d1215013.docx · web viewdalam metode survey pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian...
TRANSCRIPT
JURNAL
CUSTOMER RELATIONS DAN KEPUASAN NASABAH
(Studi tentang Pelayanan Customer Relations terhadap Kepuasan Nasabah BRI KCP Ketanggungan Brebes)
Oleh :
Bramantyo Wisnuwardana
D1215013
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
CUSTOMER RELATIONS DAN KEPUASAN NASABAH
(Studi tentang Pelayanan Customer Relations terhadap Kepuasan Nasabah BRI KCP Ketanggungan Brebes)
Bramantyo WisnuwardanaLikha Sari Anggreni
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan PolitikUniversitas Sebelas Maret Surakarta
AbstractBank Rakyat Indonesia is a state-owned company engaged in banking
services in Indonesia. Competition services in the banking world is so tight that every banking service company should provide the best for customers, especially in the field of banking services, it is becoming interesting to be a research. This research would like to know how the service performed by BRI KCP Brebes Insurance in providing services, because this can make loyal customers in using services conducted by BRI bridging and also can attract the interest of potential customers.
This research is quantitative explanative, Variable in this research is customer relation (X) and customer satisfaction (Y). The purpose of this study is to determine whether there is a significant relationship between customer relations service and customer satisfaction of BRI bank in the branch office of Assistant Brebes. Eksplanarory research explains the relationship between variables through hypothesis testing.
Data collection technique was done by distributing questionnaires to 99 BRI KCP Customer Brebes's Sufficiency with convenience sampling technique. The results showed that there is a correlation between the variables with a positive and significant relationship between customer relationship service variables with customer satisfaction. A positive relationship means a one-way relationship, where the results indicate that the higher the customer relations service will make customer satisfaction will increase. Keywords: Customer relations, service quality, customer satisfaction.
Pendahuluan
Persaingan bisnis dunia di era moderen semakin maju dan berkembang,
tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pengusaha yang
bergerak di bidang yang sama, oleh karena itu setiap perusahaan harus lebih aktif
dan lebih cekatan dalam melihat pangsa pasar dengan berbagai cara. Tak
terkecuali di dunia perbangkan. Dalam dunia perbangkan perusahaan dituntut
aktif dalam mencari nasabah, karena nasabah adalah yang utama dalam bisnis
1
perbangkan ini dan salah satu cara dalam dunia perbankan untuk merebut pangsa
pasar adalah melalui pelayanan, jenis pelayanan yang baik dapat memudahkan
dan menjadikan daya tarik bank tersebut untuk memikat para nasabah dan calon
nasabahnya.
Persaingan dalam dunia perbangkan sangatlah ketat dikarenakan
banyaknya pelaku bisnis dari pemerintah (Bank BUMN) maupun Bank swata
yang bergerak dan bersaing dalam bisnis ini. Dapat dilihat dari persingan laba di
tahun 2016 yaitu Sepanjang 2016, BNI memperoleh pendapatan bunga bersih
sebesar Rp 29,99 triliun atau naik 17,4 persen dibandingkan 2015 yang sebesar Rp
25,56 triliun. Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga
melaporkan pertumbuhan laba bersih sebesar 2,4 persen untuk tahun 2016
menjadi Rp 25,8 triliun. Adapun pada tahun sebelumnya, laba bersih BRI
mencapai Rp 25,2 triliun, BRI konsisten mencatat pertumbuhan positif selama 12
tahun dan merupakan bank pencetak laba terbesar di Indonesia. Sementara itu, PT
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melaporkan, laba bersih tumbuh 41,49
persen menjadi Rp 2,6 triliun pada tahun 2016. Pada tahun 2015 lalu, laba BTN
tercatat sebesar Rp 1,85 triliun. Pertumbuhan laba didorong kinerja penyaluran
kredit dan penghimpunan simpanan yang berada di atas rata-rata industri.
Sedangkan Bank mandiri mengalami penurunan laba bersih sejalan dengan
peningkatan alokasi provisi atau pencadangan menjadi Rp 24,6 triliun pada akhir
tahun 2016 dari sebelumnya Rp 12 triliun pada 2015.
(Kompas.com/http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/02/21/155409826/
mengintip.naik.turun.laba.bank-bank.pelat.merah.pada.2016).
Sedangkan versi databoks.katadata.co.id, Bank BRI kembali memimpin
perolehan laba perbankan nasional. Dalam laporan keuangan perusahaan per
Desember 2016, Bank dengan aset Rp 1.003 triliun ini mencatat laba Rp 25,73
triliun, naik 2 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 25,2 triliun. Sementara
Bank BCA di urutan kedua dengan laba senilai Rp 20,6 triliun, tumbuh 13,4
persen dari tahun sebelumnya, yakni Rp 18 triliun. Capaian bank milik
konglomerat keluarga Hartono ini mampu melampaui laba Bank Mandiri yang
hanya mencatat laba Rp 13 triliun. Melonjaknya pencadangan kerugian akibat
2
meningkatnya kredit bermasalah membuat laba Bank Mandiri menyusut 34,9
persen sepanjang 2016. Sementara laba Bank BCA tumbuh 13,4 persen ditopang
oleh meningkatnya pendapatan bunga sebesar 12 persen dari tahun sebelumnya.
( http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/03/14/5-bank-dengan-laba-
terbesar-2016 )
Semua industri perbankan melakukan kegiatan customer relations yaitu
dengan melalui para customer service mereka. Customer service berperan besar
karena mereka mereka berkomunikasi atau bertatap muka lansung dengan nasabah
atau melakukan hubungan dengan pelanggan (customer relations). Hubungan
pelayanan dan nasabah memang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam
bisnis perbangkan maupupun bisni lain sekalipun. Oleh karena jika ingin bersaing
dengan bank lain, pelayanan perbangkan tesebut harus selalu dijaga dan
ditingkatkan untuk tetap dapat menjaga citra dan kredibilitas perusahaan yang
sudah ada agar tidak mengecewakan nasabah, sehingga nasabah tetap loyal dan
tidak beralih ke Bank lain yang tentu saja dapat mempengaruhi keuntungan
perusahaan. Hal ini sangat berkaitan erat dengan komunikasi yang harus terus
dibagun dengan baik kepada nasabah.
Dalam hal ini penulis mencoba melakukan penelitian yang berkaitan
dengan komunikasi di bidang pelayanan yang berkaitan dengan dunia perbankan
dengan mengambil judul “Customer Relations dan Kepuasan Nasabah”. Peneliti
mengambil judul ini dengan alasan bahwa ketatnya persaingan industri perbankan
saat ini menuntut setiap perbankan untuk memberikan yang terbaik dalam upaya
menciptakan kepuasan nasabahnya sehingga diharapkan dapat terjadi hubungan
yang harmonis antara perusahaan dan nasabahnya, memberikan dasar yang baik
bagi kepuasan nasabah sehingga tercipta komunikasi yang positif.
Rumusan Masalah
Adakah hubungan yang signifikan antara customer relations dan kepuasan
Nasabah di BRI KCP Ketanggungan Brebes ?”
3
Tinjauan Pustaka
1. Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi adalah kebutuhan dasar untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dalam hal ini adalah perusahaan
yang selalu berhubungan dengan pelanggannya. Pengertian komunikasi
dikemukakan para ahli, diantaranya menurut Harold Laswell,
“Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan
siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat
apa atau hasil apa?” (Who? Says what? In which channel? To whom? With
what effect?)
Analisa dari komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan
sehari-hari dalam menyampaikan pesan/rangsangan (stimulus) yang
terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih.
Dimana satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah
isi dan makna, merespon pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya
di ruang publik. Dengan tujuan sang "receiver" (komunikan) dapat
menerima sinyal-sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh "source"
(komunikator).
Analisis lima unsur menurut Lasswell dalam buku yang berjudul
"Pengantar Ilmu Komunikasi" oleh Suryanto (2015:159) :
1. Who? (siapa/sumber).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,
dapat berupa individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara
sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan)
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima
(komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan
seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan, nilai,
gagasan/maksud sumber tadi.
4
3. In Which Channel? (saluran/media)
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber)
kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun
tidak langsung (melalui media cetak/elektronik).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima)
Orang/kelompok/organisasi yang menerima pesan dari sumber disebut
pendengar (listener)/khalayak (audience) /komunikan/ penafsir/ decoder.
5. With What Effect? (dampak/efek)
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima
pesan dari sumber, seperti perubahan sikap dan bertambahnya
pengetahuan.
De Vito (2011: 265) menjelaskan komunikasi persuasif dalam
buku Komunikasi Antarmanusia sebagai berikut: Pembicaraan persuasif
mengetengahkan pembicaraan yang sifatnya memperkuat, memberikan
ilustrasi, dan menyodorkan informasi kepada khalayak. Akan tetapi tujuan
pokoknya adalah menguatkan atau mengubah sikap dan perilaku, sehingga
penggunaan fakta, pendapat, dan himbauan motivasional harus bersifat
memperkuat tujuan persuasifnya. Dari penjelasan tersebut, De Vito
mengemukakan terdapat dua macam tujuan atau tindakan yang ingin kita
capai dalam melakukan pembicaraan persuasif. Tujuan tersebut dapat
berupa untuk mengubah sikap atau perilaku receiver atau untuk
memotivasi perilaku receiver.
Kesuksesan perusahaan dalam memasarkan produk atau jasa yang
dihasilkan sangat bergantung dengan cara penyampaian pesan yang efektif
kepada konsumen. Dengan komunikasi yang efektif dan mempersuasif
konsumennya dapat menarik minat dan ketertarikan para konsumen
tersebut. Oleh karena itu dalam hal ini komunikasi memegang peranan
penting untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan pemasaran.
Dalam penelitian ini, kegiatan customer relations BRI
menggunakan komunikasi persuasif yang bersifat verbal dan komunikasi
5
non – verbal yaitu dengan lisan dan gambar, maupun komunikasi tatap
muka antara customer service dengan nasabah maupun calon nasabah.
Dalam melakukan kegiatan customer relations BRI, bertujuan
memberikan informasi tentang produk dan komunikasi persuasif yaitu
membujuk nasabah untuk mau menggunakan produknya. Customer
service juga melakukan teknik Public relations dalam berkomunikasi
dengan nasabah pada proses kegiatan customer relations yang dilakukan.
2. Public relations
Public relations merupakan salah satu peran yang menjalankan
fungsi komunikasi yang menerapkan unsur-unsur komunikasi dalam setiap
program dan kegiatan public relations. Penerapan unsur komunikasi
digunakan public relations dalam berkomunikasi dengan para stakeholders
perusahaan baik internal maupun eksternal, dengan tujuan untuk
menciptakan citra positif perusahaan di mata publik yang berdampak pada
kemudahan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Sirait (1970;16) dalam Suhandang (2012:46) public
relations sebagai aktivitas yang dilakukan oleh industri, perserikatan,
perusahaan, perhimpunan, jawatan pemerintah, dan atau organisasi
lainnya, untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan
bermanfaat dengan masyarakat tertentu (misalnya para langganan, para
pegawai, atau para pemegang saham) dan masyarakat pada umumnya,
dengan maksud menyesuaikan dirinya pada keadaan sekeliling dan
memperkenalkan dirinya kepada masyarakat.
Menurut Cultip dan Center (1958:6) dalam Suhandang (2012:45)
hubungan masyarakat adalah suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran,
serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga
kepada publiknya, dan pengkomunikasain informasi, gagasan-gagasan,
serta pendapat dari publiknya itu kepada lembaga tadi, dalam usaha yang
jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta
suatu persesuaian yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakat.
6
3. Customer relations
Terciptanya hubungan yang baik dengan pelanggan merupakan hal
yang penting dilaksanakan bagi suatu perusahaan dalam menjalin
komunikasi dan kerjasama dengan pelanggan. Salah satu cabang dari
Public Relations yang khusus menangani stakeholder eksternal adalah
Customer Relations yang memiliki fungsi dan peranan untuk menjaga
hubungan komunikasi yang baik secara berkesinambungan kepada para
konsumennya agar terbentuk suatu citra positif yang berdampak baik
terhadap Perusahaan, sehingga konsumen merasa dihargai sepenuhnya.
Public Relation Officer (PRO) dapat dikatakan berhasil apabila
dalam melakukan kegiatan Customer Relations dapat menarik pelanggan,
untuk mendukungnya maka tergantung dari cara penyampaian pesan yang
efektif yang bersifat persuasif kepada pelanggan. Oleh karena itu
komunikasi dua arah dari PRO sangat memegang peranan yang penting di
dalam proses pelayanan terhadap pelanggan.
4. Kepuasan Nasabah
Salah satu tujuan dari customer relations adalah menciptakan
kepuasan pelanggan. Keinginan pelanggan adalah kepuasan transaksi yang
diterimanya salah satunya melalui pelayanan. Dalam hal ini pelayanan
merupakan salah satu faktor kunci untuk menentukan pelanggan puas atau
tidak atas produk atau jasa yang dibeli dan diterima.
Kepuasan pelangan adalah harapan atau perasaan seseorang atas
pembelia suatu barang ataupun jasa yang artinya apa yang diharapkan
dapat dicapai oleh pelanggan sesuai dengan kenyataan. Harapan dan
kenyataan inilah yang akan menentukan tingkat kepuasan kepuasan
pelanggan. Adanya tingkat kepuasan ini biasanya diperoleh dari pelanggan
membandingkan dengan pengalaman menggunakan produk atau jasa yang
sama dengan produk pesaing, yang terdapat dalam buku "customer
services excellent" oleh kasmir (2017:236).
Fandy Tjiptono mengenai lima dimensi kualitas pelayanan jasa
yaitu : Pelayanan mengenai produk (tangibles) ,Keandalan (reliability)
7
customer relations, daya tanggap (responsiveness) customer relations,
jaminan (assurance) customer relations, Empati (empathy) customer
relations.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran
kuesioner yang telah di siapkan oleh peneliti. Pendekatan kualitatif digunakan
untuk mengidentifikasikan seluruh konsep yang menjadi tujuan penelitian.
Kriyantono dalam bukunya Teknik Praktis Riset Komunikasi (2012:55-56), riset
kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah
yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu
mementingkan kedalaman atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek
keleluasaan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi
dari seluruh populasi. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian
survey yaitu metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument
pengumpulan datanya. Penyebaran kuesioner dimaksudkan untuk memperoleh
data guna menguji hipotesis dan model analisis. Dalam metode survey pada
penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian survey eksplanatif. Dimana
penelitian survey eksplanatif digunakan apabila periset ingin mengetahui mengapa
situasi atau kondisi tertentu terjadi dan apa yang mempengaruhi terjadinya
sesuatu. Peneliti ingin menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel.
Periset dituntut untuk membuat hipotesis sebagai asumsi awal untuk menjelaskan
hubungan antar variabel yang diteliti. Sifat penelitian survey eksplanatif yang
digunakan oleh peneliti adalah penelitian survey yang bersifat asossiatif. Dimana
didalam penelitian survey eksplanatif asossiatif peneliti bermaksud untuk
menjelaskan hubungan (korelasi) antar variabel yaitu customer relations (X)
terhadap kepuasan nasabah (Y). Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Rakyat
Indonesia (persero) Tbk, BRI Kantor Cabang Pembantu Ketanggungan Brebes.
Kantor BRI KCP Ketanggungan Brebes. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan rumus slovin untuk menentukan jumlah sampel dari total populasi
yang berjumlah 99 orang dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan
8
dalam penelitian ini dengan menggunakan metode pengambilan convenience
sampling.
Sajian Data
1) Uji Validitas
Hasil pernyataan dikatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian
apabila harga r hitung > r tabel. Nilai r tabel pada taraf signifikansi 0,1 dan derajat
kebebasan (degree of freedom) dengan rumus (df) = n – 2 yaitu 0,256. Angket
yang diuji cobakan terdiri dari 25 pernyataan. 25 pernyataan yang disebarkan
kepada responden adalah valid dan dapat diterima.
2) Uji Reliabilitas
Angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian harus memenuhi syarat
reliabilitas. Instrument dikatakan reliable dan dapat digunakan untuk mengambil
data maka data yang didapat sudah dapat dipercaya kebenarannya. Dari hasil uji
reliabilitas angket Customer relations dan kepuasan nasabah diperoleh r = 0,960.
Analisis Data
Pada penelitian kuantitatif, terdapat bermacam-macam teknik yang dapat
digunakan untuk pengujian hipotesis didalam penelitian. Teknik analisis data ini
menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Hipotesis yang disajikan oleh
peneliti tergolong hipotesis asosiatif, yaitu dugaan terhadap ada tidaknya
hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis didalam penelitian ini adalah:
1. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka koefisien korelasi product moment
termasuk signifikan, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara
customer relations dan kepuasan nasabah di BRI kcp ketanggungan
Brebes.
2. Jika nilai Signifikansi > 0,05, maka koefisien korelasi product moment
termasuk tidak signifikan, yang berarti tidak terdapat hubungan antara
customer relations dan kepuasan nasabah di BRI kcp ketanggungan
Brebes.
9
Kemudian didalam ketentuan dari analisa korelasi SPSS adalah sebagai berikut:
1. Jika korelasi positif (+) berarti searah, dimana apabila nilai X naik maka
nilai Y juga naik.
2. Jika korelasi negative (-) berarti kebalikan arah, dimana apabila nilai X
naik maka nilai Y turun.
Setelah mengetahui hasil dari program IBM SPSS Statistics 16, menurut
Sugiyono (2007:183) untuk mengetahui tingkat hubungan (koefisien korelasi)
antara variabel X (Customer relations) dan variabel Y (kepuasan nasabah), maka
dapat digunakan interpretasi koefisien korelasi dibawah ini :
1. Antara 0,800 – 1,000 = Tingkat hubungan sangat kuat
2. Antara 0,600 – 0,800 = Tingkat hubungan kuat
3. Antara 0,400 – 0,600 = Tingkat hubungan sedang
4. Antara 0,200 – 0,400 = Tingkat hubungan rendah
5. Antara 0,000 – 0,200 = tingkat hubungan sangat rendah
Uji signifikansi menggunakan SPSS dengan syarat:
1. Jika sig. (2-tailed) < 0,05 maka hipotesis diterima
2. Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka hipotesis ditolak
Berikut adalah analisis hipotesis dari penelitian mengenai customer relations dan
kepuasan nasabah mengunakan program IBM Statistics 16:
Tabel 3.6
Korelasi antara Customer relations dan kepuasan nasabah
Correlations
CUSTOMER
RELATIONS
KEPUASAN
NASABAH
CUSTOMER RELATIONS Pearson Correlation 1 .758**
Sig. (2-tailed) .000
N 99 99
KEPUASAN NASABAH Pearson Correlation .758** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 99 99
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
10
Berdasarkan perhitungan korelasi Pearson Product Moment antara
variabel X yaitu Customer relations dengan variabel Y yaitu kepuasan
nasabah diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,758
(0.7581176592977795) dengan signifikansi sebesar 0,000. Maka hipotesis
peneliti dapat diterima. Kemudian dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara Customer relations dan kepuasan
nasabah di BRI KCP Ketanggungan Brebes. Sehingga hipotesis kerja atau
hipotesis alternatif, yang disingkat (Ha). Hipotesis kerja menyatakan
adanya korelasi antara Customer relations dan kepuasan nasabah.
Koefisien korelasi menunjukan kekuatan dan arah hubungan dari kedua
variabel yang ada (X dan Y). Angka koefisien korelasi sebesar 0,758 atau
lebih tepatnya sebesar 0.7581176592977795 menunjukan bahwa tingkat
hubungan atau korelasi antara Customer relations dan kepuasan nasabah di
BRI KCP Ketanggungan Brebes termasuk tingkat hubungan kuat.
Kemudian dengan melihat hasil dari koefisien korelasi sebesar
0,758, yang artinya dapat kita amati bahwa hasil dari koefisien korelasi
antara Customer relations dan kepuasan nasabah memiliki nilai korelasi
positive (+) hubungan yang searah dimana apabila nilai X naik maka nilai
Y juga naik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika tingkat customer
relations baik maka tingkat kepusasan nasabah pun akan naik. Hasil
signifikan dan positif tersebut tidak lepas dari indikator pelayanan yang
telah memenuhi kepuasan nasabah, yaitu yang terdiri dari
Fasilitas/Tangibles, Keandalan/Reliability, Kesigapan/Responsiveness,
Jaminan/Assurance, Empati/Emphaty.
Dari hal tersebut kemudian berikut ini adalah hasil uji dari 5
Indikator (X) untuk melihat korelasi dari (Y) :
11
Tabel 3.7
Korelasi antara Fasilitas/Tangibles dan kepuasan nasabah
D
Angka koefisien korelasi yang dihasilkan yaitu sebesar 0,541. Dari
angka 0,541 yang dihasilkan tersebut artinya memiliki nilai kategori
Antara 0,400 – 0,600 yaitu tingkat hubungan yang sedang. Sedang
merupakan batas tengah antara puas dan kurang puas. Jika melihat dari
hasil kuesioner hal ini dikarenakan ada nasabah yang kurang puas dengan
memberikan nilai kurang baik dengan fasilitas yang ada dan disediakan
seperti fasilitas halaman parkir. Namun secara keseluruhan nasabah sudah
cukup puas.
Tabel 3.8
Korelasi antara Keandalan/Reliability dan kepuasan nasabah
12
Correlations
Fasilitas/tangibles Kepuasan nasabah
Fasilitas/tangibles Pearson Correlation 1 .541**
Sig. (2-tailed) .000
N 99 99
Kepuasan nasabah Pearson Correlation .541** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 99 99
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Keandalan/
Reliability Kepuasan nasabah
Keandalan/Reliability Pearson Correlation 1 .664**
Sig. (2-tailed) .000
N 99 99
Kepuasan nasabah Pearson Correlation .664** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 99 99
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Angka koefisien korelasi yang dihasilkan yaitu sebesar 0,664. Dari
angka 0,664 yang dihasilkan tersebut artinya memiliki nilai kategori
antara 0,600 – 0,800 yaitu tingkat hubungan kuat. Hal ini menunjukan
kinerja pelayanan customer relations dalam indikator
Keandalan/Reliability sudah memenuhi tingkat kepuasan nasabah.
Tabel 3.9
Korelasi Kesigapan/Responsiveness dan kepuasan nasabah
13
Correlations
Kesigapan/
Responsiveness Kepuasan nasabah
Kesigapan/Responsiveness Pearson Correlation 1 .768**
Sig. (2-tailed) .000
N 99 99
Kepuasan nasabah Pearson Correlation .768** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 99 99
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Angka koefisien korelasi yang dihasilkan yaitu sebesar 0,768. Dari
angka 0,768 yang dihasilkan tersebut artinya memiliki nilai kategori antara
0,600 – 0,800 yaitu tingkat hubungan kuat. Hal ini menunjukan kinerja
pelayanan dalam indikator Kesigapan/Responsiveness sudah memenuhi
tingkat kepuasan nasabah.
Tabel 3.9
Korelasi antara Jaminan/Assurance dan kepuasan nasabahCorrelations
Jaminan/Assurance Kepuasan nasabah
Jaminan/Assurance Pearson Correlation 1 .670**
Sig. (2-tailed) .000
N 99 99
Kepuasan nasabah Pearson Correlation .670** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 99 99
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Angka koefisien korelasi yang dihasilkan yaitu sebesar 0,670. Dari
angka 0,670 yang dihasilkan tersebut artinya memiliki nilai kategori antara
0,600 – 0,800 yaitu tingkat hubungan kuat. Hal ini menunjukan kinerja
pelayanan dalam indikator Jaminan/Assurance sudah memenuhi tingkat
kepuasan nasabah.
Tabel 3.10
Korelasi antara Empati/Emphaty dan kepuasan nasabah
14
Correlations
Empati/Emphaty Kepuasan nasabah
Empati/Emphaty Pearson Correlation 1 .641**
Sig. (2-tailed) .000
N 99 99
Kepuasan nasabah Pearson Correlation .641** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 99 99
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Angka koefisien korelasi yang dihasilkan yaitu sebesar 0,641. Dari
angka 0,641 yang dihasilkan tersebut artinya memiliki nilai kategori antara
0,600 – 0,800 yatu tingkat hubungan kuat. Hal ini menunjukan kinerja
pelayanan dalam indikator Empati/Emphaty sudah memenuhi tingkat
kepuasan nasabah.
Jadi dari kelima Indikator Customer relations (X) Indikator yang
paling tinggi korelasinya terhadap kepuasan Nasabah (Y) adalah Indikator
Kesigapan/responsiveness (X3). Komunikasi yang dilakukan oleh
customer relations sudah baik sehingga nasabah puas dengan kinerja
customer service yang tanggap dalam memenuhi kebutuhan nasabah, cepat
merespon dan memproses serta menyelesikan setiap keluahan nasabah.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapat, dari hasil analisis dapat diambil
kesimpulan bahwa, Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel
pelayanan customer relations dengan kepuasan nasabah. Hubungan positif
mempunyai arti hubungan yang searah. Menunjukkan bahwa semakin tinggi
pelayanan customer relations akan membuat kepuasan nasabah akan semakin
meningkat. Berdasarkan dari data-data yang di peroleh selama penelitian, terlihat
15
terdapat hubungan antara customer relations dan kepuasan nasabah. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil uji korelasi menggunakan uji korelasi Pearson Product
Moment yang dilakukan oleh peneliti sebesar 0,758 sehingga peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Customer
relations dan kepuasan nasabah di BRI KCP Ketanggungan Brebes dan hubungan
tersebut termasuk hubungan yang kuat sehingga antara Customer relations dan
kepuasan nasabah saling mempengaruhi. Kemudian dapat disimpulkan juga
bahwa apabila semakin tinggi pelayanan customer relations akan membuat
kepuasan nasabah akan semakin meningkat dan begitu juga sebaliknya. Dari
kelima Indikator Customer relations (X) Indikator yang paling tinggi korelasinya
terhadap kepuasan Nasabah adalah Indikator Kesigapan/responsiveness yaitu
dihasilkan korelasi sebesar 0,768 dengan angka yang dihasilkan memiliki tingkat
hubungan kuat.
Daftar Pustaka
Devito, Joseph A. (2011). Komunikasi Antarmanusia 5th.ed. Terjemahan; Agus Maulana (et.al.). Jakarta: Karisma Publishing.
Effendy, Uchjana Onong. (2013). Ilmu Komunikasi Teori dan Prkatek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Fadjrin Kurnia@Kementerian Badan Usaha Milik Negara. (n.d.). Kementerian BUMN. Retrieved from http://bumn.go.id
Felix, Rubogora. (2017). Service Quality and Customer Satisfaction in Selected Banks in Rwanda. jounal of Glocal International Development Studies. Israel: Hebrew University of Jerusalem. Volume 6, Issue 1.
Hardianti, Octaviani. (2016). Pengaruh Komunikasi Interpesonal Customer service Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Kaltim Syariah Cabang Pembantu Juanda samarinda. Journal of communications, samanrinda: Universitas Mulawarman. Volume 4, Nomor 3, 2016: 237-251
Irintara. (2014). Public relations writing. Bandung: Simbiosa Rekatama MediaKasmir. (2017). Customer Service Exellent: teori dan Praktik. Jakarta: PT. Raja
Grafindo PersadaKompas Cyber Media. (2017, February 21). Mengintip Naik Turun Laba Bank-
bank Pelat Merah pada 2016 - Kompas.com. Retrieved from http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/02/21/155409826/mengintip.naik.turun.laba.bank-bank.pelat.merah.pada.2016
Kompas Cyber Media. (2017, January 31). Laba BRI 2016 Tumbuh Tipis Jadi Rp 25,8 Triliun - Kompas.com. Retrieved from
16
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/01/31/184202226/laba.bri.2016.tumbuh.tipis.jadi.rp.25.8.triliun
Kotler, Philip. (2008). Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 2. Jakarta: Indeks Krismiyati, Titik. (2017). Pengaruh Kinerja Public Relations dan customer
Relations terhadap Kepuasan Pasien. Journal of communications, surakarta: Universitas Muhammadiah Surakarta.
Kriyantono, rachmat. (2012). Teknik Praktis dan riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Lima Bank dengan Laba Terbesar 2016 - Databoks. (2017, March 14). Retrieved from http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/03/14/5-bank-dengan-laba-terbesar-2016
Mulyana, Dedy. (2015). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: RosdaNasri dan Nurjanah. (2011). Pengaruh Kompetensi Komunikasi Customer Service
Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Kantor Pos Pusat Pekanbaru. Journal of communications, Riau: Universitas Riau.
PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. (n.d.). Retrieved from http://www.bri.co.id/Ruslan. Rosady. (2008). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi:
Konsepsi Dan Aplikasi (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali PersSugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung, Alfabeta Suhandang, Kustadi. (2012). Studi dan Penerapan Public Relations. Bandung:
Nuansa CendekiaSuryanto. (2015). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Pustaka setiaTjiptono, Fandy. (2004). Marketing Scales. Yogyakarta: ANDIYao, Hui-I and khong, Kok Wei. (2011). Effectiveness of Customer Relationship
Management on Customer Satisfaction in the Commercial Banks of Taiwan . Journal of Contemporary Management Research, Vol. 7, No. 2, Pages 105-116.
Yuliana, rita. (2011). Customer relations dan Kepuasan Pelanggan. Journal of communications. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
17