claim andre

16
CLAIM (TUNTUTAN ATAS HAKNYA) 1. PENDAHULUAN Claim dimaksudkan untuk: (i) Perpanjangan waktu pelaksanaan (ii) Tambahan pembayaran Hal tersebut timbul karena i Kontraktor mengalami keterlambatan dan berusaha untuk menghindari denda (Liquidated damages), dengan mendapatkan perpanjangan waktu pelaksanaan. ii Kontraktor merasa mempunyai hak untuk mendapatkan pembayaran tambahan sesuai dengan persyaratan yang tercantum didalam kontrak . 2. CLAUSE DALAM FIDIC YANG MEMBICARAKAN CLAIM Philosopy dari penyebab utama tercantumnya clause claim didalam FIDIC adalah bahwa kontraktor harus menyediakan segala sesuatu yang diperlukan agar pekerjaan selesai pada waktunya . (Clause 8.1). Kontraktor harus menyediakan pengawasan, tenaga, material, peralatan dan segala sesuatunya, apakan itu sifatnya sementara atau tetap, yang diperlukan didalam pelaksanaan untuk terwujudnya suatu design, termasuk didalamnya perbaikan dari suatu kerusakan/cacat sehingga memenuhi persyaratan kontrak. Resiko kegagalan pekerjaan merupakan tanggung jawab kontraktor , terkecuali dalam hal-hal khusus sebagaimana tercantum didalam kontrak , menjadi tanggung jawab pemberi kerja . Resiko yang menjadi tanggungan pemberi kerja (jangan salah artikan dengan asuransi), adalah jenis resiko di dalam batas- batas pendanaan/kewenangan pemberi kerja. Dalam hal ini konsultan harus bertindak sebagai pemberi kerja . Page 1

Upload: annas-frendytre

Post on 12-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

claim sample

TRANSCRIPT

Page 1: CLAIM Andre

CLAIM (TUNTUTAN ATAS HAKNYA)

1. PENDAHULUAN Claim dimaksudkan untuk:(i) Perpanjangan waktu pelaksanaan

(ii) Tambahan pembayaran

Hal tersebut timbul karenai Kontraktor mengalami keterlambatan dan berusaha untuk menghindari denda (Liquidated

damages), dengan mendapatkan perpanjangan waktu pelaksanaan.ii Kontraktor merasa mempunyai hak untuk mendapatkan pembayaran tambahan sesuai

dengan persyaratan yang tercantum didalam kontrak.

2. CLAUSE DALAM FIDIC YANG MEMBICARAKAN CLAIM

Philosopy dari penyebab utama tercantumnya clause claim didalam FIDIC adalah bahwa kontraktor harus menyediakan segala sesuatu yang diperlukan agar pekerjaan selesai pada waktunya. (Clause 8.1).

Kontraktor harus menyediakan pengawasan, tenaga, material, peralatan dan segala sesuatunya, apakan itu sifatnya sementara atau tetap, yang diperlukan didalam pelaksanaan untuk terwujudnya suatu design, termasuk didalamnya perbaikan dari suatu kerusakan/cacat sehingga memenuhi persyaratan kontrak.

Resiko kegagalan pekerjaan merupakan tanggung jawab kontraktor, terkecuali dalam hal-hal khusus sebagaimana tercantum didalam kontrak , menjadi tanggung jawab pemberi kerja.

Resiko yang menjadi tanggungan pemberi kerja (jangan salah artikan dengan asuransi), adalah jenis resiko di dalam batas-batas pendanaan/kewenangan pemberi kerja. Dalam hal ini konsultan harus bertindak sebagai pemberi kerja.

Ada beberapa kejadian diluar kekuasaan kontraktor ataupun pemberi kerja, seperti halnya: gangguan karena cuaca, kondisi lapangan yang tidak dapat terlihat sebelumnya, perang, pemberontakan, dan lain-lain.

Di dalam beberapa hal, FIDIC menempatakan resiko tersebut diatas menjadi, tanggung jawab pemberi kerja, Namun pada beberapa kejadian seperti halnya karena pengaruh cuaca, resiko yang diderita pleh pemberi kerja hanya berupa perpanjangan waktu penyelesaian (keterlambatan).

Page 1

Page 2: CLAIM Andre

Clause didalam FIDIC yang memberi peluang kepada kontraktor untuk mendapatkan “Pembayaran tambah atau Perpanjangan waktu” adalah sebagai berikut :

No. Clause Description Remark

1. 6.4 Delay in issuing any drawing or EOT + CostInstruction

2. 12.2 Encountering unforeseen physical EOT + CostCondition/obstruction (ICE cost + %Reasonable profit)

3. 17.1 Incorrect setting out data supplied by Clause 52The engineer

4. 20.3 Lost or damage due to employer’s Clause 52risks

5. 27 Cost of carrying out engineer’s Extention of time+ Instruction for dealing with fossils, CostsAntiquities ect.

6. 31.2 Facilities for Contractor’s (ICE Cost) Clause 52

7. 36.5 Cost of tests and sample not EOT + Cost provided for..

8. 38.2 Uncovering and making opening Costs

9. 40.2 Suspension of works (ICE + Profit) EOT + Cost

10. 42.2 Failure to give possession of site EOT + Cost (ICE profit for additional permanent

or temporary works)

11. 44 Extension of time Time

12. 49.3 Cost remedying defects Clause 52

Page 2

Page 3: CLAIM Andre

13. 50.1 Contractor to Search Cost

14. 52.1 Valuation of variation *

15. 58.2 Use of provisional sums Clause 52

16. 59.4 Payments to nominated Subcontractors

17. 63.2 Valuation at termination Special

18. 65.3 Damages to works by special risks Clause 52Contrakctor,s entitlement to suspend EOT + Costwork (Re:default if employer)

19. 70.1 Increase or decrease in costs of lay Special out and or material (subject to

relevant clause in part 2)

20. 70.2 Subsequent legislation Cost

21. 71.1 Currency restriction Loss or damages

Note:ICE : Incurred Contractor Execution(Kerugian/yang diderita oleh Kontraktor)

3. CLAIM MENGENAI KETERLAMBATAN DAN PERPANJANGAN WAKTU

3.1. ALASAN CLAUSE MENGENAI PERPANJANGAN WAKTU

Pengadilan memutuskan bahwa Pemberi kerja tidak dapat menjatuhkan denda terhadap keterlambatan yang disebabkan sebagian atau seluruhnya karea kesalahan pemberi kerja sendiri (termasuk didalamnya tambahan pekerjaan).

Hal ini merupakan prinsip dasar, dengan kata lain, kontraktor memerlukan waktu yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan, Untuk maksud menjaga kewenangan Pemberi Kerja didalam hal memungut denda, FIDIC mencantumkan clause mengenai perpanjangan waktu. Dengan demikian Engineer dapat memberikan perpanjangan waktu penyelesaian bila memang diperlukan (clause 44.1).

Page 3

Page 4: CLAIM Andre

Kasus tersebut dibawa ke pengadilan bila dalam waktu yang telah ditetapkan, Persetujuan Perpanjangan waktu belum dikeluarkan.

Clause 44.1. Perpanjangan waktu1. Besaran dan jenis dari pekerjaan tambahan.2. Penyebab keterlambatan dilihat dari segi persyaratan yang tercantum didalam kontrak.3. Pengecualian yang dikarenakan pengaruh cuaca.4. Setiap keterlambatan harus ada sesuatu alasan, atau diperintah berhenti oleh Pemberi

Kerja.5. Peristiwa khusus yang mungkin saja terjadi atau selain kesalahan (pelanggaran oleh

kontraktor atas kontrak yang menjadi tanggung jawabnya).

3.2. HUBUNGAN ANTARA WAKTU DAN UANG

Kebanyakan kontraktor mengartikan bahwa pemberian perpanjangan waktu akan otomatis berhak pula atas pembayaran overhead yang berhubungan dengan perpanjangan waktu tersebut, ini adalah tidak benar. Maksud dari clause perpanjangan waktu adalah untuk meringankan kontraktor dari kewajiban untuk membayar denda selama atau sebagaian periode kerja. Untuk maksud mendapatkan uang kembali, kontraktor harus melihat clause lainnya didalam kontrak.

3.3. JENIS KETERLAMBATAN

i. Keterlambatan yang disebabkan oleh kontraktor, ia tidak akan mendapat tambahan uang ataupun perpanjangan waktu, ia harus membayar denda.

ii. Keterlambatan karena sesuatu hal yang diluar kuasa kontraktor/Pemberi Kerja (neutral). Kontraktor tidak dapat uang tambahan namun akan mendapat perpanjangan waktu penyelesaian, dan ini adalah suatu keringan pembayaran denda. Keterlambatan karena gangguan cuaca, termasuk dalam kategori ini.

iii. Keterlamabaan karena kesalahan Pemberi Kerja/Engineer. Kontraktor akan mendapat tambahan uang maupun perpanjangan waktu dan keringanan denda. Keterlambatan yang dimaksud termasuk yang disebababkan oleh keterlamabatan penguasaan tanah dan pekerjaan tambahan.

Page 4

Page 5: CLAIM Andre

4. PROSEDUR CLAIM

Prosedur Claim tercantum pada Clause 53 sebagai berikut :

53.1 Pemberitahuan akan claim harus segera disampaikan kepada Pemberi Kerja, paling lambat 28 hari dari kejadian.

53.2 Kontraktor harus melakukan pengamanan dan pencatatan dari kejadian termaksud.

53.3 Dalam waktu 28 hari, kontraktor menyampaikan breakdown perhitungan besarnya claim.

53.4 Bila kontraktor tidak menyampaikan perkiraan besarnya claim sebagaimana clause 53, maka kontraktor akan dibayar sesuai dengan perkiraan yang dibuat oleh Engineer.

53.5 Bahkan bila uraian tidak cukup kuat menjelaskan keseluruhan claim, maka kontraktor hanya akan dibayar sebesar penjelasan yang bisa diterima oleh Pemberi Kerja.

5. EVALUASI CLAIM

Bentuk claim yang sepatutnya adalah sebagai berikut :

a) Menyebutkan riwayat/kronologis dari suatu kejadian.

b) Suatu analisa yang menjelasakan bahwa claim tersebut sesuai dengan clause yang menyatakan bahwa kontraktor berhak atas tambahan biaya atau perpanjangan waktu.

c) Perhitungan mengenai besaran claim dan lamanya perpanjangan waktu yang diajukan kepada Pemberi Kerja.

Menguraikan alasan tersebut adalah hal yang paling sulit bagi kontraktor untuk menulisnya. Seringkali kontraktor hanya melihat dari satu kesalahan, namun mengajukan claim dengan perpanjangan waktu pelaksanaan dan tambahan biaya yang cukup besar. Paling tidak pengajuan alasan untuk claim sesuai dengan apa yang di derita oleh kontraktor.

Adalah sangat berharga catatan pada clasue 53 sebagai berikut :

“ kontraktor harus menyampaikan kepada engineer perhitungan detail mengenai besaran claim beserta alasan-alasannya “. Adalah sangat bijaksana untuk mengingatkan kontraktor untuk memenuhi akan kewajibannya seperti apa yang tercantum didalam kontrak.

Page 5

Page 6: CLAIM Andre

Pegang dulu aturan pokok. Beberapa Engineer sering merasa cemas dengan diajukannya sejumlah claim dari kontraktor dengan menyebutkan sejumlah uang dan perpanjangan waktu yang harus di selesaikannya.

Hal itu sebenarnya tak perlu dicemaskan, asal Engineer selalu berpegang pada prinsip aturan pokoknya. Banyak sekali claim dari kontraktor tidak berhasil hanya karena tidak memenuhi aturan pokok. Yang harus diingat bahwa setiap claim harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam FIDIC, kemudian baru ditinjau dari segi besaran uang/perpanjangan waktu pelaksanaan.

Sering terjadi kontraktor memperdayakan Engineer dengan merekayasa kejadian-kejadian dilapangan dimasukan kedalam kategori untuk mendapatkan claim yang tercantum dalam FIDIC.

6. BESARAN CLAIM DAN VARIASINYA

6.1. Besaran claim harus sesuai dengan clause 52 FIDIC, dimana besarnya tambahan biaya harus dihitung dengan tanpa bunga.

6.2. Variasa besaran claim (clause 52.1)

(i) Besaran claim harus dihitung sesuai dengan rate yang tercantum di dalam kontrak.

(ii) Bila rate untuk pekerjaan yang bersangkutan tidak tercantum di dalam kontrak, maka melalui kesepakatan bersama (Engineer, Pemberi tugas dan kontraktor), ditentukan bersama rate yang bersangkutan.

(iii) Bila tidak diperoleh kesepakatan didalam menentukan besar rate sebaimana point (ii), maka Engineer haru menentukan besarnya rate tersbut, yang menurutnya wajar.

Kewengan Engineer untuk menentukan rate tercantum dalam clauese 52.2

7. PEMBAYARAN PRICE ADJUSMENT

Hak untuk mendapatkan pembayaran sebagaimana tercantum dalam clause 70.1 dari kontrak.

Contract price adjusment diperluakan sebagai berikut :

(i). Nilai kontrak didasarkan atas harga satuan dari pekerjaan pada waktu awal pekerjaan.

(ii). Nilai harga satuan selama waktu pelaksanaan hingga selesainya pekerjaan adalah bervariasi.

Page 6

Page 7: CLAIM Andre

8. CLAIM KARENA PERUBAHAN DESIGN PADA TENDER DOKUMEN

Pada prinsipnya setiap Perubahan gambar adalah merupakan Instruksi Engineering, dan memungknkan suatu pekerjaan tambah

Perubahan berarti uang sebagaimana tercantum di dalam kontrak clause 52, dan bila dikemudian berakibat tertundanya pekerjaan, kontraktor berhak atas perpanjangan waktu pelaksanaan.

Didalam persyaratan (clause 52.2), bila jenis atau besaran dari beragam pekerjaan menurut pendapat Engineer, bahwasanya harga satuan atau besaran harga tercantum didalam kontrak, maka harga satuan tersebut bisa dipakai.

Setiap pernyataan methode kerja rancangan atau penyampaian document kepada pemenang tender, bisa menimbulkan permasalahan di waktu pelaksanaan kontrak.

Pernyataan methode kerja khususnya, acapkali seakan-akan mengandung arti tidak merugikan. Bila dikemudian terdapat kesalahan, kemungkinan akan dipergunakan oleh Kontraktor untuk claim. Hal ini akan lebih kuat bilamana pernyataan tersebut merupakan bagian dari kontrak.

Pada clause 8.2 “Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap methode pelaksanaan, terkecuali bila harus mempertimbangkan keselamatan”. Engineer harus menjaga, jangan sampai memberi perintah bagaimana kontraktor harus melaksanakan pekerjaan. Untuk itu serahkan kepada kontraktor untuk menentukan caranya sendiri dengan penuh tanggung jawab.

9. PERALATAN

Pada clause 8.1. “Contractor’s General Responsibilities”, adalah merupakan tanggung jawab kontraktor untuk mengadakan peralatan dan segala sesuatunya untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana tercantum didalam kontrak.

10. PERUBAHAN KEY DATE

1. Pada prinsipnya perubahan key date akan membuka peluang, paling tidak pada salah satu kontraktor untuk claim perpanjangan waktu pelaksanaan dan sejumlah uang karena keterlambatannya.

Page 7

Page 8: CLAIM Andre

2. Terdapat persyaratan (clause 31.1) bahwa kontraktor pekerjaan sipil bertanggung jawab terhadap kontraktor lain sebagai akibat keterlambatan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Kontraktor sipil dapat mengadakan koordinasi dengan kontraktor lain, dengan memanfaatkan floating dari masing-masing item pekerjaan. Namun sering beberapa item pekerjaan mengalami keterlambatan melebihi waktu floating yang tersedia, sehingga tidak bisa lagi dihindari perpanjangan waktu pelaksanaan dan extra cost, terkecuali dari pihak kontraktor lain (metal work) dapat melakukan percepatan.

3. Bisa dimengerti bahwa pemberi pekerjaan menyediakan cadangan dana untuk perubahan key date yang terpaksa tidak bisa dielakan.

11. KETERLAMBATAN PEMBAYARA N

Di dalam kontrak tanggari, tidak ada clause yang membicarakan masalah bunga terhadap keterlabatan pembayaran.

Kontraktor punya dua (2) pilihan bila terjadi keterlambatan pembayaran sebagaimana berikut :

(i). Kontraktor menghentikan pekerjaan (clause 69.1)

(ii). Menunda pekerjaan atau mengurangi kegiatan pelaksanaan (clause 69.4).

Bila menunda pekerjaan atau mengurangi kegiatan dan dikemudian hari mengalami keterlambatan, kontraktor berhak atas perpanjangan waktu pelaksanaan dan cost. Meskipun kontraktor menunda pekerjaan atau mengurangi kegiatan, ia masih berhak untuk menghentikan pekerjaan.

Clause 69.1 dan 69.4 menyebutkan batasan waktu pembayaran sebagai berikut :

“ intern payment, adalah 91 hari setelah dikeluarkannya site verification certificate and the associated of performance “.

Kontraktor harus menyampaikan surat pemberitahuan, bila bermaksud untuk menghentikan ataupun menunda / mengurangi kegiatan pekerjaan.

12. KETERLAMBATAN “ CONTRCT AMANDEMENT “

1. Keluar sebelum tanggal selesainya kontrak.

Page 8

Page 9: CLAIM Andre

Bila perubahan dikeluarkan sesuai dengan clause 51 kontraktor berhak atas pekerjaan tambah sesuai dengan clause 52, dan bila kontraktor mengalami keterlambatan, ia berhak atas perpanjangan waktu.

2. Keluar pada waktu kontraktor mengalami keterlambatan

Kontraktor hanya berhak atas perpanjangan waktu pelaksanaan sesuai dengan waktu yang diperlukan untuk pekerjaan tambah tersebut.

Kontraktor tidak berhak atas perpanjangan waktu melebihi dari waktu yang telah ditetapkan.

Kontraktor telah mengalami keterlambatan ia tidak berhak untuk mengajukan perpanjangan waktu sehubungan dengan tambahan pekerjaa tersebut.

13. KETERLAMBATAN MENERTIBKAN GAMBAR

Kontraktor bisa menuntut Engineer bila program dan pelaksanaan pekerjaanya terganggu atau akan mengalami keterlambatan, terkecuali bila gambar-gambar atau petunjuk lebih lanjut diberikan oleh Engineer.

Tuntutan tersebut harus secara detail berisikan hal-hal sebagai berikut :

1. Macam gambar detail yang diperlukan2. Mengapa dan kapan gambar tersebut diperlukan3. Bila gambar-gambar tersebut terlambat, berapa lama keterlambatan dan kerugian yang

akan diderita.

Berdasarkan clause 6.4 yang menyantumkan bahwa karena keterlambatannya penyampaian gambar, berakibat kontraktor mengalami keterlambatan dan kerugian, maka kontraktor berhak atas perpanjangan waktu dan extra cost.

Bagaimanapun, harus dijelaskan kapan tuntutan tersebut dikirim dan sampai kapan gambar-gambar tersebut diterima oleh kontraktor. Pada saat dimulainya kontrak, diantara Engineer dan kontraktor harus ada persetujuan, kapan dikeluarkannya gambar-gambar kerja untuk mendukung program pelaksanaan.

Tanggal penyampaian gambar-gambar kerja, akan merupakan bahan pertimbangan untuk rencana pembelian dan pengiriman material. Sekali memulai pekerjaan, terkecuali terjadi perubahan lingkungan, akan menjadi tidak berarti lagi diterbitkannya gambar setelah peristiwa tersebut. Dan bila kemudian kontraktor mengalami keterlambatan ataupun biaya, maka kontraktor berhak atas claim.

Page 9

Page 10: CLAIM Andre

Kadang-kadang kontraktor membuat program lebih awal bila dibandingkan dengan tanggal rencana selesainya pekerjaan yang tercantum didalam kontrak.

Di suatu pengadilan Inggris, hal ini menjadi bahan perselisihan, karena kontraktor menuntut atas keterlambatan penyampaian gambar-gambar konstruksi selama pelaksanaan.

Dimanapun kontraktor menyampaikan program jangka pendek. Selayaknya dinyakinkan apakah didukung dengan peralatan material dan tenaga yang memadai. Dan hendaknya selalu dimonitor apakah sesuai dengan program yang diusulkan.

14. PENYELESIAN PERSELIHAN

1. Permasalahan perselisihan harus disampaikan secara tertulis kepada Engineer (dengan copy kepada pihak lain yang berkepentingan)Keterangan harus sesuai dengan apa yang tercantum pada clause 67.1).

2. Dalam waktu 84 hari setelah menerima surat pemberitahuan, Engineer harus sudah membuat keputusan yang disampaikan kepada pemberi kerja dan kontraktor.Kontraktor sangat memerlukan itu, sebagai dasar melaksanakan pekerjaan.

3. Bila pemberi kerja atau kontraktor tidak puas dengan keputusan Engineer, atau Engineer tidak dapat memberikan putusan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, maka pemberi kerja atau kontraktor mengusulkan pada yang berwenang (copy ke Engeineer), untuk mengajukan permasalahan tersebut ke pengadilan, tanpa usulan tersebut sidang pengadilan tidak bisa dimulai.

Batas waktu usulan ke pengadilan adalan 70 hari setelah menerima surat dari engineer atau dari tanggal dimana engineer dinyatakan gagal menerbitkan surat putusan.

4. Pengadilan tidak akan memulai sidang, terkecuali telah dilakukan usaha untuk menyelesaikan perselisihan secara baik-baik atau 56 hari telah lewat sejak dikeluarkannya pengajuan dari pemberi kerja / kontraktor.

5. Tanpa memperhatian uraian tersebut diatas, pembaca diminta untuk mengikuti prosedur sesuai dengan clause 67. Kegagalan penyampaian pengaduan, berakibat kehilangan hak untuk menyelesaikan perselisihan di pengadilan.

Page 10

Page 11: CLAIM Andre

KESIMPULAN DAN SARAN

Pembangunan PLTA Tanggari II, dilaksanakan dengan sistem Kontrak Internasional, yang

mengacu pada FIDIC sebagai Standart Persyaratan Kontrak.

Persyaratan Kontrak FIDIC, sangat demokratis, dimana kedudukan Pemberi Tugas, Pengawas

dan Kontraktor sederajat, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Berbeda dengan apa yang

sering kita dengar di Indonesia, kedudukan mereka tidaklah sama, dengan bahasa guyonnya

“Pemberi Tugas berwangsa Brahmana, Konsultan berwangsa Shatria, sedangkan Kontraktor

berwangsa Sudra …. merupakan objek penderita.”

Meski Pelaksanaan PLTA Tanggari, dengan konsultan dari Inggris dan Kontraktor dari

Perancis, dimana berdasarkan sejarah kedua negara tersebut saling bermusuhan satu sama lain,

demi mempertaruhkan harga diri. Dengan mengacu pada FIDIC, pelaksanaan PLTA Tanggari

II berjalan dengan lancar, tanpa hambatan yang berarti.

Sampai selesainya proyek dengan nilai kontrak awal Rp.13,616 mill + FRF 39,219 Thou,

Kontraktor menuntut Claim sebesar Rp. 13,186 mill + FRF 49,870 Thou (~ 120 % Cont.

Price), namun setelah dievaluasi oleh Engineer, yang harus dibayarkan oleh Pemberi Tugas

hanya Rp. 4,697 mill + FRF 8,675 Thou (~ 25 % Cont. Price). Dengan kata lain, nilai akhir

proyek menjadi 125 % nilai awal penawaran, sewaktu pengajuan tender. Nilai tersebut tidak

lebih tinggi dari Engineer Estimate, yang berarti nilai proyek sangatlah wajar.

Hal tersebut diatas membuktikan bahwa FIDIC sebagai Standard Persyaratan Kontrak, bisa

diterima oleh semua pihak, baik Contraktor, Engineer maupun Employer. Disarankan agar

FIDIC sebagai Standard Persyaratan Kontrak dapat dipergunakan diseluruh Indonesia, baik

proyek tersebut mempergunakan dana APBN maupun APBD, meskipun dengan perubahan

pada beberapa pasal, sesuai kondisi setempat.

Page 11

Page 12: CLAIM Andre

Page 12