cssd (2)

16
CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI 2015 Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) / INSTALASI PUSAT STERILISASI A. Pendahuluan Instalasi pusat sterilisasi adalah unit pelayanan non structural yang berfungsi emberikan pelayanan sterilisasi yang sesuai standard an emmenuhi kebutuhan barang steril di rumah sakit. Instalasi Pusat Sterilisasi ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit. Kepala Instalsi Pusat Strilisasi dibantu oleh tenaga-tenaga fuungsional dan atau non medis. Tujuan dari Instalasi Pusat Sterilisasi yaitu membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, untuk mencegah terjadinya infeksi, menurunkan angka kejadian infeksi dan membentu mencegah serta menanggulangi infeksi nasokomial, efisiensi tenaga medis/ paramedis untuk kegiatan yang berorientasi pada pelayanan terhadap pasien, serta menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan. CSSD (Central Steril Supply Department) atau Instalasi Pusat Sterilisasi menyediakan sebuah rumah sakit dengan pelayanan di bidang pasokan prosesing dan distribusi. Departemen ini bertanggung jawab untuk pembersihan, dekontaminasi dan sterilisasi semua instrumen dan perlengkapan. Cacat pada sterilisasi dapat menyebabkan konsekuensi serius dan beban ekonomi. Kualitas produk disterilkan harus dinilai oleh indikator kualitas tertentu , tidak hanya produk tetapi juga struktur dan proses kerja di CSSD. Pengembangan process indikator mutu harus berasal dari review literatur dan analisis situasi , diikuti oleh ahli/ pakar dan studi kelayakan. Di Thailand , masing-masing CSSD memiliki deskripsi pekerjaan dan tugas instruksi sendiri. Indikator kualitas untuk proses sterilisasi , misalnya tes tape, test pack , dan untuk produk , misalnya tes spora telah digunakan. Satu set indikator kualitas untuk penilaian keseluruhan kualitas CSSD demikian diperlukan. Indikator-indikator ini harus ilmiah dan praktis. Dalam suatu penelitian pada pengembangan indikator untuk menilai kualitas CSSD dilakukan termasuk proses dan output. Kebijakan tertulis,

Upload: zulva-chairunnisa-budiman

Post on 19-Dec-2015

92 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

rumah sakit

TRANSCRIPT

Page 1: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /

INSTALASI PUSAT STERILISASI

A. Pendahuluan

Instalasi pusat sterilisasi adalah unit pelayanan non structural yang

berfungsi emberikan pelayanan sterilisasi yang sesuai standard an emmenuhi

kebutuhan barang steril di rumah sakit. Instalasi Pusat Sterilisasi ditetapkan

oleh pimpinan rumah sakit. Kepala Instalsi Pusat Strilisasi dibantu oleh

tenaga-tenaga fuungsional dan atau non medis. Tujuan dari Instalasi Pusat

Sterilisasi yaitu membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan

kondisi steril, untuk mencegah terjadinya infeksi, menurunkan angka kejadian

infeksi dan membentu mencegah serta menanggulangi infeksi nasokomial,

efisiensi tenaga medis/ paramedis untuk kegiatan yang berorientasi pada

pelayanan terhadap pasien, serta menyediakan dan menjamin kualitas hasil

sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan.

CSSD (Central Steril Supply Department) atau Instalasi Pusat Sterilisasi

menyediakan sebuah rumah sakit dengan pelayanan di bidang pasokan

prosesing dan distribusi. Departemen ini bertanggung jawab untuk

pembersihan, dekontaminasi dan sterilisasi semua instrumen dan

perlengkapan. Cacat pada sterilisasi dapat menyebabkan konsekuensi serius

dan beban ekonomi. Kualitas produk disterilkan harus dinilai oleh indikator

kualitas tertentu , tidak hanya produk tetapi juga struktur dan proses kerja di

CSSD. Pengembangan process indikator mutu harus berasal dari review

literatur dan analisis situasi , diikuti oleh ahli/ pakar dan studi kelayakan. Di

Thailand , masing-masing CSSD memiliki deskripsi pekerjaan dan tugas

instruksi sendiri. Indikator kualitas untuk proses sterilisasi , misalnya tes

tape, test pack , dan untuk produk , misalnya tes spora telah digunakan. Satu

set indikator kualitas untuk penilaian keseluruhan kualitas CSSD demikian

diperlukan. Indikator-indikator ini harus ilmiah dan praktis.

Dalam suatu penelitian pada pengembangan indikator untuk menilai

kualitas CSSD dilakukan termasuk proses dan output. Kebijakan tertulis,

Page 2: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

praktek manual, dan rencana anggaran tidak dimasukkan ke dalam struktur

CSSD di banyak rumah sakit . Ini bisa menyebabkan praktek yang tidak benar

di negara berkembang di mana mesin-mesin otomatis yang kurang. Personil

di CSSD perlu melanjutkan pengembangan professional melalui pendidikan

jika tidak mereka akan tertinggal dalam hal kemajuan pengetahuan dan

teknologi mesin baru. Para kepala CSSD tidak otomatis dipilih sebagai

anggota ICC. Perlu dicatat bahwa validasi sterilisasi instrumen dilakukan

hanya 72,8 % . Meskipun divalidasi , hal itu dilakukan oleh personel CSSD

yang tidak insinyur . Cacat instrumen bisa mudah terjadi dan tidak mudah

terdeteksi dalam praktek sehari-hari. Praktisnya mengarah ke produk yang

tidak steril.

Setiap rumah sakit harus memiliki pusat sterilisasi mandiri yang mampu

memberikan pelayanan sterilisasi di rumah sakit dengan baik serta untuk

memberikan pelayanansterilisasi bahan dan alat medik untuk kebutuhan unit-

unit di rumah sakit selama 24 jam.

Tugas utama pusat sterilisasi, antara lain menyiapkan peralatan medis

untuk merawat pasien; melakukan proses sterilisasi alat/ bahan;

mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan perawatan, kamar

operasi, maupun ruangan lainnya berpartisipasi dalam pemilihan peralatan

dan bahan yang aman dan efektif serta bermutu; mempertahankan stock

inventory yang memadai untuk keperluan perawatan pasien; mempertahankan

standar yang telah ditetapkan; mendokumentasikan setiap aktivitas

pembersihan, disinfeksi maupun sterilisasi sebagai bagian dari program upaya

pengendalian mutu; melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam

rangka pencegahan dan pengendalian infeksi bersama dengan panitia

pengendalian infeksi nasokomial; memberikan penyuluhan tentang hal-hal

yang berkaitan dengan masalah sterilisasi; menyelenggarakan pendidikan dan

pengembangan staf instalasi pusat sterilisas yang bersifat intern maupun

ekstern; serta mengevaluasi hasil sterilisasi.

Page 3: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

B. Aktivitas Fungsional

Alur aktivitas fungsional dari pusat sterilisasi secara umum diuraikan

sebagai berikut :

1. Pembilasan : pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak dilakukan

di ruang perawatan

2. Pemebersihan : semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan secara

baik sebelum dilakukan proses disinfeksi dan sterilisasi

3. Pengeringan

4. Inspeksi dan pengemasan : setiap alat bongkar pasang harus diperiksa

densitas maksimumnya

5. Member label : setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan

isi dari kemasan, cara sterilisasi, tanggal sterilisasi, dan kadaluarsa proses

sterilisasi.

6. Pembuatan : membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa balut, yang

kemdian akan disterilkan

7. Sterilisasi : sebainya diberikan tanggung jawab kepada staf yang etrlatih

8. Penyimpanan : harus diatur secara baik dengan memperhatikan kondisi

penyimpanan yang baik

9. Distribusi : dapat dilakukan berbagai sistim distribusi sesuai dngan tumah

sakit masing-masing

Untuk melaksanan aktivitas tersebut di atas dengan lancer dan baik maka

perlu dikontrol dan dilakukan peeliharaan yang teratur terhadap mesin/ alat

sterilisasi.

C. Struktur Organisasi

Untuk mmberikan pelayanan sterilisasi yang baik dan memenuhi

kebutuhan barang steril di rumah sakit, Kapala Instalasi Pusat Sterilisasi

dibantu oleh sekurang-kurangnya penanggung jawab administrasi; Sub

Instalasi Dekontaminasi, Sterilisasi, dan Produksi; Sub Iinstalasi Pengawasan

Mutu, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana, K3, dan Diklat; serta Sub Instalasi

Page 4: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Distribusi. Sebagai contoh, berikut adlah struktur organisasi pada RSU Kelas

C :

Kepada seluruh tenaga/ pegawai yang bekerja di pusat sterilisasi rumah

sakit dianjurkan untuk mempunyai data kesehatan yang mencakup data fisik,

X-ray untuk TBC, paling sedikit sekali setahun. Pegawai juga perlu diketahui

status imunisasi untuk hepatitis B, tetanus, typoid fever. Di samping itu,

pegawai perlu memiliki laporan mengenai sakit yang dialami selama bekerja

di pusat sterilisasi seperti infeksi saluran napas, infeksi kulit, infeksi gastro

intestinal,tertusuk jarum maupun infeksi pada mata, minimal sekali setahun.

D. Sarana dan Prasarana

a. Bangunan Instalasi Pusat Sterilisasi

Pembangunan Instalasi Pusat Sterilisasi haru ssesuai dengan

kebutuhan bangunan pada saat ini serta kemungkinan perluasan sarana

pelayanan di masa mendatang dan didesaun menurut tipe atau kapasitas

rumah sakit dengan ketentuan rumah sakit :

- 200 TT, luas bangunan ±130 m2

- 400 TT, luas bangunan ±200 m2

- 600 TT, luas bangunan ±350 m2

- 800 TT, luas bangunan ±400 m2

Page 5: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

- 1000 TT, luas bangunan ±450 m2

b. Lokasi Instalasi Pusat Sterilisasi

Lokasi sebaiknya berdekatan dengan ruangan pemakai alat/bahan

steril terbesar di rumah sakit. Hal ini berkaitan dengan efisiensi krja dan

meningkatkan pengendalian infeksi, yaitu dengan meminimumkan resiko

terjadinya kontaminasi silang serta mengurangi lalu lintas transportasi

alat steril. Untuk rumah sakit yang berukuran kecil, lokasi pusat

sterilisasi sebaiknya dekat dengan kamar operasi sesuai fungsinya, dan

diupayakan lokasinya dengan dengan laundry.

c. Pembangunan dan Persyaratan Ruang Sterilisasi

Pada prinsipnya desain ruang sterilisasi terdiri dari ruang bersih dan

ruang kotor yang dibuat sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya

kontaminasi silang dari ruang kotor ke ruang bersih. Ruang pusat

sterilisasi dibagi menjadi 5 ruangan, yaitu :

1) Ruang Dekontaminasi

Pada ruang ini terjadi proses penerimaan barang kotor,

dekontaminasi, dan pembersihan. Hal-hal yang perlu diperhatikan

antara lain :

• Ventilasi didesain agar udara di ruang dekontaminasi dihisab

keluar atau ke sistem sirkulasi udara yang mempunyai filter di

mana tekanan udaranya harus negatif, dan tidak dianjurkan

menggunakan kipas angin.

• Suhu udara antara 18oC-22oC dan kelembaban udara antara 35%-

75%

• Ruangan dibersihkan setidaknya sekali sehari dipel atau vacuum

basah dan membersihkan atau mendisinfeksi sink/ tempat

mencuci, meja kerja, dan peralatan, serta dilakukan pemisahan

sampah infectious dan non infectious.

• Lokasinya terletak di luar lalu lintas utama RS dan dirancang

sebagai area tertutup dengan ijin masuk terbatas

Page 6: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

2) Ruang Pengemasan Alat

Pada ruang ini dilakukan proses pengemasan alat untuk alat bongkar

pasang maupun pengemasan dan penyimpanan barang bersih. Pada

ruang ini dianjurkan ada tempat penyimpanan barang tertutup.

3) Ruang Produksi dan Prosesing

Diruang ini dilakukan pemeriksaan linen, dilipat, dan dikemas untuk

persiapan sterilisasi. Sebaiknya ada tempat untuk penyimpanan

barang tertutup. Selain linen, pada barang ini dilakukan pula

persiapan untuk bahan seperti kain kasa, kapas, cotton swabs, dan

lain-lain.

4) Ruang Sterilisasi

Di ruang ini dilakukan proses sterilisasi alat/bahan. Untuk sterilisasi

Etilen Oksida, sebaiknya dibuatkan ruang khusus yang terpisah tapi

masih dalam satu unit pusat sterilisasi dan dilengkapi dengan

exhaust.

5) Ruang Penyimpanan Barang Steril

Ruang ini sebaiknya berada dekat dengan ruang sterilisasi. Bia

menggunakan mesin dua pintu, maka pintu belakang lengsung

berhubungan dengan ruang penyimpanan. Suhu ruangan ini 18oC-

22oC dan kelembaban 35-75%, ventilasi menggunakan tekanan

positif dengan efisiensi filtrasi particular antara 90-95% (untuk

particular berukuran 0,5 mikron), dinding dan lantai dibuat dari

bahan yang halus, kuat, sehingga mudahb dibersihkan, alat steril

disimpan pada jarak 19-24 cm dari lantai dan minimum 43 cm dari

langit-langit serta 5 cm dari dinding serta diupayakan untuk

menghindari terjadinya penumpukan debu pada kemasan. Alat steril

tidak disimpan dekat wastafel atau saluran pipa lainnya.

Page 7: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

E. Kebutuahan Peralatan

Beberapa hal yang harus diperhatika sebagai upaya melakukan

pemeliharaan dan pencegahan kerusakan, yaitu garansi selama masa tertentu,

suku cadang yang esensial harus tersedia, sebaiknya dilakukan kontak servis

baik dengan supplier dan pihak lain yang kompeten, Stabilizator voltage

diperhatikan berikut sakelar otomatis ke generator untuk keperluan darurat,

dan kondisi lingkunngan, suhu serta kelembabannya yang memadai.

Kalibrasi alat dilakukan secara periodik, yaitu minimal sekali dalam

setahun dengan instruksi manual dari produsn mesin. Beberapa item yang

perlu dikalibrasi adalah pengukur suhu dan tekanan, timer, dan elemen

pencatat lainyya. Kalibrasi ulang harus dilakukan oleh orang yang terlatih

terhadap jenis mesin sterilissi yang akan dikalibrasi. Kalibrasi pada mesin

dilakukan oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Departemen

Page 8: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Kesehatan atau agen tunggal pemegang merek alat. Kalibrasi penting

dilakukan untuk menjamin bahwa mesin sterilisasi bekerja dengan baik dan

efektif serta dapat diandalkan.

Setiap mesin yang ada harus memiliki dokumentasi riwayat

pemeliharaan/perawatan mesin. Beberapa informasi yang harus tersedia :

- Tanggal permohonan servis mesin

- Model dan nomor seri mesin sterilisasi

- Nama pemohon dan pemberi izin servis

- Alas an permohonan servis

- Deskripsi servis yang dilakukan (missal : kalibrasi)

- Jenis dan kuantitas suku cadang yang diganti

- Nama orang yang melakukan servis

- Tanggal perbaikan dilakukan

F. Alat Pelindung Diri

Instalasi pusat sterilisasi dilengkapi dengan alat pelindung diri seeprti

apron lengan panjang yang tahan terhadap caian atau karet yang tahan

terhadap cairan kimia heavy-duty, penutup kepala, masker “high-filtration”

dan “tight fitting” goggle, khussunya dipakai oleh staf saat melakukan

prosedur yang memungkinkan terjadinya percikan atau kontaminasi dari

cairan yang mengandung darah atau cairan tubuh lainnya. Harus ada alas kaki

khusus untuk memasuki ruang dekontaminasi dan penutup sepatu tahan air

yang diperlukan untuk melindungi sepatu dan masker, goggle harus

dilepaskan saat meninggalkan ruang dekontaminasi. Sarung tangan, gaun

pelindung, dan google harus dicuci setiap hari. Alat pelindung yang dipakai

ulang harus dilaundry setiap setelah pemakaian.

G. Pelayanan Instalasi Pusat Sterilisasi

a. Tatalaksana pelayanan penyediaan barang steril

1) Perencanaan dan penerimaan barang

• Linen

• Instrumen

Page 9: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

• Sarung tangan dan bahan habis pakai

2) Pencucian

• Linen dilakukan di bagian rumah tangga/ laundry

• Instrument

• Sarung tangan

3) Pengemasan dan pemberian tanda

• Linen

• Indtrumen

• Sarung tangan

4) Proses sterilisasi

• Linen

• Instrument

• Sarung tangan, bahan plastik, dan sebagainya

5) Penyimpanan dan distribusi

6) Pemantauan kualitas sterilisasi

• Pemantauan proses sterilisasi : indikator, fisika, kimia, dan

biologi

• Pemantauan hasil sterilisasi : sterilisasi dengan tes mikrobiologi

7) Pencatatan dan pelaporan

Page 10: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

b. Alur Kerja

c. Tahap-tahap sterilisasi alat/bahan medic

1) Dekontaminasi

Dekontaminasi adalah proses fisik atau kimia untuk

membersihkan benda-benda yang mungkin terkontaminasi oleh

mikroba yang berbahaya bagi kehidupan, sehingga aman untuk

proses-proses selanjutnya. Tujuan dari proses dekontaminasi adalah

untuk melindungi pekerja yang bersentuhan langsung dengan alat-

alat kesehatan yang sudah melalui proses dekontaminasi tersebut,

dari penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme

pada alat-alat kesehatan tersebut.

Kegiatan dari peruses dekontaminasi ini meliputi penanganan,

pengumpulan, dan transportasi benda-benda kotor; pembuangan

limbah; pencucian/ cleaning; penanganan alat-alat yang

Page 11: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

terkontaminasi di Point of Use; penanganan alat-alat yang

terkontaminasi di ruang dekontaminasi; pencucian alat baik secara

manual maupun mekanis; disinfeksi kimia; serta pasteurisasi.

Tingkat disinfeksi yang diperlukan suatu alat dalam proses

disinfeksi tergantung pada resiko infeksi sehubungan dengan

penggunaan alat tersebut. Oleh sebab itu, pemilihan metode

dekontaminasi berdasarkan tingkat daya bunuh (aktivitas

germicidal).

2) Pengemasan

Pengemasan yang dimaksud termasuk semua materi yang tersedia

untuk fasilitas kesehatan yang didesain untuk membungkus,

mengemas, dan menampung alat-alat yang dipakai ulang untuk

sterilisasi, penyimpanan, dan pemakaian. Tujuan pengemasan ini

adalah untuk menjaga keamanan dan efektivitas perawatan pasien

yang merupakan tanggung jawab utama pusat sterilisasi.

Prinsip-prinsip pengemasan antara lain :

• Sterilan harus dapat diserap dengan baik menjangkau seluruh

permukaan kemasan dan issinya

Page 12: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

• Harus dapat menjaga sterilitas isinya hingga kemasan dibuka

• Harus mudah dibuka dan isinya mudah diambul tanpa

menyebabkan kontaminasi

Bahan kemasan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain

dapat menahan mikroorganisme dan bakteri, kuat dan tahan lama,

mudah digunakan, tidak mengandung racun, segelnya baik, dibuka

dengan mudah dan aman, serta diketahui masa kadaluarsa. Terdapat

beberapa tipe dari bahan-bahan kemasan tersebut, yaitu kertas, film

plastik, kain (linen), dan kain campuran.

Beberapa jenis bahan pengemas, yaitu :

Jenis Bahan Keterangan

Bahan kemasan pada strilisasi

uap

Bahan harus memudahkan

proses pelepasan udara dan

penyerapan uap yang baik

pada kemasan dan isisnya.

Pada beberapa sterilisasi uap,

terjadi juga proses

penghisapan sehingga bahan

harus memudahkan pelepasan

udara secara total tanpa

mengganggu bentuk kemasan

dan segelnya. Bahan juga

harus mudah kering da

memudahkan pengeringan

isinya

Bahan kemasan sterilisasi EO Bahan harus memudahkan

penyerapan gas dan uap

sterilan yang baik, siap

melepaskan gas dan uap

tersebut dari kemasan dan

Page 13: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

isinya selama waktu aerasi

Bahan kemasan pada sterilisasi

Panas-Kering

Bahan kemasan dan isinya

harus tahan terhadap suhu

selama waktu yang diperlukan

untuk siklus panas-kering

tanpa meleleh terbakar atau

rusak

3) Sterilisasi

• Sterilisasi Panas Kering

Proses sterilisasi terjadi melalui mekanisme konduksi panas,

dimana panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar dari alat yang

disterilkan lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai

akhirnya suhu sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering biasa

untuk alat-alat atau bahan dimana steam tidak dapat berpenetrasi

secara mudah atau untuk peralatan yang terbuat dari kaca.

Pada sterilisasi panas kering pembunuhan mikroorganisme trjadi

melalui mekanisme oksidasi sampai terjadi koagulasi protein sel.

Sterilisasi ini memerlukan waktu yang lebih lama dengan suhu

yang lebih tinggi dan terjadi pada oven konveksi panas kering.

• Sterilisasi Etilen Oksida (EtO)

Metode ini menggunakan suhu rendah. Etilen oksida membunuh

mikroorganisme dengan cara bereaksi terhadap DNA

mikroorganisme melalui mekanisme alkilasi. Etilen oksida hanya

digunakan untuk sterilisasi alat yang tidak dapat disterilkan

dengan metode sterilisasi uap/suhu tinggi.

• Sterilisasi Uap

Uap membunuh mikroorganisme melalui denaturasi dan

koagulasi sel protein secara reversibel. Untuk menghasilkan

barang steril diperlukan pre-sterilisasi (dekontaminasi dan

Page 14: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

pembersihan yang baik, pengemasan yang baik) dan pasca

sterilisasi (penyimpanan) perlu diperhatikan.

• Sterilisasi menggunakan Plasma

Plasma secara umum didefinisikan sebagi gas terdiri dari electron,

ion-ion, maupun partike-partikel neutral. Gas plasma suhu rendah

terjadi apabilan dalam keadaan dep-vacum gas tertentu distimulasi

dengan frekuensi radio atau energi gelombang mikro sehingga

trbentuk plasma. Plasma dari beberapa gas seperti argon, nitrogen,

dan oksigen menunjukkan aktivitas sporosdial.

• Sterilisasi Suhu Rendah Uap Formaldehid

Gas ini membunuh mikroorganisme melalui mekanisme alkilasi.

Formaldehid telah lama digunakan untuk mendisinfeksi ruangan,

lemari, maupun instrument-instrumen, namun dalam keadaan

tunggal tidak dapat digunakan untuk sterilisasi alat rentan panas,

khususnya dengan lumen kecil, karena daya penetrasinya yang

lemah serta aktivitas sporsidalnya yang sangat lemah. Tapi bila

dikombinasikan dengan steam di bawah tekanan atmosfir, daya

penetrasinya meningkat sehingga sterilisasi dapat tercapai dengan

lebih cepat.

H. Monitoring dan Evaluasi Proses Sterilisasi

a. Kontrol Kualitas Sterilisasi

Kontrol ini memberikan jaminan bahwa peralatan medis yang

disedakan adalah benar-benar steril. Caranya dengan melakukan kultur

atau uji sterilitas dari setiap produk yang disterilkan. Cara ini kurang

praktis dan mahal untuk dilakukan di rumah sakit. Oleh karena itu, perlu

dilakukan monitoring proses sterilisasi, yaitu memonitor proses sterilisasi

yang dilakukan untuk member jaminan bahwa parameter-parameter yang

ditentukan dalam proses sterilisasi sidah dipenuhi dengan baik. Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam control kualitas adalah :

1) Pemberian nomor lot pada setiap kemasan

2) Data mesin sterilisasi

Page 15: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

3) Waktu kadaluarsa

b. Jenis-jenis indikator sterilisasi

1) Indikator mekanik

Indikator mekanik adalah bagian dari instrument mesin sterilisasi

seperti gauge, table, dan indikator suhu maupun tekanan yang

menunjukkan apakah alat sterilisasi bekerja dengan baik. Kegunaan

indikator mekanik untuk pengukuran temperature dan tekanan, yang

merupakan fungsi penting dari sistem monitoring sterilisasi.

2) Indikator kimia

Indikator kimia adalah indikator yang menandai terjadinya paparan

sterilisasi (misalnya uap panas atau gas etilen oksida)pada objek

yang disterilkan, dengan adanya perubahan warna.

3) Indikator biologi

Indikator biologi adalah sediaan berisi populasi mikroorganisme

spesifik dalam bentuk spora yang bersifat resisten terhadap beberapa

parameter yang terkontrol dan terukur dalam proses sterilisasi

tertentu. Pinsip kerjanya dengan mensterilkan sporran hidup

mikroorganisme yang non patogenik dan sangat resisten dalam

jumlah tertentu. Bila selama poses sterilisasi spora-spora tersebut

terbunuh, maka dapat diasumsikan bahwa mikroorganisme lainnya

juga ikut terbunuh dan benda yang kita sterilkan bisa disebut steril.

Page 16: CSSD (2)

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) /INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI dan Persatuan Instalasi Pusat Sterilisasi Indonesia (PIPSI), 2009,

Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Department/

CSSD) Di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta.

Santhong, K., Poonsap Soparat, Wanchai Moongtui, Somwang Danchaivijitr,

2005, Development of Quality Indicators for Sterilization Practices of

Central Sterile Supply Depertment, Journal Med. Association Thai. Vol.88

(10).