d0210994.docx · web viewyang berarti “membuat sama”. pengertian diatas masihlah terlalu umum...

35
JURNAL ANALISIS WACANA PEMBERITAAN “UJIAN NASIONAL” DALAM PROGRAM KANAL 22 LPP TVRI STASIUN YOGYAKARTA PERIODE 13-23 APRIL 2015 Oleh: PUTRO AGUNG NUGROHO D0210094 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Upload: lelien

Post on 02-May-2018

226 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

JURNAL

ANALISIS WACANA PEMBERITAAN “UJIAN NASIONAL” DALAM

PROGRAM KANAL 22 LPP TVRI STASIUN YOGYAKARTA PERIODE

13-23 APRIL 2015

Oleh:

PUTRO AGUNG NUGROHO

D0210094

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

Page 2: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

ANALISIS WACANA PEMBERITAAN “UJIAN NASIONAL” DALAM

PROGRAM KANAL 22 LPP TVRI STASIUN YOGYAKARTA PERIODE

13-23 APRIL 2015

Putro Agung Nugroho

A. Eko Setyanto

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2017

Abstract

At the National Examination 2015 the government implements a new system called Computer Based Test (CBT). This is a program where the national exam is conducted using a computer and does not fill out the answer sheet anymore. This study intended to describe the independence of TVRI Yogyakarta in broadcast news related to Computer Based Test. This program is considered more practical and efficient. This study focused on channel TVRI Yogyakarta program Kanal 22 on edition 13-23 April 2015. This research type is descriptive qualitative. Using discourse analysis by Teun van Dijk. With text analysis, researchers will see how the thematic, schematic, semantic, synthetic, stylistic and rhetorical elements used by the media to build the discourse of the CBT national exam program on the news program Kanal 22 in accordance with the journalistic code of ethics.

This study has 2 conclusions, the first TVRI news station Yogyakarta is an independent news media and balancing. TVRI Yogyakarta news station is independent because they write news with facts and statistics. In the Journalistic Code of ethics, impartial independence, using balancing informants from each side have equal opportunity, and convey the facts. TVRI Yogyakarta news station presents a factual news, by presenting images that match with the news content. Provide accurate news, the interview statement with a relevant source. And also provide a balanced news, the sources not only from the government, but also from students and teachers. Therefore TVRI can be regarded as an independent media.

Keywords: Computer Based Test, independence of TVRI Yogyakarta.

Page 3: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

PENDAHULUAN

Manusia tidak dapat lepas dari media. Melalui media manusia dapat

memperoleh informasi mengenai berbagai hal. Manusia juga diberikan

kesempatan untuk menyebarkan informasi melalui media. Penyebaran dan

perolehan informasi tersebut yang menghubungkan manusia dengan manusia

yang lainnya sebagai penikmat media sehingga fungsi media tidak lagi untuk

kepentingan individu melainkan kepentingan publik.

Media massa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teknologi

komunikasi dan informasi. Seperti yang saat ini diantaranya yaitu media cetak

seperti surat kabar dan tabloid, dan media elektronik seperti radio, televisi dan

internet.

Pada tanggal 13 hingga 23 April 2015, TVRI Yogyakarta melalui

siaran Kanal 22 menayangkan beberapa berita mengenai ujian Nasional tingkat

SMA. TVRI selaku media milik pemerintah apakah bersikap netral dalam

menyiarkan berita mengenai “Ujian Nasional” yang dalam pelaksanaannya

dijalankan oleh Pemerintah. Ujian Nasional untuk tingkat Sekolah Menengah Atas

sendiri dilaksanakan pada 13-15 April 2015. TVRI Yogyakarta selaku media

massa selayaknya harus bersikap netral, namun TVRI Yogyakarta sendiri berdiri

di dua posisi, pertama TVRI adalah Media Massa yang harusnya bersikap netral.

Kedua TVRI sebagai lembaga yang didirikan oleh pemerintah. Disini peneliti

memilih berita yang ditayangkan oleh TVRI Yogyakarta lewat program Kanal 22

edisi 13-23 April 2015 sebagai obyek penelitian guna melihat apakah TVRI

Yogyakarta bersikap netral atau berpihak pada pemerintah dalam pemberitaannya.

Televisi sebagai media massa yang lebih diterima dalam masyarakat

dibanding media massa yang lainya berpeluang besar terhadap pembentukan opini

masyarakat dan pembentukan citra. Dalam suatu berita yang penting adalah

darimana angle berita tersebut ditunjukkan. Angle berita adalah sudut pandang

dari suatu peristiwa yang tertulis didalam sebuah berita. Memang benar bahwa

pemilihan angle sepenuhnya hak jurnalis. Jurnalis mempunyai kebebasan dalam

Page 4: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

menentukan pilihan unsur berita mana yang ingin ditonjolkan, sesuai dengan

intended meaning yang diharapkan. Kenetralan media televisi secara absolut

memang sulit untuk direalisasikan, baik itu secara praktis maupun secara teoris.

Media televisi dalam menyajikan berita tentu saja memiliki 2 ruang penting dalam

proses pengangkatan berita. Pertama, ruang redaksi yang bertugas untuk

memproduksi tulisan atau tayangan berita. Kedua, ruang industri yang bertugas

dalam pendanaan dan pemasaran. Padahal kenetralan media telah diatur dalam

Undang-Undang Republik Indonesia pasal 36 ayat 4 tahun 2002 tentang penyiaran

yang menyebutkan, “isi siaran wajib dijaga netralitasnya dan tidak boleh

mengutamakan golongan.” Dari undang-undang tersebut dapat kita simpulkan

bahwa media seharusnya tidak memunculkan kesan menilai atau keberpihakanya

terhadap suatu pihak-pihak tertentu. Yang harus dilakukan media sebenarnya

hanya menampilkan informasi dengan sebenar-benarnya dan biarlah masyarakat

yang menilai sendiri.

Namun hal tersebut tidak dilakukan oleh beberapa stasiun televisi di

negara ini yang seringkali terlihat ketika mendekati Pemilu. Sering sekali kita

jumpai televisi-televisi swasta menayangkan iklan partai politik pemilik stasiun

televisi tersebut. Tentunya untuk televisi milik negara seperti TVRI tidak akan

terlihat keterpihakannya secara gamblang seperti televisi milik swasta.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “ Bagaimana netralitas siaran

berita dalam program Kanal 22 LPP TVRI Stasiun Yogyakarta terkait

dengan berita Ujian Nasional 2015?”

Tinjauan Pustaka

1. Komunikasi Sebagai Produksi dan Pertukaran Makna

Menurut Littlejohn dalam buku karya Deddy Mulyana (2005 : 41),

“komunikasi sulit didefinisikan.” Pasalnya, komunikasi adalah suatu topik yang

amat sering diperbincangkan, bukan hanya dikalangan ilmuwan komunikasi,

Page 5: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

melainkan juga dikalangan awam sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki

banyak arti yang berlainan. Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari kata

latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau

communicare yang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu

umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi.

Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62) Gerald R. Miller

mengatakan “ketika suatu gambar menyampaikan suatu pesan kepada penerima

dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”. Everett M.

Rogers mengatakan “komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari

sumber ke suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah pemikiran

mereka”.

2. Teks Sebagai Wacana

Berbicara tentang wacana tentu tidak bisa dibebaskan dari bahasa sebagai

akar dari wacana itu sendiri. Eriyanto (2009 : 222) menjelaskan teks bukan suatu

yang datang dari langit, bukan juga suatu ruang hampa yang mandiri. Akan tetapi,

teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, suatu praktik wacana. Kalau ada teks

yang memarjinalkan wanita, bukan berarti teks tersebut suatu ruang hampa, bukan

pula suatu yang datang dari langit. Teks tersebut hadir dari representasi yang

menggambarkan masyarakat yang patriarkal.. Van Djik membuat suatu jembatan

yang menghubungkan elemen besar berupa struktur sosial tersebut dengan elemen

wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang disebut kognisi sosial. Kognisi

sosial tersebut memiliki dua arti. Disatu sisi menunjukkan bagaimana proses teks

tersebut diproduksi oleh wartawan atau media, disisi lain menggambarkan

bagaimana nilai-nilai masyarakat yang patriarkal itu menyebar dan diserap oleh

kognisi wartawan kemudian digunakan untuk membuat teks berita.

Van Djik (Eriyanto, 2009 : 225) melihat suatu teks terdiri dari atas

beberapa struktur atau tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung.

Ia membaginya kedalam tiga tingkatan. Pertama struktur makro. Ini merupakan

makna global/umum dari suatu teks yang diamati dengan melihat topik atau tema

yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua superstruktur. Ini merupakan

struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana

Page 6: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

bagian-bagian teks tersusun kedalam berita secara utuh. Ketiga, struktur mikro

adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil suatu teks yakni kata,

kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar.

Menurut Van Djik, meskipun terdiri dari atas berbagai elemen, semua

elemen tersebut merupakan suatu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung

satu sama lain. Makna global dari suatu teks (tema) didukung oleh kerangka teks

dan pada akhirnya pilihan kata dan kalimat yang dipakai. Menurut Littlejohn

(Eriyanto, 2009 : 226), antara bagian teks dalam model Van Djik dilihat saling

mendukung, mengandung arti yang koheren satu sama lain. Hal ini karena semua

teks dipandang Van Djik mempunyai suatu aturan yang dapat dilihat sebagai

piramida. Makna global suatu teks didukung oleh kata, kalimat dan proposisi yang

dipakai. Pernyataan/tema pada level umum didukung oleh pilihan kata, kalimat,

atau retorika tertentu. Prinsip ini membantu peneliti untuk mengamati bagaimana

suatu teks terbangun lewat elemen-elemen yang lebih kecil.

3. Media Massa Dalam Kode Etik Jurnalistik

Kemerdekaan pers adalah hak asasi yang dilindungi Pancasila, Undang-

Undang Dasar 1945, dan deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB

kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk memperoleh informasi dan

berkomunikasi guna memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas

kehidupan manusia. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan

Indonesia menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial,

keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama. Dalam melaksanakan fungsi,

hak, kewajiban serta peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang.

Karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat.

Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh

informasi yang benar, wartawan indonesia memerlukan landasan moral dan etika

profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik.dan

menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan indonesia

menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik.

Dalam kode etik jurnalistik, terdapat 11 pasal yang dibuat. Penelitian ini

akan mengamati peran media TVRI dengan mengacu pada pasal 1 yang berbunyi:

Page 7: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

Pasal 1 : “Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita

yang akurat, berimbang dan tidak beritikad buruk”

Dengan mengacu pada pasal tersebut, maka teks berita harus bersifat

independen dan berimbang, apapun jenis medianya. Media massa dalam setiap

pemberitaannya haruslah bersifat netral terutama berita politik karena pemberitaan

yang bersifat tidak netral akan memberikan dampak yang besar terhadap

masyarakat, dimana masyarakat memiliki suara yang dapat diberikan pada salah

satu pasangan, yang suaranya sangat menentukan maju mundurnya suatu Negara

atau Daerah.

Maka dalam hal ini media harus bersifat netral dalam memuat berita tidak

memihak pada salah satu partai politik atau partai politik yang berkuasa sekalipun,

dan tidak mengarahkan masyarakat pembacanya untuk memilih pasangan tertentu

dengan maksud tertentu.Sehingga media lebih mengutamakan fungsinya sebagai

sumber informasi bagi masyarakat. Berita yang netral adalah berita yang tidak

memihak. (Mursito, 2012 : 16 ) Netralitas lebih diorientasikan pada fakta. Yang

pertama, adalah kelengkapan fakta. Berita yang netral adalah berita yang

mengungkapkan peristiwa dengan fakta-fakta yang lengkap, tidak ada

penambahan atau pengurangan. Yang kedua, adalah akurasi fakta. Berita harus

bisa menggambarkan peristiwa dengan bahasa yang jelas.

4. Analisis Wacana

Istilah analisis wacana adalah istilah umum yang dipakai dalam banyak

disiplin ilmu dan dengan berbagai pengertian. Meskipun ada gradasi yang besar

dari berbagai definisi, titik singgungnya adalah analisis wacana berhubungan

dengan studi mengenai bahasa/pemakaian bahasa. Paling tidak ada tiga pandangan

mengenai bahasa dalam analisis wacana. Pandangan pertama diwakili oleh kaum

positiveme-empiris. Dalam hal ini, bahasa dilihat sebagai jembatan antara

manusia dan obyek diluar dirinya. Pengalaman-pengalaman manusia dianggap

dapat secara langsung diekspresikan melalui penggunaan bahasa tanpa ada

kendala atau distorsi, sejauh ini ia dinyatakan dengan memakai pernyataan-

pernyataan yang logis, sintaksis, dan memiliki hubungan dengan pengalaman

Page 8: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

empiris. Salah satu ciri dari pemikiran ini adalah pemisahan antara pemikiran dan

realitas.

Menurut Eriyanto (2009 : 6) wacana sebagai praktik sosial menyebabkan

suatu hubungan dialektis di antara peristiwa diskursif tententu dengan situasi,

institusi dan struktur sosial yang membentuknya. Praktik wacana bisa

menampilkan efek ideologi dan dapat memproduksi dan mereproduksi hubungan

kekuasaan yang tidak seimbang dlaam sistem sosial. Oleh karena itu analisis

wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud dan

makna-makna tersembunyi dari subyek yang mengemukakan suatu pernyataan.

Kerangka Pemikiran

Televisi merupakan bentuk komunikasi melalui media massa yang

ditujukan untuk massa atau khalayak luas. ini mempunyai fungsi untuk

memberikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi.

Televisi akan dikonsumsi oleh masyarakat atau perusahaan sebagai sarana

informasi untuk mengetahui perkembangan yang ada di dunia sekitarnya.

Oleh karena itu obyektivitas dan netralitas perlu dikedepankan, dalam arti

mengungkapkan fakta-fakta yang lengkap, serta berita bisa

menggambarkan peristiwa dengan bahasa yang jelas (akurat).

Metodelogi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1989 : 51) jenis

penelitian yang penulis gunakan termasuk dalam kategori penelitian deskriptif

kualitatif. Deskriptif berarti penulis berusaha mendeskripsikan, menggambarkan

atau melukiskan fakta-fakta secara sistematis dan akurat dan tidak hanya terbatas

pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi meliputi analisa dan interpretasi

tentang arti data secara kualitatif. Sementara penelitian deskriptif diterapkan untuk

melakukan pengukuran terhadap fenomena tertentu.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kognisi sosial

dengan tokoh utamanya Van Djik. Model Van Djik digunakan dalam analisis

Page 9: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

wacana ini karena pendekatannya terbilang kompeherensif dan dapat membantu

kita dalam membongkar ideologi yang terkandung sebuah teks media. Dalam

analisis wacana Van Djik, pendekatan tidak hanya difokuskan pada analisis teks

semata. Melainkan ruang lingkup yang membentuk teks itu sendiri sehingga

membentuk sebuah wacana. Wacana merupakan konstruksi realitas yang

terbentuk dalam tiga dimensi yakni teks itu sendiri, kognisi sosial dan konteks

sosial. Teks adalah sebuah produk konstruksi realitas dimana setiap bagian-bagian

atau struktur-struktur yang ada didalamnya terintegrasi dan saling mendukung,

sehingga ketika sebuah teks dimaknai dan dianalisis maka sebuah aspek yang

saling mendukung (yang ada didalam teks) tersebut harus diteliti secara

keseluruhan. Pemahaman terhadap keseluruhan teks akan memudahkan kita untuk

mengurai wacana yang terkandung didalam sebuah teks.

2. Objek Penelitian

Objek yang menjadi penelitian adalah keseluruhan pemberitaan yang

berkaitan dengan ujian nasional tahun 2015 pada program Kanal 22 yang

disiarkan oleh TVRI stasiun Yogyakarta, dimana pemberitaan tersebut dimulai

dari 13 April 2015 hingga 23 April 2015.

3. Sumber Berita

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata

atau tindakan. Dalam penelitian sumber data yang menjadi acuan penulis

terdiri dari dua macam. Pertama, data primer yakni teks berita oleh TVRI

dalam program berita Kanal 22 yang berkaitan dengan ujian nasional

2015. Sumber data kedua adalah data sekunder, berupa buku-buku,

internet, jurnal ilmiah maupun referensi-referensi lain berkaitan dengan

tema yang penulis angkat.

4. Metodelogi Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis wacana

sebagai pendekatan analisis. Analisis wacana berkaitan erat dengan sikap ideologi,

kognitif maupun sosio-culture yang mendasari terbentuknya teks tertulis seperti

berita, tajuk rencana, kolom opini maupun artikel oleh media yang bersangkutan.

Page 10: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

Menurut Scot Jacobs ada tiga jenis masalah yang dapat dilacak

menggunakan analisis wacana. Pertama, masalah makna yaitu berhubungan

dengan hal bagaimana orang memahami pesan-pesan atau informasi-informasi

apa yang terkemas dalam struktur pesan. Kedua, masalah tindakan yakni

berkenaan dengan persoalan bagaimana cara yang digunakan oleh seseorang

untuk mendapatkan sesuatu dengan pesan-pesan yang disampaikan. Ketiga,

koherensi yakni berkenaan dengan persoalan bagaimana menyusun pola-pola

perbincangan yang mudah diterima dan logis serta prinsip bagaimana yang

dipakai dalam menjalin suatu pertanyaan lain (Scot dalam Pawito, 2007 : 104).

Table 1.1 Elemen Wacana Van Dijk

STRUKTUR HAL YANG DIAMATI ELEMEN

Struktur MakroTematik Tema/topik yang

dikedepankan dalam suatu beritaTopik

Super Struktur

WACANA Skematik Bagaimana

bagian dan urutan berita dalam teks

berita utuh

Skema

Struktur Mikro

Semantik Makna yang ingin

ditekankan dalam teks berita. Missal

dengan member detil pada satu sisi

atau membuat eksplisit satu sisi dan

mengurangi detil sisi lain

Latar, detail, maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Struktur MikroSintaksis Bagaimana kalimat

(bentuk susunan) yang dipilih

Bentuk kalimat,

koherensi, kata ganti

Struktur MikroStilistik Bagaimana pilihan kata

yang dipakai dalam teks beritaLeksikon

Struktur MikroRetoris Bagaimana dan dengan cara

penekanan dilakukan

Grafis, metafora,

ekspresi

Page 11: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

Analisis data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada prinsipnya

dimaksudkan untuk memberikan makna terhadap data, menafsirkan atau

mentransformasikan data ke dalam bentuk-bentuk narasi. Narasi ini kemudian

mengarah pada temuan yang bernuansakan proposisi-proposisi ilmiah yang

akhirnya sampai pada kesimpulan final.

Validitas dan Triangulasi Penelitian

Validitas (validity) data dalam penelitian komunikasi kualitatif

lebih menunjuk pada tingkat sejauh mana data yang diperoleh setelah

mengidentifikasi teks dengan elemen wacana Teun van Dijk (tematik,

skematik, semantik, sintaksis, stilistik, retoris) yang menonjol dalam teks

wacana pemberitaan “ujian nasional” dalam program kanal 22 LPP TVRI

Stasiun Yogyakarta periode 13-23 april 2015 dihubungkan netralitas

media sesuai dengan kode etik jurnalistik.

Sajian dan Analisis Data

Kanal 22 Untuk memenuhi tujuan penulisan tersebut, yang

dijadikan sampel adalah tayangan berita Kanal 22 TVRI Yogyakarta

tanggal 13 April s/d 23 April 2015 yang menyiarkan delapan berita,

yakni :

1. Berita 1 : Bupati Bantul pantau UNAS SMA 1 Kasihan.

2. Berita 2 : Siswa lebih senang dengan sistem CBT.

3. Berita 3 : Siswa SMA resah hadapi UN sistem CBT.

4. Berita 7 : Siswa kecewa ada dugaan kebocoran soal UN.

5. Berita 8 : Siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta ungkap kebocoran soal UN.

Terhadap kedelapan berita tersebut dilakukan analisis memalui

dengan urutan sebagai berikut :

Analisis Wacana teks berita dengan teori Van Djik.

Analisis teknik pengambilan gambar.

Page 12: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

Analisis Teks

Secara tematik, teks berita dengan judul “bupati bantul pantau unas

sma 1 kasihan” ini mengangkat tema utama mengenai bupati bantul Sri

Surya Widati memantau jalannya ujian nasional tingkat SMA dan

sederajat pada hari pertama. Informasi ini dijelaskan dalam lead berita

dimana diinformasikan bahwa ujian nasional bukanlah penentu kelulusan.

Pada berita pertama ini unsur What-lah ini yang ditonjolkan, terlihat dari

judul dan body pada berita pertama. Dalam berita satu memiliki 7 kalimat

dan satu statement serta 4 sub bahasan. Secara skematik Kanal 22

menjelaskan pada lead 1 mengenai Ujian Nasional yang tidak lagi mejadi

menentukan kelulusan siswa. Lalu pada lead 2 disebutkan bahwa lembaga

dan siswa di daerah bantul sudah melakukan persiapan dengan matang.

Pada sub berikutnya menjelaskan bahwa bupati bantul memantau jalannya

ujian nasional. Pada sub berikutnya menjelaskan bahwa siswa

berkomitmen untuk meraih hasil yang maksimal.

Skematik tersebut didukung dengan detil yang menonjol dari

uraian berita 1, Kanal 22 menggunakan Unsur detail, dan maksud untuk

menjelaskan bupati bantul memantau jalannya ujian nasional.

Hari ini ujian nasional serentak diselenggarakan sekolah tingkat SMA, SMK dan

sederajat. Bupati bantul sri surya widati saat memantau pelaksanaan UN di SMA

negeri satu kasihan bantul mengatakan, UN bukan penentu kelulusan.

Dari awal memberitakan tentang bupati Sri Surya Widati

melakukan pantauan akan jalannya ujian nasional, berita ini bermaksud

mengarahkan pembaca untuk memandang bahwa pemerintah tidak tinggal

diam dan turut memantau akan jalannya ujian nasional meskipun hasilnya

bukan penentu hasil kelulusan.

Page 13: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

Dari segi semantik yang ditunjukan dalam berita ini adalah elemen

detail seperti pada kalimat kelima pada berita pertama ini menekankan

bahwa persiapan yang dilakukan oleh dinas pendidikan setempat sudah

cukup maksimal. Bermaksud memancing pembaca agar berpendapat

bahwa kinerja dinas pendidikan atau instansi pemerintah terkait sudah

cukup maksimal dalam mempersiapkan ujian nasional.

Dari pemantauan bupati bantul sri surya widati di beberapa sekolah,

pelaksanaan UN berlangsung lancar dan baik.

Sedangkan elemen lesikon terlihat pada penggunaan kata “pantau”

pada judul “bupati bantul pantau unas sma 1 kasihan”. Kemudian pada

body kata “pantau” diganti dengan “memantau” dan “pemantauan” yang

berarti melakukan pantauan, kenapa Kanal 22 memilih kata “memantau”

daripada kata yang lain (sinonim) seperti melihat, mengecek, karena kata

memantau yang berarti lebih dalam (melihat lebih dalam) bermaksud

memberitahukan bahwa pemerintah benar-benar melakukan tindakan

dalam melaksanakan proses ujian nasional dan “pemantauan” dapat berarti

bahwa tindakan ini sudah dilakukan.

Analisis Gambar

Analisis gambar dapat dilakukan dengan melihat sinkronisasi

antara teks berita dengan gambar yang ditampilkan apakah sudah sesuai

dengan naskah yang dibuat. Pada berita I, terdapat beberapa gambar

(visualisasi) yang tidak sesuai dengan narasi/teks yang dibacakan. Sebagai

contoh, ketika reporter membacakan narasi:

Kepala SMA negeri satu kasihan bantul Suharja mengatakan, peserta UN yang

berjumlah 230 siswa, berkomitmen meraih hasil maksimal. mengharumkan nama sekolah

dan siswa mudah diterima di perguruan tinggi negeri.

Ketika narasi di atas dibacakan, seharusnya gambar yang

ditampilkan adalah gambar gambar kepala sekolah SMA 1 Kasihan

Bantul. Namun kenyataannya, pada berita I yang dimunculkan adalah

Page 14: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

medium shot para guru yang sedang berkumpul, sehingga kita tidak tahu

apakah kepala sekolah SMA 1 Kasihan benar-benar ada disitu dan

memberikan pernyataan. Namun sebagian besar gambar dan narasi pada

berita I sudah sesuai. Kita dapat mengambil contoh ketika narasi:

Bupati bantul sri surya widati saat memantau pelaksanaan UN di SMA negeri

satu kasihan bantul mengatakan, UN bukan penentu kelulusan. namun siswa diharapkan

tetap fokus agar mampu meraih hasil yang lebih maksimal.

Pada bagian narasi ini visual yang ditampilkan adalah Medium

Shot siswa siswi berada dalam kelas. Long Shot Bupati Bantul tiba dengan

para stafnya lalu berkeliling SMA 1 Kasihan Bantuk guna melakukan

sidak.

Dalam berita pertama ini ditemukan banyak akurasi data seperti

bupati bantul yang melakukan pemantauan secara langsung dan ujian

Nasional yang dilakukan secara serentak pada hari itu.

Berita 2

Analisis Teks

Secara tematik berita kedua yang berjudul “Siswa lebih senang

dengan sistem CBT” ini mengangkat tema utama bahwa sistem CBT lebih

mudah dan efisien oleh para peserta Ujian Nasional. Hal tersebut terlihat

dari kalimat ke-3 dan ke-4 pada berita tersebut.

Sistem computer based test, atau UN berbasis komputer tidak sesulit yang

dibayangkan.

Usai mengerjakan soal ujian nasional CBT sejumlah siswa keluar ruangan ujian

tampak ceria, anand sanjaya dan luluk sekar ariyati siswa SMK Negeri Depok Dua

menilai sistem CBT lebih efisien, karena saat menjawab tidak harus menghitamkan kertas

dengan pensil.

Berita dua ini terdiri dari 7 kalimat dan 2 statement serta 3 sub

bahasan. Secara skematik Kanal 22 menjelaskan mengenai sistem CBT

Page 15: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

yang baru pertama kali diaplikasikan, terlihat pada lead berita.

Dan mengenai sistem CBT yang menurut para siswa lebih efisien

terlihat pada body berita.

Anand Sanjaya dan Luluk Sekar Ariyati siswa SMK Negeri Depok

Dua menilai sistem CBT lebih efisien, karena saat menjawab tidak harus

menghitamkan kertas dengan pensil.

Serta menjelaskan bagaimana sistem CBT berjalan, terlihat pada

kalimat terakhir berita kedua ini.

Naskah soal baru dapat dibuka menjelang ujian pukul 7.30, karena terlebih dulu

disinkronisasi dari puspendik kemendikbud ke server sekolah, setelah selesai

mengerjakan soal, data diunggah ke puspendik kemendikbud.

Berita ke-2 ini menggunakan elemen detail yang menekankan pada

unsur Why. Sesuai dengan judul berita yang mengatakan bahwa sistem ini

lebih disenangi dan pada body berita dijelaskan kenapa sistem CBT lebih

disenangi oleh para siswa bagaimana cara sistem CBT ini berkeja,

disampaikan pada kalimat terakhir.

Dalam berita kedua ini menggunakan elemen lesikon, terlihat dari

judul berita. Pemilihan kata “lebih” bertemu dengan kata “senang”

sehingga menciptakan maksud yang terlihat kuat sehingga mengarahkan

bahwa pemerintah telah sukses menerapkan sistem baru ini.

Analisis Gambar

Analisis gambar dapat dilakukan dengan melihat inkronisasi

antara teks berita dengan gambar yang ditampilkan apakah sudah sesuai

dengan naskah yang dibuat. Pada berita 2, terdapat beberapa gambar

(visualisasi) yang tidak sesuai dengan narasi/teks yang dibacakan. Sebagai

contoh, ketika reporter membacakan narasi:

Page 16: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

Naskah soal baru dapat dibuka menjelang ujian pukul tujuh.30, karena terlebih

dulu disinkronisasi dari puspendik kemendikbud ke server sekolah, setelah selesai

mengerjakan soal, data diunggah ke puspendik kemendikbud.

Ketika narasi dibacakan hanya ditunjukan para siswa mengerjakan

Ujian, tidak ditunjukan pukul berapa naskah ujian dapat di buka. Dalam

berita II ini unsur akurat dan factual tetap dijaga didukung oleh statement

para siswa yang mengakui bahwa system CBT ini lebih efisien daripada

system yang lama. Sinkronisasi gambar hanya ada satu narasi yang tidak

sesuai dengan gambar yang disertakan.

Berita 3

Analisis Teks

Pada berita ketiga yang berjudul “siswa SMA resah hadapi UN

sistem CBT” secara tematik terlihat dari judul berita yang dan diperkuat

oleh lead yang menyebutkan.

Sejumlah siswa di gunungkidul merasa khawatir pada ujian nasional berbasis

komputer. pada saat latihan sebelumnya, terjadi kendala, para siswa tidak bisa log in dan

listrik padam.

Berita ketiga ini terdiri dari 9 kalimat dan 2 statement serta 3 sub

bahasan. Pada lead menyebutkan beberapa siswa di daerah Gunungkidul

merasa khawatir pada ujian nasional yang berbasis CBT dikarenakan pada

saat latihan sebelumnya terjadi kendala berupa mati listrik dan siswa tidak

bisa log in. pada lead ini wartawan memasukkan elemen detail Why,

dengan langsung menjelaskan alasan kenapa para siswa merasa cemas.

Wartawan, dalam lead ini memilih kata “merasa” padahal bisa saja diganti

dengan kata mengaku. Dalam kalimat ini kata “merasa” dipilih karna

terkesan lebih lemah dibandingkan dengan mengaku. Pada sub bahasan

berikutnya menginformasikan bahwa di daerah Gunungkidul hanya

terdapat 7 sekolah yang menggunakan sistem CBT dalam Ujian Nasional

kali ini. Berita tersebut ingin memancing pemirsa untuk berpikir apakah

Page 17: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

hanya terdapat 7 sekolah di wilayah Gunungkidul, ataukah memang sistem

ini belum bisa diterapkan oleh semua sekolah.

Pada sub basahan selanjutnya Kanal 22 mengangkat soal Ujian

Nasional kali ini dipantau langsung oleh direktorat pembinaan SMA dan

kementerian pendidikan dan kebudayaan, dan beliau mengatakan

pelaksaan UN hari pertama berjalan lancar. Seperti yang tertera pada

kalimat ke 9. Pada kalimat ini elemen detail diterapkan, dikatakan bahwa

ujian dipantau langsung oleh instansi pemerintah terkait.

Analisis Gambar

Analisis gambar dapat dilakukan dengan melihat sinkronisasi

antara teks berita dengan gambar yang ditampilkan apakah sudah sesuai

dengan naskah yang dibuat. Pada berita 3, terdapat beberapa gambar

(visualisasi) yang tidak sesuai dengan narasi/teks yang dibacakan. Sebagai

contoh, ketika reporter membacakan narasi:

Tujuh sekolah di gunung kidul melaksanakan ujian nasional berbasis komputer,

salah satunya SMA negri satu wonosari, yang merupakan satu – satunya SMA yang

mengadakan ujian sistem CBT di DIY.

Ketika narasi di atas dibacakan, seharusnya gambar yang

ditampilkan adalah sekolah-sekolah yang menggunakan system CBT.

Namun kenyataannya, pada berita 3 yang dimunculkan adalah medium

shot para siswa mengerjakan ujian, sehingga kita tidak tahu apakah siswa

tersebut benar-benar siswa SMA negri satu Wonosari atau bukan. Hal

tersebut di atas merupakan salah satu contoh ketidaksesuaian gambar dan

narasi berita. Dalam berita 3 ini terdapat beberapa gambar yang tidak

sinkron dengan narasi saat diucapkan.

Sejumlah siswa mengaku resah dengan sistem yang baru pertama kali

dilaksanakan ini, karena saat latihan sebelumnya mengalami berbagai kendala seperti

tidak bisa log in (masuk) dan mati listrik.

Di gunungkidul sendiri ada tujuh sekolah yang melaksanakan ujian nasional.

Page 18: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

Ketika narasi diatas diucapkan gambar yang ditunjukkan adalaha

gambar siswa mengerjakan Ujian. Gambar tersebut tidak mewakili narasi

yang diucapkan. Namun pada berita 3 ini didukung oleh statement siswa

bernama Havil Wintas yang mengungkapkan rasa khawatir akan sistem

yang baru pertama diterapkan ini.

Berita 7

Analisis Teks

Secara tematik berita 7 adalah tentang ada dugaan kebocoran soal

UN. Berita 7 secara skematik terdiri dari 7 kalimat termasuk 2 statement

dan 4 sub bahasan. Yang pertama adalah mengenai dugaan bocornya soal

ujian mata pelajaran ipa untuk SMA. Kemudian mengenai Tsaqif Wismadi

yang mengirimkan surat kepada pihak UGM supaya tidak menggunakan

hasil UN sebagai penentu ujian masuk universitas. Lalu mengenai

statement bapak Agus Santosa selaku kepala sekolah SMA Negeri 3

Yogya yang mengaku menyesal sampai terjadi kebocoran soal. serta para

siswa SMA 3 yang berharap agar pemerintah lebih serius dalam mencegah

terjadinya kebocoran soal, agar ujian nasional benar-benar bisa dijadikan

tolak ukur kemampuan siswa.

Berita 7 ini menggunakan elemen praanggapan, terlihat dari

penggunaan kata “dugaan” daripada kata seperti telah terjadi, . Kata

“dugaan” dipilih untuk memperkuat bahwa kebocoran soal masih

dipertanyakan benar tidaknya. Karena bukti tautan internet pun sudah

tidak dapat diakses lagi. Namun praduga tersebut terbantahkan oleh

statement Tsaqif Wismadi yang mengatakan bahwa dirinya memiliki bukti

screen capture dari handphone temannya terkait kesamaan soal ujian

dengan soal latihan ujian dari tautan tersebut ternyata sama persis.

Page 19: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

Analisis Gambar

Analisis gambar dapat dilakukan dengan melihat sinkronisasi

antara teks berita dengan gambar yang ditampilkan apakah sudah sesuai

dengan naskah yang dibuat. Pada berita 7, semua gambar dan narasi

tersusun secara sinkron. Serta dari seluruh gambar yang disajikan

menunjukan fakta dan akurasi yang sangat detil.

Berita 8

Analisis Teks

Unsur tematik dalam berita 8 ini adalah mengenai “ungkap

kebocoran UN, siswa SMA N 3 Yogyakarta dapat penghargaan KPK”.

Secara skematik berita 8 terdapat 8 kalimat dan 2 statement dengan dua

topic bahasan, yang pertama mengenai kebocoran soal mata pelajaran IPA

yang sempat terjadi dan yang kedua mengenai KPK berikan penghargaan

untuk lima orang siswa yang berani mengungkap terjadinya kebocoran

soal UN. Elemen detail berita 8 ini terletak pada kalimat terakhir “

kejujuran dan keberanian para siswa ini, merupakan nilai dasar untuk anti-

korupsi yang patut ditiru dan dihargai”. Wartawan memilih kata “patut”

bertemu dengan “ditiru” bertujuan agar pemirsa menanamkan nilai

kejujuran dan keberanian pada diri masing-masing.

Analisis Gambar

Analisis gambar dapat dilakukan dengan melihat sinkronisasi

antara teks berita dengan gambar yang ditampilkan apakah sudah sesuai

dengan naskah yang dibuat. Pada berita 8, terdapat beberapa gambar

Page 20: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

(visualisasi) yang tidak sesuai dengan narasi/teks yang dibacakan. Sebagai

contoh, ketika reporter membacakan narasi:

Selain menyampaikan kepada pihak sekolah, kebocoran soal UN

juga disampaikan melalui surat terbuka kepada universitas gajah mada

Yogyakarta, agar tidak menjadikan hasil ujian nasional sebagai referensi

Kesimpulan

Jika kembali memaknai independensi dalam kode etik jurnalistik

yang berlaku, tidak sebatas hanya pada pemilihan narasumber yang

berimbang, tetapi juga harus menyampaikan fakta, beritanya akurat, dan

tidak memiliki itikad buruk ketika menulis berita tersebut, maka TVRI

dapat dikatakan independen. TVRI menyajikan berita sesuai dengan data

di lapangan yang berisi tanggapan narasumber yang dipilih. Berita yang

ditulis TVRI dinilai akurat yaitu dapat dipercaya dan sesuai keadaan

secara obyektif ketika peristiwa terjadi. TVRI dikatakan independen

adalah jika memperhatikan berita-berita TVRI dengan mengacu pada

salah satu kriteria prinsip lembaga penyiaran publik yaitu sikap tidak

memihak. Maka TVRI dalam program berita Kanal 22 ini dapat dikatakan

tidak memihak pada siapapun. Sikap tidak memihak terjadi dari beberapa

praktek sederhana:

1. Tidak ada fakta dalam berita dihilangkan oleh TVRI. Jadi sikap independen

mencakup keadaan lengkap.

2. TVRI tidak mengorbankan atau menghilangkan fakta-fakta penting (faktual)

dan relevan. Jadi sikap tidak memihak mencakup relevansi.

3. TVRI tidak memihak karena berita tidak menyesatkan atau menipu pembaca

secara sengaja maupun tidak sengaja. Maka sikap tidak memihak mencakup

kode etik jurnalistikujuran terhadap pembaca.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peniliti menyarankan:

Page 21: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

1. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan riset mengenai wacana

pemberitaan, penelitian ini dapat dijadikan acuan meskipun menggunakan

pendekatan dan metode yang berbeda dengan penelitian ini. Hal itu semata

hanya untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas lagi dalam

menganalisis wacana berita.

2. Bagi penelitian selanjutnya, dapat mengambil periode setelah penelitian

ini. Karena teks berita mengenai netralitas TVRI masih terus berkembang

hingga saat ini. Sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih

menyeluruh.

3. Bagi penonton, sebaiknya lebih kritis dalam memaknai apa yang disajikan

oleh media swasta maupun lembaga penyiaran publik saat ini. Karena

tidak semua media bersikap netral dalam melakukan proses pemberitaan.

4. Untuk pihak TVRI, terutama program Kanal 22 perlu lebih menyesuaikan

penyajian gambar dengan isi berita yang disajikan, karena terdapat

beberapa kalimat yang tidak sesuai dengan gambar yang disajikan.

Page 22: D0210994.docx · Web viewyang berarti “membuat sama”. Pengertian diatas masihlah terlalu umum untuk dikatakan sebagai makna komunikasi. Dalam buku karya Deddy Mulyana (2005: 62)

DAFTAR PUSTAKAAbede Pareno, Sam. (2002). Kuliah Komunikas. Surabaya: Papyrus.Dennis, McQuail. 1996. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Erlangga.Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta:

LKiS Printing Cemerlang.Eriyanto. 2009. Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta.Eriyanto. 2009. Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta.Eriyanto. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta:

LKiS Printing Cemerlang.Effendy, Onong Uchjana. 1990. Ilmu komunikasi Teori dan Praktek. Bandung.Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta.Maurer, Peter. 2011. Explaining Perceived Media Influence in Politics. 56. 27. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.Mursito, BM. 2006. Memahami Institusi Media. Jawa Tengah.Nimmo, Dan. 2000. Komunikasi Politik-Khalayak dan Efek. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.Pawito. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta.Rodney Benson dan Matthew Bowers, 2011. Public Media and Political

Independence. 1-71.Gazali, Efendi. 2002. Penyiaran Alternatif tapi Mutlak; Sebuah Acuan Tentang Penyiaran Publik dan Komunitas.Jakarta. Penerbit Jurusan Ilmu

Komunikasi FISIP UI.William L. Rivers dan Cleve Mathews, 1994. Etika Media Massa. Jakarta.