dasar teori pemeriksaan leukosit

8
Dasar teori Pemeriksaan Jumlah Leukosit Leukosit adalah sel darah yang mempunyai inti dan tidak mengandung Hb. Leukosit sering disebut sel darah putih. Jumlah leukosit lebih sedikit daripada eritrosit, yaitu antara 5-10 juta sel/m 3 darah, dengan rerata 7 juta sel/mm 3 (Sherwood, 2011). Ada lima jenis leukosit yang dipisahkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok leukosit yang sitoplasmanya bergranula, disebut leukosit bergranula (granulosit). Granulosit ini merupakan perkembangan dari sel-sel sumsum merah tulang. Sel Leukosit bergranula juga disebut dengan leukosit polimorfonuklear karena bentuk inti selnya beraneka ragam. Ada tiga macam leukosit bergranula, yaitu: 1. Neutrofil, neutrofil berwarna biru keunguan bila diberi pewarnaan asam dan basa, intinya mempunyai tiga atau lima lobus. Sel ini merupakan leukosit dengan jumlah paling banyak. Neutrofil merupakan spesialis fagositik. 2. Basofil, Sel basofil menyerap pewarnaan basa dan menjadi biru. Inti kasarnya berbentuk huruf S. Jika sel ini telah mencapai jaringan, maka akan berubah menjadi sel mast. Baik basofil maupun sel mast mensintesis dan menyimpan histamin dan heparin, yaitu bahan kimia poten yang dapat

Upload: nugroho-nizar

Post on 26-Dec-2015

378 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Teori Pemeriksaan Leukosit

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori Pemeriksaan Leukosit

Dasar teori

Pemeriksaan Jumlah Leukosit

Leukosit adalah sel darah yang mempunyai inti dan tidak mengandung Hb.

Leukosit sering disebut sel darah putih. Jumlah leukosit lebih sedikit daripada

eritrosit, yaitu antara 5-10 juta sel/m3 darah, dengan rerata 7 juta sel/mm3 (Sherwood,

2011). Ada lima jenis leukosit yang dipisahkan menjadi dua kelompok. Kelompok

pertama adalah kelompok leukosit yang sitoplasmanya bergranula, disebut leukosit

bergranula (granulosit). Granulosit ini merupakan perkembangan dari sel-sel sumsum

merah tulang. Sel Leukosit bergranula juga disebut dengan leukosit polimorfonuklear

karena bentuk inti selnya beraneka ragam. Ada tiga macam leukosit bergranula,

yaitu:

1. Neutrofil, neutrofil berwarna biru keunguan bila diberi pewarnaan asam dan

basa, intinya mempunyai tiga atau lima lobus. Sel ini merupakan leukosit

dengan jumlah paling banyak. Neutrofil merupakan spesialis fagositik.

2. Basofil, Sel basofil menyerap pewarnaan basa dan menjadi biru. Inti

kasarnya berbentuk huruf S. Jika sel ini telah mencapai jaringan, maka akan

berubah menjadi sel mast. Baik basofil maupun sel mast mensintesis dan

menyimpan histamin dan heparin, yaitu bahan kimia poten yang dapat

dibebaskan jika terdapat rangsangan yang sesuai (Sherwood, 2011).

3. Eosinofil, Sel golongan ini hanya sedikit dijumpai. Sel ini menyerap pewarna

yang bersifat asam (eosin) dan kelihatan merah. Intinya memiliki dua lobi

oval. Peningkatan eosinofil dalam darah berkaitan dengan keadaan alergik

(misalnya asma dan hay fever) dan dengan infestasi parasit internal

(misalnya cacing). Eosinofil jelas tidak dapat menelan parasit cacing yang

ukurannya jauh lebih besar, tetapi sel ini melekat ke cacing dan

mengeluarkan bahan-bahan yang mematikannya.

Kelompok kedua adalah kelompok leukosit yang sitoplasmanya tidak

bergranula, disebut leukosit agranula (agranulosit). Agranulsoit berkembang

Page 2: Dasar Teori Pemeriksaan Leukosit

biak dari jaringan limfoid dan myeloid. Intinya lebih kurang bulat. Dua jenis

leukosit agranulosit adalah :

1. Limfosit, membentuk 25% dari seluruh jumlah sel darah putih. Sel ini

dibentuk di dalam kelenjar limfe dan juga dalam sumsum tulang. Sel ini

non-granuler dan tidak memiliki kemampuan bergerak seperti amuba

2. Monosit, sel ini berukuran lebih besar (kira-kira sebanyak 5%). Sel ini

mampu mengadakan gerakan amoboid dan mempunyai sifat fagosit

(pemakan). Monosit setelah keluar dari sumsum tulang akan melanjutkan

pematangan dan menjadi sangat besar yang dikenal sebagai makrofag

(Sherwood, 2011).

Fungsi umum leukosit adalah melawan peradangan dan infeksi. Beberapa

leukosit secara aktif melakukan fagositosis, mencerna bakteri dan sisa bahan mati.

Semua leukosit motil dengan gerak amuboid, beberapa jenis melebihi yang lain.

Sebagian besar leukosit memiliki kemampuan berpindah melalui pori kecil diantara

sel-sel yang membentuk dinding kapiler. Gerakan ini disebut diapedes, berawal

ketika suatu bagian sel mengalir dalam bentuk tonjolan serupa lengan yang kemudian

melalui sebuah pori kecil. Sisa sitoplasma mengalir secara perlahan melalui pori

kecil tadi ke sisi lain dinding kapiler. Dengan cara ini, seluruh sel bergerak melalui

pori dari satu sisi ke sisi lain dinding kapiler.

Leukosit dipandu ke tempat infeksi oleh suatu proses yang disebut kemotaksis.

Berbagai zat yang dilepaskan oleh mikroorganisme yang menyerang atau oleh sel

jaringan yang terbunuh, memandu leukosit kea rah sumber agen kemotaksis. Difusi

zat-zat membentuk gradient konsentrasi, yang diikuti leukosit. Kemotaksis dapat

mempunyai pengaruh positif atau negative. Bila jaringan tubuh terluka atau terinfeks,

peradangan atau respon peradangan merupakan pertahanan tubuh. Kunci respon

peradangan adalah pelepasan berbagai zat kimia dari jaringan tubuh terutama stau

yang disebut histamin.

Histamin menyebabkan pembuluh darah di daerah yang terluka melebar, dengan

demikian aliran darah di tempat itu bertambah. Akibat aliran darah meningkat,

jaringan menjadi lebih merah dan lebih panas. Sebagai akibat cairan jaringan

Page 3: Dasar Teori Pemeriksaan Leukosit

bertambah, jaringan menjadi bengkak, suatu keadaan yang disebut edema. Cairan

jaringan yang penuh dengan protein dan plasma, mulai menggumpal dan mencegah

aliran normal cairan jaringan. Senagai hasilnya, sebaran bakteri atau racunnya

diperlambat dan ditahan pada daerah yang luka.

Cepatnya respon peradangan sebanding dengan meluasnya kerusakan jaringan.

Karena itu, infeksi stafilokokus yang menghasilkan kerusakan besar jaringan,

biasanya ditahan oleh respon peradangan dengan cepat. Infeksi streptokokus yang

kurang merusak, mendatangkan respon peradangan sangat lamban. Sebagai akibat,

penghalangan mungkin kurang berhasil, dan infeksi bakteri dapat berlanjut menyebar

ke seluruh tubuh. Dengan pengrusakan jaringan dan pelepasan substansi kimia, daya

tarik leukosit ke tempat luka bertambah.

Dengan proses diapedesis neutrofil bergerak dari kapiler, dan dengan proses

kemotaksis neutrofil dipandu ke tempat luka.Karena leukosit menelan bakteri,

bebarapa nanah atau pembentukan nanah bias terjadi. Sebenarnya nanah terdiri dari

bakteri mati dan hidup, leukosit, buangan sel, dan cairan tubuh. Bila leukosit

merusak bakteri invader dengan baik, daerah yang dipengaruhi kembali normal,dan

proses perbaikan berjalan. Bila leukosit tak berhasil,kemudian nanah bertambah, dan

ineksi belagnjut untuk menyebar.

Sel darah putih atau dalam bahasa Inggris disebut dengan white blood cell

(WBC) merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi. Sel

darah yang juga dikenal dengan leukosit ini terbagi dalam beberapa tipe dan dua tipe

yang paling umum adalah limfosit dan nuutrofil.

Limfosit diproduksi oleh jaringan lympoid yang terdapat di dalam organ limfa,

kelenjar limfe dan kelenjar thymus. Limfosit bertugas untuk memerangi zat zat yang

dihasilkan oleh kuman penyakit dengan membentuk zat kekebalan tubuh atau

antibodi. Antibodi yang dibentuk sangat spesifik sesuai dengan jenis kuman yang

menginfeksi. Pembentukan antibodi memerlukan waktu beberapa hari sampai

beberapa minggu sesuai dengan jenis kuman yang menginfeksi.

Page 4: Dasar Teori Pemeriksaan Leukosit

Seperti halnya limfosit, nuutrofil juga berperanan sangat penting dalam upaya

tubuh memerang infeksi. Nuutrofil dibentuk di dalam sumsum tulang dan beredar ke

seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Selanjutnya nuutrofil akan keluar dari

peredaran darah menuju jaringan yang terinfeksi. Nanah yang biasanya terdapat

dalam luka mengandung banyak sekali nuutrofil. Dalam kondisi normal, infeksi

bakteri yang serius akan merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak lagi

nuutrofil sehingga nilai WBC akan meningkat.

Kadar WBC dihitung berdasarkan jumlah sel darah putih yang ada pada sampel

darah penderita. Nilai normal dari WBC adalah antara 4 ribu sampai 11 ribu per

mikroliter. Kadar WBC yang rendah dikenal dengan istilah leukopenia sementara

kadar yang tinggi disebut leukositosis.

Cara menghitung leukosit

Terdapat dua cara untuk menghitung leukosit dalam darah tepi. Yang pertama

adalah cara manual dengan memakai pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop.

Cara kedua adalah cara semi automatik dengan memakai alat elektronik. Cara kedua

ini lebih unggul dari cara pertama karena dekniknya lebih mudah,waktu yang

diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil yaitu ± 2%, sedang pada

carapertama kesalahannya sampai ± 10%. Keburukan cara kedua adalah harga alat

mahal dan sulit untuk memperoleh reagen karena belum banyak laboratorium di

Indonesia yang memakai alat ini.

Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan basal dan

lain-lain. Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000–30.000/µl.

Jumlah leukosit tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000 — 38.000 /µl.

Setelah itu jumlah leukosit turun secara bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah

leukosit berkisar antara 4500– 11.000/ µl.Pada keadaan basal jumlah leukosit pada

orang dewasa berkisar antara 5000 — 10.0004/µ1. Jumlah leukosit meningkat

setelah melakukan aktifitas fisik yang sedang,tetapi jarang lebih dari 11.000/µl 4 Bila

jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan,maka keadaan tersebut disebut leukositosis.

Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik maupun patologik. Leukositosis yang

Page 5: Dasar Teori Pemeriksaan Leukosit

fisiologik dijumpai pada kerja fisik yang berat,gangguan emosi, kejang ,takhikardi

paroksismal, partus dan haid. Leukositosis yang terjadi sebagai akibat peningkatan

yang seimbang dari masing-masing jenis sel, disebut balanced leoko-cytosis.

Keadaan ini jarang terjadi dan dapat dijumpai pada hemokonsentrasi. Yang lebih

sering dijumpai adalah leukositosis yang disebabkan peningkatan dari salah satu jenis

leukosit sehingga timbul istilah neutrophilic leukocytosis atau netrofilia, lymphocytic

leukocytosis atau limfositosis, eosinofilia dan basofilia. Leukositosis yang patologik

selalu diikuti oleh peningkatan absolut dari salah satu atau lebih jenis leukosit.

Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5000 darah. Karena

pada hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang paling tinggi persentasinya hampir

selalu leukopenia disebabkan oleh netropenia. Gangguan dengan terjadinya

peningkatan umum dalam sel-sel pembentuk darah dinamakan gangguan

mieloproliferatif (Price & Wilson, 2005).

Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing

jenis sel.Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai

relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/µl). Hitung jenis leukosit berbeda

tergantung umur. Pada anak limfosit lebih banyak dari netrofil segmen,sedang pada

orang dewasa kebalikannya. Hitung jenis leukosit juga bervariasi dari satu sediaan

apus ke sediaan lain,dari satu lapangan ke lapangan lain. Kesalahan karena distribusi

ini dapat mencapai 15%. Bila pada hitung jenis leukosit,didapatkan eritrosit berinti

lebih dari 10 per 100 leukosit,maka jumlah leukosit/µl perlu dikoreksi.