d peningkatan hasil belajar siswa kelas x tgb …/peningkatan...pelajaran statika dengan model...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGK ATAN HASIL
PELAJARAN STATIKA DENGAN MODEL
MARKING AND ZONA MARKING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
i
ATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TGB
PELAJARAN STATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF
MARKING AND ZONA MARKING DI SMK N 2 SALATIGA
SKRIPSI
Oleh :
JUMADI
K1507019
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
X TGB PADA MATA
KOOPERATIF MAN
DI SMK N 2 SALATIGA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Jumadi
NIM : K1507019
Jurusan/Program Studi : PTK/Pendidikan Teknik Bangunan
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TGB PADA MATA PELAJARAN STATIKA DENGA N MODEL KOOPERATIF MAN MARKING AND ZONA MARKING DI SMK N 2 SALATIGA” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Jumadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TGB PADA MA TA
PELAJARAN STATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF MAN
MARKING AND ZONA MARKING DI SMK N 2 SALATIGA
Oleh :
JUMADI
K1507019
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan,
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 20 juni 2012
Persetujuan Pembimbing
Dosen Pembimbing I
Drs. Agus Efendi, M.Pd
NIP : 19670819 199303 1 002
Dosen Pembimbing II
Ernawati Sri S., S.T., M.Eng
NIP : 19760512 200501 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Rabu
Tanggal : 11 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs. H. Sutrisno, ST., M.Pd
Sekretaris : Drs. Bambang Sulistyo Budhi
Anggota I : Drs. Agus Efendi, M.Pd
Anggota II : Ernawati Sri Sunarsih, S.T., M.Eng
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n Dekan
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. H. Sajidan, M.Si
NIP. 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Setiap orang yang mendengarkan perkataanKu dan melakukanNya, ia sama dengan orang
yang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu”
(Jeshua HaMassiach)
“Et prout vultis ut faciant vobis homines, et vos facite illis similiter”
“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga kepada
mereka”
(Lukas 6:31)
“Takut akan Tuhan itulah Hikmat menjauhi kejahatan itulah pengertiaan”
(Ayub)
“Akhir kata dari segala yang didengar ialah Takutlah akan Tuhan dan berpeganglah pada
perintah-perintahNya, karena ini adalah kewajiban semua orang.”
(Salomo)
Science is organized knowledge. Wisdom is organized life
(Immanuel Kant)
“Memayu hayuning bawana, ambrasta angkara murka”
(Pepatah jawa)
“Kita tidak bisa melakukan hal yang besar hanya dengan sedikit cinta”
(Mother Teresa)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan, ku persembahkan karya dari anugerah, berkat, cinta, pikiran, perasaan, tenaga dan jiwa ini untuk :
� Tuhan Yesus Kristus Pencipta dari segala sesuatu
� Bapak dan ibuku yang tercinta
� Kakak-kakakku tercinta
� Keluarga besar Minbers
� Teman-teman PMK FKIP UNS
� Teman-teman PTB
� Almamater tercinta
� Semua Sarjana Pengubah Dunia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Jumadi. “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TGB PADA MATA PELAJARAN STATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF MAN MARKING AND ZONA MARKING DI SMK N 2 SALATIGA “. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Statika pada siswa kelas X TGB SMK Negeri 2 Salatiga dengan metode kooperatif man marking and zona marking. Efektifitas model pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar serta faktor-faktor yang menghambat dalam pelaksanaan metode pembelajaran ini.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan evaluasi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X teknik gambar bangunan (TGB) B SMK Negeri 2 Salatiga yang berjumlah 30 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengambilan data adalah dengan metode wawancara, observasi, kajian dokumen, dan tes. Validitas data dengan metode triangulasi data. Analisis data menggunakan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode ini dapat: (1) meningkatkan hasil belajar siswa pada tiap siklus, siklus I kemampuan kognitif meningkat dari (64%) menjadi (76%) pada siklus II, kemampuan afektif untuk motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat dari siklus I sebesar (53%) menjadi (76%), keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat dari (64%) pada siklus I menjadi (86%) pada siklus II, interaksi siswa dengan guru dari (67%) pada siklus I menjadi (73%) pada siklus II, adanya penguasaan materi dalam pembelajaran meningkat dari (50%) pada siklus I menjadi (83%) ada siklus II dan kemampuan psikomotorik dari siklus I sebesar (57%) menjadi (80%) pada siklus II.(2) efektivitas pembelajaran berdasarkan nilai hasil belajar siswa,kesimpulan wawancara dengan guru dan siswa
Simpulan penelitian ini adalah metode kooperatif man marking and zona marking mampu meningkatkan hasil belajar, aktivitas siswa dan efektif diterapkan untuk siswa dalam mata pelajaran statika siswa kelas X TGB B SMK Negeri 2 Salatiga.
Kata kunci : model pembelajaran kooperatif, metode man marking and zona marking, hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Jumadi. ENHANCEMENT OF STUDENT OUTCOMES LEARNING WITH USING COOPERATIF MODELS MAN MARKING AND ZONA MARKING FOR STUDENT CLASS X TGB ON STATICS SUBJEK AT SMK N 2 SALATIGA .Research paper, Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University. June 2012
The purpose of this research was to determine the increase outcomes learning from student at class X TGB B SMK N2 Salatiga for statics subject, effectiveness implementation method and other factor can be barrier for implementation.
This researh is classroom action research. The research was conducted in two cycle, each cycle consisting of the planning phase, implementation phase, observation, reflection and evaluation. The subject of this study was a class X Architect B Salatiga 2 State Vocational High School amounting 30 students.
Source data gathering from the students and teacher. Data obtained through observation, of cognitive, affective and psycomotor, interviews, students observation and test. Validity of the data by triangulation data. Analysis of dat using a qualitative approaching.
Based on the research result show that aplication of this method can : (1) increase outcomes learning for cognitive value from (64%) on cycle I be (76%) on cycles II, affective value shown increasing for student motivating learning from (53%) on cycle I be (76%) on cycles II, student courage for asking and idea (64%) in the first cycle be (86%) on cycle II, interaction with the teacher during the learning of the first cycle (67%) be (73%) on cycle II and students mastery of the material by the first cycle (50%) and cycle II (83%). Psycomotor domain the first cycle (57%) be (80%) on cycle II. (2) effectiveness of this method based on value of outcomes learning, interview with the teacher and student
The conclusions of this study is a cooperative method man marking and zona marking can improve learning outcomes and effectiveness of student in class X architect Salatiga 2 State Vocational High School in statics subjek.
Keywords : cooperative learning models, man marking and zona marking method, learning outcomes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dalam
Yesus Kristus Roh Kudus yang telah memberikan anugerah yang besar, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Kelas X TGB pada Mata Pelajaran Statika dengan Model Kooperatif Man
Marking and Zona Marking di SMK N 2 Salatiga”ini dengan lancar untuk
memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana kependidikan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.
Untuk itu ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. HM. Furqon Hidayatullah , M.Pd sebagai Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan izin penulisan skripsi.
2. Bapak H.Sutrisno, S.T., M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan
Teknik Kejuruan Universitas Sebelas maret Surakarta yang telah
memberikan persetujuan skripsi.
3. Bapak Ida Nugroho Saputro, S.T., M.Eng sebagai Ketua Program Studi
Pendidikan Teknik Sipil Bangunan Jurusan PTK FKIP UNS Surakarta.
4. Bapak Abdul Haris S., S.Pd., M.Pd sebagai Koordinator Skripsi pada
Program Pendidikan Teknik Sipil Bangunan JPTK FKIP UNS.
5. Bapak Drs. Agus Efendi, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing I dan Ibu
Ernawati Sri Sunarsih,S.T., M.Eng selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan dorongan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
6. Drs. Hadi Sutjipto, M.T selaku Kepala Sekolah SMK N 2 Salatiga yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
7. Ibu Asfiyati S.Pd selaku guru mata pelajaran statika sekaligus pembimbing
dalam penelitian di kelas X TGB B SMK N 2 Salatiga.
8. Keluarga besar SMK N 2 Salatiga sebagai objek penelitian.
9. Kedua orang tua dan segenap keluarga MINBERS yang telah memberikan
bantuan moril dan materiil.
10. Rekan-rekan PTB 07 kabinet X-trem yang telah memberikan dukungan
dan semangatnya.
11. Artha Vincentricia yang telah memberikan semangat, dukungan dan
doanya kepada penulis.
12. Teman-teman pengurus dan panitia PMK FKIP UNS, BBF Ayub, Anggit,
Wawan, Tyas, Samadyo Residence, serta rekan-rekan anggota PMK dan
Didaskalos.
13. Rekan-rekan Nilagraha 46, Ihsan, Agus, Syujak, Dumadi, Syafril, Kukuh
yang telah menemani penulis selama menuntut ilmu.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu baik material dan maupun spiritual demi terselesaikannya
skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, oleh karena itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 3
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 23
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 23
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 27
B. Subjek Penelitian ........................................................................... 27
C. Data dan Sumber Data ................................................................... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 28
E. Validasi Data ................................................................................. 30
F. Analisis Data .................................................................................. 31
G. Indikator Kinerja ........................................................................... 32
H. Prosedur Penelitian ....................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian ............................................................... 40
B. Data Keadaan Siswa ...................................................................... 43
C. Sebelum Tindakan Kelas ............................................................... 44
D. Hasil Penelitian Siklus I ................................................................ 45
E. Hasil Penelitian Siklus II .............................................................. 55
F. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ................................... 65
G.Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 70
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 74
B. Implikasi ........................................................................................ 74
C. Saran .............................................................................................. 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76
LAMPIRAN ...................................................................................................... 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka Berpikir .......................................................................................... 26
2. Skema Triangulasi Data ................................................................................. 31
3. Analisis Data menurut Hubberman and Miles ............................................... 32
4. Prosedur Penelitian......................................................................................... 36
5. Denah SMK N 2 Salatiga ............................................................................... 42
6. Diagram Prosentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ...................................... 45
7. Diagram Prosentase Ketuntasan Nilai Belajar Minimum .............................. 48
8. Diagram Prosentase Interaksi Siswa Dalam Kelompok ................................ 49
9. Diagram Prosentase Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran ......... 50
10. Diagram Prosentase Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan Mengemukakan Pendapat ....................................................................................................... 51
11. Diagram Prosentase Interaksi Siswa Dengan Guru ..................................... 52
12. Diagram Prosentase Penguasaan Materi Dalam Pembelajaran .................... 53
13. Diagram Prosentase Ketuntasan Nilai Belajar Minimum ............................ 58
14. Diagram Prosentase Interaksi Siswa Dalam Kelompok .............................. 59
15.Diagram Prosentase Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran ......... 60
16. Diagram Prosentase Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan Mengemukakan Pendapat ....................................................................................................... 61
17. Diagram Prosentase Interaksi Siswa Dengan Guru ..................................... 62
18. Diagram Prosentase Penguasaan Materi Dalam Pembelajaran .................... 63
19. Grafik Peningkatan Motivasi Siswa ............................................................. 65
20. Grafik Peningkatan Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan Mengemukakan Pendapat ....................................................................................................... 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
21. Grafik Peningkatan Interaksi Siswa Dengan Guru ...................................... 67
22. Grafik Peningkatan Penguasaan materi ....................................................... 67
23. Grafik Peningkatan Interaksi Siswa Dalam kelompok ................................ 68
24. Grafik Peningkatan Nilai Ketuntasan Minimum.......................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......................................... 9
2. Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................... 34
3. Klasifikasi Aktivitas Siswa ........................................................................... 25
4. Hasil Observasi Kognitif Pra Siklus ............................................................. 44
5. Hasil Observasi Kognitif Siklus I ................................................................. 48
6. Hasil Observasi Interaksi Siswa Dalam Kelompok ...................................... 49
7. Hasil Observasi Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran ................................. 50
8. Hasil Observasi Siswa dalam Bertanya dan Mengemukakan Pendapat ...... 51
9. Hasil Observasi Interaksi Siswa dengan Guru .............................................. 52
10. Hasil Observasi Penguasaan Materi Dalam Pembelajaran .......................... 53
11. Hasil Observasi Kognitif Siklus II ............................................................... 57
12. Hasil Observasi Interaksi Siswa Dalam Kelompok ..................................... 58
13. Hasil Observasi Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran ................................ 60
14. Hasil Observasi Siswa dalam Bertanya dan Mengemukakan Pendapat ..... 61
15. Hasil Observasi Interaksi Siswa dengan Guru ............................................. 62
16. Hasil Observasi Penguasaan Materi Dalam Pembelajaran .......................... 63
17. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Afektif Siswa Kelas X TGB SMK N 2
Salatiga ......................................................................................................... 69
18. Rekapitulasi hasil Pengamatan Kognitif Siswa X TGB B SMK N 2 Salatiga
...................................................................................................................... 69
19. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Psikomotorik Siswa Kelas X TGB B SMK N2
Salatiga ......................................................................................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Subjek Penelitian .............................................................................. 78
2. Daftar Nilai Siswa X TGB Sebelum Tindakan ............................................ 79
3. Silabus .......................................................................................................... 80
4. RPP Siklus I ................................................................................................. 82
5. Materi Pembelajaran Statika ........................................................................ 85
6. Pembagian Kelompok Siklus I ..................................................................... 90
7. Daftar Soal Tes Siklus I ............................................................................... 93
8. Kunci Jawaban Tes Siklus I ......................................................................... 94
9. Kisi-kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Kognitif ..................................... 97
10. Kisi-kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik ........................... 98
11. Kisi-kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif ..................................... 99
12. Lembar Diskriptor Penilaian ...................................................................... 100
13. Hasil Observasi Kognitif Siswa Siklus I .................................................... 102
14. Hasil Observasi Psikomotorik Siswa Siklus I ............................................ 104
15. Hasil observasi Afektif Siswa Siklus I ....................................................... 106
16. RPP Siklus II .............................................................................................. 110
17. Pembagian Kelompok Siklus II ................................................................. 113
18. Daftar Soal Tes Siklus II ............................................................................ 116
19. Kunci Jawaban Tes Siklus II ...................................................................... 117
20. Hasil Observasi Kognitif Siswa Siklus II................................................... 119
21. Hasil Observasi Psikomotorik Siswa Siklus II........................................... 121
22. Hasil Observasi Afektif Siswa Siklus II .................................................... 123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
23. Pedoman Wawancara Guru ........................................................................ 127
24. Hasil Wawancara Guru .............................................................................. 128
25. Pedoman Wawancara Siswa ...................................................................... 130
26. Hasil Wawancara Siswa ............................................................................. 131
27. Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal...................................................... 132
28. Surat Izin Penelitian ................................................................................... 134
29. Surat Izin Menyusun Skripsi ...................................................................... 135
30. Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................................. 136
31. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian ....................................... 137
32. Dokumentasi Pra Tindakan ........................................................................ 138
33. Dokumentasi Tindakan Siklus I ................................................................. 139
34. Dokumentasi Tindakan Siklus II ................................................................ 140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan saat ini masih menjadi masalah yang diperbincangkan, baik
dari pelaku pendidikan yaitu guru dan siswa sampai ketingkat pendukung yaitu
pemerintah. Setiap permasalahan yang kompleks tersebut sangat berpengaruh
terhadap hasil pembelajaran di Indonesia.
Gaffar (1987:116) mengemukakan beberapa permasalahan pokok
pendidikan dari sudut perencanaan pendidikan. Permasalahan tersebut meliputi :
Kualitas pendidikan, pengelolaan proses belajar mengajar tingkat makro,
pengawasan dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan pada tingkat mikro
tersebut, dan lembaga pendidikan guru yang mempersiapkan guru dan tenaga
kependidikan.
Berbagai permasalahan tersebut ada yang sangat berpengaruh besar yaitu
hubungan antara guru dan siswa, karena guru dan siswa merupakan pelaku utama
dalam proses pembelajaran, karena ini memegang peranan penting dan menjadi
subjek pendidikan.
Guru dan siswa adalah penentu keberhasilan proses belajar mengajar,
sehingga kedua hal ini tidak bisa dipisahkan. Guru tidak akan berhasil mengajar
jika tidak ada murid, walaupun murid belajar sendiri tetapi tidak akan maksimal
tanpa adanya bimbingan dari guru. Selain itu proses belajar mengajar juga akan
sangat berpengaruh dalam hubungan antara guru dengan siswa, yaitu cara
penyampaian materi seorang guru apakah sesuai dengan daya tangkap anak
ataukah tidak.
Hal-hal inilah yang salah satunya menjadi penghambat keberhasilan atau
peningkatan prestasi belajar utamanya pada kelas X Teknik Gambar Bangunan
(TGB) di SMK N 2 Salatiga. Pada mata pelajaran Statika siswa sangat malas
dalam mengikuti proses pembelajaran mereka menganggap pelajaran statika
sebagai momok karena banyak mengunakan rumus dan analisa, sehingga ketika
pelajaran berlangsung beberapa siswa lebih senang untuk diam, bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
handphone, sibuk sendiri atau mengerjakan tugas yang lain. Hal-hal tersebut
sangat berpengaruh sekali dengan hasil pembelajaran. Ketika mereka diberikan
tugas sederhana atau tugas dasar tingkat kelulusan minimal yaitu 70, hanya 11
siswa atau 36% saja yang lulus sedangkan 19 siswa atau 64% siswa masih
dibawah nilai batas tuntas minimum. (sumber: data hasil ujian pada tanggal 2
maret 2012)
Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran disini, sebenarnya
guru telah merancang proses pembelajaran yang interaktif sehingga diharapkan
siswa dapat segera mungkin menanyakan hal-hal yang kurang dipahami, agar
tidak mengalami kesulitan untuk melanjutkan ke materi selanjutnya, tetapi
hasilnya nihil, tidak semua siswa berani bertanya. Sehingga mengakibatkan
tingkat pemahaman mereka rendah. Tingkat pengetahuan mereka hanya sebatas
keberanian mereka mendengarkan ceramah guru.
Pola kegiatan siswa tersebut akan muncul sikap ketergantungan positif
terhadap teman atau kelompok.Ketergantungan positif adalah perasaan diantara
anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang
lainnya pula atau sebaliknya. Untuk menciptakan suasana tersebut, guru perlu
merancang struktur kelompok, tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap
siswa untuk belajar mengevaluasi dirinya dengan teman kelompoknya dalam
penguasaan dan kemampuan memahami bahan pelajaran. Kondisi seperti ini
memungkinkan setiap siswa merasa adanya ketergantungan secara positif pada
anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugas
yang menjadi tanggung jawabnya, yang mendorong setiap anggota kelompok
untuk bekerja sama.
Ditemukannya jawaban yang berbeda ketika seorang siswa bertemu
dengan siswa lainnya mereka akan lebih berani menanyakan bahkan tidak ragu
untuk meminta petunjuk ketika mengerjakan tugas-tugas tersebut. Berdasarkan
masalah tersebut bagaimana bisa prestasi belajar meningkat kalau metode-metode
interaktif yang digunakan tidak dapat berpengaruh terhadap peserta didik untuk
dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, dari studi kasus itulah
metode-metode baru diperlukan untuk mengatasi hal-hal tersebut. Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
aktif yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa saling sharing
dengan siswa lainya, diantaranya adalah penggunaan metode pembelajaran
kooperatif dengan metode man marking and zona marking, yang diharapkan dapat
mengatasi masalah dalam upaya peningkatan prestasi belajar utamanya dalam
mata pelajaran Statika di SMK N 2 Salatiga. Siswa lebih terbuka jika mereka
bercerita dengan teman sebaya, dan lebih berani menanyakan hal-hal yang belum
diketahuinya, oleh karena mereka berpikir bahwa bertanya kepada teman lebih
baik, selain itu tidak akan ada siswa yang diam atau mengalihkan perhatiannya
saat guru menanyakan tingkat pemahaman yang dicapai murid, karena mereka
akan belajar bersama.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti menemukan beberapa permasalahan seperti :
1. Pelaksanaan model pembelajaran interaktif yang direncanakan oleh guru
kurang optimal dalam pelaksanaan dan aktivitas siswa monoton.
2. Pelajaran Statika merupakan pelajaran analisis yang banyak menggunakan
rumus, analisis dan perhitungan yang membuat siswa kurang berminat.
3. Hasil belajar siswa yang belum tuntas mengakibatkan siswa tidak naik kelas.
4. Terbatasnya waktu belajar untuk pelajaran statika, sehingga materi harus
disampaikan secepat mungkin.
5. Metode pembelajaran kooperatif man marking and zona marking
dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran tersebut.
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah penelitian pada beberapa
hal sebagai berikut :
1. Penelitian ini mengambil studi kasus siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan
(TGB) pada Program Keahlian Teknik Bangunan SMK N 2 Salatiga tahun
ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 30 anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif man marking and zona marking
3. Mata pelajaran yang diterapkan adalah Statika, dengan materi pokok yang
sesuai kurikulum di SMK N 2 Salatiga.
4. Efektifnya model pembelajaran ini dibatasi oleh ketuntasan nilai hasil belajar
minimum, motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, keberanian bertanya
dan mengemukakan pendapat, adanya interaksi siswa dengan guru, adanya
penguasaan materi dalam pembelajaran, adanya interaksi antar siswa dalam
kelompok.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka
rumusan permasalahan penelitian ini adalah :
1. Apakah model pembelajaran man marking and zona marking dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa?
2. Bagaimana efektifitas model pembelajaran kooperatif man marking and zona
marking terhadap peningkatkan aktivitas siswa?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang akan menghambat dalam pelaksanaan
penggunaan metode man marking and zona marking?
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian yang diharapkan oleh peneliti adalah :
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran statika
dengan menggunakan metode man marking and zona marking.
2. Mengetahui efektifitas metode man marking and zona marking dalam
meningkatkan aktivitas siswa.
3. Mengetahui faktor-faktor yang dapat menghambat pelaksanaan pembelajaran
dengan metode man marking and zona marking.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
F. Manfaat Penelitian
Melalui kegiatan penelitian yang dilakukan, manfaat yang ingin diperoleh
adalah :
1.Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut :
a. Sebagai salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai bagi
siswa.
b.Sebagai usaha meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.
2.Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan
pembelajaran Statika.
b.Sebagai tambahan ketrampilan guru dalam mengajar.
c. Bagi peneliti sebagai sarana penerapan metode pembelajaran yang efektif dan
efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Tentang Belajar dan Pembelajaran
Menurut Skinner (1985) memberikan definisi belajar adalah “ Learning is a
process of progressive behavior adaption” yaitu bahwa belajar itu merupakan
proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif.
Robert. M. Gagne (1965) dalam bukunya : The Conditioning of learning
mengemukakan bahwa : Learning is a change in human disposition or capacity,
wich persists over a period time, and wich is not simply ascribable to process of
growth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah
belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan
saja. Gagne berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan
faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi. Dalam teori psikologi konsep
belajar Gagne ini dinamakan perpaduan antara aliran behaviorisme dan aliran
instrumentalisme.
Berbagai definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan
pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh
sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku
yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan
pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum
sempurna.
Pada dasarnya prinsip belajar lebih dititikberatkan pada aktivitas peserta
didik yang menjadi dasar proses pembelajaran baik dijenjang Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah lanjutan Tingkat Atas
(SLTA) maupun Tingkat Perguruan Tinggi.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.
Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Secara teoritis belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku, namun
tidak semua perubahan tingkah laku organisme dapat dianggap belajar. Perubahan
yang timbul karena proses belajar sudah tentu memiliki ciri khas yang tertentu.
Menurut Surya (1982) dalam Psikologi Pendidikan yang disebut sebagi
prinsip-prinsip belajar mengungkapkan bahwa ciri khas dalam perilaku belajar
adalah :
1) Perubahan itu intensional
Perubahan yang terjadi dalam dalam proses belajar adalah berkat
pengalaman atau praktik yang dilakukan denghan sengaja dan disadari
atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung
konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami
atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya,
seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan pandangan
sesuatu, ketrampilan dan seterusnya.
Disamping perilaku belajar itu menghendaki perubahan yang disadari
juga diarahkan pada tercapainya perubahan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2) Perubahan positif dan aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar mengajar bersifat positif
dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan.
Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan
penambahan yakni diperolehnya sesuatu yang baru. Perubahan aktif
artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan,
karena usaha siswa sendiri.
3) Perubahan efektif dan fungsional;
Perubahan efektif artinya perubahan tersebut membawa pengaruh,
makna dan manfaat tertentu bagi siswa. Perubahan bersifat fungsional
dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan,
perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Secara global, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat
dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1) Faktor internal ( faktor dari dalam siswa), yakni kondisi jasmani dan
rohani siswa.
Jasmani atau fisiologis meliputi aspek kebugaran tubuh, kesehatan
siswa. Dalam kondisi ini sangat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti pelajaran.Aspek psikologis meliputi kecerdasan
siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.
2) Faktor eksternal ( faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
disekitar siswa.
Ada dua faktor eksternal yaitu :
Lingkungan sosial meliputi teman, lingkungan kelas, sekolah,
keluarga, masyarakat. Lingkungan non sosial meliputi : gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan
letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3) Faktor pendekatan belajar ( approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa
sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau tujuan belajar tertentu (Lawson
:1991).
Faktor pendekatan belajar berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses
pembelajaran siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan
pendekatan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih
prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan
belajar surface atau reproductive.
Untuk memperjelas uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar disini disajikan sebuah tabel :
Tabel 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Ragam Faktor dan Elemennya
Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan Belajar Siswa
1. Aspek Fisiologis Tonus jasmani Mata dan telinga
2.Aspek Psikologis Intelegensi Sikap Minat Bakat Motivasi
1.Lingkungan Sosial Keluarga Guru dan staff Masyarakat Teman
2.Lingkungan Nonsosial Rumah Sekolah
1. Pendekatan tinggi Speculative achieving
2. Pendekatan Sedang Analytical deep
3. Pendekatan rendah Reproductive Surface
Faktor-faktor di atas dalam banyak hal saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif eksintrik (faktor eksternal) umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berintelegensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil pembelajaran. Jadi, karena faktor-faktor tersebut diatas munculah siswa-siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
yang highachievers (berprestasi tinggi) dan der-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali.
c. Aspek-aspek perilaku yang dinilai
Menurut Rakhmat dan Suherdi (2001 : 50-55) “Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui perilaku yang terjadi pada diri siswa dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan, acuan untuk mengembangkan instrumen penelitian menurut Bloom”. Ada tiga ranah yaitu perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik adapun
uraian taksonomi Bloom adalah :
1) Perilaku kognitif
Perilaku kognitif merupakan perilaku siswa dalam upaya mengenal
dan memahami bahan ajar yang dipelajari. Secara hirarki perilaku kognitif
mencakup 6 tahapan kemampuan mengetahui, menerapkan, menganalisa,
mensintesis dan mengevaluasi.
a) Mengetahui
Kemampuan mengetahui merupakan jenjang yang paling rendah
dalam ranah kognitif. Kemampuan mengetahui merupakan kemampuan
siswa untuk mengingat sesuatu yang pernah dipelajari sebelumnya.
Hal yang mendapat penekanan di sini adalah pengenalan kembali
terhadap sesuatu, berupa fakta istilah, prinsip, teori, proses pola
struktur. Kata-kata kerja operasional yang menunjukan jenjang
kemampuan ini misalnya : menyebutkan, mencocokan, menyatakan
kembali, dan melukiskan kembali.
b) Memahami
Jenjang kemampuan ini menunjukan kepada kemampuan berfikir
siswa untuk memahami bahasa-bahasa atau bahan ajar yang dipelajari.
Kemampuan ini siswa mampu menterjemahkan dan mengorganisasikan
bahan-bahan yang diterimanya dalam bahasa sendiri. Kata-kata kerja
yang digunakan untuk menyatakan kemampuan ini antara lain :
menjelaskan, merumuskan dengan kata-kata sendiri, menyimpulkan dan
member contoh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c) Menerapkan
Kemampuan menerapkan merupakan kemampuan untuk
menggunakan teori-teori, prinsip-prinsip, rumus-rumus, atau abstraksi-
abstraksi dalam situasi tertentu atau dalam situasi konkrit. Kata kerja
yang digunaka adalah : menghitung, menggunakan, mengoperasikan
dan menghasilkan.
d) Menganalisis
Kemampuan ini menunjukkan kapada kemampuan untuk
menguaraikan suatu keseluruhan atau suatu sistem hubungan kedalam
unsur-unsur yang membentuknya ; mengidentifikasikan hubungan
unsur-unsur dan cara unsur-unsur tersebut diorganisasikan. Kata-kata
kerja yang menunjukkan kemampuan ini adalah : menguraikan,
memisahkan, merinci, mengidentifikasi dan memilih.
e) Mensintesis
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola
baru. Kemampuan berfikir induktif dan konvergen merupakan ciri
kemampuan ini.
f) Mengevaluasi
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat
mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan
pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu.
Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah,
baik-buruk, atau bermanfaat-tak bermanfaat berdasarkan kriteria
tertentu, baik kualitatif maupun kuantitatif
2) Perilaku afektif
Perilaku afektif merupakan perilaku siswa dalam menerima dan
menginternalisasikan seseuatu yang dikomunikasikan kepadanya sehingga
menjadi bagian yang menyatu dengan dirinya. Perilaku afektif mencangkup 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
tahap perilaku, yakni : penerimaan, respon, penghargaan, pengoperasian dan
karakterisasi.
a) Penerimaan
Pada tahap dasar ini mulanya siswa menyadari akan suatu
fenomena yang menjadi stimulus baginya. Ia menerima dan
memperhatikan stimulus tersebut. Kata kerja yang merupakan
indikator perilaku ini, misalnya mengikuti, Memerhatikan
menanyakan, menjawab, memilih dan menunjuk.
b) Respon
Pada tahap ini, secara internal siswa melibatkan diri dan
berpartisipasi aktif terhadap sesuatu yang menjadi stimulus
baginya. Ia berkeinginan dan memiliki kepuasan untuk merespon.
Indikator yang termasuk misalnya: menyambut,
memperbincangkan, menyetujui, menyesuaikan, menuliskan dan
mengemukakan.
c) Penghargaan
Pada tahap ini siswa sudah memberikan nilai tertentu
kepada sesuatu yang diterimanya. Ia tidak hanya menerima atau
menyetujui, tetapi sudah memberikan penghayatan dan makna
tertentu serta menjalin keterikatan. Kata kerja untuk indikator ini
misalnya : mengusulkan, memprakarsai, mengidentifikasi diri,
menghendaki.
d) Pengorganisasian
Setelah siswa memberikan penghargaan dan makna tertentu
terhadap sesuatu yang diterima, kemudian mengorganisasikan hal
tersebut kedalam sistem dan struktur nilai yang sudah dimiliki. Jadi
pada tahap ini siswa mengkonseptualisasikan suatu nilai yang
sudah ada. Kata kerja untuk indikator ini misalnya :
mengintegrasikan mempertahankan, menyelaraskan, dan
menimbang-nimbang.
e) Karakterisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Siswa mengintegrasikan dan menetapkan sesuatu nilai
menjadi terpadu dari dirinya. Hal ini tercermin dalam pola berikut
ini : teguh dalam pendirian, konsisten dalam bertindak, dan punya
keyakinan diri.
3) Perilaku psikomotorik
Ranah perilaku psikomotor menunjuukan pada segi ketrampilan
atau kemahiran siswa unutk memperagakan suatu kegiatan dan tindakan.
Secara garis besar aspek psikomotorik mencangkup 4 tahapan yaitu :
menirukan, memanipulasi, mengartikulasi dan menaturalisasikan.
a) Menirukan
Siswa berupaya untuk menirukan kegiatan seperti yang
diajarkan. Tahap peniruan ini baru sampai kepada sistem otot-ototnya
yang didorong oleh suatu keinginan untuk meniru. Kata kerja yang
menunjukan untuk kemampuan ini, misalnya : mengikuti, mengulangi,
dan meniru.
b) Memanipulasi
Siswa sudah dapat memperagakan sesuatu ketrampilan
sepeti yang diajarkan. Ia sudah mulai mampu memilih tindakan-
tindakan yang diperlukan dan mulai memiliki ketrampilan untuk
memanipulasi tindakan. Kata kerja yang menunjukan misalnya :
mengikuti petunjuk, mencoba sendiri, mengutak-atik.
c) Mengartikulasi
Pada tahap ini yang ditetakankan adalah kemampuan siswa
untuk mengkoordinasikan tindakan-tindakan. Pada tahap ini, ia sudah
bisa mengkoordinasikan tindakan-tindakan secara teratur dengan
menempuh langkah-langkah kegiatan secara tepat. Kata kerja yang
dapat digunakan, misalnya : melakukan kegiatan dengan harmonis,
dan memperagakan dengan teratur.
d) Menaturalisasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Merupakan tahap terakhir. Pada tahap ini, siswa sudah
mampu melakukan suatu kegiatan secara alami, dan menggunakan
energi yang minimum. Seperti seorang sopir yang berpengalaman atau
pemain bola yang mahir.
d. Penilaian dan pengukuran hasil belajar
Penilaian dan pengukuran merupakan kegiatan yang sangat penting
dalam pengajaran. Merupakan salah satu dari empat tugas dari guru yaitu :
merencanakan, melaksanakan, menilai keberhasilan pengajaran serta
memberikan bimbingan. Untuk mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar
tersebut berhasil atau tidak. Diperlukan tolak ukur atau ukuran yang
menunjukan tingkat keberhasilan tersebut.
Kegiatan untuk mendapatkan ukuran-ukuran hasil belajar disebut
pengukuran. Alat ukur pencapaian hasil belajar siswa berbeda-beda sesuai
dengan jenis kemampuan, jumlah siswa yang diukur kemampuannya, dan
jumlah waktu yang tersedia. Pencapaian hasil belajar siswa aspek kognitif
lazimnya diukur dengan tes tertulis atau lisan, aspek afektif lazim diukur
dengan angket atau skala sikap daripada tes, aspek psikomotorik melalui
pengamatan atau tes perbuatan. Tes, angket, skala siap dan pengamatan
merupakan instrumen pengukuran.
Penilaian adalah kegiatan pembuatan keputusan mengenai derajat
keberhasilan belajar masing-masing siswa dan keberhasilan siswa dalam
kelas tersebut secara keseluruhan, serta keberhasilan guru dalam mengajar.
Perbedaan penilaian, pengukuran dan tes, Linn dan Gronlund menulis seperti berikut: “ assessment is general term that indicates the full range of procedurs used to gain information about student learning (observation, rating, of performances or project, paper and pencil test) and the formation of the value judgements concerning learning progess. A test is a particular type of assessment that typically consist of a set of a question administered during a fixed period of time under reasonably comparable conditions for all student. Measurement is the assigning of numbers to results of a test or other type of assessment according to a spesific rules (e.g., counting correct answer or awarding points particular aspect of an essay).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Kegiatan penilaian dapat menggunakan pengukuran antara lain dapat
berupa tes. Selain pengukuran penilaian dapat pula menggunakan alat-alat
non pengukuran seperti pengamatan informal.
Hasil kegiatan penilaian tidak hanya berguna untuk kepentingan
penentuan kelulusan siswa, tetapi dapat pula berguna untuk kepentingan
perbaikan perbaikan dan pengembangan proses pengajaran itu sendiri.
Penilaian khususnya penilaian formatif akan diperoleh umpan balik yang
dapat dijadikan unsur memperbaiki proses belajar mengajar dan program
pengajaran secara keseluruhan. Melalui kegiatan penilaian, akan diketahui
efektivitas program pengajaran selain aspek-aspek pengajaran tertentu yang
masih memiliki kelemahan dan yang masih memerlukan perbaikan.
3. Pengertian Belajar Statika
Mata pelajaran statika atau pengetahuan dasar bangunan gedung (PDKB)
berisikan konsep – konsep dasar perhitungan untuk konstruksi bangunan yaitu
pengetahuan tentang cara-cara pengidentifikasian suatu konstruksi bangunan
sederhana dan cara perhitungaan kekuatan konstruksi bangunan.
Statika merupakan ilmu tentang penjelasan besaran vektor, dan sistem
satuan. Penerapan besaran vektor pada gaya, momen dan kopel, membuat diagram
gaya normal, momen gaya, kopel pada konstruksi bangunan, penerapan teori
keseimbangan dan hukum Newton, penerapan teori tegangan pada konstruksi
bangunan.
Mata pelajaran statika termasuk ilmu hitung dimana setiap langkah atau
proses sangat berpengaruh dalam hasil akhir perhitungan, sehingga diperlukan
kecermatan dalam tiap-tiap proses perhitungan untuk mengikuti alur yang benar.
Jika terlambat mengikuti satu proses saja maka hasil akhirnya akan salah.
Belajar statika akan lebih mudah jika dikerjakan kelompok karena
semakin teliti, proses belajar akan lebih efektif karena dalam kelompok kecil,
dapat membangun mental dalam bekerjasama. Sehingga metode pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
man marking and zona marking yang merupakan belajar berdasarkan kelompok
dapat diterapkan.
4. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Kooperatif adalah suatu gambaran kerjasama antara individu yang satu
dengan lainnya dalam suatu ikatan tertentu. Ikatan–ikatan tersebut yang
menyebabkan antara satu dengan yang lainnya merasa berada dalam satu tempat
dengan tujuan–tujuan yang secara bersama–sama diharapkan oleh setiap orang
yang berada dalam ikatan itu. Pemikiran tersebut hanya merupakan suatu
gambaran sederhana apa yang tersirat tentang kooperatif.
Pengertian dari pembelajaran kooperatif menurut para ahli pendidikan
adalah sebagai berikut:
1) Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif
sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa
saling -membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar
kooperatif ini juga dinamakan “belajar teman sebaya.”
2) Menurut Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan metode
pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki
kemampuan heterogen.
3) Pendapat setara menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat
digunakan untuk mengajarkan materi yang agak kompleks, membantu
mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial, dan hubungan antara
manusia. Belajar secara kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar
kognitif konstruktivis dan teori belajar sosial (Kardi dan Nur 2000:15)
4) Cooperative Learning artinya belajar bersama-sama, saling membantu antara
satu sama lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam
kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya
(Eng Tek dalam Kanda 2001: 27)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model
kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi
belajar.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
rendah.
3) Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin
yang berbeda-beda.
4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
`Secara umum, pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mencipatakan ikatan
yang kuat antar siswa, membangun kecerdasan sosial dan emosional, sehingga
pada akhirnya siswa bisa berinteraksi terhadap lingkungannya dengan segala
kemampuan dan potensi diri yang berkembang dengan baik. Secara garis besar,
tujuan tersebut bisa dicapai apabila memenuhi indikator sebagai berikut:
1) Kemandirian yang positif. Kemandirian yang positif akan berhasil dengan
baik apabila setiap anggota kelompok merasa sejajar dengan anggota yang
lain. Artinya satu orang tidak akan berhasil kecuali anggota yang lain
merasakan juga keberhasilannya. Apapun usaha yang dilakukan oleh
masing-masing anggota tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri tetapi
untuk semua anggota kelompok. Kemandirian yang positif merupakan inti
pembelajaran kooperatif.
2) Peningkatan interaksi pada saat guru menekankan kemandirian yang positif,
selayaknya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
mengenal, tolong menolong, saling bantu, saling mendukung, memberi
semangat dan saling memberi pujian atas usahanya dalam belajar. Aktivitas
kognitif dan dinamika kelompok terjadi pada saat siswa diikutsertakan
untuk belajar mengenal satu sama lain. Termasuk dalam hal ini menjelaskan
bagaimana memecahkan masalah, mendiskusikan konsep yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dikerjakan, menjelaskan pada teman sekelas dan menghubungkan dengan
pelajaran yang terakhir dipelajari.
3) Pertanggungjawaban individu tujuan kelompok dalam pembelajaran
kooperatif adalah agar masing-masing anggota menjadi lebih kuat
pengetahuannya. Siswa belajar bersama sehingga setelah itu mereka dapat
melakukan yang lebih baik sebagai individu. Untuk memastikan bahwa
masing-masing anggota lebih kuat, siswa harus membuat
pertanggungjawaban secara individu terhadap tugas yang menjadi
bagiannya dalam bekerja. Pertanggungjawaban individu akan terlaksana jika
perbuatan masing-masing individu dinilai dan hasilnya diberitahukan pada
individu dan kelompok
Penguasaan keterampilan sosial dalam Cooperative Learning perlu
dimiliki para siswa terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok. Namun
karena para siswa baru saja ditempatkan dalam kelompok-kelompok dan
diharapkan dapat menerapkan keterampilan sosial yang tepat, maka tidak secara
otomatis mereka akan mampu menerapkannya dengan baik.
Model cooperative learning para siswa dituntut untuk memiliki
kemampuan interaksi seperti mengajukan pendapat, mendengarkan opini teman,
menampilkan kepemimpinan, kompromi, negoisasi dan klasifikasi secara teratur
untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Oleh karena itu, untuk memenuhi
persyaratan tersebut, guru perlu menerangkan dan mempraktekkan tingkah laku
dan sikap-sikap interaksi sosial yang diharapkan untuk dilakukan.
5. Kajian Keaktifan dan Aktivitas Siswa
a. Kajian Keaktifan
Menurut T. Raka Joni dalam A. Tabrani Rusyan, Atang Kusnidar dan Zaenal Arifin (1989: 130) menjelaskan bahwa hakekat Cara Belajar Siswa Aktif “menunjuk pada keaktifan mental, meskipun untuk maksud ini dalam banyak hal dipersyaratkan keterlibatan langsung dalam berbagai keaktifan fisik”. Jadi, yang dimaksud dengan keaktifan belajar bukan berarti peserta didik dapat melakukan kegiatan yang asal saja. Kegiatan siswa diorientasikan pada pembekalan bagaimana belajar itu sebenarnya. Bila siswa dilatih menyelesaikan masalah, maka mereka akan mampu mengambil keputusan karena telah memiliki keterampilan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dalam mengumpulkan informasi dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil belajar yang diperolehnya.
Keaktifan ada yang dapat diamati dan ada pula yang tidak dapat diamati secara langsung, setiap dalam proses pembelajaran melalui asimilasi, dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan (motorik, kognitif dan sosial), penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.
Menurut Nana Sudjana (1991: 61) keaktifan para siswa dalam kegiatan
belajar dapat dilihat dalam hal :
a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya b. Terlibat dalam pemecahan permasalahan c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Menurut T. Raka Joni dalam A.Tabrani Rusyan (1989: 131-132)
indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Adanya prakarsa peserta didik dalam kegiatan belajar, yang ditunjukkan melalui keberanian memberikan urunan pendapat tanpa secara eksplisit diminta, misalnya di dalam diskusi-diskusi, atau cara kerja kegiatan belajar, dan kesediaan mencari alat dan sumber
b. Keterlibatan mental peserta didik di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang tengah berlangsung ditunjukkan dengan pengikatan diri pada tugas kegiatan, baik secara intelektual maupun secara emosional, yang dapat di amati dalam bentuk terpusatnya perhatian serta pikiran siswa kepada tugas yang dihadapi, serta komitmen untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya secara tuntas.
c. Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator. d. Peserta didik belajar dengan pengalaman langsung (experimential
learning). e. Kekayaan variasi bentuk dan alat kegiatan belajar-mengajar. f. Kualitas interaksi belajar antar peserta didik, baik intelektual maupun
emosional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Banyak jenis aktivitas yang bisa
dilakukan siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan
mencatat seperti lazim terdapat di sekolah sekolah yang menggunakan pendekatan
konvensional (tradisional). Macam aktivitas siswa antara lain dapat digolongkan
sebagai berikut:
1) Visual Activities, seperti membaca, memperhatikan gambar,
memperhatikan demonstrasi percobaan pekerjaan orang lain.
2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3) Listening activities, seperti mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi,
musik,pidato.
4) Writing activities seperti menulis: cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
5) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,
mereparasi model, bermain, berkebun, berternak.
7) Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8) Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa merupakan
kumpulan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar.
Kegiatan kegiatan yang di maksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses
belajar seperti bertanya, berpendapat, mengerjakan tugas tugas yang relevan,
menjawab pertanyaan guru/siswa dan bisa dengan bekerja sama dengan siswa
lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang di berikan. Aktivitas yang
ditimbulkan dari siswa tersebuat akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi atau hasil
belajar.
Aktivitas siswa di definisikan sebagai segala kegiatan yang di lakukan
oleh siswa selama pembelajaran dengan model kooperatif. Menurut WS Winkel
macam-macam aktivitas tersebut termasuk dalam ranah afektif dan psikomotorik,
sehingga untuk mengukur aktivitas siswa digunakan ranah afektif dan
psikomotorik yang didalamnya terdapat indikator kinerja Winkel
.
6. Metode Pembelajaran Man Marking and Zona Marking
a. Pengertian pembelajaran Man marking and Zona Marking
Pada mulanya strategi man marking adalah sebuah strategi yang sering
digunakan dalam sepak bola dimana seorang pemain yang memiliki kemampuan
di atas rata-rata menjadi target dalam pemberian bola, sedangkan zona marking
berarti seorang atau beberapa pemain dalam satu tim mempertahankan
wilayahnya dari serangan lawan dengan menempel pemain kunci.
Ini adalah stategi permainan standar yang sering dipergunakan ketika
sebuah klub sepakbola memiliki pemain kunci, untuk mematikan pergerakannya
di perlukan pengamanan yang ketat (catlin 1990:143).
Melihat strategi itu cukup efektif dalam sepak bola maka peneliti mencoba
menggunakan dalam strategi pembelajaran agar dapat juga meningkatkan prestasi
belajar, hal ini di sebabkan seorang siswa,akan lebih aktif dan kooperatif dalam
belajar dengan teman sebayanya.
Unsur-unsur teori man marking and zona marking sepak bola yang dapat
diterapkan dalam proses belajar yaitu :
1. Adanya kerjasama dalam kelompok dan saling memotivasi.
2. Adanya tujuan yaitu untuk menguasai materi dalam setiap mata
pelajaran.
3. Adanya keberanian untuk bertanya dan mengemukakan ide kepada
teman dalam kelompok.
4. Aspek keahlian individual dapat dibagikan kepada teman dalam
kelompok sehingga dapat membantu teman yang lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
5. Adanya guru sebagai instruktur untuk membimbing siswa dalam
penyampaian materi kepada anggota dalam kelompok.
Strategi pembelajaran ini akan diterapkan sistem yang mirip dalam strategi
tersebut, dimana setiap siswa diibaratkan sebagai pemain, sedangkan guru sebagai
pelatih tim. Setiap siswa dibagi menjadi tiga posisi yaitu striker, gelandang, dan
bek. Setiap pemain bertemu dengan pemain lain baik satu pemain sampai
maksimal lima pemain. Pemain diharapkan dapat melewati pemain lain dengan
syarat dapat mengerjakan soal-soal yang masih salah dengan bantuan dari lawan
tersebut melalui diskusi. Sistem tersebut diharapkan siswa lebih tertarik karena
metode yang diterapkan adalah metode baru yang membuat siswa tidak hanya
duduk diam.
b. Langkah-lagkah Pembelajaran
Langkah-langkah dalam pembelajarn kooperatif tipe man marking and zona
marking adalah sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan materi pokok pembelajaran.
2) Guru menjelaskan materi kepada siswa secara garis besar dari inti materi.
3) Guru mengadakan evaluasi hasil belajar.
4) Setelah didapatkan hasil belajar, guru membagi siswa menjadi tiga bagian.
a) Siswa dengan nilai dibawah 60 dikelompokan dalam kategori Striker
b) Siswa dengan nilai 61-75 dikelompok dalam kategori Gelandang.
c) Siswa dengan nilai diatas 76 dikelompokan dalam kategori Bek.
5) Siswa yang termasuk kategori Gelandang akan bertemu satu-satu dengan
striker atau membentuk kelompok kecil, Striker menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami kepada Gelandang. Gelandang harus membimbing
Striker. Dalam proses ini diharapkan seorang Striker memiliki kemampuan
menjadi Gelandang.
6) Ketika Striker dan Gelandang sedang belajar, siswa dengan kategori Bek
akan dibimbing oleh guru.
7) Ketika Striker dan Gelandang telah belajar maka, mereka akan belajar
kepada siswa dengan kategori Bek, disini proses belajar terjadi antara Bek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dengan gelandang seperti saat belajar antar Gelandang dengan Striker.
Disini diharapkan Gelandang memiliki kemampuan seperti seorang Bek.
8) Guru akan terus memantau setiap kelompok belajar serta membimbing
jika mengalami kesulitan dalam kelompok.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Dian Permatasari pada tahun 2010 yang berjudul
“IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATIKA SISWA KELA S X
TGB PROGRAM KEAHLIAN BANGUNAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA.”
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan: (1) Hasil belajar kognitif
siswa dari tindakan pertama 69,33% dan tindakan kedua 75,92%, untuk hasil
afektif dan psikomotorik keberanian bertanya siklus I (62,67%) dan siklus II
(79%), motivasi siklus I (66,33%) dan siklus II (84,33%), interaksi dalam
kelompok siklus I (67,33%) dan siklus II (78%), hubungan siswa dengan guru saat
pembelajaran siklus I (68,67%) dan siklus II (82,33%), partisipasi siswa siklus I
(69,33%) dan siklus II (83%), penguasaan materi oleh siswa siklus I (64,33%) dan
siklus II (83,67%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah implementasi model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan efektivitas pada aktivitas
dan hasil belajar siswa kelas X.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode kooperatif dapat
mendorong siswa lebih aktif belajar dalam kelompok. Penggunaan metode
kooperatif ini siswa lebih mudah menguasai materi yang diberikan.
Saran dari peneliti adalah perlunya pengembangan variasi dalam
pembelajaran menggunakan model kooperatif jigsaw yang disesuaikan dengan
siswa, guru hendaknya mampu menciptakan suasana belajar yang tidak
membosankan sehingga minat belajar siswa dapat meningkat, dan adanya
penelitian tindakan kelas diperlukan untuk menambah wawasan guru dalam
metode pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
C. Kerangka Berpikir
Untuk mempelajari sesuatu, untuk dapat memecahkan suatu masalah,
seseorang harus mampu menguasai kemampuan-kemampuan atau aturan-aturan
yang lebih sederhana yang merupakan prasyarat guna pemecahannya. Setiap
aturan pada tingkat yang lebih tinggi memerlukan penguasaan aturan pada tingkat
yang lebih rendah. Bila ada sesuatu yang tidak dikuasai dalam hierarki atau
jenjang itu, maka pelajar akan menghadapi kesulitan.
Adanya jenjang dalam mempelajari sesuatu mengharuskan guru untuk
merencanakan langkah-langkah yang menuju ke arah penguasaan bahan pelajaran.
Sehingga dapat menganalisis prasyarat untuk memahami bahan pelajaran yang
akan diberikan, dengan menganalisis prasyarat-prasyarat atau langkah-langkah
secara berangsur surut, sampai aturan atau konsep yang paling sederhana, dengan
demikian akan diperoleh semacam “peta” tentang hal-hal yang diperlukan.
Adanya analisis langkah-langkah itu dapat ketahui secara sistematis jalan mana
yang harus ditempuh oleh murid agar memahami bahan pelajaran itu, dengan
diterapkannya pembelajaran kooperatif man marking and zona marking dalam
pembelajaran statika, diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dalam
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Untuk meningkatkan hasil belajar statika dalam pembelajarannya harus
menarik sehingga siswa memiliki motivasi untuk belajar. Diperlukan model
pembelajaran aktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa
sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses daripada hasil. Guru
merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan
komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tercapai
hasil belajar.
Aspek kognitif dalam hal ini akan tercapai apabila siswa dapat menguasai
materi yang disampaikan yang diukur ketika siswa mencapai nilai minimum
ketuntasan belajar. Indikator dalam ketuntasan belajar adalah kebenaran jawaban,
kerapihan tulisan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Aspek afektif dapat diukur dengan sikap siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran baik dengan guru maupun dengan teman lainnya. Hal ini ditunjukan
dengan adanya motivasi siswa yang berupa menyelesaikan tugas mandiri, aktif
mengerjakam tugas, dan tanggung jawab terhadap tugas.
Interaksi antar siswa dalam kelompok pembelajaran dapat diukur dengan
menunjukan adanya partisipasi dalam penjelasan materi, adanya sikap menghargai
penjelasan dari teman, menunjukan adanya minat membimbing.
Hubungan antara guru dan siswa dalam pembelajaran dapat diukur dengan
mendengarkan guru saat berbicara, mengikuti petunjuk guru, menunjukan sopan
santun terhadap guru.
Sikap psikomotorik siswa diukur dengan keaktifan dalam proses belajar
yang ditunjukan dengan keberanian bertanya dan mengemukakan pendapat,
adanya kepercayaan diri saat berbicara, adanya sikap kritis dalam bertanya dan
tingkat keaktifan bertanya. Penerapan prosedur pembelajaran kooperatif tipe man
marking and zona marking ini maka akan didapatkan aktivitas siswa, dimana
aktivitas tersebut sebagai indikator efektifitas pembelajaran ini dan akan
menghasilkan pembelajaran berkualitas. Berkualitas jika hasil dari penerapan
pembelajaran kooperatif tipe man marking And zona marking bisa meningkatkan
hasil belajar statika siswa kelas X TGB Program Keahlian Teknik Bangunan
SMK N 2 Salatiga. Tidak berkualitas jika tidak ada peningkatan hasil belajar
statika pada siswa sehingga perlu diadakan evaluasi mulai dari perbaikan
perencanaan tindakan, dan pelaksanaan tindakan.
Masalah baru yang mungkin muncul dalam pelaksanaan penggunaan
metode man marking and zona marking atau masalah yang belum diketahui saat
observasi awal akan berpengaruh dalam proses pelaksanaan hasil belajar maka
perlu diantisipasi adapun dengan mengevaluasi kembali proses perencanaan
namun tetap dengan metode pembelajaran yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Gambar 1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hasil analisis tindakan, penulis membuat dugaan bahwa dengan
proses pembelajaran menggunakan model kooperatif man marking and zona
marking maka dapat menjadikan proses pembelajaran efektif, sehingga hasil
belajar meningkat dan dengan penerapan metode man marking and zona marking
dapat meningkatkan aktivitas siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Lokasi penelitian adalah SMK N 2 Salatiga yang beralamat di Jl. Parikesit,
Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Salatiga Telp (0298) 313403 , Kode
Pos 50722. Lokasi ini dipilih karena masih adanya siswa yang belum tuntas
belajar dalam mata pelajaran statika, untuk mata pelajaran statika atau
pengetahuan dasar konstruksi bangunan belum pernah ada penelitian tindakan
kelas.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian direncanakan pada tanggal 19 maret 2012 sampai 30 april
2012. Adapun perencanaannya sebagai berikut :
Tabel 2. Jadwal Penelitian
No Nama kegiatan Waktu kegiatan
1 Pengajuan judul 18 februari 2011
2 Pembuatan proposal 20 februari-20 september 2011
3 Seminar proposal 28 september 2011
4 Perijinan penelitian 27 februari- 12 maret 2012
5 Penelitian 19 maret-30 april 2012
6 Penulisan laporan penelitian 2 april-30 mei 2012
B. Subjek Penelitian
Sampel adalah sekumpulan untuk diberikan perlakuan dan akan didapatkan
data baik sebelum perlakuan, selama perlakuan dan sesudah perlakuan. Ada
berbagai cara untuk mengambil sampel namun untuk metode ini teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling atau internal
sampling yakni pengambilan sampel karena alasan tertentu. Subjek penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
adalah siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan kelompok B SMK N 2 Salatiga
tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 siswa. Terdiri dari 13 siswa putri
dan 17 siswa putra. Dipilihnya kelas tersebut karena belum pernah ada penelitian
tindakan kelas untuk mata pelajaran produktif di sekolah tersebut, hasil belajar
siswa kelas X TGB B yang tidak memenuhi KKM, pembelajaran interaktif yang
tidak bisa berjalan lancar, dan aktivitas siswa.
C. Data dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi awal, wawancara dan
tes yang dilakukan terhadap siswa kelas X TGB B Program Keahlian Teknik
Bangunan SMK N 2 Salatiga berkaitan dengan pemahaman siswa mengenai mata
pelajaran Statika setelah diterapkannya model pembelajaran man marking and
zona marking.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini informan yaitu :
a. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK N 2 Salatiga.
b.Guru mata pelajaran statika.
c. Siswa kelas X TGB B tahun ajaran 2011/2012
D. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan data-
data yang digunakan sebagai dasar penelitian, pada penelitian kualitatif ini tekink
yang digunakan berupa: wawancara, observasi, dan kajian arsip atau dokumen dan
tes siswa.
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono,2010 : 137).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Peneliti lebih mengarahkan jalanya wawancara mendalam pada masing-
masing responden untuk mendapatkan informasi tentang :
a. Sistem kegiatan belajar mengajar di kelas X TGB B SMK N 2 Salatiga
pada mata pelajaran Statika.
b. Permasalahan yang dihadapi oleh siswa ketika berlangsung kegiatan
belajar mengajar pada mata pelajaran statika.
c. Efektifitas penerapan model pembelajaran man marking and zona
marking di kelas X TGB SMK N 2 Salatiga.
2. Observasi
Menurut Nawawi dan Martini, observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu
gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian ( Affifudin dan Syahbani 135).
Observasi yang dilakukan peneliti, untuk mengamati seluruh kegiatan
yang berlangsung baik dari guru maupun siswa untuk mendapatkan secara
langsung kegiatan dari proses belajar mengajar di tempat penelitian.
3. Kajian dokumen
Kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam
mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat,
pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu, dan bahan-
bahan tulisan lainya (Sarwono 2006:225)
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh sesuatu dari dokumen
yang berupa : buku, arsip, foto, video, dan sebagainya yang berhubungan dengan
objek penelitian. Seperti RPP, silabus, daftar presensi dan foto kegiatan belajar
mengajar.
4. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok ( S. Arikunto, 2006 : 150 ).
Tes yang dilakukan ini dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tujuan tes tertulis
adalah untuk mengetahui peningkatan penguasaan materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
E. Validasi Data
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 1986).
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasilukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Validasi data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins ( Wiraatmaja, 2005 : 168-171), yaitu :
1. Member check, memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi
yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara
mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir
pembelajaran.
2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti
dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti
secara kolaboratif.
3. Audit trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan
data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.
4. Expert opinion, pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti
kepada pakar professional, dalam hal ini penulis mengkonfirmasi pada
pembimbing atau dosen.
Berdasarkan kebutuhan, penelitian ini akan menggunakan member check dan
triangulasi. Untuk member check setelah wawancara terhadap guru dan siswa
serta observasi terhadap aktivitas guru dan siswa. Peneliti memeriksa ulang data
yang dibutuhkan telah didapatkan dan sesuai dengan keadaan yang terjadi.
Triangulasi digunakan setelah observasi dan wawancara terhadap guru dan
aktivitas siswa maka, peneliti membandingkan kemudian mendiskusikan hasil
observasi tersebut dengan guru kelas X TGB B pada mata pelajaran statika.
informan 1
data wawancara informan 2
informan 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
atau :
Gambar 2. Skema Triangulasi Data (H.B Sutopo 2002 : 80)
F. Analisis Data
Menurut Moleong (2007:280) analisis data merupakan proses
pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola kategori dan satuan uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Pada
penelitian tindakan analisis datanya lebih banyak menggunakan pendekatan
kualitatif.
Pembahasan akan difokuskan pada paparan data kualitatif. Analisis
kualitatif pada dasarnya mempergunakan pemikiran logis, analisis dengan logika,
dengan induksi, deduksi, analogi dan komparasi. Dalam penelitian tindakan
dengan kualitatif, data yang muncul lebih banyak berwujud kata-kata, bukan
rangkaian angka. Data kualitatif dikumpulkan dalam berbagai cara misalnya ;
observasi, wawancara intisari dokumen, rekaman kemudian diproses melalui
pencatatan, pengetikan, dan penyuntingan selanjutnya dianalisis secara kualitatif.
Menurut Miles (1992) analisis data kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan
yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “ mentah” yang muncul
dalam catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama
penelitian berlangsung, setelah peneliti di lapangan sampai laporan tersusun. Data
wawancara informan
data content analysis dokumen/arsip
observasi aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dengan berbagai cara
antara lain : seleksi, ringkasan, penggolongan. Penyajian data merupakan alur
kedua dalam analisis data. Data dan informasi yang sudah diperoleh di lapangan
dimasukan ke dalam suatu matriks. Penyajian data dapat meliputi berbagai jenis
matriks grafik, jaringan, dan bagan.
Begitu matrik terisi, maka kesimpulan awal dapat dilakukan. Sekumpulan
informasi yang tersusun memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu
kegiatan. Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Gambar 3. Komponen analisis data : model interaktif (Miles and Huberman,1992)
G. Indikator Kinerja Penelitian
Keberhasilan penerapan metode pembelajaran Man marking and zona
marking dapat diukur dengan indikator kinerja yang diperoleh dari setiap kegiatan
pelaksanaan pembelajaran.Indikator ini berdasarkan dari ranah tujuan
instruksional menurut Bloom (Winkel 1996:244-254). Nilai ketuntasan minimun
adalah 70 dan ketuntasan dalam kelas minimal 70% dari jumlah siswa dalam kelas
tersebut, adapun aspek-aspek yang menjadi acuan penilaian adalah :
1. Siswa menunjukkan adanya ketuntasan nilai hasil belajar minimum.
2. Siswa menunjukkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3. Siswa menunjukkan keberanian untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat.
4. Siswa menunjukkan adanya interaksi siswa dengan guru.
5. Siswa menunjukkan adanya penguasaan materi dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
6. Siswa menunjukkan adanya interaksi siswa dalam kelompok
pembelajaran.
Adapun indikator kinerja tersebut berdasarkan pada kegiatan siswa yang
meliputi :
1. Adanya ketuntasan nilai hasil belajar minimum
a. Kebenaran jawaban
b. Kerapihan tulisan
c. Kebersihan tulisan
d. Alur pengerjaan soal
e. Mengerjakan tugas sendiri
2. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
a. Menyelesaikan tugas mandiri
b. Aktif mengerjakan tugas
c. Tanggung jawab terhadap tugas
d. Menggunakan peralatan pendukung
e. Inisiatif mencari informasi
3. Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat
a. Memperlihatkan kepercayaan diri saat berbicara
b. Menunjukan sikap kritis dalam bertanya
c. Menunjukan keaktifan bertanya
d. Menerima masukan dan saran
e. Berani mengerjakan soal didepan kelas
4. Interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran
a. Mendengarkan guru saat berbicara
b. Mengikuti petunjuk guru
c. Menunjukan sopan santun terhadap guru
d. Adanya komunikasi interaktif
e. Adanya kontak sosial dengan guru.
5. Adanya penguasaan materi dalam pembelajaran
a. Kreatif dalam membimbing teman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b. Menunjukan kepercayaan diri ketika membimbing teman.
c. Menunjukan antusias dalam pembelajaran.
d. Percaya diri menjawab pertanyaan
e. Merumuskan alternatif solusi
6. Interaksi siswa dalam kelompok pembelajaran
a. Menunjukan adanya partisipasi dalam penjelasan
b. Menunjukan sikap menghargai penjelasan teman
c. Menunjukan minat membimbing
d. Menyesuaikan kegiatan.
e. Adanya keakraban antar anggota kelompok
Kriteria penilaian :
Setiap aspek memiliki nilai minimal 0 maksimal 100, masing-masing aspek memiliki 5 indikator pencapaian, setiap 1 indikator yang tercapai memiliki rentang nilai 20. sehingga jika semua indikator tercapai akan mendapat nilai maksimal 100.
1. Skor 20 jika indikator sering muncul 2. Skor 10 jika indikator jarang nampak 3. Skor 0 jika indikator tidak nampak
Nilai tiap aspek = nilai a + nilai b + nilai c + nilai d + nilai e
Prosentase penilaian:
1. Prosentase tuntas : jumlah siswa yang mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 70 dibagi dengan jumlah siswa dikali 100%
2. Prosentase tidak tuntas : jumlah siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 70 dibagi jumlah keseluruhan siswa dikali 100% Skala penilaian berdasarkan partisipasi siswa dalam memenuhi indikator:
Tabel 3. Klasifikasi aktivitas siswa
Nilai rata-rata Kategori
81-100 Sangat baik
60-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
0-20 Sangat kurang
Sumber :( Laksmi Saraswati (2003) dalam Mambroer, 2006 : 45 )
H. Prosedur penelitian
Prosedur yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
berbentuk siklus yaitu pengulangan metode dan evaluasi metode jika belum
mengalami perkembangan. Pengunaan siklus akan berhenti sampai indikator
ketuntasan tercapai.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang mengkaji tentang
permasalahan dengan ruang lingkup yang tidak terlalu luas yang berkaitan dengan
perilaku seseorang atau kelompok tertentu, ditujukan untuk menentukan tindakan
yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi atau memperbaiki
sesuatu.
Pada umumnya dilaksanakan secara kolaboratif antara Wakil Kepala
Sekolah, guru dan peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal
melalui cara dan prosedur yang efektif sehingga dimungkinkan adanya tindakan
yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan hasil belajar statika siswa
serta perolehan manfaat yang lebih baik. Wakil Kepala sekolah, guru statika dan
peneliti serta siswa dilibatkan sejak dialog awal sampai refleksi.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu :
1. Perencanaan tindakan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Observasi dan monitoring
4. Analisis data
5. Refleksi
6. Evaluasi
Secara garis besar siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 4. Prosedur Penelitian Model Spiral
(Kemmis and Taggart dalam Rochiati Wiriatmadja 2005 : 66)
1. SIKLUS I
a. Perencanaan tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti berkonsultasi dan memberi
arahan kepada guru tentang bagaimana teknis penggunaan model
pembelajaran tersebut sehingga diharapkan tidak ada langkah-langkah yang
tertinggal atau keliru dalam pelaksanaannya.
Tahap ini juga untuk persiapan alat dan rencana tindakan untuk kegiatan
belajar mengajar, berupa RPP dan silabus dengan materi beban merata
terpusat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Pelaksanaan tindakan
Tahap ini adalah pelaksanaan dari rencana tindakan yaitu penerapan
metode pembelajaran. Selain pelaksanaan yang diamati adalah alokasi waktu,
aktivitas guru dan siswa juga mengantisipasi bila ada kendala dalam
pelaksanaanya.
Adapun langkah-langkahnya:
1) Guru melakukan apersepsi.
2) Guru memberikan materi pokok dan tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
3) Guru memberikan tugas kepada siswa sesuai materi yang telah diberikan.
4) Guru menyuruh siswa untuk bertanggung jawab dengan mengumpulkan
tugas tepat waktu.
5) Guru mengoreksi hasil kerja siswa.
6) Pada pertemuan selanjutnya guru membagi kelompok sesuai dengan hasil
tugas pada pertemuan sebelumnya yaitu :
d) Siswa dengan nilai dibawah 60 dikelompokan dalam kategori Striker
e) Siswa dengan nilai 61-70 dikelompok dalam kategori Gelandang.
f) Siswa dengan nilai diatas 71 dikelompokan dalam kategori Bek.
g) Minimal dalam kelompok berisi 2 orang, maksimal dalam satu
kelompok berisi 5 orang.
7) Guru menerapkan model pembelajaran man marking and zona marking.
8) Setiap siswa yang termasuk dalam kategori striker harus belajar dengan
siswa dari kelompok gelandang. Kelompok gelandang harus membimbing
dari siswa kelompok striker.
9) Siswa dari kelompok bek akan dibimbing oleh guru untuk mempelajari
materi selanjutnya.
10) Setelah belajar dalam kelompok, kelompok striker dan gelandang
membentuk kelompok lagi dengan bek.
11) Guru akan terus memantau setiap kelompok belajar serta membimbing
jika mengalami kesulitan dalam kelompok.
c. Observasi, monitoring dan analisis data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Pada tahap ini dilakukan diskusi untuk hasil sementara pelaksanaan
metode pembelajaran dengan guru pengampu mata pelajaran. Setelah itu
pengamatan terhadap penggunaan model pembelajaran, mencatat kelemahan-
kelemahan dan temuan kegiatan melalui observasi, menilai setiap kegiatan
siswa sesuai dengan indikator kerja dan memberikan saran dan perbaikan.
d. Refleksi
Pada tahap ini menganalisis hasil temuan saat melakukan observasi.
Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat mengunakan model
pembelajaran. Melakukan refleksi terhadap pengunaan model pembelajaran.
Melakukan refleksi terhadap aktivitas mengajar siswa. Melakukan refleksi
terhadap aktivitas belajar siswa.
e. Evaluasi
Evaluasi digunakan untuk melihat keseluruhan hasil dari kegiatan
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan penilaian
berdasarkan data-data yang didapat sehingga akan diperoleh sebuah
kesimpulan dari semua penelitian tindakan kelas tersebut
2. SIKLUS II
a. Tahap perencanaan
1) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan
penetapan alternatif pemecahan masalah.
2) Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
3) Pengembangan program tindakan II.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah
yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang
sudah ditentukan, antara lain melalui :
1) Guru melakukan apersepsi.
2) Guru memperkenalkan materi dan tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran, langkah-langkahnya seperti pada siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3) Guru menyuruh siswa untuk bertangung jawab dengan mengumpulkan
tugas tepat waktu.
4) Siswa melakukan diskusi dengan teman yang telah ditunjuk.
5) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan.
c. Tahap observasi, monitoring dan analisis data
1) Melakukan observasi sesuai dengan format yang telah disiapkan dan
mencatat semua hal yang telah dilakukan tiap siswa atau kelompok.
2) Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang telah dikembangkan oleh
peneliti dibantu guru.
d. Tahap refleksi
1) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data
yang terkumpul.
2) Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus II.
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus III.
4) Evaluasi tindakan II.
5) Penelitian hanya menggunakan II siklus, jika siklus II belum menunjukan
hasil maka, tidak diperlukan lagi siklus III dan selanjutnya karena akan
menghabiskan waktu untuk penelitian yang akan mengganggu kegiatan
belajar siswa. Hasil penelitian dengan model tersebut dinyatakan tidak
berpengaruh.
e. Tahap evaluasi
Pada tahap evaluasi siklus ke II untuk menilai hasil kegiatan keseluruhan
dalam pelaksanaan seperti ada evaluasi siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Salatiga
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Salatiga berdiri pada tahun 1999.
Pada awal berdirinya SMK N2 masih menginduk dengan SMK N1 Salatiga yang
berdekatan dengan lokasi SMK N2 Salatiga saat ini, selama menginduk itu
pembangunan kampus SMK 2 sedang dilaksanakan di dusun Warak Kelurahan
Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
Pada awal berdirinya SMK N2 memiliki tiga jurusan yaitu:
1) Teknik bangunan
2) Teknik elektro
3) Teknik mesin
Kemudian setelah sepuluh tahun berdiri, serta meningkatnya minat lulusan
SMP yang ingin masuk di SMK maka dibuka beberapa jurusan baru yang sangat
diperlukan di dunia kerja diera globalisasi ini. Sampai sekarang ini memiliki 8
jurusan yaitu:
1) Teknik konstruksi gedung / sipil
2) Teknik perkayuan
3) Teknik gambar bangunan / arsitek
4) Teknik audio video
5) Teknik elektronika industri
6) Teknik mekanik otomotif
7) Teknik pemesinan
8) Teknik komputer dan jaringan
Selama 10 tahun berdiri baru terjadi dua kali pergantian kepala sekolah di
SMK N2 Salatiga. Adapun kepala sekolah yang memangku jabatan di SMK N 2
Salatiga adalah :
1) Drs. Reza Pahlevi , tahun 1999-2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2) Drs. Hadi Sutjipto, MT tahun 2010-sekarang
2. Visi, Misi dan Tujuan Tahunan SMK N 2 Salatiga
a. Visi
Menyiapkan tamatan yang mampu bersaing di era globalisasi dan berimtaq
tinggi
b. Misi
1) Menyiapkan tamatan yang menguasai iptek dan imtaq
2) Menyiapkan tamatan siap masuk kerja
3) Menyiapkan tamatan yang berjiwa kewirausahaan
4) Menyiapkan tamatan yang cerdas, jujur dan bermoral
5) Menyiapkan tamatan dengan kompetensi bertaraf internasional
6) Menyelengarakan sekolah dengan pelayanan bertaraf internasional
c. Tujuan Tahunan
1) Tahun 2013 siswa memiliki kompetensi penguasaan konsep untuk seluruh
mata pelajaran secara komprehensif dan benar sehingga mampu
berkompetisi ditingkat nasional dan tahun 2012 mampu berkompetisi di
tingkat internasional
2) Tahun 2013 siswa mampu menggunakan Bahasa Inggris sebagai alat
komunikasi untuk mendaptkan pengetahuan lebih luas
3) Tahun 2013 siswa mampu membangun kebiasaan yang aktif untuk
mencari informasi menggunakan teknologi informasi
4) Tahun 2013 sekolah memiliki sarana dan prasarana penunjang PBM yang
lengkap.
5) Tahun 2013 sekolah memiliki guru dan tenaga pendukung yang handal
untuk mendukung seluruh manajemen sekolah.
6) Sekolah memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan seluruh warga
sekolah, stakeholder dan instansi serta institusi pendukung pendidikan
lainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
7) Siswa memiliki, mengaplikasikan dan meningkatkan nilai-nilai ketuhanan
serta nilai-nilai kehidupan yang bersifat universal dalam kehidupannya.
3. Denah gedung SMK N 2 Salatiga
SMK Negeri 2 Salatiga terletak di sebelah barat kota salatiga tepatnya di
jalan Parikesit , Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Tempat
ini merupakan sentra pendidikan dari kota Salatiga. Untuk mencapai wilayah
tersebut tersedia angkutan kota dari jalan utama Solo-semarang. Karena jaraknya
cukup jauh sekitar 5 km dari jalan utama.
Diwilayah tersebut terdapat beberapa sekolah seperti SMK N1 Salatiga,
SMK PGRI I, dan SMK PGRI II.
Gambar 5. Peta SMK N2 Salatiga
4. Alat Bantu Pengajaran
Alat bantu pengajaran diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar siswa
baik kegiatan intrakulikuler maupun ekstrakulikuler, sehingga dapat
meningkatkan bakat dan minat siswa dalam mengikutinya selain itu juga akan
meningkatkan nilai jual dari sekolah tersebut. Adapun fasilitas atau alat bantu
pengajaran bagi siswa antara lain:
a. Alat dan prasarana penunjang teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Untuk menunjang teori SMK N 2 Salatiga memiliki beberapa gedung
untuk menyampaikan pelajaran teori baik mata pelajaran produktif,
adaftif maupun normatif gedung ini dibangun baik dari pemerintah
maupun dari pihak kerjasama sekolah. Seiring meningkatnya jumlah
siswa dari tahun ke tahun maka terus dibangun gedung untuk
menampung kegiatan belajar mengajar.
b. Alat dan prasarana penunjang praktek
Untuk penunjang mata pelajaran produktif dimana siswa lebih banyak
melakukan kegiatan pelajaran praktek maka diperlukan alat dan
prasarana yang memadahi sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut.
Untuk itu keberadaan laboratorium sangat diperlukan. Adapun jenis-
jenis laboratorium yang berada di SMK N 2 Salatiga berupa:
1) Laboratorium mesin untuk jurusan teknik mesin
2) Laboratorium kayu untuk jurusan teknik bangunan
3) Laboratorium elektronika
4) Laboratorium komputer
5) Laboratorium bahasa
c. Alat penunjang materi
Alat penunjang materi diperlukan untuk meningkatkan ilmu dan
khazanah bagi siswa selain dari dalam kegiatan belajar mengajar,
untuk itu disediakan perpustakaan yang menyediakan buku-buku
penunjang belajar mengajar juga sebagai tempat mencari informasi
lainnya.
d. Alat dan prasarana penunjang kesenian
Untuk menunjang kegiatan minat dan bakat bidang seni disediakan
alat musik modern / band.
e. Alat dan prasarana penunjang olahraga
Alat dan prasarana penunjang olahraga meliputi lapangan basket,
sepakbola, lapangan Voli, atletik dan peralatan senam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
B. Data Keadaan Siswa
Data keadaan siswa diperlukan untuk mengetahui keadaan objek
penelitian, sehingga didapatkan keadaan kondisi siswa baik secara pengamatan
maupun secara tes, hal ini diperlukan agar peneliti mengetahui masalah dan cara
yang tepat untuk penanganan.
Keadaan siswa yang akan diteliti adalah siswa kelas X TGB B SMK N 2
Salatiga yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 17 laki-laki dan 13 perempuan.
Siswa-siswa tersebut masih bermasalah dengan hasil belajar dari mata
pelajaran Statika yaitu nilai mereka jauh dari nilai tuntas minimun. Masalah lain
yang didapati peneliti adalah kurangnya minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar dan sibuk
sendiri.
C. Sebelum Tindakan kelas
Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X TGB Program keahlian
Bangunan maka diadakan tes, tetapi sebelumnya guru telah memberikan materi
yang akan dibahas yaitu menghitung gaya luar dan dalam pada konstruksi statika.
Guru mengajarkan materi tersebut secara mendetail, kemudian diadakan tes sesuai
dengan materi yang diajarkan. Siswa yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama
dengan 70 maka siswa tersebut dinyatakan tuntas, sedangkan siswa yang
memperoleh nilai < 70 dinyatakan belum / tidak tuntas.
Berdasarkan hasil tes terhadap 30 siswa X TGB Program Keahlian
Bangunan SMK Negeri 2 Salatiga, maka diperoleh hasil sebagai berikut (data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 ) :
Tabel 4. Hasil Tes Kognitif Pra Siklus
No Uraian Pencapaian Ketuntasan Belajar minimum Jumlah
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 70 11 siswa / 36%
2 Nilai siswa kurang dari 70 19 siswa / 64%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran berikut
:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 6. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kogintif Siswa Pra Siklus
Untuk kondisi awal afektif dan psikomotorik siswa, peneliti tidak menilai
hasilnya, tetapi peneliti hanya mengamati gejala dan kejadian keadaan kelas saja
yang memungkinkan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, adapun keadaan
siswa yang berpotensi mempengaru
handphone saat pelajaran, siswa keluar masuk kelas, tidur dikelas, dan berbicara
sendiri. Keadaan tersebut akan dinilai pada siklus 1 dan 2 untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar afektif dan psikomotorik sis
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil belajar siswa yang belum tuntas
maka peneliti menerapkan metode penelitian tindakan kelas yang telah dirancang.
Peneliti pada siklus I akan melaksanakan pembelajaran dengan Standar
kompetensi menghitung gaya dalam dan gaya luar pada konstruksi statika. Peneliti
melaksanakan tahap demi tahap yang telah direncanakan dalam PTK ini. Siklus I
terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal
19 maret 2012 pada jam 5
senin 26 maret 2012 pada jam 5
Maka untuk siklus 1 terdiri dari 180 menit dengan uraian waktu 45 menit
untuk menyampaikan materi dari guru, 60 menit untuk mengerjakan soal
Gambar 6. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kogintif Siswa Pra Siklus
kondisi awal afektif dan psikomotorik siswa, peneliti tidak menilai
hasilnya, tetapi peneliti hanya mengamati gejala dan kejadian keadaan kelas saja
yang memungkinkan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, adapun keadaan
siswa yang berpotensi mempengaruhi hasil belajar yaitu : siswa masih bermain
handphone saat pelajaran, siswa keluar masuk kelas, tidur dikelas, dan berbicara
sendiri. Keadaan tersebut akan dinilai pada siklus 1 dan 2 untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa.
D. Hasil Penelitian Siklus I
hasil pengamatan dan hasil belajar siswa yang belum tuntas
maka peneliti menerapkan metode penelitian tindakan kelas yang telah dirancang.
Peneliti pada siklus I akan melaksanakan pembelajaran dengan Standar
kompetensi menghitung gaya dalam dan gaya luar pada konstruksi statika. Peneliti
melaksanakan tahap demi tahap yang telah direncanakan dalam PTK ini. Siklus I
terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal
da jam 5-6 selama 2x45 menit dan pertemuan kedua pada hari
senin 26 maret 2012 pada jam 5-6 selama 2x45 menit.
Maka untuk siklus 1 terdiri dari 180 menit dengan uraian waktu 45 menit
untuk menyampaikan materi dari guru, 60 menit untuk mengerjakan soal
Tuntas36%
Tidak Tuntas64%
Hasil Tes Kognitif Awal
45
Gambar 6. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kogintif Siswa Pra Siklus
kondisi awal afektif dan psikomotorik siswa, peneliti tidak menilai
hasilnya, tetapi peneliti hanya mengamati gejala dan kejadian keadaan kelas saja
yang memungkinkan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, adapun keadaan
hi hasil belajar yaitu : siswa masih bermain
handphone saat pelajaran, siswa keluar masuk kelas, tidur dikelas, dan berbicara
sendiri. Keadaan tersebut akan dinilai pada siklus 1 dan 2 untuk mengetahui
hasil pengamatan dan hasil belajar siswa yang belum tuntas
maka peneliti menerapkan metode penelitian tindakan kelas yang telah dirancang.
Peneliti pada siklus I akan melaksanakan pembelajaran dengan Standar
kompetensi menghitung gaya dalam dan gaya luar pada konstruksi statika. Peneliti
melaksanakan tahap demi tahap yang telah direncanakan dalam PTK ini. Siklus I
terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal
6 selama 2x45 menit dan pertemuan kedua pada hari
Maka untuk siklus 1 terdiri dari 180 menit dengan uraian waktu 45 menit
untuk menyampaikan materi dari guru, 60 menit untuk mengerjakan soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
sebanyak 2 kali, 60 menit untuk berdiskusi dengan kelompok dan 15 menit untuk
memberikan pekerjaan rumah (PR).
Secara rinci hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
a. Peneliti mendokumentasikan keadaan kelas sebelum pelaksanaan
pembelajaran, yaitu kondisi siswa ditinjau dari motivasi dan sikap siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran serta ditinjau dari nilai tes harian
siswa ( data dan nilai siswa terlampir).
b. Peneliti mengidentifikasi masalah yang timbul dari siswa maupun guru,
kenyataan yang ada setelah identifikasi adalah siswa tidak termotivasi
mengikuti pelajaran statika hal ini dapat dilihat dari tidak adanya semangat
mengikuti pelajaran. Sedangkan dari aspek guru tidak ada masalah guru
mencoba menggunakan metode interaktif namun siswa tidak merespon.
c. Peneliti dan guru berkolaborasi untuk merencaanakan penggunaan metode
pembelajaran man marking and zona marking untuk mengatasi masalah
dalam pembelajaran tersebut.
d. Peneliti membuat jadwal penelitian dengan bantuan guru.
e. Peneliti membagi kelompok sesuai karakter dari metode man marking and
zona marking.
f. Peneliti menyusun lembar observasi siswa dan guru, rencana pelaksanaan
pembelajaran, dan mengevaluasi hasil akhir siklus I.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Pada pertemuan pertama tanggal 19 maret 2012 pada jam 5-6
melaksanakan perencanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan yaitu
materi gaya luar dan gaya dalam pada konstruksi statika dengan metode
ceramah dan interaktif.
b. Guru mensosialisasikan penggunaan metode man marking and zona
marking yang akan digunakan sebagai metode pembelajaran.
c. Guru menyampaikan materi kepada siswa sedetail mungkin.
d. Guru mengadakan tes harian sesuai dengan materi yang diajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
e. Guru mengumpulkan hasil dan menilai pekerjaan siswa.
f. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
g. Pada pertemuan ke 2 tanggal 26 maret 2012, guru mereview kembali
materi sebelumnya.
h. Guru memberikan hasil ulangan harian kepada siswa.
i. Guru menyiapkan kelompok diskusi man marking and zona marking
berdasarkan nilai ulangan siswa.
j. Sesi pertama diskusi :
1) Setiap kelompok terdiri dari 2-3 orang.
2) Setiap kelompok ideal terdiri dari siswa yang nilainya kurang dan
sedang.
3) Kelompok siswa dengan nilai diatas rata-rata dibimbing oleh guru.
4) Diskusi diisi dengan bimbingan dan tanya jawab yang dipimpin oleh
siswa yang memiliki nilai tertinggi dalam kelompok dan materi yang
dibahas sesuai dengan materi ujian.
5) Pada saat belajar kelompok sebagian siswa masih kurang semangat
mengikuti bimbingan teman terlihat dari cara duduk dan melakukan
kegiatan lain.
k. Sesi kedua diskusi :
1) Setiap kelompok maksimal terdiri dari 3-5 orang
2) Setiap kelompok terdiri dari kelompok pertama ditambah 1-2 siswa
dari kelompok nilai tinggi.
3) Kelompok dibimbing oleh siswa dengan nilai tinggi.
4) Isi diskusi berupa penjelasan dan pemecahan masalah dari soal ujian
dan materi.
5) Sikap siswa masih sama dengan sesi pertama, yaitu siswa sibuk
dengan kegiatan sendiri, ijin keluar masuk kelas dan sebagainya.
l. Setelah belajar kelompok selesai maka dilanjutkan dengan ulangan harian
lagi, dengan materi yang sama yaitu beban terpusat pada konstruksi
statika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
m. Guru menilai pekerjaan rumah dan membagikan kepada siswa namun ada
beberapa siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah dan mengerjakan
sesaat sebelum pelajaran dimulai.
n. Guru melakukan evaluasi
memberikan PR sebagai tugas individu.
3. Hasil Tes Kognitif
Hasil tes pada siklus I terhadap 30 siswa diperoleh data sebagai berikut (
data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 ):
Tabel 5. Hasil Tes Kognitif Si
No. Uraian Pencapaian Ketuntasan Belajar minimum
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 70
2 Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
berikut :
Gambar 7. Diagram Prosentase Ketuntasan Nilai Belajar Minimum Siswa Siklus I
Hasil belajar kognitif yaitu kemampuan siswa dalam mengerjakan soal
pada tes/ ulangan harian, hasilnya adalah siswa yang mendapatkan nilai sama
dengan atau lebih dari 70 sebany
mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 11 siswa atau sebesar 36%.
Guru menilai pekerjaan rumah dan membagikan kepada siswa namun ada
beberapa siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah dan mengerjakan
sesaat sebelum pelajaran dimulai.
Guru melakukan evaluasi siklus I selama 30 menit, kemudian guru
memberikan PR sebagai tugas individu.
Hasil Tes Kognitif
Hasil tes pada siklus I terhadap 30 siswa diperoleh data sebagai berikut (
data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 ):
Tabel 5. Hasil Tes Kognitif Siklus I
Uraian Pencapaian Ketuntasan Belajar minimum
Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 70 19 siswa/ 64%
Nilai siswa kurang dari 70 11 siswa / 36%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
Gambar 7. Diagram Prosentase Ketuntasan Nilai Belajar Minimum Siswa Siklus I
Hasil belajar kognitif yaitu kemampuan siswa dalam mengerjakan soal
pada tes/ ulangan harian, hasilnya adalah siswa yang mendapatkan nilai sama
dengan atau lebih dari 70 sebanyak 19 siswa atau sebesar 64%, siswa yang
mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 11 siswa atau sebesar 36%.
Tuntas
64%
Tidak tuntas
36%
Diagram ketuntasan nilai minimum
48
Guru menilai pekerjaan rumah dan membagikan kepada siswa namun ada
beberapa siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah dan mengerjakan
siklus I selama 30 menit, kemudian guru
Hasil tes pada siklus I terhadap 30 siswa diperoleh data sebagai berikut (
Jumlah
19 siswa/ 64%
11 siswa / 36%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
Gambar 7. Diagram Prosentase Ketuntasan Nilai Belajar Minimum Siswa Siklus I
Hasil belajar kognitif yaitu kemampuan siswa dalam mengerjakan soal
pada tes/ ulangan harian, hasilnya adalah siswa yang mendapatkan nilai sama
ak 19 siswa atau sebesar 64%, siswa yang
mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 11 siswa atau sebesar 36%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa pada siklus I ketuntasan nilai
belajar minimum belum tercapai.
4. Hasil Observasi
a. Hasil Observasi
Hasil belajar psikomotorik siswa ada siklus I diperoleh dari penilaian
observasi siswa. Psikomotorik disini berdasarkan dari interaksi siswa dalam
kelompok. Hasilnya sebagai berikut ( data selengkapnya lihat lampiran 14 ) :
Tabel 6. Hasil Observasi Interaksi Siswa Dalam Kelompok
No Uraian Pencapaian Interaksi Siswa Dalam Kelompok
1 Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70
2 Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat
lingkaran berikut :
Gambar 8. Diagram Prosentase Interaksi Siswa Dalam Kelompok
b. Hasil Analisis
Pada tahap siklus I, hasil observasi interaksi siswa dalam dalam kelompok
diperoleh dari tabel nilai. Ketuntasan siswa yaitu siswa yang mencapai nilai 70
dalam tabel nilai sebesar 57% atau 17 siswa dinyatakan tuntas sedangkan siswa
Tidak Tuntas43%
Diagram Pencapaian Interaksi Siswa Dalam
Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa pada siklus I ketuntasan nilai
belajar minimum belum tercapai.
Hasil Observasi dan Analisis Aspek Psikomotorik
Hasil Observasi
belajar psikomotorik siswa ada siklus I diperoleh dari penilaian
observasi siswa. Psikomotorik disini berdasarkan dari interaksi siswa dalam
kelompok. Hasilnya sebagai berikut ( data selengkapnya lihat lampiran 14 ) :
Tabel 6. Hasil Observasi Interaksi Siswa Dalam Kelompok
Uraian Pencapaian Interaksi Siswa Dalam Kelompok
Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70 17 siswa/ 57%
Nilai siswa kurang dari 70 13 siswa/ 43%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
Gambar 8. Diagram Prosentase Interaksi Siswa Dalam Kelompok
Hasil Analisis
tahap siklus I, hasil observasi interaksi siswa dalam dalam kelompok
diperoleh dari tabel nilai. Ketuntasan siswa yaitu siswa yang mencapai nilai 70
dalam tabel nilai sebesar 57% atau 17 siswa dinyatakan tuntas sedangkan siswa
Tuntas57%
Tidak Tuntas43%
Diagram Pencapaian Interaksi Siswa Dalam Kelompok
49
Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa pada siklus I ketuntasan nilai
belajar psikomotorik siswa ada siklus I diperoleh dari penilaian
observasi siswa. Psikomotorik disini berdasarkan dari interaksi siswa dalam
kelompok. Hasilnya sebagai berikut ( data selengkapnya lihat lampiran 14 ) :
Jumlah
17 siswa/ 57%
13 siswa/ 43%
digambarkan seperti dalam gambar diagram
Gambar 8. Diagram Prosentase Interaksi Siswa Dalam Kelompok
tahap siklus I, hasil observasi interaksi siswa dalam dalam kelompok
diperoleh dari tabel nilai. Ketuntasan siswa yaitu siswa yang mencapai nilai 70
dalam tabel nilai sebesar 57% atau 17 siswa dinyatakan tuntas sedangkan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang mendapatkan nilai kurang
belum tuntas.
Patokan ketuntasan siswa yang direncanakan adalah minimal 70% siswa
mendapatkan nilai minimal 70, sehingga pada siklus I untuk indikator ketuntasan
interaksi siswa dalam kelompok belum tercapai.
5. Hasil Observasi
Hasil belajar afektif siswa pada siklus I terdapat 4 indikator ketercapaian
yaitu Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, Keberanian siswa dalam
bertanya dan mengemukakan pendapat, interaksi siswa dengan gu
penguasaan materi dalam pembelajaran. Hasilnya dapat diperoleh dari penilaian
observasi siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Hasil observasi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran hasilnya
adalah sebagai berikut (data selengkapnya dapat di
Tabel 7. Hasil Observasi Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
No Uraian Pencapaian
1 Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70
2 Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
lingkaran berikut :
Diagram Prosentase motivasi siswa dalam
yang mendapatkan nilai kurang dari 70 sebesar 43% atau 13 siswa dinyatakan
Patokan ketuntasan siswa yang direncanakan adalah minimal 70% siswa
mendapatkan nilai minimal 70, sehingga pada siklus I untuk indikator ketuntasan
interaksi siswa dalam kelompok belum tercapai.
Hasil Observasi dan Analisis Aspek Afektif
belajar afektif siswa pada siklus I terdapat 4 indikator ketercapaian
yaitu Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, Keberanian siswa dalam
bertanya dan mengemukakan pendapat, interaksi siswa dengan gu
penguasaan materi dalam pembelajaran. Hasilnya dapat diperoleh dari penilaian
observasi siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Hasil observasi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran hasilnya
adalah sebagai berikut (data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15 ) :
Tabel 7. Hasil Observasi Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
Uraian Pencapaian Motivasi Siswa Dalam
Mengikuti Pembelajaran
Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70 16 siswa / 53%
kurang dari 70 14 siswa / 47 %
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
Tuntas
53%
Tidak
Tuntas
47%
Diagram Prosentase motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
50
dari 70 sebesar 43% atau 13 siswa dinyatakan
Patokan ketuntasan siswa yang direncanakan adalah minimal 70% siswa
mendapatkan nilai minimal 70, sehingga pada siklus I untuk indikator ketuntasan
belajar afektif siswa pada siklus I terdapat 4 indikator ketercapaian
yaitu Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, Keberanian siswa dalam
bertanya dan mengemukakan pendapat, interaksi siswa dengan guru dan
penguasaan materi dalam pembelajaran. Hasilnya dapat diperoleh dari penilaian
Hasil observasi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran hasilnya
lihat pada lampiran 15 ) :
Tabel 7. Hasil Observasi Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
Jumlah
16 siswa / 53%
14 siswa / 47 %
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 9. Diagram Prosentase Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
Berdasarkan hasil penilaian pencapaian motivasi siswa dalam
pembelajaran pada siklus I, siswa yang mencapai nilai 70 sebanyak 16 siswa atau
53% dan yang memiliki nilai kurang dari 70 sebanyak 14 siswa atau sebesar 47% .
Karena hasil siswa yang memenuhi indikator kurang dari 70% maka pada siklus I
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran belum tercapai.
b. Hasil observasi keberanian siswa dalam bertanya dan Mengemukakan
pendapat hasilnya adalah sebagai berikut (data dapat dilihat pada lampiran 15)
:
Tabel 8.Hasil Observasi Keberanian Siswa Dalam BertanyPendapat
No Uraian Pencapaian
Bertanya dan Mengemukakan Pendapat
1 Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70
2 Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat
berikut :
Diagram keberanian siswa dalam bertanya dan
Gambar 9. Diagram Prosentase Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
Berdasarkan hasil penilaian pencapaian motivasi siswa dalam
pembelajaran pada siklus I, siswa yang mencapai nilai 70 sebanyak 16 siswa atau
53% dan yang memiliki nilai kurang dari 70 sebanyak 14 siswa atau sebesar 47% .
Karena hasil siswa yang memenuhi indikator kurang dari 70% maka pada siklus I
i siswa dalam mengikuti pembelajaran belum tercapai.
Hasil observasi keberanian siswa dalam bertanya dan Mengemukakan
pendapat hasilnya adalah sebagai berikut (data dapat dilihat pada lampiran 15)
Tabel 8.Hasil Observasi Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan Mengemukakan
Uraian Pencapaian Keberanian Siswa Dalam
Bertanya dan Mengemukakan Pendapat
Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70
Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram lingkaran
Tuntas
64%
Tidak Tuntas
36%
Diagram keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat
51
Gambar 9. Diagram Prosentase Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
Berdasarkan hasil penilaian pencapaian motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran pada siklus I, siswa yang mencapai nilai 70 sebanyak 16 siswa atau
53% dan yang memiliki nilai kurang dari 70 sebanyak 14 siswa atau sebesar 47% .
Karena hasil siswa yang memenuhi indikator kurang dari 70% maka pada siklus I
Hasil observasi keberanian siswa dalam bertanya dan Mengemukakan
pendapat hasilnya adalah sebagai berikut (data dapat dilihat pada lampiran 15)
a dan Mengemukakan
Jumlah
19 siswa / 64%
11 siswa / 36%
digambarkan seperti dalam gambar diagram lingkaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 10. Diagram Prosentase Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan Mengemukakan Pendapat
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, tentang keberanian siswa dalam
bertanya dan mengemukakan
mencapai nilai 70 sebanyak 19 siswa atau sebesar 64% siswa dan siswa yang
mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 11 siswa atau sebesar 36% siswa.
Karena masih kurang dari 70% siswa yang mendapatkan nilai sa
lebih dari 70 maka, indikator tersebut belum tercapai.
c. Hasil observasi interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran
hasilnya dapat dilihat sebagai berikut ( data hasil penilai
Tabel 9. Hasil Observasi Interaksi
No Uraian Pencapaia
1 Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70
2 Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam
berikut :
Diagram Hasil Interaksi Siswa dengan Guru
Gambar 10. Diagram Prosentase Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan Mengemukakan Pendapat
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, tentang keberanian siswa dalam
bertanya dan mengemukakan pendapat dapat diperoeh hasil bahwa siswa yang
mencapai nilai 70 sebanyak 19 siswa atau sebesar 64% siswa dan siswa yang
mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 11 siswa atau sebesar 36% siswa.
Karena masih kurang dari 70% siswa yang mendapatkan nilai sa
lebih dari 70 maka, indikator tersebut belum tercapai.
Hasil observasi interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran
hasilnya dapat dilihat sebagai berikut ( data hasil penilaian pada lampiran 15
Tabel 9. Hasil Observasi Interaksi Siswa Dengan Guru Dalam Pembelajaran
Uraian Pencapaian Interaksi Siswa Dengan Guru
Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70
Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram lingkaran
Tuntas
67%
Tidak Tuntas
33%
Diagram Hasil Interaksi Siswa dengan Guru
52
Gambar 10. Diagram Prosentase Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, tentang keberanian siswa dalam
pendapat dapat diperoeh hasil bahwa siswa yang
mencapai nilai 70 sebanyak 19 siswa atau sebesar 64% siswa dan siswa yang
mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 11 siswa atau sebesar 36% siswa.
Karena masih kurang dari 70% siswa yang mendapatkan nilai sama dengan atau
Hasil observasi interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran
an pada lampiran 15) :
Siswa Dengan Guru Dalam Pembelajaran
Jumlah
20 siswa /67%
10 siswa / 33%
gambar diagram lingkaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 11. Diagram Prosentase Interaksi Siswa Dengan Guru Dalam
Berdasarkan hasil observasi interaksi siswa dengan guru pada siklus I
didapatkan hasil nilai siswa yang lebih besar atau samadengan 70
atau sebesar 67% siswa sedangkan siswa yang nilainya dibawah 70 sebanyak 10
siswa atau sebesar 33% siswa, sehingga pada siklus I ini belum tercapai
keberhasilan minimal 70% untuk adanya interaksi siswa dengan guru dalam
pembelajaran.
d. Hasil observasi siswa dalam penguasaan materi dalam pembelajaran
data dilihat sebagai berikut ( data hasil penilaian terdapat pada lampiran ) :
Tabel 10. Adanya Penguasaan Materi dalam Pembelajaran
No Uraian Pencapaia
1 Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70
2 Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
lingkaran berikut :
Gambar 12. Diagram Prosentase Penguasaan Materi dalam Pembelajaran
Gambar 11. Diagram Prosentase Interaksi Siswa Dengan Guru Dalam
Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi interaksi siswa dengan guru pada siklus I
didapatkan hasil nilai siswa yang lebih besar atau samadengan 70
atau sebesar 67% siswa sedangkan siswa yang nilainya dibawah 70 sebanyak 10
siswa atau sebesar 33% siswa, sehingga pada siklus I ini belum tercapai
keberhasilan minimal 70% untuk adanya interaksi siswa dengan guru dalam
bservasi siswa dalam penguasaan materi dalam pembelajaran
data dilihat sebagai berikut ( data hasil penilaian terdapat pada lampiran ) :
Tabel 10. Adanya Penguasaan Materi dalam Pembelajaran
Uraian Pencapaian Penguasaan Materi
yang lebih besar atau sama dengan 70
Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
Gambar 12. Diagram Prosentase Penguasaan Materi dalam Pembelajaran
Tuntas50%
Tidak Tuntas50%
Diagram penguasaan materi
53
Gambar 11. Diagram Prosentase Interaksi Siswa Dengan Guru Dalam
Berdasarkan hasil observasi interaksi siswa dengan guru pada siklus I
didapatkan hasil nilai siswa yang lebih besar atau samadengan 70 ada 20 siswa
atau sebesar 67% siswa sedangkan siswa yang nilainya dibawah 70 sebanyak 10
siswa atau sebesar 33% siswa, sehingga pada siklus I ini belum tercapai
keberhasilan minimal 70% untuk adanya interaksi siswa dengan guru dalam
bservasi siswa dalam penguasaan materi dalam pembelajaran
data dilihat sebagai berikut ( data hasil penilaian terdapat pada lampiran ) :
Jumlah
15 siswa / 50%
15 siswa / 50%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
Gambar 12. Diagram Prosentase Penguasaan Materi dalam Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Berdasarkan data diatas untuk penguasaan materi dalam pembelajaran,
sebanyak 15 siswa atau sebesar 50% siswa telah menguasai materi sedangkan 15
siswa atau 50 % siswa belum menguasai materi, sehingga pada siklus I ini belum
tercapai hasil yang diharapkan yaitu 70% siswa menguasai materi.
6. Refleksi
a. Refleksi terhadap hasil tindakan setelah jam mata pelajaran statika
berakhir.
Hal-hal yang diperoleh untuk perbaikan dalam proses perencanaan
tindakan selanjutnya adalah :
1) Suasana kelas yang belum terkendali baik dari dalam maupun luar
kelas.
2) Kerjasama siswa yang belum kompak.
3) Tanggung jawab siswa belum nampak.
b. Hasil belajar siswa yang belum tuntas pada awal penelitian siswa yang
tuntas sebanyak 11 siswa (36%) sedangkan hasil dari siklus I siswa yang
tuntas sebanyak 19 siswa (64%), sehingga belum memenuhi
keberhasikan indikator ketuntasan yaitu 70%
c. Proses pembelajaran pada siklus I cukup baik walaupun masih perlu
ditingkatkan pada siklus II nanti.
d. Perlu adanya revisi dari pelaksanaan pada siklus I agar pada siklus II
didapatkan hasil maksimal yaitu:
1) Peranan guru sebagai pembimbing harus mampu mengendalikan
kegiatan siswa.
2) Guru lebih memberikan motivasi kepada siswa.
3) Guru sesering mungkin mengingatkan kepada siswa agar bertanggung
jawab dalam kelompok.
7. Evaluasi
Hasil evaluasi dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I terhadap siswa
kelas X TGB SMK Negeri 2 Salatiga masih kurang dalam memenuhi indikator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
keberhasilan sesuai dengan yang ditetapkan yaitu nilai sekurang-kurangnya 70%.
Hasil wawancara dengan guru diperoleh hasil bahwa penerapan metode ini
masih kurang efektif karena metode ini baru sehingga masih membingungkan
dalam penerapannya sehingga perlu persiapan yang matang dan pemahaman
dalam pengawasan terhadap kegiatan siswa.
E. Hasil Penelitian Siklus II
Pada siklus II penelitian ini peneliti melanjutkan materi dari standar
kompetensi sebelumnya yaitu gaya luar dan gaya dalam yang bekerja pada
konstruksi statika. Pada siklus dua ini terdapat 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal
2 april 2012 pada jam 5-6 dengan waktu 2x45 menit, pertemuan kedua pada
tanggal 9 april 2012 pada jam 5-6 dengan waktu 2x45menit. Pada penelitian ini
guru menyampaikan materi gaya normal, gaya lintang dan momen pada
konstruksi bangunan.
1. Tahap Perencanaan
a. Berdasarkan hasil pengamatan dan pemantauan serta refleksi pada
pembelajaran tindakan kelas siklus I, maka perlu diadakan perubahan
sedikit pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, agar hasil yang
didapatkan bisa maksimal.
b. Dokumentasi keadaan kelas tidak perlu diteliti lagi karena sudah
dilakukan dalam siklus 1.
c. Peneliti menemukan karakter siswa yang mencolok antara siswa yang
rajin dengan yang malas, dilihat dari sikap mengikuti proses
pembelajaran yang terlihat malas-malasan, sibuk sendiri, dan terlambat
masuk kelas. Sikap tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil dari
belajar kelompok.
d. Guru merencanakan untuk mengumpulkan handphone siswa.
e. Siswa mulai tertarik dengan proses pembelajaran yang baru, dilihat dari
meningkatnya siswa yang antusias mengikuti pelajaran.
f. Kelompok baru akan dibentuk karena pembentukan kelompok
berdasarkan kemampuan dan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
g. Guru harus memberikan motivasi dan tujuan dari belajar statika dengan
porsi lebih sehingga siswa akan tertarik untuk mengikuti pelajaran.
h. Menyiapkan lembar observasi untuk siswa dan guru, rencana
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pada siklus II.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Pertemuan pertama pada siklus II tanggal 2 april 2012 diawali dengan
membagi hasil dari tugas siswa, selanjutnya guru menanyakan kembali
kepada siswa mengenai materi sebelumnya.
b. Guru membuka kembali sedikit materi sebelumnya agar siswa dapat
memiliki gambaran kembali sebelum melanjutkan materi berikutnya,
guru juga memberi motivasi kepada siswa.
c. Guru melanjutkan materi kepada siswa dengan metode ceramah dan
interaktif.
d. Guru memberikan contoh soal di depan kelas untuk dikerjakan siswa.
Guru juga membimbing siswa saat maju kedepan.
e. Guru memberikan soal mandiri untuk dikerjakan siswa.
f. Guru memberikan tugas rumah
g. Pada pertemuan kedua, tanggal 9 april 2012 jam 5-6 guru mengawali
dengan motivasi kepada siswa kemudian guru membagikan hasil tugas
mandiri.
h. Guru mereview kembali materi sebelumnya dan menyuruh salah seorang
siswa mengerjakan tugas yang diberikan sebelumnya.
i. Penerapan metode man marking pertama:
1) Guru membagi siswa menjadi tiga kategori striker, gelandang,
dan bek.
2) Pada sesi pertama striker berdiskusi dengan gelandang dimana
gelandang akan membimbing dalam kelompok.
3) Setiap kelompok terdiri dari 2-3 siswa
4) Materi diskusi adalah membahas tugas yang dikerjakan siswa dan
membimbing bagaimana langkah-langkah pengerjaan soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
5) Guru menjadi pembimbing pada kelompok bek, yaitu mengajari
bagaimana membimbing dan menguasai materi.
j. Penerapan metode man marking kedua :
1) Pada metode man marking kedua adalah menggabungkan
kelompok striker dan gelandang untuk berdiskusi dengan
dibimbing oleh bek.
2) Terdapat 6 kelompok dalam diskusi tahap ini terdiri dari 3-5
siswa.
3) Materi yang didiskusikan sama dengan materi pada pembahasan
diskusi pertama.
4) Guru berkeliling dan mengawasi kegiatan kelompok serta
memberikan bantuan jika ada kelompok yang membutuhkan
bantuan.
k. Setelah diskusi selesai guru menanyakan hasil dari diskusi.
Guru memberikan tugas kembali kepada siswa dengan soal yang berbeda
tetapi materinya sama yaitu gaya normal, gaya lintang dan momen pada
konstruksi bangunan.
l. Siswa mengumpulkan tugas, dan guru memberikan pekerjaan rumah.
m. Guru mengevaluasi pekerjaan siswa untuk mengumumkan nilai siswa.
3. Hasil Tes Kognitif
Hasil tes pada siklus II terhadap 30 siswa kelas X TGB diperoleh data
sebagai berikut ( data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20):
Tabel 11. Hasil Tes Kognitif Siklus II
No. Uraian Pencapaian Ketuntasan Belajar minimum Jumlah
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 70 23 siswa / 76%
2 Nilai siswa Kurang dari 70 7 siswa / 24%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
berikut :
Gambar 13. Diagram Prosentase Ketuntasan Nilai Belajar Minimum Siswa Siklus II Hasil belajar kognitif yaitu kemampuan siswa dalam
pada tes/ ulangan harian. Adapun hasilnya adalah siswa yang mendapatkan nilai
sama dengan atau lebih dari 70 sebanyak 23 siswa atau sebesar 76% dan siswa
yang mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 7 siswa atau sebesar 24%.
Melihat hasil tersebut disimpulkan bahwa pada siklus II ketuntasan nilai belajar
minimum sudah tercapai.
4. Hasil Observasi Psikomotorik
a. Hasil Observasi
Hasil belajar psikomotorik siswa ada siklus II diperoleh dari observasi
siswa. Psikomotorik disini berdasarkan dari
Hasilnya adalah sebagai berikut ( data selengkapnya lihat lampiran 21 ) :
Tabel 12. Hasil Observasi Interaksi Siswa Dalam Kelompok
No Uraian Pencapaian Interaksi Siswa Dalam Kelompok
1 Nilai siswa yang lebih besar
2 Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
Gambar 13. Diagram Prosentase Ketuntasan Nilai Belajar Minimum Siswa Siklus II
Hasil belajar kognitif yaitu kemampuan siswa dalam mengerjakan soal
pada tes/ ulangan harian. Adapun hasilnya adalah siswa yang mendapatkan nilai
sama dengan atau lebih dari 70 sebanyak 23 siswa atau sebesar 76% dan siswa
yang mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 7 siswa atau sebesar 24%.
l tersebut disimpulkan bahwa pada siklus II ketuntasan nilai belajar
minimum sudah tercapai.
Hasil Observasi Psikomotorik
Hasil Observasi
belajar psikomotorik siswa ada siklus II diperoleh dari observasi
siswa. Psikomotorik disini berdasarkan dari interaksi siswa dalam kelompok.
Hasilnya adalah sebagai berikut ( data selengkapnya lihat lampiran 21 ) :
Tabel 12. Hasil Observasi Interaksi Siswa Dalam Kelompok
Uraian Pencapaian Interaksi Siswa Dalam Kelompok
Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70
Nilai siswa kurang dari 70
Tuntas76%
Tidak tuntas24%
Diagram Ketuntasan Nilai Minimum
58
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
Gambar 13. Diagram Prosentase Ketuntasan Nilai Belajar Minimum Siswa
mengerjakan soal
pada tes/ ulangan harian. Adapun hasilnya adalah siswa yang mendapatkan nilai
sama dengan atau lebih dari 70 sebanyak 23 siswa atau sebesar 76% dan siswa
yang mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 7 siswa atau sebesar 24%.
l tersebut disimpulkan bahwa pada siklus II ketuntasan nilai belajar
belajar psikomotorik siswa ada siklus II diperoleh dari observasi
interaksi siswa dalam kelompok.
Hasilnya adalah sebagai berikut ( data selengkapnya lihat lampiran 21 ) :
Jumlah
24 siswa / 80%
6 siswa / 20%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
lingkaran berikut :
Gambar 14. Diagram Prosentase Interaksi Siswa Dalam Kelompok
b. Hasil Analisis
Pada tahap siklus II, hasil observasi interaksi siswa dalam kelompok
diperoleh dari tabel nilai ketuntasan klasikal. Ketuntasan siswa yaitu siswa yang
mencapai nilai 70 dalam tabel nilai sebesar 80% atau 24 siswa sedangkan siswa
yang mendapatkan nilai kurang da
dinyatakan belum tuntas.
Patokan ketuntasan siswa yang direncanakan adalah minimal 70% siswa
mendapatkan nilai minimal 70, sedangkan hasil ketuntasan klasikalnya ada 80%
sehingga pada siklus II untuk indikator ketunt
kelompok tercapai.
5. Hasil Observasi
Hasil belajar afektif siswa pada siklus II terdapat 4 indikator ketercapaian
yaitu Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, Keberanian siswa dalam
bertanya dan mengemukakan pendapat, interaksi siswa dengan guru dan
Diagram Hasil Interaksi Siswa dalam Kelompok
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
Gambar 14. Diagram Prosentase Interaksi Siswa Dalam Kelompok
Hasil Analisis
tahap siklus II, hasil observasi interaksi siswa dalam kelompok
diperoleh dari tabel nilai ketuntasan klasikal. Ketuntasan siswa yaitu siswa yang
mencapai nilai 70 dalam tabel nilai sebesar 80% atau 24 siswa sedangkan siswa
yang mendapatkan nilai kurang dari 70 sebesar 20% atau sekitar 6 siswa
dinyatakan belum tuntas.
Patokan ketuntasan siswa yang direncanakan adalah minimal 70% siswa
mendapatkan nilai minimal 70, sedangkan hasil ketuntasan klasikalnya ada 80%
sehingga pada siklus II untuk indikator ketuntasan interaksi siswa dalam
Hasil Observasi dan Analisis Aspek Afektif
belajar afektif siswa pada siklus II terdapat 4 indikator ketercapaian
yaitu Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, Keberanian siswa dalam
bertanya dan mengemukakan pendapat, interaksi siswa dengan guru dan
Tuntas80%
Tidak Tuntas20%
Diagram Hasil Interaksi Siswa dalam Kelompok
59
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
Gambar 14. Diagram Prosentase Interaksi Siswa Dalam Kelompok
tahap siklus II, hasil observasi interaksi siswa dalam kelompok
diperoleh dari tabel nilai ketuntasan klasikal. Ketuntasan siswa yaitu siswa yang
mencapai nilai 70 dalam tabel nilai sebesar 80% atau 24 siswa sedangkan siswa
ri 70 sebesar 20% atau sekitar 6 siswa
Patokan ketuntasan siswa yang direncanakan adalah minimal 70% siswa
mendapatkan nilai minimal 70, sedangkan hasil ketuntasan klasikalnya ada 80%
asan interaksi siswa dalam
belajar afektif siswa pada siklus II terdapat 4 indikator ketercapaian
yaitu Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, Keberanian siswa dalam
bertanya dan mengemukakan pendapat, interaksi siswa dengan guru dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penguasaan materi dalam pembelajaran. Hasi
observasi siswa sesuai dengan indikator yang telah dibuat. Hasilnya adalah
sebagai berikut :
a. Hasil observasi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran hasilnya
adalah sebagai berikut (data selengkapnya dapat dilihat p
Tabel 13. Hasil Observasi Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
No Uraian Pencapaian
Dalam mengikuti pembelajaran
1 Nilai Siswa yang lebih besar atau sama dengan 70
2 Nilai Siswa kurang
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
lingkaran berikut :
Gambar 15. Diagram Prosentase Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
Berdasarkan hasil penilaian pencapaian motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran pada siklus I, siswa yang mencapai nilai 70 sebanyak 23 siswa atau
76% dan yang memiliki nilai kurang dari 70 sebanyak 7 siswa atau sebesar
Tidak Tuntas24%
Diagram Prosentase motivasi siswa dalam mengikuti
penguasaan materi dalam pembelajaran. Hasil tersebut diperoleh dari penilaian
observasi siswa sesuai dengan indikator yang telah dibuat. Hasilnya adalah
Hasil observasi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran hasilnya
adalah sebagai berikut (data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
Tabel 13. Hasil Observasi Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
Uraian Pencapaian Motivasi Siswa
Dalam mengikuti pembelajaran
Nilai Siswa yang lebih besar atau sama dengan 70 23 siswa / 76%
Nilai Siswa kurang dari 70 7 siswa / 24%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
Gambar 15. Diagram Prosentase Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
Berdasarkan hasil penilaian pencapaian motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran pada siklus I, siswa yang mencapai nilai 70 sebanyak 23 siswa atau
76% dan yang memiliki nilai kurang dari 70 sebanyak 7 siswa atau sebesar
Tuntas76%
Tidak Tuntas24%
Diagram Prosentase motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
60
l tersebut diperoleh dari penilaian
observasi siswa sesuai dengan indikator yang telah dibuat. Hasilnya adalah
Hasil observasi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran hasilnya
ada lampiran 22) :
Tabel 13. Hasil Observasi Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
Jumlah
23 siswa / 76%
7 siswa / 24%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
Gambar 15. Diagram Prosentase Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
Berdasarkan hasil penilaian pencapaian motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran pada siklus I, siswa yang mencapai nilai 70 sebanyak 23 siswa atau
76% dan yang memiliki nilai kurang dari 70 sebanyak 7 siswa atau sebesar
Diagram Prosentase motivasi siswa dalam mengikuti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24%.Karena hasil siswa yang memen
maka pada siklus II motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran telah tercapai.
b. Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat
Hasil observasi keberanian siswa dalam bertanya dan Mengemukakan
pendapat hasilnya adalah sebagai berikut ( data dapat dilihat pada lampiran 22) :
Tabel 14.Hasil Observasi Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan Mengemukakan Pendapat
No Uraian Pencapaian
Bertanya dan Mengemukakan Pendapat
1 Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70
2 Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram lingkaran
berikut :
Gambar 16. Diagram Prosentase Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan
Mengemukakan Pendapat
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, tentang keberanian siswa dalam
bertanya dan mengemukakan pendapat dapat diperoleh hasil bahwa siswa yang
mencapai nilai 70 sebanyak 26 siswa atau sebesar 86% siswa dan siswa yang
Diagram keberanian siswa dalam bertanya dan
24%.Karena hasil siswa yang memenuhi indikator sudah mencapai lebih dari 70%
maka pada siklus II motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran telah tercapai.
Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat
Hasil observasi keberanian siswa dalam bertanya dan Mengemukakan
hasilnya adalah sebagai berikut ( data dapat dilihat pada lampiran 22) :
Tabel 14.Hasil Observasi Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan Mengemukakan Pendapat
Uraian Pencapaian Keberanian Siswa Dalam
Bertanya dan Mengemukakan Pendapat
siswa yang lebih besar atau sama dengan 70
Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram lingkaran
Gambar 16. Diagram Prosentase Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan
Mengemukakan Pendapat
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, tentang keberanian siswa dalam
bertanya dan mengemukakan pendapat dapat diperoleh hasil bahwa siswa yang
mencapai nilai 70 sebanyak 26 siswa atau sebesar 86% siswa dan siswa yang
Tuntas
86%
Tidak Tuntas
14%
Diagram keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat
61
uhi indikator sudah mencapai lebih dari 70%
maka pada siklus II motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran telah tercapai.
Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat
Hasil observasi keberanian siswa dalam bertanya dan Mengemukakan
hasilnya adalah sebagai berikut ( data dapat dilihat pada lampiran 22) :
Tabel 14.Hasil Observasi Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan
Jumlah
26 siswa / 86%
4 siswa / 14%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram lingkaran
Gambar 16. Diagram Prosentase Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, tentang keberanian siswa dalam
bertanya dan mengemukakan pendapat dapat diperoleh hasil bahwa siswa yang
mencapai nilai 70 sebanyak 26 siswa atau sebesar 86% siswa dan siswa yang
Diagram keberanian siswa dalam bertanya dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mendapatkan nilai kurang dari 70
Karena hasil penilaian sudah mencapai lebih dari 70% yaitu 86% siswa yang
mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari 70 maka, indikator tersebut sudah
tercapai.
c. Interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran
Hasil observasi interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran hasilnya
dapat dilihat sebagai berikut ( data hasil penilaian terlampir 22 ) :
Tabel 15. Hasil Observasi Interaksi Siswa Dengan Guru Dalam Pembelajaran
No Uraian Pencapaia
1 Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70
2 Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat digambarkan dalam gambar diagram lingkaran berikut :
Gambar 17. Diagram Prosentase Interaksi Siswa DenganPembelajaran
Berdasarkan hasil observasi interaksi siswa dengan guru pada siklus I
didapatkan hasil nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70 ada 22 siswa
atau sebesar 73% siswa sedangkan siswa yang nilainya dibawah 70 sebanyak 8
Tidak Tuntas
Diagram Hasil Interaksi Siswa dengan Guru
mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 4 siswa atau sebesar 14% siswa.
Karena hasil penilaian sudah mencapai lebih dari 70% yaitu 86% siswa yang
mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari 70 maka, indikator tersebut sudah
Interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran
l observasi interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran hasilnya
dapat dilihat sebagai berikut ( data hasil penilaian terlampir 22 ) :
Tabel 15. Hasil Observasi Interaksi Siswa Dengan Guru Dalam Pembelajaran
Uraian Pencapaian Interaksi Siswa Dengan Guru
Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70
Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat digambarkan dalam gambar diagram lingkaran berikut :
Gambar 17. Diagram Prosentase Interaksi Siswa Dengan Guru Dalam Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi interaksi siswa dengan guru pada siklus I
didapatkan hasil nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70 ada 22 siswa
atau sebesar 73% siswa sedangkan siswa yang nilainya dibawah 70 sebanyak 8
Tuntas73%
Tidak Tuntas27%
Diagram Hasil Interaksi Siswa dengan Guru
62
sebanyak 4 siswa atau sebesar 14% siswa.
Karena hasil penilaian sudah mencapai lebih dari 70% yaitu 86% siswa yang
mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari 70 maka, indikator tersebut sudah
l observasi interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran hasilnya
Tabel 15. Hasil Observasi Interaksi Siswa Dengan Guru Dalam Pembelajaran
Jumlah
22 siswa / 73%
8 siswa / 27%
Hasil belajar ini dapat digambarkan dalam gambar diagram lingkaran berikut :
Guru Dalam
Berdasarkan hasil observasi interaksi siswa dengan guru pada siklus I
didapatkan hasil nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70 ada 22 siswa
atau sebesar 73% siswa sedangkan siswa yang nilainya dibawah 70 sebanyak 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa atau sebesar 27% siswa, sehingga pada siklus II ini tercapai keberhasilan
minimal 70% untuk adanya interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran.
d. Penguasaan materi dalam pembelajaran
Hasil observasi siswa dalam penguasaan materi dalam pembelajaran dat
dilihat sebagai berikut ( data hasil penilaian terdapat pada lampiran 22 ) :
Tabel 16. Adanya Penguasaan Materi dalam Pembelajaran
No Uraian Pencapaia
1 Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70
2 Nilai siswa kurang dari 70
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
lingkaran berikut :
Gambar 18. Diagram Prosentase Penguasaan Materi dalam Pembelajaran
Berdasarkan data diatas untuk penguasaan materi dalam
sebanyak 24 siswa atau sebesar 80% siswa telah menguasai materi sedangkan 6
siswa atau 20 % siswa belum menguasai materi, sehingga pada siklus II ini telah
terjadi ketercapaian dalam penguasaan materi oleh siswa.
6. Refleksi
Tidak Tuntas
atau sebesar 27% siswa, sehingga pada siklus II ini tercapai keberhasilan
minimal 70% untuk adanya interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran.
Penguasaan materi dalam pembelajaran
Hasil observasi siswa dalam penguasaan materi dalam pembelajaran dat
dilihat sebagai berikut ( data hasil penilaian terdapat pada lampiran 22 ) :
Tabel 16. Adanya Penguasaan Materi dalam Pembelajaran
Uraian Pencapaian Penguasaan Materi
Nilai siswa yang lebih besar atau sama dengan 70 25 siswa/ 83%
siswa kurang dari 70 5 siswa/ 17%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
Gambar 18. Diagram Prosentase Penguasaan Materi dalam Pembelajaran
Berdasarkan data diatas untuk penguasaan materi dalam
sebanyak 24 siswa atau sebesar 80% siswa telah menguasai materi sedangkan 6
siswa atau 20 % siswa belum menguasai materi, sehingga pada siklus II ini telah
terjadi ketercapaian dalam penguasaan materi oleh siswa.
Tuntas
83%
Tidak Tuntas
17%
Diagram Prosentase Penguasaan Materi
63
atau sebesar 27% siswa, sehingga pada siklus II ini tercapai keberhasilan
minimal 70% untuk adanya interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran.
Hasil observasi siswa dalam penguasaan materi dalam pembelajaran data
dilihat sebagai berikut ( data hasil penilaian terdapat pada lampiran 22 ) :
Jumlah
25 siswa/ 83%
5 siswa/ 17%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam gambar diagram
Gambar 18. Diagram Prosentase Penguasaan Materi dalam Pembelajaran
Berdasarkan data diatas untuk penguasaan materi dalam pembelajaran,
sebanyak 24 siswa atau sebesar 80% siswa telah menguasai materi sedangkan 6
siswa atau 20 % siswa belum menguasai materi, sehingga pada siklus II ini telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
a. Pengelolaan pada proses pembelajaran pada siklus II semakin baik, hal ini
karena sudah adanya perencanaan dan antisipasi yang didapatkan pada
siklus I, sehingga langkah-langkah penerapan proses pembelajaran sudah
sesuai.
b. Refleksi pada siklus II dilaksanakan setelah jam pelajaran selesai. Dari hal
ini diperoleh bahwa :
1) Suasana yang kondusif dari siswa sehingga suasana kelas
terkontrol.
2) Kekompakan antar siswa yang semakin terlihat dalam kelompok
belajar.
c. Meningkatnya antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
d. Ketuntasan nilai siswa meningkat pada siklus I sebanyak 64% sedangkan
pada siklus II menjadi 76% ini berarti hasil belajar siswa kelas X TGB B
SMK N2 Salatiga telah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 70%.
e. Suasana pembelajaran semakin baik pada siklus II dan terjadi peningkatan
hasil belajar siswa.
7. Evaluasi
Penelitian tindakan kelas pada siklus II ini diperoleh hasil bahwa siswa
SMK N2 Salatiga telah mengalami peningkatan dalam proses dan hasil
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari perubahan sikap dan tingkah laku selama
proses pembelajaran yang meliputi penilaian afektif, psikomotorik dan kognitif.
Peningkatan nilai afektif dan psikomotorik dapat dilihat dengan
meningkatnya interaksi siswa dengan guru, meningkatnya motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran, adanya kerjasama antar siswa. Hal-hal tersebut dapat
dilihat pada grafik hasil penilaian afektif dan psikomotorik, sedangkan untuk
aspek kognitif dapat dilihat peningkatan prosentase jumlah siswa yang tuntas
dalam nilai standar minimum kelulusan.
Hasil wawancara siswa dan guru juga diperoleh hasil yang mendukung
bahwa metode ini dapat membuat siswa lebih tertarik mengikuti proses
pembelajaran sehingga sangat efektif jika digunakan sebagai variasi dalam proses
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
F. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Pembahasan terhadap hasil penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan
guru kolaborasi. Dimulai dari tahap Pra siklus ( kondisi dan kemampuan awal
sebelum tindakan), siklus I dan siklus II. Pengukuran kondisi awal hanya diambil
dari hasil tes siswa sebelum tindakan, sedangkan faktor psikomotorik dan afektif
tidak diukur sehingga tidak ada perbandingan psikomotorik dan afektif antara Pra
Siklus dengan Siklus I dan II, tetapi diambil sebagai suatu latar belakang masalah.
Berdasarkan hasil penerapan metode pembalajaran kooperatif tipe man
marking and zona marking pada proses pembelajaran siklus II didapatkan hasil
yang lebih baik dari siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus II menunjukan hasil
yang optimal dan mencapai hasil yang telah ditetapkan.
Perbandingan hasil tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan sebagai
berikut :
1. Perbandingan Hasil Pengamatan Dalam Aspek Afektif
a. Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
Siklus I aspek motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum
tecapai 70% siswa menunjukan motivasi mengikuti pembelajaran sedangkan
hasilnya hanya 64%, hal ini dapat dilihat dari lembar deskriptor, namun pada
siklus II telah terjadi peningkatan persentase dari motivasi siswa tersebut yang
mencapai 76%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Gambar 19. Grafik Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
b. Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan Mengemukakan Pendapat
Keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat, adapun hasil dari
pengamatan penulis pada siklus I siswa masih terdapat 64% siswa yang berani
menyampaikan pendapat, sisanya masih pasif dan tidak berani mengemukakan
pendapat, terjadi peningkatan sebesar 12% pada siklus II dengan hasil 86% siswa
berani mengemukakan pendapat.
53%
76%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Siklus I Siklus II
Pro
sen
tase
Ke
terc
aa
ian
Grafik Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Mengikuti
Pembelajaran
64%
86%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Siklus I Siklus II
Pro
sen
tase
Ke
terc
ap
pa
ian
Grafik Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan
Mengemukakan Pendapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Gambar 20. Grafik Peningkatan Keberanian Siswa Dalam Bertanya dan Mengemukakan Pendapat
c. Interaksi Siswa Dengan Guru Dalam Pembelajaran
Pada Siklus I telah didapatkan hasil sebanyak 67% siswa yang mulai berinteraksi dengan guru, namun pada Siklus ke II telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu 73,3% siswa memiliki interaksi yang baik dengan guru mereka melalui perubahan sikap yang ditunjukan oleh siswa.
Gambar 21. Grafik Peningkatan Interaksi Siswa Dengan Guru
d. Adanya Penguasaan Materi Dalam Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan penilaian sesuai aspek pada
siklus I masih tidak sesuai dengan harapan yaitu hanya 50% siswa yang
memenuhi ketuntasan dalam penguasaan materi, namun setelah evaluasi
diterapkan pada siklus II maka terjadi peningkatan sebesar 33% yaitu 83% siswa
telah mampu menguasai materi yang diajarkan.
63%
73.00%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Siklus I Siklus II
Pro
sen
tase
Ke
terc
ap
aia
n
Grafik Peningkatan Interaksi Siswa dengan Guru Dalam
Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Gambar 22. Grafik Peningkatan Penguasaan Materi Dalam Pembelajaran
2. Perbandingan Hasil Pengamatan Dalam Aspek Psikomotorik
a. Interaksi Siswa Dalam Kelompok Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I belum terjadi adanya interaksi yang baik antar siswa dalam pembelajaran yakni berdasarkan data pengamatan hanya 57% siswa yang berinteraksi mengenai pembelajaran, namun setelah siklus II didapatkan hasil yang baik yaitu 80% siswa menunjukan interaksi dalam kelompok pembelajaran.
Gambar 23. Grafik Peningkatan Interaksi Siswa Dalam Kelompok Pembelajaran
3. Perbandingan Hasil Pengamatan Dalam Aspek Kognitif
50%
83%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Siklus I Siklus II
Pro
sen
tase
Ke
terc
ap
aia
n
Grafik Peningkatan Penguasaan Materi Dalam
Pembelajaran
57%
80%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Siklus I Siklus II
Pro
sen
tase
ke
terc
aa
ian
Grafik Peningkatan Interaksi Siswa Dalam Kelompok
Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
a. Adanya Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Minimum
Hasil pra tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat peningkatan yang
cukup signifikan pada pra siklus, presentase siswa yang lulus sebesar 36%
menjadi 64% yang berarti terjadi peningkatan sebesar 28% pada siklus I, karena
belum mencapai indikator maka tetap dilakukan perlakuan terhadap siswa pada
siklus II. Hasilnya pada siklus II telah mencapai 76%.
Gambar 24. Grafik Peningkatan Ketuntasan Nilai Minimal
Tabel 17. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Afektif Siswa Kelas X TGB B SMK Negeri 2 Salatiga
No Indikator Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II
1 Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran 53% 76%
2 Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat
64% 86%
3 Interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran 67% 73,3%
4 Adanya penguasaan materi dalam pembelajaran 50% 83%
Tabel 18. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kognitif Siswa Kelas X TGB B SMK Negeri 2 Salatiga
No Deskriptor penilaian kognitif siswa
Sebelum Tindakan
Siklus I Siklus II
1 Ketuntasan nilai belajar minimum siswa
36% 64% 76%
36%
64%
76%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
Pro
sen
tase
Ke
terc
ap
aia
n
Grafik Peningkatan Ketuntasan Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 19. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Psikomotorik Siswa Kelas X TGB B SMK Negeri 2 Salatiga
No Deskriptor penilaian psikomotorik Siswa Siklus I Siklus II
1 Interaksi siswa dalam kelompok pembelajaran 57% 80%
G. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas terhadap siswa perlu
dilakukan pembahasan dengan cara mengaitkan temuan dan tindakan, indikator
keberhasilan.
Tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa didapatkan dari
hasil nilai tes ketuntasan nilai belajar minimum siswa.
Ketuntasan nilai belajar minimum merupakan ukuran dari kemampuan minimal
siswa setelah mengikuti pembelajaran, nilai minimal tersebut ditentukan oleh
pihak penyelenggara pendidikan, yaitu sekolah dan dinas terkait. Untuk nilai
batas minimal tuntas ditetapkan nilai 70, jika kurang maka siswa perlu
remidi/mengulang. Adapun indikator penilaianya adalah sebagai berikut:
a. Kebenaran jawaban
b. Kerapihan tulisan
c. Kebersihan tulisan
d. Alur pengerjaan soal
e. Mengerjakan tugas sendiri
Pada hasil penelitian awal sebagai patokan masih terdapat 64% siswa tidak
lulus untuk mencapai batas minimal ketuntasan. Kemudian setelah diterapkan
metode man marking and zona pada siklus I, indikator tersebut telah didapatkan
sebanyak 64% dari siswa lulus walaupun dinyatakan ketuntasan dalam kelas
belum tercapai untuk mata pelajaran Statika, namun telah terjadi peningkatan,
Setelah Siklus II diterapkan maka didapatkan 76% siswa telah lulus dengan nilai
diatas batas minimum.
Berdasarkan hasil penilaian dari aspek dan indikator acuan yaitu motivasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran, penguasaan materi, interaksi siswa dalam
kelompok, interaksi siswa dengan guru, keberanian bertanya dan mengemukakan
pendapat serta ketuntasan siswa dalam mencapai nilai minimum maka, dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari sebelum tindakan dan
setelah tindakan. Pada penelian pra siklus sebanyak 70% siswa belum mencapai
nilai minimum ketuntasan, namun setelah diterapkan metode pembelajaran man
marking and zona marking telah terjadi peningkatan jumlah ketuntasan baik pada
siklus I maupun II.
Terdapati juga peningkatan atau perubahan sikap afektif dan psikomotorik
siswa pada siklus I dan II yang menunjukan peningkatan yang signifikan.
Peningkatan tersebut terjadi karena adanya perubahan metode pembelajaran dari
interaktif dan konvensional ke model kooperatif tipe man marking and zona
marking, jadi dapat disimpulkan bahwa metode man marking and zona marking
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Efektifitas siswa diukur berdasarkan ketercapaian aktivitas siswa baik
secara afektif maupun psikomotorik. Aspek afektif dan psikomotorik termasuk
indikator hasil belajar. Hasil aktivitas siswa dalam aspek afektif dapat dijelaskan
pada aspek-aspek berikut yaitu :
1. Indikator untuk motivasi siswa yaitu :
a. Menyelesaikan tugas mandiri
b. Aktif mengerjakan tugas
c. Tanggung jawab terhadap tugas
d. Menggunakan peralatan pendukung
e. Inisiatif mencari informasi
Indikator merupakan ciri-ciri dari adanya motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran walaupun tidak semua indikator harus dilakukan pada setiap siswa
namun jika telah mencapai 4 indikator, siswa dapat dinyatakan memiliki motivasi
belajar yang tinggi. Siklus I aspek motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
masih belum tecapai 70% siswa menunjukan motivasi mengikuti pembelajaran
sedangkan hasilnya hanya 64%, hal ini dapat dilihat dari lembar deskriptor,
namun pada siklus II telah terjadi peningkatan persentase dari motivasi siswa
tersebut yang mencapai 76%.
2. Indikator keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat dapat
diukur dengan beberapa aspek dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
a) Memperlihatkan kepercayaan diri saat berbicara
b) Menunjukan sikap kritis dalam bertanya
c) Menunjukan keaktifan bertanya
d) Menerima masukan dan saran
e) Berani mengerjakan soal didepan kelas
Aspek tersebut telah mewakili dari kegiatan siswa yang dapat
menunjukan keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat, adapun hasil dari
pengamatan penulis pada siklus I siswa masih terdapat 64% saja siswa yang
berani menyampaikan pendapat sedangkan sisanya masih pasif dan tidak berani
mengumukakan pendapat, namun karena motivasi guru yang terus menerus
akhirnya terjadi peningkatan pada Siklus II dengan hasil 86 % siswa berani
mengemukakan pendapat sehingga bisa dikatakan metode ini mampu
meningkatkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat.
3. Interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran
Proses kegiatan belajar mengajar terjadi melalui interaksi antara siswa
dengan guru. Jika terdapat interaksi yang baik maka sudah pasti hubungan
tersebut sangat berdampak dalam pencapaian hasil belajar yang maksimal karena
adanya ikatan emosional. Adapun aspek yang menjadi tolak ukur dalam interaksi
siswa dengan guru adalah :
a) Mendengarkan guru saat berbicara
b) Mengikuti petunjuk guru
c) Menunjukan sopan santun terhadap guru
d) Adanya komunikasi interaktif
e) Adanya kontak sosial dengan guru
Aspek diatas sedikit ditemukan peneliti pada tahap observasi sehingga masalah tersebut harus diatasi. Pada Siklus I telah didapatkan hasil sebanyak 67% siswa yang mulai berinteraksi dengan guru, namun pada Siklus ke II telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu 73,3% siswa memiliki interaksi yang baik dengan guru mereka melalui perubahan sikap yang ditunjukan oleh aspek-aspek tersebut.
4. Penguasaan materi dapat dilihat dari aspek-aspek berikut :
a) Kreatif dalam membimbing teman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
b) Menunjukan kepercayaan diri ketika membimbing teman.
c) Menunjukan antusias dalam pembelajaran.
d) Percaya diri menjawab pertanyaan
e) Merumuskan alternatif solusi
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan penilaian sesuai aspek pada
siklus I masih tidak sesuai dengan harapan yaitu hanya 50% siswa yang
memenuhi ketuntasan dalam penguasaan materi, namun setelah evaluasi
diterapkan pada siklus II maka terjadi peningkatan yaitu 83% siswa telah mampu
menguasai materi yang diajarkan.
5. Adanya interaksi siswa dalam kelompok pembelajaran dapat dijelaskan
melalui aspek-aspek berikut:
a) Menunjukan adanya partisipasi dalam penjelasan
b) Menunjukan sikap menghargai penjelasan teman
c) Menunjukan minat membimbing
d) Tidak mengacaukan kegiatan.
e) Adanya keakraban antar anggota kelompok
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I belum terjadi adanay interaksi
yang baik antar siswa dalam pembelajaran yakni berdasarkan data pengamatan
hanya 57% siswa yang berinteraksi mengenai pembelajaran. Kemungkinan besar
adalah mereka belum mengerti metode ini, namun setelah siklus II didapatkan
hasil yang baik yaitu 80% siswa menunjukan interaksi dalam kelompok
pembelajaran.
Hasilnya penerapan pembelajaran dengan model kooperatif man marking
and zona marking dapat meningkatkan hasil belajar yg dilihat dari ketercapaian
indikator kinerja. Efektifitas model berdasarkan meningkatnya aktivitas siswa
dalam pembelajaran yang dapat dilihat pada grafik perbandingan antar siklus.
Pembelajaran dengan model tersebut sudah menjadi pembelajaran efektif. Faktor
yang menghambat dalam penerapan ini adalah masih bingung dengan pembagian
kelompok, memakan banyak waktu, pemberian motivasi yang kurang dan kurang
dapat mengendalikan siswa dalam kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian tindakan
kelas pada siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan Program Keahlian Bangunan
SMK Negeri 2 Salatiga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan metode pembelajaran kooperatif man marking and zona marking
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan efektif diterapkan pada siswa
kelas X TGB B Program keahlian Teknik Bangunan SMK N 2 Salatiga pada
mata pelajaran Statika.
2. Faktor-faktor penghambat dalam penerapan metode man marking and zona
marking masih ditemukan yaitu banyak siswa yang masih bingung dengan
pembagian kelompok, situasi kelas yang tidak terkendali, waktu yang terlalu
lama namun dapat diatasi pada siklus II.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas yang menggambarkan adanya
peningkatan dalam siklus I maupun siklus II dalam tiap indikator yang diamati hal
ini menunjukan adanya efektifitas penggunaan metode man marking and zona
marking dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran statika
kela X TGB B SMK N2 Salatiga.
Guru menjadi pelatih bagi siswa dalan proses pembelajaran ini, yaitu
dengan guru memberikan instruksi, saran dan mengarahkan siswa dalam belajar.
Tetapi pelaku utamanya adalah siswa itu sendiri. Sehingga siswa harus mampu
memanfaatkan “kebebasan dalam belajar” agar dengan cara belajar mereka yang
nyaman dapat belajar secara maksimal.
Guru berperan sebagai fasilitator pada metode ini juga guru berperan
sebagai motivator agar siswa makin termotivasi untuk belajar dan tidak menyia-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
nyiakan fasilitas yang guru berikan. Sehingga dengan motivasi yang timbul dalam
diri siswa dapat membangun keaktifan siswa dalam belajar.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif antar
peneliti dengan guru agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Guru hendaknya lebih sering memberi motivasi, mengingatkan dan
mengendalikan keadaan kelas agar metode ini dapat dilaksanakan dengan
baik.
2. Siswa harus lebih berani berinteraksi dengan guru, agar guru paham setiap
masalah pembelajaran yang dihadapi siswa sehingga guru akan mencari
alternative lain yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Penelitian ini memakan waktu yang cukup banyak sehingga perlu
persiapan yang matang dan waktu yang longgar disarankan agar
pembagian waktu harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia sehingga
dapat terlaksana dengan baik.
4. Memodifikasi bentuk-bentuk lain dari metode ini agar siswa tidak jenuh.