csr eksplorasi an emas

15
October 6, 2010 [ CSR EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS ] CSR EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS Definisi CSR Definisi CSR sangat menentukan pendekatan audit program CSR. Sayangnya, belum ada definisi CSR yang secara universal diterima oleh berbagai lembaga. Beberapa definisi CSR di bawah ini menunjukkan keragaman pengertian CSR menurut berbagai organisasi (lihat Majalah Bisnis dan CSR, 2007; Wikipedia, 2008; Sukada dan Jalal, 2008). World Business Council for Sustainable Development: Komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. International Finance Corporation: Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan. [Type text] Page 1

Upload: bobby-hazel-fransiskus-sitanggang

Post on 24-Jun-2015

251 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Csr Eksplorasi an Emas

October 6, 2010 [ ]

CSR EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS

Definisi CSR

Definisi CSR sangat menentukan pendekatan audit program CSR. Sayangnya,

belum ada definisi CSR yang secara universal diterima oleh berbagai lembaga. Beberapa

definisi CSR di bawah ini menunjukkan keragaman pengertian CSR menurut berbagai

organisasi (lihat Majalah Bisnis dan CSR, 2007; Wikipedia, 2008; Sukada dan Jalal,

2008).

World Business Council for Sustainable Development: Komitmen

berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi

kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan

karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada

umumnya.

International Finance Corporation: Komitmen dunia bisnis untuk memberi

kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama

dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk

meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun

pembangunan.

Institute of Chartered Accountants, England and Wales: Jaminan bahwa

organisasi-organisasi pengelola bisnis mampu memberi dampak positif bagi

masyarakat dan lingkungan, seraya memaksimalkan nilai bagi para pemegang

saham (shareholders) mereka.

Canadian Government: Kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi,

lingkungan dan sosial ke dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi,

dan operasi perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab

untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berkembang.

European Commission: Sebuah konsep dengan mana perusahaan

mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis

Page 1

Page 2: Csr Eksplorasi an Emas

October 6, 2010 [ ]

mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan

(stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan.

CSR Asia: Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan

berdasarkan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya menyeimbangkan

beragam kepentingan para stakeholders.

Dalam konteks global, istilah CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan mulai

digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku

Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya

John Elkington yang isinya mengembangkan tiga komponen penting sustainable

development, yakni economic growth, environmental protection, dan social equity, yang

digagas the World Commission on Environment and Development (WCED) dalam

Brundtland Report (1987). Elkington mengemas CSR ke dalam tiga focus ( 3P ),

singkatan dari profit, planet dan people. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu

keuntungan ekonomi belaka (profit). Melainkan pula memiliki kepedulian terhadap

kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people).

Industri tambang semakin memperkuat citra perusahaannya melalui peningkatan

program pengembangan masyarakat (community development/Comdev) atau biasa

disebut Corporate Social Responsibility (CSR). CSR dilakukan untuk memberi citra

sebagai korporasi yang tanggap terhadap kepentingan sosial. Singkatnya, realisasi CSR

yang bersifat akomodatif tidak melibatkan perubahan mendasar dalam kebijakan

korporasi sesungguhnya. Umumnya, program CSR yang dulu disebut Program Kemitraan

dan Bina Lingkungan (PKBL) itu masih tidak jauh dari triprogram, yakni pendidikan,

kesehatan, maupun lingkungan.

Dampak langsung kegiatan pertambangan diantaranya kerusakan ekologis seperti

berkurangnya debit air sungai dan tanah, pencemaran air laut, kerusakan hutan hingga

sedimentasi tanah masih menjadi masalah yang belum terpecahkan secara tuntas. Fakta

yang paling merisaukan kini adalah dampak buruk berantai dalam jangka panjang.

Intensitas dampak eksplorasi pertambangan (terutama emas dan tembaga) tidak hanya

Page 2

Page 3: Csr Eksplorasi an Emas

October 6, 2010 [ ]

mengubah derajat kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup yang merugikan

generasi masa kini tetapi juga kerugian bagi generasi yang akan datang. Pelajaran

mengajarkan bahwa kegiatan pra-ekplorasi telah memicu deforestation, sebab kandungan

emas, tembaga dan mineral berada dalam tanah pada kedalaman dan lapisan tertentu dari

perut bumi. Selain itu juga dijumpai fakta di berbagai kawasan pertambangan selalu

menjadi kantong kemiskinan massif.

Bentuk kemiskinan massif ini ditandai dengan munculnya masalah kelaparan

ditengah kemewahan, putus sekolah massal ditengah pemborosan anggaran pendidikan,

keringkihan massal ditengah gaya hidup royal dan boros kaum pemodal. Belum lagi

kemiskinan akibat kehilangan sumberdaya untuk memberdayakan diri dan

mempertahankan hidupnya, hilangnya akses untuk ikut serta dalam proses pengambilan

keputusan dan pemanfaatan sumberdaya yang ada adi sekitarnya. Sedihnya, fakta

demikian terjadi pada hampir seluruh kawasan dimana kaum pemodal sektor

pertambangan melakukan explorasi (terutama bahan logam ). Pada decade ini, explorasi

mineral meningkat tanpa kendali. Kebijakan dapat “dibeli” bahkan sengaja dibuat untuk

“mengamankan” kegiatan usaha pemodal. Kegiatan Corporate Sosial Responsibility

(CSR) juga dianggap mandul, karena dinilai hanya sebagai upaya “tutup mulut” atas

bentuk konversi dari dampak lingkungan yang semakin rusak parah.

Saat ini dampak kegiatan pertambangan emas dan tembaga diakui telah

memberikan keuntungan ekonomi sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan

yang penting, namun tak dapat dipungkiri pula bahwa side effect lain terhadap penurunan

kualitas lingkungan hidup (ecocide) dan hilangnya akses masyarakat lokal terhadap

sumberdaya mereka yakni tanah dan air juga terjadi secara selaras dengan penerimaan

yang diperoleh.

Secara internasional saat ini tercatat sejumlah inisiatif code of conduct

implementasi CSR. Inisiatif itu diusulkan, baik oleh organisasi internasional independen

(Sullivan Principles, Global Reporting Initiative), organisasi negara (Organization for

Economic Cooperation and Development), juga organisasi nonpemerintah (Caux

Roundtables), dan lain-lain. Di Indonesia, acuannya belum ada. Bahkan peraturan tentang

Page 3

Page 4: Csr Eksplorasi an Emas

October 6, 2010 [ ]

pembangunan komunitas (community development/CD) saat ini masih dalam bentuk draf

yang diajukan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Tak heran jika berbagai

korporasi sebenarnya berada dalam situasi "bingung" untuk melaksanakan CSR.

Selain gambaran itu, tampak pula kecenderungan pelaksanaan CSR di Indonesia yang

sangat tergantung pada chief executive officer (CEO) korporasi. Artinya, kebijakan CSR

tidak otomatis selaras dengan visi dan misi korporasi. Jika CEO memiliki kesadaran

moral bisnis berwajah manusiawi, besar kemungkinan korporasi tersebut menerapkan

kebijakan CSR yang layak. Sebaliknya, jika orientasi CEO-nya hanya pada kepentingan

kepuasan pemegang saham (produktivitas tinggi, profit besar, nilai saham tinggi) serta

pencapaian prestasi pribadi, boleh jadi kebijakan CSR sekadar kosmetik.

Sifat CSR yang sukarela, absennya produk hukum yang menunjang dan lemahnya

penegakan hukum telah menjadikan Indonesia sebagai negara ideal bagi korporasi yang

memang memperlakukan CSR sebagai kosmetik. Yang penting, Laporan Sosial

Tahunannya tampil mengkilap, lengkap dengan tampilan foto aktivitas sosial serta dana

program pembangunan komunitas yang telah direalisasi.

Di pihak lain, kondisi itu juga membuat frustrasi korporasi yang berupaya

menunjukkan itikad baik. Celakanya, bagi yang terakhir ini, walau dana dalam jumlah

besar dikucurkan, manajemen CSR dibentuk, serta strategi dan program dibuat, nyatanya

tuntutan serta demo dari masyarakat dan aktivis organisasi nonpemerintah masih tetap

berlangsung. Sementara itu, sikap pemerintah sejauh ini masih memprihatinkan.

Secara teoretis CSR mengasumsikan korporasi sebagai agen pembangunan yang penting,

khususnya dalam hubungan dengan pihak pemerintah dan kelompok masyarakat sipil.

Dengan menggunakan alur pemikiran motivasi dasar, berbagai stakeholder kunci dapat

memantau, bahkan menciptakan tekanan eksternal yang bisa "memaksa" korporasi

mewujudkan konsep dan penjabaran CSR yang lebih sesuai dengan kondisi Indonesia.

Dari perspektif masyarakat sipil, pola kemitraan sangat menguntungkan karena kegiatan

bisnis memiliki berbagai sumber daya penting dan kapabilitas yang dapat digabungkan

untuk tujuan-tujuan pembangunan. Misalnya, pembangunan infrastruktur industri

pertambangan di wilayah pedalaman mampu menyumbang secara signifikan pada

penyediaan berbagai fasilitas publik, yang dapat dilihat dalam perkembangan kota

Page 4

Page 5: Csr Eksplorasi an Emas

October 6, 2010 [ ]

Sangatta,Pekanbaru dan Balikpapan. Namun, peran masyarakat sipil dalam

pendayagunaan berbagai sumber daya dan kapabilitas perlu disalurkan dan diperkuat oleh

organisasi nonpemerintah dan pemerintah. Artinya, kemitraan adalah prasyarat dasar.

Dalam khazanah kemitraan dikenal istilah "kompetensi inti pelengkap" (complementary

core competencies). Kapasitas rekayasa teknis, logistik, finansial, dan sumber daya

manusia yang dimiliki korporasi dapat dipadu dengan modal sosial, ekonomi, budaya,

dan pengetahuan lokal. Tentu juga dengan kerangka pembangunan yang lebih luas yang

dilakukan pemerintah. Peningkatan posisi tawar masyarakat sipil masih harus

diperjuangkan. Masyarakat sipil perlu memainkan peran lebih aktif dalam membentuk

wacana tentang CSR. Hal ini mengisyaratkan kalangan organisasi nonpemerintah juga

harus lebih memahami agenda CSR. Bukan hanya retorikanya, tetapi juga unsur-unsur

terukurnya, seperti aspek legislasi dan berbagai indikator kuantitatif keberhasilan CSR

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pada awal perkembangannya, bentuk CSR yang paling umum adalah pemberian

bantuan terhadap organisasi-organisasi lokal dan masyarakat miskin di negara-negara

berkembang. Pendekatan CSR yang berdasarkan motivasi karitatif dan kemanusiaan ini

pada umumnya dilakukan secara ad-hoc, partial, dan tidak melembaga. CSR pada tataran

ini hanya sekadar do good dan to look good, berbuat baik agar terlihat baik. Perusahaan

yang melakukannya termasuk dalam kategori ”perusahaan impresif”, yang lebih

mementingkan ”tebar pesona” (promosi) ketimbang ”tebar karya” (pemberdayaan)

(Suharto,2008)

Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang kurang menyukai pendekatan

karitatif semacam itu, karena tidak mampu meningkatkan keberdayaan atau kapasitas

masyarakat lokal. Pendekatan community development kemudian semakin banyak

diterapkan karena lebih mendekati konsep empowerment dan sustainable development.

Prinsip-prinsip good corporate governance, seperti fairness, transparency, accountability,

dan responsibility kemudian menjadi pijakan untuk mengukur keberhasilan program

CSR. Sebagai contoh, Shell Foundation di Flower Valley, Afrika Selatan, membangun

Early Learning Centre untuk membantu mendidik anak-anak dan mengembangkan

keterampilan-keterampilan baru bagi orang dewasa di komunitas itu. Di Indonesia,

Page 5

Page 6: Csr Eksplorasi an Emas

October 6, 2010 [ ]

perusahaan-perusahaan seperti Freeport, Rio Tinto, Inco, Riau Pulp, Kaltim Prima Coal,

Pertamina serta perusahaan BUMN lainnya telah cukup lama terlibat dalam menjalankan

CSR.Kegiatan CSR yang dilakukan saat ini juga sudah mulai beragam, disesuaikan

dengan kebutuhan masyarakat setempat berdasarkan needs assessment. Mulai dari

pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan, pemberian pinjaman modal bagi UKM,

social forestry, penakaran kupu-kupu, pemberian beasiswa, penyuluhan HIV/AIDS,

penguatan kearifan lokal, pengembangan skema perlindungan sosial berbasis masyarakat

dan seterusnya. CSR pada tataran ini tidak sekadar do good dan to look good, melainkan

pula to make good, menciptakan kebaikan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Upaya-upaya yang dilakukan perusahaan dalam menerapkan

Corporate Social Responsibilities

Menurut Triple Bottom Line, saat ini sudah banyak perusahaan yang mulai

menerapkan program-program tanggung jawab sosialnya, baik yang melakukannya

secara terpaksa hanya karena peraturan yang ada ataupun perusahaan-perusahaan yang

menjalankannya secara serius dengan mendirikan yayasan-yayasan khusus untuk

menjalankan program-program tanggung jawab social mereka tersebut.

Oleh karena itu, sangat diharapkan bagi para perusahaan tersebut untuk menjaga

keseimbangan Triple Bottom Line tersebut dengan tidak mengabaikan peranan

stakeholder ( konsumen, pekerja, masyarakat, pemerintah, dan mitra bisnis ) guna

mencegah terjadinya gangguan pada manusia dan lingkungan sekitar perusahaan yang

dapat menimbulkan reaksi seperti demo masyarakat sekitar atau kerusakan lingkungan

sekitar akibat aktifitas perusahaan yang mengabaikan keseimbangan tersebut. Jadi, ada

atau tidaknya sebuah peraturan yang mewajibkan sebuah perusahaan yang menjalankan

program tanggung jawab sosial atau tidak sebenarnya tidak akan terlalu membawa

perubahan karena jika perusahaan tidak menjaga keseimban gan antara people, profit, dan

planet maka cepat atau lambat pasti akan timbul reaksi dari pihak yang dirugikan kepada

perusahaan tersebut.

Page 6

Page 7: Csr Eksplorasi an Emas

October 6, 2010 [ ]

Berikut kita akan melihat beberapa contoh perusahaan besar beserta upaya yang

telah mereka lakukan untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya, yaitu :

PT Freeport Indonesia mengklaim telah menyediakan layanan medis bagi

masyarakat Papua melalui klinik-klinik kesehatan dan rumah sakit modern di

Banti dan Timika. Di bidang pendidikan, PT Freeport menyediakan bantuan dana

pendidikan untuk pelajar Papua, dan bekerja sama dengan pihak pemerintah

Mimika melakukan peremajaan gedung-gedung dan sarana sekolah. Selain itu,

perusahaan ini juga melakukan program pengembangan wirausaha seperti di

Komoro dan Timika.

Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, Pertamina terlibat dalam aktivitas

pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat, terutama di bidang pendidikan,

kesehatan dan lingkungan. Pada aspek pendidikan, BUMN ini menyediakan beasiswa

pelajar mulai dari tingkatan sekolah dasar hingga S2, maupun program pembangunan

rumah baca, bantuan peralatan atau fasilitas belajar. Sementara di bidang kesehatan

Pertamina menyelanggarakan program pembinaan posyandu, peningkatan gizi anak

dan ibu, pembuatan buku panduan untuk ibu hamil dan menyusui dan berbagai

pelatihan guna menunjang kesehatan masyarakat. Sedangkan yang terkait dengan

persoalan lingkungan, Pertamina melakukan program kali bersih dan penghijauan

seperti pada DAS Ciliwung dan konservasi hutan di Sangatta.

PT HM Sampoerna, salah satu perusahaan rokok besar di negeri ini juga menyediakan

beasiswa bagi pelajar SD, SMP, SMA maupun mahasiswa. Selain kepada anak-anak

pekerja PT HM Sampoerna, beasiswa tersebut juga diberikan kepada masyarakat

umum. Selain itu,melalui program bimbingan anak Sampoerna, perusahaan ini terlibat

sebagai sponsor kegiatan-kegiatan konservasi dan pendidikan lingkungan.

PT Coca Cola Bottling Indonesia melalui Coca Cola Foundation melakukan

serangkaian aktivitas yang terfokus pada bidang-bidang: pendidikan, lingkungan,

bantuan infrastruktur masyarakat, kebudayaan, kepemudaan, kesehatan,

pengembangan UKM, juga pemberian bantuan bagi korban bencana alam.

Page 7

Page 8: Csr Eksplorasi an Emas

October 6, 2010 [ ]

PT Bank Central Asia, Tbk berkolaborasi dengan PT Microsoft Indonesia

menyelenggarakan pelatihan IT bagi para guru SMP dan SMA negeri di Tanggamus,

Lampung. Pelatihan ini sebagai pelengkap dari pemberian bantuan pendirian

laboratorium komputer untuk beberapa SMP dan SMA di Gading Rejo, Tanggamus

yang merupakan bagian dari kegiatan dalam program Bakti BCA.

Nokia Mobile Phone Indonesia telah memulai program pengembangan masyarakat

yang terfokus pada lingkungan dan pendidikan anak-anak perihal konservasi alam.

Perusahaan ini berupaya meningkatkan kesadaran sekaligus melibatkan kaum muda

dalam proyek perlindungan orangutan, salah satu fauna asli Indonesia yang dewasa ini

terancam punah.

PT Timah, dalam rangka melaksanakan tanggung jawab sosialnya menyebutkan

bahwa ia telah menyelenggarakan program-program yang bertujuan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Perusahaan ini menyatakan bahwa

banyak dari program tersebut yang terbilang sukses dalam menjawab aspirasi

masyarakat diantaranya berupa pembiakan ikan air tawar, budidaya rumput laut

dan pendampingan bagi produsen garmen

Astra Group, melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra menyebutkan bahwa mereka

telah melakukan program pemberdayaan UKM melalui peningkatan kompetensi

dan kapasitas produsen. Termasuk di dalam program ini adalah pelatihan

manajemen, studi banding, magang, dan bantuan teknis. Di luar itu, grup Astra

juga mendirikan yayasan Toyota dan Astra yang memberikan bantuan pendidikan.

Yayasan ini kemudian mengembangkan beberapa program seperti: pemberian

beasiswa, dana riset, mensponsori kegiatan ilmiah universitas, penerjemahan dan

donasi buku-buku teknik, program magang dan pelatihan kewirausahaan di

bidang otomotif.

Contoh diatas hanya merupakan sebagian kecil dari sedikit perusahaan di Indonesia yang

telah menerapkan program program tanggung jawab sosial. Masih banyak perusahaan

yang melihat program tanggung jawab sosial sebagai suatu program yang menghabiskan

Page 8

Page 9: Csr Eksplorasi an Emas

October 6, 2010 [ ]

banyak biaya dan merugikan bagi mereka. Perusahaan yang telah menjalankan program

tanggung jawab sosial pun ada yang menerapkan program tanggung jawab sosial tersebut

karena alasan untuk mengantisipasi penolakan dari masyarakat dan lingkungan sekitar

perusahaan. Masih jarang ada perusahaan yang menjadikan program tanggung jawab

sosial sebagai bagian dari perencanaan strategis perusahaan. Mereka tidak melihat

kenyataan di lapangan bahwa perusahaan yang menjadikan menjadikan program

tanggung jawab sosial sebagai bagian dari perencanaan strategis perusahaan mempunyai

corporate image yang lebih tinggi sehingga dapat berdampak pada loyalitas yang tinggi

pada baik bagi masyarakat yang telah di untungkan oleh perusahaan tersebut juga bagi

konsumen yang sering mengandalkan corporate image dalam mengonsumsi apa yang

mereka beli.

Kesimpulan

Istilah CSR (Corporate Social Responsibility) mulai digunakan sejak tahun 1970an dan di

Indonesia istilah CSR baru digunakan sejak tahun 1990-an. Sebagian besar perusahaan di

Indonesia menjalankan CSR melalui kerjasama dengan mitra lain, seperti LSM,

perguruan tinggi atau lembaga konsultan. Dimana pengertian dari CSR (Corporate Social

Responsibility) dapat didefenisikan sebagai Kepedulian perusahaan yang menyisihkan

sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan

lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat

dan profesional. Undang-undang tentang CSR di Indonesia diatur dalam UU PT No.40

Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang dan/atau

bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan

lingkungan (Pasal 74 ayat 1). UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15

(b) menyatakan bahwa ”Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung

jawab sosial perusahaan.” Selajutnya lebih terperinci adalah UU No.19 Tahun 2003

tentang BUMN. UU ini kemudiaan dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara

BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara

pelaksanaan CSR. Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya

(profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara

berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan professional merupakan

Page 9

Page 10: Csr Eksplorasi an Emas

October 6, 2010 [ ]

wujud nyata dari pelaksanaan CSR di Indonesia dalam upaya penciptaan kesejahteraan

bagi masyarakat Indonesia.

By Boozy Prime

[email protected]

Faculty of Geology Padjadjaran University

Page 10