daftar isi - dsdan.go.iddsdan.go.id/sites/default/files/bulletin/bulletin-2011_februari... · ......

24

Upload: nguyendat

Post on 23-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

2

Susunan Redaksi

Pembina:M. Hatta RajasaDjoko KirmantoMoch. AmronBambang SusantonoPurba Robert SianiparImam Anshori

Dewan Redaksi/Penanggung Jawab:BudiantoR. Eddy SoedibyoSyamsu Rizal

Pemimpin Redaksi:Ade Satyadharma

Wakil Pemimpin Redaksi:Fauzi

Redaksi/Redaktur :SardiWawan HernawanSri SudjarwatiWidayatiGamal Maulian

Desain/Lay Out:ErnawanU. Susanto

Foto/Dokumentasi:Joni WahyudiEntis Amijaya

Sekretariat/Sirkulasi :Yetty SugiartiSadjiminSukarna HeriyanaKasimunHanny HandayaniBambang IndratnoNur Jayanto

Alamat Redaksi :DEWAN SUMBER DAYA AIR NASIONALSekretariat DewanGd. Ditjen SDA Lt. VIJl. Pattimura No.20 Kebayoran BaruJakarta Selatan 12110Telp. (021) 7231083 Fax. (021) 7231083e-mail : [email protected]

[email protected]://www.dsdan.go.id

DAFTAR ISISAJIAN UTAMA4 Langkah Akhir Menuju

Pengesahan Jaknas SDA6 Pansus Dewan SDA Nasional

Laporkan Kegiatan

SAJIAN KHUSUS8 Sidang Pleno Luar Biasa

TKPSDA WS Jeneberang10 Rapat Dewan SDA Provinsi

Sulteng Menemukan BeberapaIsu Strategis Sebagai AgendaKerja Dewan SDA

SOROTAN12 Pembentukan TKPSDA WS

Mempertimbangkan Tiga Hal16 Pengukuhan dan Sidang

Perdana TKPSDA WS CitanduyHasilkan BeberapaKesepakatan

NUANSA18 Wapres Resmikan Persemaian

Permanen di Cimanggis20 Menanam Pohon Memperbaiki

Daerah Hulu

ANEKA22 Hemat Belanja, Hemat Air

10

12

18

22

4

Background Cover:Lahan kritis di kawasan Sumber Air Citarum

Bukit Rumbia, Kec. Pacet - Kab. Bandung

3

T A J U K

2

Tugas pokok Dewan SDA Nasional menurut Peraturan Presiden RI Nomor 12 tahun 2008 adalahuntuk membantu Presiden antara lain untuk menyusun dan merumuskan kebijakan Nasionalserta strategi pengelolaan sumber daya air, disamping itu Dewan SDA Nasional juga diberi tugas

memberi pertimbangan untuk penetapan wilayah sungai dan cekungan air tanah, termasuk melaksanakanpemantauan dan mengevaluasi pelaksanaannya.

Guna mewujudkan ketersediaan informasi sumber daya air yang akurat, benar, dan tepat waktudiperlukan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi, dan hidrogeologi, untuk itu Dewan SDA Nasionaljuga mendapat tugas menyusun dan merumuskan kebijakan pengelolaan sistem informasi hidrologi,hidrometeorologi, dan hidrogeologi pada tingkat nasional,

Sungguh perlu diacungkan jempol, bahwa Dewan SDA Nasional di usianya yang hampir 2 tahun itutelah sanggup menyelesaikan rancangan Kebijakan Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air yang konontinggal menunggu ditandatangani Presiden RI. Dibalik penantian ini terbesit harapan bahwa KebijakanNasional Pengelolaan SDA akan segera dilaksanakan sesuai isi amanat kebijakan itu. Banyak masyarakatdiluar sana menanti dan bertanya apakah kebijakan tersebut benar-benar akan dilaksanakan secarakonsekwen dan konsisten oleh semua instansi yang tergabung dalam keanggotaan Dewan ataukahhanya sekedar “Jargon”?

Kebijakan ini konon diamanatkan untuk dijadikan acuan bagi seluruh menteri/pimpinan lembagapemerintah nondepartemen dalam menetapkan kebijakan sektor yang terkait dengan bidang sumberdaya air, artinya kebijakan nasional ini akan menjadi soko guru dalam pengelolaan SDA di Indonesia.

Diharapkan seluruh komponen bangsa akan disatupadukan oleh kebijakan ini, dalam mengelolasumber daya air dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan proses evaluasi terhadappenyelenggaraan konservasi, pendayagunaan, dan pengendalian daya rurak air di Indonesia.

Tidak ada lagi pihak-pihak yang merasa lebih berwenang dalam mengelola sumber daya air, merekadiharapkan akan bahu membahu untuk mewujudkan sinerji dan keterpaduan yang harmonis antarwilayah,antarsektor, dan antargenerasi, sesuai dengan makna dasar koordinasi yang bersandar pada polakerjasama untuk bekerja bersama-sama, sehingga diharapkan dapat melipatgandakan hasil kerja(outcome) nya.

Dari komposisi keanggotaan Dewan SDA Nasional tentulah tidak sedikitpun diragukan, karenadidalamnya sederet menteri, dan gubernur ditambah beberapa organisasi/asosiasi yang bergerak dibidangpengelolaan SDA. Hasil dari rumusan Kebijakan Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air akan diarahkanpada sinerjitas pengelolaan SDA yang didasari dengan pola koordinasi, artinya dengan melalui kebijakanini fungsi-fungsi pengelolaan SDA yang berjalan selama ini didasarkan pada konsep sama-sama bekerjasesuai dengan kompetensi masing-masing instansi, mencegah tumpang tindih dan menutup celah-celah pelayanan guna mencapai efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya.

Kita memerlukan perubahan paradigma Pengelolaan SDA, walaupun kita sadar bahwa tidak semuaperubahan membawa kebaikan tetapi semua kebaikan menuntut perubahan.

Sebuah komitmen tidaklah punya arti apa-apa, tanpa tindakan nyata untuk melaksanakannya.Pendeknya komitmen yang lazim dipertontonkan disetiap level birokrasi, misalnya saja untuk menghadirirapat yang ditujukan kepada pejabat eselon I, yang hadir hanyalah staf yang tidak tahu harus berbuat apaketika diminta untuk mengambil keputusan terkait kebijakan kementeriannya dalam rapat yang seharusnyadihadiri oleh pejabat yang mampu mengambil kebijakan bagi institusi yang diwakilihya. Kondisi seperti initidak hanya terjadi di Pusat termasuk juga di propinsi dan kabupaten/kota.

Kondisi seperti ini yang mestinya menjadi langkah pertama untuk dilakukan perubahan, dan perubahanini tidak akan terjadi bila komitmen masing-masing pucuk pimpinan tidak diarahkan untuk memberikanketeladanan sebagai seorang birokrat yang dewasa dan bertanggung jawab.

Semoga dengan tajuk ini akan membuka kesadaran kita bagaimana melaksanakan KebijakanNasional Pengelolaan SDA dengan mengawali melalui perubahan perilaku diri kita masing-masing untuksenantiasa berkomitmen secara konsekuen demi kejayaan Indonesia saat ini dan masa datang.

JAKNAS PENGELOLAAN SDA,APA YANG HARUS DILAKUKAN?

4

Sajian Utama

Langkah AkhirMenuju Pengesahan Jaknas SDA

Seperti diketahui bahwa Rancangan Peraturan Presiden (Raperpres)tentang Kebijakan Nasional Sumber Daya Air (Jaknas SDA) yang telah

disepakati dalam Sidang Pleno Dewan SDA Nasional, 14 April 2010, telahdisampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua

Dewan SDA Nasional kepada Presiden melalui Sekretaris Kabinet RI.

Setelah menerima naskah Raperprestersebut, kemudian Presidenmemberikan arahannya melalui

Sekretaris Kabinet yang intinya me-nyatakan persetujuan dengan prakarsadan proses penyusunan Rakeppresdimaksud.

Namun demikian, diharapkan agarsubstansi dalam Raperpres itu tetapsejalan dan diselaraskan dengan PPNo.42/2008 tentang Pengelolaan SDA,selain itu beberapa rumusannya perlu

lebih dikonkritkan kembali.Konkritisasi ini dimaksudkan agar

Jaknas SDA mempunyai ukuran atau tar-get pencapaian yang tidak tersamar,baik dari segi volume, lokasi ataupuntarget waktunya dengan tidak merubahesensi substansinya.

Proses penyempurnaan dankonkritisasi naskah Jaknas SDA punakhirnya telah selesai dilakukan PansusPenyusunan Naskah Jaknas SDA melaluiperpanjangan tugas eks Pansus sebe-

lumnya, setelah melalui beberapa kalipembahasan dan konsultasi denganpara pejabat Sekretariat Kabinet RI.

Selanjutnya hasil penyempurnaanoleh Pansus, dikonsultasikan kembalikepada Sekretariat Kabinet saat rapatbersama antara pejabat SekretariatKabinet, Menko Bidang Perekonomian,anggota Pansus Penyusunan Jaknas, danSekretariat Dewan SDA Nasional diJakarta, (14/1).

Dalam rapat yang dilaksanakan di

4

5

Gedung Syafruddin Prawiranegara (PAIK)Lt. 4 Kemeterian Koordinator BidangPerekonomian, Jalan Lapangan BantengTimur No. 2-4 Jakarta Pusat tersebut,telah dihasilkan beberapa kesepakatan.

Kesepakatan tersebut diantaranyaadalah bab-bab awal (sebelum babKebijakan dan Strategi) disarankan agardimampatkan menjadi bab latar bela-kang, judul Perpres disarankan agardiubah menjadi Kebijakan NasionalPengelolaan SDA, dan pihak Setkab tidak

berkeberatan dengan adanya sub babKebijakan Umum dan sub bab KebijakanPeningkatan Peran Masyarakat danDunia Usaha.

Selain itu, disepakati agar Perpreshendaknya memberi ruang bagi evaluasikebijakan paling kurang satu kali dalamlima tahun, serta penyempurnaan akhirnaskah akan segera dilakukan bersamaoleh Sekretariat Dewan, dua oranganggota Dewan SDA Nasional, wakil dariKantor Menko Bidang Perekonomian

dan pejabat Setkab dalam kurun waktudua minggu terhitung sejak tanggal 14Januari 2011.

Kemudian juga disepakati bahwahasil penyempurnaan naskah Raperpresakhir harus terlebih dahulu di parafoleh Ketua dan Ketua Harian Dewan SDANasional sebelum diajukan untukditandatangani penetapannya olehPresiden.

tim

5

6

P ansus tersebut adalah PansusPenyusunan Naskah KebijakanNasional SDA, Pansus Pemberian

Pertimbangan untuk Penetapan WilayahSungai (WS), Cekungan Air Tanah (CAT)dan Pertimbangan terhadap Forum DAS,serta Pansus Penyusunan NaskahKebijakan Pengelolaan Sistem InformasiHidrologi, Hidrometeorologi danHidrogeologi (SIH3).

Didampingi Direktur JenderalSumber Daya Air (SDA) – KementerianPekerjaan Umum (PU) selaku SekretarisDewan SDA Nasional, DR. Ir. M. Amron,M.Sc dan Sekretaris Harian Dewan SDANasional, Ir. Imam Anshori, MT, masing-masing perwakilan setiap Pansusmenyampaikan laporannya.

Perwakilan dari KementerianKoordinator Bidang Perekonomian, Ir.Purba Robert Sianipar, MSCE, MSEM,Ph.D yang juga selaku Sekretaris PansusPenyusunan Naskah Kebijakan NasionalSDA melaporkan, bahwa Pansus telahmenyelesaikan pembahasannya yanghasilnya berupa draft Raperpres dantelah disampaikan kepada Presiden.

Presiden telah menyampaikanarahannya melalui Sekretariat Kabinetagar Raperpres itu mempunyai ukuranatau target capaian yang jelas, baiksecara volume, lokasi ataupun targetwaktunya. Dari draft Raperpres yangdiajukan itu, memang beberapa strategitelah jelas target waktu, lokasi ataupunvolumenya. Meskipun demikian, masihada beberapa strategi yang dapatdinyatakan lebih konkrit target capaian-nya.

Berdasarkan arahan tersebut,kembali Pansus melakukan pemba-hasan konkritisasi Jaknas SDA dengantidak merubah esensi substansinya.Disamping itu Jaknas SDA juga perludiselaraskan dengan Peraturan Peme-rintah (PP) No. 42 tahun 2008 tentangPengelolaan Sumber Daya Air.

Sedangkan perwakilan dari Kemen-terian PU, Ir. Sugiyanto, M. Eng selakuKetua Pansus Pemberian Pertimbanganuntuk Penetapan Wilayah Sungai (WS),Cekungan Air Tanah (CAT) dan Per-timbangan terhadap Forum DAS,melaporkan antara lain mengenaipenetapan WS terkait DAS Cidanau, DASCiujung, DAS Cidurian, DAS Cisadane,DAS Ciliwung dan DAS Citarum telahdisepakati penggabungannya menjaditiga WS sesuai dengan usulan yangdisampaikan Menteri PU kepada DewanSDA Nasional, yaitu WS Cidanau -Ciujung - Cidurian, WS Ciliwung -Cisadane dan WS Citarum.

Juga dilaporkan, nama-nama DASsebagaimana tercantum dalam Peta WSpada lampiran Rakeppres, disepakatiagar disinkronkan dengan penamaanDAS di Kementerian Kehutanan dandisesuaikan dengan usulan pemda.Terdapat perubahan nama WS termasukstatus kewenangan pengelolaan SDApada beberapa WS. Jumlah WS setelahmendapat pertimbangan Pansus adalah131 WS.

Begitu juga perwakilan dari Badan

Pansus Dewan SDANasionalLaporkan Kegiatan

Panitia Khusus (Pansus)Dewan Sumber Daya AirNasional (Dewan SDANasional) melaporkanhasil kegiatannyakepada MenteriPekerjaan Umum (PU)selaku Ketua HarianDewan SDA Nasional, diJakarta (17/1).

Sajian Utama

7

Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika(BMKG), Drs. Achmad Sasmita (KepalaBidang Manajemen Data Base – BMKG),yang mewakili Sekretaris Pansus Penyu-sunan Naskah Kebijakan PengelolaanSIH3 melaporkan bahwa pembahasannaskah tersebut telah selesai di tingkatPansus.

Dijelaskan bahwa Kebijakan Pe-ngelolaan SIH3 pada tingkat nasionalmerupakan arahan strategis penge-lolaan data dan informasi H3 untukjangka waktu 2010-2030 dan dapatditinjau ulang sejalan dengan dinamikasosial, ekonomi dan lingkungan hidupyang menuntut kebijakan baru denganmelibatkan para pemilik kepentingan.

Sementara, Sekretaris HarianDewan SDA Nasional melaporkanmengenai progress pelaksanaanrencana kerja Dewan SDA Nasionaltahun 2010 dan persiapan Sidang PlenoPertama tahun 2011, serta usulanrencana kerja tahun 2011 Dewan SDANasional

tim

Presiden telahmenyampaikan

arahannya melaluiSekretariat Kabinet agar

Raperpres itumempunyai ukuran atau

target capaian yangjelas, baik secara

volume, lokasi ataupuntarget waktunya.

8

Sidang Pleno Luar Biasa TKPSDA WSJeneberang

Bahas PengelolaanSungai Bialo

Dalam rangka membahas pengelolaan Sungai Bialo –Sulawesi Selatan, Tim Koordinasi Pengelolaan SumberDaya Air Wilayah Sungai (TKPSDA WS) Jeneberang,telah menyelenggarakan Sidang Pleno Luar Biasa diKota Makasar – Sulawesi Selatan (25/11).

Pasalnya, berdasarkan peraturan Tatatertib danTatacara Persidangan TKPSDA WS Jeneberang, dimanapembahasan pengelolaan Sungai Bialo, khususnyamasalah pembangunan bangunan pengatur air SungaiBialo tidak masuk dalam rencana kerja tahunan 2010TKPSDA WS Jeneberang dan atas permintaan GubernurSulawesi Selatan, maka hal itu hanya dapatdiakomodasi dalam Sidang Pleno Luar Biasa.

Mengemukanya permasalahantersebut, dikarenakan dalambeberapa bulan terakhir di

beberapa mass media (surat kabar)lokal sering menginformasikan beritatentang adanya suara sebagian masya-rakat Kabupaten Bulukumba yangmenyatakan berkeberatan/menolakkeberadaan bangunan tersebut denganberbagai alasan.

Padahal, saat ini Satuan Kerja NonVertikal Tertentu (SNVT) Pelaksana Penge-lolaan Sumber Daya Air Pompengan-Jeneberang, Balai Besar Wilayah Sungai(BBWS) Pompengan-Jeneberang, Pro-vinsi Sulawesi Selatan, yang jugamerupakan WS Strategis Nasional,sedang melaksanakan pembangunanbangunan pengatur air Sungai Bialo diKabupaten Bantaeng.

Berdasarkan laporan hasil SidangPleno Luar Biasa TKPSDA WS Jeneberangyang ditujukan kepada Menteri Peker-jaan Umum (PU) selaku Ketua HarianDewan Sumber Daya Air Nasional(Dewan SDA Nasional), menyebutkanbahwa atas dasar hal tersebut makaGubernur Sulawesi Selatan melaluiKepala Dinas Pengelolaan SDA (PSDA)Sulawesi Selatan meminta agar TKPSDAWS Jeneberang melaksanakan koor-dinasi untuk mencari solusi perma-salahan tersebut.

KejelasanDari laporan tersebut juga dijelas-

kan bahwa dengan adanya penyeleng-garaan Sidang Pleno Luar Biasa ini,TKPSDA WS Jeneberang dapat mem-peroleh gambaran yang jelas tentangpermasalahan yang timbul, sehinggaTKPSDA WS Jeneberang dapat membuatrekomendasi sebagai bahan pertim-bangan Menteri PU untuk pelaksanaanpengelolaan SDA di WS Jeneberang,khususnya menyangkut pembangunanbangunan pengatur air sungai Bialo

Dihadiri oleh sekitar 21 anggotadari 32 anggota TKPSDA WS Jeneberang,Kepala Dinas PU dan Kimpraswil Kabu-paten Bantaeng serta Kepala BBWSPompengan-Jeneberang selaku pem-bicara/nara sumber, Sidang Pleno LuarBisa ini menghimpun berbagai masukandan pendapat.

Umpamanya saja, penjelasanmengenai bangunan pengatur air Sungai

Sajian Khusus

9

Bialo yang sedang dibangun itu secarateknis dimaksudkan untuk membagi airsecara proporsional antara KabupatenBulukumba dan Kabupaten Bantaeng,menyempurnakan pembagian airterutama pada saat musim kemarau danmengurangi beban debit air ke arahKabupaten Bulukumba pada saat musimbanjir.

Dengan adanya penjelasan-penje-lasan yang disampaikan narasumber,perwakilan masyarakat KabupatenBantaeng menyatakan dukungannyaterhadap pembangunan bangunanpengatur air Sungai Bialo dan merekasama sekali tidak mengetahui alasanmasyarakat Kabupaten Bulukumbasampai menolak pembangunan ter-sebut.

Sedangkan perwakilan masyarakatKabupaten Bulukumba tidak bisadimintai pendapat dan masukannya,dikarenakan mereka tidak menghadiriSidang Pleno Luar Biasa TKPSDA WSJeneberang ini.

Berdasarkan beberapa masukandan pendapat yang ada, maka SidangPleno Luar Biasa TKPSDA WS Jeneberangtelah mengambil beberapa keputusan.Misalnya saja, dalam rangka tindaklanjut Sidang Pleno Luar Biasa pemba-hasan pengelolaan Sungai Bialo, TKPSDAWS Jeneberang akan melakukan kunju-ngan ke lokasi pekerjaan pembangunanbangunan pengatur air Sungai Bialo.

Kunjungan ke lokasi tersebut di-maksudkan untuk mengetahui kondisiatau keadaan sesungguhnya yang adadilapangan dan mendengarkan secaralangsung pendapat dari masyarakatsetempat, baik yang mendukung mau-pun yang mempermasalahkan pemba-ngunan bangunan air Sungai Bialo.

Dengan demikian diharapkanTKPSDA WS Jeneberang mendapatkangambaran yang lebih obyektif yang akandipergunakan sebagai bahan pene-laahan yang lebih komprehensif gunamembuat rumusan pertimbangankepada Menteri PU berkaitan denganpembangunan bangunan peng-atur airSungai Bialo.

Adapun jadwal kunjungan ter-sebut, nantinya akan diatur dandifasilitasi oleh Balai Besar WSJeneberang selaku Sekretariat TKPSDAWS Jeneberang. wid/ad/bud

10

Sajian Khusus

A cara pendalaman bersamadiantara para anggota DSDAPSulawesi Tengah yang berjumlah

24 orang tersebut tentang berbagaiperaturan terkait, Kebijakan Nasional(Jaknas) SDA serta tugas pokok danfungsi DSDAP.

Rapat pendalaman tersebut dibukaoleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU)Provinsi Sulawesi Tengah selaku KetuaHarian DSDAP Sulawesi Tengah, Ir. Moch.Noer Mallo, M.Si di ibukota ProvinsiSulawesi Tengah, Palu (12/1).

Dengan narasumber SekretarisHarian Dewan SDA Nasional, Ir. ImamAnshori, MT dan Kepala BagianPelayanan Informasi – SekretariatDewan SDA Nasional, Ir. A. Tommy M.Sitompul, M.Eng yang memaparkanmasing-masing mengenai UU No. 7tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, PP42 tahun 2008 tentang PengelolaanSumber Daya Air, Jaknas SDA, serta tugaspokok dan fungsi DSDAP, diskusi yangdiikuti secara aktif dan antusias.

Berbagai pertanyaan,masukan dansharing pengalaman dilontarkan olehpara peserta rapat yang berasal, baikdari unsur pemerintah maupun non-Pemerintah kepada kedua narasumberyang ditanggapi dan dijawab dengansimpatik oleh keduanya.

Isu StrategisSetelah dilaksanakannya penda-

laman terhadap berbagai peraturanterkait, rapat dilanjutkan denganmenggali berbagai isu strategis yangberkaitan dengan SDA di ProvinsiSulawesi Tengah.

Isu-isu strategis tersebut disampai-kan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT)Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA)Wilayah I Lambunu - Buol dan UPT PSDAWilayah II Sungai Bongka – Mentawa.

Dari hasil pemaparan dan diskusiyang dilaksanakan, ada beberapacatatan yang telah disepakati sebagaiagenda kerja sebagai bahan pemba-hasan dalam Sidang Pleno DSDAPSulawsi Tengah nantinya.

Diantaranya adalah, dampak pe-nambangan emas yang merusak ja-ringan irigasi dan mengganggu pemakaiair irigasi di Daerah Irigasi (DI) Moilongdan DI. Singkoyo. Hal itu juga diperkuatdengan adanya laporan yang disam-

Rapat Dewan SDA Provinsi SultengMenemukan Beberapa IsuStrategis Sebagai AgendaKerja Dewan SDA

Dewan Sumber Daya Air Provinsi (DSDAP) Sulawesi Tengah yangterbentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah No.600/287/PUD-G-ST/2009 tertanggal  30 Juni 2009, saat ini terusmenjalankan aktivitasnya.

10

11

paikan oleh Perkumpulan PetaniPemakai Air (P3A) setempat, yangmenyebutkan adanya limbah yangmencemari air irigasi dan kerusakansaluran irigasi akibat pengoperasiantambang, sehingga mereka berharapperlu diupayakan solusinya untukmenghentikan aktivitas penambangan disana.

Penambangan emas yang cukupmarak di Provinsi Sulawesi Tengah, jugadilaksanakan di Poboya – Kawasan KotaPalu. Bahkan, penambangan emas jugadilaksanakan di dekat Kantor GubernurSulawesi Tengah. Hal ini juga diharap-kan mendapat perhatian.

Catatan lainnya adalah di salahsatu DI telah dimanfaatkan air irigasi-nya untuk pembangkit tenaga listrik. Halitu juga diharapkan dapat dicarikansolusinya, agar tidak mengganggu suplaiair irigasi ke areal persawahan yangada.

Selain itu, ada program JaringanIrigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) danJaringan Irigasi Desa (JIDES) serta pro-gram pembangunan embung dari DinasPertanian Provinsi Sulawesi Tengahyang perlu dikoordinasikan dan di-sinergikan diantara instansi terkait agarkegiatannya dapat terlaksana denganmanfaat optimal.

Kemudian pada tahun 2011, telahdirencanakan pencetakan sawah baruseluas 2.500 Ha, dimana pada tahun2010 juga telah dilaksanakan pen-cetakan sawah baru seluas 1.000 Ha.Hal ini perlu dikordinasikan denganberbagai instansi terkait agar kecukupanpasokan airnya dapat terjamin denganbaik tanpa mengganggu pengguna airyang telah ada sebelumnya.

Juga disampaikan mengenai penyu-sutan lahan sawah akibat penam-bangan emas yang tidak terkendali danpenambangan LNG diatas lahan per-tanian pada DI. Sinorang dan DI.Mentawa, yang keduanya berada diKabupaten Poso.

Catatan berikutnya adalah ben-cana alam banjir yang kerap terjadi diKabupaten Morowali yang menggenangiperumahan penduduk dan persawahandengan lama genangan rata-ratamencapai 2-3 bulan. Banjir yangmerupakan langganan setiap tahun didaerah Trans Togo Mulyo dan Trans

Bunta ini, sebagai akibat dari ketidak-seimbangan antara daya tampungpalung Sungai La’a dengan kondisihidrologinya.

Banjir juga terjadi dan menyebab-kan saluran induk DI. Gumbasa padatahun 2005 dan 2010 tertutup dan jalanporos Palu-Kulawi terganggu dengankerugian diperkirakan Rp. 100 milyar.Banjir ini terjadi dikarenakan DAS SombeLewara kritis, kemiringan sungai lebihdari dua persen, dan keterbatasaninfrastruktur pengendali daya rusak air,serta diperparah dengan banyaknyamasyarakat yang tinggal di tepi sungai.Sungai Sombe Lewara merupakanpenyumbang sedimen tertinggi ke SungaiPalu.

Di Sungai Palu ini marak dilakukanpenambangan bahan galian golongan Cyang menyebabkan dasar sungai disekitar jembatan di Kota Palu turunsekitar empat meter. Akibat penam-bangan pasir tersebut, revetment danbeberapa check dam pada ambrol.Selain itu penetapan sempadan sungaidi sepanjang Sungai Palu juga sangaturgent dilaksanakan.

Ada juga laporan yang menyam-paikan penggunaan air dari jaringanirigasi untuk perikanan darat yangkebanyakan airnya tidak kembali lagike saluran asalnya. Hal tersebut jugapatut untuk dijadikan perhatian AnggotaDSDAP Sulawesi Tengah.

Sementera itu juga disampaikanmengenai database SDA yang terkendaladengan kondisi pos hidrologi, kondisi

sungai, dan prasarana sungainya.Dari beberapa catatan tersebut

diharapkan Pemda perlu berhitung lebihcermat akibat kebijakan investasitambang, sawit, dan hasil hutandikaitkan dengan tingkat kerusakanyang muncul. Sehingga, perlu adaketegasan Pemda untuk mewujudkankomitmen yang terbangun di DSDAPSulawesi Tengah.

sar/sri/ad

12

Pembentukan TKPSDA WSMempertimbangkan Tiga Hal

12

Undang-Undang No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air telah mengamanatkanbahwa Wadah Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada tingkat Wilayah

Sungai dapat dibentuk sesuai dengan ketubuhan pengelolaan SDA pada WS yangbersangkutan. Terdapat tiga hal yang membuat TKPSDA WS menjadi urgen

untuk dibentuk.

Pembentukan TKPSDA WSMempertimbangkan Tiga Hal

Sorotan

13

Demikian disampaikan DirekturJenderal Sumber Daya Air –Kementerian PU yang juga selaku

Sekretaris Dewan SDA Nasional, DR. Ir.Moch. Amron, M.Sc saat memberikansambutan pada acara pengukuhanAnggota TKPSDA WS Arau, Kuranji, Anai,Mangau, Antokan (Akuaman) di KotaPadang – Sumatera Barat (9/12).

Menurut Amron, ketiga hal tersebutadalah tidak berimbangnya antarapasokan air dan kebutuhan di WS,potensi konflik antar pengguna SDA, danpesatnya perkembangan pembangunandi WS yang bersangkutan.

“Berdasarkan ketiga hal tersebut,maka pembentukan Tim KoordinasiPenge-lolaan Sumber Daya Air (TKPSDA)Wilayah Sungai Akuaman sangatdiperlukan. Kita patut bersyukur karenasetelah melalui proses panjang dandemokratis, akhirnya TKPSDA WilayahSungai Akuaman akhirnya terbentukberdasarkan Keputusan Menteri PU No.535/KPTS/M/2010 tanggal 4 Oktober2010,” kata Amron.

WS Akuaman seluas 2881,67 km2meliputi delapan wilayah administrasikabupaten/kota, yaitu KabupatenPadang Pariaman, Kota Padang,Kabupaten Agam, Kota Pariaman, KotaPadang Panjang, Kabupaten PesisirSelatan, Kabupaten Tanah Datar danKabupaten Solok.

Amron menyampaikan, bahwasebagian potensi SDA WS Akuamansebesar 7,3 milyard m3 telah dimanfaat-kan untuk pertanian, air minum, industripariwisata dan perikanan. Potensi airterbesar terdapat pada Daerah AliranSungai (DAS) di WS Akuaman bagiantengah, sedangkan DAS yang terhitungsering mengalami kekurangan airadalah DAS Bt. Arau di Kota Padang.

“Ini yang menjadi pokok per-masalahan ke depan karena DAS-DAS diWS Akuaman ada yang kelebihan air danada yang kekurangan air. Ke depan,tugas kita mengatur bagaimana agar airyang kurang dapat disuplai oleh DASyang airnya berlebih,” ujarnya.

Lebih Lanjut dijelaskan Amron,

bahwa pengelolaan SDA yang baik akanberdampak pada perekonomian danjuga pada sistem lainnya dan sebalik-nya, apabila pengelolaannya tidak baikakan menimbulkan bencana dan konflikantar pengguna SDA.

“Oleh karena itu, agar pengelolaanSDA tersebut dapat menghasilkanmanfaat bagi masyarakat secara opti-mal, diperlukan suatu acuan penge-lolaan terpadu yang disepakati dandilaksanakan oleh pemilik kepentingan(stakeholders),” tegasnya.

Dalam UU No. 7/2004 tentangSumber Daya Air, menurut Dirjen SDA,dikenal sebagai pola pengelolaan SDA.Penyusunan pola pengelolaan SDA ini,harus dilakukan secara terbuka denganmelibatkan berbagai pihak.

“Melalui pembahasan mendalamdan demokratis dalam sidang TKPSDAyang kemudian dijadikan rekomendasidefinitif untuk ditetapkan oleh pihakyang menyatukan berbagai pihak yangberkepentingan, khususnya dalampendayagunaan dan konservasi sumber

13

14

daya air secara terpadu,” jelasnya.Amron juga mengingatkan, bahwa

tugas TKPSDA bukan hanya membahasdan merekomendasikan pola penge-lolaan SDA saja, tetapi masih adabanyak hal yang ditugaskan kepadaTKPSDA berdasarkan peraturan per-undangan yang berlaku, dan umumnyabukan hal yang mudah karena di dalampelaksanaan akan dijumpai berbagaikepentingan yang tidak selalu sejalan.

Dicontohkannya adalah pada Bt.

Antokan di Kabupaten Agam, yang saatini ada investor yang ingin meman-faatkan outlet buangan PLTA Maninjausebagai Pembangkit Listrik Mini Hidro.Padahal di bawah outlet buangan PLTAManinjau ini, terdapat Bendung Antokanyang areal irigasinya adalah 4.200 Ha.

“Sampai saat ini belum ada peng-ajuan SIPA dari Pemerintah DaerahKabupaten Agam ke Menteri PU cq.Dirjen SDA. Hal ini akan menjadi rawankonflik, karena jika nanti terjadi

kekurangan air irigasi Antokan akibatadanya PLTA ini, di khawatirkan akanmenimbulkan masalah baru. Hal iniperlu dibahas dalam sidang-sidangTKPSDA untuk mencari solusi per-masalahan,” ingat Amron, serayamenambahkan, belum lagi masalahbanjir, longsor, penambangan galian Cyang tidak sesuai ketentuan dan lainsebagainya.

Semua ini, menurut Amron, harusdicarikan jalan keluarnya untuk keman-faatan masyarakat banyak. Hal tersebutmerupakan tantangan yang tidak mudahuntuk dilakukan. Namun demikian,dirinya percaya bahwa dengan jiwa dansemangat membangun secara gotongroyong yang diwarisi dari nenek moyangkita, kiranya semua ini Insya Allahdapat dicarikan jalan keluarnya.

ProfesionalSementara itu Gubernur Sumatera

Barat, Marlis Rahman, menyatakan,bahwa seiring dengan kemajuan zaman,tugas-tugas kita semakin hari semakinberat sehingga dituntut lebih profe-sional dalam melaksanakan tugassebagai abdi negara, khususnya dalampelaksanaan pengelolaan SDA.

“Salah satu upaya untuk melak-

15

sanakan tugas tersebut adalah denganmembentuk wadah koordinasi. Karenadengan adanya wadah koordinasi akandapat mengintegrasikan kepentinganberbagai sektor, wilayah dan parapemilik kepentingan dalam pengelolaanSDA,” ujar Marlis.

Menurut Gubernur Sumatera Barat,saat ini Provinsi Sumatera Barat telahmembentuk wadah koordinasi SDA,yaitu Dewan SDA Provinsi SumateraBarat periode 2009-2014 yang sudahmulai menjalankan tugasnya.

“Sekarang kita selangkah lebihmaju, untuk tingkat WS saat ini sudahterbentuk TKPSDA WS Akuaman. Kitajuga berharap akan terbentuk tim-timkoordinasi pengelolaan SDA untuktingkat kabupaten/kota dan WS lainnyasesuai kebutuhan daerah dan WS yangbersangkutan,” katanya.

Selain itu Marlis Rahman meng-harapkan, bahwa pembentukan TKPSDAWS Akuaman dapat meningkatkankoordinasi pengelolaan SDA menjadilebih baik. Pasalnya, TKPSDA WSAkuaman memiliki keanggotaan dariunsur pemerintah dan unsur non-pemerintah dari perwakilan kabupaten/kota di WS Akuaman dengan jumlah yangrelatif seimbang.

“TKPSDA WS Akuaman nantinyaakan tetap berkonsultasi dan berkoor-dinasi dengan Dewan SDA ProvinsiSumatera Barat dalam melaksanakanpengelolaan SDA di provinsi ini. Kedepan kita juga berharap agar semuapermasalahan yang berkaitan denganpengelolaan SDA dapat dicarikan solusipenyelesaiannya, karena sudah adawadah koordinasi yang memfasilitasi-nya,” tutur Gubernur.

Selain jajaran di Pemerintahan

Provinsi Sumatera Barat, turut hadirdalam acara pengukuhan tersebutSekretaris Harian Dewan SDA Nasional,Ir. Imam Anshori, MT dan KasubditKemitraan dan Peran Masyarakat selakuPjs. Kasubdit Kelembagaan, Dit. BinaPenatagunaan SDA, Ditjen SDA –Kementerian PU, Ir. Arung Samudro yangmasing-masing sebagai narasumbersaat sidang pertama TKPSDA WSAkuaman dilaksanakan sesudah acarapengukuhan. jon/faz/ad

16

Sorotan

Pengukuhan dan SidangPerdana TKPSDA WS Citanduy

Hasilkan Beberapa KesepakatanTim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah

Sungai (TKPSDA WS) Citanduy telah dikukuhkan Direktur Bina Penatagunaan SDA (BPSDA) – Ditjen SDA,

Kementerian Pekerjaan Umum (PU), DR. Ir. Djaya MurniWarga Dalam, Dipl. HE, M.Sc mewakili Direktur Jenderal

SDA, di Kota Banjar (20/11).

17

Pembentukan TKPSDA WS Citanduyini sesuai dengan amanat UU No.7 tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air dimana pengelolaan SDA yangmencakup kepentingan lintas sektoraldan lintas wilayah memerlukan keter-paduan tindak untuk menjaga fungsi danmanfaat air  dan sumber air denganmemperhatikan tujuh asas penge-loalaan SDA.

Ketujuh asas tersebut, yaitu asaskelestarian, keseimbangan fungsisosial, lingkungan hidup dan ekonomi,kemanfaatan umum, keterpaduan dankeserasian, keadilan,  kemandirianserta asas transparansi dan akunta-bilitas.

Disamping itu, pembentukanTKPSDA WS Citanduy juga berdasarkanpada Peraturan Menteri PU No. 4/PRT/M/2008 tentang Pedoman PembentukanWadah Koordinasi Pengelolaan SDAPada Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kotadan Wilayah Sungai.

Sebanyak 36 orang Anggota TKPSDAWS Citanduy menghadiri  acara pengu-kuhan tersebut dari jumlah keseluruhan42 anggota berdasarkan KeputusanMenteri PU No. 255/KPTS/M/2010tertanggal 2 Maret 2010 tentangPembentukan TKPSDA WS Citanduy, yangterdiri dari 21 anggota berasal dariunsur pemerintah dan 21 anggota dariunsur non-pemerintah, dengan KetuaTKPSDA WS Citanduy dijabat olehKepala Bappeda Provinsi Jawa Baratdan Ketua Harian oleh Kepala DinasPengelolaan SDA Provinsi Jawa Tengah.

Usai acara pengukuhan, dilanjut-kan dengan pembekalan yang disampai-kan oleh Djaya Murni  dengan menge-tengahkan tema “Konsepsi PengelolaanSDA Berdasarkan UU No. 7 tahun 2004tentang Sumber Daya Air”, SekretarisHarian Dewan SDA Nasional, Ir. ImamAnshori, MT yang menyampaikantentang “Koordinasi Pengelolaan SDA”,dan Kepala Seksi Kelembagaan – Dit.BPSDA, Ir. Sumudikartono, Sp.1  tentang“Pelaksanaan Tugas dan Fungsi TKPSDAWilayah Sungai Citanduy”.

Setelah dilaksanakan pembekalandan tanya jawab, kemudian acaradilanjutkan dengan Sidang PerdanaTKPSDA WS Citanduy yang membahasTata Tertib Sidang dan Tata CaraPengambilan Keputusan, serta pemben-

tukan Komisi-Komisi TKPSDA WSCitanduy.

Berdasarkan hasil diskusi, masu-kan dan perbaikan dari  draft  yang ada,anggota TKPSDA WS Citanduy telahmenyepakati dan menetapkan PeraturanTKPSDA WS Citanduy No. 01/TKPSDA WSCIT/2010 tentang Tata Tertib Sidang danTata Cara Pengambilan KeputusanTKPSDA WS Citanduy, tertanggal 20Nopember 2010.

Juga telah disepakati pembentukandan pemilihan Ketua, Wakil Ketua danSekretaris masing-masing komisi yangmeliputi Komisi Konservasi SDA, KomisiPendayagunaan SDA, dan KomisiPengendalian Daya Rusak Air.

Komisi Konservasi SDA berjumlah13 orang dengan Ketua, Drs. Dadan S,BE, MM berasal dari Dewan PakarKomunitas Peduli Lingkungan, WakilKetua, Kepala Dinas Kehutanan ProvinsiJawa Tengah, dan Sekretaris Ir. Ishak dariYayasan Pelestarian Alam dan Lingku-ngan Hidup Kota Banjar.

Untuk Komisi Pendayagunaan SDAberjumlah 14 orang dengan Ketua,Kepala Dinas Pertanian TanamanPangan Provinsi Jawa Barat, WakilKetua, Kepala Dinas Pertanian TanamanPangan dan Hortikultura Provinsi JawaTengah, serta Sekretaris, H. KudratHeryai, A.Md dari Gabungan Perkum-pulan Petani Pemakai Air (GP3A) MitraCai Jadi Harja Kerja Mukti.

Sedangkan Komisi PengendalianDaya Rusak Air berjumlah 13 orangdengan Ketua, Kepala Balai BesarWilayah Sungai (BBWS) Citanduy, WakilKetua, Kepala Dinas PU KabupatenCilacap dan Sekretaris, Dani DanialMuhkhlis berasal dari CiungwanaraAdventure Trainning.

Sementara untuk rencana kerjaTKPSDA WS Citanduy nantinya akan di-bahas dalam persidangan berikutnya.

faz/ad/tom

18

Nuansa

Wapres ResmikanPersemaian Permanendi CimanggisWakil Presiden Boediono, meresmikan “Persemaian PermanenCimanggis” dalam rangka Bulan Menanam Nasional Tahun 2010yang berlokasi di Unit Pusat Kearsipan KementerianKehutanan(UPKKK), Jl. Raya Bogor, Km 37.2 Desa Jatijajar, Tapos,Depok, Jawa Barat (15/12).

Pada kesempatan tersebut, Boe-diono juga menanam sejumlahpohon kenari bersama Menteri

Kehutanan Zulkifli Hasan, MenteriLingkungan Hidup Gusti MuhammadHatta, Walikota Depok Nur MahmudiIsmail, dan anggota Forum KoordinasiPimpinan Daerah Kota Depok.

Persemaian Permanen Cimanggisini adalah kegiatan produksi bibit, baikmelalui cara vegetatif maupun generatifyang dilaksanakan secara menetapdengan memanfaatkan teknologi mod-ern.

Persemaian ini dibangun olehKementerian Kehutanan bekerjasamadengan mitra kehutanan yang bergerakdibidang usaha hutan tanaman dalammendukung upaya penghijauan lingku-ngan masyarakat pada umumnya dankhususnya wilayah Jabodetabek.

Menempati areal seluas 1,8 hektar,kapasitas produksi bisa mencapai 1-1,5juta batang per tahun. Jenis bibit yangdiproduksi di tempat tersebut, antaralain berbagai jenis kayu-kayuan sepertimahoni, akasia, ekaliptus dan jenisbuah-buahan seperti sukun, mangga,alpukat, dan lain-lain.

Bulan Menanam Nasional tahun2010 merupakan bagian dari gerakanpenanaman dengan tema “PenanamanSatu Milyar Pohon”. Sebelumnya, ber-dasarkan Keputusan Presiden RI Nomor24 Tahun 2008, tanggal 28 novembertelah ditetapkan sebagai Hari MenanamPohon Indonesia (HMPI) dan bulanDesember sebagai Bulan MenanamNasional (BMN).

TargetDalam kesempatan tersebut,

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan,menjelaskan bahwa Bulan MenanamNasional  2010 merupakan bagian darigerakan Penanaman Satu Milyar Pohondimana target ini sudah terlewati.

“Hingga hari ini selama 2010 In-donesia sudah menanam 1,14 milyarbatang pohon. Targetnya pada akhirJanuari jumlah pohon yang ditanammencapai 1,4 milyar pohon. Kuncinyaadalah ketersediaan bibit yang unggul,”kata Zulkifli.

Karena itu, Zulkifli menjelaskan,Kementerian Kehutanan membangunPersemaian Permanen dan Kebun Bibit

19

Rakyat di seluruh Indonesia sebagaiprodusen bibit. Pada 2010, sudahberhasil dibangun 8.000 Kebun BibitRakyat. Sedangkan pada 2011 targetnyaadalah 10.000 kebun Bibit Rakyat.Masing-masing Kebun Bibit Rakyatdapat mampu memproduksi 50.000bibit per tahun.

“Pada akhir 2011, Indonesia akanmemiliki Persemaian Permanen seba-nyak 23 unit yang tersebar di seluruhwilayah. Karena menggunakan teknologitinggi, bibit hasil produksi PusatPersemaian cukup beragam, dari akasia,sengon, ekaliptus, hingga trembesi. Persemaian Permanen juga mampumenghasilkan bibit unggul berkualitas,”jelas Zulkifli.

Perbaikan PembibitanPrioritas perbaikan pembibitan

untuk kegiatan penghijauan mendapatdukungan Wapres Boediono. “Penggu-naan bibit berkualitas tinggi sangatpenting. Jangan sampai tanaman yangsudah tumbuh, nanti di tengah jalanharus diganti lagi karena memakai bibityang buruk,” tutur Wapres dalamsambutannya.

Dalam pandangan Wapres, peng-hijauan kembali Indonesia dan peles-tarian hutan, adalah kepentinganbersama yang harus dijaga. Selainmerupakan komitmen Indonesia kepadamasyarakat internasional, hal ini menu-rut Boediono, juga demi kepentingankita sendiri.

Dalam pergaulan internasional,Indonesia sudah ikut serta dalamberbagai perundingan mengenaipengendalian kualitas lingkungan,terutama di bidang kehutanan. Misal-nya, perjanjian REDD+ dengan Norwegiayang bernilai US$ 1 milyar.

Wapres mengajak semua orangagar jangan hanya melihat pada nilaiuangnya. Dalam konteks pergaulaninternasional, yang lebih pentingdaripada nilai uang adalah semangatuntuk turut berkontribusi menjagadunia. Indonesia tidak bisa lepas daritanggung jawab sebagai penjaga paru-paru dunia.

“Apalagi, komitmen ini juga me-nyangkut kepentingan yang lebih besardaripada kewajiban kepada masyarakatinternasional. Ini adalah kepentingan

anak cucu kita sendiri, baik yang sudahlahir maupun yang belum,” kata Wapres.

Menurut Wapres, sudah menjaditakdir generasi sekarang untuk mena-nam. Bukan sekadar menanam pohon,melainkan juga menanam dalam artiluas. Sementara yang memetik hasilnyakelak adalah generasi mendatang.Generasi sekarang memang belum  bisamenuntut hasil yang maksimal sertamelupakan apa yang akan ditinggalkanuntuk generasi akan datang.

“Kalau sekarang kita hanya menun-tut manfaat yang maksimal untukgenerasi kita sendiri seraya melupakanapa yang kita tinggalkan untuk generasiyang akan datang, itu adalah dosabesar,” tutur Wapres

Bangun ArboretumArboretum atau tempat untuk

mengoleksi tanaman dari seluruh Indo-nesia, akan dibangun di Kota Depok,persisnya di lokasinya PersemaianPermanen Cimanggis di Unit PusatKearsipan Kementerian Kehutanan JalanRaya Bogor KM 37,2, Cimanggis, Depok.

Hal itu disampaikan WalikotaDepok, Nur Mahmudi Ismail seusaiacara peresmian Persemaian PermanenCimanggis oleh Wakil Presiden RI.Menurutnya, saat ini KementerianKehutanan dan Pemkot Depok masihmelakukan pengkajian mengenai luaslahan yang akan dibangun arboretum.

“Arboretum itu nanti dapat dijadi-

kan tempat penelitian dan masyarakatjuga dapat melihat berbagai jenis pohondari seluruh Indonesia. Arboretum itudilakukan untuk mempermudah masya-rakat melakukan penanaman pohonyang bertujuan untuk menjaga kualitaslingkungan hidup,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Sekre-taris Harian Dewan Sumber Daya AirNasional (Dewan SDA Nasional), Ir. ImamAnshori, MT, Kepala Bagian PelayananInformasi – Setwan SDA Nasional, Ir. A.Tommy. M. Sitompul, M.Eng dan bebe-rapa jajarannya turut hadir menyak-sikan acara peresmian ini.

sri/ad/tom

20

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Himpunan AhliTeknik Hidraulik Indonesia (HATHI) ke- 30, HATHI menyelenggarakantanam pohon di Kawasan Sumber Air Citarum Bukit Rumbia,Kampung Cijagong, Desa Sukarame, Kecamatan Pacet, KabupatenBandung – Jawa Barat (19/2).

Dari seluruhnya 1.000 pohon yangakan ditanam, sekitar 900 pohondiantaranya sudah ditanam

sebebelumnya. Sisanya ditanam olehpara anggota HATHI, pemerintahsetempat, para siswa SMP dan SD sertamasyarakat setempat.

Turut menanam dalam acaratersebut Dirjen Sumber Daya Air (SDA) –Kementerian Pekerjaan Umum (PU), DR.

Nuansa

HUT HATHI Ke-30

Menanam PohonMemperbaiki Daerah Hulu

Ir. Moch. Amron, M.Sc selaku KetuaUmum HATHI Pusat yang juga merupakanSekretaris Dewan SDA Nasional, danbeberapa direktur di lingkungan DkitjenSDA, antara lain Direktur Sungai danPantai, Ir. Pitoyo Subandrio, Dipl. HE,Direktur Irigasi dan Rawa, Ir. Imam AgusNugroho, Dipl. HE, Sekretaris HarianDewan SDA Nasional, Ir. Imam Anshori,MT, dan Mantan Direktur Sungai Danau

dan Waduk, Widagdo, beberapa seniorHATHI seperti Mardjono, Soeradji,Kusnaeni serta beberapa anggota HATHIPusat dan Daerah.

Menurut Dirjen SDA, kegiatanmenanam pohon ini untuk mengingat-kan masyarakat, khususnya masyarakatyang berada di daerah hulu agarbersama-sama mencintai lingkungansekitarnya.

21

“Selain itu juga dapat memotivasimasyarakat untuk melakukan hal yangsama, yakni menanam dan memeliharapohon. Mengingat perlunya penanamanpohon sebagai upaya konservasi SDA,baik di hulu maupun di hilir,” ujar Moch.Amron.

Lebih lanjut Amron menjelaskan,bahwa HATHI sebagai organisasi profesimerupakan organisasi yang sangat aktifdan konsisten terhadap visi danmisinya. Pengelolaan sumber daya alamtermasuk air, seperti dukungan terhadapketahanan pangan, kekeringan, banjirdan perubahan iklim merupakantantangan yang perlu duhadapi.

“Sesuai dengan cita-cita HATHIyakni lebih memberikan konstribusi danpemanfaatan yang luas bagi masya-rakat. Umpamanya saja, tiga opsi dalammengatasi banjir yakni memindahkanair dari masyarakat, memindahkanmasyarakat dari air atau masyarakathidup harmonis bersama air,” jelasAmron.

Hal lain yang bisa dilakukan dalam

penanganan masalah air, menurutAmron, yakni dengan menanam tana-man yang hemat air. Sebagai contoh,menanam padi System of Rice Inten-sification(SRI) yang dapat menghemat airhingga 45% dan dapat meningkatkanproduksi padi.

“Untuk mendukung ketahananpangan, Pemerintah pada tahun 2011mengalokasikan dana sekitar Rp. 4,5triliun untuk membangun sekitar 62buah Daerah Irigasi (DI) baru, mem-perbaiki 115 ribu Ha irigasi danmengoperasikan 2,3 juta ha daerahirigasi,” ujarnya.

Ke depan, HATHI akan terus ber-upaya mendukung program pemerintahdalam memelihara dan mengelolasumber daya alam terutama sumberdaya air.

Kawasan HijauSementara itu pada kesempatan

yang sama, Direktur Sungai dan Pantai,Ir. Pitoyo Subandrio, Dipl. HE mengata-kan, bahwa salah satu upaya mengelola

air adalah dengan mengembalikankawasan hijau, baik di hulu maupun dihilir.

Kawasan hulu menjadi tempatpenampungan air dan menjadi tumpuanmasyarakat di hilir. Pohon-pohon yangditanam di hulu akan mengikat airdengan baik dan pada saat musimkemarau air dapat dimanfaatkan.

“Kami juga tengah melakukanrevitalisasi Citarum Hulu. Anak-anakSungai Citarum dikelola denganpinjaman dari Jepang. Kini sudahdimulai perencanaanya dan pengelo-laannya dilakukan oleh Balai BesarWilayah Sungai (BBWS) Citarum,” ujarPitoyo.

Kegiatan lain yang akan dilakukanpemerintah adalah memanfaatkan 18titik bekas aliran Sungai Citarumsebagai long storage (tampungan airyang panjang). Selain sebagai tampu-ngan air, tempat tersebut juga dapatdimanfaatkan bagi masyarakat sebagaitempat pembudidayaan ikan.

gml/jon/faz/ad

22

HEMAT BELANJA, HEMAT AIRMengusung tema “Save the Water” Sekretariat Dewan Sumber Daya Air

Nasional (Dewan SDA Nasional) menyosialisasikan kepada masyarakatmelalui kegiatan pameran di Botanical Square – Bogor pada Desember 2010.

Kegiatan yang berlangsung selamatiga hari tersebut, selain di-pamerkan hal-hal yang terkait

dengan air dan wadah koordinasipengelolaan SDA yaitu Dewan SDANasional, juga disertai dengan kegiatantalk show.

Dengan nara sumber AnggotaDewan SDA Nasional dari unsur non-Pemerintah, Ir. Achmadi Partowijoto,CEA (Kemitraan Air Indonesia/KAI) danSekretaris Harian Dewan SDA Nasional,Ir. Imam Anshori, MT serta pembawaacara Okkie Agustina dan Igor, talk showyang dilaksanakan itu banyak menyedotperhatian para pengunjung mal ter-besar di Kota Hujan tersebut.

Berbagai pernyataan dan infor-masi yang disampaikan nara sumberdan disertai dengan joke-joke daripembawa acara telah mengundangbanyak pengunjung untuk memberikanpertanyaan, tanggapan maupun masu-

22

Aneka

23

kannya berkaitan dengan air.Umpamanya saja ada pertanyaan,

bagaimana cara untuk menghemat air ?Dengan bergurau, Okkie menyampaikanbahwa untuk menghemat air itu salahsatunya adalah kalau mandi janganberlama-lama.

“Kalau kita mandi jangan sambilbernyanyi dan kalau lagi berkeramasjuga krannya harus dimatikan terlebihdahulu. Terus saat menggosok gigi,sebaiknya kran juga harus dimatikan.Jangan kran dibuka terus. Sayang kanairnya tidak digunakan,” kata Okkie.

Menanggapi hal tersebut, AchmadiPartowijoto menyampaikan, ada tigafaktor penting yang perlu diperhatikan.Faktor tersebut adalah kesadaran, sikapdan motivasi untuk menghemat air. Iamencontohkan bahwa closet yangsekarang ada dua tombolnya, yaituuntuk Buang Air Besar (BAB) dan BuangAir Kecil (BAK).

“Dengan mempergunakan keduacloset tersebut, kita dapat menghematair. Karena fungsi kedua closet tersebutamat berbeda. Disini kita bisa melaku-kan hemat air,” kata Achmadi.

Sedangkan Imam Anshori menam-bahkan, bahwa salah satu kiat untukmenghemat air adalah dengan berhematbelanja. Karena dengan berhematbelanja, kita juga berhemat air. Produk-produk yang kita beli itu, menurut Imam,pembuatannya menyita banyak air.

“Misalnya saja sepasang sepatukulit, untuk memproduksinya diperlukansekitar 8.000 liter air. Begitu juga dengankertas, baju dan lain sebagainya,diperlukan air yang tidak sedikit untukmemproduksinya. Sebaliknya meng-hemat air juga berarti mengurangipengeluaran rumah tangga kita,” kataImam.

tim

“Misalnya saja sepasang sepatu kulit, untukmemproduksinya diperlukan sekitar 8.000 liter air. Begitujuga dengan kertas, baju dan lain sebagainya, diperlukan

air yang tidak sedikit untuk memproduksinya.”

Imam Anshori

24

Gulma di Danau Limboto,Provinsi Gorontalo