contoh laporan kp

56
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambangan batubara merupakan hal yang sangat fundamental bagi ketersediaan energi pada saat ini. Baik sebagai pembangkit tenaga listrik, industri pembuatan semen, peleburan bijih besi dan baja, dan lain-lain. Permintaan batubara dari pasar domestik maupun mancanegara meningkat. Sektor pertambangan juga menyerap banyak tenaga kerja maupun tenaga ahli. Sehingga, menarik untuk mempelajari secara mendalam kegiatan-kegiatan pertambangan. Kegiatan pertambangan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahapan persiapan (prospeksi), tahapan eksplorasi, tahapan studi kelayakan (feability study), tahapan eksploitasi, tahapan pengolahan dan pemurnian, serta tahapan penutupan tambang (mine closure). Tiap-tiap tahapan memiliki fungsi tersendiri yang harus dijalankan oleh perusahaan agar dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat diminimalisir dan tentunnya bernilai ekonomis. Pemilihan sistem penambangan didasarkan pada keuntungan maksimal yang dapat diperoleh. Faktor yang mempengaruhi sistem penambangan yaitu

Upload: muhammad-azmi-rahman

Post on 18-Jan-2016

617 views

Category:

Documents


53 download

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Laporan KP

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertambangan batubara merupakan hal yang sangat fundamental bagi

ketersediaan energi pada saat ini. Baik sebagai pembangkit tenaga listrik,

industri pembuatan semen, peleburan bijih besi dan baja, dan lain-lain.

Permintaan batubara dari pasar domestik maupun mancanegara meningkat.

Sektor pertambangan juga menyerap banyak tenaga kerja maupun tenaga

ahli. Sehingga, menarik untuk mempelajari secara mendalam kegiatan-

kegiatan pertambangan.

Kegiatan pertambangan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahapan

persiapan (prospeksi), tahapan eksplorasi, tahapan studi kelayakan (feability

study), tahapan eksploitasi, tahapan pengolahan dan pemurnian, serta

tahapan penutupan tambang (mine closure). Tiap-tiap tahapan memiliki

fungsi tersendiri yang harus dijalankan oleh perusahaan agar dampak negatif

dari kegiatan penambangan dapat diminimalisir dan tentunnya bernilai

ekonomis.

Pemilihan sistem penambangan didasarkan pada keuntungan

maksimal yang dapat diperoleh. Faktor yang mempengaruhi sistem

penambangan yaitu karakteristik spasial dari endapan, faktor geologi dan

hidrogeologi, sifat-sifat geoteknik, konsiderasi ekonomi, faktor ekonomi,

serta faktor lingkungan. Objektif dasar dari pemilihan metode penambangan

adalah sistem ekploitasi yang saling berkaitan dengan kegiatan survey

dalam tahap awal pada proses perencanaan pemilihan metode penambangan.

Salah satu kegiatan yang paling mendasar pada proses penambangan

adalah kegiatan survey. Pada kegiatan pertambangan, survey memiliki

berbagai macam kegunaan, salah satunya adalah untuk mengetahui

kemajuan tambang (mine progress) pada suatu satuan waktu tertentu.

Kemajuan tambang adalah keadaan tambang pada tiap akhir satuan waktu,

Page 2: Contoh Laporan KP

yang diukur dengan menggunakan alat dan software tertentu yang hasil

pengukurannya digunakan sebagai dasar pembayaran jasa kepada pihak

kontraktor.

Kegiatan Kerja Praktek yang dilakukan adalah untuk mengetahui

seluruh kegiatan pada PT. Pamapersada Nusantara yang meliputi Mine Plan

& Development, Production, Geology and Exploration, Geotech, Safety

Health and Environment (SHE), serta Port Department. Namun pada

kesempatan ini, kami sebagai penyusun mengangkat judul “Observasi

Survey Kemajuan Tambang Di PT. Pamapersada Nusantara Jobsite

PT. Adaro Indonesia, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan”.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan laporan ini adalah untuk menambah

wawasan ilmu pengetahuan tentang teknologi survey dan pemetaan

kemajuan tambang yang ada di PT. Pamapersada Nusantara Jobsite PT.

Adaro Indonesia serta mengaplikasikan secara langsung teori yang

didapatkan di bangku kuliah sehingga dapat mengetahui faktor – faktor

yang mempengaruhi hasil survey di lapangan.

Tujuan dari kerja praktek yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kegiatan dan tugas surveyor di PT. Pamapersada Nusantara

selaku kontraktor dari PT. Adaro Indonesia.

2. Mengetahui teknologi survey dan pengukuran kemajuan tambang

pada PT. Pamapersada Nusantara Jobsite PT. Adaro Indonesia.

3. Mengetahui proses pengolahan data dari hasil kegiatan survey pada

PT. Pamapersada Nusantara.

4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pada hasil survey kemajuan

tambang pada PT. Pamapersada Nusantara

Page 3: Contoh Laporan KP

1.3. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini ada

tiga, yaitu:

1. Pengumpulan data

a. Primer, data primer berasal dari pengamatan, pengambilan data

langsung di lapangan, dan dokumentasi berupa foto dan data yang

diambil langsung di lapangan.

b. Sekunder, data sekunder berasal dari berbagai sumber literatur seperti

diktat mata kuliah, buku-buku manual handbook alat, internet, serta

interview terhadap karyawan yang bersangkutan.

2. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software tambang,

untuk PT. Pamapersada Nusantara sendiri menggunakan software 12d

Model 7 dan software pendukung lainnya seperti Autocad Civil 3D dan

Riscanpro.

3. Pelaporan

Pelaporan berupa penyajian data berupa peta dari kegiatan kerja praktek

yang berisi hasil pengamatan dan perhitungan dari data primer yang

dapat dipertanggungjawabkan.

1.4. Batasan Masalah

Secara umum, penyusun mengamati seluruh kegiatan penambangan

pada PT. Pamapersada Nusantara, namun secara khusus penyusun

membahas mengenai kegiatan survey dan pemetaan progres tambang

maupun pengukuran lainnya serta pengolahan data pada PT. Pamapersada

Nusantara pada bulan Juli-Agustus 2012.

1.2. Sistematika Penulisan

Dalam laporan ini terbagi menjadi beberapa bab sesuai dengan isi,

dimana dalam masing-masing bab terbagi lagi menjadi beberapa subbab.

Sistem penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut :

Page 4: Contoh Laporan KP

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab pembuka yang menjelaskan tentang latar

belakang, tujuan, metode penulisan, batasan masalah serta

sistematika penulisan dari laporan.

BAB II TINJAUAN UMUM

Tinjauan umum berisi penjelasan tentang informasi sejarah

perusahaan, lokasi dan kesampaian daerah, keadaan geologi

daerah yang meliputi keadaan topografi, cuaca dan iklim, dan

morfologi.

BAB III DASAR TEORI

Berisi tentang teori-teori mengenai survey dan pemetaan serta

informasi mengenai alat-alat yang digunakan untuk kegiatan

pemetaan yang diambil dari berbagai macam sumber.

BAB IV KEGIATAN PENGAMATAN LAPANGAN

Berisi tentang pengamatan penyusun pada kegiatan-kegiatan yang

dilakukan Survey Section yang ada pada Mine Plan &

Development, Production, Geology and Exploration, Geotech,

Safety Health and Environment (SHE), serta Port Department.

BAB V PENGUKURAN KEMAJUAN TAMBANG DI PT.

PAMAPERSADA NUSANTARA

Berisi tentang prosedur pengukuran kemajuan tambang, tahapan

pengukuran volume, pengolahan data dengan menggunakan

software, serta pembahasan mengenai jumlah produksi pada bulan

Juli - Agustus 2012.

BAB VI PENUTUP

Merupakan bab akhir pada laporan ini, yang berisi kesimpulan

serta saran.

Page 5: Contoh Laporan KP

BAB IITINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah Perusahaan

2.1.1. Sejarah Perkembangan PT. Adaro Indonesia

PT. Adaro Indonesia adalah sebuah perusahaan tambang hasil

kerjasama Australia-Indonesia yang telah memproduksi batubara di

daerah Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. PT. Adaro

Indonesia didirikan pada tanggal 11 November 1982 yang

merupakan perusahaan milik pemerintah Spanyol yaitu Empres

National Adaro (ENADIMSA) dan perum tambang batubara bukit

asam dengan kepemilikan saham 100% oleh Enadimsa (Spanyol).

Bulan April 1989 sebagian saham yang dimiliki oleh

enadimsa dijual dan berubah menjadi suatu perusahaan merger

Asing - Indonesia dengan kepemilikan saham sebagai berikut :

1. Indonesia Coal Pty. Ltd. (Australia) 50%

2. Emerose National S.A. 20%

3. PT. Tirtamas Maju Tama (Indonesia) 15%

4. PT. Asminco Bara Tama (Indonesia) 15%

5. PT. Sapta Indra Sejati (Indonesia) 40%

Akhir tahun 1994 seluruh saham milik ENADIMSA yaitu

20% dari seluruh saham perusahaan tersebut dibeli oleh perusahaan

Indonesia yaitu PT. Panca Muspan. Beberapa tahun kemudian

kepemilikan saham PT. Panca Muspan dibeli sebagian oleh MEC

Indo-Coal B.V dengan masing - masing memegang saham 10%.

PT. Adaro Indonesia melakukan kegiatan penambangan

batubara di daerah sekitar Tanjung, Kalimantan Selatan, berdasarkan

kontrak kerja sama penambangan batubara tanggal 16 November

1982 No. J2 / J.i DU / 52 / 58, yang di buat antara perusahaan ini

selaku kontraktor.

Page 6: Contoh Laporan KP

Dengan perum tambang batubara (sebagai principal dan

pemegang kuasa pertambangan). Semula kontrak wilayah yang di

miliki oleh PT. Adaro Indonesia seluruhnya mencakup luas sekitar

1480 km, dan setelah beberapa kali di ciutkan berdasar hasil

eksplorasi, saat ini wilayah yang masih bisa di pertahankan untuk di

kembangkan lebih lanjut tinggal seluas 355 km.

Berkat kualitas batubara yang unggul yaitu yang sangat

bersih dengan kadar abu rata-rata hanya sekitar 15% dan kadar

belerang hanya 0.1% dan nilai bakarnya tinggi maka dalam empat

tahun terakhir ini, hasil pembakaran batubara eks Adaro tidak

menimbulkan masalah lingkungan, karena itu batubara ini di

pasarkan dengan merek dagang Envirocoal telah memasuki pasaran

batubara ke berbagai Negara Eropa (Spanyol, Denmark, Belanda,

Bulgaria, Jerman, Slovenia, Yunani, Nerwegia)Amerika Serikat,

Chili, Jepang, India, Philifina, dan dalam Negeri sendiri.

Sejalan dengan terus berkembangnya pasaran, produksi

batubara Adaro telah dapat ditingkatkan dari 250.000 ton dalam

tahun 1991 berturut - turut menjadi 950.000 ton di 1992, 1.370 juta

ton di 1993, 2.510 juta ton di 1994, dan 5.553 juta ton di 1995.

Untuk produksi tahun 1996 akan ditingkatkan menjadi 8 juta ton

dengan memperluas eksploitasi pertambangan selain di lapangan

paringin dan wara juga di lapangan tutupan (1997), pada tahun 1999

produksi batubara sebesar 10 juta ton, pada tahun 2003, produksi

batubara sebesar 16 juta ton, kemudian pada tahun 2004, 17.6 juta

ton, pada tahun 2005 ini produksi batubara 17.5 juta ton, dan untuk

tahun 2006 ini sebesar 18.5 juta ton (target pama).

Penambangan dan ekspor batubara eks Adaro keluar daerah

terlaksana melalui jalur angkutan yang sangat panjang dan sulit. Dari

dua kemungkinan rute angkutan batubara, yitu rute ke

timur(memotong pegunungan meratus ke pantai selat makasar) atau

rute ke barat (menuju sungai barito), dari hasil penyelidikan dan

pertimbangan menjatuhkan pilihan untuk menggunakan rute

Page 7: Contoh Laporan KP

angkutan darat kesungai barito. Batubara di angkut melalui jalur

darat Coal Haulage Road sejauh lebih kurang 78 km dari tambang

menuju terminal tongkang klanis, di tepi sungai barito yang

termasuk wilayah Pemda Tingkat II Barito Selatan, Kalimantan

Tengah. Dari kelanis batubara di angkut dengan tongkang melalui

sungai barito sampai ke laut, di laut di pindahkan dengan

menggunakan Floating Crane dari tongkang ke kapal - kapal besar

kemudian mengangkutnya ke negara peng impor, atau di angkut ke

terminal batubara di Mekar putih di selatan Pulau laut.

Untuk keperluan pengangkutan sungai, di daerah kelanis, di

tepi sungai barito di bangun pelabuhan tongkang, tempat

penimbunan batubara atau stockpile, sarana pembuatan serta

berbagai fasilitas penunjang lainnya.

Karyawan PT. Adaro Indonesia bertugas dan bertanggung

jawab dalam managemen dan pengawas administrasi, perencanaan

dan pemasaran. Untuk pekerjaan pengeras tanah, penambangan,

pengangkutan batubara, pemeriksaan laboratorium dan angkutan

tongkang dan lainnya di lakukan oleh kontraktor.

2.1.2. Sejarah Singkat PT. Pamapersada Nusantara

Awal mulai berdiri PT. Pamapersada Nusantara dari PT.

Astra Internation pada tanggal 13 Oktober 1972 yang memiliki anak

cabang perusahan PT. United Tractor Indonesia dimana usahanya

bergerak pada bidang industri dan pemasaran alat-alat berat, hal ini

dikarenakan pada saat itu bangsa indonesia sedang melakukan

pembangunan di segala bidang, sehingga sangat diperlukan adanya

alat - alat sebagai penunjang pembangunan. Sedangkan untuk

mengelola kekayaan alam Indonesia, khususnya tambang maka PT.

United Tractors Indonesia memiliki divisi - divisi yang bergerak

dibidang penambangan yaitu Plait Hire and Mining.

PT. United Tractors Indonesia, yang usahanya semakin

berkembang dan kegiatan managemen yang semakin sibuk, sehigga

pada akhirnya mendirikan anak cabang perusahaan yang baru diberi

Page 8: Contoh Laporan KP

nama PT. Pamapersada Nusantara yang memiliki beberapa sektor di

bidang rental logging dan project. Hingga serkarang sektor yang

paling menguntungkan bagi PT. Pamapersada Nusantara adalah

sektor di bidang project (tambang) yang di bagi dalam beberapa

jobsite yang tersebar di seluruh Nusantara.

2.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Wilayah perjanjian kerjasama PT. Adaro Indonesia secara geografis

terletak pada koordinat 155º 36'30"- 155º 36' 10" bujur timur dan 2º 7'- 2º

25' 30" Lintang Selatan .

PT Pamapersada Nusantara merupakan perusahaan kontraktor yang

diberikan hak pengelolaan oleh PT Adaro Indonesia. Secara administratif

lokasi pertambangan PT Adaro Indonesia berada di wilayah Kabupaten

Balangan dan Kabupaten Tabalong. Wilayah operasi tambang ini berada di

Provinsi Kalimantan Selatan, Kabupaten Tabalong yang dibatasi oleh empat

wilayah, yakni :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Pasir

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab. Hulu Sungai Utara

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Balangan

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Barito Timur

Tambang batubara PT. Adaro Indonesia merupakan daerah yang

termasuk dalam wilayah kuasa tambang eksplorasi DU 182 Kalimantan

selatan. Lokasi tersebut dapat di capai melalui jalan darat dari kota

Banjarmasin dengat jarak sejauh 230 Km jalan beraspal. Jarak antara lokasi

penambangan dan tempat penimbunan batubara sementara stockpile sejauh

28 Km ke arah Barat dan dapat di tempuh dengan jalan darat yng

merupakan milik PT. Adaro Indonesia sendiri. Kondisi jalan tersebut baik

dengan jalan tanah yang diperkeras dengan batu dan lebar jalan 16 m.

Page 9: Contoh Laporan KP

Sumber : PT. Adaro Indonesia, 2012

Gambar 2.1.Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah PT. Adaro Indonesia

Page 10: Contoh Laporan KP

Tabel 2.1. Kesampaian Daerah

RUAS JALAN JARAK WAKTU KECEPATAN KONDISI JALAN

Banjarbaru- Simpang Wara

Tanjung ±210 km ±5 jam 60–100 km/jam

Beraspal baik, pada beberapa ruas jalan dijumpai jalan rusak

Simpang Wara Tanjung – Kantor

Pama 73 Km ±7 km ±15 menit 60–80 km/jam

Beraspal baik, melewati underpass

simpang wara

Kantor Pama 73 Km – Pit Wara 2

±3 km ±5 menit 40–60 km/jam Melewati jalan beraspal dan

melewati jalan tanah / berkerikil, jalan milik PT. Adaro

Indonesia

2.3. Keadaan Geologi

2.3.1. Geologi Regional Daerah PT. Adaro Indonesia

Secara regional wilayah PT. Adaro Indonesia termasuk dalam

Cekungan Barito.Cekungan Barito terdiri dari empat buah formasi

dengan urut-urutan stratigrafi dari tua ke muda sebagai berikut :

1. Formasi Tanjung, merupakan formasi paling tua dari empat

lapisan yang ada didaerah penambangan, berumur eosen,

ketebalannya mencapai 1.100 meter, terdiri dari (dari bawah ke

atas) konglomerat yang merupakan komponen utama,

mengandung sisipan batubara yang kurang berarti, lapisan ini

berselingan dengan batupasir kuarsa, batulanau dan batulempung

(mudstone) dibagian atasnya. Formasi ini diendapkan pada

lingkungan paralis hingga neritik. Hubungannya tidak selaras

dengan batuan dasar Pra-Tersier.

2. Formasi Berai, lithologinya berupa batugamping masif (terumbu).

Setempat di temukan perselingan batugamping, batulempung dan

Page 11: Contoh Laporan KP

napal. Formasi ini diendapkan pada lingkungan lagoon hingga

neritik tengah dengan ketebalan hingga 1075 meter dan berumur

oligosen sampai Miosen awal. Hubungannya selaras dengan

Formasi Tanjung yang terletak di bawahnya

3. Formasi Warukin, Merupakan perselingan batupasir kuarsa dan

batulempung dengan sisipan batubara. Setempat ditemukan

sisipan batugamping. Formasi ini diendapkan pada lingkungan

neritik dalam hingga deltaik dan berumur Miosen tengah sampai

Miosen akhir. Hubungannya selaras dengan Formasi Berai yang

terletak dibawahnya ketebalan antara 1.000 sampai 2.000 meter

dan merupakan formasi yang paling produktif.

4. Formasi Dahor, merupakan perselingan batupasir dan

konglomerat yang tidak kompak. Setempat ditemukan

batulempung lunak, lignit dan limonit. Formasi ini diendapkan

pada lingkungan litoral hingga sublitoral dengan ketebalan sekitar

840 meter dan berumur Miosen akhir sampai Pliosen.

Hubungannya tidak selaras dengan Formasi Warukin yang

terletak dibawahnya dan tidak selaras dengan endapan alluvial

yang terdapat di bagian atasnya.

2.3.2. Geologi Lokal Daerah Tambang Pit Wara 2 PT. Adaro

Indonesia

Secara lokal sebagian besar wilayah konsesi PT. Adaro

Indonesia termasuk kedalam formasi warukin dengan ciri litologi

berupa perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan

batubara. Namun di daerah Wara 2 ini lapisan batubara sangat

dominan. Batubara yang ditemukan terdiri dari beberapa seam

utama/mayor yaitu seam W-100, W-200 dan W-300 dengan

ketebalan bervariasi antara 13 – 50 meter serta kemiringan lapisan

sekitar 26o serta seam minor lainnya. Nilai kalori batubara berkisar

antara 5090 kcal/kg hingga 6220 kcal/kg yang termasuk dalam rank

sub – bituminous hingga bituminous. Dengan Total Moisture

berkisar antara 16.5% sampai 34,3%. Total sulfur yang rendah

Page 12: Contoh Laporan KP

berkisar antara 0,08 % hingga 0,13 % serta ash yang rendah berkisar

antara 0,2 % sampai 3,8 % merupakan jenis batubara yang ramah

lingkungan.

2.3.3. Geomorfologi

Berdasarkan pada morfografi, morfometri dan morfogenesa

sebelum dilakukan ekploitasi tambang batubara, geomorfologi

daerah penelitian dibagi menjadi 1 bentukan yaitu Satuan Bentukan

Asal Struktur Terdenudasi. Dengan arah penyebaran membujur dari

Barat Laut hingga Tenggara, berdasarkan modifikasi Van Zuidam

(1983) dibagi menjadi 3 (tiga) satuan geomorfik sebagai berikut :

Satuan Geomorfik Daerah Antiklin

Satuan geomorfik ini menempati 30% dari luas daerah

penelitian, morfologi berupa dataran bergelombang dengan

kelerengan berkisar antara 0% hingga 15% dengan beda tinggi 2

sampai 10 m. Pola pengaliran yang berkembang sub denritik.

Litologi yang menyusun berupa batupasir kuarsa, batulempung,

dan sisipan batubara. Vegetasi berupa pohon karet, jati dan

semak. Satuan geomorfik ini merupakan perkebunan karet dan

hutan adat.

Satuan Geomorfik Perbukitan Homoklin Curam

Satuan geomorfik ini menempati 45% dari luas darah

penelitian, morfologi berupa perbukitan dengan kelerengan curam

berkisar antara 31% hingga 61%, beda tinggi 40 sampai 85 m.

Pola pengaliran yang berkembang sub trellis. Litologi penyusun

satuan ini berupa batulempung, batupasir, batulempung pasiran,

batulempung karbonan, batupasir karbonan dan sisipan batubara.

Ketebalan berkisar antara 2 sampai 49,5 m. Vegetasi berupa karet

dan semak.

Satuan Geomorfik Perbukitan Homoklin Bergelombang

Satuan ini menempati 25% dari luas daerah penelitian.

Morfologi berupa perbukitan dengan kelerengan berkisar antara

18% hingga 30% dengan beda tinggi 15 sampai 35 m. Pola

Page 13: Contoh Laporan KP

pengaliran yang berkembang sub tralis. Litologi penyusun satuan

ini berupa batulempung, batupasir, batulempung pasiran, sisipan

tipis batubara. Vegetasi berupa pohon karet, jati dan pohon hutan

sekunder. Satuan ini merupakan perkebunan kayu meranti dan

hutan adat.

Akan tetapi geomorfologi tersebut pada saat sekarang

kondisinya berubah total, hal ini dikarenakan karena aktivitas

pertambangan dalam mencapai target produksi dari PT. Adaro

Indonesia.

2.3.4. Stratigrafi

Urutan stratigrafi yang tersingkap di daerah penelitian berupa

Formasi Warukin bagian atas yang dicirikan dengan hadirnya

batubara yang tebal dan litologi berukuran halus.

Berdasarkan ciri litologi dan umur geologi, maka daerah

penelitian dapat dikolompokkan menjadi 3 (tiga) satuan

litostratigrafi. Urutan litostratigrafi dari yang tertua hingga yang

termuda yaitu :

1. Satuan Batupasir Kuarsa

Penamaan satuan ini berdasarkan peta litologi dominan yang

berupa batupasir kuarsa yang berada pada Formasi Warukin

bagian atas. Di sumur Warukin Selatan ditemukan fosil

Lepidocyclina (N) Sumatraensis dan Spiroclypeus Margaritatus

Datum yang menunjukkan berumur Miosen Tengah. Hubungan

stratigrafi antara satuan batupasir dengan batulempung yang

berada diatasnya adalah selaras. Berdasarkan struktur sedimen,

litologi, serta komposisi litologinya maka satuan batupasir kuarsa

terendapkan pasa sub lingkungan channel, trasitional lower delta

plain (Horne, 1978).

2. Satuan Batulempung

Umur satuan batuan ini berdasarkan kesebandingan dengan

geologi regional yang berumur Miosen Tengah (Siregar dan

Sunaryo, 1980). Satuan ini terendapkan di sub lingkungan

Page 14: Contoh Laporan KP

swamp-creavasse splay, lingkungan transitional lower delta plain

(Horne et al, 1978). Hubungan stratigrafi antara satuan batupasir

kuarsa dengan satuan batulempung yang berada diatasnya adalah

selaras.

3. Satuan Batulempung Pasiran

Umur satuan ini adalah Miosen Tengah yang terendapkan pada

daerah sub lingkungan creavasse splay with interdistributary bay.

Hubungan statigrafi antara satuan batuan yang berada diatasnya

adalah selaras.

Page 15: Contoh Laporan KP

Sumber : Geology Department PT. Adaro Indonesia, 2012

Gambar 2.3.Peta Geologi Regional PT. Adaro Indonesia

Page 16: Contoh Laporan KP

Tabel 2.3. Ketebalan Rata – rata Batubara Tambang Pit Wara 2

SEAM Ketebalan

W100 7.50

W110 7.42

W111 0.56

W120 6.96

W210 9.86

W221 5.00

W222U 3.10

W300 11.08

W310 4.94

W320 3.59

W321 2.43

W322 1.53

(blank)

Grand Total 5.15

Sumber : Departemen Engineering PT. Pamapersada Nusantara Jobsite PT. Adaro Indonesia

2.4. Keadaan topografi

Daerah Tambang Tutupan termasuk daerah dengan keadaan topografi

bergelombang ( Van Zuidam, 1979 ). Perbukitan tersebut memanjang dari

Timur Laut ke Barat Daya. Sepanjang 15 km dengan ketinggian maksimum

200 m dari permukaan air laut. Vsegetasi Daerah penambangan umumnya

terdiri dari semak belukar, ilalang sampai pepohonan yang berdiameter

batang kurang lebih 50 cm, selain itu terdapat juga tanaman yang dikelola

oleh pemerintah maupun masyarakat setempat berupa perkebunan karet.

Page 17: Contoh Laporan KP

BAB IIIDASAR TEORI

Ilmu ukur tambang adalah salah satu aplikasi dari ilmu geodesi dan

rekayasa yang berhubungan dengan masalah pertambangan. Tujuan ilmu ukur

tambang, menyajikan secara grafis (rencana atau bagian dari rencana) bentuk dan

kejadian gambaran penyebaran bahan galian serta struktur yang ada dari

kenampakan permukaan bumi. Memecahkan berbagai permasalahan dalam ilmu

ukur tambang (eksplorasi, konstruksi, eksploitasi) (Anonim, 2011).

Untuk melakukan sebuah pengukuran diperlukan perencanaan dan

persiapan terlebih dahulu agar hasil yang diperoleh dapat digunakan secara efektif

dengan waktu, biaya dan tenaga pengukuran yang efisien.

Pengukuran (survey) adalah sebuah teknik pengambilan data yang

dapat memberikan nilai panjang, tinggi dan arah relatif dari sebuah obyek ke

obyek lainnya. Hasil penelitian geodesi dipakai sebagai dasar referensi

pengukuran, kemudian hasil pengolahan data pengukuran adalah dasar dari

pembuatan peta (Wongsotjitro, 1985).

Kegiatan pengukuran (survey) dilakukan dalam proses tahapan-tahapan

sebagai berikut :

1. Eksplorasi

2. Pengukuran Luasan Tambang

3. Studi Geoteknik dan Geohidrologi / Hidrologi

4. Studi Kelayakan

5. Perencanaan Tambang

6. Penambangan (Produksi - Eksploitasi – Pengolahan - Pemurnian)

7. Pengangkutan dan Penjualan

8. Penutupan Tambang

Pada setiap tahap tersebut, peranan tenaga survey dan pemetaan sangat

diperlukan, khususnya dalam tahapan Eksplorasi dan Eksploitasi. Dalam tahapan

eksplorasi, peran tenaga survey dan pemetaan antara lain, penyediaan peta-peta

kerja geologi dan peta untuk perijinan penambangan, pengukuran topografi

Page 18: Contoh Laporan KP

original, dan penentuan posisi titik bor geologi. Dalam tahapan eksploitasi, peran

tenaga surveyor diperlukan untuk pelaksanaan konstruksi insfrastruktur serta

aplikasi dari desain tambang dengan memasang patok - patok acuan desain

(Nurhakim, 2005).

Pekerjaan survey pada tahapan kegiatan tambang dapat dikategorikan

sebagai pekerjaan Geodesi Rendah (Plane Geodesi). Pada umumnya wilayah

tambang tidak mencakup areal yang terlalu luas sehingga kelengkungan bumi

dapat diabaikan. Aspek ketelitian survey dan pemetaan pada kegiatan penambang,

yang diharapkan masih dalam ketelitian fraksi desimeter - meter, kecuali untuk

pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi infrastruktur atau bangunan dan

pengukuran deformasi lereng (Basuki, 2006).

Perkembangan teknologi dan pemetaan yang dalam kurun waktu terakhir

meningkat sangat cepat juga menuntut beberapa dunia tambang untuk

meningkatkan produktifitas penambangannya dengan melakukan perbaikan-

perbaikan pada bidang survey pemetaan, misalnya :

1. Pemetaan topografi original menggunakan teknologi Laser Scanner atau

menggunakan metode fotogrametris.

2. Pengunaan satelit positioning (Global Positioning System) GPS untuk

pemetaan pada model tambang terbuka.

3. Pengunaan teknologi Robotic Monitoring System untuk pemantauan kestabilan

lereng seperti Laser Scanner.

4. Penggunaan teknologi (Geografhic Information System) GIS dan (Global

Positioning System) GPS untuk memantau posisi dan kondisi alat produksi.

5. Penggunaan GIS untuk membantu kegiatan pembebasan lahan, pemantauan

lingkungan dari aspek penambangan dan pemantauan Community

Development.

Dalam beberapa kasus, kesalahan dalam pekerjaan survey dan pemetaan di

tambang akan sangat erat dengan tujuan penambangan itu sendiri, yakni dalam

pelaksanaan investigasi kandungan tambang (eksplorasi) dan tahap pengambilan

material tambang (eksploitasi). Kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan tambang

akan menyebabkan beberapa hal dibawah ini :

Page 19: Contoh Laporan KP

1. Kesalahan data-data survey dalam kegiatan eksplorasi akan menyebabkan

kesalahan dalam membuat model cadangan bahan tambang, serta menentukan

besaran cadangan terkira dan terukur suatu tambang.

2. Kesalahan ini akan menyebabkan analisa dalam studi kelayakan tambang, dan

analisa ekonomi tambang.

3. Kesalahan dalam pembuatan model cadangan bahan tambang akan

mengakibatkan kesalahan pada kesalahan pembuatan design dan kesalahan

pada penentuan metode penambangan.

4. Kesalahan pada pembuatan model akan mengakibatkan kesalahan dalam

perencanaan tambang dan produksi penambangan sehingga cadangan yang

berada dibawah tanah tidak didapat diambil seluruhnya.

5. Kesalahan dalam pengukuran pemasangan patok oleh survey akan meyebabkan

salahnya penggalian yang berdampak pada :

a. Volume galian perencaan tidak sama dengan aktual sehingga cost dari

penambangan akan bertambah.

b. Terganggunya stabilitas atau kemantapan lereng karena perubahan geometri

lereng.

c. Pengambilan material yang salah sehingga kualitas material tidak sesuai

dengan perencanaan.

d. Terganggunya sequence penambangan sehingga target produksi mengalami

perlambatan.

e. Kesalahan dalam melakukan pengukuran topografi original atau topografi

progress tambang akan mengganggu proses penyaliran tambang (drainase

tambang) sehingga akan menganggu proses produksi dari aspek sequence

tambang dan terganggunya proses penyaliran tambang juga akan

menganggu kestabilan lereng (Anonim, 2011).

Sedangkan kegiatan pemetaan merupakan proses pembuatan peta

berdasarkan pengolahan data hasil pengukuran. Bidang ilmu yang mempelajari

pembuatan peta ini disebut dengan kartografi, sedangkan ahlinya adalah

kartografer. Pemahaman yang baik mengenai Sistem Proyeksi dan Sistem

Koordinat bumi merupakan hal dasar yang harus diketahui oleh seorang

kartografer.

Page 20: Contoh Laporan KP

3.1. Peta dan Jenis - Jenis Peta

Peta topografi merupakan gambaran sebagian kecil permukaan bumi

di atas bidang datar (atau bidang yang didatarkan) yang dibuat dalam skala

tertentu, serta dilakukan dengan metode tertentu pula. Karena banyaknya

data topografi yang dapat disajikan di atas suatu peta, maka perlu dilakukan

pemilihan data-data yang akan disajikan sehingga kerumitan isi peta dapat

dihindari. Dalam pemilihan peta tersebut, perlu dipertimbangkan beberapa

hal, seperti : skala peta yang akan dibuat, sumber data pemetaan, serta jenis

data yang disajikan (tujuan pemetaan). Berdasarkan ketiga pertimbangan

tersebut, suatu peta dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis peta.

Berdasarkan sumber datanya, peta dikelompokkan ke dalam dua

golongan peta, yaitu :

a. Peta induk, adalah peta yang dihasilkan dari survey langsung di lapangan

dan dilakukan secara sistematis

b. Peta turunan, adalah peta yang dibuat (diturunkan) berdasarkan acuan

peta yang sudah ada, sehingga survey langsung ke lapangan tidak

diperlukan di sini. Peta turunan ini tidak dapat digunakan sebagai peta

dasar untuk pemetaan topografi.

Berdasarkan data yang disajikan, peta dapat digolongkan dalam dua

kelompok, yaitu :

a. Peta topografi (topographic map), adalah peta yang menggambarkan

semua unsur topografi yang nampak di permukaan bumi, baik unsur alam

maupun unsur buatan manusia, serta menggambarkan pula keadaan relief

permukaan bumi. Dengan demikian, di samping data planimetris berupa

unsur-unsur topografi di atas, ditampilkan pula data-data ketinggian

seperti data titik tinggi dan data kontur topografi. Contoh peta topografi

yaitu peta rupa bumi terbitan Bakosurtanal, peta teknik untuk

perencanaan teknik sipil, dan lain-lain.

b. Peta tematik (tematic map), adalah peta yang hanya menyajikan data-data

atau informasi dari suatu konsep/ tema yang tertentu saja, baik itu berupa

data kualitatif, maupun data kuantitatif, dalam hubungannya dengan

detail topografi yang spesifik, terutama yang sesuai dengan tema peta

Page 21: Contoh Laporan KP

tematik tersebut. Contoh peta tematik yaitu peta geologi, peta anomali

gaya berat, peta anomali magnet, peta tata guna lahan, peta pendaftaran

tanah, dan lain-lain.

Berdasarkan besarnya gambar yang disajikan, maka skala peta dapat

dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu :

a. Skala besar, merupakan skala peta yang dapat menyajikan gambar dalam

ukuran besar sehingga data-data topografi dapat digambarkan secara

rinci. Termasuk ke dalam skala ini adalah skala 1 : 10.000, 1 : 5.000, 1 :

1.000, 1 : 500, dan skala yang lebih besar lagi.

b. Skala sedang, merupakan skala yang dapat menyajikan gambar dalam

ukuran yang semi rinci, sehingga sudah ada pengelompokan data-data

rinci dan sejenis ke dalam satu kelompok data. Misalnya lebar jalan

sudah mengalami penyederhanaan menjadi garis. Termasuk ke dalam

kelompok ini adalah skala 1 : 250.000, 1 : 100.000, 1 : 50.000, 1 :

25.000. Skala sedang biasanya digunakan untuk pemetaan dasar

topografi nasional oleh Bakosurtanal.

c. Skala kecil, merupakan skala peta yang hanya dapat menyajikan data

dalam ukuran kecil pula, sehingga tingkat penyederhanaan data sudah

semakin membesar. Yang termasuk skala kecil adalah skala 1 : 500.000

dan atau skala yang lebih kecil (Subagio, 2000).

3.2. Metode Pemetaan Topografi

Secara garis besarnya, metode pemetaan topografi dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu metode teristris dan metode

fotogrametris.

a. Metode Teresteris

Dalam metode ini, semua pekerjaan pengukuran topografi

dilaksanakan di lapangan dengan menggunakan peralatan ukur, seperti

theodolit, waterpas, alat ukur jarak, serta peralatan ukur modern lainnya

(GPS, total station, dan lain-lain). Pengukuran topografi adalah

pengukuran posisi dan ketinggian titik kerangka pemetaan serta

pengukuran detail topografi (semua objek yang terdapat di permukaan

bumi). Yang dimaksud dengan kerangka pemetaan adalah jaringan titik

Page 22: Contoh Laporan KP

kontrol tanah (X dan Y) dan height (h) yang akan digunakan sebagai

referensi atau acuan pengukuran dan titik kontrol pengukuran.

Setelah semua data lapangan terukur secara akurat, maka data-data

tersebut kemudian diolah dalam processing data. Pengolahan data ini

terdiri atas perhitungan data kerangka pemetaan dan data detail topografi,

penggambaran detail topografi, serta proses kartografi. Hasil akhir dari

pengolahan data ini adalah berupa peta topografi.

Secara garis besar, langkah-langkah pemetaan secara terestris

adalah sebagai berikut :

1. Persiapan, yang meliputi peralatan, perlengkapan dan personil.

2. Survei pendahuluan (reconaisance survey), maksudnya peninjauan

lapangan lebih dahulu untuk melihat kondisi medan secara

menyeluruh, sehingga dari hasil ini dapat ditentukan :

a. Teknik pelaksanaan pengukurannya.

b. Penentuan posisi titik-titik kerangka peta yang representatif dalam

arti distribusinya merata, intervalnya seragam, aman dari gangguan,

mudah didirikan alat ukur, mempunyai kapabilitas yang baik untuk

pengukuran detail, saling terlihat dengan titik sebelum dan setelah

detail.

3. Survei pengukuran, meliputi :

a. Pengukuran kerangka peta (misalnya poligon) meliputi sudut,

jarak, dan beda tinggi.

b. Pengukuran detail

c. Pengukuran khusus

4. Pengolahan data

a. Perhitungan kerangka peta (X, Y, Z)

b. Perhitungan detail (X, Y, Z) atau cukup sudut arah/azimutnya,

jarak datar, dan beda tinggi, dari titik ikat.

5. Plotting atau penggambaran, meliputi:

a. Plotting kerangka peta dan detil

b. Penarikan garis kontur dan Editing

Page 23: Contoh Laporan KP

Gambar 3.1. Flowcart pengambilan titik-titik Topografi

b. Metode Fotogrametris

Pengukuran detail topografi (disebut pengukuran situasi) selain

dapat langsung dikerjakan di lapangan, dapat pula dilakukan dengan

teknik pemotretan dari udara, sehingga dalam waktu yang singkat dapat

terukur atau terpotret daerah yang seluas mungkin. Dalam metode

GEOLOGI

PENYUSUNAN RENCANA DAN SKEDUL KERJA

PETA TOPOGRAFI

1

5

3

DISTRIBUSI

PERLU

REVISI

YA

TIDAK

PROSES DATA

PENGUKURAN POLIGON CABANG DAN

DETAIL

REFERENSI

SELESAI

PETA

Mulai

PENGECEKAN PERMINTAAN PEMETAAN

TOPOGRAFI

PENGUKURAN TITIK KONTROL 2

4

Page 24: Contoh Laporan KP

fotogrametri ini, pengukuran lapangan masih diperlukan dalam proses

fotogrametris selanjutnya.

Pada dasarnya, metode fotogrametri ini mencakup fotogrametris

metrik dan interpretasi citra. Fotogrametris metrik merupakan

pengenalan serta identifikasi suatu objek pada foto. Dengan metode ini,

pengukuran tidak perlu dilakukan langsung di lapangan, tetapi cukup

dilaksanakan di laboratorium melalui pengukuran pada citra foto. Untuk

melaksanakan pengukuran tersebut, diperlukan beberapa titik kontrol

pada setiap foto udara. Titik kontrol ini dapat dihasilkan dari proses

fotogrametris selanjutnya, yaitu proses triangulasi udara yang bertujuan

memperbanyak titik kontrol foto berdasarkan titik kontrol yang ada

(Subagio. 2000).

3.3. Kesalahan Dalam Pengukuran

Pengukuran merupakan proses yang mencakup tiga hal atau bagian

yaitu benda ukur, alat ukur dan pengukur atau pengamat. karena ketidak

sempurnaan masing - masing bagian ini ditambah dengan pengaruh

lingkungan maka bisa dikatakan bahwa tidak ada satu pun pengukuran yang

memberikan ketelitian yang absolut. Ketelitian bersifat relatif yaitu

kesamaan atau perbedaan antara harga hasil pengukuran dengan harga yang

dianggap benar, karena yang absolut benar tidak diketahui. Setiap

pengukuran, dengan kecermatan yang memadai, mempunyai ketidaktelitian

yaitu adanya kesalahan yang berbeda - beda, tergantung pada kondisi alat

ukur, benda ukur, metoda pengukuran dan kecakapan si pengukur.

Kesalahan dalam pengukuran – pengukuran yang dinyatakan dalam

persyaratan bahwa:

1. Pengukuran tidak selalu tepat,

2. Setiap pengukuran mengandung galat,

3. Harga sebenarnya dari suatu pengukuran tidak pernah diketahui,

4. Kesalahan yang tepat selalu tidak diketahui,

Page 25: Contoh Laporan KP

Adapun sumber-sumber kesalahan yang menjadi penyebab kesalahan

pengukuran adalah sebagai berikut:

1. Karena faktor alam yaitu perubahan angin, suhu, kelembaban udara,

pembiasan cahaya, gaya berat dan deklinasi magnetik.

2. Karena faktor alat yaitu ketidaksempurnaan konstruksi atau penyetelan

instrumen.

3. Karena faktor pengukur yaitu keterbatasan kemampuan pengukur dalam

merasa, melihat dan meraba.

Kondisi alam walaupun pada dasarnya merupakan suatu fungsi yang

berlanjut, akan tetapi mempunyai karakteristik yang dinamis. Hal inilah

yang menyebabkan banyak aplikasi pada bidang pengukuran dan pemetaan.

Pengukuran dan pemetaan banyak tergantung dari alam.

Pelaksanaan pekerjaan dan pengukuran jarak, sudut, dan koordinat titik pada

foto udara juga diperlukan suatu instrumen pengukuran yang prosedurnya

untuk mengupayakan kesalahan yang kecil. Dan jika diantara kesalahan itu

terjadi maka pengukuran dan pengumpulan data harus di ulang. Kesalahan

terjadi karena salah mengerti  permarsalahan, kelalaian, atau pertimbangan

yang buruk. Kesalahan dapat diketemukan dengan mengecek secara

sistemetis seluruh pekerjaan dan dihilangkan dengan jalan mengulang

sebagian atau bahkan  seluruh pekerjaan. Dalam melaksanakan ukuran datar

akan selalu terdapat “Kesalahan”. Kesalahan – kesalahan  ini disebabkan

baik karena kekhilapan maupun karena kita manusia memang tidak

sempurna dalam menciptakan alat – alat.

Kesalahan dalam pengamatan dapat digolongkan menjadi 3 jenis,

yaitu :

1. Kesalahan kasar atau kesalahan besar (mistake atau blunders), kesalahan

ini terjadi karena kurang hati-hati, kurang pengalaman, atau kurang

perhatian. Dalam pengukuran, jenis kesalahan ini tidak boleh terjadi,

sehingga dianjurkan untuk mengadakan self checking dari pengamatan

yang dilakukan. Apabila diketahui ada kesalahan kasar maka dianjurkan

untuk mengulang seluruh atau sebagian pengukuran tersebut. Contoh

kesalahannya adalah salah baca (6 dibaca 9, 3 dibaca 8), salah mencatat

Page 26: Contoh Laporan KP

data ukuran, dan salah dengar dari si pencatat. Untuk menghindari

terjadinya kesalahan kasar, dapat dilakukan pengukuran lebih dari satu

kali.

2. Kesalahan sistematik (sistematic error), disebabkan oleh alat-alat ukur

sendiri seperti panjang pita ukur yang tidak standar, pembagian skala

yang tidak teratur pada pita ukur, dan pembagian skala yang tidak teratur

pada pita ukur dan pembagian teodolit yang tidak seragam. Kesalahan ini

juga dapat terjadi karena cara-cara pengukuran yang tidak benar. Sifat

kesalahan ini dapat dihilangkan antara lain dengan cara :

- Sebelum digunakan untuk pengukuran, alat dikalibrasi terlebbih

dahulu

- Dengan cara-cara tertentu, misalnya pengamatan biasa dan luar biasa

dan hasilnya dirata-rata

- Dengan memberikan koreksi pada data ukuran yang didapat

- Koreksi pada pengolahan peta

3. Kesalahan random (accidental error), terjadi karena hal-hal yang tak

terduga (Iskandar, 2011).

3.4. Survey dan Pemetaan Tambang

Survey tambang merupakan kegiatan pendukung yang sangat penting

dalam pertambangan, baik pada tahap persiapan (eksplorasi), selama

kegiatan operasional, maupun penutupan tambang (pasca operasi). Pada

kegiatan persiapan seperti pemetaan topografi, perencanaan desain tambang

dan pembangunan fasilitas tambang. Pengukuran tambang selama kegiatan

tambang berlangsung (operasional) misalnya pada pengukuran volume

penggalian, volume disposal, dan volume stockpile. Sedangkan pada

penutupan tambang, data survey tambang digunakan untuk pembuatan dasar

rencana reklamasi.

Pekerjaan survey atau pemetaan sendiri adalah suatu teknik dan ilmu

untuk menentukan posisi titik dalam suatu ruang 3D, menentukan jarak dan

sudut diantara titik-titik tersebut dengan teliti. Orang yang melakukan

survey dan pemetaan disebut surveyor. Dalam rangka memenuhi sasaran

Page 27: Contoh Laporan KP

dan maksud dari pekerjaan survey, seorang surveyor harus tahu prinsip

geometri (ilmu ukur) dan matematika.

Dalam menjalankan tugasnya, seorang juru ukur tambang memiliki

tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap profesinya, antara lain sebagai

berikut :

1. Tanggung Jawab Juru Ukur Tambang (Responsibility)

Tanggung jawab juru ukur tambang adalah menjamin dan bertanggung

jawab atas tugas–tugas yang dibebankan kepadanya dalam bidang

pengukuran dan harus dilaksanakan sesuai dengan aturan/ketentuan dari

instansi/perusahaan yang memberi tugas. Kewajiban disini belum

terperinci.

2. Tanggung Gugat Juru Ukur Tambang (Accountability)

Tanggung gugat juru ukur tambang adalah pertanggungan jawab juru

ukur atas pelaksanaan tugas–tugas yang dibebankan kepadanya dalam

bidang pengukuran dan harus dilaksanakan sesuai dengan tata urutan atau

frekuensi pelaksanaan pekerjaannya yang sudah ditetapkan dan dapat

dihitung atau dinilai/diaudit pada waktu tertentu.

Perincian pelaksanaan Responsibility dan Accountability seorang juru

ukur tambang dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Tanggung Jawab Juru Ukur Tambang

Sebagai seorang yang membantu Kepala Teknik Tambang dalam

menjalankan kewajibannya, seorang juru ukur tambang memiliki

responsibility sebagai berikut :

- Menyiapkan peta situasi

- Menyiapkan peta rencana tambang

- Menyiapkan peta geologi

- Menyiapkan peta tambang

- Menyiapkan peta perencanaan tambang.

2. Tanggung Gugat Juru Ukur Tambang

Agar pekerjaan seorang juru ukur tambang dapat dikatakan

accountable, maka perlu dilaksanakan hal–hal sebagai berikut :

Page 28: Contoh Laporan KP

- Membuat rincian tahapan pekerjaan pengukuran yang akan

dilaksanakan

- Menyusun jadwal pengukuran yang berkesinambungan dengan baik

- Membantu supervisor dalam menentukan waktu/lamanya dan

frekuensi pengukuran setiap minggu/bulan/tahun

- Membantu supervisor dalam menyusun petunjuk pelaksanaan

pengukuran (SOP) yang berorientasi dengan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K-3)

- Membuat proritas lokasi–lokasi pengukuran yang urgent

- Menyusun tim pengukuran yang kompak dan solid

- Membuat kerangka acuan pelaporan hasil pengukuran yang baik dan

baku (Anonim, 2011).

3.5. Penentuan Luas dan Volume

Penentuan luas dan volume tanah sangat erat kaitannya dengan

rekayasa, seperti halnya dalam penentuan ganti rugi dalam hal pembebasan

tanah untuk keperluan suatu proyek, penentuan volume galian dan

timbunan, penentuan volume bendung, dan lain-lain yang erat kaitannya

dengan biaya suatu pekerjaan rekayasa.

3.5.1. Penentuan Luas

Penentuan luas adalah luas yang dihitung dalam peta, yang

merupakan gambaran permukaan bumi dengan proyeksi orthogonal,

sehingga selisih tinggi dari batas-batas yang diukur diabaikan. Luas

suatu bidang tanah dapat ditentukan dengan salah satu cara di bawah

ini, tergantung dari data dasar yang tersedia.

1. Penentuan luas cara numerik

Dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Dengan memakai koordinat, apabila titik koordinatnya

diketahui.

b. Dengan ukuran dari batas-batas tanah, jika batas-batas diukur

langsung.

Page 29: Contoh Laporan KP

2. Penentuan luas secara grafis

Cara ini dilakukan apabila gambar tanah hanya diketahui skalanya

saja tanpa dukungan data lain seperti angka ukur dan lain-lain,

serta batas tanah berupa garis-garis lurus. Untuk itu diperlukan

piranti pengukur jarak dalam gambar seperti mistar skala, jangka

tusuk, dan sebagainya. Penentuan luas secara grafis dapat

dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

a. Dengan membagi-bagi gambar menjadi bentuk-bentuk

geometris yang lebih sederhana, sehingga dengan penjangkaan

atau pengukuran beberapa sisinya dapat dihitung luasannya.

b. Dengan mengubah bentuk gambar menjadi bentuk geometri

yang lebih sederhana dengan luas yang sama, sehingga dengan

penjangkaan beberapa sisinya dapat dihitung luasnya.

c. Dengan menggunakan mal grid yang terbuat dari kertas

transparanm misalnya milimeter kalkir, sehingga luas tanah

yang akan diukur dihitung dengan kelipatan dari jala-jala grid.

3. Penentuan luas secara grafis mekanis

Cara ini dipakai apabila batas-batas gambar tanah dibatasi oleh

garis-garis nonlinier (tidak lurus), yaitu berupa garis lengkung

atau kurva. Cara ini menggunakan peralatan yang dinamakan

planimeter (Anonim, 2011)

3.5.2. Penentuan Volume

Dalam perencanaan rekayasa, penentuan volume tanah adalah

suatu hal yang sangat lazim. Seperti halnya pada perencanaan

pondasi, galian dan timbunan pada rencana irigasi, jalan raya, jalan

kereta api, penanggulangan sepanjang aliran sungai, penghitungan

volume tubuh bendung, dan lain-lain, tanah harus digali dan

ditimbun ke tempat lain, atau sebaliknya, harus diambil dari tempat

lain untuk ditimbun di lokasi proyek. Kegiatan menggali,

mengangkut, dan menimbun serta memadatkannya membutuhkan

biaya yang cukup besar. Biaya tersebut dapat dirancang apabila

Page 30: Contoh Laporan KP

perencanaan dapat menghitung lebih dulu berapa volume tubuh

tanah yang dibutuhkan atau yang dipindahkan secara tepat.

Pada dasarnya penentuan volume tubuh tanah dapat

dilakukan dengan salah satu dari tiga cara atau metode, yaitu:

1. Dengan penampang melintang (cross section),

2. Dengan garis kontur (conturing).

3. Dengan sifat datar dan penggalian (spot level)

(Prabowo, 2010).

3.6. Perkembangan Pengukuran dengan Menggunakan Total Station

Di dalam kegiatan earthwork seperti kegiatan eksploitasi

pertambangan, informasi topografi area pertambangan sangatlah penting

karena digunakan sebagai acuan dalam berkegiatan. Pada proses pembuatan

desain bertahap dalam kegiatan pertambangan, dibutuhkan informasi

topografi area pertambangan yang akurat,aktual dan dapat diperolah dalam

waktu yang singkat. Informasi topografi kondisi aktual pit juga menjadi

parameter ukuran progress kegiatan eksploitasi pertambangan yang

dilaksanakan oleh perusahaan kontraktor pertambangan yang nantinya akan

menjadi tujuan akhir dari proses kegiatan eksploitasi pertambangan.

Kegiatan survey topografi area eksploitasi pertambangan yang dapat

menghasilkan hasil yang relatif akurat dan praktis dalam pelaksanaan serta

pengolahan data pengukurannya menjadi sebuah tantangan bagi perusahaan

kontraktor pertambangan. Tugas survey pada kegiatan ini adalah melakukan

pengumpulan informasi topografi area pertambangan dengan Terrestrial

Lasser Scanner yang kemudian akan digunakan oleh departemen lain

dalam perencanaan, eksekusi serta pemantauan aktivitas pertambangan.

Page 31: Contoh Laporan KP

BAB IVKEGIATAN PENGAMATAN LAPANGAN

Kegiatan pengamatan lapangan pada PT. Pamapersada Nusantara

menempatkan mahasiswa jurusan Teknik Pertambangan yang melakukan Kerja

Praktek pada Engineering Department. Sesuai dengan judul yang telah di ajukan

sebelumnya mengenai mine progress atau survey kemajuan tambang dimana

Survey merupakan salah satu section yang ada pada Engineering Department.

Mahasiswa yang telah mengikuti kerja praktek pada PT. Pamapersada Nusantara,

Jobsite Adaro Indonesia diharapkan mampu menjelaskan kegiatan-kegiatan

survey di Engineering Department. Namun, kami sebagai penyusun

memfokuskan pada kegiatan progress tambang atau survey kemajuan tambang

pada Pit Central PT. Sapta Indra Sejati.

4.1. Mine Survey Section

Survey merupakan pekerjaan pengukuran keadaan di lapangan dengan

menggunakan alat ukur berupa Total Station, GPS Trimble, dan Lasser

Scanner untuk mendapatkan koordinat (Northing, Easting, Elevation atau

Height) dari daerah yang diukur yang kemudian diolah dengan

menggunakan sistem komputerisasi, dan ditampilkan dalam bentuk

informasi, baik peta maupun data atribut.

Pada survey section PT. Pamapersada Nusantara, terdapat 3 team

yaitu team Pit Tutupan, team Pit Wara 1 dan Team Pit Wara 2. Dalam

Masing-masing team Pit terbagi lagi masing-masing tim yang melakukan

survey di masing-masing lokasi dan tugasnya. Tiap team terdiri dari 4 orang

yang terdiri dari satu orang operator instrument (pengoperasi alat Laser

Scanner, Total Station, GPS) dan tiga orang helper survey (chainman),

masing-masing team mempunyai daerah pengukuran sendiri.

Page 32: Contoh Laporan KP
Page 33: Contoh Laporan KP

Alat- alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran ialah sebagai

berikut :

1. Laser scanner adalah sebuah teknik menggunakan cahaya laser untuk

mengukur titik-titik dalam sebuah pola secara langsung dalam tiga dimensi

dari yang ada pada permukaan objek dari sebuah tempat di permukaan

bumi.Hasil yang didapatkan dari pengukuran TLS ini adalah point cloud

yang berkoordinat tiga dimensi terhadap tempat berdiri alat. Point cloud

tersebut adalah kumpulan titik-titik dalam jumlah banyak yang dapat

digunakan sebagai bahan pembuatan model tiga dimensi. TLS ini

mempunyai kekurangan yaitu ketidakmampuan TLS dalam mengakusisi

warna yang sesuai dengan warna aslinya. Warna yang didapatkan oleh alat

TLS adalah intensitas pantulan dari benda yang ditembak oleh laser tersebut

(Quintero, et al., 2008).

2. Total Station, alat utama dalam pengukuran tambang, yang dapat

mengeluarkan gelombang kemudian dipantulkan kembali oleh reflektor atau

prisma. Alat ini dapat membaca sudut horizontal dan vertikal bersama-sama

dengan jarak miringnya (slope distance). Tim survey pada PT. SaptaIndra

Sejati menggunakan Total Station Leica.

3. Prisma target, digunakan sebagai alat pemantul gelombang yang dipasang

pada backsight sebagai titik ikat. Alat ini diletakkan pada titik yang telah

diketahui koordinatnya.

4. Stick dan prisma, digunakan untuk memantulkan gelombang yang

dipancarkan oleh Total Station dan diletakkan pada objek-objek yang akan

diukur. Stick berfungsi untuk penopang prisma saat akan melakukan

pengukuran titik, dimana stick itu berdiri maka disitu juga titik yang akan

diketahui koordinat serta azimuthnya saat dilakukan penembakan dengan

total station. Namun sebelumnya prisma harus dipasangkan pada stick.

Panjang dari stick dapat diubah – ubah, dari 1,5 m hingga 3 m.

5. Tripod atau statif, digunakan sebagai tempat berdirinya alat maupun prisma.

Tripod terbuat dari aluminium maupun besi stainless

6. Meteran, digunakan untuk mengukur tinggi total station dan APS, yang

selanjutnya diinput ke dalam Total Station.

Page 34: Contoh Laporan KP

7. Handy talky, digunakan sebagai alat komunikasi para team survey.

8. Alat tulis, digunakan untuk mencatat data yang bersangkutan dengan survey

Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh survey section yang penyusun

ketahui selama melakukan kerja praktek di PT. SaptaIndra Sejati adalah

sebagai berikut :

1. Mengeksekusi desain rencana tambang

Setiap hari terdapat desain terbaru dari subdepartemen engineering

yang mewakili perubahan pit. Survei berperan sebagai pengeksekusi setiap

detail didalamnya. Survei melakukan pematokan untuk membantu para

operator menjalankan perubahan tersebut sesuai dengan desain.

Aktivitas mingguan survei antara lain melakukan pengambilan seluruh

data penampakan pit yang nanti akan digunakan sub-departemen

Engineering untuk membuat desain pada minggu berikutnya. Aktivitas

bulanan survei antara lain pengambilan data ROM bulanan dan melakukan

perhitungan volume batubara dan material buangan. Pada survei terdapat

istilah chainman dan instrument man. Chainman adalah pemegang reflektor

pada saat pengambilan data batubara, material buangan, dan data lainnya.

Instrument man adalah orang yang mengoperasikan alat TS dan GPS saat

pengambilan data. Chainman harus bisa mengenali serta

mengidentifikasikan bentukan profil dan jenis batubara untuk memudahkan

instrument man dalam pemberian kode pada TS.

Selain mengetahui bentukan topografi, survei juga melakukan survei

pematokan. Survei pematokan dilakukan untuk mengaktualisasikan desain

rencana tambang (mineplan). Survei pematokan dilakukan dengan metode

offset. Metode offset dilakukan dengan menarik 2 garis lurus dari titik yang

diketahui koordinatnya, lalu berdiri ditempat yang sekiranya mewakili

koordinat yang dicari. Nilai offset didapat dari hasil program yang dibuat di

kalkulator. Dari nilai offset tersebut memiliki beberapa kemungkinan yaitu

pemegang patok kurang maju, mundur, kanan, atau kiri. Untuk

mempermudah penandaan patok, survei memberikan pita pada tiap patok

dengan warna pita yang berbeda-beda sesuai dengan jenis informasinya.

Page 35: Contoh Laporan KP
Page 36: Contoh Laporan KP
Page 37: Contoh Laporan KP

BAB VPENGUKURAN KEMAJUAN TAMBANG

PADA PIT WARA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA

5.1. Pengukuran Kemajuan Tambang

Pada kegiatan Kerja Praktek yang kami lakukan selama kurang lebih dua

bulan, kami melakukan observasi kemajuan tambang pada Pit Wara 2 atau 1

dengan luasan konsesi sekitar 2792,16 Ha dan data yang di ambil sebagai

bahan referensi laporan yaitu pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus

2012.

Pengukuran kemajuan tambang pada Pit Wara 2 atau 1 dilakukan setiap

akhir bulan. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengambilan data detail dari

crest, toe, spot baik pada batubara maupun tanah penutup (Overburden),

topsoil serta melakukan pengukuran terhadap keadaan disposal dan dimensi-

dimensi tambang lainnya seperti Sediment Pond, Tailling Pond, Run Of Mine

(ROM), dsb. Hasil pengukuran tersebut selanjutnya dihitung untuk mengetahui

volume overburden, topsoil dan batubara yang telah terbongkar dan tertambang

pada bulan tersebut.

Dalam melakukan kegiatan pengukuran untuk kemajuan tambang pada

Pit Wara 2 atau 1 ini dilakukan kegiatan Joint Survey antara tim survey dari

PT. Pamapersada Nusantara dengan tim survey dari PT. Adaro Indonesia

selaku owner. Adapun tujuan pengukuran kemajuan tambang adalah dapat di

bagi menjadi 2 komponen dasar diantaranya yang pertama untuk komponen

internal yaitu sebagai bahan evaluasi antara progress yang di capai dengan

target yang telah direncanakan, dan untuk mengetahui jumlah material yang

telah dibongkar secara aktual dan yang kedua untuk komponen eksternal yaitu

sebagai dasar pembayaran dari pihak PT. Adaro Indonesia kepada pihak

kontraktor Pit Wara 2 atau 1 yaitu PT. Pamapersada Nusantara.

Page 38: Contoh Laporan KP

5.2. Hasil Perhitungan Kemajuan Tambang Pit Wara

Dari tahapan – tahapan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka

didapat data hasil volume untuk masing – masing material. Volume yang

didapat dari hasil pengolahan dan processing data pada survey, dibandingkan

dengan volume plan dari mine planning dan volume timbangan dan truck count

dari production, maka didapatkan hasil perhitungan seperti pada tabel di bawah

ini.