cssd dan bahan kimia frs
DESCRIPTION
cssdTRANSCRIPT
Nama : Purwani Ayu Sulistyowati
Nim : 33511121082
Kelas : C
Resume Farmasi Rumah sakit
CSSD (CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTMENT)
PENDAHULUAN
Rumah sakit (RS) sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan
berupaya untuk mencegah risiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas
RS. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan RS adalah
rendahnya angka infeksi RS (infeksi nosokomial). Pusat sterilisasi
merupakan salah satu mata rantai untuk pengendalian infeksi dan berperan
dalam menekan kejadian infeksi.
PENAMAAN/ISTILAH UNTUK PUSAT STERILISASI
CSSD : Central Sterile Supply Departement
CSS : Central Sterile Supply
CS : Central Supply
CPD : Central Processing Departement
FUNGSI CSD
Menerima, memproses, memproduksi, mensterilkan, menyimpan serta
mendistribusikan peralatan medis (instrumen, linen, bahan habis pakai) ke
berbagai ruangan di RS untuk keperluan perawatan pasien.
CSSD menekan kejadian infeksi dengan :
1. Mengurangi kejadian infeksi nosokomial melalui tersedianya peralatan
yang telah diproses dekontaminasi, pencucisn, disinfeksi, dan
sterilisasi.
2. Memutuskan rantai penyebaran kuman di RS
3. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk
yang dihasilkan
4. Ikut menjamin kontinuitas ketersediaan alat dan bahan habis pakai
steril untuk kebutuhan RS
PERAN CSSD
1. Membantu unit lain di RS yang membutuhkan alat-alat steril, untuk
mencegah terjadinya infeksi
2. Menurunkan angka kejadian infeksi
3. Efisiensi tenaga medis terhadap kegiatan pelayanan
4. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi produk yang
dihasilkan
ALUR PROSES KERJA CSSD
Pengumpulan dekontaminasi pembersihan pengeringan
pemilihan pengemasan sterilisasi penyimpanan distribusi
KEBUTUHAN SARANA FISIK DAN PERALATAN
1. Lokasi
Penetapan lokasi berpengaruh pada efisiensi kerja dan meningkatkan
pengendalian infeksi :
- Meminimumkan risiko terjadinya kontaminasi silang
- Mengurangi lalu lintas transportasi alat steril
2. Pembagian dan persyaratan ruang
- Ruang kotor : R administrasi, R penerimaan barang kotor, R
dekontaminasi dan pencucian
- Ruang bersih : R pengeringan, R sortir dan pengemasan, R labeling
dan kodifikasi, R penyimpanan
- Ruang steril : R penyimpanan produk steril, R distribusu produk
steril
Pesyaratan ruang : kelembaban udara 35-75% ; temperatur 18-
22°C ; dinding, lantai, plafon licin dilapisi dengan epoksi pinggir
lantai melengkung ; jumlah partikel udara < 0,15 mg/m3 ;
kebisingan maks 60 Db.A ; pencahayaan min 100 lux
3. Peralatan
Sterilisator, mesin pencuci dan pengering, pemilihan dan pengemasan,
penyimpanan dan utility.
4. Kaliberasi
Tujuan kaliberasi : untuk menjamin mesin sterilisator bekerja dengan
baik efektif, dan dapat diandalkan.
Setiap ada perbaikan mesin, harus dilakukan kaliberasi ulang
5. Dokumentasi
Setiap mesin sterilisator harus mempunyai dokumentasi riwayat
pemeliharaan mesin yang meliputi tanggal servis, model, nomor seri,
nama pemohon, uraian servis, jenis dan kuantitas suku cadang, nama
orang yang melakukan servis dan tanggal perbaikan mesin.
6. Kesehatan dan keselamatan kerja
- Diperlukan sistem pengamanan : bekerja sesuai SPO, memakai
pelindung diri ( baju kerja, sarung tangan, masker, topi, sepatu
khusus, kaca mata pelindung)
- Tempat sampah khusus
- Ada tanda peringatan yang mudah dibaca dan dipahami
- Minimal dua orang setiap shift waktu kerja
7. Waktu pelayanan
Menyesuaikan dengan waktu pelayanan konsumen yang ditentukan
dengan bebrapa faktor : jumlah tindakan bedah dan jumlah pasien,
kapasitas mesin, jumlah instrumen, linen, jumlah SDM CSSD.
KETENAGAAN CSSD
SDM CSSD telah mendapat pelatihan mengenai tugas dan peran CSSD,
pencegahan dan pengendalian infeksi RS sehingga mengerti bahaya
terkena infeksi bagi dirinya dan lingkungan.
HUBUNGAN KERJA CSSD DENGAN UNIT LAIN DI RS
1. Instalansi binatu: pencucian linen
2. Instalansi pemeliharaan sarana RS : pemeliharaan sarana, penyediaan
utility
3. Instalansi farmasi : penyedia disinfektan, indikator, peralatan dan
barang medis habis dipakai.
4. Instalansi kesehatan lingkungan : uji mikrobiologi
RINCIAN PROSES KERJA CSSD
1. Pengumpulan
Instrumen adalah bedah dan alat kesehatan p[akai ulang yang sudah
terkontaminasi, harus ditangani, dikumpulkan, dan dibawa ke ruang
dekontaminasi sedemikian rupa segingga menghindari kontaminasi
terhadap pasien, pekerja dan fasilitas lain.
2. Dekontaminasi
Proses fisik dan kimia untuk membersihkan barang-barang yang
kemungkinan terkontaminasi oleh mikroba berbahaya, sehingga aman
bagi pekerja yang menangani proses selanjutnya.
3. Pembersihan
Bahan pencuci harus membantu menghilangkan residu kotoran organik
tanpa merusak alat.
4. Pengeringan
Mesin washer sudah termasuk dryer
5. Pemilihan
Pemeriksaaan instrumen, kodifikasi instrumen, setting instrumen
sesuai jenis tindakan operasi.
6. Pengemasan
Tujuan : menjamin alat/bahan tetap steril sampai saat digunakan
7. Sterilisasi
Suatu proses treatment untuk benar-benar mematikan seluruh jenis
mikroorganisme termasuk spora.
Metode sterilisasi :
Metode sterilisasi suhu tinggi
- Sterilisai panas kering
Menggunakan oven konveksi panas kering dan oven konveksi
mekanis
Mikroorganisme dibunuh oleh mekanisme oksidasi
Keuntungan : untuk bahan yang tidak dapat ditembus steam
( serbuk kering, bahan minyak), tidak korosif pada logam, dapat
mencapai seluruh permukaan.
Kerugian : penetrasi lambat, tidak merata, pemaparan panas lama,
suhu tinggi dapat merusak bahan karet.
- Sterilisasi panas basah
Menggunakan autoklaf, mikroorganisme dibunuh melalui
mekanisme denaturasi dan koagulasi protein sel secara irreversible.
Faktor yang mempengaruhi sterilisasi : waktu, suhu (121°C dan
134°C), kelembaban, kontak dengan objek, udara dalam chamber,
jumlah dan jenis mikroorganisme.
Metode sterilisasi suhu rendah
- Sterlisasi dengan Gas Etylen Oxide (ETO)
Mikroorganisme dibunuh oleh mekanisme reaksi alkilasi terhadap
DNA
Hanya digunakan untuk alat yang tidak dapat dengan sterilisasi
panas basah
Konsentrasi gas tidak kurang dari 400 mg/liter, suhu tidak kurang
dari 36°C
(makin tinggi suhu makin cepat sterilisasi), karena ETO gas toksik
perlu diberikan aerasi dan prosedur khusus.
- Sterilisasi menggunakan plasma
Gas plasma suhu rendah dibuat dengan cara menstimulasi H2O2
dalam keadaan deep vacum dengan frekuensi radio atau energi
gelombang mikro yang pada pembentukan plasma berfungsi
sebagai prekusor pembentukan radikal bebas dan spesies aktif
lainnya yang mematikan mikroorganisme. Waktu sterilisasi 75
menit pada suhu 50°C
- Sterilisasi menggunakan zat kimia
Sterilisator dengan sistem perendaman dalam larutan asam
peracetic (suhu 50-56°C selama 30 menit). Perendaman dalam
larutan glutaraldehid 2% pada suhu kamar selama 10 jam.
8. Penyimpanan
Kemasan hasil sterilisasi dismpan dalam ruang steril
9. Distribusi
Kemasan hasil sterilisasi dikeluarkan melalui pass box
PEMASTIAN HASIL PRODUK CSSD DIJAMIN TELAH STERIL
1. Monitoring proses sterilisasi
Dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa parameter-parameter
yang ditentukan dalam proses sterilisasi sudah dipenuhi dengan baik.
2. Kontrol kualitas
Pemberian nomor lot pada setiap kemasan, data mesin sterilisasi,
waktu kadaluarsa.
3. Indikator monitoring
- Indikator mekanik : merupakan bagian dari alat sterilitator,
berfungsi untuk mengetahui apakah alat sterilitator berfungsi
dengan baik, meberikan indikasi adanya masalah pada alat dan
tidak menunujukan bahwa keadaan steril sudah tercapai.
- Indikator kimia ; menandai adanya paparan sterilisasi, sensitif
terhadap satu atau lebih parameter sterilisasi, memberikan
informasi pada tiap kemasan dan dibagi menjadi 6 kelas terpisah.
- Indikator biologi : prinsip kerja dengan menstrerilkan spora hidup
mokroorganisme yang non patogenik dan sangat resisten dalam
jumlah tertentu. Apabila selama proses sterilisasi spora-spora
tersebut terbunuh maka dapat diasumsikan bahwa mikroorganisme
lainnya juga ikut terbunuh dan benda yang disterilkan benar-benar
telah steril.
PENGELOLAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA
DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT
DEFINISI
Bahan kimia berbahaya adalah bahan-bahan yang (pembuatan,
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaan) menimbulkan
atau membebaskan (debu, kabut, uap, gas, serat dan radiasi) dalam jumlah
yang memungkinkan bagi orang yang berhubungan langsung dengan
bahan tersebut menyebabkan kebakaran, ledakan, korosi, iritasi, keracunan
dan bahaya lainnya.
KLASIFIKASI BAHAN BERBAHAYA
Klasifikasi bahan kimia : beracun, korosif, mudah terbakar, peledak,
oksidator, reaktif terhadap air, reaktif terhadap asam, gas bertekanan, dan
radioaktif.
BAHAN BERBAHAYA DI IFRS
1. Bahan oksidatif : kaporit, perhydrol
2. Bahan mudah terbakar : alkohol, asetilen
3. Bahan beracun : formalin, methanol
4. Bahan korosif : kaporit, perhydrol
5. Bahan mudah menguap : alkohol, wash bensin
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI IFRS
1. Perijinan
Serbuk asam salisilat : larutan 0,1% untuk kompres kulit, asam salisilat
talk sebagai bedak tabur, salep kombinasi dengan zink untuk
keratolitik
Larutan formalin 40% : larutan formalin 10% untuk merendam
jenazah, larutan 4% untuk melakukan re used ginjalbuatan
hemodialisa.
Para formaldehid : tablet formalin yang diuapkan untuk sterilisasi
ulang sarung tangan dalam container/wadah tertutup
2. Penyimpanan
Memiliki sistem sirkulasi udara dan ventilasi yang cukup baik, suhu
terkendali dan aman dari berbagai gangguan biologis.
3. Penanganan
Ruang penanganan khusus dan protap khusus
4. Pendistribusian
Wadah kemasan tertutup dsn diberi label
Pemasangan label bertujuan untuk mengingatkan pekerja mengensi
bahaya yang potensial dari bahan kimia. Informasi yang tercantum
dalam label : nama dagang, identitas bahan kimia, nama alamat dan
telepon pemasok, simbol bahaya, identifikasi dari kelompok produksi,
pernyataan data keselamatan, dan klasifikasi sesuai aturan.
5. Pembuangan limbah
Limbah harus dibuang, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu
agar aman terhadap lingkungan dan melalui IPAL rumah sakit.
UPAYA PENCEGAHAN
1. Menghilangkan bahan berbahaya
2. Menggunakan pelindung antara pekerja dengan bahan berbahaya.
3. Memasang ventilasi umum
4. Sediakan alat pelindung untuk bekerja
5. Pemeriksaan kesehatan secara rutin
BAHAN KIMIA LAIN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN
KHUSUS
1. Sitotoksik : memerlukan fasilitas khusus dan prosedur khusus
2. Gas medis bertekanan (O2,N2O) : disimpan dalam keadaan tegak , tidak
terkena sinar matahari langsung, jauhkan dari sumber api, jauhkan dari
bahan korosif.
3. Volatile anastesi (isoflurane, sevoflurane) : mesin anastesi khusus