59100825 eksplorasi tambang emas pongkor choanji

23
LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOLOGI EKSPLORASI TAMBANG EMAS GUNUNG PONGKOR, PT. ANTAM DESA BANTAR KARET, KECAMATAN NANGGUNG KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi Eksplorasi Disusun oleh TIGGI CHOANJI DIH 03 018 JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN Jatinangor 2006

Upload: ahmad-fannan

Post on 26-Dec-2015

430 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

mining

TRANSCRIPT

Page 1: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOLOGI EKSPLORASI

TAMBANG EMAS GUNUNG PONGKOR, PT. ANTAM

DESA BANTAR KARET, KECAMATAN NANGGUNG

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi Eksplorasi

Disusun oleh

TIGGI CHOANJI

DIH 03 018

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN Jatinangor

2006

Page 2: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan laporan kuliah

lapangan geologi eksplorasi ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun untuk

memenuhi persyaratan kurikulum semester lima mata kuliah Geologi Eksplorasi

serta untuk memperdalam materi kuliah yang telah dipelajari selama ini

Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu

penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari

seluruh pihak sebagai bahan pembelajaran bagi penulis. Dan semoga laporan ini

dapat memberi motivasi bagi penulis khususnya dan mahasiswa geologi pada

umumnya.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak khususnya seluruh staf PT. ANTAM dan para dosen yang telah

membantu dalam pelaksanaan kegiatan lapangan dan penyusunan laporan ini

hingga dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Jatinangor, Februari 2006

Penulis

Page 3: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1

1.1 Latar belakang ............................................................................................1

1.2 Maksud dan Tujuan ....................................................................................1

1.3. Lokasi Daerah Kuliah Lapangan ...............................................................1

1.4 Kesampaian Wilayah dan Kelancaran Kerja ..............................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................3

2.1 Geologi Regional .........................................................................................3

2.2 Teori Dasar ..................................................................................................4

A. Endapan Hidrotermal ................................................................................4

B. Eksplorasi Geokimia ..................................................................................6

C. Endapan Emas .........................................................................................6

BAB III Metode Penelitian ........................................................................................8

3.1 Objek Penelitian .........................................................................................8

3.2 Peralatan Yang digunakan ..........................................................................8

3.3 Langkah – Langkah Penelitian ...................................................................8

3.3.1 Tahap Persiapan .................................................................................8

3.3.2 Tahap Kegiatan Lapangan ..................................................................9

3.3.3 Tahap Penulisan Laporan ....................................................................9

BAB IV PEMBAHASAN ...........................................................................................10

3.1 Sesi Pertama ............................................................................................10

3.1.1 Kegiatan Pertambangan Emas Pongkor, PT. ANTAM .......................10

A. Sejarah Singkat .............................................................................10

B. Penambangan ...............................................................................11

C. Pengolahan Emas ........................................................................12

3.1.2 Kondisi Geologi Daerah Pertambangan Emas Pongkor .....................13

Page 4: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

iii

3.1.3 Geoteknik Sistem Penambangan Emas Pongkor ...............................14

3.2 Sesi Kedua ...............................................................................................14

3.2.1 Stasiun 1 .............................................................................................15

3.2.2 Stasiun 2 ............................................................................................16

BAB V PENUTUP ....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................18

Page 5: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Kegiatan kuliah lapangan di daerah Pongkor dilatarbelakangi oleh

program studi Geologi Eksplorasi dengan peninjauan secara langsung ke salah satu

daerah pertambangan yaitu tambang emas Pongkor untuk memahami materi yang

selama ini telah diberikan di perkuliahan serta aplikasinya dilapangan, karena dalam

mempelajari ilmu geologi selain teori dan hitungan , praktek-pun sangat diperlukan

dalam pemahaman yang lebih dalam dan luas , dan dengan kegiatan kuliah

lapangan ini telah menjadikan jembatan bagi keduanya. Hal ini juga dimaksudkan

agar setiap peserta mendapat gambaran yang jelas mengenai kegiatan

pertambangan.

1.2. Maksud dan Tujuan.

Kegiatan kuliah lapangan ini dimaksudkan agar para peserta dapat

melihat langsung kegiatan pertambangan emas didaerah Pongkor dengan

melakukan kunjungan ke lokasi pertambangan dan memperoleh penjelasan singkat

dari para geologist dan para stafnya yang beroperasi didaerah tersebut.

1.3. Lokasi Daerah Kuliah Lapangan

Daerah kuliah lapangan terletak di daerah Pongkor, Desa Bantar Karet,

Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sekitar ± 40 km dari

daerah Bogor. Di lokasi ini terdapat tambang emas Pongkor yang merupakan salah

satu unit bisnis pertambangan emas yang dikelola oleh PT. ANTAM.

Page 6: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

2

1.4. Kesampaian Wilayah dan Kelancaran Kerja.

Kuliah lapangan geologi eksplorasi ini bekerja sama dengan PT. Antam

yang mengelola tambang emas di daerah Pongkor tersebut, yang dilaksanakan

pada hari selasa tanggal 7 Februari 2006. Lokasi pertambangan di daerah Pongkor

ditempuh dengan menggunakan bus pariwisata sekitar ± 7 jam dari Jatinangor,

kendala selama diperjalanan dapat diatasi dengan baik sehingga tidak terlalu

mengganggu kelancaran kuliah lapangan tersebut.

Selama berada didaerah pertambangan, terutama saat memasuki

tunnel - tunnel setiap peserta dapat menggunakan alat-alat keamanan yang telah

dipersiapkan oleh pihak P. Antam seperti Helm, sepatu bot lapangan, headlamps

dan wearpack.

Page 7: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

3

Qvep

Qvsl

Qvsb

Qvst

Qvu

Qvb

Tmtb

GN.PONGKOR

GN.DAHU

CIANTENHERANGAWI BENGKOK

GN.SALAK

PERBAKTI

LAVA GUNUNG ENDUT PRABAKTI

ALIRAN LAVA

LAHAR, BREKSI TUFAN DAN LAPILI

TUF BATUAPUNG PASIRAN

BATUAN GUNUNGAPI TAK TERPISAHKAN

BREKSI GUNUNGAPI

ANGGOTA BREKSI FORMASI CANTAYAN0 5 10km

Qvep HOLOSEN

PLEISTOSEN

PLIOSEN

MIOSENAKHIR

KUAR

TER

QvslQvsb

Qvst

Qvu Qvb

Tmtb

GN PONGKOR

BAB I I

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Geologi Regional

Daerah Pongkor terletak pada morfologi yang relatif terjal yaitu 500 –

700 m dpl. Dengan litologi berupa tufa lapili, tufa dan breksi. Memiliki alterasi berupa

argilik, silisifikasi, dan propilik. Dari aspek stratigrafi daerah Pongkor memiliki

beberapa satuan batuan yaitu :

a. Satuan batuan breksi --- Fm. Andesit Tua (Miosen Awal)

b. Satuan batuan tufa --- Fm. Cimapag (Miosen bawah bagian atas)

c. Satuan batuan andesit --- Miosen Atas

d. Satuan batuan breksi tufa ---- Pliosen – Pistosen

e. Aluvial

Dilihat dari geologi regionalnya, daerah ini memiliki Cebakan emas Gn.

Pongkor, terletak dibatas antara zona Bogor dengan Quartenary Volcanoes

Complex (Gn. Salak, Gn. Halimun, Gn. Gagak), dan kaki / batas bayah dome di

bagian Timur. Tektonik jalur pegunungan Bayah telah mengalami siklus orogenesa

Tersier yang menggambarkan 3 evolusi tektonik (Paleogen, Miosen Tengah dan

Pliosen), didaerah tersebut ditemukan endapan volkanik, sebagian mengalami

ubahan hidrothermal .

Geologi Regional Daerah Pongkor

Page 8: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

4

Daerah Pongkor dsk. termasuk dalam jalur penyebaran orogen

Sunda yang mirip dengan penyebaran busur magmatik Tersier yang merupakan

daerah potensial untuk mineralisasi emas.

Berdasarkan interpretasi landsat, volkanisme daerah Pongkor dsk

minimal terdapat 8 pusat erupsi dengan umur yang berbeda membentuk kaldera

yang merupakan hasil erupsi eksplosif dan kerucut gunungapi komposit dari hasil

erupsi efusif/ekplosif lemah. Seluruh pusat erupsi tersebut ditemukan alterasi dan

mineralisasi baik yang sudah bernilai ekonomis maupun masih dalam kajian lebih

lanjut.

2.2 Teori Dasar

A. Endapan Hidrotermal

Endapan hidrotermal, terjadi disebabkan oleh proses pengendapan

larutan sisa magma yang temperaturnya cukup rendah, dibawah temperatur kritik air

(± 372o C). Larutan ini antara lain mengandung oksida - oksida dan atau sulfide -

sulfida logam Au, Ag, Pb, Zn, Sb, Hg, dan Fe. Mineral kuarsa sangat lazim terdapat

bersama-sama dengan endapan mineral lain dengan warna keruh hingga bening,

kompak dengan bentuk yang cukup baik sampai sempurna, kadang – kadang

berupa mineral peusedomorf dari mineral flourit dan barit.

Bentuk – bentuk jebakan hidrotermal sering mengikuti bentuk rongga atau

rekahan yang diisinya, kadang-kadang diikuti oleh proses replacement. Pada

jebakan cavity filling bisa terjadi dua proses, yaitu : pembentukan rongga dan

pengisian larutan mineral, dimana proses tersebut bisa terjadi bersamaan atau

dipisahkan oleh interval waktu.

Dalam proses hidrotermal sering terdapat minerl-mineral ubahan yang terbentuk

akibat kontak demham larutan hidrotermal. Ubahan ubahan itu antar lain berupa :

1. Dolomitisasi ; perubahan mineral kalsit (CaCO3) menjadi dolomit MgCO3

2. Silisifikasi ; Penambahan kandungan kuarsa atau opaline silika pada batuan.

Solubilitas SiO2 berubah pada P, T >> ; redeposisi pada rekahan-

rekahan/vein

Page 9: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

5

3. Argilitisasi ; Pembentukan mineral lempung dari larutan hipogen (primer)

yang bereaksi dengan batuan dinding dan leaching lime.

4. Seritisasi ; (alterasi potasik), banyak dijumpai, mika putih; ortoklas terubah

menjadi serisit. Mineral asosiasinya berupa kuarsa dan pirit,

5. dan lain-lain.

Secara garis besar pembagian jenis endapan hidrotermal dapat dibedakan

ke dalam 3 tipe yaitu :

1. Endapan Hypothermal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Tekakan dan temperatur pembentukan relatif tinggi ;. >400oC

b. Endapan berupa urat – urat dan korok atau dike yang berasosiasi dengan

intrusi yang sangat dalam.

c. Wall rock alteration dicirikan oleh proses replacement yang kuat.

d. Asosiasi mineralnya berupa sulfida, misalnya pirit, kalkopirit, galena, dan

sfalerit serta oksida besi.

e. Pada intrusi granit sering berupa endapan mineral logam Au, Pb, Sn, W, dan

Zn.

2. Endapan Mesothermal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah dari pada endapan

hypothermal., sekitar 300 – 400 oC

b. Endapan berasosiasi dengan batuan beku asm – basa dan dekat dengan

permukaan bumi.

c. Tekstur akibat cavity filling jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses

replacement, antara lain berupa crustification atau banding.

d. Asosiasi mineralnya berupa sulfida : Au, Cu, Ag, As, Sb dan oksida Sn.

e. Proses pengayaan ( Supergene-enrichment“) sering terjadi.

3. Endapan Ephithermal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Tekanan dan temperatur paling rendah yaitu sekitar 150 – 300 oC

b. Tekstur replacement tidak khas, jarang terjadi.

c. Endapan dekat dengan permukaan bumi , ± 1 km.

d. Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa fissure-vein.

Page 10: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

6

e. Struktur khas sering terjadi berupa cockade,crustiform, colloform, sedikit

kalsedon.

f. Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral gangue

berupa kalsit dan zeolit disamping mineral kuarsa.

Contoh tipe endapan lain yang erat hubungannya dengan aktifitas hidrotermal

adalah endapan Porphyry Copper.Di daerah ini dikenal 4 jenis ubahan yang biasa

terjadi secara luas yaitu (tersusun secara memusat, konsentris dari pusat ke luar) :

a. Potasik ; Serisit, Biotit, K-Feldspar, Kuarsa

b. Filik ; kuarsa, Serisit Pirit

c. Argilik ; Clay minerals , kaolinit, monmorilonit.

d. Propilit. ; Klorit epidot, karbonat, dan sedikit clay.

B. Endapan Emas

Endapan emas dan logam dasar dapat ditemukan sebagai individu

atau berasosiasi dengan mineral lainnya, contoh:

a. Endapan plaser emas dapat berasosiasi dengan platinum

b. Endapan primer emas ditemukan sebagai inklusi dalam mineral galena,

sfalerit, bismut, stibnit, dan lain-lain.

c. Endapan primer emas berasosiasi dengan mineral elektrum, bornit, enargit,

cinabar, dan sebagainya.

d. Endapan primer tembaga dapat berasosiasi dengan mineral logam Au, Cu,

Pb, Zn, As.

e. Dan lain - lain

2.3 Pertambangan Emas Daerah Gunung Pongkor

Pertambangan emas daerah Pongkor dikelola oleh PT. Antam

dengan luas area Kuasa Pertambangan 6047 Ha telah memulai kegiatan

eksplorasinya sejak tahun 1979 sampai dengan sekarang dan telah ditemukan 3

vein utama yaitu : Vein Kubangcicau (gambar A), Vein Ciurug (gambar B) dan Vein

Ciguha (gambar C).

Page 11: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

7

Vein kuarsa sebagai pembawa mineralisasi terperangkap pada Fm. Andesit Tua

dan Fm. Cimapag. Fm. Bojongmanik. Data analisa Fi 103 - 390° C, inklusi dari

cairan sampai gas yaitu 2 fase larutan yang memberikan gambaran kondisi boiling.

Ps. Jawa 180 ° C dan Ciurug 149 ° C

yaitu indikasi adanya perbedaan

tingkat erosi, juga secara tidak

langsung menunjukkan adanya

struktur patahan dimana daerah

Ciurug relatif turun dari Kubang Cicau

– Ciguha dan Ps. Jawa.

Salinitas 1,0% NaCl yaitu larutan

pembawa emas sangat encer

menyebabkan Au/Ag terendapkan

relatif homogen.

ALTERASI & MINERALISASI di

tambang Emas Gn. Pongkor :

a. Host rock breksi, tufa lapili.

b. Alterasi argilik (smectite, illite,

pink adularia, kaolinite)

c. Alterasi propilit (chlorit, calcite)

d. Alterasi silisik (Quartz > 40%) -

--Kubang Cicau

e. Mineralisasi berupa urat

kuarsa dengan tekstur umum

berupa banded, colloform,

crustiform dan cockade

(endapan epithermal).

Temperatur homogenitas dari

analisa Fi 103 - 390° C,

dengan salinitas 0,78% NaCl.

f. Mineralogi alterasi endapan

emas Pongkor adalah low-

sulphidation (adularia sericite

epithermal vein deposit)

Page 12: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

8

Page 13: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

9

Page 14: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

8

BAB III

METODA PENELITIAN

Dalam bab ini dibahas mengenai metoda kuliah lapangan yang meliputi

objek kuliah lapangan, peralatan yang digunakan, dan langkah-langkah kuliah

lapangan.

3.1 Objek Penelitian

Objek yang diamati selama kuliah lapangan adalah : tunnel – tunnel

pertambangan emas Pongkor, vein dan mineral – mineral ubahan yang

berasosiasi dengan emas, serta kegiatan pertambangan emas di daerah

Pongkor.

3.2 Peralatan Yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam kuliah lapangan ini antara lain :

a. Palu geologi, dipergunakan untuk mengambil sampel batuan.

b. Lup dengan pembesaran 10 kali dan 20 kali.

c. Kantong sampel

d. Buku catatan lapangan dan alat tulis

e. Kamera digital

f. Tas lapangan ( day pack ).

g. Head lamps, wearpack, bot lapangan.

h. Peralatan pribadi

i. Senter

3.3 Langkah – Langkah Penelitian

Kuliah lapangan ini bersifat mengamati data geologi melalui pengamatan

singkapan di lapangan. Untuk memperlancar jalannya penelitian, kegiatan

penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap

kegiatan lapangan, dan tahap penulisan laporan.

3.3.1 Tahap Persiapan

Tahap ini dikerjakan sebelum berangkat ke lapangan. Tahap persiapan

meliputi peizinan terutama ke PT. Antam, inventarisasi data sekunder, studi awal,

Page 15: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

9

penyediaan alat, dan penulisan rencana kerja. Tahap persiapan perlu dilakukan

untuk mempermudah tahap pekerjaan di lapangan.

3.3.2 Tahap Kegiatan Lapangan

Tahap ini dilakukan dengan mengamati lokasi pertambangan berupa

tunnel – tunnel pertambangan, kegiatan ini dibimbing oleh dosen dan juga pihak

PT. Antam.

Setiap peserta dapat mencatat, mengambil data, dokumentasi tiap titik

pengamatan, dan melakukan pengambilan sampel, semakin lengkap data yang

diambil maka akan semakin memudahkan dalam pembuatan laporan penelitian.

3.3.3 Tahap Penulisan Laporan

Tahap ini merupakan tahap akhir penelitian yaitu membuat laporan

tertulis tentang setiap kegiatan selama kuliah lapangan dan data-data yang

dicatat dan diamati yang kemudian disajikan dalam bentuk laporan penelitian.

Tahap ini dilakukan setelah pulang dari lapangan.

Page 16: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

10

BAB IV

PEMBAHASAN

Kegiatan kuliah lapangan ini dibagi menjadi dua sesi yaitu:

3.1 Sesi Pertama

Waktu : pukul 10.45 – 12.30 WIB

3.1.1. Kegiatan Pertambangan Emas Pongkor, PT. ANTAM.

A. Sejarah Singkat

1974 Keberadaan Tambang Emas Pongkor dimulai dengan eksplorasi logam dasar

(Pb dan Zn) dibagian utara gunung Pongkor oleh para geologiwan ANTAM

1981 Survey pendahuluan di daerah Pongkor menemukan endapan urat kwarsa

(quartz vein) berkadar 4 GPT Au dan 126 GPT Ag.

1982 Kegiatan difokuskan pada eksplorasi areal tambang Cikotok.

1988 Dilanjutkan kembali dengan lebih sistematis dan lengkap, dibuatkan studi

kelayakan dan terbit Kuasa Pertambangan Eksploitasi yang pertama KP. DU

893/Jabar seluas 4.058 Ha diperoleh tahun 1991.

1992 Pembangunan jalan masuk (access road) Parempeng ke Pongkor sepanjang

12,5 Km, kerjasama dengan Pemda Bogor dan Program Karya Bhakti ABRI.

1993 Pembangunan fisik pabrik berkapasitas 2,5 ton emas dan Tailing Dam.

1994 – Commisioning pabrik pengolahan emas.

– Menjadi salah satu unit produksi “Unit Pertambangan Emas Pongkor”.

1997 Perluasan tambang Ciurug (Mechanized Mine) dan pembangunan pabrik II

kapasitas produksi menjadi 5 ton pertahun.

1998 Terjadi rusuh massa yang dipicu oleh PETI tanggal 3 Desember dan

mengakibatkan terhentinya produksi selama 10 hari.

1999 – Mendapatkan KP (Kuasa Pertambangan exploitasi) “KW 98 PPO 138

tanggal 1 Agustus 200 seluas 6.047 Ha.

– Menjadi Unit Bisnis Pertambangan Emas sejalan dengan restrukurisasi PT

ANTAM

– Memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2000.

2000 Memperoleh sertifikat ISO 14001 : 2000

2004 – Peluncuran Standar Etika Perusahaan.

2005 – Implementasi SMUK (Sistem Manajemen Untuk Kerja).

Page 17: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

11

B. Penambangan

Tambang Emas Pongkor adalah Tambang Bawah Tanah (Underground

Mine) dengan metode Cut and Fill. Tahap penambangan dimulai:

Drilling (pengeboran) yang dilakukan dengan alat-alat:

Jack Leg (mesin bor manual)

Jumbo Drill (mesin bor mekanis)

Blasting (peledakan)

Mucking/Loading (pemuatan)

Transporting (pengengkutan)

Backfilling (penimbunan kembali)

Pengisian kembali rongga yang terbentuk karena ditambang dilakukan

dengan menggunakan 50% limbah pabrik (solid tailing) yang telah dipisahkan dari

material halusnya (-10 mikron).

Hasil peledakan berupa pecahan batuan keras (broken ore) ditarik dengan

electric scrapper atau LHD kedalam corongan. Kemudian diangkut keluar tambang

dengan menggunakan lori yang digerakan oleh battery dan trolleylocomotive.

C. Pengolahan Emas

Proses pengolahan bijih emas Pongkor dikelompokan dalam lima tahapan

pengolahan, yaitu:

1. Crushing

Proses pengecilan ukuran bijih emas dari tambang. Dilakukan melalui dua tahap

pemecahan (primary dan secondary crusher), sehingga diperoleh bijih berukuran lebih

kecil dari 12,5 mm.

2. Milling

Bijih emas dari proses crushing, selanjutnya digerus dalam unit Ballmill dengan

kapasitas masing-masing 22,7 dmt/jam dan 32,7 dmt/jam. Produk milling berupa

Lumpur dangan kehalusan 80% lolos 200 mesh (-74 micron).

3. Leaching and CIL

Produk dari Ballmill selanjutnya masuk dalam tangki Leaching. Logam emas dan

perak dilarutkan secara selektif menggunakan larutan sianida dengan konsentrasi 700

– 900 ppm.

Kapur mati ditambahkan untuk menjaga PH sekitar 10 – 10,5, sedangkan

penambahan Lead Nitrat dilakukan sebagai katalis pelarut perak. Selanjutnya proses

pelarutan ini dilakukan secara serentak dengan proses absorpsi, dimana emas –

Page 18: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

12

perak yang terlarut diserap oleh karbon aktif. Proses ini dikenal dengan istilah proses

sianidasi – Carbon In Leach (CIL).

4. Gold Recovery Unit

Karbon aktif yang telah bermuatan logam emas – perak dengan kadar tertentu

(disebut dengan Loaded Carbon) selanjutnya dipindahkan kedalam kolom elution

(melalui pemompaan dan screening).

Proses selanjutnya adalah proses untuk melepaskan kembali logam emas – perak

yang terkait oleh Karbon aktif kembali ke fase larutan. Larutan yang digunakan adalah

larutan caustic – cyanide dengan konsentrasi NaOH-NaCN 3% w/w. Proses ini

disebut dengan proses elution.

Larutan kaya (rich solution) hasil dari proses elution selanjutnya dimasukan kedalam

elektrowinning, yaitu proses pengendapan logam emas perak dengan menggunakan

arus searah (elektrolisa). Logam yang menempel pada suatu kawat Katoda (disebut

cake) selanjutnya dipisahkan, dikeringkan, kemudian dilebur untuk menghasilkan

logam dore bullion.

Dore bullion merupakan produk akhir proses pengolahan emas Pongkor, berupa

logam campuran emas 9%, perak 90% dan impurities maksimum 1%. Proses

pemurnian selanjutnya dilakukan di Unit Bisnis Pemurnian Logam Mulia di Jakarta.

5. Tailing Treatment

Tailing merupakan limbah lumpur sisa proses sianidasi - CIL. Kandungan sianida

yang masih tinggi didalam tailing diambil kembali melalui air overflow yang dihasilkan

dari Counter Curent Decantation Thickener, kemudian dikembalikan kembali ke dalam

proses milling dan leaching. Lumpur tailing dipompakan ke unit backfill cyclone untuk

mendapatkan fraksi kasar (+10 mikron) yang selanjutnya digunakan sebagai material

pengisi rongga di dalam tambang (backfill). Limbah pabrik yang ,masih mengandung

NaCN 64-225 ppm kemudian diproses pada tangki mixing Cyanide detoxcification

dengan penambahan reagen sodium metabisulfat dan CuSO4 sebagai katalisator dan

sebagian fraksi halus dipompakan dan ditampung di Tailing Dam dengan konsentrasi

cyanide yang aman dan ramah lingkungan.

3.1.2. Kondisi Geologi Daerah Pertambangan Emas Pongkor dan sekitarnya

Geomorfologi daerah Pongkor (Gn. Pongkor) dan sekitarnya memiliki morfologi

yang terjal yaitu pada ketinggian 500 – 750 m dpl, yang disusun oleh litologi berupa tufa

lapilli, tufa dan breksi.

Stratigrafi daerah Pongkor dibagi menjadi :

Satuan batuan breksi yang merupakan Fm. Andesit Tua (Miosen Awal)

Page 19: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

13

Satuan batuan tufa yang merupakan Fm. Cimapag (Miosen bawah bagian atas)

Satuan batuan andesit berumur Miosen Atas

Satuan batuan breksi tufa berumur Pliosen – Pistosen

Aluvial

Pola struktur geologi yang berkembang di daerah Pongkor dan sekitarnya antara

lain sesar-sesar seperti sesar normal Ciguha dan pola-pola kelurusan struktur yang

berarah barat laut – tenggara, yang dipengaruhi oleh sistem tegasan yang bersifat

ekstensional.

Mineralisasinya berupa urat kuarsa dengan tekstur umum berupa banded,

colloform, crustiform dan cockade (endapan epithermal). Temperatur homogenitas dari

analisa Fi 103° - 390° C, dengan salinitas 0,78% NaCl. Mineralogi alterasi endapan emas

Pongkor adalah low-sulphidation (adularia sericite epithermal vein deposit)

3.1.3. Geoteknik Sistem Penambangan Emas Pongkor

Sistem penambangan emas Pongkor yang dilakukan oleh PT. ANTAM adalah

system tambang bawah tanah (Underground mine) yang berada pada level 600 M amsl

dan 700 M amsl. Metode penambangan yang dilakukan yaitu Cut and fill, dimana tunnel

yang sudah tidak aktif diekploitasi, diisi oleh tailing penambangan yang sebelumnya

melalui proses tailing treatment.

Sistem penyanggaan tunnel tambang adalah untensioned rock bolts dan steel set

serta strap sebagai penahan kestabilan batuan pada weakpoint dinding dan atap tunnel

sepanjang jalur penambangan. Kemudian untuk menjaga agar tidak terjadi runtuhan

batuan dari atap tunnel yang disebabkan oleh goncangan akibat kegiatan penambangan,

maka dipasang wire mesh pada atap tunnel di daerah-daerah dimana litologinya

dianggap lembek atau kurang kuat.

Pada sebagian jalur penambangan, terdapat lokasi yang posisinya berada di

bawah aliran sungai, maka untuk mencegah aliran air sungai supaya tidak masuk ke area

tunnel penambangan, dibuat konstruksi berupa impermeable barrier pada dinding-dinding

dan atap tunnel tersebut

3.2 Sesi Kedua

Kunjungan ke Tunnel Penambangan

Waktu : pukul 13.30 – 17.00 WIB

3.2.1 Stasiun 1

Deskripsi Vein

Jenis vein : Quartz vein ; merupakan cabang dari vein Ciguha

Page 20: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

14

Tebal : 40 – 60 cm

Strike/dip : N 300o E / 60o – N 330o E / 70o

Tekstur vein : Banded.

Di sekitar vein terdapat mineral-mineral ubahan berupa clay mineral yang

merupakan penciri ubahan zona argilik dan Chlorite yang merupakan penciri zona

propilit. Selain itu terdapat pula oksida-oksida logam seperti mangan oksida dan limonit.

Pada umumnya logam emas yang terdapat pada Quartz vein berukuran mikroskopis.

Mineralisasi yang terjadi di daerah ini adalah tipe epitermal.

Host rock terdapatanya mineralisasi di daerah Pongkor ini adalah tufa andesitik

dan breksi, yang termasuk ke dalam Formasi Cimapag, yaitu batas sebelah timur Bayah

Dome.

3.2.2 Stasiun 2

Deskripsi vein :

Jenis vein : vein quartz, merupakan salah satu vein utama dari vein Kubang

Cicau

Tebal : lebarnya sampai dengan 10 m searah strike

Tekstur vein : banded, crustiform dan masif.

Crustiform merupakan tekstur kuarsa yang berlapis-lapis dengan komposisi tiap

lapisan berbeda, selain itu juga ada tekstur colloform yaitu tekstur berlapis yang memiliki

komposisi yang sama, kedua tekstur ini merupakan tekstur yang baik untuk keberadaan

emas atau baik untuk eksplorasi disebut juga prospek.

a b c d e f g h i

1

2

3

4

5

6

7

a b c d e f g h i

1

2

3

4

5

6

7

Foto 1. F3 ; Chlorite (warna hijau), G2 ; mineral lempung;kaolinite (warna putih)

Foto 2. D3 ; Quartz vein (warna putih keabuan) banded collorform

Page 21: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

15

Vein ini berada pada ketinggian 500 m

merupakan vein utama yaitu vein Kubang

Cicau, vein yang kaya akan emas biasanya

berasosiasi dengan oksida mangan.

a b c d e f g h i

1

2

3

4

5

6

7

Page 22: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

16

BAB V

PENUTUP

Pertambangan emas Gunung Pongkor merupakan salah satu unit bisnis

pertambangan emas nasional yang dikelola oleh PT. ANTAM, dengan luas area

Kuasa Pertambangan 6047 Ha. Mineralisasi emas Gunung Pongkor ini termasuk

ke dalam tipe mineralisasi endapan epitermal yang dicirikan dengan adanya vein-

vein kuarsa yang bertekstur crustiform dan banded serta berbagai jenis mineral

ubahan yang merupakan penciri dari tipe endapan epitermal. Vein-vein yang

menjadi tempat mineralisasi emas di Gunung Pongkor diantaranya adalah: Vein

Ciguha, Vein Kubang Cicau, dan Vein Ciurug

Evolusi tektonik yang mengontrol penyebaran vein-vein tersebut bersifat

ekstensional, yang terjadi pada Kala Mio - Pliosen. Pada umumnya arah jurus vein

yaitu sekitar N 300o E/ 60o – 70o.

Sistem penambangan emas Pongkor yaitu penambangan bawah tanah

(underground mine) dengan metode cut and fill. Tailing management pada

penambangan emas Pongkor telah memenuhi standar mutu internasional, yaitu

dengan diperolehnya sertifikasi ISO 14001 : 2000 pada tahun 2000.

Page 23: 59100825 Eksplorasi Tambang Emas Pongkor Choanji

17

DAFTAR PUSTAKA

…………2005. Tambang Emas Pongkor (Pongkor Gold Mining). PT. ANTAM Unit Bisnis

Pertambangan Emas. Bogor. Tidak diterbitkan. 8h

Sudrajat M, D. 1982. Geologi Ekonomi. Laboratorium Geologi Ekonomi; Jurusan

Pendidikan Geologi; Fak.Teknologi Industri. ITB. Bandung.

Hidayat S., Asep. 2005. Diktat Endapan Mineral. Laboratorium Geologi Lingkungan dan

Pengembangan Wilayah. Jurusan Teknik Geologi; Fak. Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam. UNPAD. Bandung.

Internet : www.antam.com