penerapan manajemen berbasis sekolah di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai...

21
1 Penerapan Performance Manajemen Dalam Pemberdayaan Guru di MAN 1 Pangkalan Balai Banyuasin A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia, Indonesia seharusnya memiliki basis pendidikan Islam yang kuat. Tetapi kenyataan di lapangan banyak kita jumpai masyarakat lebih senang menyekolahkan anak di sekolah umum daripada sekolah-sekolah yang berbasis agama. Merupakan persoalan penting untuk dipikirkan oleh pengelola lembaga pendidikan Islam agar dapat meningkatkan citra di tengah masyarakat. Ketika ada anak yang masuk pada sekolah umum unggulan maka orang tua akan sangat bangga, sebaliknya jika anaknya diterima di madrasah meskipun memiliki status unggulan belum merasa bangga. Hal ini harus disadari, masyarakat sudah terlanjur apriori dan menjadikan madrasah sebagai pilihan kedua setelah sekolah umum. Banyak faktor yang menyebabkan minat masyarakat terhadap sekolah umum lebih besar daripada sekolah-sekolah umum berbasis agama, seperti sarana prasana, kualitas guru, pola pikir, daya saing lulusan dan manajemen pengelolaan sekolah. Kerja keras para pelaku pendidikan Islam sudah menampakan hasil dengan berdirinya sekolah-sekolah unggul berbasis agama seperti MAN Cendikia, yang kedudukannya sudah sejajar dengan sekolah umum unggulan. Saat ini mulai bermunculan sekolah-sekolah berbasis agama yang diminati oleh masyarakat seperti MIN, MTs dan MAN yang ada di kota Malang. Di Palembang juga ada beberapa seperti MTS 1, dan MAN 3 yang cukup diminati oleh masyarakat Palembang. Dilihat dari keberhasilan sekolah-sekolah tersebut bahwa penyebabkan majunya sekolah tersebut sangat dipengaruhi oleh kualitas kepala sekolah yang memimpin sekolah yang bersangkutan. Sekolah umumpun memiliki pola yang sama sekolah-sekolah sangat dipengaruhi oleh individu-individi kepala sekolah memimpin sekolah tersebut. Sekolah umum di bawah Kementrian Pendidikan Nasional memiliki lebih banyak pilihan dan potensi kepala sekolah yang lebih baik di bandingkan dengan sekolah-sekolah di bawah manajemen Kementrian Agama. Dunia Pendidikan perlu diberi penguatan karena pendidikan Islam seharusnya mengutamakan nilai-nilai Islam dalam prosesnya sebagai ciri dan identitas. Menurut Fadalahil Al-

Upload: sadiman-dimas

Post on 28-Jan-2018

884 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

1

Penerapan Performance Manajemen Dalam Pemberdayaan

Guru di MAN 1 Pangkalan Balai Banyuasin

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia, Indonesia seharusnya memiliki basis

pendidikan Islam yang kuat. Tetapi kenyataan di lapangan banyak kita jumpai masyarakat lebih

senang menyekolahkan anak di sekolah umum daripada sekolah-sekolah yang berbasis agama.

Merupakan persoalan penting untuk dipikirkan oleh pengelola lembaga pendidikan Islam agar

dapat meningkatkan citra di tengah masyarakat.

Ketika ada anak yang masuk pada sekolah umum unggulan maka orang tua akan sangat

bangga, sebaliknya jika anaknya diterima di madrasah meskipun memiliki status unggulan belum

merasa bangga. Hal ini harus disadari, masyarakat sudah terlanjur apriori dan menjadikan

madrasah sebagai pilihan kedua setelah sekolah umum.

Banyak faktor yang menyebabkan minat masyarakat terhadap sekolah umum lebih besar

daripada sekolah-sekolah umum berbasis agama, seperti sarana prasana, kualitas guru, pola pikir,

daya saing lulusan dan manajemen pengelolaan sekolah.

Kerja keras para pelaku pendidikan Islam sudah menampakan hasil dengan berdirinya

sekolah-sekolah unggul berbasis agama seperti MAN Cendikia, yang kedudukannya sudah sejajar

dengan sekolah umum unggulan. Saat ini mulai bermunculan sekolah-sekolah berbasis agama

yang diminati oleh masyarakat seperti MIN, MTs dan MAN yang ada di kota Malang. Di

Palembang juga ada beberapa seperti MTS 1, dan MAN 3 yang cukup diminati oleh masyarakat

Palembang.

Dilihat dari keberhasilan sekolah-sekolah tersebut bahwa penyebabkan majunya sekolah

tersebut sangat dipengaruhi oleh kualitas kepala sekolah yang memimpin sekolah yang

bersangkutan. Sekolah umumpun memiliki pola yang sama sekolah-sekolah sangat dipengaruhi

oleh individu-individi kepala sekolah memimpin sekolah tersebut. Sekolah umum di bawah

Kementrian Pendidikan Nasional memiliki lebih banyak pilihan dan potensi kepala sekolah yang

lebih baik di bandingkan dengan sekolah-sekolah di bawah manajemen Kementrian Agama.

Dunia Pendidikan perlu diberi penguatan karena pendidikan Islam seharusnya

mengutamakan nilai-nilai Islam dalam prosesnya sebagai ciri dan identitas. Menurut Fadalahil Al-

Page 2: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

2

Jamali yang dikutip oleh Muzayyin Arifin, Pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan

manusia kepada kehidupan yang baik dan mengangkat derajat kemanusiaan sesuai dengan

kemampuan dasar (fitroh) dan kemampuan ajar (2003:18). Maka dapat digeneralisir bahwa

Pendidikan Islam sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia baik dari aspek

rohaniah jasmaniah dan juga harus berlangsung secara hirarkis, oleh karena itu pendidikan Islam

merupakan suatu proses kematangan perkembangan atau pertumbuhan baru dapat tercapai

bilamana berlangsung melalui proses demi proses kearah tujuan transformatif dan inovatif.

Pendidikan Islam sebagaimana rumusan diatas menurut Abdul Halim Subahar (1992 : 64)

memiliki beberapa prinsip yang membedakan dengan pendidikan lain Prinsip Pendidikan islam

antara lain :

a) Prinsip tauhid

b) Prinsip integrasi

c) Prinsip keseimbangan

d) Prinsip persamaan

e) Prinsip pendidikan seumur hidup dan

f) Prinsip keutamaan.

Sedangkan tujuan Pendidikan Islam dapat dirumuskan sebagai berikut:

a) Untuk membentuk akhlakul karimah.

b) Membantu peserta didik dalam mengembangkan kognisi, afeksi dan psikomotori guna

memahami menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai pedoman hidup sekaligus

sebagai kontrol terhadap pola fikir pola laku dan sikap mental.

c) Membantu peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin dangan membentuk mereka

menjadi manusia beriman bertaqwa berakhlak mulia memiliki pengetahuan dan

keterampilan berkepribadian integratif mandiri dan menyadari sepenuh peranan dan

tanggung jawab diri di muka bumi ini sebagai Abdulloh dan kholifatulloh.

Engkoswara dan Aan Komariah dalam Linda setiawati (2012:3) mengemukakan administrasi

pendidikan merupakan “keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan dan memberdayakan

segala sumber yang tersedia melalui aktifitas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,

pemotivasian, pengendalian, pengawasan dan supervise, serta penilaian untuk mewujudkan system

pendidikan yang efektif, efisien dan berkualitas”

Page 3: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

3

Salah satu cara yang dapat ditempuh sekolah dalam rangka menghasilkan peserta didik yang

berkarakter Islami adalah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

.

Manajeman Berbasis Sekolah (MBS) di MAN Pangkalan Balai telah dirintis sejak beberapa

tahun yang lalu dengan membangun organisasi sekolah yang baik. Kepala sekolah menerapkan

system dengan ketat dan disiplin tinggi sehingga pendidik dan tenaga pendidikan di MAN tersebut

beransur-ansur mengalami perubahan lebih baik. Cara ini cenderung efektif dan efisien dengan

hasil yang diperoleh sekolah baik secara fisik maupun secara non fisik (manpaba.blogspot.co m,

diunduh 14/7/2015)

Dalam MBS terdapat manajemen sumber daya manusia, dimana proses pendidikan yang

ingin dicapai oleh sekolah telah dicantumkan dalam visi dan misi sekolah. Program dan Rencana

sekolah yang telah tersusun dengan baik diperlukan sumber daya manusia untuk mengelolanya.

Sumber daya yang ada harus sesuai dengan kebutuhan. Jika tenaga yang tersedia tidak tersedia

maka sekolah harus berusaha untuk memenuhi dengan berbagai teknik.

MBS merupakan aplikasi dari ilmu manajemen meliputi berbagai tingkatan, baik di

tingkatan organisasi ataupun individu, salah satu fungsi kunci dari manajemen adalah mengukur

dan mengelola kinerja. Antara gagasan, tindakan dan hasil terdapat suatu perjalanan yang harus

ditempuh. Dan barangkali istilah yang paling sering digunakan di keseharian yang

menggambarkan perkembangan dari perjalanan tersebut dan juga hasilnya adalah "kinerja"

(Brundan, 2010). Salah satu dari MBS adalah Manajemen Kinerja (MK) atau Performance

Manajemen (PF).

Manajemen kinerja (MK) adalah aktivitas untuk memastikan bahwa sasaran organisasi telah

dicapai secara konsisten dalam cara-cara yang efektif dan efisien. Manajemen kienrja bisa

berfokus pada kinerja dari suatu organisasi, departemen, karyawan, atau bahkan proses untuk

menghasilkan produk atau layanan, dan juga di area yang lain. (Wikipedia, diunduh 15/08/2015)

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ada didapatkan pertanyaan:

1) Bagaimana kepala MAN Pangkalan Balai Menerapkan Sumber Daya Manusia dalam

mencapai visi dan misi sekolah?

Page 4: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

4

2) Langkah teknis apa yang saja yang diambil sehingga Manajemen Sumber Daya

Manusia di MAN Pangkalan Balai dapat berlangsung secara efektif?

B. PEMBAHASAN

1. Sejarah MAN Pangkalan Balai

Sejarah Panjang MAN Pangkalan Balai membuktikan keutnya masyarakat Pangkalan Balai

untuk dapat memperoleh pendidikan yang bermutu. Bermula dengan didirikanya Madrasah Aliyah

Filial dari MAN di Sekayu yang beroperasi pada tahun 1983 / 1984. MA ini beroperasional dengan

menempati ruangan yang dipinjam oleh Mesjid Jumhuriyah Pangkalan Balai, + 1 tahun kemudian

mendapat pinjaman gedung bekas SD dan Kantor Marga Pangkalan Balai. Selama + 6 tahun MA

ini berstatus kelas jauh / filial dari Sekayu dengan sebutan MAN Sekayu Filial Pangkalan Balai,

dibawah pimpinan Drs. Sulaiman Jailani.

Masyarakat Pangkalan Balai yang dimotori oleh Kepala Desa H. Zairin H. Zabidi bersama

beberapa tokoh masyaarakat Pangkalan Balai dan unsur internal dari pihak MA sepakat mengubah

status MAN Sekayu Filial Pangkalan Balai berubah menjadi Madrasah Aliyah Miftahul Ulum (

MA – MU ) dibawah Yayasan Pendidikan Miftahul Ulum dan sebagai Kepala madrasahnya adalah

Bapak Abdul Roni Ab, BA. Setelah enam tahun kemudian digantikan oleh Bapak Drs. Alamudd in.

Di era kepemimpinan Drs. Alamuddin inilah, Madrasah Aliyah Miftahul Ulum berubah

menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pangkalan Balai dan menempati gedung baru kurang

lebih 1,5 km dari tempat belajar semula yang dibangun paga tahun 1999 mendapat bantuan

bangunan Ruang Kegiatan Belajar (RKB) sebanyak 3 lokal yang dibangun di atas tanah wakaf dari

Pemerintah Desa Pangkalan Balai seluas + 10.000 M2.

Jumlah RKB yang baru itu tidak mencukupi sehingga proses Belajar Mengajar (KBM)

berlangsung di dua tempat yaitu, gedung MA Miftahul Ulum dan gedung MA Pangkalan Balai.

Dan Pada tahun 2001 Proses Belajar Mengajar (KBM) dilaksanakan secara penuh di gedung MAN

Pangkalan Balai yang beralamatkan di Jalan KH. Sulaiman lingkungan IV Kelurahan Panagkalan

Balai Kec. Banyuasin III Kab. Banyuasin.

Bebebarapa tokoh penting lahirnya MAN Pangkalan Balai antara lain: H. Zairin H. Zabidi,

Abdul Roni Ab, BA, M. Basirun Nasir, Hamdan H. Hasim, Drs. Winarno, Sulaiman Jailani, H.

Nukman Siregar, Drs. Zulkifli, Drs. Alamuddin, A. Faruq Bakri, BA, Sudirman M. Ani.

Page 5: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

5

Madrasah Aliyah Negeri Pangkalan Balai, yang telah berdiri sejak berdiri tahun 1995 sampai

dengan 2015 telah mengalami lima kali pergantian kepala sekolah. Nama kepala Madrasah dari

tahun pertama s/d sekarang adalah sebagai berikut:

a) Juli 1995 s/d Oktober 2001 : Drs. ALAMUDDIN

b) Oktober 2001 s/d Desember 2003 : Drs. SYARFAWI SARPAN

c) Desember 2003 s/d Februari 2008 : Dra. RISMAWATI

d) Februari 2008 s/d April 2012 : Drs. ALI HASYMI, MM

e) April 2012 s/d Sekarang : HAZDI, S.Pd

Sumber (http://www.manpaba.sch.id, diunduh 24/7/2105)

Setiap kepala sekolah tentu memiliki keunggulan dan program kerja masing-masing. Mereka

memiliki program unggulan sessuai dengan karakter dan kemampuan kepala sekolah. MAN

Pangkalan Balai mengalami kemajuan pesat sejak dipimpin oleh Drs. Ali Hasmi, MM. Dimana

pada masa beliau program kerja berbasis mutu mulai dirintis.

Penerusnya Hazdi, S,Pd, memiliki misi yang sama, mantan guru berprestasi ini mampu

meneruskan ide kepala sekolah sebelumnya, dan menambah dengan beberapa inovasi baru

sehingga dapat melahir sekolah yang cukup dibanggakan di kawasan Pangkalan Balai.

Berbagai program intrakurikuler dan ekstrakurikuler, terus dikembangkan secara marathon

dan berkesinambungan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dari prestasi baik dibidang akademik

maupun akademik. Secara fisik tampilan MAN Pangkalan Balai mengalami perubahan yang

signifikan sehingga pada tahun 2015 mampu sebagai sekolah adiwisata, yaitu sekolah berwawasan

lingkungan. Hal ini dapat dilihat dengan tertata rapinya sekolah dengan memanfaatkan berbagai

sudut dengan ruang dan luas tanah yang terbatas dengan penghijauan. Secara Akademik MAN

Pangkalan Balai juga terus berkembangan dengan menjuarai berbagai lomba baik dibidang

Akademik, ekstrakurikuler. Di Bidang Akademik MAN mampu menjadi juara olimpiade tingkat

Madrasah dan masuk ke tingkat nasional.

Guru-guru juga mengalami peningkatan kinerja ditunjukan dengan tingginya tingkat

kahadiran guru di sekolah dan di kelas. Sekolah telah menggunakan absen sidik jari untuk para

gurunya. Absen ini yang digunakan sebagai laporan untuk memperoleh tunjangan sertifikasi. Yang

yang tidak kalah pentingnya dalam pembentukan disiplin, kepala sekolah memberikan contoh

secara langsung kepada guru dengan datang dan pulang tepat waktu. Dengan prinsip keteladanan

Page 6: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

6

yang dilakukan oleh kepala sekolah terbukti efektif dalam meningkatkan kedisiplinan guru. Hal

ini sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa.

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 Tahun 2006 mengamanatkan bahwa

satuan pendidikan bahwa satuan dasar dan menengah paling lambat tahun ajaran 2009/2010 sudah

harus melaksanakan standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan (Depdiknas, 2010, hal 1).

Selanjutnya dalam Undang-undang system pendidikan nasional (Sisdiknas 2003) pasal 38 ayat (2)

dijelaskna bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai

dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah atau

madrasah dibawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau kantor Kementrian Agama

Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan propinsi untuk pendidikan menengah.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan seperangkat kurikulum

operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan sesuai

dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 bab 1 pasal 1 butir 10. (Depdiknas, 2010, hal 3)

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun

pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri.

KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum

tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Standar isi adalah ruang lingkup materi, dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam

persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus

pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang

memuat: kerangka dasar, dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan

pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan

(https://id.wikipedia.org, diunduh 24/7/2015).

Kurikulum merupakan dasar dan acuan bagi sekolah untuk dapat mencapai visi dan misi

yang telah ditentukan. Semua manajemen pengelolaan sekolah dapat tergambar dalam kurikulum

yang disusun bersama-sama seluruh warga sekolah ditambah dengan Komite Sekolah.

Page 7: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

7

Kurikulum dapat berjalan dengan efektif juga disusun sesuai dengan kondisi riel yang ada

di sekolah. Dengan demikian kurikulum disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan guru

di tingkat satuan pendidikan tersebut. MAN juga demikian telah melakukan penyusunan dengan

melibatkan seluruh komponen sekolah mulai pendidik, tenaga pendidikan, dan masyarakat. Pola

penyusunan dimulai pada awal tahun dengan memberikan bekal kepada pendidikan mengena i

kurikulum beserta dengan perangkatnya, yang telah dimulai sejak tahun 2009. Pola penyusunan

dengan melibatkan instruktur berpengalaman baik di tingkat Kabupaten maupun ditingkat

propinsi. Pemberian bekal penyusunan kurikulum menghasilkan perangkat pembelajaran yang

disusun guru dapat selesai tepat waktu.

Disamping itu guru-guru juga diberikan bekal dalam rangka pengembangan profesi dengan

diberikan pelatihan cara menyusun bahan ajar, media pembelaran dan juga penelitian tindakan

kelas. Dengan dekimian maka kurikulum yang disusun di MAN Pangkalan Balai terjadi secara

Botton-UP, sehinnga kurikulum berdaya guna dan berfungsi guna.

3. Manajemen Berbasis Sekolah

Pola penyusunan kurikulum yang telah di lakukan di MAN Pangkalan Balai merupakan

salah satu bentuk implementasi dari Manajemen berbasis sekolah (MBS). Manajemen berbasis

sekolah (MBS) adalah model pengelolaan yang memberikan otonomi berupa kewenangan dan

tanggungjawab yang lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas/keluwesan kepada

sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah meliputi kepala sekolah,

pendidikan, dan tenaga kependidikan, siswa dan masyarakat (orangtua siswa, tokoh masyarakat,

ilmuwan, pengusaha, dan sebagainya.), untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan

pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(http://ainamulyana.blogspot.com, diakses 13/7/2015)

Di era otonomi sekolah MBS mempunyai peranan yang penting. Penguatan sekolah perlu

dilakukan guna memberikan kebebasan kepada sekolah untuk berkembang sesuia dengan potensi

sumber daya yang dimiliki. Kurikulum yang baik, jika tidak disertai dengan MBS yang baik maka

belum dan tidak akan membuahlan hasil yang optimal. Ada tujuh komponen dalam MBS dan jika

seluruhnya dilaksanakan dengan baik maka sekolah akan berkembang, dan menjadi sekolah yang

dicari oleh orang tuan siswa. Adapun ketujuh komponen MBS adalah: kurikulum dan program

Page 8: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

8

pengajaran, tenaga kependidikan, kepeserta didikan, sarana dan prasarana pendidikan, dan

pengelolaan hubungan sekolah dan orang tua/wali peserta didik (Mulyasa, 2002:40).

a. Kurikulum dan Program Pengajaran. Kurikulum dan program pengajaran merupakan

pijakan dalam proses pendidikan yang diselenggarakan pada sebuah lembaga

pendidikan, Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional telah dilakukan

Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Akan tetapi sekolah juga bertugas

dan berwenang mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kemampuan dan

kebutuhan masyarakat setempat dan sosial budaya yang mendukung pembangunan lokal

sehingga peserta didik tidak terlepas dari akar sosial budaya lingkungan (Mulyasa,

2002:40).

Dalam manajemen berbasis sekolah di Indonesia untuk muatan lokal mengharuskan

setiap satuan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan dan memunculkan

keunggulan program pendidikan tertentu sesuai dengan latar belakang tuntutan

lingkungansosial masyarakat. Dengan otonomi sekolah dalam arti luas mempunya i

fungsi untuk menghubungkan program-program sekolah dengan seluruh kehidupan

peserta didik dan kebutuhan lingkungan sehingga setelah siswa menyelesa ikan

pendidikan pada satuan pendidikan mereka siap pakai sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

Munculnya kegiatan-kegiatan yang mengakar pada budaya local Banyuasin terlihat

secara nyata di MAN Pangkalan Balai dengan dilaksanakan Program Sendratarik

sehingga mampu menampilkan berbagai seni tradional khas Banyuasin di efen-efen

sekolah, Kabupaten maupun Propinsi. Masyarakat juga terlibat secara aktif dalam

kegiatan tersebut karena tenaga-tenaga yang digunakan sebagai pelatih merupakan

tenaga potensial yang berasal dari masyarakat di sekitar Pangkalan Balai.

b. Manajemen Tenaga Kependidikan. Peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat

dilakukan dengan meningkatkan sumber daya manusia, Kepala Sekolah, Guru dan

Karyawan dengan cara mengikut sertakan pada kegiatan-kegiatan yang menunjang pada

kinerja seluruh unsur sekolah. Manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil)

mencakup beberapa hal yaitu: (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3)

pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian

pegawai, (6) kompensasi, dan (7) penilaian pegawai (Mulyasa, 2002:42). Hal ini

Page 9: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

9

menunjukkan, bahwa keberhasilan pengelolaan pendidikan pada sebuah sekolah apabila

Kepala Sekolah memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi yang melibatkan pada

semua unsur pengelola sekolah.

Tanpa manajemen tenaga kependidikan yang baik, maka proses pembelajaran tidak

dapat berlangsung secara efektif. Dengan adanya tunjangan sertifikasi yang diberikan

kepada guru-guru MAN maka dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk dapat

mengaktifkan proses pembelajaran yang terjadi. Dimana hanya guru-guru yang mengajar

professional dengan jumlah jam 24 jam perminggu dan hadir sesuai dengan peraturan

yang dapat memperoleh tungjangan profeisonal. Kehadiran diperoleh dari absen sidik

jari yang ada dan dapat memantau kehadiran dan kepulangan setiap guru sepanjang

waktu.

Pembinaan, dan rapat rutin diadakan setiap bulan dan hasil dari rapat dijadikan sebagai

rujukan untuk evaluasi kinerja pada minggu berikutnya. Evaluasi dijadikan bahan

sebagai alat menilai keberhasilan dalam mengatasi masalah yang telah ditemukan pada

bulan sebelumnya. Rapat dan Laporan secara rutin menghasilkan guru-guru yang biasa

berpendapat, mengkritik dan saran sesama guru sehingga menumbuhkan rasa saling

menghargai pendapat orang lain dan rasa tanggung jawab.

c. Manajemen Kesiswaan. Salah satu tugas sekolah diawal tahun pelajaran baru adalah

menata siswa. Manajemen kepeserta didikan adalah penataan dan pengaturan kegiatan

yang berhubungan dengan peserta didik (peserta didik), awal pendaftaran sampai mereka

lulus, tetapi bukan sekedar pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek leb ih

luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan peserta didik melalui

proses pendidikan di sekolah (Mulyasa, 2002:46). Meskipun Pencatatan sangat

diperlukan untuk menunjang keberhasilan manajemen kepeserta didikan, buku presensi

peserta didik, buku raport, daftar kenaikan kelas, buku mutasi peserta didik, dan

sebagainya. Manajemen kepeserta didikan dimaksudkan bertujuan mengatur berbagai

kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan.dengan kondusif. Menurut Sutisna dalam

Mulyasa (2002) ada tiga yaitu:(1) penerimaan peserta didik baru, (2) kegiatan pelaporan

kemajuan belajar peserta didik, dan (3) bimbingan dan pembinaan disiplin peserta didik.

Sedangkan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola bidang kesiswaaan adalah:

Page 10: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

10

1) Kehadiran peserta didik di sekolah dan masalah-masalah bidang kesiswaan yang

berhubungan dengan hal studi.

2) Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan pembgian kelas peserta didik dan

pembagian program studi.

3) Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar peserta didik

4) Program supervisi bagi peserta didik yang mempunyai kelainan, seperti mengulang

pengajaran (remidial), perbaikan, dan pengajaran luar biasa

5) Pengendalian kedisiplinan peserta didik belajar di sekolah

6) Program bimbingan dan penyuluhan bagi seluruh peserta didik.

7) Program kesehatan dan keamanan peserta didik belajar, terutama ketenangan

belajar peserta didik di kelas.

8) Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional peserta didik (Mulyasa, 2002:46).

Pengolaan manajemen kesiswaan di MAN Pangkalan Balai dilakukan dan

dikendalikan di bawah wakil bidang kesiswaan. Kehadiran, kedisiplinan dan afektif

siswa sangat penting dalam rangkat menghasilkan peserta didik yang mempunyai nilai

lebih. Kehadiran dan sikap merupakan syarat mutlak dalam kenaikan kelas, sehingga

kenakalan-kenalan siswa dapat ditekan sedemikian rupa sampai kenakalan siswa nihil,

meskipun hal ini sangat sulit dilakukan. Untuk menghidari kejenuhan dalam proses

pembelajaran, lingkungan sekolah dibuat sedemikian rupa sehingga tertata rapi dan

asri. Halaman sekolah terlihat seperti taman-taman yang nyaman digunakan untuk

bersantai. Peserta didik dapat leluasa untuk belajar baik di dalam kelas maupun di

keluar kelas. Disetiap sudut terdapat tulisan-tulisan yang memberi semangat kepada

peserta didik untuk dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.

d. Manajemen Keuangan. Keuangan merupakan sumber daya yang secara langsung

dapat berpengaruh pada keefektifan dan efisiensi pengelolaan pendidikan yang

diselaggarakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Manajerial kepala sekolah pada

keuangan sangat dibutuhkan dalam penerapan Manajemen Beerbasis Sekolah.

Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menuntut kemampuan sekolah dalam

merencanakan melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan

peggunaan anggaran dan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan

pemerintah (Mulyasa, 2002:47). Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberi

Page 11: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

11

kewenangan pada sekolah untuk menggali dan menggunakan sumber dana sesuai

keperluan sekolah. Sumber dana dalam proses pendidikan dapat dikelompokkan menjadi

tiga macam yaitu: (1) pemerintah pusat dan atau pemerintah daerah, (2) orang tua/wali

atau peserta didik, dan (3) masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat. Berkaitan

dengan penerimaan keuangan dari orang tua/wali peserta didik dan masyarakat

ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional atau UU No. 2 tahun

1989 yaitu kemampuan pemerintah terbatas dalam pemenuhan kebutuhan dana

pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan

orang tua/wali peserta didik.

Dalam penerapan manajemen keuatan maka sekolah membuka system keterbukaan,

dimana orang tua siswa terlibat secara aktif dalam komite sekolah. Dan Komite

mendukung sepenuhnya apa yang menjadi program sekolah. Akibatnya semua program

dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana. Hubungan yang harmonis dibangun

oleh sekolah dengan masyarakat melalui komite sekolah. Dalam Komite MAN

Pangkalan Balai terdapat unsur sekolah, masyarakat dan pengusaha yang memilik i

komitmen kuat terhadap kemajuan bidang pendidikan.

e. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Setiap satuan pendidikan tidak dapat

melepaskan faktor sarana dan prasarana yang dapat dipergunakan dan menunjang proses

pendidikan, proses belajar dan mengajar. Manajemen sarana dan prasarana bertujuan

dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan baik guru maupun peserta didik untuk

berada di sekolah. Demikian pula tersedianya media pembelajaran yang relevan dengan

kebutuhan materi pelajaran sangat diperlukan manjerian pengelolala pendidikan di

satuan pendidikan.

Agar efektivitas pengelolaan manajemen sarana prasanra di bawah kendali wakil sarana

prasarana yang bekerja dan bertanggung jawab secara langsung kepada kepala sekolah.

f. Manajemen Pengelolaan Hubungan Masyarakat. Hubungan antara sekolah dengan

orang tua/wali peserta didik serta masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu sarana

sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta

didik di sekolah. Sekolah dan orang tua/wali peserta didik memiliki hubungan yang

sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien.

Gaffar dalam Mulyasa menyatakan, bahwa hubungan sekolah dengan orang tua/wali

Page 12: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

12

peserta didik bertujuan antara lain: (1) memajukan kualitas pembelajaran dan

pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup

dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin

hubungan dengan sekolah (Mulyasa, 2002:50).

Pada konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), manajemen hubungan sekolah dengan

orang tua wali peserta didik diharapkan berjalan dengan baik. Hubungan yang harmonis membuat

masyarakat memiliki tanggung jawab untuk memajukan sekolah. Penciptaan hubungan dan kerja

sama yang harmonis, apabila masyarakat mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang

sekolah. Gambaran yang jelas dapat diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada

orang tua wali peserta didik, kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah peserta didik, penjelasan

dari staf sekolah, dan laporan tahunan sekolah.

Melalui hubungan yang harmonis diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah dengan

masyarakat, yaitu proses pendidikan terlaksana secara produktif, efektif, dan efisien sehingga

menghasilkan lulusan yang produktif dan berkulitas. Lulusan yang berkualitas akan terlihat dari

penguasaan/kompetensi peserta didik tentang ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

dapat dijadikan bekal ketika terjun di tengah-tengah masyarakat (out come).

4. Kesenjangan Sekolah

a) Standar Pendidik

Undang-undang (UU) No 20/2003 tentang sistem pendidikan menyaratkan lima syarat

yang harus dimiliki guru. Syarat tersebut diantaranya memiliki kualifikasi akademik, mempunya i

kompetensi, mempunyai sertifikat pendidik serta sehat jasmani dan rohani serta mempunya i

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Sementara itu berdasarkan UU tahun 14 tahun 2005 ada limasyarat yang harus dimilik i

guru. Syarat tersebut diantaranya memiliki kualifikasi akademik, mempunyai kompetensi,

mempunyai sertifikat pendidik serta sehat jasmani dan rohani serta mempunyai kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Salah satu persyaratan spesifik yang termaktub dalam UU tahun 14 tahun 2005 adalah

pendidikan minimal empat tahun (D-IV atau S-1)untuk para guru. Undang-undang baru ini

mengharuskan semua guru memiliki gelar sarjana (S1) atau diploma D-IV sebelum 2015.

(https://www.selasar.com, diunduh 20/7/2015)

Page 13: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

13

b) Standar Tenaga Kependidikan

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,

sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.

Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang

harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian

yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen

pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini

meliputi:

1) Kompetensi pedagogik;

2) Kompetensi kepribadian;

3) Kompetensi profesional; dan

4) Kompetensi sosial. (http://bsnp-indonesia.org/id, diunduh 30/07/2015)

c) Standar Pelayanan Minimum

Standar Pelayanan Minimum (SPM) adalah pelayanan pendidikan yang dilakukan oleh

sekolah terhadap masyarakat yang menempuh pendidikan di termpat tersebut. Sesuai dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013

Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 Tentang

Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Di Kabupaten/Kota ada beberapa standar minimum

yang harus dipenuhi antara lain:

1) menyediakan buku teks bagi seluruh peserta didik;

2) menyediakan 100 buku pengayaan dan 10 buku referensi bagi Sekolah Dasar, serta 200

buku pengayaan dan 20 buku referensi bagi Sekolah Menengah Pertama dan;

3) mengakomodir tidak lebih dari 32 peserta didik per-kelas untuk tingkat sekolah

dasar/madrasah, dan 36 peserta didik per-kelas untuk tingkat sekolah menengah

pertama/madrasah.

5. Manajemen Sumber Daya Manusia

a) Pengelolanan Sumber Daya Sekolah

Page 14: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

14

Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara

bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh

individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai

tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal

(https://id.wikipedia.org, diunduh 30/7/2015)

b) Manejemen Mutu

Menurut Achmad (1993), Mutu Pendidikan di sekolah dapat diartikan sebagai

kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap

komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nila i

tambah terhadap komponen tersebut menurut norma atau standar yang berlaku.

Engkoswara (1986) melihat mutu atau keberhasilan pendidikan dari tiga sisi; yaitu:

prestasi, suasana, dan ekonomi. Dalam hubungan dengan mutu sekolah, Selamet (1998)

berpendapat bahwa banyak masyarakat yang mengatakan sekolah itu bermutu atau unggul

dengan hanya melihat fisik sekolah, dan banyaknya ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

Ada empat yang berkaitan dengan Mutu dibidang pendidikan yaitu mutu input, proses,

output, dan outcome, yaitu :

1) Input pendidikan dinyatakan bermutu apabila telah berproses.

2) Proses pendidikan bermutu jika mampu menciptakan suasana yang aktrif, kreatif

dan juga menyenangkan.

3) Output dinyatakan bermutu jika hasil belajar dalam bidang akademik dan

nonakademik siswa tinggi.

4) Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji

yang wajar, dan semua pihak mengakui kehebatannya lulusannya dan merasa puas.

(http://seputarpendidikan003.blogspot.com, diunduh 30/7/2015)

2) Meningkatkan Disiplin Pendidian dan Tenaga Kependidikan

Disiplin bida diartikan sebagai suatu rasa patuh dan taat yang muncul yang disebabkan

adanya kesadaran serta dorongan yang terjadi dari dalam diri orang tersebut. Bagi guru,

disiplin waktu dalam mengajar adalah hal yang sangat berpengaruh pada prestasi siswa.

Guru harus menjadi panutan dan tauladan bagi setiap peserta didiknya, jadi dengan

demikian setiap peserta didik akan mempunyai motivasi untuk bisa belajar lebih giat.

Page 15: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

15

Disiplin mempunyai tiga macam sifat, yaitu disiplin preventif, disiplin korektif dan

disiplin progresif. Disiplin guru diharapkan bisa menerapkan ketiga macam sifat tersebut.

Disiplin preventif merupakan tindakan dari sumber daya manusia yang mempunya i

dorongan untuk mentaati standar serta peraturan yang ada. Tujuan dari disiplin preventi f

ini adalah untuk mendorong SDM supaya mempunyai disiplin pribadi yang tinggi agar

tugas kepemimpinan tidak terlalu berat.

Sedangkan disiplin korektif merupakan tindakan yang dilaksanakan sesudah terjadi

pelanggaran. Tindakan ini untuk mencegah munculnya pelanggaran lebih lanjut dengan

cara memberi hukuman atau tindakan disipliner. Disiplin progresif merupakan tindakan

disipliner berulang-ulang yang berupa hukuman makin berat. (http://www.informas i-

pendidikan.com, diunduh 30/7/2015)

Menurut Peraturan Dirjen Pendidikan Islam tahun 2013 dijelaskan bahwa yang dimaksud

dengan disiplin guru adalah kesanggupan guru yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil

di lingkungan madrasah untuk mentaati kewajiban datang, melaksanakan tugas, dan pulang

sesuai dengan ketentuan jam kerja.

Dalam rangka penegakan disiplin MAN Pangkalan Balai melakukan beberapa cara antara

lain dengan menggunakan abesensi elektronik. Dengan menggunakan absen sidik jari maka

setiap guru harus hadis sesuai aturan yang berlakukan sesuai dengan edaran

6. Tahapan Pelaksanaan MBS Sumber Daya Manusia

Dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah dicanangkan oleh MAN Pangkalan balai

yaitu: Terwujudnya Lulusan Yang Berprestasi Akademik Dan Berakhlaqul Karimah Serta

Berwawasan Lingkungan". Sedangkan visinya adalah:

a. Meningkatkan prestasi akademik siswa dalam mencapai target nilai Ujian Nasional

b. Meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang IPTEK dan IMTAQ

c. Meningkatkan kwalitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama

d. Menata Lingkungan fisik.

MAN Pangkalan Balai melakukan beberapa langkah untuk dapat mencapai visi dan

misinya tersebut antara lain:

a) Rekrutmen

Page 16: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

16

Guru adalah jabatan professional, pernyataan ini tidak akan terbantahkan ketika melihat

defenisi guru yang tertuang pada UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas) dan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Seluruh ahli

sepakat memberikan inti utama dari sebuah jabatan profesional, entah jabatan apapun itu,

selalu mempersyaratkan kepemilikan kompetensi (keahlian dan kewenangan). Tentu ini

juga berlaku untuk profesi guru.

Oleh karena itu, untuk menjamin tersedianya guru profesional, harus diawali dari siste m

rekrutmen calon guru yang profesional pula. Saatnya Indonesia melakukan upaya serius

dan nyata, berupa terobosan baru signifikan untuk merubah sistem rekrutmen mahasiswa

calon guru yang diterapkan selama ini di LPTK Indonesia, yang secara kasat mata

tampaknya bermasalah, sehingga tidak mampu mendapatkan ‘input’ guru yang berkualitas.

Rekrumen pegawai yang dilakukan oleh MAN Pangkalan Balai di lakukan dalam rangka

menenuhi standar pelayanan minimum dan memenuhi tenaga pengajar dan tenaga

pendidikan yang belum tersedia.

Kebutuhan akan guru professional diperlukan orang-orang yang memang dari awal sudah

bercita-cita menjadi guru. Sehingga orang-orang yang berpendidikan gurulah yang berhak

untuk menjadi tulang punggung dalam proses pembelajaran di sekolah. Problem rekrutmen

guru yang berasal dari non pendidikan akan sangat dirasakan oleh sekolah beberapa tahun,

karena guru ini tidak mempunyai dasar-dasar pendidikan, psikologi pendidikan dan cara-

cara untuk mengatasi keadaan. Pendidikan berkaitan dengan pembangunan manusia yang

hasilnya tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi tanda-tanda keberhasilkan proses

pembelajaran dapat dilihat dari indicator penilaian yang tergambar dalam penila ian

kogntifi, afektif dan psikomotorik. Hal lain tentu dapat dilihat secara langsung peserta didik

yang kita ajar dan didik, apakah terlihat secara nyata terjadi penyimpangan ataukah sesuai

dengan indicator yang kita susun.

Pola rekrutemen guru yang saat ini dilakukan oleh pemerintah perlu diperbaiki dengan

mengedapankan proses perekrutan dengan mengutamakan alumni dari jalur kependidikan.

Pola pendidikan di perguruan tinggi juga harus diperbaiki, karena sebagian besar calon

guru yang diturunkan merupakan tenaga yang belum siap pakai, sehingga memerlukan

adaptasi beberapa tahun. Dalam menyiapkan calon guru, harus menggunakan standar

Page 17: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

17

bukan karena kebutuhannya. Standar pendidik akan berpengaruh pada kualitas guru yang

bersangkutan sehingga orang-orang yang menjadi guru merupakan orang-orang terbaik.

b) Pembinaan dan Pembimbingan

Di sekolah-sekolah selama ini yang berperan utama adalah guru. Seorang guru

melaksanakan berbagai fungsi baik fungsi mengajar, konselor, teknisi, maupun

pustakawan. Bahkan, dalam kasus-kasus tertentu terdapat guru mengajar bukan

berdasarkan keahliannya. Kondisi ini jelas kurang menguntungkan bagi terselenggaranya

proses pendidikan yang baik diperlukan fungsi-fungsi kependidikan yang saling

mendukung, sehingga dapat dicapai suatu hasil yang maksimal.

Pembinaan terhadap kemampuan guru yang telah dilakukan oleh MAN Pangkalan Balai

dilaksanakan pada setiap awal tahun pembelajaran dapat ditingkatkan intesitasnya

sehingga kemampuan guru dapat lebih meningkat. Pembentukan kelompok-kelompok

kerja mata pelajaran dengan koordinasi juga perlu dilakukan dalam rangka peningkatan

kemampuan guru dalam proses dan pengelolaan pembelajaran

c) Optimalisasi IT

MAN Pangkalan Balai juga menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam

rangka mencapai kualitas sumber daya manusia. Diantaranya dengan mewajibkan setiap

guru mempunyai sarana prasana berupa laptop sekaligus dapat mengoperasiokan dengan

baik. Pelatihan penyusunan bahan ajar berbasis IT telah dirintis sejak tahun 2011, sampai

dengan sekarang.

Dengan penggunaan IT, maka proses pembelajaran di kelas juga berlangsung efektif dan

menyenangkan siswa. Dengan tersedianya sarana dan prasana berupa LCD yang siap

digunakan di setiap kelas maka optimalisasi penggunaan IT di MAN Pangkalan Balai

dapat berlangsung dengan baik. Dengan proses pembelajaran yang menarik maka secara

langsung dapat meningkat prestasi dan hasil belajar peserta didik.

MAN Pangkalan Balai juga menjadi salah satu percontohan dalam menggunakan softan

open source sehingga dapat mengurangi pembajakan softare. Dengan demikian sedikit

demi sedikit penghargaan terhadap HAKI mulai di tegakan di MAN Pangkalan Balai.

7. Evaluasi terhadap Manajemen Sumber Daya Manusia Di MAN Pangkalan Balai

Page 18: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

18

Dari pembahasan dan inovasi yang telah dilakukan oleh MAN Pangkalan Balai didapatkan

beberapa keunggulan dimana sekolah dapat mengoptimalkan sumber daya manusia yang sangat

terbatas sehingga proses pembelajaran dalam rangka mencapai misi dan visi sekolah dapat berjalan

dengan baik. Hal ini telah dilakukan oleh Kepala MAN Pangkalan Balai yang telah menerapkan

prinsip-prinsip MBS sejak tahun 2012. Keberhasilan ini dapat dilihat dari berbagai efen lomba

yang dapat dijuari oleh MAN Pangkalan Balai, baik di tingkat Kabupaten, Propinsi maupunt ingkat

Nasional.

Akan tetapi ada beberapa hal yang belum tergarap secara maksimal di mana Pangkalan

Balai. Salah satunya adalah belum terlibatnya secara langsung dunia usaha dan orang tua secara

langsung di sekolah atau diruang kelas. Dalam rangka memberikan pengalaman belajar yang

otentik dan memberikan motivasi kepada peserta didik seharusnya MAN Pangkalan Balai dapat

menghadirkan secara langsung orang tua, tokoh masyarakat dan unsur pemerintah untuk

memberikan materi dalam proses pembelajaran.

Pengajaran secara langsung yang dilakukan oleh praktisi meskipun hanya 1 kali dalam satu

bulan akan memberikan kesan yang mendalam bagi peserta didik sehingga dapat memberikan

inspirasi tentang cita-cita yang ingin dicapainya. Sebagai contoh jika ada salah seorang dari orang

tua merupakan penguasa tempe yang terkenal, maka dapat menghadirkan mereka ke sekolah dan

memberikan beberapa kita tentang keberhasilan usaha yang telah diberikan, sehingga dapat

memcapai sukses seperti saat ini.

Demikian juga jika ada orang tua, alumni yang menjadi pilot maka perlu dihadirkan ke

sekolah dan memberikan pembelajaran bagaimana cara untuk menjadi pilot, kiat-kiatnya agar

berhasil atau syarat-syarat untuk mencapainya.

Demikian juga dengan alumni yang dapat masuk ke Perguruan Tinggi ternama baik di

dalam maupun diluar negeri maka pelu dihadirkan dalam kelas untuk memberikan kiat-kiat untuk

dapat mencapai perguruan tinggi tersebut, dengan demikian maka ilmu yang dimiliki akan segera

tersebar dan dapat dinikmati oleh siswa di MAN Pangkalan Balai sehingga tentu meningkatkan

kemampuan dan kemauan siswa.

Hal lain yang perlu didorong oleh Kepala sekolah di MAN Pangkalan Balai adalah

kewirausahaan. Sekolah merupakan salah satu jalan untuk dapat mencapai sasaran cita-cita masa

depan. Dengan sekolah mana peserta didik diajarkan cara berfikir yang teratur dalam matematika.

Diajarkan cara bertutur kata, menyusun proposal, dan berbicara kepada orang lain dalam bahasa

Page 19: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

19

Indonesia. Demikian juga dalam pelajaran yang lain, memberikan manfaatka dalam rangka

menunjang karir dan cita-citanya.

Kewirausahaan juga perlu dimunculkan di tengah-tengah atau sepanjang proses

pembelajaran dengan menerapkan secara langsung. Misalkan dengan melakukan bazar, pameran,

efen music, lomba sendratik yang dikenal sedemikian rupa dengan melibatkan seluruh unsur

sekolah sehingga siswa dapat belajar cara mengelola sebuah kegiatan, mulai dari menyusun

proposal, mengatur acara, mengatur keuangan dan sebagainya. Semua keberhasilan siswa dapat

ditampilkan pada efen ini sehingga kewirausahaan dengan tidak sengaja terbangun pada diri setiap

peserta didik.

Hal lain yang perlu ditingkatkan oleh MAN Pangkalan Balai adalah meningka tkan

kemampuan guru dalam menghasilkan karya tulis ilmiah untuk memenuhi kenaikan pangkat

sehingga melampau golongan IV A. Pembimbingan penulisan karya tulis di MAN ini belum dapat

berjalan dengan baik karena keterbasan sumber daya manusia yang ada di sekolah ini. Tetapi hal

ini dapat dilakukan dengan melibat guru-guru di SMA dan SMK yang mempunyai kemampuan,

untuk dijadikan sebagai narasumber. MGMP mata pelajaran di kalangan MA termasuk MAN

Pangkalan Balai juga belum dapat berjalan dengan baik sehingga, terjadi gap yang cukup tajam

antara satu guru satu dengan guru lain dalam beberapa hal seperti, kemampuan dalam pengelolaan

pembelajaran dan penilaian di kelas.

C. KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:

1. MAN Pangkalan Balai dalam menerapkan Manajemen Sumber Daya Manusia dengan

mengoptimalkan tenaga yang ada sesuai dengan kemampuannya, dengan penyusunan

kurikulum yang baik, melibatkan seluruh warga sekolah, dan komite sekolah serta

masyarakat.

2. Langkah yang ditempuh oleh MAN Pangkalan Balai dalam Manajemen Sumber Daya

Manusia adalah, menyusun Kurikulum sebagai acuan, pembinaan, dan evaluasi.

Pembinaan dilakukan secara berjenjang pembinaan awal tahun pelajaran, semester dan

evaluasi dilakukan setiap bulan.

D. Saran

Page 20: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

20

Dari inovasi yang telah dilakukan oleh MAN Pangkalan Balai disarankan:

1. Pembinaan terhadap kewirausahaan dengan meterlibatan orang tua, alumni yang berhasil

secara langsung sehingga dapat memberikan pengalaman secara langsung.

2. Perlunya peningkatan pelatihan dalam penulisan karya tulis sehingga guru-guru tidak

mengalami kendala untuk naik golongan dari IVA.

E. DAFTAR PUSTAKA

Abu-Duhou Abtisam, 2003, School-Based Management (Manajemen Berbasis Sekolah),

UNESCO, Penerjemah : Noryamin Aini, Suparto, Penyunting ; Achmad Syahid, Abas Al-Jauhari, Jakarta : Logos.

Brudan, A (2010). "Rediscovering performance management: systems, learning and

integration". Measuring Business Excellence 14 (1).

Departemen Pendidikan Nasional, 2002, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

Konsep Dasar, Jakarta : Ditjend Pendidikan Dasar dan Menengah, Ditjen SLTP. ___________, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Hasbullah, 2014, Kebijakan Pendidikan, dalam Prespektif dan Kondisi Obyektif Pendidikan di

Indonesia, Jakarta: Rajawali Press.

Mulyasa E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, dalam Menyukseskan MBS dan KBK, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya. _________, 2005, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya.

Nurkolis, 2003, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi, Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Setiawati. Linda, Efektivitas Pengembangan Manajemen Pendidikan Tinggi, dalam Jurnal Penelitian Pendidikan Upi, Vol. 13 No. 2, 2012.

Sumber Online

http://ainamulyana.blogspot.com/2015/03/manajemen-berbasis-sekolah-mbs.html

https://www.selasar.com/budaya/kualitas-guru-berdasarkan-tingkat-pendidikan-di-indonesia-masih-rendah

http://www.manpaba.sch.id/profil.php?id=profil&kode=12&profil=Sejarah%20Singkat

https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan

Page 21: Penerapan manajemen berbasis sekolah  di man pangkalan balai kabupaten banyuasin sebagai implementasi dari ktsp

21

http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-mutu-pendidikan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_sumber_daya_manusia

http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/disiplin-guru.html