makalah pendidikan pancasila - makelar kasus

56
LAW IS TRUE PENDIDIKAN PANCASILA ABSTRAK Hukum adalah peraturan atau tata tertib yang mempunyai sifat memaksa, mengikat, dan mengatur hubungan manusia dan manusia lainnya dalam masyarakat dengan tujuan menjamin keadilan dalam pergaulan hidup dalam bermasyarakat. Mafia peradilan adalah bentuk pelanggaran berat yang melanggar pasal 24 Undang-undang Dasar 1945 tentang Kekuasaan Kehakiman. Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antaramu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan sebagian harta orang lain dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui. (Al-Baqarah: 188). Kata kunci : Hukum, mafia peradilan, Undang-undang HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Upload: achmad-rizky

Post on 25-Jun-2015

1.304 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Makalah Pendidikan Pancasila tentang Makelar Kasus

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

ABSTRAK

Hukum adalah peraturan atau tata tertib yang mempunyai sifat memaksa,

mengikat, dan mengatur hubungan manusia dan manusia lainnya dalam

masyarakat dengan tujuan menjamin keadilan dalam pergaulan hidup dalam

bermasyarakat. Mafia peradilan adalah bentuk pelanggaran berat yang melanggar

pasal 24 Undang-undang Dasar 1945 tentang Kekuasaan Kehakiman. Dan

janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antaramu dengan

jalan yang batil, dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim

supaya kamu dapat memakan sebagian harta orang lain dengan (jalan berbuat)

dosa, padahal kamu mengetahui. (Al-Baqarah: 188).

Kata kunci : Hukum, mafia peradilan, Undang-undang

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 2: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hukum adalah peraturan atau tata tertib yang mempunyai sifat memaksa,

mengikat, dan mengatur hubungan manusia dan manusia lainnya dalam

masyarakat dengan tujuan menjamin keadilan dalam pergaulan hidup dalam

bermasyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas , maka diperoleh suatu

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Hukum?

2. Pengertian Hukum dari berbagai tokoh?

3. Bagaimana Penggolongan Hukum?

4. Lembaga Peradilan apa saja yang ada di Indonesia?

5. Bagaimana Alat Kelengkapan Peradilan?

6. Bagaimana Sikap Taat terhadap Hukum?

7. Apa Contoh Perbuatan Melanggar Hukum?

8. Bagaimana Dampak dari Mafia Peradilan?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan dari rumusan masalah di atas adalah sebagai

berikut :

1. Mengetahui Tentang Hukum.

2. Mengetahui definisi Hukum dari berbagai tokoh.

3. Mengetahui Penggolongan Hukum.

4. Mengetahui Lembaga Peradilan.

5. Mengetahui Alat Kelengkapan Peradilan.

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 3: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

6. Mengetahui Sikap Taat terhadap Hukum.

7. Mengetahui Contoh Perbuatan Melanggar Hukum.

8. Mengetahui Dampak dari Mafia Peradilan.

D. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Untuk mempermudah dalam memahami makalah ini, penyusun akan

menyajikan sistematika pembahasan sebagai berikut :

Bab I : Berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan

Penulisan, Sistematika Pembahasan dan Metode Penulisan.

Bab II : Berisi tentang Pengertian Hukum, Penggolongan Hukum,

Sumber Hukum Formal dan Sumber Hukum Material, Tata

Hukum di Indonesia, Lembaga Peradilan di Indonesia, Alat

Kelengkapan Peradilan, Sikap Taat terhadap Hukum, Contoh

Perbuatan Melanggar Hukum dan Dampak Mafia Peradilan

Bab III : Berisi tentang Penutup yang terdiri atas Kesimpulan dan

Saran.

Demikian sistematika pembahasan yang mencakup semua

permasalahan di atas.

E. METODE PENULISAN

Dalam makalah ini, penyusun menggunakan beberapa metode penulisan

yaitu :

1. Metode Deduktif : Suatu metode penulisan dengan menempatkan

pokok atau inti masalah di awal dan dijelaskan

oleh beberapa kalimat penjelas.

2. Metode Induktif : Suatu metode penulisan dengan menempatkan

pokok atau inti masalah di akhir paragraf di

mana telah didahului kalimat penjelas.

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 4: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

3. Metode Komparatif : Suatu metode yang membandingkan dari buku

yang satu dengan buku yang lain untuk mencari

keserasian.

4. Metode Literatur : Suatu metode yang dilakukan dengan

membaca buku-buku mengenai Pendidikan

Pancasila.

5. Metode Internet : Suatu metode dengan mencari data melalui

internet karena lebih mudah dan banyak sumber

yang dapat dijadikan referensi

Demikian metode penulisan yang mencakup isi dari permasalahan di

atas.

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 5: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HUKUM

1. Pengertian Hukum

Hukum adalah peraturan atau tata tertib yang mempunyai sifat memaksa,

mengikat, dan mengatur hubungan manusia dan manusia lainnya dalam

masyarakat dengan tujuan menjamin keadilan dalam pergaulan hidup

dalam bermasyarakat. Hukum yang berlaku di Indonesia disebut hukum

nasional. Tata hukum nasional adalah peraturan hukum yang berlaku bagi

degenap bangsa dan seluruh tanah air Indonesia. Tata hukum nasional itu

terdiri atas hukum tertulis dan hukum tudak tertulis.

Pengertian hukum menurut beberapa ahli:

a. Mochtar Kusumaatmadja seorang pakar hukum menjelaskan bahwa

“Hukum adalah keseluruhan kaidah-kaidah serta asas-asas yang

mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat, yang bertujuan

memelihara ketertiban serta meliputi lembaga-lembaga dan proses

guna mewujudkan berlakunya kaidah itu sendiri sebagai kenyataan

dalam masyarakat”.

b. Hugo de Groot dalam “De Jure Belli ac facis” (1625)

Hukum adalah peraturan tentang perbuatan moral yang menjamin

keadilan.

c. Van Vellenhoven dalam “Het Adat recht van NederlandIndie”

Hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup yang bergolak

terus-menerus dalam keadaan bentur dan membentur tanpa henti-

hentinya dengan gejala-gejala lainnya.

d. Aristoteles

Hukum adalah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan

yangdaya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 6: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika

dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang

melakukan pelanggaran itu.

e. Samidjo, SH

Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang bersifat memaksa,

berisikan suatu perintah, larangan atau ijin untuk berbuat atau tidak

berbuat sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam

kehidupan masyarakat.

f. S.M. Amin, SH

Hukum ialah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma-

norma dan sanksi-sanksi. Tujuannya adalah mengadakan ketatatertiban

dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban

terpelihara.

g. J.C.T. Simorangkir, SH dan Woerjono Sastropranoto, SH

Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang

menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang

dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap

peraturan tadi mengakibatkan diambilnya tindakan, yaitu dengan

hukuman tertentu.

Hukum yang mempunyai sifat mengatur dan memaksa ini bertujuan

untuk:

1) Mengatur pergaulan hidup manusia secara dama (L.J. Van

Apeldoorn);

2) Mencapai keadilan, yaitu adanya unsure daya guna dan

kemanfaatan (Geny);

3) Menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya kepentingan-

kepentingan itu tidak dapat diganggu gugat.

Berdasarkan hal tersebut, hukum adalah norma yang bersumber

dari pemerintah atau negara. Pelangaran terhadap norma hukum akan

dikenai sanksi. Norma hukum bersifat tegas san memaksa atau mengikat.

Misalnya, jika anda mengendarai sepeda motor tidak memakai helm akan

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 7: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

dikenai sanksi berupa kurungan atau denda. Jika tidak memenuhi

peraturan universitas akan dikenai sanksi yang berlaku di universitas.

2. Ciri dan Unsur Hukum

Hukum memiliki cirri-ciri sebagai berikut.

a. Adanya perintah/larangan.

b. Perintah/larangan itu bersifat memaksa/mengikat semua orang.

Hukum mengandung beberapa unsur berikut.

a. Peraturan mengenai tingkah laku menusia dalam pergaulan

masyarakat.

b. Peraturan itu dibentuk oleh badan-badan resmi yang

berwajib/berwenang.

c. Peraturan itu bersifat memaksa.

d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas dan nyata.

B. PENGGOLONGAN HUKUM

Penggolongan hukum menurut Dudu Duswara Machmudin dan C.S.T Kansil

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Penggolongan Hukum

Jenis Penggolongan Macamnya Pengertiannya Contohnya

Berdasarkan

Sumbernya

Hukum Undang-

undang

Hukum Adat dan

Hukum Kebiasaan

Hukum

Yurisprudensi

Hukum yang tercantum di dalam

peraturna perundang-undangan

Hukum yang diambil dari

peraturan-peraturan adat dan

kebiasaan

Hukum yang berbentuk dari

putusan

UU Pemilu

Hukum adat

Minangkabau

KUHP

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 8: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

Hukum Traktat

Hukum Doktrin

pengadilan

Hukum yang ditetapkan oleh

Negara peserta perjanjian

internasional

Hukum yang berasal dari pendapat

para ahli hukum terkenal

Hukum batas

Negara

Berdasarkan

Bentuknya

Hukum tertulis

Hukum tidak

tertulis

Hukum yang dapat ditemui dalam

bentuk tulisan dan dicantumkan

dalam berbagai peraturan Negara.

Hukum tertulis terbagi atas:

a) Hukum tertulis yang

dikodifikasi

b) Hukum tertulis yang tidak

dikodifikasi

Hukum yang masih hidup dalam

keyakinan dan kenyataan di dalam

masyarakat yang bersangkutan.

KUHP, KUHD,

KUHAP

UU, Keppres, PP,

dll

Hukum kebiasaan

dan Hukum adat

Berdasarkan

Lainnya

Hukum Publik

Hukum Privat

Hukum yang mengatur hubungan

antara warga Negara dan Negara

yang menyangkut kepentingan

umum/public.

Hukum yang mengatur hubungan

antara orang yang satu dengan yang

lain dan bersifat pribadi.

Hukum tata Negara,

hukum pidana,

hukum acara pidana

Hukum perdata

Hukum dagang

Hukum waris

Berdasarkan Tempat

berlakunya

Hukum Nasional Hukum yang berlaku di dalam

suatu Negara

Hukum Australia

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 9: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

Hukum

Internasional

Hukum Asing

Hukum Gereja

Hukum yang mengatur hubungan

antara dua Negara atau lebih

Hukum yang berlaku dalam Negara

lain

Kaidah yang ditetapkan gereja

untuk para anggotanya

Hukum Indonesia,

dll

Hukum

Kewarganegaran,

Hukum Perang,

Hukum Perdata

Internasional, dll

Berdasarkan Masa

Berlakunya

Hukum positif (Ius

Constitutum)

Hukum yang Akan

Datang (Ius

Constituendum)

Hukum Universal,

Hukum Asasi atau

Hukum Alam

Hukum yang berlaku saat ini

Hukum yang dicita-citakan,

diharapkan, atau direncanakan akan

berlaku pada masa yang akan

datang

Hukum yang berlaku tenpa

mengenai batas ruang dan waktu.

Berlaku sepanjang masa, di mana

pun, dan terhadap siapapun

Hukum Geraja

Vatikan Roma

Hukum pidana

berdasarkan KUHP

sekarang

Hukum pidana

nasional yang

hingga saat ini

masih disusun

Piagam PPB

tentang DUHAM

Berdasarkan cara

mempertahankannya

Hukum Material

(Menimbulkan

Hak dan

Kewajiban)

Hukum yang mengatur tentang isi

hubungan antar sesama anggota

masyarakat, antar anggota

masyarakat dengan penguasa

negara, antar masyarakat dengan

pengusaha Negara

KUH Pidana, KUH

Perdata, UU No. 1

Tahun 1974 tentang

Perkawinan

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 10: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

Hukum Formal Hukum yang mengatur bagaimana

cara pengusaha mempertahankan

dan menegakan serta melaksanakan

kaidah-kaidah hukum material dan

bagaimana cara menuntutnya

apabila hak seseorang telah

dilanggar oleh orang lain.

Hukum Acara

Peradilan Tata

Usaha Negara

Berdasarkan

Sifatnya

Kaidah Hukum

yang Memaksa

Kaidah Hukum

yang Mengatur

atau Melengkapi

Hukum yang dalam keadaan

apapun harus ditaati dan bersifat

mutlak daya ikatnya

Kaidah hukum yang dapat

dikesampingkan oleh para pihak

dengan jalan membuat ketentuan

khusus dalam jalan membuat

ketentuan khusus dalam suatu

perjanjian yang mereka adakan.

Ketentuan pasal 340

KUH Pidana

Ketentuan pasal

1152 KUH Perdata

Khusus untuk hukum public dan hukum privat (yang digolongkan berdasarkan

idenya), apabila kita kaji ternyata memiliki perbedaan. Adapun perbedaan

tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 1.2 Perbedaan Hukum Privat dan Hukum Publik

Hukum Privat Hukum Publik

Mengutamakan kepentingan

individu;

Mengutamakan pengaturan

kepentingan umum

Mengatur hal ihwal (mendasar)

yang bersifat khusus;

Mengatur hal ihwal

(mendasar/awal) yang brsifat

umum

Dipertahankan oleh individu Dipertahankan oleh Negara

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 11: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

melalui jaksa

Asas perdamaian diutamakan dan

diupayakan oleh hakim

Tidak mengenal asas perdamaian

Gugatan dari pihak penggugat

dapat ditarik kembali setiap saat

Gugatan tidak dapat dicabut

kembali

Sanksinya berbentuk perdata:

macam hukumannya berupa

denda atau hukuman kurungan

sebagai pengganti hukuman

denda

Sanksinya umum: macam

hukumannya adalah hukuman

mati, penjara, kurungan, denda

dan hukuman tambahan

C. SUMBER HUKUM FORMAL DAN SUMBER HUKUM

MATERIAL

Sumber hukum adalah segala hal yang menimbulkan aturan yang

mempunyai kekuatan memaksa. Maksudnya, jika seseorang melanggar aturan

tersebut, orang itu akan dikenakan sanksi yang tegas dan nyata. Sumber

hukum dapat dikelompokkan atas sumber hukum formal dan sumber hukum

material.

Yang termasuk sumber hukum material adalah keyakinan dan perasaan

hukum individu dan pendapat umum yang menentukan isi atau material

hukum. Sumber isi atau materi hukum material antara lain dari nilai agama

dan kesusilaan, kehendak Tuhan (Thomas Aquino), akal budi (Grotius), serta

jiwa bangsa (F.C. Von Savigny). Isi hukum ini masih samar-samar. Sehingga

perlu diberi bentuk. Bentuknya adalah sumber hukum formal. Jadi sumber

hukum formal adalah perwujudan isi atau material hukum material yang

menentukan berlakunya hukum itu sendiri. Jenis-jenis sumber hukum formal

adalah sebagai berikut.

1. Undang-undang

Ada dua jenis UU yakni dalam arti material (setiap peraturan yang

dikeluarkan oleh pemerintah yang isisnya mengikat secara umum bagi

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 12: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

semua warga Negara) dan dalam arti formal (setiap peraturan yang karena

bentuknya dapat disebut UU).

2. Kebiasaan (Hukum Tidak Tertulis)

Yaitu perbuatan yang diulang-ulang terhadap hal yang sama dan kemudian

diterima serta diakui oleh masyarakat.

3. Yurisprudensi

Yaitu keputusan hakim terdahulu terhadap perkara yang tidak diatur oleh

UU dan dijadikan pedoman oleh hakim lainnya dalam memutuskan

perkara yang serupa. Dalam membuat yurisprudensi,biasa seorang hakim

akan melakukan penafsiran.

4. Traktat

Yaitu perjanjian yang dibuat oleh dua Negara atau lebih mengenai

persoalan-persoalan tertentu yang menjadi kepentingan Negara yang

bersangkutan.

5. Doktrin

Yaitu pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-

asas penting dalam hukum dan penerapannya.

D. TATA HUKUM INDONESIA

Tata hukum berasal dari bahasa Belanda “rechtorde” yaitu susunan

hukum, yang artinya memberikan tempat yang sebenarnya pada hukum. Yang

dimaksud dengan “memberi tempat sebenarnya” yaitu menyusun dengan baik

dan tertib aturan-aturan hukum dalam pergaulan hidup agar ketentuan yang

berlaku denga mudah dapat diketahui dan digunakan untuk menyelesaikan

setiap peristiwahukum yang terjadi. Pelaksanaan tata atau susunan itu

berlangsung selama ada pergaulan hidup manusia terus berkembang. Oleh

karena itu dalam tata hukum terdapat aturan hukum yang berlaku positif atau

ius constitutum, di samping aturan hukum sejenis yang pernah berlaku dan

tetap dinamakan hukum (recht).

Dalam hukum positif di Indonesia, berlaku tata j=hukum sebagai

berikut.

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 13: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

1. Hukum Tata Negara (HTN), adalah ketentuan-ketentuan yang

mengatur tentang organisasi untuk mencapai tujuannya dalam

kemasyarakatan.

2. Hukum Administrasi Negara (HAN), adalah ketentuan-ketentuan

yang mengatur tentang pengelolaan administrasi pemerintahan

dalam arti luas, yang bertujuan untuk mengetahui cara tingkah laku

Negara dan alat-alat perlengkapan Negara.

3. Hukum Perdata, adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur dan

membatasi tingkah laku manusia dalam memenuhi kepentingan

(kebutuhan)nya atau mengatur kepentingan-kepentingan

perseorangan.

4. Hukum Pidana, adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur dan

membatasi tingkah laku manusia alam maniadakan pelanggaran

kepentingan umum.

5. Hukum Acara atau Hukum Formal, adalah peraturan hukum yang

mengatur tentang cara bagaimana mempertahankan dan

menjalankan peraturan hukum material. Tata hukum ini terbagi

atas:

a) Hukum Acara Pidana, adalah ketentuan-ketentuan yang

mengatur cara bagaimana pemerintah menjaga kelangsungan

pelaksanaan hukum pidana material.

b) Hukum Acara Perdata, adalah ketentuan-ketentuan mengatur

tentang cara bagaimana mempertahankan dan menjalankan

peraturna hukum perdata material.

E. LEMBAGA PERADILAN DI INDONESIA

Lembaga peradilan di Indonesia diserahkan kepada Mahkamah Agung

sebagai pemegang kekuasaan kehakiman, yang memiliki tugas pokok seperti

menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang

diajukan kepadanya. Lembaga peradilan di Indonesia dapat dibedakan sebagai

berikut.

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 14: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

1. Peradilan Umum (UU No. 2 Tahun 1986)

2. Peradilan Agama (UU No. 7 tahun 1989)

3. Peradilan Militer (UU No. 5 Tahun 1950)

4. Peradilan Tata Usaha Negara (UU No. 5 Tahun 1989)

Bagan di bawah ini menunjukan Susunan Badan atau Lembaga

Peradilan yang ada di Indonesia.

1. Pengadilan Umum

Pengadilan Umum memeriksa dan memutuskan perkara tingkat

pertam dari segal perkara perdata dan pidana sipil untuk semua golongan

penduduk (warga Negara dan orang asing).

Pengadilan Negeri berkedudukan di Daerah Tingkat II atau yang

setingkat. Perkara-perkara yang ada diselesaikan oleh hakim dan dibantu

oleh panitera. Pada tiap-tiap Pengadilan Negeri ditempatkan pula

Kejaksaan Negeri sebagai alat pemerintah yang ditempatkan sebagai

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Mahkamah Agung

Pengadilan Tinggi

Umum/Sipil

Pengadilan Tinggi Agama

Pengadilan Tinggi Militer

Pengadilan Tinggi Tata

Usaha Negara

Pengadilan Negeri

Umum/Sipil

Pengadilan Agama

Pengadilan Militer

Pengadilan Tata Usaha

Negara

Page 15: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

penuntut umum dalam suatu perkara pidana terhadap si pelanggar hukum.

Tetapi dalam perkara perdata, Kejaksaan Negeri tidak ikut campur tangan.

2. Pengadilan Agama

Pengadilan Agama memeriksa dan memutuskan perkara-perkara

yang timbul di antara umat islam, yang berkaitan dengan nikah, rujuk,

talak (perceraian), nafkah, waris, dan lain-lain. Dalam hal yang dianggap

perlu, keputusan Pengadilan Agama dinyatakan berlaku oleh Pengadilan

Negeri.

3. Pengadilan Militer

Pengadilan Militer khusus mengadili bidang pidana, khususnya

bagi:

a. Anggota TNI,

b. Seseorang yang menurut undang-undang dapat dipersamakan dengan

anggota TNI dan Polri,

c. Anggota jawatan atau golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI

dan Polri manurut undang-undang,

d. Tidak termasuk a sampai dengan c tetapi menurut kaputusan

Menhankam yang ditetapkan dengan persetujuan Menteri Kehakiman

harus diadili oleh Pengadilan Militer.

4. Pengadilan Tata Usaha Negara

Pengadilan Tata Usaha Negara di Indonesia masih relatif baru. Ini

terbukti dari keberadaannya berdasarkan UU No. 5 Tahun 1986 dengan

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1991.

Pengadilan Tata Usaha Negara adalah badan yang berwenang

memeriksa dan memutus semua sengketa tata usaha Negara sengketa yang

timbul sebaga akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha Negara.

Keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara merupakan ketetapan

tertulis yang dikeluarkan oleh badan tata usaha Negara yang berisi

tindakan hukum badan tata usaha Negara berdasarkan peraturan

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 16: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

perundang-undangan yang berlaku yang menimbulkan akibat hukum bagi

seseorang atau badan hukum.

Masalah-masalah yang menjadi jangkauan Pengadilan Tata Usaha

Negara, antara lain sebagai berikut:

a. Bidang Sosial, yaitu gugatan atau permohonan terhadap keputusan

administrasi tentang penolakkan permohonan suatu izin.

b. Bidang Ekonomi, yaitu gugatan atau permohonan yang berkaitan

dengan perpajakan, merk, agrarian, dan sebagainya.

c. Bidang Function Publique, yaitu gugatan atau permohonan yang

berhubungan dengan status atau kedudukan seseorang. Misalnya

bidang kepagaiwaian, pemecatan, pemberhentian hubungan kerja dan

sebagainya.

d. Bidang Hak Asasi Manusia, yaitu gugatan atau permohonan yang

berkaitan dengan pencabutan hak milik seseorang serta penangkapan

dan penahanan yang tidak sesuai dengan prosedur hukum (seperti yang

diatur dalam KUHP) mengenai praperadilan, dan sebagainya.

F. ALAT KELENGKAPAN PERADILAN

Alat kelengkapan peradilan Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Hakim

Hakim adalah pejabat yang melakukan tugas kekuasaan kehakiman.

Hakim bertugas menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila

dengan jalan menafsirkan hukum dan mencari dasar-dasar serat asas-asas

yang jadi landasannya, melalui perkara-perkara yang dihadapkannya,

sehingga keputusannya mencerminkan perasaan keadilan bangsa dan

rakyat Indonesia. Hal tersebut berarti kebebasan hakim dibatasi oleh

Pancasila, undang-undang, kepentingan para pihak dan ketertiban.

2. Jaksa

Jaksa atau kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan

kekuasaan Negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain

berdasarkan undang-undang. Pengertian ini menegaskan kedudukan

kejaksaan sebagai satu-satunya lembaga penuntut yang berperan sangat

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 17: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

penting dalam upaya penegakan hukum, khususnya bertindak selaku

penuntut umum dan pelaksanaan putusan pengadilan memainkan peran

yang sangat penting dalam proses peradilan. Mengingat peran yang sangat

penting itu pula. Seorang jaksa dituntut untuk dapat bekerja secara

profesional sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Polisi

Polisi atau kepolisian adalah lembaga Negara yang berperan sebagai

pemelihara Kamtibnas, penegak hukum, pelindung, serta pengayom dan

pelayan masyarakat. Kepolisian Negara RI memiliki visi yaitu mampu

menjadi pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat yang selalu dekat

dan bersama-sama masyarakat. Selain itu, polisi juga mampu menjadi

penegak hukum dan hak asasi manusia, pemelihara keamanan dan

ketertiban serta mewujudkan keamanan dalam negeri dalam suatu

kehidupan nasional yang demokratis dan masyarakat yang sejahtera.

G. SIKAP TAAT TERHADAP HUKUM

Hukum bertujuan untuk menjaga dan memelihara ketertiban

masyarakat, serta untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat dan bernegara

menjadi tenteram, nyaman, dan aman, masing-masing anggota masyarakat

harus tunduk dan menaati hukum dan bersikap positif terhadap hukum.

Menegakkan norma hukum akan membawa manfaat bagi kehidupan

masyarakat. Secara umum manfaat yang bisa kita rasakan adalah tidak

terjadinya kesewenang-wenangan, terjadinya keseimbangan antara hak dan

kewajiban, dan terciptanya masyarakat yang aman, tertib, dan tenteram.

Sikap taap berarti tunduk atau patuh terhadap sesuatu ketentuan atau

orang lain. Sikap taat diwujudkan dalam kemauan untuk menjalankan perintah

dan menjauhi larangan. Dengan demikian, sikap taat terhadap hukum adalah

tunduk dan patuh terhadap segala ketentuan yang digariskan oleh hukum yang

berlaku, dengan cara memenuhi kewajiban yang dibebankan dan tidak

melanggra hal-hal yang dilarang dalam hukum.

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 18: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

Contoh perwujudan sikap taat terhadap hukum sangatlah banyak.

Dalam kegiatan sehari-hari banyak diperlihatkan fenomena yang menunjukkan

ketaatan terhadap hukum. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Mematuhi peraturan lalu lintas, misalnya berkendara di jalur yang benar,

tidak menerobos lampu merah, dan memakai atribut keselamatan

berkendara.

2. Mematuhi peraturan yang berkaitan dengan interaksi masyarakat, misalnya

tidak mencuri, menganiaya, dan melakukan pemerasan kepada orang lain.

3. Mematuhi peraturan yang berkaitan dengan kewarganegaraan, misalnya

membuat KTP bagi yang telah berusia 17 tahun, membayar pajak, dan

membuat kartu keluarga.

Sikap taat terhadap hukum dapat dibiasakan dalam kehidupan sehari-

hari apabila ditanamkan dalam diri bahwa seiap manusia memiliki hak yang

sama. Tidak ada satupun manusia yang boleh melanggar hak orang lain.

Selain itu, setiap manusia harus yakin bahwa hukum diciptakan demi

terjadinya keteraturan dan kebaikan bagi manusia itu sendiri, bukan untuk

menghukum setiap pelanggaran yang dilakukan manusia.

H. CONTOH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM

Contoh perbuata yang melanggar hukum itu begitu banyak. Akan tetapi, saya

ingin menitik beratkan pada suatu pelanggaran hukum yang sedang marak-

maraknya di negeri tercinta ini, yaitu tentang mafia peradilan atau markus.

1. Survey PERC yang mengejutkan

Menarik sekali membaca hasil survey the Political and Economic Risk

Consultancy (PERC) 2008 tentang Judicial. System yang menempatkan

Indonesia pada urutan ke-12 diantara negara-negara di Asia (The Jakarta Post,

10/08). Urutan ke-12 sebagai negara dengan sistem peradilan terburuk tersebut

memang tidaklah menarik (dalam artian positif), malah justru menyedihkan.

Yang menarik bagi penulis adalah tanggapan dan komentar masyarakat baik

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 19: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

yang paham hukum maupun yang awam hukum terkait dengan publikasi hasil

survey tersebut. Sejauh pengamatan penulis, hampir seluruh tanggapan dan

komentar di berbagai media masa berkaitan dengan buruknya sitem hukum

dan peradilan di negeri ini selalu tidak bisa dilepaskan dari istilah

‘mafia peradilan’. Tidak peduli siapa yang melakukan

kesalahan dan kejahatan yang membuat buruknya sistem peradilan kita, baik

itu polisi, jaksa, hakim, pengacara, notaris, anggota KY (Komisi Yudisial),

maupun anggota masyarakat sekalipun, semuanya akan disebut mafia

peradilan. Ada nuansa ketidak adilan dalam penyebutan mafia peradilan

dengan menggeneralisir semua pelaku yang terlibat di dalamnya. Ini mungkin

saja hanya rasa keterusikan penulis dan hanya merupakan pendapat pribadi

yang belum tentu merupakan representasi dari institusi tempat penulis bekerja

saat ini.

Dimana nuansa ketidak adilan itu? Mari kita lihat paparan berikut.

Apa, Siapa dan Untuk Siapa. Istilah Mafia Peradilan di Indonesia

seringkali merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris, Judicial

Cooruption atau juga Court Mafia. Menurut sejarawan Paolo Pezzino

(wikipedia.org), The Mafia is a kind of organized crime being active not only

in several illegal fields, but also tending to exercise sovereignty functions

– normally belonging to public authorities – over a specific

territory... (Mafia adalah sejenis kejahatan terorganisir yang tidak hanya aktif

dalam bidang yang illegal tetapi juga cenderung menguji fungsi fungsi

kedaulatan yang biasanya dimiliki otoritas publik). KP2KKN (2006)

mendefiniskan mafia peradilan sebagai pebuatan yang bersifat sistematis,

konspiratif, kolektif, dan terstruktur yang dilakukan oleh actor tertentu (aparat

penegak hukum dan masyarakat pencari keadilan) untuk memenangkan

kepentingannya melalui penyalahgunaan wewenang, kesalahan administrasi

dan perbuatan melawan hokum yang mempengaruhi proses penegakan hukum

sehingga menyebabkan rusaknya system hukum dan tidak terpenuhinya rasa

keadilan.

Ada persepsi umum terutama di kalangan masyarakat awam ketika

disebut kata peradilan, sering kali tercampur aduk antara peradilan dengan

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 20: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

pengadilan. Sebagian masyarakat belum bias membedakan apa itu peradilan

bedanya dengan pengadilan. Sehingga ketika dicuatkan kata mafia peradilan,

maka asosiasinya adalah mafia yang terjadi di pengadilan yang hanya

dilakukan oleh para pegawai di pengadilan, dari jurusita, panitera dan hakim.

Hal ini merupakan tendensi yang tidak baik bagi proses terciptanya peradilan

Indonesia yang beribawa dan bermartabat. Karena ada semacam (un)intended

character assassination bagi dunia peradilan terutama bagi mereka yang

bekerja di pengadilan dalam lingkungan Mahkamah Agung RI. Padahal ketika

berbicara tentang mafia peradilan sesungguhnya kita sedang membicarakan

penegakan hukum. Dan ketika membicarakan penegakan hukum maka tidak

boleh tidak kita juga harus melihat siapa saja penegak hukum itu. Disana ada

jaksa, polisi, hakim dan pengacara. Mereka semua adalah penegak hukum.

Ketika ada oknum polisi menyalahgunakan hukum, ketika ada oknum

jaksa ditangkap KPK, ketika ada oknum anggota KY digelandang KPK, ketika

ada oknum pegawai MA dicokok KPK, ketika ada pengacara hitam berkolusi

dengan penegak hukum lainnya, semuanya digolongkan sebagai mafia

peradilan. Disanalah letak nuansa ketidak adilan tersebut. Ada kontradiksi

antara persepsi masyarakat tentang pengadilan dan peradilan vis-à-vis

penggunaan istilah mafia peradilan bagi semua pelaku penyalahgunaan hukum

dan wewenang di kalangan para penegak hukum. Untuk menjaga netralitas

demi terjaganya wibawa masing-masing lembaga penegak hukum dan untuk

lebih mudah mencari solusi memberantas mafia peradilan, penulis lebih

favourable menggunakan istilah ‘ mafia penegakan hukum.’

Atau kalau tidak, mengapa kita tidak sebut saja secara spesifik mislanya mafia

kepolisian, mafia kejaksaan, mafia pengadilan, mafia keadvokatan, mafia KY

dan lain sebagainya.

Mafia Penegakan Hukum. Harus diakui mafia penegakan hukum

memang masih saja terjadi di lembaga penegakan hukum kita. Semuanya

melibatkan berbagai pihak, dari polisi, jaksa, pengacara dan hakim serta

masyarakat sendiri. Layaknya seperti lingkaran setan (vicious circle) yang

sukar ditemukan ujung pangkalnya. Untuk mengatasi praktek mafia seperti

ini, Transparency International Indonesia (2008) menawarkan solusi

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 21: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

alternative: Pertama, pemerintah membuat blue print (cetak biru) program

reformasi peradilan. Kedua, pengawasan para hakim, jaksa dan pengacara.

Ketiga, lembaga peradilan bersinergi dengan KPK, dan Keempat, tindakan

tegas Dewan Kehormatan dari lembaga-lembaga advokat/pengacara. Ada

beberapa (untuk tidak menyebut banyak) penegak hukum yang masih nakal,

tetapi kita juga harus secara objektif mengakui bahwa masih banyak para

penegak hukum yang masih mempunyai moral dan integritas tinggi. Di

Mahkamah Agung sendiri misalnya, bekerja sama dengan lembaga-

lembaga seperti GGIJ dan IALDF, reformasi peradilan itu sedang berjalan

dengan gencar-gencarnya. Badan Pembinaan dan Pengawasan menjadi pilar

utama yang sejauh ini terbukti menjadi momok bagi aparat pengadilan.

Keterbukaan informasi dikedepankan (lihat misalnya www.putusan.net dan

www.pembaruanperadilan.net). Dan excellent service menjadi menu

utamanya. Jalan menuju dunia peradilan modern yang berwibawa dan

bermartabat memang masih terbentang panjang. Tetapi dengan dukungan

konstruktif semua lapisan masyarakat, kita berharap itu tidak lagi menjadi

penantian yang tak berkesudahan, sehingga legal justice, moral justice dan

social justice selalu bias terus diwujudkan di bumi tercinta ini.

2. Susno Ungkap Ada Mafia Peradilan di Mabes Polri

Kapolri Minta Program Periksa

Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri Komjen

Susno Duadji kembali membuat sensasi. Setelah meluncurkan buku Bukan

Testimoni Susno, jenderal berbintang tiga nonjob itu kini ingin membongkar

makelar kasus (markus).

Tak tanggung-tanggung, Susno menyebut adanya markus di Bareskrim,

lembaga yang pernah dipimpinnya. ''Soal markus itu, saya akan menemui

Satgas Pemberantasan Mafia Kasus besok (hari ini, Red) di kantor satgas,'' kata

Susno di Jakarta kemarin (17/3).

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 22: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

Perwira tinggi kelahiran Pagar Alam, Sumatera Selatan, tersebut menyatakan

siap menjelaskan secara detail. Susno juga siap jika dimintai keterangan oleh

institusinya (Polri). ''Siap, tentu siap. Akan saya sampaikan kepada penyidik,''

tegas alumnus Akpol 1977 tersebut.

Di kompleks Istana Presiden, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri

memerintah kepala divisi profesi dan pengamanan untuk segera memanggil

Susno terkait dugaan adanya markus di internal Bareskrim. Kabareskrim Ito

Sumardi juga diminta mengadakan gelar perkara.

''Sudah saya perintahkan tadi pagi kepada propam untuk segera undang Susno.

Di satu sisi, saya perintah Kabareskrim untuk gelar perkara lengkap. Temukan

ada atau tidak penyimpangan dalam penyidikan kasus itu yang kebetulan (saat

itu, Red) Kabareskrim-nya Pak Susno sendiri dan ini disampaikan dia sendiri,''

ujar alumnus Akpol 1974 tersebut.

Bambang berharap pemanggilan Susno bisa memperjelas masalah dugaan

adanya mafia pajak yang berkongkalikong dengan anggota Polri sebagaimana

yang dituduhkan Susno. ''Sekarang kami akan meluruskan. Jika sudah ada

hasilnya, kami sampaikan terbuka,'' tegasnya.

Apakah orang-orang yang dituding Susno akan dipanggil juga? Menurut

Kapolri, hal itu bergantung pemeriksaan terhadap Susno. ''Ada fakta-fakta apa

yang dimiliki (Susno) selama (menjabat) Kabareskrim dulu, sehingga bisa

memberi penjelasan. Lalu, kami gelar perkara internal,'' jelasnya.

Di Mabes Polri, Kabareskrim Komjen Ito Sumardi menegaskan bahwa

pihaknya akan mengusut tuntas dugaan adanya markus tersebut. ''Kalau

memang ada, tentu kami akan melakukan tindakan hukum secara nyata. Siapa

pun, baik pihak luar maupun pihak dalam,'' tegasnya.

Menurut dia, siapa pun yang melaporkan adanya markus di internal Polri akan

ditindaklanjuti. Pengusutan dugaan pelanggaran pidana kasus tersebut berada

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 23: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

di bawah Wakapolri Komjen Pol Yusuf Manggabarani.

''Kami tindak lanjuti, apakah benar atau tidak. Makanya, sekarang dari internal,

dari divisi propam, dipimpin Pak Wakapolri dan Irwasum (Komjen Pol Nanan

Soekarna),'' ungkap jenderal berbintang tiga tersebut.

Ito menegaskan, Polri sangat berkomitmen memberantas markus di tubuh

kepolisian. ''Polri juga tidak mau kalau dibilang ada markus, kami diam saja.

Kami tidak mau,'' ujarnya.

Dalam pernyataannya kepada media sebelumnya, Komjen Susno Duadji

menyebut ada tiga orang penting yang melakukan praktik makelar kasus dalam

penanganan kasus money laundering dan dugaan pidana korupsi. Menurut dia,

kasus itu terjadi saat Direktorat II Ekonomi Khusus Bareskrim Polri mengusut

dugaan kasus money laundering yang dilakukan seorang inspektur jenderal

pajak bernama Gayus Tambunan ( GT).

''Di rekening dia, berdasar hasil penelusuran sebuah instansi, masuk aliran dana

mencurigakan senilai lebih dari Rp 25 miliar,'' ungkap Susno. Aliran dana

mencurigakan berbentuk dolar dan rupiah yang masuk ke rekening GT itu

lantas diselidiki Bareskrim.

Dari hasil penelusuran Bareskrim, GT diduga melakukan kejahatan pencucian

uang (money laundering) senilai Rp 400 juta. Dari pengembangan penyidikan

kasus, ditemukan adanya kasus kejahatan korupsi dana wajib pajak senilai Rp

25 miliar.

Susno pun memerintah direktur II ekonomi khusus kala itu, Brigjen Edmon

Ilyas, untuk memprioritaskan pengusutan kasus tersebut hingga tuntas. Uang

Rp 25 miliar yang diduga sebagai hasil kejahatan itu pun dibekukan Susno.

Setelah tak lagi menjabat Kabareskrim, Susno mengecek perkembangan kasus

tersebut. Ternyata, kasus Rp 25 miliar itu tidak dilanjutkan. ''Uang tersebut

ternyata dicairkan,'' katanya.

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 24: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

Uang itu diakui sebagai milik pengusaha berinisial AK. ''Dia dibekingi orang

kuat,'' tegasnya. Menurut logika Susno, jika Kabareskrim bisa dilangkahi, tentu

orang yang menjadi beking berlevel di atas Kabareskrim.

Uang Rp 25 miliar tersebut, kata Susno, akhirnya dinyatakan sebagai milik

pengusaha yang dititipkannya di rekening GT untuk dana pembelian sebidang

tanah.

''Uang (Rp 25 miliar) itu ternyata dibagi-bagi oleh mereka. Karena itu, uang

tersebut dibuat sebagai milik pengusaha. Saya nggak bisa bilang mereka

masing-masing dapat berapa dan siapa-siapa saja yang menerima. Nanti saya

dibilang nuduh lagi,'' ujar Susno.

Dalam penjelasan resmi Polri, penyidikan kasus GT tersebut sekarang sudah

disidangkan di PN Tangerang dalam kasus pencucian uang. GT disidik Polri

berdasar hasil penyelidikan atas adanya transaksi keuangan yang tidak wajar

Rp 5,4 miliar.

Penyidikan dimulai pada 27 Juli 2009. Dalam penyidikan, telah dilakukan

penelitian terhadap aliran dana yang terkait dengan rekening tersangka dan

diperoleh petunjuk adanya tindak pidana pencucian uang, mengalihkan ke

rekening deposito yang melibatkan tersangka GT.

Lalu, 5 Oktober 2009, berkas perkara dikirim ke kejaksaan. Pada 21 Oktober

2009, berkas perkara dikembalikan kejaksaan (P-19) untuk diperbaiki dengan

petunjuk bahwa jumah barang bukti uang yang bisa disita sebesar Rp 370 juta

dan jumlah tersebut wajib disita/diblokir penyidik.

Pada 23 Oktober 2009, berkas perkara dikirim kembali oleh penyidik ke

kejaksaan setelah diperbaiki sesuai petunjuk jaksa. Pada 23 Oktober 2009,

berkas perkara dinyatakan sudah lengkap (P-21) oleh jaksa. Pada 3 November

2009, berkas perkara berikut tersangka GHPT dikirim ke kejaksaan dan

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 25: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

disidangkan. (sof/rdl/zul/jpnn/c5/iro)

Sumber: Jawa Pos, 18 Maret 2010

3. Court Mafia, Mafia Peradilan

Aktor dalam Peradilan Mafia :

- Hakim Korup

- Pengacara Hitam

- Jaksa Korup

- Polisi Korup

- Makelar Kasus ( Markus )

Target = Pengusaha

+++++++++++++++++++++++++++

BERKELIARAN, Pengusaha Jadi Sasaran

Mafia peradilan ditengarai masih marak di berbagai instansi penegak hukum.

Pengusaha sering menjadi sasaran tembak, bahkan diperas oleh makelar kasus

ketika mereka berhadapan dengan perkara hukum.

Kondisi ini tak hanya mengakibatkan biaya ekonomi tinggi, tetapi juga

mengakibatkan iklim investasi di Indonesia tidak menarik. Banyak pengusaha

yang menjadi korban makelar kasus (markus) tak betah berinvestasi di

Indonesia dan mimilih kabur ke luar negeri. Di sisi lain, sejumlah pengusaha

kotor memanfaatkan peradilan yang bisa ”dibeli” itu untuk menjarah dana

bank dan kemudian menikmati hasilnya di luar negeri.

Demikian rangkuman Investor Daily dari wawancara dengan Ketua Himpunan

Pengusaha Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa, Anggota Dewan Penasihat

Asosiasi Pengusaha Indonesia Djimanto, dan Sekjen Asosiasi Pertekstilan

Indonesia (API) Ernovian G Ismy di Jakarta, Jumat (6/10).

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 26: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

Menurut Erwin Aksa, mafia peradilan mengakibatkan beban keuangan

perusahaan meningkat. ”Mafia peradilan merugikan perusahaan yang terkena

kasus hukum, apalagi jika prosesnya berjalan sangat lamban,” katanya.

Bahkan, kata dia, tak jarang perusahaan menjadi bangkrut akibat tingginya

biaya perkara hukum.

”Banyak kasus hukum yang seharusnya bisa diselesaikan dengan hukum

perdata, digiring menjadi pidana karena peran mafia peradilan,” katanya.

Pengusaha yang umumnya berpikir praktis akhirnya terjebak dengan jual-beli

perkara dengan harapan kasusnya cepat diselesaikan. ”Ini sangat

mengkhawatirkan,” tambahnya.

Erwin mengatakan, para pengusaha sebenarnya taat terhadap ketentuan hukum

yang berlaku di Tanah Air. Namun, kata dia, ada beberapa aturan yang

intepretatif sehingga menjebak pebisnis. Contohnya, aturan bisnis kehutanan

dan perkebunan. ”Aturan semacam ini harus dipertegas agar tidak

dimanfaatkan makelar kasus untuk memeras pengusaha,” katanya.

Hal senada diungkapkan Djimanto. Menurut dia, mafia peradilan

mengakibatkan ketidakpastian hukum dalam berbisnis di Indonesia. ”Kami

memperkirakan tambahan biaya yang harus dikeluarkan pebisnis untuk urusan

perkara di pengadilan bisa sampai 30% dari total biaya produksi,” ujaranya.

Dampaknya, kata dia, produk Indonesia menjadi tidak kompetitif. Selain harus

menanggung beban suku bunga tinggi, pengusaha Indonesia juga terbebani

biaya ekonomi lebih banyak yang timbul akibat ketidakpastian hukum.

Ernovian mengatakan, pengusaha membutuhkan kepastian hukum dalam

berusaha. ” Tanpa ada kepastian, mereka akan takut berinvestasi,” katanya.

Sayangnya, kata dia, banyak aturan di Indonesia yang sifatnya abu-abu

sehingga sering menjebak pengusaha.

Banyaknya aturan yang ’menjebak’ atau masuk wilayah abu-abu juga

diungkapkan Senior Corporate Lawyer Triweka & Partners Wawan

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 27: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

Zulmawan. Contohnya, pasal 2 dan 3 UU Korupsi yang menyebutkan, pihak-

pihak yang diduga dapat berpotensi merugikan keuangan negara. ”Pasal ini

menakutkan, khususnya bagi pengusaha karena bisa membuat pihak tertentu

berbuat semena-mena. Kata-kata diduga dan berpotensi itu multitafsir dan

sangat subyektif,” ujarnya.

Mafia Peradilan

Wakil Koordinator Indonesian Corruption Watch (ICW) Adnan Topan

Husodo mengatakan, fenomena mafia peradilan sudah sangat luar biasa.

Misalnya, seseorang yang terkena masalah hukum akan langsung diendus oleh

markus yang sangat tahu ke mana jalur untuk memengaruhi para penegak

hukum itu. “Dan, di situ sudah ada orang yang menjadi penunjuk jalan,”

katanya.

Hal senada diungkapkan Agustinus Hutajalu. Ia menilai, cengkeraman mafia

peradilan sudah sangat kuat.”Semua orang pasti sudah tahu adanya mafia

peradilan itu. Tapi, ini susah sekali dibuktikan secara kasat mata. Hanya terasa

saja,” katanya.

Penelitian ICW tahun 2002 menyebutkan, mafia peradilan di Mahkamah

Agung melibatkan para pegawai, panitera, dan para hakim. Praktik mafia

dilakukan dengan cara pemerasan, penyuapan, pengaturan majeli hakim, calo

perkara, pengaburan perkara, pemalsuan vonis, pemberian ’surat sakti’, atau

vonis yang tidak bisa dieksekusi.

Modus operandi mafia peradilan ibarat transaksi jual beli. Penjual adalah

pihak yang mempunyai kewenangan, sedangkan pembeli adalah kelompok

yang membutuhkan kemenangan dalam suatu proses hukum. Penjual,

misalnya, adalah hakim yang memutuskan perkara, dan pembeli adalah

terdakwa yang membutuhkan putusan bebas.

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 28: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

Dalam praktik jual-beli tersebut, posisi panitera, pegawai pengadilan, dan

advokat hanyalah makelar perkara. Sebagai calo, mereka hanya berfungsi

sebagai penghubung negosiasi antara penjual dan pembeli.

Sebuah sumber mengungkapkan, sejumlah oknum polisi, jaksa, dan hakim

menjadi pedagang dari perkara yang diurusnya, sedangkan markus sebagai

perantaranya. Di tangan oknum tersebut, pasal-pasal dalam UU mempunyai

nilai jual yang tinggi.

Sementara itu, hakim dalam membuat putusan ibarat koki dan putusan adalah

hidangannya. Dalam membuat hidangan, hakim melihat dulu pesanannya,

baru kemudian meramu argumen-argumen hukumnya. Tak penting, apakah

argumen hukumnya masuk akal atau tidak, yang penting pemesannya bahagia

ketika mengunyah hidangannya.

Sumber itu mengungkapkan, markus makin marak karena praktik jual-beli

perkara telah melembaga. ”Ibarat lalat, si markus hanya bekurubung dan

berkembang biak di tempat yang kotor. Jadi, untuk memusnahkan markus,

tempat-tempat kotor itu harus dibersihkan,” katanya.

Berantas Mafia

Untuk memberantas mafia peradilan, Ketua Mahkamah Agung (MA) Harifin

A Tumpa memerintahkan para hakim tidak bertemu pihak yang berperkara.

”Hakim dilarang bertemu dengan para pihak yang berperkara dan calo

perkara. Jika melanggar ada sanksinya berupa pemecatan,” katanya, kemarin.

Harifin mengimbau kepada para hakim agar menjaga prilaku dan tetap

bersikap objektif dalam menangani suatu perkara dan tetap menjaga

independensi. “Semua aparat hukum wajib memberantas mafia peradilan,”

tegasnya.

Menurut Adnan Topan Husodo, penegakan hukum harus dimulai dari lembaga

hukum itu sendiri. “Munculnya, markus karena banyak pihak yang

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 29: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

membutuhkannya, baik yang berperkara maupun yang menangani perkara,”

katanya.

Sementara itu, praktisi hukum Maqdir Ismail menjelaskan, mafia peradilan

melibatkan banyak pihak, bukan hanya di pengadilan yang melibatkan

pengacara, tapi juga penegak hukum lainnya, seperti polisi, jaksa, dan hakim.

“Mafia peradilan sulit diberantas karena mental masyarakat yang sedang

berperkara di pengadilan biasanya ingin selalu menang, bukan mencari

keadilan dan kebenaran. Kondisi semacam inilah yang membuka peluang

adanya transaksi, sehingga dalam dunia pengacara dikenal istilah pengacara

hitam,” kata dia.

Pengamat hukum Indra Safitri mengatakan, berkeliarannya mafia peradilan

telah merusak sistem hukum di Indonesia. Sebab, mafia tersebut dapat

memperlambat penyelesaian hukum serta mengakibatkan ketidakpastian

dalam berbisnis dan berusaha.

”Beban keuangan perusahaan membengkak jika harus menunggu penyelesaian

perkara tersebut sehingga tak jarang pengusaha memilih jalan pintas dengan

memanfaatkan markus,” kata dia.

Sementara itu, Sekretaris FPG DPR Ade Komaruddin mengatakan, program

100 hari pemerintahan SBY-Boediono yang meletakkan pemberantasan mafia

hukum sebagai prioritas harus diimplementasikan dengan baik. “Mafia

peradilan ini tak segera diberantas akan mencoreng citra penegak hukum dan

lembaga peradilan,” kata dia.

Ketua FPD DPR Anas Urbaningrum berharap semua lembaga penegak hukum

memiliki komitmen untuk membersihkan mafia peradilan. “Kasus dugaan

kriminalisasi KPK harus menjadi pembelajaran bersama bagi para penegak

hukum dan keadilan untuk membuat pencitraan yang lebih baik, sehingga

kepercayaan publik bisa dipulihkan,” katanya. (hut/es/rw)

Sumber : Indonesian Companies News, 11 juli 2009

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 30: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

4. Memberantas Mafia Peradilan

Indonesia adalah negara hukum. Begitu amanat yang

tertuang dalam Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945. Amanat ini

ditegaskan lagi dalam Pasal 27 Ayat (1) yang

menyatakan bahwa setiap warga negara bersamaan

kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi

hukum dan pemerintahan itu dengan tiada kecualinya. Artinya bahwa setiap

aspek-aspek kehidupan harus senantiasa berpegang pada kaidah-kaidah hukum

yang berlaku. Hukum harus dijadikan sebagai panglima, berada di atas politik

dan kekuasaan. Oleh karena itu, sebagai sebuah negara yang menganut prinsip

negara hukum (rule of law), hukum seharusnya dijalankan dengan merdeka,

tanpa intervensi dari siapa pun, termasuk penguasa dan pengusaha. Tentu,

dunia peradilan yang merdeka adalah prinsip yang sangat fundamental untuk

memastikan adanya pengadilan yang netral dan tidak memihak.

Independensi dunia peradilan dapat dimaknai dengan adanya kebebasan para

penegak hukum untuk mengadili secara adil dan tidak memihak berdasarkan

fakta dan hukum yang ada. Penegak hukum harus dilindungi dari tekanan

kekuasaan politik, ekonomi, media massa dan bentuk tekanan lain yang

dimaksudkan untuk memengaruhi putusan pengadilan nantinya.

Namun sepertinya, independensi dunia peradilan di Indonesia baru ada pada

tataran teori. Dalam praktek, dunia peradilan masih cenderung disetir bahkan

dipolitisasi untuk melanggengkan kekuasaan. Beberapa bulan terakhir, dunia

hukum dan peradilan kita mendapat sorotan tajam. Hal ini tak terlepas dari

kisruh antara Kepolisian dan KPK yang sudah berlangsung lama. Sebagai

bagian dari institusi penegakan hukum, kepolisian, dan KPK ternyata masih

terbawa dengan ego masing-masing korps dan tidak menempatkan hukum dan

keadilan di atas kepentingan masing-masing.

Adanya saling klaim menjadi yang paling benar antara KPK dan Polri

menunjukkan bahwa proses hukum telah digerakkan oleh aneka instrumen

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 31: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

seperti asumsi, konotasi, dan persuasi. Bukankah objektivitas persoalan dan

profesionalitas para penegak hukum seharusnya dijadikan acuan dalam

menentukan siapa yang benar dan salah. Semua ini hanya didapatkan dari

proses hukum yang dilakukan di pengadilan?

Dari penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan Polri terhadap dua

pimpinan (nonaktif) KPK, ternyata jelas tidak ditemukan adanya bukti

permulaan yang meyakinkan dan mereka tidak layak dijadikan tersangka.

Tetapi mengapa polisi terkesan “memaksakan” kasus ini dan mencari-cari

alasan lain demi menjadikan Bibit-Chandra menjadi terdakwa?

Kegagalan polisi menemukan bukti-bukti juga diperkuat dengan kesimpulan

sementara Tim 8 yang dipimpin Adnan Buyung Nasution. Dari hasil

penelusuruan dan klarifikasi yang dilakukan Tim 8, ternyata tidak ditemukan

bukti-bukti dan alasan yang kuat dan meyakinkan untuk membawa kasus

Bibit-Chandra ke pengadilan. Bertitik tolak dari kedua hal ini, apa tidak lebih

bagus jika kasus ini dihentikan saja oleh polisi? Sebab dalam dunia hukum ada

adagium yang mengatakan bahwa lebih baik melepaskan seribu yang bersalah

daripada menghukum seorang yang benar. Jika penanganan kasus ini tetap

saja dilanjutkan polisi, penulis menilai bahwa ada “tangan-tangan jahil” yang

berusaha menyetir jalannya proses hukum. Kepercayaan publik terhadap dunia

penegakan hukum pada umumnya dan polisi khususnya akan semakin

berkurang dan suatu saat akan berada pada titik nadir.

Diputarnya rekaman pembicaraan antara Anggodo Widjoyo dan beberapa

penegak hukum kembali semakin menelanjangi bahwa sesungguhnya telah

terjadi kongkalikong dalam dunia penegakan hukum kita selama ini. Semua

tersentak, termasuk Presiden SBY. Rekaman yang sangat memalukan

khususnya bagi para penegak hukum. Ini menjadi klimaks bahwa pembusukan

hukum ternyata belum berakhir. Tak mengherankan jika dari hari ke hari,

rakyat semakin muak dengan proses penegakan hukum yang semakin kabur

dan tak jelas arahnya.

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 32: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

Sebagai respons terhadap sikap publik, Presiden SBY kemudian mengalihkan

arah program 100 hari. Program yang sebelumnya ditekankan pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat, kini lebih terfokus pada upaya

memberantas mafia peradilan. Program ini terasa menjadi amat penting dan

berada pada momentum yang sangat tepat di tengah ambruknya kepercayaan

masyarakat kepada proses penegakan hukum.

Yang menjadi pertanyaan kembali, mengapa baru sekarang program ini

menjadi prioritas? Bukankah selama ini mafia peradilan telah menjadi rahasia

umum dan begitu akut menggerogoti dunia penegakan hukum kita? Lalau apa

yang dilakukan pemerintahan SBY berhubungan dengan pembersihan dunia

peradilan selama lima tahun lebih memerintah? Kecurigaan penulis, jangan-

jangan memasukkan pemberantasan mafia peradilan dalam program 100 hari

hanya sekadar merebut simpati publik. Sebab berkaca pada tindakan yang

diambil selama terjadi kisruh “cicak dan buaya”, Presiden terkesan pasif

dengan bertamengkan alasan bukan menjadi kewenangan atau tidak mau

mencampuri proses hukum.

Di satu sisi, alasan itu dapat diterima juga. Tetapi di sisi lain, ternyata Presiden

kemudian melanggar alasannya itu. Sebut saja ketika belia mengeluarkan

Perppu Nomor 4 Tahun 2009 tentang Perubahan Undang-Undang KPK, di

mana SBY dinilai telah melakukan intervensi terhadap KPK sebagai lembaga

independen. Bukan hanya itu, pencatutan nama SBY dalam rekaman Anggodo

Widjoyo juga terkesan dimaafkan SBY. Padahal ketika Zaenal Maarif

mengatakan SBY pernah menikah semasa di Akabri, beliau langsung

meresponsnya. Bukankah kedua kasus itu mempunyai aspek “malu” yang

hampir sama?

Pemberantasan mafia peradilan tak terlepas dari reformasi birokrasi. Presiden

harus mampu memastikan bahwa beliau dan orang-orang yang berada di

sekitarnya bersih. Jika tidak, akan susah melakukan pembersihan dengan sapu-

sapu yang kotor. Ketegasan Presiden dalam menindak dan memutus mafioso

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 33: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

di dunia peradilan juga sangat dibutuhkan, sekalipun itu menyangkut keluarga

dan “kerabat” politiknya.

Harapan kita, apa pun ceritanya, sebagai warga negara yang baik, program

pemberantasan mafia peradilan harus kita dukung bersama. Yang kita

harapkan, para pemimpin kita tetap berkomitmen dengan janji-janjinya. Sebab

jika pengadilan tidak lagi adil, lalu kepada siapa lagi kita menuntut keadilan?

I. DAMPAK MAFIA PERADILAN

Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di

antaramu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu membawa (urusan)

harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan sebagian harta orang lain

dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui. (Al-Baqarah: 188).

Peringatan Allah ini seharusnya selalu dipikirkan oleh siapa pun yang

bersengketa di pengadilan. Sebab, mereka yang memakai suap, tekanan

penguasa atau massa, kemampuan bersilat lidah, atau memperalat dalil dan

aturan hukum guna memperdaya hakim dan lawan sengketa, akan diazab di

akhirat. Nabi Muhammad SAW bersabda: 'Siapa pun yang merampas tanah

orang lain secara zalim, walaupun hanya sejengkal, maka Allah akan

mengalunginya kelak di hari kiamat dengan tujuh lapis bumi.' (Hadis shahih

riwayat Bukhari dan Muslim).

Jika perampasan sejengkal tanah saja disiksa sedemikian pedih, lantas

bagaimana dengan yang merampas hak milik ratusan atau ribuan orang,

bahkan nyawa mereka, lewat keputusan/penetapan pengadilan? Sayangnya,

banyak manusia tidak menjadikan keimanan sebagai pemimpin dan kaidah

berpikir. Mereka lebih memilih membeli kenikmatan sesaat dengan menjual

kebahagiaan abadi. Selain itu, sistem sekuler-kapitalis yang menuhankan

materi, kekuasaan dan kemenangan fisik mendorong banyak orang berkuasa

dan berharta untuk melakukan segala cara.

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 34: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

Apalagi, hukum yang ada tidak memberi peluang pengoreksian

kesalahan proses peradilan yang disengaja aparat berwenang, kecuali sebatas

pemberian sanksi administratif. Maka, kala ulama, tokoh masyarakat dan

militer, pers, dan rakyat cenderung mendiamkan atau takut terhadap mafia

peradilan, kian beranilah mereka mempraktikkan kezaliman. Kian lama kian

luas kerusakan, hingga sesuatu yang tidak masuk akal pun terjadi, seperti

menyita aset-aset orang yang dituduh mencemarkan nama baik, memaksa

memvonis orang tanpa bukti yang sah dan meyakinkan, mengadili orang

miskin karena dituduh mencuri sandal bolong, dan lain-lain.

Dikhawatirkan, hal ini menyeret  makin  banyak orang untuk berlaku

serupa hingga akhirnya timbul opini umum bahwa praktik mafia peradilan

adalah hal biasa, dan  harus  dikerjakan agar menang di pengadilan.  Ini mirip

wabah korupsi.  Ketika  kemungkaran telah  tersebar, apalagi dianggap biasa,

maka tibalah janji-Nya menghancurkan  negeri  sehancur-hancurnya (lihat QS

Al-Israa, 17:16). Jelaslah,  praktik mafia  peradilan tak cuma  berakibat buruk

bagi pelaku dan korbannya, tapi semua orang, baik di dunia maupun akhirat.

Pasal yang disangkakan dalam mafia peradilan tentang Kekuasaan

Keahikaman yang sudah di Amandemen, yaitu sebagai berikut

Pasal 24

1. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk

menyelenggarakan pendidikan guna menegakkan hukum dan keadialan

2. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan

badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan

umum, lingkungan peradilan agama , lignkungan peradilan militer,

lingkungan peradi lan tata usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah

Konstitusi.

3. Badan- badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman

diatur dalam undang-undang.

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 35: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

Pasal 24 A

1. Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji

peraturan perundangan- unndangan di bawah undang- undang, dan

mempunyai wewenang lainnyayang diberikan oleh undang- undang.

2. Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribbadian yang tidak

tercela , adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum.

3. Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial Kepada Dewan Perwakilan

Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan

sebagai hakim agung oleh presiden.

4. Ketua dan wakil ketua Mahkamah Agung dipilih daridan oleh hakim

agung.

5. Susunan, kedudukan,keanggotaan, dan hukum acara Mahkamah Agung

serta badan peradilan di bawahnya diatur dengan undang- undang.

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 36: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hukum di Indonesia saat ini masih sangat labil di karenakan banyak

pihak mempermainkan hukum dengan mudahnya sehingga ketidakadilan pun

muncul. Di tambah lagi pemerintahan yang tidak transparan dalam berbagai

hal, misalnya pada tindak pidana Korupsi yang mana terdakwa dapat membeli

fasilitas hotel di dalam prodeo. Ini sangatlah kontras dibandingkan dengan

para narapidana kecil. Mereka malah tidur beralaskan tikar saja. Di perparah

lagi adanya kongkalikong dengan para pejabat tinggi lapas yang memperjual

belikan fasilitas untuk para narapidana.

Ini tidak sesuai dengan pengertian Hukum yang sebenarnya, yaitu

Hukum adalah peraturan atau tata tertib yang mempunyai sifat memaksa,

mengikat, dan mengatur hubungan manusia dan manusia lainnya dalam

masyarakat dengan tujuan menjamin keadilan dalam pergaulan hidup dalam

bermasyarakat. Untuk itu di harapkan kedepannya adanya reformasi hukum di

Indonesia agar tidak adanya Mafia Peradilan atau Markus yang merajarela di

Indonesia.

B. SARAN

Di tinjau dari segi pengetahuan masalah ini amatlah besar dan

sistemik. Karena masalah ini sudah mengakar dalam tubuh para pejabat tinggi.

Untuk itu di harapkan para penegak hukum membuka mata mereka agar

bertindak sigap dalam menangani kasus atau masalah ini.

Dan juga pemerintahan yang tidak transparan mengundang terjadinya

masalah ini. Oleh karena itu, pemerintah untuk lebih terbuka dalam segala hal

kepada masyarakat. Pemerintahan yang transparan amatlah penting bagi

kelangsungan suatu Negara yang menganut Demokrasi kerakyatan yang mana

rakyatlah yang lebih berkuasa dibandingkan pemerintah.

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN

Page 37: Makalah Pendidikan Pancasila - Makelar Kasus

LAW IS TRUE

DAFTAR PUSTAKA

Atmasasmitha, Romli. 2001. Reformasi Hukum, HAM, dan Penegakan Hukum.

Bandung: Mandara Maju.

Djumhardjinis, H., MM., Bc.HK., DRS. 2009. Pendidikan Pancasila, Demokrasi,

dan Hak Azasi Manusia (Suplemen Materi Perkuliahan). Jakarta: Sendiri

Widya. Cetakan Ke Enam.

Machmudin, Dudu Duswara, SH., M. Hum., Drs. 2003. Pengantar Ilmu Hukum

Sebuah Sketsa. Bandung: Refika Aditama.

Mahful MD, Mohammad. 1999. Hukum dan Pilar-pilar Demokrasi. Yogyakarta:

Gama Media.

R. Djamali Abdoel, SH. 2003. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: Raja

Grafindo.

Undang-undang Dasar 1945 Pasal 24 tentang Kekuasaan Kehakiman. Surabaya:

Apollo.

Undang-undang Dasar 1945 Pasal 24A tentang Kekuasaan Kehakiman. Surabaya:

Apollo.

Undang-undang No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum. Yogyakarta: Media

Wacana.

Undang-undang No. 5 Tahun 1950 tentang Peradilan Militer. Yogyakarta: Media

Wacana.

Undang-undang No. 5 Tahun 1989 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Yogyakarta: Media Wacana.

Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Yogyakarta: Media

Wacana.

HUKUM DAN MAFIA PERADILAN