corporate social responsibility (csr) dalam...

25
BAB II CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM HUKUM PERUSAHAAN DI INDONESIA A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) Defenisi dari CSR itu sendiri telah dikemukakan oleh banyak pakar. Di antaranya adalah defenisi yang dikemukan oleh Magnan & Ferrel yang mendefenisikan CSR sebagai : ”A business acts in socially responsible manner when its decision and actions account for and balance diverse stakeholder interest”. Defenisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholder yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial bertanggung jawab. Sedangkan Komisi Eropa membuat defenisi yang lebih praktis yang pada galibnya bagaimana perusahaan yang secara sukarela memberikan kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa sebuah perusahaan yang menunjukkan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada peningkatan kualitas perusahaan (profits); masyarakat, khususnya komunitas sekitar (people); serta lingkungan hidup (planet earth). 34 Trinidads & Tobacco Bureau of Standards mendefenisikan CSR sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan 34 A.B. Susanto, Loc.cit. Universitas Sumatera Utara

Upload: dinhquynh

Post on 05-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

BAB II

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM HUKUM

PERUSAHAAN DI INDONESIA

A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Defenisi dari CSR itu sendiri telah dikemukakan oleh banyak pakar. Di

antaranya adalah defenisi yang dikemukan oleh Magnan & Ferrel yang

mendefenisikan CSR sebagai : ”A business acts in socially responsible manner

when its decision and actions account for and balance diverse stakeholder

interest”. Defenisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara

seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholder yang beragam dalam setiap

keputusan dan tindakan yang diambil para pelaku bisnis melalui perilaku yang

secara sosial bertanggung jawab. Sedangkan Komisi Eropa membuat defenisi

yang lebih praktis yang pada galibnya bagaimana perusahaan yang secara sukarela

memberikan kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan

lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

sebuah perusahaan yang menunjukkan tanggung jawab sosialnya akan

memberikan perhatian kepada peningkatan kualitas perusahaan (profits);

masyarakat, khususnya komunitas sekitar (people); serta lingkungan hidup (planet

earth).34

Trinidads & Tobacco Bureau of Standards mendefenisikan CSR sebagai

komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan

34 A.B. Susanto, Loc.cit.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas

hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat yang lebih

luas.35

The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)

dalam pubilkasinya Making Good Business Sense mendefinisikan CSR atau

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, sebagai: “Continuing commitment by

business to be have ethically and contribute to economic development while

improving the quality of life of the workface and their families as well as of the

local community and society at large”.

36

Masyarakat Uni Eropa (European Commission) memberikan pengertian

CSR yaitu : "A concept where by companies decide voluntarily to contribute to a

better society and a cleaner environment. A concept where by companies

integrate social and environmental concerns in their business operations and in

their interaction with their stakeholders on a voluntary basis".

Maksudnya adalah komitmen dunia

usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan

berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan

kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas

komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.

37

35 Reza Rahman, Loc.cit..

Artinya suatu

konsep dimana perusahaan memutuskan secara sukarela untuk memberikan

36Sutarto “Good Corporate Governance (GCG): Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pemberdayaan UMKM”, http://www.diskopjatim.go.id/, terakhir kali diakses tanggal 1 September 2010.

37Mallen Baker “Corporate Social Responsibility-what does it means?”, http://www.mallenbaker.net/, terakhir kali diakses tanggal 2 September 2010.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

kontribusi yang lebih baik kepada masyarakat dan lingkungan yang bersih. Suatu

konsep dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan

dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pihak yang

berkepentingan secara sukarela.

Versi lain mengenai definisi CSR dikemukakan oleh World Bank.

Lembaga keuangan global ini memandang CSR sebagai: “The commitment of

business to contribute to sustainable economic development working with

employees and their representatives the local community and society at large to

improve quality of life, in ways that are both good for business and good for

development”.38

Menurut Lingkar Studi CSR Indonesia, defenisi CSR adalah upaya

sungguh-sungguh dari entitas bisnis meminimumkan dampak negatif dan

memaksimumkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku

kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mencapai tujuan

pembangunan berkelanjutan.

Yang artinya adalah komitmen bisnis untuk berperilaku etis dan

memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui

kerjasama dengan semua pemangku kepentingan guna memperbaiki kehidupan

mereka dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis, agenda pembangunan yang

berkelanjutan maupun masyarakat umum.

39

38Sutarto “Good Corporate Governance (GCG): Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pemberdayaan UMKM”,

http://www.diskopjatim.go.id/, terakhir kali diakses tanggal 1 September 2010.

39Idid.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

Menurut defenisi yang dikemukakan oleh The Jakarta Consulting Group,

tanggung jawab sosial ini diarahkan baik ke dalam (internal) maupun ke luar

(eksternal) perusahaan. Ke dalam maksudnya, tanggung jawab ini diarahkan

kepada pemegang saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan. Seperti

diketahui, pemegang saham telah menginvestasikan sumber daya yang

dimilikinya guna mendukung berbagai aktivitas operasional perusahaan.

Karenanya mereka akan mengharapkan profitabilitas yang optimal serta

pertumbuhan perusahaan sehingga kesejahteraan mereka di masa depan juga akan

mengalami peningkatan. Oleh karena itu perusahaan harus berjuang keras agar

memperoleh laba yang optimal dalam jangka panjang serta senantiasa mencari

peluang bagi pertumbuhan di masa depan. Di samping kepada pemegang saham,

tanggung jawab sosial ke dalam ini juga diarahkan kepada karyawan, karena

hanya dengan kerja keras, kontribusi serta pengorbanan merekalah perusahaan

dapat menjalankan berbagai aktivitas serta meraih kesuksesan. Oleh karenanya

perusahaan dituntut untuk memberikan kompensasi yang adil serta memberikan

peluang pengembangan karier bagi karyawannya. Tentu saja hubungan antara

perusahaan dengan karyawan itu harus didasarkan pada prinsip hubungan yang

saling menguntugkan (mutually beneficial). Artinya perusahaan harus

memberikan kompensasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan. Namun di

lain pihak karyawan pun dituntut untuk memberikan kontribusi yang maksimal

bagi kemajuan perusahaan.40

40 A. B. Susanto, Op.cit., hal. 11.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

Ke luar, maksudnya tanggung jawab sosial ini berkaitan dengan peran

perusahaan sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan

kesejahteraan karyawan dan kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan

bagi kepentingan generasi mendatang. Pajak diperoleh dari keuntungan yang

diperoleh oleh perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan harus dikelola sebaik-

baiknya sehingga mampu meraih laba yang maksimal. Demi kelancaran aktivitas

perusahaan dalam usaha mencapai tujuannya, perusahaan membutuhkan banyak

tenaga kerja. Seiring dengan tumbuh kembangnya perusahaan, kebutuhan akan

tenaga kerja ini akan mengalami peningkatan. Perusahaan berkewajiban untuk

ikut berpartisipasi menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. Lapangan kerja

akan semakin banyak tersedia manakala perusahaan tumbuh dan berkembang.

Oleh karenanya perusahaan berkewajiban untuk selalu mencari peluang-peluang

baru bagi pertumbuhan tentu saja dengan tetap mempertimbangkan faktor

keuntungan dan tingkat pengembalian finansial yang optimal. Perusahaan juga

memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam usaha-usaha untuk meningkatkan

kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, baik yang berkaitan dengan perusahaan

maupun yang tidak. Perusahaan juga bertanggung jawab untuk memelihara

kualitas lingkungan tempat mereka beroperasi demi peningkatan kualitas hidup

masyarakat dalam jangka panjang, baik untuk generasi saat ini maupun untuk

generasi penerus.41

41 Ibid, hal. 12.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

Rumusan atau defenisi atau pengertian yang diberikan di atas

menunjukkan kepada masyarakat bahwa setidaknya ada tiga hal pokok yang

membentuk pemahaman atau konsep mengenai CSR. Ketiga hal tersebut adalah:42

1. Bahwa sebagai suatu artificial person, perusahaan atau korporasi tidaklah

berdiri sendiri dan terisolasi, perusahaan atau perseroan tidak dapat

menyatakan bahwa mereka tidak memiliki tanggung jawab terhadap keadaan

ekonomi, lingkungan maupun sosialnya;

2. Keberadaan (eksistensi) dan keberlangsungan (sustainability) perusahaan atau

korporasi sangatlah ditentukan oleh seluruh stakeholders-nya dan bukan

hanya shareholders-nya. Para stakeholders ini, terdiri dari shareholders,

konsumen, pemasok, klien, costumer, karyawan dan keluarganya, masyarakat

sekitar dan mereka yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung

dengan perusahaan (the local community and society at large);

3. Melaksanakan CSR berarti juga melaksanakan tugas dan kegiatan sehari-hari

perusahaan atau korporasi, sebagai wadah untuk memperoleh keuntungan

melalui usaha yang dijalankan dan/atau dikelola olehnya. Jadi ini berarti CSR

adalah bagian terintegrasi dari kegiatan usaha (business), sehingga CSR

berarti juga menjalankan perusahaan atau korporasi untuk memperoleh

keuntungan.

42 Gunawan Widjaja & Yeremia Ardi Pratama, Op.cit., hal. 9-10.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

B. Latar Belakang dan Perkembangan Corperate Social Responsibility

(CSR)

Revolusi industri pada dekade 19-an, telah mengakibatkan adanya ledakan

industri. Di era itu, korporat memandang dirinya sebagai organisasi yang

bertujuan mengeruk keuntungan semata. Kontribusinya terhadap komunitas hanya

berupa penyediaan lapangan kerja dan mekanisme pajak yang dipungut

pemerintah. Padahal, komunitas membutuhkan lebih dari itu. Kegiatan ekonomi

yang dilakukan korporat telah membawa kerusakan pada lingkungan, yang acap

kali biaya pemulihannya dibebankan pada komunitas/pemerintah. Seiring

perkembangan teori manajemen, periode 1970-an korporat pun mulai menyadari

pentingnya peran lingkungan internal dan eksternal terhadap keberadaanya.

Komunitas tidak lagi dianggap sebagai konsumen semata, melainkan juga sebagai

mitra (partnership). Maka lahirlah istilah CSR atau tanggung jawab sosial

korporat.43

Itulah yang kemudian melatarbelakangi munculnya konsep CSR yang

palling primitif: kedermawaan yang bersifat karitatif.

44

43 Reza Rahman, Op.cit., hal. 19. 44 Kegiatan karitatif merupakan suatu kegiatan keagaamaan, tradisi, dan adat-istiadat.

Maksudnya suatu kegiatan yang ditujukan untuk membangun, memajukan, dan mendukung kegiatan keagamaan, tradisi, dan adat-istiadat masyarakat sekitar.

Tanggung jawab sosial

korporasi (Corperate Social Responsibility) telah menjadi pemikiran para

pembuat kebijakan sejak lama. Bahkan Kode Hammurabi (1700-an SM) yang

berisi 282 hukum telah memuat sanksi bagi para pengusaha yang lalai dalam

menjaga kenyamanan warga atau menyebabkan kematian bagi pelanggannya.

Kode Hammurabi merupakan peraturan perundang-undangan di bidang

Universitas Sumatera Utara

Page 8: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

lingkungan hidup dengan ketentuannya yang menyatakan, bahwa sanksi pidana

dikenakan kepada seseorang apabila ia membangun rumah sedemikian

gegabahnya sehingga runtuh dan menyebabkan cederanya orang lain.45 Dalam

Kode Hammurabi disebutkan bahwa hukuman mati diberikan kepada orang-orang

yang menyalahgunakan izin penjualan minuman, pelayanan yang buruk, dan

melakukan pembangunan gedung di bawah standar sehingga menyebabkan

kematian orang lain. 46

Di negara lain seperti Amerika Serikat, CSR telah berkembang menjadi

etika bisnis yang begitu penting dan memberikan tekanan bagi perusahaan-

perusahaan untuk mengimplementasikannya. Di Ameriksa Serikat, terlihat

kecenderungan perusahaan-perusahaan yang melihat CSR tidak lagi menjadi

kewajiban yang dapat membebani perusahaan, tetapi justu dapat dijadikan sebagai

alat atau strategi baru dalam hal pemasaran atau marketing perusahaan. Dalam

suatu artikel di Harvard Business Review tahun 1994, Craig Smith

mengetengahkan “The New Corporate Philanthropy,” yang menjelaskan sebagai

suatu perpindahan kepada bermunculannya komitmen-komitmen jangka panjang

perusahaan-perusahaan untuk memperhatikan atau turut serta dalam suatu inisiatif

atau permasalahan sosial tertentu, seperti memberikan lebih banyak kontribusi

dana, dan hal ini dilakukan dengan cara yang juga akan dapat mencapat tujuan-

tujuan atau sasaran bisnis perusahaan. Dalam artikelnya, Smith juga memberikan

45 Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002), hal. 36.

46Antoniuspatianom “Latar Belakang Corporate Social Responsibility dan Community Development di Bidang Pertambangan”, http://antoniuspatianom.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 8 September 2010.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

beberapa ulasan singkat dalam sejarah yang menjadi tolak ukur perubahan atau

evolusi atas pandangan perusahaan-perusahaan terhadap CSR di Amerika Serikat.

Sekitar tahun 1950-an, Mahkamah Agung mengeluarkan putusan yang menarik

segala restriksi hukum dan menyatakan tidak berlaku segala aturan tidak tertulis

yang menghalangi keterlibatan perusahaan dalam isu-isu sosial. Sehingga, pada

tahun 1960-an, dengan telah ditariknya halangan-halangan tersebut diatas,

perusahaan-perusahaan mulai merasakan adanya tekanan atas diri mereka untuk

menunjukkan tanggung jawab sosial mereka, dan banyak perusahaan yang mulai

mendirikan in-house foundations atau unit khusus untuk menangani hal ini.47

Komisi Masyarakat Eropa menyebutkan 4 (empat) faktor yang

mendorongnya perkembangan CSR, yaitu:

48

1. Kepedulian dan harapan baru komunitas, konsumen, otoritas publik, dan

investor dalam konteks globalisasi dan perubahan industri berskala besar;

2. Kriteria sosial memberi pengaruh besar dalam pengambilan keputusan

investasi individu dan institusi baik sebagai konsumen maupun investor;

3. Meningkatnya kepedulian pada kerusakan lingkungan yang disebabkan

kegiatan ekonomi;

4. Transparansi kegiatan bisnis akibat perkembangan media teknologi

komunikasi dan informasi modern.

Pada tataran global tahun 1992 diselenggarakan KTT yang diadakan di

Rio de Jenario, Brazil yang menegaskan mengenai konsep pembangunan

47 Bismar Nasution “Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial”, http://bismar.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 10 September 2010.

48 Reza Rahman, Op. cit., hal. 19.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

berkelanjutan (sustainability development) sebagai suatu hal yang bukan hanya

menjadi kewajiban negara, namun juga harus diperhatikan oleh kalangan

korporasi.49 Terobosan besar dalam konteks CSR ini dilakukan oleh John

Elkington melalui konsep “3P” (Profit, People, dan Planet) yang dituangkan

dalam bukunya “Cannibals with forks, The tripple Bottom Line of Twentieth

Century Business” yang diliris pada tahun 1997. Ia berpendapat bahwa jika

perusahaan ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka perusahaan

tersebut harus memperhatikan “3P”. Selain mengejar keuntungan (profit),

perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan

masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian

lingkungan (planet).50

C. Dasar Hukum Corperate Social Responsibility (CSR)

Gaung CSR kian bergema setelah diselenggarakan World

Summit on Sustainable Development (WSSD) tahun 2002 di Johannesburg, Afrika

Selatan. Sejak itulah defenisi CSR mulai berkembang.

Adapun yang menjadi dasar hukum dalam pengaturan CSR adalah sebagai

berikut:

1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dalam

Bab V Pasal 74 ayat (1), (2), (3), dan (4)

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam

Pasal 15 (b) dan Pasal 34

49Nopriandi M.Iqbal dan Oop Sopyan, http://operedzone.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 13 September 2010.

50 Gunawan Widjaja & Yeremia Ardi Pratama, Op.cit.,hal. 33.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pada bagian menimbang butir a, b, d, e, Pasal

1 butir 1, 2, 3, dan Pasal 3

Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,

pengertian CSR dapat dilihat dalam Pasal 74 yang menyebutkan:51

(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan.

(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan

sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan

memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksuk pada

ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Penjelasan atas Pasal 74 ayat (1) lebih lanjut menerangkan bahwa

ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang serasi,

seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat

setempat. Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan

usahanya di bidang sumber daya alam” adalah Perseroan yang kegiatan usahanya

51 Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan

“Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber

daya alam” adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan

sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan

sumber daya alam.52

Pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal,

pengaturan CSR dapat dilihat pada:

Penjelasan atas Pasal 74 ayat (3) lebih lanjut menerangkan bahwa yang

dimaksud dengan “dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan” adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan yang terkait.

53

1. Pasal 15

Setiap penanam modal berkewajiban:

a. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik;

b. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;

c. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan

menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal;

d. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha

penanaman modal; dan

e. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.

52 Penjelasan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

53 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

2. Pasal 34

(1) Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaiman dimaksud dalam Pasal 5

yang tidak memenuhi kewajiban sebagimana ditentukan dalam Pasal 15

dapat dikenai sanksi administratif berupa:

a. Peringatan tertulis;

b. Pembatasan kegiatan usaha;

c. Pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal; atau

d. Pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh

instansi atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(3) Selain dikenai sanksi administratif, badan usaha atau usaha perseorangan

dapat dikenai sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Penjelasan atas Pasal 15 (b) lebih lanjut menerangkan bahwa “tanggung

jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap

perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,

seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat

setempat.54

54 Penjelasan atas Pasal 15 butir (b) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

Pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, pengertian CSR dapat dilihat pada:55

1. Menimbang butir a

Bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap

Warga Negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28 H

Undang-Undang Dasar Repulbik Indonesia Tahun 1945.

2. Menimbang butir b

Bahwa pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan oleh

Undang-Undang Dasar Repulbik Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan

berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

3. Menimbang butir d

Bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam

kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga

perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang

sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.

4. Menimbang butir e

Bahwa pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan

iklim sehingga memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup karena itu

perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkkungan hidup.

55 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

5. Pasal 1 butir 1

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

6. Pasal 1 butir 2

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan

terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan

mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang

meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,

pengawasan, dan penegakan hukum.

7. Pasal 1 butir 3

Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang

memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi

pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,

kemampuan, kesejahteraan, dan mutu generasi masa kini dan generasi masa

depan.

8. Pasal 3

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan:

a. Melindungi Wilayah Negara Kesatuan Repulbik Indonesia dari

pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;

b. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;

Universitas Sumatera Utara

Page 16: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

c. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian

ekosistem;

d. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;

e. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;

f. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa

depan;

g. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup

sebagai bagian dari hak asasi manusia;

h. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;

i. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan

j. Mengantisipasi isu lingkungan global.

D. Manfaat Corperate Social Responsibility (CSR)

Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan memfokuskan

perhatiannya kepada 3 (tiga) hal, yaitu profit, lingkungan, dan masyarakat.

Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan deviden bagi pemegang

saham, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh guna membiayai

pertumbuhan dan pengembangan usaha di masa depan, serta membayar pajak

kepada pemerintah. Dengan lebih banyak memberikan perhatian kepada

lingkungan sekitar, perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha-usaha

pelestarian lingkungan demi terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia

dalam jangka panjang. Perusahaan juga ikut mengambil bagian dalam aktivitas

manajemen bencana. Manajemen bencana di sini bukan hanya sekedar

Universitas Sumatera Utara

Page 17: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

memberikan bantuan kepada korban bencana, namun juga berpartisipasi dalam

usaha-usaha mencegah terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana

melalui usaha-usaha pelestarian lingkkungan sebagai tindakan preventif untuk

meminimalisir bencana.56

Di Amerika Serikat beredar wacana bahwa apabila suatu perusahaan

berpartisipasi dalam isu-isu sosial, tidak hanya perusahaan tersebut akan kelihatan

baik di mata para konsumen, investor, dan analisis keuangan, tetapi perusahaan

tersebut akan memiliki reputasi yang baik di mata congress, atau bahkan di dalam

ruang pengadilan apabila terlibat dalam suatu perkara.

57

Menurut Eka Tjipta Foundation, CSR akan menjadi strategi bisnis yang

inheren dalam perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui

reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan. Kedua hal

tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru

oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari konsumen

untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika

akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan

CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian

akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak (true win-win

situation). Konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan,

56 A.B. Susanto, Op.cit., hal. 13. 57 Bismar Nasution “Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial”,

http://bismar.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 10 September 2010.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan

dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.58

Menurut A.B. Susanto dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang

dapat diperoleh dari aktivitas CSR, antara lain sebagai berikut:

59

1. Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang

diterima perusahaan.

Perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosialnya secara konsisten

akan mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang telah merasakan

manfaat dari berbagai aktivitas yang dijalankanya. CSR akan mendongkrak

citra perusahaan, yang dalam rentang waktu panjang akan meningkatkan

reputasi perusahaan. Manakala terdapat pihak-pihak tertentu yang menuduh

perusahaan melakukan perilaku serta praktik-praktik yang tidak pantas,

masyarakat akan menunjukkan pembelaannya. Karyawan pun akan berdiri di

belakang perusahaan, membela tempat institusi-institusi mereka bekerja.

2. CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan

meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis.

Demikian pula ketika suatu perusahaan diterpa kabar miring bahkan ketika

perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami dan

memaafkannya. Sebagai contoh adalah sebuah perusahaan produsen

consumen goods yang lalu dilanda isu adanya kandungan berbahaya dalam

produknya. Namun karena perusahaan tersebut dianggap konsisten dalam

menjalankan tanggung jawab sosialnya, maka masyarakat dapat memaklumi

58Gunawan Widjaja & Yeremia Ardi Pratama, Op.cit., hal. 52. 59 A. B. Susanto, Op.cit., hal. 14-15.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

dan memaafkannya sehingga relatif tidak mempengaruhi aktivitas dan

kinerjanya.

3. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan.

Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memilki

reputasi yang baik, yang secara konsisiten melakukan upaya-upaya untuk

membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan

lingkungan sekitarnya. Kebanggaan ini pada akhirnya akan menghasilkan

loyalitas, sehingga mereka merasa lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras

demi kemajuan perusahaan. Hal ini akan berujung pada penigkatan kinerja

dan produktivitas.

4. CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan

mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdersnya.

Pelaksanaan CSR secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memilki

kepedulian terhadap pihak-pihak yang selama ini berkontribusi terhadap

lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih. Hal ini

mengakibatkan para stakeholders senang dan merasa nyaman dalam

menjalankan hubungan dengan perusahaan.

5. Meningkatnya penjualan seperti yang terungkap dalam riset Roper Search

Worldwide.

Konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh

perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga

memilki reputasi yang baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

6. Insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus

lainnya. Hal ini perlu dipikirkan guna mendorong perusahaan agar lebih giat

lagi menjalankan tanggung jawab sosialnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Business for Social

Responsibility,60 adapun manfaat yang dapat diperoleh oleh suatu perusahaan

yang mengimplementasikan CSR antara lain:61

1. Peningkatan penjualan dan pangsa pasar (increased sales and market share)

2. Memperkuat posisi nama atau merek dagang (strengthed brand positioaning)

3. Meningkatkan citra perusahaan (enhanced corporate image clout)

4. Meningkatkan kemampuan untuk menarik, memotivasi, dan mempertahankan

pegawai (increased ability to attract, motivate, and retain employees)

5. Menurunkan biaya operasi (decreasing operating cost)

6. Meningkatkan daya tarik bagi investor dan analis keuangan (increased appeal

to investors and financial analysts)

E. Community Development Ujung Tombak dari Corperate Social

Responsibility (CSR)

Community development adalah kegiatan pembangunan komunitas yang

dilakukan secara sistematis, terencana, dan diarahkan untuk memperbesar akses

komunitas guna mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas kehidupan yang

60 Business for Social Responsibility adalah suatu organisasi non profit global, yang usahanya adalah memberikan informasi, instrumen, pelatihan-pelatihan, dan jasa konsultan yang menyangkut Corporate Social Responsibility (CSR).

61 Bismar Nasution “Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial”, http://bismar.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 10 September 2010.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya.

Secara hakikat, community development merupakan suatu proses adaptasi sosial

budaya yang dilakukan oleh industri, pemerintah pusat, dan daerah terhadap

kehidupan komunitas lokal.62

Konsep dasar community development adalah kesadaran bahwa terdapat

hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan

komunitas yang berbeda dalam lingkungan sekitarnya. Komunitas lokal

mengharapkan perusahaan bersedia membantu mereka dalam menghadapi

masalah-masalah mereka. Sebaliknya pihak perusahaan mengharapkan mereka

diperlakukan secara adil dan cara pandang yang sportif. Berdasarkan pandangan

ini pihak perusahaan harus mengeksplorasi hubungan mereka dengan komunitas.

Kemudian mengidentifikasi titik-titik yang dianggap kritis dalam menjalin

hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan. Dari sini yang dirumuskan

bagaimana perusahaan merespon kebutuhan serta masalah-masalah yang mereka

hadapi.

63

Langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan adalah melakukan analisis

kebutuhan komunitas (community need analysis). Dalam melakukan analisis

kebutuhan, harus diperhatikan benar agar dapat memenuhi kebutuhan (needs), dan

bukan sekedar keinginan (wants) yang dapat bersifat superfisial demi pemenuhan

sesaat saja. Analisis harus dilakukan secara mendalam agar dapat menggali

62 Reza Rahman, Op.cit., hal. 8. 63 A. B. Susanto, Op.cit., hal. 40.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

kebutuhan yang sesungguhnya, bukan berlandaskan keinginan perusahaan atau

keinginan tokoh-tokoh masyarakat saja.64

Ada 3 (tiga) alasan penting mengapa korporat melakukan program

community development :

65

1. Izin lokal

Izin lokal merupakan hal mutlak yang diperlukan oleh perusahaan, artinya

sama pentingnya dengan izin secara legal formal dari pemerintah. Izin lokal

dalam konteks ini adalah adanya usaha untuk melibatkan komunitas lokal

dalam cakupan usaha dan perusahaan sebagai bagian dari komunitas bekerja

sama dengan komunitas lokal untuk menghasilkan keuuntungan bersama-

sama.

2. Mengatur dan menciptakan strategi ke depan

Kemampuan perusahaan dalam beradaptasi dengan komunitas lokal, memberi

kesempatan kepada perusahaan untuk meningkatkan reputasi yang

berimplikasi pada adanya peluang uasaha baru. Ini karena secara fungsional,

komunitas lokal dapat mendukung usaha perusahaan melalui aktivitas yang

terencana yang terdapat dalam program community development. Usaha-

usaha komunitas lokal selain dapat meningkatkan pendapatan mereka, juga

memudahkan perusahaan untuk mendapatkan apa yang diinginkan sebagai

suatu ikatan kerja atau usaha.

64 Ibid. 65 Reza Rahman, Op.cit., hal. 9.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

3. Sebagai cara untuk mencapai tujuan bersama

Sejumlah program community development yang diselenggarakan,

diintegrasikan dengan model kebudayaan nasional. Pembangunan sebagai

suatu program nasional diinterpretasi komunitas lokal sebagai usaha tujuan

bersama.

Ruang lingkup program-program community development dapat dibagi

berdasarkan tiga kategori sebagai berikut:66

1. Community relation

Yaitu kegiatan yang terkait dengan pengembangan kesepahaman melalui

komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait.

2. Community service

Merupakan pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan komunitas

ataupun kepentingan umum.

3. Community empowering

Adalah program-program yang berkaitan dengan memberikan akses yang

lebih luas kepada komunitas untuk menunjang kemandiriannya.

Untuk memberikan kemudahan, seluruh rangkaian pelaksanaan aktivitas

program community development dapat dituangkan secara sistematis, yaitu

dimulai dengan development, yaitu pengembangan konsep sesuai dengan tujuan

dan sasaran program berdasarkan hasil community needs analysis. Dalam tahap

ini juga harus disertakan komunitas yang menjadi sasaran pengembangan

(involve). Tahap selanjutnya adalah mensosialisasikan (socialize) program ini

66 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

kepada seluruh komunitas, sehingga mereka merasa memiliki program ini dan

ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan dan keberhasilannya. Dalam tahap-tahap

ini, musyawarah memegang peranan yang sangat penting sebagai sarana

komunikasi. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan

program, yaitu cater, yang berarti program-program yang disajikan harus benar-

benar sesuai dengan kebutuhan mereka, dan jangan bersikap “sok tahu”. Hal lain

yang perlu diperhatikan adalah utilize, yang berarti sedapat mungkin melibatkan

tenaga kerja setempat untuk melaksanakan proyek. Berikutnya harus ada

kepekaan (sensitivity) dalam memahami situasi psikologis, sosial, dan budaya

yang tengah berkembang dalam komunitas. Dan yang terakhir adalah socialize,

yang berarti sosialisasi program community development kepada pihak luar.67

Telah terjadi pergeseran paradigma dalam pengembangan komunitas yang

dilakukan sebuah perusahaan. Dahulu program ini bersifat ad hoc, artinya hanya

dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu dengan tujuan yang juga terbatas.

Programnya pun hanya bersifat charity, memberikan pertolongan bagi yang

membutuhkan yang dampaknya hanya terasa dalam jangka waktu yang lebih

pendek. Kesadaran untuk melakukan community development pun masih kurang

karena perusahaan menganggap program ini semata-mata sebagai beban biaya.

Pelaksanaan aktivitas lebih didasarkan karena adanya dorongan faktor-faktor

eksternal, seperti program community development karena memperingati peristiwa

bersejarah tertentu atau karena telah terjadi bencana di suatu wilayah.

68

67 A.B. Susanto, Op.cit., hal. 42-43. 68 Ibid., hal. 43-44.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37041/4/Chapter II.pdf · lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa

Namun saat ini paradigmanya telah mengalami pergeseran. Dalam

menjalankan program community development ini, perusahaan lebih

memperlakukan komunitas yang dikembangkannya sebagai mitra. Hubungan

antara perusahaan dengan komunitasnya bersifat timbal-balik, dan program-

program yang disajikan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan komunitas

yang dikembangkannya. Saai ini community development telah menjadi kewajiban

moral bagi perusahaan. Perusahaan tidak lagi menganggap community

development sebagai hal yang berada diluar tanggung jawab mereka dan hanya

menjadi tanggung jawab pemerintah serta organisasi-organisasi nirlaba lainnya.

Pelaksanaan aktivitas community development saat ini lebih berorientasi kepada

etika. Perusahaan tidak bisa mengabaikan peran komunitas karena bagaimanapun

masyarakat, khususnya komunitas sekitar, memiliki peran baik langsung maupun

tidak langsung, dalam memelihara eksistensi perusahaan. Faktor-faktor pendorong

yang berasal dari internal perusahaan saat ini telah menjadi penggerak bagi

dijalankannya program community development. Program community

development telah menjadi bagian dari usaha perusahaan dalam mewujudkan visi

dan misi yang telah ditetapkannya.69

69 Ibid., hal. 44.

Universitas Sumatera Utara