daftar isi - balitbangkesmagelang.litbang.kemkes.go.id€¦ · kondisi umum 1.3.1. organisasi balai...
TRANSCRIPT
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Tujuan Penyusunan Rencana Aksi .......................................................................... 2
1.3. Kondisi Umum ............................................................................................................. 3
1.3.1. Organisasi ............................................................................................................ 3
1.3.2. Sumber Daya (Manusia, Sarana Prasarana, Anggaran).............................. 5
1.4. Potensi, Permasalahan dan Implikasi .................................................................... 12
1.4.1. Potensi ............................................................................................................... 12
1.4.2. Permasalahan ................................................................................................... 18
1.4.3. Implikasi ............................................................................................................. 19
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN ...................................................................... 20 2.1. Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia ........................................................... 20
2.2. Tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan ..................................... 21
2.3. Tujuan dan Sasaran Strategis Badan Litbangkes................................................ 22
2.4. Tujuan dan Sasaran Strategis Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat ...... 23
2.5. Tujuan dan Sasaran Strategis Balai Litbang Kesehatan Magelang .................. 24
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN ....................................................................................................... 25
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ................................................................... 25
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan ........................................ 27
3.3. Arah Kebijakan dan Strategi Badan Litbangkes ................................................... 33
3.4. Arah Kebijakan dan Strategi Puslitbang UKM ...................................................... 35
3.5. Arah Kebijakan dan Strategi Balai Litbangkes Magelang ................................... 40
3.6. Kerangka Regulasi .................................................................................................... 41
3.7. Kerangka Kelembagaan .......................................................................................... 45
BAB IV KEGIATAN, TARGET KINERJA, KERANGKA PENDANAAN DAN MONEV ... 47 4.1 Kegiatan...................................................................................................................... 47
4.2 Target Kinerja ............................................................................................................ 47
4.3 Kerangka Pendanaan ............................................................................................... 49
4.4 Monitoring dan Evaluasi ........................................................................................... 50
BAB V PENUTUP ..................................................................................................................... 52 LAMPIRAN ................................................................................................................................ 53
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Kondisi Pegawai Di Balai Litbangkes Magelang Berdasarkan Jabatan
Tahun 2014-2018 ................................................................................ 6
Tabel 1.2. Sumber Daya Manusia Balai Litbangkes Magelang Tahun 2014-2018
Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................................................... 6
Tabel 1.3. Sumber Daya Manusia Balai Litbangkes Magelang Tahun 2014-2018
Berdasarkan Tingkat Golongan Jabatan ............................................... 7
Tabel 1.4. Rencana Pengembangan Sarana dan Prasarana Balai Litbangkes
Magelang ............................................................................................. 7
Tabel 1.5. Alokasi Anggaran (dalam Milyar) Balai Litbangkes Magelang 2014-
2018 .................................................................................................... 11
Tabel 3.1. Sasaran Pembangunan Kesehatan RPJMN 2015-2019 ......................... 26
Tabel 3.2. Kerangka Regulasi Program Litbangkes Tahun 2015-2019 .................. 41
Tabel 3.3. Jenis dan Keterangan Kerangka Regulasi Program Litbangkes
Tahun 2015-2019 ................................................................................ 43
Tabel 4.1. Indikator Kinerja Kegiatan Balai Litbang GAKI Selama Tahun 2015-
2019 .................................................................................................... 47
Tabel 4.2. Rencana Pendanaan Balai Litbangkes Magelang .................................. 49
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Balai Litbangkes Magelang ................................ 3
Gambar 3.1. Konsep Pendekatan Keluarga ........................................................... 31
Gambar 3.2. Peta Strategi Pencapaian Visi Kementerian Kesehatan .................... 31
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJP-K) 2005-2025
disusun sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-
2025 dan terintegrasi dengan Sistem Kesehatan Nasional. Kementerian Kesehatan sebagai
salah satu Kementerian/lembaga menerjamahkannya dalam Rencana Strategis Kementerian
(Renstra) sesuai dengan tugas pokok fungsinya dengan tetap berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) yang tertuang dalam amanah Undang-Undang
nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Dalam tataran eselon I di Kementerian Kesehatan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan menjadi salah satu unit utama yang memiliki tugas pokok dan
fungsi pada kegiatan penelitian dan pengembangan sesuai Peraturan Presiden nomor 39
Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Untuk dapat menjalankan
tugas pokok dan fungsi tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tentunya
memiliki panduan atas rencana pelaksanaan program yang tertuang dalam Rencana Aksi
Program (RAP) 2015-2019. Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang
sebagai salah satu satuan kerja atau unit pelaksana teknis di bawah Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan memiliki kepentingan untuk menyelaraskan rencana strategis
pelaksanaan kegiatan (RAK) dengan Rencana Aksi Program (RAP) Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan agar dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi menjadi lebih
terarah dan selaras.
Dalam prosesnya terdapat perubahan pada Balai Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Magelang terkait tata kelola organisasi seiring terbitnya Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 65 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Perubahan tersebut tentunya
membutuhkan penyesuaian dan keselarasan terhadap Rencana Aksi Kegiatan (RAK) 2015-
2019 Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang yang telah disusun
sebelumya. Secara umum perubahan yang di maksud adalah perubahan yang memuat tata
kelola organisasi dalam tataran penataan ulang unit pelaksana teknis di lingkungan Badan
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 2
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan tugas
dan fungsi penelitian dan pengembangan kesehatan.
Seiring perkembangan dan tugas baru yang diemban Balai Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Magelang, tantangan dan masalah pembangunan kesehatan
semakin kompleks sehingga memerlukan keterlibatan semua unsur pembangunan kesehatan
termasuk masyarakat didalamnya. Perkembangan tersebut termasuk diantaranya adalah
lingkup penelitian dan pengembangan yang menjadi semakin luas karena tidak hanya untuk
masalah-masalah seputar gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) seperti sebelumnya,
tetapi saat ini Balai Litbangkes Magelang memiliki tugas dan fungsi yang lebih menyeluruh
tentang kesehatan pada umumnya dengan tetap memikili keunggulan di bidang gizi
masyarakat.
Agar arah kebijakan penelitian dan pengembangan pada Balai Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Magelang searah dengan Rencana Aksi Program yang disusun
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan maka dibutuhkan dokumen pendukung
Rencana Aksi Kegiatan yang di sesuaikan dengan perubahan yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 65 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dalam upaya
mendukung keberhasilan capaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Balai litbangkes Magelang.
1.2. Tujuan Penyusunan Rencana Aksi
Tujuan penyusunan rencana aksi kegiatan Balai Litbang Kesehatan Magelang 2015 –
2019 adalah adalah sebagai alat manajemen, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi untuk mewujudkan penyelenggaraan kegiatan litbang kesehatan dengan keunggulan
gizi yang efektif, efisien dan berjangka panjang serta menghasilkan manfaat yang optimal
dalam periode lima tahun mendatang. Selain itu, penyusunan RAK ini juga dapat dijadikan
sebagai alat komunikasi kepada pemangku kepentingan (stakeholder) terkait tentang rencana
kegiatan Balai Litbangkes Magelang selama tahun 2015-2019 dalam rangka mendapatkan
dukungan dan kerjasama.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 3
1.3. Kondisi Umum
1.3.1. Organisasi
Balai Litbangkes Magelang berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
65 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, masuk dalam klasifikasi UPT Badan
Litbangkes Kelas I dengan struktur organisasi sebagai berikut :
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Balai Litbangkes Magelang Berdasarkan Permenkes Nomor
65 Tahun 2017
Balai Litbangkes Magelang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan kesehatan dengan keunggulan gizi. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana di maksud, Balai Litbangkes Kelas I menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut :
a. Penyusunan rencana, program, dan anggaran kegiatan penelitian dan
Kepala Balai
Subbagian Tata
Usaha
Seksi Program
dan Evaluasi
Seksi Kerjasama dan Jaringan
Informasi
Seksi Layanan dan
Sarana Penelitian
Instalasi Kelompok Jabatan
Fungsional
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 4
pengembangan kesehatan;
b. Pelaksanaan penelitian dan kajian di bidang kesehatan dan keunggulan tertentu;
c. Pelaksanaan pengembangan metoda, model, dan teknologi di bidang
kesehatan dan keunggulan tertentu;
d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan berbasis pelayanan;
e. Pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan kesehatan;
f. Pelaksanaan diseminasi, publikasi, dan advokasi hasil- hasil penelitian dan
pengembangan kesehatan;
g. Pelaksanaan kerja sama dan jaringan informasi penelitian dan
pengembangan kesehatan;
h. Pelaksanaan bimbingan teknis penelitian dan pengembangan kesehatan;
i. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan;
j. Pelaksanaan ketatausahaan Balai.
Adapun tugas dari masing-masing struktur tersebut adalah sebagai berikut : (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan
keuangan, kepegawaian, dan umum.
(2) Seksi Program dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan rencana, program, anggaran,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
(3) Seksi Kerja Sama dan Jaringan Informasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan kerja sama dan kemitraan, diseminasi, publikasi,
advokasi, dan pengelolaan jaringan informasi ilmiah penelitian dan
pengembangan kesehatan serta perpustakaan.
(4) Seksi Layanan dan Sarana Penelitian mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penelitian, kajian, pengembangan metoda, model,
teknologi, bimbingan teknis, dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan
berbasis pelayanan serta pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan
kesehatan.
(5) Instalasi merupakan fasilitas penunjang penyelenggaraan operasional teknis
penelitian dan pengembangan seperti laboratorium dan instalasi lainnya sesuai
dengan karakteristik keunggulan penelitian dan pengembangan kesehatan.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 5
(6) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
1.3.2. Sumber Daya (Manusia, Sarana Prasarana, Anggaran)
1.3.2.1. Sumber Daya Manusia
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam organisasi
sangatlah penting karena tujuan organisasi dapat tercapai dengan adanya
SDM yang baik, profesional dan berkompeten dibidangnya. Balai
Litbangkes Magelang mempunyai SDM yang cukup variatif dari sisi jenis
kelamin, tingkat pendidikan, tingkat golongan dan Jabatan.
Berdasarkan data dari kepegawaian per 31 Desember 2018, jumlah
pegawai Balai Litbangkes sebanyak 64 orang PNS. Ada penambahan 1
orang pegawai dari kondisi tahun 2017 dari pindahan Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) Bengkulu. Selain tenaga PNS ada juga tenaga non-PNS
yang ikut mendukung kelancaran operasional organisasi sebanyak 18
orang, terdiri 10 orang satpam, 6 orang pramubakti, dan 2 orang
pengemudi.
Sumber daya manusia PNS berdasarkan jenis kelamin, tingkat
pendidikan, golongan dan jabatan, dijabarkan sebagai berikut :
a. SDM Balai Litbangkes Magelang Menurut Jenis Kelamin
Pegawai perempuan lebih mendominasi dari segi jumlah dari pegawai
laki-laki. Dari sisi jenis kelamin, hal ini tidak ada permasalahan, terlebih
saat ini kita memasuki era kesetaraan gender antara laki-laki dan
perempuan sudah tidak ada lagi perbedaan. Jumlah Pegawai Balai
Litbangkes Magelang tahun 2014-2018 disajikan dalam tabel berikut :
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 6
Tabel 1.1. Kondisi Pegawai Di Balai Litbangkes Magelang Berdasarkan
Jabatan Tahun 2014-2018
No Jenis
Kelamin
Tahun
2014
Tahun
2015
Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
1 Laki-laki 25 26 25 26 27
2 Perempuan 33 39 39 37 37
Jumlah 58 65 64 63 64
b. SDM Balai Litbangkes Magelang Menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan mampu menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Balai Litbangkes, SDM
yang tepat dari sisi kuantitas dan kualitas sangat mendukung keberhasilan
organisasi. Berikut rincian pegawai menurut tingkat pendidikannya :
Tabel 1.2. Sumber Daya Manusia Balai Litbangkes Magelang Tahun
2014-2018 Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat
Pendidian
Tahun
2014
Tahun
2015
Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
1 SLTP 2 2 1 1 1
2 SLTA/D1 5 4 5 4 5
3 D3 17 14 7 6 9
4 S1/D4 24 27 32 31 28
5 S2 9 15 16 17 17
6 S3 1 3 3 4 4
Jumlah 58 65 64 63 64
Dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di lingkungan
Balai Litbangkes Magelang, maka perlu adanya pengembangan kapasitas
Sumber Daya Manusia melalui Tugas Belajar ataupun Izin Belajar.
Selanjutnya rencana pengembangan Sumber Daya Manusia Balai
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 7
Litbangkes Magelang, akan disusun dalam lampiran Rencana Aksi
Kegiatan ini.
c. SDM Balai Litbangkes Magelang Menurut Golongan Jabatan
Balai Litbangkes Magelang memiliki sebaran pegawai mulai dari
golongan II sampai dengan golongan IV. Golongan pegawai Balai
Litbangkes Magelang terbanyak adalah golongan III, seperti dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 1.3. Sumber Daya Manusia Balai Litbangkes Magelang Tahun
2014-2018 Berdasarkan Tingkat Golongan Jabatan
No Tingkat
Pendidikan
Tahun
2014
Tahun
2015
Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
1 Gol. I 1 1 1 - -
2 Gol. II 17 15 14 16 14
3 Gol. III 39 48 48 46 49
4 Gol. IV 1 1 1 1 1
Jumlah 58 65 64 63 64
1.3.2.2. SARANA PRASARANA
Dalam upaya meningkatkan kualitas Balai Litbangkes Magelang
sebagai lembaga penelitian, dalam kurun waktu 2016 hingga 2019 akan
dilakukan pengembangan sarana dan prasarana sebagai berikut:
Tabel 1.4. Rencana Pengembangan Sarana dan Prasarana Balai Litbangkes Magelang
Pengembangan Sarana dan Prasarana
2016 2017 2018 2019
1. Pembangunan
IPAL
1. Pembangunan Pagar Keliling
2. Pembangunan Laboratorium
Kimia
3. Pembangunan tempat parkir
4. Rehabilitasi Ruang Ka Balai
1.
1. Rehabilitasi Aula 1. Pemasangan
Daya Listrik
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 8
1. PENGEMBANGAN GEDUNG DAN BANGUNAN
a. PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA TAHUN 2016
1) Pembangunan IPAL
Pada saat ini Balai Litbangkes Magelang telah memiliki
Laboratorium Biokimia, Laboratorium Teknologi Pangan,
Laboratorium Biologi Molekuler, Laboratorium Lingkungan dan
Laboratorium Hewan Coba. Saat ini laboratorium tersebut telah
terakreditasi oleh KAN. Seiring kepercayaan dari masyarakat
ataupun pengguna dari instansi lain yang membutuhkan
pemeriksaan lab, pekerjaan dari laboratorium Balai Litbangkes
Magelang semakin banyak. Untuk menunjang kegiatan lab tersebut,
maka perlu dilakukan penambahan bangunan berupa Instalasi
Pembuangan Air Limbah (IPAL). IPAL digunakan menjadi tempat
penampungan limbah hasil kegiatan laboratorium yang berasal dari
beberapa laboratorium yang ada di Balai Litbangkes Magelang.
IPAL mengintergrasikan limbah menjadi satu tempat dan
mengolahnya sehingga ketika dilepas ke lingkungan tidak
membahayakan bagi lingkungan sekitar pada umumnya dan
pegawai internal pada khususnya. Penambahan tersebut
merupakan kebutuhan mutlak yang merupakan kesatuan dengan
keberadaan beberapa laboratorium dilingkungan Balai Litbangkes
Magelang.
b. PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA TAHUN 2017
1) PEMBANGUNAN PAGAR KELILING
Kantor Balai Litbangkes Magelang terdiri dari tiga tempat
yang terpisah yaitu gedung utama (Gedung perkantoran,
Laboratorium Biokimia, laboratorium Hewan Coba, laboratorium
lingkungan), perkantoran sebelah barat (Ruang peneliti, Aula,
Perpustakaan dan Gudang Arsip) dan gedung sebelah timur
(Gedung klinik pelayanan berbasis penelitian). Untuk saat ini pagar
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 9
gedung utama dan gedung sebelah barat telah menggunakan pagar
beton, sedangkan gedung sebelah timur masih menggunakan
wiremess. Guna lebih menjaga keamanan kantor, berencana
mengganti pagar yang terbuat dari wiremess dengan pagar dari
beton.
2) PENGEMBANGAN LABORATORIUM BIOKIMIA
Dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium di Balai
Litbangkes Magelang menghasilkan limbah-limbah medis dari
sampel-sampel setelah pemeriksaan laboratorium. Limbah-limbah
medis laboratorium dan sampel-sampel setelah pemeriksaan
laboratorium tersebut memerlukan ruangan tersendiri untuk
penyimpanan sementara sebelum dikelola oleh pihak eksternal.
Sehingga diperlukan suatu pengembangan pembangunan di
laboratorium Biokimia.
3) REHABILITASI RUANG KEPALA BALAI
Pada saat ini ruang Kepala Balai menempati ruangan yang
berada pada ruang Tata Usaha, sehingga kurang memadai. Selama
ini apabila ada kunjungan ke Kepala Balai ruangannya berada di
lantai dua, sehingga harus naik tangga untuk menuju ruang Kepala
Balai. Hal ini terkadang mengkhawatirkan kesehatan bagi tamu yang
sudah lanjut usia, sehingga Kepala Balai menemui tamu tersebut di
loby. Maka dari itu, kami mengajukan untuk bisa dianggarkan
rehabilitasi ruang perpustakaan lama untuk menjadi ruang Kepala
Balai.
4) PEMBANGUNAN TEMPAT PARKIR
Seiring dengan bertambahnya jumlah pegawai Balai
Litbangkes Magelang maka Jumlah kendaraan yang berada di
kantor Balai Litbangkes Magelang juga semakin banyak. Tempat
parkir yang tersedia saat ini hanya kecil sehingga kendaraan para
pegawai ditempatkan di halaman depan. Dengan di tempatkan di
halaman maka kendaraan para pegawai tidak mendapatkan
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 10
perlindungan dari panas maupun hujan. Kunjungan di klinik litbang
GAKI juga semakin meningkat. Para pengunjung klinik juga belum
mendapatkan tempat yang layak untuk parkir. Balai Litbangkes
Magelang merencanakan untuk membangun tempat parkir yang
luas untuk digunakan kendaraan roda 4 maupun roda 2 bagi
pegawai dan para pengunjung klinik. Pembangunan direncanakan
di samping museum GAKI.
c. PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA TAHUN 2018
1) REHABILITASI AULA
Dalam rangka menjabarkan fungsi Balai Litbangkes kelas I
adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan berbasis
pelayanan ini maka Balai Litbangkes Magelang dilengkapi dengan
adanya klinik Litbang. Keberadaan klinik ini menyebabkan
munculnya banyak kunjungan, magang, praktek kerja lapangan
(PKL).
Terkait dengan kunjungan, selama ini Balai Litbangkes
Magelang menerima dua sampai tiga kali kunjungan dalam sebulan
dari berbagai perguruan tinggi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
ataupun Dinas Kesehatan Provinsi, lembaga penelitian dan instansi
terkait lainnya. Jumlah pengunjung biasanya lebih dari 100 orang,
padahal aula yang dimiliki hanya berkapasitas 50 orang.
Pemanfaatan fungsi ruang aula menjadi sangat tidak efektif,
sehingga solusi yang dilakukan adalah memfasilitasi aktivitas
kunjungan di hotel. Hal ini menjadi tidak efisien mengingat pihak
tamu harus membayar biaya tambahan untuk kegiatan proses
pendidikan dan latihan yang akan menambah biaya peserta diklat
bagi mahasiswa. Kondisi membengkaknya biaya kunjungan ini
tentunya akan memberatkan mahasiswa.
Seiring dengan dikeluarkanya surat edaran Menpan dan RB
No.10 Tahun 2014 tanggal 27 November 2014 tentang peningkatan
efektifitas dan efisiensi kerja aparatur negara maka kegiatan rapat
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 11
atau pertemuan yang biasanya dilaksanakan di hotel harus
dilaksanakan di kantor. Keberadaan ruang pertemuan yang
memiliki kapasitas lebih dari 50 orang mutlak dibutuhkan mengingat
Balai Litbangkes Magelang sering mengadakan kegiatan yang
melibatkan lintas sektor terkait dengan pertemuan jejaring,
pendidikan dan latihan serta diseminasi informasi hasil penelitian.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dibangun sarana atau
gedung pertemuan dalam bentuk auditorium yang berkapasitas
sekitar 120 orang sehingga kunjungan dan kegiatan kedinasan
dapat dilaksanakan di lingkungan kantor sendiri dan tidak perlu
dilaksanakan di hotel.
d. PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA TAHUN 2019
1) PEMASANGAN DAYA LISTRIK
Seiring perkembangan Balai Litbangkes Kelas I Magelang,
kebutuhan tenaga listrik pun mengalami peningkatan, ini sejalan
dengan penambahan beberapa alat pada laboratorium dan
beberapa peralatan penunjang fasilitas perkantoran. Kondisi
tersebut membuat Instalasi listrik yang terpasang menangung
beban berlebih. Untuk itu di rencanakan pada tahun 2019 untuk
area Klinik Balai Libangkes Kelas I magelang akan dipasangkan
daya listrik baru.
1.3.2.3. Anggaran
Anggaran Balai Litbangkes Magelang pada 5 tahun terakhir (2013-
2018) bersifat fluktuatif karena perbedaan kebutuhan anggaran pada
setiap tahunnya, seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.5. Alokasi Anggaran (dalam Milyar) Balai Litbangkes
Magelang 2014-2018
No Alokasi Anggaran
dan Realisasi
Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
1. Pagu 6.24 12.23 9.88 10.07 8.98
2. Realisasi 5.94 8.46 9.02 9.28 8.30
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 12
1.4. Potensi, Permasalahan dan Implikasi
1.4.1. Potensi
1.4.1.1. Pelayanan Klinik Litbang
Salah satu jenis penelitian adalah penelitian berbasis pelayanan. Kegiatan
Pelayanan yang ada di klinik Litbangkes Magelang ini dalam rangka melaksanakan
penelitian dan pengembangan, hal ini sesuai dengan salah satu fungsi dari Balai
Litbangkes Magelang berdasarkan Permenkes RI Nomor 65 tahun 2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Teknis di lingkungan Badan penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Pasal 39 bahwa Balai Litbang Kesehatan kelas 1
mempunyai fungsi salah satunya adalah melaksanakan penelitian dan
pengembangan berbasis pelayanan.
Klinik Litbangkes Magelang karena memang pada awalnya merupakan
klinik litbang GAKI sesuai dengan tupoksi organisasi sebelumnya, saat ini masih
melayani bayi, anak maupun remaja yang mengalami gangguan akibat kekurangan
iodium dan hambatan tumbuh kembang, yang meliputi : Pelayanan dan Konsultasi
Klinis, Pelayanan dan konsultasi Fisioterapi, Pelayanan dan konsultasi Psikologi,
Pelayanan dan Konsultasi Gizi dan pelayanan kefarmasian dengan didukung
laboratorium untuk menegakan diagnosa yang meliputi pemeriksaan TSH, T4, FT4
serta Iodium dalam urin dan air. Selain itu juga melayani orang dewasa yang
mempunyai masalah GAKI. Sumber daya manusia (SDM) yang mendukung
Kegiatan pelayanan ini terdiri dari dokter, perawat, farmasis, psikolog, fisioterapi,
ahli gizi, tenaga kesehatan lingkungan, elektromedis, serta perekam medis.
Dalam rangka meningkatkan kualitas data yang ada di klinik litbang ini,
maka pengelolaan data yang ada dilakukan dengan komputerisasi dengan
didukung oleh tenaga yang berkompeten yang dikordinasikan melalui Tim
Manajemen data Balai Litbangkes Magelang. Untuk lebih meningkatkan legitimasi
dalam pelaksanaan kegiatan, maka klinik ini dinaungi oleh konsultan yang berlatar
belakang Spesialis Anak dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan Spesialis
Penyakit Dalam Endokrin RSUP Dr.Kariadi Semarang.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 13
Dari data-data yang terkumpul, Balai Litbangkes Magelang telah
memanfaatkan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ataupun kajian
yang secara rutin dilakukan untuk mengimplementasikan roadmap Litbangkes
Magelang yang ada. Selain dimanfaatkan oleh internal Balai, maka data-data
tersebut telah digunakan oleh mahasiswa baik untuk kepentingan skripsi/tesis
ataupun kegiatan praktek/magang ataupun Pelatihan.
Kegiatan pelayanan klinik mencakup pemberian pelayanan (pengobatan)
kepada penderita GAKI dan hipertiroid. Dalam pemberian pelayanan kepada
penderita GAKI, kegiatan yang dilakukan didalamnya adalah :
1. Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan klinis dilakukan untuk menegakkan diagnosa didukung dengan
pemeriksaan laboratorium TSH. Jika terdiagnosa menderita GAKI, maka akan
dilakukan tindak lanjut proses pengobatan dengan pemberian obat dan
tindakan lain seperti tumbuh kembang dan fisioterapi secara gratis. Jika tidak
maka akan diberikan advise/ rujukan untuk memeriksakan diri pada pusat
pelayanan kesehatan yang sesuai.
2. Konsultasi gizi
Konsultasi gizi dilakukan oleh tenaga S1 Gizi untuk memberikan konseling
kepada penderita kekurangan atau kelebihan iodium sesuai dengan diet
makanan yang dibutuhkan disertai dengan pemberian daftar menu makanan
mana saja yang harus dikurangi dan boleh atau tidak untuk dikonsumsi.
3. Konsultasi tumbuh kembang
Konsultasi tumbuh kembang dilakukan oleh psikolog untuk mengetahui
perkembangan anak yang mengalami hambatan tumbuh kembang, sekaligus
konseling bagi penderita GAKI pada umumnya yang membutuhkan konsultasi
psikologi. Ruang pelayanan tumbuh kembang dilengkapi dengan penyediaan
alat permainan edukatif untuk membuat anak merasa nyaman ketika berada di
area tumbuh kembang. Tes psikologi yang saat ini dilakukan untuk mengetahui
hambatan tumbuh kembang anak adalah tes denver dan tes VSMS yang
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 14
diberlakukan umum kepada pasien balita dan anak. Terdapat alat tes psikologi
lain yang sudah disediakan seperti alat tes WISC dan CPM.
4. Fisioterapi
Fisioterapi diperuntukkan bagi penderita GAKI anak yang mengalami hambatan
motorik dan membutuhkan exercise untuk memperbaiki fungsi kemampuan
motoriknya. Keberadaan Klinik ini merupakan sebuah wahana riset untuk
mengembangkan model intervensi di bidang klinik, tumbuh kembang, gizi
maupun fisioterapi. Hal ini dilakukan mengingat fungsi utama balai litbangkes
Magelang sebagai lembaga penelitian. Dalam rangka mewujudkan kegiatan
tersebut maka dilakukan penguatan klinik GAKI dalam rangka memantapkan
riset berbasis pelayanan. Sehubungan dengan semakin generalnya fungsi
litbangkes magelang, dari sebelumnya hanya litbang GAKI dan sekarang
menjadi litbang kesehatan dengan keunggulan gizi, saat ini dirasa klinik litbang
gaki masih relevan dengan tupoksi organisasi dan tidak menutup kemungkinan
kedepan akan dikembangkan menjadi lebih general sesuai dengan
perkembangan tupoksi saat ini.
1.4.1.2. WISATA ILMIAH
Berdasarkan Permenkes RI No. 65 tahun 2017, salah satu tugas dari seksi
kerja sama dan jaringan informasi pada balai litbangkes kelas I adalah melakukan
penyiapan bahan kerja sama dan kemitraan, diseminasi, publikasi,advokasi dan
pengelolaan jaringan informasi ilmiah. Kegiatan wisata ilmiah merupakan salah satu
kegiatan yang mendukung fungsi tersebut. Kegiatan wisata ilmiah yang berlangsung
di Balai Litbangkes Magelang antara lain : 1. Kunjungan, 2. Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat), 3. Praktek Kerja Lapangan (PKL), dan 4.Magang. Adapun
keterangan kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan kunjungan dilaksanakan dalam 1 hari dengan output yang diharapkan
yaitu peserta dapat mengenal materi dasar dan penanganan GAKI di Klinik
Litbangkes Magelang. Rangkaian kegiatan kunjungan antara lain pemberian
materi klinis tentang GAKI dilanjutkan kunjungan ke Klinik dan laboratorium,
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 15
peserta kunjungan bisa berasal dari mahasiswa maupun petugas kesehatan dari
suatu instansi kesehatan, maupun lintas sektoral.
2. Kegiatan diklat biasanya berlangsung antara 4 – 5 hari dengan output utama
peserta diklat mampu mendeteksi dan menangani pasien GAKI secara mandiri
dan komprehensif. Peserta diklat merupakan petugas kesehatan di daerah yang
terdiri dari tim petugas kesehatan dengan berbagai latar belakang keahlian yang
dibutuhkan untuk penanggulangan GAKI. Rangkaian kegiatan diklat antara lain
pemberian materi dari semua aspek klinis, psikologi, gizi, fisioterapi,
laboratorium dan promosi kesehatan yang dilanjutkan dengan praktek, studi
kasus pasien, presentasi hasil studi kasus dan menyusun rencana tindak lanjut
penanganan GAKI yang disesuaikan dengan kondisi di daerah.
3. Kegiatan PKL berlangsung antara 3- 4 hari dengan output yang diharapkan yaitu
peserta PKL dapat memahami materi dasar tentang GAKI dan mendapatkan
gambaran penangan pasien GAKI sesuai dengan bidang yang dipelajari.
Rangkaian kegiatan PKL antara lain pemberian materi tentang Klinis GAKI,
psikologi, gizi, promosi kesehatan, fisioterapi dan laboratorium, dilanjutkan
dengan studi kasus pasien, kunjungan ke laboratorium, dan diakhiri dengan
presentasi hasil studi kasus pasien. Peserta PKL bisa berasal dari mahasiswa D-
III, S1, S2 dan S3.
4. Kegiatan magang dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan, dengan output
yang diharapkan yaitu peserta magang dapat mengerti dan memahami tugas,
fungsi serta kegiatan yang dilaksanakan di Balai Litbangkes Magelang.
Rangkaian kegiatan magang antara lain pengenalan organisasi Balai Litbangkes
Magelang, mengikuti kegiatan di Klinik , laboratorium biokimia, menyusun review
artikel dengan bimbingan peneliti, mengikuti kegiatan analisis data dengan
bimbingan Tim Manajemen Data dan presentasi hasil laporan magang. Peserta
magang bisa berasal dari mahasiswa D-III, S1, S2 dan S3.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 16
1.4.1.3. LABORATORIUM
Laboratorium pengujian Balai Litbangkes Magelang adalah instalasi yang
ada di Balai Litbangkes Magelang. Laboratorium Balai Litbangkes Magelang
melaksanakan kegiatan pengujian mengacu pada ISO 17025 -2005 yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan jasa yang memuaskan
bagi pelanggan. Kegiatan laboratorium mencakup pekerjaan dalam fasilitas
laboratorium yang permanen, di tempat luar fasilitas yang permanen atau dalam
fasilitas yang sementara atau fasilitas yang bergerak. Hasil suatu pemeriksaan
laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan
penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
Laboratorium Biokimia berfungsi untuk melakukan pemeriksaan hormonal
hormon tiroid dengan metode ELISA. Pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi
TSH, T3, T4, Free T3, dan FreeT4, Thyroglobulin dan antibodi ( TPO-ab; TSHR-ab;
TG-ab). Pemeriksaan hormonal ini diperlukan untuk membantu penegakkan
diagnosis dari pasien yang mengalami gangguan hormon tiroid baik hipotiroid
maupun hipertiroid.
Selain pemeriksaan hormonal, laboratorium balai Litbangkes Magelang
juga melakukan pemeriksaan Iodium dalam Urine (EIU/UIE), pemeriksaan ini
dilakukan untuk kegiatan survelian. Pemeriksaan EIU dilakukan dengan metode
spektrofotometri yaitu dengan membaca absorban warna dari sampel urine yang
diperiksa. EIU menggambarkan asupan iodium dalam populasi dan biasanya
diambil urine 24 jam.
Pemeriksaan ketiga yang dilakukan di laboratorium Biokimia yaitu
pemeriksaan kandungan iodium dalam garam sebagai KIO3 dan sebagai I2.
Pemeriksaan ini menggunakan metode titrasi. Pemeriksaan Garam menjadi sangat
penting karena garam merupakan sumber asupan iodium yang paling mudah untuk
didapatkan secara luas oleh masyarakat, sehingga peredaran garam beriodium di
masyarakat harus dijaga dan diawasi.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 17
Laboratorium biologi molekuler digunakan untuk melakukan pemeriksaan
genetik (nutrigenomik). kelainan pada sintesis hormon tiroid tidak hanya disebabkan
oleh lingkungan tetapi juga faktor genetik. Sudah banyak polimorfisme (keragaman
genetik) yang ditemukan yang berpengaruh terhadap fungsi tiroid seperti pada gen
TSH, TSHR, TPO, Tiroglobulin, NIS dan sebagainya. Selain itu asupan iodium yang
berlebihan ataupun kekurangan juga diyakini akan mengakibatkan perubahan
genetik. Metode yang digunakan untuk pemeriksaan ini yaitu dengan PCR.
Laboratorium yang sedang dalam pengembangan yaitu Laboratorium
Teknologi Pangan. Laboratorium ini didirikan untuk melakukan analisa bahan
makanan yang mengandung iodium maupun sumber makanan goitrogenik. Selain
itu juga melakukan pemeriksaan kandungan logam pencemar dalam bahan
makanan. Sumber makanan merupakan salah satu faktor dalam menilai fungsi
tiroid.
Selain itu juga direncanakan ada Laboratorium Lingkungan. laboratorium
ini didirikan untuk memeriksa kandungan iodium dalam lingkungan air dan tanah
maupun logam pencemar yang ada didalamnya dan uji bakteriologis. Laboratorium
Hewan ini didirikan untuk percobaan dengan hewan coba. Fasilitas ini layak
dikembangkan dalam setiap laboratorium biomedik mengingat sebagian penelitian
mengunakan hewan percobaan.
1.4.1.4. DISEMINASI DAN UTILISASI IPTEK DALAM PEMBANGUNAN
KESEHATAN
Diseminasi hasil penelitian Balai Litbangkes Magelang selama ini telah
dilakukan dengan mengadakan seminar untuk mempublikasikan hasil penelitian
yang telah diperoleh yang diselenggarakan setiap akhir tahun. Kegiatan ini
diselenggarakan dengan melibatkan semua peneliti internal dan mengundang
delegasi dari dinas kesehatan kabupaten, yang diwakili oleh Kepala dinas
kesehatan dan kasie program gizi. Dinas kesehatan yang diundang adalah mereka
yang terlibat dalam kegiatan penelitian atau wilayah kerjanya menjadi lokasi
berlangsungnya kegiatan penelitian. Kalangan akademisi yang pernah mengikuti
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 18
kegiatan desiminasi yang diselenggarakan Balai Litbangkes Magelang adalah
Universitas Diponegoro (UNDIP). Hal ini dilakukan mengingat UNDIP adalah
institusi pendidikan yang selama ini concern pula terhadap GAKI. Dalam kegiatan
ini diundang nara sumber dari lintas vertikal Badan Litbangkes dan praktisi
pendidikan dari perguruan tinggi tertentu yang dianggap memiliki kompetensi dan
relevan sebagai pembicara mengenai substansi dari hasil penelitian yang
dipublikasikan.
Desiminasi informasi yang kita laksanakan tidak semata hanya melalui
secara oral,tetapi juga kita lakukan memlalui jurnal Media Gizi Mikro Indonesia
(MGMI), leaflet, pameran dan profil audio visual. Rencana pelaksanaan desiminasi
hasil penelitian pada tahun-tahun berikutnya didesain melalui seminar yang
sifatnya melibatkan pihak lain untuk berinteraksi baik dari kalangan
mahasiswa,ataupun pemangku kepentingan lainya tentunya yang berhubungan
dengan GAKI.
Untuk Utilisasi atau pemanfaatan hasil litbang saat ini telah dikembangkan
teknologi pada aspek bioteknologi, terutama pada teknologi pangan yang hasilnya
diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kesehatan lebih lanjut
berkaitan dengan GAKI, salah satu diantaranya adalah makanan dalam bentuk
biskuit yang mengandung iodium yang dapat dikonsumsi oleh penderita hipotiroid.
Kedepan hasil ini bisa dimanfaatkan oleh program terutama pada daerah endemis
GAKI, sampai saat ini produk tersebut sedang diupayakan menjadi HAKI (Hak Atas
Kekayaan Intelektual).
1.4.2. Permasalahan
a) Masih kurangnya kebutuhan SDM dalam berbagai jenis jabatan.
b) Masih terbatasnya anggaran untuk kegiatan litbang, sehingga masih terdapat area
roadmap penelitian yang belum terlaksana.
c) Masih kurangnya orientasi peneliti dalam menghasilkan penelitian dan
pengembangan yang berpotensi mengarah ke Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
d) Masih kurangnya peneliti dalam publikasi ilmiah Internasional.
Upaya yang akan dilakukan dalam memecahkan masalah tersebut antara lain :
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 19
1. Melakukan analisis beban kerja sebagai dasar kebutuhan formasi pegawai
sehingga akan menjadi dasar usulan.
2. Terkait anggaran yang masih terbatas, maka solusinya adalah memanfaatkan
peluang riset kompetitif dengan sumber dana baik internal maupun eksternal Badan
Litbangkes. Juga memanfaatkan jejaring litbangkes sehingga mendorong institusi
lain melaksanakan litbang sesuai dengan tupoksi organisasi .
3. Pendampingan oleh komisi ilmiah dan PPI Pusat Ukesmas serta koordinasi dengan
sentra HKI Badan litbangkes agar sejak awal penyusunan proposal sudah di
petakan potensi HKI.
4. Peningkatan Capacity Building peneliti melalui diklat penulisan artikel serta
mendorong agar jurnal menjadi Jurnal Internasional sehingga otomatis akan
menghasilkan publikasi Internasional.
1.4.3. Implikasi
Permasalahan yang ada di Balai Litbang Kesehatan Magelang memberi implikasi
sebagai berikut :
a. Beberapa pegawai masih memiliki pekerjaan rangkap
b. Roadmap penelitian belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan, karena
sangat tergantung dari pagu anggaran yang sudah ditetapkan.
c. Belum banyak penelitian yang menghasilkan HKI
d. Target publikasi internasional belum sesuai yang diharapkan
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 20
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
2.1. Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan sebagai salah satu unit eselon I di
Kementerian Kesehatan turut berperan pula dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi
Presiden Republik Indonesia. Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015- 2019,
Rencana Aksi Program Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2015-2019
maupun dalam Rencana Aksi Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 – 2019
tidak tertuang visi dan misi, karena mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin
diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 21
kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
1.2. Tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan
Tujuan Pembangunan Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu: 1) meningkatnya status
kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan. Peningkatan status
kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi,
balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia. Tujuan
indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome). dalam peningkatan
status kesehatan masyarakat. Indikator yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 346 per 100.000 kelahiran hidup (SP 2010),
menjadi AKI 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,
serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
4. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan, maka ukuran yang akan
dicapai adalah:
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan setelah
memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80 menjadi
8,00.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 22
Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan adalah:
1. Meningkatnya kesehatan masyarakat
2. Meningkatnya pengendalian penyakit
3. Meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan
4. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan
5. Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan
6. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri
8. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan- evaluasi
9. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan
10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih
11. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian Kesehatan
12. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi.
1.3. Tujuan dan Sasaran Strategis Badan Litbangkes
Dalam mendukung dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, Badan
Litbangkes memiliki tujuan memberikan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan yang
berkualitas dan berinovasi untuk untuk mendukung program pembangunan kesehatan. Dalam
rangka meningkatkan penelitian dan pengembangan kesehatan yang berkualitas dan berinovasi
untuk mendukung program pembangunan kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah:
1. Meningkatnya hasil Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) bidang Kesehatan dan Gizi
Masyarakat dari 1 menjadi 8 dokumen.
2. Meningkatnya rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan pengembangan kesehatan
yang diadvokasikan ke pengelola program kesehatan dan atau pemangku kepentingan
dari 24 menjadi 120 rekomendasi.
3. Meningkatnya hasil penelitian yang didaftarkan HKI dari 13 menjadi 35 dokumen.
Sasaran program penelitian dan pengembangan kesehatan adalah meningkatnya kualitas
penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan. Sasaran program Litbangkes
ini dicapai dengan 3 indikator utama yaitu:
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 23
1. Jumlah hasil Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) bidang Kesehatan dan Gizi
Masyarakat sebanyak 8 dokumen.
2. Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan pengembangan kesehatan
yang diadvokasikan ke pengelola program kesehatan dan atau pemangku kepentingan
sebanyak 120 rekomendasi.
3. Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI sebanyak 35 dokumen.
1.4. Tujuan dan Sasaran Strategis Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat
Dalam rangka mendukung tujuan strategis Badan Litbangkes 2015-2019, Puslitbang Upaya
Kesehatan Masyarakat memiliki tujuan meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang
Upaya Kesehatan Masyarakat untuk mendukung program pembangunan kesehatan. Dalam
rangka meningkatkan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang Upaya Kesehatan
Masyarakat untuk mendukung program pembangunan kesehatan, maka ukuran yang akan
dicapai adalah:
1. Meningkatnya jumlah hasil riset status kesehatan masyarakat pada riset kesehatan
nasional wilayah II dengan target sebanyak 11 laporan (wilayah Provinsi Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Banten, Maluku).
2. Meningkatnya jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan
pengembangan di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat dengan target sebanyak 40
rekomendasi.
3. Meningkatnya jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang Upaya Kesehatan
Masyarakat dengan target sebanyak 148 dokumen hasil penelitian.
4. Meningkatnya jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang Upaya Kesehatan
Masyarakat yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional
dengan target sebanyak 268 publikasi.
Dalam mendukung sasaran strategis Badan Litbangkes, Puslitbang Upaya kesehatan
masyarakat sebagai unit eselon II dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memiliki sasaran
kegiatan yaitu meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang Upaya Dasar Kesehatan
Masyarakat. Sasaran kegiatan Puslitbang UKM dicapai dengan 4 indikator kinerja kegiatan yaitu :
1. Jumlah Hasil Riset Status Kesehatan Masyarakat pada Riset Kesehatan Nasional
Wilayah II sebanyak 11 laporan (wilayah Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Banten, Maluku).
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 24
2. Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di
bidang Upaya Kesehatan Masyarakat sebanyak 40 rekomendasi.
3. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
sebanyak 148 dokumen hasil penelitian.
4. Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional sebanyak 268
publikasi.
1.5. Tujuan dan Sasaran Strategis Balai Litbang Kesehatan Magelang
Tujuan yang ingin dicapai selama kurun waktu tahun 2015 s.d 2019 sesuai dengan tugas dan
fungsi Balai Litbangkes Magelang dalam rangka mendukung pencapaian tujuan organisasi di level
atasnya yaitu Puslitbang UKM dan Badan Litbangkes adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya hasil penelitian dan pengembangan kesehatan yang bermutu dalam bentuk
produk, data, dan informasi sebanyak 15 hasil litbang.
2. Meningkatnya publikasi karya tulis ilmiah hasil-hasil penelitian sebanyak 29 publikasi pada
jurnal nasional terakreditasi.
Sasaran strategis Balai Litbang Kesehatan Magelang adalah meningkatnya penelitian dan
pengembangan dibidang upaya dasar kesehatan masyarakat, dengan sasaran indikator yaitu :
1. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
sebanyak 15 hasil litbang.
2. Jumlah publikasi karya tulis ilmiahdi bidang Upaya Kesehatan Masyarakat yang dimuat
pada media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional sebanyak 29 publikasi
nasional.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 25
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN
Dalam melaksanakan kegiatan dan melakukan tugasnya, Balai Litbangkes
Magelang mengacu pada arah kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan. Arah
kebijakan dan strategi yang dimiliki Balai Litbangkes Magelang juga merupakan
cerminan dari arah kebijakan dan strategi dari Kementerian Kesehatan yang kemudian
diturunkan oleh Badan Litbang Kesehatan yang diturunkan lagi oleh Puslitbang Upaya
Kesehatan Masyarakat sebagai pengampu Balai Litbangkes Magelang.
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional 1
Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 2015-2019
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019. RPJMN merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang
hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik
lndonesia.
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025
adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh
meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi, menurunnya
Angka Kematian Ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka strategi
pembangunan kesehatan 2005-2025 adalah: 1) pembangunan nasional
berwawasan kesehatan; 2) pemberdayaan masyarakat dan daerah; 3)
pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan; 4) pengembangan dan dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan;dan 5) penanggulangan keadaan
darurat kesehatan.
Dalam RPJMN 2015-2019, sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan
derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
1Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 26
pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pembangunan kesehatan pada RPJMN
2015-2019 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Sasaran Pembangunan Kesehatan RPJMN 2015-2019
No
Indikator
Status Awal
Target 2019
1 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
a. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
346 (SP 2010) 306
b. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
32 (2012/2013) 24
c. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen)
19,6 (2013 17,0
d. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (bawah dua tahun) (persen)
32,9 (2013) 28,0
2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
a. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000
penduduk
297 (2013) 245
b. Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2014) <0,50
c. Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi
malaria
212 (2013) 300
d. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,4
e. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+
tahun (persen)
15,4 (2013) 15,4
f. Prevalensi merokok penduduk usia < 18 tahun 7,2 (2013) 5,4
3 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu
Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi
0 (2014) 5.600
b. Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal
satu RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional
10 (2014) 481
c. Presentase kabupaten/kota yang mencapai 80
persen imunisasi dasar lengkap pada bayi
71,2 (2013) 95
4 Meningkatnya Perlindungan Finansial, Ketersediaan, Penyebaran dan Mutu Obat
Serta Sumber Daya Kesehatan a. Persentase kepesertaan SJSN kesehatan
(persen)
51,8 (Oktober
2014)
Min 95
b. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga kesehatan
1.015 (2013) 5.600
c. Persentase RSU kabupaten/kota kelas C yang
memiliki tujuh dokter spesialis
25 (2013) 60
d. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di
Puskesmas
75,5 (2014) 90,0
e. Persentase obat yang memenuhi syarat 92 (2014) 94
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 27
Kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada penguatan upaya
kesehatan dasar (Primary Health Care) yang berkualitas terutama melalui peningkatan
jaminan kesehatan, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan yang didukung dengan penguatan sistem kesehatan dan peningkatan
pembiayaan kesehatan. Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama
dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan
yang optimal, termasuk penguatan upaya promotif dan preventif.
Strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 meliputi:
1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja,
dan Lanjut Usia yang Berkualitas.
2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.
3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
4. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas
5. .Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas
6. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan
Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan
7. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan
8. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya
Manusia Kesehatan
9. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
10. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi
11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Bidang Kesehatan
12. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan2
Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan didasarkan pada arah
kebijakan dan strategi nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Untuk menjamin
dan mendukung pelaksanaan berbagai upaya kesehatan yang efektif dan efisien
maka arah pengembangan upaya kesehatan, bergerak dari kuratif rehabilitatif menuju
ke arah preventif dan promotif. Upaya kesehatan yang dianggap sebagai upaya prioritas
dan mempunyai daya ungkit besar di dalam pencapaian hasil pembangunan kesehatan
2Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 28
dilakukan secara terintegrasi dalam lokus dan fokus kegiatan dalam ruang lingkup
Sistem Kesehatan Nasional. Arah kebijakan Kementerian Kesehatan mengacu pada:
1. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care)
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Untuk mendukung fungsi Puskesmas tersebut, perlu dilakukan penguatan
Puskesmas, dengan fokus pada 5 hal, yaitu: 1) peningkatan SDM; 2) peningkatan
kemampuan teknis dan manajemen Puskesmas; 3) peningkatan pembiayaan; 4)
peningkatan Sistem Informasi Puskesmas (SIP); dan 5) pelaksanaan akreditasi
Puskesmas.
Peningkatan sumber daya manusia di Puskesmas diutamakan untuk
ketersediaan 5 jenis tenaga kesehatan yaitu: tenaga kesehatan masyarakat, tenaga
kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga kefarmasian dan tenaga analis
kesehatan. Selain itu, dalam rangka meningkatkan pemerataan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, Kementerian Kesehatan
mengembangkan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan melalui Program Nusantara
Sehat. Dengan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan, diharapkan program dapat
terlaksana secara terintegrasi dan pelayanan kesehatan dapat diberikan secara
optimal di tingkat pelayanan primer khususnya di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK).
Pelaksanaan manajemen Puskesmas diarahkan untuk menjamin
pengelolaan seluruh sumber daya secara efektif dan efisien dan upaya
Puskesmas agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal,
sehingga tujuan pembangunan kesehatandi wilayah kerja Puskesmas dapat
tercapai. Pembiayaan Puskesmas diarahkan untuk memperkuat pelaksanaan
promotif dan preventif secara efektif dan efisien dengan memaksimalkan
sumber pembiayaan Puskesmas.
Pengembangan sistem informasi kesehatan di Puskesmas diarahkan untuk
mendapatkan data dan informasi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu, yang
digunakan untuk manajemen Puskesmas serta diperolehnya gambaran masalah
kesehatan dan capaian pembangunan. Pelaksanaan akreditasi Puskesmas
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 29
dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan difokuskan pada
daerah yang menjadi prioritas pembangunan kesehatan.
2. Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (Continuum of Care).
Pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatan cakupan, mutu, dan
keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan ibu, bayi,
balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.
3. Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan
Program-program khusus untuk menangani permasalahan kesehatan pada
bayi, balita dan lansia, ibu hamil, pengungsi, dan keluarga miskin, kelompok-
kelompok berisiko, serta masyarakat di daerah terpencil, perbatasan,
kepulauan, dan daerah bermasalah kesehatan.
4. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan tahun 2015- 2019
dengan Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap
potensi yang ada, baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun
masyarakat. Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat, yaitu
keluarga. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan
pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga,
untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsinya secara optimal.
Sebagai penjabaran dari amanat Undang-Undang tersebut, Kementerian Kesehatan
menetapkan strategi operasional pembangunan kesehatan melalui Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga/PIS PK.
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Pendekatan
pelayanan yang mengintegrasikan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat secara berkesinambungan, dengan target keluarga, didasari
data dan informasi dari profil kesehatan keluarga. Puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar
gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. Keluarga dijadikan fokus
dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat. Pendekatan Keluarga
merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan
transformasi dari Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).
Pelayanan Perkesmas merupakan bagian dari pelayanan kesehatan primer yang
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 30
perlu ditingkatkan kualitasnya dalam rangka menjamin mutu pelayanan kesehatan
di puskesmas. Dengan adanya restrukturisasi organisasi maka kegiatan Perkesmas
yang sebelumnya dijalankan diintegrasikan dalam Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga.
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
bertujuan untuk:
1. Meningkatkan akses keluarga beserta anggotanya terhadap pelayanan
kesehatan komprehensif dan terintegrasi, meliputi pelayanan promotif
dan preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.
2. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM) bidang
kesehatan Kabupaten/Kota dan SPM Provinsi, melalui peningkatan akses
dan skrining kesehatan.
3. Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
4. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati
adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua
belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses atau memiliki sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau memiliki jamban sehat.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 31
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat
(IKS) dari setiap keluarga. Dari 12 indikator Keluarga Sehat terdapat 7 indikator yang
terkait dengan pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten/Kota di
bidang Kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun
2016. Dengan demikian, bagi pemerintah daerah Kabupaten/Kota, jika pendekatan
keluarga ini dilaksanakan dengan baik maka akan meningkatkan capaian SPM
Kabupaten/Kota.
Gambar 3.1 Konsep Pendekatan Keluarga
Untuk mencapai tujuan Kementerian Kesehatan maka ditetapkan
strategi Kementerian Kesehatan yang disusun seperti pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Peta Strategi Pencapaian Visi Kementerian Kesehatan
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 32
Strategi Kementerian Kesehatan disusun sebagai jalinan strategi dan tahapan-
tahapan pencapaian tujuan Kementerian Kesehatan baik yang tertuang dalam tujuan
1 (T1) maupun tujuan 2 (T2). Tujuan Kementerian Kesehatan diarahkan dalam rangka
pencapaian visi misi Presiden. Untuk mewujudkan kedua tujuan tersebut Kementerian
Kesehatan perlu memastikan bahwa terdapat dua belas sasaran strategis yang harus
diwujudkan sebagai arah dan prioritas strategis dalam lima tahun mendatang.
Keduabelas sasaran strategis tersebut membentuk suatu hipotesis jalinan sebab-
akibat untuk mewujudkan tercapainya tujuan.
Kementerian Kesehatan menetapkan dua belas sasaran strategis yang
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok sasaran strategis pada aspek input
(organisasi, sumber daya manusia, dan manajemen); kelompok sasaran strategis
pada aspek penguatan kelembagaan; dan kelompok sasaran strategis pada aspek
upaya strategis.
Kelompok sasaran strategis pada aspek input:
1) Meningkatkan Tata kelola Pemerintah yang Baik dan Bersih
2) Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Aparatur Kementerian
Kesehatan
3) Meningkatkan Sistem Informasi Kesehatan Integrasi.
Strategi selanjutnya adalah proses strategis internal Kementerian
Kesehatan harus dikelola secara excellent yakni Meningkatnya Sinergisitas antar K/L,
Pusat dan Daerah (SS6), Meningkatnya Kemitraan Dalam Negeri dan Luar
Negeri(SS7), Meningkatnya Integrasi Perencanaan, Bimbingan Teknis dan Monitoring
Evaluasi (SS8), dan Meningkatnya Efektivitas Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (SS9).
Kelompok sasaran strategis pada aspek penguatan kelembagaan:
1) Meningkatkan Sinergitas Antar Kementerian/Lembaga
2) Meningkatkan Daya Guna Kemitraan (Dalam dan Luar Negeri)
3) Meningkatkan Integrasi Perencanaan, Bimbingan Teknis dan
Pemantauan Evaluasi
4) Meningkatkan Efektivitas Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
Untuk mencapai tujuan Kementerian Kesehatan, terlebih dahulu akan
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 33
diwujudkan 5 (lima) sasaran strategis yang saling berkaitan sebagai hasil pelaksanaan
berbagai program teknis secara terintegrasi, yakni: 1). Meningkatnya Kesehatan
Masyarakat (SS1); 2). Meningkatkan Pengendalian Penyakit (SS2); 3).
Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Kesehatan (SS3); 4). Meningkatnya Jumlah,
Jenis, Kualitas, dan Pemerataan Tenaga Kesehatan (SS4); dan 5). Meningkatnya
Akses, Kemandirian, serta Mutu Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (SS5).
Kelompok sasaran strategispada aspek upaya strategis:
1) Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
2) Meningkatkan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
3) Meningkatkan Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4) Meningkatkan Jumlah, Jenis, Kualitas Dan Pemerataan Tenaga
Kesehatan
5) Meningkatkan Akses, Kemandirian dan Mutu Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan.
3.3. Arah Kebijakan dan Strategi Badan Litbangkes
3.3.1. Arah Kebijakan
Arah kebijakan dan strategi Badan Litbangkes didasarkan dan mengacu
pada arah kebijakan dan strategi nasional dan Kementerian Kesehatan
sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan 2015-2019. Arah kebijakan Badan Litbangkes adalah
sebagai berikut:
1) Arah pelaksanaan litbang mendukung Strategis Pembangunan Kesehatan
yaitu:
a. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak,
Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas.
b. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.
c. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
d. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas.
e. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas.
f. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan
Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan.
g. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 34
h. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya
Manusia Kesehatan.
i. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
j. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan
Sistem Informasi.
k. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan.
l. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan.
2) Diutamakan memberikan kontribusi signifikan pada 12 Sasaran
Strategis Kementerian Kesehatan, yaitu:
a. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat.
b. Meningkatnya Pengendalian Penyakit.
c. Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
d. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan
alat kesehatan.
e. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga
Kesehatan.
f. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga.
g. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri.
h. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan
pemantauan- evaluasi.
i. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan.
j. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih.
k. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian
Kesehatan.
l. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi.
3) Pengelolaan sumberdaya Badan Litbangkes bersifat pro aktif, yaitu tidak
mengandalkan sepenuhnya pada fasilitas negara, namun memberikan
ruang untuk kreativitas dan inovasi sumberdaya sesuai aturan hukum.
4) Pengelolaan pendidikan, pelatihan, dan forum ilmuwan dilakukan dengan
menumbuhkembangkan iklim ilmiah yang sehat.
5) Penelitian dan pengembangan diutamakan dan didorong pada lingkup
stratejik nasional, komprehensif, kontinum, dan berorientasi produk
terobosan.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 35
6) Produk Program Litbangkes adalah laporan hasil, set data, publikasi
ilmiah,teknologi tepat guna, HKI dan rekomendasi.
3.3.2. Strategi
Kementerian Kesehatan telah menetapkan 12 sasaran strategis
Kementerian Kesehatan. Salah satu sasaran strategis yang menjadi amanah
Badan Litbangkes adalah meningkatnya efektivitas penelitian dan
pengembangan kesehatan. Efektivitas diartikan sebagai pemanfaatan hasil
litbangkes untuk pengambilan kebijakan dalam pembangunan kesehatan.
Untuk itu dalam mewujudkan sasaran strategis ini akan dilakukan melalui
berbagai upaya strategi antara lain:
1) Memperluas kerja sama penelitian dalam lingkup nasional dan international
yang melibatkan Kementerian/Lembaga lain, perguruan tinggi dan
pemerintah daerah dengan perjanjian kerjasama yang saling
menguntungkan dan percepatan proses alih teknologi.
2) Menguatkan jejaring penelitian dan jejaring laboratorium dalam
mendukung upaya penelitian dan sistem pelayanan kesehatan nasional.
3) Aktif membangun aliansi mitra strategic dengan Kementerian/Lembaga
Non Kementerian, Pemda, dunia usaha dan akademisi.
4) Meningkatkan diseminasi dan advokasi pemanfaatan hasil penelitian dan
pengembangan untuk kebutuhan program dan kebijakan kesehatan.
5) Melaksanakan penelitian dan pengembangan mengacu pada Kebijakan
Kementerian Kesehatan dan Rencana Kebijakan Prioritas Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2015-2019.
6) Pengembangan sarana, prasarana, sumber daya dan regulasi
dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan.
3.4. Arah Kebijakan dan Strategi Puslitbang UKM
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Puslitbang Ukesmas mengacu
pada arah kebijakan dan rencana strategis Kementerian Kesehatan dan Badan
Litbangkes serta mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Hasil midterm review terhadap capaian RPJMN dan MDGs, dimana
beberapa indikator tidak tercapai, antara lain:
1. Masih belum tercapainya target MDGs, dimana :
a). AKI tidak turun dan cenderung naik, dengan penyebab tertinggi
karena hipertensi dalam kehamilan, infeksi dan perdarahan
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 36
b). AKB cenderung stagnan dimana lebih dari separohnya merupakan
kematian neonatal
c). Data kematian dari survei dihadapkan pada permasalahan sampling
error dan representativeness, sementara registrasi kematian,
penyebab kematian dan kelahiran masih belum optimal.
d). Masih tingginya prevalensi anak Balita yang pendek (stunting) dari
36,8 persen menjadi kurang dari 32 persen;
2. Masih tingginya masalah stunting dan gizi buruk, dimana :
a). Menurunnya prevalensi anak Balita yang pendek (stunting) dari
36,8 persen menjadi kurang dari 32 persen;
b). Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih (cakupan PN) sebesar 90%;
c). Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar
100%;
d). Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK sebesar
100%;
e). Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 90%.
3. Komitmen global seperti kesepakatan dengan WHA, post MDGs dan
SDGs.:
a). Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per
100.000 penduduk;
b). Menurunnya kasus Malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2
menjadi 1 per 1.000 penduduk;
c). Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2
menjadi di bawah 0,5%;
d). Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan
dari 80% menjadi 90%;
e). Persentase Desa yang mencapai UCI dari 80% menjadi 100%;
f). Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk.
4. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah
dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya
disparitas separuh dari tahun 2009.
5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat
rumah tangga dari 50 persen menjadi 70 persen.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 37
6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah
Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK).
7. Seluruh Provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit
tidak menular.
8. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal
(SPM).
b. Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2015-2019 difokuskan
pada sebelas prioritas, yaitu:
1. Peningkatan status kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia
lanjut kerja/produktif, dan lansia.
2. Perbaikan status gizi masyarakat
3. Pengendalian beban ganda penyakit dan penyehatan lingkungan
4. Pemenuhan ketersediaan farmasi, alat kesehatan, dan pengawasan
obat dan makanan
5. Peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat
6. Pengembangan Jaminan Kesehatan Nasional
7. Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan
8. Penguatan manajemen dan sistem informasi
9. Peningkatan efektifitas pembiayaan kesehatan
10. Peningkatan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan dasar
yang berkualitas
11. Peningkatan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan rujukan
yang berkualitas
c. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
No. 02.03/12/1906/2014 Tentang Rencana Kegiatan Prioritas Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan 2015-2019, dimana prioritas litbangkes yaitu:
1. Kajian untuk mendukung unit utama 2015-2019
2. Riskesdas 2018
3. Survei antar Riskesdas 2016
4. Rifaskes 2014
5. Total Diet Study 2014
6. Riset Khusus Vektor & Reservoar 2015, 2017, 2019
7. Riskesdas Berbasis Penyakit 2016
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 38
8. Riset tumbuhan obat & jamu 2015, 2017, 2019
9. Riset khusus budaya 2015-2019
10. Riset khusus lingkungan 2016, 2018
11. Riset pembiayaan kesehatan 2015-2019
12. Kohor 2015-2019
13. Perubahan Iklim 2015-2019
14. Registrasi vital dan penyebab kematian 2015-2019
15. Sample registration system 2015-2019
16. Registri penelitian klinis 2015-2019
17. Disease registry 2015-2019
18. Surveilans berbasis laboratorium 2015-2019
19. Registri jamu 2015-2019
20. Riset vaksin 2015-2019
21. Riset obat baru 2015-2019
22. Riset kit diagnostik 2015-2019
23. Riset biosimilar 2015-2019
24. Riset formula makanan 2015-2019
25. Riset alat kesehatan 2015-2019
26. Riset model intervensi 2015-2019
27. Riset formula jamu 2015-2019
28. Riset formula insektisida 2015-2019
29. Riset klinis berbasis fasilitas kesehatan 2015-2019
30. Risbin Iptekdok 2015-2019
31. Risbinkes 2015-2019
32. Penelitian jejaring 2015-2019
d. Struktur Organisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya
Kesehatan Masyarakat sesuai Permenkes RI No. 64 tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, dimana tugas
penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan penelitian dan
pengembangan kesehatan di bidang kesehatan masyarakat dan
pencegahan dan pengendalian penyakit terbagi dalam 4 sub bidang
teknis, yaitu:
1. Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Kesehatan Keluarga
2. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Komunitas
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 39
3. Penelitian dan Pengembangan Penyakit Menular
4. Penelitian dan Pengembangan Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa
Untuk dapat mewujudkan sasaran strategis Puslitbang Ukesmas,
dilakukan beberapa upaya strategi yaitu :
1. Untuk memperluas kerja sama penelitian yang melibatkan Kementerian /
Lembaga lain, perguruan tinggi dan atau pemerintah daerah dengan
perjanjian kerja sama yang saling menguntungkan dan percepatan
proses alih teknologi, maka dilakukan upaya mengembangkan
penelitian multicenter dimana Balai atau Loka Litbang menjadi center
yang mengerjakan penelitian dengan TOR yang sama dan supervisi
yang kuat sehingga menghasilkan penelitian nasional dengan kualitas
dan standar yang sama,
2. Untuk menguatkan jejaring penelitian dan jejaring laboratorium dalam
mendukung upaya penelitian dan sistem pelayanan kesehatan nasional
maka dilakukan upaya perlibatan jejaring lab sebagai pelaksana
pemeriksaan dengan terlebih dahulu dilakukan assessment dengan
menggunakan standar internasional sehingga kualitas penelitian lebih
terjamin.
3. Aktif membangun aliansi mitra strategic dengan Kementerian / Lembaga
Non Kementerian, Pemda, dunia usaha dan akademisi yang
dilakukan dengan upaya :
- Menginformasikan rencana dan hasil Litbang dalam forum
komunikasi kelitbangan Kementerian / Lembaga
a). Dalam perencanaan penelitian mengundang unit-unit
utama untuk menyampaikan penelitian-penelitian yang
diperoleh oleh masing-masing unit utama sesuai dengan prioritas
b). Dalam setiap kegiatan / kajian melibatkan pelaksana
program agar pemanfaatan hasil litbangkes dapat secara
langsung dilakukan dan sesuai dengan program unit utama
c). Melakukan penelitian-penelitian yang secara langsung
mendukung program kesehatan nasional seperti Team Based,
Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB), Civil
Registration and Vital Statistics (CRVS) dll.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 40
- Melibatkan akademisi dalam Forum Panitia Pembina Ilmiah (PPI)
4. Meningkatkan diseminasi dan advokasi pemanfaatan hasil penelitian
dan pengembangan untuk kebutuhan program dan kebijakan kesehatan
yang dilakukan dengan upaya :
a. Melakukan diseminasi hasil litbang ke pihak program dan stake
holder terkait melalui berbagai cara dan media, antara lain parade
penelitian, parade buku, parade doctor, penyusunan policy brief,
seminar nasional dan internasional, publikasi jurnal dll,
b. Pelatihan penyusunan policy brief bagi sebagian peneliti
sehingga berkemampuan menyusun policy brief
c. Setiap kajian dan litbang menghasilkan policy brief
3.5. Arah Kebijakan dan Strategi Balai Litbangkes Magelang
3.5.1. Arah Kebijakan
Arah kebijakan Balai Litbangkes Magelang mengacu kepada arah
kebijakan Badan Litbang dan Puslitbang UKM. Hal ini dikaitkan dengan tugas
dan fungsi yang diemban oleh Balai Litbangkes Magelang agar hasil dari
penelitian dan pengembangan dapat diupayakan semaksimal mungkin untuk
diimplementasikan dalam masyarakat, serta bisa dijadikan dasar untuk
pengambilan kebijakan pemegang program, dalam penanggulangan masalah
kesehatan terutama gizi di empat wilayah kerja Balai Litbangkes Magelang
(Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau dan Sulawesi Tenggara).
3.5.2. Strategi
Adapun strategi pencapaian tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan mutu litbangkes
a. Peningkatan SDM peneliti dan teknisi litkayasa melalui pendidikan,
pelatihan, pengembangan kompetensi dan metodologi penelitian
b. Penyusunan roadmap penelitian jangka waktu 5 tahunan agar
kegiatan penelitian lebih terarah dan terpadu diantara masing-masing
bidang keilmuan yang berbeda dengan kekhususan gizi
c. Pengembangan sarana dan prasarana pendukung kegiatan litbang,
diantaranya yaitu pengembangan sistem informasi klinik, akreditasi
laboratorium, penambahan jumlah koleksi perpustakaan.
2. Pengembangan hasil litbangkes
a. Perluasan jejaring kerjasama baik di tingkat pemerintah daerah,
pusat, instansi pendidikan serta swasta, untuk membuka kesempatan
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 41
kegiatan litbang bersama sehingga hasil penelitian dapat lebih maju
dan berkembang
b. Identifikasi serta pembinaan orientasi produk/hasil penelitian dalam
rangka menghasilkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
3. Diseminasi hasil litbangkes
a. Publikasi hasil litbangkes dalam jurnal nasional/internasional
b. Menyelenggarakan pertemuan pemaparan hasil penelitian ke
stakeholder
c. Pameran hasil penelitian dan Pengembangan
4. Pemanfaatan hasil litbangkes
a. Menyediakan data, informasi, rekomendasi yang berorientasi pada
kebutuhan akademis, program dan evaluasi
b. Pemanduan dan pendampingan dalam pemanfaatan hasil litbang
oleh pemegang dan pelaksana program (advokasi hasil litbang)
c. Penggunaan data penelitian berbasis pelayanan (riset berbasis
pelayanan)
3.6. Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi perlu dilakukan perencanaan sebagai langkah dukungan
regulasi dalam pencapaian kinerja Badan Litbangkes tahun 2015-2019. Secara umum
regulasi yang akan diusulkan oleh Badan Litbangkes selama tahun 2015-2019
akan disusun pada tabel 3.2 dan 3.3 berikut.
Tabel 3.2 Kerangka Regulasi Program Litbangkes Tahun 2015-2019
NO REGULASI
YANG AKAN DISUSUN
JUDUL RENCANA
TAHUN DITETAPKAN
1 Rancangan
Undang Undang
tentang Penggunaan Bahan
Biologi dan Larangan Penggunaaan Bahan Biologi Sebagai Senjata
2017
2 RPP tentang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
2015
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 42
NO REGULASI YANG AKAN
DISUSUN
JUDUL RENCANA TAHUN
DITETAPKAN
3 RPM tentang Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik Materi Biologik dan Muatan Informasinya (revisi)
4 tentang Pedoman Etik Penelitian
Kesehatan (revisi)
2015
5 tentang Klinik Dalam Penelitian
Berbasis Pelayanan GAKI
2016
6 tentang Registrasi Kematian 2016
7 tentang Koordinasi
Penyelenggaraan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (revisi)
2016
8 tentang Kebijakan Nasional
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (revisi)
2016
9 tentang Penyelenggaraan Data
dan Informasi Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
2016
10 tentang Saintifikasi Jamu
(revisi)
2017
11 tentang Sistem Informasi
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
2015
12 tentang Majelis Etika Peneliti
Kesehatan
2016
13 tentang Standar Kompetensi
Peneliti Kesehatan
2016
14 tentang Monitoring dan Evaluasi
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
2017
15 tentang Persetujuan Etik
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (revisi)
2017
16 tentang Tata Cara Penapisan,
Pengembangan Teknologi dan
Produk Teknologi Kesehatan
2017
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 43
17 Uji Klinik Dalam Rangka
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
2017
18 tentang Akreditasi Lembaga
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
2018
Tabel 3.3 Jenis dan Keterangan Kerangka Regulasi Program Litbangkes
Tahun 2015-2019
NO. JENIS KETERANGAN PROSES
1. RUU tentang Penggunaan
Bahan Biologi dan
Larangan Penggunaaan
Bahan Biologi Sebagai
Senjata
Masuk dalam daftar Program Legislasi
Nasional (Prolegnas) lima tahunan (2015-
2019)
2. RPP tentang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Masuk dalam daftar Program Legislasi
Peraturan pemerintah (Proleg PP) Tahun 2015 dan
sedang dalam Pembahasan Antar Kementerian
(PAK)
3. RPM tentang Pengiriman
dan Penggunaan Spesimen
Klinik Materi Biologik dan
Muatan Informasinya
Merupakan revisi atas PMK No.
657/MENKES/PER/VIII/2009
4. RPM tentang Pedoman Etik
Penelitian
Revisi KMK yang ada
5. RPM tentang Klinik Dalam
Penelitian Berbasis
Pelayanan GAKI
Proses telaah dan inventarisasi materi
pengaturan untuk memayungi pelayanan yang
diberikan Klinik GAKI dalam rangka penelitian.
6. RPM tentang Registrasi
Kematian
Proses pembahasan Balitbangkes dan unit
terkait.
7. RPM tentang Koordinasi
Penyelenggaraan Penelitian
dan Pengembangan
Kesehatan.
Merupakan revisi atas PMK No.
791/MENKES/SK/VII/1999
8. RPM tentang Kebijakan
Nasional Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Merupakan revisi atas PMK
No.1179A/MENKES/SK/X/1999
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 44
NO. JENIS KETERANGAN PROSES
9. RPM tentang
Penyelenggaraan Data dan
Informasi Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Dalam proses pembahasan. Baru diatur
dengan Peraturan Kepala Badan.
10. RPM tentang Saintifikasi
Jamu Dalam Penelitian
Berbasis Pelayanan
Kesehatan
Revisi PMK 003/Menkes/Per/I/2010
11. RPM tentang Sistem
Informasi Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Dalam proses inventarisasi untuk mengatur
adanya laporan hasil penelitian dan pengembangan
kesehatan yang dilakukan oleh lembaga litbang
lainnya.
12. RPM tentang Majelis Etika
Peneliti Kesehatan
Dalam proses inventarisasi untuk mengatur
untuk membentuk Majelis yang melanggar ethical
clearance penelitian. Sebagai Pelaksanaan RPP
Litbangkes.
13. RPM tentang Standar
Kompetensi Peneliti
Kesehatan
Dalam proses inventarisasi untuk mengatur
kompetensi peneliti kesehatan mengacu pada
standar yang ditetapkan oleh LIPI
14. RPM tentang Monitoring
dan Evaluasi Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Sebagai Pelaksanaan RPP Litbangkes.
15. RPM tentang Persetujuan
Etik Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Sebagai Pelaksanaan RPP Litbangkes.
Sebagai revisi KMK 1333/Menkes/SK/X/2002
16. RPM tentang Tata Cara
Penapisan, Pengembangan
Teknologi dan Produk
Teknologi Kesehatan
Sebagai Pelaksanaan RPP Litbangkes
17. RPM tentang Uji Klinik
Dalam Rangka Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Untuk mengatur uji klinik berbasis laboratorium
18. RPM tentang Akreditasi
Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Sebagai Pelaksanaan RPP Litbangkes,
mengatur akreditasi terhadap komisi/komite yang
memberikan ethical clearance.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 45
3.7. Kerangka Kelembagaan
Kerangka Organisasi dan Tata Laksana yang akan dilaksanakan oleh Badan
Litbangkes pada tahun 2015-2019 meliputi penataan dan evaluasi organisasi,
analisis jabatan, peta jabatan, analisis beban kerja, dan uraian tugas, dan tata
laksana, serta fasilitasi implementasi reformasi birokrasi.
Penataan Organisasi dan evaluasi organisasi dilakukan terhadap Unit Utama,
dan Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan melakukan evaluasi secara berkala terhadap
pelaksanaan penataan organisasi sesuai dengan program pembangunan kesehatan.
Penjelasan secara rinci mengenai Kerangka kelembagaan adalah sebagai
berikut:
a. Penataan Organisasi Unit Utama yang meliputi:
1) restrukturisasi tugas dan fungsi satuan kerja Sekretariat dan
Pusat di lingkungan Badan Litbangkes;
2) memperbaiki informasi jabatan (Infojab) satuan kerja Sekretariat dan
Pusat sesuai dengan struktur organisasi yang baru;
3) memperbaiki analisis beban kerja (ABK) dari satuan kerja Sekretariat
dan Pusat sesuai dengan struktur organisasi yang baru;
4) menyusun tata hubungan kerja antar satuan kerja Sekretariat dan
Pusat sesuai dengan struktur organisasi yang baru;
5) menyusun standar prosedur operasional masing-masing satuan
kerja Sekretariat dan Pusat sesuai dengan struktur organisasi yang
baru; dan
6) melaksanakan redistribusi sumber daya sesuai dengan struktur
organisasi yang baru, yang meliputi sumber daya manusia serta
sarana prasarana.
b. Penataan Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang meliputi:
1) restrukturisasi tugas dan fungsi satuan kerja UPT di lingkungan
BadanLitbangkes;
2) memperbaiki informasi jabatan (Infojab) UPT sesuai dengan
struktur organisasi yang baru;
3) memperbaiki analisis beban kerja (ABK) dari UPT sesuai dengan
struktur organisasi yang baru;
4) menyusun tata hubungan kerja antar UPT dengan Sekretariat dan
Pusat, termasuk tata hubungan kerja antar UPT sesuai dengan
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 46
struktur organisasi yang baru;
5) menyusun standar prosedur operasional masing-masing UPT sesuai
dengan struktur organisasi yang baru; dan
6) melaksanakan redistribusi sumber daya sesuai dengan struktur
organisasi yang baru, yang meliputi sumber daya manusia serta
sarana prasarana.
c. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan penataan
organisasi sesuai dengan program pembangunan kesehatan.
d. Melakukan analisis jabatan;
e. Penyusunan peta jabatan;
f. Melakukan analisis beban kerja, dan uraian tugas;
g. Tata laksana; dan
h. Memfasilitasi implementasi reformasi birokrasi.
.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 47
BAB IV
KEGIATAN, TARGET KINERJA, KERANGKA PENDANAAN DAN MONEV
4.1 Kegiatan
Rencana strategis Badan Litbangkes disusun sebagai pedoman bagi
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi secara sistematis, terarah dan terpadu, yang
kemudian diaplikasikan secara operasional unit-unit di bawahnya termasuk Balai
Litbangkes Magelang.
Kegiatan yang dilakukan Balai Litbangkes Magelang dalam rangka mendukung
kegiatan yang ada di Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat sebagai Pusat ampuan
adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang upaya kesehatan
masyarakat untuk mendukung program pembangunan kesehatan.
4.2 Target Kinerja
Dalam rangka meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan kesehatan
serta pemanfaatan hasil penelitian di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat, Balai
Litbangkes Magelang menggunakan indicator sebagai alat ukur untuk mencapai output
tersebut. Indikator-indikator tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.1. Indikator Kinerja Kegiatan Balai Litbangkes Magelang Selama
Tahun 2015-2019
PROGRAM/
KEGIATAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
TARGET (TH)
‘15 ‘16 ‘17 '18 ‘19
Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan
1.Meningkatnya
Penelitian dan
Pengembangan di
bidang Upaya
Kesehatan
Masyarakat
1. Jumlah Hasil
Penelitian di bidang
Upaya Kesehatan
Masyarakat
5 5 1 1 3
2. Jumlah publikasi
ilmiah di bidang
Upaya Kesehatan
Masyarakat yang
dimuat pada media
cetak dan
elektronik
5 6 6 6 6
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 48
PROGRAM/
KEGIATAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
TARGET (TH)
‘15 ‘16 ‘17 '18 ‘19
a. Nasional 5 6 6 6 6
b. Internasional
Balai Litbangkes Magelang ditahun 2015 akan melaksanakan lima penelitian
yaitu:
1. Produk garam Beriodium Dosis Efektif Yang Menjamin Nilai Ekresi Iodium Urin
dan Fungsi Thyroid Normal Pada Wanita Usia Subur dan Anak Usia Sekolah.
2. Produk Model Intervensi Model Pemberdayaan Masyarakat dalam
Penanggulangan GAKI di Daerah Dengan Kasus Kretin.
3. Metode Deteksi Iodium Dalam Urin Yang Mudah, Aman dan Portable di
Lapangan.
4. Data status Iodium dan Fungsi Tiroid pada Ibu Hamil Di Daerah Replete GAKI.
5. Data uji Validitas Instrumen Screening Hipotiroid Pada Batita Di Daerah
Endemik GAKI.
Sedangkan pada Tahun 2016, lima penelitian yang akan dilaksanakan Balai
Litbangkes Magelang yaitu:
1. Pengaruh Pemberian Pangan Kombinasi Kedelai Dan Skim Milk Terhadap
Fungsi Tiroid dan Kepadatan Massa TulangTikus Hipertiroid
2. Pengaruh Status Endemisitas GAKI Selama Masa Hamil Dengan Pertumbuhan
dan Perkembangan Anak (kohortretrospektif)
3. Determinan Excess dan Fungsi Tiroid Pada Anak Sekolah di Beberapa Wilayah
Excess di Indonesia
4. Asupan Iodium dan Kejadian Autoimun Sebagai Faktor Resiko Hipertiroid di
Daerah Replete Endemik GAKI
5. Penerapan Model Pemberdayaan Masyarakat Untuk Penanggulangan GAKI
Pada Tahun 2017, penelitian yang akan dilaksanakan Balai Litbangkes
Magelang adalah mengenai Pembuatan Tes Kuantitatif Iodium Dalam Garam Yang
Aplikatif di Lapangan.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 49
Pada Tahun 2018, penelitian yang akan dilaksanakan Balai Litbangkes
Magelang adalah mengenai pengembangan alat intervensi iodium pada air perpipaan
non PDAM di daerah miskin iodium.
Selanjutnya, Balai Litbangkes Magelang akan melaksanakan 3 penelitian di
Tahun 2019, yaitu:
1. Pengembangan Strategi Intervensi ‘Keluarga Kawal Baduta’ Untuk
Meningkatkan Kemampuan Perkembangan Anak
2. Intervensi Program Penanggulangan GAKI di Kabupaten Wonogiri
3. Potensi Pangan Lokal dan Kearifan Lokal untuk Memenuhi Kebutuhan Gizi
Keluarga demi Mendukung Gerakan Isi Piringku di Daerah Bermasalah
Stunting.
4.3 Kerangka Pendanaan
Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang adalah Unit Pelaksana
Teknis di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Balai Litbangkes Magelang dipimpin oleh seorang Kepala yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan dan secara teknis fungsional dibina oleh Puslitbang Upaya
Kesehatan Masyarakat. Berikut rencana pendanaan Balai Litbangkes Magelang yang
diampu oleh Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat mulai tahun 2016-2019:
Tabel 4.2. Rencana Pendanaan Balai Litbangkes Magelang
KINERJA ANGGARAN DALAM RIBUAN RUPIAH
2016 2017 2018 2019
Hasil Penelitian dan
Pengembangan
1,568,750 692,117 267,206 1,099,733
Publikasi Hasil
Litbang
21,800 409,600 409,600 359,895
Dukungan Layanan
Manajemen
3,443,617 - - 1,786,834
Layanan Perkantoran
4,848,845 5,886,283 6,027.085 6,155,948
Layanan Internal - 3,079,773 2,279,793 802,820
TOTAL ANGGARAN 9,883,012 10,067,773 8,893,684 10,223,230
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 50
4.4 Monitoring dan Evaluasi
4.4.1. Monitoring
Dalam implementasi Rencana Aksi akan dibuat mekanisme monitoring
dan evaluasi yang merupakan bagian siklus penyusunan dan pemutakhiran
Rencana Aksi sesuai dengan perkembangan terkini. Proses monitoring dan
evaluasi diperlukan untuk memastikan pencapaian target dan sasaran yang
ditetapkan dalam Rencana Aksi.
Monitoring merupakan pemantauan terhadap kegiatan agar
pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Jika dalam
perjalanan kegiatan terjadi pergeseran dari rencana (sasaran tidak tercapai,
sasaran melampaui, atau peralihan sasaran ke sasaran lain) dengan
demikian akan diketahui secara dini dan dapat segera diambil langka-
langkah yang sesuai. Melalui monitoring akan diketahui keefektifan proses
pelaksanaan kegiatan dengan perencanaannya.
Tujuan monitoring adalah untuk menilai kemajuan pelaksanaan kegiatan
terhadap sasaran yang ingin dicapai, sementara evaluasi bertujuan untuk
menganalisis mengapa sasaran dapat tercapai atau tidak tercapai. Salah
satu manfaat monitoring adalah untuk melihat kemajuan dari sebuah
kegiatan (laporan kemajuan), sebagai alat kontrol, dan sebagai peringatan
dini terhadap permasalahan yang terjadi. Sementara itu evaluasi
bermanfaat diantaranya untuk memberikan gambaran alternatif solusi dan
memberikan pembelajaran tentang hal-hal yang dapat dilakukan lebih baik
di masa yang akan datang (umpan balik).
Dalam monitoring Rencana Aksi Balai LItbangkes Magelang 2015-2019
dilakukan dengan:
1. Penyusunan Rencana Aksi Kinerja
Merupakan penjabaran dari Rencana Aksi selama kurun 5 tahun.
Rencana Aksi Kinerja disusun setiap tahun berguna untuk memberikan
panduan dan acuan dalam manajemen kegiatan, mulai dari
perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan, dan
evaluasi pencapaian output kegiatan. Monitoring Rencana Aksi Kinerja
dilakukan setiap bulan dengan memberikan form pemantauan kepada
Kasubbag, Kasi, Penanggung Jawab Kegiatan, Ketua Penelitian, dan
Koordinator Jabatan Fungsional
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 51
2. Review Rencana Aksi Kegiatan
Berupa rapat/ pertemuan bertujuan untuk mengkaji Rencana Aksi
Kegiatan dan masalah-masalah yang berkenaan dengan pencapaian
ouput. Hal-hal teknis mungkin ditangani pada tingkat organisasi ,
sedangkan isu-isu kebijakan yang memiliki implikasi penting dapat
didiskusikan pada tingkat yang lebih tinggi. Rapat/ pertemuan dilakukan
secara teratur dilakukan diawal tahun sebagai dasar penyusunan
Rencana Aksi Kinerja tahun berikutnya.
4.4.2. Evaluasi
Evaluasi digunakan untuk mengukur dan memberi nilai capaian hasil
kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya, mengetahui dampak dari
suatu kegiatan dan membantu pengambilan keputusan untuk perbaikan
suatu program perencanaan yang akan datang.
Penilaian Rencana Aksi Balai Litbangkes Magelang Tahun 2015-2019
ditujukan untuk mengetahui keberhasilan indikator kinerja kegiatan yang
sudah ditetapkan dalam kurun waktu 2015-2019.
Penilaian Rencana Aksi Balai Litbangkes Magelang Tahun 2015-2019
dilakukan dengan :
1. Penilaian tahunan dalam kerangka penilaian kinerja yang dituangkan
dalam Laporan Akuntabilitas dan Kinerja (LAK) Balai Litbangkes
Magelang
2. Penilaian triwulan berdasarkan PP No. 39/2006. Laporan triwulanan
menjadi salah satu bahan Balai Litbangkes Magelang untuk mengukur
capaian kinerja setiap 3 bulan.
Penilaian Rencana Aksi Litbangkes Magelang tahun 2015-2019
dilakukan dengan menilai pencapaian sasaran atau target indikator yang
telah ditetapkan. Agar penilaian Rencana Aksi dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya maka perlu dilakukan penguatan pelaporan. Semua hasil
penilaian Rencana Aksi Balai Litbangkes Magelang didokumentasikan
dalam bentuk laporan.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 52
BAB V
PENUTUP
Rencana Aksi Kegiatan Balai Litbangkes Magelang tahun 2015-2019
ditetapkan untuk dijadikan acuan dan pertimbangan dalam menentukan arah dan
tujuan pelaksanaan kegiatan. Rencana Aksi ini dipergunakan sebagai dasar dalam
perencanaan, penggerakan pelaksanaan dan penilaian kinerja sehingga hasil
pencapaian tujuannya dapat diukur melalui indikator pencapaian hasil dan luarannya.
Pelaksanaan Rencana Aksi, evaluasi, dan penilaian memerlukan keterlibatan
semua pihak termasuk pihak Kemenkes, Instansi Pengawas, Pemerintah Daerah,
Perguruan Tinggi, dan Lembaga Litbang dan Iptek terkait.
Dengan penerapan nilai-nilai Badan Litbangkes serta adaptasi budaya korporat
yang sesuai dengan kebutuhan Badan Litbangkes dan lingkungan iptek Indonesia,
pengelolaan mulai dari input sampai dengan outcome dari Program Litbangkes dapat
berjalan dengan tepat dan benar sesuai dengan landasan yang diacu.
Rencana Aksi ini semoga dapat dijadikan dokumen dalam pengambilan
keputusan oleh Pengambil Kebijakan baik di lingkungan Badan litbangkes maupun di
tingkat Kementerian Kesehatan dalam pengembangan UPT khususnya Balai
Litbangkes Magelang termasuk didalamnya pengalokasian anggaran. Hal ini terkait
dengan implementasi roadmap penelitian dan pengembangan sarana dan prasarana
yang sudah direncanakan di Balai Litbangkes Magelang.
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 53
LAMPIRAN
L
A
M
P
I
R
A
N
LAMPIRAN :
2. Matriks Rencana Pengembangan Sarana Prasarana Balai Litbangkes
Magelang
3. Matriks Rencana Pengembangan SDM Balai Litbangkes Magelang
4. Matriks Rencana Kebutuhan BMN
5. Matriks Rencana Kebutuhan SDM
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 54
I. Matriks Rencana Pengembangan SDM 2015 – 2019
TAHUN NAMA JURUSAN PERGURUAN
TINGGI
STRATA
2015 1. Dr. Taufik hidayat
2. Cati Martiyana, S.Sos
3. Fauzan bachri
4. Sugeng
5. Tri Laksono
Farmologi Kedokteran
Sosiologi
Manajemen
Akuntansi
Manajemen
UGM
UGM
UMM
UMM
UMM
S2
S2
S1
S1
S1
2016 1. Tera Novitasari, SE
2. Novianti Liliana Dewi, SKM
3. Roly Anis Siregar
4. Sri Nuryani Wahyuningrum,
S.Si
5. R. Agus Wibowo Slamet,
S.Si, M.Sc
Akuntansi
Promosi Kesehatan
Administrasi Negara
Faculty of medicine and
Biomedical Science
Biologi Molekuler (Medical
Science)
UGM
UI
UN Tidar
University of
Queensland, Australia
Chiba University atau
Kobe university,
Jepang
S2
S2
S1
S2
S3
2017 1. Ika Puspita Asturiningtyas,
SKM
2. Asih Setyani, SP, MPH
3. Siti Nurjanah, SKM
4. Cicik Harfana
5. Alfin Susbiantonny, S.Farm
Epidemologi Klinik
Promkes
Manajemen SDM
FKM Undip-Gizi
Ilmu Farmasi dan Profesi
Apoteker
UGM
UGM
UGM
UNDIP
UGM
S2
S3
S2
S1
S2
2018 1. Dr. Prihatin Broto
Sukandar, MPH
2. Ina Kusrini, SKM, MKM
3. Styawan Heriyanto, SKM
Biomedis
llllllllllllllllllllllllllllllllllll
Biostatistik llllllllllllllllllllllllllliii
Ekonomi Kesehatan
UGM
llllllllllllllllllllllllllllllllllll
UI
UNDIP
S3
iiiiiiiiiiiii
S3
S2
2019 1. Dr. Wayan Dani Miftahul
Janah
2. Candra Puspitasri,STP
Gizi Klinik
Teknologi Pangan
UNDIP
IPB
S2
S2
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 55
3. Catur Wijayanti
4. Ismi Setianingsih, S.Gz
5. M,. Arif Mussodaq
S1 Kimia
Gizi Masyarakat
Kesehatan Masyarakat
(Kesling)
UNY
UGM
UI
S1
S2
S3
Catatan : Pengembangan pegawai dalam tugas belajar akan melihat dinamika kebutuhan
organisasi serta berdasarkan hasil evaluasi kinerja pegawai
II. Matriks rencana Kebutuhan SDM 2015 – 2019
Formasi yang masih dibutuhkan untuk rencana pengembangan Balai Litbangkes
Magelang
1. Dokter 2. Dokter Hewan 3. Geologi 4. Sarjana Kesehatan Masyarakat Kesling 5. Sarjana Geografi 6. Sarjana Akuntasi 7. Sarjana Kimia 8. Sarjana Dietesen 9. S1 Teknologi Pangan 10. S1 Biomedis 11. S1 Teknik Informatika 12. Sarjana Psikologi Klinik 13. Sarjana Kurikulum dan teknologi Pendidikan 14. D3 Kesling 15. D3 GIS 16. D3 Akupungtur 17. D3 Administrasi 18. D3 Arsiparis 19. D3 Analis 20. D3 Sekretaris 21. D3 Terapi Wicara
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 56
Rencana Auditorium Museum GAKI
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 57
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 58
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 59
RENCANA PEMBANGUNAN KLINIK TERAPHY KHUSUS
RENCANA PEMBANGUNAN TAMAN
RAK 2015-2019 BALAI LITBANGKES MAGELANG | 60