ciriknlnl

4
Ciri – ciri Pola Asuh Hurlock mengemukakan ciri – ciri pola asuh, yaitu: a. Pola asuh otoriter mempunyai ciri: 1. Anak harus tunduk dan patuh pada kehendak orang tua. 2. Pengontrolan orang tua pada tingkah laku anak sangat ketat hampir tidak pernah memberi pujian 3. Sering memberikan hukuman fisik jika terjadi kegagalan memenuhi standar yang telah ditetapkan orang tua 4. Pengendalian tingkah laku melalui kontrol eksternal b. Pola asuh demokratis mempunyai ciri: 1. Anak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan kontrol internal 2. Anak diakui sebagai pribadi oleh orang tua dan turut dilibatkan dalam pengambilan keputusan 3. Menetapkan peraturan serta mengatur kehidupan anak. c. Pola asuh permisif mempunyai ciri: 1. Kontrol orang tua kurang 2. Bersifat longgar atau bebas 3. Anak kurang dibimbing dalam mengatur dirinya 4. Hampir tidak menggunakan hukuman 5. Anak diijinkan membuat keputusan sendiri dan dapat berbuat sekehendaknya sendiri Karakteristik Anak Berdasarkan Pola Asuh Pola asuh demokratis : mempunyai karakteristik anak mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengna teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap halhal baru, dan kooperatif terhadap orang lain. Pola asuh otoriter : mempunyai karakteristik anak penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas, dan menarik diri.

Upload: putripekpekai

Post on 11-Jul-2016

221 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

llnlnl

TRANSCRIPT

Ciri – ciri Pola Asuh Hurlock mengemukakan ciri – ciri pola asuh, yaitu:

a. Pola asuh otoriter mempunyai ciri: 1. Anak harus tunduk dan patuh pada kehendak orang tua.2. Pengontrolan orang tua pada tingkah laku anak sangat ketat hampir tidak pernah

memberi pujian 3. Sering memberikan hukuman fisik jika terjadi kegagalan memenuhi standar yang

telah ditetapkan orang tua 4. Pengendalian tingkah laku melalui kontrol eksternal

b. Pola asuh demokratis mempunyai ciri: 1. Anak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan kontrol internal2. Anak diakui sebagai pribadi oleh orang tua dan turut dilibatkan dalam pengambilan

keputusan 3. Menetapkan peraturan serta mengatur kehidupan anak.

c. Pola asuh permisif mempunyai ciri: 1. Kontrol orang tua kurang 2. Bersifat longgar atau bebas 3. Anak kurang dibimbing dalam mengatur dirinya 4. Hampir tidak menggunakan hukuman 5. Anak diijinkan membuat keputusan sendiri dan dapat berbuat sekehendaknya

sendiri

Karakteristik Anak Berdasarkan Pola Asuh

Pola asuh demokratis : mempunyai karakteristik anak mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengna teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap halhal baru, dan kooperatif terhadap orang lain.

Pola asuh otoriter : mempunyai karakteristik anak penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas, dan menarik diri.

Pola asuh permissif : mempunyai karakteristik anak impulsive, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri, dan kurang matang secara sosial.

Boworman (Hurlock, 1998: 76) mengungkapkan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi anak dalam berbahasa, diantaranya:

a. Faktor lingkungan Proses penguasaan bahasa tergantung dari stimulasi yang diberikan di lingkungannya. Anak akan meniru dari apa yang didengar dan dilihatnya. Oleh sebab itu pendidik perlu memberikan stimulasi untuk anak agar kemampuan bahasanya bisa teroptimalkan.

b. Faktor biologi Perkembangan bahasa dimulai sejak anak masih berada dalam kandungan. Anak mulai diberi stimulasi dari luar sebagai landasan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa.

c. Status sosial keluarga Anak yang berasal dari keluarga mampu biasanya mendapatkan gizi yang cukup dibandingkan anak yang berasal dari kelurga yang kurang mampu. Hal ini berpengaruh bagi perkembangan kemampuan bahasanya.

d. Faktor kognisi Bahasa memegang peranan penting dalam memperoleh beberapa konsep dan ketrampilan kognitif dibandingkan yang lain. Dengan meningkatnya kemampuan kognitif anak, kemampuan bahasa seorang anak juga mengalami peningkatan. e.

e. Pengajaran orang dewasa dan belajar bahasa Anak-anak yang belajar bahasa dalam lingkungan sosial, berkomunikasi dengan orang lain pertama kali, biasanya dengan ibu pengasuhnya. Bila berbicara dengan bayi, biasanya ibu menggunakan bahasa yang berbeda dengan yang biasa digunakan dalam bercakap-cakap dengan orang dewasa.

Menurut Syamsu Yusuf (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak adalah kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga.

a. Kesehatan Kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak, terutama pada usia awal kehidupannya. Apabila anak pada usia dua tahun pertama sering mengalami sakit-sakitan maka anak tersebut cenderung akan mengalami keterlambatan atau kesulitan dalam perkembangan bahasa.

b. Intelegensi Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat intelegensinya, anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai intelegensi normal atau di atas normal.

c. Status sosial ekonomi keluarga Beberapa studi menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya dibanding dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik status ekonominya, hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau kesemoatan belajar (keluarga miskin diduga kurang memperhatikan perkembangan bahasa anaknya), atau kedua-duanya.

d. Jenis kelamin Pada tahun pertama tidak ada perbedaan vokalisasi antara wanita dan pria, tetapi pada usia dua tahun anak perempuan menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari anak laki-laki.

e. Hubungan keluarga Hubungan yang sehat antara orang tua dengan anak (penuh perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya) memfasilitasi perkembangan bahasa anak, dan begitu sebalikya hubungan yang tidak sehat bisa menyebabkan perkembangan bahasa anak cenderung akan mengalami stagnasi atau kelainan, seperti gagap dalam berbicara, tidak jelas dalam mengungkapkan kata-kata, merasa takut untuk mengungkapkan pendapat, dan berkata yang kasar atau tidak sopan.

Dari dua pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa lingkungan, kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi keluarga, jenis kelamin anak, serta hubungan sosial keluarga sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak, sehingga perkembangan bahasa anak dapat berkembang dengan cepat.