dampak sektor pertambangan-14042015.pdf

8/20/2019 Dampak Sektor pertambangan-14042015.pdf

1/77

PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Dr.rer.nat. Arifudin IdrusJurusan Teknik Geologi FT-UGM

E-mail: [email protected]


2/77

Tujuan Pembahasan:

1. Menambah kemampuan peserta untuk

mengidentifikasi/ memprakirakan dampak

dari kegiatan sektor energi dan sumberdaya

mineral

2. Memberikan tambahan pengetahuan mengenai

pengelolaan lingkungan yang terkena dampakdari kegiatan sektor energi dan sumberdaya

mineral.


3/77

Konsep

Pembangunan

Berkelanjutan

adalah pembangunan untuk pemenuhan

kebutuhan generasi pada saat ini tanpa

mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasidi masa mendatang (Brudlandt Comission -

1987).

Pemanfaatan sumber daya alam harus tidak me-lampaui kemampuan pembaharuan (renewability)

dari sumber daya alam tersebut.

Perlu keseimbangan antara kebutuhan dari

aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

PENDAHULUAN


4/77

4

LingkunganSosial

Ekonomi

PrinsipPertambanganBerwawasan

Lingkungan


5/77

5

LingkunganSosial

Ekonomi

PrinsipPertambanganBerwawasan

Lingkungan


6/77

6

MENGAPA KEGIATAN ENERGI &

SUMBERDAYA MINERAL (PERTAMBANGAN)

SELALU KONFLIK DENGAN LINGKUNGAN

Dapat terdapat dimana saja

- Tidak bisa memilih tempat kegiatan

Merubah bentang alam

- Pemindahan tanah cukup besar (u/tamka)

Padat modal, resiko tinggi (mining is gambling )

- Melibatkan peralatan besar

- Daya serap tenaga kerja rendah


7/77

LANDASAN HUKUM

UU NO. 32 TAHUN 2009 Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup

UU No. 4 Tahun 2009 Pertambangan Minerba

Permen LH No. 8 Tahun 2006 Pedoman AMDAL

Permen LH No. 5 Tahun 2012 Jenis rencanakegiatan yang wajib memiliki AMDAL


8/77

LANDASAN HUKUM

PerMen LH No.13/2010 tentang UKL danUPL dan Surat Pernyataan Kesanggupan

Pengelolaan dan Pemantauan LingkunganHidup

KepMen ESDM No. 1457.K/28/MEM/2000tentang Penyusunan UKL dan UPL Kegiatan

Pertambangan dan Energi. Peraturan BP Migas No. 4 Tahun 2007 tentang

Penyusunan Dokumen UKL dan UPL untuk

kegiatan bidang minyak dan gas.


9/77

LANDASAN HUKUM

Kepmen ESDM 1453.K/29/Mem/2000 Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan diBidang Pertambangan Umum

Kepmen ESDM 1457 K/28/Mem/2000 Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan pada KegiatanPertambangan & Energi

Permen ESDM No. 7 Tahun 2014 tentang Reklamasi

dan Pasca Tambang

Permen ESDM 07 Tahun 2012 dan Permen ESDM 01 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah

Pertambangan


10/77

Permen LH No. 5 Tahun 2012 Bidang

SD Mineral dan Energi

Mineral, Batubara, Panasbumi: Luas KP/IUP = ≥ 200 Ha

Luas daerah bukaan = ≥ 50 Ha ( kum/tahun )

Eksploitasi:

Panasbumi = ≥ 55 MW

Batubara/gambut = 1.000.000 ton/tahun

Lapisan overburden = ≥ 4.000.000 ton

Bijih primer = ≥ 400.000 ton/tahun

Lapisan penutup = 1.000.000 ton


11/77

Permen LH No. 5 Tahun 2012

Bidang SD Mineral dan Energi

Bijih sekunder/aluvial: ≥ 300.000 ton

Lapisan overburden: ≥ 1.000.000 ton

Bahan galian industri ( Gol. C) = ≥ 250.000m3/thn

Lapisan overburden = ≥ 1.000.000 ton Bahan galian radioakktif = semua besaran


12/77

INDUSTRI PERTAMBANGAN


13/77

Definisi Pertambangan

Tambang: Segala jenis penggalian yang dibuat

di permukaan / di dalam bumi bertujuanmemperoleh mineral-mineral berharga.

Penambangan (eksploitasi): Pekerjaan untuk

memperoleh mineral dari bumi dalam jumlahyang ekonomis dan mengangkut / mengirim ke

kapal atau ke fasiitas pengolahan atau proses

selanjutnya.

Pertambangan: Kegiatan yang dimulai dari

eksplorasi, penambangan, pengangkutan,

processing dan penjualan (marketing) dari

suatu bahan galian batubara dan mineral.


14/77

Ciri utama industri pertambangan

Penyebaran mineral yang tidak merata pada kulitbumi

Kadar mineral berharga jauh lebih kecildibanding dengan keseluruhan material yangdigali.

Penggalian/eksploitasi umumnya mengubahbentang alam

Padat modal, perlu pekerja khusus


15/77

KEGIATAN

PERTAMBANGAN

Konstruksi

Penambangan

Penutupan Tambang/

Pasca Tambang

PemantauanPasca

Tambang Eksplorasi/FS

/AMDAL

IUP EksplorasiIUP Eksplorasi


16/77

SISTEM PENAMBANGAN BAHANGALIAN


17/77

TAMBANG TERBUKA (OPEN PIT MINING)


18/77

BATU HIJAU MINE GEOLOGY, SUMBAWA ISLAND

Geology Plan map & Slide


19/77

BATU HIJAU MINE (2006)

Aereal photos of Pit

Statistic of reserves etc Waste Dump

Reclamation

Stockpile Crusher

Water treatmentponds

Mill

Tailing discharge

Stockpile


20/77

Tambang emas rakyat (illegal), Bombana(2008)


21/77

Artisanal & small scale gold mining

(ASGM)-Buru Island, Moluccas


22/77

Tambang bawah tanah (urat kuarsa+emas)


23/77

Hishikari mine

Kushikino museum


24/77

Mine Office

Crushing Plant

Gd. Handak Mine

Plant Area

&Warehouse

Adm. Office

Road to Ciurug

TAMBANG EMAS BAWAH TANAH DI PONGKOR, JAWA BARAT


25/77


26/77

ORE PROCESSING

Crushing and Screening

Milling

Leaching

Carbon in Leach

Tailing Treatment &Cyanide detoxification

Elution

TailingDam

Back Filling

CN Destruction

PlantStope

Electrowinning

Smelting

FLOW SHEET


27/77

FLOW SHEET

OF PONGKOR TAILINGS MANAGEMENT

Thickener - Cyanide Recycle

( < 200 ppm)

Tailing Dam( 0,6 ppm – 3 ppm )

Cyanide Destruction Plant

Decant PondCN 0,5 ppmSS 200 ppm

Clean Water

PROCESS PLANT

Stope (< 1 ppm)

Decant PondCN 0,1 ppmSS 60 ppm

Sludge Ore

Cyanide

Detoxification(< 6 ppm)

Cyanide Destruction Plant

River


28/77

DAMPAK KEGIATANPERTAMBANGAN


29/77

Frekuensi terjadinya Dampak (dari 66 Kegiatan

Pertambangan)


30/77

TEKNIK

PENAMBANGAN

KEUNTUNGANNYA

THD LINGKUNGAN

KERUGIANNYA

THD LINGKUNGAN

1. Open pit

(Open cast mining)

Resiko terhadap

keselamatan pekerjalebih rendah

Limbah Bat >>>

Pasir sisa >>> Debu >>>, Bising >>

Mine/Acid Drainage

2. Aluvial mining Kerusakan lingkungan

lebih mudah dikontrol

Potensi tercemarnya

air sungai >>>

Gangguan padapermukaan

3. Open Stopping Limbah batuan lebihkecil daripada dengan

teknik open pit

Potensi Subsidence >>

Terjadi oksidasi pada

material yg terekspose

4. Filled Stoping Limbah batuan lebih

kecil daripada dengan

teknik open PIT

Resiko Subsidence


31/77

Dampak Lingkungan

1. Deskripsi kegiatan penambangan

(sifat bahan & kuantitasnya, teknik/

metoda & prosedur kegiatan)

2. Kondisi lingkungan Rona Lingkungan

Awal (RLA) : iklim, udara, geomorfologi,batuan/struktur geologi, tanah,

hidrologi, flora, fauna, sosek-bud-

kesmas.

Kajian terhadap dampak harus mempertimbangkan :


32/77

TAHAP KEGIATAN PENAMBANGAN BATUBARA


33/77

PENGELOLAAN

TANGGUL

KOMPONEN GEOFISIK: IKLIM/UDARA

SUMBER

DAMPAK

JENIS

DAMPAK

PARAMETER

DAMPAK

1. Land clearing

2. Pengupasan

tanah penutup

3. Ripping

4. Blasting

5. Pemuatan

6. Pengangkutan

7. Crushing

Debu

Erosi

Partikulat

tersedimentasi

Partikulat

tersuspensi

Emisi: CO,

CO2, NO, SO,

Pb

Kebisingan Noise Level

Penyiraman

Menutup

muatan

BANDINGKAN DENGAN BAKU

MUTU LINGKUNGAN (KEP. MEN

LH KEP 02/MENKLH/1998)

CEGAH

Menanam bahan

peledak lebih dalam

Mengurangi jumlah

bahan peledak

Menambah delay

time


34/77

Dampak pada komponen lingkungan udara

Debu

Gas

Kebisingan

Dampak pada komponen lingkungan udara

Perubahan :

Temperatur, kelembaban, kecepatan

angin, dsb.


35/77

Acid Mine Drainage Problem (AMD)

Misal: Pertambangan Batubara

Pirit (FeS) saat terekspose pada air dan udara

teroksidasi membentuk logam-logam besi dan

asam sulfida.

Ion besi akan teroksidasi dan menghasilkan oksida

besi hidrat (kuning) dan bersifat lebih asam

(membentuk larutan asam). Kondisi yang lebihasam ini menurunkan pH air dan membuat air

bersifat korosif dan membahayakan kehidupan di

air.

KOMPONEN LINGKUNGAN: KIMIA


36/77

Pyrite + Oxygen + Water = AMD


37/77

KOMPONEN LINGKUNGAN : GEOMORFOLOGI

SUMBER

DAMPAK

JENIS

DAMPAK

PARAMETER

DAMPAK PENGELOLAAN

1. Land clearing

2. Pengupasan

tanah penutup

3. Ripping

4. Blasting

5. Pemuatan

6. Pengangkutan

7. Crushing

PerubahantK erosi &sedimentasi

Perubahanbentuk lahan

Terganggu-nya stabilitaslereng

Terganggun

ya bentangalam sungai

Terjadinyabanjir/genangan air

Kecepatan

erosi dan

sedimetasi

Tinggi relief &

besar sudut

kemiringan

Perubahangeometri &

kapasitas sungai

Luas daerah

genangan,

vol/debit air

Menambang scr

bertahap/perquary

Menambang dng

cara bangku &

maengikuti pola

kontur

Memberlakukan

sempadan sungai

Membuat kolampengendap sedimen

bertingkat dan

saluran drainase

Reklamasi

/revegetasi

DAMPAK PADA KOMPONEN LINGKUNGAN


38/77

DAMPAK PADA KOMPONEN LINGKUNGAN

HIDROLOGI

Misalnya :1. Gangguan pada system airtanah dan pola pengaliran dapat

terjadi pada penambangan secara terbuka (open pit)

Penurunan permukaan air tanah dapat terjadi pada

lokasi penambangan dan daerah sekitarnya sampai

radius beberapa kilo meter.

Subsidence dan retakan pada permukaan tanah/batuan

dapat mengakibatkan run-off mengalir masuk ke aquifer

dan mencemari kualitas air tanah dan mempengaruhi

pola aliran airtanah.

2.

Intrusi air laut3.

Gangguan pada system airtanah dan pola pengaliran

dapat terjadi pada penambangan bawah permukaan.

5 s/d 7 km


39/77

5 s/d 7 km

Keterangan

Satuan Batugamping

Satuan Batupasir

163 m

75 -100 m dpl

BARAT

LAUT163 m

QUARRY

Indonesia

Tidak ditambang

(untuk green belt)

muka

airtanah batas bawah

penambangan (10 m dpl)

+ 2 km

BARAT

LAUT

PENAMPANG MELINTANG PULAU NUSAKAMBANGAN

(TANPA SKALA)


40/77

SKEMA POTENSI DAMPAK PENAMBANGAN TERHADAP

MORFOLOGI, IKLIM, SISTEM HIDROLOGI DAN MASYARAKAT

Pemotongan bukit

Perubahan iklim

(curah hujan)

Terganggunya

siklus hidrologi

Keresahan Masyarakat/ Konflik sosial

Terganggunya

flora & fauna

Terganggunya kua-

litas & kuantitas

air

Intrusi air laut


41/77

MIGAS


42/77

Some cases happened around the world duringthe exploitation of oil and natural gas such as

Salty brine – a by product of most oil wells that canpollute surface water.

Pipelines carrying oil can be broken by faulting,

landslides, acts of war and this can causing an oilspill.

Tanker spillage from collisions or grounding(suchas the exxon valdez off Alaska in 1989) can create oil

slicks at sea. Oil slicks can drift to a shore and foulingthe beaches.


43/77

What the most severe problem that the

oil company facing during theproduction activities?

Oil Spill, Water and Air Pollution


44/77

Case Study in Kertih,Malaysia

Oil and Gas Exploration and Exploitation in Malaysia by Petronas at Kertih, Terengganu

Study Area


45/77

Residence Area:(i) Polluted groundwater because of

leakage of sewage system.

(ii) Air Pollution/Heat

Dock: Oil Spill

(i) Polluted the surface water andgroundwater.

(ii) Damage the ecosystem.

Processing Area:Oil Spill, Inject gas and

water back, burningThe gas (i) Polluted thegroundwater.(ii) Increased thetemperature and

polluted thesurrounding air.

Oil Rig: Oil Spill(i) Polluted the sea water(ii) Damage the ecosystem


46/77

During Transfer/TransportationProblem Solving

At the docks, possibility theoil spill happen is high dueto leakage of pipelineconnection. Because of that

some precaution stepshould be implement:

-Need to install the oil trapto avoid the oil slickhappened at sea.

-Need to monitor thepipeline condition.-Train the worker-Law enforcement


47/77

Activities at the Oil Plant

1. Separator2.Water treatment3. Waste water4. Re-injected water5. Re-injected gas

6. Conveyance of naturalgas by gas pipeline.7. Gas burned to produceenergy 8. Liquefied petroleum gas(LPG)9. Pumping crude10. Crude oil tanks

11. Shipment of crude byoil pipeline12. Loading facility

Problem Solving

This area needsome monitoringactivities, because

this area the mostimportant area:

-Need to monitorthe level ofpollution.

-Do the refinementactivities morefrequent.-Do the inspectionon the equipment

GEOTHERMAL ENERGY


48/77

GEOTHERMAL ENERGY

Data collecting and

analysis

Exploration

- Geology- Geophysics:

e.g.resistivity,airbornemagnetic

- Drilling

- Resources- Production

capacity- Economics/finance

- Environronment

Technical,

environmental

and economical

evaluation

Feasibility

Study

Document

Reconnaissance/

exploration

GEOLOGY MAP OF


49/77

GEOLOGY MAP OFGEOTHERMAL FIELD

•

Geothermal X is surrounded byrhyolite domes

•There are two small rhyolites in the

northwest of Geothermal X

•The Geothermal field is located in

area formed by Ignimbrite and

pumice, the oldest is > 300 ka, the

youngest is only about 2 ka, erupted

from large volcanic centre 30 km to

the south

MANIFESTATION AREA


50/77

50

Area A: mudpools, turbid acid

water pools, fumaroles,steaming ground

Area B: mud pools, turbid acid

water pools, fumaroles

Area C: a clear warm spring

contains gas

Area D: some warm water

seepages

Area E: neutral warm springs,

pools

Area F: suspected warm water

seepages into the large river


51/77

GEOCHEMICAL SURVEYS

51

Gas data from surface thermal

fluids suggest deep geothermal water upflow is closer to area Athan areas B or C

Silica and sodium chloridegeothermometers suggesttemperature >240 C for the deep water

Hydrogen water isotopegeothermometer of the fumaroles

in area B and mud pools in area Aindicate temperature of about 290°C for the deep water

Methane-carbon dioxide

geothermometer gave values of°


52/77

CONCEPTUAL AREA

52

Based on our assumption:

Area = 20-31 sq-km

Thickness = 1000-1200 m

porosity = 0.1

Rock Dens = 2700 kg/cu-m

Rock Heat Cap = 1 kJ/kg

Life Time = 30 years

Elect Conv Factor = 0.1

Recovery Factor = 0.5

Total volumetric potential of GeothermalX is 400-670 MW

Outflow

Upflow

CO C PT AL OD L O G OTH R AL


53/77

CONCEPTUAL MODEL OF GEOTHERMAL

53

Schematic S-N Geothermal field X

S N


54/77

BASIC GEOTHERMAL DATA/ASSUMPTION

PLANT CAPACITY = 55 MW

PRODUCTION WELL = 6 WELLS

AVERAGE PRODUCTION/WELL = 10 MW

Energy Sales Contract = 30 YEARS INTERNAL RATE = 10 %

ELECTRICITY PRICE = 70 $/MWh

O & M Downstream, MWh = 5 $/MWh

54


55/77

5. ENVIRONMENTAL RISKS

Short-term construction/development

• Drilling effluent-surface water

contamination

• Drilling effluent-groundwater contamination

• Noise

• Vegetation destruction


56/77

Environmental risks…

Long-term power station operation

Discharge effluent-surface water

contamination

Discharge effluent-ground water

contamination

Gas emission (H2S, CO2)

Induced subsidence

Hydrothermal landslide

Noise


57/77

PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

BERWAWASAN LINGKUNGAN

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


58/77

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

1. Teknis

2. Hukum

Secara teknis a. pencegahan

b. penanggulangan

Pencegahan :

Prinsip dasar meniadakan/ mengurangi

dampakMisal :

a. pengaturan kemiringan & ketinggian tebing galianb. pembatasan kedalaman galian hingga tidak

memotong muka air tanah

c. re-use, re-cycle limbah minimalisasi limbah

Pendekatan ekosistem


59/77

Rehabilitasi/Reklamasi

Usaha/ kegiatan untuk memulihkanfungsi lahan setelah dimanfaatkan untuksuatu kegiatan yang mengakibatkanpenurunan kualitas lahan tersebut.

Rehabilitasi /reklamasi berlangsungbersamaan dengan kegiatan penambangan(progressive reclamation)

Beberapa

Prinsip

Kegiatan

Pertambangan


60/77

p p g g

Berwawasan Lingkungan

Total Mining , dalam arti recoverypenambangan harus maksimal sehingga tidakada cadangan yang tersisa

Pembukaan lahan dilakukan secara bertahap

sesuai dengan kemajuan tambang

Menerapkan tatacara penimbunan kembalibekas tambang/back filling

Menerapkan sirkulasi tertutup air kerja danair proses ( clossed circuit )

Segera melakukan reklamasi lahan bekas

tambang

Penambangan Batubara (contoh)


61/77

61

Daerah Reklamasi

Penambangan Batubara (contoh)

PENAMBANGAN PASIRBESI


62/77

I

II III

T.

Waste material

P.2

P.5

Stock Pile PL DT

P.3 P.4

Tailing Area

Mining Area

P.1

System : - Hydroulic mining

- Magnetic Separator

T. Trommol

I. Drum magnit 1.200 gouss

II. Drum magnit 1.000 goussIII. Drum magnit 800 gouss

P.1 Mining Pump

P.2 Tailing Pum

P.3 jet Pump

P.4 Spray Pump

P.5 Concentrate Pump

PL. Payloader

DT Dump Truck

PROSES PENGURUGAN / PENIMBUNAN


63/77

PROSES PENGURUGAN / PENIMBUNAN

PERSAWAHAN HASIL REKLAMASI


64/77

PERSAWAHAN HASIL REKLAMASI

PERKEBUNAN / LADANG


65/77

PERKEBUNAN / LADANG

HASIL REKLAMASI & REVEGETASI


66/77

HASIL REKLAMASI & REVEGETASI

A k

T k i

di ti

d

P l k


67/77

Aspek Teknis yang dicermati pada PelaksanaanReklamasi/Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang

Struktur dan stabilitas timbunan

Dimensi timbunan sesuai peruntukannya

Penataan kontur serta perataan timbunan Pengaturan drainase air permukaan

Pengelolaan material pembangkit asam

(potentially acid forming/PAF)

Pengendalian erosi dan sedimentasi

Rekondisi tanah sebagai media tanam

Pengendalian Air Asam Tambang pada


68/77

Wetlands

Pengendalian Air Asam Tambang padaPenutupan Tambang Emas

Sistem netralisasi Penimbunan batuanpenutup (PAF) Kolam penampungan

PENEMPATAN TANAH PENUTUP DI DAERAH


69/77

PENEMPATAN TANAH PENUTUP DI DAERAHPENIMBUNAN

± 20 m cover of NAF material


70/77

KEGIATAN PENYELAMATAN TANAH PUCUK


71/77

JANUARI

2002

MEI

2003

FEBRUARI 1999


72/77

PENUTUP

1. Pertambangan berwawasan

lingkungan dapat dicapai

dengan memperhatikan/

mempraktekan prinsip-prinsip

best mining practices .


73/77

2. Pelaksanaan pertambangan yangbaik bukan hanya menyelamatkankelangsungan lingkungan ( sosial dan

fisik ) namun juga mengurangi resikoinvestasi dan mengoptimalkanpencapaian ( recovery ) secara ekonomi

perusahaan yang bersangkutan


74/77

3. Perundangan-undangan yangmengatur pertambangan,pengelolaan lingkungan sampai

pada reklamasi & penutupantambang sudah ( mulai ) memadai,

namun yang tidak kalah pentingnyaadalah implementasi di lapanganharus ditaati semua pihak terkait.


75/77

Dampak kegiatan sektor energi dansumberdaya mineral perlu

diidentifikasi secara dini melaluipenyusunan instrumen perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidupseperti AMDAL, UKL-UPL atauyang lain.


76/77

TERIMA KASIH


77/77

Kajian terhadap dampak lingkungan

Harus secara holistik/ terpadu

Dalam mempertimbangkan apakah dampak tersebut

penting dan harus dikelola/ diminimalkan, perlu mem-

pertimbangkan salah satu atau beberapa hal berikut :

1. Jumlah manusia terkena dampak

2. Luas daerah terkena dampak

3. Intensitas dan lamanya dampak

4. Jumlah komponen lingkungan yang terkena dampa

5. Sifat kumulatif dampak6. Berbalik/ tidak berbaliknya dampak

dampak sektor pertambangan-14042015.pdf

Documents