data beras

Upload: yogi-gustriansyah

Post on 17-Jul-2015

138 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tabel 1. Produksi beras, konsumsi beras dan stok beras nasional Di Indonesia periode 1998-2002Tahun Produksi Beras Konsumsi Beras (ton) 29.919.821,1 30.407.514,2 30.903156,6 31.406.878,1 31.918.810,2 Stok Beras Nasional (ton) 1.163.958,8 986.171,0 803.523,7 615.917,8 423.252,9 (ton) 1998 31.083.779,9 1999 31.393.685,2 2000 31.706.6680,3 2001 32.022.795,9 2002 32.342.063,1 Sumber : BPS SumSel 1998-2002

Tabel 2. Produksi beras, Luas panen Di Sumatera SelatanTahun Luas Panen Pertumbuhan Produktivitas (ton/Ha) 3,585 3,644 3,645 3,589 3,558 Pertumbuhan (%) 1,62 0,04 -1,53 -0,90 Produksi (ton) 1.562.517 1.608.084 1.650.762 1.564.819 1.737.885 Perumbuhan (%) 2,92 2,65 -5,21 11,06 (Ha) (%) 1998 435.792 1999 441.333 1,27 2000 452.881 2,62 2001 435.989 -3,73 2002 488.606 12,07 Sumber : BPS SumSel 1998-2002

Tabel 3. Harga beras dan gabah, Stok Beras, kebutuhan beras Di SumSel Periode 1998-2002Tahun Harga beras 1998 2.383 1999 2.383 2000 2.383 2001 2.470 2002 2.470 Sumber : BPS SumSel 1998-2002 Harga gabah 1.465 1.465 1.465 1.519 1.519 Kebutuhan beras 199.388 160.970 74.491 56.143 95.833 Stok Beras 215.124 241.688 173.872 95.459 141.691

1. Teori Harga Beras dan Gabah Dalam kegiatan pemasaran ada tiga subjek dalam menentukan pembentukan harga pasaran yaitu : 1. 2. kesukaanya. Produsen dengan dasar biaya produksi yang telah dikeluarkan sehingga produk itu berwujud dan siap untuk dipasarkan. Konsumen dengan daya beli dasar dan kebutuhan serta

3. harga.

Pemerintah dengan peraturan harga sebagai pengendali tata Bagi produk-produk pertanian tertentu seperti beras, gula dan lain-lain apabila harga

patokan dari pemerintah telah dilampaui dan ada gejala bertahan, maka pihak pemerintah segera melakukan injeksi sekitar apa yang diperlukan untuk menyesuaikan kembali harga patokan. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga, meningkatkan kesejahteraan petani, perlindungan kepada konsumen atau untuk meningkatkan penerimaan pemerintah (Kartasapoetra, 1992). Poin ketiga berkaitan dengan pembentukan harga dasar gabah dimana harga dasar gabah ditetapkan dengan peraturan pemerintah lebih dari harga ekuilibrium. Apabila harga yang ditetapkan sama atau kurang dari harga equilibrium, maka tidak akan berpengaruh apa-apa, karena titik ekuilibrium tetap dengan harga dasar resmi. Harga dasar akan efektif apabila ditetapkan lebih tinggi dari harga ekuilibrium. Dalam program stabilisasi harga beras ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan unutk merumuskan tingkat harga, yaitu harga relatif di tingkat produsen dan konsumen, dimana harga didekati ditingkat petani produsen dengan harga input dan harga dasar lain dalam negeri terhadap harga dunia untuk kualitas dan jenis yang sama.