coca cola di indonesia
TRANSCRIPT
Bisnis Internasional
Analisis Perusahan MNC “Coca-cola”
Oleh:
BERTHUS YUDHISTIRA 105020201111010
DHONNY YUARTA 105020200111019
CHAIRUL ADHIM 105020201111026
RATIH MARDIANTI 105020201111027
M. AAN FAIZAL MUBARAK 105020201111031
IBNU HAJAR D 105020201111038
Universitas brawijaya
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Manajemen
Tahun Pelajaran 2012/2013
Coca Cola di Indonesia
Di Indonesia, minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari
warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari
berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Dengan konsumsi minuman ringan yang
sedemikian luasnya, produk minuman ringan bukanlah barang mewah melainkan barang biasa.
Saat ini, Indonesia mencatat tingkat konsumsi produk-produk Coca-Cola terendah (hanya
13 porsi saji seukuran 236 ml per orang per tahun), dibandingkan dengan Malaysia (33), Filipina
(122) dan Singapura (141). Karena minuman ringan merupakan barang yang permintaannya
elastis terhadap harga, berbagai upaya dilakukan agar harga produk-produk minuman ringan
tetap terjangkau. Elastisitas harga minuman ringan terhadap permintaan adalah -1.19 yang berarti
bahwa saat terjadi kenaikan harga, volume penjualan akan berkurang dengan prosentase yang
lebih besar daripada prosentase kenaikan harga tersebut.
Ditinjau dari segi penciptaan kesempatan kerja, industri minuman ringan memiliki efek
multiplier yang besar pada tenaga kerja. Dengan rasio sebesar 4,025, industri minuman ringan
menduduki pringkat ke - 14 dari 66 sektor industri lainya di seluruh Indonesia. Ini berarti bahwa
untuk setiap peluang pekerjaan yang tercipta, atau hilang, di industri minuman ringan, empat
kesempatan kerja akan tercipta, atau hilang, di tingkat nasional.
Delapan puluh persen penjualan minuman ringan dilakukan oleh pengecer dan pedagang
grosir dimana 90% diantaranya termasuk dalam kategori pengusaha kecil. Bagi para pengusaha
kecil tersebut, produk minuman ringan merupakan barang dagangan terpenting mereka dengan
kontribusi sebesar 35% dari total penjualan dan nilai keuntungan sebesar 34%. Industri-industri
penunjang lainnya yang terkena dampak kegiatan industri minuman ringan meliputi gelas, tutup
botol, transportasi dan media.
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Internal bagi Perusahaan
Analisis lingkuangan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Analisis Internal Perusahaan dikenal juga dengan nama Analisis Profil Perusahaan. Analisis ini
menggambarkan kekuatan perusahaan, baik kuantitas maupun kualitas pemasaran, sumberdaya
manusia, sumberdaya fisik, operasi, keuangan, manajemen dan organisasi.
Kekuatan dan kelemahan pemasaran dapat dilihat dari reputasi perusahaan, pangsa pasar,
kualitas produk, kualitas pelayanan, efektifitas penetapan harga, efektifitas distribusi, efektifitas
promosi, kekuatan penjualan, efektifitas inovasi dan cakupan geografis.
Kekuatan dan kelemahan sumberdaya manusia dapat ditunjukkan dari manajemen
sumberdaya manusia, ketrampilan dan moral karyawan, kemampuan dan perhatian manajemen
puncak, produktivitas karyawan, kualitas kehidupan karyawan, fleksibilitas karyawan, ketaatan
hokum karyawan, efektivitas imbalan dalam memotivasi karyawan, dan pengalaman karyawan.
Keuangan terdiri dari ketersediaan modal, arus kas, stabilitas keuangan, hubungan
dengan pemilik dan investor, kemampuan berhubungan dengan bank, besarnya modal yang
ditanam, keuntungan yang diperoleh (nilai saham), efektivitas dan efisiensi system akuntansi
untuk perencanaan biaya-anggaran dan keuntungan dan sumber tingkat perusahaan.
Operasi meliputi fasilitas perusahaan, skala ekonomi, kapasitas produksi, kemampuan
berproduksi tepat waktu, keahlian dalam berproduksi, biaya bahan baku dan ketersediaan
pemasok, lokasi, layout, optimalisasi fasilitas, persediaan, penelitian dan pengembangan, hak
paten, merk dagang, proteksi hokum, pengendalian operasi dan efisiensi serta biaya-manfaat
peralatan.
Kekuatan dan kelemahan organisasi dan manajemen dapat diperoleh dari struktur
organisasi, citra dan prestasi perusahaan, catatan perusahaan dalam mencapai sasaran,
komunikasi dalam organisasi, system pengendalian organisasi keseluruhan, budaya dan iklim
organisasi, penggunaan system yang efektif dalam pengambilan keputusan, system perencanaan
strategik, sinergi dalam organisasi, sistem informasi yang baik dan manajemen kualitas yang
baik.
Kekuatan Internal Coca-Cola Company
1. Brand Image yang sudah dikenal masyarakat luas. Brand Image menyebabkan kesetiaan
pelanggan terhadap produk (brand loyalty).
2. Ramuan rahasia yang tidak dimiliki produk lain. Sari rasa untuk "Coca-Cola” dibuat di
pabrik-pabrik The Coca-Cola Company dan hingga kini tetap merupakan rahasia dagang
terbesar di dunia.
3. Memilik Sumber Daya Manusia yang besar dan terlatih. Coca-cola Company memiliki
tim khusus yang bertugas meningkatkan keterampilan fungsi teknis, bidang manajemen,
dan kepemimpinan karyawan.
4. Pelayanan terhadap pelanggan dan konsumen. Misalnya, Coca-Cola Bottling Indonesia
(CCBI) menyediakan National Contact Centre (NCC), yaitu pusat layanan bagi
pelanggan dan konsumen di seluruh Indonesia. NCC berfungsi sebagai media bagi para
pelanggan dan konsumen yang membutuhkan informasi atau layanan apapun terkait
dengan Perusahaan dan produk-produk Coca-Cola.
Layanan dari NCC meliputi:
Layanan Pelanggan yang mencakup permohonan menjadi pelanggan, alat
pendingin, pemesanan produk baik dari outlet tradisional maupun modern, serta
hal lain yang terkait dengan distribusi atau penjualan;
Layanan Konsumen yang mencakup informasi produk, kualitas produk dan
kemasan, kegiatan promosi produk;
Pertanyaan Umum yang mencakup penelitian, praktek kerja/magang dan
lowongan pekerjaan di CCBI, permohonan kunjungan ke pabrik CCBI,
penawaran jasa dan produk untuk CCBI.
5. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan. PT Coca-Cola Bottling Indonesia memiliki
komitmen untuk senantiasa memahami, mencegah dan memperkecil setiap dampak buruk
terhadap lingkungan sehubungan dengan kegiatan produksi minuman ringan, serta terus
berupaya memberikan pelayanan dan produk berkualitas yang diharapkan konsumen
maupun pelanggan, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi seluruh
karyawan.
6. Perkembangan inovasi secara terus-menerus. Selain berinovasi pada produk-produk baru,
Coca-Cola selalu meningkatkan kualitasnya.
7. Strategi pemasaran yang baik. Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas
tersendiri, yang unik dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan
event yang sedang berlangsung, baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran
tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan TV.
8. Sistem Informasi yang memadai. Pengembangan pendekatan manajemen Sistem
Informasi (Information System / IS) yang terarah pada organisasi merupakan bentuk
pengaruh evolusi teknologi terhadap dunia usaha dewasa ini.
9. Kemasan produk yang menarik dan harga yang kompetitif. Coca-Cola juga mencoba
mengembangkan desain kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah
meluncurkan Frestea dalam kemasan botol, pada akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia
meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk
dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng
ramping baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru
yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat.
Inovasi kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan
teknologi terbaru.
lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan
Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-
Cola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan
desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai
dengan perkembangan teknologi terbaru.
Kelemahan Internal Coca-cola Company
1. Coca-cola Company tidak menghasilkan produk organik Di Amerika sedang
mengembangkan produk organik, dan perkembangannya telah mencapai 70%. Dan
sampai saat ini pun produk organik semakin popular. Sedangkan Coca-cola Company
tidak mengadakan inovasi dalam hal produk organik, padahal hal ini dapat dijadikan
peluang bisnis yang potensial.
2. Sebagian pengecer mempunyai kontrak ekslusif dengan PepsiCo. Sebagian perusahaan
beverage seperti Pepsi Co. telah melakukan kontrak ekslusif dengan restoran-restoran
misalnya saja KFC, Mac D, dan lainnya. Sehingga Coca Cola tidak bisa masuk ke area
tersebut.
3. Soft drinks tidak baik untuk kesehatan, Soft drinks tidak punya nilai gizi (dalam hal
vitamin dan mineral). Mereka punya kandungan gula lebih tinggi, lebih asam, dan banyak
zat aditif seperti pengawet dan pewarna. Sementara orang suka meminum soft drink
dingin setelah makan, Akibatnya, Tubuh kita mempunyai suhu optimum 37 supaya enzim
pencernaan berfungsi. Suhu dari soft drink dingin jauh di bawah 37, terkadang mendekati
0. Hal ini mengurangi keefektivan dari enzim dan memberi tekanan pada sistem
pencernaan kita, mencerna lebih sedikit makanan. Bahkan makanan tersebut
difermentasi. Makanan yang difermentasi menghasilkan bau, gas, sisa busuk dan racun,
yang diserap oleh usus, di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Penyebaran racun ini
mengakibatkan pembentukan macam-macam penyakit.
Matriks SWOT
KEKUATAN(Strengths – S)
1.Brand Image yang sudah dikenal masyarakat luas.
2.Ramuan rahasia yang tidak dimiliki produk lain.
3.Memilik Sumber Daya Manusia yang besar dan terlatih.
4. Pelayanan terhadap pelanggan dan konsumen.
5. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
6. Perkembangan inovasi secara terus-menerus.
7. Strategi pemasaran yang baik.
8. Sistem Informasi yang memadai.
9.Kemasan produk yang menarik dan harga yang kompetitif.
KELEMAHAN(Weakness – W)
1. Coca-cola Company tidak menghasilkan produk organik.
2. Sebagian perusahaan beverage lainnya mempunyai kontrak ekslusif seperti dengan Pepsi Company.
3. Soft drinks tidak baik untuk kesehatan.
PELUANG(Opportunities – O)
1. Semakin meningkatnya
STRATEGI SO
1. Menganalisis pasar pada tahap perencanaan produk
STRATEGI WO
1. Mengandalkan para grosir maupun pengecernya untuk
pendapatan disposabel, penjualan Coca-Cola akan meningkat.
2. Konsumsi minuman ringan berbanding terbalik dengan usia seseorang.
3. Teknologi membuat dunia semakin sempit
4. Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan.
5. Minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat.
6. Bahan pendukung utama Coca-cola mudah diganti dengan bahan lain yang mudah didapat.
yang menyediakan informasi agar ide sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
2. Mengevaluasi produk saat pengembangan, perkenalan, dan pemantauan kinerja produk yang sudah ada.
3. Memutuskan target pasar dan strategi penentuan posisi dalam memasarkan produk.
4. Memproses permintaan dan keluhan dan keluhan konsumen.
5. Memanfaatkan teknologi dan informasi untuk memperbarui system dan pengembangan produk.
mendorong konsumen.
2. Membuat keputusan tentang bahan-bahan yang digunakan dengan mempertimbangkan faktor-faktor : kebutuhan spesifikasi produk atau komponen, biaya-biaya bahan relatif, dan biaya-biaya pemrosesan relatif.
3. Mencari gagasan-gagasan produk baru dari pasar atau teknologi yang telah ada.
4. Menciptakan produk baru yang tidak membahayakan kesehatan.
ANCAMAN(Threats – T)
1. Coca-Cola mendapat persaingan yang kuat dari Pepsi dan Cadburry.
2. Ada banyak minuman substitusi dari minuman ringan yang populer.
3. Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku.
STRATEGI ST
1. Merancang harga secara fleksibel untuk mengatasi perubahan dan ketidakpastian.
2. Memperhatikan produk tertentu yang diproduksi dan atau produk yang sering dibeli konsumen.
3. Mengadakan perjanjian penempatan merek pada produk-produk yang dibuat.
4. Melayani aktivitas-aktivitas permohonan spesifikasi produk, permohonan rincian, pemrosesan pembelian.
STRATEGI WT
1. Mengadakan perluasan produk dengan diversifikasi dan melakukan inovasi.
2. Melakukan Riset and Development yang intensif atas produknya.
3. Memantau perkembangan pesaing yang kompetitif.
4. Menekan biaya produksi dengan efektif dan efisien.
Mengembangkan Pernyataan Visi dan Misi bagi Organisasi
Dunia sedang mengalami perubahan, sehingga untuk terus maju sebagai usaha selama
sepuluh tahun dan seterusnya, Coca-cola harus melihat ke depan, memahami tren, dan kekuatan
yang akan membentuk bisnisnya di masa yang akan datang dan bergerak cepat untuk
mempersiapkan apa yang akan datang. Visi Coca-cola adalah menciptakan sebuah tujuan jangka
panjang untuk bisnis Coca-cola.
Visi Coca-cola merupakan kerangka bagi perusahaan dan memandu setiap aspek
bisnisnya dengan menjelaskan apa yang diperlukan untuk mencapai dan melanjutkan kualitas
pertumbuhan beberapa aspek. Coca-cola Company ingin menjadi tempat yang tepat untuk
bekerja di mana orang-orang terinspirasi untuk melakukan pekerjaan sesuai kemampuan
terbaiknya. Perusahaan juga ingin memaksimalkan laba jangka panjang dan memiliki
produktivitas yang sangat efektif dan efisien.
Sedangkan misi Coca-cola Company menjadi awal proses bisnisnya. Misi tersebut
menyatakan tujuannya sebagai perusahaan dan menyajikan sebagai standar yang dapat
digunakan sebagai pertimbangan untuk menetapkan tindakan dan keputusan untuk memperbarui
dunia, memberikan inspirasi untuk meningkatkan optimisme dan kebahagiaan, dan menciptakan
nilai serta membuat perbedaan.
Identifikasi Peluang dan Ancaman Eksternal bagi Perusahaan
Analisis lingkungan eksternal akan menghasilkan peluang dan ancaman perusahaan.
Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari tiga perangkat faktor, yaitu lingkungan jauh,
lingkungan industri, dan lingkungan operasional.
• Lingkungan jauh terdiri dari dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya
tidak berkaitan dengan situasi operasi perusahaan tertentu, yaitu faktor ekonomi, sosial-
budaya, teknologi, demografi, politik-hukum, dan ekologi.
• Lingungan industri terdiri dari persaingan di antara anggota industri, hambatan masuk,
produk substitusi, daya tawar pembeli, dan daya tawar pemasok.
• Lingkungan operasional meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi situasi persaingan
perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil pelanggan, pemasok, kreditor, dan pasar tenaga
kerja.
Ketiga faktor tesebut memunculkan peluang dan ancaman dalam memasarkan dan
mengembangkan produk. Berikut ini adalah analisis dari ketiga lingkungan tersebut yang dapat
digunakan untuk menentukan peluang dan ancaman bagi Coca-cola.
A. Analisis Lingkungan Jauh
Berdasarkan analisis lingkungan jauh, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Semakin meningkatnya pendapatan disposabel, penjualan Coca-Cola akan meningkat.
Pendapatan disposable adalah sisa pendapatan perseorangan yang meliputi
pembayaran transfer setelah pembayaran semua pajak langsung dan sumbangan
asuransi nasional. Pendapatan disposable merupakan faktor penentu tingkat
pengeluaran untuk konsumsi dan tabungan dalam suatu perekonomian. Pada
hakikatnya pendapatan disposable digunakan oleh para penerimanya yaitu semua
rumah tangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli barang-barang dan jasa-
jasa yang mereka ingini. Hal ini menjadi peluang bagi perusahaan Coca-cola.
2. Konsumsi minuman ringan berbanding terbalik dengan usia seseorang.Artinya
semakin tua, semakin berkurang minum minuman ringan, sebaliknya kelompok muda
yang paling banyak minum minuman ringan.
3. Teknologi membuat dunia semakin sempit, sehingga dapat menciptakan segmen pasar
baru kemudian munculnya pasar “kaum muda” baru yang lebih mudah dijangkau.
B. Analisis Lingkungan Industri
Berdasarkan analisis lingkungan industri, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan. Hal
ini didukung dengan jumlah konsumsi per kapita yang masih rendah dan penduduk
berusia muda yang sangat besar. Dengan konsumsi minuman ringan yang sedemikian
luasnya, produk minuman ringan bukanlah barang mewah melainkan barang biasa.
2. Minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat. Coca-cala merupakan
salah satu minuman ringan yang mudah diperoleh mulai dari warung sampai toko-
toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai
latar belakang pendidikan dan pekerjaan.
3. Coca-Cola mendapat persaingan yang kuat dari Pepsi dan Cadburry. Coca-Cola
Company mempunyai dua pesaing utama yaitu: PepsiCo dan Cadbury Schweppes
PLC. PepsiCo mempunyai jumlah karyawan dua kali lebih banyak dari Coca-Cola
Company. Sedangkan Cadbury Schweppes PLC mempunyai diversifikasi produk
yang mana tidak dimiliki oleh dua pesaingnya. Diversifikasi itu meliputi: industry
minuman, coklat dan permen karet.
Perbandingan Coca-Cola Company dengan kompetitornya
KO CSG PEP Insdustri
Market Cap $111.18B $26.33B $103.10B $2.21B
Employees 71,000 70,000 168,000 1.40K
Qtrlly Rev Growth 6.90% 7.80% 2.80% 6.60%
Revenue $24.09B $14.57B $35.14B $1.43B
Gross Margin 66.12% 14.00% 55.14% 40.48%
EBITDA $7.86B $2.43B $8.46B $152.55M
Oper Margins 26.97% 13.24% 18.33% 5.26%
Net Income $5.18B $1.03B $5.63B $23.24M
EPS $2.162 $4.39 $3.344 $0.63
P/E $22.21 $11.56 $18.82 $23.01
PEG (5Yr Expected) 2.34 2.48 1.75 2.34
P/S 4.63 1.82 2.96 1.27
CGS= Cadbury Schweppes PLC
PEP = PepsiCo, Inc.
Industry= Beverages-Soft Drinks
4. Ada banyak minuman substitusi dari minuman ringan yang populer. Minuman sitrus (citrus
beverage) dan sari buah (fruit juice) merupakan produk pengganti dan memiliki harga yang
cenderung lebih murah daripada produk Coca-cola.
C. Analisis Lingkungan Operasional
Berdasarkan analisis lingkungan industri, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku.Air merupakan bahan
utama dalam industri minuman ringan. Keterbatasan air di beberapa bagian
dunia menyebabkan system pemurnian air harus dilakukan sehingga
menyebabkan biaya produksi yang dibebankan akan lebih tinggi.
2. Bahan pendukung utama Coca-cola mudah diganti dengan bahan lain yang
mudah didapat.Bahan utama Coca-Cola adalah sirup jagung berkadar fruktosa
tinggi, sejenis gula, untuk di Amerika Serikat dapat dipasok oleh sebagian besar
sumber domistik. Untuk di luar Amerika Serikat dapat diganti sukrosa. Bahan
lain adalah aspartam, bahan pemanis yang digunakan dalam produk minuman
ringan rendah kalori diperoleh dari The Nutra Sweet Company.
5 W Customer Analysis
1. Who Are our Current and potential Customer?
Pelanggan dari PT Coca Cola Indonesia ini adalah semua lapisan umur (kecuali balita), yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Produk dari perusahaan ini adalah Coca Cola, Minute
Maid Pulpy Orange, Sprite, Fanta, Frestea, Ades dll. Produk – produk ini sudah menjangkau
hampir seluruh wilayah di Indonesia. Semua produk dari perusahaan ini sudah disesuaikan
dengan selera konsumen Indonesia, sehingga rata – rata konsumen menyukai produk ini
dibandingkan dengan pesaing, misalnya Pepsi, Big Cola, Vitamin Water. Kekuatan merek dari
produk – produk dari PT Coca Cola Indonesia sudah cukup baik di benak pelanggan, walaupun
tidak semua produk disukai oleh konsumen. Produk yang paling unggul adalah Coca Cola.
2. What Do Customers Do with Our Products?
Konsumen di Indonesia lebih banyak membeli produk minuman soda dari perusahaan ini, namun
penjualan dari Minute Maid Pulpy Orange juga dapat menembus angka rata – rata. Konsumen
dari produk – produk PT Coca Cola Indonesia kebanyakan remaja. Mereka menyukai produk –
produk tersebut karena memang rasanya enak, mudah ditemukan dimana saja , dan harganya
relative terjangkau oleh para remaja. Motif lain dari pembelian produk tersebut basanya adlah
prestise yang ditimbulkan jika mengkonsumsi produk dari PT Coca Cola Indonesia. Konsumen
di Indonesia jarang sekali yang memanfatkan botol bekas dari produk –produk tersebut untuk
didaur ulang menjadi produk baru untuk dirinya sendiri, biasanya orang yang memanfaatkan
botol atau kaleng bekas adalah pengerajin yang dapat mendaur ulang botol atau kaleng tersebut
menjadi produk yang dapat dipakai oleh masyarakat dan mempunyai nilai jual yang tinggi.
3. Where Do Customers Purchase Our Products?
Produk Coca Cola maupun produk dari perusahaan ini lainnya dapat dengan mudah ditemukan
dimana saja, baik di toko retail yang besar (seperti hypermarket) maupun di toko retail yang
kecil, bahkan di warung – warung kecil pun, Coca Cola biasanya tersedia disana. Karena
memang PT Coca Cola Indonesia melakukan kolaborasi bersama penjual seperti hypermarket,
minimarket, kafe dll. Sehingga konsumen dapat dengan mudah mendapatkan produk tersebut
dimana saja dan kapan saja. Produk Coca Cola ini mecoba menjangkau semua lapisan
masyarakat dan dapat menjangkau semua tempat di seluruh Indonesia. PT Coca Cola Indonesia
juga menggunakan kampanye di dunia digital untuk menggerek angka penjualan.
4. When Do Customer Purchase Our Products?
Pembelian produk ini tidak terpengaruh oleh musim, maksudnya disini adalah penjualan Coca
Cola tidak terpengaruh oleh musim, maupun hanya tersedia di waktu – waktu tertentu saja,
namun produk dari PT Coca Cola tersedia dimana saja dan kapan saja. Biasanya konsumen
membeli karena terpengaruh oleh iklan, teman sebayanya maupun motivasi dari dalam dirinya
sendiri yang berkeinginan untuk membeli produk – produk tersebut. Produk dari perusahaan ini
ada yang dapat dikonsumsi sehari – hari misalnya Ades, namun ada juga produk yang tidak dapat
dikonsumsi sehari – hari karena memang kurang baik untuk kesehatan, namun penjualannya
relative stabil dari waktu ke waktu. Jika ada acara tertentu biasanya penjualan turut meningkat,
misalnya saja Hari Raya Idul Fitri, banyak keluarga yang menyediakan Coca Cola sebagai
minuman di rumah dan sebagai penjamu tamu yang datang ke rumah tersebut. Promosi dan even
sangat mempengaruhi penjualan produk – produk tersebut terlebih sekarang terdapat lebih
banyak produk pesaingnya yang harganya lebih murah dibandingkan dengan produk dari Coca
Cola dan rasanya juga tidak jauh berbeda. Oleh karena itu Coca Cola lebih gencar melakukan
promosi dan mengadakan even untuk para konsumennya.
5. Why (and How) Do Customers Select Our Products?
Produk – produk dari PT Coca Cola ini memiliki variasi rasa yang beragam, ukuran kemasan
yang berbeda-beda dan harga yang ditawarkan juga relative terjangkau. Banyak keunggulan dari
produk yang bisa dibandingkan dengan produk lain yang sejenis. Misalnya Coca Cola dengan
Big Cola, masyarakat yang lebih mengutamakan rasa tanpa memikirkan masalah harga akan
lebih memilih Coca Cola daripada Big Cola karena Coca Cola sudah mempunyai identitas merk
yang sudah terpercaya walaupun harganya agak sedikit lebih mahal, namun karena masyarakat
juga sudah banyak yang percaya dengan produk Coca Cola. Di masa sekarang konsumen lebih
menyukai perusahaan yang tidak lupa akan tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat,
dan ini juga demi keberlangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, PT Coca Cola banyak
melakukan acara – acara yang bersifat sosial dan mempunyai tanggung jawab juga terhadap
alam, misalnya produk Ades yang kemasannya mudah terurai.
Pelanggan dapat membeli produk dimana saja dan kapan saja, oleh karena itu system
pembayaran harus mempermudah konsumen, yaitu dengan pembayaran secara tunai, ataupun
dapat melalui kartu kredit, biasanya produk ini masuk dalam pusat perbelanjaan yang system
pembayarannya dapat melalui kartu debet maupun kredit.
Perusahaan ini membangun customer relationship dengan banyak cara, dapat melalui social
media, event yang digelar dan layanan telepon customer service. Perusahaan dapat memantau
aktivitas konsumen dalam melakukan pembelian produk, dan perusahaan juga dapat mengetahui
karakteristik dari pelanggannya. Perusahaan juga menanggapi keluhan yang disampaikan oleh
konsumen dan berusaha menangani keluhan tersebut.
6. Why Do Potential Customers Not Purchase Our Products?
Kebutuhan mendasar dari konsumen yang ingin mengkonsumsi produk minuman adalah sama,
yaitu rasa haus, namun keinginan dari setiap konsumen berbeda – beda, ada yang ingin minum
air mineral saja, atau ada yang menginginkan soft drink. Oleh karena itu PT Coca Cola mencoba
memenuhi semua keinginan pelanggan dengan menyediakan berbagai variasi minuman, mulai
dari air mineral, soft drink, atau minuman berenergi. Namun tidak semua konsumen menyukai
rasa dari produk yang ditawarkan, mereka lebih memilih produk lain yang lebih unggul
dibandingkan dengan produk dari perusahaan ini. Biasanya yang ditawarkan dari produk lain
adalah harga yang lebih murah dengan rasa yang hampir sama. Meskipun manfaat dari
produknya sama, namun jika ada harga yang lebih murah, lebih baik membeli harga yang lebih
murah. Biasanya fenomena ini terjadi di kalangan mahasiswa. Saat ini pasar yang paling
potensial adalah kalangan remaja, karena para remaja tingkat konsumsi produknya sangat tinggi
dan mereka lebih menyukai produk yang mereka beli dapat menimbulkan prestise bagi mereka.
1. Competition
Mengidentifkasi pesaing Coca-Cola tahu bahwa Pepsi adalah pesaing utamanya. Coca-cola
merupakan perusahaan minuman terbesar di dunia. Coca cola menjual empat dari lima top
minuman non alkohol sedunia, diantaranya: Cocacola, Diet coke, Sprite, dan Fanta. Coca
colamempekerjakan 71.000 orang dilebih dari 200 negara. Coca cola kurang lebih
memproduksi 400 merk yang terdiri lebih dari 2600 produk minuman. Produk-produk coca
cola didistribusikan melalui restoran dan toko makanan, serta pemasok.
Pesaing utama dari Coca-cola Company (industri softdrink) adalah perusahaan PepsiCo.
PepsiCo merupakan pesaing yang sangat sengit di dalam dua pertumbuhan tercepat dalam
kategori industri minuman. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1965. PepsiCo memperoleh
60 persen pendapatannya dari snack division. PepsiCo diperingkat 19 diantara perusahaan
yang paling dikagumi di Amerika. PepsiCo terdiri dari sekitar 168.000 karyawan dan pada
tahun 2006 memiliki pendapatann lebih dari $35 billion. PepsiCo mendirikan bisnisnya di
Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, the Middle East, Africa dan Asia Pasifik. Volume
minuman PepsiCo naik sebesar 7 persen di timur tengah, Argentina, China dan Brazil pada
tahun 2006. Meksiko dan Rusia adalah dua pasar kontribusi yang kuat untuk PepsiCo.
Schweppes Cadbury adalah perusahaan penjualan gula terbesar sedunia. Mempekerjakan
sekitar 60.000 asosiasi. Perusahaan ini adalah pemenang Britain’s most admired award
company pada tahun 2004. Pepsi-Cola Company yang berdiri sejak 1898, sudah melakukan
ekspansi bisnis ke beberapa produk makanan. Merger dengan Frito-Lay pada 1965 menandai
lahirnya nama PepsiCo, sebagai payung perusahaan. Kemudian PepsiCo mengakuisisi
Tropicana pada 1998, dan 2001 melakukan merger dengan The Quaker Oats company,
termasuk Gatorade. Hingga sekarang, PepsiCo sudah mempunyai lima merek besar – yaitu
Frito-Lay, Pepsi-Cola, Quaker, Gatorade, dan Tropicana. Merek-merek ini membawahi
produk-produk PepsiCo yang variatif, sesuai kebutuhan dan pilihan konsumen, dari produk
yang fun hingga produk ala hidup sehat. Mekanisme pemasaran produk PepsiCo dilakukan
melalui empat departemennya, yaitu Frito-Lay North America, PepsiCo Beverages North
America (PBNA), PepsiCo International, dan Quaker Foods North America.
Untuk mengetahui jumlah dan jenis pesaing serta kekuatan dan kelemahan yang mereka
miliki, perusahaan perlu membuat peta persaingan yan lengkap. Pambuatan peta persaingan
yang dugunakan untuk melakukan analisis pesaing memerlukan langkah-langkah yang tepat.
Langkah-langkah ini perlu dilakukan agar analisisi pesaing tepat sasaran dan tidak salalh
arah. Langkah pertama yang perlu dilakukan perusahaan adalah dengan identifikasi seluruh
pesaing yang ada. Coca-Cola memiliki beberapa peluang dalam menjalankan bisnisnya. Ini
memiliki merek yang sukses banyak yang harus terus mengeksploitasi dan mengejar. Coca
Cola juga memiliki kesempatan untuk mengiklankan produk-produknya kurang populer.
Dengan pendapatan yang besar ia memiliki uang yang tersedia untuk menaruh beberapa
minuman lain di pasar. Ini bisa sangat bermanfaat bagi perusahaan jika mereka bisa mulai
menjual produk-produk lainnya pada tingkat yang sama yang mereka lakukan dengan
produk utama mereka.
2. Economic Growth and Stability
Saat ini, Indonesia mencatat tingkat konsumsi produk-produk Coca-Cola terendah (hanya 13
porsi saji seukuran 236 ml per orang per tahun), dibandingkan dengan Malaysia (33), Filipina
(122) dan Singapura (141). Karena minuman ringan merupakan barang yang permintaannya
elastis terhadap harga, berbagai upaya dilakukan agar harga produk-produk minuman ringan
tetap terjangkau. Elastisitas harga minuman ringan terhadap permintaan adalah -1.19 yang
berarti bahwa saat terjadi kenaikan harga, volume penjualan akan berkurang dengan
prosentase yang lebih besar daripada prosentase kenaikan harga tersebut.
Ditinjau dari segi penciptaan kesempatan kerja, industri minuman ringan memiliki efek
multiplier yang besar pada tenaga kerja. Dengan rasio sebesar 4,025, industri minuman ringan
menduduki pringkat ke - 14 dari 66 sektor industri lainya di seluruh Indonesia. Ini berarti
bahwa untuk setiap peluang pekerjaan yang tercipta, atau hilang, di industri minuman ringan,
empat kesempatan kerja akan tercipta, atau hilang, di tingkat nasional.
Delapan puluh persen penjualan minuman ringan dilakukan oleh pengecer dan pedagang
grosir dimana 90% diantaranya termasuk dalam kategori pengusaha kecil. Bagi para
pengusaha kecil tersebut, produk minuman ringan merupakan barang dagangan terpenting
mereka dengan kontribusi sebesar 35% dari total penjualan dan nilai keuntungan sebesar
34%. Industri-industri penunjang lainnya yang terkena dampak kegiatan industri minuman
ringan meliputi gelas, tutup botol, transportasi dan media.
3. Political Trends
Apabila Amerika Syarikat menyertai Perang Dunia II, Syarikat Coca-Cola bermula
memberikan minuman percuma kepada askar-askar Tentera Amerika Syarikat. Tentera
Amerika Syarikat mengizinkan kakitangan-kakitangan Coca-Cola memasuki baris
depan sebagai "Pegawai Teknik" dan syarikat itu menjalani sistem Coke untuk membekalkan
minuman ringan kepada askar-askar yang mengalu-alukan minuman itu kerana ia
memperingatkan rumah mereka.
Coca-Cola membina banyak kilang pembotolan di luar negeri untuk memastikan minumannya
dapat dibekalkan kepada askar-askar dan dengan itu, mewujudkan asas untuk perkembangan
syarikat diluar negeri selepas peperangan. Kepopularan Coca-Cola tercetus sewaktu askar-
askar Amerika pulang ke negara selepas peperangan dengan rasa untuk minuman itu.
Minuman itu menjadi sinonim kepada cara hidup Amerika.Sebelum Amerika Syarikat
memasuki Perang Dunia II, kesulitan menghantar sari Coca-Cola ke negara Jerman dan
kawasan-kawasan pendudukannya menyebabkan penciptaan Fanta, sejenis minuman yang
baru oleh seorang kakitangan Coca-Cola.
4. Legal and Regulatory Issues
Tidak, karena terjadinya pemilu atau sebagainya tidak berpengaruh terhadap perushaan coca-
cala ini. Coca-cola ada perusahaan yang begerak dapa bidang minuman ringan yang dimana
mereka mempromosikan pada event-event olah raga dengan dengan jargon penyegaran
mereka. Coca cola akan berpengaruh kestabilannya bila terjadi gejolak ekonomi pada negara
bukan pada politiknya.
5. Technological Advancements
Dalam misi perusahaan coca-cola tersebut terdapat kalimat “Sebagai salah satu produsen dan
distributor terdepan minuman non-alkohol siap konsumsi yang bekerjasama dengan The
Coca-Cola Company, kami telah berperan sebagaikatalisator dalam pengembangan dan
penerapan sistem bisnis, teknologi, dan praktek-praktek terbaik dalam industri
minuman.”Dalam kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan coca-cola tersebut
menggunakan sistem bisnis, teknologi, dan praktek-praktek terbaik dalam industri minuman.
Kalimat tersebut mampu menjamin kualitas dari produk-produk minuman coca-cola.
Issue lingkungan yang sempat menyeruak di beberapa negara bahwa produk Coca-Cola
menggunakan air terlalu berlebihan, karena dibutuhkan 2 liter air untuk memproduksi 1 liter
Coca Cola. Mengenai issue kesehatan, pernah terjadi pemboikotan di kalangan masyarakat
terkait dengan kandungan zat yang ada di minuman tersebut juga berpengaruh terhadap
kinerja pemasaran Coca Cola. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga akan
memberikan perubahan terhadap kebijakan perusahaan. Efisiensi pada saat melakukan
produksi dan distribusi juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Semakin berkembangannya hal ini maka secara tidaklangsung akan menuntut
manajemen perusahaan untuk memilih yang terbaik bagi kepentingan perusahaan.
Inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin
besar, dikenal luas, serta memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia .
Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi
untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru
yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri.Dengan memahami
kebutuhan dan perilaku konsumen, serta potensi kekayaan alam Indonesia , Coca-Cola
berinovasi dengan menciptakan produk-produk baru yang menjadikan produk minuman cepat
saji Coca-Cola mempunyai rasa dan pilihan yang beragam. Untuk memenuhi kebutuhan
konsumen secara lebih spesifik, pada tahun 2002 Coca-Cola meluncurkan AQUARIUS,
minuman isotonik yang diperuntukkan bagi mereka yang aktif dan gemar berolahraga. Pada
tahun yang sama, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol
dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua
rasa buah, orange dan mango, yang disebut “Fanta Oranggo”, setelah pada tahun sebelumnya
sukses meluncurkan Fanta Nanas. Pada tahun ini pula, Coca-Cola Indonesia meluncurkan
Sunfill – produk minuman Sirup dan Serbuk instan rasa buah. Dengan inovasi, Coca-Cola
yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar di
Indonesia.
6. Sociocultural Trends
Dalam misi perusahaan coca-cola terdapat kalimat “Kami memiliki komitmen kuat untuk
menghadirkan saat-saat penuh kesegaran bagi konsumen kami setiap hari.”Dari kalimat tersebut
menunjukkan komitmen perusahaan coca-cola terhadap masyarakat untuk menjaga jumlah
produknya dipasaran agar tidak terjadi kehabisan stock ataupun kelangkaan.Pembeli
(konsumen) dari produk Coca-Cola mencakup segala usia dari anak kecil, remaja, dan orang
dewasa di seluruh dunia, sehingga dapat dikatakan produk coca-cola company relatif aman
terhadap issue demografi. Perusahaan juga memperhatikan saluran distribusi yang ada, mereka
dapat menjangkau semua wilayah di Indonesia.
Coca-Cola percaya bahwa sukses tidaknya suatu bisnis tergantung dari kemampuan perusahaan
dalam berhubungan dengan konsumennya, baik itu dalam hal produk maupun dalam hal
lainnya, misalnya lingkungan maupun social. Sehubungan dengan hal tersebut maka Coca-Cola
melaksanakan beberapa program sebagai wujud tanggung jawab dan kepeduliannya, serta
unutk membina hubungan baik dengan lingkungan dan masyarakat sekitar.