. Jurusan PS D3
1) RH
a) SD-SMP-SMA
b) Cukup, karena pendidikan agama disampaikan hanya dengan
waktu yang cukup banyak dan relatif sebentar.
c) Tidak pernah.
d) Tidak ada pengaruh terhadap pengetahuan agama saya.
e) Cukup ada perkembangan pada kompetensi agama saya.
Karena saya sadar cukup mempunya minat sangat memuaskan
pada materi agama.
Hasil jawaban wawancara RH dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Karena faktor cukup mendapatkan materi agama yang
memuaskan menjadi alasan RH memiliki kompetensi
keislaman yang cukup.
b) Minat pada materi adalah salah satu komponen utama untuk
seseorang menguasai dengan sangat memuaskan materi yang
disampaikan. Karena RH tidak memiliki komponen tersebut,
menjadi alasan RH cukup memiliki kompetensi keislaman
yang sangat memuaskan.
2) PF
a) SD-SMP-SMA
b) Wawasan agama yang saya peroleh dari Pendidikan Agama
Islam (PAI).
c) Tidak pernah.
d) Tidak memberikan pengaruh bagi agama saya.
e) Kurang, karena perhatian saya terhadap materi yang
mengandung agama cukup.
Hasil jawaban wawancara PF dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Wawasan agama yang dimiliki PF berasal dari Pendidikan
Agama Islam di sekolah sebelumnya.
b) Perhatian dan minat memberikan dampak cukup sangat
memuaskan bagi penguasaan materi yang seharusnya PF
kuasai. Sehingga pengetahuannya cukup berkembang dari
faktor tersebut.
IAIN salatiga bisa merasakan keberhasilan mendidik mahasiswa
bermacam-macam tingkat pengetahuan agama. Namun tidak bisa puas
begitu saja, karena masih ada pekerjaan rumah dimana ditemukan dari
hasil wawancara penulis beberapa mahasiswa yang tetap memiliki nilai
rata-rata pengetahuan agama yang cukup. Walaupun dari sisi pribadi
mahasiswanya mayoritas mereka termasuk kategori cukup tertarik
untuk mengikuti materi ajaran pengetahuan agama.
Menurut Azyumadri Azra mahasiswa yang muslim yang
mengamalkan ajaran islam seadanya serta cenderung tradisional dan
kovensional. Sebagian mereka bahkan tidak begitu concern terhadap
agama. Mereka yang peduli pun, seperti yang dapat disaksikan,
hanyalah melaksanakan ajaran agama seadanya sebagaimana mereka
terima dari orang tua dan lingkungan mereka. Mereka memang
mengamalkan ritual-ritual yang pokok seperti shalat dan puasa, tapi
tidak semangat terhadap agama. Ironinya, mereka inilah yang terbanyak
di kampus pada umumnya.129
Berbeda orang memang berbeda pula minat, kemauan serta
semangat, hal itu yang sampai saat ini bisa menjadi latar belakang
bermacamnya komitmen individu. Begitu halnya dengan komitmen
masing-masing mahasiswa dalam upayanya memperoleh penguasaan
keislaman. Dari nilai yang ada di atas, sedikit banyak bisa dilihat ada
beberapa mahasiswa yang memang dari awal semester sampai
semester-semester berikutnya tidak ada perubahan sangat memuaskan
yang signifikan.
Mahasiswa dengan kompetensi keislaman cukup adalah
kelompok yang memiliki dan menjalankan ajaran agama sebagaimana
mereka terima dari orang tua dan lingkungannya. Contoh pertanyaan
diajukan terhadap mahasiswa sebagai subjek dalam penelitian seperti:
mengapa mereka shalat, zakat, puasa. Biasanya jawaban yang terlontar
adalah karena itu anjuran seorang muslim. Jika pertanyaan lebih
dikembangkan, misalnya bertanya tentang dalil diwajibkannya shalat,
zakat, dan puasa, mereka tidak bisa menjawab. Paling jawabannya, „ya
pokoknya islam mengajarkan saya melakukan itu, saya tidak tahu
dalilnya‟. Selanjutnya pertanyaan semisal, „kenapa kamu sebelum
129 Munawar Rahmat, Corak Berpikir Keagamaan Mahasiswa, Bandung, (Jurnal
Pendidikan Agama Islam-Ta‟lim Vol.10 No.1), 2012, hlm. 13
shalat mengucapkan usholli? apa dalilnya?‟ mungkin mereka akan
menjawab, „ya ini yang diajarkan orang tua dan guru-guru ku.‟130
Dari keterangan yang didapat dari 52 mahasiswa subjek
penelitian, lingkungan tumbuh dari dini memberikan pengaruh besar
dalam membekali keislaman mereka. Tidak memuaskan dari suasana
keislaman dari lingkungan keluarga, namun tidak bisa dipungkiri
lingkungan keluarga menjadi awal pondasi besar keislaman harus
ditanamkan. Pendidikan bersinergi yang mendukung program penguat
keislaman anak didik lebih memberikan peran tambahan yang besar
dalam hal membangun pondasi keislaman. Kemudian teman sebaya dan
lingkungan masysarkat membawa pengaruh bagi kekuatan pondasi
keislaman masing individu.
Data yang diperoleh oleh peneliti dari mahasiswa angkatan
tahun 2012 yang memiliki kompetensi keislaman cukup setelah
mengikuti proses perkuliahan mata kuliah keislaman. Mayoritas mereka
mempunyai latar belakang sama yaitu pendidikan yang kurang memiliki
waktu pembelajaran agama. Lingkungan sekitar mereka juga tidak
memberikan suasana untuk usia remaja mereka menempuh pendidikan
agama di madrasah. Realitas tersebut tetap melahirkan harapan pada
umumnya untuk masa depannya tidak ada ditemukan lagi mahasiswa
IAIN Salatiga setelah mendapat beberapa mata kuliah keislaman masih
memiliki kualitas keislaman cukup.
130 Pertanyaan pada beberapa mahasiswa yang coba diangkat peneliti sebagai data
pendukung, 08-06-2015.
C. HARAPAN MAHASISWA TERHADAP IAIN SALATIGA
TENTANG KOMPETENSI KEISLAMAN MAHASISWA
Berbeda mahasiswa berbeda pula kompetensi masing-masing yang
dimiliki. Namun terlepas dari itu, pasti ada harapan positif bagi mereka
dan apapun yang berhubungan dengan mereka sekarang atau kedepannya.
Seperti hasil wawancara penulis, terselip perbincangan tentang harapan
dari 52 mahasiswa sebagai berikut:
1. Menekankan aspek aplikasi keislaman dalam perkuliahan, dan
memperbanyak kegiatan keislaman di Kampus. Seperti pengajian,
diskusi, budaya shalat dhuha, shodaqoh dan lainnya.
2. Lebih ditingkatkan lagi nilai-nilai keislaman di Kampus. Terlebih IAIN
Salatiga notabene nya adalah sebagai lembaga pendidikan Islam. Jadi
khazanah dan kultur budaya Islamnya juga harus ditingkatkan.
3. Diadakan kelas khusus membina tingkat pemahaman ilmu keislaman.
4. Mengadakan kelas khusus bagi mahasiswa yang belum bisa
mengaji/masih mengeja.
5. Mata kuliah keislaman dan UKM yang mendukung sudah sangat bagus.
Tapi alangkah sangat memuaskannya mengingat kampus IAIN Salatiga
terbagi menjadi beberapa kampus. Untuk kegiatan-kegiatan keislaman
dan kajian-kajian tidak hanya terpusat di Kampus 1 saja. Sehingga
lembaga bisa menciptakan akses yang mudah bagi mahasiswa tanpa
harus bolak-balik ke Kampus 1.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan jelas penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Realitas bekal kompetensi keislaman beragam pada 62 mahasiswa
angkatan Tahun 2012 awal masuk di IAIN Salatiga. Mereka yang
memiliki perkembangan baik setelah mengikuti perkuliahan di IAIN
Salatiga tidak semua dilatar belakangi dengan profil wawasan agama
yang baik sebelumnya. Berikut latar belakang bekal keislaman
mahasiswa saat awal menjadi mahasiswa dilihat dari hasil Komdais :
a. Fakta lapangan sebanyak 14 mahasiswa yang memiliki kualitas nilai
Komdais cumlaude, mayoritas memiliki latar belakang pendidikan
yang linear sekolah agama seperti MI, MTS, MAN. Kemudian
pengetahuan agamanya didukung dari pendidikan agama secara
intensif di madrasah diniyah desa atau pondok pesantren.
b. Sebanyak 16 mahasiswa yang memiliki kualitas nilai Komdais
sangat memuaskan, memiliki beberapa kesamaan faktor latar
belakang profil wawasan agama dengan mahasiswa kualitas nilai
komdais cumlaude. Namun karena faktor internal dai setiap
individunya seperti bakat dan minat mereka, memberikan perbedaan
perkembangan kompetensi keislamannya.
c. Sebanyak 16 mahasiswa yang memiliki kualitas nilai Komdais
memuaskan, kompetensi keislaman mereka banyak dipengaruhi
karena faktor ekternal yaitu dari pendidikan. Kurangnya ajaran ilmu
agama yang didapatkan di sekolahan sebelumnya membentuk
mereka menjadi pribadi dengan kompetensi keislaman memuaskan.
d. Sebanyak 16 mahasiswa yang memiliki kualitas nilai Komdais
cukup, mayoritas kualitas nilai keislaman mereka dipengaruhi dari
faktor internal yaitu bakat dan minat kurang terhadap ajaran agama.
Konsentrasi untuk mengasah pada keilmuan selain agama
menjadikan mereka kurang termotivasi untuk menguasai
pengetahuan agama.
2. Setelah mengetahui profil keislaman mahasiswa melalui hasil ujian
Komdais, kemudian perkembangan kompetensi keislaman mahsiswa
dilihat melalui nilai dari empat mata kuliah keislaman masing-masing
jurusan. Berikut adalah hasil dari analisis data kompetensi keislaman
mahasiswa IAIN Salatiga Angkatan Tahun 2012:
a. 14 mahasiswa yang sebelumnya memiliki nilai Komdais cumlaude
mengalami perkembangan setelah mengikuti empat mata kuliah
keislaman di IAIN Salatiga. Kompetensi keislaman yang diperoleh
pada pendidikan sebelumnya memberikan pengetahuan luas pada
ilmu agama mereka, sehingga lebih mudah menerima materi-materi
perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga.
b. Dari 16 mahasiswa yang sebelumnya memiliki kompetensi
keislaman yang sangat memuskan dilihat dari hasil ujian Komdais,
terdapat 3 mahasiswa yang mengalami penurunan perkembangan
kompetensi keislaman. Bagi mahasiswa yang mengalami
perkembangan kompetensi positif, faktor yang besar mempengaruhi
adalah profil kompetensi pengetahuan agama yang luas didapat
sebelumnya. Kemudian bagi mahasiswa yang mengalami
perkembangan menurun dikarenakan faktor konsentrasi pada ajaran
agama berkurang disebabkan mereka masuk pada jurusan yang lebih
mempersiapkan mahasiswanya pada kompetensi sesuai jurusan.
c. Perkembangan dari kompetensi keislaman 16 mahasiswa yang
memiliki kualitas keislaman memuaskan dilihat dari Komdais cukup
baik. Karena hanya satu mahasiswa yang mengalami perkembangan
menurun dengan alasan yang diketahui bahwa konsentrasi
perkuliahan yang diterimanya lebih pada penguasaan bahasa asing.
d. 16 mahasiswa yang sebelumnya memiliki nilai keislaman melalui
Komdais termasuk kualitas nilai cukup, berkembang baik menyebar
menjadi memiliki nilai keislaman sangat memuaskan dan
memuaskan melalui proses perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga.
Karena minat dan ketekunan yang mereka lakukan dalam mengikuti
materi perkuliahan keislaman, perkembangan positif meningkat pada
kompetensi keislaman mereka.
B. Saran
Upaya pengembangan kompetensi keislaman mahasiswa di IAIN Salatiga
sebagai Perguruan Tinggi berasas Islam perlu dilakukan secara sistematis
dan terencana dengan baik. Karena IAIN mempunyai peran sangat penting
dalam memotivasi dan menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk
selalu meningkatkan kualitas keislaman mereka. Dan secara umum mampu
meningkatkan IAIN Salatiga sebagai Perguruan Tinggi yang terdepan
dalam mencetak kader-kader masyarakat berkompetensi keislaman baik.
Selanjutnya, harapan penulis semoga penelitian ini bisa menjadi
awal timbulnya penelitian kembali yang bisa memberikan kritik saran pada
IAIN Salatiga dalam upayanya memperbaiki setiap elemen pembelajaran
demi mencetak kader yang bermutu baik. Dan semoga tulisan ini menjadi
jalan untuk hadirnya penelitian-penelitian lain yang berhubungan dengan
kompetensi keislaman mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. ESQ. Jakarta: Arga, 2001.
Al-Munawwar, Said Agil Husin. Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem
Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press, 2003.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Asmani, Jamal Ma‟ruf. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional.
Jogjakarta: Power Books (IHDINA), 2009.
Bloom, Benjamin Samuel. Taxonomy of Educational Objective: Handbook 7.
New York: Cognative Domain, 2003.
Davis, Gordon B, Kerangka Dasar Sistem informasi Manajemen, Jakarta: PT.
Pustaka Binaman Pressindo, 1988.
Dalyono M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997.
Fogg, Milton J. The Greatest Networker in the Workd, New York: The Three
Rivers Press, 2004, 90.
Ginanjar, Agustian, ESQ, Jakarta: Arga. 2001.
Hakam A, Nur H, M. Risman. “Potret Keislaman Mahasiswa Universitas Al-
Azhar Indonesia”. Jurnal Al-Azhar, Volume 1, Nomor 3 [2012]: 168
HD, Kaelany, Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan, Jakarta: Bumi Aksara,
2000.
IAIN Salatiga. Landasan Legal alih Status IAIN Salatiga. Salatiga, 2015.
Jamali. Kaum Santri dan Tantangan Kontemporer, dalam Pesantren Masa Depan.
ed. Marzuki Wahid, et.al, Bandung: Pustaka Hidayah, 1999.
Kunandar. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007.
Lewis Philip V. Organizational Communication: The Essence of Management,
dalam Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan.
Jakarta: Grasindo, 2002.
Margono S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Maryatin. Problematika Masyarakat Modern dan Perlunya Akhlak Tasawuf.
Melalui http://atin.staff.iainsalatiga.ac.id/Problematika-Masyarakat-
Modern-dan-Perlunya-Akhlak-Tasawuf.html, [03/07/2015].
Milles Matthew B, A. M. Huberman. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan:
Roehendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992.
Mish, Frederick C. Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary. Springfield, MA:
Merriam Webster, Inc. 2003.
Moloeng, Lexy J. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Bandung: Pustaka Pelajar,
2007.
Morgan, Cliford T. Teori Psikologi Management, New York: Prentice Hall, 1986.
Mulyasa E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya,
2004.
Munawar, Rahmat, Corak Berpikir Keagamaan Mahasiswa, Bandung, (Jurnal
Pendidikan Agama Islam-Ta‟lim Vol.10 No.1), 2012.
Muslich, Masnur. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual:
Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara, 2007.
Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1998.
Palan, Rolen, Competence Management-A Practicionser’s Guide (Competency
Management, teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis
Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi), Terjemahan:
Octa Melia Jalal, Jakarta: PPM, 2007.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Poerwadarminta, W. J. S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 1999.
Powel, William D. Linguist Version 1.0. PT. Atlantis Programma Prima, 1997.
Ramayulis. Hakikat Peserta Didik dalam Pendidikan Islam. Batusangkar: STAIN
Batusangkar Press, 2007.
Rifai, Zainul Hasan. Filsafat Ilmu Pendidikan Tinggi Islam. dalam Munir
Mulkhan (ed.). Studi Islam dalam Percakapan Epistemologis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.
Roestiyah N.K. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara, Cet ke 3,
1989.
Saerozi, Muhammad. Pemahaman Mahasiswa terhadap Bacaan Salat dan
Artinya. Salatiga: Penelitian STAIN Salatiga, 2014.
Samani, Muchlas. “Manajemen Berbasis Sekolah: Manajemen Pendidikan untuk
Memberdayakan Sekolah”. Jurnal Pendidikan: Media Pendidikan dan
Ilmu Pengetahuan, Volume 24, Nomor 7, 2001, .
Siswanto., “PTAI sebagai Basis Perkembangan Moral”, Tadris jurnal Pendidikan
Islam, Volume 2, Nomor 1 (2007): 55-70.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2011/2012.
, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, Salatiga: STAIN Salatiga
Press, 2012/2013.
, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, Salatiga: STAIN Salatiga
Press, 2013/2014.
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, Salatiga: STAIN Salatiga
Press, 2014/2015.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 1997.
Sudjana Nana, Ibrahim, Penelitian dan Panduan Pendidikan, Bandung: Sinar
Baru, 1989.
Sugiyanto, dkk. “Penentuan Kompetensi Mahasiswa Berdasarkan Prestasi
Akademik, Sertifikat Kompetensi, Minat, dan Kegiatan Pendukung”.
Jurnal Teknlogi Informasi, Volume 5, Nomor 2, 2009, 766-774.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA, 2012.
Sukandarrumidi. Metode Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada Universiy Press,
2004.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosydakarya, 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosydakarya, 2011.
Suri, A. Sumantri. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar
Harapan, 1990.
Susana, Tjipto. PR dan Pelajaran Sulit Bisa Menyenangkan. Yogyakarta:
Kanisius, 2006.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1997.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Umiarso, Haris FM. Pendidikan Islam Dan Krisis Moralisme Masyarakat
Modern. Yogyakarta: IRCISOP, 2010.
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukuran Analisis di Bidang Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Usman, Moch. Uzer. “Menjadi Guru Profesional”. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005, Cet ke 17.
Utomo, Pramudi. Memantapkan Pembinaan Keislaman Mahasiswa Melalui
Peran Sivitas Akademika. Yogyakarta: disampaikan pada acara
Workshop Pengembangan PAI UNY, 30/11/2008.
V. M, Catano. Competencies: A Review of the Literature and Bibiliography. 1998,
Melalui http://imrantululi71.blogspot.co.id/2014/08, [05/09/2015]: 21:33.
Vendien, C. Lynn, Phycial Education Teacher Education, Newyork: Chichester
Brisbone Toronto Singapura, 1985.
http://artikata.com/arti-365994-keislaman.html. [06/09/2015]
http://iainsalatiga.ac.id/about/visi-dan-misi.html, [30/07/2015]
http://www.bimbingan.org/pengertian-pendekatan-deskriptif-analitis.html, [04/06
/2015.
Lampiran 1-8 adalah lampiran pendukung bab II yang menyajikan data
tentang nilai Komdais tulis dan lisan dengan keterangan sebagai berikut:
N1 : Nilai Pengetahuan Keislaman
N2 : Nilai Ilmu Tajwid
N3 : Nilai Menulis Arab
N4 : Nilai Terjemah Bacaan Shalat dan Ayat-ayat Al-Qur‟an
N5 : Nilai Bacaan Al-Qur‟an
N6 : Nilai Bacaan Shalat Wajib
N7 : Nilai Praktik Shalat Jenazah
Lampiran 1 Nilai Komdais Pendidikan Agama Islam (PAI)
No NAMA
Nilai Tertulis Nilai Lesan
NT N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7
1 TR 74 44 32 27 95 100 100 67.43
2 AW 84 58 98 55 95 74 100 80.57
3 TRH 62 28 30 14 75 60 70 48.43
4 HLM 60 24 17 0 30 37 47 30.71
5 KI 80 40 33 45 80 65 87 61.43
6 MMR 74 48 88 45 10
0
93 100 78.29
7 PRA 52 48 45 5 10
0
100 100 64.29
8 MTH 76 64 96 22 10
0
100 98 79.43
9 NAC 62 36 25 0 10
0
92 80 56.43
10 AY 64 40 65 0 10
0
90 90 64.14
11 NF 80 80 75 25 10
0
97 90 78.14
12 NM 68 40 11 36 10
0
75 100 61.43
13 MA 44 28 20 5 90 90 95 53.14
14 JT 62 68 65 21 95 90 100 71.57
15 DSI 78 84 91 89 95 90 90 88.14
16 ARR 72 52 78 55 90 90 100 76.71
17 BS 66 60 20 5 95 90 90 60.86
18 PNU 68 48 35 4 66 66 71 51.14
19 KT 48 44 5 15 60 69 60 43.00
20 AS 60 52 5 44 65 58 78 51.71
21 SI 72 68 65 83 60 72 86 72.29
22 MSW 76 40 55 89 79 84 66 69.86
23 MF 78 52 10 33 78 71 76 56.86
24 SKN 62 24 80 2 85 95 94 63.14
25 MMR 52 48 35 20 85 83 92 59.29
26 HMH 64 48 35 41 68 70 75 57.29
27 AM 76 52 50 42 65 75 80 62.86
28 FTY 62 48 35 38 65 79 86 59.00
29 SR 76 44 68 10 65 75 85 60.43
30 KKH 68 68 25 31 56 67 69 54.86
31 OEN 76 60 80 83 85 98 94 82.29
32 SI 80 56 88 72 85 90 92 80.43
33 MK 52 40 40 4 58 62 74 47.14
34 WNF 80 48 87 53 90 93 100 78.71
35 AZM 74 68 91 30 80 78 100 74.43
36 FM 62 62 6 3 90 100 100 60.43
37 SHS 58 44 16 50 79 75 85 58.14
38 IA 84 48 88 64 90 93 100 81.00
39 TKH 62 72 71 8 80 95 95 69.00
40 FRF 66 40 20 46 76 76 76 57.14
41 YS 58 28 6 0 75 75 75 45.29
42 UL 78 48 63 30 80 86 85 67.14
43 ABK 68 40 20 13 80 88 90 57.00
44 MA 66 32 50 38 85 80 95 63.71
45 KU 64 48 55 17 80 95 95 64.86
46 EF 58 56 68 10 75 76 85 61.14
47 AN 50 36 50 14 90 93 91 60.57
48 NH 90 56 78 61 90 40 96 73.00
49 FK 90 84 95 65 90 100 100 89.14
50 SDNM 82 56 60 31 80 76 85 67.14
51 MDN 48 24 8 14 75 71 80 45.71
52 YRT 60 48 69 19 90 85 70 63.00
53 MKI 68 34 11 10 80 80 75 51.14
54 SAT 76 48 45 62 90 80 95 70.86
55 TSD 62 62 15 52 60 68 80 57.00
56 IFS 82 36 52 63 90 90 100 73.29
57 NJH 54 64 5 2 90 90 95 57.14
58 MTN 74 60 45 8 75 80 90 61.71
59 KLK 82 68 78 72 90 80 90 80.00
60 ANM 62 44 65 0 80 85 75 58.71
61 SAR 70 48 75 26 80 80 75 64.86
62 URU 82 68 92 66 85 90 90 81.86
63 DUK 60 48 25 2 85 90 90 57.14
64 SA 58 48 53 34 85 75 85 62.57
65 IEY 60 20 17 17 80 80 80 50.57
66 KM 62 40 20 30 80 70 80 54.57
67 EWD 52 44 12 18 70 70 80 49.43
68 RK 84 48 76 46 90 85 90 74.14
69 ADS 74 52 61 25 80 70 85 63.86
70 KHF 46 52 10 0 60 67 65 42.86
71 RST 50 48 - - 75 95 80 49.71
72 KT 60 40 30 0 60 75 85 50.00
73 DPRZ 56 52 15 24 76 85 85 56.14
74 WRZ 88 64 10
0
84 85 98 90 87.00
75 SFK 78 68 40 60 78 98 88 72.86
76 SMS - - 10 28 88 98 78 43.14
77 SMQ 58 40 35 20 88 95 85 60.14
78 NH 76 36 37 42 85 89 88 64.71
79 NHR 56 72 24 29 85 98 88 64.57
80 SNM 62 36 85 45 78 98 88 70.29
81 NK 76 48 70 5 76 90 75 62.86
82 NN 78 40 75 42 85 95 90 72.14
83 UM 66 40 27 10 78 98 88 58.14
84 LS 74 76 90 43 90 98 84 79.29
85 NA 80 68 50 32 92 98 90 72.86
86 TP 68 72 30 40 78 94 82 66.29
87 NL 54 36 20 38 50 75 75 49.71
88 AFZ 72 76 90 47 10
0
95 95 82.14
89 UM 82 40 51 18 90 90 90 65.86
90 ER 72 36 58 20 90 90 95 65.86
91 CW 66 92 87 63 10
0
90 90 84.00
92 SN 36 28 12 0 - - 75 21.57
93 MBP 74 40 92 39 90 90 95 74.29
94 TH 62 52 37 17 90 90 100 64.00
95 MR 86 44 94 39 90 95 100 78.29
96 SA 96 68 89 45 90 100 100 84.00
97 HAA 88 76 83 58 80 80 90 79.29
98 DV 60 28 30 16 75 90 90 55.57
99 KA 50 40 12 0 0 40 70 30.29
100 WA 70 72 82 66 80 80 85 76.43
101 RS 72 78 98 67 90 95 85 83.57
102 MS 64 24 65 22 95 90 95 65.00
103 MM 76 64 70 50 85 90 90 75.00
104 NS 74 92 80 72 85 95 90 84.00
105 AA 60 28 30 20 59 45 72 44.86
106 RRI 54 36 30 15 60 49 92 48.00
107 ZRH 78 48 60 5 55 60 91 56.71
108 AM 64 60 75 10 98 84 97 69.71
109 LDP 52 68 30 0 20 49 81 42.86
110 RFL 46 12 40 25 40 87 95 49.29
111 ZF 82 80 90 70 98 99 100 88.43
112 UN 64 60 70 45 98 62 95 70.57
113 TO 72 48 60 35 99 91 83 69.71
114 MK 44 52 30 60 60 83 63 56.00
115 AM 74 48 40 45 85 44 88 60.57
116 SM 66 48 80 55 99 100 100 78.29
117 MT 96 76 90 70 10
0
100 100 90.29
118 MS 64 56 60 20 97 78 0 53.57
119 NR 78 80 80 25 80 86 96 75.00
120 IZ 66 60 30 60 68 73 82 62.71
121 SAF 68 52 90 95 75 96 98 82.00
122 ED 90 84 85 85 95 100 100 91.29
123 RA 48 36 25 15 78 53 82 48.14
124 ADR 46 48 75 20 80 77 0 49.43
125 SW 86 38 90 55 95 100 100 80.57
126 FNK 64 44 50 35 75 75 55 56.86
127 HF 72 56 90 95 10
0
100 98 87.29
128 AMR 66 24 10 5 65 40 87 42.43
129 LS 80 64 40 20 80 81 84 64.14
130 AF 76 56 85 35 95 84 98 75.57
131 LAP 46 56 30 0 75 62 42 44.43
132 RAA 58 44 90 50 65 60 95 66.00
133 NS 52 36 10 15 70 75 72 47.14
134 AM 58 60 75 0 70 57 56 53.71
135 MFHR 82 56 80 80 95 100 100 84.71
136 UF 74 80 80 85 90 97 100 86.57
137 KAL 88 68 80 80 85 100 100 85.86
138 NNF 70 44 75 20 10
0
89 100 71.14
139 MAS 66 40 80 40 69 95 90 68.57
140 DY 68 64 75 25 90 100 100 74.57
141 ILH 68 44 50 15 69 85 90 60.14
142 ARS 54 32 40 15 85 95 100 60.14
143 PR 32 36 25 0 90 90 100 53.29
144 SS 32 36 40 0 80 80 100 52.57
145 RSW 60 64 50 0 90 90 100 64.86
146 DS 76 68 60 70 10
0
100 100 82.00
147 SM 30 44 60 10 90 90 100 60.57
148 SF 70 44 30 0 95 70 100 58.43
149 AM 46 28 60 55 95 100 100 69.14
150 MKJ 68 76 80 70 10
0
100 100 84.86
151 PW 54 36 20 0 59 70 100 48.43
152 MR 44 32 50 0 90 100 100 59.43
153 AA 92 72 70 30 10
0
100 100 80.57
154 NI 76 48 60 25 80 100 100 69.86
155 ICU 54 56 70 15 80 100 90 66.43
156 SK 90 52 70 40 75 90 90 72.43
157 NW 84 76 90 70 75 90 90 82.14
158 MKR 94 72 95 10
0
85 100 90 90.86
159 LK 82 88 80 50 85 90 90 80.71
160 RDH 76 20 40 25 75 75 75 55.14
161 IN 72 52 50 10 70 80 90 60.57
162 MR 78 52 95 70 75 90 90 78.57
163 MMF 84 60 90 50 75 90 90 77.00
164 AKT 56 48 60 30 70 90 95 64.14
165 ANL 70 64 60 15 90 95 95 69.86
166 NPZ 70 56 50 20 75 90 90 64.43
167 LA 62 24 30 10 60 70 65 45.86
168 FR 60 36 60 5 70 85 90 58.00
169 MN 58 36 50 30 80 85 90 61.29
170 HRA 80 48 60 20 65 90 80 63.29
171 ITA 74 48 60 40 80 100 90 70.29
172 MA 70 32 60 10 70 83 78 57.57
173 IRP 82 72 90 75 90 100 90 85.57
174 AM 60 40 20 20 70 93 78 54.43
175 TMJ 80 80 70 20 85 90 96 74.43
176 AW 52 60 20 10 70 96 91 57.00
177 LA 82 58 50 40 85 100 100 73.57
178 MT 74 72 80 20 85 100 96 75.29
179 SM 64 48 20 25 65 70 84 53.71
180 DIN 76 44 85 20 90 98 90 71.86
181 PNR 78 88 80 45 85 93 85 79.14
182 AW 76 36 70 90 70 98 73 73.29
183 MAES 82 72 50 65 95 98 96 79.71
184 NIA 80 92 95 50 95 100 96 86.86
185 NN 42 52 50 45 95 96 86 66.57
186 HAP 74 60 75 65 80 96 90 77.14
187 MKA 84 52 90 85 85 98 100 84.86
188 MAA 44 44 10 10 70 94 100 53.14
189 AS 66 24 30 20 75 94 100 58.43
190 INH 68 60 45 30 85 98 100 69.43
191 SNH 70 52 90 75 80 100 100 81.00
192 MS 66 40 15 0 79 96 100 56.57
193 SM 86 60 90 90 80 100 100 86.57
194 KL 78 56 80 15 80 100 100 72.71
195 AN 42 44 15 10 70 100 100 54.43
196 SG 90 72 90 90 85 98 100 89.29
197 NR 72 60 45 55 80 100 100 73.14
198 MNF 58 36 35 25 80 85 100 59.86
199 MZA 56 52 70 40 82 100 100 71.43
200 MLA 48 56 15 22 80 95 100 59.43
201 LM 66 52 75 20 85 100 100 71.14
202 AP 64 60 50 30 70 90 100 66.29
203 MR 88 84 90 85 88 100 100 90.71
204 LK 80 44 40 5 85 90 89 61.86
205 EKK 50 36 65 0 80 47 85 51.86
206 LRW 66 28 70 65 89 97 95 72.86
207 EP 64 48 80 14 95 95 95 70.14
208 NA 72 60 50 15 90 100 95 68.86
209 SS 58 40 20 0 75 71 80 49.14
210 EAW 60 48 15 0 70 78 80 50.14
211 MC 44 36 20 0 - - - 14.29
212 TI 62 48 25 25 80 95 85 60.00
Lampiran 2 Nilai Komdais Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
No NAMA
Nilai Tertulis Nilai Lesan
NT N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7
1 MKA 76 64 85 50 80 95 85 76.43
2 BS 74 60 85 50 85 95 85 76.29
3 MAH - - - - 90 95 80 37.86
4 YR 54 52 70 10 80 85 90 63.00
5 IAS 62 60 90 40 80 60 85 68.14
6 SA 78 72 90 85 90 95 85 85.00
7 FW 92 84 100 95 85 95 95 92.29
8 SI 64 64 60 10 85 95 95 67.57
9 PPC 88 56 90 85 89 99 94 85.86
10 NWN 76 76 100 30 80 95 95 78.86
11 MZN 58 48 30 5 79 97 96 59.00
12 IR 96 68 65 60 79 97 98 80.43
13 IS 66 48 20 40 70 80 98 60.29
14 AMS 80 80 90 70 79 97 91 83.86
15 DN 70 76 70 60 79 74 92 74.43
16 AP 66 28 75 15 79 99 95 65.29
17 IT 58 40 40 45 79 96 95 64.71
18 NPL 64 48 80 80 80 98 98 78.29
19 FU 86 76 97 75 79 100 100 87.57
20 MQI 70 48 50 15 80 98 98 65.57
21 AKL 64 28 20 5 59 50 50 39.43
22 TFQ 88 84 95 95 80 100 97 91.29
23 NS 62 60 90 20 79 100 100 73.00
24 NT 74 56 65 60 80 97 98 75.71
25 DM 66 52 45 10 79 98 97 63.86
26 ZS 68 52 60 75 80 100 100 76.43
27 SDY 82 84 100 85 99 100 100 92.86
28 SH 78 32 80 80 89 93 100 78.86
29 KNL 82 68 95 75 99 79 80 82.57
30 MS 90 88 100 95 90 84 100 92.43
31 FSN 86 60 100 80 90 100 100 88.00
32 FNR 88 72 85 70 90 95 100 85.71
33 AR 68 72 75 50 90 90 100 77.86
34 NF 82 60 100 90 90 95 100 88.14
35 SH 90 56 100 85 100 100 100 90.14
36 MZ 70 60
90 98 100 59.71
37 DM 74 56 85 75 90 85 100 80.71
38 MK 78 52 90 90 89 78 100 82.43
39 NH 72 52 85 85 89 81 95 79.86
40 HK - - - - 85 91 100 39.43
41 FNF 54 48 90 80 80 75 95 74.57
42 NHJ 68 60 75 70 80 87 100 77.14
43 MIT 72 36 100 85 95 99 100 83.86
44 NH 90 56 95 75 90 92 100 85.43
Lampiran 3 Nilai Komdais Tadris Bahasa Inggris (TBI)
No NAMA
Nilai Tertulis Nilai Lesan NT
N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7
1 ASZ 80 48 95 90 90 91 100 84.86
2 MAS 70 48 40 55 90 95 96 70.57
3 ZA 58 48 85 65 90 94 96 76.57
4 EK 62 32 50 50 68 81 90 61.86
5 DN 54 20 40 40 80 92 90 59.43
6 TPL 76 44 70 70 90 93 95 76.86
7 IK 46 32 50 0 78 92 95 56.14
8 DL 68 40 50 60 80 96 100 70.57
9 SN 62 32 50 40 69 88 100 63.00
10 AAS 72 52 75 60 80 85 90 73.43
11 FL 52 36 75 40 90 75 90 65.43
12 FR 34 28 - - 70 78 90 42.86
13 RNR 52 64 40 30 84 95 78 63.29
14 AZ 50 44 65 30 80 70 65 57.71
15 FNM 50 44 80 55 59 15 30 47.57
16 AH 52 44 60 30 83 100 100 67.00
17 AC 68 52 80 30 84 100 100 73.43
18 AMS 60 72 85 50 85 100 100 78.86
19 ARNL 56 44 30 35 56 25 94 48.57
20 AJPS 60 36 50 50 76 40 100 58.86
21 DAS 64 48 55 0 89 75 97 61.14
22 INM 56 24 65 40 70 82 90 61.00
23 SAW 54 44 40 30 54 55 96 53.29
24 FR 50 44 50 30 64 90 98 60.86
25 UN 66 48 95 40 92 90 100 75.86
26 FAY 62 48 80 30 82 76 100 68.29
27 LM 74 68 95 50 93 98 100 82.57
28 LO 48 28 30 30 76 74 98 54.86
29 MM 74 44 70 60 85 100 100 76.14
30 AIF 60 48 60 40 70 80 68 60.86
31 LL 80 72 95 90 70 78 75 80.00
32 MM 66 56 95 85 69 72 79 74.57
33 TAP 60 32 40 30 55 60 66 49.00
34 IN 72 36 75 80 63 75 75 68.00
35 AR 82 68 85 90 72 82 74 79.00
36 AI 80 68 95 90 71 80 77 80.14
37 BN 50 48 65 30 62 65 72 56.00
38 AAL 72 48 80 65 65 69 72 67.29
39 FM 52 32 40 30 50 56 65 46.43
40 AN 74 24 65 50 73 82 81 64.14
41 YS 60 44 70 60 51 66 67 59.71
42 LRNH 42 44 80 40 54 65 76 57.29
43 MH 66 48 60 40 64 79 77 62.00
44 TNA 70 52 55 30 71 80 80 62.57
45 DMS 56 48 30 0 51 46 75 43.71
46 SNT 66 40 80 60 82 89 75 70.29
47 TH 62 44 24 24 - - - 22.00
48 FH 76 52 40 70 80 90 90 71.14
49 AS 56 48 26 5 70 83 90 54.00
50 HYS 50 36 35 5 70 64 90 50.00
51 AS 58 56 45 42 80 79 90 64.29
52 NA 48 32 25 14 69 71 79 48.29
53 IMH 70 60 40 37 80 89 90 66.57
54 KA 56 44 15 0 80 47 80 46.00
55 VNF 62 36 45 35 70 19 75 48.86
56 SRP 56 24 15 5 75 50 85 44.29
57 AN 64 44 45 9 70 90 90 58.86
58 NU 50 60 15 5 53 40 85 44.00
59 IM 80 68 85 10 85 95 85 72.57
60 MM 74 56 45 38 80 95 85 67.57
61 SN 54 52 5 5 75 25 70 40.86
62 ACR 70 72 34 18 79 90 50 59.00
63 RAW 56 44 0 8 75 31 70 40.57
64 MTL 60 40 40 35 79 71 90 59.29
65 MAA 54 56 5 0 69 39 0 31.86
66 SP 64 52 19 16 65 64 90 52.86
67 WRP 64 36 5 5 59 70 0 34.14
68 MB 76 72 45 59 89 94 100 76.43
69 KA 66 52 55 70 69 88 100 71.43
70 MM 56 48 40 40 65 63 95 58.14
71 MITW 60 40 20 5 50 36 90 43.00
72 HL 66 72 20 0 60 95 100 59.00
73 II 74 72 50 32 69 92 100 69.86
74 SH 90 84 95 74 89 100 90 88.86
75 MS 78 88 45 62 90 95 100 79.71
76 AL 72 72 60 11 89 100 100 72.00
77 SDKN 42 48 - - 55 74 95 44.86
78 AA 42 36 15 0 70 76 90 47.00
79 UA 84 56 50 57 80 98 100 75.00
80 MSS 70 20 40 15 50 90 90 53.57
81 EO 82 56 70 37 90 100 100 76.43
82 AWP 60 36 10 35 50 70 90 50.14
83 AS 64 32 100 40 75 100 90 71.57
84 IZ 62 60 80 27 75 85 100 69.86
85 PP 64 60 30 0 95 80 100 61.29
86 SS 72 80 - - 100 95 100 63.86
87 SPS 58 32 40 28 75 80 90 57.57
88 SU 56 52 42 5 60 80 100 56.43
89 UK 78 56 95 94 100 100 100 89.00
90 MA 52 16 0 30 50 50 70 38.29
91 MS 78 60 65 47 100 100 100 78.57
92 NI 28 32 40 19 95 95 95 57.71
93 LA 58 36 5 5 50 60 50 37.71
94 HR 72 76 80 25 100 90 100 77.57
95 RAD 54 40 15 15 50 50 70 42.00
96 IF 74 68 82 60 85 90 95 79.14
97 BR 58 52 40 21 95 80 95 63.00
98 WFS 84 88 85 47 95 97 100 85.14
99 RFS 44 36 30 27 75 80 100 56.00
100 IRKD 60 28 15 15 59 49 100 46.57
101 TRK 56 40 45 37 70 51 90 55.57
102 NF 46 48 15 5 70 82 90 50.86
103 NIM 54 68 95 55 95 100 100 81.00
104 NK 68 52 60 24 80 100 100 69.14
105 ISS 72 60 85 16 95 100 100 75.43
106 HNS 56 28 10 25 55 43 55 38.86
107 ESR 80 32 80 59 95 100 100 78.00
108 TT 76 52 60 48 75 64 65 62.86
109 AAM 58 32 20 18 70 69 100 52.43
110 AINT 48 24 40 0 65 52 95 46.29
111 NS 58 44 60 22 95 95 95 67.00
112 ANQ 52 60 40 0 80 58 100 55.71
113 UM 86 68 - - 89 89 100 61.71
114 YT 68 36 58 15 70 82 93 60.29
115 KL 68 48 90 29 79 79 100 70.43
116 MFA 92 80 95 95 80 96 88 89.43
117 AT 54 60 55 24 80 94 100 66.71
118 YA 84 56 96 22 90 100 100 78.29
119 HAN 78 52 64 53 70 89 90 70.86
120 AR 68 28 75 10 69 54 75 54.14
121 ZPQ 66 48 88 67 85 100 100 79.14
122 DWU 48 48 40 12 40 64 90 48.86
123 NZN 88 80 100 77 100 100 100 92.14
124 NAS 70 52 75 38 70 80 100 69.29
125 RP 60 36 55 15 69 88 100 60.43
126 IF 58 44 97 31 100 100 100 75.71
127 FM 72 44 33 15 79 100 100 63.29
128 MA 60 36 13 15 78 87 90 54.14
129 AAM 56 44 55 15 81 97 100 64.00
130 ST 62 36 47 25 70 79 100 59.86
131 AMH 84 68 88 64 85 96 95 82.86
132 NK 62 56 75 10 76 96 98 67.57
Lampiran 4 Nilai Komdais Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
No NAMA
Nilai Tertulis Nilai Lesan NT
N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7
1 US 80 64 85 16 84 98 100 75.29
2 SW 84 68 70 35 79 100 100 76.57
3 MAA 58 44 55 25 67 97 98 63.43
4 EY 62 56 70 15 65 99 100 66.71
5 DH 52 44 45 10 58 62 77 49.71
6 ASN 96 80 60 52 67 100 100 79.29
7 DRL 60 36 70 20 80 90 100 65.14
8 KR 70 52 63 10 86 100 100 68.71
9 LP 90 80 100 60 89 99 100 88.29
10 LFR 82 40 71 58 78 100 100 75.57
11 KK 64 72 55 25 60 97 97 67.14
12 MAS 68 76 80 30 70 93 80 71.00
13 BP 80 40 57 25 95 84 85 66.57
14 PA 64 52 30 15 75 74 100 58.57
15 AM 50 40 45 15 65 76 66 51.00
16 AN 56 36 73 25 90 81 90 64.43
17 MNI 54 44 52 20 78 78 100 60.86
18 NWS 58 36 45 15 90 69 90 57.57
19 FAH 68 52 45 13 75 81 78 58.86
20 ZKW 70 48 58 20 78 75 92 63.00
21 FNA 70 60 79 10 80 66 100 66.43
22 NIF 56 44 58 45 78 100 100 68.71
23 UMD 44 36 55 20 90 55 100 57.14
24 LS 58 48 75 15 95 96 100 69.57
25 IF 62 32 30 10 80 41 80 47.86
26 AF 80 84 76 45 95 86 90 79.43
27 HS 68 72 76 50 90 100 100 79.43
28 DN 58 40 67 35 65 76 70 58.71
29 FJ 58 44 44 10 80 37 67 48.57
30 NH 64 44 43 30 90 52 37 51.43
31 RM 60 56 80 25 100 76 100 71.00
32 NHY 54 32 62 30 80 75 57 55.71
33 VA 50 48 40 20 50 35 75 45.43
34 IB 48 36 45 25 70 40 30 42.00
35 NF 58 52 80 15 100 90 100 70.71
36 IN 78 52 80 20 100 68 72 67.14
37 IPA 72 36 83 45 90 67 100 70.43
38 IK 48 52 41 30 80 68 95 59.14
39 ENS 52 40 70 15 80 45 70 53.14
40 SW 56 32 54 10 70 46 75 49.00
41 RTS 62 48 51 30 80 57 100 61.14
42 FS 78 36 75 20 80 69 75 61.86
43 AAM 48 56 10 10 80 89 80 53.29
44 AM 90 76 97 50 80 65 100 79.71
45 ARK 48 42 35 20 83 84 92 57.71
46 IS 72 42 25 50 75 91 85 62.86
47 DRS 74 40 25 17 70 90 85 57.29
48 SWS 78 60 30 38 80 88 89 66.14
49 NAM - - 25 32 85 71 90 43.29
50 NL 44 36 20 10 70 71 85 48.00
51 RSS 72 48 51 20 80 90 65 60.86
52 JA 72 64 80 55 85 80 95 75.86
53 MF 86 96 100 88 80 100 85 90.71
54 PAE 60 68 20 28 65 59 72 53.14
55 ALM 22 36 25 5 80 66 70 43.43
56 UNM 76 60 85 28 85 100 85 74.14
57 NC 50 44 30 17 60 57 65 46.14
58 CA 64 56 20 40 75 100 90 63.57
59 IDH 64 36 25 28 75 80 70 54.00
60 ME 52 48 35 25 70 68 90 55.43
61 MNQ 60 88 30 25 70 68 100 63.00
62 SZ 62 52 30 20 69 80 90 57.57
63 TY 74 64 25 68 75 45 100 64.43
64 AR 82 52 60 50 89 100 100 76.14
65 DN 58 60 40 68 70 100 100 70.86
66 EF 66 68 35 25 100 85 100 68.43
67 BPS 50 60 20 20 75 95 100 60.00
68 AM 64 40 30 34 68 58 95 55.57
69 AS 72 48 79 15 100 96 100 72.86
70 AL 82 64 85 36 95 100 100 80.29
71 NAW 56 64 25 22 68 95 100 61.43
72 SS 70 80 30 17 68 78 100 63.29
73 RY 86 76 25 41 79 100 100 72.43
74 ANU 68 48 85 48 100 100 100 78.43
75 MHY 88 92 75 78 87 100 100 88.57
76 ZK 50 20 20 25 60 53 100 46.86
77 SA 92 56 78 74 100 100 100 85.71
78 PP 70 44 30 20 79 89 78 58.57
79 ADY 50 32 0 0 59 50 30 31.57
80 WVS 54 28 30 0 70 86 92 51.43
81 IA 68 20 25 10 79 95 91 55.43
82 IPM 68 44 15 45 70 71 90 57.57
83 AP 58 44 25 6 79 78 90 54.29
84 SK 64 64 25 10 89 98 93 63.29
85 AL 64 32 25 16 85 92 96 58.57
86 RA 44 24 5 5 69 80 92 45.57
87 NNH 68 36 80 28 89 98 98 71.00
88 NNA 56 48 56 10 89 94 95 64.00
89 WU 64 48 30 10 75 82 97 58.00
90 WW 68 60 25 16 80 96 98 63.29
91 MFS 46 12 20 5 73 81 89 46.57
Lampiran 5 Nilai Komdais Ahwalul Syahsiyah (AS)
No NAMA
Nilai Tertulis Nilai Lesan NT
N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7
1 MI 86 48 84 70 89 98 98 81.86
2 MII 68 56 54 25 90 90 96 68.43
3 HR 48 28 25 10 62 69 74 45.14
4 WES 52 40 35 0 50 83 84 49.14
5 RS 70 48 70 0 90 100 98 68.00
6 SK 58 48 50 10 95 99 100 65.71
7 MAF 54 32 48 5 85 85 85 56.29
8 AS 48 52 58 10 82 74 68 56.00
9 MKA 62 24 25 25 87 100 95 59.71
10 AM 70 60 40 25 78 72 89 62.00
11 KA 46 16 15 0 65 92 72 43.71
12 FYB 54 40 35 0 88 91 90 56.86
13 WD 64 40 55 35 90 85 70 62.71
14 PI 88 60 55 35 82 97 94 73.00
15 AZ 80 34 68 35 87 98 96 71.14
16 SR 52 44 88 47 70 81 65 63.86
17 MAA 58 48 15 0 80 86 88 53.57
18 SM 60 48 20 15 70 76 81 52.86
19 LPL 72 60 55 56 85 98 86 73.14
20 MR 60 64 20 50 75 70 90 61.29
21 SJ 42 44 0 25 75 93 90 52.71
22 RP 52 32 10 30 70 90 100 54.86
23 YS 58 56 15 70 55 70 75 57.00
24 AK 94 92 98 80 100 100 100 94.86
25 AMW 72 68 56 60 90 100 95 77.29
26 BY 54 60 5 55 60 70 100 57.71
27 NZ 46 28 15 25 80 99 90 54.71
28 RBA 40 60 0 50 60 40 90 48.57
29 HM 38 60 5 30 59 0 20 30.29
30 MA 36 48 15 65 75 100 90 61.29
31 MK 52 48 25 65 65 90 100 63.57
32 NMJ 92 76 68 85 100 100 100 88.71
33 EI 70 72 70 35 100 100 100 78.14
34 TN 52 28 10 35 58 60 78 45.86
35 FM 50 36 30 42 75 90 93 59.43
36 ASH 64 56 0 25 78 97 80 57.14
37 DJ 72 64 10 70 95 100 95 72.29
Lampiran 6 Nilai Komdais Hukum Ekonomi Syari’ah (HES)
No NAMA
Nilai Tertulis Nilai Lesan NT
N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7
1 PDJ 54 36 45 80 85 82 88 67.14
2 ITQ 76 80 91 52 85 84 90 79.71
3 TS 62 44 92 85 80 82 78 74.71
4 AK 40 36 33 6 - - - 16.43
5 PAR 46 24 37 19 58 38 29 35.86
6 AM 66 56 47 29 86 89 96 67.00
7 EM 88 80 99 97 92 98 98 93.14
8 KNH 56 36 42 32 65 41 52 46.29
9 LH 76 48 69 63 79 81 88 72.00
10 RR 46 36 31 10 64 72 32 41.57
11 HAW 84 80 92 84 88 100 96 89.14
12 SJ 82 84 85 71 90 100 98 87.14
13 MJ 88 76 99 93 90 98 86 90.00
14 IE 62 36 56 38 79 84 80 62.14
15 VAL 48 52 61 19 79 62 74 56.43
16 YDF 44 40 55 40 76 62 64 54.43
17 AW 64 48 67 63 92 100 90 74.86
18 MY 58 40 76 11 74 50 44 50.43
19 IS 54 36 43 21 66 44 40 43.43
20 DA 34 32 36 33 54 64 46 42.71
21 FZ 56 48 87 26 85 92 94 69.71
22 MD 64 60 92 43 88 96 94 76.71
23 ZR 78 40 78 70 90 99 100 79.29
24 AK 56 44 16 20 50 62 64 44.57
25 CC 68 56 61 71 95 98 94 77.57
26 WG 64 48 92 69 93 98 96 80.00
27 TIM 60 36 73 11 90 90 93 64.71
28 DS 64 44 22 26 87 84 86 59.00
29 KN 52 64 70 40 83 83 80 67.43
30 MZ 50 36 37 12 90 99 94 59.71
31 YAN 40 48 66 52 92 92 92 68.86
Lampiran 7 Nilai Komdais Perbankan Syari’ah S1 (PS S1)
No NAMA
Nilai Tertulis Nilai Lesan
NT N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7
1 AP 84 76 33 80 40 60 75 64.00
2 IT 44 56 10 70 59 80 80 57.00
3 LD 84 56 25 75 90 100 95 75.00
4 AA 84 86 15 65 80 93 91 73.43
5 DRF 78 72 69 65 79 54 79 70.86
6 UWA 66 52 57 45 95 78 90 69.00
7 SDN 58 24 20 55 80 71 90 56.86
8 NA 72 64 87 35 95 100 82 76.43
9 JKA 88 80 85 75 95 97 100 88.57
10 AB 82 76 10 45 85 93 88 68.43
11 AHL 82 80 5 35 79 78 75 62.00
12 DA 88 76 5 65 60 54 78 60.86
13 RNP 78 84 34 68 95 100 100 79.86
14 AK 64 44 75 38 80 92 100 70.43
15 SL 76 80 15 50 85 84 100 70.00
16 MA 52 36 98 70 90 93 98 76.71
17 NN 46 64 20 50 89 62 100 61.57
18 WM 84 68 35 75 98 91 100 78.71
19 MR 82 84 60 73 98 81 98 82.29
20 ES 76 64 80 50 67 59 75 67.29
21 SAR 72 76 15 65 68 95 75 66.57
22 EA 88 72 15 75 75 52 93 67.14
23 DA 50 40 46 55 55 61 74 54.43
24 SD 64 36 30 45 50 40 77 48.86
25 NA 76 64 38 55 50 38 73 56.29
26 FQ 70 64 10 60 65 93 90 64.57
27 RNH 54 64 10 25 75 83 85 56.57
28 EA 54 64 10 47 90 99 80 63.43
29 FM 54 20 10 15 0 60 70 32.71
30 CAS 54 40 0 20 50 55 75 42.00
31 ILK 54 36 43 60 65 88 85 61.57
32 AF 54 60 62 40 50 99 95 65.71
33 SW 54 68 20 40 50 56 70 51.14
34 EN 54 60 15 20 60 90 92 55.86
35 AK 54 64 53 20 100 96 95 68.86
36 SJ 54 40 32 60 65 76 100 61.00
37 IP 54 36 45 60 95 97 100 69.57
38 PR 54 28 41 20 70 56 88 51.00
39 KR 54 40 76 38 69 55 75 58.14
40 MN 54 36 66 30 80 43 70 54.14
41 EF 54 44 50 10 76 43 70 49.57
42 FAR 54 28 20 15 59 48 30 36.29
43 FN 56 36 40 40 59 48 73 50.29
44 RTM 70 52 55 40 79 74 78 64.00
45 MA 70 60 55 41 79 74 78 65.29
46 MBM 54 32 45 40 89 74 65 57.00
47 FR 54 44 8 30 79 59 50 46.29
48 AS 60 32 73 45 59 65 73 58.14
49 ES 69 54 72 50 79 60 60 63.43
50 VM 60 52 50 40 89 65 80 62.29
51 SH 55 59 36 60 79 88 73 64.29
52 MMH 56 52 55 31 79 88 65 60.86
53 YNK 56 32 36 40 90 100 80 62.00
54 MM 52 36 87 15 79 58 75 57.43
55 MAF 46 44 20 17 79 59 75 48.57
56 WIC 44 36 26 5 69 71 83 47.71
57 DNA 64 44 23 45 89 84 100 64.14
58 MNS 48 40 20 0 100 100 100 58.29
59 EF 46 28 40 25 - - - 19.86
60 MS 52 32 40 25 59 51 80 48.43
61 YSA 42 36 90 40 - - - 29.71
62 LAS 50 36 55 0 0 40 44 32.14
63 TN 62 40 45 18 69 98 100 61.71
64 SK 58 28 26 42 69 95 100 59.71
65 IS 46 24 24 35 100 70 100 57.00
66 MAF 72 48 70 10 89 74 100 66.14
67 DA 50 24 97 50 - - - 31.57
68 MF 52 32 24 31 89 100 100 61.14
69 AN 62 28 17 28 89 92 100 59.43
70 SS 56 36 44 47 89 88 100 65.71
71 DMS 62 40 25 18 89 100 100 62.00
72 MN 54 40 38 50 89 98 90 65.57
73 IT 68 44 38 69 69 86 90 66.29
74 DP 50 36 73 90 65 89 90 70.43
75 LS 70 60 92 56 85 95 87 77.86
76 TL 54 48 35 55 60 81 85 59.71
77 NAZ 72 52 100 94 65 81 88 78.86
78 MH 54 32 83 45 58 85 83 62.86
79 HY 76 68 73 53 80 91 90 75.86
80 EAA - - 100 100 65 51 87 57.57
81 CRK 60 48 56 75 58 51 86 62.00
82 DNC 82 52 98 68 89 88 90 81.00
83 ES 76 44 86 86 85 93 90 80.00
84 OP 62 44 20 47 40 61 75 49.86
85 DP 64 48 40 72 60 71 84 62.71
86 RUB 68 52 37 78 60 87 90 67.43
87 YM 60 32 20 5 40 55 66 39.71
88 NO 66 52 63 33 58 76 84 61.71
89 MMW 44 48 40 90 65 86 75 64.00
90 MRA 46 32 20 5 80 82 79 49.14
91 LEF 46 36 95 86 70 75 81 69.86
92 RM 72 32 63 0 79 79 79 57.71
93 MMB 68 56 89 53 80 70 88 72.00
94 MAJ 60 28 45 12 80 81 88 56.29
95 ARF 70 44 66 23 80 77 82 63.14
96 MBF 54 40 12 63 59 76 81 55.00
97 AN 70 56 92 82 80 79 88 78.14
98 IST 76 72 86 21 90 91 94 75.71
99 NH 56 48 60 37 79 81 88 64.14
100 RC 54 48 55 49 75 65 77 60.43
101 UL 60 52 91 28 90 88 90 71.29
102 MK 70 32 5 67 75 78 79 58.00
Lampiran 8 Nilai Komdais Perbankan Syari’ah D3 (PS D3)
No NAMA
Nilai Tertulis Nilai Lesan
NT N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7
1 AFA 60 52 61 21 92 86 92 66.29
2 MSA 64 44 66 33 85 68 86 63.71
3 YDP 46 28 31 3 63 74 78 46.14
4 SWD 48 44 29 0 69 45 54 41.29
5 AAM 40 32 12 47 52 43 95 45.86
6 PF 58 32 48 25 60 92 93 58.29
7 HKP 52 36 33 50 53 81 93 56.86
8 LR 46 36 45 18 55 61 90 50.14
9 GA 58 20 48 43 50 47 73 48.43
10 EI 70 32 94 16 90 98 100 71.43
11 AL 58 32 33 49 60 88 85 57.86
12 RAS 34 28 8 36 50 83 71 44.29
13 MWI 68 32 58 47 90 97 95 69.57
14 RH 38 36 91 49 50 75 80 59.86
15 DAG 62 36 44 54 50 96 100 63.14
16 DRS 46 40 78 60 85 97 100 72.29
17 NP 64 36 69 57 85 97 95 71.86
18 SL 22 24 26 15 50 58 73 38.29
19 AH 72 48 71 43 70 98 100 71.71
20 OF 58 12 17 38 63 69 98 50.71
21 RT 56 60 20 16 30 75 85 48.86
22 SIA 70 20 67 27 65 98 100 63.86
23 IRS 62 36 58 5 89 45 75 52.86
24 RGS 64 20 36 33 65 52 75 49.29
25 TFI 44 28 29 3 58 25 60 35.29
26 IA 58 44 11 41 58 25 60 42.43
27 ARP 66 32 83 41 65 80 80 63.86
28 EP 42 24 52 27 65 57 80 49.57
29 YNP 74 60 74 39 65 80 76 66.86
30 MAR 44 40 55 45 65 84 74 58.14
31 MW 66 52 46 62 65 74 76 63.00
32 FBS 66 40 14 27 55 59 76 48.14
33 AJ 54 32 43 16 65 56 61 46.71
34 DM 60 36 9 46 55 51 72 47.00
35 RLF 56 52 91 16 70 75 60 60.00
36 MIN 46 16 62 4 65 34 66 41.86
37 AA 42 32 6 2 45 24 52 29.00
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 9: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PAI
No Mahasiswa Al-Qur’an
I
Al-Qur’an
II FIQH FIQH 2 Rata-rata
1 TR B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B 3 B 3.13
2 AW A 4 B 3 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.50
3 TRH B 3 C 2 B+ 3.25 B+ 3.25 B- 2.88
4 HL D+ 1.25 C 2 B- 2.75 B+ 3.25 C+ 2.31
5 KI B+ 3.25 B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B 3.19
6 MM A 4 A 4 AB 3.5 B+ 3,25 A- 3.83
7 PR A 4 B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B+ 3.38
8 MT A 4 C 2 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.25
9 NA B 3 B 3 B 3 A- 3.75 B 3.19
10 AY A 4 AB 3.5 B 3 B 3 B+ 3.38
11 NF A- 3.75 A- 3.75 B+ 3.25 B- 2.75 B+ 3.38
12 NM B 3 B- 2.75 A 4 A 4 B+ 3.44
13 MA B+ 3.25 C- 1.75 A- 3.75 B- 2.75 B- 2.88
14 JT A 4 A 4 A- 3.75 A- 3.75 A- 3.88
15 DL A- 3.75 A 4 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.69
16 AR B+ 3.25 B 3 A- 3.75 A 4 AB 3.50
17 BS B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B+ 3.25 B 3.19
18 PU AB 3.5 B+ 3.25 B- 2.75 A- 3.75 B+ 3.31
19 KT D 1 C- 1.75 B 3 BC 2,5 C- 1.92
20 AS B 3 CD 1.5 B+ 3.25 C+ 2.25 BC 2.50
21 SI A 4 B+ 3.25 B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.50
22 MS A- 3.75 AB 3.5 A 4 A- 3.75 A- 3.75
23 MF B 3 C 2 B+ 3.25 A 4 B 3.06
24 SK A 4 B 3 B- 2.75 B+ 3.25 B+ 3.25
25 MM A 4 C+ 2.25 A- 3.75 B 3 B+ 3.25
26 HM CD 1.5 C 2 A 4 A 4 B- 2.88
27 AM B+ 3.25 B+ 3.25 A 4 A- 3.75 AB 3.56
28 FA B 3 B+ 3.25 B+ 3.25 A 4 B+ 3.38
29 SR AB 3.5 C+ 2.25 B+ 3.25 A- 3.75 B 3.19
30 KK C- 1.75 C+ 2.25 B+ 3.25 B 3 BC 2.56
31 OEN A 4 AB 3.5 B 3 A 4 AB 3.63
32 SI A 4 B 3 AB 3.5 B 3 B+ 3.38
33 MS D 1 B 3 B+ 3.25 BC 2,5 C+ 2.42
34 WN A- 3.75 A 4 A 4 B- 2.75 AB 3.63
35 AZ B 3 C+ 2.25 B+ 3.25 A 4 B 3.13
36 FM B 3 B 3 A- 3.75 AB 3.5 B+ 3.31
37 SH B 3 B- 2.75 A- 3.75 B 3 B 3.13
38 IA A 4 A 4 A- 3.75 A 4 A- 3.94
39 TK A- 3.75 AB 3.5 AB 3.5 B- 2.75 B+ 3.38
40 FR B 3 CD 1.5 AB 3.5 B+ 3.25 B- 2.81
41 YS D 1 C 2 B- 2,75 B 3 C 2.00
42 UL B 3 A- 3.75 AB 3.5 B 3 B+ 3.31
43 AB B 3 B- 2.75 A- 3.75 AB 3.5 B+ 3.25
44 MA CD 1.5 B- 2.75 B 3 B 3 BC 2.56
45 KU B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B+ 3.25 B 3.19
46 EF B+ 3.25 A 4 B 3 B+ 3.25 B+ 3.38
47 AF B 3 B 3 AB 3.5 B+ 3.25 B 3.19
48 NH A- 3.75 A 4 A- 3.75 A 4 A- 3.88
49 FK A 4 A 4 AB 3.5 B+ 3.25 AB 3.69
50 SD B 3 B 3 A 4 A 4 AB 3.50
51 MD C 2 C 2 B+ 3.25 C+ 2.25 C+ 2.38
52 YR B 3 C 2 B 3 B- 2.75 BC 2.69
53 MK B 3 B 3 B+ 3.25 AB 3.5 B 3.19
54 SA B 3 CD 1.5 B+ 3.25 B+ 3.25 B- 2.75
55 TS B 3 B 3 A- 3.75 AB 3.5 B+ 3.31
56 IF B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 A 4 AB 3.56
57 NJ A 4 A 4 AB 3.5 B 3 AB 3.63
58 MK A- 3.75 A- 3.75 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.63
59 KK A 4 A 4 A 4 A- 3.75 A- 3.94
60 AN CD 1.5 C 2 A- 3.75 C 2 C+ 2.31
61 SA B+ 3.25 A- 3.75 B 3 B+ 3.25 C+ 3.31
62 UR A 4 A 4 B 3 A 4 A- 3.75
63 DU B+ 3.25 A 4 A 4 A 4 A- 3.81
64 SA B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.25
65 IE C 2 B 3 AB 3.5 AB 3.5 B 3.00
66 KM C 2 B 3 B 3 A- 3.75 B- 2.94
67 EW A 4 AB 3.5 B+ 3.25 B 3 B+ 3.44
68 RK B+ 3.25 C- 1.75 B- 2,75 B 3 BC 2.67
69 AD B 3 C- 1.75 AB 3.5 AB 3.5 B- 2.94
70 KF D 1 C- 1.75 AB 3.5 AB 3.5 C+ 2.44
71 RS B 3 AB 3.5 B- 2,75 C 2 B- 2.83
72 KN B 3 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.38
73 DP B 3 C- 1.75 B 3 A 4 B- 2.94
74 WR A 4 A 4 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.75
75 SF A 4 A 4 AB 3.5 B+ 3.25 AB 3.69
76 SMS D+ 1.25 C 2 A 4 AB 3.5 BC 2.69
77 SM B 3 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.38
78 NH CD 1.5 B 3 B 3 A- 3.75 B- 2.81
79 NHR B+ 3.25 AB 3.5 AB 3,5 AB 3.5 B+ 3.42
80 SNM A- 3.75 AB 3.5 B 3 B 3 B+ 3.31
81 NK B+ 3.25 AB 3.5 B 3 A- 3.75 B+ 3.38
82 NN AB 3.5 AB 3.5 B 3 AB 3.5 B+ 3.38
83 UM B 3 AB 3.5 B 3 B+ 3.25 B 3.19
84 LS A 4 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.63
85 NA A- 3.75 AB 3.5 B 3 C 2 B 3.06
86 TP B 3 CD 1.5 AB 3.5 AB 3.5 B- 2.88
87 NL B 3 AB 3.5 B 3 BC 2,5 B 3.17
88 AF A 4 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.25 AB 3.50
89 UM A 4 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.25 AB
A
3.56
90 ER AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.44
91 CW A 4 AB 3.5 B+ 3.25 B 3 B+ 3.44
92 SN D 1 C- 1.75 B+ 3.25 B+ 3.25 C+ 2.31
93 MB D 1 C- 1.75 B 3 E 0 D+ 1.44
94 TH B 3 C+ 2.25 B+ 3.25 A 4 B 3.13
95 MR A 4 A 4 AB 3.5 B 3 AB 3.63
96 SA B 3 AB 3.5 AB 3.5 A 4 AB 3.50
97 HA A 4 B 3 A- 3.75 A- 3.75 AB 3.63
98 DV AB 3.5 A 4 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.63
99 KA C 2 C 2 BC 2.5 BC 2.5 C+ 2.25
100 WA C 2 C 2 A 4 E 0 C 2.00
101 RS C 2 C- 1.75 AB 3.5 AB 3.5 BC 2.69
102 MS B 3 C 2 A- 3.75 C 2 BC 2.69
103 MM A 4 A 4 B 3 A- 3.75 AB 3.69
104 NS A 4 A 4 B 3 A 4 AB 3.75
105 AA C+ 2.25 B 3 A- 3.75 B+ 3.25 B 3.06
106 RR BC 2.5 C+ 2.25 A 4 A- 3.75 B 3.13
107 ZR A- 3.75 B 3 A 4 B 3 B+ 3.44
108 AM C 2 C 2 A- 3.75 B+ 3.25 B- 2.75
109 LD C 2 CD 1.5 AB 3.5 A 4 B- 2.75
110 RF B 3 B 3 B+ 3.25 B+ 3.25 B 3.13
111 ZF A 4 A- 3.75 A 4 A 4 A- 3.94
112 UN C 2 B 3 B 3 B+ 3.25 B- 2.81
113 TO A 4 B+ 3.25 A- 3.75 A 4 B- 3.75
114 MKH A- 3.75 B 3 B+ 3.25 B 3 B+ 3.25
115 AM B+ 3.25 B 3 AB 3.5 A- 3.75 B+ 3.38
116 SM B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 A- 3.75 AB 3.50
117 MT A 4 A- 3.75 A 4 A 4 A- 3.94
118 MS C- 1.75 B 3 B 3 B 3 BC 2.69
119 NR A 4 A- 3.75 A- 3.75 B+ 3.25 AB 3.69
120 IZ C 2 C 2 A 4 C+ 2,25 BC 2.67
121 SA B 3 AB 3.5 B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.31
122 ED AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.44
123 RA C 2 C 2 AB 3.5 C 2 C+ 2.38
124 AD C- 1.75 D+ 1.25 B 3 C+ 2.25 C 2.06
125 SW A 4 A 4 B 3 AB 3.5 AB 3.63
126 FN B 3 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.38
127 HF A 4 AB 3.5 A- 3.75 B+ 3.25 AB 3.63
128 AR D 1 C 2 B- 2,75 B 3 C 2.00
129 LS B 3 CD 1.5 A- 3.75 A 4 B 3.06
130 AF B 3 B 3 AB 3.5 A 4 B+ 3.38
131 LA D 1 C 2 A- 3.75 B 3 C+ 2.44
132 RA C 2 C 2 B 3 B 3 BC 2.50
133 NS A 4 A 4 B 3 B 3 AB 3.50
134 AM D 1 C 2 BC 2,5 B+ 3.25 C 2.08
135 MH B 3 B 3 B+ 3.25 AB 3.5 B 3.19
136 UF B 3 B 3 B+ 3.25 A 4 B+ 3.31
137 KA B 3 A 4 B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.38
138 NN A 4 A 4 A 4 A- 3.75 A- 3.94
139 MS B 3 CD 1.5 B- 2,75 BC 2,5 C+ 2.25
140 DY B 3 C- 1.75 B- 2,75 B 3 BC 2.58
141 IL B 3 C- 1.75 B+ 3.25 B+ 3.25 B- 2.81
142 AR C 2 CD 1.5 B+ 3.25 B+ 3.25 BC 2.50
143 PR B 3 C 2 B 3 C 2 BC 2.50
144 SS B 3 B 3 B 3 C 2 B- 2.75
145 RS C- 1.75 CD 1.5 B+ 3.25 B+ 3.25 C+ 2.44
146 DS A 4 A 4 A 4 A 4 A 4.00
147 SM C 2 B 3 A- 3.75 B+ 3.25 B 3.00
148 SF C 2 B 3 B 3 B 3 B- 2.75
149 AM C+ 2.25 D+ 1.25 AB 3.5 B 3 BC 2.50
150 MK A 4 A 4 B 3 B+ 3.25 AB 3.56
151 PW C- 1.75 D+ 1.25 B 3 C+ 2.25 C 2.06
152 MR A- 3.75 AB 3.5 AB 3.5 B- 2,75 AB 3.58
153 AA A 4 B+ 3.25 B- 2,75 B 3 B+ 3.42
154 NI B 3 AB 3.5 B 3 A 4 B+ 3.38
155 IC A 4 C- 1.75 B 3 B+ 3.25 B 3.00
156 SK AB 3.5 A 4 AB 3.5 A 4 A- 3.75
157 NW A 4 A 4 AB 3.5 B 3 AB 3.63
158 MK A 4 AB 3.5 A 4 A- 3.75 A- 3.81
159 LK B 3 C+ 2.25 A 4 A- 3.75 B+ 3.25
160 RD B 3 B 3 B+ 3,25 AB 3.5 B 3.17
161 IN B 3 B 3 AB 3.5 A 4 B+ 3.38
162 MR A 4 C- 1.75 AB 3.5 B+ 3.25 B 3.13
163 MF A 4 A 4 AB 3.5 B+ 3.25 AB 3.69
164 AK B 3 AB 3.5 B 3 B+ 3.25 B 3.19
165 AN A 4 C+ 2.25 B 3 B 3 B 3.06
166 NP B 3 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.31
167 LA B 3 A- 3.75 B 3 AB 3.5 B+ 3.31
168 FR B 3 A 4 B+ 3,25 AB 3.5 AB 3.50
169 MN AB 3.5 A- 3.75 A 4 B+ 3.25 AB 3.63
170 HR B 3 CD 1.5 B 3 AB 3.5 B- 2.75
171 IT B 3 A 4 B 3 AB 3.5 B+ 3.38
172 MA C- 1.75 CD 1.5 BC 2,5 D 1 D+ 1.42
173 IR A 4 A 4 B+ 3,25 B+ 3.25 A- 3.75
174 AM B 3 D+ 1.25 B+ 3,25 B+ 3.25 BC 2.50
175 TM B 3 AB 3.5 B+ 3,25 A 4 AB 3.50
176 AW B 3 CD 1.5 B+ 3,25 B+ 3.25 BC 2.58
177 LA B 3 A 4 B 3 A 4 AB 3.50
178 MT A- 3.75 B 3 A- 3.75 AB 3.5 AB 3.50
179 SM C- 1.75 C 2 AB 3.5 AB 3.5 BC 2.69
180 DI A 4 A 4 B 3 A- 3.75 AB 3.69
181 PN B 3 AB 3.5 A- 3.75 AB 3.5 B+ 3.44
182 AW B 3 A- 3.75 B+ 3,25 A 4 AB 3.58
183 ME B 3 AB 3.5 B+ 3,25 A- 3.75 B+ 3.42
184 NI A 4 A 4 AB 3.5 A- 3.75 A- 3.81
185 NN A- 3.75 A 4 A- 3.75 B+ 3,25 A- 3.83
186 HA A 4 A 4 A- 3,75 A- 3.75 A- 3.87
187 MK B 3 AB 3.5 B+ 3,25 AB 3.5 B+ 3.33
188 MAA C 2 C 2 B+ 3,25 D 1 CD 1.67
189 AS B 3 CD 1.5 B 3 AB 3.5 B- 2.75
190 IN C- 1.75 B 3 AB 3.5 B+ 3,25 B- 2.75
191 SN B 3 B 3 AB 3.5 A 4 B+ 3.38
192 MH C- 1.75 B 3 B 3 BC 2.5 BC 2.56
193 SM AB 3.5 A 4 B+ 3,25 A 4 A- 3.83
194 KL AB 3.5 AB 3.5 A 4 A 4 A- 3.75
195 AN B 3 B 3 B- 2,75 C 2 BC 2.67
196 SG C- 1.75 C 2 B+ 3,25 B+ 3,25 C- 1.88
197 NR A 4 A- 3.75 AB 3.5 B 3 AB 3.56
198 MN B- 2.75 C 2 B 3 B- 2,75 BC 2.58
199 MZ B 3 C- 1.75 B 3 C 2 C+ 2.44
200 ML B 3 CD 1.5 AB 3.5 AB 3.5 B- 2.88
201 LM A 4 A 4 A- 3.75 B+ 3,25 A- 3.92
202 AP B 3 C 2 B 3 A 4 B 3.00
203 MR B 3 AB 3.5 A- 3.75 A 4 AB 3.56
204 LK B 3 B 3 B 3 B+ 3,25 B 3.00
205 EK C 2 C+ 2.25 B 3 B+ 3,25 C+ 2.42
206 LR B 3 C- 1.75 B 3 B+ 3,25 BC 2.58
207 EP BC 2.5 B 3 B 3 A 4 B 3.13
208 NA A 4 AB 3.5 B 3 A 4 AB 3.63
209 SS BC 2.5 BC 2.5 B+ 3,25 AB 3.5 B- 2.83
210 EA C- 1.75 C 2 B+ 3,25 B 3 C+ 2.25
211 MC C 2 B 3 B+ 3,25 D 1 C 2.00
212 TI C 2 A- 3.75 B 3 A 4 B 3.19
Lampiran 10: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PBA
No Mahasiswa Al-Qur’an Ilmu
Kalam Fiqh
Fiqh
Lughah Rata-rata
1 MK AB 3.5 AB 3.5 A- 3.75 B 3 B+ 3.44
2 BS B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.44
3 MAH AB 3.5 A- 3.75 A- 3.75 AB 3.5 AB 3.63
4 YR B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 A- 3.75 AB 3.50
5 IAS B 3 AB 3.5 AB 3.5 A 4 AB 3.50
6 SA A 4 A- 3.75 A 4 AB 3.5 A- 3.81
7 FW AB 3.5 A- 3.75 A 4 AB 3.5 AB 3.69
8 SI B 3 AB 3.5 A- 3.75 B+ 3.25 B+ 3.38
9 PC A- 3.75 B- 2.75 A 4 AB 3.5 AB 3.50
10 NWN B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 A- 3.75 AB 3.50
11 MZ B 3 AB 3.5 B 3 BC 2.5 B 3.00
12 IR B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 A 4 AB 3.56
13 IS B- 2.75 B 3 B+ 3.25 AB 3.5 B 3.13
14 AMS B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.44
15 DN B 3 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.31
16 AP B 3 AB 3.5 A- 3.75 AB 3.5 B+ 3.44
17 IT AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.38
18 NP B+ 3.25 B+ 3.25 B 3 A- 3.75 B+ 3.31
19 FU AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.38
20 MQI B 3 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.38
21 AKL D+ 1.25 AB 3.5 B 3 AB 3.5 B- 2.81
22 TQ B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.44
23 NS B+ 3.25 B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.38
24 NT A 4 AB 3.5 B+ 3.25 A 4 AB 3.69
25 DM B 3 B+ 3.25 B 3 B 3 B 3.06
26 ZS B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 B 3 B+ 3.31
27 SDY AB 3.5 A- 3.75 A 4 B+ 3.25 AB 3.63
28 SH B 3 B+ 3.25 B 3 AB 3.5 B 3.19
29 KN B 3 B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.25 B 3.19
30 MS AB 3.5 AB 3.5 A- 3.75 A 4 AB 3.69
31 FSN B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 A- 3.75 AB 3.50
32 FNR AB 3.5 B+ 3.25 AB 3.5 A 4 AB 3.56
33 AR B 3 AB 3.5 A- 3.75 AB 3.5 B+ 3.44
34 NF B 3 A- 3.75 AB 3.5 A 4 AB 3.56
35 SH A 4 AB 3.5 A- 3.75 AB 3.5 AB 3.69
36 MZ B+ 3.25 AB 3.5 B 3 AB 3.5 B+ 3.31
37 DM B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.44
38 MK B- 2.75 AB 3.5 B+ 3.25 A- 3.75 B+ 3.31
39 NH B 3 A 4 A- 3.75 AB 3.5 AB 3.56
40 HK A- 3.75 AB 3.5 B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.50
41 FNF B 3 B+ 3.25 B 3 B 3 B 3.06
42 NHJ B+ 3.25 B+ 3.25 AB 3.5 A 4 AB 3.50
43 MIT AB 3.5 B 3 B 3 AB 3.5 B+ 3.25
44 NH B+ 3.25 B+ 3.25 A 4 AB 3.5 AB 3.50
Lampiran 11: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan TBI
No Mahasiswa Al-Qur’an Ilmu
Kalam Fiqh
Ilmu Pend.
Islam Rata-rata
1 AS A- 3.75 A- 3.75 B- 2.75 B+ 3.25 B+ 3.38
2 MA B 3 A- 3.75 B+ 3.25 A 4 AB 3.50
3 ZA B 3 BC 2.5 B+ 3.25 B+ 3.25 B 3.00
4 EK A- 3.75 A 4 B+ 3.25 A- 3.75 AB 3.69
5 DN A- 3.75 B+ 3.25 BC 2.5 B+ 3.25 B 3.19
6 TP B+ 3.25 A 4 B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.44
7 IK C 2 E 0 B+ 3.25 BC 2.5 C-
B+
1.94
8 DL B- 2.75 A- 3.75 AB 3.5 B 3 B+ 3.25
9 SN BC 2.5 A- 3.75 B 3 B+ 3.25 B 3.13
10 AAS B 3 BC 2.5 B 3 AB 3.5 B 3.00
11 FL BC 2.5 B 3 B- 2.75 AB 3.5 B- 2.94
12 FR D 1 CD 1.5 BC 2.5 B 3 C 2.00
13 RN B 3 A 4 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.50
14 AZ B+ 3.25 A 4 B- 2.75 B+ 3.25 B+ 3.31
15 FN D 1 E 0 B 3 B 3 C- 1.75
16 AH A- 3.75 A 4 B+ 3.25 B 3 AB 3.50
17 AC A- 3.75 A 4 B 3 B+ 3.25 AB 3.50
18 AM B 3 A- 3.75 B 3 B+ 3.25 B+ 3.25
19 AR D 1 C 2 B 3 B 3 C+ 2.25
20 AJ C 2 A 4 B 3 CD 1.5 BC 2.63
21 DA B 3 A- 3.75 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.38
22 IN B- 2.75 A 4 AB 3.5 A 4 AB 3.56
23 SA C 2 A- 3.75 AB 3.5 A- 3.75 B+ 3.25
24 FR BC 2.5 B- 2,75 B 3 BC 2.5 BC 2.67
25 UN B 3 C 2 B 3 AB 3.5 B- 2.88
26 FA B 3 A 4 B 3 A- A- B+ 3.33
27 LM B 3 AB 3.5 B- 2.75 B+ 3.25 B 3.13
28 LO B 3 C 2 B 3 B- 2.75 BC 2.69
29 MM B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.38
30 AI B 3 B 3 AB 3.5 B 3 B 3.13
31 LL B 3 AB 3.5 B+ 3.25 B 3 B 3.19
32 MM A 4 B 3 B 3 AB 3.5 B+ 3.38
33 TA C 2 A- 3.75 B- 2.75 AB 3.5 B 3.00
34 IN B 3 AB 3.5 B 3 B- 2.75 B 3.06
35 AR A- 3.75 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.56
36 AI A- 3.75 A 4 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.69
37 BN BC 2.5 AB 3.5 B 3 B 3 B 3.00
38 AAL BC 2.5 B 3 B+ 3.25 AB 3.5 B 3.06
39 FA BC 2.5 A 4 B- 2.75 B+ 3.25 B 3.13
40 AN A- 3.75 A 4 B- 2.75 A- 3.75 AB 3.56
41 YS BC 2.5 E 0 B 3 C 2 C- 1.88
42 LR C 2 B- 2.75 B+ 3.25 B 3 B- 2.75
43 MH A- 3.75 B+ 3.25 B 3 B 3 B+ 3.25
44 TN B 3 B 3 B+ 3.25 A- 3.75 B+ 3.25
45 DM BC 2.5 AB 3.5 B- 2.75 B+ 3.25 B 3.00
46 SN A 4 AB 3.5 B- 2.75 B 3 B+ 3.31
47 TH D 1 B 3 B- 2.75 E 0 CD 1.69
48 FH AB 3.5 AB 3.5 B 3 B- 2.75 B 3.19
49 AS BC 2.5 A- 3.75 B 3 B+ 3.25 B 3.13 50 HS BC 2.5 AB 3.5 B 3 B- 2.75 B- 2.94
51 AS B 3 A- 3.75 B 3 AB 3.5 B+ 3.31
52 NA BC 2.5 BC 2.5 B+ 3.25 B- 2.75 B- 2.75
53 IMH A- 3.75 A 4 B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.63
54 KA BC 2.5 A 4 B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.25
55 VN D 1 B- 2.75 B+ 3.25 B 3 BC 2.50
56 SR D 1 B 3 B 3 BC 2.5 C+ 2.38
57 AN B 3 A- 3.75 B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.31
58 NU B+ 3.25 BC 2.5 C 2 B+ 3.25 B- 2.75
59 IM B+ 3.25 B 3 C 2 B 3 B- 2.81
60 MM A 4 D 1 C 2 B+ 3.25 BC 2.56
61 SN B 3 D 1 BC 2.5 E 0 CD 1.63
62 AC A- 3.75 C 2 C 2 E 0 C- 1.94
63 RA B 3 B 3 C 2 B 3 B- 2.75
64 MT B 3 AB 3.5 BC 2.5 B- 2.75 B- 2.94
65 MAA E 0 B 3 C 2 B 3 C 2.00
66 SP B+ 3.25 AB 3.5 BC 2.5 B- 2.75 B 3.00
67 WR C 2 A 4 CD 1.5 A 4 B- 2.88
68 MB B+ 3.25 B 3 BC 2.5 AB 3.5 B 3.06
69 KA B+ 3.25 A 4 B- 2.75 A 4 AB 3.50
70 MM C 2 A- 3.75 C+ 2.25 A 4 B 3.00
71 MIT B 3 A 4 BC 2.5 AB 3.5 B+ 3.25
72 HR B+ 3.25 B 3 C 2 AB 3.5 B- 2.94
73 II B+ 3.25 A 4 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.56
74 SH B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.38
75 MS A 4 B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.44
76 AL AB 3.5 B+ 3.25 C 2 CD 1.5 BC 2.56
77 SDK E 0 B 3 BC 2.5 E 0 D+ 1.38
78 AA E 0 B 3 CD 1.5 C 2 CD 1.63
79 UA AB 3.5 B+ 3.25 BC 2.5 B+ 3.25 B 3.13
80 MS C 2 BC 2.5 B- 2.75 AB 3.5 BC 2.69
81 EO B+ 3.25 A- 3.75 C+ 2.25 B+ 3.25 B 3.13
82 AW E 0 A 4 C 2 E 0 CD 1.50
83 AS AB 3.5 B 3 C 2 AB 3.5 B 3.00
84 IZ E 0 A- 3.75 C 2 AB 3.5 C+ 2.31
85 PP E 0 B 3 C 2 AB 3.5 C 2.13
86 SC B+ 3.25 A- 3.75 BC 2.5 AB 3.5 B+ 3.25
87 SP A 4 AB 3.5 BC 2.5 AB 3.5 B+ 3.38
88 SU B+ 3.25 BC 2.5 C 2 B 3 BC 2.69
89 UK A- 3.75 A 4 B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.63
90 MA E 0 D 1 BC 2.5 E 0 E 0.88
91 MS A 4 B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B+ 3.38
92 NI B+ 3.25 B 3 C 2 AB 3.5 B- 2.94
93 LA E 0 B 3 C 2 B 3 C 2.00
94 HR B+ 3.25 A 4 C+ 2.25 AB 3.5 B+ 3.25
95 RA E 0 B 3 C 2 B- 2.75 C- 1.94
96 IF E 0 B 3 CD 1.5 B+ 3.25 C- 1.94
97 BD B 3 B 3 B 3 AB 3.5 B 3.13
98 WF C 2 B+ 3.25 C 2 AB 3.5 BC 2.69
99 RF B+ 3.25 B 3 C 2 AB 3.5 B- 2.94
100 IR B 3 BC 2.5 B 3 B+ 3.25 B- 2.94
101 TR E 0 B- 2.75 C 2 C+ 2.25 C- 1.75
102 NF B+ 3.25 B 3 B 3 B- 2.75 B 3.00
103 NI A 4 A- 3.75 BC 2.5 A 4 AB 3.56
104 NK B 3 AB 3.5 B 3 B+ 3.25 B 3.19
105 IS B+ 3.25 BC 2.5 C+ 2.25 B- 2.75 BC 2.69
106 HN E 0 B 3 B 3 C+ 2.25 C 2.06
107 ES AB 3.5 B+ 3.25 BC 2.5 B 3 B 3.06
108 TT C 2 B- 2.75 BC 2.5 AB 3.5 BC 2.69
109 AAM E 0 AB 3.5 BC 2.5 B+ 3.25 C+ 2.31
110 AIN E 0 B- 2.75 B 3 B 3 C 2.19
111 NS B+ 3.25 AB 3.5 B 3 B 3 B 3.19
112 AN AB 3.5 B 3 B- 2.75 B+ 3.25 B 3.13
113 UM B+ 3.25 A 4 AB 3.5 B 3 B+ 3.44
114 YN B+ 3.25 B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.38
115 KH E 0 B- 2.75 B 3 B- 2.75 C 2.13
116 MF B+ 3.25 B+ 3.25 A 4 AB 3.5 AB 3.50
117 AT B+ 3.25 AB 3.5 B 3 B+ 3.25 B+ 3.25
118 YA B+ 3.25 B 3 B 3 A- 3.75 B+ 3.25
119 HA B+ 3.25 A 4 B 3 B+ 3.25 B+ 3.38
120 AR B 3 B- 2.75 B 3 AB 3.5 B 3.06
121 ZP A 4 D 1 B 3 B 3 B- 2.75
122 DW B+ 3.25 A 4 B 3 AB 3.5 B+ 3.44
123 NZ AB 3.5 B+ 3.25 A- 3.75 A 4 AB 3.63
124 NA AB 3.5 B 3 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.31
125 RP AB 3.5 A 4 B 3 B+ 3.25 B+ 3.44
126 IF AB 3.5 A 4 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.63
127 FM B+ 3.25 B 3 B 3 C 2 B- 2.81
128 MA E 0 B 3 B+ 3.25 C+ 2.25 C 2.13
129 AA B+ 3.25 A 4 B 3 B 3 B+ 3.31
130 ST B+ 3.25 AB 3.5 B 3 AB 3.5 B+ 3.31
131 AMH A 4 A 4 B 3 A 4 A- 3.75
132 NK E 0 B 3 B 3 B 3 C+ 2.25
Lampiran 12: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PGMI
No Mahasiswa Al-Qur’an
Pendidikan
Al-Qur’an Fiqh Rata-rata
1 AS B+ 3.25 A 4 A 4 A- 3.75
2 KK B 3 B- 2.75 AB 3.5 B 3.08
3 PA B+ 3.25 B 3 A- 3.75 B+ 3.33
4 MN B 3 B 3 AB 3.5 B 3.17
5 FA B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.33
6 IF B+ 3.25 AB 3.5 B 3 B+ 3.25
7 FJ B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B 3.17
8 NH B+ 3.25 B- 2.75 AB 3.5 B 3.17
9 VA C 2 B 3 B 3 BC 2.67
10 IP AB 3.5 B- 2.75 A- 3.75 B+ 3.33
11 IK B 3 B 3 A- 3.75 B+ 3.25
12 SM AB 3.5 B 3 A- 3.75 B+ 3.42
13 EN B 3 B 3 B 3 B 3.00
14 MF C 2 B 3 B 3 BC 2.67
15 SW B+ 3.25 B 3 B 3 B 3.08
16 AR AB 3.5 B 3 A- 3.75 B+ 3.42
17 IA AB 3.5 A- 3.75 A- 3.75 AB 3.67
18 DR B+ 3.25 B 3 A 4 B+ 3.42
19 SW B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.33
20 NA B+ 3.25 AB 3.5 A 4 AB 3.58
21 NL B 3 B- 2.75 B+ 3.25 B 3.00
22 RS B+ 3.25 BC 2.5 C 2 B- 2.58
23 JA B+ 3.25 E 0 AB 3.5 C+ 2.25
24 MF A 4 A 4 A 4 A 4.00
25 SS B+ 3.25 B- 2.75 B+ 3.25 B 3.08
26 NC C+ 2.25 B- 2.75 B 3 BC 2.67
27 AR B+ 3.25 B- 2.75 B+ 3.25 B 3.08
28 SA A 4 AB 3.5 A 4 A- 3.83
29 PP A- 3.75 A 4 A 4 A- 3.92
30 AD B 3 B- 2.75 B 3 B- 2.92
31 WV AB 3.5 B- 2.75 B+ 3.25 B 3.17
32 SK A 4 B 3 A 4 AB 3.67
33 US AB 3.5 B+ 3.25 A 4 AB 3.58
34 SW B+ 3.25 AB 3.5 A- 3.75 AB 3.50
35 MA B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B 3.17
36 EY B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B 3.17
37 DH B 3 BC 2.5 B- 2.75 B- 2.75
38 KR AB 3.5 B 3 B+ 3.25 B+ 3.25
39 LP A- 3.75 AB 3.5 A 4 A- 3.75
40 LR B+ 3.25 B- 2.75 A- 3.75 B+ 3.25
41 BP B+ 3.25 B+ 3.25 A- 3.75 B+ 3.42
42 AM C 2 C+ 2.25 C 2 C 2.08
43 AN A- 3.75 A 4 A 4 A- 3.92
44 NW C 2 D 1 B 3 C 2.00
45 ZK B+ 3.25 BC 2.5 AB 3.5 B 3.08
46 FN C 2 D 1 B+ 3.25 C 2.08
47 NI AB 3.5 A- 3.75 B+ 3.25 AB 3.50
48 WD B+ 3.25 AB 3.5 A 4 AB 3.58
49 UM B+ 3.25 B 3 A- 3.75 B+ 3.33
50 LS B+ 3.25 AB 3.5 A- 3.75 AB 3.50
51 AF B+ 3.25 B- 2.75 A 4 B+ 3.33
52 HS A- 3.75 A 4 B+ 3.25 AB 3.67
53 DN B+ 3.25 B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.33
54 IB C+ 2.25 B- 2.75 BC 2.5 BC 2.50
55 AM A 4 B 3 A- 3.75 AB 3.58
56 PA B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.25
57 AL B 3 B 3 B 3 B 3.00
58 CA B+ 3.25 BC 2.5 AB 3.5 B 3.08
59 DR B+ 3.25 B+ 3.25 BC 2.5 B 3.00
60 NNH B 3 AB 3.5 A- 3.75 B+ 3.42
61 NNA B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B 3.17
62 MAS A 4 AB 3.5 B 3 AB 3.50
63 WU B+ 3.25 A- 3.75 AB 3.5 AB 3.50
64 NH B+ 3.25 B 3 B 3 B 3.08
65 RM B+ 3.25 B 3 B 3 B 3.08
66 NF A 4 B 3 A 4 AB 3.67
67 IN B+ 3.25 AB 3.5 A 4 AB 3.58
68 AAM A 4 B- 2.75 A- 3.75 AB 3.50
69 BA D 1 B- 2.75 C 2 C- 1.92
70 UN A 4 B- 2.75 A 4 AB 3.58
71 ST B 3 B 3 E 0 C 2.00
72 ID B+ 3.25 AB 3.5 A- 3.75 AB 3.50
73 ME B 3 B 3 AB 3.5 B 3.17
74 MNQ B 3 B 3 AB 3.5 B 3.17
75 SZ C 2 B 3 B+ 3.25 C- 2.75
76 TY B+ 3.25 B 3 A- 3.75 B+ 3.33
77 NB C 2 B- 2.75 AB 3.5 B- 2.75
78 DN B+ 3.25 B 3 A- 3.75 B+ 3.33
79 EF B+ 3.25 A- 3.75 B+ 3.25 B+ 3.42
80 BP C 2 E 0 A- 3.75 C- 1.92
81 AM B+ 3.25 B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.33
82 AS B+ 3.25 D 1 A 4 C- 2.75
83 AL AB 3.5 B- 2.75 AB 3.5 B+ 3.25
84 NA B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.33
85 SS B+ 3.25 B- 2.75 A 4 B+ 3.33
86 RY B+ 3.25 A 4 A 4 A- 3.75
87 AN A 4 B 3 A 4 AB 3.67
88 MH AB 3.5 B 3 B 3 B 3.17
89 ZK C 2 BC 2.5 AB 3.5 BC 2.67
90 IN B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B 3.17
91 IP B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.33
Lampiran 13: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan AS
No Mahasiswa Al-Qur’an Ulumul
Qur’an Fiqh
Ushul
Fiqh Rata-rata
1 MI A- 3.75 B+ 3.25 A 4 A 4 A- 3.75
2 MII AB 3.5 B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B+ 3.25
3 HR AB 3.5 B+ 3.25 B 3 C 2 B- 2.94
4 WE B 3 BC 2.5 BC 2.5 C 2 BC 2.50
5 RS A- 3.75 B+ 3.25 B 3 B 3 B+ 3.25
6 SK A- 3.75 B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B+ 3.31
7 MA B 3 BC 2.5 AB 3.5 C 2 B- 2.75
8 AS A- 3.75 AB 3.5 B 3 BC 2.5 B 3.19
9 MK A 4 A- 3.75 A 4 B+ 3.25 A- 3.75
10 AM AB 3.5 B+ 3.25 A- 3.75 AB 3.5 AB 3.50
11 KA A- 3.75 BC 2.5 B 3 AB 3.5 B 3.19
12 FY A 4 B+ 3.25 C 2 BC 2.5 B- 2.94
13 WL A- 3.75 AB 3.5 B 3 AB 3.5 B+ 3.44
14 PI AB 3.5 B+ 3.25 B 3 A 4 B+ 3.44
15 AZ AB 3.5 A- 3.75 B 3 A 4 AB 3.56
16 SR AB 3.5 B+ 3.25 C 2 C 2 BC 2.69
17 MAA B 3 B+ 3.25 B 3 D+ 1.25 BC 2.63
18 SM B+ 3.25 B+ 3.25 B 3 BC 2.5 B 3.00
19 LP AB 3.5 B- 2.75 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.31
20 MR AB 3.5 BC 2.5 B 3 B+ 3.25 B 3.06
21 SJ C- 1.75 B+ 3.25 B+ 3.25 BC 2.5 BC 2.69
22 RP B 3 B+ 3.25 B 3 C 2 B- 2.81
23 YS D+ 1.25 B+ 3.25 B- 2.75 C 2 C+ 2.31
24 AK A 4 A 4 A- 3.75 A 4 A- 3.94
25 AM A- 3.75 B+ 3.25 AB 3.5 A 4 AB 3.63
26 BY C- 1.75 B+ 3.25 B- 2.75 C 2 C+ 2.44
27 NZ C- 1.75 BC 2.5 B- 2.75 C 2 C+ 2.25
28 RB E 0 B+ 3.25 C 2 BC 2.5 C- 1.94
29 HM D 1 B- 2.75 BC 2.5 C+ 2.25 C 2.13
30 MA C- 1.75 B+ 3.25 BC 2.5 BC 2.5 BC 2.50
31 MK C 2 B+ 3.25 BC 2.5 BC 2.5 BC 2.56
32 NM A 4 AB 3.5 B- 2.75 A 4 AB 3.56
33 EI A- 3.75 B+ 3.25 C+ 2.25 C 2 B- 2.81
34 TN D 1 B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 BC 2.63
35 FM C- 1.75 C 2 B 3 B 3 C+ 2.44
36 ASH B 3 B 3 C+ 2.25 C 2 BC 2.56
37 DJ A 4 A- 3.75 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.69
Lampiran 14: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan HES
No Mahasiswa Al-Qur’an Ulumul
Qur’an Fiqh Ushul Fiqh Rata-rata
1 PD B+ 3.25 AB 3.5 B 3 AB 3.5 B+ 3.31
2 IQ A 4 A 4 B+ 3.25 A 4 A- 3.81
3 TS C 2 BC 2.5 B 3 B+ 3.25 BC 2.69
4 AK CD 1.5 D 1 B 3 D 1 CD 1.63
5 PA B 3 A- 3.75 B 3 B- 2.75 B 3.13
6 AM A- 3.75 AB 3.5 A- 3.75 B- 2.75 B+ 3.44
7 EM A 4 A 4 A 4 A 4 A 4.00
8 KN B 3 B+ 3.25 A- 3.75 B+ 3.25 B+ 3.31
9 LH B+ 3.25 A- 3.75 B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.38
10 RR BC 2.5 BC 2.5 B 3 B- 2.75 BC 2.69
11 HA A 4 A 4 B+ 3.25 A 4 A- 3.81
12 SJ A 4 A 4 AB 3.5 A 4 A- 3.88
13 MJ A 4 A 4 A 4 A 4 A 4.00
14 IE AB 3.5 AB 3.5 A 4 AB 3.5 AB 3.63
15 VA B+ 3.25 BC 2.5 B+ 3.25 B 3 B 3.00
16 YD B 3 BC 2.5 B 3 B- 2.75 BC 2.81
17 AW AB 3.5 A- 3.75 AB 3.5 B 3 B+ 3.44
18 MY B+ 3.25 B+ 3.25 B 3 B 3 B 3.13
19 IS C 2 C 2 B 3 B- 2.75 C+ 2.44
20 DA AB 3.5 B- 2.75 B 3 B- 2.75 B 3.00
21 FZ A- 3.75 A 4 B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.63
22 MS A 4 A 4 AB 3.5 A- 3.75 A- 3.81
23 ZR A 4 A- 3.75 B 3 A- 3.75 B- 3.63
24 AK B 3 C- 1.75 B 3 BC 2.5 BC 2.56
25 CC A- 3.75 AB 3.5 B 3 AB 3.5 B+ 3.44
26 WG AB 3.5 A 4 AB 3.5 AB 3.5 AB 3.63
27 TI B+ 3.25 C 2 B+ 3.25 B- 2.75 BC 2.81
28 DS B 3 A- 3.75 B 3 B+ 3.25 B+ 3.25
29 KN A 4 A- 3.75 B 3 B+ 3.25 AB 3.50
30 MZ C- 1.75 D 1 C 2 BC 2.5 C- 1.81
31 YA A- 3.75 A- 3.75 B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.56
Lampiran 15: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PS S1
No Mahasiswa Al-Qur’an Ilmu
Kalam
Fiqh
Ibadah
Fiqh
Muamalah Rata-rata
1 AP C+ 2.25 C+ 2.25 A- 3.75 B+ 3.25 B- 2.88
2 IT B 3 B- 2.75 A- 3.75 B- 2.75 B 3.06
3 LD A 4 B+ 3.25 A- 3.75 AB 3.5 AB 3.63
4 AA B- 2.75 B 3 A- 3.75 A 4 B+ 3.38
5 DR BC 2.5 AB 3.5 A- 3.75 B 3 B 3.19
6 UW AB 3.5 B+ 3.25 A- 3.75 A 4 AB 3.63
7 SD BC 2.5 B- 2.75 AB 3.5 B+ 3.25 B 3.00
8 NA B+ 3.25 B+ 3.25 A 4 A- 3.75 AB 3.56
9 JK AB 3.5 A- 3.75 A- 3.75 B 3 AB 3.50
10 AB B 3 B 3 A- 3.75 A- 3.75 B+ 3.38
11 AH B 3 B- 2.75 AB 3.5 B+ 3.25 B 3.13
12 DA B 3 B- 2.75 AB 3.5 A- 3.75 B+ 3.25
13 RN B+ 3.25 C 2 A- 3.75 A 4 B+ 3.25
14 AK B 3 B+ 3.25 A- 3.75 A 4 AB 3.50
15 SL B- 2.75 C 2 A- 3.75 A- 3.75 B 3.06
16 MA AB 3.5 BC 2.5 A- 3.75 A 4 B+ 3.44
17 NN B- 2.75 B- 2.75 AB 3.5 AB 3.5 B 3.13
18 WM A 4 B+ 3.25 AB 3.5 A 4 AB 3.69
19 MA B 3 B 3 AB 3.5 B+ 3.25 B 3.19
20 ES C+ 2.25 C 2 AB 3.5 B- 2.75 BC 2.63
21 SA B- 2.75 B 3 A- 3.75 B 3 B 3.13
22 EA BC 2.5 B 3 A- 3.75 B- 2.75 B 3.00
23 DA C+ 2.25 B- 2.75 B+ 3.25 A- 3.75 B 3.00
24 SD C+ 2.25 C 2 B 3 B+ 3.25 BC 2.63
25 NA CD 1.5 C 2 AB 3.5 AB 3.5 BC 2.63
26 FQ C+ 2.25 C 2 AB 3.5 B- 2.75 BC 2.63
27 RN B 3 B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.25
28 EA B+ 3.25 C+ 2.25 AB 3.5 AB 3.5 B 3.13
29 FM BC 2.5 BC 2.5 B+ 3.25 B+ 3.25 B- 2.88
30 CA B 3 BC 2.5 AB 3.5 B- 2.75 B- 2.94
31 IL AB 3.5 B 3 A- 3.75 A- 3.75 AB 3.50
32 AF B 3 B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.31
33 SW B 3 C+ 2.25 AB 3.5 AB 3.5 B 3.06
34 EN B 3 BC 2.5 AB 3.5 AB 3.5 B 3.13
35 AK AB 3.5 B- 2.75 AB 3.5 A 4 B+ 3.44
36 SJ A- 3.75 BC 2.5 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.25
37 IP A 4 C+ 2.25 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.25
38 PR B 3 C+ 2.25 AB 3.5 B+ 3.25 B 3.00
39 KR B 3 B- 2.75 AB 3.5 B+ 3.25 B 3.13
40 MN B 3 B- 2.75 AB 3.5 AB 3.5 B 3.19
41 EF B+ 3.25 B 3 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.25
42 FA B 3 C 2 B+ 3.25 B 3 B- 2.81
43 FN B- 2.75 B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.25 B 3.19
44 RT B 3 B- 2.75 AB 3.5 A 4 B+ 3.31
45 MM A 4 AB 3.5 A- 3.75 B+ 3.25 AB 3.63
46 MB B+ 3.25 B 3 AB 3.5 C 2 B- 2.94
47 FR B 3 B 3 AB 3.5 B+ 3.25 B 3.19
48 AS B+ 3.25 AB 3.5 A- 3.75 A- 3.75 AB 3.56
49 ES B 3 B- 2.75 AB 3.5 A 4 B+ 3.31
50 VM B- 2.75 B- 2.75 C+ 2.25 B+ 3.25 B- 2.75
51 SH AB 3.5 B 3 AB 3.5 AB 3.5 B+ 3.38
52 MM A 4 AB 3.5 AB 3.5 A 4 A- 3.75
53 YN B 3 BC 2.5 A- 3.75 B+ 3.25 B 3.13
54 MM B 3 B- 2.75 AB 3.5 AB 3.5 B 3.19
55 MA B 3 B 3 AB 3.5 A 4 B+ 3.38
56 WIC C 2 BC 2.5 AB 3.5 B 3 B- 2.75
57 DNA B 3 B 3 A- 3.75 A- 3.75 B+ 3.38
58 MNS C 2 C+ 2.25 AB 3.5 B+ 3.25 B- 2.75
59 EF B- 2.75 C 2 B 3 B 3 BC 2.69
60 MS BC 2.5 B 3 AB 3.5 B 3 B 3.00
61 YSA D+ 1.25 C 2 B- 2.75 B 3 C+ 2.25
62 LAS D 1 C 2 AB 3.5 AB 3.5 BC 2.50
63 TS BC 2.5 B 3 B 3 B 3 B- 2.88
64 SK BC 2.5 B 3 AB 3.5 A- 3.75 B 3.19
65 IS C 2 C- 1.75 A- 3.75 B 3 BC 2.63
66 MAF B 3 B- 2.75 A- 3.75 A- 3.75 B+ 3.31
67 DA D+ 1.25 C 2 B- 2.75 C 2 C 2.00
68 MFA B- 2.75 B 3 B+ 3.25 AB 3.5 B 3.13
69 AN B 3 B- 2.75 B+ 3.25 A- 3.75 B 3.19
70 SS B 3 B 3 A 4 A- 3.75 B+ 3.44
71 DMS B 3 B 3 AB 3.5 A 4 B+ 3.38
72 MN B 3 C 2 AB 3.5 AB 3.5 B 3.00
73 IT B 3 C 2 A- 3.75 A 4 B 3.19
74 DP B 3 BC 2.5 AB 3.5 B+ 3.25 B 3.06
75 LS B 3 B 3 B- 2.75 AB 3.5 B 3.06
76 TL B- 2.75 BC 2.5 A 4 B- 2.75 B 3.00
77 NAZ B 3 B 3 A- 3.75 B+ 3.25 B+ 3.25
78 MH B 3 B- 2.75 AB 3.5 B+ 3.25 B 3.13
79 HY B 3 A- 3.75 A 4 A 4 AB 3.69
80 EAA BC 2.5 B 3 A- 3.75 A- 3.75 B+ 3.25
81 CRK C 2 B 3 A 4 A 4 B+ 3.25
82 DNC A- 3.75 AB 3.5 A- 3.75 AB 3.5 AB 3.63
83 ES A 4 B+ 3.25 B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.50
84 OP C 2 C+ 2.25 A 4 C+ 2.25 BC 2.63
85 DP B 3 A- 3.75 A- 3.75 A 4 AB 3.63
86 RU B 3 A- 3.75 A 4 A- 3.75 AB 3.63
87 YM D 1 BC 2.5 A- 3.75 A 4 B- 2.81
88 NO B- 2.75 BC 2.5 A- 3.75 AB 3.5 B 3.13
89 MMW A- 3.75 A- 3.75 A- 3.75 A- 3.75 A- 3.75
90 MR B 3 B 3 B 3 AB 3.5 B 3.13
91 LE C 2 C+ 2.25 B+ 3.25 AB 3.5 B- 2.75
92 RM A 4 A 4 B 3 B- 2.75 B+ 3.44
93 MMB B- 2.75 C+ 2.25 A- 3.75 AB 3.5 B 3.06
94 MAJ B- 2.75 B 3 B+ 3.25 B- 2.75 B- 2.94
95 ARF C 2 B 3 B+ 3.25 A- 3.75 B 3.00
96 MBF B 3 B 3 A- 3.75 A 4 B+ 3.44
97 AN A- 3.75 B 3 A- 3.75 AB 3.5 AB 3.50
98 IS A 4 B+ 3.25 A 4 AB 3.5 AB 3.69
99 NH B- 2.75 B- 2.75 A- 3.75 AB 3.5 B 3.19
100 RC D 1 B 3 B 3 AB 3.5 BC 2.63
101 UB B 3 B 3 B 3 AB 3.5 B 3.13
102 MK BC 2.5 B 3 B 3 B 3 B- 2.88
Lampiran 16: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PS D3
No Mahasiswa Al-Qur’an Ilmu
Kalam
Fiqh
Ibadah
Fiqh
Muamalah Rata-rata
1 AF B 3 B- 2.75 B 3 B 3 B- 2.94
2 MS CD 1.5 B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B- 2.75
3 YD C 2 B- 2.75 B 3 B+ 3.25 B- 2.75
4 SW CD 1.5 B- 2.75 B+ 3.25 B 3 BC 2.63
5 AAM C 2 B- 2.75 BC 2.5 B 3 BC 2.56
6 PF B 3 B+ 3.25 B+ 3.25 AB 3.5 B+ 3.25
7 HK B 3 B 3 B 3 B+ 3.25 B 3.06
8 LR CD 1.5 B 3 B 3 B+ 3.25 BC 2.69
9 GA B 3 AB 3.5 B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.25
10 EI B 3 A- 3.75 B 3 B+ 3.25 B+ 3.25
11 AL B 3 B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.25 B 3.19
12 RA CD 1.5 B- 2.75 B- 2.75 B+ 3.25 BC 2.56
13 MW B 3 B+ 3.25 B- 2.75 AB 3.5 B 3.13
14 RH C 2 B 3 B- 2.75 B+ 3.25 B- 2.75
15 DA B 3 B+ 3.25 B 3 B+ 3.25 B 3.13
16 DR B 3 B 3 BC 2.5 AB 3.5 B 3.00
17 NP B 3 B 3 B- 2.75 B+ 3.25 B 3.00
18 SL B 3 B- 2.75 BC 2.5 B+ 3.25 B- 2.88
19 AH B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.25 B+ 3.25
20 OF C 2 B 3 B 3 B+ 3.25 B- 2.81
21 RT D+ 1.25 B 3 B 3 B+ 3.25 BC 2.63
22 SI B 3 B 3 A- 3.75 A 4 B+ 3.44
23 IR BC 2.5 A 4 B+ 3.25 A- 3.75 B+ 3.38
24 RG BC 2.5 B 3 AB 3.5 A 4 B+ 3.25
25 TF C 2 B 3 B+ 3.25 B+ 3.25 B- 2.88
26 IA D+ 1.25 B+ 3.25 B+ 3.25 A- 3.75 B- 2.88
27 AR B 3 B+ 3.25 AB 3.5 A 4 B+ 3.44
28 EP C 2 B 3 AB 3.5 AB 3.5 B 3.00
29 YN B 3 B+ 3.25 AB 3.5 A- 3.75 B+ 3.38
30 MAR BC 2.5 B 3 AB 3.5 B+ 3.25 B 3.06
31 MW B+ 3.25 B+ 3.25 A- 3.75 B+ 3.25 B+ 3.38
32 FB BC 2.5 B 3 AB 3.5 B+ 3.25 B 3.06
33 AJ B 3 B 3 A- 3.75 B+ 3.25 B+ 3.25
34 DM C 2 B 3 A- 3.75 AB 3.5 B 3.06
35 RL B 3 B 3 B+ 3.25 AB 3.5 B 3.19
36 MIN B 3 B- 2.75 BC 2.5 B+ 3.25 B- 2.88
37 AA C 2 B 3 B+ 3.25 B+ 3.25 B- 2.88
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Hijri Adi Ridwan
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 25 Maret 1988
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Kesongo-Krajan RT: 04 RW: 01 Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang
Telepon : 085-640-035-926
Latar Belakang Pendidikan
1995 – 2000 : SDN II Kesongo Tuntang
2000 – 2003 : SMPN II Tuntang
2003 – 2006 : MAN II Kediri
2006 – 2010 : S1 Pendidikan Agama Islam (PAI)