dampak kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk · pdf fileperubahan kegiatan penduduk. di...
TRANSCRIPT
i
DAMPAK KEGIATAN INDUSTRI TERHADAP KEGIATAN
PENDUDUK
(STUDI KASUS DI KELURAHAN REMPOA KECAMATAN
CIPUTAT TIMUR KOTA TANGERANG SELATAN)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Syahbani Putra Gunadi
NIM 1110015000036
KONSENTRASI GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
vi
ABSTRAK
Syahbani Putra Gunadi (NIM: 1110015000036). Dampak Kegiatan Industri
Terhadap Kegiatan Penduduk (Studi Kasus di Kelurahan Rempoa
Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat posisi, mekanisme, dan seberapa
luas wilayah persebaran dampak dari kehadiran kegiatan industri PT. Sandratex,
yang terkonsentrasi di sepanjang jalan Juanda, Kelurahan Rempoa, terhadap
perubahan kegiatan penduduk di sektor informal seperti penyewaan rumah,
warung makan dan angkutan. Data diperoleh melalui survai ke wilayah Rukun
Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) disekitar lokasi penelitian. Penentuan
kegiatan Industri PT. Sandratex sebagai objek penelitian didasarkan oleh fakta
bahwa sebagian besar penghuni rumah sewa di wilayah penelitian bekerja di PT.
Sandratex.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Desain penelitian yang
digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan overlay peta dan cheking
lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara langsung kegiatan industri
bedampak positif pada penyerapan tenaga kerja. Melihat kemampuan (skill) maka
sebagian besar pekerja industri di Rempoa merupakan pekerja terampil (skilled
laborer) dan semi terampil (semi-skilled laborer). Jenis industri terbanyak berupa
industri furnitur, percetakan atau periklanan (advertising), dan industri tekstil.
Dengan melihat pola lokasi industri di Greater London, maka wilayah industri di
Rempoa dapat digolongkan ke dalam Group A dan B.
Secara tidak langsung kegiatan industri menimbulkan dampak positif
antara lain kegiatan penyewaan rumah (kontrakan dan kos-kosan), warung, dan
usaha angkutan. Persebaran rumah sewa tinggi dan sedang menyebar di wilayah
pemukiman tidak teratur sedangkan persebaran rumah sewa rendah tersebar di
pemukiman teratur yaitu di kawasan perumahan. Dari persebaran jumlah warung
dan konsumen warung menunjukan bahwa semakin mendekati lokasi industri
maka variabel akan semakin besar. Sedangkan warung yang lokasinya jauh dari
lokasi industi memiliki nilai yang rendah. Persebaran pangkalan angkutan (ojek &
becak) yang pengguna jasanya juga berasal dari pekerja industri hanya
menunjukan nilai yang relatif kecil.
vii
ABSTRACT
Syahbani Putra Gunadi (NIM: 1110015000036). The Impact of
Industrial activity towards Civilian Activity (Case Study in Kelurahan Rempoa
Kecamatan Ciputat Timur, Tanggerang City)
This Research aims to see, The positions, Mechanisms, and the width of
spreading regions of Industrial activity impacts of Sandratex, L.td., consentrated
along Djuanda Street, Kelurahan Rempoa, toward the civilization activity
changing in Informal sectors like Rental of houses, Restaurans and
Transportations. Data are obtained from Survay in RW (Inhabitant Association)
and RT (Neighborhood Ascociation) around research location. Choosing
Industrial Sandratex, L.td Activities as an object of research are based on the fact
that Major inhabitants of Rented Houses around the research location work in
Sandratec L, td.
The Method which was used is Descriptive Method. Design of the research
is Analytical Description combined by overlay the map and checking the field.
The Results of the research show that in directly Industrial activities have
positive impacts in the worker absorptions. Distinguished by the skills, the major
workers of industry in Rempoa are skilled laborers and Half Skilled Laborers.
Major group of Industries are furniture, Printing or Advertising and textiles
industry. Depend on Industry in Greater, London, So we can see that industrial
Activity in Rempoa could be Grouped in Group A and Group B.
Indirectly, Industries causing positive impacts as the example rental
houses activities, restaurants and public transportations. The spreding of the high
and middle cost rented Houses are spreads in unpatterned housing regions
whereas the spreading of Lower rented houses spreads in patterned housing
regions. From the spreading of a number of restaurants and their consuments
show that nearer from the location of industry the bigger variable of them.
Nevertheless, The restaurants which have long distances from the location of
industry, have lower values. The Spreading of public transportation (Ojek &
Becak) terminals which the pessangers are the industrial workers just emerge the
lower values relatively.
viii
KATA PENGANTAR
Bi ism Allah al-Rahman al-Rohim
( Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang )
Syukur Alhamdulillah, penulis sampaikan kepada Allah Swt. Yang telah
memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini selesai penulis
susun. Namun begitu, penulis selaku penyusun masih memohon masukan baik
berupa kritik ataupun saran guna penyempurnaan akan karya ilmiah ini. Salawat
serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang
mewarisi sumber ilmu pengetahuan kepada kita semua yaitu Al-quran dan
Sunnah, semoga ilmu yang beliau wariskan bermanfaat bagi kita dunia dan
akhirat.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan yang bertujuan untuk peningkatan pengetahuan dibidang
karya ilmiah dan juga untuk memperdalam pemahaman keilmuan dan
aplikatifnya. Penulis berharap semoga skripsi ini berguna untuk semua pihak yang
membutuhkan.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak guna membantu lancarnya penelitian ini, baik
secara langsung atau tidak oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Nurlena Rifai,MA, Ph.D selaku Dekan FITK atas segala bentuk
partisipasinya kepada mahasiswa, semoga visi misi yang diembannya diberikan
kelancaran dalam menunaikannya, amin.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku kepala jurusan Pendidikan IPS dan juga
Dosen Pembimbing Akademik, dengan kesibukannya bersedia meluangkan
waktu dan tenaganya dalam memberikan arahan dan nasihat dalam penulisan
skripsi ataupun selama masa studi penulis di UIN Jakarta.
3. Andri Noor Andriansyah, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa meluangkan waktunya dalam berdiskusi sehingga memberikan
ix
gagasan ataupun ide dalam pembuatan skripsi dengan ikhlas membimbing
sampai skripsi ini terselesaikan.
4. Pemerintah Walikota Tangerang Selatan beserta unit-unit yang telah bersedia
membagi ilmu dan membantu penulis dalam melengkapi data sekunder yang
dibutuhkan dalam skripsi ini, semoga apa yang diberikan oleh mereka berbuah
pahala, amin.
5. Ayah dan Bundaku tercinta yang selalu menjadi sang surya dalam hidupku,
pancaran sinar kasih sayang nya yang begitu dalam hingga benih-benih
kehidupan terpancar dalam jiwa dan sanubariku untuk selalu tumbuh menjadi
seorang yang berguna bagi nusa dan bangsa dan bisa menjadi panutan dalam
keluarga.
6. Empat Kakak Ku tercinta kakak Ayuk, Puti, Yuni dan abang Arif serta adek
Ku Surya yang selalu memberi dukungan baik materil maupun non materil
hingga Aku bisa menyelesaikan studi di jenjang S1.
7. Yayasan Malibu dan IKLB yang telah memberikan biasiswa selama ini.
8. Rekan kerja BTA 70 yang telah memberi banyak kesempatan dan berbagai
pengalaman dalam dunia pendidikan hingga ku bisa mengajar di berbagai
SMAN yang berstandar nasional maupun internasional seperti SMA 28 Pasar
Minggu, SMA 70 dan beberapa SMA lainnya.
9. Rekan seperjuangan jurusan Geografi angkatan 2010, senantiasa memberikan
canda tawa dalam setiap waktu dan memberikan arti penting persahabatan dan
kebersamaan dalam diriku. Terimkasih untuk dukungan dan semangatnya.
10. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Banyak tantangan dan rintangan yang penulis hadapi khususnya pada
waktu pengambilan data. Banyak pelajaran yang bisa penulis ambil pada saat itu.
Salah satunya terkait dengan fenomena pola dan kondisi pemukiman ataupun
perumahan yang ada di lokasi penelitian. Dimana jika kita melihat di pinggir jalan
utama banyak di temukan pemukiman yang layak huni seperti perumahan namun
dibalik semua itu pemukiman yang tidak layak huni masih banyak di temui
terutama yang mendekati lokasi pabrik Sandratek dimana masih banyak penduduk
x
yang tinggal di rumah sewa berupa kontrakan dan kos-kosan (rumah petak dengan
ruangan seluas 3x4 m). Hal ini ada setelah berkembangnya industri di wilayah itu.
Hal seperti itu merupakan salah satu kenyataan hidup yang penulis peroleh
di saat pengambilan data primer ke lapangan. Pengambilan data primer ke
lapangan ini secara tidak langsung telah mengingatkan penulis akan satu
ungkapan “Life is Strunggle”. Bagaimana berjuang untuk hidup di tengah-tengah
kondisi yang sulit pada saat ini. Ada banyak usaha yang dapat dilakukan seperti
ketiga unit usaha yang penulis teliti dalam penelitian ini dan semua itu dapat
berhasil dan berkembang jika ada “kemauan” dan “tekat yang tinggi”.
Akhir kata sebagai orang yang masih dalam proses pembelajaran penulis
mohon maaf atas segala kekurangan yang ada khususnya yang terdapat pada
tulisan ini.
Ciputat, Oktober 2014
Penulis
Syahbani Putra Gunadi
xi
DAFTAR ISI
Judul (Cover) ........................................................................................................... i
Surat Pernyataan Karya Ilmiah ............................................................................. ii
Pengesahan Uji Referensi ........................................................................................ iii
Lembar Pengesahan Pembimbing .......................................................................... iv
Lembar Pengesahan Penguji ................................................................................... v
Abstrak ..................................................................................................................... vi
Kata Pengantar ........................................................................................................ viii
Daftar Isi ................................................................................................................... xi
Daftar Tabel .............................................................................................................. xiv
Daftar Gambar ......................................................................................................... xv
Daftar Peta ................................................................................................................ xvi
Daftar Lampiran ...................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Masalah Penelitian ......................................................................................... 4
1. Identifikasi masalah ................................................................................. 4
2. Batasan masalah ....................................................................................... 5
3. Rumusan masalah..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian....................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................... 8
A. Landasan Teori ............................................................................................... 8
1. Industri .................................................................................................... 8
a. Klasifikasi Industri ............................................................................. 9
b. Lokasi Industri ................................................................................... 19
c. Teori Lokasi Industri .......................................................................... 23
d. Dampak Industri ................................................................................. 25
e. Identifikasi Dampak ........................................................................... 27
2. Jarak Mutlak dan Jarak Relatif ................................................................. 29
xii
3. Analisis Sewa Yang Ditawarkan .............................................................. 30
4. Penduduk .................................................................................................. 32
B. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 36
C. Hasil Penelitian Relevan ................................................................................ 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 39
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 39
1. Tempat Penelitian..................................................................................... 39
2. Waktu Penelitian ...................................................................................... 39
B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................................ 40
C. Variabel Penelitian ......................................................................................... 41
D. Tahap Pengumpulan Data .............................................................................. 41
E. Tahap Pengolahan dan Penyajian Data .......................................................... 42
F. Tahap Analisi Data ......................................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 45
A. Deskripsi Data ................................................................................................ 45
1. Letak Geografis dan Administratif Wilayah Penelitian ........................... 45
2. Penggunaan Tanah ................................................................................... 48
2.1.Pemukiman ......................................................................................... 48
3. Jaringan Jalan ........................................................................................... 51
4. Perindustrian ............................................................................................ 51
4.1.Perusahaan Industri di Kecamatan Ciputat Timur ............................. 55
4.1.1. Jumlah dan Jenis Industri ....................................................... 55
4.1.2. Industri di Kelurahan Rempoa ............................................... 56
5. Penduduk .................................................................................................. 61
5.1.Jumlah Penduduk ............................................................................... 61
5.2.Mata Pencaharian Penduduk .............................................................. 62
5.3.Unit Usaha Kegiatan Penduduk ......................................................... 64
5.3.1. Unit Usaha Rumah Sewa ....................................................... 64
5.3.2. Unit Usaha Warung Makan .................................................... 65
5.3.3. Unit Usaha Angkutan ............................................................. 68
xiii
B. Pembahasan .................................................................................................... 69
1. Industri di Kelurahan Rempoa ................................................................. 69
1.1.Persebaran Industri ............................................................................. 69
1.1.1. Industri Besar ......................................................................... 69
1.1.2. Industri Sedang ...................................................................... 69
1.1.3. Industri Kecil .......................................................................... 70
1.1.4. Industri Rumah Tangga .......................................................... 71
1.2.Industri Sebagai Objek Kasus ............................................................ 71
2. Kegiatan Penduduk di Kelurahan Rempoa .............................................. 72
2.1.Unit Usaha Penyewaan Rumah .......................................................... 72
2.1.1. Biaya Sewa Penghuni Rumaha Sewa ..................................... 74
2.1.2. Waktu Tempuh Penghuni Rumah Sewa Pekerja Industri
Kelokasi Kerja (kasus PT. Sandratex) ................................... 76
2.1.3. Biaya Angkutan Pekerja Industri ke Lokasi Kerja (kasus
PT. Sandratex) ........................................................................ 78
2.2.Unit Usaha Warung Makan ................................................................ 81
2.2.1. Persebaran Warung Makan .................................................... 81
2.2.2. Jumlah Pekerja Warung ......................................................... 82
2.2.3. Jumlah Konsumen Warung (pekerja pabrik) ......................... 84
2.2.4. Besar Modal Pekerja Warung ................................................ 86
2.2.5. Besar Keuntungan Pemilik Warung ....................................... 88
2.3.Unit Usaha Angkutan ......................................................................... 90
2.3.1. Pengendara Tetap ................................................................... 90
2.3.2. Pemakai Jasa Angkutan.......................................................... 91
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................................... 94
A. Kesimpulan .................................................................................................... 94
B. Implikasi ......................................................................................................... 95
C. Saran ............................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 98
LAMPIRAN .............................................................................................................. 100
xiv
DAFTAR TABEL
2.1. Karakteristik Operasi Relatif Sarana Transportasi .................................. 21
3.1. Waktu Pengumpulan Data Penelitian ...................................................... 40
4.1. Nama Kelurahan dan Jumlah RT/RW Kecamatan Ciputat Timur .......... 45
4.2. Daftar Perumahan Kelurahan Rempoa Tahun 2014 ............................... 48
4.3. Status Pemukiman dan Jumlah Rumah Kelurahan Rempoa ................... 50
4.4. Persentase Luas Penggunaan Tanah Kelurahan Rempoa ........................ 50
4.5. Jaringan Jalan Kelurahan Rempoa .......................................................... 51
4.6. Monitoring Pemasukan Dokumen Survei IBS Tahun 2013 Kota
Tangerang Selatan ................................................................................... 52
4.7. Jumlah Industri Kecil, Sedang, dan Besar di Kecamatan Ciputat Timur 56
4.8. Jumlah Industri, Tenaga Kerja dan Letak Industri di Kelurahan
Rempoa.................................................................................................... 57
4.9. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur 2013 ................................ 61
4.10. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Rempoa ................................... 62
4.11. Jumlah Unit Usaha di Kelurahan Rempoa .............................................. 65
4.12. Jumlah Unit Usaha Warung Makan di Jalan Utama ............................... 66
xv
DAFTAR GAMBAR
1. Lokasi Industri di Greater London ................................................................. 24
2. Hubungan Sewa Tanah Dengan Tata Guna Lahan ........................................ 32
3. Piramida Penduduk Kelurahan Rempoa 2013 ............................................... 62
4. Pengambilan Data Sekunder di Kantor Kelurahan Rempoa .......................... 108
5. Pengambilan Data Sekunder Peta RBI di BIG ............................................... 108
6. Gerbang Masuk Indogravure ......................................................................... 108
7. Bagian Depan PT. Indogravure ...................................................................... 108
8. Kawasan Industri Furnitur di Pinggir Jalan Juanda ....................................... 108
9. Pekerja Industri Furnitur ................................................................................ 108
10. Hasil Produksi Industri Furnitur di Rempoa .................................................. 109
11. Gerbang Masuk PT. Sandratex ...................................................................... 109
12. Penghuni Rumah Sewa di RW 01 Rempoa.................................................... 109
13. Pemilik Warung Makan Tenda Depan Gerbang Sandratex ........................... 109
14. Pangkalan Becak di Tanjakan Mabad ............................................................ 109
15. Warung Makan Tenda di Depan Gerbang Timur Sandratex ......................... 109
xvi
DAFTAR PETA
1. Administrasi Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ....................... 46
2. Penggunaan Lahan Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ............. 47
3. Persebaran Industri Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ............. 60
4. Persebaran Warung Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur............. 67
5. Persentase Rumah Sewa Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ..... 73
6. Biaya Sewa Rumah Per Bulan Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat
Timur .............................................................................................................. 75
7. Waktu Tempuh Pekerja Industri Ke Lokasi Industri Kelurahan Rempoa,
Kecamatan Ciputat Timur .............................................................................. 77
8. Biaya Angkutan Pekerja Industri Ke Lokasi Industri (Kasus PT.
Sandratex) Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ........................... 80
9. Jumlah Pekerja Warung Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur...... 83
10. Jumlah Konsumen Warung Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur 85
11. Besar Modal Pemilik Warung Per Hari Kelurahan Rempoa, Kecamatan
Ciputat Timur ................................................................................................. 87
12. Besar Keuntungan Pemilik Warung Per Hari Kelurahan Rempoa,
Kecamatan Ciputat Timur .............................................................................. 89
13. Pangkalan Ojek & Becak Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ... 92
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lampiran 1: Lembar Kuesioner .................................................................... 100
B. Lampiran 2: Kegiatan Penyewaan Rumah di Kelurahan Rempoa ................. 104
C. Lampiran 3: Kegiatan Usaha Warung di Kelurahan Rempoa ........................ 105
D. Lampiran 4: Kegiatan Unit Usaha Angkutan di Kelurahan Rempoa ............. 107
E. Lampiran 5: Foto Kegiatan ............................................................................ 108
F. Lampiran 6: Lembar Uji Referensi ................................................................ 110
G. Lampiran 7: Biodata Penulis .......................................................................... 113
H. Surat Izin Penelitian ....................................................................................... 115
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan selalu ditunjukan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik dan merata. Pembangunan
suatu wilayah erat kaitannya dengan proses industrialisasi dan peningkatan
hasil produksi industri. Sektor industri dalam perekonomian di Indonesia
mempunyai peranan yang sangat penting bagi peningkatan devisa negara.
Disamping peranannya pada skala nasional, industrialisasi juga dianggap dapat
berperan dalam perkembangan wilayah dan mendorong perkembangan suatu
wilayah yang terbelakang.
Dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN 1978), menyatakan bahwa
salah satu tujuan utama pembangunan jangka panjang Indonesia adalah untuk
mencapai struktur ekonomi yang seimbang dimana industri manufaktur yang
kuat dan maju didukung oleh sektor pertanian yang tangguh.1
Industri manufaktur modern banyak terkonsentrasi di daerah perkotaan di
Pulau Jawa.2 Terutama di sekitar kawasan DKI Jakarta yang terkenal dengan
sebutan Jabotabek (Jakarta Bogor Tangerang Bekasi), yang berkembang
seiring dengan dikeluarkannya instruksi presiden no 13 tahun 1976 tentang
pengembangan wilayah Jabotabek. Sehingga tidaklah mengherankan jika
kawasan Jabotabek terdapat infrastruktur yang memadai seperti jaringan jalan
dan transportasi.
Melihat latar belakang berdirinya industri sebagai sektor utama dalam
meningkatkan taraf pembangunan tentu tidak terlepas dari faktor tingginya
pertumbuhan penduduk. Dimana pertumbuhan penduduk indonesia beberapa
periode dari tahun 1930-2010 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
penduduk indonesia tergolong tinggi. Berkaitan dengan tingginya pertumbuhan
1 Parlin Sitorus, Teori Lokasi Industri, (Jakarta: Penebit Universitas Trisakti, 1997), hal
158. 2 Poot Huib, Industrialication and Trade in Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1990), hal 9.
2
penduduk dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, dalam teori model
pertumbuhan A. Lewis dikenal dengan sebutan “suplai tenaga kerja yang tidak
terbatas” dan ini adalah satu diantara model neo-klasik yang meneliti
perkembangan atau pertumbuhan ekonomi di negara-negara sedang
berkembang. Model ini menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi dimulai
di sebuah negara yang sedang berkembang yang mempunyai dua sektor dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi, yaitu pertanian tradisional yang subsistens
di pedesaan dan industri di perkotaan.3
Dewasa ini lokasi pembangunan industri banyak terkonsentrasi di daerah
penglaju ibukota Jakarta. Karena kencendrungan pendirian lokasi industri yang
selalu mendekati perkotaan sebagai mana dalam teori Pusat Kosentis menurut
Burgess yang membagi pola keruangan kota menjadi enam bagian, dimana
industri akan berdiri pada zona ke-2 sebagai tempat berdirinya pabrik
(manufaktur ringan) yang disebut dengan Zona Suburban dan pada zona ke-3
yaitu Zona Suburban Fringe akan berdiri pabrik besar atau industri berat.
Dalam teori ini dikatakan bahwa kecedrungan pendirian manufaktur ringan
atau industri ringan seperti industri tekstil disebabkan oleh sistem transportasi
tidak rumit, murah, mudah dan cepat kesegala arah, serta dekat dengan
konsumen sehingga memberi kemudahan dalam proses pendistribusian.4
Terkait dengan lokasi industri, Smith dalam bukunya mengungkapkan
bahwa untuk memutuskan penempatan industri pada suatu wilayah akan
dipertimbangkan dengan baik oleh pengusahanya. Pertimbangan lain selain
kedekatan industri pada pasar dan bahan mentah adalah daya tarik lokasi. Daya
tarik lokasi erat kaitannya dengan ketersediaannya jalan, pengangkutan, tenaga
kerja, listrik, air, dan saluran pembuangan limbah. Adanya saling
ketergantungan antara lokasi industri dengan ketersediaan jalan dan
pengangkutan ditandai dengan adanya konsentrasi industri yang tinggi yang
dimiliki oleh wilayah yang kepadatan lalu-lintasnya tinggi dengan jumlah dan
3 Tulus Tambunan, Perkembangan Industri Nasional Sejak Orde Baru Hingga Pasca
Krisis, (Jakarta: Universitas Trisakti, 2008), h. 2. 4 Enok Maryani dan Bagja Waluya, Hand Out Geografi Desa Kota, (Bandung: Fakultas
IPS UPI, 2008), h. 27-28.
3
jenis angkutan yang besar yang melewati lokasi industri tersebut serta
memakan biaya angkutan yang rendah.5
Berdirinya industri di suatu wilayah akan menimbulkan dampak bagi
kegiatan penduduk sekitarnya baik dampak positif maupun dampak negatif.
Dampak negatif adalah pengaruh industri terhadap perusakan lingkungan fisik
baik udara, tanah, dan air yang timbul akibat limbah kegiatan di sekitar lokasi
industri. Di beberapa lokasi industri cendrung lebih banyak ditemukan dampak
negatif daripada dampak positifnya. Dimana kasus ini banyak di temukan pada
lokasi industri ekstraktif (industri hulu). Seperti kasus PT. Newmont Minahasa
Raya, Manado, Sulawesi Utara, pada tahun 2000, triling dari operasi industri
tersebut telah mengkontaminasi wilayah daratan seluas 35.820 ha, sementara
Laut Arafura telah terkontaminasi seluas 84.158 ha. Dilain kasus seperti PT.
INCO Sulawesi Selatan, 750 keluarga kehilangan tanah produktif mereka yang
merupakan sumber mata pencaharian utma masyrakat adat di sana.6
Dampak positif dari berdirinya industri di suatu wilayah, dapat diartikan
sebagai manfaat industri terhadap kegiatan penduduk. Dampak ini dapat dilihat
dari adanya kemampuan industri untuk menyerap tenaga kerja yang akan
memberi manfaat bagi penduduk untuk bekerja karena setiap industri
membutuhkan tenaga kerja yang berguna untuk melakukan aktivitasnya. Faktor
ini mencerminkan bahwa sektor industri cukup berperan dalam penciptaan
lapangan kerja yaitu mampu menciptakan kesempatan kerja sebesar 15,1 juta.7.
Berdirinya industri juga diikuti dengan bertambahnya variasi lapangan
hidup. Variasi ini ditandai dengan timbulnya kegiatan penduduk di sektor
informal. Ahmad (2000), mengatakan bahwa “ dimana kegiatan ekonomi
formal berada maka pelaku sektor informal akan berada di sekitarnya”. Di
5 Devi Aseani, “Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan Pnduduk Studi Kasus
Industri Di Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok” Skripsi pada Sarjana
Universitas Indonesia, Depok, 2003 h. 2, tidak dipublikasikan. 6 Tambang dan Penghancuran Lingkungan Kasus-Kasus Pertambangan di Indonesia
2003-2004, (Jakarta: Jaringan Advokasi Tambang, 2006), Hal. 12-14. 7 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional, (Jakarta: Departemen Perindustrian, 2005),
hal. 24.
4
wilayah Jawa jumlah pelaku sektor informal berkisar antara 37% sampai 43%,
sementara di luar Jawa lebih banyak lagi berkisar antara 40%-55%.8 Karena ini
lah tidak mengherankan dimana ada kegiatan industri di sana ditemukan usaha
kegiatan informal yang mendukung kegiatan industri seperti usaha kontrakan
atau penyewaan rumah, rumah makan, warung makanan, dan minuman, toko-
toko, serta usaha angkutan. Sebagaimana yang pernah diteliti oleh Devi Aseany
(2003) di wilayah Kota Depok terkait dampak industri terhadap timbulnya
usaha sektor informal yang termasuk dalam dampak positif lokasi industri.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat dampak positif dari kegitan
industri terhadap pertumbuhan jumlah usaha penduduk di sektor informal.
Adanya dampak industri terhadap penduduk, hal inilah yang melatar
belakangi penulis untuk melakukan penelitian terkait Dampak Industri
Terhadap Kegiatan Penduduk yang ada di wilayah Kelurhan Rempoa Kec.
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.
Pada penelitian ini akan dilihat seberapa luas wilayah persebaran dampak
dari kehadiran industri di Kelurahan Rempoa khususnya yang terkonsentrasi di
sepanjang Jalan Djuanda terhadap perubahan kegiatan penduduk di Kelurahan
Rempoa dan sekitarnya. Perubahan kegiatan penduduk diutamakan pada
kegiatan pengontrakan atau penyewaan rumah dan kesempatan kerja yang
dalam hal ini timbulnya sumber-sumber pekerjaan baru (membuka warung,
toko-toko, usaha angkutan di sekitar lokasi industri) sehingga akhirnya dapat
diketahui segragasi dampak industri di kelurahan Rempoa tersebut.
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi masalah
Bedasarkan latar belakang masalah, dampak dari kegiatan industri
terhadap kegiatan penduduk maka dari itu dapat di identifikasi beberapa
masalah diantaranya sebagai berikut:
8 Ahmad Erani Yustika, Industrialisasi Pinggiran, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2000),
hal. 176.
5
a. Industrialisasi cenderung dianggap dapat mendorong perkembangan
wilayah terbelakang.
b. Industri modern banyak terkonsentrasi di daerah perkotaan Pulau Jawa.
c. Pemerataan pembangunan yang tidak baik sebagai pengaruh dari
industri.
d. Adanya saling ketergantungan antara lokasi industri dengan
ketersediaan jalan
e. Dampak industri terhadap perusakan lingkungan
f. Kemampuan industri dalam menyerap tenaga kerja.
g. Tingginya laju urbanisasi karena dayatarik industrialisasi di wilayah
perkotaan.
h. Dampak keberadaan industri yang mempengaruhi pertambahan variasi
kegiatan penduduk disektor informal.
2. Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi batasan
masalah dalam penelitian ini yaitu:
a. Persebaran industri yang terdapat di Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat
Timur , Kota Tangerang Selatan.
b. Persebaran dampak industri terhadap kegitan penduduk di Kelurahan
Rempoa Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.
3. Rumusan masalah
Dari batasan masalah di atas maka bisa ditarik suatu rumusan masalah,
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1) Bagaimana persebaran industri yang terdapat di Kelurahan Rempoa
Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan?
2) Bagaimana persebaran dampak kegiatan industri terhadap kegiatan
penduduk di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur?
6
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk;
1) Mengetahui persebaran industri yang terdapat di Kelurahan Rempoa
Kec. Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan.
2) Mengetahui persebaran dampak kegiatan industri terhadap kegiatan
penduduk di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota
Tangerang Selatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan pada tingkatan teoritis kepada pembaca dalam melihat
dan mengamati dampak industri terhadap kegiatan penduduk.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan bahan
pertimbangan nyata untuk kepentingan bagi pihak yang membutuhkan
yaitu:
a. Manfaat bagi mahasiswa
Memberi informasi kepada mahasiswa yang membutuhkan
bahan kajian ilmiah yang berkaitaan dengan dampak kegiatan
industri terhadap kegiatan penduduk.
b. Manfaat bagi pemerintah Kota Tangerang Selatan
Mengusung wacana dalam mengambil suatu kebijakan guna
memperoleh suatu keputusan yang memberi keseimbangan antara
lingkungan dengan sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi seperti
kegiatan industri.
c. Manfaat bagi DISPERINDAG Kota Tangerang Selatan
Untuk melihat pola persebaran industri yang ada di Kelurahan
Rempoa Kec. Ciputat Timu Kota Tangerang Selatan.
7
d. Manfaat bagi Dinas Tata Kota Tangerang Selatan
Untuk melihat perubahan dari penggunaan lahan yang ada di
Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan
guna untuk mengusung kebijakan dalam perencanaan
pembangunan.
e. Manfaat bagi Dinas Kependudukan Kota Tangerang Selatan
Untuk melihat kepadatan penduduk yang mengacu pada peta
tematik yang kaitannya dengan pemukiman baik teratur maupun
tidak teratur (identik dengan pemukiman padat penduduk).
f. Manfaat bagi Infestor
Untuk melihat lokasi trategis dalam berinfrestasi dengan melihat
peta tematik persebaran industri, persebaran pemukiman, dan
penggunaan lahan.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Industri
Menurut Sandy, “Industri adalah usaha untuk memperoleh barang-
barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui suatu proses
penggarapan dalam jumlah yang besar, sehingga barang-barang tersebut
dapat diperoleh dengan harga satuan yang serendah mungkin tetapi tetap
dengan mutu yang setinggi mungkin”.9
Dalam UU Perindustrian No 5 Tahun 1984, “industri adalah kegiatan
ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai
yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan
rancangan bangun dan perekayasaan industri”.
Pengertian Industri menurut BPS Tangsel adalah suatu kegiatan
ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara
mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah
jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi
nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam
kegiatan ini adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling).10
Menurut Sumaatmaja, “Dari sudut pandang geografi, Industri sebagai
suatu sistem merupakan perpaduan sub sistem fisis dan sub sistem
manusia“.11
Industri juga dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan
pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang
jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha
9 Sandy, Republik Indonesia Geografi Regional, (Jakarta: Jurusan Geografi FMIPA-UI,
19850), h. 148. 10
BPS Tangsel, Kota Tangerang Selatan Dalam Angka, (Tangerang: Badan Pusat
Statistik Kota Tangerang Selatan, 2013), h. 216. 11
Sumaatmadja, Nursid, Geografi Pembangunan, Jakarta: DEPDIKBUD, 1988. Hal
9
perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri.
Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Industri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejateraan
penduduk. Selain itu industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk
meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan kemampuan untuk
memanfaatkan sumber daya alam secara optimal.
a. Klasifikasi Industri
Karena banyaknya jenis industri yang dilihat dari latar atau atribut
tertentu yang terdapat di suatu negara, maka perlu kiranya adanya suatu
pengelompokan yang jelas. Di dalam peraturan kepala badan pusat statistik
nomor 57 tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(KBLUI) industri di klasifikasikan berdasarkan Kode Klasifikasi Industri
(KKI) 2 digit sebagai berikut:
1) Jenis industri 10 meliputi industri makanan
Golongan pokok ini mencakup pengolahan produk
pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi makanan dan juga
mencakup produk setengah jadi yang tidak secara langsung
menjadi produk makanan tetapi nilainya dapat lebih besar atau
lebih kecil.
2) Jenis industri 11 meliputi industri minuman
Golongan pokok ini mencakup pembuatan minuman
beralkohol dan tidak beralkohol, air minum mineral, bir dan
anggur, dan pembuatan minuman beralkohol yang disuling.
Kegiatan ini tidak mencakup pembuatan jus buah-buahan dan
sayur-sayuran, minuman dengan bahan baku susu, dan
pembuatan produk teh, kopi dan produk teh dengan kadar kafein
yang tinggi.
3) Jenis industri 12 meliputi industri pengolahan tembakau
Golongan pokok ini mencakup pembuatan tembakau atau
produk pengganti tembakau; rokok, cerutu, cangklong, snuff,
10
chewing; dan pemotongan serta pengeringan kembali tembakau
tetapi tidak mencakup penanaman atau pengolahan awal
tembakau.
4) Jenis industri 13 meliputi industri tekstil
Golongan pokok ini mencakup pengolahan, pemintalan,
penenunan dan penyelesaian tekstil dan bahan pakaian,
pembuatan barang-barang tekstil bukan pakaian (seperti sprei,
taplak meja, gordein, selimut, permadani, tali temali dan lain-
lain). Golongan pokok ini tidak mencakup penanaman serat
alami atau pembuatan serat sintetis masuk dalam sub golongan
2030 dan pembuatan pakaian masuk dalam golongan pokok 14.
5) Jenis industri 14 meliputi industri pakaian jadi
Golongan pokok ini mencakup semua pekerjaan menjahit
(baju siap pakai atau berdasarkan ukuran/pesanan), dalam semua
bahan (seperti kulit, bahan baju, bahan rajutan atau tenunan dan
lain-lain), dari semua jenis pakaian (seperti pakaian luar,
pakaian dalam pria, wanita atau anak-anak, pakaian kerja dan
pakaian santai dan lain-lain) dan asesoris, tidak ada perbedaan
dalam pembuatan antara baju untuk anak-anak dan orang
dewasa, atau antara pakaian tradisional dan modern.
6) Jenis industri 15 meliputi industri kulit, barang dari kulit dan
alas kaki
Golongan pokok ini mencakup pengolahan dan pencelupan
kulit berbulu dan proses perubahan dari kulit jangat menjadi
kulit dengan proses penyamakan atau proses pengawetan dan
pengeringan serta pengolahan kulit menjadi produk yang siap
pakai, pembuatan koper, tas tangan dan sejenisnya, pakaian
kuda dan peralatan kuda yang terbuat dari kulit, dan pembuatan
alas kaki. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan
produk sejenisnya dari bahan lain (kulit imitasi atau kulit
tiruan), seperti alas kaki dari bahan karet, koper dari tekstil dan
11
lain-lain. Barang-barang terbuat dari kulit tiruan termasuk di
sini, asalkan cara pembuatannya sama dengan produk kulit
dibuat (koper), dan biasanya di produksi oleh unit yang sama.
7) Jenis industri 16 meliputi industri kayu, barang dari kayu dan
gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari
bambu, rotan, rotan dan sejenisnya.
Golongan pokok ini mencakup pembuatan barang-barang
dari kayu. Kebanyakan digunakan untuk konstruksi dan juga
mencakup berbagai proses pengerjaan dari penggergajian
sampai pembentukan dan perakitan barang-barang dari kayu,
dan dari perakitan sampai produk jadi seperti kontainer kayu.
Terkecuali penggergajian, golongan pokok ini terbagi lagi
sebagian besar didasarkan pada produk spesifik yang dihasilkan.
Golongan pokok ini tidak mencakup pembuatan mebeler, atau
perakitan/pemasangan perabot kayu dan sejenisnya
8) Jenis industri 17 meliputi industri kertas dan barang dari kertas
Golongan pokok ini mencakup pembuatan bubur kayu,
kertas, dan produk kertas olahan. Pembuatan dari produk-produk
tersebut dikelompokkan bersama karena merupakan satu
rangkaian proses pengolahan yang berkaitan. Lebih dari itu
kegiatan seringkali dilakukan dalam satu unit. Ada tiga kegiatan
utama, yaitu Pertama, pembuatan bubur kertas yang meliputi
pemisahan serat selulosa dari kotoran dalam kayu atau kertas
bekas. Kedua, pembuatan kertas yang meliputi penyusunan serat
selulosa menjadi lembaran-lembaran. Ketiga, barang kertas
olahan dibuat dari kertas dan bahan lain dengan berbagai teknik
pemotongan dan pembentukan, termasuk kegiatan pelapisan dan
laminasi. Barang kertas dapat merupakan barang cetakan (kertas
pelapis dinding, kertas kado dan lain-lain), selagi pencetakan
bukanlah merupakan hal yang utama. Golongan pokok ini
utamanya terbagi menjadi produksi bubur kertas, kertas dan
12
papan kertas, dan selebihnya termasuk produksi produk kertas
dan kertas yang diproses lebih lanjut.
9) Jenis industri 18 meliputi industri pencetakan dan reproduksi
media rekaman.
Golongan pokok ini mencakup pencetakan barang-barang
dan kegiatan pendukung yang berkaitan dan tidak terpisahkan
dengan industri pencetakan, proses pencetakan termasuk
bermacam metode/cara untuk memindahkan suatu image dari
suatu sumber ke berbagai media, dan yang terpenting bagaimana
memindahkan image dari piringan atau layar monitor ke suatu
media melalui/dengan berbagai teknologi pencetakan. Terdapat
beberapa hal bahwa pencetakan dan penerbitan dilakukan oleh
suatu unit yang sama dan pada lokasi yang sama pula. Golongan
pokok ini juga mencakup reproduksi media rekaman, seperti
compact disk (CD), Video rekaman, software dalam disk atau
tape.
10) Jenis industri 19 meliputi industri produk dari batu dan
pengilangan minyak bumi.
Golongan pokok ini mencakup perubahan minyak bumi
mentah dan batu bara menjadi produk yang bermanfaat. Proses
yang dominan adalah pengilangan minyak bumi, di mana
meliputi pemisahan minyak bumi mentah menjadi produk
komponen melalui teknik seperti pemecahan dan penyulingan.
Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan produk khas
(Kokas, butone, propone, petrol).
11) Jenis industri 20 meliputi industri bahan kimia dan barang dari
bahan kimia.
Golongan pokok ini mencakup perubahan bahan organik
dan non organik mentah dengan proses kimia dan pembentukan
produk. Hal ini mencirikan/membedakan produk kimia dasar
yang membentuk kelompok industri pertama dari hasil produk
13
antara dan produk akhir yang dihasilkan melalui pengolahan
lebih lanjut dari kimia dasar yang merupakan kelompok-
kelompok industri lainnya.
12) Jenis industri 21 meliputi industri farmasi, produk obat kimia
dan obat tradisional.
Golongan pokok ini mencakup pembuatan produk farmasi
dasar dan preparat farmasi. Golongan pokok ini mencakup
antara lain preparat darah, obat-obatan jadi, preparat diagnostik,
preparat medis, obat tradisional atau jamu dan produk botanikal
untuk keperluan farmasi.
13) Jenis industri 22 meliputi industri karet, barang dari karet dan
plastik.
Golongan pokok ini mencakup pembuatan barang plastik
dan karet. Golongan pokok ini dicirikan dengan penggunaan
bahan baku karet dan plastik dalam proses pembuatannya.
Namun demikian tidak berarti bahwa pembuatan semua barang
yang terbuat dari bahan baku ini termasuk di sini.
14) Jenis industri 23 meliputi industri barang galian bukan logam.
Golongan pokok ini mencakup kegiatan pengolahan bahan
baku menjadi barang jadi yang berhubungan dengan unsur
tunggal suatu mineral murni, seperti gelas dan produk gelas,
produk keramik dan tanah liat bakar, semen dan plester. Industri
pemotongan dan pengasahan batu serta pengolahan produk
mineral lainnya, tercakup di sini.
15) Jenis industri 24 meliputi industri logam dasar.
Golongan pokok ini mencakup kegiatan peleburan dan
penyulingan baik logam yang mengandung besi maupun tidak
dari bijih, potongan atau bungkahan dengan menggunakan
bermacam teknik metalurgi. Golongan pokok ini juga mencakup
pembuatan logam campuran. Hasil dari peleburan dan
pemurnian biasanya dalam bentuk batang logam (ingot) yang
14
biasanya digunakan dalam pekerjaan rolling, penarikan dan
pengambilan pada pembuatan produk seperti plat, lembaran,
lempengan, potongan, batangan, kawat dan bentuk cairan untuk
membuat cetakan dan produk logam dasar lain.
16) Jenis industri 25 meliputi industri barang logam, bukan mesin
dan peralatannya.
Golongan pokok ini mencakup pembuatan produk logam
"murni" (seperti suku cadang, kontainer/wadah dan struktur),
pada umumnya mempunyai fungsi statis atau tidak bergerak,
pembuatan perlengkapan senjata dan amunisi. Golongan pokok
ini tidak mencakup industri peralatan dan permesinan, industri
penggabungan atau pemasangan produk logam (kadang kala
dengan bahan lain), barang elektrik, elektronik atau optikal,
yang bekerja dengan bagian yang bergerak.
17) Jenis industri 26 meliputi industri komputer, barang elektronik
dan optik.
Golongan pokok ini mencakup pembuatan komputer,
perlengkapan komputer, peralatan komunikasi, dan barang-
barang elektronik sejenis, termasuk pembuatan komponennya.
Proses produksi ditandai dengan rancangan dan penggunaan
penerapan teknologi tinggi untuk menciptakan IC dan barang-
barang berukuran kecil. Golongan pokok ini juga mencakup
pembuatan barang-barang elektronik rumah tangga, alat
pengukuran, alat pengujian, alat navigasi, dan peralatan kontrol,
iradiasi, peralatan elektromedical dan elektroterapi, peralatan
dan instrumen optik, dan pembuatan media magnetik dan optik.
18) Jenis industri 27 meliputi industri peralatan listrik.
Golongan pokok ini mencakup pembuatan produk yang
membangkitkan, mendistribusikan dan menggunakan tenaga
listrik. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan lampu
listrik, peralatan sinyal dan peralatan rumah tangga listrik.
15
Golongan pokok ini tidak mencakup pembuatan barang-barang
elektronik.
19) Jenis industri 28 meliputi industri mesin dan perlengkapan
YTDL.
Golongan pokok ini mencakup pembuatan mesin dan
peralatan yang dapat bekerja bebas dengan bahan-bahan baik
secara mekanik atau yang berhubungan dengan panas atau
melaksanakan pengolahan bahan-bahan (seperti pengangkatan,
penyemprotan, penimbangan atau pengepakan), termasuk
komponen mekaniknya yang menghasilkan dan menggunakan
tenaga dan komponen utama yang dihasilkan secara khusus.
Golongan pokok ini mencakup pembuatan peralatan tangan,
peralatan tetap atau bergerak, tanpa memperhatikan apakah
peralatan tersebut dibuat untuk keperluan industri, pekerjaan
sipil dan bangunan, pertanian atau rumah tangga. Pembuatan
peralatan khusus untuk angkutan penumpang atau barang dalam
dasar pembatasan juga tercakup dalam di sini. Golongan pokok
ini juga mencakup pembuatan mesin untuk keperluan khusus
lainnya, yang tidak dicakup dimanapun dalam klasifikasinya,
baik digunakan atau tidak dalam proses industri, seperti
peralatan permainan/hiburan pasar malam, peralatan gelanggang
bouling otomatis dan lain-lain.
20) Jenis industri 29 meliputi industri kendraa bermotor, trailer dan
semi trailer.
Golongan pokok ini mencakup pembuatan kendaraan
bermotor untuk angkutan penumpang atau barang. Pembuatan
berbagai suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor,
termasuk pembuatan trailer atau semi-trailer, sedangkan
perawatan dan perbaikan kendaraan di klasifikasikan di tempat
lain.
21) Jenis industri 30 meliputi industri alat angkutan lainnya.
16
Golongan pokok ini mencakup alat angkutan lain seperti
pembuatan kapal dan perahu, lori/gerbong kereta api dan
lokomotif, pesawat udara dan pesawat angkasa beserta suku
cadangnya.
22) Jenis industri 31 meliputi industri furnitur
Golongan pokok ini mencakup pembuatan mebeller dan
produk yang berkaitan yang terbuat dari berbagai bahan kecuali
batu, semen dan keramik. Pengolahan yang digunakan dalam
pembuatan mebeller adalah metode standar, yaitu pembentukan
bahan dan perakitan komponen, termasuk pemotongan,
pencetakan dan pelapisan. Perancangan produk, baik untuk
estetika dan kualitas fungsi adalah aspek yang penting dalam
proses produksi. Pembuatan mebeller cenderung menjadi
kegiatan yang khusus.
23) Jenis industri 32 meliputi industri pengolahan lainnya.
Golongan ini mencakup pembuatan berbagai macam barang
yang belum dicakup di tempat lain dalam klasifikasi ini. Karena
golongan pokok ini adalah bersifat residual, proses produksi,
bahan input, dan penggunaan barang-barang yang dihasilkan
dapat berubah-ubah secara luas dan ukuran umum untuk
mengelompokkan golongan ke dalam golongan pokok belum
diterapkan di sini.
24) Jenis industri 33 meliputi industri jasa reparasi dan pemasangan
mesin dan peralatan.
Perbaikan dan pemeliharaan mesin dan peralatannya
mencakup perbaikan khusus barang barang yang dihasilkan oleh
lapangan usaha industri pengolahan dengan tujuan untuk
pemulihan mesin, peralatan dan produk lainnya menjadi baik.
Ketentuan pemeliharaan umum atau rutin (servis) mesin-mesin
tersebut untuk memastikan mesin bekerja efesien dan untuk
17
pencegahan kerusakan dan perbaikan yang tidak penting,
tercakup di sini. Golongan pokok ini hanya mencakup kegiatan
perbaikan dan pemeliharaan khusus. Juga tercakup di sini
instalasi khusus mesin. Golongan pokok ini tidak mencakup
pembersihan mesin industri, perbaikan dan pemeliharaan
peralatan komputer dan komunikasi, serta perbaikan dan
pemeliharaan barang-barang rumah tangga.
Berdasarkan sifat bahan mentah dan sifat produksi, industri secara
luas meliputi;
1) Industri primer, yaitu industri yang mengambil bahan-bahan
mentah dari sektor primer, yaitu pertanian, peternakan,
perikanan, kehutanan, dan pertambangan. Contohnya:
bahan mentah pertanian, seperti pengambilan kelapa sawit,
penyadapan getah karet, dan sebagainya;
bahan mentah dari peternakan, seperti penangkapan ikan
dan udang di laut, kolam, tambak, dan sebagainya;
bahan mentah dari kehutanan, seperti pengambilan kayu,
pengambilan rotan , dan hasil hutan;
bahan mentah dari pertambangan, seperti eksploitasi atau
pengambilan minyak bumi dari dalam tanah, penambangan
batu bara, timah, dan sebagainya.
2) Industri sekunder (terutama konstruksi dan manufaktur), yaitu
industri yang mengolah lebih lanjut hasil industri lain (industri
primer), bahan bakunya adalah barang jadi atau setengah jadi.
Contohnya sebagai berikut:
pengolahan hasil pertanian, misalnya industri minyak
goreng dan ban mobil;
pengolahan hasil peternakan, misalnya industri susu bubuk,
dan pengalengan susu, serta industri daging;
18
pengolahan hasil perikanan, misalnya industri pengalengan
ikan dan industri pembekuan udang;
pengolahan hasil hutan, misalnya industri kayu lapis dan
industri pengawetan kayu;
pengolahan hasil tambang, misalnya industri pelelehan bijih
emas menjadi emas dan industri penyulingan minyak bumi;
industri penunjang pertanian, misalnya industri pupuk;
industri bahan bangunan dan konstruksi, misalnya industri
semen dan industri baja;
bidang pembuatan dan perakitan, misalnya perakitan
kendaraan bermotor dan perakitan alat - alat elektronik,
seperti televisi, radio, kalkulator, serta pembuatan pesawat
tebang.
3) Industri tersier adalah industri pelayanan yang meliputi jasa
transportasi, komunikasi dan sektor jasa lainnya. Contohnya
sebagai berikut:
industri pelayanan dalam bidang keuangan, seperti
perbankan dan asuransi;
industri pelayanan dalam bidang transportasi, seperti
perumka, PN Garuda, PN DAMRI, dan PT PELNI;
industri pelayanan dalam bidang pariwisata, perjalanan dan
perhotelan, misalnya biro-biro pariwisata, biro perjalanan
umum, dan biro perhotelan.12
Industri di Indonesia dapat digolongkan kedalam beberapa macam
kelompok. Industri didasarkan pada banyaknya tenaga kerja dibedakan
menjadi 4 golongan, yaitu:
1) Industri besar, memiliki jumlah tenaga kerja 100orang atau
lebih,
12
Moh. Soerjani, dkk., Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan,
(Jakarta: UI Press, 1988), Cet. 1. Hal 222.
19
2) Industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara 20–99
orang,
3) Industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5–19 orang,
4) Industri rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara
1–4 orang.13
b. Lokasi Industri
Keputusan untuk menempatkan industri pada suatu wilayah
merupakan keputusan yang sudah dipertimbangkan dengan baik oleh
pengusahanya. Pengkajian tentang industri diarahkan kepada pemilihan
lokasi industri yang tepat dan sesuai dengan jenis industri yang
dikembangkan pada suatu daerah berdasarkan potensi daerah itu sendiri.
Faktor lokasi yang dipakai dalam geografi perindustrian bertalian
dengan gejala yang berpengaruh atas penempatan pabrik. Menurut Robinson
ada beberapa faktor geografis dalam penentuan lokasi industri.14
Faktor-
faktor geografis tersebut diantaranya:
1. Bahan mentah
Yaitu sesuatu yang dijadikan sebagai bahan baku dalam
proses produksi suatu barang. Tidak ada barang yang dapat dibuat
jika tak ada bahan mentahnya; misalnya untuk industri pensil
dibutuhkan tambang grafit dan kayu jenis tertentu. Bahan mentah
tidak tersebar merata di semua tempat karena itu bahan mentah
merupakan faktor penentu lokasi pabrik.
2. Sumberdaya tenaga (power resource)
Faktor ini menyangkut sumber tenaga yang mampu
menggerakkan mesin pabrik. Baik itu tenaga air (hydro power),
pelistrikan, petroleum atau gas.
3. Suplai tenaga kerja
13
BPS, op. Cit., h. 216. 14
Daldjoeni, Geografi Baru Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek, (Jogjakarta,
Alumni, 1997), Hal. 58.
20
Hal ini menyangkut dua segi: kuantitatif, artinya banyak
nya orang yang direkrut dan kualitatif yakni mutu tenaga kerja
yang terampil dibidangnya.
4. Suplai air
Air merupakan komponen yang vital dalam proses
produksi, karena air sangat penting dalam pelayanan industri
misalnya industri pembuatan kertas, bir serta tekstil.
5. Pasaran
Tujuan dari produksi suatu barang adalah untuk dijual atau
didistribusikan oleh karna itu pasaran sangat penting
kedudukannya. Tampa pasar maka pemasaran tidak akan
berlangsung hal ini akan membuat penumpukan suatu barang
hingga pada akhirnya barang itu tidaklah memiliki nilai guna.
Suatu barang akan memiliki nilai guna jika barang itu bermutu dan
mampu memenuhi tingkat kebutuhan manusia.
Dalam hal ini luasnya pasaran dan kuatnya pasaran sangat
mempengaruhi penentuan lokasi indusrti. Luasnya pasaran dilihat
dari banyaknya penjual dan pembeli yang terjadi sedangkan
kuatnya pasaran dilihat dari taraf hidup dari para pelanggan.
6. Fasilitas transportasi
Faktor transportasi mempengaruhi pilihan lokasi industri
dalam efeknya terhadap biaya untuk membawa bahan mentah dan
memasarkan atau mendistribusikan barag jadi. Ketersediaan
fasilitas transportasi yang baik dan ckup baik dari lokasi material
ke pabrik maupun dari pabrik kelokasi pemasaran sangat
mempengaruhi pertimbangan dalam pengambilan keputusan
penentuan lokasi industri. Ketepatan dalam menentukan lokasi
industri harus berdasarkan pada jaringan transportasi yang efektif
guna mempertimbangkan evisiensi waktu yang akan
mempengaruhi laju percepatan dalam proses produksi dan
distribusi suatu barang. Adapun macam-macam fasilitas alat
21
angkut dewasa ini yang digunakan oleh unit industri adalah
sebagai berikut:
Angkutan Darat : Kerta api atau Truck
Angkutan Air : Kapal atau Perahu
Angkutan Udara : Pesawat terbang termasuk
Helikopter
Angkuta Saluran Pipa : Pipa Besi, Beton, atau
Paralon
Karakteristik operasi relatif dari macam fasilitas alat angkut
seperti kereta api, truk, kapal, pesawat terbang, dan saluran pipa
dapat dilihat pada tabel 2.1, yang menunjukkan tentang kecepatan
waktu, ketersediaan jasa angkutan, kebebasan/flesibilitas operasi,
kemampuan/kapasitas, dan frekuensi operasional. Angka 1, 2, 3, 4
dan 5 menunjukkan urutan peringkat penilaian yang dimulai dari
peringkat 1 sampai 5.15
Tabel 2.1. Karakteristik Operasi Relatif Sarana Trtransportasi
D
a
r
i
Tabel diatas bisa diamati bahwa masing-masing unit alat
angkut yang digunakan untuk sarana penunjang dalam suatu
industri memiliki keunggulan masing-masing jika kita
mempertimbangkan berdasarkan besar kuantitas daya angkut
barang dan tarif biaya satuan.
15
Parlin Sitorus, Teori Lokasi Industri, (Jakarta: Universitas Trisakti, 1997), hal. 127-
128.
No Kriteria Penilaian Macam Fasilitas Alat Angkut
Kereta Rel
Truck Kapal Pesawat Terbang
Saluran Pipa
1 Kecepatan 3 2 4 1 5
2 Ketersediaan 2 1 4 3 5
3 Kebebasan 3 2 4 5 1
4 Kemampuan 2 3 1 4 5
5 Frekuensi 4 2 5 3 1
22
Karena setiap alat angkut yang bisa digunakan memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam mengangkut suatu barang maka
penentuan lokasi industri sangat perlu mempertimbangkan
transportasi yang kaitannya pada aksebilitas. Jika ini diabaikan bisa
jadi akan menambah pembengkakan pada modal dalam produksi
suatu barang yang akan menambah harga jual, jika harga jual suatu
barang tinggi maka dikwatirkan konsumen tidak mampu untuk
membeli barang yang diproduksi produsen.
Sebagai suatu contoh untuk bahan perbandingan. Untuk
industri primer, yang umumnya berorientasi pada lokasi sumber
material, macam alat angkut yang biasa digunakan untuk
mengangkut bahan baku yang bersifat padat ke lokasi pabrik/unit
pengolahan adalah kereta rel atau truck dengan alasan biaya angkut
per satuan jarak – berat lebih murah dibandingkan alat angkut
lainnya. Jika lokasi sumber bahan baku berbeda pulau maka
alternatif yang baik di pilih adalah dengan menggunakan kapal
laut.
Khusus untuk jenis industri sekunder yang biasa berlokasi
di daerah perkotaan, alat angkut kereta rel dan truck, baik untuk
mengangkut bahan baku maupun barang jadi atau hasil produksi ke
pasar memiliki nilai efisien yang relatif tinggi karena prasarana dan
sarana transportasinya telah tersedia. Faktor ini lah yang
menyebabkan lokasi industri cendrung berdiri di sekitar kota-kota
besar di indonesia terkusus di kawasan JABODETABEKJUR.
Disamping faktor geografis penentuan lokasi industri juga dipengaruhi
oleh faktor non geografis yang meliputi: modal, manajemen, kegiatan dan
keijaksanaan pemerintah dan adanya faktor-faktor pribadi seperti faktor
organisasi, perubahan dan perilaku personal.
23
Begitu penting memperhatikan faktor lokasi karena seperti halnya
fasilitas umum yang ditempatkan pada suatu lokasi industri yang
dikumpulkan dalam satu region membentuk zona industri akan membawa
pengaruh pada nilai dan pemanfaatan lokasi tersebut. Aktivitas industri
yang terkonsentrasi dalam satu lokasi biasanya memberikan keuntungan
korelatif lebih besar dari pada industri yang terisolasi. Menurut Smith
(1981) “Manfaat utama dari region industri adalah adanya infrastruktur yang
memadai”.16
Penumpukan kegiatan industri di suatu lokasi (aglomerasi industri)
dipengaruhi oleh keadaan permintaan pasar dan kemungkinan penghematan
biaya produksi. Edgar M. Hoover berpendapat proses aglomerasi indusri
yang terjadi akan mempercepat pertumbuhan. Di lain sisi Adam Smith
menunjukan, kenaikan di dalam ukuran industri dapat menarik angkatan
kerja yang lebih efisien, kerena akan membawa manfaat bagi seluruh
perusahaan di dalam industri.17
Adanya kegiatan industri maka akan
mendorong pertumbuhan ekonomi, bila ekonomi tumbuh, maka ia akan
mendorong kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya bukan hanya meningkatkan
permintaan, tetapi juga menurunkan biaya produksi. Disamping itu, dengan
adanya letak industri yang berdekatan satu denga yang lainnya akan
menimbulkan efek eksternal berupa penghematan biya transportasi. Efek
eksternal ini selain dapat muncul dalam bentuk terjadinya penghematan
biaya produksi juga menciptakan perluasan pasar.
c. Teori lokasi industri
Tata guna tanah untuk industri menunjukkan pola yang kompleks dan
sering diabaikan dalam studi tentang Tata Guna Lahan Perkotaan.18
Penguraian tentang lokasi industri berpusat pada tipe industri dan
kebutuhannya akan pasar, tenaga kerja, dan loksi bahan baku. Sebagai
16
Smith, D.M, “Industrial Location”, dalama Devi Aseani (ed.), op. Cit., h. 15. 17
Muhammad Teguh, Ekonomi Industi, (Jakarta:Rajawali Pers, 2010) hal. 239. 18
Patrick J. McBride, Human Geography Systems, Patterns and Change, (London:
Blackie & Son Ltd, 1991), hal 82.
25
Group A : Printing,
Clothing, Office machinery.
Group B : Port industries,
Furniture, Engineering, Food
manufacturing.
Group C : Electrical goods,
Components, Light consumer goods.
Group D : Vehicle manufacture,
Heavyengineering, Oil refening,
Metallurgica
d. Dampak Industri
Menurut Suratmo, “Impact atau Dampak diartikan sebagai adanya
suatu benturan antara dua kepentingan, yaitu kepentingan pembangunan
proyek dengan kepentingan usaha melestarikan kualitas lingkungan yang
baik.19
Dalam perkembangan kemudian yang di analisis bukanlah hanya
dampak negatif saja tetapi juga dapak positifnya dengan bobot analisis yang
sama.
Dampak penting penilaian dari suatu kegiatan, yang dalam hal ini
kegiatan industri, sebagai mana ditunjukan dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia UU No 32 Tahun 2009 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan ditentukan antara lain oleh:20
a) Besarnya jumlah manusia yang terkena dampak
b) Luas wilayah persebaran dampak
c) Lamanya dampak berlangsung
d) Intensitas dampak
e) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
f) Sifat kumulatif dampak tersebut
g) Berbalik dan tidak berbalik dampak
Dari petunjuk dapat diketahui dampak penting suatu kegiatan terhadap
salah satu unsur lingkungan, yakni penduduk.
Berdirinya industri di suatu wilayah akan mempengaruhi kegiatan
penduduk di sekitarnya, baik pengaruh negatif maupun positif. Oleh sebab
itu perencanaan awal suatu usaha atau kegiatan pembangunan sudah harus
19
F. Gunarwan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta, UGM
Pres, 2007), cet. 11, hal 2. 20
Mursid Raharjo, Memahami AMDAL, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2014), Cet. 1, hal 45.
26
memuat perkiraan dampaknya terhadap lingkungan hidup, baik fisik
maupun non fisik, termasuk sosial budaya, guna dijadikan pertimbangan
untuk dibuat analisis mengenai dampak lingkungan. Berdasarkan analisis ini
dapat diketahi secara terperinci dampak negatif dan positif yang akan timbul
dari usaha atau kegiatan, sehingga sejak dini dapat dipersiapkan langkah
untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak
positifnya.21
Dalam KBBI, “dampak merupakan pengaruh kuat yg mendatangkan
akibat (baik negatif maupun positif)”.22
Dampak negatif dari suatu kegiatan
proyek atau industri akan berimbas pada aspek fisik dan kimi dari
lingkungan yang dapat dibagi ke dalam lima kelompok sebagaimana
dikatakan Chanlett (1973), yaitu:23
a. Dampak kebisingan;
b. Dampak pada kualitas udara;
c. Dampak pada kualitas dan kuantitas air;
d. Dampak pada iklim dan cuaca;
e. Dampak pada tanah.
Setiap unit kegiatan pasti akan membawa suatu dampak. Tidak semua
dampak dari unit kegiatan merugikan beberapa pihak. Ada juga unit
kegiatan yang membawa dampak positif. Pengaruh positif dampak dapat
diartikan sebagai manfaat industri. Adapun manfaat industri diantaranya:
a) Menambah variasi lapangan hidup, yang merupakan tujuan utama
industrialisasi.
b) Mengembangkan bidang kegiatan informal seperti menjadi
pendorong pertumbuhan perdagangan kaki lima, warung, toko
dan usaha lainnya seperti pengontrakan rumah dan kos-kosan.
21
Moh. Soerjani, dkk., op. Cit., h. 180. 22
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), edisi III, cet. 4,
hal 234. 23
F. Gunarwan Suratmo, op. Cit., h 103.
27
Dimana kegiatan-kegiatan tersebut dimungkinkan tumbuh di
sekitar wilayah penyebaran industri disebabkan banyaknya
pekerja industri yang membutuhkan.
Selain dampak diatas kehadiran industri-industri dapat mempengaruhi
peningkatan pendapatan (income) baik secara langsung (direct impact)
maupun tidak langsung (indirect impact). Pengaruh langsung dirasakan oleh
tenaga kerja industri sedangkan pengaruh tidak langsung dirasakan oleh
kegiatan sektor informal. Dengan demikian secara tidak langsung kehadiran
industri akan menimbulkan perluasan kesempatan kerja dan perubahan
lapangan kerja. Semakin banyak proyek yang dibangun dapat menyerap
tenaga kerja setempat maka semakin besar dampak positifnya.
Tersedianya beberapa kegiatan di kawasan industri telah memberikan
kesempatan kerja terhadap masyarakat setempat. Baik bekerja sebagai
karyawan tetap, sebagai buruh lepas dari perusahaan-perusahaan dan
kontraktor, juga tercipta kesempatan kerja kepada masyarakat sekitarnya,
seperti golf caddy, pemelihara taman, satpam, pegawai restoran/catering,
sopir dan juga sebagai perusahaan kecil dan menengah, seperti pemilik toko
alat-alat bangunan, toko klontong, warung, dan pemilik restoran.24
Berkembangnya kegiatan penduduk seperti usaha pengontrakan rumah
oleh penduduk setempat untuk para buruh maupun karyawan industri juga
merupakan dampak berlangsungnya kegiatan industri. Timbulnya kegiatan
sektor informal membuka peluang bagi petani untuk merubah jenis usaha
taninya, terutama yang memiliki tanah sempit dari usaha tani sawah menjadi
usaha tani sayuran dan empang.
e. Identifikasi Dampak
Identifikasi merupakan langkah untuk menetukan atau menetapkan
dampak dari suatu kegiatan. Fungsi identifikasi dari metode ialah fungsi
24
Wilman Eliaser, Pembangunan Regional Studi Kasus Perspektif Kawasan Industri
Kuala Tnajung, (Jakarta; UI-Press, 2010), Hal 94.
28
metode dalam membantu menentukan atau mengidentifikasi aktivitas-
aktivitas proyek yang dapat menimbulkan dampak dan menentukan
komponen-komponen lingkungan yang akan terkena dampak serta dapat
menggambarkan aliran dari dampak di antar komponen.25
Dalam mengidentifikasi dampak banyak metode yang bisa digunakan.
Mengingat tiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan dari
fungsinya, maka penggunaan metode biasanya disesuikan dengan kehendak
dan masalah yang kemungkinan tepat di gunakan.
Dalam penelitian ini metode yang akan digunaan adalah metode
Overlays. Metode Overlay atau metode Penampalan adalah proyek yang
menggunakan sejumlah peta di tempat proyek yang akan di bangun dan
daerah sekitarnya yang tiap peta menggambarkan komponen-komponen
lingkungan yang lengkap, yang meliputi aspek fisik-kimia, biologi, sosial-
ekonomi dan sosial budaya.
Metode Overlay (korelasi peta) merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk mengevaluasi dampak. Tahap evaluasi peta harus melewati
tahap penggambaran beberapa peta tematik (peta yang berisi satu tema)
dahulu. Data baik kualitatif maupun kuantitatif yang akan dituangkan dalam
bentuk peta tematik harus memperhatikan acuan yang berlaku. Acuan itu
merupakan hasil rumusan atau kesepakatan para pakar dalam penggunaan
simbol sebagai ganti persebaran benda yang ada dimuka bumi. Salah satu
simbol area yang digunakan untuk menyajikan unit perwilayahan26
. Simbol
harus tampil dalam bentuk gradasi apabila data yang akan digambarkan
berupa data kuantitatif. Gradasi menunjukkan penggolongan wilayah yang
dibuat atas dasar kriteria tertentu (formal region).
Selanjutnya untuk memprakirakan dampak dan mengevaluasi dampak
diggunakan metode Overlay seperti yang sudah disebutkan di atas.
Prakiraan dan pengevaluasian dampak tersebut erat kaitannya dengan
penyajian persebaran dampak.
25
F. Gunarwan Suratmo, op. Cit., h 176. 26
Rahardjo, “Pemahaman dan Penggunaan Metode Overlay”, dalam Devi Aseani (ed.),
op. Cit., h. 19.
29
Metode Overlay memiliki kelebihan dan kelemahan seperti metode
lain (bagan alir, jaringan, matriks) dalam studi AMDAL. Metode Overlay
dikatakan tidak cukup baik digunakan untuk mengidentifikasi dampak
penting. Hal ini dikarenakan terdapat patokan baku yang dapat dijadikan
landasan. Jika digunakan peran pakar akan sangat diandalkan dalam
mengadakan pemilihan peta yang akan dipaparkan. Kegunaan metode ini
lebih untuk memprakirakan persebaran dampak penting, walaupun
prakiraannya tidak sebaik metode lain. Maka dengan itu besar dampak
(relatif) yang disajikan pada peta selalu dimaksudkan untuk menyatakan
perbedaan besaran dampak antar wilayah.27
2. Jarak Mutlak dan Jarak Relatif
Jarak dapat dikatakan mutlak ataupun nisbih (relatif). Jarak mutlak
umumnya diekspresikan dalam unit ukuran fisik seperti mil, kilometer, yard,
meter, dan sebagainya. Namun variannya masih dapat banyak. Misalnya
jarak dari N ke P (jarak lurus) menurut perhitungan pada peta menunjukkan
jarak 640 km sedangkan pada petunjuk jalan 700 km jika melewati rel
kereta api jaraknya lain lagi. Hal ini menunjukkan kevariansian jarak
mutlak. Lain halnya dengan jarak nisbih / relatif yang sering dikatakan
dengan waktu. Bagi orang yang dari N mau menuju ke P yang penting
baginya bukannya jarak, melinkan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke
tujuan, ongkos karcis kendaraan atau tiket, juga kesenangan yang akan
dihayati selama perjalanan.28
Jarak waktu diukur dengan sekian jam dan
menit perjalanan. Ini tak selalu dihubungkan dengan jarak mutlak.
Morfologi lahan dan laju lalu-lintas dapat menentukan lambat atau
cepatnya tujuan dicapai. Jarak ongkos diukur dengan nilai uang dan
perubahan kursnya. Hal ini ditentukan salah satunya oleh jarak waktu /
relatif dengan melihat faktor-faktor seperti: tujuan dan metode transportasi
27
Rahardjo, “Pemahaman dan Penggunaan Metode Overlay”, dalam Devi Aseani (ed.),
op. Cit., h.20. 28
Daldjoeni, Geografi Baru Organisasi Keruangan Dalam Teori da Praktek, (Bandung:
Alumni, 1997), Hal 231.
30
yang dipakai atau digunakan. Teknologi transportasi yang sarananya
semakin sempurna dapat meningkatkan mobilitas fisik manusia. Oleh
karena itu jarak waktu dapat berubah dalam masa tertentu.
Melihat ukuran jarak mutlak dan jarak nisbih diatas, maka jarak
mutlak dapat menyajikan kerangka untuk melukiskan lokasi, sedangkan
jarak nisbih/ relatif lebih penting dalam studi atas perilaku manusia.
3. Analisi Sewa Yang Ditawarkan
Besar kecilnya harga sewa yang di tawarkan sangat dipengaruhi oleh
dua faktor penting, yaitu tingkat produktifitas dan lokasi geografis suatu
lahan. Produktifitas lahan tidak hanya dicerminkan oleh produksi hasil
pertanian namun juga dipengaruhi oleh sumber daya lain yang ada di suatu
lahan tersebut. Lokasi lahan berkaitan dengan jarak sumber daya lahan dari
pusat perkotaan, pasar atau kegiatan produksi lainnya seperti industri dan
kegiatan perdagangan. Semakin dekat jaraknya dengan pusat-pusat kegiatan
maka semakin tinggi harganya karena adanya perbedaan biaya
transportasi.29
Selain faktor produktifitas dan lokasi, faktor jarak tempuh yang
berkaitan dengan aksebilitas juga akan mempengaruhi besar kecilnya nilai
sewa. Lebih-lebih masa sekarang dimana nilai waktu sangat tinggi, sehingga
harga lahan di pusat-pusat perkotaan sangatlah tinggi karena dikaitkan
dengan waktu tempuh yang pendek yang berhubungan dengan kepadatan
lalu lintas. Semakin padat lalu lintas, semakin tinggi tingkat kemacetan lalu
lintas, dan semakin mahal biaya dalam arti waktu yang hilang yang harus
dibayar oleh seseorang yang mempunyai tempat tinggal jauh dari tempat ia
bekerja. Sebagai alternatif pilihan, seseorang akan bersedia membayar
dengan harga yang tinggi untuk tempat tinggal yang dekat dengan tempat
kerja karena akan menghemat waktu tempuh dan meningkatkan
produktivitas per satuan jam kerjanya.
29
M. Suparmoko, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, (Yogyakarta: BPFE,
2012), edisi. 4, h. 150.
31
Namun sesuangguhnya meningkatnya harga tanah atau lahan juga
berkaitan dengan banyaknya fasilitas yang diciptakan, terutama investasi
oleh pemerintah yang bersifat pekerjaan umum (public services) seperti
pembangunan jalan, fasilitas listrik, lapangan terbang, saluran irigasi,
pengolahan limbah dan sebagainya.30
Semua fasilitas umum itu tentunya
akan menimbulkan kemudahan dan miningkatkan kepuasan, dan tentunya
tambahan kepuasan ini akan menambah kesediaan orang untuk membayar,
sehingga harga sewa lahan yang berdekatan dengan fasilitas umum itu akan
meningkat pula.
Dalam analisis sewa yang ditawarkan dijelaskan bahwa sewa yang
ditawarkan orang untuk membayar tanah per meter perseginya menurun
mengikuti jarak dari pusat kota. Maka dengan itu harga tanah di kawasan
pusat kota amat mahal.31
Pada gambar 2 dilukiskan tipe-tipe tata guna lahan yang sederhana
yang menunjukkan suatu situs perkotaan yang bersaing dalam hal
menawarkan sewa. Di pusatnya, karena mempertimbangkan aksebelitas
(keterjangkauan) kawasan tersebut melebihi kawasan lain, maka pedagang
toko dapat memperoleh sewa yang tinggi sedangkan jauh dari pusat kota
pemilik akan menawarkan sewa yang lebih murah. Hal ini dikarenakan
keuntungan yang dapat diperoleh akan menurun mengikuti makin
rendahnya aksebelitas lokasi tersebut.
Berdasarkan aksebelitas menentukan nilai tanah, maka sewa yang
ditawarkan akan lebih tinggi bagi tanah-tanah yang ada di sepanjang jalan
utama, terutama di simpang-simpang atau pertemuan jalan raya.
30
Ibid., h. 151. 31
Aseani, op. Cit., h. 21.
33
bagian di dunia ini telah terjadi kemiskinan dan kekurangan pangan.
Fenomena ini menggelisahkan para ahli, dan masing-masing dari mereka
berusaha mencari faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan tersebut.
Umumnya para ahli dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok
pertama terdiri dari penganut aliran Malthusian. Aliran Malthusian
dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, dan aliran Neo Malthusian
dipelopori oleh Garreth Hardin dan Paul Ehrlich. Kelompok kedua terdiri
dari penganut aliran Marxist yang dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich
Engels. Kelompok ketiga terdiri dari pakar-pakar teori kependudukan
mutakhir yang merupakan reformulasi teori-teori kependudukan yang ada.
1. Teori Malthus
Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Maltus, seorang
pendeta Inggris, hidup pada tahun 1766 hingga tahun 1834. Pada
permulaan tahun 1798 lewat karangannya yang berjudul: “Essai on
Principle of Populations as it Affect the Future Improvement of
Society, with Remarks on the Specculations of Mr. Godwin,
M.Condorcet, and Other Writers”, menyatakan bahwa penduduk
(seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada
pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi
dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini. Tingginya
pertumbuhan penduduk ini disebabkan karena hubungan kelamin
antar laki-laki dan perempuan tidak bisa dihentikan. Disamping itu
Malthus berpendapat bahwa untuk hidup manusia memerlukan
bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh
lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk.
Apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan
penduduk, maka manusia akan mengalami kekurangan bahan
makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan
manusia.
Untuk dapat keluar dari permasalah kekurangan pangan
tersebut, pertumbuhan penduduk harus dibatasi. Menurut Malthus
34
pembatasan tersebut dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu
Preventive Checks, dan Positive Checks. Preventive Checks
adalah pengurangan penduduk melalui kelahiran. Positive Checks
adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian. Apabila
di suatu wilayah jumlah penduduk melebihi jumlah persediaan
bahan pangan, maka tingkat kematian akan meningkat
mengakibatkan terjadinya kelaparan, wabah penyakit dan lain
sebagainya. Proses ini akan terus berlangsung sampai jumlah
penduduk seimbang dengan persediaan bahan pangan.33
2. Teori Marxist
Aliran ini dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels.
Tatkala Thomas Robert Malthus meninggal di Inggris pada tahun
1834, mereka berusia belasan tahun. Kedua duanya lahir di Jerman
kemudian secara sendiri-sendiri hijrah ke Inggris. Pada waktu itu
teori Malthus sangat berpengaruh di Inggris maupun di Jerman.
Marx dan Engels tidak sependapat dengan Malthus yang
menyatakan bahwa apabila tidak diadakan pembatasan terhadap
pertumbuhan penduduk, maka manusia akan kekurangan bahan
pangan. Menurut Marx tekanan penduduk yang terdapat di suatu
negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan,
tetapi tekanan penduduk terhadap kesempatan kerja. Kemelaratan
terjadi bukan disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang
terlalu cepat, tetapi kesalahan masyarakat itu sendiri seperti yang
terdapat pada negara-negara kapitalis. Kaum kapitalis akan
mengambil sebagaian pendapatan dari buruh sehingga
menyebabkan kemelaratan buruh tersebut.
Selanjutnya Marx berkata, kaum kapitalis membeli mesin-
mesin untuk menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan
oleh buruh. Jadi penduduk yang melarat bukan disebabkan oleh
kekurangan bahan pangan, tetapi karena kaum kapitalis
33
Nursid Sumaatmadja. Geografi Pembangunan. Jakarta: DEPDIKBUD, 1988. Hal 26-29.
35
mengambil sebagian dari pendapatan mereka. Jadi menurut Marx
dan Engels sistem kapitalisasi yang menyebabkan kemelaratan
tersebut. Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka struktur
masyarakat harus diubah dari sistem kapitalis ke sistem sosialis.
3. Teori pakar kependudukan mutakhir
John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi
berkebangsaan Inggris dapat menerima pendapat Malthus
mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju
pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu aksioma. Namun
demikian ia berpendapat bahwa pada situasi tertentu manusia
dapat mempengaruhi perilaku demografinya.
Selanjutnya ia mengatakan apabila produktifitas seseorang
tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil. Dalam
situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Tidaklah benar bahwa
kemiskinan tidak dapat dihidarkan atau kemiskinan itu disebabkan
karena sistem kapitalis. Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah
terjadi kekurangan bahan makanan, maka keadaan ini hanya
bersifat sementara saja. Pemecahannya ada dua kemungkinan
yaitu: mengimport bahan makanan, atau memindahkan sebagaian
penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain.
Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran
ditentukan oleh manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan
untuk meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu. Dengan
meningkatnya pendidikan penduduk maka secara rasional mereka
mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai
dengan karir dan usaha yang ada. Di samping itu Mill berpendapat
bahwa umumnya perempuan tidak menghendaki anak yang
banyak, dan apabila kehendak mereka diperhatikan maka tingkat
kelahiran akan rendah.
36
B. Kerangka Berpikir
Industri adalah industri yang lokasinya terletak di sepanjang Jalan
Djuanda yang termasuk dalam wilayah kelurahan rempoa dan sekitarnya.
Dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan Kelurahan
Rempoa dan sekitarnya akibat adanya suatu kegiatan industri.
Dalam penelitian yang dikaji bukan besar dampak, akan tetapi
persebaran dampak. Dampak industri yang dimaksud adalah perubahan
yang positif yang terjadi pada kegiatan penduduk baik dalam bidang sosial
maupun ekonomi akibat kehadiran dan kelangsungan suatu kegiatan
industri. Untuk melihat seberapa besar dampak industri yang mempengaruhi
sosial ekonomi penduduk digunakan variabel-variabel yang terkait langsung
dengan dampak industri. Diantaranya adalah penyerpan tenaga kerja di
sektor industri. Dampak yang tidak langsung adalah perubahan kegiatan
penduduk ditandai dengan tumbuhnya kegiatan usaha penyewaan rumah
(rumah kontrakan) dan tumbuhnya sekgiatan sektor informal seperti rumah
makan, warung makan, toko atau pedagang kaki lima dan usaha angkutan
ojek. Lahkah yang dilakukan untuk mengetahui sebaran dampak dari lokasi
industri adalah dengan melihat ukuran dari dampak itu sendiri. Dimana ada
dua yang menjadi tolak ukur yaitu dampak penting dan besar.
KLASIFIKASI SIFAT JENIS UKURAN
DAMPAK PENTING PERSEBARAN
Langsung
Terukur (Tangible)
Tenaga kerja
Tidak Terukur
(Intangible)
Tidak Langsung
Terukur (Tangible)
Rumah Kontrakan
1. Harga 2. Jarak
Warung
1.pekerja 2.konsumen 3.modal 4.untung
Angkutan
1.pengendara tetap 2.pemakai jasa terbanyak
Tidak Terukur
(Intangible)
BESAR
37
Dampak penting yaitu melihat persebaran dari dampak yang ada di
wilayah penelitian. Adapun sifatnya ada dua yaitu dengan melihat dampak
langsung dan tidak langsung. Dampak langsung disini adalah dampak
industri terhadap penyerapan tenaga kerja, sedangkan dampak tidak
langsung nya adalah bertambahnya fariasi lapangan usaha yaitu timbulnya
usaha sektor informal.
Klasifikasi dampak langsung diantaranya dampak yang terukur dan
tidak terukur. Dampak langsung yang diteliti adalah dengan melihat
kemampuan industri dalam menyerap tenaga kerja.
Untuk melihat dampak tidak langsung dengan cara mencari dampak
yang terukur, yaitu melihat persebaran dampak industri terhadap timbulnya
kegiatan di sektor informal seperti; (1) rumah kontrakan (dengan mengukur
harga sewa dan jarak tempu menuju lokasi industri yang menjadi objek
kasus penelitian), (2) warung (dengan cara mengukur jumlah pekerja
masing-masing warung, rata-rata konsumen dalam satu hari, dan besar
modal serta keuntungan dalam satu hari), angkutan (yaitu dengan mengukur
jumlah pengendara tetap dan pemakai jasa baik pekerja industri maupun
bukan pekerja industri)
C. Hasil Penelitian Relevan
Silmiyanti Zurlen (1995) yang meneliti dampak industri terhadap
penduduk di Kabupaten Dati II Kudus dengan hasil penelitian sebagai
berikut:
“perkembangan kegiatan industri di Kabupaten Kudus dalam waktu
1982-1992 memberikan dampak positif yang besar terhadap
penyerapan tenaga kerja industri, tingkat pendapatan perkapita,
tingkat pendidikan dan berbagai usaha yang mendukung kegiatan
perindustrian, seperti: usaha penitipan sepeda pekerja industri, rumah
makan, toko, yang terkonsentrasi di lokasi industri”.
38
Rini Ariani Septi Bertha (1996) meneliti dampak kegiatan industri
terhadap kegiatan penduduk di Kecamatan Cimanggung Kabupaten
Sumedang. Dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa:
“kehadiran industri memberikan dampak yang cukup besar terhadap
perubahan kegiatan penduduk dan penyerapan tenaga kerja”.
Devi Aseany (2003) melakukan penelitian terkait dampak kegiatan
industri terhadap kegiatan penduduk di Kelurahan Sukamaju, Kec.
Sukmajaya, Kota Depok. Dimana penelitiannya terfokus pada dampak
positif industri yang menciptakan lapangan pekerjaan di sektor informal.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa;
“secara langsung kegiatan industri menimbulkan dampak positif
terhadap penyerpan tenaga kerja. Dan secara tidak langsung kegiatan
industri menimbulkan dampak positif antara lain kegiatan
pengontrakan rumah, kegiatan warung, dan usaha angkutan.”
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi tempat dilaksanakannya penelitian
terkait dampak kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk adalah
wilayah sekitar Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur kota
Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Yang merupakan sebuah Kecamatan
sebagai hasil dari pemekaran Kecamatan Ciputat.
Fokus lokasi penelitian adalah wilayah Rukun Warga dan Rukun
Tetangga di Kelurahan Rempoa. Kelurahan Rempoa yang menjadi fokus
wilayah penelitian ini terletak di sebelah selatan Kota Jakarta Selatan dan
sebelah barat jalan Ir. H. Juanda (Peta 1) dengan batas geografisnya terletak
pada koordinat 06016’.52.44’’S dan 106
045’.26.66’’E dan batas wilayah
adminstrasinya sebagai berikut (lihat Peta 1):
o Bagian Utara : Bintaro DKI Jakarta
o Bagian Selatan : Cempaka Putih
o Bagian Barat : Rengas
o Bagian Timur : Cireundeu
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah lebih
kurang selama sebelas bulan yang dimulai dari awal Desembe 2013 sampai
akhir Oktober 2014 (Lihat Tabel 3.1).
40
Tabel 3.1 Waktu Pengumpulan Data Penelitian
No Jenis
Data
Tempat / Lokasi Pengambilan
Data
Waktu
Pengumpulan
Data
1 Sekunder
Kantor Camat Ciputat Timur 9 Desember 2013
2 Kantor Kelurahan Rempa 27 April 2014
3 Kantor Badan Informasi Geospasial 27 April 2014
4 Kantor PUSLIT Tanah Bogor 27 April 2014
5 Kantor Wali Kota Tangsel 11 Juli 2014
6 BPS Tangsel 14 Juli 2014
7 DISPERINDAG Kota Tangsel 15 Juli 2014
8 Dinas Kependudukan Kota Tangsel 15 Juli 2014
9 Dinas Tata Kota Kota Tangsel 21 Juli 2014
10 Dinas Bina Marga dan Sumber
Daya Air
14 Agustus 2014
11 Primer
Pengumpulan data industri (3
minggu)
25 Agustus 2014
12 Pengumpulan data sektor Informal September -
Oktober 2014
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu sebuah
metodologi penelitian yang didalamnya mencakup pandangan-pandangan
filsafat mengenai realitas dan objek yang dikaji. Maka metode yang
digunakan untuk melihat persebaran industri dan persebaran dampak dari
kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif.
Sebagaimana menurut Mukhtar (2013), “ penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang di maksudkan untuk mengumpulkan informasi
mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek pada periode tertentu yang
selalu berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada”.34
34
Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta : GP Press Group, 2013. Hal
11.
41
Desain atau rancangan penelitian yang digunakan dalam metode
deskriptif ini adalah deskriptif-analitik dengan pendekatan overlay peta dan
cheking lapangan.
C. Variabel Penelitian
Variabel-vriabel yang menjadi kajian dalam menentukan besarnya
dampak kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk di Kelurahan Rempoa
adalah:
1. Jumlah pekerja / tenaga kerja industri
2. Unit usaha penyewaan rumah (rumah kontrakan)
3. Unit usaha kegiatan sektor informal (warung, rumah makan, angkutan
ojek dan becak)
D. Tahap Pengumpulan Data
Untuk menunjang variabel yang digunakan, maka dibutuhkan data
sekunder dan data primer.
1. Data sekunder
a) Peta Aministrasi Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan sekala 1:15.000. Data diperoleh dari Peta
RBI Pasar Minggu 1209-423, BIG, Edisi 1, 2001 dan Suevei
Lapangan September 2014.
b) Peta jaringan jalan Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur,
sekala 1:15.000. Data diperoleh dari Dinas Tata Kota Tangerang
Selatan.
c) Data pemukiman penduduk, diperoleh dari Dinas Tata Kota
Tangerang Selatan.
d) Data kependudukan, diperoleh dari Profil Kelurahan Rempoa dan
dan BPS Tangsel.
e) Data industri, diperoleh dari BPS Tangsel.
2. Data primer
a) Jumlah dan persebaran industri
42
b) Jumlah pekerja tiap industri
c) Jumlah dan lokasi rumah yang dikontrakan / disewakan. Data dari
tiap unit usaha rumah kontrakan:
1) Bidang pekerja dari penghuni tiap rumah kontrakan
2) Biaya kontrakan
3) Waktu yang ditempuh menuju lokasi industri
4) Biaya angkutan yang dipakai menuju lokasi industri
d) Jumlah dan lokasi kegiatan informal di sekitar industri.
e) Data dari unit usaha warung:
1) Jumlah pekerja rata-rata tiap warung
2) Jumlah konsumen rata-rata tiap hari
3) Jumlah konsumen rata-rata (pekerja industri)
4) Modal rata-rata yang dibutuhkan tiap hari
5) Pendapatan rata-rata yang diperoleh pekerja tiap hari
f) Data dari unit usaha angkutan:
1) Jumlah pengendara tetap
2) Pemakai jasa terbanyak (pekerja atau bukan pekerja industri)
Data primer diatas diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan
pemilik unit usaha atu informasi lain seperti Ketua RW (Rukun Warga) atau
Ketua RT (Rukun Tetangga).
E. Tahap Pengolahan Dan Penyajian Data
1. Membuat peta dasar (Peta Jalan) dengan batas-batas administrasi
(Rukun Warga dan Rukun Tetangga) dengan menggunakan program
ArcGIS 10.2.
2. Menghitung jumlah dan jenis industri dan mengklasifikasikan
berdasarkan jumlah pekerjanya (industri besar, industri menengah,
dan industri kecil) dan memplot lokasinya pada peta jalan untuk
menghasilkan peta persebaran lokasi industri di Kelurahan Rempoa.
3. Menentukan wilayah persebaran industri besar, industri menengah dan
wilayah persebran industri kecil.
43
4. Memplotkan tiap lokasi unit usaha (rumah kontrakan, warung makan,
unit usaha angkutan) ke dalam peta kerja sehingga didapat Peta
Persebaran Lokasi Unit Usaha di Kelurahan Rempoa.
5. Melakukan pengklasifikasian dan membuat peta tematik tiap variabel
berupa:
Biaya kontrakan, waktu tempuh perjalanan, dan biaya angkutan
tiap unit usaha rumah kontrakan
Jumlah pekerja warung, jumlah konsumen, besar modal, dan
besar pendapatan yang diperoleh pada tiap unit usaha warung
makan
Jumlah pengendara tetap, jenis pemakai jasa angkutan
terbanyak (pekerja atau bukan pekerja pabrik)
6. Memilih satu industri yang pekerjanya tinggal tersebar di wilayah
penelitian sebagai objek kasus dan membuat peta tematik untuk
menganalisis persebaran dampak dilihat dari jaraknya terhadap lokasi
industri.
7. Melakukan perhitungan rata-rata jarak wilayah persebaran dampak
terhadap lokasi industri yang dipilih sebagai objek kasus.
F. Tahap Analisis Data
Analisis dilakukan untuk melihat wilayah persebaran dampak yang
terjadi di wilayah unit usaha terhadap jaraknya dari lokasi industri. Analisis
dilakukan dengan metode korelasi peta (overlay) dan metode analisis spasial
secara deskriptif terhadap kelas jalan dan persebaran industri. Dari
persebaran dampak yang dihasilkan akan menjelaskan adanya korelasi.
Korelasi positif ditunjukan apabila nilai dari tiap variabel yang sudah
diklasifiksikan sebanding dengan jarak terhadap lokasi industri dalam arti
semakin jauh jarak dari lokasi industri semakin meningkat pula nilai tiap
variabel berupa waktu tempuh dan biaya angkutan.
Begitu sebaliknya korelasi negatif ditunjukkan apabila jarak terhadap
lokais industri berbanding terbalik dengan nilai variabel berupa biaya
44
kontak artinya semakin jauh jarak dari lokasi industri maka biaya kontrak
akan semakin murah.
Analisis deskripsi terhadap variabel-variabel yang diteliti untuk unit
usaha warung makan dan angkutan ojek lebih dikaitkan pada kelas jalan dan
perebaran industri. Korelasi positif ditunjukkan apabila nilai tiap variabel
yang diperoleh sebanding dengan kelas jalan dan persebaran industri,
artinya jika wilayah yang diteliti merupakan wilayah yang terletak di
sepanjang jalan utama dan wilayah persebaran industri besar maka nilai
variabel berupa jumlah pekerja, jumlah konsumen, besar modal dan besar
pendapatan (unit usaha warung makan) dan variabel berupa jumlah
pengendara tetap (unit usah angkutan ojek) memperlihatkan nilai yang
besar.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Letak Geografis dan Administratif Wilayah Penelitian
Kelurahan Rempoa yang menjadi lokasi penelitian ini terletak di
sebelah selatan Kota Jakarta Selatan dan sebelah barat jalan Ir. H. Juanda
dengan batas astronomisnya terletak pada koordinat 06016’.52.44’’S dan
106045’.26.66’’E dan batas wilayah adminstrasinya sebagai berikut (lihat
Peta 1):
o Bagian Utara : Bintaro DKI Jakarta
o Bagian Selatan : Cempaka Putih
o Bagian Barat : Rengas
o Bagian Timur : Cireundeu
Ditinjau dari sudut Administratif Pemerintahan wilayah Kecamatan
Ciputat Timur terdiri dari 6 kelurahan yang meliputi 79 RW (Rukun Warga)
dan 438 RT (Rukun Tetangga).35
Adapun ke-6 wilayah kelurahan tersebut
beserta pembagian jumlah RT/RW masing-masing kelurahan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Nama Kelurahan dan Jumlah RT/RW
Kecamatan Ciputat Timur
No Kelurahan Jumlah/Total
Rukun Tetangga (RT) Rukun Warga (RW)
1 Pisangan 108 18
2 Cirendeu 76 15
3 Cempaka Putih 55 11
4 Rempoa 72 12
5 Rengas 75 11
6 Pondok Ranji 52 12
Kec. Ciputat Timur 438 79
35
BPS, Kecmatan Ciputat Timur Dalam Angka, (Tangerang: BPS Tangsel, 2013), hal. 3
dan 20.
47
48
2. Penggunaan Tanah
Penggunaan tanah di wilayah Kelurahan Rempoa yang memiliki luas
sebesar 219,50 ha/m2 dibagi menjadi tiga bagian besar dari yang
persentasenya terbesar sampai yang terkecil yaitu pemukiman,
pabrik/industri, dan perkarangan. Lahan terbuka hijau termasuk salah
satunya perkarangan hanya berkisar antara 1 ha/m2 (Kelurahan Rempoa
2013). Penggunaan tanah berupa pabrik/industri sebagian besar terletak di
wilayah Kelurahan Rempoa bagian Timur. Sedangkan pemukiman
menyebar merata di seluruh wilayah Kelurahan Rempoa (Peta 2).
2.1 Pemukiman
Penggunaan tanah berupa pemukiman dengan luas 2.060.000 M2
dibagi menjadi dua kelas yaitu pemukiman teratur dan pemukiman tidak
teratur (Peta 2). Pemukiman teratur hampir keseluruhan berstatus sebagai
perumahan yang tersebar di kelurahan rempoa bagian barat yaitu sebelah
kiri jalan Rempoa Raya dan jalan Pahlawan. Pemukiman teratur yang
termasuk dalam wilayah penelitian ini berstatus sebagai perumahan baik
perumahan dinas maupun perumahan yang dibangun oleh pihak swasta.
Jumlah perumahan yang terdapat di Kelurahan Rempoa berjumalah 13
perumahan (Tabel 4.2).
Tabel 4.2 Daftar Perumahan
Kelurahan Rempoa Tahun 2014
No
PERUMAHAN
Pengembang Nama Alamat
Sarana
Lingkungan Tahun
1 Griya Mandiri Jl.Ir.H.Juand
a Rt.005/001
1. Masjid
2. Taman
Bermain
1981 Bank Eksim
2 Beranda Town
House
Jl.Delima
Jaya Kp.Setu
Rt.006/002
1. Kolam
Renang
1997
3 Komplek
Mabad
Rw.005 dan
Rw.011
1.Masjid
2. Mushalla
3. Gereja
4. Lapangan
Basket
1972 TNI-AD
49
4 Cluster Garuda Jl.Garuda
Rt.005/007
2005
5 Bintang
Garuda
Residence
Jl.Garuda
Rt.005/007
2005
6 Garuda
Catleya
Jl.Garuda
Rt.006/008
2005
7 Komp.Unileve
r
Jl.Garuda
Rt.005/008
1975 PT.Unilever
Indonbesia
8 Komplek Bumi
Putra
Jl.Pahlawan
Rt.003/009
1981 AJB Bumi
Putera
9 Rempoa
Housing
Jl.Rempoa
Permai
Rt.003/10
1990
10 Delima Asri Jl.Ddelima
Jaya
Rt.004/002
2007
11 Tris Living Rt.003/007 2013
12 Taman
Rempoa Indah
Jl.Delima
Jaya
Rt.007/002
1. Masjid
2. Kolam
Renang
3. Lapangan
Futsal
1989
13 Perumahan
Flamboyan
Jl.Flamboyan
Raya Rw.12
1. Masji
2.Gedung
Serba Guna
1990
Sumber: Dinas Tata Kota bangunan dan pemukiman, pemerintah Kota Tangerang Selatan,
2014.
Pemukiman kelas kedua merupakan pemukiman tidak teratur,
pemukiman umum termasuk di dalamnya perkampungan yang penataan nya
tidak ditata sebagaimana aturan yang ada (pemukiman tidak teratur).
Adapun pemukiman tidak teratur sebagian besar berada di bagian timur
yang berdekatan dengan PT. Sandratex.
Secara umum pemukiman di kelurahan rempoa jika dilihat dari
statusnya maka bisa dibagi kedalam tiga kelas yaitu rumah layak huni, tidak
layak huni dan rumah sewa (kontrakan). Jumlah rumah masing-masing
kelas setiap RW bisa dilihat dalam tabel 4.3.
50
Tabel 4.3 Status Pemukiman dan Jumlah Rumah
Kelurahan Rempoa Kec.Ciputat Timur
LOKASI
Penduduk (Jiwa)
Rumah (Unit) Rumah Tidak Layak Huni (unit)
Rumah Sewa (Unit)
Total KK Total Layak Huni
Tidak Layak
Semi Permanen
Darurat
1 2 3 4 5 (4-6) 6 7(6-8) 8 9
RW 001 3565 1151 626 555 71 52 19 144
RW 002 4544 1445 911 885 26 22 4 136
RW 003 4809 1545 605 551 54 46 8 134
RW 004 1292 335 96 96 0 0 0 0
RW 005 1012 410 292 292 0 0 0 0
RW 006 1758 565 292 257 35 30 5 81
RW 007 4008 1265 502 445 57 52 5 182
RW 008 4507 1450 561 502 59 46 13 203
RW 009 2466 778 462 432 30 27 3 57
RW 010 1909 609 405 389 16 11 5 104
RW 011 1520 501 132 132 0 0 0 6
RW 012 2906 910 615 579 36 22 14 37
JUMLAH 34296
10964 5499 5115 384 308 76 902
Sumber: Dinas Tata Kota bangunan dan pemukiman, pemerintah Kota Tangerang Selatan, 2014.
Penggunaan tanah di Kelurahan Rempoa selain pemukiman juga
digunakan untuk industri, perkantoran, pasar, usaha rumahan lainnya dan
sarana prasarana desa yaitu sarana peribadatan, olah raga, taman, kuburan
serta pendidikan. Besaran luas penggunaan tanah secara keseluruhan bisa
dilihat di dalam tabel 4.4 dan Peta 2.
Tabel 4.4 Persentase Luas Penggunaan Tanah
Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timur
No Penggunaan Tanah Luas (ha) Persentase penggunaan
1 Pemukiman 206 93,84% 2 Industri 3,5 1,59 % 3 kuburan 0,3 0,13 % 4 perkarangan 1 0,45% 5 perkantoran 3,5 1,59% 6 perkantoran pemerintah 0,15 0,06% 7 pasar 0,15 0,06% 8 bangunan pendidikan 0,25 0,11% 9 prasarana umum lainnya 3 1,36%
51
10 lahan kosong 1,65 0,75% total 219,50
Sumber: Profil Desa Rempoa 2013.
Luas penggunaan tanah masing-masing unit penggunaan tanah di
dalam tabel 4.4 diatas tidak termasuk penggunaan tanah untuk industri PT.
Sandratex. Luas penggunaan tanah untuk industri PT. Sandratex sendiri
tercatat lebih kurang 35 h2. Jika ditotalkan luas seluruh wilayah Kelurahan
Rempoa pada saat ini lebih kurang seluas 254.5 h2.
3. Jaringan jalan
Dalam profil Desa Rempoa 2013 jaringan jalan di Kelurahan Rempoa
dibagi menjadi lima kelas. Jaringan jalan tersebut ditampilkan berikut
dengan panjang serta kondisi jalannya pada tabel 4.5. Jaringan jalan yang
menjadi objek yang dilalui dalam penelitian meliputi lima kelas di bawah
ini.
Tabel 4.5 Jaringan Jalan Kelurahan Rempoa
No Kelas Jalan Jenis Jalan Baik
(Km)
Rusak
(Km)
Jumlah
1 Jalan
Desa/Kelurahan
Jalan Aspal 5,6 1 6,6
Jalan
Konblok/Semen/Beton
- 3,2 3,2
2 Jalan Kecamatan Jalan Aspal 0,5 0,3 0,8
Jalan
Konblok/Semen/Beton
1 0,5 1,5
3 Jalan Kabupaten Jalan Aspal 0,5 - 0,5
Jalan
Konblok/Semen/Beton
4,7 1 5,7
4 Jalan Provinsi Jalan Aspal 2 - 2
5 Jalan Negara Jalan Aspal 1 - 1
Sumber: Profil Desa Rempoa tahun 2013.
4. Perindustrian
Dalam Monitoring Pemasukan Dokumen Survei IBS tahun 2013 Kota
Tangerang Selatan menunjukan banyaknya perusahaan industri besar dan
sedang menurut kelompok industri di Kota Tangerang Selatan ada sekitar 9
perusahaan industri yang tersebar di Kecamatan Ciputat Timur (Tabel 4.6)
52
satu dinyatakan tutup. Dari sembilan industri tersebut terdapat dua industri
besar dan beberapa industri sedang di Kelurahan Rempoa yang mampu
menyerap tenaga kerja hingga mencapai angka 2.500 tenaga kerja.
Perusahaan industri tersebut terletak di sepanjang jalan raya Ir. H.
Juanda menuju Jakarta dan sepanjang Jalan Pahlawan hingga jalan Rempoa
Raya yang termasuk wilayah Kelurahan Rempoa.
Tabel 4.6 Monitoring Pemasukan Dokumen Survei IBS tahun 2013
Kota Tangerang Selatan
No KKI
3Digit
KD
Kec
KD
Desa
NAMA ALAMAT PRODUK Ket
1 154 20 9 Industri Tahu
Mekarsari, CV
Jl. Raya Puspitek
No.61 Buaran
Serpong
Tahu
Sumedang
P
2 191 20 9 Huda Rachma
Grupindo, PT
Jl. Permata
Pamulang Raya no.
9
Tas P
3 222 20 9 Purnama Bhakti
Utama, PT
Jl. Niban Rimin 33
Buaran
Percetakan
Stiker
P
4 263 20 9 Nusantara
Blokindo
Makmur, PT
Jl. Raya Rawa Buntu
Kp.Setu Ds. Buaran
Gardu
Genteng P
5 291 20 9 Dwi Guna
Swadaya, PT
Jl. Raya Puspitek rt
01/01 Kp.Setu
Kel.Buaran
Bengkel
Bubut
P
6 361 20 9 Dewana Sofa Jl. Permata
Pamulang No.1 rt
18/rw 04
Sofa TP
7 151 20 10 Super Gizi Otak-
Otak
Jl.Rraya Ciater BSD Makanan
otak-otak
TP
8 181 20 10 Ajeng Wahyu
Manunggal, PT
Jl. Cempaka i No.9
rt 05/02 Ciater
Permai
Baju dan
Celana
P
9 264 20 10 Bintang
Timbul/Benteng
(meicy), PT
Jl.Raysa Sarua
Maruga Ciater
Tegel P
10 181 20 11 Bumimas
Karunia
Permai,PT
Jl Sarua Ds Rawa
Mekarjaya
Garment P
11 154 20 13 Industri Kerupuk
Agung
Kp Serpong rt 05/02 Kerupuk putih P
12 181 20 13 Cideng Konveksi Serpong rt 05/01 Celana
panjang
P
13 289 20 25 Atinsa Kencana
Mulia, PT
Jl. Kp Dongkal rt
03/04
Rel dan
handle laci
TP
14 210 20 26 Indah Kiat Pulp
Paper
Corporation
Des Pakulonan Jl.
Raya Tangerang
Serpong km 8 Kec.
Kertas HVS P
53
Serpong
15 154 20 27 Pawon Gemilang
Rasa, PT
Komp. Multi Guna
kav e no.8 Jl. Raya
Serpong km.7
Bumbu dapur
kemasan
P
16 171 20 27 Sinar Central
Sandang,PT
Jl.Raya Serpong
km.8 Des. Pakualam
Benang P
17 172 20 27 Indo Mas
Monas/Tanty
Citra Busana, PT
Multiguna blok c/19 Daster P
18 172 20 27 Jayakarta Eka
Cemerlang, PT
Komp. Multiguna
blok a1 no. 8a-b
Serpong
Jasa bordir P
19 173 20 27 Baduhu Jaya, PT Komp Multiguna
blok c/14 Jl.Raya
Serpong km.7
Bordir label TP
20 181 20 27 Parahita Sanu
Setia,PT
Komplek Multi
Guna blok e.no.9
Konveksi TP
21 192 20 27 Pratama Abadi
Industri,PT
Jl. Raya Serpong
km. 7
Sepatu olah
raga
P
22 210 20 27 Panca Usaha
Paramita
Jl.Raya Serpong
km.7 Des. Pakualam
Tissue P
23 222 20 27 Paulin Abadi
Sentosa
Indonesia, PT
Jl. Raya Serpong
km.7 kav. multiguna
blok e no.7
Label dan
stiker
P
24 222 20 27 Tekhan Indo
mas, pt
Jl. Raya Serpong
km.7 komp.
multiguna blok a3a
Barang hasil
percetakan
P
25 251 20 27 Saputra Mulia
Kencana, CV
(succes)
Komp. Multi Guna
blok f no.18
Spring Bed P
26 262 20 27 Surya Toto
Indonesia, pt
Jl Raya Serpong ds
Paku alam
Wastafel dan
kloset
P
27 262 20 27 Surya Siam
Keramik /Surya
Ragam Prima, PT
Jl Raya Serpong km
7
Wall tile P
28 361 70 4 Latexindo
Internusa, PT
Jl. Pondok Jagung
Timur no.31
Serpong Tangerang
Kasur dari
latex
P
29 210 70 5 Tugu Pakulonan,
PT
Jl. Raya Serpong km
8,5
Karton box P
30 351 10 4 Carita Boat
Indonesia, PT
Taman Tekno blok
h1 3a BSD
Tangerang
Kapal
fiberglas
(speed boat)
P
31 361 10 5 Atlanta Furniture Jl. Pasar Jengkol
no.88 desa babakan
kp curug rt 04/01
Mebel P
32 210 10 6 Tepat Guna
Tehnologi
nusantara, PT
Jl. Babakan iii n0. 1
& 2, ds. bhakti jaya
rt 01/02
Rumah tunas
dari kayu
P
33 154 30 2 Mekar Jaya Jl Cemara 1 no.26
Kel.Pamulang Barat
Kerupuk P
34 242 30 2 Fabiola
Intipratama, PT
Jl. Kemiri no. 56 a
Pd Cabe
udik.Tanggerang
Pembersih &
pengharum
P
35 252 30 2 Sinar Pamulang Jl. Dr .Setia Budi no. Karung plastik P
54
Polina Utama, PT 29
36 181 30 4 Kawan Kita
Sejahtera, PT/
Dreamwear, PT
Jl. Kemiri no. 12 rt
4/7
Jaket P
37 289 30 4 Bina Karya al Jl.Kemiri no.2
rt.03/04 Pondok
Cabe
Rak
piring/jemuran
P
38 293 30 4 Metalindo Abadi Jl.Kemiri Pondok
Cabe Udik
Suku cadang
kompor
P
39 343 30 4 Wiranata
Adirupa Perkasa,
PT
Jl. Raya Ciputat
Parung no.20a
Knalpot mobil P
40 361 30 4 Tanditama
Mandiri, PT
Jl. Kemiri no. 8
Pondok Cabe udik
Mebel P
41 361 30 4 Bika Paratama
Cipta, PT
Jl.Raya Pondok
Cabe km.28
furniture P
42 361 30 4 Guhdo, PT /
cabang pamulang
Jl.Kemiri Spring Bed TP
43 154 30 6 Tan Ek Tjoan Jl. Aria Putra Roti tawar,
donat
P
44 201 30 7 Tamalindo
Hartaconusa, PT
Jl.Pajajaran Raya no
2
Kusen pintu P
45 361 30 7 Citra
Christophindo
mulia, PT
Jl. H. Saidin no.7
Bambu Apus Timur
Pamulang
Furniture P
46 361 40 1 Bintang Lima
Citra Cemerlang,
PT
Jl Parung Beunying
no.26 Desa Sarua
rt.003 rw.03
Furniture P
47 361 40 1 Sinar Rejeki
Lasindo Unggul,
PT
Jl.Sukamulya no.41
sarua indah ciputat
Mebel, rak
dari metal
P
48 154 40 5 Safari Donat Jl. Anggur no 14a
Kel. Sawah Ciputat
Tangerang
Donat &
Brownies
P
49 242 40 7 Sumber Rejeki,
Pd
Jl. Terbang Layang
ii/48
Minyak
cat,dempul
kayu
P
50 252 40 7 Guna Reka Cipta
Widjojo.PT
Komplek Kejagung r
i
Glassfibre
reinforced
cement
TP
51 331 40 7 Dentalino
Cemerlang, PT
Jl Pondok Cabe
Indah i no.61
Ciputat
Gigi palsu P
52 202 40 8 Jaya Bangunan Jl. Tarumanegara
no.18 Pisangan rt
007/02
Kusen Kayu P
53 171 40 13 Sandratex, pt Des. Rempoa Kec.
Ciputat Kab.
Tangerang
Khoirul m P
54 210 40 13 PT.Indogravure Jl Pahlawan no.8 Ds
Rempoa Ciputat
Box P
55 181 50 1 Lestari Busana
Anggun
Mahkota, PT
Jl. Taruna Negara
no. 26 rt.004/003
Jaket P
56 154 50 2 Gintung Sari Jl.Gintung Raya Tahu TTPS
55
Jaya no.85
57 154 50 3 Perusahaan
Kerupuk Mekar
Jaya
Jl.Pepaya 1 rt 05/01
Ciputat Timur
Kerupuk P
58 172 50 4 Orion Garment Jl. Pondok Teratai
no.12 Rempoa
Sprei P
59 359 50 6 Jaya Sentra
Metal, PT
Jl. Menjangan Raya
no.66
Sparepart
motor/metal
stamping
P
60 369 60 3 Maharta Mandiri,
CV
Jl. Pondok Kacang
Timur Raya no.11
Screen
Printing
P
61 154 60 4 Sari Harum, UD Jl. h. Sarmah rt
04/07 no.53
Roti manis TTPS
62 281 60 5 Sujata, PT Jl. Riau kp. rawa rt
04/05 no.45
Rok godola
besi
P
63 361 60 5 Sumber Jaya
Pramudita, PT
Jl. Pramuka no.390 Rak piring
besi
TP
64 181 60 7 Konveksi
Bambang
Jl. Gandaria 3 taman
mangu indah g 3/2
Kemeja TP
65 361 60 7 Furniture Darno Jl. kebantenan rt
03/08 no.2 pondok
aren tangerang
Furniture P
66 369 60 7 Citra Mentari
Kreasi, pt
Jl raya Pondok Aren
no 54 Tangerang
Jasa papan
reklame
P
67 172 60 8 Anugerah Karya
Abadi, CV
Jl. Panti Asuhan
Ceger no.99 rt
006/011
Tas wanita P
68 181 60 8 Konveksi
Meldano
Jl. Pdk Belimbing
no.72 rt03/04
Celana jeans P
69 181 60 8 Konveksi Celana
Nain
Jl. Japos Raya rt
006/03 no.25
Celana
Panjang,
Pendek Jeans
TP
70 181 60 8 Konveksi Gaya
Collection
Jl. Gandaria 2 blok
g3 no.2 Taman
Mangu
Pakaian jadi P
71 181 60 9 Safari Indah, CV Jl. Panti Asuhan
Ceger no.10 rt
06/011
Celana
panjang jeans
P
72 191 60 9 Aka Yudi
Akhyanto.CV
Jl. Panti Asuhan
Ceger no.99 rt 06/11
Tas tangan TP
Sumber: BPS Tangerang Selatan 2014.
4.1. Perusahaan Industri di Kecamatan Ciputat Timur
4.1.1 Jumlah dan Jenis Industri
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat jumlah industri besar dan sedang di kota
Tangerang Selatan tahun 2013 mencapai 72 Perusahaan 15 diantaranya
dinyatakan tutup, pindah, dan tutup sementara, sehingga jumlah industri
yang masi beroperasi tercatat sebanyak 57 perusahaan. Diwilayah
56
Kecamatan Ciputat Timur sendiri terdapat 9 perusahaan industri besar dan
sedang satu diantaranya dinyatakan tutup.
Pada Data Inventarisasi Perusahaan Industri (Tabel 4.7) dapat
diketahui jumlah dan jenis industri kecil, sedang dan besar di Kecamatan
Ciputat Timur.
Tabel 4.7 Jumlah Industri Kecil, Sedang dan Besar
di Kecamatan Ciputat Timur
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan
Berkembangnya industri di wilayah Kecamatan Ciputat Timur sudah
sangat dibatasi dan selektif sekali. Dalam Monitoring Pemasukan Dokumen
Survei IBS tahun 2013 Kota Tangerang Selatan (Tabel 4.6) industri yang
ada dikelompokkan berdasarkan KLUI (Klasifikasi Lapangan Usaha
Industri) atau KKI (Klasifikasi Kode Industri) 3 digit yang dikeluarkan oleh
BPS Tangsel
4.1.2 Industri di Kelurahan Rempoa.
Industri yang terdapat di kelurahan rempoa yang tergolong industri
besar ada dua industri yaitu industri PT. Sandratex yang terletak di Jl.
No Jenis Industri / Kinds of Industries Jumlah
1 Industri Kayu Anyaman dari Bambu/ Rotan 7
2 Industri Gerabah 0
3 Industri Pakaian Jadi/ Konveksi/ Pakaian 8
4 Industri Makanan dan Minuman 8
5 Industri Kulit/ Alas Kaki 0
6 Industri Kertas 1
7 Industri Penerbitan/ Percetakan Reproduksi Media 1
8 Industri Kimia 0
9 Industri Karet/ Plastik 1
10 Barang Galian Bukan Logam 1
11 Barang dari Logam 2
12 Mesin dan Perlengkapannya 0
13 Mesin dan Peralatan Kantor/ Rumah Tangga 0
14 Kosmetik/ Obat-Obatan/ Sabun 2
Kecamatan Ciputat Timur 31
57
Sandratex, Desa Rempoa Kec. Ciputat Timur yang hingga kini masih
mampu menyerap tenaga kerja sekitar 800 tenaga kerja. PT. Sandratex
merupakan sebuah industri perusahaan tekstil yang ada di Ciputat sejak
tahun 1980-an. perusahaan ini mengalami kejayaannya sebagai perusahaan
tekstil hingga tahun 1995. Kehebatannya terbukti dengan kualitas kain yang
dihasilkan dan penjualannya yang memuncak baik untuk penjualan dalam
negeri, maupun ekspor. Untuk ekspor, Sandratex mampu merambahi
Amerika dan Eropa. Jumlah buruh PT. Sandratek pada saat kejayaan nya
mencapai angka 5.000 pekerja, namun setelah tahun 1995 hingga sekarang
perusahaan ini selalu mengalami penurunan yang berdampak pada
pengurangan jumlah tenaga kerja.
Industri besar kedua yang berada di Kelurahan Rempoa adalah PT.
Indogravure yang terletak di Jl. Pahlawan No. 8, Desa Rempoa, Kec.
Ciputat Timur. Perusahaan ini memiliki jumlah tenaga kerja sekitar 200
orang yang memproduksi Box.
Industri yang berada di Kelurahan Rempoa sebagian besar termasuk
ke dalam industri kecil. Jika dilihat berdasarkan KKI 2 digit maka ia
termasuk kedalam industri 31 yang memproduksi bahan baku kayu menjadi
Meabel (Furnitur). Industri kecil yang memiliki jumlah tenaga kerja berkisar
antara 5 – 19 orang ini banyak tersebar di sekitar Jl. Ir. H. Juanda dan Jl.
Pahlawan (Tabel 4.8 dan Peta 3).
Tabel 4.8 Jumlah Industri, Tenaga Kerja dan Letak Industri
di Kelurahan Rempoa
No Nama Industri Produk yang
dihasilkan
KKI
2Digit
Jumlah
Pekerja
Jenis
Industri
Letak
1 PT. Sandratex Kain Grey 13 800 Besar Jl. Sandratex
Desa Rempoa
2 PT.
Indogravure
Box 28 200 Besar Jl. Pahlawan
No. 8
3 PT. Cipta
Edukasi
Mandiri
Mesin Kantor,
Komputasi dan
Akutansi Elektronik
26 24 Sedang Jl. Pahlawan
No. 90 B-C
4 PT. Agira
Yanindo
Express
Furnitur dari kayu
dan rotan
31 22 Sedang Jl. Ir. H. Juanda
No.25
58
5 CV. Green Tekstil 13 21 Sedang Jl. Flamboyan
Raya No. 19H
6 Pd. Jaya
Makmur
Perkayuan 16 9 Kecil Jl. Pahlawan
Raya No. A-12
7 PT. Suara
Multi Merdia
Pertama
Jasa Periklanan 18 5 Kecil Jl. Pahlawam
Raya No. 6-A
8 PT. Hyundai
Mobil
Indonesia
Distributor dan
Perawatan Suku
Cadang
33 35 Sedang Jl. Ir. H. Juanda
No. 76
9 PT. Dirham
Putra Utama
Advertising /
Periklanan
18 5 Kecil Jl. Pahlawan
No. 88
10 PT. Bukit Flora
Indah
Percetakan 18 3 Home
Industri
Jl. Ir. H Juanda
Plaza Ciputat
Mas Blok D/F
No. 5A
11 PT. Cipta
Sarana Agung
Jasa Periklanan 18 15 Kecil Jl. Ir. H Juanda
No.5A
12 PT. Data
Konsep
Multimedia
Jasa Periklanan 18 5 Kecil Jl. Pahlawan
No.6
13 PT.
Indointernet
Jasa Konsultasi dan
Multimedia
18 8 Kecil Jl. Rempoa
Raya No. 11
14 Roti Family Roti 10 10 Kecil Jl. Delima Jaya
1
15 PT. Cesco
Cesca
Indonesia
Pengepakan Buah
dan Sayuran
10 30 Sedang Komp. Mabad
25.K II/B04
RT.9/RW.5
16 CV.
Yasapiranti
Dalem
Jasa Boga 10 20 Sedang Jl. Cendrawasih
No.41 RT 5/
RW 8
17 PT. Flamboyan
Nursery
Jasa Pertamanan dan
Penyewaan Tanaman
Hias
32 25 Sedang Jl. Flamboyan
Rempoa No. 20
RT 5/ RW 12
18 CV. Multi
Karya Tama
Tekstil dan Garmen 13/14 34 Sedang Jl. Pahlawan
No. 12c
19 CV. Cahaya
Selaras Abadi
Konveksi dan
Garmen
14 7 Kecil Jl. Flamboyan
No.B11-6
20 CV. Sumber
Rejeki Jaya
Pengecatan Kaleng 32 34 Sedang Jl. Alerya No. 2
21 CV. Andrie
Satria Putra
Utama
Percetakan 18 8 Kecil Jl. Rempoa
RT.02 / RW 07
22 Jati Galery Furnitur dari kayu
dan rotan
31 5 Kecil Jl. Pahlawan
No. 14
23 Indah Art Shop Perkayuan 16 17 Kecil Jl. Pahlawan
No. 58
24 Sarifudin Jaya Furnitur dari kayu 31 4 Home
Industri
Jl. Pahlawan No
68
25 Majapahit
Furnitur
Furnitur 31 3 Home
Industri
Jl. Pahlawan
No. 17B
26 Mahfud Art
Shop
Perkayuan 16 15 Kecil Jl. Pahlawan
No. 18
59
27 CV. Karya
Asih
Perkayuan 16 5 Kecil Jl. Rempoa
Raya No. 1
28 Jati Makmur Furnitur 31 3 Home
Industri
Jl. Rempoa
Raya No.2
29 Karya Agung Furnitur 31 18 Kecil Jl. Ir. H Juanda
No. 6
30 Buyuang Art Furnitur 31 4 Home
Industri
Jl. Ir. H. Juanda
No. 18-A
31 Faris Art Shop Furnitur 31 3 Home
Industri
Jl. Ir. H. Juanda
No. 18
32 Dendes Art
Shop
Furnitur 31 5 Kecil Jl. Ir. H. Juanda
No. 19D
33 Reni Furnitur Furnitur 31 13 Kecil Jl. Ir. H. Junda
No. 19
34 Marnis Art
Shop
Furnitur 31 17 Kecil Jl. Ir. H. Juanda
No 27
35 Rioni Furnitur 31 3 Home
Industri
Jl. Ir. H. Juanda
No.16
36 Asean Art Furnitur 31 5 Kecil Jl. Ir. H. Juanda
No. 64
37 Galeri Indah
Art Shop
Furnitur 31 9 Kecil Jl. Ir. H. Juanda
No. 12
38 Budi Galeri Furnitur 31 7 Kecil Jl. Ir. H. Juanda
No. 58
39 Sriwijaya
Furnitur
Furnitur 31 6 Kecil Jl. Ir. H. Juanda
No. 52
Sumber: SKDU Kelurahan Rempoa dan Survei Lapangan September 2014.
60
61
5. Penduduk
5.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Rempoa dari tahun ketahun selalu
mengalami peningkatan, hal ini bisa dilihat tiga tahun terakhir dari tahun
2011 hingga akhir tahun 2013. Pada tahun 2011 jumlah penduduk tercatat
sebanyak 32.553 jiwa, tahun 2012 berjumlah 34.255 jiwa dengan
pertumbuhan penduduk sebesar 5,2%, sedangkan jumlah penduduk akhir
tahun 2013 tercatat sebanyak 34.292 jiwa dengan pertumbuhan penduduk
sebesar 0,1%. Adapun jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur pada
tahun 2013 adalah sebagai berikut (lihat tabel 4.9):36
Tabel 4.9 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur 2013
No Kelompok Umur
Akhir Tahun 2013
Lk Pr Jumlah
1 0 - 4 1513 1359 2872
2 5 - 9 1820 1640 3460
3 10 - 14 1690 1590 3280
4 15 - 19 2429 2278 4707
5 20 - 24 1136 1952 3088
6 25 - 29 1704 1549 3253
7 30 - 34 1605 1480 3085
8 35 - 39 1338 1209 2547
9 40 - 44 1186 1103 2289
10 45 - 49 1146 1154 2300
11 50 - 54 894 871 1765
12 55 - 59 680 652 1332
13 60 > 136 178 314
Jumlah 17,277 17,015 34,292
Sumber: Profil Desa dan Kelurahan Rempoa 2012-2013.
36
Kecamatan Ciputat Timur Dalam Angka 2012 dan Profil Desa dan Kelurahan Rempoa 2012-
2013.
62
20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 5,0 10,0 15,0
0 - 45 - 9
10 - 1415 - 1920 - 2425 - 2930 - 3435 - 3940 - 4445 - 4950 - 5455 - 59
60 >
Gambar 3.1 Piramida Penduduk Kelurahan Rempoa 2013
Perempuan Laki-laki
Pertumbuhan penduduk kelurahan rempoa pada tahun 2012 tercatat
sebesar 5,2% namun hal ini pada tahun 2013 mengalami penurunan yang
dratis disebabkan oleh berlakunya sistem E-KTP di tahun 2012 akhir.
Penurunan ini terjadi karena banyaknya penghapusan data penduduk yang
memiliki KTP ganda sehingga penghapusan ini menyebabkan komposisi
penduduk mengalami penurunan di tahun 2013. Jumlah penduduk kelurahan
rempoa merupakan yang terbesar di Kecamatan Ciputat Timur di
bandingkan enam kelurahan lainnya. Hal ini tidak termasuk penduduk
pendatang yang tidak memiliki keterangan penduduk sebesar 235 orang dan
penduduk pendatang dan atau pekerja musiman sebesar 227 orang.
5.2. Mata Pencaharian Penduduk
Dilihat dari segi mata pencaharian penduduk maka Kelurahan Rempoa
memiliki mata pencaharian yang cukup beraneka ragam seperti yang di
tampilkan dalam tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Mata Pencaharian Penduduk
Kelurahan Rempoa
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah
1 Montir 261
2 Tukang batu 320
3 Tukang kayu 175
4 Tukang sumur 2
5 Pemulung 25
6 Tukang jahit 52
63
7 Tukang kue 75
8 Tukang rias 15
9 Karyawan perusahaan swasta (sektor industri) 2500
10 Pemilik perusahaan 25
11 Pemilik usaha transportasi 53
12 Buruh usaha jasa transportasi 140
13 Pemilik usaha informasi dan komunikasi 54
14 Buruh usaha informasi dan komunikasi 106
15 Kontraktor 25
16 Pemilik usaha warung, rumah makan, dan restoran 20
17 PNS 602
18 TNI 65
19 POLRI 123
20 Dokter swasta 25
21 Bidan swasta 5
22 Perawat swasta 20
23 Dukun/paranormal/supranatural 3
24 Jasa pengobatan alternatif 5
25 Dosen swasta 20
26 Guru swasta 60
27 Pensiunan TNI/POLRI 205
28 Pensiunan PNS 107
29 Pensiunan swasta 206
30 Pengacara 10
31 Notaris 15
32 Jasa Konsultasi Manajemen dan Teknis 2
33 Seniman/artis 5
34 Pembantu rumah tangga 300
35 Sopir 350
36 Buruh migran perempuan 10
37 buruh migran laki-laki 10
38 Usaha jasa pengerah tenaga kerja 2
39 Wiraswasta lainnya 300
40 Jasa penyewaan peralatan pesta 500
41 Tidak mempunyai mata pencaharian tetap 5
Sumber: Profil Desa dan Kelurahan Rempoa.
Menurut tabel di atas maka buruh industri merupakan mata
pencaharian terbesar di Kelurahan Rempoa. Jumlah buruh industri disini
belum termasuk industri kecil dan industi rumah tangga yang juga
merupakan objek dalam penelitian ini.
64
5.3. Unit Usaha Kegiatan Penduduk
Tingginya jumlah industri dan jumlah pekerja industri yang terdapat
di Kelurahan Rempoa mempengaruhi penduduk di wilayah ini untuk
mengadakan usaha atau kegiatan. Ada tiga bagian besar unit usaha kegiatan
penduduk Rempoa sebagai dampak dari industri yang ada. Kegiatan unit
usaha tersebut antara lain:
a) Unit usaha rumah kontrakan / Kos-kosan (Rumah Sewa)
b) Unit usaha warung makan atau rumah makan
c) Unit usaha angkutan (Ojek & Becak)
5.3.1 Unit Usaha Rumah Kontrakan / Kos-kosan (Sewa)
Hampir di setiap RT/RW terdapat kegiatan usaha pengontrakan rumah
atau kos-kosan yang diperuntukkan pada para pendatang yang bekerja di
sekitar wilayah Kelurahan Rempoa baik yang berstatus sebagai Buruh
Industri maupun Karyawan Perkantoran lainnya. Pemilik dari unit usaha ini
sebagian besar merupakan penduduk setempat. Besarnya dampak kegiatan
industri terhadap unit usaha rumah kontrakan maupun kos-kosan dapat
dilihat pada lampiran 2.
Sejumlah 30 sampel wilayah (RW dan RT) di survei dan diperoleh
data berupa:
a) Jumlah rumah
b) Jumlah rumah kontrakan/kos-kosan (sewa). Jumlah rumah sewa akan
di persentasekan besarannya ke dalam bentuk peta tematik.
Persentasenya akan dibagi kedalam tiga kelas yaitu; (1) persentase
rumah sewa tinggi berkisar antara 67% – 100% , (2) persentase rumah
sewa sedang yaitu antara 33% - 66%, dan (3) persentase rumah sewa
rendah 0% - 32%.
c) Jumlah rata-rata penghuni rumah sewa
d) Persentase penghuni di tiap rumah sewa yang bekerja di pabrik. Dari
data pada lampiran 2 persentase 100% menunjukkan bahwa sebagian
besar penghuni rumah sewa merupakan pekerja pabrik. Persentase
75% menunjukan bahwa perbandingan jumlah penghuni yang bekerja
65
di pabrik lebih banyak dari pada yang tidak bekerja di pabrik.
Persentase 50% menunjukkan bahwa banyaknya penghuni yang
bekerja di pabrik sebanding dengan yang bukn bekerja di pabrik.
Persentase 25% menunjukan bahwa penghuni yang bekerja di pabrik
lebih sedikit di banding yang bukan bekerja di pabrik. Persentase 5%
menunjukan hampir seluruh penghuni bukan pekerja pabrik.
e) Persentase penghuni dari seluruh rumah kontrakan atau kos-kosan bila
dibedakan penghuni yang bekerja di pabrik yang terdapat di Kelurahan
Rempoa dengan yang bekerja di luar wilayah Rempoa.
f) Besar biaya rumah kontrakan atau kos-kosan tiap bulan.
Data yang menerangkan tentang kegiatan transportasi penghuni rumah
kontrakan (lampiran 3) merupkan data yang diperoleh dari penghuni rumah
kontrakan atau kos-kosan yang bekerja di Pabrik Sandratex dan di pabrik
yang memiliki persentase terbesar (lampiran 2). Data yang diperoleh dari
kegiatan transportasi penghuni rumah kontrakan atau kos-kosan (lampiran
3) di antaranya:
1) Jenis angkutan yang digunakan rata-rata penghuni pekerja pabrik
2) Biaya angkutan menuju lokasi pabrik
3) Waktu tempuh / lamanya perjalanan menuju lokasi pabrik
5.3.2 Unit Usaha Warung Makan / Rumah Makan
Unit usaha warung makan merupakan unit usaha yang cukup
mendukung sebagai mata pencaharian bagi masyarakat setempat di wilayah
Kelurahan Rempoa. Menurut informasi yang di dapat dari Kelurahan
Rempoa diketahui sejumlah 51 unit rumah makan dan restoran yang
tersebar di wilayah kelurahan ini (Tabel 4.11).
Tabel 4.11 Jumlah Unit Usaha di Kelurahan Rempoa
No Jenis Usaha Jumlah/Unit
1 Industri amakan 3
2 Rumah makan dan restoran 51
3 Toko kelontong 216
66
Sumber: Profil Desa Rempoa 2013.
Sebagian besar unit usaha warung tersebar di jalan arteri dan jalan
kolektor di Wilayah Kelurahan Rempoa. Di jalan Raya Ir.H. Juanda ada
sebanyak 33 unit usaha warung, di jalan Pahlawan terdapat 18 unit dan di
jalan Raya Rempoa terdapat 13 unit dengan klasifikasi seperti yang
ditampilkan pada tabel 4.12 (lihat Peta 4).
Tabel 4.12 Jumlah Unit Usaha Warung Makan/Rumah Makan di Jl. Ir H.
Juanda, Jl. Pahlawan dan Jl. Rempoa Raya.
No Jenis Unit Usaha Warung Jumlah Jl. Ir. H.
Juanda
Jl. Pahlawan Jl. Raya
Rempoa
1 Warung makan 18 13 11
2 Warung makan tenda 12 3 -
3 Rumah makan 3 2 2
Jumlah 33 18 13
Sumber: Survei lapangan September 2014.
Warung makan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Warung
Tegal dan Rumah Makan Masakan Padang. Ke 33 warung yang tersebar di
Jl. Ir. H. Juanda 7 warung makan dan 5 warung makan tenda berada di dekat
gerbang masuk PT. Sandratex warung lainnya tersebar merata kearah
selatan Jl. Ir. H. Juanda hingga pertigan Gintung. Di dekat pertigaan
Gintung terdapat Industri Indogravure dimana sekitar radius 500 m dari
industri tersebut tersebar 3 warung makan dan 1 warung tenda yang berada
di Jl. Pahlawan, adapun 5 warung tenda berada di pinggir Jl. Ir. H. Juanda.
Warung makan yang berada di Jl. Pahlawan terdapat 13 unit dan warung
makan tenda tercatat 3 unit sedangkan rumah makan terdapat 2 unit yang
berada di pertigaan gintug atau sekitar 100 m dari PT. Indogravure.
Persebaran warung makan lainnya berada di Jl. Raya Rempoa yaitu ada
sekitar 11 unit dan 2 unit rumah makan.
4 Pengencer Gas dan BBM 125
5 Kontrakan Rumah 1275
6 Mess 20
67
68
Besarnya dampak kegiatan industri terhadap kegiatan usaha warung
dapat dilihat pada lampiran 5. Data yang diperoleh yang berkaitan dengan
kegiatan usaha warung antara lain:
1) Jumlah warung
2) Jumlah pekerja tiap warung
3) Jumlah konsumen rata-rata per hari
4) Jumlah konsumen pekerja pabrik rata-rata per hari
5) Besar modal rata-rata per hari yang dibutuhkan oleh pemilik warung
6) Besar keuntungan rata-rata yang diperoleh tiap hari
5.3.3 Unit Usaha Angkutan
Selain angkutan umum unit usaha yang cukup mendukung bagi
masyarakat setempat adalah usaha angkutan ojek dan becak. Ada tiga lokasi
yang merupakan tempat pangkalan ojek yang letaknya di arah timur wilayah
Rempoa yaitu di:
1) Perbatasan jalan Sandratex dengan jalan Ir. H. Juanda (dekat
gerbang timur PT. Sandratex
2) Pertigaan UMJ yaitu pertemuan Jl. Ir. H. Juanda - Jl. H. Dali
3) Perbatasan jalan Ir. H. Juanda dengan jalan Gunung Raya
Sedangkan untuk angkutan becak terletak di empat lokasi wilayah selatan
dan timur Kelurahan Rempoa yaitu di:
1) Pangkalan Gurdani yaitu tikungan jalan Pahlawan yang
merupakan pertemuan jalan Abdul Gani dengan jalan Pahlawan
2) Tanjakan Mabad yaitu perbatasan jalan Pahlawan dengan jalan
Kesatrian
3) Perbatasan jalan Pahlawan dengan jalan Garuda
4) Taman Rempoa Indah yaitu pebatasan jalan Delim Jaya dengan
jalan Pahlawan
Dua tempat lainnya merupakan tempat pangkalan ojek dan becak yang
terletak di Pertigaan Gintung yaitu di perbatasan jalan Ir. Juanda dengan
69
jalan Pahlawan (Dekat PT. Indogravure) dan Flamboyan yaitu perbatasan
jalan Flamboyan Raya dengan jalan Rempoa Raya.
Data yang diperoleh berkaitan dengan unit usaha angkutan adalah
jumlah pengendara ojek/becak tetap di setiap pangkalan dan pemakai jasa
dibedakan menjadi dua yaitu bukan pekerja pabrik dan pekerja pabrik /
bukan pekerja pabrik (Lampiran 4).
B. Pembahasan
1. Industri di Kelurahan Rempoa
1.1. Persebaran Industri
Dilihat dari jumlah tenaga kerja yang bekerja di industri (Tabel 4.8,
hal 57-59) maka ke-39 industri yang termasuk dalam wilayah penelitian ini
dikelompokkan menjadi empat industri yaitu industri besar, sedang, kecil
industri rumah tangga (home industri).
1.1.1. Industri Besar
Industri yang termasuk dalam kelas ini adalah industri yang memiliki
jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang pekerja. Sebanyak dua industri
yaitu PT. Sandratex dan PT. Indogravure termasuk dalam kelas industri ini.
PT. Sandratex merupakan industri terbesar yang berada di wilayah
penelitian yang memiliki 800 pekerja. Industri ini sudah berdiri semenjak
tahun 1980 hingga sekarang. PT. Sandratex merupakan sebuah industi yang
memroduksi tekstil yang terletak di kampung Rempoa tepatnya di sebelah
barat Jl. Ir. H. Juanda (Peta 3). Sedangkan industri PT. Indogravure
merupakan industri yang memiliki jumlah pekerja lebih kurang 200 orang
yang memproduksi Box (Pengepakan). PT. Indogravure ini terletah tidak
jauh dari Pertigaan Gintung lebih kurang sekitar 100 m, tepatnya di pinggir
Jl. Pahlawan (Peta 3).
1.1.2. Industri Sedang
Industri yang memiliki jumlah pekerja antara 20 – 100 orang termasuk
dalam kelas industri sedang. Ada 9 industri yang termasuk dalam kelas
industri ini. Yang pertama PT. Cipta Edukasi Mandiri merupakan industri
70
yang memproduksi mesin kantor, komputasi dan akutansi elektronik.
Industri ini terletak di Jl. Pahlawan No. 90 B-C. PT. Agira Yanindo
memproduksi Furnitur dari kayu dan rotan terletak di Jl. Ir. H. Juanda No.
25. CV. Green merupakan industri yang memproduksi Tekstil yang berada
di Jl. Flamboyan Raya No. 19H. PT. Hyundai Mobil Indonesia yang
memiliki jumlah pekerja 35 orang ini terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 76,
industri ini bergerak dibidang distributor dan perawatan suku cadang Mobil
Hyundai. PT. Cesco Cesca Indonesia merupkan industri yang unit
kegiatannya melakukan pengepakan buah dan sayur, industri ini berada di
Komp. Mabad 25. K II/B04 RT 9 / RW 5. CV. Yasapiranti Dalem yang
memproduksi jasa boga ini terletak di Jl. Cendrawasih No. 41 RT 5/ RW 8.
PT. Flamboyan Nursery merupakan industri jasa pertamanan dan
penyewaan tanaman hias yang berada di Jl. Flamboyan Rempoa No. 20 RT
5/ RW 12. Dua industri sedang lainnya yaitu CV. Multi Karya Tama
memproduksi Tekstil dan Garmen terletak di Jl. Pahlawan 12-C dan Industri
CV. Sumber Rejeki Jaya yang unit kegiatannya pengecatan kaleng berada di
Jl. Aleraya No.2 (Peta 3).
1.1.3. Industri Kecil
Industri yang termasuk dalam kelas ini adalah industri yang memiliki
jumlah tenaga kerja berkisar antara 5 – 19 orang. Sebagian besar industri
dalam penelitian ini termasuk dalam industri kecil. Ada dua puluh satu
industri yang tersebar di kelurahan ini dengan sembilan diantaranya
termasuk dalam industri golongan 31 (KKI 2 Digit) yaitu yang
memproduksi Furnitur. Dari sembilan industri KKI 31 ini delapan
diantaranya barada di pinggir jalan Ir. H. Juanda yaitu Industri Karya
Agung, Dendes Art Shop, Reni Furnitur, Marnis Art Shop, Asean Art,
Galeri Indah Art Shop, Budi Galeri, dan Sriwijaya Furnitur, sedangkan Jati
Galeri berada di Jl. Pahlawan No. 14. Industri furnitur yang banyak tersebar
di Jl. Juanda, Pahlawan dan Rempoa Raya ini sudah mampu
mendistribusikan hasil Produksinya hingga mencapa manca negara, yaitu
menembus Eropa, Australia dan Amerika. Enam industri kecil yang
71
termasuk dalam golongan KKI 18 yaitu industri yang unit kegiatannya
berkaitan dengan percetakan, periklanan dan konsultasi multimedia tiga
diantaranya berada di jalan Pahlawan yaitu industri PT. Suara Multi Media,
PT. Dirham Putra Utama, dan PT. Data Konsep Multimedia, dua
diantaranya berada di jalan Rempoa Raya yaitu industri PT. Indointernet
dan CV. Andire Satria Putra Utama, dan satu lagi berada di Jl. Ir. H. Juanda
yaitu PT. Cipta Sarana Agung. Empat industri lainnya termasuk dalam KKI
16 yaitu industri perkayuan. Industri ini adalah Pd. Jaya Makmur, Indah Art
Shop dan Mahfud Art Shop yang sama-sama berada di Jl. Pahlawan dan
CV. Karya Asih berada di Jl. Rempoa Raya. Industri kecil lainya adalah
industri Roti Family yang memproduksi roti (KKI 10) terletak di Jl. Delima
Jaya 1 dan industri CV. Cahaya Selaras Abadi yang memproduksi Konveksi
dan Garmen (KKI 14) terletak di Jl. Flamboyan B-11 ( Peta 3).
1.1.4. Industri Rumah Tangga / Home Industri
Industri yang termasuk dalam kelas ini adalah industri yang memiliki
jumlah tenaga kerja berkisar antara 1-4 orang. Industri skala rumahan yang
terdapat di Kelurahan Rempoa terdapat tujuh industri. Dimana enam
industri termasuk kedalam golongan KKI 31. Industri tersebut tiga
diantaranya berada di Jl. Ir. H. Juanda yaitu industri Reoni, Faris Art Shop,
dan Buyuan Art. Dua industri berada di jalan Pahlawan yaitu industri
Sarifudin Jaya dan Majapahit Furnitur. Satu industri lagi berada di Jl.
Rempoa Raya yaitu industri Jati Makmur. Satu industri rumahan lainnya
adalah PT. Bukit Flora Indah yaitu industri percetakan (KKI 18) yang
berada di Jl. Ir. H. Juanda tepatnya di Plaza Ciputat Mas Blok D/F No. 5A
(Peta 3).
1.2. Industri Sebagai Objek Kasus
Dari kelas industri pertama (industri besar) terdapat satu industri yaitu
PT. Sandratex yang jumlah pekerjanya sebesar 800 orang yang jauh
melebihi jumlah rata-rata pekerja dari industri lainya. Melihat jumlah
pekerjanya yang terbesar maka untuk mengamati variabel-variabel kegiatan
penduduk, PT. Sandratex diambil sebagai objek kasus dalam penelitian ini.
72
2. Kegiatan Penduduk di Kelurahan Rempoa
2.1 Unit Usaha Penyewaan Rumah
Unit usaha penyewaan rumah merupakan salah satu unit kegiatan
penduduk yang terdapat di sebagian besar wilayah Rempoa. Sebagian besar
rumah sewa terletak memasuki jalan lokal dengan jarak lebih kurang 10 m –
100 m dari jalan utama (Jl. Ir. H. Juanda, Pahlawan, dan Rempoa Raya).
Tidak ada rumah sewa yang terletak di tepi jalan baik jalan arteri maupun
jalan kolektor. Kalaupun ada seperti jalan Rempoa Raya persentasenya
sangat kecil (1-2 rumah). Dari perhitungan persentase rumah sewa terhadap
jumlah seluruh rumah maka wilayah rumah sewa (kontrakan / kos-kosan)
dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu:
a. Rumah Sewa Tinggi
Persentase rumah sewa pada kelas ini adalah berkisar antara
67% - 100% terhadap jumlah seluruh rumah yang ada pada wilayah
bersangkutan. Wilayah yang termasuk kelas ini adalah sebagian RW
07 yang terletak di bagian barat PT. Sandratex, sebagian wilayah RW
08 yang terletak di selatan wilayah Kelurahan, dan sebagian RW 10
yang terletak di Utara Kelurahan Rempoa yang sekaligus berbatasan
dengan wilayah Bintaro.
b. Rumah Sewa Sedang
Persentase rumah sewa pada kelas ini adalah berkisar antara
33% - 66% terhadap jumlah seluruh rumah yang ada pada wilayah
bersangkutan. Wilayah yang termasuk dalam kelas ini meliputi hampir
keseluruhan wilayah RW 02 yang berada di barat PT. Sandratex,
sebagian wilayah RW 01 tepatnya RT 03 yang berada di
pinggirgerbang timur PT. Sandratex. Wilayah lainnya yang termasuk
kelas ini adalah sebagian RW 03 yang terletak di sebelah utara sisi
kanan Sandratek, wilayah RW 06 yaitu hampir keseluruhan Kampung
Rempoa yang termasuk dalam RT 02, sebagian besar bilayah RW 07
dan sebagian wilayah RW 08.
73
74
c. Rumah Sewa Kecil
Wilayah yang termasuk kelas ini adalah wilayah yang memiliki
persentase rumah sewa berkisar antara 0% - 32% terhadap jumlah
seluruh rumah yang ada pada wilayah bersangkutan. Wilayah yang
termasuk kelas ini adalah keseluruhan wilayah RW 09, sebagian kecil
RW 01, RW 03dan RW 06, dan beberapa RT di RW 07, 08 dan 10
(Lampiran 2 dan Peta 5).
2.1.1. Biaya Sewa Penghuni Rumah Sewa
Bedasarkan data pada lampiran 2 maka biaya sewa tertinggi adalah
sebesar Rp 1.200.000,00 dan terkecil sebesar Rp 400.000,00. Dengan
adanya ragam besar biaya sewa maka pembagian kelas untuk variabel biaya
sewa ini dibagi menjadi tiga kelas yaitu:
a. Biaya sewa tinggi
Biaya sewa tinggi dimiliki oleh rumah yang memiliki biaya sewa
rata-rata diatas Rp 1.000.000,00. Penghuni rumah sewa yang
bertempat tinggal di RW 2 / RT 4 tepatnya di perumahan Palm Citra
rata-rata dikenai baiaya sewa rumah sebesar Rp 1.000.000,00 hingga
Rp 1.200.000,00 (Peta 6). Selebihnya yang termasuk dalam kelas ini
penghuni yang bertempat tinggal di wilayah perumahan RW 7 / RT 02
dan 03 yang terletak di barat PT. Sandratex, RW 8 / RT 06 yang
merupakan wilayah perumahan dan RW 10 / RT 01 yang merupakan
perumahan Rempoa Permai yang terlatak di utara Kelurahan Rempoa
(Lampiran 2 dan Peta 6).
Adapun faktor yang menyebabkan besarnya biaya sewa yang
harus diabayarkan oleh penghuni rumah sewa adalah fasilitas yang
ditawarkan oleh pemilik tergolong mewah. Hal lainnya adalah
beberapa rumah berada dalam wilayah perumahan elit seperti di
Perumahan Rempoa Permai dan perumahan Palm Citra.
75
76
b. Biaya sewa sedang
Rumah sewa yang termasuk dalam kelas ini adalah rumah yang
besar biayanya di antara Rp 700.000,00 – Rp 900.000,00. Sebagian
besar rumah yang berada di selatan Kelurahan Rempoa yaitu RW 9
yang berada diantara PT. Sandratex dan PT. Indogravure termasuk
dalam kelas ini. Wilayah lainnya adalah RW 8 yaitu di RT 01 dan 02,
RW 7 / RT 04, RW 6 / RT 01 dan 03, dan sebagian besar RW 3 yaitu
meliputi RT 01, 03 dan 04 juga termasuk ke dalam kelas ini (Peta 6).
c. Biaya sewa rendah
Biaya sewa rendah dimiliki oleh rumah dengan biaya kontrak rata-
rata antara Rp 400.000,00 – Rp 700.000,00. Sebagian besar rumah
yang berada di wilayah Rempoa bagian timur yaitu sebelah barat Jl.
Juanda termasuk ke dalam kelas ini tepatnya berada di RW 1 dan
beberapa juga berada di RW 6 hingga RW 3 yang berada di sisi timur
menuju ke utara PT. Sandratex. Wilayah lainnya yang temasuk kelas
ini tersebar merata hampir disetiap RW di Kleurahan Rempoa kecuali
RW 4 yang merupakan asrama bagi sebagian buruh pabrik PT.
Sandratex dan RW 5 yang merupakan kompleks Mabad (Lampiran 2).
2.1.2. Waktu tempuh penghuni rumah sewa pekerja industri ke lokasi
kerja (kasus PT. Sandratex)
Penghuni rumah sewa yang bekerja di PT.Sandratex menempuh waktu
yang berbeda-beda untuk mencapai lokasi industri tersebut:
a. Waktu tempuh cepat ditempuh oleh penghuni yang bermukim di
wilayah bagian barat Jl. Ir. Juanda yang meliputi RW 04, 06 dan
RW 01 (Peta 7). Jarak rata-rata rumah dari PT. Sandratex lebih
kurang 500 meter dari gerbang masuk.
b. Waktu tempuh sedang ditempuh oleh penduduk yang bermukim di
selatan PT. Sandratex yaitu RW 09 dan sebagian RW 01 yang
terletak dekat komplek bank Mandiri. Wilayah lainnya adalah RW
07 yang terletak di sebelah barat Sandratex dan RW 03 yang terle-
77
78
tak di utara Sandratex. RW 09, 07 dan 03 yang seharusnya bisa
termasuk kedalam wilayah dengan jarak tempuh yang dekat
sekarang termasuk kedalam wilayah dengan waktu tempuh
sedang, hal ini terjadi karena gerbang barat dari PT. Sandratex
telah lama di tutup sehingga semua karyawan yang ingin masuk
pabrik harus masuk melewati gerbang timur yang berada di dekat
Jl. Ir. H. Juanda. Adapun jarak rata-rata rumah untuk menuju
gerbang timur industri ini adalah ± 1 km.
c. Waktu tempuh lama ditempuh oleh penduduk yang sebagian besar
bermukim di wilayah sebelah barat jalan Pahlawan dan Jalan
Rempoa Raya yang terletak di utara Kelurahan Rempoa. Adapun
wilayah yang termasuk kedalam kelas ini adalah sebagian RW 08
dan 03, RW 11 dan 05 yang termasuk ke dalam kompleks Mabad,
RW 02 dan 12 yang berada di sisi barat Kelurahan Rempoa. Jarak
rata-rata rumah untuk menuju gerbang masuk PT. Sandratex
adalah ± 1,5 – 2 km (Peta 7).
2.1.3. Biaya angkutan pekerja industri ke lokasi kerja (kasus PT.
Sandratex)
Penghuni rumah sewa (kos-kosan dan kontrakan) yang bekerja di PT.
Sandratx dikenai biaya angkut yang berbeda-beda untuk mencapai lokasi
kerja. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh jarak tempuh yang berbeda
pula. Ada dua faktor yang mempengaruhi besar kecilnya biaya angkut yang
dikenakan yaitu:
1. Jauh jalan yang ditempuh
Semakin jauh jarak yang ditempuh maka akan semakin besar
biaya yang dikenakan kepada pemakai jasa, sebaliknya semakin
dekat jarak yang di tempuh untuk mencapai lokasi tujuan maka
akan semakin kecil biaya yang dikenakan.
2. Jenis angkutan yang digunakan
Jenis angkutan juga mempengaruhi besar kecilnya biaya yang
dikenakan terhadap pemakai jasa. Tiga jenis angkutan yang
79
terdapat di wilayah penelitian yaitu becak, ojek dan angkutan
umum. Ketiga unit ini memiliki tarif yang berbeda pula. Tarif
yang paling mahal adalah angkutan becak, yang kedua ojek dan
ketiga angkutan umum yang melewati jalan utama.
Karena diwilayah penelitian untuk menjangkau PT. Sandratek terbagi
ke dalam tiga waktu secara relatif maka hal ini juga yang akan menjadi
patokan untuk membagi kelas besar biaya yang dikenakan terhadap pemakai
jasa menuju lokasi kerja yaitu PT. Sandratex.
a. Biaya angkutan tinggi
Biaya angkut tinggi dimiliki oleh penghuni yang tinggal di lokasi yang
termasuk kedalam wilayah waktu tempuh lama menuju lokasi kerja
yaitu PT. Sandratex. Adapun tarif biaya yang dikenakan jika memakai
jasa ojek berkisar antara Rp 10.000,00 hingga Rp 15.000,00, jika
mengunakan jasa angkutan becak maka tarif nya bisa mencapai Rp
20.000,00.
b. Biaya angkutan sedang
Wilayah yang termasuk kedalam tarif ini adalah wilayah dengan
waktu tempuh sedang untuk menuju lokasi kerja. Tarif biaya yang
dikenakan bagi penduduk yang bermukim di wilayah ini adalah
sebesar Rp 5.000,00 – Rp 10.000,00 dengan menggunakan jasa ojek
sedangkan dengan menggunakan jasa becak bisa mencapai tarif Rp
15.000,00.
c. Biaya angkutan rendah
Hal ini dimiliki oleh penduduk yang tinggal di sekitar radus 500 – 700
meter dari lokasi pabrik. Biasanya penduduk yang bermukim di
wilayah ini jarang menggunakan jasa angkutan ojek maupun becak
karena rata-rata penduduk yang bekerja kelokasi pabrik menggunakan
sepeda dan ada juga yang berjalan kaki (Peta 8).
80
81
2.2. Unit Usaha Warung Makan
Unit usaha kegiatan informal seperti warung makan dan usaha
kegiatan angkutan juga berkembang di sekitar lokasi industri dan sepanjang
jalan arteri maupun jalan kolektor di Kelurahan Rempoa. Untuk
menjelaskan unit kegiatan tersebut selanjutnya akan dikaitkan dengan kelas
jalan.
2.2.1. Persebaran Warung Makan
Tiga macam unit usaha warung yang tersebar di sekitar lokasi industri
di Kelurahan Rempoa yaitu warung makan, warung makan tenda dan rumah
makan.
a. Jalan Arteri (Jalan Ir. H. Juanda)
Sebanyak 18 warung makan, 12 warung makan tenda dan tiga
rumah makan terletak di jalan Ir. H. Juanda (Peta 4 hal 64). Unit usaha
warung di timur Rempoa lima warung makan tenda dan 7 warung
makan berada di gerbang timur Industri PT. Sandratex. Dimana jarak
satu warung makan tenda dengan lainnya lebih kurang sekitar 5 meter.
Sedangkan di Jl. Juanda sebelah timur bagian selatan Rempoa
letaknya tidak berdekatan (lebih kurang 10 – 20 meter) diantara
industri kecil satu dengan yang lainnya.
b. Jalan Kolektor (Jalan Pahlawan dan Rempoa Raya)
Sebanyak 13 warung makan, tiga warung makan tenda dan dua
rumah makan terletak di jalan Pahlawan. Letak unit usaha tersebut
dimana tiga warung makan, satu warung makan tenda dan dua rumah
makan berada di dekat pertigaan gintung yang jarak satu unit dengan
yang lainnya (lebih kurang 5 – 7 meter), ke-enam unit usaha ini
terletak dekat dengan Industri PT. Indogravure yang juga termasuk
kedalam industri besar. Unit usaha warung tersebar merata ke arah
utara menuju jalan Rempoa Raya dimana jarak satu warung dengan
yang lainnya mulai berjauhan sekitar 10 – 20 meter.
Persebaran warung di jalan Rempoa Raya letak satu dengan yang
yang lainnya tidak berdekatan ( > 15 meter ) antara satu industri
82
dengan industri lainnya. Dimana jenis industri di wilayah ini
merupakan industri sedang dan kecil.
Melihat banyaknya warung dan letak antara satu warung dengan
warung lainnya maka di wilayah industri besar yang terletak di dekat
jalan utama memperlihatkan konsentrasi warung yang tinggi pula
terutama di sekitar PT. Sandratex dan Indogravure.
Untuk jenis warung makan tenda hampir sebagian besar berada di
sekitar jalan utama (jalan Juanda). Sebanyak lima warung makan
tenda yang letaknya berdampingan tersebar di sekitar lokasi industri
besar PT. Sandratex (Peta 4).
2.2.2. Jumlah pekerja warung
Dari data jumlah pekerja warung rata-rata yang diperoleh (Lampiran
3) maka wilayah penelitian dibagi menjadi tiga wilayah yaitu:
a. Jumlah pekerja tinggi
Warung yang memiliki jumlah 4 – 5 orang pekerja termasuk
dalam wilayah ini. Sebagian besar warung terkonsentrasi di sekitar
jalan Ir. H. Juanda dimana industri besar seperti PT. Sandratex dan
Indogravure tersebar (Peta 9). Warung yang memiliki jumlah pekerja
tinggi yaitu jenis rumah makan. Rumah makan yang memiliki pekerja
4 – 5 orang yang berada di jalan Ir. H. Juanda adalah rumah makan
Mas Muno yang berada di seberang pertemuan jalan Sandratek
dengan jalan Juanda. Rumah makan lainnya yang tergolong memiliki
jumlah pekerja tinggi adalah rumah makan yang berada di selatan
Kelurahan Rempoa yaitu rumah makan yang berada di antara
pertigaan gintung dengan industri Indogravure. Rumah makan yang
ada di lokasi ini adalah rumah makan masakan padang dan sunda.
b. Jumlah pekerja menengah
Yang termasuk ke dalam kelas ini adalah warung dengan jumlah
pekerjanya 2 – 3 orang. Sebagian besar warung ini terkonsentrasi di
sekitar jalan Ir. H. Juanda terkusus di jalan sekitar PT. Sandratek.
Persebaran lainnya juga banyak terkonsentrasi di jalan Pahlawan yang
83
84
berada di pertigaan gintung yang berdekatan dengan PT. Indogravure
menuju ke utara ke arah ajalan Rempoa Raya yang lokasinya
berdekatan dengan industri sedang dan kecil yang tersebar merata di
jalan ini (Peta 9).
c. Jumlah pekerja rendah
Warung dengan jumlah pekerja 1 orang termasuk ke dalam
wilayah ini. Persebaran nya hampir merata di tiga jalan utama yang
berada di Kelurahan ini yaitu jalan Ir. Juanda, Pahlawan dan jalan
Rempoa Raya.
2.2.3. Jumlah konsumen warung (pekerja pabrik)
Dari data pada lampiran 3 diperoleh jumlah konsumen yang
merupakan pekerja pabrik yang datang rata-rata per hari. Jumlah terendah
adalah kurang dari lima orang dan terbanyak rata-rata berkisar lebih dari 50
orang. Beragam nya jumlah konsumen yang datang berasal dari pekerja
pabrik maka wilayah ini dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Jumlah konsumen tinggi
Yang termasuk dalam wilayah ini adalah warung yang memiliki
jumlah konsumen antara 30 – 50 orang per harinya. Sebagian besar
warung terletak di sekitar lokasi industri besar seperti Industri
Sandratex dan Indogravure. Di depan gerbang masuk sebelah timur
PT. Sandratex banyak di jumpai warung makan tenda dimana pada
sekitar pukul 12:00 – 13:00 yang merupakan jam makan siang banyak
di jumpai karyawan yang berbaju seragam biru muda yang merupaka
gerombolan buruh dari industri Sandratek makan di warung ini.
Warung yang termasuk kedalam kelas ini adalah warung yang
memiliki No Urut Narasumber (NUN) K-303 dan K-304. Warung
lainnya terletak di dekat industri Indogravure yaitu warung K-315
(Peta 10).
b. Jumlah konsumen menengah
Warung dengan jumlah konsumen rata-rata perharinya sebanyak
10-30 orang termasuk ke dalam wilayah ini. Sebagian besar warung
85
86
ini terletak di pinggir jalan Ir. Juanda, Pahlawan dan Rempoa Raya
dimana di pinggir tiga jalan ini banyak tersebar industri sedang dan
kecil. Seperti di jalana Ir. Juanda dimana ada industri furnitur disana
juga ada warung makan begitupun halnya dengan jalan Pahlawan dan
Rempoa Raya. Di jalan ini menunjukan nilai menengah wlaupun
pekerja industrinya kecil karena selain industri ada banyak pusat
kegiatan di wilayah ini seperti bank, toko, mini market, sekolah, dan
beberapa perkantoran lainnya (Peta 2).
c. Jumlah konsumen rendah
Wilayah ini meliputi warung dengan jumlah konsumennya rata-
rata per harinya kurang dari 10 orang pekerja industri bahkan sampai
nihil. Hal ini terjadi karena lokasi warung berjauhan dengan lokasi
industri baik industri besar, sedang dan kecil (Peta 10).
2.2.4. Besar modal pekerja warung
Pada lampiran 3 diketahui bahwa besar modal yang dibutuhkan
pekerja rata-rata per hari yang tinggi lebih dari Rp 3.000.000,00 sedangkan
yang terendah kurang dari Rp 250.000,00. Maka untuk wilayah besar modal
dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Besar modal tinggi
Wilayah ini meliputi warung dengan besar modal yang dibutuhkan
perharinya lebih dari Rp 1.000.000,00. Sebagian besar warung ini
hanya terletak di sepanjang jalan arteri dan jalan kolektor. Adapun
warung dengan modal yang tinggi ini sebagian besar berstatus sebagai
rumah makan, baik rumah makan masakan padang maupun rumah
makan masakan sunda. Adapun warung yang termasuk kelas ini
adalah warung dengan NUN (Nomor Urut Narasumber) K-308 yang
berada di pinggir jalan junda tepatnya seberang pertemuan jalan
Juanda dengan Sandratek, K-310 di seberang Giand, K-14 dan K-15
di pertigaan Gintung, K-323 dan K-325 berada di sepanjang jalan
Pahlawan hingga jalan Rempoa Raya (Peta 11).
87
88
b. Besar modal menengah
Warung yang membutuhkan modal perharinya rata-rata sebesar
antara Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 termasuk dalam kelas ini.
Sebagian besar warung makan termasuk kedalam kelas ini baik
warung makan maupun warung makan tenda. Persebarannya hampir
merata di sepanjang jalan arteri dan jalan kolektor di Kelurahan ini.
Namun beberapa warung ada yang memusat mendekati gerbang
masuk industri besar seperti di gerbang masuk PT. Sandratex dan di
dekat industri Indogravure (Peta 11).
c. Besar modal rendah
Warung dengan modal yang dibutuhkan per harinya kurang dari
Rp 500.000,00 termasuk ke dalam kelas ini. Warung ini sebagian
besar berstatus sebagai warung makan tenda yang persebarannya
cendrung mendekati lokasi-lokasi industri namun juga terdapat di
sepanjang jalan arteri dan kolektor yang lokasi nya berjauhan dari
lokasi industri (Peta 11).
2.2.5. Besar keuntungan pemilik warung
Dengan melihat lampiran 3 dapat diketahui bahwa pendapatan
terbesar yang diperoleh pemilik warung rata-rata tiap harinya sebesar Rp
1.700.000,00 dan pendapatan terkecil sebesar Rp 100.000,00. Berdasarkan
data tersebut wilayah dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
a. Keuntungan besar
Warung yang memperoleh keuntungan rata-rata per hari lebih dari
Rp 1.000.000 termasuk ke dalam kelas ini. Warung dengan untung
besar adalah warung yang menggunkan modal yang juga besar.
Warung ini adalah rumah makan yang ada di jalan Juanda dan
Pahlawa (Lampiran 3 dan Peta 12).
b. Keuntungan sedang
Untuk kelas ini terdapat pada warung yang memperoleh
keuntungan per harinya rata-rata sebesar Rp 500.000,00 – kurang
89
90
dari Rp 1.000.000,00. Warung dengan keutungan sedang hapir
keseluruhan berstatus sebagai warung makan. Persebarannya
hampir merata di jalan arteri dan kolektor. Di jalan Rempoa Raya
hampir keseluruhan termasuk ke dalam kelas sedang (Peta 12).
c. Keuntungan kecil
Kelas ini terdapat pada sebagian besar warung yang memperoleh
euntungan kurang dari Rp 500.000,00 per harinya. Persebarannya
merata di tiga jalan utama di Kelurahan Rempoa (Peta 12).
2.3. Unit Usaha Angkutan
Selain angkutan umum salah satu unit usaha angkutan yang
berkembang di sekitar lokasi industri adalah usaha angkutan ojek dan becak.
Sebanyak sembilan pangkalan ojek tersebar di sepanjang jalan Ir. H. Juanda,
Pahlawan, hingga jalan Rempoa Raya (Peta 13 dan Lampiran 4). Dari data
yang diperoleh ada tiga pangkalan ojek yang terdapat di jalan Ir. H. Juanda.
Lima pangkalan becak dan satu pangkalan ojek terdapat di jalan Pahlawan.
satu pangkalan ojek dan becak terdapat di jalan Rempoa Raya.
2.3.1. Pengendara Tetap
Dilihat dari jumlah pengenda tetap maka wilayah pangkalan angkutan
dibagi menjadi dua kelas yaitu pangkalan angkutan tinggi dan pangkalan
angkutan rendah.
a. Pangkalan Angkutan Tinggi
Jumlah pengendara tetap di wilayah ini sebanyak 11-20 orang.
Ada tiga wilayah yang termasuk kelas ini. Pangkalan pertama terletak
di perbatasan jalan Gunung Raya dengan jalan Ir. H. Juanda,
pangkalan kedua berada di pertigaan Gintung yang tidak jauh dari PT.
Indogravure yang merupakan wilayah selatan Kelurahan Rempoa.
Sedangkan pangkalan ketiga berada di jalan Rempoa Raya yaitu
sebelah utara PT. Sandratex (Peta 13 dan Lampiran 4)
91
b. Pangkalan Angkutan Rendah
Jumlah pengendara tetap di wilayah ini sebanyak 1 – 10 orang.
Dua pangkalan ojek terletak di Jl. Ir. H. Juanda, satu diantaranya
berada dekat dengan gerbang timur PT. Sandratex. Empat pangkalan
lainnya berada di jalan Pahlawan dimana satu pangkalan berada dekat
dengan PT. Indogravure dan tiga lainnya berada di sebalah baratnya
PT. Sandratex (Peta 13 dan Lampiran 4).
2.3.2. Pemakai Jasa Angkutan
a. Pemakai Jasa Bukan Pekerja Pabrik
Tiga pangkalan becak, dua pangkalan ojek dan satu pangkalan
ojek dan becak merupakan wilayah dengan pemakai jasa angkutan
bukan pekerja pabrik. Dua pangkalan berada di jalan Juanda, tiga
lainnya berada di jalan Pahlawan sedangkan satu pangkalan berada di
perbatasan jalan Pahlawan dengan jalan Juanda yaitu pangkalan
pertigaan Gintung berada dekat dengan PT. Indogravure (Peta 13 dan
Tabel Lampiran 4).
b. Pemakai Jasa Pekerja Pabrik dan Bukan Pekerja Pabrik
Satu pangkalan ojek berada di sebelah barat kelurahan Rempoa di
dekat PT. Sandratex tepatnya di pinggir jalan Juanda. Pangkalan yang
kedua berada di selatan Rempoa tepatnya di tikungan jalan Pahlawan
yaitu pangkalan Gurdani yang merupakan pangkalan becak. Pangkala
yang ke tiga adalah pangkalan Flamboyan yang merupakan sebuah
pangkalan yang berada di utara arah barat kelurahan ini. Pangkalan
Flamboyan merupakan gabunga pangkalan ojek dan becak. Dimana
pagkalan ini merupakan tempat putaran mertomini jurusan rempoa
blok m. Sehingga karyawan yang tinggal di luar wilayah rempoa yang
menggunakan jasa angkutan umum seperti metro mini sering turun
dan menggunakan jasa ojek atau becak untuk menuju PT. Sandratek.
Selain karyawan industri pemakai jasa pangkalan ojek dan becak di
pangkalan Flamboyan ini adalah orang perumahan Falmboyan dan
juga ke perumahan yang termasuk Wilayah Bintaro. Hal ini terjadi ka-
92
93
rena pangkalan flamboyan merupakan perempatan yang merupakan
pertemuan dari empat penjuru jalan baik dari arah timur dan utara
jalan yang termasuk wilayah Bintaro dan barat-selatan termasuk
wilayah Rempoa (Peta 13 dan Lampiran 4).
Dari sembilan pangkalan angkutan ojek dan becak yang ada di
Rempoa hanya tiga pangkalan yang terdapat pemakai jasa yang berstatus
sebagai pekerja industri. Hal ini terjadi karena sedikitnya pekerja industri
yang bermukim di luar Rempoa dan sebagian besar pekerja sudah memiliki
kenderaan sendiri. Pangkalan yang pemakai jasa berasal dari pekerja dan
bukan pekerja industri terdapat di perempatan Flamboyan dan di pertemuan
jalana Sandratek dan Juanda.
94
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Industri di Kelurahan Rempoa merupakan industri besar, sedang, kecil
dan industri rumah tangga yang letaknya mengikuti alur jalan. Secara
langsung kegiatan idustri bedampak positif pada penyerapan tenaga kerja.
Melihat kemampuan (skill) maka sebagian besar pekerja industri di Rempoa
merupakan pekerja terampil (skilled labour) dan semi terampil (semi-skilled
labour). Sedangkan jenis industri terbanyak berupa industri furnitur,
percetakan atau periklanan (advertising), dan industri tekstil. Maka dengan
itu dengan melihat pola lokasi industri di Greater London, wilayah industri
di Rempoa dapat digolongkan ke dalam Group A dan B.
Secara tidak langsung kegiatan industri menimbulkan dampak positif
antara lain kegiatan penyewaan rumah (kontrakan dan kos-kosan), kegiatan
warung, dan usaha angkutan.
Persebaran rumah sewa terdapat di sebagian besar wilayah Rempoa.
Pada wilayah pemukiman teratur persentase rumah sewa rendah sedangkan
persentase rumah sewa tinggi dan sedang menyebar di wilayah pemukiman
tidak teratur. Persebaran jumlah warung dan konsumen warung yaitu
semakin mendekati lokasi industri maka besar variabel jumlah warung dan
konsumen warung dari pekerja industri akan semakin besar pula. Sedangkan
warung yang lokasinya jauh dari lokasi industi memiliki nilai yang rendah
karena sebagian besar konsumen berasal bukan dari pekerja industri.
Persebaran pangkalan angkutan (ojek & becak) yang pengguna jasanya juga
berasal dari pekerja industri hanya terdapat 3 pangkalan yaitu di pangkalan
jalan Sandratex, Gurdani dan pangkalan Flamboyan.
B. Implikasi
Berhubungan dengan topik penelitian ini yang mengupas terkait
dampak kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk. Maka yang akan
95
menjadi implikasinya adalah beberapa masalah terkait yang peneliti
temukan yang belum bisa dikupas lebih dalam karena alasan keterbatasan
dalam penelitian, implikasinya yaitu:
1. Peran pemerintah untuk membantu tumbuhnya industri-industri skala
kecil dan rumah tangga, mulai dari pendidikan karena masih di
temukan pekerja yang tergolong semi terampil yang bekerja di unit
kegiatan industri.
2. Persebaran industri yang cenderung mendekati jalan utama dan
tersebar tidak merata maka perlu kiranya adanya penertiban seperti
dibangunnya kawan industri yang jelas karena hal ini akan
mengurangi dampak negatif dari industri seperti dampak dari limbah
industri.
3. Terkait kebijakan pemerintah terhadap lokasi industri yang tersebar
tidak merata guna penertiban terhadap lokasi industri perlu kiranya
untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan AMDAL,
karena hal ini sangat membantu pemerintahan dalam mengawasi unit
kegiatan industri yang ada di wilayah penelitian. Hal ini penulis
kemukakan karena ada beberapa lokasi industri yang tingkat
pencemarannya tergolong tinggi terhadap lingkungan dimana ada
sebuah kejanggalan yang terjadi di lapangan yaitu lokasi produksi
berbeda dengan alamat yang tercatat di SKDU (Surat Keterangan
Domisili Usaha) yang ada di pemerintahan.
4. Dampak industri terhadap kegiatan penduduk yang mengarah pada
penambahan lapangan usaha perlu di kembangkan serta adanya
pembinaan melalui bimbingan UKM yang diciptakan oleh
pemerintahan setempat agar keberadaan industri di suatu tempat terasa
manfaat secara langsung bagi penduduk setempat.
C. Saran
Dari berbagai macam permasalahan yang peneliti temukan dilapangan
yang tidak bisa untuk dikupas di dalam penelitian ini maka ada beberapa
96
saran yang bisa Peneliti kemukakan guna untuk memperkuat aturan yang
jauh dari keteraturan.
1. Untuk Kelurahan
Sebaiknya pihak kelurahan melakukan peninjauan kembali ke
lapangan dari batas-batas kepemilikan lahan yang masih termasuk ke
dalam wilayah kelurahan yang ada dalam catatan ctatistik. Dimana
terdapat perbedaan batas antara data sekunder dengan data primer
yang saya temukan di lokasi penelitian.
2. Untuk Kecamatan
Perlu kiranya pihak kecamatan memperbaiki dan
memperbaharui atau mendata kembali terhadap data-data statistik
dalam profil kecamatan karena banyak data yang tidak sesuai dengan
fakta lapangan dan hal itupun berbeda dari data yang peneliti temukan
di kantor Kelurahan.
3. Untuk DISPERINDAG Kota Tangerang Selatan
Terkait data SKDU hendaknya dilakukan survei lapangan dan
analisis dampak lingkungannya sebelum surat di berikan kepada
pemilik lapangan usaha. Karena banyak kejanggalan yang bisa
ditemukan seperti dampak dari kegiatan yang akan mempengaruhi
keadaan ruang di wilayah Kelurahan Rempoa sendiri dimana
imbasnya adalah penduduk setempat.
4. Untuk Dinas Tata Kota Tangerang Selatan
Terkait peta tematik yang saya peroleh dari Dinas Tatat Kota
Tangerang Selatan sudah tidak sesuai dengan realita yang saya
temukan di lapangan, itu artinya peta tematik tersebut sudah tidak bisa
digunakan sebagai bahan rujukan atau pertimbangan dalam
mengambil kebijakan terkait perencanaan keruangan. Seperti batas
administrasi kelurahan yang jauh mengalami perubahan dan beberapa
objek keruangan yang berbeda dengan apa yang ada dalam peta
penggunaan lahan. Artinya peta penggunaan lahan sudah banyak
mengalami perubahan yang signifikan.
97
5. Untuk Dinas Kependudukan Kota Tangerang Selatan
Hendaknya dilakukan survei penduduk karena banyak penghuni
rumah sewa yang tinggal dan bekerja lebih dari 6 bulan namun
mereka belum tercatat sebagai penduduk dari Kelurahan Rempoa. Jika
ini dibiarkan maka akan mempengaruhi data statistik terhadap
pencatatan pertumbuhan penduduk yang berada di Kelurahan.
6. Untuk Infestor
Hendaknya para infestor tidak melakukan manipulasi data
terkait realita dalam proses pelaporan terkait kegiatan produksi.
Karena banyak industri-industri yang ada di lokasi penelitian
melakukan manipulasi data dalam melaporkan unitkegiatannya ke
pihak pemerintahan. Hal ini bisa ditemukan dalam SKDU Kelurahan.
Jika ini dilakukan bisa merugikan banyak pihak baik masyarakat
setempat maupun pihak pemerintah.
7. Untuk BPS Kota Tangerang Selatan
Sebaiknya pengambilan data yang dilakukan BPS Tangsel selalu
di sesuaikan atau di sosialisasikan dengan jenjang pemerintahan
terendah karena banyak data statistik yang berbeda BPS publikasikan
dengan data yang pihak Kecamatan ataupun Kelurahan publikasikan.
Salah satu kejanggalan nya adalah yang berhubungan dengan jumlah
industri, jumlah penduduk, serta luas wilayah kelurahan.
98
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Erani Yustika. Industrialisasi Pinggiran. Yokyakarta: Pustaka Pelajar,
2000.
BPS. Kecmatan Ciputat Timur Dalam Angka. Tangerang: BPS Tangsel, 2013.
BPS. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No 57 Tahun 2009 Tentang
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. Tangerang, 2009.
BPS Tangsel. Kota Tangerang Selatan Dalam Angka. Tangerang: Badan Pusat
Statistik Kota Tangerang Selatan, 2013.
Daldjoeni. Geografi Baru Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek.
Jogjakarta: Alumni, 1997.
Devi, Aseani. Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan Pnduduk Studi
Kasus Industri Di Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Sukmajaya, Kota
Depok. Depok: Skripsi pada Sarjana Universitas Indonesia, 2003.
Eliaser, Wilman. Pembangunan Regional Studi Kasus Perspektif Kawasan
Industri Kuala Tnajung. Jakarta: UI-Press, 2010.
Huib, Poot. Industrialication and Trade in Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1990.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka, edisi III, cet. 4,
2007.
Kebijakan Pembangunan Industri Nasional. Jakarta: Departemen Perindustrian,
2005.
Maryani, Enok dan Waluya, Bagja. Hand Out Geografi Desa Kota. Bandung:
Fakultas IPS UPI, 2008.
99
Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta : GP Press
Group, 2013.
Patrick J. McBride. Human Geography Systems, Patterns and Change. London:
Blackie & Son Ltd, 1991.
Raharjo, Mursid. Memahami AMDAL. Yogyakarta, Graha Ilmu, Cet.1, 2014.
Sandy. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Jurusan Geografi FMIPA-
UI, 1985.
Sitorus, Parlin. Teori Lokasi Industri. Jakarta: Penebit Universitas Trisakti, 1997.
Soerjani, Moh, dkk. Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam
Pembangunan. Jakarta: UI Press, 1988.
Soegimo, Dibyo dan Ruswanto. Geografi Kelas XI, Jakarta: Pusat Perbukuan
DPN, 2009.
Suratmo, F. Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta,
UGM Pres, 2007.
Suparmoko, M. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta:
BPFE. Edisi, 4. 2012.
Sumaatmadja, Nursid. Geografi Pembangunan. Jakarta: DEPDIKBUD, 1988.
Tambunan, Tulus. Perkembangan Industri Nasional Sejak Orde Baru Hingga
Pasca Krisis. Jakarta: Universitas Trisakti, 2008.
Teguh, Muhammad. Ekonomi Industi. Jakarta:Rajawali Pers, 2010.
Tambang dan Penghancuran Lingkungan Kasus-Kasus Pertambangan di
Indonesia 2003-2004. Jakarta: Jaringan Advokasi Tambang, 2006.
100
Lampiran 1. Lembar Kuesioner
FORM CEKLIST UNTUK INDUSTRI
No Urut Narasumber :
Nama :
Jabatan :
Lokasi : S
E
1. Nama Industri : ...........................................
2. Alamat Industri : ...........................................
3. Tahun berdiri : ...........................................
4. Luas lahan : …………………………...
5. Jenis industri....
a. Mebel
b. Karoseri
c. Tekstil
d. Logam
e. Kerajinan kulit
f. Perkayuan
g. Obat/kimia
h. Gelas
i. Transportasi
j. Minuman
k. Makanan
l. Makanan dan minuman
m. Lain-lain (Sebutkan jenis
industri yang dimaksud.
6. Alasan memilih tempat industri (boleh lebih dari satu jawaban)....
a. Lokasi mudah dijangkau
b. Harga tanah masih relatif
murah
c. Mudah mendapatkan
bahan baku
d. Mudah mendapatkan
tenaga kerja
e. Aksebelitas yang baik
f. Sarana prasarana yang
mendukung
g. Masyarakat mendukung
h. Mengikuti industri sejenis
yang sudah lebih dahulu
ada
i. Mengikuti arahan Pemda
7. Sumber Bahan Baku didapat dari....
a. Dari dalam kota
b. Dari luar kota
c. Dari lingkungan sekitar
d. Jawaban a, b dan c
8. Jangkauan Pemasaran produksi....
a. Jawa Barat b. Indonesia
LAMPIRAN K-1 FORMULIR KUISIONER
101
c. Ekspor ke luar negeri
d. Jawaban a, b dan c
e. Lain-lain
9. Sumber tenaga kerja yang dibutuhkan berasal dari....
a. Dalam kota
b. Luar kota
c. Dalam kecamatan
d. Lingkungan sekitar /
lingkup kelurahan
e. Jawaban a, b dan c
10. Jumlah tenaga kerja........................orang
a. Jumlah pekerja yang tinggal di Kec. Ciputat Timur...............orang
b. Jumlah pekerja yang tinggal di Kelurahan Rempoa...............orang
11. Latar belakang pendidikan tenaga kerja ?
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. D-3
e. Sarjana.
12. Bagaimana dengan pengalaman tenaga kerja yang dimiliki?
a. Sangat berpengalaman
b. Berpengalaman
c. Cukup berpengalaman
d. Kurang berpengalaman
e. Tidak berpengalaman.
13. Bagaimana dengan keterampilan tenaga kerja yang dimiliki?
a. Ahli
b. Sangat terampil
c. Terampil
d. Semi terampil
e. Kurang terampil
f. Tidak terampil
14. Bagaimana dengan kebijakan pemerintah terhadap perkembangan industri
di Kelurahan Rempoa?
a. Sangat mendukung
b. Mendukung
c. Cukup mendukung
d. Kurang mendukung
e. Tidak mendukung
15. Bagaimana tanggapan masyarakat sekitar terhadap industri?
a. Sangat mendukung
b. Mendukung
c. Cukup mendukung
d. Kurang mendukung
e. Tidak mendukung
16. Apa kontribusi industri terhadap masyarakat sekitar
a. Membantu dalam kegiatan sosial yang dilaksanakan masyarakat
b. Membantu dalam perbaikan lingkungan
c. Lain-lain (sebutkan)…………
102
UNTUK NARASUMBER UNIT USAHA
RUMAH KONTRAKAN / SEWA
No Urut Narasumber :
Nama Pemilik :
1. Alamat Rurumah : RW.............../RT.................../No:......................
2. Lokasi Rumah : S
E
3. Jumlah rata-rata orang yang tinggal di rumah kontrakan : ........... orang
1 orang
2 orang
3 orang
4 orang
> dari 4 orang
3.1 Banyaknya orang yang bekerja di pabrik rata-rata tiap rumah : ..........orang
3.2 Berapa persen yang bekerja di pabrik yang terletak di Kelurahan Rempoa dari
seluruh jumlah rumah kontrakan: Pabrik .........., .............%
4. Besar biaya kontrak rumah:
a. Rp ...................../bulan
b. Rp ...................../tahun
5. Jenis angkutan yang digunakan sebagian besar pekerja menuju lokasi pabrik tempat
dia bekerja:
a. Angkutan umum
b. Motor sewa / ojek
c. Kenderaan pribadi
d. Jalan kaki
e. Lain-lain.....
6. Besar biaya angkutan yang dikeluarkan menuju lokasi pabrik:
a. Rp ....................
7. Lama perjalanan menuju lokasi pabrik:................menit
LAMPIRAN K-2 FORMULIR KUISIONER
103
UNTUK NARASUMBER UNIT USAHA
WARUNG
No Urut Narasumber :
Nama Pemilik :
1. Alamat Warung : RW.............../RT.................../No:......................
2. Letak astronomis : S
E
3. Letak geografis :........................................antara........................................
4. Jenis warung.......
a. Warung makan tenda
b. Warung makan bukan tenda
5. Jumlah orang yang bekerja di warung:........................orang
6. Jumlah orang yang makan di warung ini rata-rata per hari:
o ......................orang
o ......................pekerja pabrik
7. Besar modal rata-rata yang dibutuhkan per hari:
o Rp ....................
8. Besar keuntungan rata-rata yang diperoleh tiap hari:
o Rp ....................
9. Jam buka tutup warung
o ............../...............WIB
o ............../...............WIB
LAMPIRAN K-3 FORMULIR KUISIONER
104
Lampiran 2:
Kegiatan Penyewaan Rumah di Kelurahan Rempoa
No
Wilayah Jumlah
Rumah
Jumlah
Rumah
Sewa (RS)
Rata-rata
Penghuni yang
Bekerja di Pabrik
(%)
Biaya
Kontrak/Orang/Bula
n (Rupiah) RW RT
1 1 1 85 15 0 - 33 400.000 - 700.000
2 2 85 15 0 - 33 400.000 - 700.000
3 3 135 60 67 - 100 400.000 - 700.000
4 7 49 22 34 - 66 400.000 - 700.000
5 2 1 125 45 0 - 33 400.000 - 700.000
6 2 159 70 0 - 33 400.000 - 700.000
7 3 97 35 0 - 33 400.000 - 700.000
8 4 104 60 0 - 33 800.000 - 1.200.000
9 3 1 120 31 0 - 33 700.000 - 1.000.000
10 2 70 32 34 - 66 400.000 - 700.000
11 3 124 17 0 - 33 700.000 - 1.000.000
12 4 103 22 0 -33 700.000 - 1.000.000
13 6 1 47 7 0 - 33 700.000 - 1.000.000
14 2 57 26 67 - 100 400.000 - 700.000
15 3 39 12 34 - 66 700.000 - 1.000.000
16 4 17 18 34 - 66 400.000 - 700.000
17 7 1 50 45 34 - 66 400.000 - 700.000
18 2 60 12 0 - 33 800.000 - 1.200.000
19 3 69 26 0 - 33 800.000 - 1.200.000
20 4 118 50 0 - 33 700.000 - 1.000.000
21 8 1 109 27 0 - 33 700.000 - 1.000.000
22 2 100 16 0 - 33 700.000 - 1.000.000
23 4 117 87 34 - 66 400.000 - 700.000
24 6 59 23 0 - 33 800.000 - 1.200.000
25 9 1 195 10 34 - 66 700.000 - 1.000.000
26 2 105 20 0 - 33 700.000 - 1.000.000
27 3 103 16 34 - 66 700.000 - 1.000.000
28 4 34 10 0 - 33 400.000 - 700.000
29 10 1 80 8 0 - 33 800.000 - 1.200.000
30 2 80 55 0 - 33 400.000 - 700.000
Sumber: Data perumahan Rempoa 2014 dan Survei lapangan September 2014.
105
Lampiran 3: Kegiatan Usaha Warung di Kelurahan Rempoa
No No Urut
Narasumber Jenis Warung Letak Warung
Besar rata-
rata modal
yang
dibutuhkan
per hari (Rp)
Besar rata-
rata
keuntungan
per hari
(Rp)
Jumlah
Pekerja
Jumlah rata-rata
konsumen per
hari (orang)
Pekerja
pabrik Jumlah
1 K-301 Warung makan Jl. Juanda (seberang Industri Furniture) 750000 250000 2 < 10
50 -
100
2 K-302 Warung makan tenda Jl. Juanda (depan gerbang timur Sandratex 250000 100000 1 10 - 20 < 50
3 K-303 Warung makan tenda Jl. Juanda (depan gerbang timur Sandratex 700000 300000 2 > 50 >100
4 K-304 Warung makan tenda Jl. Juanda (depan gerbang timur Sandratex 1000000 450000 2 > 50 >100
5 K-305 Warung makan Jl. Juanda (depan gerbang timur Sandratex 800000 350000 2 20 - 30 >100
6 K-306 Warung makan Jl. Juanda (depan gerbang timur Sandratex 850000 500000 1 10 - 20 >100
7 K-307 Warung makan Jl. Juanda (depan gerbang timur Sandratex 750000 450000 2 10 - 20 >100
8 K-308 Rumah makan Jl. Juanda (seberang POM bensin) 3000000 1500000 5 > 10 >200
9 K-309 Warung makan Jl. Juanda (Seberang BRI) 800000 500000 2 < 10 >100
10 K-310 Rumah makan Jl. Juanda (Seberang Giand) 1500000 800000 2 - >100
11 K-311 Rumah makan Jl. Juanda (setelah simpang Gunung Raya) 1000000 500000 3 < 5 >100
12 K-312 Warung makan tenda Jl. Juanda (Pertigaan Gintung) 750000 400000 1 - >75
13 K-313 Warung Makan Jl. Pahlawan (Pertigaan Gintung) 800000 450000 2 > 10 >100
14 K-314 Rumah makan Jl. Pahlawan (Pertigaan Gintung) 2500000 1500000 4 > 20 >200
15 K-315 Rumah makan Jl. Pahlawan (PT. Indogravure) > 3000000 1700000 5 > 50 >200
16 K-316 Warung makan Jl. Pahlawan (Dekat Radiant Wisma) 700000 350000 1 - >75
17 K-317 Warung makan Jl. Pahlawan (dekat tanjakan Mabad) 700000 400000 2 - >80
18 K-318 Warung makan
Jl. Pahlawan (pertemuan Jl. Pahlawan -
Garuda 1000000 500000 3 > 10 >100
19 K-319 Warung makan Jl. Pahlawan (Gerbang barat PT. Sandratek) 700000 350000 1 < 5 > 80
106
20 K-320 Warung makan Jl. Pahlawan (dekat mesjid Al-Jihad) 1000000 450000 2 - >100
21 K-321 Warung makan Jl. Pahlawan (simpang masuk Jl. Delima Jaya) 800000 350000 1 1 - 5 >80
22 K-322 Warung makan Jl. Rempoa Raya 1000000 500000 2 - >100
23 K-323 Rumah makan Jl. Rempoa Raya (dekat pertigaan SMA 87 ) 1500000 700000 3 < 5 >100
24 K-324 Warung makan
Jl. Rempoa Raya (pertemuan dengan Jl.
Flamboyan) 800000 500000 2 < 5 >100
25 K-325 Rumah makan
Jl. Rempoa Raya (dekat Wahana Prestasi
Logistik) 2000000 800000 3 - >100
Sumber: Survei lapangan dan pengolahan data.
107
Lampiran 4:
Kegiatan Unit Usaha Angkutan (Ojek dan Becak)
di Kelurahan Rempoa
Sumber: Survei lapangan, September 2014.
No Lokasi Pangkalan Ojek (O) dan Becak (B)
Pengendara
Tetap
Pemakai Jasa
1
Perbatasan Jl. Sandratex - Jl. Ir. H.
Juanda (dekat Gerbang Timut PT.
Sandratex) (O)
1 - 10 Pekerja & Bukan
Pekerja Pabrik
2 Pertigaan UMJ Jl. Ir. H. Juanda - Jl.
H. Dali (O)
1 - 10 Bukan Pekerja
Pabarik
3 Perbatasan Jl. Ir. H. Juanda - Jl.
Gunung Raya (O)
11 - 20 Bukan Pekerja
Pabarik
4 Pertigaan Gintung (Perbatasan Jl. Ir.
H. Juanda - Jl. Pahlawan (O & B)
11 - 20 Bukan Pekerja
Pabarik
5 Pangkalan Gurdani (Tikungan Jl.
Pahlawan) (B)
1 - 10 Pekerja & Bukan
Pekerja Pabrik
6 Tanjakan Mabad (Perbatasan Jl.
Pahlawan - Jl. Kesatrian) (B)
1 - 10 Bukan Pekerja
Pabarik
7 Perbatasan Jl. Pahlawan - Jl. Garuda
(B)
1 - 10 Bukan Pekerja
Pabarik
8 Taman Rempoa Indah (Pebatasan Jl.
Delim Jaya - Jl. Pahlawan) (B)
1 - 10 Bukan Pekerja
Pabarik
9 Flamboyan (Perbatasan Jl. Flamboyan
Raya - Jl. Rempoa Raya) (O & B)
11 - 20 Pekerja & Bukan
Pekerja Pabrik
i 1CI
Lampiran 6:
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
LEMBAR UJI REFERENSI
Syahbani Putra Gunadi
1 1 10015000036
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan penduduk
(Studi Kasus di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur Kota Tangerang Selatan)
Parlin Sitorus, Teori Lokasi Industri,
(Jakarta: Penebit Universitas
Trisakti, 1997), hal 127 -l2g
Poot Huib, Industrialication and
Trade in Indonesia, (yogyakarta:
Gadjah Mada University press,
1990), hal 9.
Tulus Tambunan, P erkembangan
Industri Nasional Sejak Orde Baru
Hingga Pasca Krisis, (Jakarta:
Universitas Trisakti, 2OO8), h. 2.
Enok Maryani dan Bagja Waluya,
Hand Out Geografi Desa Kota,
(Bandung: Fakultas IpS UpI, 200g),
h.27-28.
Devi Aseani, "Dampak Kegiatin
Industri Terhadap Kegiatan pnduduk
Studi Kasus Industri Di Kelurahan
ili
Suka Maju, Kecamatan Sukmajaya,
Kota Depok" Skripsi pada Sarjana
Universitas Indonesia, Depok, 2003
h.2, 15, 19,20,21 tidak
dipublikasikan.
6 Kebijakan Pembangunan Industri
Nasional, (Jakarta: Departemen
Perindustrian, 2005), hal 24.
6 J
7 Sandy, Republik Indonesia Geografi
Regional, (Jakana: Jurusan Geografi
FMIPA-UI, 19950), h. 149.
7 7
8 BPS Tangsel, Kota Tangerang
S e laton D al am Angko, (Tangerang:
Badan Pusat Statistik Kota
Tangerang Selatan, 2013), h. 216, 44
8,11,30 7, 18,31
9 Sumaatmadja, Nursid, Geografi
Pembangunan, Jakarta:
DEPDIKBUD, 1 988. Hal 26-29
9,31 7,33
10 Moh. Soerjani, dkk., Sumber Daya
Alam dan Kependudukan Dalam
Pembangunan, (Jakarta: UI Press,
1988), Cet. 1 .Hal222,lB0.
10, 19 17,25
11 Daldjoeni, Geografi Baru Organisasi
Keruangan dalam Teori dan praktek,
(Jogjakarta, Alumni, 1997), Hal. 58,
231.
12,26 18,29
12 Muhammad Teguh, Ekonomi
Industi, (Jakarta:Rajawali Pers,
t5 22
i il
2010)ha1.239
13 Patrick J. McBride, Human
Geography Systems, Patterns and
Change, (London: Blackie & Son
Ltd, 1991), hal 82.
t6 22
t4 F. Gunarwan Suratmo, Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan,
(Yogyakarta, UGM Pres, 2007), cet.
1 l, hal 2,103,176.
17,21,23
24,25,27
l5 Mursid Raharjo, Memahami
AMDAL, (Yogyakarta, Graha Ilmu,
2014), Cet. I ,hal45
18 24
t6 Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), (Jakarta: Balai Pustaka,
2007), edisi III, cet.4,hal234.
20 25
T7 Wilman Eliaser, P embangunan
Regional Studi Kasus Perspektif
Kawasan Industri Kuala Tnajung,
(Jakarta; UI-Press, 2010), Hal 9 4.
22 26
18 M. Suparmoko, Ekonomi Suntber
Daya Alam dan Lingkungan,
(Yogyakarta: BPFE, 2012), edisi. 4,
h. 150, l5l
27,28 29,30
19 BPS, Kecmatan Ciputat Timur
Dalam Angka, (Tangerang: BpS
Tangsel,2013), hal. 3 dan20.
32 36
20 Mukhtar. Metode Praktis Penelitian
Deskriptif Kualitatif. Jakarta : Gp
Press Group,2013. Hal I 1.
33 J/
tb
113
Lampiran 7:
BIODATA PENULIS
Syahbani Putra Gunadi. Penulis lahir di Lubuk
Jantan, 05 Maret 1991. Penulis adalah anak ke-5 dari lima
saudara dari pasangan Sugeng Gunadi dan Nurlaili. Penulis
mengenyam pendidikan TK pada tahun 1995-1998 di TK
Qurrata A’yun di Jorong Teratai. Kemudian duduk di
bangku Sekolah Dasar pada tahun 1998-2004 di SDN 14
Tuanku Amir. Penulis melanjutkan pendidikan di MTsS
Thawalib Lubuk Jantan tahun 2004-2007. Belum cukup
dengan ilmu yang di dapat penulis melanjutkan pendidikan
di Madrasah Aliyah Thawalib Lubuk Jantan pada tahun
2007-2010. Pada tahun 2010 penulis mengikuti seleksi
siswa berprestasi Sumatra Barat dan terpilih menjadi siswa
yang berhak mendapatkan biasiswa hingga penulis
melanjutkan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui jalur SNMPTN.
Penulis memilih Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan mengambil Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Prestasi yang pernah penulis raih selama masa studi dari tingkat TK-MA
adalah juara 1 MTQ antar bintang tingkat Kecamatan (umur 7 tahun), Juara 1
Remaja Putra MTQ Nasional Tingkat Kabupaten Tanah Datar. Juara 1 cabang
MSQ MTQ Nasional Tingkat Kabupaten Sijunjung, Harapan 1 MTQ tingkat
Propinsi Sumatra Barat. Prestasi ini penulis raih karena penulis sudah menekuni
ilmu seni baca Al-quran semenjak duduk di bangku taman kanak-kanak.
Prestasi ekstrakulikuler yang pernah penulis raih sewaktu menempuh
pendidikan di Madrasah adalah menjabat sebagai ketua Pramuka Penggalang,
Pandega hingga Bantara, diwaktu penulis berpangkat bantara penulis pernah
terpilih menjadi siswa yang mewakili Sumatra Barat untuk ikut Jambore Santri
Nusantara di Lapangan Bumi Perkemahan Nusantara Cibubur pada tahun 2006.
Selain itu penulis juga aktif di Paskibra.
Memasuki dunia perkuliahan, penulis aktif di BEM-J P.IPS. Penulis pernah
menjabat sebagai wakil ketua Libang. Kemudian tahun 2013 penulis menjabat
sebagai Ketua Departemen Dakwah BEM-F FITK. Selain aktif di organisasi intra
kampus penulis juga aktif mengajar di beberapa lembaga pendidikan hingga
sekarang. Beberapa lembaga tempat penulis mengajar adalah di bimbel BTA 70,
SSC di Cipte, dan beberapa Sekolah Menengah Atas yang ada di Jakarta seperti
SMAN 70 Bulungan, SMAN 28 Pasar Minggu, SMAN 3 Setia Budi, SMAN 49
Jagakarsa, SMAN 38 Lenteng Agung, SMAN 48 Taman Mini, SMAN 86 Bintaro
Sektor 2, SMAN 82 Blok M, SMAN 60 Kemang, MAN 7 dan SMAN 24 Senayan
berstatus sebagai pengajar PM. Penulis juga pernah menjadi pengajar Privat Fatin
Syidqiah Lubis untuk persiapan UN Tahun ajaran 2013/2014.
114
Pada bulan November 2014, akhirnya penulis berhasil merampungkan studi
S1 dengan meraih gelar Sarjana Pendidikan. Sebuah gelar yang penulis cita-
citakan sejak memasuki gerbang kampus hujau. Semoga gelar ini tak hanya
menjadi tinta kering dalam selembar ijazah, tetapi terpatri dipundak penulis
dengan mengemban amanah baru sebagai sarjana muda, untuk tetap bisa
mengabdi dan menerangi masyarakat dengan ilmu yang penulis miliki.
Barakallah......
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITK
Nomor ; Un.0 t/Ft./KM .Ot.Z t..l*0ZO t tLamp. :......Hal : Observasi
. Kepada yth.
Camat Ciputat Tirnur
As s ql anru' al aikum wr. w b.
Dengan hcrmat kami sampaikan bahwa:
No. Dokumen FITK..Tgl. Terbit : 1 MaretNo. Revisi: :01
: 111
Jakafta, 9 Desember 2013
1 001
Jl. lr. H. Juada No 95 Apubt 15412 lndonesia
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
Nama
NIM
Jurusan /Prodi
Semester
Tembusan:Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan
Syahbani Putra Gunadi
ll 1001s000036
P.IPS (Geografi)
VIIadalah benar mahasisrva pada Fakultas IImu Tarbi1,2fu dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir kuliah ,,DampakKegiatan Industri Terhadap oinamika Penduduk lstudi kasus .di Kec. ciputat Timur,,,mahasiswa tersebut memerlukatr observasi
.dengan pihak terkait. oleh karena itu, kamimohon kesediaan Saudara unhrk menerima -
mairasisrra tersebut dan memberikanbantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terima kasih.
W/assaIamu' alaikum wr.wb.
a.n. DekanKab_ag, Tata Usaha
FoRM (FR)
.a'f Sanusi, MA0417 199203
KARTU PENERUS DISPOSISIii['$
fi
E
INDEX TANGGAI PEIYI'ELESAIAN
:.J.?..rx1....?2t3
Perihal .okir..r.*.i
rgr./r.,ro. , ....:.A...!X:....?.9t2......(...u.t.;.9.7..ff.t../.kll.,.s.L.,.2../.!.r.?.Q../.?.? !!.)...... ..
Asal . 5 Yoh b"ni Putr^ Gurali
INSTRUKSI/INFORIUASI DITERUSKAN KEPADA
l.2.
3.
4.
5.
6.
Sesudah digunakan harus segera dikembalikan
Kepada :
Tanggal :
L Kepada bawahan "Instruksi"dan atau "Informasi"
2. Kepada atasan "Informasi"coret Instmksi
lar-'t?lL'
KEMEUIN JAKARTAFITK,t. tt H; Juot dt No 95 Clputol 15112 lndonaCa
FORM (FR)
SUNAT PERMOHONAN tzlN PENELITIAN
Nomor : Un.OllFt.lKM .0.1.3 1...-..,.DA1'4
Larnp. : OitlinelPtoPosalHal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, 20t4
Nama
NIM
Jurdsan
Tembusan:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah ddn Keguruan
Kepada Yth.
Walikota Tangerang Selatan
diTemPat
As s alamu' alaikum wr.wb-
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
: Syahbani Putra GunaCi
:1110015000036
: P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi
Semester : VII
Judul skripsi : ..Dampak Kegiatan Industri Torha<Iap Kegiatan Penduduk (studi Kasus
di fteturan"an Rempoa Kecamatan ciputat Timur Kota Tangerang
Selatan)"adalah be.ar mahasir*u p7a" Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan lrIN syarif Hidayatullah
Jakarta yang sedang ;;G", skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riser) di wilayah
administrasi yang saudara pimpin'.
untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksananakan
penelitian dimaksud-
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima'kasih'
,Wass al anru' alaihtm w r.w b.
a.n.
\'it
,)
...u\
isi:Te16it- : I qry
Effii-*:*
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juada No 95 Ciputat lS4l2lndonesia
FoRM (FR)
No. Dokumen : m4KD"o66
SURAT PERMOHONAN IZMNomor : Un.O l/I't.lKM .01 .3 /......../20 I 4Lamp. : OutlineIProposalHal : Permohonan Izin penelitian
Kepada Yth.
Kepala Kesbangpoldi
Tempat
As salamu' alaikum wr.,yyb.
Dengan hormat kami sampaikan bahrva:
Jakafta, ttAdi 2014
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Syahbani Putra Gunadi
l 1 10015000036
P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi
VII
Judul Skripsi : "Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan penduduk (Studi Kasusdi _Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota TangerangSelatan),,
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IIIN Syarif HidayatullahJ*uf? yang sedang menyusun skripsi, dan akan rnengadakin penelitian -(riset)
di wilayahadministrasi yang saudara pimpin.
Untuk ifu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksananakanpenelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.
V[ass alamu' alaikum wr.wb.
Tembusan:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
. @ PEMERINTAI{ KSTA TANGERANG SELATANl-/' lffi#\ I nenax KEsATuAN BANGSA polrrrK DAN rERLTNDUNGAN MAsvARAKAT'r -ffiryrfl, KESBANGPoLINMAS
\ fl ll.Raya Puspitek I No.1 Kecamatan setuY Kota Tanserans Selatan-Prov Banten
MEMBACA
MENGINGAT
MEMPERHATIKAN
NAMANIMFAKULTASJUDUL PENELITIAN
LOKASI PENELITIANLAMA PENELITIANMAKSUD DANTUJUAN
SURAT IZIN PENELITIANNomor : 07 0l l2l /Kesbangpolin masl201 4
Surat dari UNIVERSI'fAS ISLAM NEGERI, Nomor : Un.01/FUKM.01.31....12014Tanggal 17 Juni 2014 Perihal Permohonan lzin Penelitian.1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : '130 Tahun 2003 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri.2. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor:SD.6/2/12 Tanggal 5 Juli
1972 tentang kegiatan Riset dan Survei diwajibkan melapor diri kepada,Daerah atau P"ejabat..y,.qng ditunjuk.
*
.i:iKe0ulusan0ire"ktu.r, JenderalrSosial,Politik Nomor : 14 Tahun 198'1 tentangiit5ii;.At i'.'iiiri3iii;h-ii;il'fen'3riii.hlisCpl. ; '
i,Ydii'-'r'::, -:;1 r]. f
::+' '
MEMBERITAHUM.N,'BAHWA :
AH"BANI PUTRA GUNADI1 't001
Kegiatan lndustri Terhadap.,KegiatanRempoa'Kecamatan Ciputat Timur Kota
Sehubungan dengan maksud dan tujuan terseUutlOiatas dan be.rdasarkan pertimbangan kelengkapan penelitian,dengan ini memblrikan izin kepada yang uersanliiii'tan untut< metatukan penelitian Ji tokasi ylng dituju dpnganmemenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. $ebelum melakukan kegiatan Penelitian harus melaporkan kedatangannya kepada Walikota Cq Kepala Badan. Kesbangpolinmas dengan menunjukkan surat pemberitahuan.
2.' Tidak dibenarkan melakukan Penelitian yang tidak sesuai/tidak ada kaitannya dengan judul penelitian dimaksud.3. Harus mentaati ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta mengindahXan adit istiadat setempat.4. Apabila masa berlaku Surat Pemberitahuan ini sudah berakhir, sedangkan pelaksanaan penelitian belum sglesai,
perpanjangan penelitian harus diajukan kembali kepada instansi pemohon.5. Hasil kajian/penelitian agar dapat diserahkan 1 (satu) eksemplar kepada Badan Kesbangpolinmas' Kota
Tangerang Selatan.6. Surat Pemberitahuan ini akan dicabut kembali dan dinyatakan tidak berlaku, apabila ternyata pemegang Surat
Pemberitahuan ini tidak mentaati/mengindahkan ketentuan-ketentuan seperti tersebut dlitas. L
Dikeluarkan di : Tangerang SelatanPada tanggal : 16 Juli 2014
A.n KEPALA BADAN KESBANGPOLINMAS
Tembusan:1. Yth. Badan Kesbangpolinmas Kota Tangerang Selatan (Sebagai Laporan);2. Yth. oISPERINDAG Kota Tangerang Selatan;3. Yth. Dinas Tata Kota Kota Tangerang Selatan;4. Yth. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang Selatan;5. Yth. Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan;6. Yth. Kelurahan Rempoa Kota Tangerang Selatan;7. Yang Bersangkutan;8. Arsip;
A TANGERANG SELATAN
idodo Nugrohadi.70905199303 1 003
DATA YANG DIBUTLTHKAN
(
V-.b
$a$'
?%
NtF
X'1.: t**; data yang sekiranya penulis
t)}frg tan industri Terhadap Kegiatan
\- Crpzrrt Timur".
^ ++^s; ,V;Ao!p^butuhkan dalam p'enelitian
Penduduk ; Studi Kasus
yang berjudul "Dampak
Keluralran Rempoa Kec.
InsyaAllah data yang didapat akan digunakan dengan sebaik-baiknya dan untuk kepentingan
penelitian.
P"-Q,* *-
gq--T"'^*a'A€-krr@
Penulis,
Syahbani Putra Guadr
NIM. 1110015000036
VA-t.^f Nl +b,1
t angqih -o bcrgen Noowi\tl
\rl
\\,V
NO JENIS DATA TUJUAN DATAI Pro fi I D esa/IGearna*ari Memperoleh garnbaran urmun karakteristik
desa/I(ecamatan Ciputat Timur
w)
Data Kependudukangalav
"rtro.). f Cila,r,,,
Mengetahui perkembangan desa berkaitandengan mobilitas desa (transmigrasi, urbanisasi,dan lainnva)
J Data Sensus I(ecamatanP,h.r htpc- o[,J-u-
Mengetahui fluktuasi (kenaikan/penurunan)populasi penduduk di Kecamatan Ciputat Timur
\_ Data lndustri di IManDes 6to i^d-t
Mengetahui lokasilokasi industri (luas industri,jenis indnstri, sumbangan industri terhadappemerintah
5 Data Pemukiman Penduduk,f:scmad 4-'l- kolo 8"1,l
Mengetahui lokasi-lokasi pemukiman yang adadr@dran - @^r l,r4us .
6
VAData Sebaran Penggunaan Lahandi Ike'anatffi
Mengetahui penggn[aal poii tanan aiKecamatan Q*sPefu / b?g
\Z- RTRV/ (Tata Ruang) Keeematan Mengetahui kebijakan positif perihal t4ta .ruangdanmenganalisis dampaknya /fqk4Qrk I, t
8 Peta Administrasi / p:w+ Untuk mensetahui batas admiiiistrasi wilayah9 Peta Jarinsan Jalan Keluralan O.',.-. {l ,t / tt\;,- Y\,.l,an-ru
tm^Yol- A-- a'L
Justa
KEMENTERIAN AGAruIAUIN JAKARTAFITKJl. lr- H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lodonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-Fn-AKDOg2Tgl. Terbit : 1 Maret 2O1O
No. Revisi: : 02
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITI,AN
Nomor : Un.0 I/F. l/KM.OI.3t 2t?a.t2}t 4Lamp. :Outline/ProposalHal : Permohonan Izin penelitian
Nama
NIN4
Jurusan
Semester
Tenr busan:l. t)ekan FITK2. Penrbantu Dekan Bidang Akadenriki Nlahasisrva 1,ang bersangkutan
Jakarta, 27 April2014
Kepada Yth.
Kepala Kelurahan RempoaKec. Ciputat TimurdiTernpat
As s a lamu' ala ikum v r.v b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Syahbani Putra Gunadi
I 1 10015000036
P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi
VIII
JudLrl Skripsi : "Dampak Kegiatan Industri rerhadap Kegiatan pendudul<(Studi Kasus di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat'finrur. I(otaTangerang Selatan),,
adalah betlat'nrahasisrva/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan IJIN Jakarta yang seclangmenytlsun skipsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/rnadrasah1,ang Saudara pimpin.
Untuk itu karni nlohon Saudara dapat mengizinkan rnahasisrva tersebut rnelaksarrakappeneiitian ci inraksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan ter.ima kasih.
[['as s a I arn u' a/ ai km y, r.y, b.
anto. \ [. Pd
24 200801 I 012
r
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
Nonror : Un.0 I/FI./KM.0I.3 I.".1t0.1201 4
Lamp. :......Hal : Observasi
Kepada Yth.
Kepala Badan Informasi GeospasialDiTempat
As s a lamu' alaikum wr.w b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Iembusan:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Tgl. Terbit
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
No. Dokumen FITK-FR-AKD-066
1 Maret 2O10
Jakarta, 27 April2014
01
1t1
Syahbani Putra Gunadr
I l l00r 5000036
P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi
VII
"Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan Pcnduduli (StudiKasus di Kelurahan Rernpoa Kecamatan Ciputat Timur KotaTangerang Selatan)"
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian tugas penyusLrnan skripsi,mahasiswa tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karena itu, kanrimohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikanbantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.
ll as s a I amu' a I ai kunt w r.w b.
' . Dr'lrvan P,urwanto. M.PdNIP:' i sl30424 2oo8ol I
,*
012
FORM (FR)irranllulf l I
a.n. I)ekan_,, ,i:::* r
;,'f'H }Bil{idikan IPs
:' )"t,6*tY I p,r'li{ ji,
1.-'eft;+'ryI
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 tndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-066Tgl. Terbit : 1 Maret 2010No. Revisi: : 01
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
Nomor : Un.Ol/Ft./KM.01.31.?.lt?.t2}t4Lamp. : ......Hal : Observasi
Kepada Yth.
Kepala PUSLIT Tanah BogorDiTempat
A s s a ! amtt' a I aikunr y, t .v, b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Jakarta, 27 April2}l4
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Syahbani Putra Gunadi
1 I r0015000036
P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi
VII
Judul Skripsi : "Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan Penduduk (StudiKasus di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur KotaTangerang Selatan)',
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbil,ah dan Keguruan UIN Sl,arifHidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian tugas penyusunan skr-ipsi,mahasisr.r'a tersebut memerlukan observ'asi dengan pihak terkait. Oleh karena itu, karnimohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasisrva tersebut dan mernberikanbantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.
Was s a I ant u' a I ai knn y, r.v, b.
Tenrbusan:Dekan Fakultas Ilnru Tarbiyah dan Kequruan
didikan IPS
anto. N4.Pd
012.1 200801 I 0l
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. JuaNa No 95 Ciputat l5412lndonesia
FoRM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-066
Tgl.Terbit :1Maret2010No. Revisi: : Q2
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.0 llFt.lKM .01.3 /........12014Lamp. :OutlinelProposalHal : Permohonan Izin Penelitian
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judu! Skripsi
Tembusan:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jakarta, il !ol;2014
Kepada Yth.
Kepala Dinas PUdi
Tempat
As s alamu' alaikum wr su b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Syahbani Putra Gunadi
I I 10015000036
P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi
VII
"Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan Penduduk (StudiKasus di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur KotaTangerang Selatan)"
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang sedang menlusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian(riset) di wilayah administrasi yang saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksananakanpenelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Vflas s al amu' alai kum wr.w b.
a.n.
q#
PEM ERI NTAH KOTA,TANG ERANG SELATAN
DINAS BINA MARGA DANI SUIVIBER DAYA AIRJalan Raya Puspiptek serpong No. 1 l(av. 518 setu Telp. (021) 75875438 Fax (c21) 75875439
Website : www.dbmsda.tangeran.gselatahkota.go.id, Email : [email protected]
TA',NpA [H"Br.rryML
Ftari ITanggal ' .KO,I,,1 trl . /q- 0A *Ao/+,Kepada
No. Surat1.1 /" ^ ,/Ao/4 ,
' ?*rnohonan ,il .[<n<\ilion .
Nomor tlp Penerima
7sE 74 98 .
Eiser.ah[<an Oleh Diterima Oleh( f',larya 8_r.]arn )
_,11 KEMENTERTAN AGAMA(W%\ UIN JAKARTAFORM (FR)
No. Dokumen . FITKFR+K}o66Tgl. Terbit : t fr,taret ZO1O
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nama
MMJurusan
Tembusan:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
: Syahbani Putra Gunadi
: 1 I 10015000036
: P. IPS / Konsenrrasi pendidikan Geografi
J akarta, 22 Septemb er 201 4
idikan IPS
Purwanto, Ir{.Pd130424 200801 1 012
Nomor : Un.0 t/Ft./KM .Ot.l t.?.6fl$zO t +Lamp. : Outline/Lembar euesionlerHal : Permohonan Izin penelitian
Kepada yth.
Pimpinan personalia pT. Indograwredi
Tempat
As s alamu' alaikum w r.w b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Semester : IX
Judul Skripsi : "Dampak Kegiatan Industri rerhadap Kegiatan penduduk (StudiKasus di Kerurahan Rernpoa Kecamatan ciputat rimur KotaTangerang Sclatan),'
adalah benar mahasiswa pada Fakurtas IImu Tarbiyah dan Keguruan uIN SyarifHidayatullah Jakarta .yang sedang menyusun skripsi, ian akan mengadakan penelitian(riset) di wilayah administiasi yun[ rara-a pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksananakanpenelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
lrl'as s a I amu' a la i kum w, r.v, b.
Y
p"t.ROTOGRAVURE & FLEXIELE PACKAGING II'OUSTNY
FORMULIR TAMU
VISITOR'S FORM
Nama Tamu(Visitor's name)
lnstansi / Perusahaan(lnstitution / Company)
No. Kendaraan(Car number plate)
Tanggal(Date of arrival)
Jam datang / kembali(Tlme of arrival / departure)
U ltY ),.l,.o,l,
lngin bertemu dengan(Person you are visithg)
Perihal(Reason for visit)
/"'l91 9L/1 Dengan(With an
Note
perjanjian (f,,miauxappointment) lYes / No)
7c1 - JeXJeu-Lq, TetLl
Ditandatangani oleh / Signed by :
/4V'/ffiPcnerlma tamu