ciri neo gotik , anyari indah lestari, fib ui, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-mk-anyari...

19
Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Upload: lengoc

Post on 02-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 2: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 3: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 4: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 5: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH......................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv

ABSTRAK / ABSTRACT........................................................................................................v

1. PENDAHULUAN.................................................................................................................1

2. NEO-GOTIK.........................................................................................................................2

3. GEREJA KATEDRAL JAKARTA..,...................................................................................5

4. CIRI NEO-GOTIK PADA ARSITEKTUR GEREJA KATEDRAL

JAKARTA.............................................................................................................................6

5. SIMPULAN.........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

iv

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 6: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

Ciri Neo-Gotik Pada Arsitektur Gereja Katedral Jakarta

Anyari Indah Lestari

Zahroh Nuriah

Program Studi Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (UI),

Depok 16424, Indonesia

Abstrak

Artikel ini memaparkan ciri-ciri gaya Neo-Gotik yang diaplikasikan pada Gereja Katedral

Jakarta. Gaya arsitektur Neo-Gotik dibawa ke Indonesia pada masa kolonial Belanda.

Informasi mengenai gaya gereja diperoleh melalui komponen-komponen arsitektural dan

ornamental yang terdapat pada bangunan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode deskriptif dengan penerapan teori Neo-Gotik dari Nicola Coldstream. Hasil

penelitan berupa paparan ciri khas gaya arsitektur Neo-gotik pada Gereja Katedral Jakarta

tergambar dari komponen arsitektural dan komponen ornamental bangunan tersebut seperti

penggunaan material beton, kayu dan konstruksi baja.

Kata kunci: Arsitektur Eropa; Arsitektur Kolonial Belanda; Gereja Katedral Jakarta; Neo-

Gotik; Neo-Klasik

The Characteristics of Neo-Ghotic in the Architecture of Cathedral Church in

Jakarta

Abstract

This article describes the characteristics of Neo-Gothic of Cathedral Church in Jakarta. Neo-

Gothic style was brought to Indonesia on the Dutch colonial period. The informations about

the church’s style will be obtained through the architectural components and ornamental

components of the building. The method used in this article is a descriptive method by

applicating the theory of Neo-Gothic style by Nicola Coldstream. Research results present the

typical Neo-Gothic architectural style of the Cathedral that can be seen from the architectural

components and ornamental components of the building such as the use of concrete materials,

wood, and steel construction.

Keywords: Cathedral Church Jakarta; Dutch Colonial Architecture; European Architectur;

Neo-Gothic; Neo-Classical

v

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 7: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

Ciri Neo-Gotik Pada Arsitektur Gereja Katedral Jakarta

1. PENDAHULUAN

Kolonialisasi Belanda di Indonesia membawa banyak pengaruh bagi perkembangan

bangsa ini. Dalam bukunya yang berjudul Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia (1993),

Yulianto Sumalyo mengungkapkan bahwa selama masa pejajahan Belanda, Indonesia

mengalami pengaruh Occidental (barat) dalam berbagai aspek yang ikut terpengaruh adalah

arsitektur. Pengaruh tersebut dapat dilihat melalui bentuk kota dan bangunan-bangunan yang

ada (Sumalyo, 1993 :1). Bangsa Belanda merasa berkepentingan untuk membuat bangunan-

bangunan sebagai fasilitas penunjang kegiatan mereka selama di Indonesia.

Pada masa bangsa Belanda mulai menguasai Indonesia, tentu mereka juga memiliki

keinginan untuk melaksanakan ibadah menurut keyakinan mereka, sehingga dibangunlah

gereja-gereja sebagai fasilitas tempat ibadah mereka, juga bagi masyarakat pribumi yang

mempunyai keyakinan yang sama, salah satunya Gereja Katedral Jakarta.

Kolonialisasi yang dilakukan oleh bangsa Belanda di Indonesia berlangsung dalam

rentang waktu yang lama sehingga menghasilkan banyak bangunan bergaya arsitektur Eropa.

Tren Gaya Bagunan yang terjadi di Eropa juga terbawa ke daerah jajahan seperti Indonesia,

walaupun tidak sama persis seperti yang ada di Eropa. Hal ini disebabkan karena Indonesia

memiliki iklim yang jauh berbeda dengan iklim negara Belanda.

Gereja Katedral Jakarta merupakan satu dari bangunan-bangunan yang dibangun pada

masa kolonial. Pengaruh gaya arsitektur Eropa jelas terlihat pada bangunan ini. Dalam artikel

ini akan dipaparkan gaya arsitektur Neo-Gotik yang mempengaruhi Gereja Katedral tersebut.

Data mengenai gaya gereja diperoleh melalui komponen-komponen arsitektural1 dan

1 Komponen arsitektural adalah komponen bangunan yang cara pengerjaannya dilakukan bersamaan dengan

pengerjaan bangunan secara keseluruhan, berupa komponen bangunan yang secara teknis merupakan struktur

yang menerima beban konstruksi tertentu atau konstruksi bangunan secara keseluruhan. Dapat juga berupa

komponen bangunan yang menjadi faktor terbentuknya bangunan (Alputila, 2009 ; 12)

1

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 8: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

ornamental2 yang terdapat pada bangunan zaman kolonial tersebut. Artikel ini memberikan

penjelasan kepada pembaca bahwa bangunan-bangunan di Indonesia banyak ditulari oleh

bangsa Belanda. Dengan begitu dapat dipelajari bentuk dan ciri-ciri arsitektur yang

diaplikasikan pada bangunan di Indonesia, contohnya ciri gaya Neo-Gotik pada bangunan

Gereja Katedral Jakarta ini.

Penelitian terhadap bangunan Gereja Katedral Jakarta dilakukan secara deskriptif

dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara jelas tentang gaya yang digunakan pada

Gereja Katedral Jakarta. Penelitian ini merupakan studi kasus, yaitu penelitian tentang status

subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan

personalitas untuk memberikan sebuah gambaran secara mendetil tentang latar belakang,

sifat-sifat dan karakter yang khas dari kasus (Moh. Nazir, 1988:66).

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Neo-Gotik dari Nicola

Coldstream. Pengumpulan data dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu dengan observasi

bangunan secara langsung, pendokumentasian, serta studi literatur, antara lain, buku dan

jurnal, serta artikel yang terdapat di beberapa situs internet. Tahap selanjutnya mengolah dan

menganalisis data yang telah diperoleh. Terakhir ditarik kesimpulan dari penelitian ini.

2. NEO-GOTIK

Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami perubahan dari waktu ke

waktu. Klasikisme adalah aliran pemikiran yang muncul di Eropa dan memberi pengaruh kuat

kepada kebudayaan abad ke-17 dan ke-18 secara keseluruhan. Arsitektur klasik di Eropa

muncul dan berkembang dari sekitar 3000 SM (jaman Yunani) sampai abad ke-17 dan ke-18.

Pengulangan gaya arsitektur yang dimulai pada abad ke-18 di Eropa menandakan bahwa

arsitektur Klasik masih diminati dan dianggap sebagai karya yang bermutu tinggi.

Neo-Gotik mulai muncul dalam Neo-Stijlen atau disebut juga arsitektur Neo-Klasik yang

berkembang antara abad ke-18 dan ke-19 hingga sekarang. Arsitektur Neo-Klasik merupakan

pengulangan bentuk arsitektur Klasik (Arsitektur Yunani, Romawi, Kristen Awal, Bisantin,

2 Komponen ornamental adalah komponen bangunan yang secara teknik pengerjaannya dapat dilakukan setelah

pengerjaan bangunan secara keseluruhan selesai dikerjakan. Komponen ornamental ini terutama berupa hiasan-

hiasan (seni dekoratif) pada bangunan (Alputila, 2009 ; 12).

2

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 9: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

Carolingian dan Romanes, Gotik, Reinaisans, Barok dan Rokoko) secara sebagian atau utuh.

Pengulangan bentuk Klasik yang terjadi pada zaman sesudahnya ini membuktikan bahwa

bangunan dengan gaya seperti itu diapresiasi dengan baik oleh masyarakat pada zaman

arsitektur ini dibangun (Alputila, 2009 ; 10).

Neo-Gotik atau juga dikenal Gothic Revival atau Victorian Gothic mulai berkembang di

Inggris pada tahun 1740. Gaya ini diterapkan hampir di seluruh bangunan peribadatan

(gereja), kastil, istana, dan bangunan-bangunan yang dihuni oleh pemerintahan ataupun kaum

bangsawan di beberapa negara Eropa. Gaya arsitektur abad pertengahan lebih mementingkan

konstruksi bangunan dari pada segi estetika (Nicola Coldstream: 2002 : 27).

Di Belanda, Neo-Gotik pertama kali diperkenalkan ketika raja Willem II memberikan

perintah membangun balai kota di Tilburg. Gaya arsitektur yang digunakan mencontoh

dekorasi bangunan Inggris bergaya Neo-Gotik di Oxford. Ciri khas arsitektur bangunan Neo-

Gotik tentunya tidak terlepas dari gaya lamanya, Gotik. Di Belanda arsitektur Neo-Gotik

banyak diaplikasikan pada bangunan-bangunan yang memiliki fungsi yang berguna untuk

masyarakat umum. Bangunan dengan gaya Neo-Gotik yang paling mencolok ialah gereja

(Architectenweb: 2001-2011).

Tokoh yang terkenal dengan gaya arsitektur Neo-Gotik di Belanda adalah Pierre Cuypers.

Ia adalah seorang yang bertanggung jawab atas banyak gereja Neo-Gotik di Belanda.

Meskipun terkadang ia memasukkan unsur kontemporer pada karyanya, tetap saja sebagian

besar bangunan tersebut berada pada garis arsitektur Neo-Gotik (Architectenweb: 2001-2011).

Neo-Gotik adalah gaya arsitektur berupa gaya Gotik yang berkembang ke arah lebih

modern. Pada arsitektur gaya Gotik yang asli, langit-langit bangunan dibuat dari batu alam

dan merupakan kesatuan konstruksi sebagai penyangga atap. Gereja Gotik abad pertengahan

hampir seluruhnya dibuat dari batu alam, maka ciri khasnya adalah lengkungan yang bertemu

melancip ke atas dan memberikan ekspresi ke atas yang sangat sesuai dengan bangunan

ibadah (Nicola Coldstream : 2002 : 35,55).

Menurut buku A History of Interior Design oleh John Pile (2003), karakter umum dari

gaya Gotik adalah :

1. Hampir semua bangunan gaya Gotik menggunakan material batu alam sebagai bahan

pembangunannya.

3

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 10: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

2. Bangunan dengan gaya Gotik banyak yang menggunakan patung orang suci dalam

jumlah yang besar. Penggunaan flying buttresses (penopang tiang yang melayang)

juga merupakan ciri khas dari gaya Gotik.

3. Ornamen dekoratif pada gaya gotik memiliki detil yang sangat rumit.

Dalam bukunya yang berjudul Medieval Architecture, Nicola Coldstream (2002)

menjelaskan karakter umum gaya Neo-Gotik :

1. Gaya Neo-Gotik merupakan pengulangan dari gaya Gotik yang mengalami

penyederhanaan karena tumbuh pada saat modernisasi.

2. Pada bangunan bergaya Neo-Gotik, ornamen pada dinding yang rumit digantikan

dengan permainan molding (ornamen hias) yang lebih sederhana.

3. Dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi bahan dasar batu alam yang

digunakan pada bangunan bergaya Gotik digantikan dengan material beton, kayu, dan

konstruksi baja yang memungkinkan bentuk bangunan menjadi lebih ramping, dan

dengan demikian penggunaan flying buttresses (penopang tiang yang melayang)

dihilangkan.

Bangunan bergaya Neo-Gotik menekankan vertikalitas dan ketinggian bangunan dengan

jendela kaca yang sangat besar tersebut memiliki fungsi agar cahaya lebih banyak masuk ke

dalam bangunan. Jendela-jendela tersebut bersudut lengkung patah (pointed arch) dan sangat

dekoratif. Ornamen yang digunakan pada bangunan bergaya Neo-Gotik berupa permainan

molding (ornamen hias) yang lebih sederhana dibandingkan dengan yang bergaya Gotik.

Diantaranya Gargoyle, yaitu ornamen ukir makhluk imajiner dari batu atau kayu yang

merepresentasikan sosok manusia atau binatang. Selain itu, pada pangkal pilar ada pula

ornamen berbentuk tumbuhan atau dedaunan yang disebut Foliage sculpture. Material yang

digunakan dalam gaya Neo-Gotik menggunakan material beton, kayu dan konstruksi baja

yang memungkinkan bentuk bangunan menjadi lebih ramping. Penggunaan material ini bukan

hanya pada bangunan namun juga ornamen-ornamen bangunan.

4

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 11: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

3. GEREJA KATEDRAL JAKARTA

Gereja Katedral Jakarta atau yang bernama resmi Gereja Santa Maria Pelindung

Diangkat Ke Surga (De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming) adalah salah satu

tempat peribadatan umat beragama Katholik yang terletak di Jakarta. Bangunan Gereja

Katedral yang megah dan berdiri kokoh ini mulai didirikan pada tahun 1891 untuk

menggantikan bangunan gereja lama yang runtuh pada tanggal 9 April 1980. Gereja ini

dirancang dan dimulai oleh Pastor Antonius Dijkmans kemudian diresmikan dan diberkati

pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, SJ, Vikaris Apostolik Jakarta (R.

Kurris, S.J., 1992 : 130).

Pastor Antonius Dijkmans seorang ahli bangunan yang pernah berguru kepada Violet-

le-Duc dari Perancis dan dan juga kepada Cuypers dari Belanda, menjadi Orang yang ditunjuk

dan dipercaya untuk menjadi perencana dan arsitek pembangunan gereja ini (Katedral Jakarta

Website, 2006).

Gereja katedral yang sudah berdiri lebih dari 100 tahun dan bercorak arsitektur Neo-

Gotik ini bentuk dasarnya merupakan salib sepanjang 60 meter, lebar bagian utama 10 meter

ditambah 5 meter di setiap sisinya. Gereja ini berukuran cukup besar dengan bangku-bangku

cukup kokoh dan ketinggian ruang yang sangat mengagumkan. Ketinggian pada bagian

tengah langit-langit gereja ini mencapai 17 meter yang dimahkotai oleh sebuah menara kecil

yang puncaknya mencapai 45 meter, sedangkan dua menara besi di sisi kanan dan kiri pintu

utama mencapai 60 meter (Gambar 1). Ruang altar menempati bagian atas batang salibnya (R.

Kurris, S.J., 1992 : 130).

GAMBAR 1 : Gereja Katedral merupakan jenis gereja salib (Trimble 3D Warehouse : 2013).

5

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 12: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

Pintu utama pada Gereja Katedral Jakarta ini mengikuti gaya dasar Gotik karena

dijadikan titik pusat perhatian pada sisi depan gereja tersebut dengan adanya hiasan dan

ornamen yang bernilai seni tinggi (Gambar 2).

GAMBAR 2 : Pada Pintu utama Gereja Katedral Jakarta. (Dokumen Pribadi)

4. CIRI NEO-GOTIK PADA ARSITEKTUR GEREJA KATEDRAL JAKARTA.

Dalam buku Handinoto (1996) yang berjudul “ Perkembangan Kota dan Arsitektur

Kolonial Belanda di Surabaya (1870-1940)”, Hellen Jessup menjelaskan bahwa pada tahun

1800-an sampai tahun 1902 bangunan yang ada di Indonesia dibangun dengan arsitektur Neo-

Klasik. Hal ini bertujuan untuk menonjolkan status orang Belanda sebagai penguasa pada saat

itu.

Gereja Katedral Jakarta mulai dibangun pada tahun 1891. Jika dimasukan dalam

pembabakan gaya yang diajukan Hellen Jessup, maka gaya arsitektur Gereja Katedral Jakarta

mengacu pada periode 1800-1902. Dengan begitu gaya arsitektur yang melatari Gereja

Katedral Jakarta sedikit banyak mengikuti gaya arsitektur yang secara keseluruhan sedang

berkembang di Indonesia yaitu Neo-Klasik, termasuk Neo-Gotik sebagai salah satu

cabangnya.

6

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 13: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

Ciri-ciri Neo-Gotik pada komponen bangunan Gereja Katedral di Jakarta pertama

dapat dilihat dari bentuk menara. Menara yang dalam arsitektur asli Gotik dibuat dari susunan

batu alam secara filigran (rajutan halus), pada Gereja Katedral sudah diganti dengan baja

(Gambar 3). Di Eropa digunakan konstruksi baja dengan hiasan seolah-olah berupa pahatan

batu. Gaya ini merupakan pengaruh guru besar arsitek Violet le Duc, yang memiliki banyak

pengikut, termasuk Dijkmans. Di Belanda, Cuypers juga menerapkan arsitektur Neo-Gotik ini

pada bangunan-bangunan di Belanda (Han Awal, 2001).

GAMBAR 3 : Menara Gereja Katedral sudah diganti dengan bahan modern, yaitu baja. (Dokumen

Pribadi)

Ciri yang kedua adalah ciri hiasan lengkung menyudut atau pointed architecture yang

berbentuk ramping, meninggi, dan berujung lengkung menyudut. Penggunaan pointed

architecture ini terlihat dari bentuk ambang pintu utama, pintu sayap kanan dan kiri, jendela,

hiasan pada langit-langit, pagar, tiang, dan kaca patri (Gambar 4).

GAMBAR 4 : Bentuk pointed architecture pada ambang pintu utama, pintu sayap kanan dan

kiri, jendela, hiasan pada langit-langit, pagar, tiang, dan kaca patri. (Dokumen Pribadi)

7

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 14: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

Ciri ketiga dapat dilihat dari penggunaan jendela bundar pada dinding di atas pintu

masuk utama yang berbentuk bunga mawar dan terbuat dari kaca mosaik yang berwarna-

warni. Jendela ini bernama Rozeta (Gambar 5). Selain itu juga dapat dilihat dari penggunaan

jendela-jendela besar dengan kaca mosaik warna-warni dari bahan stained glass atau kaca

timah yang terdapat pada sekitar altar (Gambar 6).

GAMBAR 5 : Jendela bundar pada dinding di atas pintu masuk utama yang berbentuk bunga

mawar dan terbuat dari kaca mosaik yang berwarna-warni. (Dokumen Pribadi)

GAMBAR 6 : Penggunaan jendela-jendela besar dengan kaca mosaik warna-warni dari bahan

kaca timah (stained glass) yang terdapat pada sekitar altar. (Dokumen Pribadi)

8

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 15: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

Ciri keempat terlihat dari adanya jendela-jendela kecil memanjang yang diletakan

berhimpitan dalam satu lengkungan kusen seperti yang terdapat pada sisi kanan dan kiri pintu

masuk utama gereja, juga jendela di sisi kanan dan kiri gereja yang diberi hiasan dan ukiran

(Gambar 7).

GAMBAR 7 : Jendela-jendela kecil memanjang yang diletakan berhimpitan dalam satu

lengkungan kusen yang diberi hiasan dan ukiran. (Dokumen Pribadi)

9

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 16: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

Ciri kelima ialah penggunaan hiasan yang berbentuk mata tombak yang terdapat pada

sudut teratas sisi kiri dan kanan bangunan gereja (Gambar 8).

GAMBAR 8 : Mata tombak yang terdapat pada sudut teratas pada sisi kiri dan kanan bangunan

gereja. (Dokumen Pribadi)

Ciri-ciri Neo-Gotik juga tergambar dari material bangunan Gereja Katedral Jakarta,

baik material ornamental seperti yang telah dijelaskan di atas, juga material bangunan pada

umumnya. Ornamen-ornamen tersebut antara lain adanya ornamen gargoyle (Ornamen ukir

makhluk imajiner dari batu atau kayu yang merepresentasikan sosok manusia atau binatang)

seperti pada bangunan bergaya Gotik, akan tetapi ornamen tersebut terbuat dari kayu dan

bukan batu sebagai cerminan gaya Neo-Gotik (Gambar 9).

GAMBAR 9 : Ornamen gargoyle yang terbuat dari kayu. (Dokumen Pribadi)

10

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 17: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

Ornamen pada pilar di dalam gereja ini menggunakan ornamen dedaunan (Foliage

Sculpture) yang berbentuk seperti rumput laut. Ornamen ini biasanya digunakan dalam pilar-

pilar bangunan bergaya Neo-Gotik, namun bentuknya bisa berbeda-beda sesuai dengan gaya

arsiteknya (Gambar 10).

GAMBAR 10 : Ornamen sederhana yg berbentuk menyerupai daun. (Dokumen Pribadi)

Di bagian dalam gereja dapat terlihat penggunaan langit-langit kayu jati dengan

bentuk seolah-olah “Gotik”(Gambar 11). Konstruksi langit-langit berselang-seling dan

berbentuk lengkung patah (rib vault). Dalam gaya Gotik langit-langit yang digunakan juga

berbentuk sama akan tetapi bahan yang digunakan adalah batu, sedangkan pada Gereja

Katedral Jakarta ini digunakan kayu jati, sehingga dengan jelas terlihat manggunakan unsur

Neo-Gotik.

GAMBAR 11 : Penggunaan langit-langit kayu jati. (Dokumen Pribadi)

11

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 18: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

5. SIMPULAN

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ciri khas gaya arsitektur Neo-Gotik pada

Gereja Katedral Jakarta dapat dilihat dari komponen arsitektural dan ornamental bangunan.

Bangunan Gereja Katedral Jakarta berbentuk dasar salib yang menekankan vertikalitas dan

ketinggian bangunan itu sendiri dengan jendela kaca berdudut lengkung patah (pointed

architecture) yang sangat besar, dan sangat dekoratif. Jendela-jendela besar dengan kaca

mosaik warna-warni terbuat dari bahan stained glass atau kaca timah. Penggunaan pointed

architecture juga membentuk ambang pintu utama, pintu sayap kanan dan kiri, hiasan pada

langit-langit, pagar, tiang, dan kaca patri. Ornamen yang terdapat pada bangunan gereja

adalah molding (ornamen hias) yang sederhana. Ornamen di dalam gereja yang menjadi ciri

dalam gaya Neo-Gotik adalah ornamen Gargoyle pada bagian bawah mimbar gereja yang

terbuat dari kayu. Selain itu ada pula ornamen pada pangkal pilar yang berbentuk tumbuhan

atau dedaunan yang disebut Foliage sculpture. Material yang digunakan pada bangunan

gereja adalah beton, kayu, dan konstruksi baja yang memungkinkan bentuk bangunan menjadi

lebih ramping seperti yang digunakan pada menara, pilar, langit-langit, dinding, dan ornamen

gereja. Konstruksi langit-langit berselang-seling dan berbentuk lengkung patah (rib vault)

seperti gaya Gotik namun material yang digunakan berbeda. Gereja Katedral memiliki bentuk

bangunan, material dan ornamen bangunan bergaya Neo-Gotik seperti yang dijelaskan oleh

Nicola Coldstream. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Gereja Katedral Jakarta

bergaya arsitektur Neo-Gotik yang diaplikasikan oleh bangsa Belanda pada masa kolonial.

12

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Page 19: Ciri neo gotik , Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari Indah Lestari.pdf · Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami

DAFTAR PUSTAKA

Alputila, Cheviano Eduardo. 2009. Skripsi: Gaya Bangunan Gereja Santa Perawan Maria,

Bogor. Depok: Universitas Indonesia.

Architectenweb. 2001-2011. “Neogotiek-Archipedia”.

http://www.architectenweb.nl/aweb/archipedia/archipedia.asp?ID=132 , diunduh pada

tanggal 6 Maret 2013.

Awal, Han. “Arsitektur Neogotik Gereja Katedral Jakarta”. Kompas 21 April 2001.

http://www.arsitekturindis.com/?p=122, diunduh pada tanggal 25 Februari 2013.

Coldstream, Nicola. 2002. Medieval Architecture. London: Oxford University Press.

Handinoto. 1996. Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya (1870-

1940). Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas

Kristen PETRA dan penerbit Andi.

Katedral Jakarta Website. 2006. “Tentang Gereja, Sebuah Catatan Sejarah 1891 – 1901”.

http://www.katedraljakarta.or.id/gereja/tentanggereja_sejarah3.html, diunduh pada

tanggal 26 Februari 2013.

Kurris, S.J.R. 1992. Sejarah Seputar Katedral Jakarta. Jakarta: Penerbit Obor.

Nazir, Mohammad. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pile, John F. 2003. A History of Interior Design. Edisi ketiga. London: Pearson/prentice hall.

Sumalyo, Yulianto. 1993. Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Trimble 3D Warehouse. 2013. “Gereja Katedral Jakarta”.

http://sketchup.google.com/3dwarehouse/details?mid=e957ecde8a497f72306c7280d616a

c56 , diunduh pada tanggal 26 Februari 2013.

13

Ciri neo gotik ..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013