dalang dibalik kisruh makelar freeport -...
TRANSCRIPT
1
Terungkap, Kakak Rini Soemarno
Dalang Dibalik Kisruh Makelar Freeport Nov 19, 2015
http://bataranews.com/2015/11/19/terungkap-kakak-rini-soemarno-dalang-dibalik-kisruh-makelar-freeport/
BataraNews.com – Mantan Dirut Pertamina Arie Soemarno dituding sebagai salah satu
tokoh di balik kisruh makelar perpanjangan kontrak kerja PT Freeport Indonesia.
Arie Soemarno diduga kuat menggerakkan Sudirman Said untuk mempublikasikan
rekaman pertemuan antara Ketua DPR Setya Novanto, Presiden Direktur PT Freeport
Indonesia Maroef Sjamsoeddin dan pengusaha minyak M Riza Chalid.
Mantan Anggota Komisi VII DPR yang juga politisi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon,
mengungkapkan bahwa kasus lobi perpanjangan kontrak kerja Freeport didesain oleh
Menteri ESDM Sudirman Said.
“Sasarannya ialah pengusaha minyak Reza Chalid yang dikenal dekat dengan Hatta
Radjasa,” kata Effendi di DPR, Kamis (19/11/2015).
Effendi Simbolon menyebut Ketua DPR Setya Novanto hanya dijadikan ‘batu lontar’
dalam bisnis Freeport yang mencuat belakangan ini. “Novanto digunakan untuk menaikkan
pertarungan dua kelompok yang memiliki kepentingan dalam masalah Freeport,” ujarnya.
Effendi menuturkan, Sudirman mulai menyasar Riza dengan membentuk Tim Reformasi
Tata Kelola Migas.
“Ujug-ujug (diangkat) Faisal Basri. Hanya gunakan figur baik dan polos untuk
mengeluarkan audit forensik, makanya dia sekarang bingung. Ini sudah dengan batasan
dan tembakannya Riza. Rudalnya langsung menghancurkan, destroy kekuatan Riza dan
berlanjut ke proses Freeport,” ujar Effendi.
2
Selain itu, dia menyebut adanya kepentingan mantan petinggi Petral Ari Soemarno yang
merupakan adik Menteri BUMN Rini Soemarno.
“Ari dan Riza yang pernah sama-sama di Petral pecah kongsi, sehingga muncullah dua
kelompok kepentingan tersebut,” jelas Effendi. Ari Soemarno, menurut Effendi telah
berkecimpung di Petral pada 2004.
“Ini yang bermasalah bukan Sudirman tapi Ari Soemarno. Dan ada lagi godfather-nya
yang level lebih tinggi. Yang nanti Anda tahu, ini perang frontal karena misi mereka
memuluskan proses perpanjangan kontrak karya dan lainnya terganjal. Karena tidak ada
negosisasi sebelum 2019,” tuturnya.
Menurutnya, kasus ini tidak akan muncul jika dalam pertemuan Novanto dan Presiden
Maroef Sjamsuddin tidak dilakukan bersama Riza. Sebab, berulang kali Effendi
menuturkan bahwa yang menjadi sasaran ialah Reza.
“Andaikan tak ada Riza di pertemuan, itu tak akan ter-blow up. Ini ibarat pesawat
Malaysia tidak tahu kemana, dan disinyalir ada orang dihilangkan maka dijatuhkan. Ketika
ada Novanto, momentum (untuk) blow up. Tapi sasaranya bukan Novanto,” pungkas dia.
Sumber: Rimanews