studi distribusi ukuran butir elektrum dan … 20090203.pdf · jtm vol. xvi no. 2/2009 99 studi...

11
JTM Vol. XVI No. 2/2009 99 STUDI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR ELEKTRUM DAN ASOSIASI MINERALISASI EMAS PADA URAT CIURUG, PONGKOR, INDONESIA Syafrizal 1 , Teti Indriati 1 , Kendra Valentin 2 Sari Daerah Pongkor terletak di busur magmatis Sunda-Banda yang terbentuk akibat penunjaman lempeng Samudra Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Mineralisasi emas dan perak di Gunung Pongkor ditemukan dalam batuan gunung api yang tersusun oleh aglomerat, tufa breksi, dan lava andesit. Urat kuarsa merupakan petunjuk utama adanya mineralisasi emas. Adanya karakteristik banding yang khas pada urat kuarsa disebut sebagai fasies mineralisasi, dimana banding dalam konteks ini dapat diartikan sebagai munculnya lapisan urat kuarsa yang mempunyai mineralogi dan tekstur tertentu. Terdapat 4 (empat) fasies pada endapan emas epithermal urat Ciurug, yaitu, fasies CQ, MCQ, BMQ dan GSQ, dimana keberadaan elektrum yang berlimpah ada pada fasies BMQ-GSQ dengan tekstur banded-colloform-breccia. Kehadiran elektrum pada endapan emas epithermal urat Ciurug dibedakan ke dalam 3 tipe yaitu : 1) inklusi di dalam pirit 2) inklusi di dalam kalkopirit 3) coexist dengan mineral-mineral sulfida (pirit, kalkopirit, galena, sfalerit, acanthite), dimana, elektrum paling banyak hadir berupa tipe-1 dan tipe-3, sedangkan tipe-2 sangat jarang dijumpai kecuali pada level 600 m. Terdapat 2 (dua) zona mineral bijih pada urat ciurug, yaitu, zona precious metal (logam berharga) dan zona base metal (logam dasar). Zona precious metal terdapat pada level 600 m sampai level 515 m. Sedangkan zona base metal diperkirakan terjadi pada level 515 m kebawah. Ukuran butir elektrum yang hadir sebagai coexist pada mineral- mineral sulfida, ukurannya akan lebih besar daripada elektrum yang hadir sebagai inklusi. Ukuran butir elektrum umumnya berkisar < 1 μm sampai 25 μm untuk elektrum yang berupa inklusi pada pirit, sedangkan untuk elektrum yang coexist dengan mneral-mineral sulfida, ukuran butirnya dapat mencapai < 10 sampai 55 μm. Untuk ukuran butir elektrum rata-rata adalah 1 sampai 25 μm. Kata kunci : Gunung Pongkor, Epithermal, Ciurug, electrum Abstract The Pongkor deposit is located in the Sunda-Banda magmatic arc that has developed by the sub-ducting Indo- Asutralian Plate beneath Erusian Plate. Gold and silver mineralization in Gunung Pongkor area is hosted by volcanic rock composing by agglomerate, tuff breccia and andesite lava. Quartz veins are the main guide of the gold mineralization. The characteristics of quartz textures of veins referred to as facies mineralization, where the banding of quartz vein is related with specific mineralogy and textures. The Epithermal Ciurug vein shows four main mineralization stages (facies): CQ, MCQ, BMQ and GSQ. The gold appearances are abundant in BMQ-GSQ faces showing banded-colloform-breccia textures. There are three types of gold occurrences in Ciurug vein, that is: type-1 (electrum occurs as inclusion in pyrite), type-2 (electrum occurs as inclusion in chalcopyrite), type-3 (electrum coexists with pyrite, chalcopyrite, galena, sphalerite, and acanthite). Most of the electrum occurs as type-1 and type-3. Otherwise, the electrum rarely occurs as type-1 except in the level 600 m. There are two types of mineralization zone, which is precious metal horizon and base metal horizon. The precious metal horizon is appear at between level 515 to 600 m and the base metal horizon is appear below level 515 m. The grain size of electrum mainly ranges from <1 μm to 25 μm as inclusion in pyrite. Otherwise, the grain size of electrum ranges from <10 μm to 55 μm as coexist with other sulfide minerals. Key words : Gunung Pongkor, Epithermal, Ciurug, electrum 1) Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumberdaya Bumi (KK-ESDB), FTTM-ITB Email :[email protected] 2) Program Studi Teknik Pertambangan, FTTM-ITB Email : [email protected] I. PENDAHULUAN Secara administratif lokasi UBPE Pongkor terletak di dalam wilayah kecamatan Nanggung, Leuwiliang dan Cigudeg, Kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat. Endapan Pongkor terletak di sisi timurlaut Bayah Dome (Gambar 1). Cadangan Pongkor ditemukan pada tahun 1981, sebagai hasil eksplorasi secara sistematis (Basuki dkk., 1994). Studi kelayakan telah selesai dilakukan tahun 1991 dan mulai dikembangkan pada tahun 1992 penambangan pada daerah urat Ciguha dan Kubang Cicau dimulai pada tahun 1994 dan di urat Ciurug pada tahun 1998. Endapan bijih berasosiasi dengan keadaan vulkanik di Jawa Barat termasuk endapan emas epithermal yang terletak di Bayah Dome, seperti Cikotok, Cirotan dan Cikidang (Marcoux dan Milesi, 1994; Milesi dkk., 1999).

Upload: tranduong

Post on 26-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR ELEKTRUM DAN … 20090203.pdf · jtm vol. xvi no. 2/2009 99 studi distribusi ukuran butir elektrum dan asosiasi mineralisasi emas pada urat ciurug, pongkor,

JTM Vol. XVI No. 2/2009

99

STUDI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR ELEKTRUM DAN

ASOSIASI MINERALISASI EMAS PADA URAT CIURUG,

PONGKOR, INDONESIA

Syafrizal

1, Teti Indriati

1, Kendra Valentin

2

Sari

Daerah Pongkor terletak di busur magmatis Sunda-Banda yang terbentuk akibat penunjaman lempeng Samudra

Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Mineralisasi emas dan perak di Gunung Pongkor ditemukan dalam

batuan gunung api yang tersusun oleh aglomerat, tufa breksi, dan lava andesit. Urat kuarsa merupakan petunjuk

utama adanya mineralisasi emas. Adanya karakteristik banding yang khas pada urat kuarsa disebut sebagai fasies

mineralisasi, dimana banding dalam konteks ini dapat diartikan sebagai munculnya lapisan urat kuarsa yang

mempunyai mineralogi dan tekstur tertentu. Terdapat 4 (empat) fasies pada endapan emas epithermal urat

Ciurug, yaitu, fasies CQ, MCQ, BMQ dan GSQ, dimana keberadaan elektrum yang berlimpah ada pada fasies

BMQ-GSQ dengan tekstur banded-colloform-breccia. Kehadiran elektrum pada endapan emas epithermal urat

Ciurug dibedakan ke dalam 3 tipe yaitu : 1) inklusi di dalam pirit 2) inklusi di dalam kalkopirit 3) coexist dengan

mineral-mineral sulfida (pirit, kalkopirit, galena, sfalerit, acanthite), dimana, elektrum paling banyak hadir

berupa tipe-1 dan tipe-3, sedangkan tipe-2 sangat jarang dijumpai kecuali pada level 600 m. Terdapat 2 (dua)

zona mineral bijih pada urat ciurug, yaitu, zona precious metal (logam berharga) dan zona base metal (logam

dasar). Zona precious metal terdapat pada level 600 m sampai level 515 m. Sedangkan zona base metal

diperkirakan terjadi pada level 515 m kebawah. Ukuran butir elektrum yang hadir sebagai coexist pada mineral-

mineral sulfida, ukurannya akan lebih besar daripada elektrum yang hadir sebagai inklusi. Ukuran butir elektrum

umumnya berkisar < 1 µm sampai 25 µm untuk elektrum yang berupa inklusi pada pirit, sedangkan untuk

elektrum yang coexist dengan mneral-mineral sulfida, ukuran butirnya dapat mencapai < 10 sampai 55 µm. Untuk

ukuran butir elektrum rata-rata adalah 1 sampai 25 µm.

Kata kunci : Gunung Pongkor, Epithermal, Ciurug, electrum

Abstract The Pongkor deposit is located in the Sunda-Banda magmatic arc that has developed by the sub-ducting Indo-

Asutralian Plate beneath Erusian Plate. Gold and silver mineralization in Gunung Pongkor area is hosted by

volcanic rock composing by agglomerate, tuff breccia and andesite lava. Quartz veins are the main guide of the

gold mineralization. The characteristics of quartz textures of veins referred to as facies mineralization, where the

banding of quartz vein is related with specific mineralogy and textures. The Epithermal Ciurug vein shows four

main mineralization stages (facies): CQ, MCQ, BMQ and GSQ. The gold appearances are abundant in BMQ-GSQ

faces showing banded-colloform-breccia textures. There are three types of gold occurrences in Ciurug vein, that

is: type-1 (electrum occurs as inclusion in pyrite), type-2 (electrum occurs as inclusion in chalcopyrite), type-3

(electrum coexists with pyrite, chalcopyrite, galena, sphalerite, and acanthite). Most of the electrum occurs as

type-1 and type-3. Otherwise, the electrum rarely occurs as type-1 except in the level 600 m. There are two types of

mineralization zone, which is precious metal horizon and base metal horizon. The precious metal horizon is

appear at between level 515 to 600 m and the base metal horizon is appear below level 515 m. The grain size of

electrum mainly ranges from <1 µm to 25 µm as inclusion in pyrite. Otherwise, the grain size of electrum ranges

from <10 µm to 55 µm as coexist with other sulfide minerals.

Key words : Gunung Pongkor, Epithermal, Ciurug, electrum

1) Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumberdaya Bumi (KK-ESDB), FTTM-ITB

Email :[email protected]

2) Program Studi Teknik Pertambangan, FTTM-ITB

Email : [email protected]

I. PENDAHULUAN Secara administratif lokasi UBPE Pongkor

terletak di dalam wilayah kecamatan

Nanggung, Leuwiliang dan Cigudeg,

Kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat.

Endapan Pongkor terletak di sisi timurlaut

Bayah Dome (Gambar 1).

Cadangan Pongkor ditemukan pada tahun

1981, sebagai hasil eksplorasi secara sistematis

(Basuki dkk., 1994). Studi kelayakan telah

selesai dilakukan tahun 1991 dan mulai

dikembangkan pada tahun 1992 penambangan

pada daerah urat Ciguha dan Kubang Cicau

dimulai pada tahun 1994 dan di urat Ciurug

pada tahun 1998.

Endapan bijih berasosiasi dengan keadaan

vulkanik di Jawa Barat termasuk endapan

emas epithermal yang terletak di Bayah Dome,

seperti Cikotok, Cirotan dan Cikidang

(Marcoux dan Milesi, 1994; Milesi dkk.,

1999).

Page 2: STUDI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR ELEKTRUM DAN … 20090203.pdf · jtm vol. xvi no. 2/2009 99 studi distribusi ukuran butir elektrum dan asosiasi mineralisasi emas pada urat ciurug, pongkor,

Syafrizal, Teti Indriati, Kendra Valentin

100

Bayah dome terletak di bagian barat pulau

Jawa, yang merupakan sumber utama dari

beberapa endapan epithermal. Endapan emas

yang penting kebanyakan muncul pada arah

Utara-Selatan (Gambar 2). Hal ini dikarenakan

adanya patahan-patahan yang searah Utara-

Selatan akibat pergerakan lempeng Sunda-

Banda. Jawa dan Sumatera merupakan bagian

dari Busur Sunda-Banda (Carlile dan Mitchell,

1994) yang terbentuk pada sisi utara zona

subduksi Indo-Australia-Eurasia.

Mengidentifikasi kemunculan mineral

elektrum serta melakukan pengukuran besar

butiran elektrum. Hasil dari penelitian ini

nantinya akan digunakan untuk mempelajari

hubungan fasies mineralisasi dengan

mineralisasi logam serta menentukan variasi

asosiasi keterdapatan elektrum dan variasi

ukuran butir elektrum.

II. KONDISI GEOLOGI Daerah Pongkor terletak di busur magmatis

Sunda-Banda yang terbentuk akibat

penunjaman lempeng Samudra Indo-Australia

ke bawah lempeng Eurasia. Mineralisasi emas

dan perak di Gunung Pongkor ditemukan

dalam batuan gunung api yang tersusun oleh

aglomerat, tufa breksi, dan lava andesit.

Geologi daerah Pongkor dan sekitarnya

tersusun dari batuan gunung api piroklastik

bersifat andesitik sampai dasitik yang dapat

dikelompokkan ke dalam satuan batuan tuf

breksi, aglomerat, andesit, breksi andesitik,

dan dasit (Gambar 3).

Satuan batuan tuf breksi menyebar di bagian

selatan terutama di sepanjang Sungai Cikaniki.

Satuan ini diterobos dan terpotong oleh urat

kuarsa yang mengandung emas. Satuan batuan

tuf breksi terutama disusun oleh tuf, tuf lapili,

tuf breksi, aglomerat, dan sisipan lempung.

Sisipan batuan tuf lebih banyak ditemukan

semakin ke sebelah barat laut. Tuf breksi

disusun oleh komponen-komponen andesit,

batu lempung lanauan, batuan tersilifikasi, dan

tuf yang berbentuk menyudut sampai

membundar tanggung berukuran 2-3 cm.

Komponen-komponen tersebut juga terdapat

dalam matriks dalam ukuran yang lebih halus.

III. MINERALISASI EMAS

EPITHERMAL Mineralisasi primer di daerah Pongkor

dikontrol oleh struktur dan muncul berupa

sistem urat. Endapan Pongkor terdiri dari 10

urat sub-paralel utama kuarsa-kalsit dengan

arah jurus umumnya berarah Baratlaut-

Tenggara. Sistem-sistem urat tersebut adalah

Pasir Jawa, Ciguha, Kubang Cicau, Ciurug,

Cadas Copong, Gunung Goong, Cimahpar,

Gudang Handak, Pamoyanan dan Cikoret

(Gambar 4). Kebanyakan dari urat-urat ini

menunjukkan pelapukan supergene yang

extensif (luas), menghasilkan pengkayaan

emas sekunder di zona bagian atas dari urat-

urat tersebut (Milesi dkk., 1999; Greffie dkk.,

2002; Syafrizal dkk., 2007).

Anomali kadar emas ditemukan dalam urat

kuarsa yang berada dalam suatu zona ubahan

hidrothermal yang meliputi daerah seluas ± 11

km x 6 km. Pada zona ubahan ini ditemukan

urat kuarsa yang berpola saling sejajar dengan

jurus umum arah Barat laut-Tenggara.

Endapan epitermal di Jawa Barat dapat

dikelompokkan menjadi dua tipe berdasarkan

kelompok mineral dan teksturnya (Marcoux

dan Milési, 1994) yaitu Tipe Cirotan dan Tipe

Pongkor.

Tipe Cirotan didominasi oleh tekstur breksiasi

(cockade) dengan karakteristik kelompok

mineral yang terdiri dari kandungan mineral

pirit dan logam dasar sulfida yang sangat kaya,

serta bijih yang kaya akan emas berasosiasi

dengan sejumlah mineral Sn, W dan Bi.

Mineral pengganggu biasanya sederhana

seperti kuarsa, kalsedon dan serisit dalam

jumlah yang sangat banyak, sedangkan mineral

karbonat hidrotermal lebih jarang ditemukan

(Milesi dkk., 1994). Endapan tipe ini dijumpai

di Cirotan, Cipalengseran, Lebak Sembada,

Sopal, Cimari, Ciusul, dan Cikotok.

Endapan tipe Pongkor menunjukkan struktur

banded yang simetris, dengan breksiasi yang

membatasi kontak dengan batuan samping.

Endapan ini dicirikan oleh kandungan sulfida

yang rendah, kehadiran mineral karbonat

sebagai mineral pengganggu dalam jumlah

besar (kalsit dan sedikit rhodokrosit), dan

biasanya memiliki mineralogi bijih yang jauh

lebih sederhana (Milesi dkk., 1999; Greffie

dkk., 2000; Warmada dkk., 2003; Syafrizal

dkk., 2005&2007). Tipe mineralisasi seperti

ini dijumpai pada daerah Ciawitali, Cikidang

dan Gunung Pongkor.

Endapan epitermal Pongkor merupakan

endapan epitermal low sulfidation dengan tipe

adularia-serisit (Basuki dkk., 1994; Milesi

dkk., 1999., Syafrizal dkk., 2005 & 2007) yang

berumur 2,05 ± 0,05 Ma berdasarkan

pentarikan isotop 40Ar/39Ar pada adularia

(Milesi dkk., 1999).

Page 3: STUDI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR ELEKTRUM DAN … 20090203.pdf · jtm vol. xvi no. 2/2009 99 studi distribusi ukuran butir elektrum dan asosiasi mineralisasi emas pada urat ciurug, pongkor,

Studi Distribusi Ukuran Butir Elektrum dan Asosiasi Mineralisasi Emas pada

Urat Ciurug, Pongkor, Indonesia

101

IV. SAMPEL DAN METODOLOGI

Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan

mineragrafi terhadap sayatan poles dan sayatan

tipis-poles yang dibuat dari urat Ciurug,

Pongkor level 700 m, 600 m, dan 515 m

dengan jumlah sampel sebanyak 66.

Sedangkan sampel yang berasal dari inti (core)

pemboran level 200-500 m sebanyak 22 buah.

Pengamatan Mineragrafi ini dilakukan untuk

mempelajari tekstur urat pembawa emas,

mengidentifikasi keberadaan mineral elektrum

sebagai unsur pokok bijih emas, mengamati

mineral-mineral yang menyertai elektrum serta

menghitung ukuran butir elektrum.

Pengamatan mineragrafi dilaksanakan di

Laboratorium Mikroskopi Bijih dan Optika

Kristal dengan menggunakan Mikroskop

polarisasi refleksi-refraksi Nikon Optiphot-Pol

dan Nikon Eclipse LV100POL .

Sayatan tipis-poles diamati menggunakan

mikroskop polarisasi refraksi sedangkan

sayatan poles diamati menggunakan

mikroskop polarisasi refleksi. Sayatan tipis-

poles digunakan untuk melakukan

pengamatan terhadap tekstur urat pembawa

emas maupun untuk mengamati hubungan

mineral-mineral dalam batuan yang

selanjutnya akan digunakan untuk menentukan

fasies mineralisasi urat Ciurug, Pongkor.

Sayatan poles digunakan untuk mengamati

mineral-mineral bijih utama dalam urat

Ciurug. Mineral-mineral bijih utama ini adalah

pirit, kalkopirit, sfalerit, galena, elektrum dan

acanthite. Elektrum adalah mineral pembawa

emas yang paling penting. Elektrum umumnya

muncul sebagai inklusi dalam pirit, inklusi

dalam kalkopirit, muncul berdampingan

dengan acanthite maupun coexist (muncul

bersamaan) dengan logam-logam dasar (base

metal).

4.1 Pengamatan Tekstur dan Fasies

Mineralisasi Pengamatan dilakukan secara megaskopis

dengan mengamati sampel-sampel yang

berasal dari endapan emas epithermal urat

Ciurug. Pengamatan ini dilakukan untuk

menentukan fasies mineralisasi dan tekstur

urat yang nantinya akan dibandingkan dengan

tekstur urat di bawah mikroskop polarisasi

refraksi. Beberapa gambar yang mewakili

tekstur urat dan fasies mineralisasi pada urat

Ciurug dapat dilihat pada Gambar 5.

Selain pengamatan tekstur, dilakukan juga

mapping mineral-mineral bijih pada sampel

(Gambar 6). Hasil mapping menunjukkan

bahwa elektrum kebanyakan muncul pada urat

kuarsa dengan tekstur banded, colloform,

maupun pada lokasi yang memiliki banyak

mineral sulfida disseminated (Gabar 6a).

Sedangkan pada mineral karbonat (umumnya

kalsit) jarang sekali ditemukan mineral

elektrum, Hal ini dikarenakan sifat mineral

karbonat pada endapan Pongkor ini sangat

khas sekali yaitu, barren terhadap mineral

elektrum (Gambar 6d). Mineral karbonat

umumnya muncul pada fasies awal, yaitu CQ

dan MCQ sedangkan mineral elektrum sendiri

terbentuk masih sangat sedikit pada fasies awal

(CQ dan MCQ).

Urat Ciurug memiliki tekstur yang beragam,

yaitu : tekstur masif, banded, colloform, comb

dan breccia. Pengamatan tekstur urat kuarsa di

bawah mikroskop dilakukan untuk

membandingkan dengan kenampakan tekstur

secara megaskospis dan memastikan jenis

fasies mineralisasinya. Beberapa foto tekstur

urat kuarsa yang mewakili urat Ciurug dapat

dilihat pada Gambar 7.

4.2 Pengamatan Mineragrafi Sayatan Poles Mineral-mineral bijih utama yang hadir pada

sampel urat Ciurug antara lain, elektrum, pirit,

kalkopirit, galena, sfalerit dan acanthite.

Mineral pirit terbentuk pada awal mineralisasi

dan umum pada semua tahapan mineralisasi.

Sedangkan mineral elektrum muncul pada

akhir mineralisasi. Mineral goethite dan

covellite merupakan mineral sekunder hasil

pengkayaan supergene, kemungkinan berasal

dari mineral pirit dan kalkopirit (Syafrizal

dkk., 2005), namun kedua mineral ini tidak

diidentifikasi pada laporan ini. Berikut ini

adalah beberapa foto sayatan poles di bawah

mikroskop polarisasi refleksi yang mewakili

Urat Ciurug (Gambar 8).

Penjelasan Gambar 7:

a. Tekstur breksiasi dimana fragmen-

fragmen yang berbentuk menyudut adalah

mineral lempung (berdasarkan hasil

pengamatan XRD). Mineral kuarsa dan

lempung dengan tekstur masif

mengelilingi tekstur breksiasi tersebut,

fasies BMQ-GSQ (L-600-VZ-01D). a.1)

Pengamatan di bawah nikol sejajar; a.2)

pengamatan di bawah nikol bersilang.

b. Tekstur colloform dan banded antara

kuarsa berbutir halus, kuarsa berbutir

kasar dan lapisan sulfida tipis (1-3 mm)

berwarna hitam, fasies BMQ-GSQ (L-

600-VZ-01D). b.1) Pengamatan di bawah

nikol sejajar; b.2) pengamatan di bawah

nikol bersilang.

Page 4: STUDI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR ELEKTRUM DAN … 20090203.pdf · jtm vol. xvi no. 2/2009 99 studi distribusi ukuran butir elektrum dan asosiasi mineralisasi emas pada urat ciurug, pongkor,

Syafrizal, Teti Indriati, Kendra Valentin

102

c. Tekstur masif dan comb. Tekstur comb

dapat dilihat pada bentuk urat kuarsa yang

menyerupai sisir, sedangkan tekstur masif

dapat dilihat pada mineral kuarsa yang ada

di bagian atas dan bawah urat dengan

butiran halus, fasies BMQ ((L-600-VZ-

01E). c.1) Pengamatan di bawah nikol

sejajar; c.2) pengamatan di bawah nikol

bersilang.

d. Tekstur banded. Terjadi perulangan

lapisan antara mineral kuarsa dan mineral

opak yang memiliki butiran halus, fasies

BMQ (L-600-VZ-02G). d.1) Pengamatan

di bawah nikol sejajar; d.2) pengamatan di

bawah nikol bersilang.

e. Urat kalsit yang menerobos urat kuarsa,

keduanya menunjukkan tekstur masif,

fasies CQ-BMQ (L-600-VZ-02E). e.1)

Pengamatan di bawah nikol sejajar; e.2)

pengamatan di bawah nikol silang.

Penjelasan Gambar 8 :

a. Pirit (Py), Galena (Gl), Sfalerit (Sp) (L-

600-fasies BMQ-GSQ);

b. Pirit dengan bentuk euhedral mulai

digantikan oleh kalkopirit (Cpy) (L-515-

fasies CQ-MCQ);

c. Sfalerit dan elektrum (El) muncul sebagai

inklusi dalam pirit yang hadir bersamaan

dengan kalkopirit, acanthite dan sfalerit

(L-600-fasies BMQ);

d. Elektrum coexist dengan mineral-mineral

sulfida lainnya, yaitu sfalerit, kalkopirit,

dan pirit. Mineral kalkopirit hadir

menggantikan mineral pirit (L-600-fasies

BMQ-GSQ);

e. Elektrum dan acanthite muncul sebagai

inklusi dalam pirit yang coexist dengan

elektrum dan sfalerit (L-600-fasies BMQ-

GSQ);

f. Mineral kalkopirit yang coexist dengan

sfalerit, acanthite, dan galena (L-600-

fasies BMQ);

g. Mineral elektrum dan acanthite dalam

bentuk butiran-butiran yang tersebar

muncul sebagai inklusi dalam mineral pirit

(L-600-fasies CQ-BMQ);

h. Elektrum coexist dengan mineral pirit,

sfalerit dan acanthite (L-700- fasies CQ).

4.3 Pengamatan Elektrum di Bawah

Mikroskop

Pada endapan emas epithermal Pongkor,

kehadiran elektrum dibagi dalam beberapa

tipe, yaitu : tipe-1 (elektrum hadir sebagai

inklusi dalam pirit), tipe-2 (elektrum hadir

sebagai inklusi dalam kalkopirit), tipe-3

(elektrum coexist dengan mineral-mineral

sulfida, khususnya pirit, kalkopirit, sphalerit,

galena, dan/atau mineral perak

sulfida/acanthite). Berikut ini adalah foto-foto

yang menunjukkan kemunculan elektrum pada

urat Ciurug dan hubungan elektrum dengan

mineral sulfida lainnya (Gambar 9).

4.4 Distribusi Ukuran Butir Elektrum Distribusi ukuran butir elektrum urat Ciurug

disajikan dalam bentuk histogram. Kehadiran

elektrum sangat umum sebagai inklusi pada

mineral pirit dan coexist dengan mineral-

mineral sulfida, sedangkan kehadiran elektrum

berupa inklusi pada kalkopirit sangat jarang

dan hanya pada lokasi tertentu (Gambar 10).

Juga dapat dilihat bahwa pada level 500 m

kebawah tidak ditemukan adanya elektrum.

Kehadiran elektrum sangat dominan sebagai

inklusi terutama pada pirit, karena kehadiran

mineral pirit yang muncul dari fasies awal

sampai akhir, sehingga ketika ada fluida yang

membawa elektrum, mineral pirit inilah yang

membantu mengendapkan elektrum dengan

cara menyerapnya. sedangkan tipe-2 jarang

terjadi dan hanya pada 1 lokasi saja.

Penyebabnya adalah kehadiran kalkopirit yang

baru muncul pada fasies GSQ bersama

mineral-mineral sulfida yang lainnya sehingga

elektrum tidak sempat untuk ter-inklusi dalam

kalkopirit karena sudah terlebih dahulu

mengendap bersama mineral-mineral sulfida

lainnya.

Jika dilihat dari statistik ukuran butir elektrum

maka, ukuran butir mineral elektrum umumnya

berkisar antara < 1 sampai 35 µm untuk

elektrum yang merupakan inklusi pada pirit.

Namun, ukuran butir elektrum dapat mencapai

ukuran 10 sampai 55 µm (fasies BMQ-GSQ,

level 600), jika elektrum berupa coexist

dengan mineral-mineral sulfida, sedangkan

ukuran butir elektrum rata-rata secara

keseluruhan berkisar dari 1 µm sampai 25 µm.

Pada endapan Ciurug ini, diperkirakan terdapat

2 zona, yaitu zona precious metal (logam

berharga) dan zona base metal (logam dasar).

Jarak transisi antara zona precious metal

(logam berharga) menuju zona base metal

(logam dasar) dapat mencapai ±200 m

(Gambar 11).

Zona precious metal (logam berharga),

ditandai dengan hadirnya elektrum dalam

jumlah yang tinggi, pirit, kalkopirit, sfalerit,

acanthite dan sedikit galena. Zona ini terdapat

pada level 600 m. Hal inilah yang menjadi

alasan kenapa pada level ini keberadaan

mineral elektrum sangat melimpah

dibandingkan lokasi lainnya. Pada level 515 m

kebawah (level 500 m, 300 m, dan 200 m),

Page 5: STUDI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR ELEKTRUM DAN … 20090203.pdf · jtm vol. xvi no. 2/2009 99 studi distribusi ukuran butir elektrum dan asosiasi mineralisasi emas pada urat ciurug, pongkor,

Studi Distribusi Ukuran Butir Elektrum dan Asosiasi Mineralisasi Emas pada

Urat Ciurug, Pongkor, Indonesia

103

kehadiran elektrum mulai berkurang secara

signifikan dan terjadi peningkatan jumlah

mineral pirit, kalkopirit, sfalerit, galena dan

acanthite sampai akhirnya semakin ke bawah

(level 300 m dan 200 m), kehadiran mineral-

mineral sulfida ini mulai menghilang. Hal

inilah yang menandakan terjadinya masa

transisi dari zona precious metal (logam

berharga) menuju zona base metal (logam

dasar). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

zona precious metal pada urat Ciurug yang

kaya akan mineral elektrum terdapat pada level

600 m sampai level 515 bagian tengah, setelah

itu semakin kebawah, urat Ciurug akan

didominasi oleh mineral-mineral base metals.

DAFTAR PUSTAKA

1. Basuki, A., Sumanagara, D. A. and

Sinambela, D., 1994. The Gunung-

Pongkor gold-silver deposit, West Java,

Indonesia. J. Geochem. Explor ., 50 , 371

– 391.

2. Carlile, J. C. and Mitchell, A. H. G.,

1994. Magmatic arcs and associated gold

and copper mineralization in Indonesia.

Jour. Geochem. Explor., 50, 91–142.

3. Garwin, S., Hall, R. and Watanabe, Y.,

2005. Tectonic setting, geology, and

gold and copper mineralization in

Cenozoic magmatic arcs of Southeast

Asia and the West Pacific. Econ. Geol.

100th Anniversary Volume, 891-930.

4. Griffie, C., Bailly, L. and Milesi, J. P.,

2002. Supergene alteration of primary

ore assemblages from low-sulfidation

Au-Ag epithermal deposit at Pongkor,

Indonesia, and Nazareno, Peru. Econ.

Geol., 97, 561-571.

5. Milési, J. P., Marcoux, E., Sitorus, T.,

Simandjuntak, M., Leroy, J. and Baily,

L., 1999. Pongkor (West Java): A

Pliocene supergene-enriched epithermal

Au-Ag-(Mn) deposit. Mineral. Deposita,

34, 131–149.

6. Marcoux, E. and Milési, J. P., 1994.

Epithermal gold deposits in West Java,

Indonesia: Geology, age and crustal

source. Jour. Geochem. Explor., 50, 393–

408.

7. Park, C.F., Guilbert, J.M., 1986. The

Geology of Ore Deposits, W.H.Freeman

Company, New York.

8. Syafrizal, Imai, A., Motomura, Y., and

Watanabe, K., 2005. Characteristics of

Gold Mineralization at the Ciurug Vein,

Pongkor Gold-Silver Deposit, West Java,

Indonesia, Resource Geology vol.55

p.225-338.

9. Syafrizal, Imai, A., and Watanabe, K.,

2007. Origin of Ore-forming Fluids

Responsible for Gold Mineralization of

the Pongkor Au-Ag Deposit, West Java,

Indonesia: Evidence from Mineralogic,

Fluid Inclusion Microther-mometry and

Stable Isotope Study of Ciurug-Cikoret

Veins, Resource Geology vol.57 p.136-

149.

10. Warmada, I. W., Lehmann, B. and

Simandjuntak, M. , 2003. Polymetallic

sulfides and sulfosalts of the Pongkor

epithermal gold-silver deposit, West Java,

Indonesia. Canad. Mineral, 41, 185–200.

Page 6: STUDI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR ELEKTRUM DAN … 20090203.pdf · jtm vol. xvi no. 2/2009 99 studi distribusi ukuran butir elektrum dan asosiasi mineralisasi emas pada urat ciurug, pongkor,

Syafrizal, Teti Indriati, Kendra Valentin

104

Gambar 1. Lokasi endapan Pongkor dan endapan emas epithermal lainnya di Jawa Barat, Indonesia

(modifikasi dari Milesi dkk., 1999 dalam Syafrizal dkk., 2005).

Gambar 2. Interpretasi unsur-unsur tektonik dan distribusi endapan Au atau Cu-Au yang utama di

Indonesia (Garwin dkk., 2005).

Gambar 3. Peta geologi regional yang menunjukkan batas-batas kaldera, sesar utama dan lokasi urat

pembawa emas (Milesi dkk., 1999 dalam Syafrizal dkk., 2007)

Page 7: STUDI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR ELEKTRUM DAN … 20090203.pdf · jtm vol. xvi no. 2/2009 99 studi distribusi ukuran butir elektrum dan asosiasi mineralisasi emas pada urat ciurug, pongkor,

Studi Distribusi

Gambar 4. Peta geologi dan sistem vein di Pongkor (Milesi dkk., 1999 dalam Syafrizal dkk., 2007)

Gambar 5. Foto yang menunjukkan beberapa tekstur urat dan fasies mineralisasi yang mewakili urat

Ciurug. A) Tekstur urat kuarsa masif, fasies BMQ (L

menunjukkan tekstur banded, fasies CQ

colloform dan banded, fasies BMQ (L

colloform dan breksiasi, memiliki lapisan sulfida tipis berwarna hitam (1

VZ-01D); E) Tekstur kuarsa masif yang berbatasan dengan breksiasi hidrotermal, fasies BMQ

(L-600-VZ-01C); F) Tekstur masif, banded, colloform dari urat ku

Distribusi Ukuran Butir Elektrum dan Asosiasi Mineralisasi Emas

Urat Ciurug, Pongkor, Indonesia

. Peta geologi dan sistem vein di Pongkor (Milesi dkk., 1999 dalam Syafrizal dkk., 2007)

. Foto yang menunjukkan beberapa tekstur urat dan fasies mineralisasi yang mewakili urat

urat kuarsa masif, fasies BMQ (L-515-VZ-03E); B) Urat kuarsa-kalsit yang

menunjukkan tekstur banded, fasies CQ-BMQ (L-600-VZ-02E); C) Urat kuarsa dengan tekstur

colloform dan banded, fasies BMQ (L-600-VZ-02I); D) Urat kuarsa dengan tekstur masif, banded,

olloform dan breksiasi, memiliki lapisan sulfida tipis berwarna hitam (1-3 mm), fasies GSQ (L

01D); E) Tekstur kuarsa masif yang berbatasan dengan breksiasi hidrotermal, fasies BMQ

01C); F) Tekstur masif, banded, colloform dari urat kuarsa, BMQ fasies (L-600

Ukuran Butir Elektrum dan Asosiasi Mineralisasi Emas pada

ongkor, Indonesia

105

. Peta geologi dan sistem vein di Pongkor (Milesi dkk., 1999 dalam Syafrizal dkk., 2007)

. Foto yang menunjukkan beberapa tekstur urat dan fasies mineralisasi yang mewakili urat

kalsit yang

02E); C) Urat kuarsa dengan tekstur

02I); D) Urat kuarsa dengan tekstur masif, banded,

3 mm), fasies GSQ (L-600-

01D); E) Tekstur kuarsa masif yang berbatasan dengan breksiasi hidrotermal, fasies BMQ-GSQ

600-VZ-01F).

Page 8: STUDI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR ELEKTRUM DAN … 20090203.pdf · jtm vol. xvi no. 2/2009 99 studi distribusi ukuran butir elektrum dan asosiasi mineralisasi emas pada urat ciurug, pongkor,

Syafrizal, Teti Indriati, Kendra Valentin

Gambar 6. Foto yang menunjukkan tekstur urat kuarsa dan fasies mineralisasi urat Ciurug serta hasil

mapping mineral. Warna hijau adalah lokasi keterdapatan elektrum. Warna putih adalah lokasi logam

dasar sulfida. A) Tekstur urat kuarsa masif dan banded, menunjukkan butiran mineral sulfida yang

tersebar, fasies BMQ (L-600-VZ-01B); B) Tekstur urat kuarsa banded dan colloform, fasies BMQ (L

515-VZ-02A); C) Tekstur kuarsa banded dan colloform, fasies CQ

kuarsa-kalsit banded dan breccia, fasies CQ (L

Gambar 7. Foto sayatan tipis yang menunjukkan tekstur urat kuarsa di bawah mikroskop.

Syafrizal, Teti Indriati, Kendra Valentin

. Foto yang menunjukkan tekstur urat kuarsa dan fasies mineralisasi urat Ciurug serta hasil

mapping mineral. Warna hijau adalah lokasi keterdapatan elektrum. Warna putih adalah lokasi logam

stur urat kuarsa masif dan banded, menunjukkan butiran mineral sulfida yang

01B); B) Tekstur urat kuarsa banded dan colloform, fasies BMQ (L

02A); C) Tekstur kuarsa banded dan colloform, fasies CQ-MCQ (L-515-VZ-01B); D

kalsit banded dan breccia, fasies CQ (L-515-VZ-01F).

. Foto sayatan tipis yang menunjukkan tekstur urat kuarsa di bawah mikroskop.

106

. Foto yang menunjukkan tekstur urat kuarsa dan fasies mineralisasi urat Ciurug serta hasil

mapping mineral. Warna hijau adalah lokasi keterdapatan elektrum. Warna putih adalah lokasi logam

stur urat kuarsa masif dan banded, menunjukkan butiran mineral sulfida yang

01B); B) Tekstur urat kuarsa banded dan colloform, fasies BMQ (L-

01B); D) Tekstur

. Foto sayatan tipis yang menunjukkan tekstur urat kuarsa di bawah mikroskop.

Page 9: STUDI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR ELEKTRUM DAN … 20090203.pdf · jtm vol. xvi no. 2/2009 99 studi distribusi ukuran butir elektrum dan asosiasi mineralisasi emas pada urat ciurug, pongkor,

Studi Distribusi

Gambar 8. Foto-foto yang menunjukkan kenampakan mineral bijih di bawah mikroskop polarisasi

Gambar 9. Foto yang menunjukkan kemunculan elektrum dalam sampel sayatan poles urat Ciurug. a)

elektrum sebagai inklusi di dalam Pirit (L

Kalkopirit (L-600-VZ-1B); c). Elektrum berasosiasi

berasosiasi dengan Acanthite (L-

(L-600-VZ-1D); f). Elektrum coexist dengan Pirit, Sfalerit dan Acanthite (L

Distribusi Ukuran Butir Elektrum dan Asosiasi Mineralisasi Emas

Urat Ciurug, Pongkor, Indonesia

foto yang menunjukkan kenampakan mineral bijih di bawah mikroskop polarisasi

refleksi.

. Foto yang menunjukkan kemunculan elektrum dalam sampel sayatan poles urat Ciurug. a)

elektrum sebagai inklusi di dalam Pirit (L-600-VZ-1D); b). Elektrum muncul sebagai inklusi dalam

1B); c). Elektrum berasosiasi dengan Acanthite (L-600-VZ-1D); d). Elektrum

600-VZ-1D); e). Elektrum coexist dengan mineral Pirit dan Sfalerit

1D); f). Elektrum coexist dengan Pirit, Sfalerit dan Acanthite (L-600-VZ-

Ukuran Butir Elektrum dan Asosiasi Mineralisasi Emas pada

ongkor, Indonesia

107

foto yang menunjukkan kenampakan mineral bijih di bawah mikroskop polarisasi

. Foto yang menunjukkan kemunculan elektrum dalam sampel sayatan poles urat Ciurug. a)

1D); b). Elektrum muncul sebagai inklusi dalam

1D); d). Elektrum

1D); e). Elektrum coexist dengan mineral Pirit dan Sfalerit

-1D).

Page 10: STUDI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR ELEKTRUM DAN … 20090203.pdf · jtm vol. xvi no. 2/2009 99 studi distribusi ukuran butir elektrum dan asosiasi mineralisasi emas pada urat ciurug, pongkor,

Syafrizal, Teti Indriati, Kendra Valentin

Gambar 10. Histogram yang menunjukkan asosiasi mineral elektrum pada urat Ciurug. Ket. : Tipe

(elektrum sebagai inklusi pada pirit), Tipe

(Elektrum coexist dengan pirit, kalkopirit, galena, sfalerit

Gambar 11. Model geologi endapan urat precious metal dan base metal (Bucha

Syafrizal, Teti Indriati, Kendra Valentin

Histogram yang menunjukkan asosiasi mineral elektrum pada urat Ciurug. Ket. : Tipe

(elektrum sebagai inklusi pada pirit), Tipe-2 (elektrum sebagai inklusi pada kalkopirit), Tipe

(Elektrum coexist dengan pirit, kalkopirit, galena, sfalerit, acanthite).

Gambar 11. Model geologi endapan urat precious metal dan base metal (Buchanan, 1981 dalam

Guilbert, 1986.

108

Histogram yang menunjukkan asosiasi mineral elektrum pada urat Ciurug. Ket. : Tipe-1

2 (elektrum sebagai inklusi pada kalkopirit), Tipe-3

nan, 1981 dalam

Page 11: STUDI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR ELEKTRUM DAN … 20090203.pdf · jtm vol. xvi no. 2/2009 99 studi distribusi ukuran butir elektrum dan asosiasi mineralisasi emas pada urat ciurug, pongkor,

Studi Distribusi Ukuran Butir Elektrum dan Asosiasi Mineralisasi Emas pada

Urat Ciurug, Pongkor, Indonesia

109