clarifier.docx

Upload: bernadheta-chrisna-anggita

Post on 09-Mar-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Tujuan PercobaanMempelajari karakteristik proses pengendapan air danau dengan menggunakan model plant.

1.2Dasar Teori1.2.1AirAir bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk komsumsi rumah tangga,kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok.Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan, sehingga air merupakan media transport utama bagi zat- zat makanan dan produk buangan yang dihasilkan proses kehidupan. Oleh karena itu air yang ada di bumi tidak pernah terdapat dalam keadaan murni, tetapi selalu ada senyawa atau mineral/unsur lain yang terdapat di dalamnya. Meskipun demikian tidak berarti bahwa semua perairan di bumi ini telah tercemar.1.2.2Penggolongan Air Menurut Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut :1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu. Contohnya mata air pegunungan.2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. Contohnya air sungai.3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. Contohnya air laut.4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. Contohnya air tanah dangkal dan air tanah dalam. 1.2.3Standar Kualitas Air BakuDi Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu :1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi.Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :1. Syarat fisik, antara lain:a. Air harus bersih dan tidak keruh. b. Tidak berwarna.c. Tidak berasa.d. Tidak berbau.e. Suhu antara 10o-25o C (sejuk).

2. Syarat kimiawi, antara lain:a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.c. Cukup yodium.d. pH air antara 6,5 9,2.

3. Syarat bakteriologi, antara lain:Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:1. Aman dan higienis.2. Baik dan layak minum.3. Tersedia dalam jumlah yang cukup.4. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.1.2.4Pengolahan AirDalam proses pengolahan air, pada umumnya dikenal dengan dua cara, yaitu :1. Pengolahan Lengkap, yaitu air baku akan mengalami pebgolahan baik fisik, kimiawi maupun bakteriologik. Pengolahan fisik bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran kotaran kasar, pemisahan lumpur dari pasir dan dilakukan tanpa penambahan zat kimia Pengolahan bakteriologik bertujuan untuk membunuh bakteri yang terkandung dalam air baku seperti bakteri coli, yaitu dengan cara menambahkan desinfektan misalnya kaporit. Pengolahan kimia bertujuan untuk membantu proses pengolahan selanjutnya, misalnya pembubuhan tawas untuk mengurangi kekeruhan.2. Pengolahan sebagian atau parsial, yaitu air baku hanya mengalami proses pengolahan kimiawi, atau bakteriologik saja. Pengolahan ini umumnya digunakan untuk mata air bersih, air dari sumur yang dalam dan dangkal.

1.2.5Proses Pengolahan Air1. Koagulasi flokulasiKoagulasi flokulasi adalah salah satu proses kimia yang digunakan untuk menghilangkan bahan cemaran yang tersuspensi atau dalam bentuk koloid. Dimana partikel-partikel koloid ini tidak dapat mengendap sendiri dan sulit ditangani oleh perlakuan fisik. Pada proses koagulasi, koagulan dan air yang akan diolah dicampurkan dalam suatu wadah atau tempat kemudian dilakukan pengadukan secara cepat agar diperoleh campuran yang merata distribusi koagulannya sehingga proses pembentukan gumpalan atau flok dapat terjadi secara merata pula.Koagulasi dan flokulasi diperlukan untuk menghilangkan material berebentuk suspense atau koloid. Koloid merupakan partikel-pertikel berdiameter sekitar 1 nm (10-7cm) hingga 0,1 nm (10-8cm). partikel-partikel ini tidak dapat mengendap dalam periode waktu tertentu dan tidak dapat dihilangkan dengan proses perlakuan fisika biasa.Flokulasi merupakan proses pembentukan flok, yang pada dasarnya merupakan pengelompokan/ aglomerasi antara partikel dengan koagulan (menggunakan proses pengadukan lambat atauslow mixing), Proses pengikatan partikel koloid oleh flokulan. Pada flokulasi terjadi proses penggabungan beberapa partikel menjadi flok yang berukuran besar. Partikel yang berukuran besar akan mudah diendapkan.Koagulasi-flokulasi merupakan dua proses yang terangkai menjadi kesatuan proses tak terpisahkan. Pada proses koagulasi terjadi destabilisasi koloid dan partikel dalam air sebagai akibat dari pengadukan cepat dan pembubuhan bahan kimia (disebut koagulan). Akibat pengadukan cepat, koloid dan partikel yang stabil berubah menjadi tidak stabil karena terurai menjadi partikel yang bermuatan positif dan negatif. Pembentukan ion positif dan negatif juga dihasilkan dari proses penguraian koagulan. Proses ini berlanjut dengan pembentukan ikatan antara ion positif dari koagulan (misal Al3+) dengan ion negatif dari partikel (misal OH-) dan antara ion positif dari partikel (misal Ca2+) dengan ion negatif dari koagulan (misal SO42-) yang menyebabkan pembentukan inti flok (presipitat). Segera setelah terbentuk inti flok, diikuti oleh proses flokulasi, yaitu penggabungan inti flok menjadi flok berukuran lebih besar yang memungkinkan partikel dapat mengendap. Penggabungan flok kecil menjadi flok besar terjadi karena adanya tumbukan antar flok. Tumbukan ini terjadi akibat adanya pengadukan lambat. Proses koagulasi-flokulasi dapat digambarkan secara skematik pada Gambar berikut

Proses koagulasi-flokulasi terjadi pada unit pengaduk cepat dan pengaduk lambat. Pada bak pengaduk cepat, dibubuhkan koagulan. Pada bak pengaduk lambat, terjadi pembentukan flok yang berukuran besar hingga mudah diendapkan pada bak sedimentasi.Koagulan yang banyak digunakan dalam pengolahan air minum adalah aluminium sulfat atau garam-garam besi. Kadang-kadang koagulan-pembantu, seperti polielektrolit dibutuhkan untuk memproduksi flok yang lebih besar atau lebih cepat mengendap. Faktor utama yang mempengaruhi proses koagulasi-flokulasi air adalah kekeruhan, padatan tersuspensi, temperatur, pH, komposisi dan konsentrasi kation dan anion, durasi dan tingkat agitasi selama koagulasi dan flokulasi, dosis koagulan, dan jika diperlukan, koagulan-pembantu. Pemilihan koagulan dan konsentrasinya dapat ditentukan berdasarkan studi laboratorium menggunakan jar test apparatus untuk mendapatkan kondisi optimum.Reaksi kimia untuk menghasilkan flok adalah:Al2(SO4)3.14H2O + 3Ca(HCO3)2 2Al(OH)3 + 3CaSO4 + 14H2O +6CO2Pada air yang mempunyai alkalinitas tidak cukup untuk bereaksi dengan alum, maka perlu ditambahkan alkalinitas dengan menambah kalsium hidroksida.Al2(SO4)3.14H2O + 3Ca(OH)2 2Al(OH)3 + 3CaSO4 + 14H2ODerajat pH yang optimum untuk alum berkisar 4,5 hingga 8, karena aluminium hidroksida relatif tidak terlarut. Ferro sulfat membutuhkan alkalinitas dalam bentuk ion hidroksida agar menghasilkanreaksi yang cepat. Untuk itu, Ca(OH)2 ditambahkan untuk mendapatkan pH pada level di mana ion besi diendapkan sebagi Fe(OH)3. Reaksi ini adalah reaksi oksidasi-reduksi yangmembutuhkan oksigen terlarut dalam air. Dalam reaksi koagulasi, oksigen direduksi dan ion besidioksidasi menjadi ferri, di mana akan mengendap sebagai Fe(OH)3.2FeSO4.7H2O + 2Ca(OH)2 + 1/2 O2 2Fe(OH)3 + 2CaSO4 + 13H2OUntuk berlangsungnya reaksi ini, pH harus sekitar 9,5 dan kadang-kadang stabilisasi membutuhkankapur berlebih.Penggunaan ferri sulfat sebagai koagulan berlangsung mengikuti reaksi:Fe2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2 2Fe(OH)3 + 3CaSO4 + 6CO2Reaksi ini biasanya menghasilkan flok yang padat dan cepat mengendap. Jika alkalinitas alamitidak cukup untuk reaksi, diperlukan penambahan kapur. Rentang pH optimum adalah sekitar 4 hingga 12, karena ferri hidroksida relatif tidak larut dalam rentang pH ini.Reaksi ferri klorida sebagai koagulan berlangsung sebagai berikut:2FeCl3 + 3Ca(HCO3)2 2Fe(OH)3 + 3CaCl2 + 6CO2Penambahan kapur diperlukan bila alkalinitas alami tidak mencukupi.2FeCl3 + 3Ca(OH)2 2Fe(OH)3 + 3CaCl2Reaksi ferri klorida berlangsung pada pH optimum 4 sampai 12. Flok yang terbentuk umumnya padat dan cepat mengendap.2. SedimentasiSedimentasi adalah suatu proses yang bertujuan memisahkan/mengendapkanzat-zat padat atau suspensi non-koloidal dalam air. Pengendapan dapat dilakukandengan memanfaatkan gaya gravitasi. Cara yang sederhana adalah dengan membiarkanpadatan mengendap dengan sendirinya. Setelah partikel-partikel mengendap, maka airyang jernih dapat dipisahkan dari padatan yang semula tersuspensi di dalamnya. Cara lain yang lebih cepat adalah dengan melewatkan air pada sebuah bak dengan kecepatantertentu sehingga padatannya terpisah dari aliran air dan jatuh ke dalam bak pengendaptersebut. Kecepatan pengendapan partikel-partikel yang terdapat di dalam airbergantung kepada berat jenis, bentuk dan ukuran partikel, viskositas air dan kecepatan aliran dalam bak pengendap.Pada umumnya proses Sedimentasi dilakukan setelah proses Koagulasi dan Flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat. Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator.Pada pengolahan air minum, terapan sedimentasi khususnya untuk :1. Pengendapan air permukaan, khususnya untuk pengolahan dengan filterpasir cepat.2. Pengendapan flok hasil koagulasi-flokulasi, khususnya sebelum disaring denganfilter pasir cepat.3. Pengendapan flok hasil penurunan kesadahan menggunakan soda-kapur.4. Pengendapan lumpur pada penyisihan besi dan mangan.1.2.6KoagulanKoagulan adalah zat pengendap yang dotambahkan pada proses pengendapan dan penyaringan. Bahan koagulan yang sering digunakan antara lain :a. Tawas (Al2(SO4)3)b. Feri Sulfat (Fe2(SO4)3)c. Feri Chlorida (FeCl3)d. Fero Sulfat (FeSO4)e. Fero Chlorida (FeCl2)f. Natrium Aluminat (NaAlO2)g. PAC (Poly Aluminium Clorate)

a. TawasTawas(Alum) adalah kelompokgaramrangkap berhidrat berupakristaldan bersifat isomorf. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis logam dan suhu.Tawas Al2(SO4)3 disebut juga tawas, merupakan bahan koagulan yang palingbanyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis (murah), mudah didapatkan dipasaran, serta mudah penimpanannya. Tawas yang dilarutkan dalkam air mampu mengikat kotoran kotoran dan mengendapkan kotoran dalam air sehingga air menjadi jernih. Sebagai koagulan tawas sangat efektif untuk mengendapkan partikel melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi.Selain itu bahan ini cukup efektif untukmenurunkan kadar karbonatDengan demikian, makin banyak dosis tawas yang ditambahkan, pH makin turun,karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas optimum yang harusditambahkan. Pemakaian tawas paling effektif antara pH 5,8-7,4. Untuk pengaturan(menaikkan) pH biasanya ditambahkan larutan kapor Ca(OH)2 atau soda abu(Na2CO3).b. PAC (Poly Aluminium Clorate)Poly Aluminium Chloride ( PAC ) adalah zat berupa serbuk yang aman dan mudah larut di dalam air, yang digunakan pada proses penjernihan air.Pada pengolahan air, tujuan proses koagulasi adalah untuk memisahkan kontamin seperti cemaran padat yangsulit di pisahkan dengan proses Filtrasi.Proses Koagulasi menyebabkan koloid dan partikel yang tersuspensi berkumpul dan kemudian membentuk partikel yang lebih berat (flok) yang dengan mudah dapat dipisahkan dengan pengendapan ataupun penyaringan.Keuntungan penggunaan PAC adalah :1. Korosifitasnya rendah karena PAC adalah koagulan bebas sulfat sehingga aman dan mudah dalam penyimpanannya.2. Penggunaan koagulan menyebabkan pelepasan sebuah ion hydrogen untuk tiap gugus hydrogen yang dihasilkan yang menyebabkan terjadinya penurunan PH, sehingga air yang yang diolah dengan menggunakan PAC umumnya bersifat asam.3. Kualitas air olahan PAC lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan Ferric Trichloride dan Alluminium Sulfate, disamping biaya perawatan yang lebih rendah.4. Flok dapat terbentuk dengan cepat sehingga butuh waktu yang cukup singkat untuk bereaksi dan mengendap jika dibandingkan dengan Ferric Trichloride dan Alluminium Sulfate.5. Kemampuan kerja PAC yang tinggi dalam pengolahan air dengan suhu, kadar kekeruhan dan kebasahan yang berbeda jika dibandingkan dengan Ferric Trichloride dan Alluminium Sulfat.6. PAC mempunyai rentang PH yang luas antara 5,0 - 9,0 dengan kondisi terbaik pada range diantaranya.7. Pelarutan PAC lebih baik dari Ferric Trichloride dan Alluminium Sulfat (Tawas).8. Rendah Causiticity dengan kondisi operasional yang minim.9. Kadar Aluminium dan garam yang tersisa di air yang diolah dengan PAC lebih rendah (Daya Konduksi rendah) , yang akan menguntungkan pada proses Demineralized (Demin) dan persiapan untuk Proses RO.

BAB IIMETODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan2.1.1 Alat yang Digunakan Bak Sedimentasi Pengaduk (mixer) Konduktimeter Turbidimeter Gelas kimia Neraca digital Batang Pengaduk Spatula Pompa umpan cair baku dan inject

2.1.2Bahan yang digunakan PAC Al2(SO4)3 / tawas Air danau POLNES Aquadest

2.2 Prosedur Kerja1. Memasang plat datar secara seri pada bak sedimentasi.1. Mempersiapkan peralatan analisa dan bahan baku untuk analisa.1. Menimbang tawas sebanyak 200 g, dan PAC sebanyak 20 g1. Membuat larutan tawas dan kapur yang telah ditimbang dalam ember dan mengaduknya.1. Mengalirkan air umpan kedalam bak penampungan dengan menvariasikan skala pada pompa koagulan dari 20, 40, 60, dan 80.1. Mencatat laju alir umpan .1. Mengalirkan koagulan ke dalam bak sedimentasi1. Mengukur Konduktivities dan turbidityBAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

1. Data PengamatanTabel 3.1.1 Data Pengamatan penambahanTawas dan PAC Turbidity dan Konduktivitas pada proses klarifikasi air

Injeksi PompaWaktu (menit)Turbidity(NTU)Konduktivitas

InputOutputInputOutput

092315126,4122,7

181818153,7139,4

20272123128,9123,7

362221128,3120,9

40452618160,4133,8

543324152,3135,3

60632527209124,5

722930179,9145,8

80812631191,7169,8

903524172,5131,5

Debit Air:

3.2 Hasil PerhitunganTabel 3.2.1 Tabel Hasil Perhitungan

Injeksi PompaTurbidity(NTU)Konduktivitas

InputOutputInputOutput

020,516,5140,05131,05

2021,522128,6122,3

4029,521156,35134,55

602728,5194,25135,15

8030,527,5182,1150,65

Tabel 3.2.4 Tabel Efisiensi menggunakan Tawas + PAC Tabel 3.2.4.1 Tabel Efisiensi menggunakan Tawas + PAC berdasarkan TurbiditySkalaEfisiensi menggunakan Tawas + PAC berdasarkan Turbidity (FTU) %

034,78

-

20-

4,54

4030,77

28,125

60-

-

80-

31,43

Rata-rata25,93

Tabel 3.2.4.1 Tabel Efisiensi menggunakan Tawas + PAC berdasarkan Konduktivitas

SkalaEfisiensi menggunakan Tawas + PAC berdasarkan Konduktivitas (s/cm) %

02,93

9,30

204,03

5,77

4016,58

11,16

6040,43

18,77

8011,42

23,77

Rata-rata1,44

3.3 PembahasanTujuan praktikum Clarifier ini adalah untuk mempelajari proses pengendapan air danau dengan menggunakan model plat. Air yang digunakan pada alat klarifayer adalah air danau Polnes dengan menggunakan koagulan tawas dan PAC (Poly Aluminium Chlorid) dengan jumlah masing-masing 200 gram dan 20 gram dalam 20 L air. Air danau dialirkan menggunakan pompa ke alat klarifayer dengan skala yang diatur pompa koagulan pada aliran masukan ke bak klarifayer adalah 0,20, 40, 60, 80 dan setiap pergantian skala dilakukan pengurasan bak klarifayer. Laju alir air umpan yang digunakan adalah 31,8066 ml/s.Perlakuan pertama adalah dengan menginjeksikan koagulan yaitu larutan campuran tawas dan PAC dengan konsentrasi masing-masing 10000 dan 1000 ppm. Tujuan ditambahkannya tawas adalah adalah sebagai koagulan yang berfungsi mengurangi kekeruhan pada air dimana terjadi proses pengendapan dari partikel padatan yang terkandung pada air. Tawas mendestabilisasi partikel-partikel padatan pada air yang kemudian partikel-partikel tersebut membentuk flok-flok yang lebih besar dan mengendap karena berat jenis padatan dari flok-flok tersebut lebih besar dibandingkan dengan air. Reaksi yang terjadi pada penambahan tawas dalam menghasilkan flok adalah :Al2(SO4)3 .14H20 + 3 Ca(HCO3)2 2Al(OH)3 + 3 CaSO4 + 14H2O + 6CO2Selain ditambahkannya tawas pada pengolahan ini juga ditambahkan PAC yang berfungsi untuk mendestabilisasikan partikel-partikel koloid dan suspensi yang terdapat didalam larutan, sehingga partike;-partikel tersebut dapat terurai dan terendapkan pada plat-plat miring yang ada pada alat klarifier.Selama proses pengolahan berlangsung, air pada klarifayer akan mengalir mengisi bak-bak yang terdapat pada klarifayer dan partikel padatan akan menghantam sekat dan akan mengendap ke bawah sehingga air pada bagian atas akan mengalir ke bak selanjutnya dengan nilai kekeruhan yang semakin berkurang sehingga didapatkan air keluaran (output) yang lebih jernih dibandingkan dengan air input. Setelah itu, dilakukan analisa turbidity dan konduktivitas terhadap air input dengan air output kemudian dibandingkan hasilnya. Uji turbidity dan konduktivitas dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing skala yang divariasikan. Uji turbidity dan konduktivitas dilakukan pada aliran umpan (input) yaitu pada bak pertama klarifayer dan pada aliran produk (output) keluaran dari bak klarifayer. Berdasarkan data percobaan dengan menggunakan koagulan tawas + PAC dapat disimpulkan bahwa, semakin besar skala aliran air danau yang masuk kedalam bak klarifayer dan semakin lama waktu tinggal turbidity dan konduktivitas cenderung akan semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik di bawah ini.

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Skala vs efisiensi

Gambar 4.2 Grafik Hubungan waktu vs efisiensi

Effisiensi terbaik dihasilkan oleh skala 80 dan pada waktu 90 menit yaitu sebesar 31,43% dan pada berdasarkan turbidity dan 17,595% berdasarkan konduktivitas. Hal ini terjadi karena adanya beda laju pengendapan partikel-partikel pengotor pada bak sedimentasi sehingga efisiensi turbidity dan konduktivitas sangat tergantung oleh partikel-partikel pengotor yang terurai dan terendapkan.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan Semakin tinggi skala aliran air masuk klarifayer, maka turbidity akan cenderung semakin meningkat Effisiensi Tawas + PAC meningkat pada saat skala 80 dan pada saat waktu 90 menit

DAFTAR PUSTAKA

Anonim pada: http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1505.diakses pada tanggal 02 November 2014.

Anonim pada: http://repository. ui. ac. id/ contents/ koleksi/ 2/ 954e09694f76ae1f5563e50956ae07700e91d827. pdf. diakses pada tanggal 02 November 2014

Anonim pada: http:// repository. usu. ac. id/ bitstream/ 123456789/ 28944/ 4/ Chapter%20II. pdf. diakses pada tanggal 02 November 2014

Anonim pada: http:// bhupalaka. files. wordpress. com/2012/10/sedimentasi. pdf. diakses pada tanggal 02 November 2012

LAMPIRAN

1. Menghitung debit aliran umpan Diketahui : volume (V)= 500 mlwaktu (t)= 15,72 detikDitanya: debit (Q)= ?Jawab: 2. Menghitung Efisiensi Tawas + PAC berdasarkan Turbidity Diketahui:Turbidity in pada skala pompa 0 = 23 FTUTurbidity out pada skala pompo 0 = 15 FTUDitanya: = ?Jawab: x 100%Turbidity in x 100%23 FTUUntuk menghitung effisiensi data turbidity dan konduktivitas in dan out yang lain menggunakan cara seperti di atas.