daftar isi - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_violet.pdf · artikel ilmiah hasil...

19
VOLUME 12 NOMOR 32 EDISI SEPTEMBER 2011 TAHUN XII ISSN 1412-4645 Media Publikasi Ilmiah Ilmuwan dan Praktisi Rimbawan KADAR EKSTRAKTIF BATANG BROTOWALI (Tinospore crispa) YANG TUMBUH DI DAERAH RAWA DAN DAERAH BUKIT DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Diana Ulfah & Rudy Fitrajaya KETEGUHAN PATAH PAPAN LAMINA Acacia mangium Willd DENGAN SAMBUNGAN MENJARI DAN LIDAH ALUR Muhammad Faisal Mahdie BUDIDAYA TABAT BARITO (Ficus deltoidea JACK) SECARA STUMP DENGAN VARIASI PERLAKUAN MEDIA TANAM DAN PUPUK ORGANIK NASA Yudi. F. Arifin, Eny. D. Pujawati, Muhammad Aqla KADAR TANIN BIJI PINANG (Areca catechu L.) DARI PLEIHARI Trisnu Satriadi RENDEMEN DAN MUTU MINYAK NILAM ACEH (Pogostemon cablin BENTH) DI WILAYAH KECAMATAN BUKIT BATU, KOTA PALANGKA RAYA, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Violet & Nuwa KAJIAN POTENSI KETERSEDIAAN SUMBERDAYA AIR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI SEBELIMBING KABUPATEN KOTABARU Karta Sirang SIFAT FISIKA PAPAN SEMEN PARTIKEL PELEPAH RUMBIA (Metroxylon sagus Rottb) Gt. A. R. Thamrin ANALISIS PENGERINGAN TIGA JENIS KAYU TERHADAP PENYUSUTAN VOLUMETRIS SORTIMEN BOARD DAN SQUARES Henni Aryati RENDEMEN TEPUNG BUAH NIPAH (Nyfa fruticans Wurmb) BERDASARKAN JARAK TEMPAT TUMBUH Fatriani, Noor Mirad Sari & M. Noor Mashudi 109 117 125 132 136 150 156 166 171 DAFTAR ISI

Upload: lamcong

Post on 22-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

VOLUME 12 NOMOR 32 EDISI SEPTEMBER 2011 TAHUN XII ISSN 1412-4645

Media Publikasi Ilmiah Ilmuwan dan Praktisi Rimbawan

KADAR EKSTRAKTIF BATANG BROTOWALI (Tinospore crispa) YANG TUMBUH DIDAERAH RAWA DAN DAERAH BUKIT DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARADiana Ulfah & Rudy Fitrajaya

KETEGUHAN PATAH PAPAN LAMINA Acacia mangium Willd DENGAN SAMBUNGANMENJARI DAN LIDAH ALURMuhammad Faisal Mahdie

BUDIDAYA TABAT BARITO (Ficus deltoidea JACK) SECARA STUMP DENGAN VARIASIPERLAKUAN MEDIA TANAM DAN PUPUK ORGANIK NASAYudi. F. Arifin, Eny. D. Pujawati, Muhammad Aqla

KADAR TANIN BIJI PINANG (Areca catechu L.) DARI PLEIHARITrisnu Satriadi

RENDEMEN DAN MUTU MINYAK NILAM ACEH (Pogostemon cablin BENTH) DI WILAYAHKECAMATAN BUKIT BATU, KOTA PALANGKA RAYA, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHViolet & Nuwa

KAJIAN POTENSI KETERSEDIAAN SUMBERDAYA AIR DI DAERAH ALIRAN SUNGAISEBELIMBING KABUPATEN KOTABARUKarta Sirang

SIFAT FISIKA PAPAN SEMEN PARTIKEL PELEPAH RUMBIA (Metroxylon sagus Rottb)Gt. A. R. Thamrin

ANALISIS PENGERINGAN TIGA JENIS KAYU TERHADAP PENYUSUTAN VOLUMETRISSORTIMEN BOARD DAN SQUARESHenni Aryati

RENDEMEN TEPUNG BUAH NIPAH (Nyfa fruticans Wurmb) BERDASARKAN JARAKTEMPAT TUMBUHFatriani, Noor Mirad Sari & M. Noor Mashudi

109

117

125

132

136

150

156

166

171

DAFTAR ISI

Page 2: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

PERFORMANSI SISTEM AGROFORESTRI TRADISIONAL DI DESA TELAGA LANGSAT,KABUPATEN BANJARAdistina Fitriani & Hamdani Fauzi

ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU GALAM(Melaleuca leucadendron Linn) DAN TEMPURUNG KEMIRI (Aleurites moluceana Wild)Lusyiani

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PETERNAKAN LEBAH MADU TERHADAPPENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA MUARA PAMANGKIH KAB. HULU SUNGAITENGAHRosidah R Radam

KONTRIBUSI SISTEM AGROFORESTRI TRADISIONAL DALAM MENDUKUNGEKSISTENSI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA (Studi di Desa Sungai Langsat,Kabupaten Banjar)Asysyifa

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADASEKRETARIAT DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN, DEPARTEMENKEHUTANANTitien Maryati

175

186

195

201

210

Page 3: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

KATA PENGANTAR

Salam Rimbawan,

Jurnal Hutan Tropis Borneo Nomor 32 Edisi September 2011 kali ini menyajikan 15 buahartikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya hutan.

Diana Ulfah & Rudy Fitrajaya meneliti kandungan ekstraktif Batang Brotowali berdasarkan letakbatang (pangkal, diantara pangkal dengan tengah, tengah, diantara tengah dengan ujung, dan ujung)yang tumbuh di daerah rawa dan daerah bukit.

Muhammad Faisal Mahdie menemukan bahwa nilai Keteguhan patah (MoR) papan lamina Aca-cia mangium Willd perlakuan sambungan menjari lebih baik daripada pola sambungan lidah alur,dengan nilai rata-rata 155,730 kg/cm2. Sedangkan nilai MoR rata-rata untuk papan sambunganlidah alur adalah 82,947 kg/cm2. Nilai MoE dipengaruhi oleh kadar air dan luas bidang perekatan.

Hasil penelitian Yudi Firmanul Arifin, Eny Dwi Pujawati, dan Muhammad Aqla terhadap budidayacabutan anak alam Tabat barito (Ficus deltoidea Jack) yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuanmedia top soil lebih baik dibandingkan dengan media pasir pada parameter tinggi dan jumlah daun.Perlakuan pemberian pupuk organik cair NASA hanya dapat meningkatkan pertambahan jumlahdaun.

Ekstraksi untuk mendapatkan tanin dilakukan oleh Trisnu Satriadi dengan menggunakan duamacam pelarut yaitu air dan aseton. Kadar tanin dengan pelarut air adalah 17,97% dan asetonadalah 19,04%. Tingginya kadar tanin ini merupakan potensi untuk dimanfaatkan menjadi produkseperti perekat kayu.

Adistina Fitriani meneliti sistem agroforestri di desa Sungai Langsat terdiri dari satu sistemagroforestri, yaitu sistem agrisilvikultur dengan dua sub sistem, yakni sub sistem agroforestri kebunkaret dan kebun buah campuran. Sementara itu Asysyifa meneliti dari aspek ekonomi ternyatakontribusi yang diberikan kebun agroforestri yang terdapat di Desa Sungai Langsat terhadappendapatan masyarakat cukup besar, yaitu rata-rata 53,31%.

Rosidah meneliti produktivitas lebah madu di Desa Muara Pamangkih Kecamatan Labuan AmasUtara rata-rata sebesar 5,32 botol/sarang dengan kontribusi terhadap pendapatan masyarakat petanipenuai sebesar 83%.

Lusyiani meneliti pengaruh komposisi campuran kayu galam dengan tempurung kemiri terhadapbriket arang yang dihasilkan mempunyai sifat fisik dan kimia sebagai berikut : rata-rata kadar air7,949%, rata-rata kadar abu 2,855%, rata-rata kadar zat terbang 29,510%, rata-rata karbon sisa67,652%, rata-rata kerapatan 0,779 gram/cm3, dan rata-rata nilai kalor 6202,6594 cal/gram.

Rendemen minyak nilam yang dihasilkan dari daun dan tangkai nilam pada beberapa lamawaktu pengeringanginan, serta mengetahui mutu minyak nilam yang dihasilkan dari daun dan tangkainilam yang dikembangkan petani di wilayah Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, Provinsi

Page 4: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

Kalimantan Tengah diteliti oleh Violet dan Nuwa

Di akhir tulisan, Titien Maryati meneliti pengaruh kecerdasan emosi baik secara parsial maupunsimultan terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Direktur Jenderal Planologi Kehutanan, yangternyata berpengaruh nyata.

Semoga hasil penelitian tersebut dapat menjadi input yang bermanfaat bagi pembaca untukdikembangkan di kemudian hari. Selamat Membaca

Banjarbaru, September 2011 Redaksi,

Page 5: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan
Page 6: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

136

Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 32 September 2011 ISSN 1412-4645

RENDEMEN DAN MUTU MINYAK NILAM ACEH (Pogostemon cablinBENTH) DI WILAYAH KECAMATAN BUKIT BATU, KOTA PALANGKA

RAYA, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHYIELD AND QUALITY OF NILAM ACEH OIL (Pogostemon Cablin

BENTH) ON BUKIT BATU DISTRICT, PALANGKA RAYA CITY, CENTRALKALIMANTAN PROVINCE

VIOLET1) & NUWA1)

1)Program Studi Teknologi Hasil Hutan Fakultas KehutananUniversitas Lambung Mangkurat

Jl.A.Yani KM 36 Kotak Pos 19 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

ABSTRACT. The purpose of this research is to know the patchouli oil yield resulting from the leaf andstalk patchouli on some long time pengeringanginan, as well as knowing the quality of patchouli oil isproduced from the leaves and stalk patchouli developed farmer in Stone Hill subdistrict, Palangkaraya,Central Kalimantan province. Treatment time drying harnessed the wind against the leaves and stalkspatchouli until certain standard can increase rendemen patchouli oil produced . On treatment timedrying by utilizing the wind against leaves in four days produce rendemen highest least % and on astalk for eight days has produced rendemen highest 3.78 % then decline by the longer time drying .Rendemen lowest is treatment without drying ( control ) good on leaves and on a stalk namely each of1,4 % and 1.16 % . Treatment utilizing wind drying time of leaves and stalk a certain extent patchoulican increase levels of patchouly oil patchouli alcohol produced. Treatment utilizing wind drying time for8 days resulted in the highest levels of patchouly alcohol of the same kind on the leaves (31.48%) andstalk (29,71%) and then decreases with the longer drying time utilizing wind. The lowest levels ofpatchouly is on alcohol without treatment (control) of drying both on the leaves or stalks that each of22,94% and 19,73%. Based on the nature of the physical and chemical characteristics of patchouli oil(color, optical rotation, weights, types of refractive index and levels of patchouly alcohol) from the leafand stalk, that the quality of the oil produced on patchouli without treatment (control) of drying windsrelatively low compared the quality of patchouli oil drying treatment on agin, and qualify based onpatchouli oils quality SNI No. 06-2385-1991

Keywords : patchouli, drying wind, distillation, yield

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rendemen minyak nilam yang dihasilkan daridaun dan tangkai nilam pada beberapa lama waktu pengeringanginan, serta mengetahui mutu minyaknilam yang dihasilkan dari daun dan tangkai nilam yang dikembangkan petani di wilayah KecamatanBukit Batu, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Perlakuan waktu pengeringanginandaun dan tangkai nilam sampai taraf tertentu dapat meningkatkan rendemen minyak nilam yangdihasilkan. Pada perlakuan waktu pengeringanginan daun selama 4 hari menghasilkan rendemen tertinggi5,17% dan pada tangkai selama 8 hari menghasilkan rendemen tertinggi 3,78% kemudian menurundengan semakin lama waktu pengeringanginan. Rendemen terendah adalah perlakuan tanpapengeringanginan (kontrol) baik pada daun maupun pada tangkai yaitu masing-masing sebesar 1,4%dan 1,16%. Perlakuan waktu pengeringanginan daun dan tangkai nilam sampai taraf tertentu dapatmeningkatkan kadar patchouly alcohol minyak nilam yang dihasilkan. Pada perlakuan waktu penge-ringanginan selama 8 hari menghasilkan kadar patchouly alcohol tertinggi yang sama baik pada daun(31,48%) maupun tangkai (29,71%) kemudian menurun dengan semakin lama waktu pengeringanginan.

Page 7: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

137

Violet,dkk: Rendemen Mutu Minyak ..... (32): 136-149

PENDAHULUAN

Minyak atsiri termasuk salah satu hasil hutannon kayu, pada dewasa ini sudah banyakdiusahakan untuk diperdagangkan baik di dalamnegeri maupun sebagai komoditi ekspor, mem-punyai prospek cukup cerah untuk ditingkatkanpengusahaannya. Sebagai komoditi ekspor, dalamlima tahun terakhir telah meningkatkan devisanegara mencapai US$ 51,9 juta dengan 77 negaratujuan ekspor. Singapura dan Amerika Serikatadalah dua negara penyerap terbesar eksporminyak atsiri dari Indonesia dan telah menyumbangdevisa masing-masing sebesar US$ 20 juta danUS$ 10 juta/tahun (Badan Pengembangan IndustriNasional, 2002). Berdasarkan data eskpor minyakatsiri, permintaan terbesar adalah minyak atsiriyang berasal dari minyak nilam (patchouly oil)yaitu mencapai sebesar 60% (Adijaya, 2002).Badan Pengembangan Ekspor Nasional (2002)mengemukakan kebutuhan minyak nilam di pasardunia berkisar antara 1.100 – 1.200 ton/tahun,sedangkan pasokan minyak nilam saat ini kuranglebih 900 ton/tahun sehiingga masih terdapatpeluang pasar yang cukup besar yaitu kurang lebih300 ton/tahun. Diperkirakan pada masa men-datang permintaan terhadap minyak nilam olehpasar dunia terus semakin meningkat sejalandengan semakin meningkatnya kebutuhan olehindustri-industri yang menggunakan minyak nilam.

Besarnya permintaan terhadap minyak nilamdisebabkan kebutuhannya secara kontinyu dalamindustri kosmetik, parfum dan sabun (Sudaryanidan Sugiharti, 1990). Penggunaan minyak nilamdalam industri-industri adalah karena sifatnya yang

sangat fiksatif terhadap pewangi lain (Nurdjanahdan Marwati, 1998).

Sejak awal tahun 2003 di Kalimantan Tengahdilaksanakan program pengembangan nilam olehpetani pada lahan kering di beberapa lokasi, dian-taranya di wilayah Kecamatan Bukit Batu (KotaPalangka Raya), di wilayah Kecamatan Cempaga,Kecamatan Parenggean dan Kecamatan Kota-besi, (Kabupaten Kotawaringin Timur). Produksiminyak nilam yang dihasilkan, pada saat inidiantaranya dijual melalui Koperasi Unit Desa(KUD) setempat dan pedagang pengumpuldengan harga berkisar antara Rp. 145.000 –180.000,-/liter. Harga minyak nilam yang dihasilkanmasih sangat murah dibandingkan harga minyaknilam di Pulau Jawa dan Sumatera yang mencapaiRp. 245.000,-/liter (Dinas Perkebunan DaerahTingkat I Provinsi Kalimantan Tengah, 2002).

Salah satu penyebab rendahnya harga minyaknilam di Kalimantan Tengah adalah rendahnyamutu minyak nilam yang dihasilkan, karena masihbelum dilakukannya penanganan hasil panennilam secara baik sebelum penyulingan, sepertidilakukan pengeringan. Perlakuan terhadap daunnilam yang dilakukan petani adalah dengan dijemur3-4 hari kemudian langsung disuling.

Penelitian cara pengeringanginan terhadaphasil panen nilam sebelum penyulingan merupa-kan salah satu alternatif yang dapat dilakukandalam upaya meningkatkan mutu sekaligus me-ningkatkan rendemen minyak nilam yang diha-silkan. Guenther (1949, dalam Nurdjanah dan Mar-wati, 1998) mengemukakan bahwa rendemen danmutu minyak nilam dipengaruhi oleh penangananhasil panen sebelum disuling dan proses penyu-

Kadar patchouly alcohol terendah adalah pada perlakuan tanpa pengeringanginan (kontrol) baik padadaun maupun pada tangkai yaitu masing-masing sebesar 22,94% dan 19,73%. Berdasarkan sifat fisikdan kimia dari karakteristik minyak nilam (warna, putaran optik, bobot jenis, indeks bias dan kadarpatchouly alcohol) dari daun dan tangkai, bahwa mutu minyak nilam yang dihasilkan pada perlakuantanpa pengeringanginan (kontrol) tergolong rendah dibandingkan mutu minyak nilam pada perlakuanpengeringanginan, dan memenuhi syarat mutu minyak nilam berdasarkan SNI No. 06-2385-1991.

Kata kunci: Nilam, Pengeringanginan, Penyulingan, Minyak, Rendemen

Penulis untuk korespondensi: e-mail [email protected]

Page 8: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

138

Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 32, Edisi September 2011

lingan. Menurut Hobir, Nuryani, Emyzar dan Ang-graeni (2003) selain rendemennya rendah, minyaknilam yang dihasilkan dari daun yang masih segarmemiliki mutu rendah, aromanya kurang tajam danberbau tidak enak. Trilief (1980) mengemukakanpengeringan terhadap bahan nilam (daun dantangkai) adalah salah satu cara penanganan hasilpanen nilam sebelum disuling sangat menentukanbesarnya kadar patchouly alcohol yang merupa-kan komponen terbesar dalam minyak nilam, dansalah satu faktor penentu mutu minyak. Dikemu-kakan oleh Hernani, Suhadi Hardjo, Nurdjanah danIrfan (1989) pengeringan bahan yang tidak meng-gunakan cahaya secara langsung lebih baik hasil-nya dibandingkan dengan cara penjemuran.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuirendemen minyak nilam yang dihasilkan dari daundan tangkai nilam pada beberapa lama waktupengeringanginan, serta mengetahui mutu minyaknilam yang dihasilkan dari daun dan tangkai nilamyang dikembangkan petani di wilayah KecamatanBukit Batu, Kota Palangka Raya, Provinsi Kaliman-tan Tengah.

Manfaat hasil penelitian adalah memberikaninformasi dan sebagai dasar pertimbangan dalamupaya penanganan hasil panen daun dan tangkainilam dengan cara pengeringanginan sebelumpenyulingan, sehingga dapat menghasilkan ren-demen dan mutu minyak nilam terbaik.

Hipotesis penelitian adalah perlakuan penge-ringanginan sebelum penyulingan dapat mening-katkan rendemen dan mutu minyak yang diha-silkan dari daun dan tangkai nilam.

METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di duatempat yaitu pengambilan bahan dan perlakuanpengeringanginan daun dan tangkai nilam sertapenyulingannya bertempat di lokasi penyulinganminyak nilam di Km. 38 di wilayah KecamatanBukit Batu, Kota Palangka Raya, Provinsi Kali-mantan Tengah. Analisis terhadap mutu minyaknilam yang dihasilkan dilakukan di LaboratoriumBALITTRO Bogor.

Waktu pelaksanaan penelitian selama tigabulan, yaitu dimulai dengan pembuatan para-para(tempat pengeringanginan), penyiapan kayu bakarserta pengeringan, kemudian dilanjutkan denganperlakuan pengeringanginan dan penyulinganminyak nilam serta analisis mutu minyak nilam diLaboratorium.

Daun dan tangkai nilam yang digunakan dalampenelitian ini diperoleh dari kebun milik 1 orangpetani nilam yang bernama Bapak Asep, denganluas 4 Ha, varietas Aceh berumur 6 bulan, diwilayah Kecamatan Bukit Batu, Kota PalangkaRaya, Provinsi Kalimantan Tengah.

Untuk penyulingan digunakan air dan kayubakar, sedangkan bahan kimia yang digunakanuntuk keperluan analisis mutu minyak nilam diLaboratorium, terdiri dari Aseton, Larutan SukrosaAnhidrat murni berkonsentrasi 26,00 g Sukrosaper 100 ml air, Etanol, Larutan Pembanding (0,5ml larutan Perak Nitrat ± 1 ml larutan Natrium Khlo-rida, 0,0002 N), Etanol 90% (v/v) pada 200C yangbaru dinetralkan dengan larutan Kalium Hidroksida,dengan menggunakan indikator Fenol Merah, Ka-lium Hidroksida, larutan baku untuk velumetric 0,1N dalam Etanol, Larutan Fenol Merah dalamalkohol (0,04 g Fenol Merah dalam 100 ml larutanEtanol 20%), Larutan Asam Khlorida 0,5 N.

Alat penyulingan minyak nilam yang digunakanterdiri dari Ketel penyulingan (octar) berbentuk silin-der yang terbuat dari bahan anti karat atau stainlessteel, pada bagian atas ketel terdapat sebuah pipayang mengalirkan uap ke alat pendingin, dengankapasitas ketel 20-25 kg untuk satu kali penyu-lingan. Alat pendingin, berupa pipa yang panjangatau berbentuk spiral berfungsi sebagai pendingin.Bak pemisah cairan yang memisahkan denganair. Ketel uap, tempat merebus air untuk meng-hasilkan uap yang dihubungkan ke ketel penyu-lingan. Botol tempat penyimpanan minyak nilam.

Alat-alat yang digunakan untuk keperluananalisis mutu minyak nilam di Laboratorium, terdiridari Neraca Analitik, Pemangsa air yang diper-tahankan pada 200C ± 0,20C, Piknometerberkapasitas 50 ml, Thermometer yang telahdistandarkan, Refraktometer, Water bath atau alat

Page 9: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

139

Violet,dkk: Rendemen Mutu Minyak ..... (32): 136-149

untuk mempertahankan suhu, Cahaya natrium/lampu, Polarimeter dengan presisi ± 0,030C (± 2),Lampu uap Natrium atau alat lain yang meng-hasilkan sinar monokhoromatik dengan panjang-gelombang 589,3 ± 0,3 mm, Tabung polerimeterberukuran 200 ± 0,05 mm, Buret dengan skalaterbagi dalam 1/10 mm atau buret standar kapa-sitas 5 ml, Gelas ukur tertutup 1 ml, Tabung reaksi,Labu saponigisikasi kapasitas 100-250 ml, dengandasar bulat terbuat dari kaca tahan alkali, dilengkapidengan sebuah pipa kaca yang panjangnya pal-ing sedikit 1 m dan diameter bagian dalam palingsedikit 1 cm, pipa ini digunakan sebagai pendiinginrefluks pada penentuan bilangan ester, Gelas ukurkapasitas 5 ml, Refluks, Pipet standar kapasitas25 ml.

Penelitian ini terdiri dari 2 seri percobaanperlakuan waktu pengeringaningan masing-ma-sing terhadap daun dan tangkai nilam. Rancanganpercobaan yang digunakan adalah RancanganAcak Lengkap (RAL) dan dilaksanakan sebanyak3 kali ulangan.

Perlakuan waktu pengeringan (P) terdiri dari 6taraf, yaitu :1. PO = Tanpa dikeringangin2. P1 = Dikeringangin 2 hari3. P2 = Dikeringangin 4 hari4. P3 = Dikeringangin 6 hari5. P4 = Dikeringangin 8 hari6. P5 = Dikeringangin 10 hari

Persamaan linear aditif Rancangan AcakLengkap yang digunakan dalam penelitian ini(Gomez dan Gomez, 1983) adalah :

Yjk = μ + Pj + ÓjkDimana :Yjk = Nilai pengamatanμ = Nilai tengah umumPj = Pengaruh perlakuan waktu pengeringan ginan taraf ke-jÓjk = Galat percobaan

Dengan demikian, pada penelitian ini terdapat{(6 taraf perlakuan pengeringanginan x 2 seripercobaan) x 3 ulangan} = 36 satuan percobaan.

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan waktupengeringanginan terhadap data hasil penga-

matan rendemen minyak dan karakteristik minyaknilam (bobot jenis, indeks bias, dan kadarpatchouly alcohol) dilakukan uji F pada taraf 1%dan 5%. Bilamana perlakuan waktu penge-ringanginan berpengaruh nyata, maka untukmengetahui perbedaan pengaruh antara tarafperlakuan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf5% dan uji BNJ pada taraf 5%.

Untuk penetapan mutu minyak nilam yangdihasilkan, dilakukan dengan cara membanding-kan data sifat fisik dan kimia karakteristik minyaknilam hasil pengamatan dengan syarat mutuminyak nilam berdasarkan SNI (1991) dengannomor 06-2385-1991.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rendemen

Data hasil pengamatan rendemen minyak daridaun nilam untuk setiap perlakuan waktu penge-ringanginan, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan RendemenMinyak (%) dari Daun Nilam

(Table 1.The results of the observation Oil Yield(%) from patchouli Leaf)

Berdasarkan uji Normalitas Liliefors terhadaprendemen minyak daun nilam diketahui bahwa nilaiLi max = 0,0844 < Li tabel 0,05 (18) = 0,2000 yangmenyatakan bahwa data menyebar normal.Sedangkan hasil analisis ragam terhadap datahasil pengamatan rendemen minyak nilam daridaun dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 10: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

140

Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 32, Edisi September 2011

Tabel 2. Analisis Ragam terhadap Data HasilPengamatan Rendemen Minyak dariDaun Nilam

(Table 2. ANOVA of Observation of the ResultsData from the leaves of Patchouli OilYield)

Keterangan : ** = Berpengaruh sangat nyata KK = 14,15%

Data hasil pengamatan rendemen minyak daritangkai nilam untuk setiap perlakuan, dapat dilihatpada Tabel 3.

Tabel 3. Data Hasil Pengamatan RendemenMinyak (%) dari Tangkai Nilam

(Table 3.Oil Yield Outcomes Data (%) of the StalkPatchouli)

Berdasarkan uji Normalitas Liliefors terhadaprendemen minyak tangkai nilam diketahui bahwanilai Li max = 0,0782 < Li tabel 0,05 (18) = 0,2000,yang menyatakan bahwa data menyebar normal.Sedangkan hasil analisis ragam terhadap datahasil pengamatan rendemen minyak nilam daritangkai, dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Analisis Ragam terhadap Data HasilPengamatan Rendemen Minyak dariTangkai Nilam

(Table 4. ANOVA of Data Observation Results ofPatchouli Oil Yield Stalk)

Keterangan : ** = Berpengaruh sangat nyata KK = 14,11%

Hasil analisis ragam pada Tabel 2 dan 4,menunjukkan perlakuan waktu pengeringanginandaun dan tangkai nilam berpengaruh sangat nyataterhadap rendemen minyak yang dihasilkan. Hasiluji DMRT pada taraf 5% terhadap rata-ratarendemen minyak yang dihasilkan dari daun dantangkai nilam terhadap pengaruh perlakuan waktupengeringanginan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-Rata Rendemen Minyak dari Daundan Tangkai Nilam

(Table 5.The average rendemen of patchouli oilof the leaves and stalks)

Keterangan : Angka rata-rata pada masing-masingkolom yang diikuti huruf sama menyatakan tidakberbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

Perlakuan waktu pengeringanginan sampaitaraf tertentu dapat meningkatkan rendemenminyak yang dihasilkan dari daun dan tangkainilam, kemudian menurun dengan semakin lamawaktu pengeringanginan. Rendemen minyaknilam yang dihasilkan dari daun dan tangkaipengaruh waktu pengeringanginan selama0,2,4,6,8,10 hari masing-masing sebesar 1,44%;2,82%; 5,17%; 4,22%; 4,11%; 3,42%; dan 1,16%;2,15%; 3,32%; 3,46%; 3,78%; 2,12%.

Pengaruh perlakuan waktu pengeringanginanselama 4 hari terhadap daun menunjukkan ren-demen minyak tertinggi yaitu sebesar 5,17% ber-beda nyata dibandingkan dengan rendemenminyak yang dihasilkan pada pengaruh perlakuanlainnya, kecuali terhadap rendemen minyak padapengaruh perlakuan waktu pengeringanginanselama 6 hari yaitu sebesar 4,22%. Pengaruh per-lakuan waktu pengeringanginan selama 8 hari ter-hadap tangkai menunjukkan rendemen minyak ter-tinggi yaitu sebesar 3,78% berbeda nyata diban-dingkan dengan rendemen minyak yang dihasilkanpada pengaruh perlakuan waktu pengeringanginan

Page 11: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

141

Violet,dkk: Rendemen Mutu Minyak ..... (32): 136-149

selama 4 dan 6 hari yaitu masing-masing sebesar3,32% dan 3,46%.

Pengaruh yang ditunjukkan oleh perlakuanwaktu pengeringanginan terhadap rendemenminyak yang dihasilkan dari daun dan tangkainilam disebabkan karena pengeringanginan yangdilakukan mengakibatkan terjadinya penipisandinding-dinding sel daun dan tangkai nilam se-hingga sel-sel lebih mudah ditembus uap. Irfan(1989) mengemukakan bahan berupa daun dantangkai nilam setelah dipotong-potong sebaiknyadijemur atau dikeringangin terlebih dahulu, agardiperoleh rendemen minyak yang lebih baik. Hobir,dkk (2003) mengemukakan penyulingan daun se-gar akan menghasilkan rendemen minyak rendah.Sel-sel yang mengandung minyak hanya sedikitterdapat di permukaan daun dan lebih banyakterdapat pada bagian dalam daun, sehingga padapenyulingan daun segar hanya diperoleh minyakdari permukaan daun saja. Lebih lanjut dikemu-kakan Hobir, dkk (2003) dengan dilakukan penge-ringanginan terlebih dahulu akan memberikanrendemen minyak lebih besar, karena sel-selbagian dalam mudah ditembus uap ketikapenyulingan.

Lebih tingginya rendemen minyak yang diha-silkan masing-masing pada perlakuan penge-ringanginan selama 4 hari dari daun dan 8 haridari tangkai nilam dibandingkan yang dihasilkanpada pengaruh perlakuan waktu pengeringanginanlainnya tampaknya berhubungan erat dengansemakin rendahnya kadar air dalam daun dantangkai nilam akibat pengeringanginan karenaterjadi penguapan.

Pada perlakuan waktu pengeringanginan daunselama 4 hari dan pengeringanginan tangkai nilamselama 8 hari telah terjadi pengeringan bahan danpenguapan pada tingkat optimum yang mengha-silkan rendemen minyak tertinggi. Pada perlakuanpengeringanginan lebih lama mengakibatkanbahan terlalu kering dan terjadi penguapan air danminyak lebih banyak, sehingga rendemen minyakyang dihasilkan lebih rendah. Balai InformasiPertanian Jakarta (1986) mengemukakan penge-ringan yang terlalu cepat atau terlalu lambat akan

menurunkan rendemen dan mutu minyak nilamyang dihasilkan. Hernani, dkk (1989) mengemu-kakan semakin lama pengeringanginan, kadar airdan minyak nilam semakin rendah. Kehilanganminyak selama bahan dikeringanginkan disebab-kan terjadinya penguapan,oksidasi dan resinifikasi.Minyak keluar dari sel melalui proses hirofusidengan bantuan air sebagai medium pembawa.

Pada Tabel 5 juga dikemukakan bahwa padataraf perlakuan waktu pengeringanginan yangsama, rata-rata rendemen minyak yang dihasilkandari daun lebih tinggi dibandingkan rendemenminyak yang dihasilkan dari tangkai nilam. Hal inidisebabkan kandungan minyak dalam tangkailebih kecil dibandingkan dalam daun nilam. Kar-dinan dan Mauladi (2004) mengemukakan kan-dungan minyak dalam batang, cabang atau rant-ing jauh lebih kecil (0,4 – 0,5%) dibandingkan kan-dungan minyak dalam daun nilam (5-6%).

Pengaruh Pengeringanginan TerhadapKarakteristik MinyakWarna Minyak

Pengamatan warna minyak nilam dilakukansecara visual, kemudian dibandingkan dengansyarat warna mutu minyak nilam berdasarkan SNI(1991). Data hasil pengamatan secara visualwarna minyak nilam pengaruh perlakuan waktupengeringanginan, dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Data Hasil Pengamatan Warna Minyakdari Daun dan Tangkai Nilam

(Table 6.Outcomes Data from Oil Color leavesand Stalk Patchouli)

Perlakuan waktu pengeringanginan daun dantangkai menghasilkan minyak nilam cokla tuasampai coklat muda. Semakin lama perlakuanwaktu pengeringanginan daun nilam maka warnaminyak yang dihasilkan berubah dari coklat tua

Page 12: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

142

Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 32, Edisi September 2011

menjadi coklat muda, dan warna minyak yangdihasilkan dari tangkai berubah dari berwarnacoklat tua menjadi coklat.

Perubahan warna minyak nilam yang dihasil-kan, berhubungan erat dengan semakin menge-ringnya daun dan tangkai nilam akibat penge-ringanginan dan semakin rendahnya kadar airdalam daun dan tangkai nilam karena terjadipenguapan. Pada Tabel 6, juga menunjukkanbahwa warna minyak yang dihasilkan dari daunnilam semakin jernih dan lebih baik dibandingkanwarna minyak yang dihasilkan dari tangkai dengansemakin lama waktu pengeringanginan.

Putaran Optik

Data hasil pengamatan putaran optik minyaknilam yang dihasilkan dari daun pengaruh perla-kuan waktu pengeringanginan dapat dilhat padaTabel 7.

Tabel 7. Data Hasil Pengamatan Putaran OptikMinyak dari Daun Nilam

(Table 7.The Data Results of observation of oiloptical Rotation of Patchouli Leaf)

Pada Tabel 7 terlihat minyak yang dihasilkandari daun dan tangkai nilam akibat pengaruhperlakuan waktu pengeringanginan mempunyainilai rata-rata putaran optik negatif. Hal ini berartijumlah komponen minyak nilam yang memutarbidang polarisasi ke kiri lebih banyak daripada yangmemutar ke kanan. Terlihat juga bahwa semakinlama waktu pengeringanginan maka semakinbesar nilai rata-rata putaran optik. Nilai putaranoptik minyak yang dihasilkan dari tangkaicenderung lebih tinggi daripada nilai putaran optikminyak yang dihasilkan dari daun.

Meningkatnya putaran optik yang dihasilkanberhubungan erat dengan semakin banyaknyapenguapan komponen minyak ringan akibat

semakin lama waktu pengeringanginan, sehinggalebih banyak menyisakan komponen minyak beratyang berpengaruh meningkatkan nilai putaran optikminyak. Sejalan dengan Hernani dan Risfaheri(1989) yang mengemukakan bahwa semakinlama waktu pengeringan maka semakin tinggi nilaiputaran optik. Edy Mulyono, dkk (1994) menge-mukakan perlakuan lama pelayuan juga ber-pengaruh terhadap sifat fisik minyak yang diha-silkan diantaranya terhadap putaran optik.Sedangkan data hasil pengamatan putaran optikminyak yang dihasilkan pada tangkai dapat dilihatpada Tabel 8.

Tabel 8. Data Hasil Pengamatan Putaran OptikMinyak dari Tangkai Nilam

(Table 8.The Data Results of observation of Oiloptical Rotation of Patchouli’s shaft)

Lebih tingginya nilai putaran optik minyak yangdihasilkan dari tangkai daripada yang dihasilkandari daun, disebabkan pada bagian tangkai banyakterdapat komponen-komponen yang mengandungatom Karbon Asimetris (Hernani dkk, 1989). Dike-mukakan oleh Irfan (1989) pada tangkai mem-punyai nilai putaran optik lebih tinggi daripada nilaiputaran optik minyak yang dihasilkan dari daun.

Lebih lanjut Hernani, dkk (1989) melalui hasilpenelitian lama pengeringanginan terhadapperbandingan daun dan tangkai nilam, mengemu-kakan semakin banyak proporsi tangkai semakinmeningkat nilai putaran optik (ke arah levo).

Bobot Jenis

Data hasil pengamatan bobot jenis minyaknilam yang dihasilkan dari daun pengaruh per-lakuan waktu pengeringanginan, dapat dilihat padaTabel 9.

Page 13: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

143

Violet,dkk: Rendemen Mutu Minyak ..... (32): 136-149

Tabel 9. Data Hasil Pengamatan Bobot JenisMinyak (g/cm3) Daun Nilam

(Table 9. Data the results of observations OilWeighting type (g/ cm3) patchouli’s leaves)

Berdasarkan uji Normalitas Liliefors terhadapbobot jenis minyak daun nilam diketahui bahwanilai Li max = 0,1108 < Li tabel 0,05 (18) = 0,2000,yang menyatakan bahwa data menyebar normal.Hasil analisis ragam terhadap data hasilpengamatan bobot jenis minyak yang dihasilkandari daun nilam pengaruh perlakuan waktupengeringanginan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Analisis Ragam terhadap Data HasilPengamatan Bobot Jenis Minyak dariDaun Nilam

(Table 10. ANOVA of Oil Weighting type (g/ cm3)patchouli’s leaves)

Keterangan : ** = Berpengaruh sangat nyata KK = 0,114%

Data hasil pengamatan bobot jenis minyaknilam yang dihasilkan dari tangkai pengaruh perla-kuan waktu pengeringanginan, dapat dilihat padaTabel 11.

Tabel 11.Data Hasil Pengamatan Bobot JenisMinyak (g/cm3) dari Tangkai Nilam

(Table 11. Observation results of Data Oil Weight-ing type (g/cm3) Patchouli’s Stalk)

Berdasarkan uji Normalitas Liliefors terhadapbobot jenis minyak tangkai nilam diketahui bahwanilai Li max = 0,1906 < Li tabel 0,05 (18) = 0,2000,yang menyatakan bahwa data menyebar normal.Hasil analisis ragam terhadap data hasil penga-matan bobot jenis minyak dari tangkai nilampengaruh perlakuan waktu pengeringanginan,dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Analisi Ragam terhadap Data HasilPengamatan Bobot Jenis Minyak dariTangkai Nilam

(Table 12. ANOVA of Oil Weighting type (g/cm3)Patchouli’s Stalk)

Keterangan : ** = Berpengaruh sangat nyata KK = 0,0099%

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa per-lakuan waktu pengeringanginan daun dan tangkaiberpengaruh sangat nyata terhadap bobot jenisminyak nilam yang dihasilkan. Hasil uji BNJ padataraf 5% terhadap rata-rata bobot jenis minyakyang dihasilkan dari daun dan tangkai nilam ber-pengaruh perlakuan waktu pengeringanginandapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Rata-Rata Bobot Jenis Minyak dari Daundan Tangkai Nilam

(Table 13. The Average Of Oil Weighting type (g/cm3) Patchouli’s Stalk)

Keterangan : Angka rata-rata pada masing-masingkolom yang diikuti huruf sama menyatakan tidakberbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%.

Semakin lama perlakuan waktu penge-ringanginan terhadap daun tangkai nilam semakintinggi bobot jenis minyak yang dihasilkan dan

Page 14: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

144

Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 32, Edisi September 2011

berbeda nyata antara satu dengan lainnya.Dikemukakan juga bahwa bobot jenis minyak yangdihasilkan dari tangkai lebih tinggi daripada yangdihasilkan dari daun nilam.

Berpengaruh sangat nyata perlakuan waktupengeringanginan terhadap peningkatan bobot je-nis minyak nilam yang dihasilkan, berhubunganerat dengan penguapan yang terjadi akibat penga-ruh pengeringanginan karena sebagian komponenminyak yang ringan menguap dan menyisakankomponen lebih berat dalam minyak yang berpe-ngaruh meningkatkan bobot jenis minyak. Penye-bab lain adalah selama pengeringanginan terjadiproses oksidasi dalam minyak sehingga terbentukmolekul-molekul baru dengan jenis yang lebih tinggi(Hernani dkk, 1989).

Lebih tingginya bobot jenis minyak yang diha-silkan dari tangkai daripada yang dihasilkan daridaun, berkaitan dengan proporsi komponen yangterdapat dalam minyak. Menurut Guenther (1949dalam Hernani dkk, 1989) komponen minyak beratlebih banyak terdapat pada bagian tangkai diban-dingkan pada daun, sehingga menyebabkan bobotjenis minyak yang dihasilkan dari tangkai lebihtinggi.

Indeks Bias

Data hasil pengamatan indeks bias minyaknilam yang dihasilkan dari daun untuk setiapperlakuan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Data Hasil Pengamatan Indeks BiasMinyak dari Daun Nilam

(Table 14. The Data Results of observations ofthe oil refractive index of Patchouli’sleaves)

Berdasarkan uji Normalitas Liliefors terhadapindeks bias minyak dari daun nilam diketahuibahwa nilai Li max = 0,1985 < Li tabel 0,05 (18) =

0,2000,yang menyatakan bahwa data menyebarnormal. Hasil analisis ragam terhadap data hasilpengamatan indeks bias minyak dari daun nilampengaruh perlakuan waktu pengeringanginandapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Analisis Ragam terhadap Data HasilPengamatan Indeks Bias Minyak dariDaun Nilam

(Table 15. ANOVA of the oil refractive index ofPatchouli’s leaves)

Keterangan : ** = Berpengaruh sangat nyata KK = 0,0743%

Sedangkan data hasil pengamatan indeks biasminyak dari tangkai untuk setiap perlakuan dapatdilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Data Hasil Pengamatan Indeks BiasMinyak dari Tangkai Nilam

(Table 16. The Data results of observations of oilrefractive index of Patchouli’s Stalk)

Berdasarkan uji Normalitas Liliefors terhadapindeks bias minyak dari tangkai nilam diketahuibahwa nilai Li max = 0,0872 < Li tabel 0,05 (18) =0,2000 yang menyatakan bahwa data menyebarnormal. Hasil analisis ragam terhadap hasilpengamatan indeks bias minyak dari tangkai nilampengaruh perlakuan waktu pengeringanginan,dapat dilihat pada Tabel 17.

Page 15: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

145

Violet,dkk: Rendemen Mutu Minyak ..... (32): 136-149

Tabel 17. Analisis Ragam terhadap Indeks Biasdari Tangkai Nilam

(Table 17. ANOVA of oil refractive index ofPatchouli’s Stalk)

Keterangan : ** = Berpengaruh sangat nyata KK = 0,00038%

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwaperlakuan waktu pengeringanginan daun dantangkai berpengaruh sangat nyata terhadap indeksbias minyak nilam yang dihasilkan. Hasil uji BNJpada taraf 5% terhadap rata-rata indeks biasminyak yang dihasilkan dari daun dan tangkainilam pengaruh perlakuan waktu pengeringan-ginan dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Rata-rata Indeks Bias Minyak dari Daundan Tangkai Nilam

(Table 18. The averageof oil refractive index offrom leaves and Stalk Patchouli)

Perlakuan waktu pengeringanginan dapatmeningkatkan indeks bias minyak yang dihasilkandari daun dan tangkai nilam. Pengaruh perlakuanwaktu pengeringanginan selama 10 hari terhadapdaun menunjukkan indeks bias tertinggi yaitusebesar 1,5083 berbeda nyata dibandingkan in-deks bias pada pengaruh perlakuan waktu penge-ringanginan lainnya. Demikian juga halnya ter-hadap tangkai, perlakuan waktu pengeringanginanselama 10 hari menunjukkan indeks bias tertinggiyaitu sebesar 1,5075 berbeda nyata dibandingkanindeks bias pada pengaruh perlakuan waktupengeringanginan selama 8 hari yaitu sebesar1,5074.

Berpengaruhnya perlakuan waktu penge-ringanginan terhadap indeks bias minyak yangdihasilkan dari daun dan tangkai nilam, sejalan

dengan hasil penelitian Anggraeni, Winarti danLaksmanahardja (1989) dan Hernani, dkk (1989)yang mengemukakan pengeringanginan terhadapbahan sebelum disuling selain meningkatkanbobot jenis dan komponen berat yang polar dalamminyak nilam juga dapat meningkatkan indeks biasminyak.

Komponen berat dalam minyak banyakmengandung molekul yang berantai panjang(Hernani dkk, 1989). Menurut Forme (1979, dalamHernani dkk, 1989) semakin banyak rantai karbondalam minyak maka nilai indeks biasanya semakintinggi. Dikemukakan oleh Guenther (1949, dalamNurdjanah, Rifai, Afifah dan Zamaludin, 1991)indeks bias dipengaruhi oleh panjang rantai atomkarbon dan jumlah ikatan rangkap. Semakin pan-jang rantai karbon dan semakin banyak ikatanrangkap maka indeks bias semakin tinggi.

Kadar Patchouly Alcohol

Data hasil pengamatan kadar patchouly alco-hol dari daun nilam untuk setiap perlakuan waktupenggeringanginan dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Data Hasil Pengamatan Kadar Patchou-ly Alcohol Minyak (%) dari Daun Nilam

(Table 19. The Data results of observations ofPatchouly Oil Alcohol Levels (%)

Berdasarkan uji Normalitas Liliefors terhadapkadar patchouly alcohol minyak dari daun nilamdiketahui bahhwa nilai Li max = 0,1309 < Li tabel0,05 (18) = 0,2000, yang menyatakan bahwa datamenyebar normal. Hasil analisis ragam terhadapdata hasil pengamatan kadar patchouly alcoholminyak dari daun nilam pengaruh perlakuan wak-tu pengeringanginan dapat dilihat pada Tabel 20.

Page 16: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

146

Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 32, Edisi September 2011

Tabel 20. Analisis Ragam terhadap Kadar PatchoulyAlcohol Minyak dari Daun Nilam

(Table 20. ANOVA of Patchouly Oil Alcohol Lev-els (%) Patchouli’s leaves)

Keterangan : ** = Berpengaruh sangat nyata KK = 1,5128%

Data hasil pengamatan kadar patchouly alco-hol dari tangkai untuk setiap perlakuan pengaruhpengeringanginan dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Data Hasil Pengamatan Kadar KadarPatchouly Alcohol Minyak (%) dari Tang-kai Nilam

(Table 21. The results of observations of PatchoulyOil Alcohol Levels (%) Patchouli’s stalk)

Berdasarkan uji Normalitas Liliefors terhadapkadar patchouly alcohol minyak dari tangkai nilamdiketahui bahwa nilai Li max = 0,1141 < Li tabel0,05 (18) = 0,2000 yang menyatakan bahwa datamenyebar normal. Hasil analisis ragam terhadapdata hasil pengamatan kadar patchouly alcoholminyak dari tangkai nilam pengaruh perlakuan waktupengeringanginan dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Analisis Ragam terhadap Kadar PatchoulyAlcohol Minyak dari Tangkai Nilam

(Table 22. ANOVA of Patchouly Oil Alcohol Lev-els of Patchouli’s stalk)

Keterangan : ** = Berpengaruh sangat nyata KK = 1,6887%

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa per-lakuan waktu pengeringanginan daun dan tangkaiberpengaruh sangat nyata terhadap kadarpatchouly alcohol minyak nilam yang dihasilkan.Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hernani danRisfaheri (1989) menunjukkan perlakuan penje-muran dan pengeringanginan bahan dapat me-ningkatkan kadar patchouly alcohol minyak nilamyang dihasilkan. Hasil uji BNJ pada taraf 5% terha-dap rata-rata kadar patchouly alcohol minyak yangdihasilkan dari daun dan tangkai nilam pengaruhperlakuan waktu pengeringanginan dapat dilihatpada Tabel 23.

Tabel 23. Rata-rata Kadar Patchouly AlcoholMinyak pada Daun dan Tangkai Nilam

(Table 23. Average levels of Patchouly Oil Alco-hol Levels (%) Patchouli’s stalk on leavesand Stalk Patchouli)

Keterangan : Angka rata-rata pada masing-masingkolom yang diikuti huruf sama menyatakan tidakberbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%.

Pengaruh perlakuan waktu pengeringanginansampai taraf tertentu dapat meningkatkan kadarpatchouly alcohol dalam minyak yang dihasilkandari daun dan tangkai nilam, kemudian menurundengan semakin lama pengeringanginan dila-kukan.

Lebih tingginya kadar patchouly alcohol minyakyang dihasilkan masing-masing pada pengaruhperlakuan pengeringanginan daun dan tangkainilam selama 8 hari, sejalan dengan hasil peneli-tian Hernani dan Risfaheri (1989) yang menge-mukakan bahwa perlakuan penjemuran daunselama 6 jam dilanjutkan dengan penge-ringanginan selam 9 hari memperoleh kadarpatchouly alcohol tertinggi. Pada penjemuran 6jam dilanjutkan dengan pengeringanginan selama3 hari diperoleh minyak dengan kadar patchouly

Page 17: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

147

Violet,dkk: Rendemen Mutu Minyak ..... (32): 136-149

alcohol yang lebih rendah. Lebih lanjut dikemu-kakan berdasarkan hasil khromatografi gas bahwakadar patchouly alcohol cenderung menurundengan semakin lama penjemuran.

Mutu Minyak

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa minyakyang dihasilkan dari daun maupun tangkai nilampada perlakuan tanpa pengeringanginan (kontrol)mempunyai mutu minyak tergolong rendah dantidak memenuhii syarat mutu minyak nilam menu-rut standar SNI. Rendahnya mutu minyak yangdihasilkan dari daun nilam berkaitan dengan ren-dahnya putaran optik, bobot jenis dan indeks bias.Sedangkan rendahnya mutu minyak yang diha-silkan dari tangkai nilam berkaitan dengan ren-dahnya putaran optik dan bobot jenis.

Rendahnya mutu minyak nilam yang dihasil-kan dari daun dan tangkai pada perlakuan tanpapengeringanginan (kontrol), menunjukkan pen-tingnya perlakuan pengeringanginan terhadapbahan nilam sebelum penyulingan dalam upayameningkatkan mutu minyak nilam. Berdasarkandata rata-rata sifat fisik dan kimia karakteristikminyak nilam juga dikemukakan bahwa perlakuanpengeringanginan dapat meningkatkan mutuminyak nilam yang dihasilkan dan memenuhisyarat mutu minyak nilam menurut standar SNI.Untuk daun diperlukan pengeringanginan selama6 – 10 hari dan untuk tangkai nilam selama 2 – 10hari.

Selain dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimia,mutu minyak nilam juga dipengaruhi oleh kadarpatchouly alcohol. Trilief (1980) mengemukakankadar patchouly alcohol merupakan komponen ter-besar dalam minyak dan salah satu penentu mutuminyak. Kadar patchouly alcohol tertinggi diper-oleh pada pengaruh pengeringanginan selama 8hari.

Memperhatikan data rata-rata sifat fisik dankimia minyak nilam, kadar patchouly alcohol dalamminyak yang dihasilkan, maka untuk meningkatkanmutu minyak nilam yang dihasilkan dari tanamannilam yang dikembangkan pada lahan kering olehpetani di wilayah Kecamatan Bukit Batu, Kota

Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, perludilakukan pengeringanginan selama 8 hariterhadap bahan nilam sebelum penyulingan.

Dikemukakan bahwa kadar patchouly alcoholdalam minyak nilam yang dihasilkan masihtergolong rendah masing-masing sebesar 31,48%dalam minyak yang dihasilkan dari daun dan sebe-sar 29,71% dalam minyak yang dihasilkan daritangkai nilam. Rusli dan Hobir (1989) menge-mukakan kadar patchouly alcohol minyak nilamdi Indonesia berkisar antara 20 – 45%.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa berdasarkantingginya kadar patchouly alcohol yang dihasilkan,maka mutu minyak nilam yang dihasilkan dari daunlebih tinggi dibandingkan mutu minyak yangdihasilkan dari tangkai nilam.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perlakuan waktu pengeringanginan daun dantangkai nilam sampai taraf tertentu dapat me-ningkatkan rendemen minyak nilam yang diha-silkan. Pada perlakuan waktu pengeringanginandaun selama 4 hari menghasilkan rendementertinggi 5,17% dan pada tangkai selama 8 harimenghasilkan rendemen tertinggi 3,78% kemu-dian menurun dengan semakin lama waktupengeringanginan. Rendemen terendah adalahperlakuan tanpa pengeringanginan (kontrol) baikpada daun maupun pada tangkai yaitu masing-masing sebesar 1,4% dan 1,16%.

Perlakuan waktu pengeringanginan daun dantangkai nilam sampai taraf tertentu dapat me-ningkatkan kadar patchouly alcohol minyak nilamyang dihasilkan. Pada perlakuan waktu penge-ringanginan selama 8 hari menghasilkan kadarpatchouly alcohol tertinggi yang sama baik padadaun (31,48%) maupun tangkai (29,71%) kemu-dian menurun dengan semakin lama waktupengeringanginan. Kadar patchouly alcoholterendah adalah pada perlakuan tanpa penge-ringanginan (kontrol) baik pada daun maupun padatangkai yaitu masing-masing sebesar 22,94% dan19,73%.

Page 18: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

148

Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 32, Edisi September 2011

Berdasarkan sifat fisik dan kimia dari karak-teristik minyak nilam (warna, putaran optik, bobotjenis, indeks bias dan kadar patchouly alcohol) daridaun dan tangkai, bahwa mutu minyak nilam yangdihasilkan pada perlakuan tanpa pengeringanginan(kontrol) tergolong rendah dibandingkan mutuminyak nilam pada perlakuan pengeringanginan,dan memenuhi syarat mutu minyak nilam berda-sarkan SNI No. 06-2385-1991.

Saran

Untuk memperoleh mutu minyak nilam yangbaik, maka terhadap daun dan tangkai nilam daritanaman nilam yang dikembangkan petani diwilayah Kecamatan Bukit Batu, Kota PalangkaRaya, Provinsi Kalimantan Tengah terlebih dahuludilakukan pengeringanginan selama 8 hari sebe-lum penyulingan.

Selain dilakukan pengeringanginan daun dantangkai nilam, disarankan untuk memperbaiki mutupertumbuhan tanaman nilam yang dikembangkanagar dapat dihasilkan rendemen dan kadarpatchouly alcohol yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Ch. Winarti dan M. Pandji Laksama-nahardja. 1989. Karakteristik Minyak NilamIndonesia. Monograf Nilam, No. 5 : 116 – 120.

Adijaya. 2002. Pasaran Nasional dan ImporMinyak Nilam. Trubus, Oktober 2002/XXXIII.Jakarta.

Balai Informasi Pertanian Jakarta. 1986. BudidayaNilam. Badan Pendidikan Latihan danPenyuluhan Pertanian. Departemen Perta-nian RI.

Badan Pengembangan Industri Nasional. 2002.Data Ekspor Minyak Atsiri. Jakarta.

Dinas Perkebunan Daerah Tingkat I Propinsi Kali-mantan Tengah. 2002. Laporan Tahunan2002/2003. Palangka Raya.

Edy Mulyono, Atjeng M Sjarief dan Supriyono. 1994.Studi Penentuan Sifat Fisik dan ThermofisikDaun Nilam Aceh. Balai Penelitian TanamanRempah dan Obat. Bogor.

Hernani dan Risfaheri. 1989. Pengaruh PerlakuanBahan Sebelum Penyulingan Terhadap Ren-demen dan Karakteristik Minyak Nilam.Pemberitaan Littri, Vol. XV No. 2; 84 – 86.

Hernani, Hardjo Suhadi, Nurdjanah, N dan Irfan(1989). Pengaruh Lama Pengeringanginandan Perbandingan Daun Dengan Tangkai Ter-hadap Rendemen dan Mutu Minyak Nilam(Pgostemon cablin BENTH). Balittro IV (2) 80– 85.

Hobir. Y., Nuryani., Emyzar dan Anggraeni. 2003.Peningkatan Produktivitas dan Mutu MinyakNilam Melalui Perbaikan Varietas dan TeknikPengolahan. Laporan Hasil Penelitian, BalaiPenelitian Tanaman Rempah dan Obat.Bogor.

Kardinan dan Mauladi. 2004. Nilam Tanaman Ber-aroma Wangi Untuk Industri Parfum danKosmetika. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Irfan. 1989. Pengaruh Lama Pengeringanginan danPerbandingan Daun Dengan Batang Ter-hadap Mutu dan Rendemen Minyak Nilam.Skripsi Sarjana, Fakultas Teknologi PertanianIPB, Bogor.

Page 19: DAFTAR ISI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/3863/1/5_Violet.pdf · artikel ilmiah hasil penelitian di bidang teknologi hasil hutan, manajemen hutan dan budidaya ... pengembangan

149

Violet,dkk: Rendemen Mutu Minyak ..... (32): 136-149

Nurdjanah, N., A. Rifai, Afifah dan Zamaludin. 1991.Pengaruh Cara dan Waktu Penyulingan Ter-hadap Rendemen dan Mutu Minyak Nilam(Pogostemon cablin BENTH). Balai PenelitianTanaman Rempah dan Obat. Institut Perta-nian Bogor. Bogor.

Nurdjanah, N dan Marwati, T. 1998. PenangananBahan dan Penyulingan Minyak Nilam. Mo-nograf Nilam, 5 : 100 – 107.

Rusli, S dan Hobir, Y. 1989. Tanaman MinyakAtsiri. Hasil Penelitian dan PengembanganTanaman Minyak Atsiri Indonesia. ProsidingSimposium I Hasil Litbang Tanaman Industri.Puslitbang Tanaman Industri, Bogor.

Sudaryani, T dan Sugiharti, E. 1990. Budidaya danPenyulingan Nilam. Penebar Swadaya,Jakarta.

Trilief, E. 1980. Isolation of The Postulated Precur-sor of Norpatchoulenol in Patchouli Leaves,Phytochemistry 192464.