daftar isi - bankbjb.co.id pelaksanaan... · satuan kerja audit intern perseroan, auditor...

68

Upload: duongkhuong

Post on 13-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan
Page 2: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 i

DAFTAR ISI

Pendahuluan ....................................................................................................................................... 1

Dewan Komisaris ................................................................................................................................ 2

Direksi ............................................................................................................................................... 10

Komite Dewan Komisaris ................................................................................................................. 17

Penerapan Manajemen Risiko .......................................................................................................... 35

Penerapan Fungsi Kepatuhan .......................................................................................................... 45

Penerapan Fungsi Audit Intern ....................................................................................................... 49

Penerapan Fungsi Audit Ekstern ..................................................................................................... 51

Rencana Strategis Bank .................................................................................................................... 52

Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait .......................................................................................... 58

Penyimpangan Internal (Intern Fraud) ........................................................................................... 58

Permasalahan Hukum ...................................................................................................................... 58

Transaksi Yang Memiliki Benturan Kepentingan ...........................................................................59

Buy Back Shares Dan/Atau Buy Back Obligasi Bank .......................................................................59

Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial ......................................................................................... 60

Remunerasi ....................................................................................................................................... 61

Kesimpulan Umum Hasil Penilaian Mandiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Tahun 2017 ...........................................................................................................62

Page 3: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 1

PENDAHULUAN

Efektivitas penerapan corporate governance (tata kelola) dapat dilihat dari adanya keselarasan

pada tiga aspek governance system yaitu governance structure, governance process dan

governance outcome. Aspek governance structure berkaitan dengan kecukupan struktur dan

infrastruktur tata kelola agar proses penerapan prinsip tata kelola yang baik menghasilkan

outcome yang sesuai dengan harapan stakeholders (Pemangku Kepentingan). Adapun yang

termasuk dalam struktur tata kelola PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,

Tbk. (selanjutnya disebut Bank) adalah Direksi, Dewan Komisaris, komite-komite dan satuan

kerja pada Bank. Sedangkan yang termasuk infrastruktur tata kelola antara lain kebijakan dan

prosedur Bank, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-masing

struktur organisasi.

Governance process terkait dengan proses penerapan prinsip tata kelola yang baik yang

didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola sehingga menghasilkan

outcome yang sesuai dengan harapan Pemangku Kepentingan. Dengan demikian, governance

outcome mencerminkan sejauh mana penerapan governance process dan dukungan yang

memadai dari governance structure. Sebaliknya, permasalahan pada governance structure

mengakibatkan timbulnya kelemahan pada governance process yang akan berdampak pada

governance outcome.

Komitmen Bank dalam menerapkan corportate governance terlihat dari dimilikinya governance

structure dan governance process yang efektif, sehingga menghasilkan governance outcome yang

memuaskan, sesuai dengan harapan Pemangku Kepentingan. Bank menyadari bahwa melalui

pelaksaan tata kelola yang baik, Bank tidak hanya mendapatkan hasil keuangan yang baik, akan

tetapi juga mampu menghasilkan reputasi yang baik di mata Pemangku Kepentingan.

Keberlangsungan Bank dengan kepercayaan Pemangku Kepentingan, akan senantiasa

meningkatkan kontribusi Bank bagi seluruh masyarakat.

Untuk itu, Bank berkomitmen untuk senantiasa menempatkan tata kelola sebagai fondasi

utama dalam menjalankan kegiatan usahanya, serta untuk mempertahankan eksistensi dalam

menghadapi tantangan dan persaingan usaha di masa-masa mendatang, khususnya di sektor

industri perbankan. Bank senantiasa menerapkan seluruh prinsip tata kelola yaitu Transparency,

Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness (TARIF) yang telah disepakati oleh

seluruh Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai Bank.

Melalui penerapan tata kelola dengan mengacu pada pedoman dan standar tata kelola

perusahaan yang berlaku, baik secara nasional dan internasional, Bank memiliki cita-cita untuk

menjadi Bank terdepan kebanggaan Indonesia dan mencapai tujuan jangka panjang yang telah

ditetapkan serta senantiasa memberikan kontribusi positif bagi seluruh Pemangku Kepentingan.

Page 4: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 2

DEWAN KOMISARIS

Selama periode 2017, komposisi anggota Dewan Komisaris terdiri atas 5 (lima) orang yaitu

1 (satu) orang sebagai Komisaris Utama Independen, 1 (satu) orang sebagai Komisaris dan

3 (tiga) orang sebagai Komisaris Independen.

Nama Jabatan Dasar Pengangkatan Tanggal Efektif

Klemi Subiyantoro Komisaris Utama

Independen

Akta RUPS Tahunan nomor 119 tanggal

31 Maret 2015 31 Maret 2015

Komisaris Utama

Independen

Akta RUPS Tahunan nomor 140 tanggal

29 Maret 2017 29 Maret 2017

Muhadi Komisaris Akta RUPS Tahunan nomor 119 tanggal

31 Maret 2015 31 Maret 2015

Rudhyanto Mooduto Komisaris Independen Akta RUPS Tahunan nomor 119 tanggal

31 Maret 2015 31 Maret 2015

Yayat Sutaryat Komisaris Independen Akta RUPS Tahunan nomor 119 tanggal

31 Maret 2015 31 Maret 2015

Suwarta Komisaris Independen Akta RUPS Tahunan nomor 61 tanggal 23

Maret 2016 23 Maret 2016

Kriteria Dewan Komisaris

Kriteria anggota Dewan Komisaris berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor

33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik yaitu

orang perseorangan yang memenuhi persyaratan pada saat diangkat dan selama menjabat:

1. Mempunyai akhlak, moral dan integritas yang baik;

2. Cakap melakukan perbuatan hukum;

3. Dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat:

a. tidak pernah dinyatakan pailit;

b. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang

dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit;

c. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan

negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan; dan

d. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang selama

menjabat:

1) pernah tidak menyelenggarakan RUPS tahunan;

2) pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan

Komisaris pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan

pertanggungjawaban sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris

kepada RUPS; dan

3) pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan atau

pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan tidak memenuhi kewajiban

menyampaikan laporan tahunan dan/atau laporan keuangan kepada Otoritas Jasa

Keuangan.

4. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan; dan

5. Memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang dibutuhkan Emiten atau

Perusahaan Publik.

6. Selain memenuhi ketentuan sebagaimana tersebut diatas, Komisaris Independen wajib

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Page 5: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 3

a. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab

untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan atau mengawasi kegiatan Bank

dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir, kecuali untuk pengangkatan kembali sebagai

Komisaris Independen Bank pada periode berikutnya;

b. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Bank;

c. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Bank, anggota Dewan Komisaris, anggota

Direksi atau Pemegang Saham Utama Bank;

d. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang

berkaitan dengan kegiatan Bank.

Independensi

Dewan Komisaris selalu berupaya untuk memastikan bahwa Bank telah dikelola secara

profesional, sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan Pemangku Kepentingan lainnya.

Dalam menjalankan perannya, Dewan Komisaris senantiasa menjaga obyektivitas dan

independensi. Oleh karena itu, Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan

operasional Bank, kecuali untuk hal-hal yang telah diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar

dan peraturan perundang-undangan.

Selain itu, memperhatikan komposisi Dewan Komisaris Bank per 31 Desember 2017 yang

berjumlah 5 (lima) orang, 4 (empat) orang diantaranya merupakan Komisaris Independen yang

berarti 80% anggota Dewan Komisaris Bank merupakan Komisaris Independen. Selain itu juga,

independensi Komisaris Independen diperlihatkan melalui Surat Pernyataan Independensi yang

dibuat dan ditandatangani oleh seluruh Komisaris Independen.

Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dinyatakan dalam Pedoman dan Tata Tertib

Kerja Dewan Komisaris yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor

07/SK/DK/2016 tanggal 14 Oktober 2016 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan

Komisaris. Adapun tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris berdasarkan Pedoman dan Tata

Tertib Kerja Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pengawasan, memberi nasihat, mengarahkan, memantau serta mengevaluasi

jalannya kepengurusan Bank dan pelaksanaan kebijakan strategis Bank oleh Direksi;

2. Melakukan tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar

Perseroan, Keputusan RUPS serta Peraturan Perundang-undangan yang berlaku,

diantaranya:

a. Menyusun dan melakukan evaluasi berkala atas Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan

Komisaris yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris;

b. Mengevaluasi dan menyetujui Rencana Bisnis Bank (RBB);

c. Berdasarkan keputusan RUPS, Dewan Komisaris menetapkan Akuntan Publik atas

rekomendasi Komite Audit untuk melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan.

3. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen dan bertanggung jawab kepada

RUPS;

4. Wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap

kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

Page 6: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 4

5. Wajib membentuk komite–komite dan memastikan bahwa komite tersebut telah

menjalankan tugasnya secara efektif sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;

6. Dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali hal-hal

lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

7. Persetujuan yang diberikan Dewan Komisaris merupakan bagian dari tugas pengawasan

Dewan Komisaris sehingga tidak menghilangkan tanggung jawab Direksi dalam

pelaksanaan kepengurusan Bank. Tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris tersebut

merupakan upaya pengawasan dini yang perlu dilaksanakan;

8. Mengkaji dan menyetujui kebijakan-kebijakan yang menurut peraturan perundangan yang

berlaku wajib memerlukan persetujuan Dewan Komisaris;

9. Mengkaji pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah

disetujui;

10. Membuat laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang

baru lampau untuk disampaikan kepada RUPS;

11. Mengevaluasi laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani

laporan tersebut. Penelaahan laporan tahunan dilakukan sebelum pelaksanaan RUPS;

12. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari

Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa

Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas Iainnya;

13. Melakukan pemberitahuan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari

kerja semenjak ditemukannya:

a. Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan;

b. Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank

dengan didasarkan pada temuan maupun rekomendasi dari komite-komite yang

membantu Dewan Komisaris dalam pengawasan operasional Bank; dan

c. Hal-hal yang wajib dilaporkan diatas yang belum atau tidak dilaporkan oleh Bank

dan/atau Direktur Kepatuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan.

14. Menentukan dan melaksanakan sistem nominasi, evaluasi, remunerasi yang transparan bagi

Pengurus setelah mempertimbangkan hasil kajian Komite Nominasi dan Remunerasi yang

selanjutnya diajukan untuk memperoleh persetujuan RUPS.

Rekomendasi

Pada periode Januari sampai dengan Desember 2017, Dewan Komisaris melakukan hal-hal

sebagai berikut :

1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan Bank oleh

Direksi termasuk pengawasan terhadap:

a. Rencana Bisnis Bank 2017-2019;

b. Evaluasi pencapaian Kinerja Bulanan;

c. Ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS;

d. Peraturan perundang-undangan, untuk kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud

dan tujuan bisnis Bank.

2. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar,

perundang-undangan, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau Bank Indonesia serta

keputusan RUPS, diantaranya adalah:

Page 7: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 5

a. Memantau dan melaporkan pelaksanaan action plan Tata Kelola Perusahaan (Good

Corporate Governance) ;

b. Mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan

bisnis Perseroan (kebijakan kepengurusan oleh Direksi);

c. Mengawasi efektivitas penerapan prinsip-prinsip GCG pada setiap tingkatan dan

jenjang organisasi Bank;

d. Mengawasi pelaksanaan manajemen risiko;

e. Memantau dan mengevaluasi kinerja Direksi;

f. Memantau kepatuhan Perseroan terhadap peraturan otoritas jasa keuangan/ peraturan

Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta komitmen

kepada Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan pihak-pihak lainnya;

g. Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan RBB;

3. Menyusun pembagian tugas diantara anggota Dewan Komisaris sesuai dengan keahlian dan

pengalaman masing-masing anggota Dewan Komisaris;

4. Menyusun program kerja serta mekanisme review kinerja Dewan Komisaris;

5. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris kepada RUPS;

6. Memberikan pendapat kepada RUPS mengenai masalah strategis atau yang dianggap

penting, termasuk pendapat mengenai kelayakan visi dan misi Bank;

7. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi,

termasuk laporan hasil audit intern Perseroan;

8. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari

Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa

Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain;

9. Mengevaluasi bahwa komite yang telah dibentuk telah menjalankan tugasnya secara efektif;

10. Melaksanakan review atas struktur organisasi;

11. Melaksanakan evaluasi kinerja Direksi.

Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris terus

mendorong pelaksanaan keputusan pengawasan dan penasehatan yang semakin efektif. Selama

2017, Dewan Komisaris telah mengeluarkan beberapa kebijakan, antara lain:

1. Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 01/SK/DK/2017 tanggal 20 Juni 2017 tentang

Persetujuan Atas Revisi Rencana Bisnis PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten Tbk. Tahun 2017 – 2019;

2. Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 02/SK/DK/2017 tanggal 27 September 2017

tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris serta Komite-

Komite;

3. Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 03/SK/DK/2017 tanggal 27 September 2017

tentang Perubahan Pembentukan Komite Tata Kelola Terintegrasi (KTT);

4. Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 04/SK/DK/2017 tanggal 10 November 2017

tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit (KA);

5. Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 05/SK/DK/2017 tanggal 28 November 2017

tentang Persetujuan atas Rencana Bisnis PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten Tbk. Tahun 2018 – 2020;

6. Persetujuan pemberian kredit kepada pihak terkait;

Page 8: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 6

7. Penunjukan jasa auditor eksternal CSR Tahun 2016;

8. Penunjukan jasa auditor eksternal laporan keuangan dan portofolio Dana Pensiun Lembaga

Keuangan (DPLK) Bank Tahun 2016 dan 2017;

9. Persetujuan atas perubahan struktur organisasi Bank;

10. Persetujuan atas penyesuaian Rencana Bisnis Bank Tahun 2017-2019;

11. Persetujuan atas publikasi laporan keuangan triwulanan Bank;

12. Rekomendasi terkait dengan asuransi jabatan pengurus Bank;

13. Persetujuan atas Kebijakan Contingency Funding Plan;

14. Penunjukan Kantor Akuntan Publik dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB)

Obligasi;

15. Persetujuan pengalihan fungsi tugas Direktur Operasional ke Direktur Komersial;

16. Persetujuan atas Kebijakan Umum Manajemen Risiko;

17. Persetujuan atas penyertaan modal kepada PT Asuransi Bangun Askrida;

18. Persetujuan atas Pedoman Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan

Pendanaan Terorisme (APU-PPT);

19. Persetujuan atas Kebijakan Umum Direksi Tahunan (KUDT) Tahun 2018;

20. Persetujuan atas Arsitektur Kebijakan dan Prosedur Bank;

21. Persetujuan pengefektifan dana setoran modal kepada bank bjb Syariah.

22. Penunjukan Kantor Akuntan Publik untuk melakukan Audit Laporan Keuangan Bank per 31

Desember 2017;

23. Persetujuan atas Kebijakan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance);

24. Persetujuan atas Kebijakan Tresuri Bank;

25. Persetujuan atas penambahan penyertaan modal kepada bank bjb syariah;

26. Persetujuan atas Kebijakan Sistem Pengendalian Internal Bank.

Kepemilikan Saham

Dewan Komisaris telah mengungkapkan kepemilikan sahamnya baik pada Bank maupun pada

Bank lain dan perusahaan lain yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri. Kepemilikan

saham Dewan Komisaris dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Nama Jabatan bank bjb Bank lain

Lembaga

Keuangan

Bukan Bank

Perusahaan

Lain

Klemi Subiyantoro Komisaris Utama Independen Nihil Nihil Nihil Nihil

Muhadi Komisaris Nihil Nihil Nihil Nihil

Rudhyanto Mooduto Komisaris Independen Nihil Nihil Nihil Nihil

Yayat Sutaryat Komisaris Independen Nihil Nihil Nihil Nihil

Suwarta Komisaris Independen Nihil Nihil Nihil Nihil

Hubungan Afiliasi

Kriteria hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham

Pengendali meliputi:

1. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Direksi lainnya.

2. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.

3. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan pemegang saham utama dan/atau

pengendali.

4. Anggota Komisaris lainnya; dan

Page 9: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 7

5. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan pemegang saham utama

dan/atau pengendali.

Hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali,

dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini:

Nama Jabatan

Hubungan Keuangan Dengan Hubungan Keluarga Dengan Hubungan

Kepengurusan Dewan

Komisaris Direksi

Pemegang

Saham

Pengendali

Dewan

Komisaris Direksi

Pemegang

Saham

Pengendali

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Klemi

Subiyantoro

Komisaris Utama

Independen √ √ √ √ √ √ √

Muhadi Komisaris √

√ √ √ √ √ √

Rudhyanto

Mooduto

Komisaris

Independen √ √ √ √ √ √ √

Yayat

Sutaryat

Komisaris

Independen √ √ √ √ √ √ √

Suwarta Komisaris

Independen √ √ √ √ √ √ √

Rapat Dewan Komisaris

Pada tahun 2017, Dewan Komisaris telah menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris sebanyak 15

(lima belas) kali serta rapat gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi sebanyak 28 (dua puluh

delapan) kali. Dengan rincian sebagai berikut :

Nama Jabatan

Rapat Dewan Komisaris Rapat Gabungan Dewan

Komisaris Dengan Direksi

Jumlah dan (%) Kehadiran Jumlah dan (%) Kehadiran

Jumlah

Rapat

Jumlah

Kehadiran %

Jumlah

Rapat

Jumlah

Kehadiran %

Klemi

Subiyantoro

Komisaris Utama

Independen 13 12 92,3% 28 24 85,71%

Muhadi Komisaris 15 13 86,7% 28 27 96,43%

Rudhyanto

Mooduto Komisaris Independen 15 15 100,0% 28 27 96,43%

Yayat

Sutaryat Komisaris Independen 15 15 100,0% 28 27 96,43%

Suwarta Komisaris Independen 15 15 100,0% 28 27 96,43%

Di dalam pelaksanaan rapat Dewan Komisaris sepanjang tahun 2017, tidak terdapat pelaksanaan

rapat yang menggunakan teknologi telekonferensi.

Remunerasi

Remunerasi Dewan Komisaris ditetapkan dengan mengacu pada Surat Keputusan Direksi

nomor 277/SK/DIR-CS/2016 tanggal 30 Maret 2016 perihal Pedoman Pengelolaan Tunjangan dan

Fasilitas Bagi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Pemberian remunerasi bagi anggota

Dewan Komisaris dan Direksi dihitung berdasarkan formula yang ditetapkan oleh RUPS. Setiap

anggota Komisaris dan Direksi berhak menerima sejumlah kompensasi yang diberikan secara

bulanan. Dewan Komisaris dan Direksi berhak mendapatkan tantiem berdasarkan kinerja dan

pencapaian perusahaan dengan besaran yang ditentukan dalam RUPS. Dewan Komisaris dan

Direksi juga berhak mendapatkan tunjangan pada saat mereka telah tidak lagi menjabat sebagai

Dewan Komisaris ataupun Direksi.

Page 10: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 8

Adapun struktur remunerasi Dewan Komisaris berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor

277/SK/DIR-CS/2016 tanggal 30 Maret 2016 perihal Pedoman Pengelolaan Tunjangan dan

Fasilitas Bagi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut:

No Jenis Remunerasi Keterangan

1 Honorarium dan Tantiem

Honorarium Komisaris Utama sebesar 50% dari Direktur Utama.

Anggota Dewan Komisaris sebesar 40% dari Direktur

Utama.

Tantiem Ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham

2 Fasilitas dan Tunjangan

Hari Raya Dewan Komisaris diberikan tunjangan Hari Raya sebesar

2 (dua) kali honorarium.

Fasilitas Kendaraan Disediakan Bank dan dapat dimiliki

Jamuan Makan Diberikan jamuan makan

Tunjangan Hari Tua Bank mengikutsertakan Dewan Komisaris dalam

Program Tunjangan Hari Tua

Tunjangan Pakaian Dinas Diberikan 1 (satu) tahun sekali

Uang Penghargaan Diberikan sesuai masa jabatan

Perjalanan Dinas Diberikan sebesar 75% dari dinas Direksi

Asuransi Jabatan Direktur Utama sebesar 70.000 USD dan bagi Dewan

Komisaris sesuai formula gaji

Fasilitas Kesehatan dan Medical

Check Up

Fasilitas kesehatan termasuk suami/isteri dan anak

dalam tanggungan maksimum 3 (tiga) anak baik dalam

negeri dan luar negeri

Fasilitas Rumah Dinas dan

Penginapan

Disediakan penginapan

Fasilitas Komunikasi 2 (dua) perangkat

Insentif Prestasi Kerja Diberikan sesuai ketentuan Bank

3 Bantuan Hukum

Bantuan Perlindungan Hukum Diberikan sesuai Plafon

Page 11: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 9

Adapun jumlah nominal/komponen Remunerasi Dewan Komisaris dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah yang Diterima Dewan

Komisaris dalam 1 Tahun

Orang Jumlah (dalam

Juta Rupiah)

Remunerasi (gaji, tunjangan rutin, tantiem, dan

fasilitas lainnya dalam bentuk non natura) 5 30.476

Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan,

transport, asuransi dan sebagainya) yang: dapat

dimiliki tidak dapat dimiliki

- -

Total 5 30.476

Page 12: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 10

DIREKSI

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., yang tertuang di dalam Akta Pernyataan Keputusan Umum

Pemegang Saham Tahunan nomor 140 tanggal 29 Maret 2017, susunan Direksi bank adalah

sebagai berikut :

Nama Jabatan Dasar Pengangkatan Tanggal Efektif

Ahmad Irfan Direktur Utama Akta RUPSLB nomor 221 tanggal 19

Desember 2014 19 Desember 2014

Agus Gunawan Direktur Mikro Akta RUPSLB nomor 221 tanggal 19

Desember 2014 19 Desember 2014

Suartini Direktur Komersial Akta RUPSLB nomor 221 tanggal 19

Desember 2014 19 Desember 2014

Fermiyanti Direktur Konsumer Akta RUPSLB nomor 221 tanggal 19

Desember 2014 19 Desember 2014

Agus Mulyana Direktur Kepatuhan dan

Manajemen Risiko

Akta RUPSLB nomor 110, 111 tanggal 29

Mei 2015 29 Mei 2015

Nia Kania Direktur Keuangan Akta RUPSLB nomor 221 tanggal 19

Desember 2014 19 Desember 2014

Benny Santoso* Direktur Operasional Akta RUPSLB nomor 221 tanggal 19

Desember 2014 19 Desember 2014

*Berdasarkan surat Sdr Benny Santoso tertanggal 27 April 2017, dinyatakan bahwa yang bersangkutan telah mengundurkan diri

sebagai Direktur Perseroan sejak tanggal surat tersebut dan berdasarkan surat Perseroan nomor 560/DIR-CS/2017 tanggal 27 Juli

2017 perihal Pengunduran Diri Pengurus, yang ditujukan kepada OJK, telah dilaporkan pengunduran diri Benny Santoso kepada

OJK dan menindaklanjuti hal tersebut maka sesuai anggaran dasar Perseroan Pasal 15 ayat 18, maka terhitung tanggal 27 Juli

2017, pengunduran diri yang bersangkutan menjadi sah dan telah dilaporkan pada RUPS Tahunan Tahun Buku 2017 tanggal 28

Februari 2018.

Kriteria Direksi

Kriteria anggota Direksi mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor

33/POJK.04/2014 tanggal 08 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau

Perusahaan Publik. Direksi telah dinyatakan lulus penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and

proper test) sehingga telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria anggota Direksi

berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yaitu :

1. Direksi harus memenuhi persyaratan yang berlaku sesuai dengan perundang – undangan

serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berlaku, telah lulus penilaian kemampuan dan

kepatutan (fit and proper test) sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test), serta berdomisili di

Indonesia;

2. Direksi wajib mengikuti ketentuan Undang – Undang Perseroan Terbatas, peraturan

perundang – undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang – undangan yang

terkait dengan kegiatan usaha bank;

3. Direksi adalah warga Negara Indonesia :

a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. Mempunyai akhlak dan moral yang baik;

c. Setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah Republik Indonesia;

d. Tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pengkhianatan

kepada Negara Republik Indonesia;

e. Sehat jasmani dan rohani;

Page 13: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 11

f. Tidak pernah dihukum karena melakukan kegiatan yang merugikan negara atau

tindakan–tindakan yang tercela dibidang perbankan;

g. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan;

h. Mampu melaksanakan perbuatan hukum;

i. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan

Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu bank dinyatakan pailit;

j. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan

negara dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan;

k. Telah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) berdasarkan

ketentuan yang berlaku;

l. Usia maksimal calon Direksi pada saat pertama kali diangkat adalah 56 (lima puluh

enam) tahun;

m. Wajib mempunyai latar belakang pengalaman Bank Umum Devisa dengan jabatan

terakhir serendah-rendahnya Direktur yang masih aktif atau pernah menjadi Direktur.

Bagi calon Direktur Utama yang berasal dari luar Bank memiliki rekam jejak yang baik.

n. Wajib menjabat sebagai anggota Direksi Bank bagi calon Direktur Utama yang berasal

dari Bank.

o. Wajib mempunyai latar belakang Bank Umum dengan jabatan sebagai pejabat

eksekutif aktif yang paling rendah satu tingkat di bawah Direksi bagi calon Direktur

yang berasal dari Bank atau luar Bank.

Independensi

Direksi senantiasa bertindak independen, dalam arti tidak mempunyai benturan kepentingan

yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis,

baik dalam hubungan satu sama lain maupun hubungan terhadap Dewan Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi nomor 519/SK/DIR-CS/2011 tanggal 20 September 2011

tentang Pedoman Kerja Direksi, dijelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi sebagai

berikut :

1. Tugas Direksi

a. Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank;

b. Direksi wajib mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya

sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang – undangan yang

berlaku;

c. Direksi mengurus kekayaan Bank sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang

berlaku;

d. Direksi wajib membuat dan melaksanakan Rencana Kerja Tahunan yang harus

disampaikan kepada Dewan Komisaris paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender

sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang;

Page 14: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 12

e. Dalam hal Direksi tidak menyampaikan rencana kerja sebagaimana dimaksud, rencana

kerja tahun yang lampau diberlakukan. Rencana kerja tahun yang lampau berlaku juga

bagi Bank yang rencana kerjanya belum memperoleh persetujuan sebagaimana

ditentukan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang – undangan;

f. Direksi wajib menyerahkan laporan tahunan Bank kepada akuntan publik yang

ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk diperiksa. Laporan atas

hasil pemeriksaan akuntan publik tersebut disampaikan secara tertulis kepada RUPS

Tahunan. Laporan tahunan harus memuat sekurang-kurangnya :

1) Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku

yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan

laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas dan laporan

perubahan ekuitas, secara catatan atas laporan keuangan tersebut;

2) Laporan mengenai kegiatan Bank;

3) Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan;

4) Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan

usaha Bank;

5) Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan

Komisaris selama tahun buku yang baru lampau;

6) Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;

7) Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan

bagi anggota Dewan Komisaris Bank untuk tahun baru lampau.

g. Direksi wajib menerapkan manajemen risiko dan prinsip-prinsip GCG dalam setiap

kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam rangka

pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, Direksi harus membentuk sekurang-kurangnya :

1) Satuan kerja yang menjalankan fungsi Audit Internal, untuk membantu Direksi

dalam pengawasan operasional Bank pada seluruh organisasi Bank. Satuan Kerja

Audit Internal ini wajib independen terhadap satuan kerja operasional;

2) Satuan kerja yang menjalankan fungsi Manajemen Risiko dan Komite Manajemen

Risiko untuk membantu Direksi dalam penerapan manajemen risiko sebagaimana

diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/Peraturan Bank Indonesia;

3) Satuan Kerja yang menjalankan fungsi Kepatuhan, untuk membantu Direksi dalam

melakukan kepatuhan hukum, perundang-undangan serta Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan/Peraturan Bank Indonesia atas operasional yang memiliki terkait

dengan hukum, perundang-undangan serta Peraturan Bank Indonesia/Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan.

h. Direksi wajib menindak lanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit

Internal Bank, Auditor Eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau

hasil pengawasan otoritas pengawas yang berwenang Iainnya;

i. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan oleh Dewan Komisaris dan/atau RUPS;

j. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS-LB (Rapat Umum Pemegang

Saham Luar Biasa) dengan didahului pemanggilan RUPS;

k. Pada penyelenggaraan RUPS, dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir

atau memiliki benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah satu Direktur

yang ditunjuk oleh Direksi;

Page 15: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 13

l. Direksi melalui jajarannya di bidang Sumber Daya Manusia dengan menggunakan

sarana yang mudah diketahui dan diakses oleh pegawai, wajib mengungkapkan kepada

pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian baik mengenai

pemberian gaji, tunjangan, fasilitas, sistem penerimaan pegawai, sistem promosi,

termasuk rencana Bank untuk mengadakan efisiensi melalui pengurangan pegawai

maupun kebijakan strategis Bank tentang kepegawaian lainnya;

m. Tiga bulan sebelum masa jabatan Direksi berakhir, Direksi dilarang

mengambil/menetapkan kebijakan yang bersifat strategis;

n. Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu

pada Dewan Komisaris;

o. Direksi wajib memberikan jawaban dan penjelasan atas segala sesuatu yang ditanyakan

oleh Dewan Komisaris;

p. Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara Bank dengan para pemangku

kepentingan melalui pemberdayaan fungsi sekretaris perusahaan;

q. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara daftar pemegang saham dan

daftar khusus sebaik-baiknya;

r. Anggota Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya wajib mentaati

standar etika Bank dan standar etika yang tercantum pada pedoman kerja Direksi.

2. Tanggung Jawab Direksi

a. Direksi bertanggung jawab atas laporan keuangan.

b. Direksi dalam penyelenggaraan tugas dan bersifat strategis untuk kepentingan maksud

dan tujuan bank bertanggung jawab secara kolegial. Setiap anggota Direksi

bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan operasional dari keputusan yang

bersifat strategis dan keputusan lainnya sesuai dengan tugas dan wewenangnya.

c. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS (Rapat

Umum Pemegang Saham).

d. Dalam rangka mempertahankan kesinambungan usaha Bank, Direksi harus dapat

memastikan dipenuhinya tanggung jawab sosial Bank (Corporate Social Responsibility)

yaitu dengan adanya perencanaan tertulis yang jelas dan fokus dalam melaksanakan

tanggung jawab sosial Bank.

e. Segala keputusan Direksi yang diambil sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja

mengikat dan menjadi tanggung jawab seluruh Direksi.

f. Direksi bertanggung jawab atas penerapan etika usaha dan tata perilaku (code of

conduct) di lingkungan Bank.

Kepemilikan Saham

Perseroan mewajibkan anggota Direksi untuk mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik

pada Bank, Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan Bank dan perusahaan lainnya, yang

berkedudukan di dalam dan di luar negeri. Sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, anggota

Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dilarang memiliki saham melebihi 25%

dari modal disetor pada suatu perusahaan lain.

Page 16: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 14

Kepemilikan saham Direksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Nama Jabatan bank bjb Bank lain

Lembaga

Keuangan

Bukan Bank

Perusahaan

Lain

Ahmad Irfan Direktur Utama Nihil Nihil Nihil Nihil

Agus Gunawan Direktur Mikro Nihil Nihil Nihil Nihil

Suartini Direktur Komersial Nihil Nihil Nihil Nihil

Fermiyanti Direktur Konsumer Nihil Nihil Nihil Nihil

Agus Mulyana Direktur Kepatuhan dan

Manajemen Risiko Nihil Nihil Nihil Nihil

Nia Kania Direktur Keuangan Nihil Nihil Nihil Nihil

Benny Santoso* Direktur Operasional Nihil Nihil Nihil Nihil

*Berdasarkan surat Sdr Benny Santoso tertanggal 27 April 2017, dinyatakan bahwa yang bersangkutan telah mengundurkan diri

sebagai Direktur Perseroan sejak tanggal surat tersebut dan berdasarkan surat Perseroan nomor 560/DIR-CS/2017 tanggal 27 Juli

2017 perihal Pengunduran Diri Pengurus, yang ditujukan kepada OJK, telah dilaporkan pengunduran diri Benny Santoso kepada

OJK dan menindaklanjuti hal tersebut maka sesuai anggaran dasar Perseroan Pasal 15 ayat 18, maka terhitung tanggal 27 Juli

2017, pengunduran diri yang bersangkutan menjadi sah dan telah dilaporkan pada RUPS Tahunan Tahun Buku 2017 tanggal 28

Februari 2018.

Hubungan Afiliasi

Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, kepemilikan saham

dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau

Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, sehingga, dapat melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya secara independen.

Hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Utama

dan/atau pengendali, yang meliputi:

1. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Direksi lainnya.

2. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.

3. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan Pemegang Saham Utama dan/atau

pengendali.

4. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris

lainnya; dan

5. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham Utama dan/atau pengendali.

Hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali,

dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini:

Nama Jabatan

Hubungan Keuangan Dengan Hubungan Keluarga Dengan Hubungan

Kepengurusan Dewan

Komisaris

Direksi Pemegang

Saham

Pengendali

Dewan

Komisaris

Direksi Pemegang

Saham

Pengendali

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Ahmad Irfan Direktur Utama √ √ √ √ √ √ √

Agus Gunawan Direktur Mikro

√ √ √ √ √ √ √

Suartini Direktur

Komersial

√ √ √ √ √ √ √

Fermiyanti Direktur

Konsumer

√ √ √ √ √ √ √

Page 17: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 15

Nama Jabatan

Hubungan Keuangan Dengan Hubungan Keluarga Dengan Hubungan

Kepengurusan Dewan

Komisaris

Direksi Pemegang

Saham

Pengendali

Dewan

Komisaris

Direksi Pemegang

Saham

Pengendali

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Agus Mulyana Direktur Kepatuhan

dan Manajemen Risiko

√ √ √ √ √ √ √

Nia Kania Direktur

Keuangan

√ √ √ √ √ √ √

Benny Santoso* Direktur

Operasional

√ √ √ √ √ √ √

*Berdasarkan surat Benny Santoso tertanggal 27 April 2017, dinyatakan bahwa yang bersangkutan telah mengundurkan diri sebagai

Direktur Perseroan sejak tanggal surat tersebut dan berdasarkan surat Perseroan nomor 560/DIR-CS/2017 tanggal 27 Juli 2017 perihal

Pengunduran Diri Pengurus, yang ditujukan kepada OJK, telah dilaporkan pengunduran diri Benny Santoso kepada OJK dan

menindaklanjuti hal tersebut maka sesuai anggaran dasar Perseroan Pasal 15 ayat 18, maka terhitung tanggal 27 Juli 2017,

pengunduran diri yang bersangkutan menjadi sah dan akan dilaporkan pada RUPS Tahunan Tahun 2018.

Remunerasi

Struktur remunerasi anggota Direksi yang mengacu pada Surat Keputusan Direksi nomor

277/SK/DIR-CS/2016 tanggal 30 Maret 2016 perihal Pedoman Pengelolaan Tunjangan dan

Fasilitas Bagi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut:

No Jenis Remunerasi Keterangan

1 Gaji

Direktur Utama sebesar 100%

Direktur sebesar 80%

Tantiem Ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham

2 Fasilitas dan Tunjangan

Hari Raya Anggota Direksi diberikan tunjangan Hari Raya Keagamaan sebesar

2 (dua) kali gaji setiap tahun.

Fasilitas Kendaraan Disediakan Bank dan dapat dimiliki

Jamuan Makan Diberikan jamuan makan

Cuti dan Bekal Cuti 1 (satu) kali gaji

Tunjangan Hari Tua Bank mengikutsertakan Direktur dalam program Tunjangan Hari

Tua

Tunjangan Pakaian

Dinas

Diberikan 1 (satu) tahun sekali

Uang Penghargaan Diberikan sesuai masa jabatan

Perjalanan Dinas Diberikan uang saku perjalanan dinas, akomodasi, dan transportasi

sesuai ketentuan

Manfaat Pensiun Direktur Diikutsertakan program pensiun iuran pasti

Asuransi Jabatan Direktur Utama sebesar 70.000 USD dan bagi Direktur sesuai

formulasi gaji

Fasilitas Kesehatan dan

Medical Check Up

Fasilitas kesehatan termasuk suami/isteri dan anak dalam

tanggungan maksimum 3 (tiga) anak baik dalam negeri maupun

luar negeri

Fasilitas Rumah Dinas

dan Penginapan

Direktur Utama Rp. 20.000.000 dan Direktur sebesar Rp. 15.000.000

Fasilitas Komunikasi 3 (tiga) perangkat

Insentif Prestasi Kerja Diberikan sesuai kenetuan Bank

3 Bantuan Hukum

Bantuan Perlindungan

Hukum

Diberikan sesuai plafon

Page 18: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 16

Adapun jumlah nominal/komponen Remunerasi Direksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah yang Diterima Direksi dalam 1

Tahun

Orang Jumlah (dalam Juta

Rupiah)

Remunerasi (gaji, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas

lainnya dalam bentuk non natura) 7 85.720

Fasulitas lain dalam bentuk natura (perumahan,

transport, asuransi dan sebagainya) yang dapat dimiliki

tidak dapat dimiliki

- -

Total 7 85.720

Page 19: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 17

KOMITE DEWAN KOMISARIS

1. Komite Audit

Komite Audit merupakan alat kelengkapan Komisaris yang berfungsi untuk melakukan

pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian intern, internal audit dan proses

pelaporan keuangan. Fungsi utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris

memenuhi tugas dan tanggung jawabnya dengan menelaah laporan keuangan dan

informasi keuangan lainnya sebelum diberikan Bank kepada Pemangku Kepentingan serta

menelaah sistem pengendalian internal bank, dan efektivitas fungsi audit intern.

Dasar pembentukan Komite Audit Perseroan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja

Komite Audit. Komite Audit merupakan alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi

untuk melakukan pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian intern, Internal audit,

proses pelaporan keuangan, sehingga bank dapat dikelola berdasarkan prinsip – prinsip

transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran.

Pembentukan Komite Audit Perseroan juga berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:

a. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara nomor KEP-

117/M-PBUMN/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate

Governance Pada Badan Usaha Milik Negara;

b. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk. Nomor 05/SK/DK/2005 tanggal 17 Mei 2005 Tentang Pembentukan

Komite Audit PT Bank Jabar.

c. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk. nomor 07/SK/DK/2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas

dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.

d. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk. nomor 02/SK/DK/2017 tanggal 27 September 2017 tentang Pembagian

Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.

Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Audit

tahun 2017 : Nama Jabatan Keterangan Periode Keahlian

Suwarta Ketua Komisaris

Independen

23 Maret 2016 s/d tahun ke 4

sejak tanggal diangkat

Akuntansi dan Hukum

Klemi

Subiyantoro Anggota

Komisaris Utama

Independen

29 Maret 2017 s/d tahun ke 4

sejak tanggal diangkat

Akuntansi dan Hukum

Erie Febrian Anggota Pihak

Independen 04 Mei 2017 s/d 03 Mei 2018

Ekonomi dan Manajemen

Keuangan

Mokhamad

Anwar Anggota

Pihak

Independen

25 Agustus 2017 s/d 24 Agustus

2018

Ekonomi dan Manajemen

Keuangan

Independensi Anggota Komite Audit

Persyaratan Independensi Komite Audit diatur dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja

Komite Audit sebagai berikut:

a. Anggota Komite Audit tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Bank, Dewan

Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham Bank;

Page 20: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 18

b. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan

dengan kegiatan usaha Bank;

c. Bukan orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan,

memimpin atau mengendalikan kegiatan Bank dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir

sebelum ditetapkan, kecuali orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab

untuk melaksanakan fungsi pengawasan;

d. Tidak menjadi Komisaris atau pemegang saham mayoritas dari pelanggan atau rekanan

utama Bank;

e. Pihak Independen yang menjadi anggota Komite Audit adalah pihak yang berada di

luar Bank yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham

dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang

Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Komite Audit mempunyai tugas mendukung Dewan Komisaris sesuai dengan

tanggungjawabnya sebagai berikut :

a. Pengawasan Terhadap Proses Pelaporan Keuangan

1) Komite audit bertugas melakukan pengawasan terhadap proses pembuatan

Laporan Keuangan Bank. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Komite Audit:

2) Memantau proses pelaporan keuangan untuk memastikan terpenuhinya standar

dan kebijakan akuntansi yang berlaku.

3) Melakukan evaluasi atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh Bank

seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya.

4) Memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar akuntansi

yang berlaku serta apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui

oleh anggota Komite Audit secara bulanan, triwulanan dan tahunan.

5) Melakukan pemantauan atas penetapan metode penilaian aktiva dan passiva,

komitmen dan kontijensi serta cadangan-cadangan yang harus dibentuk.

6) Melakukan pemantauan atas pos-pos laporan keuangan yang mengandung

transaksi-transaksi yang kompleks dan tidak lazim.

7) Menilai kecukupan pengungkapan transaksi dengan pihak terkait.

8) Menilai dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terhadap saran

yang diajukan oleh auditor eksternal, Direksi dan auditor internal jika terdapat

perubahan dalam ruang lingkup audit serta prinsip dan standar akuntansi.

9) Komite Audit mengkomunikasikan kepada Auditor Eksternal, Direksi dan Auditor

Internal bila menghadapi penafsiran yang berbeda maupun sesuatu hal yang tidak

konsisten.

b. Seleksi dan Penunjukkan Kantor Akuntan Publik (KAP) serta Pengawasan

Pekerjaannya

c. Komite Audit dalam memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai

KAP yang akan melakukan audit tahunan sebagai auditor eksternal sekurang-

kurangnya melakukan, sebagai berikut:

1) Menyeleksi dan merekomendasikan penunjukan KAP

Page 21: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 19

a) Komite Audit menyeleksi dan merekomendasikan calon KAP yang akan

melakukan audit laporan keuangan tahunan Bank kepada Dewan Komisaris.

b) Proses seleksi dan penunjukkan KAP dapat dilihat pada lampiran Pedoman

Kerja Komite Audit - Proses Penunjukkan Auditor Independen, dengan

berpedoman pada peraturan yang berlaku.

c) Komite Audit dapat merekomendasikan untuk pemutusan hubungan kerja

dengan auditor ekstern kepada Dewan Komisaris jika terdapat indikasi kuat

bahwa independensi auditor dapat terganggu atau terbukti bahwa auditor

tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan

Publik.

2) Mengawasi pekerjaan Auditor Eksternal

a) Melakukan evaluasi terhadap rencana audit dan kecukupan program audit

serta melakukan pengawasan atas pekerjaan auditor eksternal serta

pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan

pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.

b) Terlibat dalam dan/atau menerima laporan atas pembahasan temuan audit

yang dilakukan oleh auditor eksternal dengan manajemen serta membuat

laporan tertulis mengenai adanya perbedaan pendapat antara auditor dengan

manajemen yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris.

c) Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut di atas, Komite Audit sekurang-

kurangnya melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:

- Kesesuaian pelaksanaan audit oleh KAP dengan standar yang berlaku;

- Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku;

- Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan auditor eksternal

sebagai rekomendasi untuk Dewan Komisaris.

d) Memberi masukan kepada Auditor Eksternal agar mengidentifikasikan area-

area berisiko tinggi.

e) Berkonsultasi dengan Auditor Eksternal tanpa kehadiran manajemen tentang

pengendalian internal berkenaan dengan identifikasi kemungkinan adanya

kelemahan pengendalian internal, serta pemenuhan dan ketepatan laporan

keuangan Bank.

f) Memastikan agar auditor eksternal, dalam kaitannya dengan pelaksanaan

audit umum (general audit) mengkomunikasikan hal-hal berikut;

- Tingkat tanggung jawab auditor terhadap pengendalian internal dalam

penyajian laporan keuangan;

- Perubahan kebijakan akuntansi yang signifikan;

- Kelemahan signifikan dalam disain dan penerapan pengendalian internal;

- Metode pencatatan, pelaporan dan dampak dari transaksi luar biasa yang

signifikan terhadap laporan keuangan;

- Adanya Fraud ataupun indikasi Fraud serta penyimpangan terhadap

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, yang dilakukan oleh

manajemen atau pegawai yang berdampak salah saji material dalam

laporan keuangan;

- Koreksi audit yang signifikan;

Page 22: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 20

- Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor terhadap laporan tahunan yang

berisi laporan keuangan audited;

- Ketidaksepakatan dengan manajemen tentang penerapan standar

akuntansi, lingkup audit, pengungkapan dalam laporan keuangan dan kata-

kata yang digunakan auditor dalam laporan auditnya;

- Adanya perbedaan pendapat antara manajemen dengan auditor eksternal

untuk melakukan konsultasi dengan auditor eksternal lainnya;

- Hambatan dalam pelaksanaan audit.

g) Melakukan kajian bersama Dewan Komisaris, Direksi serta auditor eksternal

mengenai:

- Laporan keuangan tahunan Bank beserta catatan atas laporan keuangan

sebelum dipublikasikan;

- Laporan audit dari auditor eksternal mengenai laporan keuangan tahunan

Bank dan pendapat serta saran dari auditor eksternal;

- Temuan penting dan rekomendasi yang dibuat oleh Auditor Eksternal serta

memonitor tindak lanjut atas rekomendasi tersebut oleh Direksi dan

manajemen;

- Mengkaji surat representasi yang ditandatangani oleh Direksi, serta

meyakinkan tidak adanya kesulitan dalam memperoleh surat tersebut dan

juga hal-hal spesifik yang ditemui dalam penugasan;

- Menilai pendapat auditor eksternal tentang kualitas dan ketepatan

penerapan Standar Akuntasi Keuangan yang berlaku bagi perbankan.

h) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap auditor eksternal mengenai

kualifikasi, kinerja dan independensi atas partner audit dari KAP serta auditor

yang ditugaskan untuk melakukan audit keuangan, menerima masukan dari

manajemen serta Divisi Audit Intern atas pekerjaan auditor eksternal tersebut;

i) Berdiskusi dengan Dewan Komisaris dan Direksi serta auditor eksternal untuk

mendapatkan pengertian atas pertimbangan yang digunakan dalam

menentukan standar akuntansi beserta aplikasinya;

j) Memastikan adanya pengungkapan yang memadai terhadap standar

akuntansi.

d. Evaluasi Jasa Non-Audit

Untuk menjaga independensi auditor eksternal, Komite Audit wajib melakukan

evaluasi sebelum memberikan persetujuan awal (pre-approval) terhadap jasa non-audit

yang akan ditugaskan kepada auditor eksternal yang sedang melaksanakan jasa audit.

Jasa-jasa non-audit yang mengganggu independensi adalah:

1) Jasa pembukuan atau jasa-jasa lain yang berhubungan dengan catatan akuntansi

atau laporan keuangan Bank;

2) Jasa disain dan implementasi sistem informasi keuangan;

3) Jasa penilaian atau jasa untuk memberikan opini atas kewajaran;

4) Jasa aktuaria;

5) Jasa outsourcing internal audit;

6) Jasa fungsi manajemen atau sumber daya manusia;

7) Jasa perantara;

Page 23: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 21

8) Jasa layanan hukum dan jasa keahlian yang tidak berkaitan dengan audit;

9) Jasa konsultasi perpajakan;

10) Jasa lain berdasarkan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan Bank

Indonesia.

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan manajemen Bank untuk mendapatkan

persetujuan awal (pre-approval) adalah sebagai berikut:

1) Direksi, menyampaikan kepada Dewan Komisaris uraian rinci mengenai jenis jasa

dan pekerjaan yang akan ditugaskan kepada KAP;

2) Komite Audit mengevaluasi dan menganalisis jasa non-audit yang akan ditugaskan

kepada KAP agar tidak mengganggu independensi atau menimbulkan benturan

kepentingan;

3) Komite Audit hanya dapat menyetujui pemberian jasa non-audit tersebut apabila

hasil evaluasi tidak menunjukkan adanya gangguan dalam hal independensi atau

menimbulkan benturan kepentingan.

Pre-approval terhadap jasa non-audit ini dapat dikecualikan, jika nilai seluruh jasa non-

audit tidak lebih dari 5% dari total nilai biaya audit yang dibayarkan Bank kepada KAP

dalam tahun fiskal di mana jasa non-audit diberikan.

e. Pengawasan Pengendalian Internal

Komite Audit dan Satuan Kerja Audit Intern melakukan pengawasan atas operasional

Bank sesuai dengan fungsi masing-masing agar tidak melanggar peraturan Otoritas Jasa

Keuangan/Bank Indonesia, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Pengawasan tersebut sekurang-kurangnya meliputi:

1) Komite Audit mendapatkan laporan audit internal secara berkala dari Divisi Audit

Intern sebagai masukan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan

pengendalian internal;

2) Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengendalian internal, Komite Audit

dapat memberikan masukan kepada manajemen Bank, melalui Dewan Komisaris,

saran tersebut berkenaan dengan peningkatan kinerja Divisi Audit Intern;

3) Mengkaji dan memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas Rencana Kerja

Tahunan Audit Internal, termasuk ruang lingkup Audit, serta untuk memastikan

bahwa Rencana Kerja Tahunan Audit Internal tersebut sudah mencakup risiko

operasional Bank secara keseluruhan;

4) Setiap awal tahun, Komite Audit mengevaluasi Program Kerja Audit tahunan yang

disusun oleh Divisi Audit Intern serta ruang lingkup audit dan merekomendasikan

hasil evaluasi dimaksud kepada Dewan Komisaris;

5) Mengkaji dan memberikan pertimbangan kepada Dewan Komisaris atas kesulitan

dan hambatan yang dihadapi audit internal dalam melaksanakan tugasnya,

termasuk hambatan atas lingkup kerja audit dan/atau hambatan akses untuk

mendapatkan informasi yang diperlukan;

6) Komite Audit harus berkoordinasi dengan Divisi Audit Intern untuk:

a) Mengadakan pertemuan reguler dalam rangka membahas temuan dan/atau

hal-hal lain yang mengandung indikasi mengenai kelemahan pengendalian

internal, serta kekeliruan penerapan standar akuntansi termasuk melakukan

pemantauan tindak lanjut manajemen Bank atas temuan tersebut;

Page 24: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 22

b) Membahas tanggapan manajemen Bank atas temuan signifikan dalam

operasional Bank serta rekomendasi yang diberikan oleh Divisi Audit Intern

terhadap temuan tersebut;

c) Secara tahunan melakukan pemantauan terhadap kode etik profesi,

mengevaluasi kegiatan, struktur organisasi dan kualifikasi anggota audit

internal;

d) Memperluas evaluasi untuk menilai sifat, lingkup, besaran dan dampak dari

kelemahan signifikan pengendalian internal serta pengaruhnya terhadap

laporan keuangan.

7) Melakukan penilaian efektifitas dan independensi Divisi Audit Intern serta

melakukan evaluasi atas aktivitas-aktivitas rutin, penempatan auditor internal dan

struktur organisasi Divisi Audit Intern.

8) Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris tentang;

a) Perubahan signifikan dalam lingkup kerja audit dari rencana semula,

termasuk sumber daya manusia dan anggaran Audit Internal;

b) Pemutakhiran Pedoman Kerja Komite Audit;

c) Kepatuhan terhadap Pedoman Kerja Komite Audit.

9) Komite Audit atas permintaan Dewan Komisaris dapat merekomendasikan tentang

pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin Divisi Audit Intern.

f. Pengawasan Kepatuhan Terhadap Peraturan dan Perundang-undangan

Komite Audit dan Satuan Kerja Kepatuhan sesuai dengan fungsinya masing-masing

bertugas untuk memantau kepatuhan operasional Bank terhadap Peraturan dan

Perundang-undangan yang berlaku, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/Peraturan Bank

Indonesia, sekurang-kurangnya meliputi:

1) Pemantauan dapat dilakukan melalui evaluasi atas temuan, pelaporan atau hasil

pemeriksaan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia, auditor

ekstern, Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Audit Intern, Satuan Kerja

Manajemen Risiko/Komite Manajemen Risiko.

2) Apabila terdapat indikasi kuat bahwa telah terjadi pelanggaran terhadap peraturan

dan perundang-undangan yang berlaku serta peraturan Otoritas Jasa

Keuangan/Bank Indonesia, Komite Audit harus melaporkan kepada Dewan

Komisaris dan mengusulkan diadakannya investigasi.

g. Pelaporan Risiko dan Pelaksanaan Manajamen Risiko

Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko sesuai dengan fungsinya masing-masing

memantau jalannya operasional Bank dan meminimalisasi terjadinya risiko yang

sekurang-kurangnya meliputi:

1) Melakukan evaluasi atas proses identifikasi risiko dan pelaksanaan manajemen

risiko yang dilakukan oleh manajemen;

2) Menilai proses pengelolaan risiko dan pengendalian keuangan Bank termasuk

identifikasi dan evaluasi terhadap semua risiko dan pengendaliannya untuk

memperkecil timbulnya risiko tersebut;

3) Memantau dan mengevaluasi kecukupan pelaksanaan tugas Auditor Eksternal dan

Divisi Audit Intern dalam memastikan terpenuhinya pengendalian dan

penanganan risiko utama telah tercakup dalam perencanaan audit.

Page 25: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 23

4) Memastikan bahwa manajemen Bank telah melaksanakan semua rekomendasi

yang terkait dengan risiko dan pengendalian yang direkomendasikan baik oleh

auditor eksternal, Divisi Audit Intern, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Komite

Pemantau Risiko.

h. Penelaahan Pengaduan Pihak Ketiga

Komite Audit tidak hanya menerima informasi yang berasal dari pelaksanaan tugas-

tugas rutinnya, akan tetapi juga menerima pengaduan pihak ketiga mengenai

akuntansi, pengendalian internal dan fraud yang dapat mengganggu operasional Bank.

1) Syarat pengaduan yang dapat diproses lebih lanjut:

a) Pengaduan disampaikan secara tertulis;

b) Terdapat alibi dan permasalahan yang jelas atas pengaduan yang dibuat.

2) Penelaahan Pengaduan

Dalam menangani pengaduan yang disampaikan oleh pihak ketiga, Komite Audit

dapat meminta Divisi Audit Intern untuk menindaklanjuti pengaduan tersebut.

3) Hasil Penelaahan

Jika berdasarkan hasil penelaahan, terbukti bahwa pengaduan yang disampaikan

oleh pihak ketiga ternyata benar, maka:

a) Komite Audit meneruskan hasil penelaahan kepada Dewan Komisaris.

b) Komite Audit memantau tindak lanjut dari hasil penelaahan, jika diminta oleh

Dewan Komisaris.

i. Pelaksanaan Tugas Khusus

Tugas khusus merupakan tugas yang dilaksanakan diluar rutinitas, sebagaimana

diperintahkan oleh Dewan Komisaris, dengan memberikan surat penugasan kepada

Komite Audit.

1) Dewan Komisaris memberikan tugas khusus, karena;

a) terdapat indikasi adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku sehingga Komite Audit, dengan persetujuan Dewan

Komisaris, memperluas evaluasi dengan melaksanakan Audit Investigasi

untuk menentukan dampak dan besarnya kerugian akibat pelanggaran

tersebut. Untuk melaksanakan audit investigasi tersebut, Komite Audit dapat

meminta bantuan pihak Divisi Audit Intern atau auditor eksternal.

b) terdapat laporan/pengaduan pihak ketiga yang mengindikasikan adanya

ketidakpatuhan dan/atau kecurangan.

2) Pelaksanaan tugas khusus Komite Audit antara lain berwenang untuk:

a) Melakukan evaluasi terhadap semua pencatatan termasuk didalamnya risalah

rapat Direksi dan risalah rapat Dewan Komisaris, dokumentasi serta informasi

lainnya yang diperlukan.

b) Mengajukan pertanyaan kepada Direksi dan stafnya, yang hasilnya dituangkan

dalam Berita Acara Tanya Jawab yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

c) Jika dianggap perlu, pelaksanaan audit investigasi dapat dilaksanakan dengan

bekerjasama Divisi Audit Intern atau Auditor Eksternal.

j. Melakukan Self Assessment Pelaksanaan Tugas Komite Audit

Self assessment dilakukan dengan dasar ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau

Bank Indonesia terhadap efektivitas pelaksanaan tugasnya sesuai dengan Pedoman

Page 26: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 24

Kerja Komite Audit disamping evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris atas

kinerja Komite Audit.

Selain itu, Komite Audit mempunyai tanggung jawab sebagai berikut.

a. Memastikan bahwa laporan keuangan Bank dapat dimengerti, transparan dan dapat

diandalkan;

b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Divisi Audit Intern

maupun auditor eksternal sehingga dapat mencegah pelaksanaan dan pelaporan yang

tidak memenuhi standar;

c. Melakukan evaluasi kebijakan Bank yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, etika, benturan kepentingan dan

investigasi akan adanya kesalahan maupun kecurangan, melalui Dewan Komisaris

memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian intern Bank

serta pelaksanaannya;

d. Melakukan evaluasi Rencana Kerja Divisi Audit Intern, pelaporan dan temuan yang

signifikan;

e. Berkomunikasi dengan Direksi dan satuan kerja terkait tentang status, kemajuan dan

perkembangan baru pada permasalahan operasional yang dijumpai serta temuan Divisi

Audit Intern;

f. Memastikan bahwa Divisi Audit Intern dapat memiliki akses langsung kepada Komite

Audit dan mendorong adanya komunikasi di luar rapat komite yang telah dijadwalkan;

g. Menciptakan jalur komunikasi langsung dengan Auditor Eksternal/pengawas Bank

untuk membahas rencana audit, temuan maupun laporan.

Rapat Dan Kehadiran Komite Audit

Selama tahun 2017, Komite Audit telah menyelenggarakan rapat sebanyak 19 (sembilan

belas) kali. Berikut informasi pertemuan Komite Audit sepanjang tahun 2017 :

Nama Jumlah Rapat Total

Kehadiran Persentase

Suwarta 19 19 100%

Klemi Subiyantoro 19 15 78,9%

Muhadi 14 10 71,4%

Erie Febrian 19 17 89,5%

Mokhamad Anwar 19 18 94,7%

Pelaksanaan Tugas Komite Audit

Komite audit internal melaksanakan kegiatan sesuai dengan program kerja tahun 2017 yang

telah ditetapkan, program kerja tersebut termasuk memantau dan mengevaluasi

perencanaan dan pelaksanaan audit serta tindaklanjut hasil audit dalam rangka menilai

kecukupan pengendalian internal dan kecukupan pelaporan keuangan, dengan rincian

sebagai berikut :

a. Selama tahun 2017 Komite Audit melakukan pembahasan mengenai pelaksanaan

program kerja dan hasil temuan audit umum maupun audit khusus DAI, tindak lanjut

Direksi atas temuan KAP dan Otoritas Jasa Keuangan, penunjukan KAP serta evaluasi

Page 27: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 25

terhadap pelaksanaan Audit oleh KAP, review terhadap laporan keuangan publikasi

pertriwulan

b. Melaksanakan review dan pemantauan

1) Komite Audit melakukan review dan pemantauan atas pelaksanaan tugas Divisi

Audit Intern, atas hasil eveluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa Divisi Audit

Intern telah melakukan perencanaan audit berbasis risiko (risk based audit) dalam

penyusunan program kerja yang ditetapkan dan telah melakukan audit dengan

pencapaian sebesar 121% dari rencana program kerja. Pelaksanaan dan pelaporan

audit telah sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank

(SPFAIB).

2) Komite Audit melakukan review dan memberikan saran-saran penyempurnaan

terhadap draft laporan publikasi triwulanan dan secara aktif melakukan diskusi

dengan KAP atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP.

3) Komite Audit terlibat dalam tim pemilihan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang

terdiri dari komite audit dan unsur manajemen dan melakukan review KAP untuk

melakukan pemeriksaan Laporan Keuangan dalam rangka Penawaran Umum

Berkelanjutan (PUB) Obligasi Bank, review KAP untuk pemeriksaan Laporan

Portofolio Investasi Dana Pensiun Tahun 2016 dan review KAP untuk

pemeriksanaan dana CSR Bank tahun 2016, serta memberikan rekomendasi kepada

Dewan Komisaris atas hasil pemilihan KAP tersebut

4) Komite Audit melakukan evaluasi atas efektivitas pelaksanaan audit eksternal

termasuk penelaahan independensi dan objektivitas auditor eksternal serta

penelaahan kecukupan pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan semua

risiko yang penting telah dipertimbangkan, melakukan evaluasi kesesuaian

pelaksanaan audit oleh kantor akuntan publik sesuai dengan Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan nomor 13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik

dan Kantor Akuntan Punlik dalam Kegiatan Jasa Keuangan. Dari hasil pemantauan

dan evaluasi Komite Audit, Kantor Akuntan Publik telah melaksanakan sesuai

dengan Standar Auditing yang ditetapkan.

5) Monitoring tindak lanjut

a) Pemantauan Tindak Lanjut atas Hasil Audit Internal :

Komite Audit melakukan pemantauan atas tindak lanjut temuan-temuan hasil

audit yang dilakukan oleh Divisi Audit Internal melalui rapat-

rapat/pertemuan untuk membahas hasil temuan dan tindak lanjut hasil audit

Divisi Audit Internal dalam rapat/ pertemuan

b) Pemantauan Tindak Lanjut atas Hasil Audit Eksternal:

Komite Audit melakukan pemantauan terhadap pemenuhan komitmen atas

hasil pemeriksaan pihak eksternal yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan

melakukan pembahasan dalam rapat/ pertemuan dengan Divisi Kepatuhan

yang merupakan Person In Charge (PIC) untuk melakukan pemantauan

terhadap pemenuhan komitmen dimaksud

Komite Audit juga memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk

mengingatkan manajemen agar memenuhi komitmen yang telah disampaikan

kepada OJK.

Page 28: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 26

2. Komite Pemantau Risiko

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 09 Desember 2016

tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, Komite Pemantau Risiko merupakan alat

kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi memonitor risiko dan menilai toleransi risiko

yang dapat diambil oleh Bank, mengevaluasi perbaikan yang dilakukan atas kebijakan,

prosedur dan praktek manajemen risiko Bank guna memastikan telah dilakukannya

pengelolaan risiko dengan baik, terutama pada pengelolaan risiko kredit, risiko pasar, risiko

likuiditas, risiko operasional serta risiko bank lainnya.

Komite Pemantau Risiko Bank untuk periode tahun 2017 dibentuk berdasarkan :

a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 9 Desember 2016

tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum

b. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk. Nomor 07/SK/DK/2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas

dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris serta Komite – Komite

c. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten,Tbk. Nomor 02/SK/DK/2015 tanggal 26 Januari 2015 Tentang Pedoman dan Tata

Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko

Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite

Pemantau Risiko Bank tahun 2017. Nama Jabatan Keterangan Periode Keahlian

Rudhyanto

Mooduto Ketua

Komisaris

Independen

31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak

tanggal diangkat

Akuntansi dan Manajemen

Bisnis Internasional

Muhadi Anggota Komisaris 31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak

tanggal diangkat Tekhnik

Yayat Sutaryat Anggota Komisaris

Independen

31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak

tanggal diangkat Hukum

Suwarta Anggota Komisaris

Independen

23 Maret 2016 s/d tahun ke 4

sejak tanggal diangkat Akuntansi dan Hukum

Tettet

Fitrijanti Anggota

Pihak

Independen

01 Januari 2017 s/d 31 Desember

2019 Akuntansi

Nury Effendi Anggota Pihak

Independen 28 Juli 2017 s/d 27 Juli 2019 Ekonomi

Independensi Anggota Komite Pemantau Risiko

Dalam menjaga independensinya, anggota Komite Pemantau Risiko yang berasal dari pihak

independen:

a. Tidak menerima kompensasi dari Bank dan anak perusahaan Bank atau afiliasinya

kecuali upah, gaji dan fasilitas lainnya yang diterima berkaitan dengan tugas yang

dilaksanakan sebagai anggota Komite Pemantau Risiko;

b. Tidak mempunyai hubungan keluarga maupun bisnis dengan Direksi dan Dewan

Komisaris;

c. Tidak mempunyai kedudukan rangkap pada Bank dan perusahaan lainnya yang

terafiliasi dengan Bank;

d. Tidak memiliki tugas, tanggung jawab dan kewenangan yang menimbulkan benturan

kepentingan;

Page 29: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 27

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko

Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko meliputi:

a. Mengevaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan

kebijakan tersebut:

1) Mengevaluasi dan menganalisa secara berkala kesesuaian kebijakan manajemen

risiko dengan peraturan, serta kecukupan kebijakan manajemen risiko

2) Memberikan pendapat berupa saran dan/atau rekomendasi kepada Dewan

Komisaris untuk perbaikan dan penyempurnaan kebijakan manajemen risiko yang

diperlukan.

b. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan

Kerja Manajemen Risiko:

c. Mengevaluasi dan menganalisa laporan profil risiko Bank secara triwulanan serta

laporan lain atau hasil kajian yang relevan dan memberikan pendapat berupa saran dan

atau rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan yang diperlukan.

d. Mengevaluasi dan menganalisa laporan tingkat kesehatan Bank untuk bagian profil

risiko dan prinsip-prinsip GCG.

e. Memantau kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian dan

sistem informasi manajemen risiko Bank.

f. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Pemantau risiko sesuai

arahan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank.

Rapat Dan Kehadiran Komite Pemantau Risiko

Selama tahun 2017, Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak

12 (dua belas) kali. Berikut informasi pertemuan Komite Pemantau Risiko sepanjang tahun

2017 :

Nama Jumlah Rapat Total

Kehadiran Persentase

Rudhyanto Mooduto 12 12 100%

Muhadi 12 10 83,3%

Yayat Sutaryat 12 11 91,7%

Suwarta 12 6 50%

Tettet Fitrijanti 12 12 100%

Nurry Efendi 12 5 41,7%

Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko

Sesuai program kerja Komite Pemantau Risiko, maka pada tahun 2017 direalisasikan

rencana kerja sebagai berikut.

a. Mengevaluasi peringkat risiko berdasarkan Laporan Profil Risiko self assessment

triwulan IV tahun 2016, triwulan I tahun 2017, triwulan II tahun 2017 dan triwulan III

tahun 2017 dan memberikan rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepada

Dewan Komisaris

b. Memantau Tingkat Kesehatan Bank melalui telaah dan pembahasan laporan Tingkat

Kesehatan Bank self assessment semester II tahun 2016 dan semester I tahun 2017

c. Mengevaluasi risiko kredit melalui telaah dan pembahasan Laporan Analisa Root Cause

Credit Risk (RCCR)

Page 30: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 28

d. Mengevaluasi manajemen Risiko dan tingkat risiko bisnis Kredit KPR

e. Mengevaluasi risiko operasional melalui telaah dan pembahasan monthly report

operational risk

f. Mengevaluasi pedoman GCG

g. Memantau melalui telaah dan pembahasan laporan stress test likuiditas Bank bjb

Syariah sebagai anak perusahaan

h. Menyusun laporan KPR triwulanan dan tahunan dan menyusun rencana kerja

3. Komite Nominasi dan Remunerasi

Komite Nominasi dan Remunerasi merupakan salah satu alat kelengkapan Dewan

Komisaris yang berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi

dan tugasnya di bidang yang berkaitan dengan nominasi dan remunerasi terhadap anggota

Direksi dan Dewan Komisaris. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mewajibkan Bank selaku

perusahaan publik untuk membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi sebagai salah satu

bentuk penerapan prinsip-prinsip GCG, sehingga Bank dapat dikelola berlandaskan prinsip-

prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggung jawaban, independensi dan kewajaran

sehingga pengelolaan Bank dapat dipertanggungjawabkan.

Komite Nominasi dan Remunerasi Bank dibentuk berdasarkan :

a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 34/POJK.04/2014 tanggal 08 Desember 2014

tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik.

b. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 07 Desember 2016

tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum.

c. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk. Nomor 02/SK/DK/2016 tanggal 04 Februari 2016 tentang Pembentukan

Komite Nominasi dan Remunerasi

d. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk. Nomor 09/SK/DK/2016 tanggal 14 Desember 2016 Tentang Pedoman

Komite Nominasi dan Remunerasi

Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite

Nominasi dan Remunerasi Bank tahun 2017. Nama Jabatan Keterangan Periode Keahlian

Klemi

Subiyantoro Ketua

Komisaris Utama

Independen

29 Maret 2017 s/d tahun ke 4

sejak tanggal diangkat

Akuntansi dan Hukum

Muhadi Anggota Komisaris 31 Maret 2015 s/d tahun ke 4

sejak tanggal diangkat Tekhnik

Yayat Sutaryat Anggota Komisaris Independen 31 Maret 2015 s/d tahun ke 4

sejak tanggal diangkat Hukum

Dadan

Yonanda Anggota

Ex. Officio Pemimpin

Divisi Human Capital -

Hukum dan Sumber

Daya Manusia

Ernie Tisnawati

Sule Anggota Pihak Independen

01 Maret 2017 s/d 28 Februari

2018

Manajemen Sumber

Daya Manusia

Independensi Komite Nominasi dan Remunerasi

Seluruh anggota Komite Nominasi dan Remunerasi yang berasal dari pihak independen

tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan

keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau

hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya bertindak independen.

Page 31: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 29

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi

Komite Nominasi dan Remunerasi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun

dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai arahan

Dewan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank.

a. Tugas terkait Nominasi

1) Memberikan rekomendasi mengenai komposisi jabatan anggota Direksi dan/atau

anggota Dewan Komisaris;

2) Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem dan prosedur

pemilihan dan/atau penggantian anggota Direksi dan/atau anggota Dewan

Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;

3) Sistem dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota pengurus

dituangkan dalam Pedoman Nominasi;

4) Memberikan rekomendasi nama calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi

kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS setelah lulus Penilaian

Kemampuan dan Kepatutan dari Otoritas Jasa Keuangan;

5) Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi calon

anggota komite-komite yang berada di bawah Dewan Komisaris kepada Dewan

Komisaris;

6) Menyusun kriteria evaluasi kinerja bagi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan

Komisaris;

7) Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota Direksi

dan/atau anggota Dewan Komisaris;

8) Memberikan rekomendasi mengenai program pengembangan kemampuan

anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

b. Tugas terkait Remunerasi

1) Mengevaluasi kebijakan remunerasi yang berlaku pada Bank, termasuk struktur

dan besaran remunerasi;

2) Mempelajari ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam

kebijakan remunerasi, penetapan fasilitas serta tunjangan lainnya;

3) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:

a) Kebijakan remunerasi berupa gaji, fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota

Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;

b) Kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan

untuk disampaikan kepada Direksi melalui Dewan Komisaris.

4) Rekomendasi disampaikan dengan memperhatikan:

a) Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b) Prestasi kerja individual;

c) Kewajaran dengan peer group;

d) Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank;

e) Tugas, tanggung jawab dan wewenang anggota Direksi dan/atau anggota

Dewan Komisaris dikaitkan dengan pencapaian tujuan dan kinerja Bank;

f) Target kinerja atau kinerja masing–masing anggota direksi dan/atau anggota

dewan komisaris;

g) Keseimbangan tunjangan antara yang bersifat tetap dan bersifat variabel;

Page 32: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 30

5) Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan kesesuaian

remunerasi yang diterima masing-masing anggota Direksi dan/atau anggota

Dewan Komisaris;

6) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kebijakan remunerasi

pegawai Bank secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.

Rapat Dan Kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi

Selama tahun 2017, Komite Nominasi dan Remunerasi telah menyelenggarakan pertemuan

sebanyak 9 (sembilan) kali. Berikut informasi pertemuan Komite Nominasi dan Remunerasi

sepanjang tahun 2017:

Nama Jumlah Rapat Total

Kehadiran Persentase

Klemi Subiyantoro* 7 7 100%

Muhadi 9 9 100%

Yayat Sutaryat 9 9 100%

Dadan Yonanda 9 9 100%

Ernie Tisnawati Sule 9 3 33,3%

*mulai bergabung ke Komite Nominasi dan Remunerasi pada tanggal 29 Maret 2017

Pelaksanaan Tugas Komite Remunerasi dan Nominasi

Komite Nominasi dan Remunerasi selama tahun 2017 telah melaksanakan tugas dan

tanggung jawab terkait dengan fungsi nominasi dan remunerasi, diantaranya :

a. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait perpanjangan perjanjian

kerja anggota Komite dari pihak independen

b. Mengevaluasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai salah

satu komponen remunerasi pengurus

c. Memberikan rekomendasi calon Komisaris Utama Independen yang telah memenuhi

persyaratan kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS tanggal 29

Maret 2017

d. Melaksanakan proses nominasi untuk pengisian jabatan Direksi yang akan kosong pada

RUPS tahunan tahun buku 2018

Seluruh rapat Komite Nominasi dan Remunerasi telah didokumentasikan dengan baik

dalam notulen rapat dengan memperhatikan jumlah kuorum kehadiran. Anggota Komite

Nominasi dan Remunerasi senantiasa diberikan kesempatan untuk mengikuti seminar

maupun program pelatihan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan terkait dengan

tugas dan tanggungjawabnya

4. Komite Tata Kelola Terintegrasi

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 18/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014

tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan guna mengatur

pelaksanaan tata kelola terintegrasi bagi Lembaga Jasa Keuangan yang memiliki hubungan

kepemilikan dan/atau pengendalian. Oleh karena itu setiap Lembaga Jasa Keuangan yang

tergabung dalam konglomerasi keuangan wajib menerapkan tata kelola secara terintegrasi.

Dalam pelaksanaan tata kelola terintegrasi, Bank telah membentuk Komite Tata Kelola

Page 33: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 31

Terintegrasi sebagai pengawasan guna memberikan rekomendasi atau nasihat dalam

pelaksanaan kebijakan termaksud.

Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank dibentuk berdasarkan:

a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 07 Desember 2016

tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum;

b. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata

Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan;

c. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 17/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014

tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan;

d. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 14/SEOJK.03/2015 tanggal 25 mei 2015

tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan;

e. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 15/SEOJK.03/2015 tanggal 25 Mei 2016

tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan;

f. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk. Nomor 05/SK/DK/2016 tanggal 31 Maret 2016 tentang Pembentukan

Komite Tata Kelola Terintegrasi (KTT);

g. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk. nomor 07/SK/DK/2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas

dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite;

h. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk. nomor 04/SK/DK/2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas

dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite;

i. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk. nomor 05/SK/DK/2016 tanggal 31 Maret 2016 tentang Pedoman dan Tata

Tertib Kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi.

Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Tata

Kelola Terintegrasi Bank tahun 2017. Nama Jabatan Keterangan Periode Keahlian

Yayat Sutaryat Ketua Komisaris

Independen

31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak

tanggal diangkat Hukum

Klemi

Subiyantoro Anggota

Komisaris Utama

Independen

29 Maret 2017 s/d tahun ke 4

sejak tanggal diangkat Akuntansi dan Hukum

Rudhyanto

Mooduto Anggota

Komisaris

Independen

31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak

tanggal diangkat

Akuntansi dan Manajemen

Bisnis Internasional

Suwarta Anggota Komisaris

Independen

23 Maret 2016 s/d tahun ke 4

sejak tanggal diangkat Akuntansi dan Hukum

Aldrin

Herwany Anggota

Pihak

Independen 03 Juni 2017 s/d 02 Juni 2019 Ekonomi

Independensi Komite Tata Kelola Terintegrasi

Seluruh anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris,

Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat

mempengaruhi kemampuannya bertindak independen.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi

Komite Tata Kelola Terintegrasi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun dan

melaksanakan rencana kerja tahunan sesuai arahan Dewan Komisaris dan ketentuan yang

Page 34: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 32

berlaku di Bank. Adapun Tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi

adalah:

a. Mengawasi penerapan tata kelola pada masing-masing Lembaga Jasa Keuangan agar

sesuai dengan Kebijakan Tata Kelola Terintegrasi;

b. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris Entitas Utama mengenai

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama atas pelaksanaan

Kebijakan Tata Kelola Terintegrasi dan tindak lanjut hasil audit dari pihak intern dan

ekstern;

c. Melakukan evaluasi terhadap Kebijakan Tata Kelola Terintegrasi yang telah ditetapkan;

d. Mengevaluasi dan menganalisa laporan tata kelola terintegrasi yang diberikan oleh

Direksi serta laporan lain;

e. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Tata Kelola Terintegrasi

sesuai arahan Dewan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank;

f. Membuat program kerja tahunan;

g. Membuat laporan hasil evaluasi dan merekomendasikan kepada Dewan Komisaris

paling kurang 1 (satu) kali dalam setiap Triwulan.

Rapat Dan Kehadiran Komite Tata Kelola Terintegrasi

Selama tahun 2017, Komite Tata Kelola Terintegrasi telah menyelenggarakan pertemuan

sebanyak 8 (delapan) kali. Berikut informasi pertemuan Komite Remunerasi dan Nominasi

sepanjang tahun 2017 :

Nama Jumlah Rapat Total

Kehadiran Persentase

Yayat Sutaryat 8 8 100%

Klemi Subiyantoro 8 3 37,5%

Rudhyanto Mooduto 8 8 100%

Suwarta 8 7 87,5%

Aldrin Herwany 8 7 87,5%

Pelaksanaan Tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi

Selama tahun 2017 kegiatan Komite Tata Kelola Terintegrasi adalah sebagai berikut:

a. Program kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi tahun 2017 telah dilaksanakan

sebagaimana yang telah ditetapkan.

b. Komite Tata Kelola Terintegrasi telah mengagendakan secara berkala baik rapat

internal maupun rapat koordinasi dengan Direktur yang membawahkan fungsi Tata

Kelola Terintegrasi melalui Satuan Kerja Manajemen Risiko Terintegrasi, Satuan Kerja

Kepatuhan Terintegrasi dan Satuan Kerja Audit Internal Terintegrasi, Perusahaan Anak

serta Perusahaan Terelasi dalam rangka melakukan evaluasi dan pemantauan atas

pelaksanaan penerapan tata kelola terintegrasi konglomerasi keuangan oleh Bank

selaku entitas utama.

c. Komite Tata Kelola Terintegrasi memberikan saran masukan kepada pihak – pihak

terkait sebagai bentuk pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan penerapan Tata

Kelola Terintegrasi konglomerasi keuangan Bank.

Page 35: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 33

5. Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan

Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan (KPBP) Bank merupakan salah satu komite yang

dibentuk Dewan Komisaris Bank dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas

dan tanggung jawabnya. KPBP Bank dibentuk berdasarkan:

a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 07 Desember 2017

tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum;

b. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk. Nomor 04/SK/DK/2015 tanggal 25 Februari 2015 tentang Pembentukan

Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan;

c. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk. nomor 04/SK/DK/2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas

dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite;

d. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk. nomor 07/SK/DK/2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas

dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite;

e. Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 05/SK/DK/2015 tanggal 03 Maret 2015 tentang

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan.

Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite

Pemantau Bisnis dan Perkreditan Bank tahun 2017.

Nama Jabatan Keterangan Periode Keahlian

Rudhyanto

Mooduto Anggota

Komisaris

Independen

31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak

tanggal diangkat

Akuntansi dan Manajemen

Bisnis Internasional

Yayat Sutaryat Ketua Komisaris

Independen

31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak

tanggal diangkat Hukum

Muhadi Anggota Komisaris 31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak

tanggal diangkat Tekhnik

Agus Hery

Suvagyo Anggota

Pihak

Independen 03 Maret 2017 s/d 02 Maret 2019 Ekonomi

Usman Anggota Pihak

Independen 03 Maret 2017 s/d 02 Maret 2019 Manajemen

Independensi Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan

Seluruh anggota Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan yang berasal dari pihak

independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham

dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham

Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya

bertindak independen.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan

Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan memiliki tugas:

a. Memantau kebijakan serta jalannya bisnis dan perkreditan Bank;

b. Tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.

Adapun tanggung jawab Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan adalah sebagai berikut:

a. Dalam melaksanakan tugas, KPBP bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris;

b. Anggota KPBP wajib merahasiakan informasi yang diperoleh sesuai dengan ketentuan

yang berlaku;

c. Anggota KPBP dalam melaksanakan tugasnya wajib mentaati standar etika Bank dan

dilarang mengambil keuntungan pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung

Page 36: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 34

dari kegiatan Bank selain honorarium dan/atau tunjangan lainnya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Rapat Dan Kehadiran Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan

Selama tahun 2017, Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan telah menyelenggarakan

pertemuan sebanyak 13 (tiga belas) kali. Berikut informasi pertemuan Komite Pemantau

Bisnis dan Perkreditan sepanjang tahun 2017:

Nama Jumlah Rapat Total

Kehadiran Persentase

Rudhyanto Mooduto 13 13 100%

Yayat Sutaryat 13 12 92,3%

Muhadi 13 11 84,6%

Agus Hery Subagyo 13 13 100%

Usman 13 11 84,6%

Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan

Sesuai program kerja Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan (KPBP), maka pada tahun

2017 direalisasikan rencana kerja sebagai berikut :

a. Melakukan evaluasi kebijakan bisnis dan perkreditan, serta memberi rekomendasi

untuk penyempurnaan dan pengembangan kebijakan bisnis dan perkreditan;

b. Mengawasi serta memantau jalannya proses bisnis dan perkreditan;

c. Melakukan review dan pemantauan terhadap kinerja keuangan Bank;

d. Melakukan review dan pemantauan terhadap kinerja perkreditan Divisi yang relevan;

e. Melakukan review dan pemantauan terhadap NPL dan CKPN Kantor Cabang yang

relevan serta memberikan saran/rekomendasi untuk penyelesaiannya.

f. Melakukan review dan pemantauan terhadap kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga

(DPK)

g. Melakukan review dan pemantauan terhadap kondisi CASA bank

h. Mengevaluasi pencapaian fee based income dan memberikan saran/rekomendasi untuk

meningkatkan

i. Melakukan review dan pemantauan terhadap kondisi OPEX Bank

j. Mengawasi serta memantau jalannya proses kegiatan Trisuri

k. Melaporkan kegiatan pemantauan bisnis dan perkreditan kepada Dewan Komisaris

secara berkala

Page 37: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 35

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

Bank melaksanakan penerapan sistem manajemen risiko berdasarkan empat pilar sebagai

berikut:

1. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris

Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab atas efektivitas penerapan Manajemen

Risiko Bank. Untuk itu Direksi dan Dewan Komisaris harus memahami Risiko yang

dihadapi oleh Bank dan memberikan arahan yang jelas, melakukan pengawasan dan

mitigasi secara aktif serta mengembangkan budaya Manajemen Risiko dalam organisasi

Bank. Dalam rangka mendukung penerapan Manajemen Risiko secara efektif, Direksi dan

Dewan Komisaris secara aktif terlibat dalam Risk Management Commite (RMC) serta

penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris yang ditunjang pula dengan rapat komite.

2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit sebagai pedoman penerapan

manajemen risiko.

Penerapan Manajemen Risiko yang efektif telah didukung dengan kerangka yang mencakup

kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan secara jelas

sejalan dengan visi, misi, dan strategi bisnis Bank. Penyusunan kebijakan dan prosedur

Manajemen Risiko tersebut dilakukan dengan memperhatikan antara lain jenis,

kompleksitas kegiatan usaha, profil Risiko, tingkat Risiko yang akan diambil, keterkaitan

antar Risiko, serta peraturan yang ditetapkan otoritas dan/atau praktik perbankan yang

sehat. Selain itu, penerapan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko yang dimiliki Bank

harus didukung oleh kecukupan permodalan dan kualitas SDM. Dalam rangka

pengendalian Risiko secara efektif, kebijakan dan prosedur yang dimiliki Bank didasarkan

pada strategi Manajemen Risiko yang dilengkapi dengan toleransi Risiko dan limit Risiko.

Penetapan toleransi Risiko dan limit Risiko dilakukan dengan memperhatikan tingkat

Risiko yang akan diambil dan strategi Bank secara keseluruhan. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam penetapan kerangka Manajemen Risiko termasuk kebijakan, prosedur

dan limit, antara lain:

a. Strategi Manajemen Risiko

Strategi manajemen risiko merupakan acuan terhadap pendekatan mengenai cara

pencapaian tujuan Manajemen Risiko. Bank merumuskan strategi Manajemen Risiko

sesuai strategi bisnis secara keseluruhan dengan memperhatikan risk appetite, risk

tolerance dan risk limit. Strategi Manajemen Risiko disusun untuk memastikan bahwa

eksposur risiko Bank berada pada atau di bawah tingkat eksposur risiko yang

ditetapkan sesuai dengan kebijakan, prosedur internal Bank, peraturan perundang-

undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Strategi Manajemen Risiko disusun

berdasarkan prinsip-prinsip umum berikut :

1) Strategi Manajemen Risiko harus berorientasi jangka panjang untuk memastikan

kelangsungan usaha Bank dengan mempertimbangkan kondisi atau siklus

ekonomi;

2) Strategi Manajemen Risiko secara komprehensif dapat mengendalikan dan

mengelola risiko Bank dan Perusahaan Anak; dan

Page 38: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 36

3) Mencapai kecukupan permodalan yang diharapkan disertai alokasi sumber daya

yang memadai.

Strategi Manajemen Risiko disusun dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :

1) Kondisi ekonomi serta dampaknya pada risiko Bank.

2) Organisasi Bank, termasuk kecukupan sumber daya manusia dan infrastruktur

pendukung.

3) Kondisi keuangan Bank, organisasi Bank, kemampuan untuk menghasilkan laba

dan kemampuan mengidentifikasi, memantau, dan mengendalikan risiko yang

timbul sebagai akibat perubahan faktor internal dan eksternal;

4) Bauran serta diversifikasi portofolio Bank.

Strategi Manajemen Risiko dimaksud di review secara berkala dan dikomunikasikan

secara efektif kepada seluruh jenjang organisasi agar memahami secara jelas

pendekatan yang telah ditetapkan serta mematuhi seluruh aspek yang terkait. Direksi

mengkomunikasikan Strategi Manajemen Risiko secara efektif kepada seluruh jenjang

organisasi dan melakukan review secara berkala.

b. Tingkat Risiko yang akan Diambil (Risk Appetite), Toleransi Risiko dan limit

Risk Appetite merupakan tingkat risiko yang bersedia diambil oleh Bank dalam rangka

mencapai sasaran atau tingkat laba yang diharapkan. Risk Appetite tercermin dalam

strategi dan sasaran bisnis Bank serta mencerminkan harapan Pemangku Kepentingan.

Tingkat Risiko yang akan diambil (risk appetite) tercermin dalam strategi dan sasaran

bisnis Bank.

Toleransi Risiko (risk tolerance) merupakan tingkat dan jenis Risiko yang secara

maksimum ditetapkan oleh Bank. Risk tolerance merupakan penjabaran dari risk

appetite. Direksi memberikan arahan yang jelas mengenai risk appetite, risk tolerance

dan risk limit Bank. Risk appetite dan risk tolerance harus tercermin di dalam kebijakan

Manajemen Risiko, termasuk dalam penetapan limit. Dalam merumuskan risk

tolerance, Bank perlu mempertimbangkan strategi dan tujuan bisnis Bank serta

kemampuan Bank mengambil risiko (risk bearing capacity).

3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko

serta sistem informasi manajemen.

Identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian Risiko merupakan bagian utama

dari proses penerapan Manajemen Risiko. Identifikasi Risiko bersifat proaktif, mencakup

seluruh produk dan aktivitas bisnis bank dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber

dan kemungkinan timbulnya Risiko serta dampaknya terhadap kelangsungan bisnis bank.

Selanjutnya perlu dilakukan pengukuran Risiko yang telah diidentifikasi sesuai dengan

karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha Bank. Atas hasil pengukuran tersebut perlu

dilakukan pemantauan yang dilakukan oleh Risk Taking Unit (RTU) yang berkoordinasi

dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) selaku pihak yang independen dalam

proses pemantauan tersebut. Selain itu, guna mendukung efektifitas penerapan Manajemen

Risiko perlu didukung oleh pengendalian risiko dan sistem informasi manajemen risiko

yang memadai.

Page 39: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 37

4. Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.

Proses penerapan Manajemen Risiko yang efektif harus dilengkapi dengan sistem

pengendalian intern yang andal. Penerapan sistem pengendalian intern secara efektif dapat

membantu pengurus Bank menjaga aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan

dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan

dan peraturan perundang-undangan, serta mengurangi Risiko terjadinya kerugian,

penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Terselenggaranya sistem

pengendalian intern Bank yang andal dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh

satuan kerja operasional (risk-taking unit) dan satuan kerja pendukung serta SKAI.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan sistem pengendalian intern antara lain:

a. Pelaksanaan sistem pengendalian intern secara efektif dalam penerapan Manajemen

Risiko Bank mengacu pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Penerapan

prinsip pemisahan fungsi (four eyes principle) harus memadai dan dilaksanakan secara

konsisten.

b. Sistem pengendalian intern dalam penerapan Manajemen Risiko paling sedikit

mencakup:

1) kesesuaian antara sistem pengendalian intern dengan jenis dan tingkat Risiko yang

melekat pada kegiatan usaha Bank;

2) penetapan wewenang dan tanggung jawab untuk pemantauan kepatuhan

kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta penetapan limit Risiko;

3) penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang jelas dari satuan kerja

operasional (risk-taking unit) kepada satuan kerja yang melaksanakan fungsi

pengendalian;

4) struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas tugas dan tanggung jawab

masing-masing unit dan individu;

5) pelaporan keuangan dan kegiatan operasional yang akurat dan tepat waktu;

6) kecukupan prosedur untuk memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan

peraturan perundang-undangan;

7) kaji ulang yang efektif, independen, dan obyektif terhadap kebijakan, kerangka dan

prosedur operasional Bank;

8) pengujian dan kaji ulang yang memadai terhadap sistem informasi manajemen;

9) dokumentasi secara lengkap dan memadai terhadap cakupan, prosedur

operasional, temuan audit, serta tanggapan pengurus Bank berdasarkan hasil

audit; dan

10) verifikasi dan kaji ulang secara berkala dan berkesinambungan terhadap

penanganan kelemahan Bank yang bersifat material dan tindakan pengurus Bank

untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi.

c. Pelaksanaan kaji ulang terhadap penerapan Manajemen Risiko paling sedikit sebagai

berikut:

1) Kaji ulang dan evaluasi dilakukan secara berkala, paling sedikit setiap tahun oleh

SKMR dan SKAI;

2) Cakupan kaji ulang dan evaluasi dapat ditingkatkan frekuensi atau intensitasnya,

berdasarkan perkembangan eksposur Risiko Bank, perubahan pasar, metode

pengukuran, dan pengelolaan Risiko;

Page 40: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 38

3) Khusus untuk kaji ulang dan evaluasi terhadap pengukuran Risiko oleh SKMR,

paling sedikit mencakup:

a) kesesuaian kerangka Manajemen Risiko, yang meliputi kebijakan, struktur

organisasi, alokasi sumber daya, desain proses Manajemen Risiko, sistem

informasi, dan pelaporan Risiko Bank dengan kebutuhan bisnis Bank, serta

perkembangan peraturan dan praktik terbaik (best practice) terkait

Manajemen Risiko;

b) metode, asumsi, dan variabel yang digunakan untuk mengukur Risiko dan

menetapkan limit eksposur Risiko;

c) perbandingan antara hasil dari metode pengukuran Risiko yang menggunakan

simulasi atau proyeksi pada masa datang dengan hasil aktual;

d) perbandingan antara asumsi yang digunakan dalam metode dimaksud dengan

kondisi yang sebenarnya atau aktual;

e) perbandingan antara limit yang ditetapkan dengan eksposur yang sebenarnya

atau aktual; dan

f) penentuan kesesuaian antara pengukuran dan limit eksposur Risiko dengan

kinerja pada masa lalu dan posisi permodalan Bank saat ini.

4) Pelaksanaan kaji ulang oleh pihak independen atau SKAI antara lain mencakup:

a) keandalan kerangka Manajemen Risiko, yang mencakup kebijakan, struktur

organisasi, alokasi sumber daya, desain proses Manajemen Risiko, sistem

informasi serta pelaporan Risiko Bank; dan

b) penerapan Manajemen Risiko oleh unit bisnis atau aktivitas pendukung,

termasuk kaji ulang terhadap pelaksanaan pemantauan oleh SKMR.

d. Penyampaian hasil penilaian kaji ulang oleh SKMR kepada Dewan Komisaris, SKAI,

Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan, Komite Audit (jika ada) dan Direksi

terkait lainnya sebagai masukan dalam rangka penyempurnaan kerangka dan proses

Manajemen Risiko;

e. Pemanatauan oleh SKAI terhadap perbaikan atas hasil temuan audit intern maupun

ekstern. Temuan audit yang belum ditindaklanjuti harus diinformasikan oleh SKAI

kepada Direksi untuk diambil langkah-langkah yang diperlukan;

f. Tingkat responsif Bank terhadap kelemahan dan/atau penyimpangan yang terjadi

terhadap ketentuan internal dan eksternal yang berlaku.

Terdapat 8 (delapan) jenis risiko yang harus dikelola dengan baik oleh Bank. Kedelapan jenis

risiko tersebut meliputi Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko

Stratejik, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum dan Risiko Reputasi.

A. Risiko Kredit

Terkait proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko kredit, Bank

telah melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Bank secara berkala melakukan analisa menyeluruh atas aspek internal dan eksternal

bank melalui analisa Root Cause of Credit Risk (RCCR) yang berisi analisa penyebab

penurunan kolektibilitas debitur yang berdampak pada timbulnya Non Performing

Loan (NPL).

b. Bank melakukan perhitungan stress test Risiko Kredit yang disampaikan kepada

Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Disamping itu, Bank telah menyusun

Page 41: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 39

analisa Bottom Up Stress Test (BUST) yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) sebagai bagian dari pelaksanaan Financial Sector Assessment Program (FSAP)

serta telah disusun stress test dengan isu pendirian BPD Banten. Pelaksanaan stress test

dilakukan dengan pendekatan portfolio level dan bertujuan untuk menghitung

pengaruh kondisi shock makro ekonomi terhadap peningkatan NPL secara bankwide.

Pelaksanaan perhitungan menggunakan satellite model yang meliputi kredit produktif

maupun kredit non-produktif pada seluruh sektor ekonomi. Satellite model tersebut

merupakan perhitungan regresi multiple yang menghubungkan kondisi makro ekonomi

sebagai independent variable dan NPL sebagai dependent variable.

c. Selanjutnya terkait proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian

risiko kredit pada divisi bisnis perkreditan, maka secara berkala disusun laporan

perkembangan eksposur risiko kredit yang disusun dalam rangka mitigasi risiko dan

sebagai upaya perbaikan segera sesuai perkembangan tingkat risiko. Pemantauan atas

kualitas portofolio kredit yang dilaporkan secara berkala kepada Direksi melalui hal-hal

sebagai berikut:

1) Review dan evaluasi berkala melalui pelaksanaan business review termasuk

diantaranya pembahasan mengenai posisi serta kualitas portofolio kredit;

2) Kaji ulang atas potensi risiko dalam aktivitas perkreditan yang dilaporkan secara

independen oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko.

Di samping itu, Bank juga melakukan pemantauan kredit yang memuat informasi

mengenai :

1) Kondisi keuangan debitur;

2) Kecukupan agunan;

3) Pemantauan kepatuhan persyaratan perjanjian kredit.

B. Risiko Pasar

Adapun upaya pengelolaan Risiko Pasar yang telah dilakukan Bank adalah sebagai berikut:

a. Bank telah memiliki prosedur dan identifikasi risiko suku bunga banking book yang

didukung oleh sistem informasi yang sangat memadai dan adanya pelaporan secara

harian mengenai pergerakan nilai tukar, suku bunga, dan informasi pasar lainnya ke

Direksi termasuk over limit;

b. Terdapat proses mark to market secara harian terhadap transaksi trading bank untuk

mengetahui kerugian/keuntungan bank dan bank pun memiliki metode dalam proses

mark to market-nya termasuk prosedur contingency plan dalam proses mark to market-

nya apabila terjadi kondisi di luar normal;

c. Bank melakukan proses review atau validasi model pengukuran risiko pasar yang

dilakukan secara berkala melalui back testing dimana model pengukurannya masih

valid sesuai hasil back testing. Adapun mengenai validasi dan back testing tersebut

disusun dalam bentuk laporan VaR (Value at Risk) dan validasi model;

d. Bank memiliki prosedur pemantauan limit secara harian sebagai standarisasi

pemantauan Divisi Manajemen Risiko terhadap aktivitas dealing room treasury

termasuk tindak lanjut yang akan dilakukan oleh risk taking unit apabila terjadi

pelampauan dan dilaporkan kepada Direksi;

Page 42: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 40

e. Bank melakukan pengendalian risiko pasar melalui monitoring terhadap kontrak

transaksi dan penilaian kembali kredibilitas counterparty secara harian dan dipantau

oleh dedicated person yang berpengalaman kemudian dalam penetapan limit

counterparty dilakukan oleh unit kerja lain yang independen dari unit kerja bisnis

sehingga proses penetapan limitnya melibatkan four eyes principle;

f. Sebagai upaya meningkatkan informasi atas eksposur risiko pasar yang dihadapi bank,

unit kerja terkait telah melaporkan eksposur risiko pasar baik secara harian (utilisasi

treasury), mingguan (treasury utilization report), bulanan (analisis pengukuran risiko

pasar & likuiditas), semesteran (market risk stress test), kepada Direksi dan pejabat

eksekutif sehingga diharapkan adanya tindak lanjut perbaikan dan proses mitigasi

untuk meminimalisir potensi risiko yang akan datang;

g. Dalam proses pengukuran, pemantauan yang dilakukan Satuan Kerja Manajemen

Risiko melalui pelaporan atas aktivitas unit kerja Trisuri masih dilakukan secara

manual dan belum tersistem namun demikian mempertimbangkan eksposur transaksi

bank yang belum kompleks, potensi risiko yang dihadapi bank masih dapat termitigasi

dengan baik.

C. Risiko Likuiditas

Adapun upaya pengelolaan Risiko Likuiditas yang telah dilakukan Bank adalah sebagai

berikut.

a. Bank melakukan analisis terhadap seluruh sumber risiko likuiditas baik dari sisi

internal maupun eksternal seperti produk dan aktifitas perbankan yang mempengaruhi

sumber penggunaan dana secara komprehensif, kecukupan pendanaan melalui pasar,

serta analisis risiko didukung dengan sistem informasi dan kecukupan data yang

memadai;

b. Bank telah memiliki alat pengukuran yang dapat mengkuantifikasi dan

mengidentifikasi risiko likuiditas secara tepat waktu dan komprehensif berdasarkan

indikator internal dan eksternal dalam early warning indicator berupa pengukuran

untuk mengukur risiko inheren mengenai komposisi pendanaan, rasio likuiditas,

proyeksi arus kas, liquidity gap, scenario analysis dan stress testing;

c. Bank telah mengembangkan early warning indicator risiko likuiditas yang merupakan

indikator yang digunakan untuk memprediksi potensi krisis likuiditas di masa datang

sebagai bentuk identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko likuiditas secara harian

yang bertujuan untuk memitigasi sejak dini apabila terdapat potensi krisis likuiditas

dikemudian hari;

d. Bank melakukan pemantauan limit secara harian seperti limit GWM primer, sekunder

dan excess reserve dan (AL+NAB)/NCD terhadap treshold yang telah ditetapkan oleh

regulator termasuk tindak lanjut yang akan dilakukan oleh risk taking unit apabila

terjadi pelampauan dan dilaporkan kepada Direksi.

D. Risiko Operasional

Adapun upaya pengelolaan Risiko Operasional yang telah dilakukan Bank adalah sebagai

berikut.

a. Bank berupaya untuk melakukan penyempurnaan bussiness process terutama untuk

aktivitas perkreditan. Hal tersebut terlihat dari penerapan model bisnis dengan

Page 43: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 41

melibatkan beberapa fungsi seperti Relationship Manager, Relationship Officer dan

Account Officer yang telah diakomodir dalam struktur organisasi serta terdapat

beberapa review atas prosedur kerja dalam rangka mendukung proses manajemen

risiko yang handal;

b. Bank melakukan upaya untuk mengurangi konsentrasi komposisi pegawai pada level

dasar dengan melakukan program pengembangan karyawan diantaranya melalui

program Staff Development Program;

c. Bank senantiasa melakukan peningkatan kualitas SDM khususnya pada aktivitas bisnis

utama Bank yaitu perkreditan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada

pegawai;

d. Risk taking unit senantiasa melakukan risk assessment atas pengembangan produk dan

aktivitas baru dalam rangka melakukan penerapan manajemen risiko didalamnya;

e. Bank melakukan proses pengukuran Risiko Operasional dilakukan secara berkala

melalui perangkat pengukuran Risiko Operasional diantaranya Risk Control Self

Assessment, Key Risk Indicator, laporan data kerugian risiko operasional pada masing-

masing unit kerja serta pengukuran profil Risiko Operasional bankwide yang dilakukan

secara periodik. Adapun hasil analisa atas penilaian Risiko Operasional tersebut

dilaporkan kepada pihak manajemen yang dilakukan secara berkala seperti pelaporan

monthly report;

f. Dalam menjaga kepentingan Bank dan penegakan disiplin, Bank telah melaksanakan

pedoman sanksi disiplin dengan cukup efektif termasuk dalam pengenaan sistem

sanksi kepegawaian.

E. Risiko Hukum

Bank melalui unit kerja hukum senantiasa melakukan penanganan atas kasus hukum yang

terjadi, baik yang dilakukan oleh Bank secara langsung maupun menggunakan jasa

konsultan hukum atas permintaan risk taking unit. Upaya yang dilakukan Bank dalam

mengelola Risiko Hukum yaitu:

a. Unit kerja hukum melakukan pembinaan dalam bidang hukum secara berkala melalui

proses pendampingan perkara hukum, legal session kepada risk taking unit dengan

pembahasan permasalahan-permasalahan hukum yang dihadapi pada Kantor Cabang,

serta melaksanakan review terhadap perjanjian-perjanjian kerjasama yang akan

dilaksanakan guna melindungi kepentingan Bank, namun masih dalam ruang lingkup

yang terbatas;

b. Bank melakukan identifikasi dan pengendalian Risiko Hukum terhadap produk dan

aktivitas baru melalui pengkajian terkait aspek hukum serta menyampaikan informasi

dan pelaporan yang berkaitan dengan mitigasi Risiko Hukum kepada Direksi yang

membidangi unit kerja hukum;

c. Terkait dengan pelaksanaan sistem informasi manajemen Risiko Hukum telah

dilaksanakan dengan baik salah satunya adanya laporan secara berkala terkait dengan

pemantauan dan pencatatan atas pelaksanaan pendampingan perkara hukum serta

penanganan hukum, update perkara hukum yang ditangani oleh Divisi Hukum serta

laporan setiap triwulan disajikan dalam bentuk profil Risiko Hukum.

Page 44: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 42

F. Risiko Stratejik

Pengelolaan risiko stratejik yang dilakukan Bank adalah sebagai berikut.

a. Bank secara berkala melakukan pengukuran Risiko Stratejik melalui pemantauan atas

progress report pencapaian rencana bisnis Bank serta melakukan business review atas

perkembangan bisnis Bank;

b. Pencapaian atas bisnis Bank tersebut dibahas dan dilaporkan kepada pihak manajemen

yang dilakukan secara berkala termasuk kepada komite yang berada di bawah Dewan

Komisaris;

c. Bank senantiasa melakukan monitoring atas kinerja Kantor Cabang;

d. Bank melakukan beberapa upaya dan strategi yaitu optimalisasi dalam upaya

penyelesaian kredit bermasalah dengan melakukan penagihan, klaim asuransi dan

eksekusi agunan, melakukan peningkatan dana CASA;

e. Bank melakukan evaluasi serta sosialisasi kepada seluruh unit kerja tentang target

bisnis Bank;

f. Bank melakukan peningkatan kerjasama layanan dengan operator/instansi/lembaga

lain dalam rangka meningkatkan fee based atau keuntungan tambahan bagi Bank.

G. Risiko Kepatuhan

Upaya pengelolaan Risko Kepatuhan yang dilakukan Bank adalah sebagai berikut:

a. Proses identifikasi, pengukuran, pengendalian serta pemantauan melalui penerapan

compliance sheet, compliance checklist dan terdapat pula pelaporan secara rutin 3 (tiga)

bulan sekali dalam bentuk profil Risiko Kepatuhan serta adanya pemantauan dan

pelaporan mengenai tingkat penyelesaian atas objek pemeriksaan oleh regulator. Selain

itu adanya ketentuan atas penyampaian Laporan Rapat Rutin yang dilaksanakan

sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan dengan materi yang sampaikan

adalah sebagai berikut:

1) Pembahasan ketentuan yang berlaku dalam lingkup masing-masing bidang kerja;

2) Pemantauan pengisian compliance checklist quality assurance dan pelaksanaan

deskripsi pekerjaan yang terkait dengan bidang tugasnya;

3) Pembahasan permasalahan-permasalahan yang timbul di setiap unit kerja masing-

masing.

b. Adanya pemantauan maupun pencatatan terkait Risiko Kepatuhan oleh Divisi

Kepatuhan walaupun masih belum menyeluruh terhadap pelanggaran ketentuan

internal. Hal tersebut masih terbatas kepada pemantauan prinsip kehati-hatian,

pelaporan Bank dan pengkajian aspek kepatuhan dan dilaporkan melalui Pelaksanaan

Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko;

c. Terkait dengan pelaksanaan aktivitas usaha Bank serta produk dan aktivitas baru Bank

beserta pengembangannya, Bank melakukan review dalam hal aspek kepatuhan

terhadap ketentuan atas produk dan aktivitas baru tersebut. Selain itu, Divisi

Kepatuhan melakukan pengkajian yang mencakup review atas seluruh

kebijakan/ketentuan/kegiatan usaha yang dimiliki Bank;

d. Dalam menunjang penerapan manajemen Risiko Kepatuhan yang efektif khususnya

pada tools Risiko Kepatuhan seperti form compliance sheet dan compliance checklist

Page 45: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 43

quality assurance masih diperlukan monitoring secara berkala guna mengefektifkan

tools secara efisien.

H. Risiko Reputasi

a. Identifikasi serta pengukuran Risiko Reputasi dilakukan secara berkala yaitu melalui

pemantauan terhadap keluhan nasabah baik melalui call center dan/atau frontliner;

b. Bank melakukan penatausahaan setiap adanya pemberitaan negatif dalam laporan

media monitoring yang terdiri dari judul berita, nama media massa berikut dengan

news value sehingga Bank dapat mengetahui pengaruh dari pemberitaan tersebut;

c. Bank melakukan penatausahaan setiap adanya pengaduan nasabah dalam Laporan

Pengaduan Nasabah yang disampaikan kepada Direksi secara berkala;

d. Terdapat pemantauan atas keluhan nasabah dan penyelesaian pengaduan nasabah

yang sesuai dengan ketentuan/SLA;

e. Terdapat pemantauan atas pemberitaan negatif kepada Bank melalui berbagai media

termasuk search engine optimation untuk meningkatkan citra positif bagi Bank, serta

penilaian profil risiko reputasi melalui pelaporan profil risiko secara triwulanan;

f. Bank melakukan counter terhadap adanya pemberitaan negatif terhadap Bank dengan

berupaya menyebarluaskan pemberitaan positif termasuk advertorial yang

mengedepankan kinerja perbankan serta corporate action yang telah dilakukan bank;

g. Bank dengan segera menindaklanjuti jika terdapat pemberitaan negatif yang memiliki

dampak signifikan bagi Bank baik secara materil maupun imateril dengan

berkoordinasi bersama unit kerja terkait dan Bank tetap menindaklanjuti setiap adanya

pemberitaan negatif yang tidak berdampak signifikan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku;

h. Bank melakukan sosialisasi kepada customer service untuk senantiasa mengedukasi

nasabah guna meminimalisir potensi Risiko Reputasi yang mungkin timbul atas

kesalahpahaman nasabah terkait penggunaan produk/jasa Bank. Selain itu terdapat

kunjungan ke setiap jaringan kantor Bank mengenai penyesuaian standardisasi layanan

industri perbankan, coaching dan pendampingan kepada Kantor Cabang serta adanya

program service dan budaya dalam rangka meningkatkan kualitas layanan bank;

i. Dalam rangka peningkatan kualitas layanan, Bank juga melakukan survei atas layanan

Bank baik secara internal maupun eksternal untuk meningkatkan kepuasan dan

loyalitas nasabah kepada Bank melalui:

1) Survey Internal:

a) Score kinerja layanan sesuai dengan standar Market Research Indonesia;

b) Monitoring internal yang dilakukan baik oleh Kantor Pusat maupun Kantor

Wilayah terhadap Kantor Cabang;

c) Adanya penilaian layanan secara self assessment oleh seluruh jaringan kantor

Bank serta selain itu terdapat mysterious shopper oleh vendor yang

bekerjasama dengan Bank dalam rangka penilaian layanan Bank secara

independen;

d) Adanya service quality assurance yang berperan melakukan evaluasi, coaching

dan monitoring layanan di Kantor Cabang untuk mendukung tercapainya

service excellence dan pencitraan bank yang baik.

Page 46: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 44

2) Survey External:

a) Bank bekerjasama dengan vendor mengenai survei kepuasan nasabah melalui

program Customer Satisfaction Index dan Customer Loyalitas Index guna

mengetahui ekspektasi nasabah terhadap layanan Bank yang bertujuan untuk

meningkatkan kepuasan dan meningkatkan loyalitas nasabah;

b) Bank melakukan pula sosialisasi atas hasil kepuasan nasabah/customer

feedback tersebut kepada seluruh Kantor Cabang sebagai bahan evaluasi

layanan Bank;

c) Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui pemberian pendidikan dan

pelatihan service excellent & standar layanan bagi frontliner serta pelatihan

communication skill;

d) Selain itu untuk meminimalisir potensi Risiko Reputasi yang berasal dari

keluhan nasabah atas produk/layanan Bank, Bank terus melakukan koordinasi

dengan unit kerja terkait mengenai tindaklanjut perbaikan terkait kerusakan

mesin/sistem transaksi yang ada pada mesin ATM dan electronic banking;

e) Bentuk mitigasi lainnya yang secara rutin dilakukan yaitu sebagai berikut:

Media Visit ke beberapa media massa berskala nasional baik cetak

maupun elektronik;

Membangun sarana komunikasi dengan para investor;

Menjalin hubungan baik rekan-rekan media baik lokal maupun nasional

dan pelaksanaan media gathering, undangan media untuk berpartisipasi

dalam liputan kegiatan Bank serta pelaksanaan seminar bagi beberapa

media massa dalam rangka menjaga nilai keseimbangan antara Bank

dengan pihak media;

Page 47: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 45

PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN

Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan pada Bank berpedoman kepada Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan nomor 46/POJK.03/2017 tanggal 12 Juli 2017 tentang Pelaksanaan Pelaksanaan Fungsi

Kepatuhan Bank Umum. Bank wajib memiliki Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan

dengan peran sebagai berikut:

1. Fungsi Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan

a. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan

kegiatan usaha Bank;

b. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;

c. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang

dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan

ketentuan peraturan perundang – undangan, termasuk Prinsip Syariah bagi bank

umum syariah dan unit usaha syariah; dan

d. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada

Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

2. Tugas dan tanggung jawab Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, paling kurang

mencakup :

a. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;

b. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan

ditetapkan oleh Direksi;

c. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan di dalam

penyusunan ketentuan dan pedoman internal Bank;

d. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan

usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan

ketentuan peraturan perundang – undangan, termasuk Prinsip Syariah bagi bank

umum syariah dan unit usaha syariah;

e. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;

f. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil

Direksi Bank atau pimpinan kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri

tidak menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan ketentuan peraturan

perundang – undangan; dan

g. Melakukan tugas lain yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan

Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud diatas tidak menghilangkan hak dan

kewajiban Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sebagai anggota Direksi Bank

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang mengenai Perseroan Terbatas, dalam hal diperlukan

keputusan terhadap perbuatan tertentu dari seluruh anggota Direksi Bank

Satuan Kerja Kepatuhan

Dalam mengimplementasikan Fungsi Kepatuhan, Direktur Kepatuhan dibantu oleh Satuan

Kerja Kepatuhan yang bertanggung jawab untuk menyusun langkah-langkah dalam rangka

mendukung terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank pada setiap

jenjang organisasi, yang antara lain dilaksanakan melalui:

Page 48: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 46

1. Monitoring pemenuhan komitmen Bank atas laporan hasil pemeriksaan Otoritas Jasa

Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang;

2. Melakukan review atas kebijakan dan prosedur terkait kegiatan usaha Bank yang telah

diberlakukan berdasarkan adanya informasi ketentuan baru dari lembaga/ instansi terkait,

usulan dari unit kerja terkait atau inisiatif Satuan Kerja Kepatuhan;

3. Melakukan pengkajian terhadap draft kebijakan dan prosedur terkait kegiatan usaha Bank

yang diusulkan oleh unit kerja terkait;

4. Melakukan rekapitulasi dan monitoring Pelaporan untuk disampaikan kepada Pengurus

Bank dan/atau Otoritas Jasa Keuangan;

5. Melakukan Kompilasi ketentuan-ketentuan internal maupun eksternal Bank yang diinput

ke dalam database aplikasi bjb cafe serta disosialisasikan ke Divisi/Unit, Kantor Wilayah

dan Kantor Cabang;

6. Penyampaian materi sosialisasi Budaya Kepatuhan baik melalui program pendidikan dan

pelatihan pegawai ataupun dilaksanakan dengan mendatangi Kantor Cabang;

7. Melakukan koordinasi dengan KPK dalam penerapan Pedoman Pengendalian Gratifikasi

dan Pelaporan LHKPN dilingkungan Bank;

8. Melakukan review atas bidang-bidang operasional/non-operasional yang dipandang perlu

untuk dibuatkan compliance sheet baru/evaluasi atas compliance sheet yang telah ada.

Dalam menjalankan kegiatan usaha, Bank telah memenuhi ketentuan regulator yang terkait

dengan aspek kecukupan modal, pemenuhan ketentuan bidang perkreditan serta pemeliharaan

likuiditas.

Aspek Kepatuhan Pemenuhan Bank Acuan

(Ketentuan)

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 18,43% ≥ 8%

Pelampauan/Pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Tidak ada Tidak

diperkenankan

Rasio Non Performing Loan (NPL) 1,69% ≤ 5%

Rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Primer 7,92% ≥ 6.5%

Rasio GWM Sekunder 7,15% ≥ 4%

Rasio GWM dalam Valuta Asing 11,33% ≥ 8%

Rasio Posisi Devisa Netto (PDN) 0.58% ≤ 20%

Satuan Kerja Kepatuhan juga ikut memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat

kepada Otoritas Jasa Keuangan serta otoritas pengawas lain yang berwenang. Selama tahun 2017,

Bank telah berupaya untuk melakukan pemenuhan terhadap komitmen-komitmen yang telah

dibuat oleh Bank terhadap otoritas yang berwenang khususnya Otoritas Jasa Keuangan. Hal

tersebut ditunjukkan melalui pemenuhan komitmen yang telah ditindaklanjuti oleh Bank serta

telah disampaikan kepada otoritas jasa keuangan sebesar 95,49%. untuk komitmen yang masih

dalam proses pemenuhan, bank telah menyampaikan progress penyelesaian secara berkala

kepada OJK serta melaksanakan jadwal ulang terhadap pemenuhannya.

Page 49: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 47

Sebagai langkah keseriusan dalam rangka peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko,

Satuan Kerja telah melaksanakan kegiatan dan pengembangan penerapan program APU-PPT

antara lain sebagai berikut:

1. Melakukan pemantauan transaksi-transaksi keuangan untuk dilakukan analisa lebih

mendalam terhadap potensi terjadinya Transaksi Keuangan Mencurigakan;

2. Melakukan Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) kepada Pusat Pelaporan

dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK);

3. Melakukan Pelaporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) kepada PPATK;

4. Melakukan pelaporan transaksi transfer dana dari dan Ke Luar Negeri (LTKL) kepada

PPATK;

5. Melakukan pelaporan Sistem Informasi Pengguna Jasa Terpadu (SIPESAT) kepada PPATK;

6. Melakukan pemeliharaan dan pemantauan terhadap profil nasabah dengan daftar-daftar

orang maupun lembaga yang wajib dipantau berdasarkan database informasi dari otoritas

yang berwenang baik nasional maupun internasional;

7. Melakukan pemantauan terhadap nasabah yang dijadikan tersangka atau terdakwa suatu

tindak pidana serta Daftar Tersangka dan Terduga Teroris oleh pihak yang berwenang

maupun dari media massa atau berdasarkan informasi lainnya dari sumber yang resmi;

8. Melakukan koordinasi dengan PPATK, KPK, POLRI serta pihak berwenang lainnya terkait

dengan permintaan data, pemblokiran rekening dan penyitaan dana berkenaan dengan

kasus pencucian uang dan pendanaan terorisme;

9. Melakukan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan pengkinian data nasabah oleh

seluruh unit kerja dan cabang;

10. Melakukan pemantauan secara efektif terhadap profil dan transaksi nasabah dengan

memantau pelaksanaan pengelompokan nasabah kedalam tingkat risiko (Risk Based

Approach) terjadinya pencucian uang;

11. Melakukan pemenuhan pelaksanaan pembukaan hubungan usaha Bank dengan bank

koresponden dari Luar Negeri dari aspek APU-PPT;

12. Melakukan pengkajian terhadap aktivitas dan produk baru perbankan terkait dengan

kewajiban penerapan program APU-PPT sebelum aktivitas dan produk tersebut dijalankan;

13. Melakukan pemantauan dan rekomendasi terkait pendidikan dan pelatihan APU-PPT

terhadap karyawan Bank dalam rangka meningkatkan pemahaman, kewaspadaan serta

risiko terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme;

14. Memastikan teknologi informasi yang mendukung penerapan program APU-PPT telah

sejalan dan mencakup perkembangan bisnis, produk serta layanan bank, berkenaan dengan

hal ini Bank telah melakukan pengembangan aplikasi yang diberi nama bjb AMOLA (Anti

Money Laundering);

15. Melakukan koordinasi dan pemantauan langsung (on site) terhadap pelaksanaan kebijakan

program APU – PPT pada unit kerja terkait yang berhubungan langsung dengan nasabah

yang didasarkan atas hasil penilaian tingkat risiko unit kerja terkait terhadap potensi

terjadinya Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme

16. Melakukan penyesuaian terhadap pedoman APUPPT Bank berdasarkan regulasi yang

dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Page 50: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 48

Adapun statistik pelaksanaan program APU-PPT yang dilaksanakan oleh Bank selama tahun

2017, dapat kami informasikan sebagai berikut: Aktivitas Jumlah

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) 233 Laporan

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) 24.654 Laporan

Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana dari dan Keluar Negeri (LTKL) 14.026 Laporan

Laporan SIPESAT 770.070 Data CIF

Korespondensi dengan pihak yang berwenang 111 Kali

Pengkajian penerapan APU-PPT terkait Aktivitas dan Produk Baru Bank 16 Kajian

Pelaksanaan APU-PPT terkait bank koresponden 17 Kali

Jumlah pegawai yang mengikuti Pelatihan APU-PPT 6.616 Pegawai

Page 51: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 49

PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERN

Berdasarkan struktur organisasi yang berlaku dan telah disahkan oleh Direksi melalui Surat

Keputusan Direksi nomor 0177/SK/DIR-PS/2017 tanggal 1 Maret 2017 tentang Struktur

Organisasi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., dimana Divisi Audit

Internal berada dibawah garis komando Direktur Utama dan garis koordinasi Komite Audit.

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi nomor 728/SK/DIR-AI/2014 tanggal 10 November 2014

tentang Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter) yang menjelaskan visi, misi, fungsi,

peran serta tanggung jawab Divisi Audit Intern dalam rangka Pelaksanaan Audit Internal Bank

yang efektif.

Pada posisi tanggal 31 Desember 2017, DAI memiliki 47 orang pegawai yang terdiri dari 1 orang

pemimpin divisi, 8 orang pemimpin grup, 4 orang manager, 5 orang senior officer, 10 orang

officer, 17 orang staff, dan 2 orang junior staff. Untuk mendukung peran Audit Internal sebagai

mitra bisnis strategis, jajaran pegawai DAI telah memiliki sertifikasi baik yang bertaraf

internasional maupun nasional. Peningkatan jumlah pemegang sertifikasi menjadi salah satu

program utama DAI di tahun 2017 dan akan terus berlanjut pada tahun 2018. Adapun sertifikasi

yang telah dimiliki oleh para auditor internal, antara lain:

No Nama Pelatihan Sertifikasi Pemegang

Sertifikat

1 BSMR1 14

2 BSMR2 6

3 BSMR3 5

4 BSMR5 1

5 Qualified Internal Auditor (QIA) 2

6 Certified Bank Internal Auditor (CBIA) 1

7 Certified Forensic Audit (CfrA) 2

8 Akuntan 4

9 Brevet A&B 3

10 Certified Internal Auditor (CIA) 1

11 Certified Fraud Examiners (CFE) 1

12 Certified Information System Auditor (CISA) 1

13 Enterprise Risk Management Professional (ERMCP) 1

14 Cisco Certified Network Associate (CCNA) 1

15 Information Technology Infrastucture Library 1

16 Chartered Accountant (CA) 4

Dewan Komisaris

Grup Audit Umum

Pemipin Grup

Direktur Utama

Pemimpin Divisi

Grup Audit Teknologi Informasi

Pemimpin Grup

Grup Audit Anti Fraud

Pemimpin Grup

Grup Service Development & Quality Assurance

Pemimpin Grup

Grup Audit Umum Pemimpin Grup

Komite Audit

Page 52: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 50

Program Kerja Tahun 2017

Pada tahun 2017, Divisi Audit Internal menetapkan jenis penugasan audit yang terdiri dari audit

umum, audit tematik, audit terintegrasi kepada anak perusahaan, audit teknologi informasi,

audit khusus dan surprise audit.

Metode Audit

DAI memiliki standar penyelenggaraan audit yang diatur di dalam Kebijakan dan Pedoman

Audit Internal dan ditetapkan dengan Surat Keputusan nomor 729/SK/DIR-AI/2014 tentang

Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank (SPFAIB). Penyelenggaraan aktivitas audit

diawali dengan pembuatan rencana kerja audit tahunan (audit plan) yang disusun menggunakan

pendekatan berbasis risiko. Audit universe ditinjau berdasarkan berbagai sudut pandang, baik

unit kerja (entitas bisnis), proses bisnis, atau pun objek audit yang bersifat tematik. Pemilihan

prioritas objek audit dilakukan berdasarkan profil risikonya (risk based internal audit).

Setiap penugasan audit individual dimulai dengan analisa mendalam pada fase persiapan

(preliminary survey) sehingga pelaksanaan audit di lapangan dapat berjalan dengan tepat

sasaran. Berbagai metode telah digunakan dalam penugasan audit, yaitu teknik pengambilan

sampling, data gathering, teknik wawancara, kriteria penyusunan audit evidence dan dituangkan

secara terstandarisasi dalam kertas kerja audit. Untuk mendukung proses analisa, para auditor

dibekali dengan standar perangkat alat kerja yang memadai dan mutakhir, didukung oleh

penggunaan Computer Assisted Audit Technique (CAAT).

Pelaksanaan Kegiatan Audit Tahun 2017

Pada tahun 2017, pelaksanaan audit telah terealisasi seluruhnya sesuai dengan audit plan yang

ditetapkan.Jenis penugasan audit terdiri dari audit umum, audit tematik, audit terintegrasi

kepada anak perusahaan, audit teknologi informasi, audit khusus dan surprise audit. Berikut

adalah data statistik pelaksanaan dan temuan audit pada tahun 2017:

Tahun Penugasan Jumlah Temuan

2017

20 Kantor Cabang 158

7 Divisi 47

1 Kanwil 13

1 Anak Perusahaan 8

12 Audit TI (Modul dan Aplikasi) 25

Total 41 Objek Audit 251

Ruang lingkup pemeriksaan selama tahun 2017 tidak terbatas pada audit compliance tetapi juga

meliputi penilaian kecukupan Sistem Pengendalian Intern (SPI), penilaian efektivitas SPI,

penilaian kualitas kinerja, dan penilaian performance objective. Selain melakukan pemeriksaan,

DAI menjalankan tugas untuk menyampaikan laporan pokok-pokok hasil audit dan sebagai

fasilitator untuk audit eksternal. Pada tahun 2017, DAI telah menyampaikan laporan audit

khusus dan laporan pokok-pokok hasil audit kepada Otoritas Jasa Keuangan secara semesteran

dan memfasilitasi pelaksanaan audit Otoritas Jasa Keuangan dan BPK-RI.

Page 53: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 51

Temuan dan Tindak Lanjut Hasil Audit

Laporan Hasil Audit (LHA) yang disampaikan kepada Divisi Human Capital dan ditindaklanjuti

dengan output berupa saran pengenaan sanksi sesuai dengan Pedoman Disiplin Pegawai (PDP)

yang berlaku dengan hasil akhir pemberian sanksi kepegawaian. Selama 2017, jumlah LHA yang

diterima dan diselesaikan oleh Divisi Human Capital berjumlah 11 LHA, dimana 2 LHA

diteruskan kepada penyidik sesuai dengan hasil rekomendasi.

Evaluasi Kinerja Divisi Internal Audit

Untuk memastikan kualitas Audit Internal yang sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi

Audit Intern Bank (SPFAIB), DAI melakukan metode internal assessment dan external

assessment.

Internal assessment

Internal assessment dilakukan secara on-going basis dalam setiap

penugasan audit oleh masing-masing Ketua Tim Audit sebagai in-charge

auditor dan secara periodic basis oleh Grup Service Development and

Quality Assurance. Hasil internal assesment dilaporkan secara periodik

triwulanan kepada Pemimpin Divisi Audit Internal.

External assessment

External assessment dilakukan secara periodic basis untuk mengevaluasi

kesesuaian pelaksanaan audit dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Intern Bank. Evaluasi terkini dilakukan pada Triwulan III tahun 2017 oleh

Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk periode tahun 2014 s.d. 2016 dengan

hasil generally conform terhadap SPFAIB. Hasil eksternal assessment

tersebut dilaporkan kepada Direktur Utama, Dewan Komisaris dan

Otoritas Jasa Keuangan.

Page 54: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 52

PENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN

Fungsi pengawasan independen terhadap aspek keuangan Bank dilakukan melalui pelaksanaan

pemeriksaan oleh auditor eksternal yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Auditor

eksternal yang memeriksa laporan keuangan Bank tahun buku 2016 ditetapkan melalui RUPS

berdasarkan rekomendasi dari Dewan Komisaris dan Komite Audit. Proses pemilihannya

dilakukan sesuai dengan mekanisme pengadaan barang dan jasa yang berlaku di Bank. Untuk

menjamin independensi dan kualitas hasil pemeriksaan, auditor eksternal yang ditunjuk tidak

boleh memiliki benturan kepentingan dengan Bank.

Dalam penggunaan auditor eksternal, Bank mengacu pada ketentuan Peraturan Pemerintah

Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik

Dalam Kegiatan Jasa Keuangan, dimana hasil review ketentuan di atas disebutkan bahwa tidak

terdapat pembatasan masa pemberian jasa audit dari Kantor Akuntan Publik namun terdapat

pembatasan masa pemberian jasa audit oleh Seorang Akuntan Publik. Bank selalu berupaya

meningkatkan komunikasi antara Kantor Akuntan Publik, Komite Audit dan Manajemen untuk

dapat meminimalisir kendala-kendala yang terjadi selama proses audit berlangsung. Agar proses

audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit

yang telah ditetapkan dan selesai sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan, secara rutin

dilakukan pertemuan–pertemuan yang membahas beberapa permasalahan penting yang

signifikan

Penunjukan Kantor Akuntan Publik dan biaya audit dilaksanakan sesuai dengan keputusan

RUPS dan KAP yang ditetapkan serta merupakan Akuntan Publik (partner in-charge) yang

terdaftar di Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan. Audit Laporan Keuangan Bank yang

berakhir 31 Desember 2017 dilaksanakan kepada KAP Purwantono, Sungkoro & Surja dengan

biaya audit sebesar Rp. 2.350.000.000,- (dua milyar tiga seratus lima puluh juta rupiah)

(termasuk Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan Out-of-Pocket (OPE)). Adapun daftar KAP yang

telah mengaudit laporan keuangan Bank selama 5 (lima tahun) terakhir adalah sebagai berikut:

Tahun

Buku

Kantor Akuntan Publik PIC

In-Charge

Partner Internasional Afiliasi di Indonesia

2017 Ernst & Young Purwantono, Sungkoro & Surja Yasir

2016 Ernst & Young Purwantono, Sungkoro & Surja Sinarta

2015 Ernst & Young Purwantono, Sungkoro & Surja Sinarta

2014 Ernst & Young Purwantono, Suherman & Surja Sinarta

2013 Ernst & Young Purwantono, Suherman & Surja Benyanto

Suherman

Page 55: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 53

RENCANA STRATEGIS BANK

Strategi jangka pendek untuk tahun 2017 yang telah dilakukan oleh Bank adalah sebagai berikut:

1. Mempertahankan momentum pertumbuhan kredit berkualitas (quality growth), dengan

langkah-langkah yang ditempuh yaitu:

a. Mempertahankan dan memperluas market share kredit berpenghasilan tetap (KGB)

serta peningkatan pangsa pasar kredit pensiunan (purna bhakti) sebagai champion

product;

b. Peningkatan pertumbuhan portofolio kredit konsumer melalui review pricing dan fitur

produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar pada Kantor Wilayah dan Kantor

Cabang;

c. Peningkatan portofolio kredit kelolaan dengan fokus penyaluran pada perusahaan

BUMN/BUMD strategis dan badan usaha Penanaman Modal Asing atau perusahaan

yang telah go-public dan dikenal luas;

d. Optimalisasi penyaluran kredit korporasi dan komersial melalui:

1) Kredit komersial dengan review pricing baik cash loan maupun non-cash loan;

2) Kredit segmen korporasi dengan melakukan diversifikasi sektor industri

pembiayaan;

3) Penggalian potensi product holding debitur kelolaan;

4) Mengembangkan aliansi bisnis yang berbasis cross selling guna mengembangkan

potensi value chain dari nasabah;

e. Memperkuat sinergitas dengan BPR dan LKM melalui kegiatan pemasaran berbasis

komunitas, pengembangan produk dan layanan dengan memanfaatkan Teknologi

Informasi (TI);

f. Meluncurkan produk baru untuk penetrasi pasar segmen Usaha kecil & Menengah

(UKM);

g. Meningkatkan fungsi pembinaan terhadap masyarakat (debitur dan calon debitur)

dengan program PESAT (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu) sehingga

mampu menciptakan engagement dengan Bank;

h. Meningkatkan akselerasi pertumbuhan kredit KPR dan KKB melalui percepatan SLA

proses kredit, fokus pada produk dengan tujuan pembelian KPR dan KKB;

i. Memastikan kecukupan infrastruktur pendukung penyaluran kredit yang berkualitas

agar memudahkan dalam mengelola dan mengendalikan risiko.

2. Pengelolaan likuiditas dengan memprioritaskan peningkatan CASA melalui pendekatan

bisnis human to human, antara lain :

a. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

1) Peningkatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang diprioritaskan untuk

meningkatkan CASA melalui peningkatan layanan serta kerjasama strategis

(aliansi strategik) baik dengan BUMN, BUMD maupun dengan institusi lainnya

(business to government);

2) Melakukan dan mengembangkan kerjasama bisnis dengan nasabah dan prospek

potensial nasabah institusi (business to business);

3) Pengembangan layanan berbasis transaksi untuk mendorong pengendapan dana.

Page 56: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 54

b. Penempatan Aktiva produktif untuk mendapatkan margin dari ekses fund maupun

borrowing sebagai pemenuhan kebutuhan likuiditas;

c. Penambahan agen kerja sama Laku Pandai bjb BiSA untuk terwujudnya keuangan

inklusif;

d. Pengembangan Layanan berbasis digital (TI), yaitu:

1) Pengembangan layanan distribution channel berbasis web/internet serta aplikasi

yang menunjang kerjasama institusi;

2) Penambahan infrastruktur berbasis TI untuk mendukung peningkatan CASA dan

fee based income khususnya produk retail.

3. Mendorong pertumbuhan fee based untuk meningkatkan kontribusi dari pendapatan non-

bunga. Adapun strategi peningkatan fee based income dilakukan antara lain :

a. Mendorong peningkatan pendapatan dan jasa layanan kustodian dan wali amanat;

b. Enhancement yield instrumen trisuri dengan memperhatikan risiko likuiditas;

c. Menjadikan Bank sebagai pilihan bagi bank koresponden di Indonesia dan Asia dalam

kerjasama antar bank untuk mendukung bisnis Bank;

d. Memberikan standar layanan yang tersertifikasi secara internasional (ISO 9001) untuk

transaksi bjb trade finance and service;

e. Membuka jaringan layanan di luar negeri yang memiliki potensi remitansi guna

mengoptimalkan fee based income;

4. Pengendalian kualitas aktiva produktif dan percepatan recovery kredit hapus buku melalui

penyelesaian yang optimal

a. Melakukan rekonsiliasi dan penagihan secara intensif dengan pihak pialang asuransi

dan atau asuransi dalam percepatan penyelesaian klaim;

b. Mengoptimalkan fungsi penagihan secara intensif terhadap debitur yang mempunyai

kualitas kredit bermasalah;

c. Melakukan perbaikan kualitas setiap prospek calon debitur melalui tahapan

pembahasan bersama antara unit bisnis dan unit risk sehingga dapat dijaga risk

appetite sesuai dengan level yang diinginkan;

d. Melakukan perbaikan proses penagihan terhadap kredit bermasalah dengan

meningkatkan koordinasi yang lebih intensif bersama unit bisnis terkait;

e. Penyelamatan kredit (restrukturisasi) dan penyempurnaan regulasi internal beserta

kewenangannya;

f. Penyelesaian kredit dengan cara percepatan eksekusi agunan melalui lelang

KPKNL/balai lelang swasta/penjualan sukarela, hapus buku, klaim asuransi, lawyer,

instansi yang berwenang termasuk kerjasama dengan Kejaksaan dan berkoordinasi

dengan unit terkait dan Kantor Cabang untuk peningkatan penyempurnaan pengikatan

agunan.

5. Mendorong pertumbuhan aset melalui inisiasi bjb holding

a. Meningkatkan kinerja anak perusahaan dan non anak perusahaan melalui sinergi bisnis

dengan Bank diantaranya:

1) Melalui pemberian kredit linkage program kepada BPR terafiliasi;

2) Kerjasama tata kelola dan manajemen risiko terintegrasi.

b. Melakukan setoran modal kepada anak perusahaan dan non-anak perusahaan,

disesuaikan dengan kondisi anak perusahaan dan atau memenuhi Peraturan Daerah

Page 57: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 55

dan ketentuan lainnya untuk pengembangan usaha anak perusahaan, serta melakukan

akuisisi perusahaan baru diantaranya perusahaan multifinance, asuransi, sekuritas dan

BPR swasta.

6. Penguatan permodalan Bank untuk ketahanan kelembagaan dan meningkatkan daya saing

melalui ekspansi bisnis, yaitu melalui:

a. Penurunan Dividend Payout Ratio;

b. Penerbitan obligasi sub ordinasi;

c. Melakukan penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)

ataupun Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMT

HMETD).

7. Penguatan struktur organisasi dengan dukungan SDM yang profesional

a. Mendorong proses pengambilan keputusan yang lebih efisien dan efektif melalui

pendelegasian kewenangan ke wilayah secara bertahap dengan tetap menjaga fungsi

pengawasan;

b. Penyempurnaan struktur organisasi yang diarahkan kepada penguatan fungsi–fungsi

penunjang bisnis dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian;

c. Optimalisasi fungsi Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang melalui

pembagian peran dan tanggung jawab yang lebih efektif dan efisien;

d. Mendorong fungsi Change Management Office dalam memberikan input yang inovatif

dan responsif untuk memastikan terlaksananya business plan melalui pemantauan

program kerja;

e. Implementasi bjb culture sebagai inisiasi transformasi Bank;

f. Mendorong penguatan implementasi budaya perusahaan “GO SPIRIT” sebagai

corporate value pegawai Bank;

g. Mengembangkan balance scorecard sebagai sistem manajemen strategi guna

percepatan pencapaian visi Bank;

h. Penerapan individual scorecard sebagai upaya pegawai agar menjalankan tugasnya

secara optimal, meningkatkan loyalitas dan mengarahkan persaingan kinerja ke arah

iklim terbuka, positif serta progresif;

i. Membentuk pegawai Bank menjadi knowledge bankers yang handal melalui

penyelarasan bisnis serta penguatan fungsi learning center melalui bjb University

sebagai strategic business partner;

j. Melakukan update dan upgrade kebutuhan kompetensi pegawai secara

berkesinambungan sesuai dengan perkembangan bisnis;

k. Menunjang pertumbuhan bisnis Bank melalui pendidikan & pelatihan yang berbasis

kompetensi dan menjadi strategic partner demi terciptanya SDM yang berkualitas;

l. Peningkatan tata kelola pendidikan dan pelatihan melalui pemerataan pendidikan dan

pelatihan bagi seluruh SDM Bank.

8. Penguatan TI menuju digital banking dan integrated payment system

a. Pengembangan aplikasi dan infrastruktur TI guna mendukung meningkatnya

transaksional perbankan secara menyeluruh dan berkelanjutan;

b. Melengkapi kebijakan dan prosedur untuk mendukung peningkatan kualitas

penerapaan prinsip-prinsip GCG Bank khususnya di bidang TI;

c. Melakukan pengembangan untuk mendukung penguatan (kelancaran dan keamanan)

sistem pembayaran, pelaporan dan administrasi jasa melalui:

Page 58: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 56

1) Pembuatan aplikasi monitoring interface SKNBI;

2) Pembuatan database inward kliring;

3) Pembuatan aplikasi pelaporan MPN;

4) Pembuatan aplikasi interface ID Billing;

5) Perluasan jaringan transaksi e-banking.

d. Penambahan fitur dan/atau layanan transaksi e-banking melalui :

1) Perluasan kerja sama dengan switching/aggregator dan biller untuk peningkatan

transaksi e-banking;

2) Pengembangan layanan transaksi e-banking (USSD Menu Browser, bjb Mobile

Banking);

3) Pengembangan fitur e-banking (multiple account untuk layanan bjb NET dan bjb

SMS, pembukaan deposito di bjb NET, pembukaan tabungan berjangka di bjb

NET, pengembangan menu purchase untuk kartu ATM/Debit bank-bank lain).

e. Meningkatkan kemampuan dan kehandalan TI untuk mendorong terwujudnya layanan

digital bank sebagai tindakan antisipasi kebutuhan layanan nasabah yang berbasis

elektronik.

9. Meningkatkan peran unit kerja non-bisnis untuk mendukung akselarasi pertumbuhan

bisnis yang berkualitas

a. Berperan aktif dalam memantau, meneliti dan memberikan informasi mengenai

perkembangan bisnis perbankan terkini yang meliputi strategi bank wide dan strategi

Kantor Cabang melalui riset business intelligence bersama unit bisnis terkait;

b. Memastikan pemenuhan aspek yuridis dan ketersediaan seluruh dokumen kredit yang

berkualitas;

c. Peningkatan pengelolaan kerjasama jasa pihak ketiga untuk mendukung operasional

bisnis Bank yang berkualitas;

d. Pengelolaan Risiko Hukum secara implementatif guna mendukung kemajuan bisnis

Bank yang bersinergi dengan peraturan berlaku;

e. Mendorong pelayanan bidang hukum yang efektif dan efisien untuk mendukung

kemajuan bisnis Bank;

f. Mengimplementasikan tim SQA di setiap Kantor Wilayah dan duta layanan di Kantor

Cabang;

g. Melaksanakan fungsi four eyes principles dalam proses pemberian kredit;

h. Mengelola dan mengembangkan standar-standar pengukuran risiko kredit;

i. Evaluasi dan pengembangan kualitas risk assessment;

j. Meningkatkan peran audit internal sebagai strategic business partner bagi manajemen

dan seluruh jajaran yang terdapat di Bank dalam rangka mencapai tujuan Bank;

k. Menumbuhkan anti fraud awareness dalam kegiatan operasional Bank;

l. Meningkatkan pelaksanaan budaya kepatuhan baik terhadap ketentuan internal

maupun ketentuan eksternal dan meningkatkan kesadaran atas risiko kepatuhan (risk

compliance awareness) sebagai komitmen mewujudkan fungsi kepatuhan Bank;

m. Melaksanakan pengkajian dalam rangka memastikan produk dan kegiatan Bank telah

sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

n. Peningkatan brand image produk dan layanan melalui program promosi above the line

dan below the line;

Page 59: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 57

o. Penyempurnaan fungsi cost center sebagai sarana untuk mengendalikan biaya

operasional, guna menumbuhkan awareness terhadap pencapaian realisasi anggaran;

p. Optimalisasi sistem informasi akuntansi dalam mendukung informasi keuangan yang

cepat, tepat dan dan akurat secara real time untuk meningkatkan kualitas transparasi

laporan keuangan.

Adapun strategi jangka panjang Bank (corporate plan) adalah sebagai berikut:

1. Strategi Utama

a. Strategi menggunakan kekuatan untuk menangkap peluang (strength and opportunities

strategy) dengan mereplikasi pola hubungan Bank dengan Pemerintah Provinsi Jawa

Barat dan Banten ke provinsi-provinsi lain.

b. Memperkuat dan mengembangkan bisnis di berbagai daerah Indonesia

2. Strategi Tambahan

a. Pengelolaan dan pemanfaatan data untuk pengembangan bisnis Bank;

b. Cross selling antar bagian untuk meningkatkan volume bisnis dengan biaya yang lebih

efisien;

c. Strategi pertumbuhan anorganik:

1) Strategi diversifikasi terkonsentrasi: merger dan/atau akuisisi terhadap lembaga

keuangan

2) Untuk pertumbuhan anorganik Bank perlu melakukan peningkatan modal dengan

cara:

a) Menerbitkan saham baru (PMT HMETD/HMETD);

b) Menerbitkan obligasi subordinasi untuk memperkuat struktur pendanaan

serta memenuhi kebutuhan likuiditas dari pasar modal;

c) Meningkatkan profitabilitas;

d) Dividend Payout Ratio.

Page 60: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 58

PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT

Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large

exposure), posisi pada akhir tahun 2017, adalah sebagai berikut:

No Penyediaan Dana Jumlah

Debitur Nominal (Rp)

1. Kepada Pihak Terkait 1 2,509,348,975

2. Kepada Debitur Inti :

a. Individu

b. Grup

22

3

5,580,710,135,918

2,356,101,180,376

PENYIMPANGAN INTERNAL (INTERN FRAUD)

Jumlah penyimpangan internal pada Bank yang terjadi sepanjang tahun 2017 :

Internal Fraud

(Dalam 1 tahun)

Jumlah Kasus yang dilakukan oleh

Anggota Dewan

Komisaris dan

Anggota Direksi

Pegawai tetap

Pegawai tidak

Tetap

Tahun

Sebelumnya

Tahun

berjalan

Tahun

Sebelumnya

Tahun

berjalan

Tahun

Sebelumnya

Tahun

berjalan

Total Fraud - - 9 10 - -

Telah Diselesaikan - - 4 4 - -

Dalam Proses Penyelesaian

di Internal Bank - - 4 4 - -

Belum diupayakan

Penyelesaian - - - - - -

Telah ditindaklanjuti

melalui proses hukum - - 1 2 - -

Jumlah kasus fraud yang telah diselesaikan melalui proses internal adalah sebanyak 10

(sepuluh) kasus dengan 2 (dua) diantaranya ditindaklanjuti melalui proses hukum. Daftar

diatas merupakan kasus fraud yang berpotensi merugikan Bank lebih dari Rp 100.000.000,-

(seratus juta rupiah). Bank telah meningkatkan fungsi reward dan punishment terhadap

proses bisnis yang terjadi karena fraud, guna meningkatkan fungsi SKAI, kedisiplinan

pegawai serta kualitas proses bisnis.

PERMASALAHAN HUKUM

Permasalahan Hukum Jumlah

Perdata Pidana*)

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) 26 Nihil

Dalam proses penyelesaian 48 Nihil

T o t a l 74 Nihil

Page 61: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 59

TRANSAKSI YANG MEMILIKI BENTURAN KEPENTINGAN

Ketentuan mengenai benturan kepentingan telah di atur dalam :

1. Surat Keputusan Direksi nomor 1217/SK/DIR-KP/2015 tanggal 28 September 2015 tentang

Pedoman Benturan Kepentingan

2. Surat Keputusan Direksi nomor 519/SK/DIR-CS/2011 tanggal 20 September 2011 tentang

Pedoman Kerja Direksi,

3. Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 07/SK/DK/2016 tanggal 14 Oktober 2016 tentang

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Selama tahun 2017, tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan di dalam

kegiatan usaha bank.

BUY BACK SHARES DAN/ATAU BUY BACK OBLIGASI BANK

Pada tahun 2017, Bank tidak melakukan transaksi buy back atas saham, begitu pula Bank tidak

melakukan kegiatan buy back atas obligasi yang telah diterbitkan.

Page 62: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 60

PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, sepanjang tahun 2017 Bank telah

menyalurkan dana CSR (Corporate Social Responsibility) sebesar Rp. 116.889.226.922,- (Seratus

enam belas miliar delapan ratus delapan puluh sembilan juta dua ratus dua puluh enam ribu

sembilan ratus dua puluh dua) yang terserap di berbagai kegiatan meliputi kegiatan bidang

prasarana dan sarana umum yaitu sebanyak 34% atau sebesar Rp 39.3 miliar, bidang keagamaan

yaitu sebanyak 16% atau sebesar Rp 18.78 miliar, bidang kesehatan yaitu sebanyak 14% atau

sebesar Rp 16.14 miliar, bidang pendidikan yaitu sebanyak 20% atau sebesar Rp 23.46 miliar.

Adapun penyaluran dana CSR yang telah dilaksanakan, antara lain meliputi:No Kegiatan Rincian Kegiatan Nominal (Rp)

1 Bidang Prasarana dan

Sarana Umum

Pembangunan MCK

Pembangunan TPU

Pembangunan Tugu Kota

Pembangunan Saung Teater

Pembangunan jalan

Pembangunan Jembatan

39.179.800.089

2 Bidang Sosial

Kemasyarakatan

Bantuan bagi korban banjir

Bantuan bagi korban tanah longsor dan gempa

Pembangunan asrama kejiwaan dan asrama penanggulangan

pengguna narkoba

Pemberian santunan kepada anak yatim dan kaum dhuafa

19.309.353.093

3 Bidang Keagamaan Pembangunan dan renovasi masjid

Pengadaan perlengkapan masjid

Pelaksanaan kegiatan keagamaan

18.785.051.900

4 Bidang Kesehatan Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis

Khitanan massal

Kegiatan donor darah

Program kampung bjb sehat dan bantuan keanggotaan BPJS

16.171.274.335

5 Bidang Pendidikan Pemberian beasiswa kepada pelajar kurang mampu

Kegiatan Story Telling

23.443.747.505

Page 63: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 61

REMUNERASI

Remunerasi tidak dapat dipisahkan dari kebijakan dalam suatu perusahaan, karena

dilatarbelakangi oleh kesadaran serta komitmen manajemen dalam mewujudkan tata kelola

perusahaan yang baik. Bank telah menerapkan kebijakan sistem remunerasi dengan

berpedoman pada konsep Merit System Bank juga selalu memastikan telah mentaati seluruh

aturan yang berlaku yang terkait dengan sistem remunerasi sesuai dengan Surat Keputusan

Direksi nomor 148/SK/DIR-HC/2018 tanggal 1 Maret 2018 Tentang Pedoman Pengelolaan

Penghasilan dan Fasilitas Kepegawaian. Saat ini Bank sedang melakukan pengkinian terhadap

Ketentuan Remunerasi Bank dengan berpedoman pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

(POJK) nomor 45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Dalam Pemberian Remunerasi

Bagi Bank Umum yang penyusunannya melibatkan konsultan independen yaitu Willis Towers

Watson. Terkait dengan remunerasi, Bank senantiasa berupaya agar tidak terjadi gap

remunerasi terlalu tinggi. Rasio gaji tertinggi dan terendah selama 2017 adalah sebagai berikut:

Uraian Rasio

Gaji pegawai tertinggi dan terendah 12,74:1

Gaji Direksi tertinggi dan terendah 1,25:1

Gaji Komisaris tertinggi dan terendah 1,25:1

Gaji Direksi tertinggi dan Pegawai Tertinggi 2,89:1

Jumlah Direksi, Dewan Komisaris dan Pegawai yang menerima remunerasi yang bersifat variabel

selama 1 (satu) tahun dan total nominal sebagaimana dalam tabel di bawah ini :

Remunerasi yang Bersifat Variable

Jumlah Diterima dalam 1 (satu) tahun

Pegawai

Orang Juta Rp

Total 7806 419.990

Adapun jumlah pegawai yang terkena pemutusan hubungan kerja dan total nominal pesangon

yang dibayarkan sebagaimana dalam tabel di bawah ini :

Jumlah nominal pesangon yang dibayarkan per Orang dalam 1

(satu) Tahun Jumlah Pegawai

Di atas Rp. 1 Miliar Nihil

Di atas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 Miliar Nihil

Rp. 500 juta ke bawah Nihil

Ket: Berdasarkan penjelasan Pasal 28 huruf o POJK 45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Dalam Pemberian Remunerasi

Bagi Bank Umum yang dimaksud dengan “pemutusan hubungan kerja adalah pemutusan hubungan kerja yang terjadi bukan

karena permintaan dari Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Pegawai yang bersangkutan namun karena adanya kebijakan Bank

seperti adanya merger, konsolidasi, akuisisi atau perampingan struktur organisasi. Tidak termasuk dalam pengertian pemutusan

hubungan kerja pada ayat ini adalah pemutusan hubungan kerja yang disebabkan karena pelanggaran ketentuan atau fraud.

Page 64: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 62

Kesimpulan Umum Hasil Penilaian Mandiri (Self

Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank

Tahun 2017

Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG

Individual

Peringkat Definisi Peringkat

2

Mencerminkan manajemen Bank telah melakukan penerapan

Tata Kelola yang secara umum baik. Hal ini tercermin dari

pemenuhan yang memadai atas prinsip Tata Kelola. Dalam

hal terdapat kelemahan penerapan prinsip Tata Kelola, secara

umum kelemahan tersebut kurang signifikan dan dapat

diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen Bank.

Analisis

Kesimpulan:

Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian tersebut di atas,

disimpulkan bahwa :

a. Governance Structure Faktor-faktor positif aspek governance structure Bank adalah:

Sampai dengan Triwulan IV 2017, pengurus Bank terdiri dari 5 (lima) orang

Dewan Komisaris serta 6 (enam) orang Direksi yang memiliki integritas,

kompetensi dan reputasi keuangan yang baik. Hal tersebut dapat dilihat melalui

hasil penilaian kemampuan dan kepatutan oleh Otoritas Jasa Keuangan dimana

seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank telah dinyatakan lulus.

Posisi Direktur Operasional telah dipenuhi berdasarkan Surat Keputusan

Pembagian Tugas Direksi yang baru, yaitu Surat Keputusan Direksi nomor

1140/SK/DIR-CS/2017 tanggal 20 Desember 2017 Tentang Pembagian Tugas dan

Wewenang Direksi.

Posisi Direktur Mikro yang membawahi Divisi Penyelamatan & Penyelesaian

Kredit (PPK) tidak mengurangi independensi Direktur Mikro karena setiap

keputusan hapus buku sudah melalui mekanisme rapat komite yang melibatkan

unit kerja lain sebagaimana Surat Keputusan Direksi nomor 843/SK/DIR-

PPK/2015 tanggal 11 November 2015 Tentang Limit dan Kewenangan Memutus

Hapus Buku Kredit Non Klaim.

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank tidak melaksanakan rangkap

jabatan kecuali terhadap hal-hal yang telah ditetapkan dalam Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum serta ketentuan

lainnya;

Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank tidak saling memiliki

hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan sesama anggota Dewan

Komisaris dan/atau Direksi;

Page 65: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 63

Bank bjb telah menyempurnakan struktur organisasi berdasarkan kompleksitas

usaha yang dijalankannya dan menempatkan Direksi sesuai dengan bidang

tugasnya masing-masing;

Bank bjb telah membentuk komite-komite yang menunjang pelaksanaan tugas

Dewan Komisaris (Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Nominasi

dan Remunerasi, Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan, serta Komite Tata

Kelola Terintegrasi) dimana seluruh anggotanya memiliki kompetensi pada

bidang kerjanya masing-masing sesuai dengan kebutuhan bank bjb;

Bank telah membentuk Satuan Kerja Audit Internal, Satuan Kerja Kepatuhan

dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, dengan Sumber Daya Manusia yang

kompeten sehingga mampu bekerja secara independen terhadap unit kerja

bisnis dan operasional;

Bank telah menetapkan kebijakan serta prosedur yang memadai guna

menunjang seluruh kegiatan usaha yang dijalankannya, diantaranya seperti

Arsitektur Kebijakan dan Prosedur, Kebijakan Perkreditan, Kebijakan

Manajemen Risiko dan lain sebagainya;

Bank telah menetapkan kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai

dalam rangka penyediaan dana kepada pihak terkait dan juga penyediaan dana

besar, berikut monitoring serta penanganan yang diperlukan dalam hal terjadi

non performing loan;

Bank telah menetapkan pedoman tata kelola perusahaan yang mengatur

mengenai kebijakan-kebijakan guna menunjang kegiatan operasional bank bjb,

sehingga setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat mencerminkan suatu tata

kelola perusahaan yang baik;

Bank telah menetapkan pedoman benturan kepentingan guna menangani

potensi situasi benturan kepentingan yang dihadapi oleh setiap pegawai bank;

Bank telah menetapkan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB)

sebagai dasar dalam penerapan fungsi Audit Internal;

Bank telah menetapkan kebijakan manajemen risiko yang memadai di dalam

mendukung penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal yang baik;

Bank telah menyusun Laporan Pelaksanaan GCG pada setiap akhir tahun buku

dengan cakupan isi laporan berdasarkan ketentuan yang berlaku;

Bank telah menyusun Rencana Bisnis Bank secara realistis, komprehensif,

terukur (achievable) dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian serta

responsif terhadap setiap perubahan internal maupun eksternal;

Terhadap posisi – posisi yang masih kosong di bank bjb telah dilakukan

pengisian jabatan, salah satunya untuk posisi Pemimpin Divisi Trisuri dan Divisi

Komersial yang telah di isi.

Bank telah melakukan penguatan Fungsi Kepatuhan khususnya Budaya

Kepatuhan melalui pelaksanaan fungsi quality assurance dengan cara

menetapkan compliance sheet dan compliance checklist bagi kegiatan

operasional Bank sehingga kegiatan dimaksud dapat dilakukan secara konsisten

dan tetap memperhatikan prinsip-prinsip tata kelola yang baik serta azas-azas

perbankan yang sehat.

Page 66: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 64

b. Governance Process Faktor-faktor positif aspek governance process Bank adalah:

Dewan Komisaris telah melaksanakan rapat untuk memberikan rekomendasi

kepada Direksi dalam rangka melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya.

Rapat tersebut dilakukan antara lain untuk memastikan terselenggaranya

pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam setiap

kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam

melakukan tugas pengawasan, Dewan Komisaris telah mengarahkan, memantau

dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank;

Seluruh komite yang dibentuk dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas

Dewan Komisaris telah menjalankan tugasnya secara independen dan telah

memberikan analisa yang memadai serta rekomendasi kepada Dewan

Komisaris;

Direksi telah mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawabnya serta

bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank;

Dalam rangka peningkatan fungsi quality assurance dan corrective action, Bank

melalui unit kerja terkait telah melakukan sosialisasi kepada Kantor Cabang

terkait budaya risiko dan kepatuhan serta fraud awareness.

Direksi telah menyusun Rencana Bisnis Bank secara realistis, komprehensif,

terukur (achievable) atas dasar kajian yang komprehensif dengan

memperhatikan peluang bisnis dan kekuatan yang dimiliki oleh Bank serta

mengidentifikasikan kelemahan dan ancaman yang ada;

Direksi telah menindaklanjuti temuan dan rekomendasi dari hasil pemeriksaan

Satuan Kerja Audit Internal, auditor eksternal, hasil pengawasan otoritas yang

berwenang melalui pemberian arahan terkait temuan dan rekomendasi tersebut

kepada seluruh unit kerja terkait;

Direksi telah mengeluarkan surat instruksi ke seluruh unit kerja dalam rangka

pemenuhan komitmen terhadap regulator

Direksi telah menjalankan prinsip kehati – hatian dengan melakukan revisi

terhadap ketentuan segmen Kredit Konsumer dan Komersial

Satuan Kerja Kepatuhan telah membuat dan menjalankan langkah-langkah

dalam rangka menciptakan Budaya Kepatuhan pada setiap jenjang organisasi;

Satuan Kerja Kepatuhan telah melaksanakan review dan/atau

merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan,

sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank;

Satuan Kerja Kepatuhan memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan

prosedur, serta kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan, Bank Indonesia dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku;

Satuan Kerja Kepatuhan dan Satuan Kerja Manajemen Risiko terlibat aktif dalam

pengkajian draft kebijakan dan prosedur serta ikut rapat teknis finalisasi draft

kebijakan dan prosedur bersama Tim Sinkronisasi dan Harmonisasi Kebijakan.

Page 67: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 65

Pelaksanaan pemantauan dan penyampaian laporan atas komitmen yang dibuat

berdasarkan hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan serta pemeriksa lain

yang berwenang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Kepatuhan sesuai dengan

ketentuan struktur organisasi Bank;

Satuan Kerja Audit Internal melakukan fungsi pengawasan secara independen

dengan cakupan tugas yang memadai dan sesuai dengan rencana kerja,

pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit;

Satuan Kerja Audit Internal telah melaporkan seluruh temuan hasil pemeriksaan

sesuai ketentuan yang berlaku;

Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk, mampu bekerja secara independen,

memenuhi standar profesional akuntan publik serta ruang lingkup audit yang

ditetapkan;

Satuan Kerja Audit Internal, Satuan Kerja Kepatuhan dan Satuan Kerja

Manajemen Risiko telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang

berlaku;

Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana diputuskan dalam Rapat

Komite yang dilakukan secara independen tanpa intervensi dari pihak terkait

dan/atau pihak lainnya dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian;

Bank telah menyampaikan informasi keuangan dan non-keuangan secara

transparan.

c. Governance Outcome Faktor-faktor positif aspek governance outcome Bank adalah:

Dewan Komisaris beserta komite-komite dibawah Dewan Komisaris telah

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai fungsi pengawasan dengan

baik. Hal ini dapat terlihat dengan adanya pengawasan atas pencapaian

target/realisasi Rencana Bisnis Bank;

Komite-komite yang berada dibawah Dewan Komisaris telah memberikan

analisa dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. Analisa dan Rekomendasi

tersebut menjadi pertimbangan Dewan Komisaris dalam rangka melaksanakan

fungsi pengawasan terhadap Direksi;

Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan seluruh

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi untuk tahun buku 2016 telah

diterima oleh para pemegang saham;

Bank telah menyampaikan laporan pokok pelaksanaan tugas Direktur yang

membawahkan Fungsi Kepatuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan secara berkala

sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

Satuan Kerja Audit Internal melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan RKAT

tahun 2017 dan pemantauan hasil audit dilakukan secara berkesinambungan dan

penyelesaian komitmen tindaklanjut per Desember 2017 sebesar 100%;

Page 68: DAFTAR ISI - bankbjb.co.id Pelaksanaan... · Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017 66

Audit Eksternal telah bertindak objektif dalam melakukan audit serta hasil audit

dan management letter telah menggambarkan permasalahan Bank yang

kemudian disampaikan secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan oleh

KAP yang ditunjuk;

Dewan Komisaris dan Direksi mampu melakukan pengawasan secara aktif

terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi Manajemen Risiko;

Bank telah menyusun laporan-laporan untuk disampaikan kepada pihak

internal maupun pihak eksternal Bank, diantaranya laporan Tingkat Kesehatan

Bank, laporan hasil audit, laporan pelaksanaan tata kelola dan sebagainya, sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

Bank telah menetapkan kertas kerja kepatuhan yang diantaranya adalah

compliance sheet bidang perkreditan dalam rangka mengantisipasi penyediaan

dana agar batas minimum, agunan, asuransi, pengikatan dan hal lain yang

berkaitan dengan proses kredit dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku. Selama periode Juli s.d Desember 2017 tidak terdapat penyediaan

dana yang melampaui BMPK;

Bank telah menyampaikan informasi keuangan dan non-keuangan secara

transparan dan berkala melalui melalui media cetak maupun media elektronik

yang dapat dengan mudah diakses oleh para pemangku kepentingan.

Dalam rangka penyusunan profil risiko, bank telah melakukan verifikasi atas

hasil pengisian kuesioner yang disampaikan oleh Risk Taking Unit.

Bank telah melakukan perbaikan terhadap perhitungan CKPN.

Faktor negatif aspek governance outcome Bank adalah:

Terdapat peningkatan jumlah nilai sanksi atau denda yang dikenakan oleh

regulator kepada Bank dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Bandung, 23 April 2018

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk.

Klemi Subiyantoro Ahmad Irfan Komisaris Utama Independen Direktur Utama