data literatur hotel bisnis

13
Menurut kamus Oxford, The advance learner’s Dictionary adalah: “Building where meals and rooms are provided for travelers.” Yang dapat diartikan sebagai bangunan (fisik) yang menyediakan layanan kamar, makanan dan minuman bagi tamu. Menurut SK Menparpostel no.KM 37/PW.340/MPPT-86 tentang peraturan usaha dan pengelolaan hotel menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. Menurut the American Hotel and Motel Association (AHMA) sebagaimana dikutif oleh Steadmon dan Kasavana: A hotel may be defined as an establishment whose primary business is providing lodging facilities for the general public and which furnishes one or more of the following services: food and beverage service, room attendant service, uniformed service, Laundering of linens and use of furniture and fixtures. Yang dapat diartikan sebagai berikut: Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanaan barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas/perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada didalamnya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hotel adalah: 1. Menggunakan bangunan fisik 2. Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya 3. Diperuntukkan bagi umum 4. Dikelola secara komersial Gambar. 2.1 Beberapa Gambar Bangunan Hotel

Upload: asepsetiadi

Post on 09-Jul-2016

224 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

literatur

TRANSCRIPT

Page 1: Data Literatur Hotel Bisnis

Menurut kamus Oxford, The advance learner’s Dictionary adalah: “Building where meals and rooms are provided for travelers.” Yang dapat diartikan sebagai bangunan (fisik) yang menyediakan layanan kamar, makanan dan minuman bagi tamu.

Menurut SK Menparpostel no.KM 37/PW.340/MPPT-86 tentang peraturan usaha dan pengelolaan hotel menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan,  makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

Menurut the American Hotel and Motel Association (AHMA) sebagaimana dikutif oleh Steadmon dan Kasavana: A hotel may be defined as an establishment whose  primary business is providing lodging facilities for the general public and which furnishes one or more of the following services: food and beverage service, room attendant service, uniformed service, Laundering of linens and use of furniture and fixtures.

Yang dapat diartikan sebagai berikut:Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanaan barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas/perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada didalamnya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hotel adalah:1.  Menggunakan bangunan fisik2.  Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya3.  Diperuntukkan bagi umum4.  Dikelola secara komersial

 Gambar. 2.1 Beberapa Gambar Bangunan Hotel

Page 2: Data Literatur Hotel Bisnis

 Di samping itu seringkali disediakan sarana penunjang seperti: fasilitas olahraga, bisnis centre, kolam renang, musik hidup, dan jenis atraksi lainnya. Layanan yang ramah mulai dari pimpinan puncak sampai dengan karyawan pelaksana diperlukan untuk memberikan kepuasan kepada setiap tamu.

Gambar 2.2. Sarana Penunjang Hotel

 

Page 3: Data Literatur Hotel Bisnis

engertian Hotel

Pengertian hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan fasilitas kamar

untuk tidur, pelayanan makanan dan minuman kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan

mampu membayar dengan jumlah yang  wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima (Hotel Proprietors Act,

1956).  Menurut SK  Menteri  Parpostel  Nomor:  KM  34/HK103/MPPT  1987, hotel  adalah salah satu 

jenisakomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan,

penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersialserta

memenuhi persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan pemerintah.

Pengertian Hotel Bisnis

Mengacu pada Marlina Endy dalam bukunya Panduan Perancangan Bangunan Komersial (2008, p.52), hotel

bisnis merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomodasi tamu yang mempunyai

tujuan  berbisnis. Sesuaidengan namanya, pangsa pasar utama dari hotel bisnis adalah orang- orang yang 

sedang melakukan kegiatasbisnis di suatu kawasan. Hotel bisnis dikenal juga dengan nama Commercial

Hotel ataupun dengan nama  CityHotel.

Lokasi yang dipilih relatif berada di pusat kota, berdekatan dengan area perkantoran ataupun perdagangan dan

mudah dicapai.

Sesuai   dengan fungsinya yakni sebagai tmpat akomodasi pelaku bisnis, maka fasilitas yangdisediakan akan

berkaitan dan mendukung kegiatan bisnis.

Fasilitas  yang disediakan antara lain ballroom,banquet room dan business center. Fasilitas business

center sudah disediakan hotel bisnis sejak akhir abad 20.Umumnya fasilitas business center dilengkapi

peralatan mesin  faksimli, komputer, internet dan bahkan teleconference (konferensi jarak jauh).

Ditinjau dari karakter pengunjung, umumnya tamu yang menginap di hotel bisnus, relatif sangat singkat yang

berkisar antara 1-3 malam per kunjungan. Berikut adalah tabel karakter pengunjung hotel bisnis baik secara

perseorangan atau grup, berdasarkan tujuan dan tipe kamar yang dipesan. Berikut adalah tabel karakter

kegiatan dari buku Hotel Planning and Design:

Page 4: Data Literatur Hotel Bisnis

 Tabel  Karakter pengunjung hotel 

Klasifikasi dan Pengelompokan Hotel

Klasifikasi hotel adalah sistem pengelompokan hotel-

hotel ke dalam  berbagai  kelas  atau  tingkatan  deganukuran  standar  tertentu  yang disesuaikan dengan

kebutuhan, diantaranya ialah pelayanan hotel, yangditentukan dalam 5 golongan kelas (bintang)

berdasarkan  kelengkapan fasilitas dan kondisi bangunan, perlengkapan dan pengelolaan, serta  mutu pelayanan

yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan MenteriKebudayaan dan Pariwisata no. KM 3/KW

001/MKP 02. Kategori hotel  di Indonesia tersebut adalah:

Hotel melati 1

Hotel melati 2

Hotel bintang 3

Hotel bintang 4

Hotel bintang 5

Berikut adalah tabel pembagian hotel menurut Keputusan Direktur Jendral Pariwisata (1988) berdasarkanfasilitas dan jumlah kamar hotel.

Page 5: Data Literatur Hotel Bisnis

Tabel Pengelompokan Hotel Berdasarkan Kelas Bintang

Kesimpulan yang dapat diambil dari teori mengenai jenis hotel di atas adalah pada perancangan ini, akan dibuat hotel yang lokasinya  berada di kawasan Mega Kuningan yang merupakan kawasan CBD. Jenis  hotelyang cocok untuk dirancang pada daerah ini termasuk dalam kategori hotel bisnis berbintang lima,. Penentuan bintang lima dikarenakan lokasi  tapak yang menempati kawasan bisnis utama di Jakarta.

Persyaratan Hotel Bintang 5 (lima)

Page 6: Data Literatur Hotel Bisnis

Berdasarkan Keputusan Menteri Parpostel  nomor KM.37/PW/MPPT-86, buku Panduan Perancangan

BangunanKomersial (2008), berikut adalah klasifikasi hotel bintang 5:

A.  UMUM

Lokasi 

Memenuhi persyaratan dinas tata kota/pekerjaan umum dan  mudah dicapai. Untuk menjamin kenikmatan,

tamu dihindarkan  dari pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh: suara bising, bautak enak, debu, asap.

Arsitektur 

Seluruh atau sebagian bentuk bangunan dan atau dekorasi pada lobby, restoran, kamar tidur danfunction

room mencerminkan seni- budaya Indonesia

Jumlah kamar Sekurang-kurangnya 100 kamar, 10 kamar single dan 4 kamar suite

Ruangan umum 

1. Ruangan umum terdiri dari: lobby lounge, ruang makan, bar 

2. Luas ruangan umum adalah 2.5 m² kali jumlah kamar tidur.

Ruangan fungsional

Minimum  terdapat  1  buah  pintu  masuk  yang  terpisah  dari  lobby dengan kapasitas minimum 2,5 kalijumlah 

kamar

Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan loby

Terdapat pre-function room

Fasilitas parkir 

Tersedia tempat parkir dengan kapasitas 1 mobil untuk setiap 5 kamar tidur

Kebun

Tempat Masuk (entrance) 

Tersedia pintu masuk terpisah untuk tamu dan barang-barang keperluan hotel

Lobby  lounge 

1. Mempunyai luasan minimum 100 m² 

2. Lebar koridor minimum 1,6 m 

3. Tersedia sekurang-kurangnya 20 tempat duduk 

4. Toilet umum minimum 1 buah dengan perlengkapan

Kantor depan/ Front office

Toilet Umum/Restroom 

Tersedia toilet umum yang terpisah untuk pria dan wanita  dengan jumlah sekurang-

kurangnya 6untuk pria dan 4 untuk wanita.

Drug store

Minimum terdapat drugstore, bank, money changer, biro perjalanan, souvenir shop, perkantoran, butik dan salon

B.   Akomodasi

Kamar tidur

Mempunyai minimum 100 kamar standar dengan luasan 26 m²

Mempunyai minimum 4 kamar suite dengan luasan 52m²

Kamar mandi di dalam

Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar

C.   Makanan dan Minuman

Page 7: Data Literatur Hotel Bisnis

1. Ruang makan

Mempunyai minimum 4 buah dining room yang terbagi atas berbagai jenis restoran yang masakannya berbeda satu 

danlainnya.

Bila tidak berdampingan dengan lobby, maka dining room harus dilengkapi dengan kamar mandi/ WC sendiri

Ukuran luas lantai sekurang-kurangnya adalah 135 m2.

2. Bar

Tersedia ruangan bar dengan luas lantai 75 m2.

Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi AC dengan suhu 24°C

Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1 m

D.  Sarana rekreasi dan olahraga

Minimum 1 buah dengan pilihan tenis, bowling, golf, fitness, sauna, biliard, jogging, diskotik atau taman bermainanak.

Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dari kolam renang anak

E.   Fasilitas Penunjang

Ruangan perkantooran untuk pengusahaan hotel

Tersedia ruangan yang dapat digunakan sebagai kantor pimpinan hotel dan bagian hotel lainnya

Kamar pelayanan (roomboy station)

Ruang laundry 

Bagi hotel yang menyediakan fasilitas laundry, luas ruangan sekurang-kurangnya adalah 60 m2

Dry cleaning 

Tersedia fasilitas dry cleaning dengan luas ruangan sekurang- kurangnya 30m2

Dapur 

Tersedia dapur denga luas lantai sekurang-kurangnya 40% dari seluruh luas lantai ruang makan.

Tempat penyimpanan makanan dan minuman 

a.    Gudang basah 

b.   Gudang kering 

c.    Gudang dingin

F.    Business center

Dalam konteks hotel bisnis, tersedia fasilitas business center dimana terdapat beberapa staf yang 

bertindaksebagai co-secretary para tamu yang ingin berkomunikasi dengan relasi bisnisnya. Selain itu terdapat

fasilitas lain seperti faksimili, teleks, dan akses internet nirkabel  (wi-fi).

Pembagian Area Hotel

Secara prinsip, aktivitas dalam hotel dibagi menjadi 4 area, yaitu:

Area Privat, merupakan area yang bersifat eksklusif dan digunakan untuk kegiatan  pribadi  dimana  tidak  semua 

orangdapat  masuk  ke  dalamnya tanpa izin dari pihak yang menggunakannya/memilikinya, seperti kamar tidur tamu,

kantor pengelola, dll.

Page 8: Data Literatur Hotel Bisnis

Area  semi publik,  merupakan area  transisi antara  area publik dan area privat, yang dimiliki bersama oleh sejumlah

orang yang  memiliki kepentingan yang sama, seperti lobby, restoran, function room, dll.

Area publik, merupakan area yang terbuka untuk umum,

dimana  semua orang dapat mengakses dan menggunakanruang tersebut, seperti taman, area parkir, pedestrian, dll.

Area servis, merupakan area berupa fasilitas toilet, mekanikal dan  area khusus karyawan.

Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama yaitu:

1.   Front of the house adalah area karyawan yang

berhadapan  langsung dengan tamu. Yang termasuk dalam areafront of the house adalah:

1. Front desk & Concierge

2. Area reservasi dan kasir

3. Room service

4. Area lift

5. Retail

6. Restoran

7. Function room

2.   Back of the house adalah area karyawan yang berada di area

servis dan terpisah dengan area tamu. Yangtermasuk dalam area back of the house adalah:

1. Dapur dan gudang

2.  Area bongkar muat (receiving area)

3. Area pegawai

4. Laundry and housekeeping

5. Mekanikal dan elektrikal

Pengertian, Definisi Hotel Bisnis Pengertian, Definisi Hotel Bisnis 

Definisi Hotel Bisnis mengacu pada Marlina Endy dalam bukunya Panduan Perancangan Bangunan Komersial (2008, p.52), hotel bisnis merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomodasi tamu yang mempunyai tujuan bisnis. Lokasi hotel bisnis relatif berada di pusat kota, berdekatan dengan area perkantoran atau area perdagangan. Hotel Bisnis dikenal juga dengan nama Commercial Hotel ataupun dengan nama City Hotel. 

Fasilitas yang disediakan hotel bisnis akan menyediakan fasilitas lengkap yang berkaitan dan mendukung untuk kegiatan bisnis terutama untuk kegiatan Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE). Fasilitas yang tersedia antara lain ballroom, banquet room, dan business center dengan fasilitas pendukung lainnya seperti restoran, bar & café, pusat kebugaran & spa, kolam renang, dan sebagainya (Kusumo, 2012). 

Page 9: Data Literatur Hotel Bisnis

Ditinjau dari karakteristik tamu pada hotel bisnis relatif tinggal berkisar antara 1 – 3 malam perkunjungan. Berikut karakteristik tamu baik perseorangan maupun grup berdasarkan tujuan dan tipe kamar yang dipesan menurut buku hotel planning and design dalam jurnal Ristya Vidyatama Kusumo (2012):

Tabel  Karakter Pengunjung Hotel

Jenis Pengunjung

Karakter Pengunjung Tujuan Tipe Kamar

Perseorangan Berprofesi sebagai eksekutif muda

Memilih harga menengah keatas

Tours, Club, perkumpulan

Budaya, seni, teater

Berbelanja

Queen Size

Adanya area makan & kerja

Kamar mandi Standar

Jenis Pengunjung

Karakter Pengunjung Tujuan Tipe Kamar

Grup Menginap 2 – 4 malam

Pemilihan harga tidak masalah

Konvensi dan konferensi

Perkumpulan profesional

Rapat pelatihan dan perdagangan

King, Twin, double – double size

Kamar mandi memiliki area ganti pakaian

Terdapat area kerja yang baik

Klasifikasi Hotel

Hotel dapat diklasifikasikan menurut bintang yang ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diperda) sesuai persyaratan fasilitas yang terdapat dalam hotel setiap tiga tahun sekali dalam bentuk sertifikat (Kusumo, 2012).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata ni. KM 3/KW 001/ MKP 02, hotel dikelelompokan dalam 5 golongan kelas (bintang) berdasarkan kelengkapan fasilitas dan kondisi bangunan, perlengkapan dan pengelolaan, serta mutu pelayanan. Kategori hotel tersebut dibagi menjadi :

Hotel melati 1 Hotel melati 2 Hotel bintang 3 Hotel bintang 4 Hotel bintang 5

Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi dikeluarkan oleh peraturan pemerintah dan menurut Dirjen Pariwisata dengan SK: Kep-22/U/VI/78. Untuk mengklasifikasikan sebuah hotel, dapat ditinjau dari beberapa faktor yang satu sama lainnya ada kaitannya. Berikut adalah tabel pembagian hotel menurut Keputusan Direktur Jendral Pariwisata (1988) berdasarkan fasilitas dan jumlah kamar hotel dalam Bernadete Monica (2012).

Page 10: Data Literatur Hotel Bisnis

Tabel Klasifikasi Hotel Berbintang

Jenis Fasilitas ***** **** *** ** *

Kamar Tidur Min. 100 Min. 50 Min. 30 Min. 20 Min. 15

Suite 4 kamar 3 kamar 2 kamar 1 kamar -

Luas kamar 20-28 m² 18-28 m² 18-26 m² 18-24 m²18-20

Luas kamarSuite 52 m² 48 m² 48 m² 44 m² 20 m²

Ruang Makan Min. 2 Min. 2 Min. 2 Min. 2 Min. 1

Restaurant & Bar Min. 1 Min. 1 Min. 1 Min. 1*tidak wajib

Function Room

Min. 1 dan pre-function

room

Min. 1 dan pre-

function room

Min. 1 dan pre-

function room

- -

Rekreasi & Olahraga

Kolam renang

dan ditambah dengan 2

sarana lain

Kolam renang dan dianjurkan ditambah dengan 2

sarana lain

Kolam renang dan dianjurkan ditambah dengan 2

sarana lain

Kolam renang dan dianjurkan ditambah dengan 2

sarana lain

Min. 1 sarana

Ruang yang disewakan

Min. 3 ruangan

Min. 3 ruangan

Min. 3 ruangan

Min. 3 ruangan

Min. 3 ruanga

n

Lounge Wajib Wajib Wajib - -

Taman Wajib Wajib Wajib Wajib Wajib

sumber : Dirjen Pariwisata 1988, Monica, 2012

Pembagian Area Hotel

Secara fungsional, hotel dapat dibagi menjadi 4 bagian utama yaitu area tamu, area publik, bagian administrasi (front of the house), dan back of the house dikutip dari The Architects Handbook oleh Quentin Pickard (Quentin P., 2002). Adapun area Front of The House dan Back of The House meliputi ruang (Monica B., 2012) :

1. Front of the house adalah area karyawan yang berhadapan langsung dengan tamu, yang termasuk area front of the house adalah :

Page 11: Data Literatur Hotel Bisnis

Front desk & Concierge Area reservasi dan kasir Room service Area lift Retail Restoran Function room

2. Back of the house adalah area karyawan yang berada di area servis dan terpisah dengan area tamu. Yang termasuk dalam area back of the house adalah: Dapur dan gudang Area bongkar muat  Area pegawai Laundry dan housekeeping Mekanikal dan elektrikal

Compact CityDefinisi Compact City

Pertumbuhan penduduk yang terjadi sekarang ini dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang mendorong untuk terjadinya fenomena Urban Sprawl, yaitu perpindahan penduduk ke daerah pinggiran (mungkasa, 2012). Menanggapi fenomena tersebut muncul konsep Compact City. Adapun Compact City mempunyai beberapa definisi seperti yang dikemukakan oleh J. Arbury, Compact City yaitu sebuah model pengembangan kota yang terfokus pada intensifikasi perkotaan, menetapkan batas pertumbuhan kota, mendorong pengembangan campuran (mixed use) dan mengedepankan peran angkutan umum dan kualitas desain perkotaan. Burton (2000) menjelaskannya Compact City sebagai kota dengan dimensi ‘kepadatan yang tinggi’. Dapat disimpulkan bahwa Compact City adalah suatu konsep perencanaan kota terfokus kepada kepadatan hunian yang relatif tinggi pada guna lahan campuran, lebih mengandalkan sistem transportasi umum yang efisien, termasuk aktivitas pejalan kaki dan bersepeda sehingga penggunaan kendaraan bermotor pribadi berkurang intensitasnya, penggunaan energi menurun rendah dan polusi berkurang (Mungkasa, 2012)

Sebagai sebuah tanggapan terhadap fenomena Urban Sprawl, secara umum dapat disarikan beberapa perbedaan antara Urban Sprawl dengan model Compact City, berdasarkan 12 aspek yaitu kepadatan, pola pertumbuhan, guna lahan, skala, layanan komunitas, tipe komunitas, transportasi, disain jalan, disain bangunan, ruang publik, biaya pembangunan, proses perencanaan (Roychansyah, 2006).

Menurut Burton (2001) dalam Buletin Tata Ruang dan Pertanahan edisi 2 tahun 2012, manfaat dari model Compact City adalah pengurangan konsumsi energi (fasilitas terjangkau dengan jalan kaki), pelayanan transportasi lebih baik, peningkatan aksesibilitas secara keseluruhan, regenerasi kawasan perkotaan dan vitalitas perkotaan, kualitas hidup yang lebih tinggi, preservasi ruang terbuka hijau. Menurut Jenks (2000), bentuk kota yang kompak mampu mengurangi jarak tempuh perjalanan sehingga menurunkan tingkat mobilitas penduduk. Tingkat kepadatan tinggi juga memberi keuntungan dalam penyediaan layanan dasar, transportasi umum, pengelolaan sampah, pelayanan kesehatan dan pendidikan. 

Dapat disimpulkan konsep Compact City menekankan pada sebuah kawasan dengan fasilitas – fasilitas yang sudah tersedia (mix use) untuk memenuhi kebutuhan penduduk di dalamnya sehingga penggunaan transportasi dapat ditekan yang berpotensi pada pengurangan ecological foot print (ruang yang diperlukan manusia untuk menghasilkan sumber daya yang mereka habiskan) (wwf.or.id) yang secara tidak langsung berdampak pada penurunan polusi akibat penggunaan kendaraan (Mungkasa, 2012).

Page 12: Data Literatur Hotel Bisnis

Peranan Building Farming

Jika diterjemahkan, kata Building berarti bangunan. Pengertian bangunan, menurut kamus besar bahasa Indonesia bangunan mempunyai sesuatu yang didirikan atau sesuatu yang dibangun. 

Kata “bangunan” juga dapat diartikan sebagai rumah, gedung ataupun segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya seperti halnya jembatan dan konstruksinya serta rancangannya, jalan, sarana telekomunikasi. Umumnya sebuah peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari teknik teknik bangunan maupun sarana dan prasarana yang dibuat ataupun ditinggalkan oleh manusia dalam perjalanan sejarahnya.

Jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia kata Building mempunyai arti pertanian, peternakan, dan budidaya. Jika didefinisikan Building juga dapat diartikan sebagai praktek budidaya lahan atau meningkatkan stok, usaha budidaya lahan. Building sendiri dapat dikategorikan lagi ke pertanian atau ke peternakan.

Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan Building Farming adalah suatu kegiatan membudidayakan tumbuhan atau hewan pada sebuah bangunan. Pada era modern ini konsep menanam secara vertikal sudah mulai dikembangkan, menurut Ken Yeang dalam bukunya yang berjudul The Skyscreaper Bioclimatically Considered menjelaskan praktik menanam secara vertikal akan membantu menciptakan iklim mikro. (Yeang, 1996). Praktik memasukan tanaman kedalam bangunan, mulai berkembang dari waktu ke waktu hingga sekarang ini praktik menanam dilakukan pada bangunan dalam bidang vertikal (Green Wall) (Canevaflor, 2013).

Praktik menanam dapat membantu menciptakan iklim mikro seperti yang diungkapkan oleh Ken Yeang juga dikemukakan oleh Sukawi (2008) dalam seminar nasional untuk tema Taman Kota dan Upaya Penurunan Suhu Lingkungan menjelaskan pada dasarnya tanaman dapat mempengaruhi iklim mikro di sekitarnya. Secara keseluruhan Building Farming berperan dalam mewujudkan Compact City, dimana dengan adanya penanaman dan produksi sayur dan buah di kota, distribusi sayur dan buah dari luar kota dapat dikurangi sehingaa penggunaan energi dan polusi yang diakibatkan distribusi menggunakan kendaraan bermotor dapat dikurangi (Mungkasa, 2012