contoh panduan bagi moderator dalam acara bedah buku

8
Acara : Bedah Buku “Huntara Merapi: Upaya Permukiman Transisi Pasca Bencana” Hari/ Tanggal : Jum’at, 12 Juni 2015 Waktu : 15.00 - 17.00 Tempat : Perpustakaan Kota Yogyakarta Narasumber : Mahditia Paramita, Gatot Saptadi Moderator : Nurul Puspita KEGIATAN PIC DURASI Pembukaan 1. Pembukaan dan sapaan kepada peserta Selamat sore… Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat datang bagi para peserta yang telah hadir dalam acara bedah buku “Huntara Merapi: Upaya Permukiman Transisi Pasca Bencana” Sebelum kita mulai acara bedah buku ini dengan terlebih dahulu mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan YME, berkat izin-Nya kita bisa berkumpul di sini. 2. Perkenalan tentang acara bedah buku yang diselenggarakan oleh Kantor Perpustakaan Kota Yogyakarta Kegiatan bedah buku ini diinisiasi oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Yogyakarta sebagai bagian dari program rutin bulanan. Tema yang diangkat pada bulan ini adalah kebencanaan karena dilatarbelakangi oleh perhatian atas semakin meningkatnya kejadian bencana yang terjadi saat ini. Perlu diketahui bahwa misi pelayanan dari Kantor Arpusda Kota Yogyakarta tidak hanya menyediakan bahan pustaka saja tetapi juga mendorong pengembangan budaya literasi masyarakat, salah satunya adalah melalui kegiatan diskusi atau bedah buku ini. 3. Pemberitahuan/ pengumuman akan ada kuis berhadiah (doorprize) Pada akhir acara tanya jawab akan dibagikan tiga doorprize bagi tiga pertanyaan terbaik. MC/ Moderator 5 menit Sambutan 1. Agenda bedah buku dari Perpustakaan Kota Yogyakarta 2. Perkembangan tema kebencanaan dalam dunia perbukuan/ perpustakaan Kepala Perpustakaa n Kota Yogyakarta 5 menit

Upload: noorpuspito

Post on 05-Nov-2015

466 views

Category:

Documents


93 download

DESCRIPTION

naskah skenario atau script bagi moderator dalam acara diskusi/ bedah buku.contoh kasus: buku huntara merapi

TRANSCRIPT

Acara:Bedah Buku Huntara Merapi: Upaya Permukiman Transisi Pasca BencanaHari/ Tanggal:Jumat, 12 Juni 2015Waktu:15.00 - 17.00 Tempat:Perpustakaan Kota YogyakartaNarasumber:Mahditia Paramita, Gatot SaptadiModerator:Nurul Puspita

KEGIATANPICDURASI

Pembukaan 1. Pembukaan dan sapaan kepada pesertaSelamat sore Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat datang bagi para peserta yang telah hadir dalam acara bedah buku Huntara Merapi: Upaya Permukiman Transisi Pasca BencanaSebelum kita mulai acara bedah buku ini dengan terlebih dahulu mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan YME, berkat izin-Nya kita bisa berkumpul di sini.

2. Perkenalan tentang acara bedah buku yang diselenggarakan oleh Kantor Perpustakaan Kota YogyakartaKegiatan bedah buku ini diinisiasi oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Yogyakarta sebagai bagian dari program rutin bulanan. Tema yang diangkat pada bulan ini adalah kebencanaan karena dilatarbelakangi oleh perhatian atas semakin meningkatnya kejadian bencana yang terjadi saat ini. Perlu diketahui bahwa misi pelayanan dari Kantor Arpusda Kota Yogyakarta tidak hanya menyediakan bahan pustaka saja tetapi juga mendorong pengembangan budaya literasi masyarakat, salah satunya adalah melalui kegiatan diskusi atau bedah buku ini.

3. Pemberitahuan/ pengumuman akan ada kuis berhadiah (doorprize) Pada akhir acara tanya jawab akan dibagikan tiga doorprize bagi tiga pertanyaan terbaik.

MC/ Moderator 5 menit

Sambutan 1. Agenda bedah buku dari Perpustakaan Kota Yogyakarta 2. Perkembangan tema kebencanaan dalam dunia perbukuan/ perpustakaan

Kepala Perpustakaan Kota Yogyakarta5 menit

Pengantar diskusi 1. Penjelasan tentang mengapa buku Huntara Merapi penting untuk dibahas dan masih relevan hingga saat ini? Buku huntara Merapi sangat penting dibahas karena hingga saat ini masih belum ada pedoman pembangunan hunian sementara bagi warga maupun daerah yang terkena bencana. Melihat kondisi tersebut, Pemerintah DIY bersama dengan HRC mencoba mengisi kekosongan yang ada dengan menulis dan menyusun buku ini dengan berdasarkan pengalaman Pemerintah DIY pada kegiatan pembangunan kawasan huntara pasca erupsi Merapi. Diharapkan buku ini dapat menjadi sumber pembelajaran bagi semua pihak.

2. Penjelasan tentang: peminat buku, perlu penyebarluasan, dan harga!Buku ini mempunyai target sasaran yang sangat luas, mulai dari pemerintah daerah, lembaga masyarakat, donor, hingga praktisi dan masyarakat umum yang tertarik dengan isu penanganan bencana. Mengingat pentingnya isi yang ada maka buku ini sangat perlu untuk disebarluaskan, dan kegiatan bedah buku ini menjadi sebuah media yang sangat strategis. Sedikit review tentang buku: buku ini memakai dua bahasa (Indonesia-Inggris) mempunyai tebal 182 halaman, dengan cetakan eksklusif full color, dijual dengan harga Rp 185.000,- karena dicetak dengan jumlah terbatas. Pada kesempatan bedah buku hari ini, buku didiskon 20% menjadi Rp. 148.000,- jika ada yang tertarik bisa mendapatkannya langsung di depan.

3. Perkenalan singkat tentang narasumber dan institusiSebelum memulai bedah buku akan saya perkenalkan narasumber bedah buku kali ini. Narasumber yang pertama adalah Ibu Mahditia Paramita. Beliau lahir di Yogyakarta, beliau saat ini sedang menyelesaikan gelar doctor kebijakan publik di UGM. Jabatan beliau saat ini adalah sebagai CEO HRC. Di mana HRC adalah sebuah organisasi non pemerintah yang mempunyai konsentrasi kepedulian di bidang perumahan, perkotaan, lingkungan, hingga kebencanaan. HRC dalam kiprahnya sering menjadi kampus atau tempat belajar bersama bagi berbagai pihak untuk mewujudkan perkotaan yang lebih baik.

Narasumber yang kedua adalah Bapak Gatot Saptadi. Beliau lahir di Ambarawa dan lulusan dari Teknik Sipil UGM. Beliau mengawali karirnya pertama kali di Provinsi Irian Jaya dan pernah menjabat sebagai Direktur Utama PDAM Jayapura dan terakhir saat ini menjabat sebagai Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY. BPBD DIY yang merupakan unsur Pemerintah DIY mempunyai visi untuk mewujudkan masyarakat DIY yang peka, tanggap, dan tangguh terhadap bencana dalam menyongsong peradaban baru. Di mana masyarakat tersebut akan mampu mengidentifikasi risiko bencana, mampu menetapkan pilihan tindakan, serta mampu untuk tanggap darurat dan pemulihan pasca bencana secara mandiri. Moderator 5 menit

BEDAH BUKU Untuk mengefisiensikan waktu yang ada, mari kita langsung mulai acara bedah buku kali ini, yang akan dilakukan dengan sistem diskusi

Review buku oleh Ibu Mahditia Paramita1. Apa yang mendasari penulisan buku Huntara Merapi? Buku Huntara Merapi sendiri dibuat sebagai bentuk respon atas upaya yang luar biasa dari Pemerintah DIY dalam menghadapi pemulihan pasca erupsi Merapi. Sungguh sayang, jika pengalaman berharga tersebut menguap begitu saja, oleh karena itu HRC dan Dinas PUP ESDM DIY berinisiatif membukukan pengalaman yang telah dilakukan oleh DIY dalam penanganan korban erupsi Merapi, khususnya dalam pemenuhan rumah tinggal mereka. HRC percaya bahwa buku merupakan sebuah sumbangsih yang besar bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan bangsa hingga lintas generasi. Melalui karya inilah HRC ingin memperluas kontribusi bagi bangsa dan DIY, khususnya.

2. Apa saja isu yang dimuat dalam buku Huntara Merapi dan relevansinya terhadap trend saat ini? Kesadaran publik akan pentingnya penanggulangan bencana, terutama pada masa pemulihan. Hal tersebut sangat penting untuk dilakukan karena saat ini terjadi peningkatan kejadian bencana alam Penanganan bencana tidak sebatas pada upaya kemanusiaan tapi juga menyangkut pembenahan kehidupan pasca bencana dan entry point yang strategis adalah melalui sektor perumahan. Hal tersebut sangat relevan dengan trend saat ini tentang mitigasi bencana yang menyentuh aspek perumahan, seperti rumah tahan bencana dan perencanaan kawasan tangguh (bencana)

3. Target atau sasaran pembaca buku Huntara Merapi? Buku ini merupakan upaya pengelolaan pengetahuan yang terakumulasi di institusi atau individu di lingkungan Pemerintah DIY yang berperan/ bertanggungjawab sebagai pelaksana penyediaan huntara bagi korban erupsi Merapi. Buku yang tercipta ini lebih bersifat transfer pengetahuan sehingga dapat membawa pembacanya mengerti dan bisa belajar atau meniru apa yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah DIY dalam penyediaan huntara bagi korban erupsi Merapi. Dengan demikian, target atau sasaran pembaca buku ini adalah untuk umum, mulai dari birokrat, praktisi, dan akademisi, donor, LSM,dll. Tetapi dari substansinya, buku ini akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi pemerintah daerah di Indonesia, terutama di daerah rawan bencana.

4. Apa saja substansi yang dibahas pada setiap bab dalam buku? Substansi buku dibagi menjadi 5 bab dengan tema bahasan yang berbeda satu sama lain tetapi mempunyai keterkaitan yang runut. Selain itu, dilengkapi pula substansi pelengkap berupa kumpulan testimoni dari pelaksana, donor, dan penerima manfaat. Bab 1 berjudul: Merapi Tak Pernah Ingkar Janji Bab ini menceritakan tentang kronologis dan dampak erupsi Merapi yang terjadi. Misi bab ini adalah meningkatkan kewaspadaan setiap orang akan suatu kejadian bencana dan besarnya dampak suatu kejadian bencana. Bab 2 berjudul: Menyemai HarapanBab ini mengulas tentang konsep dan strategi yang ditempuh oleh pelaksana penyediaan huntara Merapi bagi para korban erupsi Merapi dalam melaksanakan tugas yang diembanMisi bab ini adalah kondisi pelik dan dihadapi tiap orang di indonesia jadi dapat dibayangkan bagaimana proses perumusan kebijakan dan mengambil keputusan tidak mudah karena ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu: kepemimpinan, sinergi antar sektor, dan kompetensi Bab 3 berjudul: Membangun Hidup Baru Bab ini menjelaskan tentang aktivitas yang dilakukan oleh para pelaksana untuk mewujudkan Huntara Merapi dan menggambarkan kondisi kawasan huntara yang telah terbangunMisi bab ini adalah bahwa pemerintah selalu hadir bagi warganya terutama dalam kejadian bencana dan pemerintah sangat total dalam upaya menyejahterakan warganya Bab 4 berjudul: Membuahkan Hasil NyataBab ini menampilkan kehidupan di kawasan huntara yang dibentuk oleh para warga penghuni huntara Misi bab ini adalah untuk menunjukkan bahwa hanya dengan partisipasi dan kontribusi dari warga sasaran program maka output dan outcome program yang memuaskan dapat terealisir Bab 5 berjudul: Bertindak dan Bertanggung JawabBab ini membahas tentang pembiayaan dalam pembangunan kawasan huntaraMisi bab ini adalah program bisa dilaksanakan dengan dukungan pembiayaan yang mencukupi dari berbagai pihak dan perlunya akuntabilitas sebagai wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat.

Moderator (note: jawaban bisa dikembangkan oleh narasumber)15 menit

Review buku oleh Bapak Gatot Saptadi1. Apa saja yang dilakukan oleh Pemerintah DIY pada penanganan bencana erupsi Merapi? Pemerintah DIY melalui berbagai instansi atau SKPD terkait terlibat aktif pada semua tahapan penanganan Tahap tanggap darurat. Tahap ini memprioritaskan pada upaya-upaya penyelamatan warga serta penjaminan keamanan dari ancaman bencana beserta dampaknya. Pihak-pihak yang terlibat aktif pada tahap ini antara lain: BPBD yang berperan sebagai koordinator; Dinas Sosial; Dinas Kesehatan; LSM; perguruan tinggi; masyarakat Tahap pemulihan dini, merupakan masa transisi yang memprioritaskan pada upaya pembangkitan serta menjaga harapan dan semangat korban sehingga tidak terpuruk dalam penderitaan akibat bencanca yang menimpa. Pihak-pihak yang terlibat aktif, antara lain: BPBD; Dinas Sosial; Dinas Kesehatan; Dinas PUP-ESDM; LSM; perguruan tinggi Tahap rekonstruksi dan rehabilitasi diarahkan untuk memulihkan kondisi seutuhnya yang terintegrasi dengan upaya mitigasi bencana.Pihak yang terlibat aktif, antara lain: BPBD; Dinas PUP-ESDM

2. Mengapa Pemerintah DIY melakukan pembangunan huntara sebagai salah satu aksi penangangan pasca erupsi Merapi? Melihat bahwa kondisi pengungsian yang kurang layak untuk jangka waktu lama akan berdampak kurang bagus bagi kesehatan maupun perkembangan jiwa para warga/ korban erupsi Merapi Pembangunan huntara masuk sebagai agenda utama dalam program Rencana Aksi Penanganan Pasca Erupsi Merapi Provinsi DIY karena pertimbangan kerusakan di sektor perumahan menghasilkan dampak kerugian yang meluas ke sektor ekonomi produktif lainnya.

3. Huntara seperti apakah yang dibangun oleh Pemerintah DIY? Pemerintah DIY menyediakan hunian sementara (Huntara) dalam kawasan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana dasar permukiman, sekaligus menyiapkan penggerak awal ekonomi masyarakat melalui fasilitas infrastruktur ekonomi yang juga bersifat sementara (darurat). Sarana ekonomi yang dibangun, antara lain: kandang ternak, kolam ikan, pertanian hortikultur, dan pengelolaan sampah. Prasarana dasar yang dibangun, yaitu: jalan lingkungan, sanitasi, listrik, dan air bersih. Sarana sosial yang dibangun, antara lain: sarana sekolah (PAUD, TK, SD), masjid, balai warga, perpustakaan, dan tempat bermain anak. Bangunan huntara merupakan bangunan semi permanen dengan ukuran luas standar 36 m2 yang terdiri dari: 1 ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi/WC dengan sistem cubluk, dan 1 dapur. Secara universal konsep desain huntara adalah sebuah hunian nyaman huni yang memberi privasi bagi penghuni dalam melakukan aktivitas sehari-hari di rumahnya.

4. Di mana saja kah lokasi pembangunan kawasan huntara? Apa saja permasalahan yang ditemui dalam pembangunan kawasan huntara? Lokasi kawasan huntara, yaitu: 1) Plosokerep; 2) Banjarsari; 3) Kuwang; 4) Gondang; 5) Dongkelsari; 6) Jetissumur; dan 7) Kenthingan. Permasalahan yang dihadapi antara lain: mencari lokasi yang sesuai kriteria aman dari ancaman Gunung Merapi tetapi cukup dekat dengan lokasi asal tempat tinggal; topografi yang miring membutuhkan cukup banyak pekerjaan cut and fill untuk memperluas lahan efektif; permukaan air tanah yang dangkal mempersulit penyediaan air bersih dan menyebabkan sistem sanitasi kurang berfungsi baik; kenaikan harga bahan material dasar huntara (bambu, seng) mengganggu stok bahan material dan melambungkan biaya pembangunan; kondisi cuaca yang tidak bersahabat cukup menghambat kecepatan pembangunan kawasan huntara.

5. Apa yang menjadi kunci sukses Pemerintah DIY dalam program pembangunan huntara Merapi? Tidak ada ego sektoral, tapi rasa saling mengisi, melengkapi, dan menguatkan antar SKPD terkait Dukungan dan kepercayaan dari masyarakat, baik secara materiil maupun moril kepada Pemerintah DIY dalam penanganan korban erupsi Merapi

Moderator (note: jawaban bisa dikembangkan oleh narasumber)15 menit

Tanya jawab

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Mahditia dan Bapak Gatot yang telah memberikan banyak informasi. Sebelum kita lanjutkan ke acara selanjutnya, mari kita berikan tepuk tangan terlebih dahulu kepada kedua narasumber. Baik, kita berlanjut ke acara berikutnya yiatu sesi tanya jawab. Dalam sesi diskusi ini, dibuka 2 termin, di mana 1 terminnya terdiri dari tiga orang penanya.

Moderator 30 menit

Pengumuman dan promosi Sembari menunggu tiga pertanyaan terbaik dipilih oleh narasumber, akan kami umumkan beberapa pengumuman, yaitu:1. tentang program donasi yang diinisiasi HRC sebagai salah satu langkah nyata mewujudkan perumahan, perkotaan, dan lingkungan yang lebih baik. Hasil donasi akan ditujukan untuk perbaikan rumah atau sanitasi tidak layak huni. 2. Ekspresikan suaramu lewat booth yang disediakan di depan tentang kota tangguh bencana3. Penjualan buku huntara, LC dan inisiasi program atau kegiatan HRC yang tersedia di meja depan 4. Foto bersama setelah penutupan Moderator5 menit

Kuis berhadiah buku (LC/ huntara):Alternatif 1: berdasarkan pertanyaan terbaik.Alternatif 2: berdasarkan jawaban yang tepat, sbb:1. Sebutkan 5 saja kawasan huntara yang dibangun oleh Pemerintah DIY?2. Sebutkan prasarana dasar apa saja yang disediakan dalam kawasan huntara?3. Sebutkan luas dan pembagian ruangan bangunan (rumah) huntara?Moderator5 menit

Penutupan Sebelum acara bedah buku kali ini ditutup, kami mengucapkan terima kasih kepada narasumber yang telah memberikan banyak informasi kepada kita semua. Dan juga mengucapkan banyak terima kasih kepada para peserta atas partisipasinya dalam kegiatan bedah buku kali ini. Akhirnya, saya Nurul selaku moderator dan seluruh panitia bedah buku mohon undur diri. Mohon maaf, bila ada kekurangan atau kesalahan. Semoga kita bisa bertemu kembali dalam diskusi-diskusi berikutnya di lain kesempatan. Terima kasih. Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Sesi foto bersamaModerator5 menit

Disiapkan oleh:Nurul PuspitaYogyakarta, 11 Juni 2015