cover - daftar lampiran - aliali.web.id/pustaka/award/skripsicharlesy.pdf · apl logistics...
TRANSCRIPT
STRATEGI PELAKSANAAN
GREEN LOGISTICS PADA PT. APL LOGISTICS
DI JAKARTA TAHUN 2012
SKRIPSI
OLEH
CHARLES JOHANNES
NIM 2244 08 036
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TISAKTI
JAKARTA
2012
ii
STRATEGI PELAKSANAAN
GREEN LOGISTICS PADA PT. APL LOGISTICS
DI JAKARTA TAHUN 2011
OLEH
CHARLES JOHANNES
NIM 2244 08 036
SKRIPSI
DISAMPAIKAN KEPADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR
TRISAKTI, PROGRAM STUDI MANAJEMEN LOGISTIK DAN MATERIAL
SEBAGAI BAGIAN DARI PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH
GELAR SARJANA EKONOMI (S1)
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TISAKTI
JAKARTA
2012
iii
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : CHARLES JOHANNES
NIM : 2244 08 036
Program Studi : MANAJEMEN
Konsentrasi : MANAJEMEN LOGISTIK DAN MATERIAL
Judul Skripsi : STRATEGI PELAKSANAAN GREEN LOGISTICS
PADA PT. APL LOGISTICS DI JAKARTA TAHUN 2012
Pembimbing I
(DRS. OSMAN AROFAT, MM)
Pembimbing II
(OKIN RINGAN PURBA, SE, MM)
KETUA
(DR. HUSNI HASAN, AMTrU, S.Sos., M.M.)
JAKARTA
2012
iv
TANDA PENGESAHAN
Telah diterima dan disetujui oleh Panitia Penguji Skripsi Sekolah Tinggi Manajemen
Transpor Trisakti, guna memenuhi satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (SE), Konsentrasi Manajemen Logistik dan Material untuk Saudara:
Nama : CHARLES JOHANNES
NIM : 2244 08 036
Judul Skripsi : STRATEGI PELAKSANAAN GREEN LOGISTICS
PADA PT. APL LOGISTICS DI JAKARTA TAHUN 2012
Jakarta, Mei 2012
Panitia Penguji Skripsi
Nama Tanda Tangan
1. Penguji 1 : DRS. A.J MULJADI, MM. ..................................
2. Penguji 2 : DIAN ARTANTI ARUBUSMAN, SE, MM ..................................
3. Penguji 3 : IR. PRASAD TIRTA SAPUTRA, MM ..................................
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI
JAKARTA
2012
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang begitu
baik didalam hidup penulis. Sehingga atas berkat dan penyertaan-Nya skripsi yang
berjudul “Strategi Pelaksanaan Green Logistics Pada PT. APL Logistics di Jakarta
Tahun 2012” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan banyak terima kasih
khusus kepada Bapak Drs. Osman Arofat, M.M selaku Dosen Pembimbing I serta
Bapak Okin Ringan Purba, S.E. M.M, selaku Dosen Pembimbing II. Penulis juga
mengucapkan terima kasih atas do’a, bimbingan, dan motivasi yang telah diberikan
dengan ikhlas kepada:
1. Bapak DR. Husni Hasan, AMTrU., S.Sos., M.M., selaku Ketua STMT Trisakti.
2. Bapak Andri Warman, BSc., S.Sos., M.M., selaku Puket I STMT Trisakti.
3. Bapak Cecep Pahrudin, S.Sos., M.M., selaku Ketua Jurusan S1 STMT Trisakti.
4. Ibu Lira Agusinta, A.Md.MTrU., S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan S1 STMT
Trisakti.
5. Bapak Pradana Usman S.Sos., M.M., selaku Kasi TU S1 MLM.
6. Ibu Marthaleina R. S. S.Komp., M.M., selaku Pembimbing Akademik penulis.
7. Seluruh Pengajar serta karyawan dan staf STMT Trisakti.
8. Manager dan karyawan PT. APL Logistics Jakarta yang telah membantu penulis
dalam menuntaskan masa PKL.
vi
9. Ibunda penulis yang selalu berdoa untuk penulis, Abang, Kakak, Tante,
Keponakan dan keluarga besar penulis, yang telah memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis baik moral maupun material.
10. Sahabat dan teman terkasih angkatan 2008 S1 Manajemen Logistik khususnya
dari kelas MLM A dan ZM 2008 yang selalu hadir memberi masukan, semangat,
dan keceriaan kepada penulis.
11. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dengan keterbatasan yang ada, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini
masih banyak kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik guna
perbaikan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
para pembacanya.
Jakarta, Mei 2012
Penulis
vii
ABSTRAK
(A). Charles Johannes / 2244 08 036
(B). Strategi Pelaksanaan Green Logistics pada PT. APL Logistics
di Jakarta Tahun 2012
(C). 92 halaman, 16 tabel dan 9 gambar
(D). Kata Kunci: Green Logistics
(E). PT. APL Logistics merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang
pengiriman dan logistics dengan layanan pengiriman domestik dan internasional.
Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai strategi pelaksanaan green logistics
pada PT. APL Logistics tahun 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahi strategi bisnis dalam pelaksanaan green logistics pada PT. APL
Logistics. Untuk memecahkan masalah penulis menggunakan 2 (dua) metode
yaitu, pertama metode pengumpulan data berupa data lapangan dan data
perpustakaan. Berdasarkan hasil penelitian dengan metode SWOT, dapat
diketahui nilai tertimbang kekuatan perusahaan sebesar 2,982 dan nilai
tertimbang kelemahan perusahaan sebesar 0,745, selisih positif faktor internal
yang didapat adalah 2,235. Sedangkan nilai tertimbang peluang bisnis sebesar
2,345 dan nilai tertimbang ancaman bisnis sebesar 0,873, selisih faktor eksternal
yang didapat adalah 1,800. Dengan demikian posisi perusahaan PT. APL
Logistics berada pada kuadran I. Kuadran I menggambarkan perusahaan dalam
strategi agresif (Growth oriented strategy). Berdasarkan startegi SO, perusahan
menetapkan strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan
memanfaatkan peluang yang tersedia. Berdasarkan matriks IE (Internal-
Eksternal) diperoleh total skor faktor strategis internal (2,982+0,745=3,727) dan
total faktor strategi eksternal (2,345+0,873=3,545). Sehingga letak perusahaan
berada pada sel VIII yaitu pada posisi diversifikasi konglomerats. Dimana
artinya perusahaan berada didalam posisi kompetitif perusahaan rata-rata, yang
mengaharuskan perusahaan mengalihkan upaya-upaya pengembangan
perusahaan kedalam industri lain.
(F). Daftar Acuan 10 buku (2000-2011)
(G). Drs. Osman Arofat, M.M. (Pembimbing I)
Okin Ringan Purba, S.E M.M (Pembimbing II)
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN LUAR ………….…………..……………………………………………….……….……………….…… i
HALAMAN DALAM ………….….……..……………………………………………………………….…….…… ii
TANDA PERSETUJUAN ……….….…………………………...………………………………………………..… iii
TANDA PENGESAHAN …………………….…………..…………………………………..………….…….…… iv
KATA PENGANTAR ………….…………..…………………………………………………………………………. v
ABSTRAK ………………………………………………………………………………………………….….………………. vii
DAFTAR ISI ………….…………..…………………………………..……………………………………………………. viii
DAFTAR TABEL ………...…………..…………………………..………………………………………………….. x
DAFTAR GAMBAR ………….…………..…………………….…….………………………………………….… xi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….……………………………….…………...... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………….…………..…………………………………….…………. 1
B. Perumusan Masalah ………….…………..………………………………..…………………..…… 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………….…………..…………………………………… 5
D. Metodologi Penelitian …………..………………………………………………………………… 7
E. Sistematika Penulisan ………….…………..…………………………………..………………… 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Manajemen ……………………………………………………………………. 13
B. Manajemen Logistik ………………………………………………………………………..……. 18
C. Green Logistics ……………….………..….…………………………………………..………..… 20
D. Analisis SWOT ………….…………..……………………..……..………………………………… 24
ix
BAB III GAMBARAN UMUM PT. APL LOGISTICS
A. Sejarah Singkat Perusahaan ………….…………..………………………………………….. 42
B. Organisasi dan Manajemen Perusahaan .……………………………….…….………… 48
C. Kegiatan Usaha Perusahaan .………………..…..………………………………….………… 52
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Faktor Internal IFAS (kekuata dan kelemahan) …………………… 58
B. Analisis Faktor Eksternal EFAS (peluang dan ancaman) …………………….. 66
C. Analisis Langkah-Langkah Strategis SWOT PT. APL Logistics ……..… 75
D. Standart didalam Penerapan Green ………………………………………………………… 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………………..……….. 89
B. Saran …………………………………………………………………………………………………….... 90
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Indikator IFAS ……………………..…………………….……...………………….…….……. 10
Tabel II.1 Indikator EFAS ……………………………………………..…………………….………...…... 10
Tabel II.1 Paradoks Green Logistics …………………………….…………………….…….…….…... 24
Tabel II.2 Matriks IFAS ……………………………………………………………………………….…….…... 29
Tabel II.3 Matriks EFAS …......……………………………………………………………………….…….……. 30
Tabel II.4 Analisis SWOT IFAS EFAS ……………….………………………………….…….…....... 32
Tabel II.5 Perumusan Faktor Kunci Keberhasilan …………………………………….………….... 42
Tabel IV.1 Daftar Cabang dan Agent PT. APL Logistics ………………………….…….……….. 62
Tabel IV.2 Key Performance Indeks PT. APL Logistics ……………………………………..…. 64
Tabel IV.3 Hasil Tabulasi Manajerial atas Nilai Prioritas dan Rating IFAS …..……. 68
Tabel IV.4 Faktor Strategis Internal PT. APL Logistics……………………………………….….. 69
Tabel IV.5 Hasil Tabulasi Manajerial atas Nilai Prioritas dan Rating EFAS ……….. 75
Tabel IV.6 Faktor Strategis Eksternal PT. APL Logistics ……………………………………….. 75
Tabel IV.7 Sinestis Faktor IFAS dan EFAS ………………………………………….………………….. 77
Tabel IV.8 Perumusan Faktor Kunci Keberhasilan …………………………….…………..………… 81
Tabel IV.9 TOWS Matriks PT. APL Logistics …………………………………..……….……………. 83
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Element – Element dasar dari Proses Manajemen Strategis ……………. 18
Gambar II.2 Kuadran SWOT …………………………………….………………….......................... 17
Gambar II.3 Model Strategi Perusahaan (IE Matriks) …………………………..……......... 33
Gambar II.4 Matriks SWOT (TOWS) Analisis …………..………………........................ 39
Gambar III.1 Bagan Struktur Organisasi PT. APL Logistics …….............................. 52
Gambar IV.1 Peta Perdagangan Dunia ……………………………...………………........................ 67
Gambar IV.2 Perbandingan Suku Bunga Bank di Beberapa Negara …….................. 72
Gambar IV.3 Diagram Analisis SWOT PT. APL Logistics .……………………………..….. 77
Gambar IV.4 IE (Internal – Eksternal) Matriks .……………………………………………………….. 78
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Surat Riset/Survei dari STMT Trisakti
Lampiran II : Surat Perizinan Riset/Survei dari PT. APL Logistics
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum dalam sebuah sistem logistik, terjadi pengelolaan yang
terintegrasi untuk memproduksi dan memindahkan suatu barang sampai
kepada konsumennya melalui supply chain. Untuk beberapa produk tertentu
supply chain ini dimulai dengan pengambilan bahan mentah yang ada,
produksi dan distribusi. Aktivitas tersebut biasanya juga dijabarkan menjadi
pengangkutan muatan, penyimpanan, pengelolaan penyimpanan, pengelolaan
material dan juga semua proses pertukaran informasi.
Logistik sendiri bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
dengan biaya yang minimum. Sebab itu kebanyakan perusahaan sering
mengesampingkan biaya-biaya eksternal lain yang berhubungan dengan
dampak terhadap lingkungan dan kehidupan sosial di sekitarnya untuk
menekan biaya, misalnya dampak terhadap perubahan iklim, adanya polusi
udara, suara, getaran, dan kecelakaan. Oleh karena itulah green logistics
muncul, dengan mengedepankan konsep mengurangi berbagai dampak
tersebut sehingga logistik menjadi suatu sistem yang berkelanjutan (adanya
keseimnbangan antara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan).
Logistik dianggap sebagai bisnis yang mengkonsumsi energi tinggi.
Dampak logistik pada perubahan cuaca membuat terjadinya peningkatan
xiv
perhatian didalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan forum ekonomi
dunia, kegiatan logistik menyumbang sekitar 5% dari 50.000 megaton emisi
karbon dioksida yang dihasilkan setiap tahun oleh aktivitas manusia.
Dimana 13 persen dari emisi CO2 di seluruh dunia disebabkan oleh
mobil, kapal, kereta api dan pesawat. Akibatnya, timbulah kesadaran secara
global pada beberapa tahun belakangan untuk mendorong konsep green ini.
Diharapkan nantinya jumlah angkutan barang hanya sekitar 8% dari energi
yang terkait emisi CO2 di seluruh dunia. Hal ini tentu akan membuat logistik
berkesinambungan dan dalam jangka panjang akan membuat lebih dari
sekedar pemotongan emisi karbon.
Kekhawatiran akan dampak lingkungan mulai muncul di tahun 1950,
dimana hal ini timbul atas efek yang dihasilkan oleh transportasi. Seiring hal
tersebut, muncul berbagai penelitian substantif pada era tahun 1960-an.
Konsep ini sendiri baru mengemuka dalam 40 tahun terakhir, Dimana untuk
di Indonesia sendiri hal ini baru mulai terdengar dalam 8 dekade terakhir.
Green logistics merupakan bentuk logistik yang berfokus pada
lingkungan yang bertanggung jawab dalam seluruh operasi rantai pasokan,
dimana hal tersebut memastikan dampak lingkungan yang minimal dalam
seluruh prosesnya. Dalam setiap tahap manufaktur dan pengiriman barang
bisa mendapatkan keuntungan dari green logistics.
Pertimbangan lingkungan telah membuka pasar untuk bisnis daur
ulang dan pembuangan, dan telah menyebabkan sub-sektor baru yakni
reverse logistics. Beberapa contoh green logistics meliputi : pengapalan
xv
barang secara bersama-sama (bukan dalam batch yang lebih kecil),
menggunakan kendaraan bahan bakar alternatif untuk pembuatan atau pun
pengiriman barang, mengurangi kemasan secara keseluruhan, memanfaatkan
produk mentah yang telah dipanen secara berkelanjutan, membangun fasilitas
yang ramah lingkungan untuk proses produksi dan penyimpanan barang serta
mempromosikan reycling dan reuse programs.
Kurang sempurnanya PT. APL Logistics dalam pelaksanaan green
logistics, baik dari hal-hal yang bersifat kendaraan operational kerja seperti
kurang efisiensi bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan dengan
membuat mesin terus menyala saat kendaraan parkir, atau dalam aktifitas
kerja didalam kantor yakni dalam hal peralatan elektronik kantor yang walau
dalam keadaan idle atau stand-by tetap dialiri energi listrik karena itu
biasakan mencabut kabel laptop/mematikan komputer saat istirahat, maupun
yang bersifat administratif dalam hal kertas seperti menggunakan kertas
sehemat mungkin dengan memanfaatkan kertas bekas dan kedua halamannya
bolak-balik.
Dengan menganalisis pelaksanaan green logistics pada PT. APL
Logistics, dapat dianalisis suatu strategi peningkatan pelaksanaan green
logistics yang tepat dengan menggunakan analisis SWOT (Strength Weakness
Opportunities and Threats) yang bertujuan untuk mengembangkan
pelaksanaan green logistics tersebut. Saat ini, analisis SWOT digunakan
dalam penyusunan perencanaan strategi-strategi sehingga perusahaan
mengetahui kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman yang timbul saat
xvi
ini dan dimasa yang akan datang sehingga dapat melaksanakan optimalisasi
dari pelaksanaan green logistics di PT. APL Logistics.
Hal lainnya yang ada pada analisis SWOT biasanya digunakan dalam
penyusunan perencanaan strategi dalam bisnis (strategic business planning)
yang bertujuan untuk menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga
arah dan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera
diambil keputusan, karena perencanaan bisnis yang baik merupakan alat yang
sangat berguna untuk menjalankan bisnis secara efektif & efisien.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji
lebih dalam dan mengemukakan dalam bentuk skripsi dengan judul :
“STRATEGI PELAKSANAAN GREEN LOGISTICS PADA PT. APL
LOGISTICS DI JAKARTA TAHUN 2012”
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengidentifikasikan masalah-
masalah yang berhubungan dengan topik penelitian ini adalah:
a. Volume ekspor-impor dan arus perdagangan Negara Indonesia yang
semakin meningkat
b. Bertambahnya permintaan akan penggunaan jasa logistik
c. Persaingan ketat dari perusahaan jasa sejenis dalam memperebutkan
pangsa pasar
d. Belum sempurnanya pelaksanaan green logistics
xvii
e. Peluang dan ancaman dari permasalahan sektor energi terhadap
operasional perusahaan
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, penulis
melakukan pembatasan masalah menganalisis strategi pelaksanaan green
logistics pada PT. APL Logistics Jakarta tahun 2012 .
3. Pokok Permasalahan
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka pokok permasalahan
dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana faktor internal (IFAS) yang meliputi kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki PT. APL Logistics?
b. Bagaimana faktor eksternal (EFAS) yang meliputi peluang dan
ancaman yang dihadapi PT. APL Logistics?
c. Bagaimana langkah-langkah strategis PT. APL Logistics Jakarta
tahun 2012?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui faktor internal (IFAS) yang meliputi kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki PT. APL Logistics.
b. Untuk mengetahui faktor eksternal (EFAS) yang meliputi peluang dan
ancaman yang dihadapi PT. APL Logistics.
c. Untuk mengetahui langkah-langkah strategis pada PT. APL Logistics.
xviii
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Sebagai salah satu wujud kecil kepedulian penulis akan kelangsungan
lingkungan hidup saat ini, serta sebagai sarana untuk menambah
wawasan, pengetahuan dan perwujudan nyata dalam pengaplikasian
teori-teori yang diterima baik selama mengikuti perkuliahan maupun
selama penulis menjalani Praktek Kerja Lapangan, selain itu juga
sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi Strata Satu jurusan
Manajemen Logistik di Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti.
b. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi PT. APL Logistics
dalam mengambil keputusan dan langkah-langkah kebijakan
perusahaan dengan melihat kondisi lingkungan internal maupun
eksternal perusahaan dalam upaya perencanaan dan pencapaian tujuan
perusahaan yang disertai dengan kepedulian terhadap lingkungan.
c. Bagi Lembaga dan Masyarakat
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan motivasi penduduk bumi
saat ini untuk lebih meningkatkan kepedulian, kesadaran dan
keprihatinan dalam menjaga kelangsungan lingkungan hidup kita saat
ini, sekaligus sebagai bahan kepustakaan bagi penelitian-penelitian
yang relevan di masa yang akan datang.
xix
D. Metodologi Penelitian
Dalam rangka untuk melengkapi data yang mendukung penelitian ini,
maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Jenis dan Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini jenis data yang digunakan penulis dalam
penelitian adalah data kualitatif, sedangkan sumber data yang diperoleh
penulisan dalam penelitian adalah berasal dari data primer dan data
sekunder yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan
dilapangan, serta dengan cara membaca, mempelajari, dan mengutip dari
buku-buku, majalah, internet dan literatur yang berhubungan dengan
materi yang dibahas.
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bahan-bahan
masukan dengan berbagai cara yakni sebagai berikut :
a. Penelitian Lapangan (Field research)
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data primer dan data
sekunder yang diperlukan secara langsung dari objek penelitian. Riset
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :
1) Observasi (Pengamatan)
Metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
langsung suatu kegiatan yang berjalan pada PT. APL Logistics.
xx
2) Interview (Wawancara)
Metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi
dengan sumber data. Komnunikasi tersebut dilakukan dengan
dialog (tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak
langsung terkait dengan objek penelitian.
b. Penelitian Kepustakaan (library research)
Penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari data dan
informasi yang bersumber dari buku-buku, jurnal, serta sumber-
sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
3. Metode Analisis Data
Alat yang digunakan untuk menganalisis dan membahas perumusan
masalah yang diteliti, yaitu dengan menggunakan teknik Analisis SWOT
berdasarkan teori David Hunger (2003:193); Helfin Frinces (2006:134);
Freddy Rangkuti (2000:19). Analisis SWOT digunakan untuk
membandingkan antara faktor internal kekuatan (Strengths) dan
kelemahan (Weaknesses), dengan faktor eksternal peluang
(Opportunities) dan ancaman (Threats), dengan cara:
a. Menentukan daftar indikator IFAS dan EFAS (masing-masing 5 atau
10 dan seimbang)
b. Mencari lingkup data kekuatan atau kelemahan (IFAS) dari dalam
organisasi yang dieliti, sedangkan mencari lingkup data peluang atau
ancaman (EFAS) dari lingkungan dan di luar organisasi.
xxi
Kedua lingkup tersebut diberikan nilai rating (nilai rating sangat baik
= 5 sampai dengan sangat buruk = 1 atau dapat dijabarkan menurut
Riduwan (2009:22) menjadi skala diferensial semantik dengan
keadaan yang saling bertentangan, sebagai berikut : sangat baik (SB)
= 5; baik (B) = 4; cukup baik (CB) = 3; tidak baik (TB) = 2; sangat
buruk (SBK) = 1 atau dalam gambar demikian,
Sangat
Baik 5 4 3 2 1
Sangat
Buruk
c. Memberikan bobot faktor pada masing-masing indikator IFAS dan
EFAS. Bobot diberikan dengan penetapan urutan prioritas
berdasarkan masing-masing indikator IFAS dan EFAS.
d. Sintesis faktor IFAS dan EFAS
e. Membuat peta kekuatan perusahaan
f. Internal-Eksternal Matriks (I-E Matriks)
g. Perumusan faktor kunci keberhasilan
h. Formulasi strategi SWOT
Mendukung penyelesaian masalah dengan analisis SWOT terlampir
kisi-kisi penelitian pada tabel I.1 dan I.2.
xxii
Tabel I.1
Indikator IFAS
(masing – masing 5 atau 10 dan seimbang)
No. Internal Strategic Factors Summary (IFAS)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Network kerja mendunia
Market share luas
Tingkat kepuasan konsumen tinggi
IT yang kuat dan terampil
Prosedur dan Jenis jasa yang improve
Fasilitas perusahaan
Operasional kerja perusahaan
Keterbatasan pengetahuan karyawan
Kurangnya sosialisasi dan himbauan
Tingkat turn over SDM tinggi
Sumber Data : Diolah penulis
Tabel I.2
Indikator EFAS
(masing – masing 5 atau 10 dan seimbang)
No. Eksternal Strategic Factors Summary (EFAS)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Letak geografis Indonesia
Volume eksport import Negara Indonesia
Pertumbuhan Permintaan jasa logistik
Perkembangan teknologi informasi
Agen dan partner yang loyal terhadap perusahaan
Masalah infrastruktur
Pesaing perusahaan (competitor)
Regulasi pemerintah
Masalah pendanaan dari perbankan
Harga minyak dunia
Sumber Data : Diolah penulis
Melalui analisis ini, memungkinkan perusahaan untuk memformulasikan
dan menerapkan strategi yang baik, sehingga perusahaan dapat mencapai
tujuannya.
xxiii
E. Sistematika Penulisan
Susunan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, dengan sistematika sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memberikan uraian tentang konsep dan teori yang
berkaitan dengan variabel penelitian secara deduktif dan teori-
teori lain yang mendukung variabel penelitian, serta diperoleh
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan penelitian sesuai
dengan judul skripsi dan pokok permasalahan.
BAB III GAMBARAN UMUM PT. APL LOGISTICS
Bab ini memberikan gambaran mengenai sejarah singkat
perusahaan, organisasi dan manajemen, kegiatan usaha yang
dijalankan perusahaan, serta fasilitas-fasilitas yang dimiliki
perusahaan.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menganalisis dan membahas pokok permasalahan
menggunakan analisis SWOT berupa analisis kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki dan dihadapi
xxiv
perusahaan, dan strategi matriks IFAS dan EFAS perusahaan
dalam menghadapi permasalahan yang ada.
BAB V PENUTUP
Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kesimpulan mengenai
pembahasan analisis yang telah dijabarkan pada bab
sebelumnya, dan juga saran yang dapat dijadikan acuan
ataupun bahan pertimbangan yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas oleh penulis.
xxv
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui prosed dan diatur berdasarkan urutan dari
fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu
proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Menurut Manulang (2001:5), “Manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan sumber daya
untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan”.
Menurut Nasution (2004:30), “Manajemen adalah menyusun rencana
program untuk mencapai tujuan dan nilai organisasi secara keseluruhan,
meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan serta bertanggung
jawab sosial pada semua kegiatan operasi perusahaan”.
2. Pengertian Strategi
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam
perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini
ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi. Untuk
lebih jelasnya, kita dapat melihat perkembangan tersebut sebagai berikut.
- Chandler (1962) dikutip dari Rangkuti (2006:3) :
“Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta
prioritas alokasi sumber daya”.
xxvi
- Andrews (1980) dan Chaffe (1985) dikutip dari Rangkuti (2006:3) :
“Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti
stakeholders. debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas,
pemerintah, dan sebagianya, yang baik secara langsung maupun tidak
langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua
tindakan yang dilakukan oleh perusahaan”.
- Hamel dan Prahalad (1995) dikutip dari Rangkuti (2006:3) :
“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat
terjadi, bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi
pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti
(core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam
bisnis yang dilakukan”.
3. Tipe - Tipe Strategi
Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe
strategi, yaitu strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis
(Rangkuti, 2006:7).
a. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro
misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga,
strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai
keuangan, dan sebagainya.
b. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.
Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan
yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi
xxvii
bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi
divestasi, dan sebagainya.
c. Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional
karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan
manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau
operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi
yang berhubungan dengan keuangan.
4. Pengertian Manajemen Strategi
Manajemen strategi menurut Fred R. David (2009:5) dapat
didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan,
mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas
fungsional yang mamampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.
Sedangkan menurut J. David Hunger & Thomas L. Wheelen (2003:5)
“manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang”.
Berdasarkan uraian di atas data disimpulkan manajemen strategi
adalah suatu kegiatan yang merumuskan, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi seluruh keputusan dan tindakan yang dirancang oleh
manajemen puncak untuk mencapai tujuan organisasi.
5. Proses Manajemen Strategi
Proses manajemen strategi meliputi empat elemen dasar (Hunger,
2003:9) yaitu: pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi
strategi, dan evaluasi dan pengendalian.
xxviii
Gambar II.1
Elemen-Elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis
Sumber data : J. David Hunger; Thomas L. Wheelen (2003)
Gambar II.1 menunjukkan interaksi keempat elemen tersebut. Pada
level korporasi, proses manajemen strategis meliputi aktivitas-aktivitas
mulai dari pengamatan lingkungan sampai evaluasi kinerja. Manajemen
mengamati lingkungan eksternal untuk melihat peluang dan ancaman
serta mengamati lingkungan internal untuk melihat kekuatan dan
kelemahan. Faktor-faktor yang paling penting untuk masa depan
perusahaan disebut faktor-faktor strategis dan diringkas dengan singkatan
S.W.O.T yang berarti Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),
Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).
Setelah mengidentifiikasi faktor-faktor strategis, manajemen
mengevaluasi interaksinya dan menentukan misi perusahaan yang sesuai.
Perusahaan mengimplementasi strategi dan kebijakan tersebut melalui
program, anggaran, dan prosedur. Akhirnya, evaluasi kinerja dan umpan
balik (feedback) untuk memastikan tepatnya pengendalian aktivitas
perusahaan.
Pengamatan
Lingkungan
Perumusan
Strategi
Implementasi
Strategi
Evaluasi dan
Pengendalian
xxix
6. Langkah-Langkah Manajemen Strategis
a. Pengamatan Lingkungan
1) Analisis Eksternal
Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (peluang
dan ancaman) yang berada di luar organisasi. Lingkungan
eksternal memiliki dua bagian, yaitu lingkungan kerja dan
lingkungan sosial. Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen
yang langsung berpengaruh pada operasi utama organisasi.
Elemen tersebut adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok,
pesaing, pelanggan, serikat buruh, dll. Sedangkan lingkungan
sosial terdiri dari kelompok yang tidak berhubungan langsung
dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek perusahaan tetapi dapat
mempengaruhi keputusan jangka panjang. Contohnya adalah
kekuatan ekonomi, teknologi, politik-hukum, dll.
2) Analisis Internal
Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan
dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi. Variabel ini
meliputi struktur, budaya, dan sumber daya. Struktur adalah cara
perusahaan mengorganisasikan dengan komunikasi, wewenang,
dan arus kerja. Budaya adalah pola keyakinan, nilai-nilai yang
terdapat dalam organisasi. Sumber daya adalah bahan baku bagi
produksi barang dan jasa organisasi.
xxx
b. Perumusan Strategi
Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang
dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi penentuan misi
perusahaan, penentuan tujuan yang dicapai, pengembangan strategi,
dan penetapan kebijakan.
c. Implementasi Strategi
Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen
mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui
pengembangan program, anggaran, dan prosedur.
d. Evaluasi dan Pengendalian
Evaluasi dan pengendalian adalah proses dimana aktivitas
perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dengan perbandingan target
dan realisasi kinerja, gunanya untuk melakukan tindakan perbaikan
dan memecahkan masalah (problem solving).
B. Manajemen Logistik
1. Pengertian Logistik
Logistik berasal dari bahasa yunani logos yang berarti rasio, kata,
kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi. Kata logistik memiliki asal muasal
kata dari bahasa perancis loger yakni untuk menginapkan atau
menyediakan.
xxxi
Pengertian logistik menurut Pusat Pengembangan Manajemen
Pengadaan Indonesia (PPMPI) merupakan ilmu dan manajemen praktis
yang berkaitan dengan barang.
Pengertian manajemen logistik pada buku tunggal (2009:2) menurut
organisasi pelopor logistik di Amerika Serikat, The Council of Logistic
Management (CLM) adalah manajemen logistik merupakan bagian dari
proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan
dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan aliran dan penyimpanan
barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of
origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan uraian diatas manajemen logistik adalah suatu bagian
dari Supply Chain Manajement yang dimana kegiatannya merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan perusahaan
mulai dari persediaan bahan mentah sampai produk ke tangan konsumen.
2. Tujuan Logistik
Pusat Pengembangan Manajemen Pengadaan Indonesia (2004:1)
memaparkan tujuan logistik secara umum adalah bertujuan dan meliputi
hal-hal berikut
a. Pemilihan jenis yang tepat
b. Penetapan jumlah yang tepat
c. Pengiriman ke lokasi yang tepat
d. Diterima pada waktu yang tepat
xxxii
e. Diperoleh dengan biaya yang tepat
f. Pengiriman sesuai dengan waktu dan permintaan
Yang dimaksud dengan “tepat” pada buyer (pembeli) dan supplier
(penjual) merupakan suatu keputusan akhir dari negosiasi harga atau
biaya logistik. Seluruh pihak dalam rantai suplai harus mendapatkan
keuntungan dari kegiatan yang dilakukan sehingga rantai ini akan
bertahan dalam waktu yang panjang. Supplier atau perusahaan logistik
pun harus mendapatkan keuntungan dari kegiatan operasinya dan pembeli
dapat meminimumkan total cost of ownership barang yang dibelinya.
C. Green Logistics
1. Pengertian Green Logistics
Menurut logistics magazine (2011:10), Green logistic merupakan
bentuk logistik yang berfokus pada lingkungan yang bertanggung jawab
dalam seluruh operasi rantai pasokan, dimana hal tersebut memastikan
dampak lingkungan yang minimal dalam seluruh prosesnya
Menurut Innovative Manufacturing Research Centre Cardiff Business
School (2010:6), green logisticcs adalah sebuah konsep dengan
mengedepankan pengurangan dampak-dampak terhadap lingkungan dan
kehidupan sosial, sehingga menjadikan logistik menjadi suatu sistem yang
berkelanjutan (adanya keseimbangan antara aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan).
xxxiii
2. Pengendali Green Logistics
Dalam green logistics terdapat pengendali atau pelaku penentu
keberlangsungan green logistics, dimana ada 3 top driver dalam hal green
logistic, yakni berasal dari
a. Konsumen
Merupakan setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Konsumen merupakan faktor eksternal bagi perusahaan, dimana
permintaan dan tingkah laku konsumen mempengaruhi kebijakan
perusahaan itu sendiri.
b. Regulator
Merupakan alat yang mengatur, dimana dalam regulator ini bisa dari
pemerintah ataupun dari lembaga yang diberikan wewenang untuk
mengatur sebuah ketentuan. Dalam hal ini regulator juga merupakan
faktor eksternal perusahaan yang bisa mempengaruhi kebijakan
perusahaan.
c. Industri atau perusahaan itu sendiri
Merupakan suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi
barang atau jasa. Untuk hal ini pengertian industri ataupun perusahaan
itu bisa berarti rekan kerja dalam kegiatan perusahaan ataupun
perusahaan itu sendiri. Dalam hal perusahaan itu sendiri merupakan
faktor internal perusahaan, sedangkan dalam hal industri atau
xxxiv
perusahaan yang berarti rekan kerja merupakan sebuah faktor
eksternal perusahaan, yang dimana juga bisa mempengaruhi kebijakan
perusahaan.
3. Manfaat Green Logistics
Pada dasarnya manfaat yang didapatkan dalam melakukan green
logistics menurut buku green logistics improving the environmental
sustainability of logistics (2010:19)
a. Mengoptimalkan logistics flow
b. Mengurangi cost of logistics
c. Meningkatkan Penggunaan daur ulang atau reuse
d. Meningkatkan corporate image
e. Meningkatkan corporate social responsible (CSR)
f. Dapat memuaskan customer requirement
g. Expand to new market
h. Differentiation from competitors
i. Membangun keungulan kompetitif
j. Mengurangi emisi atau bahan beracun
k. Meningkatkan efisiensi bahan bakar
l. Dapat menjadi sebuah bentuk kepatuhan terhadap pemerintah
m. Meningkatkan kepuasan karyawan
n. Dapat mengembangkan alternartive network
xxxv
4. Paradoks Green Logistics
Sulit untuk mengukur seberapa jauh perusahaan dalam pengelolaan
logistik nya ini mencerminkan keinginan sejati untuk membantu
permasalahan lingkungan dibandingkan untuk fokusnya dalam
meningkatkan pubic relation.
Dalam menilai dampak lingkungan yang mendasar bagi perusahaan
ialah bahwa tujuan green logistics tersebut harus untuk memelihara
lingkungan fisik yang dapat mendukung tinggi tingkat kegiatan ekonomi
dalam jangka panjang. Berikut paradoks green logistics :
Tabel II.1
Paradoks dari Green Logistics
Dimensi Hasil Paradoks
Cost
Pengurangan biaya melalui
perbaikan kemasan dan
pengurangan limbah. manfaat
yang diterima oleh distributor
Biaya lingkungan dimasukan
dalam kategori biaya eksternal
Time /
Flexibility
Integrated supply chain.
Memberikan fleksibel dan efisien
fisik sistem distribusi
menambah produksi, distribusi
dan ritel memakan struktur
lebih banyak ruang ; lebih
banyak energi dan emisi lebih
Network
Meningkatkan efisiensi seluruh
sistem dari sistem distribusi
sampai perubahan jaringan (hub
dan struktur komunikasi)
Konsentrasi lingkungan akan
berdampak kepada hub dan
aktifitas; tekanan pada
masyarakat local
Reliability Dapat diandalkan dan tepat waktu
dalam distribusi angkutan
Moda yang digunakan trucking ;
dan transportasi udara adalah
yang paling ramah lingkungan
Warehousing Mengurangi kebutuhan pribadi ;
fasilitas pergudangan
Inventaris bergeser menjadi
bagian dalam jalan umum;
memberikan kontribusi bagi
kemacetan dan ruang konsumsi.
E-commerce Peningkatan peluang bisnis
dan diversifikasi supply chain
Perubahan sistem distribusi fisik
menuju tingkat konsumsi energi
yang lebih tinggi
Sumber data : Rodrigue, J.P., Slack, B., Comtois C. (2001)
xxxvi
Secara global, logistik yang merusak lingkungan saat ini tidak merata,
hal ini dikarenakan adanya perusahaan yang diwajibkan untuk menjaga
standar lingkungan yang tinggi pada negara-negara maju.
D. Analisis SWOT
1. Pengertian Analisis SWOT
Menurut J. David Hunger (2009:9) analisis SWOT adalah “faktor-
faktor strategis yang meliputi lingkungan internal (kekuatan dan
kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) di masa
depan”. Sedangkan menurut Freddy Rangkuti (2006:18) analisis SWOT
adalah “identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan”.
2. Konsep Dasar Analisis SWOT
SWOT merupakan singkatan dari lingkungan internal strengths dan
weakness serta lingkungan eksternal Opportunity dan Threat. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths)
dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Strength dan weakness adalah faktor atau elemen yang sepenuhnya
dalam kendali manajemen (internal dan dapat dikontrol). Strength adalah
faktor-faktor yang selama ini berhasil dikendalikan, sehingga berdampak
positif kepada perusahaan, sedangkan weakness adalah faktor-faktor yang
ada di luar kendali manajemen tetapi tidak berhasil dikendalikan,
sehingga berdampak negatif bagi organisasi. Contoh faktor-faktor
tersebut di atas antara lain laporan keuangan, laporan kegiatan SDM,
laporan kegiatan operasional, laporan pemasaran, dan lain-lain.
xxxvii
Opportunity dan Threat adalah faktor atau elemen yang sepenuhnya di
luar kendali manajemen (eksternal dan tidak dapat dikontrol).
Opportunity adalah menyajikan suatu peluang sukses bagi perusahaaan,
bila perusahaan mempunyai kekuatan untuk memanfaatkannya,
sedangkan threat adalah segala sesuatu yang memiliki potensi
mengancam kelangsungan perusahaan, seperti sumber daya manusia,
keunggulan permodalan, teknologi, harga produk, pangsa pasar, strategi
pemasaran, dan sebagainya.
Pengaruh faktor internal dan eksternal diatas dinilai secara kuantitatif,
melalui penilaian bobot dan rating (skala) pengaruh pada setiap elemen
kekuatan atau kelemahan maupun peluang atau ancaman. Kedua faktor
tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT, yaitu dengan
membandingkan faktor lingkungan eksternal dan faktor lingkungan
internal. Dalam bentuk diagram, faktor internal merupakan sumbu
horizontal sedangkan sedangkan faktor eksternal sumbu vertikal, yang
membuat empat kuadran kemungkinan.
Kuadran I : merupakan situasi yang sangat menguntungkan, memiliki
peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang
ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy);
Kuadran II : menghadapi berbagai ancaman, namun masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Fokus strategi yang dilakukan adalah
menggunakan kekuatan yang dimiliki dan meminimalkan masalah-
xxxviii
masalah internal, sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih
baik;
Kuadran III : situasi dimana menghadapi peluang yang sangat besar,
tetapi dilain pihak menghadapi kelemahan internal. Fokus strategi
pada kondisi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran IV : ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan, dimana dalam kondisi ini menghadapi berbagai
ancaman dan kelemahan internal.
Gambar II.2
Kuadran SWOT
Sumber Data : Rangkuti Freddy (2006) – diolah penulis.
3. Pendekatan Analisis SWOT
Penggunaan pendekatan analisis SWOT dimulai dengan proses
penyusunan perencanaan strategis yang melalui tiga tahap.
Gambar II.2
Kuadran SWOT
Kwadran SWOT
(EKSTERNAL)
BERBAGAI PELUANG
BERBAGAI PELUANG
(INTERNAL)
KELEMAHAN
KELEMAHAN
(INTERNAL)
KEKUATAN
KEKUATAN
KEKUATAN
(EKSTERNAL)
BERBAGAI ANCAMAN
BERBAGAI ANCAMAN
Mendukung
Strategi Agresif
Mendukung
Strategi Diversifikasi
Mendukung
Strategi Turn-around
(Putar Haluan)
Mendukung
Strategi Defensif
I III
II IV
xxxix
a. Tahap pengumpulan dan pengolahan data
Tahap pengumpulan data dilaksanakan dengan cara membedakan data
internal, yang diperoleh dari dalam organisasi sendri dengan data
eksternal, yang diperoleh dari lingkungan dan di luar organisasi,
melalui matriks faktor strategi internal (IFAS) dan matriks faktor
strategi eksternal (EFAS).
1) Matriks IFAS
a) Kolom (1), melakukan inventarisasi dan menyusun 5 atau
10 kekuatan dan kelemahan;
b) Kolom (2), memberi bobot pada masing-masing faktor,
yang dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
Besaran bobot berkisar antara 0,0 (tidak penting) sampai
dengan 1,0 (sangat/paling penting);
Penjabaran besaran bobot di atas dapat diasumsikan
adanya nilai kepentingan, dengan demikian perlu
menetapkan dulu nilai kepentingan masing-masing
indikator IFAS baru dicari nilai bobotnya;
c) Kolom (3), hitung rating untuk masing-masing faktor,
dengan memberikan skala 5 (sangat baik/outstanding)
sampai dengan 1 (sangat buruk/poor) berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi yang ada.
d) Kolom (4), hasil berupa skor pembobotan yang diperoleh
dari perkalian kolom 2 (bobot) dengan kolom 3 (rating);
xl
e) Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4, untuk
mendapatkan total skor pembobotan yang menunjukkan
adanya reaksi terhadap faktor-faktor strategis internal.
Matriks IFAS sebagaimana dijelaskan di atas dapat dilihat
pada tabel II.1
Tabel II.1
Matriks IFAS FAKTOR-FAKTOR
STRATEGIS INTERNAL BOBOT RATING
SKOR
TERBOBOT KETERANGAN
(1) (2) (3) (4) (5)
KEKUATAN:
1 0.00 0 0.00
2 0.00 0 0.00
3 0.00 0 0.00
4 0.00 0 0.00
5 0.00 0 0.00
KELEMAHAN
1 0.00 0 0.00
2 0.00 0 0.00
3 0.00 0 0.00
4 0.00 0 0.00
5 0.00 0 0.00
TOTAL 1.00 0.00
Sumber Data : J.David Hunger & Thomas L. Wheelen (2009); F. Rangkuti (2006) - diolah penulis
2) Matriks EFAS
a) Kolom (1), melakukan inventarisasi dan menyusun 5 atau
10 peluang dan ancaman;
b) Kolom (2), memberi bobot pada masing-masing faktor,
yang dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
Besaran bobot berkisar antara 0,0 (tidak penting) sampai
dengan 1,0 (sangat/paling penting);
Penjabaran besaran bobot di atas dapat diasumsikan
adanya nilai kepentingan, dengan demikian perlu
xli
menetapkan dulu nilai kepentingan masing-masing
indikator EFAS baru dicari nilai bobotnya;
c) Kolom (3), hitung rating untuk masing-masing faktor,
dengan memberikan skala 5 (sangat baik/outstanding)
sampai dengan 1 (sangat buruk/poor) berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi yang ada.
d) Kolom (4), hasil berupa skor pembobotan yang diperoleh
dari perkalian kolom 2 (bobot) dengan kolom 3 (rating);
e) Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4, untuk
mendapatkan total skor pembobotan yang menunjukkan
adanya reaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternal.
Matriks EFAS yang telah dijelaskan dapat dilihat di tabel II.2
Tabel II.2
Matriks EFAS FAKTOR-FAKTOR
STRATEGIS EKSTERNAL BOBOT RATING
SKOR TERBOBOT
KETERANGAN
(1) (2) (3) (4) (5)
PELUANG:
1 0.00 0 0.00
2 0.00 0 0.00
3 0.00 0 0.00
4 0.00 0 0.00
5 0.00 0 0.00
ANCAMAN:
1 0.00 0 0.00
2 0.00 0 0.00
3 0.00 0 0.00
4 0.00 0 0.00
5 0.00 0 0.00
TOTAL 1.00 0.00
Sumber Data : J.David Hunger & Thomas L. Wheelen (2009); F. Rangkuti (2006) - diolah penulis
b. Tahapan Analisis
Kelanjutan dari pembahasan pengumpulan dan pengolahan data
adalah tahapan analisis yang terbagi atas beberapa pendekatan
penyimpulan analisis faktor strategi (Strategic Factors Analysis
xlii
Summary/SFAS), tujuannya untuk mendapatkan perumusan strategis
sebagai proses akhir analisis SWOT. Pembahasan menilai situasi
dan tujuan faktor-faktor strategis perusahaan sudah dijelaskan kini
bagaimana mencari strategi alternatif sebagai proses akhir yang
membuat suatu keputusan agar organisasi atau perusahaan dapat
menggunakan kekuatan-kekuatan untuk memanfaatkan peluang-
peluang guna menghindari/mengatasi ancaman-ancaman dan
kelemahan-kelemahan, sehingga didapatkan suatu hasil yang
maksimal bagi pertumbuhan atau pengembangan perusahaan ke depan
dan seterusnya.
Dua tahapan dalam mencari alernatif strategi bagi kepentingan
pertumbuhan perusahaan yaitu dengan cara:
1) Menentukan peta kekuatan perusahaan;
2) Memanfaatkan model strategi perusahaan atau sering disebut
I-E Matriks
Kedua cara di atas dapat dilaksanakan secara terstruktur maka
disarankan untuk mengakumulasi hasil IFAS dan EFAS secara
menyeluruh atas faktor-faktor strategis melalui penjumlahan,
perbandingan yang menghasilkan peta kekuatan perusahaan dan I-
E matriks untuk mendapatkan alternatif strategi perusahaan atas
permasalahan yang terjadi. Menyederhanakan proses aplikasi di
atas dapat memanfaatkan matriks penggabungan IFAS dan EFAS
sebagaimana tabel II.3.
xliii
Tabel II.3
Analisis SWOT IFAS+EFAS
Variabel A
STRENGTH (KEKUATAN)
S(A)
SKOR TERBOBOT
Variabel B
WEAKNESS (KELEMAHAN)
W(B)
SKOR TERBOBOT
PETA KEKUATAN
I-E MATRIKS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(3)-(6) (8)=(3)+(6)
1 0.00 1 0.00
2 0.00 2 0.00
3 0.00 3 0.00
4 0.00 4 0.00
5 0.00 5 0.00
SUB TOTAL S(A)
0.00 SUB TOTAL W(B)
0.00 0.00 0.00
Variabel
C
OPPORTUNITY
(PELUANG)
O( C)
SKOR
TERBOBOT
Variabel
D
THREAT
(ANCAMAN)
T(D)
SKOR
TERBOBOT
PETA
KEKUATAN
I-E
MATRIKS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(3)-(6) (8)=(3)+(6)
1 0.00 0.00
2 0.00 0.00
3 0.00 0.00
4 0.00 0.00
5 0.00 0.00
SUB TOTAL (
C)
0.00 SUB TOTAL
(D)
0.00 0.00 0.00
TOTAL
S(A)+O( C)
0.00 TOTAL
W(B)+T(D)
0.00
Sumber Data : J.David Hunger & Thomas L. Wheelen (2009); F. Rangkuti (2006) - diolah penulis
c. Hasil analisis SWOT IFAS + EFAS diperoleh sebagai berikut:
1) Peta kekuatan perusahaan
Untuk membuktikan adanya pokok permasalahan yang
perlu dicari jalan keluarnya, maka perlu dilihat besaran
totalitas skor bobot IFAS dan EFAS (lihat tabel II.3), yakni :
Bila S(A)+O(C) > W(B)+T(D) maka faktor strategis
kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan ke luar
dari pokok permasalahan yang ada, untuk mendapatkan
rekomendasi yang diharapkan;
Bila S(A)+O(C) < W(B)+T(D) maka pokok permasalahan
adalah kenyataan yang sebenarnya terjadi, yang memiliki
kelemahan besar disamping ancaman yang dihadapi sangat
xliv
besar. Tindak lanjut yang dilakukan adalah mencari alternatif
lain untuk memperkuat variabel pengamatan.
2) Internal-eksternal matriks (I-E matriks)
Total skor bobot Strength dengan Weakness dan total skor
Opportunity dengan Threat dituangkan menjadi I-E matriks,
sehingga akan terlihat posisi perusahaan pada perbaikan
strategi yang mana, pendekatan model untuk itu dengan
menggunakan model strategi perusahaan, lihat gambar II.4
Gambar II.4
Model Strategi Perusahaan (I-E.Matriks)
Sumber Data : J.David Hunger & Thomas L. Wheelen (2009); F. Rangkuti (2006) - diolah penulis
Penjelasan :
xlv
Pada gambar II.4 menunjukkan sembilan sel strategi perusahaan yang
cocok dengan kategori pertumbuhan, stabilitas, dan pengurangan
(retrenchment) dengan penjabaran sebagai berikut :
a) Strategi pertumbuhan meliputi konsentrasi, yaitu ekspansi dalam industri
perusahaan (sel 1, 2 dan 5)
(1) Sel 1 = Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal
Pertumbuhan melalui konsentrasi dalam industri perusahaan yang
sekarang dapat dicapai melalui integrasi vertikal, yaitu mengambil
alih fungsi yang semula dilakukan oleh pemasok (integrasi ke
belakang) atau oleh distributor (integrasi ke depan).
(2) Sel 2 dan sel 5 = Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal
Pertumbuhan perusahaan yang dilakukan dengan berkonsentrasi pada
industri yang sekarang, dapat dicapai melalui integrasi horizontal,
yaitu dengan cara memperluas kegiatan-kegiatan perusahaan ke
dalam lokasi geografi yang berbeda atau dengan menambah rentang
produk dan jasa yang ditawarkan kepada pasar.
b) Diversifikasi yaitu pertumbuhan yang diperoleh dari luar industri (sel 7
dan sel 8)
(1) Sel 7 = Diversifikasi Konsentris
Pertumbuhan melalui diversifikasi ke dalam industri yang berkaitan
merupakan strategi perusahaan yang tepat apabila perusahaan
memiliki posisi kompetitif yang kuat tetapi daya tarik industri rendah.
Dengan berfokus pada karakteristik yang telah memberikan
xlvi
kompetensi tersendiri bagi perusahaan, maka perusahaan
menggunakan kekuatan dalam melakukan diversifikasi. Penekanan
pada strategi adalah membangun pada kemampuan dan sumber daya
kunci perusahaan.
(2) Sel 8 = Diversifikasi Konglomerat
Pertumbuhan melalui diversifikasi keluar dari sebuah industri dan
masuk ke dalam industri yang tidak berkaitan, merupakan strategi
perusahaan yang cocok apabila posisi kompetitif perusahaan rata-rata
dan daya tarik industrinya rendah. Kedua faktor tersebut mendorong
perusahaan untuk mengalihkan upaya-upaya pengembangannya ke
dalam industri lain.
c) Strategi Stabilitas, menunjukkan pilihan perusahaan untuk
mempertahankan misi dan tujuan tanpa perubahan yang signifikan dalam
arah strategi (sel 4 dan sel 5)
(1) Sel 4 = Berhenti Sejenak atau Berlanjut dengan Waspada
Perusahaan dengan posisi kompetitif yang kuat dalam industri yang
berdaya tarik cukup, mungkin tidak akan mengejar perubahan
signifikan dalam strategi perusahaannya. Strategi berhenti sejenak
tepat digunakan sebagai strategi sementara untuk memungkinkan
perusahaan melakukan konsolidasi sumber dayanya setelah
perumbuhan yang pesat dalam industri, yang saat ini menghadapi
masa depan yang tidak pasti.
xlvii
Situasi dalam industri tersebut mungkin memerlukan strategi yang
berlanjut waspada, lingkungan kompetitif dipandang sangat mudah
berubah dan sangat tidak tepat diperkirakan.
(2) Sel 5 = Strategi Tidak Berubah atau Laba
Perusahaan dapat mengejar strategi tidak berubah atau stabilitas laba
apabila ia beroperasi dalam industri dengan daya tarik sedang dan
hanya memiliki posisi kompetitif yang rata-rata. Perusahaan tidak
menghadapi peluang atau ancaman yang jelas dan tidak memiliki
kekuatan atau kelemahan signifikan.
d) Strategi pengurangan (retrenchment), mensyaratkan adanya
pengurangan dalam lingkup dan ukuran upaya-upaya
perusahaan (sel 3, sel 6 dan sel 9).
(1) Sel 3 = Berputar
Strategi berputar adalah yang paling tepat untuk
perusahaan yang berada pada industri yang sangat
menarik dan masalah-masalah perusahaan merembes
tapi tidak kritis.
Strategi ini menekankan peningkatan efisiensi
operasional, dua fase dasar strategi ini adalah kontraksi
dan konsolidasi. Kontraksi adalah upaya awal untuk
menghentikan kerugian dengan cepat, dengan
penurunan keseluruhan terhadap ukuran dan biaya.
xlviii
Konsolidasi adalah pelaksanaan sebuah program untuk
menstabilkan perusahaan yang lebih ramping.
(2) Sel 6 = Jual Habis
Industri tidak cukup menarik untuk membenarkan
upaya tersebut, baik dari manajer yang ada atau
investor, meskipun demikian perusahaan dalam situasi
menghadapi penjualan yang payah dan kerugian yang
terus bertambah kecuali melakukan suatu tindakan.
(3) Sel 9 = Kebangkrutan atau Likuidasi
Ditinjau dari segi bahwa manajemen identik dengan
perusahaan yang dikelolanya, maka kondisi bangkrut
atau likuidasi dipandang sebagai kegagalan besar.
Kebanggaan dan reputasi, juga pekerjaan dan kekayaan
finansial dilikuidasi. Pilihannya hanyalah keluar dari
industri sebelum kerugian lebih lanjut menghabiskan
kekayaan perusahaan.
3) Formulasi Strategi Matriks SWOT (TOWS)
Hasil peta kekuatan perusahaan dan kekuatan kompetitif
yang telah dijelaskan pada butir 1) dan 2) pada dasarnya
membahas bagaimana perusahaan menilai situasinya dan juga
telah meninjau strategi-strategi perusahaan sebagai modalnya.
Pada butir ini memang banyak kesulitan dalam menjabarkan
bagaimana cara yang sederhana membuat formulasi strategi
xlix
dari hasil peta kekuatan perusahaan (lihat gambar II.3) dan hasil
I-E matriks (lihat gambar II.4).
Formulasi strategi dimaksud adalah dituangkan ke dalam
bentuk matriks SWOT (TOWS) sebagaimana gambar II.5.
Pada bagian ini adalah bagaimana perusahaan/organisasi
mengidentifikasi cara-cara alternatif dengan menyusun faktor-
faktor strategis yang dinilai dan dapat menggambarkan secara
jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki, hasil yang didapat adalah empat kemungkinan
alternatif strategis, sebagai bahan rekomendasi.
Gambar II.5
Matriks SWOT (TOWS) Analisis Strategis
FAKTOR
IFAS
FAKTOR
EFAS
KEKUATAN (S)
(Pilh dan Daftarkan 5-10
Faktor-faktor Kekuatan
Internal pada Kolom ini)
KELEMAHAN (W)
(Pilih dan Daftrakan 5-10
Faktor-faktor Kelemahan
Internal pada Kolom ini)
PELUANG (O)
(Pilh dan Daftarkan 5-10
Faktor-faktor Peluang
Internal pada Kolom ini)
STRATEGI (SO)
(Buat Strategi pada kolom
ini dengan menggunakan
Kekuatan untuk
memanfaatkan Peluang)
STRATEGI (WO)
(Buat Strategi pada kolom
ini dengan memanfaatkan
Peluang untuk mengatasi
Kelemahan)
ANCAMAN (T)
(Pilh dan Daftarkan 5-10
Faktor-faktor Ancaman
Eksternal pada Kolom ini)
STRATEGI (ST)
(Buat Strategi pada kolom
ini dengan menggunakan
Kekuatan untuk
menghindari Ancaman)
STRATEGI (WT)
(Buat Strategi pada kolom
ini dengan meminimalkan
Kelemahan dan
menghindari Ancaman)
Sumber Data : J.David Hunger & Thomas L. Wheelen (2009); F. Rangkuti (2006) - diolah penulis
l
Langkah-langkah penyusunan bahan rekomendasi, dengan cara
membandingkan hasil tinjauan matriks IFAS dan EFAS pada tabel di atas,
ke dalam faktor strategi eksternal dengan faktor strategi internal ke dalam
matriks SWOT, (dikenal juga dengan TOWS) sehingga akan didapat
empat alternatif strategi sebagai berikut:
a) Strategi Strength Opportunity (SO), yaitu strategi menggunakan
seluruh kekuatan (strength) yang ada untuk memanfaatkan peluang
(opportunity) sebesar-besarnya.
b) Strategi Strength Threats (ST), yaitu strategi dalam menggunakan
kekuatan (strength) yang ada untuk menghindari ancaman (threats).
c) Strategi Weaknesses Opportunity (WO), yaitu strategi berdasarkan
pemanfaatan peluang (opportunity) yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan (weaknesses) yang ada.
d) Strategi Weaknesses Threats (WT), yaitu strategi yang bersifat defensif
dan berusaha meminimalkan kelemahan (weaknesses) yang ada serta
menghindari ancaman (threats).
Dari penjelasan di atas sebenarnya sudah tepat namun tidak semua
paham dalam mengaplikasikannya ke dalam bentuk matriks alternatif
strategis tertuang pada gambar II.5. Ketidakpahaman dimaksud dapat
dijelaskan di sini, yaitu pada saat akan menuangkan empat alternatif di
atas ke dalam matriks SWOT (TOWS) harus melalui hasil
perbandingan antara 5 atau 10 faktor kekuatan dengan 5 atau 10 faktor
peluang dan 5 atau 10 faktor ancaman. Demikian juga bila
li
membandingkan 5 atau 10 faktor kelemahan dengan faktor-faktor
peluang dan ancaman.
Pada saat perbandingan tersebut terjadilah kesulitan bila dilakukan
secara perorangan. Karena itu beberapa penyusun buku seperti J.
David Hunger; Thomas L. Wheelen (2006:193-198;231-234); Z.
Helfin Frinces (123-154); menyarankan pada saat bagian menyusun
alternatif strategi ke dalam matriks SWOT (TOWS) hanya dapat
dilakukan dengan pendekatan brainstorming (membangkitkan ide-ide)
antara para pakar atau tim kerja yang melakukan penelitian yang
menggunakan analisis SWOT, sedangkan bila dilakukan perorangan
yang sedang atau akan menyusun penelitian ilmiah/skripsi tentu akan
mengalami kesulitan sehingga memerlukan alat bantu yang dapat
dijadikan bahan diskusi dengan pihak manajemen atau kepada
pembimbing skripsinya.
Alat bantu yang dimaksud adalah pendekatan penentuan faktor
kunci keberhasilan dengan cara menyusun skor rating tertinggi sampai
dengan terendah atas faktor-faktor strategis (opportunity, strength,
weakness, threat) dan dicarikan alternatif strategi berdasarkan
kesejajaran dari masing-masing dimensi. Mencari alternatif strategis
terbagi atas dua yaitu:
(1) Alternatif perumusan tujuan utama (dasar dari letak peta posisi
kekuatan perusahaan sebenarnya)
lii
(2) Mencari alternatif perumusan unit kerja/perusahaan (dasar posisi
lainnya dari letak peta kekuatan perusahaan sebenarnya).
Disarankan melihat contoh peta posisi kekuatan perusahaan pada
gambar II.3.
Sebagai contoh alternatif perumusan tujuan utama terletak pada
kuadran I, oleh karena itu alternatif yang dilakukan adalah
opportunity dan strength.
Mempermudah aplikasi alat bantu penentuan faktor kunci
keberhasilan guna mencari alternatif strategi perusahaan dapat
memanfaatkan matriks perumusan faktor kunci keberhasilan pada
tabel II.4.
Tabel II..4
PERUMUSAN FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN
A PERUMUSAN TUJUAN UTAMA (TERLETAK PADA KUADRAN I)
Tk. FKK
OPPORTUNITY/ PELUANG
(DIMENSI)
SKOR RATING
Tk. FKK STRENGTH/ KEKUATAN
(DIMENSI)
SKOR RATING
ALTERNATIF (SO)
1 0.000 1 0.000
2 0.000 2 0.000
3 0.000 3 0.000
4 0.000 4 0.000
5 0.000 5 0.000
B PERUMUSAN TUJUAN UNIT KERJA (PERUSAHAAN) (TERLETAK PADA KUADRAN II, III, IV)
Tk. FKK
OPPORTUNITY/ PELUANG
(DIMENSI)
SKOR RATING
Tk. FKK WEAKNESS (DIMENSI)
SKOR RATING
ALTERNATIF (WO)
1 0.000 0.000
2 0.000 0.000
3 0.000 0.000
4 0.000 0.000
5 0.000 0.000
Tk.
FKK
THREAT/
ANCAMAN (DIMENSI)
SKOR
RATING
Tk. FKK STRENGTH/
KEKUATAN (DIMENSI)
SKOR
RATING
ALTERNATIF
(ST)
1 0.000 1 0.000
2 0.000 2 0.000
3 0.000 3 0.000
4 0.000 4 0.000
5 0.000 5 0.000
Tk.
FKK
THREAT/
ANCAMAN
(DIMENSI)
SKOR
RATING
Tk. FKK WEAKNESS/
KELEMAHAN
(DIMENSI)
SKOR
RATING
ALTERNATIF
(WT)
liii
1 0.000 1 0.000
2 0.000 2 0.000
3 0.000 3 0.000
4 0.000 4 0.000
5 0.000 5 0.000
Sumber Data : J.David Hunger ; Thomas L. Wheelen (2009); Rangkuti Freddy (2006)-diolah penulis
Catatan singkat dari tabel II.4:
Penentuan faktor kunci keberhasilan adalah dengan cara menyusun skor rating
tertinggi sampai dengan terendah atas faktor-faktor strategis (opportunity, strength,
weakness, threat) yang kemudian mencari alternatif dengan cara analisis
brainstorming bila penelitian dilakukan dalam suatu tim dan bila perorangan maka
dijadikan perbandingan antar faktor per alternatif SO; WO dan ST sesuai tingkat
skor ratingnya masing-masing (yang perlu diingat penetapan alternatif SO, WO,
ST tergantung posisi peta kekuatan perusahaan pada kuadran SWOT).
Selanjutnya seluruh hasil alternatif yang dihasilkan pada perumusan tujuan
utama dan perumusan tujuan unit kerja/perusahaan didaftarkan atau dituangkan
dalam gambar II.5 pada bagian tengah sesuai kelompok alternatifnya.
liv
BAB III
GAMBARAN UMUM PT. APL LOGISTICS
A. Sejarah Singkat Perusahaan
1. American President Lines
Perusahaan American President Lines (APL) Limited berkantor pusat
di Oakland, United State of America. Sejarah American President Lines
sendiri sangatlah panjang dan bahkan sudah berumur lebih dari 150
tahun, karena awalnya perusahaan ini didirikan pada tahun 1846 hingga
sekarang. Pada masa tahun 1846 sampai dengan 1899 APL sudah
melatani jasa layanan transportasi perairan, tentunya sesuai dengan
perkembangan teknologi masa itu. Yaitu masih menggunakan alat
transportasi berupa kapal-kapal konvensional yang menggunakan
peralatan terbaik pada zamannya. Kapal yang digunakan waktu itu adalah
SS California karena perkembangan dan kebutuhan maka pada tahun-
tahun berikutnya APL membuka jalur pantai timur Amerika dengan
membuat rute perdagangan ke pantai barat Amerika melalui terusan
panama dan dilanjutkan dengan membuka jalur Railroad di panama yang
diteruskan dengan pembukaan cabang-cabang. Hingga pada dekade 1896
pelayanan itu sudah mencapai ke Honolulu, Kobe, Nagasaki dan
Shanghai.
lv
Setelah itu dimasa tahun 1900 hingga 1949 laju pertumbuhan
angkutan laut dari tahun meningkat sehingga memberikan potensi untuk
melakukan ekspansi maka APL pada tahun 1900 dengan di pelopori oleh
captain Dollar’s membuka jalur pelayanan kelas dunia, hal ini di mulai
dengan membuat kontrak kerjasama dengan pemerintah China tetapi
masih dalam sekitar perdagangan besi baja. Hal ini berguna untuk
memperluas wilayah pelayanan karena hampir seluruh wilayah di
Amerika sudah di kuasainya.
Pada akhir masa perang dunia ke II total asset yang dimiliki oleh
APL sudah mencapai sekitar US $ 40.000.000,00 pada tahun 1947
dengan diresmikannya MV. President Cleveland milik APL yang
memiliki kapasitas angkut 550 penumpang dan sangat mewah sehingga
orang menyebutnya dengan “your American hotel abroad”.
Barulah pada dekade tahun 1950 hingga sekarang APL telah menjadi
perusahaan yang mendunia, untuk meningkatkan kejayaan perusahaan
membuka cabang atau agennya di hampir seluruh Negara. Pada sekitar
tahun 1953 perkembangan petikemas mulai muncul di wilatah bisnis
transportasi, maka tidak ketinggalan pula APL mengantisipasi kebutuhan
ini, hal ini terbukti dengan di bangunnya kapal petikemas atas pesanan
APL sebanyak 11 unit (antara tahun 1952 – 1954) hal ini untuk
menjawab kebutuhan pasar sebanyak 23% ke wilayah pasifik pada tahun
1069 dah 58% ke wilayah pasifik pada tahun 1971. Pada sekitar tahun
lvi
1974 di bangun kapal dengan nama MV. President Jefferson, ini adalah
kapan full container yang pertama milik APL.
Pada tahun 1997, untuk menguasai pasar global dan dorongan atas
pelayanan skala penuh ke seluruh dunia yang harus dimiliki serta oleh
karena semakin besarnya persaingan bisnis di bidang usaha transportasi
maka APL mulai mengincar pasar di Asia, hal ini terbukti dengan
dilakukan “MERGER” antara America President Lines (APL) dengan
Neptune Orient Lines (NOL) hal ini dilakukan dengan semata- mata
demi memenangkan persaingan bisnis kelas dunia yang sedang
berkembang sangat pesat.
American President Line atau yang lebih dikenal dengan APL masuk
ke Indonesia pertama kali dengan menunjuk PT. Samudera Indonesia
General Agent umum pada tahun 1970. Pada tanggal 31 Desember 1992
American President Line mengakhiri kerja dalam hal ke agen umum dan
menunjuk PT Pelayaran Nasional (PELNI) sebagai Port Agent. Setelah
APL dengan Neptune Orient Line (NOL) pada tahun 1997 maka pada
tanggal 13 November 1997 PT Amerindo Piranti Service, yang bertindak
selaku atas nama APL di Indonesia (Sales Agen saat ini) mengirim surat
kepada PT PELNI yang isinya agar PT PELNI menunjuk PT PUL
Internasional dijadikan Sub Agent, hal ini dimaksudkan untuk demi
lancarnya pengambilan secara keseluruhan nantinya. Sebagai jawaban
atas syarat yang dimaksudkan maka pada tanggal 14 November 1997, PT
PELNI mengirim surat kepada PT PUL Internasional melalui faximile
lvii
dengan Nomor surat 658/ASPEN/LN dengan isi surat menunjuk PT PUL
Internasional sebagai Sub Agent dari PT PELNI pada tanggal 15
Desember 1997 APL melalui salah satu Direkturnya (Lim How Teck)
mengirim surat konfirmasi bahwa efektif tanggal 3 Januari 1998 sampai
3 Januari 2001 PT PUL Intenational sebagai General Agent di Indonesia.
Dan untuk menguatkan surat pemberitahuan yang ditunjukan sebagai
Direktur Jendral Perhubungan Laut yang isinya menegaskan, bahwa
mulai 3 Januari 1998 sampai dengan tanggal 3 Januari 2001 sebagai
General Agent APL di Indonesia adalah Intenasional Line.
Pada tahun 1998 APL dan NOL mengadakan merger NOL, seluruh
staff APL yang telah terseleksi berpindah tempat kerja di kantor NOL
yang terletak di Wisma Trident. Karena perkembangan peraturan di
Indonesia memperbolehkan perusahaan Asing berdiri, maka pada tanggal
16 Juli 2001 berdirilah perusahaan yang bernama PT APL Indonesia, hal
ini dibuktikan dengan keluarnya surat ijin pelayaran (SIUP) dari
Departemen Perhubungan dan Telkom RI dengan nomor BXXX-
319/AL.58 yang ditandatangani oleh Dirjen Perhubungan Laut yaitu Ir.
Tjuk Sukadirman, Msi. Menyatakan bahwa berdasarkan surat
permohonan PT APL Indonesia, April 2001, diberikan surat ijin usaha
pelayaran kepada PT APL Indonesia dengan nomor wajib pajak atau
NPWP 01.362.621.3-056.
Pada tanggal 24 Oktober 2001, dengan dikirimnya surat dari Direktur
Perhubungan Laut nomor : AL.62/1/8.01 perihal pembaharuan (SIUP),
lviii
Surat Ijin Operasi Perusahaan dan Pelayaran (SIUPNP) dan identitas
perusahaan yang dapat melaksanakan keagenan umum yang ditunjuk
kepada ketua DPP INSA (Dewan Pimpinan Pusat Indonesia Ship Owner
Assosiation) dan ditembuskan kepada semua pelayaran di Indonesia.
Atas dasar surat tersebut PT APL Indonesia mengajukan permohonan
perubahan dari (SIUP) menjadi Surat Ijin Usaha Perusahaan Angkutan
Laut (SIPAL) dengan nomor 158/APL/AL/HRD/IX/2001 pada tanggal
19 November 2001, sekaligus Front Line Office atau cabang yang
bertanggung jawab langsung dari APL sejak tanggal tersebut APL dan
Neptune Orient Line berada dalam satu manajemen.
Pada tanggal 13 Februari 2002 Dirjen Perhubungan Laut
mengeluarkan Surat Ijin Usaha Perusahaan Angkutan Laut berdasarkan
PP nomor 82 tahun 1999 tentang angkutan perairan dengan Nomor
Pokok Wajib Pajak 01.362.621.3-056.000. dengan keluarnya SUIPAL ini
maka PT APL Indonesia resmi berdiri secara hukum yuridis. APL
indonesia memiliki 8 kantor di Indonesia yang berada di Sumatera dan
Jawa yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Pekanbaru,
Palembang dan Panjang.
2. APL Logistics
APL Logistics merupakan bagian dari APL yang berpusat di Oakland
California Amerika Serikat yang memberikan pelanggannya pelayanan
transportasi peti kemas dan Logistics di Indonesia APL Logistics resmi
berdiri bersamaan dengan PT APL Indonesia yang bergerak di bidang
lix
Shipping Line pada tanggal 16 Juli 2001, APL Logistics Indonesia
dengan nomor pajak atau NPWP 01.362.621.4-057. PT APL Logistics
merupakan bagian dari Supply Chain NOL, dan sekaligus Sister Company
dari PT APL Indonesia Perusahaan Logistics terkemuka ini
memperkerjakan lebih dari 5000 karyawan diseluruh dunia, dengan lebih
dari 269 lokasi, dilebih lagi 172 kota dan 53 negara di dunia. Merupakan
yang terdepan (nomor 3 terbesar di Amerika) dalam penyedia jasa
Warehouse Logistics merupakan yang terdepan dalam penyedia jasa
layanan konsolidasi di Asia dan di Amerika Latin.
APL Logistics merupakan bagian dari PT APL yang berpusat di
Oakland California Amerika Serikat memberikan pelanggannya layanan
transportasi peti kemas dan logistik. APL Logistics memiliki 3 kantor
besar di Indonesia, masing-masing kantor berada di Jakarta, Semarang
dan Surabaya. Seiring dengan perkembangan perusahaan, Visi dan Misi
PT APL Indonesia perlu dipandang untuk disesuaikan dengan kondisi
nyata yang dihadapi perusahaan saat ini.
Visi APL Logistics Indonesia sendiri ialah Menyediakan pelayanan
terbaik untuk konsumen dalam rangka membangun kepercayaan jangka
panjang dan keuntungan bersama dalam rangka kerja sama dalam
konsumen.
Misi APL Logistics Indonesia itu sendiri antara lain adalah
1. Kami benar-benar mengerti konsumen dan usahanya
lx
2. Memelihara dengan standar terbaik dalam hal keselamatan dan
kualitas pelayanan yang diberikan
3. Secara terus menerus mengembangkan sistem manajemen dan operasi
yang efisien dan optimal
4. Membangun kerjasama team yang solid dan cemerlang
B. Organisasi dan Manajemen Perusahaan
Di dalam susunan struktur organisasi pada perusahaan pelayaran
samudera PT. APL Logistics adalah organisasi lini dan staf. Dimana pada
dasarnya bentuk organisasi ini, biasanya dianut oleh organisasi besar, daerah
kerjanya luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta sulit, dan
jumlah karyawannya pun banyak, dan didalam pelimpahan wewenang dan
tanggung jawabnya langsung secara vertikal sepenuhnya dari pimpinan
tertinggi dan para kepala bagian di bawahnya, sampai dengan staf pelaksana.
1. Organisasi PT APL Logistics
Agar suatu organisasi berjalan dengan baik, maka diperlukan suatu
pola yang menggambarkan tentang pembagian tugas dan tanggung jawab
dari aktivitas, pola yang dimaksud adalah struktur organisasi, yaitu suatu
pola yang menggambarkan tentang tugas dan tanggung jawab. PT. APL
Logistics dipimpin oleh seorang Logistik Direktur dan 4 orang Top
Manajer yaitu :
lxi
a. Logistics Director
Bertanggung jawab penuh dalam melakukan tugasnya yang di
tujukan untuk kepentingan perusahaan dalam mencapai maksud dan
tujuan perusahaan, sebagai pengambil keputusan dalam menentukan
kebijaksanaan perusahaan, mengkoordinir manajer dan staf
operasional diseluruh Indonesia, demi lancarnya pekerjaan yang
menyangkut dan berkaitan dengan kegiatan APL Logistics
b. Business Development Manager
Menjalankan kegiatan usaha APL Logistics untuk kearah yang
lebih maju dan mengembangkan kegiatan usaha APL Logistics.
c. Service Integrity Manager
Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan dilingkungan
internal perusahaan atau dikantor, agar semua kegiatan dikantor dapat
teratur sesuai dengan tujuan perusahaan.
d. Customer Service Manager
Mengadakan komunikasi dengan instansi atau pihak lainnya yang
berhubungan dengan aspek pemasaran, dan menjaga hubungan baik
dengan para pelanggan, serta menampung segala keluhan konsumen
dan memberikan solusinya.
e. Operation Manager
Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan operasional di
lapangan, agar semua kegiatan operasional berjalan dengan lancar dan
teratur dengan tujuan perusahaan. Dimana Operation Manager
lxii
membawahi empat orang middle manager, yaitu Field Specialist,
CNS, IFS dan WMS. Lalu pada Manager CNS (Consolidation
Service) itu sendiri membawahi tiga daerah di Indonesia yakni
Jakarta, Semarang dan Surabaya. Dibagian Manager WMS
(Warehouse Management Service) pun membawahi departemen
dokumen dan departemen customer service yang masing masing
menangani dua spesialis program untuk indonesia barat dan indonesia
timur.
lxiii
lxiv
C. Kegiatan Usaha Perusahaan
1. Kegiatan usaha PT APL Logistics
a. Supply Chain Manajemen
APL Logistics memberikan pelayanan rantai persediaan terpadu
yang dapat mengurangi biaya-biaya dan meningkatkan keuntungan
potensial para pelanggan. Dengan mempercepat dan menggabungkan
layanan yang meliputi banyak hal untuk memenuhi keperluan untuk
pelanggan dalam hal rantai persediaan. Melalui Supply Chain
Management APL Logistics membantu pelanggan untuk membantu
pelanggan untuk mengatur proses rantai persediaan mereka baik
domestik maupun internasional dari sumber bahan mentah hingga
tempat penjualan barang jadi. APL Logistics bertindak sebagai
pemimpin penyedia logistik, dan secara proaktif mengatur rantai
persediaan untuk mengurangi siklus waktu dan faktor-faktor variabel,
meningkatkan kualitas, melakukan pemantauan dan pengendalian dari
ujung ke ujung. Adapun bentuk layanan yang diberikan dalam
pelayanan supply chain management ini adalah supply chain design
dan logistik network optimalization.
b. Consolidation and Vendor Service
Pelayanan ini membantu para pelanggan mengkonsolidasikan
produk-produk mereka yang dibeli dari beberapa penjual,
memberikan informasi dan mengurus dokumen-dokumennya. Bentuk
pelayanan dari kegiatan ini adalah :
lxv
1) Consolidation
Melalui fasilitas-fasilitas yang tersebar di seluruh dunia, APL dapat
mengkonsolidasikan dan mengatur pergerakan barang ke pusat
distribusi dan toko pengecer, yang menata pengiriman dokumen dan
informasi secara elektronik bagi pelanggan untuk mengatur
persediaan sehingga dapat meningkatkan kualitas pemakaian barang
dan mengurangi biaya rantai persediaan.
2) Vendor Education and Management
APL Logistics bertindak sebagai mata dan telinga, pelanggan di Luar
Negeri yang mengawasi penjualan untuk meyakinkan produknya
dimuat, dikemas dan dikirimkan secara tepat dan sesuai dengan
keinginan pelanggan.
3) Quality Assurace / Quality Control
APL Logistics melakukan pemeriksaan untuk menguji kualitas
barang dari penjual yang sesuai dengan keinginan pelanggan, juga
melakukan pemantauan kondisi kontrol dan ciri-ciri produk
(marketing), label, dan menyediakan barcod scanning dari
informasi-informasi tersebut pelanggan dapat menerima atau
menolak barang untuk dikirim.
c. Warehousing and Distribution
APL Logistics menyediakan solusi perdagangan dan distribusi
yang membantu pelanggan memperbaiki manajemen persediaan,
mengurangi biaya operasi dan mempercepat waktu siklus pemasaran.
lxvi
d. International Freight Forwarding
APL Logistics menyediakan pelayanan transportasi global untuk
memenuhi kualitas mengenai pelayanan, kecepatan dengan tingkat
harga, melalui multi modal transport yang menawarkan pelayanan
door to door sebagai bagian dari solusi untuk rantai persediaan.
Bentuk dari layanan ini adalah : ocean freight, air freight, truck
brokerage, customer brokerage.
2. Keunggulan PT APL Logistics
Adapun keunggulan PT APL Logistics didalam memberikan jasa
pelayanannya kepada konsumen ialah sebagai berikut :
a. Perusahaan paling mudah dikenali dalam hal penyedia layanan primer
pada industri konsolidasi.
b. Membuat jaringan supply chain management untuk Asia.
c. Proses terfokus pada pelayanan yang memuaskan.
d. Kepuasan pelanggan yang tinggi.
e. IT yang kuat dan terampil.
3. Fungsi Kunci PT APL Logistics
PT APL Logistics menerapkan 8 fungsi kunci dalam organisasinya,
hal ini dilakukan untuk menunjang kinerja karyawannya dan perusahaan,
guna memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan yaitu Business
Development, Logistics Engineering, Information Technology, Customer
Service, Operations Management, Transport Management, Special Cargo
Project, dan Human Resource & Finance.
lxvii
4. Pengguna Jasa PT APL Logistics
PT APL Logistics melayani pengiriman beberapa jenis barang
diantaranya, garment, alas kaki, dan lain-lain. Dikarenakan APL
Logistics merupakan penyedia jasa Logistics yang besar, maka banyak
sekali merek-merek terkenal di dunia yang menggunakan jasa APL
Logistics, diantaranya adalah :
a. Gap (Garment-On-Hanger), Multi Countries Consolidation and
Purchase Oder Management
b. May, Garment-On-Hanger & Purchase Order Management
c. Nike, Multi Countries Consolidation and International Distribution
d. K mart, Purchase Order Management, Document Management, Air
Freight Management
e. Esprit, Multi Countries Consolidation, Purchase Order Management
and Distribution
f. Deichman, Purchase Order Management
g. JCPenney, Multi Countries Consolidation & Purchase Order
Management
h. Radio Shack, Multi Countries Consolidation & Pre-distribution
i. Limited, Purchase Order Management
j. Polo Ralp Lauren, Multi Countries Consolidation, Purchase Order
Management & EDI
k. Parragon, Purchase Order Management, Warehousing &
Distribution
lxviii
5. Fasilitas PT APL Logistics
Untuk menunjang kegiatanperusahaa APL Logistics memiliki
fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
a. Fasilitas kantor : fasilitas ini hampir 80% dimiliki oleh perusahaan
20% lainnya adalah sewa dari pihak lain.
b. Fasilitas Consolidation Centre : merupakan fasilitas perdagangan
untuk melakukan konsolidasi barang-barang yang akan di ekspor.
c. Fasilitas Distribution Centre : fasilitas ini merupakan sarana
perdagangan untuk mendistribusikan barang-barang impor.
d. Fasilitas barcode Scanning System : merupakan peralatan untuk
melakukan scan barang ekspor maupun impor untuk mencocokan
jumlah barang yang masuk dan atau keluar.
6. Penghargaan
Pendekatan yang dilakukan oleh PT. APL Logistics untuk
memberikan kualitas pelayanan yang terbaik, telas membuahkan hasil
berupa penghargaan-penghargaan dari industri logistik, diantaranya :
a. Best Sea Freight Forwarder (Asian Freight Industry Awards 2002)
b. Best Multimodal Freight Forwarder (AFIA 2002)
c. Top 3 Best Total Logistics Operator (AFIA 2002)
d. Top 10 Best Warehouse Operator (AFIA 2002)
e. Top 10 3PL Excellence Award (Inbound Logistics Magazine)
f. Top 500 Largest & Most Innovatice IT Users (Info week rank 72)
g. Top 10 Major Logistics Provider (Armstrong & Associates)
lxix
h. Responsible Care Certification (Chemical Manufactures
Association)
i. Top 10 Best of Breed Companies (Consumer Goods Technology
Magazine)
lxx
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Faktor Internal IFAS (Kekuatan dan Kelemahan)
1. Kekuatan (strengths)
a. Jaringan yang Luas
PT. APL Logistics mempunyai network kerja yang luas di Indonesia
dan diluar negeri. Dimana PT. APL ada di 269 lokasi, dilebih 172 kota dan 53
negara. Untuk di Indonesia sendiri, PT. APL Logistics mempunyai 3 cabang dan 7
Agent. Dengan adanya cabang-cabang tersebut memudahkan PT. APL
Logistics dalam menjalankan kegiatan usahanya, sehingga penggunaan
transportasi yang berlebih menjadi terhindarkan dan tentu ini akan menekan
tingkat emisi yang dikeluarkan kendaraan. Berikut daftar cabang-cabang dan
agent PT. APL Logistics di Indonesia.
Tabel IV.1
Daftar Cabang dan Agent PT. APL Logistics Indonesia
1) Cabang-cabang di
Indonesia
a) PT. APL Logistics cab. Jakarta
b) PT. APL Logistics cab. Semarang
c) PT. APL Logistics cab. Surabaya
2) Agent PT. APL
Logistics
a) Agent PT. APL Logistics Pontianak
b) Agent PT. APL Logistics Banjarmasin
c) Agent PT. APL Logistics Balikpapan
d) Agent PT. APL Logistics Bali
e) Agent PT. APL Logistics Makasar
f) Agent PT. APL Logistics Manado
g) Agent PT. APL Logistics Jayapura Sumber data : PT. APL Logistics 2011
lxxi
Penulis memberikan bobot sebesar (0,182) dan rating sebesar (5,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,909).
b. Market Share Luas
PT. APL Logistics mempunyai market share yang luas baik di benua
Eropa, Asia, ataupun Amerika. PT. APL Logistics melayani pengangkutan
domestik dan luar negeri. Selain itu, PT. APL Logistics juga menawarkan
berbagai jenis jasa lainnya, sehingga dengan ini dapat menarik banyak
konsumen untuk menggunakan jasa perusahaan didalam memenuhi
kebutuhannya. Dengan market yang mencapai 40% menjadikan perusahaan
cukup disoroti, sehingga didalam tiap aktifitas bisnisnya bisa menentukan
pandangan konsumen dan pesaing, tentu ini akan lebih baik bilamana
perusahaan turut serta didalam kegiatan bisnis yang pro terhadap lingkungan.
Perusahaan sendiri memiliki beberapa pesaing berat seperti DHL, Expenditor,
Damco didalam merebut pasar.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,164) dan rating sebesar (4,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,655).
c. Prosedur dan Jasa yang terus di Improve
Telah lama berdiri dan eksis nya PT. APL Logistics dibidangnya
membuktikan perusahaan memiliki keunggulan didalam sistem dan
manajemennya. Dimana PT. APL Logistics selalu melakukan perbaikan,
inovation dan pengembangan yang berkelanjutan didalam menjalankan unit
usahanya yang dapat memenuhi kepuasan konsumen. Hal ini lah yang tentu
membuat PT. APL Logistics menemukan diversification service serta sistem
lxxii
yang lebih efektif dari sebelumnya sehingga konsumen puas menggunakan
jasa perusahaan. Dengan ini perusahaan bukan tidak dapat, bahkan harus
nantinya membuat inovasi pada bisnisnya untuk dapat lebih care terhadap
lingkungan dalam melakukan aktifitas usahanya.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,145) dan rating sebesar (4,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,582).
d. Tingkat Kepuasan Pelanggan Tinggi
PT. APL Logistics memiliki tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi,
itu berarti image perusahaan pun memiliki sorotan yang baik dimata
pelanggan. Hal ini terlihat dari key performance index yang baik. Dimana PT.
APL Logistics memiliki persentase keberhasilan didalam aktifitas rata-rata
nya lebih dari 92%. Dengan performance tersebut membuat tingkat
kepercayaan dan kepuasan konsumen pada perusahaan menjadi lebih
meningkat, terlebih bila image perusahaan yang sudah baik ini ditingkatkan
dengan sistem kerja dan aktifitas perusahaan yang berbasis pada kepedulian
lingkuangan, sudah tentu nantinya image ini akan lebih baik.
Tabel IV.2
Key Performance Index PT. APL Logistics Tahun 2011
Item Target (%) Performance (%)
Booking 100 99,5
Container Load Plan 99 93,2
Shipment Information 100 100
Shipping Advice 100 92,5
Forwarder Cargo Receipt 100 90,2
Documentation 100 96,1
Local Invoice 100 100
Overseas Invoice 100 82,9 Sumber data : PT. APL Logistics 2011 – diolah penulis
lxxiii
Penulis memberikan bobot sebesar (0,127) dan rating sebesar (4,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,509).
e. Informasi Teknologi Kuat dan Terampil
PT. APL Logistics memiliki kunci keberhasilan dari aktifitas usahanya
secara global dengan menggunakan sistem teknologi informasi yang tepat
kepada orang yang tepat pada waktu yang tepat. PT. APL Logistics
merupakan perusahaan pertama yang melakukan pengiriman dan penerimaan
purchase order (PO) dan Advance Ship Notice (ASN) elektronik, dan yang
pertama untuk mengembangkan aplikasi PO / Shipment Tracking di Internet.
Ini merupakan kekuatan perusahaan, dimana perusahaan adalah pioneer
aplikasi untuk integrasi data dan integritas. Dengan menerapkan teknologi
terbukti dapat meningkatkan performance supply chain.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,109) dan rating sebesar (3,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,327).
2. Kelemahan (Weaknesses)
a. Operasional Kerja Perusahaan
Fokus Operasional PT. APL Logistics yang lebih dalam pada ruang
lingkup bisnis dan jasa yang digelutinya, sudah tentu membuat permasalahan
lainnya yang tidak berkaitan secara langsung dengan masalah ruang lingkup
tersebut menjadi tidak terlalu terperhatikan. Permasalahan workload yang
tinggi dan lingkungan merupakan salah satu contoh yang berada diluar
pandangan dan pemikiran bisnis perusahaan, dan umumnya setiap perusahaan
pun demikian. Inilah yang tentu dapat digeser, padahal dengan memberikan
lxxiv
sedikit fokus perhatian terhadap lingkungan, perusahaan dapat mengambil
keuntungan besar dibalik isu permasalahan lingkungan tersebut.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,091) dan rating sebesar (3,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,273).
b. Fasilitas Perusahaan
Fasilitas perusahaan didalam mendukung kegiatan perusahaan saat ini
sangatlah terpenuhi dan dapat diandalkan. Namun fasilitas perusahaan
tersebut belumlah fasilitas yang mendekati hal-hal yang ramah lingkungan.
Dimana air conditioner, monitor, laptop, telepon, televisi, kipas angin, dan
mobil operasional masih belum mendukung lingkungan baik dari segi hemat
energinya maupun dari efek lainnya. Padahal bilamana mengonsumsi energi
yang lebih sedikit dapat mengurangi baik ongkos yang dikeluarkan
perusahaan maupun dampak yang ditimbulkan di planet ini.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,073) dan rating sebesar (3,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,218).
c. Keterbatasan Pengetahuan Karyawan terhadap Green Knowledge
Kurangnya pengetahuan karyawan terhadap permasalah lingkungan
juga menjadi sebuah kelemahan tersendiri. Dimana biasanya pemborosan
energi yang terjadi adalah dikarenakan ketidaktahuan karyawan terhadap hal
tersebut. Dengan pengetahuan yang detail tentang green ini, tentu dapat
mengubah paradigma dan gaya hidup karyawan didalam setiap aktivitas
hidupnya. Mulai dari penghematan energi dalam penggunaan peralatan kerja,
penggunaan air kantor sehemat mungkin, kebersihan, dan kesehatan
lxxv
sangatlah perlu dimiliki pengetahuannya. Sebab dengan demikian akan
terwujudlah konsep green ini.
Pada dasarnya konsep ini memang perlu pembiasaan dan dukungan satu
sama lain, sebab butuh lebih dari sekedar komitmen dan budaya bilamana
menginginkan hal ini terwujud.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,055) dan rating sebesar (3,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,164).
d. Kurangnya Himbauan dan Sosialisasi Perusahaan
Masih kurangnya himbauan dan sosialisasi perusahaan terhadap
permasalahan energi dan lingkungan juga memberikan porsi kelemahan
perusahaan didalam pelaksanaan konsep ini.
Tak sedikit saat ini para karyawan menggunakan satu kendaraan satu
orang saat menuju tempat kerja, saat penggunaan paper pun kerap dikucilkan
penghemataannya, ataupun penggunaan tissue toilet yang begitu boros. Ini
merupakan bentuk-bentuk pemborosan yang tidak ramah energi dan
lingkungan. Hal ini sudah tentu disebabkan minimnya himbauan dan
sosialisasi perusahaan terhadap karyawan nya sehingga minim pula karyawan
yang sadar akan keramahan energi dan lingkungan ini, padahal perusahaan
bisa melakukan himbauan atau sosialisasi dengan menggunakan baik itu
lewat papan pengumuman, pamplet, brosur ataupun broadcast messagge.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,036) dan rating sebesar (2,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,073).
lxxvi
e. Tingkat Turn Over SDM Cukup Tinggi
Salah satu indikator kelemahan yang dimiliki oleh PT. APL Logistics
adalah tingkat turn over karyawan yang cukup tinggi. Jajaran karyawan dilini
bawah kerap sekali mengalami pergantian. Tak jarang terjadi dalam sebuah
divisi mengalami kekurangan karyawan. Hal ini juga mempengaruhi kinerja
yang ada, dikarenakan mengharuskan perusahaan memberikan pengarahan,
pengajaran baru dan budaya perusahaan bilamana terjadi pergantian
karyawan. Dimana misplacement person atau penempatan orang tidak sesuai
dengan bidangnya pun terkadang terjadi.
Hal lain yang mungkin terjadi ialah tercipta suasana yang kurang akrab
atau kekeluargaan antara atasan dan bawahan. Namun, sebagian dari
pimpinan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi perusahaan.
Mereka dapat belajar dengan cepat dan menerapkan prinsip yang mereka
punya dengan ilmu yang mereka dapatkan sehingga dapat memajukan
perusahaan.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,018) dan rating sebesar (1,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,018).
Untuk lebih jelas dalam faktor-faktor internal, dapat dilihat pada tabel
strategis internal berikut ini.
lxxvii
Tabel IV.3
Hasil Tabulasi Manajerial atas Nilai Prioritas dan Rating IFAS
Faktor Nilai Prioritas Rating
Faktor 1 1 5
Faktor 2 2 4
Faktor 3 3 4
Faktor 4 4 4
Faktor 5 5 3
Faktor 6 6 3
Faktor 7 7 3
Faktor 8 8 3
Faktor 9 9 2
Faktor 10 10 1
Total 55
Sumber: Diolah penulis
Tabel IV.4
Faktor Strategis Internal PT. APL Logistics
FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS
INTERNAL
BOBOT RATING SKOR
TERBOBOT
(1) (2) (3) (4)
KEKUATAN:
1 Jaringan kerja luas 0,182 5 0,909
2 Market share luas 0,164 4 0,655
3 Prosedur dan jasa yang terus improve 0,145 4 0,582
4 Tingkat kepuasan konsumen tinggi 0,127 4 0,509
5 IT yang kuat dan terampil 0,109 3 0,327
Sub total kekuatan 0,727 2,982
KELEMAHAN:
1 Operasional kerja perusahaan 0,091 3 0,273
2 Fasilitas perusahaan 0,073 3 0,218
3 Keterbatasan pengetahuan karyawan 0,055 3 0,164
4 Kurangnya himbauan dan sosialisasi 0,036 2 0,073
5 Tingkat turn over SDM tinggi 0,018 1 0,018
Sub total kelemahan 0,273 0,745
Total skor 1,000 3,727 Sumber: J.David Hunger ; Thomas L. Wheelen (2003) -diolah penulis
Faktor Internal
Sumbu Horizontal (x) = Sub total kekuatan – Sub total kelemahan
= 2,982 – 0,745
= 2,236
lxxviii
Berdasarkan hasil tabulasi data faktor-faktor internal menunjukkan PT.
APL Logistics mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dibanding
kelemahannya. Kekuatan yang paling dominan terletak pada jaringan kerja
yang luas, market share yang luas serta prosedur dan jasa yang terus improve.
Sedangkan kelemahan yang dominan adalah operasional kerja perusahaan
yang belum fokus pada masalah lingkungan, fasilitas perusahaan, dan
keterbatasan pengetahuan karyawan.
B. Analisis Eksternal (Peluang dan Ancaman)
1. Peluang (Opportunities)
a. Letak Geografis Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Negara ini
juga memiliki posisi geografis yang unik sekaligus menjadikannya strategis.
Hal ini dapat dilihat dari letak Indonesia yang berada di antara dua samudera
dan dua benua sekaligus memiliki perairan yang menjadi salah satu urat nadi
perdagangan internasional. Posisi ini menempatkan Indonesia berbatasan laut
dan darat secara langsung dengan sepuluh negara di kawasan. Letak geografis
merupakan salah satu determinan yang menentukan masa depan dari suatu
negara dalam melakukan hubungan internasional. Meski untuk sementara
waktu sedang diacuhkan, kondisi geografis suatu negara akan menentukan
peristiwa-peristiwa yang memiliki pengaruh secara global. Di masa yang
akan datang, keberadaan Indonesia akan dipengaruhi oleh kondisi dan letak
lxxix
geografisnya. Maka tata kelola sumber daya alam, wilayah perbatasan dan
pertahanan yang mumpuni sangat diperlukan.
Gambar VI.1
Peta Perdagangan Dunia
Sumber Data: www.bisnis.com
Dari gambar tersebut di atas, menunjukkan bahwa 90% perdagangan
internasional menggunakan angkutan laut dan 40% dari perdagangan tersebut
melalui wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini menjadi
peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan industri pelayarannya.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,182) dan rating sebesar (4,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,727).
b. Volume Export-Import Negara Indonesia
Penting nya eksport ataupun import yang dilakukan tiap Negara
didalam memenuhi kebutuhannya memicu terjadinya perdagangan
lxxx
internasional. Hal ini tentu memberikan keuntungan bagi para pelaku usaha dan
pemerintah. Tingkat kondisi kebutuhan yang berbeda-beda ditiap negara
memberikan tingkat perbedaan antara eksport dan import yang dilakukannya.
Dimana hal ini akan terus meningkat seiring meningkatnya dan keterbatasan
tiap-tiap negara didalam pemenuhan konsumsinya. Di Indonesia sendiri
perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) dapat mendorong pasar dan
perdagangan dalam negeri menjadi lebih dinamis, salah satunya perdagangan
antar pulau yang dapat tumbuh secara signifikan seiring diberlakukannya
ACFTA.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,164) dan rating sebesar (4,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,655).
c. Pertumbuhan Permintaan Jasa Logistik
Kebutuhan konsumsi yang meningkat dan kelangkaan, memberikan
dampak tersendiri bagi para pelaku usaha yang berkecimpung dalam jasa
distribusi. Dimana usaha jasa distribusi ini akan diperlukan didalam usaha
pemenuhan, pemerataan dan pengiriman barang konsumsi yang dibutuhkan.
Dalam lima tahun terakhir diprediksi jasa distribusi atau pengantaran barang
tumbuh lebih dari 50 persen (Haluan, Edisi Januari 2010).
Penulis memberikan bobot sebesar (0,145) dan rating sebesar (4,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,582).
d. Perkembangan Teknologi dan Informasi
Dalam era globalisasi seperti saat ini, perkembangan teknologi dan
informasi tidak dapat dihindarkan. Dengan adanya perkembangan teknologi,
lxxxi
membuat kegiatan perusahaan semakin singkat dan efisien. Salah satu
contohnya untuk pengurusan dokumen dari pusat ke cabang via e-mail, Hal
ini berimplikasi pada efisiensi waktu dan biaya, selain itu juga bisa
mengurahi penggunaan kertas dan mencegah terjadinya pungli di instansi
terkait.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,127) dan rating sebesar (3,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,382).
e. Konsumen, Agen dan Partner yang mulai peka terhadap
lingkungan
Agen dan partner adalah salah satu elemen penting dalam proses
distribusi barang yang dilakukan perusahaan, oleh karena itu PT. APL
Logistics terus memberikan pelayanan terbaiknya kepada agen-agen dan
partnernya. Peningkatan pelayanan tersebut ialah agar agen dan partner
tersebut tetap setia menggunakan jasa dari PT. APL Logistics. Kepekaan
akan lingkungan menjadi permintaan tersendiri bagi konsumen, agen dan
partner perusahaan, hal ini jugalah yang memberikan efek domino tersendiri
didalam pemenuhan permintaan ini. Dengan upaya pemenuhan ini,
perusahaan dapat menjaga terjalinnya hubungan kerjasama yang baik dengan
agen dan partner, dapat memotivasi perusahaan untuk berkembang ke arah
yang lebih baik.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,109) dan rating sebesar (3,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,327).
lxxxii
2. Ancaman (Threats)
a. Masalah Infrastruktur
Infrastuktur tentu sangat berkaitan erat dengan masalah logistik dan
transportasi. Dimana infrastruktur yang baik tentu secara tidak langsung
dapat mengurangi ongkos operasional dalam kegiatan usaha. Masalah
infrastruktur inilah yang menjadi ancaman tersendiri didalam pengoptimalan
masalah waktu, biaya dan dampak lingkungan, sebagai contoh infrastruktur
jalan yang minim dan tak sejajar dengan pertumbuhan kendaraan dapat
menimbulkan kemacetan, kemacetan inilah yang merupakan sebuah ancaman
pemborosan bilamana terjadi.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,091) dan rating sebesar (4,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,364).
b. Pesaing perusahaan (Competitor)
Pesaing atau competitor menjadi faktor yang paling penting dalam
persaingan pasar. Apalagi di era globalisasi ini, perkembangan kegiatan
logistik juga maju. Jutaan teu’s dengan sistem containerisasi sudah menjadi
keseharian yang dapat dilihat dalam aktivitas perdagangan. Peningkatan
kebutuhan jasa logistik tersebut juga sejajar dengan persaingan antar
perusahaan penyedia jasa logistic. Perusahaan pesaing seperti DHL,
Expenditor, Damco dan lainnya akan menjadi ancaman bagi PT. APL
Logistics baik didalam negeri ataupun luar negeri, bilamana tidak melakukan
inovasi ataupun perbaikan yang masih perlu diperbaiki didalam perusahaan.
lxxxiii
Dengan membuat sebuah pembeda tentu seperti menjadi pioneer dalam
sebuah konsep kegiatan yang ramah lingkungan akan membuat perusahaan
mendapatkan perhatian khusus dari para pelaku usaha dan konsumen, sebab
bukan tidak mungkin bilamana tidak terus melakukan improvement didalam
usahanya, perusahaan dapat mengalami ketertinggalan dari pesaingnya.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,073) dan rating sebesar (4,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,291).
c. Masalah Pendanaan dari Perbankan
Hal ini merupakan masalah tersendiri bagi perusahaan dalam
melaksanakan konsep usaha yang green logistics ini. Pendanaan awal dalam
perubahaan konsep ini, dinilai perusahaan cukup memerlukan dana yang
tidak sedikit.
Dibandingkan dengan negara-negara lain, suku bunga bank di
Indonesia sangat tinggi, Tentu hal ini merupakan sebuah beban biaya
operasional yang mahal bagi perusahaan didalam memulai konsep ini.
Perbandingan suku bunga komersial di beberapa negara diberikan pada
Gambar IV.2 Dari data tersebut terlihat bunga bank komersial tertinggi adalah
Indonesia yaitu sebesar 18,00% sedangkan terendah adalah Jepang dengan
bunga bank komersial sebesar 2,50%
lxxxiv
Gambar IV.2
Perbandingan Suku Bunga Bank di Beberapa Negara
Sumber : Far Eastern Economic Review
Penulis memberikan bobot sebesar (0,055) dan rating sebesar (2,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,109).
d. Regulasi Pemerintah
Ancaman meningkatnya peraturan pemerintah, memberikan masalah
tersendiri. Dimana bila pemerintah memberlakukan peraturan tentang analisis
dampak lingkungan terhadap kegiatan industri yang lebih ketat, tentu akan
membuat kegiatan operasional tiap-tiap industri perusahaan perlu membenahi
ulang aktivitas perusahaannya. Sebenarnya di Indonesia sendiri sudah
diterapkan beberapa peraturan pemerintah yang melindungi masalah lingkungan.
Namun peraturan di Indonesia sendiri belum bisa diterapkan sepenuhnya.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,036) dan rating sebesar (2,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,073).
lxxxv
e. Harga Minyak Dunia
Harga minyak mentah dunia saat ini naik sekitar 21 persen dalam dua
pekan terakhir. Harga minyak meningkat sekitar 18 dollar AS per barrel hingga
mencapai angka $ 115,97 per barrel (Kompas, 7 Maret 2011). Kenaikan ini
akibat dari krisis politik di beberapa Negara Timur Tengah penghasil minyak.
Kenaikan harga minyak ini dapat menjadi ancaman bagi perusahaan
karena bahan bakar minyak juga ambil bagian didalam operasional perusahaan.
Jelas ini dapat memicu tingginya biaya operasional apabila tidak diimbangi
dengan pendapatan usaha yang seimbang. Namun hal ini bisa saja dihindarkan
dengan konsep green logistic yang bisa mengalihkan perpindahan penggunaan
energi minyak.
Penulis memberikan bobot sebesar (0,018) dan rating sebesar (2,0)
sehingga skor yang diperoleh sebesar (0,036)
Untuk lebih jelas mengenai faktor-faktor eksternal, dapat dilihat pada
tabel strategis eksternal berikut ini.
Tabel IV.5
Hasil Tabulasi Manajerial Perusahaan Atas Nilai Prioritas dan
Rating EFAS
Faktor Nilai Prioritas Rating
Faktor 1 1 4
Faktor 2 2 4
Faktor 3 3 4
Faktor 4 4 3
Faktor 5 5 3
Faktor 6 6 4
Faktor 7 7 4
Faktor 8 8 2
Faktor 9 9 2
Faktor 10 10 2
Total 55
Sumber: Diolah penulis
lxxxvi
Tabel IV.6
Faktor Strategis Eksternal PT. APL Logistics
FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS
EKSTERNAL
BOBOT RATING SKOR
TERBOBOT
(1) (2) (3) (4)
PELUANG:
1 letak geografis Indonesia 0,182 4 0,727
2 polume eksport-import Negara Indonesia 0,164 4 0,655
3 Pertumbuhan Permintaan jasa logistik 0,145 4 0,582
4 perkembangan teknologi informasi 0,127 3 0,382
5 konsumen, agen dan partner yang lebih
peka terhadap lingkungan
0,109 3 0,327
Sub total peluang 0,727 2,345
ANCAMAN:
1 masalah infrastruktur 0,091 4 0,364
2 perusahaan pesaing (competitor) 0,073 4 0,291
3 masalah pendanaan dari perbankan 0,055 2 0,109
4 regulasi pemerintah 0,036 2 0,073
5 harga minyak dunia 0,018 2 0,036
Sub total ancaman 0,273 0,873
Total skor 1,000 3,128 Sumber Data : J.David Hunger ; Thomas L. Wheelen (2003) - diolah penulis
Faktor eksternal
Sumbu vertikal (y) = sub total peluang – sub total ancaman
= 2,345 – 0,873
= 1,473
Berdasarkan tabulasi data faktor-faktor eksternal di atas, peluang
mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan ancaman. peluang yang paling
dominan adalah letak geografis Indonesia, volume eksport-import Negara
Indonesia, dan Pertumbuhan permintaan jasa logistik. Sedangkan ancaman yang
paling tinggi bagi PT. APL Logistics adalah permasalahan infrastruktur, pesaing
perusahaan (competitor) dan masalah pendanaan dari perbankan.
lxxxvii
C. Analisis Langkah-Langkah Strategis SWOT PT. APL Logistics
1. Sintesis IFAS dan EFAS (SFAS)
Kelanjutan dari pembahasan pengumpulan dan pengolahan data adalah
tahapan analisis yang terbagi atas beberapa pendekatan penyimpulan analisis
faktor strategi (Strategic Factors Analysis Summary/SFAS), tujuannya untuk
mendapatkan perumusan strategis sebagai proses akhir analisis SWOT, tentunya
dengan menyesuaikan terhadap bahasan yang akan dicapai.
Cara di atas dapat dilaksanakan secara terstruktur maka disarankan untuk
mengakumulasi hasil IFAS dan EFAS secara menyeluruh atas faktor-faktor
strategis melalui penjumlahan, perbandingan yang menghasilkan peta kekuatan
perusahaan dan I-E matriks untuk mendapatkan alternatif strategi perusahaan
atas permasalahan yang terjadi. Menyederhanakan proses aplikasi sebagaimana
tabel IV.7
lxxxviii
Tabel IV.7
Sintesis Faktor IFAS dan EFAS
Variabel A
STRENGTH
(KEKUATAN)
S(A)
SKOR TERBOBOT
Variabel B
WEAKNESS
(KELEMAHAN)
W(B)
SKOR TERBOBOT
PETA
KEKUATA
N
I-E MATRIKS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(3)-(6) (8)=(3)+(6)
1 Network kerja
mendunia 0,909 1
Operasional
kerja
perusahaan
0,273 0,636 1,182
2 Market share
perusahaan 0,655 2
Fasilitas
perusahaan 0,228
0,436 0.873
3 Prosedur dan
Jasa improve 0,582 3
Keterbatasan
pengatahuan
karyawan
0,164 0,418 0,745
4
Tingkat
kepuasan
konsumen tinggi
0,509 4
Kurangnya
himbauan dan
sosialisasi
0,073 0,436 0,582
5 IT yang kuat
dan terampil 0,327 5
Tingkat turn
over SDM 0,018 0,309 0,345
SUB TOTAL
S(A) 2,982
SUB TOTAL W(B)
0,745
2,235 3,727
Variabel
C
OPPORTUNITY (PELUANG)
O( C)
SKOR
TERBOBOT
Variabel
D
THREAT (ANCAMAN)
T(D)
SKOR
TERBOBOT
PETA KEKUATA
N
I-E
MATRIKS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(3)-(6) (8)=(3)+(6)
1 Letak geografis
indonesia 0,727 1
Masalah
Infrastruktur 0,364
0,364 1,091
2
Volume eksport-
import Negara
Indnesia
0,655 2
Perusahaan
pesaing
(competitor)
0,291 0,364
0,945
3
Pertumbuhan
permintaan jasa
logistik
0,582 3
Masalah
pendanaan dari
perbankan
0,109 0,473 0,691
4
perkembangan
teknologi dan
informasi
0,382 4 Regulasi
pemerintah 0,073 0,309 0,455
5
Agen dan
partner loyal
pada perusahaan
0,327 5 Harga minyak
dunia 0,036 0,291 0,364
SUB TOTAL ( C) 2,345 SUB TOTAL
(D) 0,873
1,800 3,545
TOTAL S(A)+O(
C) 5,327
TOTAL
W(B)+T(D) 1,618
Sumber Data : J.David Hunger ; Thomas L. Wheelen (2003); Z.Heflin Frinces (2004); Rangkuti Freddy (2000)-diolah penulis
lxxxix
2. Analisis SWOT Menurut Diagram
Gambar IV.1
Diagram Analisis SWOT PT. APL Logistics
(Y)
Opportunity (+)
II I
(Turn Around) (Agresif)
Weaknesses (-) Strength (+)
IV III
(Defensif) (Diversifikasi)
Sumber: J.David Hunger ; Thomas L. Wheelen (2003); Z.Heflin Frinces (2004); Rangkuti Freddy (2000)-
diolah penulis
Keterangan gambar:
Letak posisi PT. APL Logistics berdasarkan analisis SWOT menurut
diagram yang dilakukan oleh penulis berada di kuadran I, yaitu faktor
internal dengan skor (2,235) dan faktor eksternal dengan skor (1,800).
Pada daerah ini perusahaan mempunyai situasi yang menguntungkan
sebab perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan. Hal ini berarti
perusahaan dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan
1,800
2,235
xc
peluang-peluang yang ada. Strategi yang digunakan adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan agresif.
3. Analisis SWOT dengan I-E Matrix
Analisis dengan IE Matrix merupakan cara yang digunakan
perusahaan untuk memformulasikan strategi yang disusun berdasarkan
analisis yang diperoleh dari penerapan model SWOT, sehingga hasil dari
analisis dapat dilihat posisi perusahaan dalam matriks tersebut.
Gambar IV.2
IE (Internal-Eksternal) Matrix
Berdasarkan IE Matrix di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan berada pada posisi pertumbuhan (kuadran VIII). Untuk itu
strategi yang akan diterapkan, yaitu diversifikasi konglomerats. Strategi
xci
ini didesain cocok untuk perusahaan yang berada didalam posisi
kompetitif perusahaan rata-rata. Hal ini dapat dicapai dengan cara
mengalihkan upaya-upaya pengembangan perusahaan kedalam industri
lain. Langkah semacam itu dapat dibuat secara internal maupun eksternal.
Pada strategi ini, waktu sangat penting apabila perusahaan-perusahaan
stabil bergerak kedalam industry yang lebih muda.
4. Formulasi Strategi Matriks SWOT (TOWS)
Sebelum membuat formulasi strategi TOWS, kita perlu membuat alat
bantu untuk menentukan strategi alternatif yang akan digunakan dalam
menghadapi kelemahan dan ancaman dengan memanfaatkan kekuatan
dan peluang yang ada. Alat bantu yang dimaksud adalah pendekatan
penentuan faktor kunci keberhasilan dengan cara menyusun skor rating
tertinggi sampai terendah atas faktor-faktor strategis (strength, weakness,
opportunity, threat) dan mencari strategi alternatif berdasarkan
kesejajaran masing-masing dimensi.
Perumusan faktor kunci keberhasilan dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
xcii
Tabel IV.8
Perumusan Faktor Kunci Keberhasilan
A PERUMUSAN TUJUAN UTAMA (TERLETAK PADA KUADRAN I)
Tk.
FKK
OPPORTUNITY/ PELUANG
(DIMENSI)
SKOR
RATING
Tk.
FKK
STRENGTH/ KEKUATAN
(DIMENSI)
SKOR
RATING ALTERNATIF (SO)
1 Letak geografis
Indonesia 0,727 1
Network kerja mendunia
0,909
Memperluas cabang dan agen perusahaan
yang baru sehingga
merambah wilayah baru
2 Volume eksport-import Negara
Indonesia
0,655 2 Market share
perusahaan 0,655
Memperluas pasar
dengan menerobos
pasar baru diluar usaha perusahaan
3
Pertumbuhan
permintaan jasa
logistik
0,582 3 Prosedur dan Jasa
improve 0,582
Melakukan
differensasi jasa lewat prosedur dan jenis jasa
yang win-win solution
4
Perkembangan
teknologi dan informasi
0,382 4 Tingkat kepuasan
konsumen tinggi 0,509
Menjalin
interconnected network yang lebih
easy, detail dan
transparan dengan pengguna jasa
5
Agen dan partner
loyal pada perusahaan
0,327 5 IT yang kuat dan
terampil 0,327
Melakukan terobosan
baru dalam system informasi perusahaan
yang lebih related
dengan para agent dan partner perusahaan
B PERUMUSAN TUJUAN UNIT KERJA (PERUSAHAAN) (TERLETAK PADA KUADRAN II, III, IV)
Tk.
FKK
OPPORTUNITY/
PELUANG (DIMENSI)
SKOR
RATING
Tk.
FKK
WEAKNESS
(DIMENSI)
SKOR
RATING ALTERNATIF (WO)
1 Letak geografis
Indonesia 0,727 1
Operasional kerja perusahaan
0,273
Melakukan konsep
operasional yang lebih efisien dalam jarak
pendistribusian
2 Volume eksport-import Negara
Indonesia
0,655 2 Fasilitas perusahaan 0,228
Penerapan fasilitas
perusahaan yang ramah lingkungan dan
hemat biaya serta
waktu
3 Pertumbuhan
permintaan jasa
logistik
0,582 3 Keterbatasan pengatahuan
karyawan
0,164
Memberikan pelatihan
umum, informasi serta
iklan yang menunjang konsep perusahan
4
Perkembangan
teknologi dan informasi
0,382 4 Kurangnya himbauan
dan sosialisasi 0,073
Memberikan pelatihan
lewat teknologi
informasi pada karyawan dalam
segala upaya konsep perusahaan
5
Agen dan partner
loyal pada
perusahaan
0,327 5 Tingkat turn over
SDM 0,018
Melakukan penerapan
budaya baru yang
lebih mendekatan perusahaan dengan
SDM, agemt dan
partner nya
Tk. FKK
THREAT/
ANCAMAN
(DIMENSI)
SKOR RATING
Tk. FKK
STRENGTH/
KEKUATAN
(DIMENSI)
SKOR RATING
ALTERNATIF (ST)
1 Masalah
Infrastruktur 0,364 1
Network kerja
mendunia 0,909
Mengoptimalkan
cabang dan agen yang
xciii
tekah ada, dan
menjalin kerja sama dengan partner kerja
lain pada lokasi titik
yang belum dirambah perusahaan
2 Perusahaan
pesaing
(competitor)
0,291 2 Market share
perusahaan 0,655
Menambah dan
mengoptimalkan agen
dan cabang perusahaan yang ada
3
Masalah
pendanaan dari
perbankan
0,109 3 Prosedur dan Jasa
improve 0,582
Menggalang dana
dengan pemangkasan
biaya yang masih bisa
dipangkas dalam
pembiayaan usaha
4 Regulasi
pemerintah 0,073 4
Tingkat kepuasan
konsumen tinggi 0,509
Menggalakan dan
menaati regulasi
pemerintah dengan baik
5 Harga minyak
dunia 0,036 5
IT yang kuat dan terampil
0,327
Komunikasi secara
berkala mengenai
perkembangan bisnis
Tk. FKK
THREAT/
ANCAMAN
(DIMENSI)
SKOR RATING
Tk. FKK
WEAKNESS/
KELEMAHAN
(DIMENSI)
SKOR RATING
ALTERNATIF (WT)
1 Masalah
Infrastruktur 0,364 1
Operasional kerja perusahaan
0,273
Memperbaiki operasional
perusahaan yang lebih
baik dan sesuai dengan
keadaan infrastruktur
2
Perusahaan
pesaing (competitor)
0,291 2 Fasilitas perusahaan 0,228
Memperbaiki dan
menambah fasilitas perusahaan yang
mendukung didalam
kegiatan usaha perusahaan
3 Masalah
pendanaan dari
perbankan
0,109 3 Keterbatasan pengatahuan
karyawan
0,164
Mengadakan pelatihan
dan melakukan
benchmarking dengan perusahaan yang
sudah menerapkan konsep ramah
lingkungan
4 Regulasi
pemerintah 0,073 4
Kurangnya himbauan
dan sosialisasi 0,073
Terus bersosisasi dan
berperan serta terhadap segala
konsep dan regulasi
pemerintah
5 Harga minyak
dunia 0,036 5
Tingkat turn over
SDM 0,018
Memberikan rasa
nyaman SDM
terhadap permasalahan energy
Sumber Data : J.David Hunger ; Thomas L. Wheelen (2003); Z.Heflin Frinces (2004); Rangkuti Freddy (2000)-diolah penulis
Setelah mengidentifikasi strategi-strategi berdasarkan faktor-faktor
yang paling dominan hingga yang kecil pengaruhnya, maka dapat
diformulasikan dalam bentuk TOWS matrix. Berdasarkan TOWS
Mattriks juga dapat disusun empat strategi utama, yaitu: S-O, W-O, S-T
dan W-T, dimana masing-masing strategi memiliki karakteristik dan
xciv
penyelesaian tersendiri dan dalam implementasi strategi dapat
dilaksanakan secara bersama-sama, kooperatif dan saling menunjang satu
sama lain, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel IV.9
TOWS Matrix PT. APL Logistics
INTERNAL
EKSTERNAL
STRENGTH/KEKUATAN WEAKNESS/KELEMAHAN
Network kerja mendunia Operasional kerja perusahaan
Market share perusahaan Fasilitas perusahaan
Prosedur dan Jasa improve Keterbatasan pengatahuan
karyawan
Tingkat kepuasan konsumen
tinggi
Kurangnya himbauan dan
sosialisasi
IT yang kuat dan terampil Tingkat turn over SDM
OPPORTUNITY/PELUANG STRATEGI SO STRATEGI WO
Letak geografis Indonesia
Memperluas cabang dan agen
perusahaan yang baru sehingga
merambah wilayah baru
Melakukan konsep operasional yang
lebih efisien dalam jarak
pendistribusian
Volume eksport-import Negara Indonesia
Memperluas pasar dengan
menerobos pasar baru diluar usaha
perusahaan
Penerapan fasilitas perusahaan yang
ramah lingkungan dan hemat biaya
serta waktu
Pertumbuhan permintaan jasa
logistic
Melakukan differensasi jasa lewat prosedur dan jenis jasa yang win-win
solution
Memberikan pelatihan umum, informasi serta iklan yang
menunjang konsep perusahan
Perkembangan teknologi dan
informasi
Menjalin interconnected network yang lebih easy, detail dan transparan
dengan pengguna jasa
Memberikan pelatihan lewat teknologi informasi pada karyawan
dalam segala upaya konsep
perusahaan
Konsumen, agen dan partner yang
lebih peka terhadap lingkungan
Melakukan terobosan baru dalam system informasi perusahaan yang
lebih related dengan para konsumen
agent dan partner perusahaan
Melakukan penerapan budaya baru yang lebih mendekatan perusahaan
dengan SDM, agemt dan partner
nya
THREAT/ANCAMAN STRATEGI ST STRATEGI WT
Masalah Infrastruktur
Mengoptimalkan cabang dan agen
yang tekah ada, dan menjalin kerja
sama dengan partner kerja lain pada lokasi titik yang belum dirambah
perusahaan
Memperbaiki operasional
perusahaan yang lebih baik dan sesuai dengan keadaan infrastruktur
Perusahaan pesaing (competitor)
Menambah dan mengoptimalkan
agen dan cabang perusahaan yang telah ada
Memperbaiki dan menambah fasilitas perusahaan yang
mendukung didalam kegiatan usaha
perusahaan
Masalah pendanaan dari perbankan Menggalang dana dengan
pemangkasan biaya yang masih bisa
dipangkas dalam pembiayaan usaha
Mengadakan pelatihan dan
melakukan benchmarking dengan
perusahaan yang sudah menerapkan konsep ramah lingkungan
Regulasi pemerintah Menggalakan dan menaati regulasi
pemerintah dengan baik
Terus bersosisasi dan berperan serta
terhadap segala konsep dan regulasi
pemerintah
Harga minyak dunia Komunikasi secara berkala mengenai
perkembangan bisnis
Memberikan rasa nyaman SDM
terhadap permasalahan energy
Sumber Data : J.David Hunger ; Thomas L. Wheelen (2003); Z.Heflin Frinces (2004); Rangkuti Freddy (2000)-
diolah penulis
xcv
Berdasarkan analisis SWOT menurut diagram PT. APL Logistics
berada pada kuadran I diantara Strength (kekuatan) pada sumbu X dan
Opportunity (peluang) pada sumbu Y, sehingga strategi yang digunakan
pada TOWS Matrix adalah strategi SO (Strength-Opportunity). Strategi
ini adalah strategi yang diprioritaskan jika dibandingkan dengan yang
lain.
Berdasarkan analisis SWOT di atas, perlu diterapkan taktik agresif
yang dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya. Dengan demikian, ada beberapa strategi agresif
yang dapat dilakukan selama perusahaan tersebut berada dalam masa
pertumbuhan, yaitu sebagai berikut:
1. Menambah cabang baru dan agen perusahaan
Dengan banyaknya cabang yang tersebar di berbagai tempat di
Indonesia ataupun yang diluar akan memudahkan PT. APL Logistics
dalam mengembangkan usahanya. Hal ini tentu akan membuka
peluang kerjasama dengan pelanggan baru, pemasaran meningkat, dan
dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap pelanggan.
Cabang-cabang yang sudah ada perlu dievaluasi kinerjanya secara
berkala, sehingga dengan sejumlah cabang yang dimiliki PT. APL
Logistics bukan menjadi beban pada pusat akan tetapi dapat
beroperasi dengan optimal sehingga dapat meningkatkan laba
perusahaan
xcvi
2. Memperluas pasar perusahaan dengan menerobos pasar baru
Perluasan pasar yang dilakukan PT. APL logistics tentu tidak sedikit
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Menambah jenis
pasar usaha akan memberikan perusahaan merubah fokus usahanya ke
arah yang lebih luas. Fokus terhadap masalah bisnis ke perhatian
lingkungan, dapat memberikan keuntungan bisnis tersendiri bagi
perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan dapat melakukan usaha reuse
pada barang operasional yang masih bisa dipergunakan yang secara
langsung nantinya dapat meningkatkan laba perusahaan dan jenis
usaha perusahaan.
3. Melakukan differensasi jasa yang win-win solution
Differensasi jasa yang dilakukan perusahaan tentu akan menjadikan
pembeda dengan para pesaing perusahaan. Pembeda ini sendiri akan
memberikan sinyal tersendiri bagi perusahaan didalam membangun
usahannya. Fleksibilitas dan kenyamanan yang sesuai dan konsumen
dalam penawaran jenis jasa, akan memberikan rasa special tersendiri
bagi perusahaan dalam usahanya memenuhi kepuasan pelanggan.
Differensasi jasa yang ramah lingkungan didalam melakukan service
pun akan memberikan hasil manis bagi perusahaan.
4. Menjalin interconnected network yang lebih easy, detail dan transparan
dengan pengguna jasa
Jasa yang ditawarkan perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan
kegiatan sistem transportasi, distribusi maupun proses logistik secara
xcvii
keseluruhan, karena itu dengan adanya interconnected network mulai
dengan pemesnan, konsolidasi barang, penyimpanan barang,
pengantaran, pengepakan hingga sampai ke tempat tujuan haruslah
mudah, detail, dan transparan agar memudahkan koordinasi antar
bagian, konsumen dan rekan kerja perusahaan.
5. Melakukan terobosan baru dalam system informasi yang lebih related
dengan SDM, agent dan partner perusahaan
Dengan melakukan terobosan baru dalam system informasi tentu akan
memberikan kemudahaan komunikasi perusahaan didalam aktifitas
perusahaan, hal ini juga tentu akan dapat mempercepat proses,
memperjelas keberlangsungan proses, dan memudahkan pertukaran
informasi dan dapat membentuk kesepahaman konektifitas. Sehingga
akan membuat perusahaan dapat lebih efisien dan efektif didalam tiap
konektifitas aktifitas yang perusahaan lakukan dalam pelaksanaan
usahanya dengan para SDM, agent dan partner perusahaan.
D. Standart didalam Penerapan Green
Demi generasi penerus, sudah saatnya perusahaan dan manusia di
dalamnya bergerak melestarikan lingkungan. Air, tanaman, hewan, dan
udara, sudah makin rendah kualitasnya. Dampak kerusakan lingkungan,
polusi, dan bolongnya lapisan ozon sudah dirasakan oleh manusia, khususnya
masyarakat kota besar. Lucunya, banjir sudah menjadi kalender tahunan dan
akhirnya menjadi sesuatu yang biasa. Padahal, itu hanya salah satu indikasi
xcviii
tentang kerusakan sistem lingkungan. Disadari atau tidak, manusia sudah
mengeruk isi bumi untuk kepuasan dirinya dengan mengorbankan
lingkungan. Berangkat dari tingkat kerusakan alam yang semakin parah,
gunungan sampah, perubahan iklim, hingga kita menyadari bahwa alam
sudah tidak sanggup lagi memenuhi ego manusia. Inilah saatnya untuk
bergerak dan peduli kepada alam. Program penghijauan, perilaku ramah
lingkungan, hemat energi, dan berbagai program untuk bumi yang semakin
tua ini sudah ramai digulirkan. Manusia melalui organisasi maupun
perusahaan, bersama menjalin komitmen untuk memperbaiki alam. Kabar
baiknya, semenjak Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan Konferensi
Perubahan Iklim di Bali pada tahun 2008, ratusan perusahaan mulai tergerak
untuk membangun komitmen gerakan hijau atau go green. Apa pun
industrinya, setiap perusahaan selayaknya peduli dengan bumi dan
lingkungannya. Biasanya, gerakan hijau berada dalam pengawasan divisi
corporate social responsibility (CSR). Dan, biasanya pula divisi CSR
dibidani oleh departemen Sumber Daya Manusia (SDM) atau Human
Resources (HR). Maka, bayangkanlah betapa strategis dan besar peran
departemen HR untuk membangun gerakan hijau bagi perusahaannya.
Program gerakan hijau bisa dirumuskan berdasarkan pada kontribusi
polusi yang dikeluarkan Pertama, penghitungan karbon (Count Carbon) dan
saving energy : mengukur dan memonitor tingkat CO2 yang dihasilkan
perusahaan. PT. APL Logistik sendiri masih jauh dari sempurna dalam
tingkat karbon yang dikeluarkannya. Dimana kendaraan-kendaraan, peralatan
xcix
perusahaan masih memiliki kekurangan didalam perawatan, penggunaan dan
kefektifannya. Kedua, ialah dalam meningkatkan efisiensi CO2 yang
dihasilkan dari aktivitas operasional. Untuk PT. APL Logistik sendiri masih
amat minim penghijauan dilingkungan perkantorannya. Dan hal inilah yang
perlu dicermati perusahaan, agar nantinya dapat ditingkatkan lagi. Ketiga,
mengajak karyawan mengadopsi sikap ramah lingkungan baik di tempat
kerja maupun lingkungan tempat tinggal. Hal ini juga masih amat kurang
dilakukan oleh perusaahaan. Perlu ada intensitas yang lebih yang dilakukan
perusahaan, guna mendorong kesadaran berperilaku ramah lingkungan dan
hemat energi.
Demi mengurangi kontribusi emisi bahan bakar kendaraan,
perusahaan menyiasatinya dengan call/video conference untuk pertemuan
penting. Standart gedung yang belum memakai energi alternatif tenaga surya
dan sumur resapan menjadi salah satu hal yang perlu dibenahi oleh
perusahaan. Penggunaan kertas yang bertransformasi ke arah pengiriman
elektronik menjadikan nilai plus tersendiri bagi perusahaan. Lampu-lampu
yang memenuhi perusahaan pun sudah masuk dalam hemat energi belum
sejalan dengan alat kantor yang digunakan perusahaan, dimana belum
semuanya berlabel hemat energi baik didalam alatnya ataupun keefektifan
didalam konsumsi energinya. Kebiasaan karyawan yang kerap membawa
makanan sendiri dari rumah merupakan tahap baik bagi perusahaan, dimana
penggunaan styrofoam dan plastik makanan menjadi lebih terhindarkan.
c
Peran manusia ibarat kemudi utama dalam penyelamatan planet
bumi. Agenda lingkungan abad ini yaitu perubahan iklim bisa
terimplementasi dengan baik melalui pendidikan, sosialisasi, inspirasi,
dan beragam program gerakan hijau dari perusahaan tempat bekerja. Yang
perlu ditanamkan, kultur SDM yang hemat energi dan ramah lingkungan
adalah investasi jangka panjang bagi perusahaan, organisasi dan bangsa.
Melihat bumi yang kembali hijau dan subur adalah harapan dan
kebahagiaan semua orang. Semoga gerakan hijau (go green) mampu
membangun kultur berperilaku ‘hijau’ menuju penyelamatan bumi dan
isinya.
ci
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada Bab IV, mengenai pelaksanaan green
logistics, faktor internal yaitu kekuatan (Strengths) dan kelemahan
(Weaknesses) yang dimiliki oleh PT. APL Logistics dalam mengembangkan
usahanya dan faktor eksternal yaitu peluang (Opportunities) dan ancaman
(Threats) yang dihadapi oleh PT. APL Logistics, serta langkah-langkah
strategis pengembangan usaha PT. APL Logistics dalam melaksanakan green
logistics, maka penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Faktor internal analisis SWOT yang dimiliki PT. APL Logistics terdiri
dari kekuatan antara lain network kerja yang mendunia, market share
perusahaan luas, prosedur dan jasa yang terus improve, tingkat kepuasan
konsumen yang tinggi, dan IT yang kuat dan terampil dengan skor
(2,982). Sedangkan kelemahannya yaitu operasional kerja perusahaan,
fasilitas perusahaan, keterbatasan pengetahuan karyawan, kurangnya
himbauan dan sosialisasi, dan tingkat turn over SDM tinggi dengan skor
(0,745)
2. Faktor eksternal analisis SWOT yang dihadapi oleh PT. APL Logistics
terdiri dari, peluang adalah letak geografis Indonesia, volume eksport-
import Negara Indonesia, pertumbuhan permintaan jasa logistik,
89
cii
perkembangan teknologi dan informasi, dan agent dan partner loyal pada
perusahaan dengan skor (2,435). Sedangkan ancamannya antara lain
masalah infrastruktur, perusahaan pesaing (competitor), masalah
pendanaan dari perbankan, regulasi pemerintah, dan harga minyak dunia
dengan skor (0,873).
3. Berdasarkan hasil analisis SWOT menurut diagram PT. APL Logistics
berada pada kuadran I di mana pada daerah ini perusahaan memiliki
situasi yang menguntungkan sebab perusahaan dapat menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Pada kuadran
ini strategi yang dapat digunakan adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).
Berdasarkan hasil analisis SWOT dengan menggunakan IE (Internal-
Eksternal) Matrix, PT. APL Logistics berada di kuadran VIII di mana
pada kuadran ini strategi yang diterapkan oleh perusahaan adalah strategi
konsentrasi melalui diversifikasi konglomerats. Berdasarkan hasil analisis
SWOT dengan menggunakan TOWS Matrix, PT. APL Logistics
menggunakan S-O. Pada analisis SWOT menurut diagram PT. APL
Logistics berada di kuadran I di antara Strength (kekuatan) pada sumbu X
dan Opportunity (peluang) pada sumbu Y, sehingga strategi yang
digunakan pada TOWS Matrix adalah strategi SO (Strength-Opportunity).
6. Langkah-langkah strategis pengembangan usaha yang dilakukan PT.
APL Logistics adalah sebagai berikut: Menambah cabang baru dan
agen perusahaan, Memperluas pasar perusahaan dengan menerobos
ciii
pasar baru, Melakukan differensasi jasa yang win-win solution,
Menjalin interconnected network yang lebih easy, detail dan transparan
dengan pengguna jasa, Melakukan terobosan baru dalam sistem
informasi yang lebih related dengan SDM, agent dan partner
perusahaan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis ingin memberikan saran
yang bermanfaat di kemudian hari dan dapat digunakan pada strategi
pengembangan usaha dalam rangka meningkatkan usaha jasa pelayanan PT.
APL Logistics adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan usaha dapat dilakukan apabila terciptanya kondisi internal
yang kondusif. Menurut saya melalui program penciptaan lingkungan
kerja yang baik (good corporate condition) dan program kegiatan yang
ramah lingkungan, di mana para pimpinan dapat bersikap bijak dan open
minded terhadap perkembangan bisnis yang dijalankan selaras dengan
tetap memperhatikan corporate social responsible. Hal ini dapat
menstimulasi komunikasi yang baik antara masing-masing karyawan,
perusahaan, dan pengguna jasa.
2. Melakukan kunjungan ke agen-agen yang selama ini menjadi mitra bisnis
perusahaan, dengan mengunjungi kantor vendor, shipper atau consignee
dan mengadakan pertemuan berkala guna membahas kepentingan
perusahaan dan kepentingan pelanggan.
civ
3. PT. APL Logistics harus memperbaiki menyesuaikan jumlah sarana dan
prasarana terhadap kuantitas yang perusahaan lakukan baik kuantitas
maupun kualitas dari fasilitas yang menunjang kegiatan perusahaan
tersebut.
4. Memberikan pelatihan kepada karyawan mengenai kondisi bisnis usaha
dan konsep kebijakan perusahan dan memperhatikan kesejahteraan
karyawan. PT. APL Logistics juga perlu menjalin kerjasama yang baik
dengan vendor dan department terkait supaya meminimalisasi terjadinya
miskomunikasi dalam pelaksanaan kerja, yang akibatnya dapat
menghambat operasional dari PT. APL Logistics sendiri.
cv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Charles Johannes
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 4 Desember 1989
Agama : Kristen Protestan
Kewarganegaraan : Indonesia
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Gg. IV Blok x no.50 Rt 12/08
Semper Barat – Cilincing, Jakarta Utara (14130)
No. Kontak : (021) 44834321 / 085687619156
E-mail : [email protected]
IPK : 3,78
Pendidikan Formal:
2008 – 2012 STMT Trisakti Jakarta
2004 – 2007 SMA Negeri 73 Jakarta
Pendidikan Informal:
1. Menjalani Conversation Program pada LIA (2011).
2. Mengikuti Diklat Export Import pada LPMT STMT Trisakti (2011).
3. Mengikuti PEB & PIB in Electronic Data Interchange Course (2010)
cvi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
cvii
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Alan Mckinnon, Sharon Cullinane, Michael Browne, Anthony Whiteing. Green
Logistics Improving the Enviromental Sustainability of Logistics. Kagen Page.
United Kingdom. 2010.
Balkan Cetinkaya. Sustainable Supply Chain Management. Springer. Berlin
Heidelberg. 2011.
Fred R. David. Strategic Management. Pearson Education International. United States
of America. 2009.
Geroliminis Nikolas dan Carlos Daganzo. A Review of Green Logistics Schemes used
in Cities Around The World. University of California. USA. 2010.
Hasibuan Malayu S.P. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Bumi Aksara
Jakarta. 2005.
Hunger J. David dan Thomas L. Wheelen. Manajemen Strategis. Andi. Yogyakarta.
2003.
Logistics Magazine. Volume VIII Issue No.41. International Marketing Strategies, Inc.
Jakarta. 2011.
Pusat Pengembangan Manajemen Pengadan Indonesia. Manajemen Logistik. PPMPI.
Jakarta. 2004
Rangkuti Freedy. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta. 2006.
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkeflimansyah. Manajemen Strategi. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. 2007.
Internet:
http://www.apllogistics.com/
http://www.greenlogistics.org/