bab ii kajian teori 2.1 kajian teori 2.1.1 komunikasi...10 bab ii kajian teori . 2.1 kajian teori ....

17
10 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Komunikasi Dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Deddy Mulyana: 2005: 4), kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasl dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Menurut Harrold D. Lasswell dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Deddy Mulyana: 2005: 62), komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran media apa, kepada siapa pesan tersebut disampaikan, dan akibat atau hasil apa yang terjadi. ( Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?) Menurut Everett M. Rogers dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Deddy Mulyana: 2005: 62), komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Menurut Rogers & D. Lawrence Kincaid dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi (Hafied Cangara: 1998: 20), komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang

Upload: others

Post on 23-May-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

10

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Komunikasi

Dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Deddy

Mulyana: 2005: 4), kata komunikasi atau communication dalam

bahasa Inggris berasl dari bahasa Latin communis yang berarti

“sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti

“membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis)

adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang

merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi

menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan

dianut secara sama.

Menurut Harrold D. Lasswell dalam buku Ilmu Komunikasi

Suatu Pengantar (Deddy Mulyana: 2005: 62), komunikasi pada

dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa,

mengatakan apa, dengan saluran media apa, kepada siapa pesan

tersebut disampaikan, dan akibat atau hasil apa yang terjadi. (Who?

Says what? In which channel? To whom? With what effect?)

Menurut Everett M. Rogers dalam buku Ilmu Komunikasi

Suatu Pengantar (Deddy Mulyana: 2005: 62), komunikasi adalah

proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu

penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku

mereka. Menurut Rogers & D. Lawrence Kincaid dalam buku

Pengantar Ilmu Komunikasi (Hafied Cangara: 1998: 20), komunikasi

adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau

melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang

11

pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.dari

orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkam bahwa

komunikasi adalah usaha untuk menyampaikan pesan atau informasi,

baik secara verbal atau nonverbal kepada satu atau lebih penerima

dengan tujuan untuk mempengaruhi penerima pesan.

2.1.2 Komunikasi Interpersonal

Devito (1976) dalam buku Komunikasi Antarpribadi dan

Medianya (2012: 43) mengemukakan bahwa komunikasi

antarpribadi mengandung lima karkateristik berikut ini, yaitu

keterbukaan, empati, dukungan, perasaan positif, dan kesamaan.

Menurut Evert M. Rogers dalam Depari (1988) di dalam buku yang

sama pula, menyebutkan beberapa karakteristik komunikasi

antarpribadi yaitu arus pesan cenderung dua arah, konteks

komunikasi adalah tatap muka, tingkat umpan balik yang tinggi,

kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas sangat tinggi,

kecepatan untuk menjangkau sasaran yang lebih besar sangat lamban

dan efek yang terjadi antara lain adalah perubahan sikap.

Menurut Pawito dalam bukunya yang berjudul Penelitian

Komunikasi Kualitatif (2008: 2) komunikasi antarpribadi pada

dasarnya merupakan jalinan hubungan interaktif antara seorang

individu dan individu yang lain dimana lambang-lambang secara

efektif digunakan, terutama lambang bahasa. Dalam komunikasi

interpersonal dapat dihipotesakan bahwa semakin personal (bersifat

pribadi) suatu tujuan komunikasi maka akan semakin sulit diperoleh

suatu kesepakatan. Begitu juga sebaliknya, semakin bersifat sosial

(lebih luas dan keluar dari domain pribadi) tujuan dari komunikasi

yang dilakukan, maka akan semakin mudah dicapai kesepakatan.

12

Selama ini komunikasi antarpribadi yang diketahui adalah

terjadi secara langsung dan tatap muka (face to face). Namun,

menurut Dasrun Hidayat dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi

dan Medianya (2012: 44), komunikasi antarpribadi juga melibatkan

media sebagai saluran komunikasi. Media yang digunakan seperti

telepon, SMS, BBM, internet (facebook, browsing, chatting) dan

sebagainya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

interpersonal adalah proses pertukaran informasi yang terjadi

diantara 2 orang baik menggunakan media perantara maupun tanpa

media perantara dengan berbagai dampak dan peluang untuk

memberikan umpan balik dengan segera.

2.1.3 Uncertainty Reduction Theory

Uncertainty Reduction Theory (URT) atau Teori Pengurangan

Ketidakpastian adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh Charles

Berger dan Richard Calabrese dalam buku Pengantar Teori

Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3 (2008: 173). Teori ini

membahas tentang sebuah proses komunikasi pada dua individu yang

sebelumnya saling tidak kenal, menjadi kenal sehingga dapat

mengurangi ketidak pastian dalam komunikasi, dan kemudian

memutuskan untuk melanjutkan komunikasi atau tidak. Dikatakan

juga bahwa teori ini berhubungan dengan cara-cara kita

mengumpulkan informasi tentang orang lain. Teori ini berhubungan

dengan cara-cara individu memantau lingkungan sosial mereka dan

menjadi tahu lebih banyak tentang diri mereka sendiri dan orang lain.

Uncertainty reduction theory atau teori pengurangan

ketidakpastian, terkadang juga disebut initial interaction theory.

Teori ini diciptakan pada tahun 1975. Berger dan Calabrese yakin

13

bahwa ketika orang-orang asing pertama kali bertemu, mereka

mula-mula meningkatkan kemampuan untuk bisa memprediksi dalam

usaha untuk mengeluarkan perasaan dari pengalaman komunikasi

mereka. Prediksi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

memperkirakan pilihan perilaku yang mungkin bisa dipilih dari

kemungkinan pilihan yang tersedia bagi diri sendiri atau bagi partner

relasi. Explanation (keterangan) digunakan untuk menafsirkan makna

dari perbuatan masa lalu dari sebuah hubungan. Prediksi dan

explanation merupakan dua konsep awal dari dua subproses utama

pengurangan ketidakpastian (uncertainty reduction). Versi umum dari

teori ini menyatakan bahwa ada dua tipe dari ketidakpastian dalam

perjumpaan pertama yaitu:

1. Cognitive uncertainty, merupakan tingkatan ketidakpastian yang

dihubungkan dengan keyakinan atau sikap yang diyakini. Seorang

akan berpikir bagaimana perilaku orang lain merujuk dari pemikiran

orang tersebut. Misalnya dua orang yang tidak saling mengenal

sedang duduk bersebelahan tetapi tidak bertegur sapa atau

berkenalan, maka akan muncul ketidakpastian dalam batas

pemikiran dalam diri orang tersebut, apakah seseorang disebelahnya

merasakan rasa tegang karena tidak saling kenal, atau memang sifat

orang tersebut sombong karena tidak mau menegurnya tersebih

dahulu. Dalam tahap ini ketidakpastian yang dirasakan hanya

sebatas dalam pemikiran.

2. Behavioral uncertainty, dihubungkan dengan self-disclosure.1

Kesesuaian dengan perilaku yang seharusnya menurut budaya atau

batasan sampai mana perilaku dapat diprediksi dalam situasi

tertentu. Misalnya dua orang yang tidak saling kenal. Salah seorang,

1 Self-disclosure adalah pengungkapan diri yang dilakukan seseorang kepada orang lain dalam

proses komunikasi interpersonal. Caranya dengan menceritakan faktar tentang diri sendiri kepada

orang lain, misalnya fakta pribadi, cara berpikir, perasaan, kebiasaan, dan sebagainya.

14

katakanlah si A mengajak bicara si B, dan terjadi suatu interaksi

yang tidak berjalan lama, kemudian akan muncul kembali sebuah

ketidakpastian dalam diri si A mengikuti perilaku sebelumnya

(mengajak berbicara si B) dengan kembali berpikir apakah si B

menganggapnya sok kenal. Ketidakpastian dalam tahap ini

berlangsung mengikuti sebuah perilaku.

Selanjutnya Berger dan Calabrese (1975) berpendapat bahwa

uncertainty reduction memiliki proses yang proaktif dan retroaktif.

Uncertainty reduction yang proaktif yaitu yang terjadi ketika

seseorang berpikir mengenai pilihan-pilihan komunikasi sebelum

benar-benar melakukannya dengan orang lain. Misalnya seseorang

yang menghindar terhadap orang lain yang seharusnya bertemu di

suatu tempat, keadaan dimana seseorang mempersiapkan

pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada orang lain. Hal

tersebut termasuk proses proaktif karena belum ia lakukan. Sedangkan

uncertainty reduction yang retroaktif terdiri dari usaha-usaha untuk

menerangkan perilaku setelah pertemuan itu sendiri. Seseorang yang

menanyakan pada dirinya sendiri apa arti dibalik perbincangannya

dengan orang lain, apa maksud dari reaksi yang diberikan orang lain

kepadanya. Hal tersebut termasuk retroaktif karena merupakan usaha

untuk menerangkan perilaku setelah terjadinya suatu pertemuan.

Teori sering didasarkan pada asumsi-asumsi2 yag merefleksikan

cara pandang teoritikus. Teori ini dibingkai oleh 7 asumsi yaitu:

1. Orang mengalami ketidakpastian dalam latar interpersonal. Asumsi

pertama menjelaskan dalam mengatur interpersonal, orang

merasakan ketidakpastian karena adanya perbedaan harapan

2 Asumsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dugaan yg diterima sbg dasar atau

landasan berpikir krn dianggap benar

15

mengenai kejadian interpersonal. Pada saat ini orang akan

merasakan ketidakpastian cemas untuk bertemu orang lain.

2. Ketidakpastian adalah keadaan yang tidak mengenakkan,

menimbulkan stress secara kognitif. Asumsi yang kedua

menyarankan bahwa ketidakpastian adalah merupakan keadaan

yang tidak mengenakkan. Dengan demikian berada di dalam

ketidakpastian membutuhkan energi emosional dan psikologis yang

tidak sedikit.

3. Ketika orang asing bertemu, perhatian utama mereka adalah untuk

mengurangi ketidakpastian mereka atau meningkatkan predikbilitas.

Asumsi ketiga ini menjelaskan bahwa ketika orang asing bertemu,

maka terdapat dua hal yang penting yaitu pengurangan

ketidakpastian dan penambahan prediksi. Pencarian informasi

biasanya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dengan tujuan

untuk memperoleh prediktabilitas.

4. Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses perkembangan yang

terjadi melalui tahapan-tahapan. Asumsi yang keempat menyatakan

bahwa komunikasi interpersonal adalah proses yang melibatkan

tahapan-tahapan perkembangan. Menurut Berger dan Calabrese

terdapat tiga tahapan orang memulai interaksi yaitu :

a. Entry Phase: Dalam tahap ini biasanya komunikasi hanya

meliputi hal-hal umum saja seperti nama, jenis kelamin, usia,

status dan hal demographis lainnya. Dalam tahap ini langkah yang

ditempuh sebagian besar bersifat normatif dan dikendalikan oleh

aturan-aturan komunikasi.

b. Personal Phase: Tahap ini komunikasi berlangsung lebih akrab

dan berbagi mengenai keyakinan, pendapat, nilai dan lebih

banyak data pribadi. Fase ini mulai kurang dibatasi oleh aturan

dan norma komunikasi

16

c. Exit Phase: Di fase ini umumnya setelah komunikator

mendapatkan data-data yang ada dapat memilih untuk

melanjutkan komunikasi atau memutuskan untuk menyudahinya.

5. Komunikasi interpersonal adalah alat yang utama untuk

mengurangi ketidakpastian. Asumsi kelima menyatakan bahwa

komunikasi interpersonal adalah alat utama bagi pengurangan

ketidakpastian. Di sini komunikasi interpersonal diidentifikasikan

sebagai fokus pada URT. Komunikasi interpersonal mensyaratkan

beberapa kondisi, beberapa di antaranya adalah kemampuan untuk

mendengar, tanda respon nonverbal, dan bahasa yang sama.

Menurut Berger (1995) ada sejumlah situasi di mana kondisi

prasyarat pertemuan tatap muka ini tidak terpenuhi. Kondisi seperti

ini memengaruhi proses pengurangan ketidakpastian dan

pengembangan hubungan.

6. Kuantitas dan sifat informasi yang dibagi oleh orang akan berubah

seiiring berjalannya waktu. Asumsi keenam ini fokus pada fakta

komunikasi interpersonal yang berkembang. URT mempercayai

interaksi bermula dari kunci elemen di proses pengembangan.

7. Sangat mungkin untuk menduga perilaku orang dengan

menggunakan cara seperti hukum. Asumsi terakhir ini menunjukan

tingkah laku orang-orang dapat memprediksi sebuah penampilan.

Dalam ontologi cakupan hukum, beramsumsi bahwa perilaku

manusia diatur oleh prinsip-prinsip umum yang berfungsi dengan

cara seperti hukum.

Teori pengurangan ketidakpastian adalah teori yang aksomatik,

hal ini berarti bahwa Berger dan Calabrese memulai dengan sekumpulan

17

aksioma3 (axioms). Aksioma-aksioma ini disebut sebagai proposisi oleh

peneliti lainnya, tidak membutuhkan adanya bukti lebih selain

pernyataan itu sendiri. Berger dan Calabrese mengambil pemikiran

aksioma ini dari penelitian sebelumnya (Blalock,1969) yang

menyimpulkan bahwa hubungan kausal harus dinyatakan dalam bentuk

aksioma.Aksioma adalah jantung dari sebuah teori. Aksioma harus

diterima sebagai valid karena merupakan batu penyusun dalam teori.Tiap

aksioma menggambarkan hubungan antara ketidakpastian (konsep

teoritissentral) dan konsep lainnya.

Aksioma 1

Dengan adanya tingkat ketidakpastian yang tinggi pada pemula fase

awal, ketika jumlah komunikasi verbal antara dua orang asing

meningkat, tingkat ketidakpastian untuk tiap partisipan dalam suatu

hubungan akan menurun. Jika ketidakpastian menurun, jumlah

komunikasi verbal meningkat. Hal ini menyatakan adanya kebalikan

atau hubungan negatif antara ketidakpastian dan komunikasi verbal.

Aksioma 2

Ketika ekspresi afiliatif nonverbal meningkat,tingkat ketidakpastian

menurun dalam situasi interaksi awal. Selain itu, penurunan tingkat

ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan keekpresifan afiliatif

nonverbal. Hal ini merupakan salah satu hubungan yang bersifat negatif.

Aksioma 3

Tingkat ketidakpastian yang tinggi menyebabkan meningkatnya

perilaku pencarian informasi. Ketika tingkat ketidakpastian menurun,

3 Aksioma menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pernyataan yg dapat diterima sbg

kebenaran tanpa pembuktian atau dalam suatu teori dapat dijelaskan sebagai suatu kebenaran yang

ditarik dari penelitian sebelumnya dengan akal sehat.

18

perilaku pencarian informasi juga menurun. Aksioma ini menunjukkan

hubungan yang positif antara dua konsep tersebut.

Aksioma 4

Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam sebuah hubungan

menyebabkan penurunan tingkat keintiman dari isi komunikasi. Tingkat

ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat keintiman yang tinggi

aksioma ini memperlihatkan hubungan yang negatif antara

ketidakpastian dan tingkat keintiman.

Aksioma 5

Ketidakpastian yang tingkat tinggi menghasilkan tingkat

resiprositas4

yang tinggi. Tingkat ketidakpastian yang rendah

menghasilkan tingkat resiprositas yang rendah pula. Hubungan yang

positif terjadi disini.

Aksoma 6

Kemiripan diantara orang akan mengurangi ketidakpastian,

sementara ketidakmiripan akan meningkatkan ketidakpastian.Aksioma

ini menyatakan sebuah hubungan yang negatif.

Aksioma 7

Peningkatan tingkat ketidakpastian akan menghasilkan penurunan

dalam kesukaan. Penurunan dalam ketidakpastian menghasilkan

peningkatan dalam kesukaan. Lagi-lagi hubungan yang negatif

diperlihatkan oleh aksioma ini. Berdasarkan penelitian lanjutan Berger

dan Gudykunst (1991) menambahkan aksioma kedelapan, yang

kemudian memunculkan tujuh teorema baru.

4 Resiprositas adalah Resiprositas yang disebut juga pertukaran adalah proses timbal balik yang

terjadi ketika seseorang melakukan pengungkapan diri, hubungan yang didalamnya terdapat

sebuah tindakan timbal balik, pengaruh, memberi dan menerima, korespondensi, antara dua pihak.

19

Aksioma 8

Ketidakpastian berhubungan secara negatif dan interaksi dalam

jaringan social, makin orang berinteraksi dengan teman dan anggota

keluarga dari mitra hubungan mereka, makin sedikit ketidakpastian yang

mereka alami.

Aksioma 9

Terdapat hubungan kebalikan atau negatif antara ketidakpastian dan

kepuasan komunikasi.

Area perluasan ketiga berhubungan dengan strategi. Berger

(1995) menyatakan bahwa orang dalam usaha untuk mengurangi

ketidakpastian menggunakan taktik-taktik dari tiga kategori strategi

yaitu pasif, aktif dan interaktif. Strategi pasif adalah dimana seseorang

mengambil peranan pengamat yang tidak menganggu orang lainnya.

Misalnya pengamat hanya mengamati seseorang dari kejauhan tanpa

berinteraksi secara langsung, pengamat hanya mengobservasi dalam

berbagai situasi sosial. Strategi aktif, muncul ketika seseorang pengamat

mulai melakukan suatu usaha untuk mencari inforasi yang intensif

tentang orang yang bersangkutan melalui orang lain, bertanya kepada

teman orang yang bersangkutan tentang informasi yang dibutuhkan.

Sedangkan strategi interaktif terjadi ketika pengamat dan orang yang

diamati terlibat dalam kontak secara langsung dan interaksi tatap muka.

2.1.4 Masyarakat Jaringan - Manuel Castells

Salah satu sumbangan baru untuk perkembangan teori sosial modern

yang mengkaji perkembangan teknologi dan revolusi informasi adalah

sebuah trilogi yang ditulis oleh Manuel Castells (1996, 1997, 1998)

20

dengan judul Information Age: Economy, Society and Culture. Dalam

bukunya, Castell mengutarakan pandangannya tentang kemunculan

masyarakat, kultur dan ekonomi yang baru dari sudut pandang revolusi

teknologi informasi, seperti televisi, komputer dan sebagainya (Ritzer &

Goodman, 2008).

Dalam analisisnya, Castells (2000: 28-76) mengembangkan

pemikirannya tentang masyarakat informasi dengan mengacu pada lima

karakteristik dasar teknologi informasi, yaitu:

1. Teknologi informasi senantiasa bereaksi terhadap informasi.

2. Karena informasi adalah bagian dari aktivitas manusia, maka

teknologi ini mempinyai efek pervasif

3. Semua sistem yang menggunakan teknologi informasi

didefinisikan “logika jaringan”

4. Teknologi baru sangatlah fleksibel, dalam arti bisa dengan

mudah beradaptasi

5. Teknologi informasi sangatlah spesifik, dengan adanya

informasi, maka bisa terpadu dengan suatu sistem yang

terintegrasi.

Castells menganalisis perubahan yang terjadi di masyarakat

sesungguhnya adalah akibat dari perkembangan teknologi informasi yang

mempunyai efek pervasif, dan arti penting teknologi informasi itu sendiri

yang mampu mengembangkan logika jaringan di era perkembangan

perekonomian dan kehidupan masyarakat yang makin mengglobal.

Di era masyarakat informasi, satu hal yang penting adalah apa yang

disebut Castells sebagai “jaringan”. Fungsi-fungsi dan proses dominan

pada jaman informasi semakin terorganisir dalam "jaringan" yang

didefinisikan sebagai serangkaian "simpul yang terkait satu sama lain".

21

Jaringan tersebut bersifat terbuka, mampu melakukan ekspansi tanpa

batas, dinamis dan mampu berinovasi tanpa merusak sistem. Dengan

adanya "jaringan" ini, telah memungkinkan kapitalisme dapat

mengglobal dan terorganisir berdasarkan aliran keuangan global. Dari

jaringan yang terbentuk akan membentuk sebuah masyarakat jaringan

atau network society, yaitu masyarakat dimana fungsi dan proses

dominan ditata sekitar jaringan-jaringan internet, unranet, jaringan

kerjasama berbagai perusahaan organisasi, negara, hingga jaringan

pergaulan.

Di bawah ini merupakan pemetaan tentang penelitian dan jurnal tentang

Rekening Bersama di dalam proses jual beli pada Kaskus yang telah

dilakukan sebelumnya.

Peneliti /

Tahun

Judul Tujuan Metode Hasil

Adi

Nugroho

Onggobo

yo / 2012

Rekber

Kaskus dan

Trust Dalam

Komunikasi

Ruang

Virtual

Untuk

mengetahui

sejauh mana

peran Rekber

dalam kaitan

dengan fungsi

trust dalam

komunikasi

ruang virtual

menggunakan

pendekatan

kualitatif, khususnya

observasi dan

partisipasi langsung

didalamnya.Kemudi

an penulis aktif pula

dengan

eksperimentasi

terlibat perdagangan

barang

di FJB secara

sungguhan.

Trust menjadi hal

penting dalam jual beli

di FJB Kaskus. Tetapi

trust tidak bersifat

langsung karena

dialihkan ke pihak

pemegang rekber.

Pemberian trust menjadi

situasi penuh resiko

dalam komplesitas yang

tidak menentu menjadi

tereduksi, sekaligus

menyelesaikan masalah

kontingensi ganda antara

pihak-pihak yang

22

Teori yang

digunakan adalah

dengan konsep trust,

konfidensi, dan

sistem komunikatif.

berkomunikasi. Pada

akhirnya, ketika sistem

sosial kemudian

mengarah pada

stabilisasi, muncullah

confidence dalam sistem

psikis para perilaku

komunikasi yang

dibentuk dari familiarity

yang terbangun dari trust

yang diberikan.

I Gede

Jaya

Wisesa /

2013

Perlindunga

n Hukum

Pengguna

Jasa

Rekening

Bersama

(Escrow)

Di Forum

Jual Beli

Kaskus

Untuk

mengetahui

perjanjian

rekening

bersama

dalam

mengatur

hubungan

para pihak

dan

celah hukum

yang bisa

terjadi

Jenis penelitian

yang digunakan

dalam penelitian ini

adalah yuridis

normatif

(normative legal

research).

Pendekatan

penelitian yang

digunakan dalam

penelitian ini adalah

pendekatan

perundang-undanga

n (statute approach)

dan

pendekatan

konseptual

(conceptual

approach).

Kehadiran rekening

bersama perlu suatu

regulasi hukum yang

khusus mengatur terkait

masalah rekening

bersama. Perjanjian

rekening bersama harus

lah mendapatkan

perhatian khusus dengan

adanya perumusan ulang

agar isi dan esensinya

dapat memberikan

perlindungan hukum dan

kepastian hukum bukan

hanya kepada pemilik

rekening bersama namun

juga pengguna rekening

bersama sebab pada saat

ini isi perjanjian

rekening bersama belum

memberikan

perlindungan hukum

kepada pengguna

rekening bersama.

Penyeragaman isi dan

bentuk perjanjian

penting dilakukan agar

adanya standar baku

23

bagi perjanjian rekening

bersama yang pada

akhirnya akan

memberikan

perlindungan hukum

bagi pengguna jasanya.

Irsan

Haerudin

Akif,

Ahmadi

Miru,

Anwar

Borahima

/ 2012

Penggunaan

Jasa

Rekening

Bersama

Sebagai

Perantara

Dalam

Transaksi

E-commerc

e (Pada

www.kasku

s.co.id)

Untuk

mengetahui

hak dan

kewajiban

rekening

bersama

sebagai

perantara

dalam

e-commerce

dan untuk

mengetahui

perlindungan

hukum para

pihak

pengguna jasa

Rekening

Bersama.

Metode pendekatan

yang dilakukan pada

penelitian ini adalah

metode pendekatan

Empiris. Pendekatan

empiris adalah

pendekatan yang

dilakukan

penekanan pada

kajian ilmu

hukum,

perlindungan hukum

dan menelaah

kaidah-kaidah

hukum yang berlaku

sehubungan

dengan

peristiwa-peristiwa

dan

kenyataan-kenyataa

n di lokasi

penelitian

Rekening bersama

berhak mnegtahui

perjanjian yang

dilakukan antara penjual

dan pembeli, berhak

menolak transaksi, dan

berhak mendapatkan

imbalan jasa. Sedangkan

kewajiban rekening

bersama adalah

menjamin hak dan

kewajiban penjual dan

pembeli yakni pembeli

harus membayar harga

barang sesuai

kesepakatan, dan penjual

harus menyerahkan

barang. Rekber tidak

menanggung kerugian

yang timbul akhibat

transaksi jual beli,

namun bila terjadi

permasalahan akan

membantu

menyelesaikannya.

Iqbal

Rahdika /

2011

Pengaruh

Bauran

Pemasaran

Jasa

Terhadap

Keputusan

Penggunaan

Untuk

mengetahui

tanggapan

pelanggan

mengenai

pelaksanaan

bauran

metode penelitian

deskriptif dan

kausal. Pengambilan

sampel penelitian

dilakukan dengan

metoda

nonprobability

Tanggapan responden

mengenai pelaksanaan

bauran pemasaran

jasarekening bersama

adalah baik dan

tanggapan responden

mengenai proses

pengambilan keputusan

24

Rekening

Bersama

Pada Forum

Jual Beli

Kaskus

Periode

Tahun 2011

pemasaran

jasa,

mengetahui

proses

pengambilan

keputusan

penggunaan

pelanggan

pada penyedia

rekening

bersama dan

mengetahui

pengaruh

bauran

pemasaran

jasa terhadap

proses

pengambilan

keputusan

penggunaan

rekening

bersama di

FJB Kaskus

pada tahun

2011.

sampling jenis

purposive sampling,

dengan jumlah

responden sebanyak

100 responden.

penggunaan keputusan

rekening bersama adalah

sangat baik. Terdapat 4

variabel bebas yang

berpengaruh signifikan,

yaituProduk, Bukti

Fisik, Proses dan

Produktivitas. Dari

keempat variabeltersebut

didapati Bukti Fisik

paling berpengaruh.

Sedangkan

pengaruhsecara smultan

adalah sebesar 64,1%.

Odhilia

Cahyanin

gtyas /

2014

Proses

Penguranga

n

Ketidakpast

ian

Kaskuser

Regional

Semarang

Pada

Penggunaan

Rekening

Bersama di

Forum Jual

Beli Kaskus

Untuk

menjelaskan

proses jual

beli di FJB

Kaskus jika

ditinjau

menggunakan

Uncertainty

Reduction

Theory, untuk

menjelaskan

peran rekber

dalam

Uncertainty

Metode yang

digunakan adalah

kualitatif,

pendekatan

konstruktivisme,

jenis penelitian

deskriptif

eksploratif.

Teknik

pengumpulan data

dengan cara

wawancara,

observasi, dan

?

25

Reduction

Theory

dokumentasi.

Tabel 1. Penelitian Sebelumnya Tentang Jual Beli Online di Kaskus

26

2.2 Kerangka Pikir

Keterangan garis:

Menunjukkan hubungan yang tegas antar 2 hal yang dikaitkan

Menunjukkan rasa ketidakpastian yang lebih sedikit

dibandingkan dengan garis tegas

Forum Jual Beli Kaskus

(Online)

Pembeli

Kaskuser Reg. Semarang

Penjual

Rasa Ketidakpastian

dalam Proses Jual Beli

Online

Transaksi Melalui

Rekening Bersama

Uncertainty

Reduction Theory