convensi basel

8
CONVENSI BASEL KELOMPOK 4

Upload: ag-adiriyadi-guruh

Post on 17-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

belum sempurna

TRANSCRIPT

CONVENSI BASEL

CONVENSI BASELKELOMPOK 41PENDAHULUANKonvensi Basel, Konvensi Rotterdam dan Konvensi Stockholm (Konvensi B3 Internasional).Pengaturan ke tiga Konvensi ini adalah:Konvensi Basel tentang ekspor dan impor limbah B3 (transboundary of hazardous waste) dan pengelolaannya,Konvensi Rotterdam tentang informasi ekspor dan impor bahan kimia berbahaya dan beracun,Konvensi Stockholm tentang Persistant Organic Polutant yang dilarang digunakan, terbatas digunakan.

2LANJUTAN...Konvensi Basel lahir karena adanya kekhawatiran makin meningkatnya perdagangan limbah berbahaya ke negara berkembang. Beberapa kasus membuktikan kekhawatiran itu, misalnya kasus Koko pada 1988, ketika lima kapal mengangkut 8.000 barel limbah berbahaya dari Italia ke kota kecil Koko di Nigeria. Mereka menyewa lahan di Koko seharga US$ 100 per bulan untuk tempat pembuangan limbah. Oleh banyak negara berkembang, praktek ini dikenal dengan nama "kolonialisasi limbah beracun".

PENGERTIANKonvensi Basel adalah perjanjian internasional untuk mengurangi perpindahan limbah berbahaya antarnegara. Secara khusus, konvensi ini diberlakukan untuk mencegah pengiriman limbah berbahaya dari negara maju ke negara berkembang. Konvensi ini terbuka untuk ditandatangani sejak 22 Maret 1989 dan dinyatakan berlaku sejak 5 Mei 1992.Indonesia perlu berperan aktif dalam mendukung 3 konvensi ini mengingatIndonesia sebagai negara kepulauan di jalur pelayaran dunia sangat rentan terhadap datangnya limbah dan sumber pencemar lainnya. Selain kesulitan atas pengawasan barang illegal, keberadaan sekitar 17.000 pulau akan mengundang banyak negara untuk membuang limbahnya ke Indonesia.Perlu upaya mengurangi dampak negatif dari perdagangan dan pergerakan bahan kimia yang jika tidak diatur, memiliki resiko mengganggu kesehatan dan lingkungan hidup. Khusus untuk mencegah Indonesia dijadikan tempat dumping senyawa kimia yang berbahaya dan beracun yang dilarang digunakan dari negara maju.DASAR HUKUM CONVENSI BASELPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2005PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2005BREAKING NEWS...Baru-baru ini mulai lagi terungkap adanya penemuan limbah B3 yang diimpor dari Inggris dan Belanda di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Sekitar 113 kontainer berisi limbah dan sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3) diterima dengan baik oleh oknum pengusaha negeri ini. Sebenarnya, kasus ini bukanlah hal yang baru, ternyata telah berlangsung sejak lebih dari dua dekade kebelakang.

SEKIAN&TERIMA KASIH