dari teori ke implementasi manajemen berbasis sekolah

27
DARI TEORI KE IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Upload: ramanitya-dewi

Post on 22-Jul-2015

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DARI TEORI KE IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

A.Dari teori ke praktikPenerapan MBS dan MPMBS di Indonesia sejalan dengan kebijakan desentralisasi manajemen pemerintahan yang merupakan suatu gerakan managerial umum, baik dibidang bisnis, pemerintahan, maupun pengelolaan pendidikan

Menurut Larry Kuehn (1996) ada 4 model implementasi MBS. Model tersebut di ancangkan secara berbeda dengan orientasi yang berbeda pula.

4 model aplikasi MBS dimaksud adalah sebagai berikut

Model 1

Kolegial, partisipatori, dan manajemen demokratis dengan melibatkan seluruh staf sekolah di dalam pembuatan keputusan melalui komisi atau staf secara keseluruhan

Model 2Kepala sekolah memegang kendali utama MBS yang di dalam proses kerjanya melibatkan secara intensif staf dan orang tua murid melalui proses konsultasi. Mekanisme kerja operasi sekolah di arahkan dan di kendalikan oleh kepala sekolah dan administrator lainnya.

Model 3 Komisi orang tua atau dapat di perluas, memegang kendali untuk beberapa bidang tugas, dimana mereka bertindak sebagai komite sekolah. Mereka ini di tunjuk melalui proses pemilihan.

Model 4Pembentukan satuan tugas secara permanen atau tentatif. Misalnya komisi anggaran, komisi disiplin dll.

Aplikasi MBS disekolah-sekolah pun terus digiring kearah realitas yang sesungguhnya. Ketika MBS diterapkan, sangat potensial terjadi pengguna MBS mengalami Aneka persoalan misalnya:1. Ketidaksiapan pejabat yang membawahi sekolah untuk melimpahkan atau mendevolusi kewenangannya 2. Ketidaksiapan kepala sekolah dan guru untuk mengembantugas baru 3. Sikap otonom sekolah yang lemah 4. Struktur organisasi yang masih kabur 5. Ketidaksiapan masyarakat menerima beban pendidikan yang lebih dari pada biasanya 6. Beban kerja kepala sekolah dan guru yang terlalu berat. 7. Beban kerja guru yang bertambah 8. Efektifitas pengelolaan sekolah yang belum baik 9. Efisiensi pengelolaan sekolah yang tidak memadai 10. Kebingungan akan peran dan tan ggung jawab baru bagi pihakpihak yang berkepentingan

B. Aplikasi prinsip bisnis dan teori manajemen di sekolahmutu proses dan produk yang di maksud merupakan standar idelal yang di kehendaki, yang dalam kenyataan tidak pernah akan ada dalam realitas, karena sifatnya tumbuh dan berkembang secara terus-menerus. Baik dalam skema umum maupun persekolahan, masyarakat dan kita perlu merangsang guru untuk mengembangkan intelektual masyarakat yang dapat berbagi secara produktif menjadi pekerjaan yang nor

Esensi MBS adalah otonomi sekolah. Salah satu persyaratan penyelenggaraan sekolah untuk dapat tampil secara otonom atau relatif otonom adalah kemampuan kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, kemampuan yang memungkinkan roda manajemen sekolah dapat berjalan baik.

Lawler (1987) berpendapat bahwa dengan menggunakan manajemen pelibatan tinggi (HIGHT INVOLVEMENT MANAGEMENT) akan mendatangkan beberapa manfaat sebagai berikut:1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

metode dan prosedur kerja yang mendorong memunculkan metode baru dan proses pemecahan masalah akan menghasilkan inovasi Daya tarik dan hak memiliki para karyawan terpenuhi Fleksibilitas anggota staf akan menghasilkan kerja tim yang baik. Kualitas pelayanan dan produk yang berkaitang dengan motivasi yang lebih tinggi dan metode lebih baik akan meningkatkan kualitas proses dan produk pekerjaan. Tingkat dukungan staf berupa kemampuan pengelolaan diri. Supervisi dapat berjalan secara efektif dan efisien Keluhan-keluhan dapat di perhatikan melalui komunikasi yang lebih baik Kualitas pembuatan keputusan berupa masukan yang lebih baik Pengembangan kemampuan dan keterampilan staf dapat di rangsang pertumbuhanya.

C. Sekolah yang berhasil dan yang terus berjuangBanyak distrik yang sudah mengadopsi MBS sejak tahun 1990 lebih dari itu semua dari 4 distrik tersebut tengah mengaplikasikan MBS dengan mengombinasikan reformasi kurikulum dan pembelajaran. Metodelogistudy yang di gunakan adalah analisis kasus komparatif. Pada distrik sekolah-sekolah tradisional, aktfitas pengembangan profesional berfokus pada pelatihan yang terkait dengan pengembangan kurikulum dan pembelajaran.

Orientasi pengembangan terdiri dari beberapa pilihan Peningkatan mutu guru secara terus menerus Peningkatan kemampuan dan keterampilan tekhnis ketatalaksanaan Peningkatan kemampuan dan keterampilan tekhnis tenaga tekhnisi. Peningkatan kemampuan dan keterampilan tekhnis tenaga laboran Peningkatan kemampuan dan keterampilan tekhnis tenaga pustakawan Peningkatan kemampuan dan keterampilan tekhnis tenaga pengelola sumber belajar Pembangunan kapasitas untuk membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengelola sekolah. Perluasan usaha pengembangan staf sekolah untuk mendorong makin tumbuhnya komunitas profesional Pelatihan yang berkaitan dengan penganggaran, penjadwalan kurikulum dan pembelajaran Pelatihan manajemen umum bagi staf

D. Kontribusi jangka menengah dari MBS Adapun bentuk aplikasi manajemen sekolah, kriteria keberhasilan utama mestinya adalah peningkatan mutu proses belajar dan mutu hasil belajar siswa. Mutu hasil belajar siswa dapat dilihat dari aspek seperti keunggulan dalam akademik, kokurikuler, daya serap lulusan, kemampuan diterima study lanjut, ekstrakurikuler, individual siswa, dan lain-lain,

Drury dan Levin (1994) menulis bahwa MBS setidaknya pada keluaran tingkat menengah akan berkontribusi untuk mendorong peningkatan prestasi belejar siswa terutama melalui 4 hal : Peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya dan personalia. Sumber daya yang dimaksud berupa sumber daya pembelajaran misalnya, laboratorium, komputer, buku-buku perpustakaan dan lingkungan sekolah. Sumber daya personalia meliputi kepala sekolah, guru, dan lain-lain. Peningkatan profesionalisme guru. Peningkatan ini dilakukan, baik dari kemampuan penguasaan materi bahan ajar, penguasaan metodologi, kompetensi sosial, maupun kompetensi kemasyarakatan sebagai guru. Implementasi reformasi kurikulum. Ini dapat berupa pola pembelajaran yang hanya sebatas menggiring anak didik untuk menguasai materi pembelajaran ke pembelajaran berbasis luaran. Peningkatan pemberdayaan masyarakat

Perbaikan mutu akademik siswa dapat dilakukan melalui program-program sebagai berikut : Penetapan kriteria yang ketat untuk setiap perilaku mengajar guru. Penetapan kriteria yang ketat untuk setiap perilaku belajar siswa. Penetapan kriteria yang ketat untuk setiap kegiatan interaksi antara guru dan siswa. Penyediaan buku pembelajaran dan buku pelengkap. Pemetaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler yang mendukung program inti sekolah. Evaluasi keefektivan pembelajaran secara kontinu Pelembagaan program-program yang bersifat kompetitif. Pelibatan orang tua atau wali siswa dalam mengontrol prilaku belajar anak dirumah. Pengembangan budaya belajar Mendatangkan narasumber sebagai kelompok teladan Kegiatan lain yang relevan

Penciptaan suasana sekolah yang menyenangkan dapat dilakukan dengan cara seperti berikut : Penataan taman sekolah Lingkungan sekolah yang bersih Ventilasi ruangan Tidak bising Sopan santun interaksi antar orang Penggunaan sumber daya bersama Keamanan sekolah Kenyamanan sekolah

E. Kendala esensial dan kontribusi jangka panjangMerujuk pada beberapa hasil penelitian, Odden dan Wohlstetter (1995) berpendapat bahwa didalam tatanan untuk menciptakan mekanisme kerja sekolah berbasis MBS diperlukan serial kondisi organisasi di tingkat sekolah. Sekolah-sekolah itu kemudian harus menggunakan kondisi tersebut untuk bekerja dan meningkatkan dimensi-dimensi sekolah yang berdampak secara langsung terhadap prestasi belajar siswa sesuai dengan tuntunan kurikulum dan program sekolah.

F. peran-peran baruMBS bukan tujuan akhir melainkan sebagai wahana bagi kepala sekolah dan guru untuk secara optimal dapat memberdayakan diri bagi penyelenggaraan proses pembelajaran. Proses pembelajaran adalah inti kegiatankegiatan pendidikan formal. Guru menjadi subjek utama pembangun inisiatif.

Guru memengaruhi keputusan dengan cara berpartisipasi dalam hal seperti berikut :1. 2. 3. 4. Perencanaan program pembelajaran Pengembangan program pembelajaran Pemantauan program pembelajaran Peningkatan mutu program pembelajaran

Sekolah yang ingin merubah diri dengan menerapkan MBS harus bekerja dengan cara sebagai berikut :1. 2. Mendapatkan dukungan kuat dari masyarakat, berupa finansial, matreial, gagasan dan lain-lain Menggunakan jasa konsultan dalam mendesain perencanaan dan implementasi MBS berupa perencanaan dan implementasi program-program sekolah, kurikulum, peningkatan prestasi belajar, bidang keguruan dan lain-lain Harus ada kesadaran untuk menerima bahwa kesalahan pasti terjadi selama masa transisi berupa kesalahan desain, implementasi, karna faktor manusia, proyeksi dan lain-lain Memberi imbalan yang pantas bagi pengguna yang berkinerja baik berupa imbalan finansial, nirfinansial, posisional, dan lain-lain

3.4.

G. masalah-masalah potensialSalah satu konsep yang muncul sebagai gerakan reformasi pendidikan adalah konsep pemberdayaan dan demokratisasi dalam pembuatan keputusan sekolah.

Nilai-nilai dominan aplikasi MBS pada tataran konseptual adalah :a. b. c. d. e. f. g. Pemberdayaan sumber daya orang tua murid Pemberdayaan sumber daya masyarakat Pemberdayaan sumber daya manusia sekolah Pemberdayaan sumber daya fasilitas sekolah Pengembangan akuntabilitas sekolah Pendewasaan pihak-pihak yang berkepentingan Mereduksi ketergantungan dengan pemerintah, dan lain-lain

Perbedaan antara Manajer dan PemimpinManajer a. Melakukan tugas-tgas kepengaturan b. Tampil sebagai duplikat c. Berfokus pada sistem dan struktur d. Bergantung pada pengawasan e. Memiliki perspektif jangka pendek f. Fokus pertanyaan pada bagaimana dan kapan g. Fokus perhatian pada hal-hal yang mendasar h. Cenderung menjadi plagiator atau penjiplak i. Cenderung menjadi prajurit klasik yang baik j. Melakukan hal-hal yang benar Sumber : Bennis, 1989 Pemimpin a. b. c. d. e. f. Melakukan inovasi Tampil sebagai kesejatian Berfokus pada sumber daya manusia Menginspirasi kepercayaan Memiliki perspektif jangka panjang Fokus pertanyaan pada apa dan mengapa g. Mengutamakan pandangan yang jauh kedepan h. Menciptakan hal-hal baru i. Menjadi dirinya sendiri j. Melakukan hal-hal yang benar

H. Tanggung jawab dinas diknas untuk implementasi MBSImplementasi MBS tidak mereduksi fungsi dinas diknas dan pembangunan pendidikan, tetapi hanya menggeser sebagian fungsinya.

Tanggung jawab dinas diknas terfokus pada :

Mempunyai standar yang tinggi, relevan, berorientasi kedepan, dan lintas disiplin yang tinggi bagi kegiatan pembelajaran siswa di sekolah. Memiliki kepemimpinan yang mendukung bagi terwujudnya program kurikuler, pembelajaran, dan penilaian untuk mencapai standar belajar. Mendesain tujuan strategis dan merumuskan perencanaan untuk mendukung proses perbaikan prestasi belajar siswa. Memiliki sifat dan sikap kepemimpinan yang visioner, reflektif, terfokus, dan konsisten. Menjadi contoh dan mendukung tumbuhnya kreatifitas, keragaman, keamanan, sikap saling menghargai, dan memanfaatkan lingkungan bagi terselenggaranya proses pendidikan. Membangun inisiatif untuk memperluas dukungan masyarakat di dalam mengalokasikan sumber-sumber daerah untuk keperluan sekolah. Mendukung dan memfasilitasi perbaikan yang terus-menerus dan kegiatan belajar dari seluruh staf. Menjamin akuntabilitas bagi terciptanya otonomi sekolah. Menciptakan keterkaitan atau jaringan kerja dengan masyarakat untuk meningkatkan kesuksesan siswa Dan lain-lain