chapter iii vi

Upload: destya1992

Post on 04-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ajibbbbbbb

TRANSCRIPT

  • BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini merupakan survei eksplanotori (eksplanatory research)

    yang dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan, pengalaman dan

    minat terhadap persepsi penderita tentang penyakit malaria di Kecamatan Pantai

    Labu Kabupaten Deli Serdang.

    3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    dengan pertimbangan bahwa kecamatan ini merupakan daerah endemis malaria

    dengan kasus penderita malaria tertinggi pada tahun 2009 terjadi di kecamatan ini

    bila dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Penelitian dilaksanakan selama

    7 (tujuh) bulan yaitu Januari sampai dengan Juli 2011.

    3.3 Populasi dan Sampel

    3.3.1 Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita malaria yang

    dilaporkan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang sampai dengan

    September tahun 2010 yang berjumlah 2.519. Sehubungan dengan penelitian ini

    mengkaji persepsi tentang penyakit malaria maka populasi dibatasi pada penderita

    malaria yang berusia > 21 tahun sebanyak 2.091 orang.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.3.2 Sampel

    Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin

    (Notoatmodjo, 2003), sebagai berikut:

    N n = 1 + N ( d 2

    )

    Dimana:

    n = Jumlah sampel

    N = Jumlah populasi

    d2

    = Tingkat kepercayaan (0,1)

    2.091 n = 1 + 2.091 ( 0,1 2

    )

    2.091 n = 21,91 n = 95,43 ~ 96 orang

    Berdasarkan rumus perhitungan besar sampel di atas, maka diperoleh

    jumlah sampel sebanyak 95,43 orang dan digenapkan menjadi 96 orang.

    Menentukan jumlah sampel di setiap desa di Kecamatan Pantai Labu dilakukan

    dengan metode alokasi sebanding (Dahlan, 2008) dengan rincian seperti pada

    Tabel 3.1.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 3.1 Distribusi Sampel Menurut Desa

    No Desa Jumlah Penderita Malaria per Desa Proporsi Jumlah Sampel

    1 Durian 326 (326/2091) x 96 15 2 Pantai Labu Pekan 255 (255/2091) x 96 12 3 Paluh.Sibaji 237 (237/2091) x 96 11 4 Ramunia Kebun 168 (168/2091) x 96 8 5 Pematang Biara 221 (221/2091) x 96 10 6 Rantau Panjang 182 (182/2091) x 96 8 7 Ramunia II 148 (148/2091) x 96 7 8 Kelambir 154 (154/2091) x 96 7 9 Denai Lama 206 (206/2091) x 96 9 10 Rugemuk 194 (194/2091) x 96 9

    Jumlah 2.091 96 Sumber: Puskesmas Pantai Labu September, 2010

    Setelah diperoleh jumlah sampel dari masing-masing desa, maka

    selanjutnya dilakukan penentuan/pemilihan sampel di masing-masing desa yang

    dilakukan dengan cara simple random sampling sebanyak jumlah yang telah

    ditentukan pada setiap desa.

    Penderita malaria di Kecamatan Pantai Labu sebagian besar adalah

    kelompok umur dewasa (>21 tahun) yaitu sebanyak 2.091 orang (83%),

    sedangkan anak-anak dan remaja sebanyak 428 orang (17%). Dilihat dari jenis

    kelamin sebagian besar adalah laki-laki yaitu sebanyak 1.637 orang (65%)

    sedangkan perempuan sebanyak 882 orang (35%).

    Berdasarkan data penderita malaria, maka ditentukan syarat inklusi dan

    eksklusi untuk sampel penelitian sebagai berikut:

    Universitas Sumatera Utara

  • 1. Syarat inklusi; yaitu penderita yang berumur dewasa (>21 tahun) sehingga

    dapat dilakukan wawancara serta menyatakan pendapatnya tentang

    pengetahuan, pengalaman, minat dan persepsinya.

    2. Syarat eksklusi; yaitu penderita malaria yang di Kecamatan Pantai Labu

    sampai bulan September 2010, nam un pada saat penelitian tidak berada di

    tempat (pindah alamat/tempat tinggal) maka dikeluarkan sebagai sampel.

    3.4 Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data terbagi atas data primer dan data sekunder

    sebagai berikut:

    3.4.1 Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh dari responden (sampel) langsung

    melalui wawancara berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan. Uji coba

    kuesioner dilakukan terhadap 30 orang penderita malaria pada lokasi yang

    menyerupai karakteristik wilayah penelitian yaitu di Kecamatan Hamparan Perak

    untuk melihat validitas dan reliabilitas data.

    Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau

    nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan

    cara mengukur korelasi antara variabel atau item menggunakan rumus teknik

    korelasi pearson product moment (r), dengan ketentuan jika r hitung > r tabel,

    maka dinyatakan valid dan sebaliknya.

    Universitas Sumatera Utara

  • Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

    alat mengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan

    menganalisis reabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika

    nilai r Alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel.

    3.4.2 Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen

    dari Kantor Camat Pantai Labu, Puskesmas Pantai Labu, Puskesmas Pembantu

    (Pustu) di seluruh Kecamatan Pantai Labu serta Dinas Kesehatan Kabupaten Deli

    Serdang tentang gambaran umum Kecamatan Pantai Labu serta data lainnya yang

    mendukung pembahasan hasil penelitian.

    3.4.3 Validitas dan Reliabilitas

    Hasil uji validitas dan reliabilitas meliputi butir pertanyaan pada varibael

    bebas (pengetahuan, pengalaman dan minat) dan butir pertanyaan pada variabel

    terikat (persepsi) dengan hasil perhitungan sebagai berikut:

    a. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengetahuan

    Tabel 3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengetahuan

    No. Soal R Rhitung Keterangan tabel 1 0.6463 0.361 Valid 2 0.6032 0.361 Valid 3 0.8067 0.361 Valid 4 0.5891 0.361 Valid 5 0.7634 0.361 Valid 6 0.6305 0.361 Valid 7 0.4699 0.361 Valid

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 3.2 (Lanjutan)

    8 0.6989 0.361 Valid 9 0.6545 0.361 Valid 10 0.4198 0.361 Valid 11 0.4241 0.361 Valid 12 0.4198 0.361 Valid 13 0.3928 0.361 Valid 14 0.3708 0.361 Valid 15 0.3921 0.361 Valid 16 0.4495 0.361 Valid 17 0.3975 0.361 Valid 18 0.5257 0.361 Valid 19 0.3910 0.361 Valid 20 0.6092 0.361 Valid 21 0.3761 0.361 Valid

    Sumber : lampiran 2 (diolah)

    Berdasarkan Tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel

    pengetahuan sebanyak 21 soal mempunyai nilai r hitung >0,361 (r tabel) dengan

    nilai Cronbach Alpha 0.9016 > 0,361 (r tabel), maka dapat disimpulkan bahwa

    seluruh pertanyaan variabel pengetahuan valid dan reliable.

    b. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengalaman

    Tabel 3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengalaman

    No. Soal R Rhitung Keterangan tabel 1 0.6157 0.361 Valid 2 0.6679 0.361 Valid 3 0.5783 0.361 Valid 4 0.3817 0.361 Valid 5 0.7210 0.361 Valid

    Sumber : lampiran 2 (diolah)

    Universitas Sumatera Utara

  • Berdasarkan Tabel 3.3 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel

    pengalaman sebanyak 5 (lima) soal mempunyai nilai r hitung > 0,361 (r tabel)

    dengan nilai Cronbach Alpha 0.7830 > 0,361 (r tabel), maka dapat disimpulkan

    bahwa seluruh pertanyaan variabel pengalaman valid dan reliable.

    c. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Minat

    Tabel 3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Minat

    No. Soal R Rhitung Keterangan tabel 1 0.9325 0.361 Valid 2 0.8670 0.361 Valid 3 0.9228 0.361 Valid 4 0.8614 0.361 Valid

    Sumber : lampiran 2 (diolah)

    Berdasarkan Tabel 3.4 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel minat

    sebanyak 4 soal mempunyai nilai r hitung > 0,361 (r tabel) dengan nilai Cronbach

    Alpha 0.9576 > 0,361 (r tabel), maka dapat disimpulkan bahwa seluruh

    pertanyaan variabel minat valid dan reliable.

    d. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Persepsi

    Tabel 3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Persepsi

    No. Soal R Rhitung Keterangan tabel 1 0.7450 0.361 Valid 2 0.7016 0.361 Valid 3 0.7657 0.361 Valid 4 0.6934 0.361 Valid 5 0.7547 0.361 Valid 6 0.7897 0.361 Valid 7 0.7874 0.361 Valid 8 0.6285 0.361 Valid 9 0.5257 0.361 Valid 10 0.8267 0.361 Valid

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 3.5 (Lanjutan)

    11 0.8548 0.361 Valid 12 0.8691 0.361 Valid 13 0.8166 0.361 Valid 14 0.8685 0.361 Valid 15 0.7547 0.361 Valid 16 0.7263 0.361 Valid 17 0.7642 0.361 Valid 18 0.7603 0.361 Valid 19 0.8146 0.361 Valid

    Sumber : lampiran 2 (diolah)

    Berdasarkan Tabel 3.5 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel

    persepsi sebanyak 19 soal mempunyai nilai r hitung > 0,361 (r tabel) dengan nilai

    Cronbach Alpha 0.9658 > 0,361 (r tabel), maka dapat disimpulkan bahwa seluruh

    pertanyaan variabel persepsi valid dan reliable.

    3.5 Variabel dan Definisi Operasional

    3.5.1 Variabel Independen

    1. Pengetahuan tentang penyakit malaria adalah segala sesuatu yang dipahami

    responden tentang penyakit malaria, meliputi tentang pengertian,

    penyebab/vektor, gejala, pengobatan serta upaya pemberantasan. Pengetahuan

    dikategorikan dalam 3 (tiga) tingkatan, yaitu:

    a. Tingkat pengetahuan baik, bila jawaban responden dari 21 pertanyaan

    tentang pengetahuan mencapai nilai 37-42.

    b. Tingkat pengetahuan sedang, bila jawaban responden dari 21 pertanyaan

    tentang pengetahuan mencapai nilai 29-36.

    Universitas Sumatera Utara

  • c. Tingkat pengetahuan kurang, bila jawaban responden dari 21 pertanyaan

    tentang pengetahuan mencapai nilai 21-28.

    2. Pengalaman adalah segala sesuatu yang diperoleh dan dirasakan responden

    pada masa lalu tentang penyakit malaria, meliputi frekuensi serangan gejala

    malaria, proses dan pencarian pengobatan dan upaya pencegahan terhadap

    gejala penyakit malaria. Pengalaman dibagi dalam 2 (dua) kategori

    berdasarkan nilai rata-rata (mean) yaitu :

    a. Pengalaman jarang, bila responden mengalami frekuensi serangan malaria

    di bawah nilai rata-rata (mean) yaitu < 3 kali.

    b. Pengalaman sering, bila responden mengalami frekuensi serangan malaria

    di atas atau sama dengan nilai rata-rata (mean) yaitu 3 kali.

    3. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi untuk meningkatkan derajat

    kesehatannya sendiri melalui tindakan diagnosa dini, pengobatan segera,

    peningkatan daya tahan tubuh dan tindakan untuk mencegah penularan. Minat

    dikategorikan ke dalam 3 (tiga) kategori yaitu :

    a. Minat tinggi, bila jawaban responden dari 4 pertanyaan tentang minat

    mencapai nilai >7.

    b.Minat sedang, bila jawaban responden dari 4 pertanyaan tentang minat

    mencapai nilai 6-7.

    c. Minat rendah, bila jawaban responden dari 4 pertanyaan tentang minat

    mencapai nilai 5.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.5.2 Variabel Dependen

    Persepsi tentang penyakit malaria adalah pemberian makna hasil

    pengamatan yang dilakukan oleh responden terhadap suatu objek (dalam hal ini

    tentang penyakit malaria) meliputi penyebab, gejala, pencegahan dan pengobatan.

    a. Penyebab penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan

    parasit malaria melalui gigitan nyamuk Anopheles spp.

    b. Gejala penyakit malaria adalah berupa demam, menggigil, berkeringat,

    dapat disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah setelah digigit

    nyamuk Anopheles spp.

    c. Pencegahan penyakit malaria adalah dengan menghindari gigitan nyamuk

    Anopheles spp., memasang kawat kasa, menggunakan kelambu saat tidur,

    menggunakan obat anti nyamuk (mosquito repellent), memberantas jentik,

    penyemprotan (fogging), dan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.

    d. Pengobatan penyakit malaria adalah dengan meminum obat malaria.

    Persepsi dikategorikan ke dalam 3 (tiga) kategori yaitu :

    1. Persepsi baik, bila jawaban responden dari 19 pertanyaan tentang persepsi

    mencapai nilai 45-57.

    2. Persepsi sedang, bila jawaban responden dari 19 pertanyaan tentang persepsi

    mencapai nilai 32-44.

    3. Persepsi kurang baik, bila jawaban responden dari 19 pertanyaan tentang

    persepsi mencapai nilai 19-31.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.6 Metode Pengukuran

    Pengukuran variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini dapat dilihat

    pada Tabel 3.6 di bawah ini.

    Tabel 3.6 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian

    Variabel Pertanyaan Alternatif Jawaban Bobot Nilai

    Total Nilai Kategori

    Skala Ukur

    a. Pengetahuan 21 1. Ya 2. Tidak

    2 1

    37-42 29-36 21-28

    Baik Sedang Kurang Baik

    Interval

    b. Pengalaman 1 ..... kali - - Jarang ( 7 6-7 5

    Tinggi Sedang Rendah

    Interval

    d. Persepsi

    19 1. Setuju 2. Kurang setuju 3. Tidak setuju

    3 2 1

    45-57 32-44 19-31

    Baik Sedang Kurang Baik

    Interval

    3.7 Metode Analisis Data

    Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan

    analisis univariat dengan mendeskripsikan setiap variabel penelitian dalam

    distribusi frekuensi. Untuk menganalisis hubungan masing-masing variabel bebas

    dengan variabel terikat, dilakukan uji bivariat dengan menggunakan uji statistik

    Chi Square. Selanjutnya dilakukan analisis multivariat untuk mengetahui

    pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan uji regresi linear

    berganda pada tingkat kemaknaan 95% ( = 0,05) dengan persamaan regresi

    sebagai berikut:

    = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 +

    Universitas Sumatera Utara

  • Dimana:

    = Persepsi tentang penyakit malaria

    b0 X

    = Konstanta

    1

    X

    = Pengetahuan

    2

    X

    = Pengalaman

    3

    b

    = Minat

    1 b3 = error of term

    = Koefisien regresi

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB 4

    HASIL PENELITIAN

    4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

    4.1.1 Letak Geografi dan Demografi Kecamatan Pantai Labu

    Kecamatan Pantai Labu terletak pada 2o57 3o16 LU dan 98o3799o27

    BT merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-8 meter di atas

    permukaan laut yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Daerah

    Kecamatan Pantai Labu beriklim tropis dengan 2 (dua) musim yaitu musim hujan

    dan musim kemarau dengan suhu berkisar antara 230C-340C. Kedua musim ini

    sangat dipengaruhi oleh angin laut yang membawa hujan dan angin gunung yang

    membawa panas dan lembab. Curah hujan yang menonjol mencapai 4-5 mm

    pertahun di wilayah Kecamatan Pantai Labu adalah pada Maret, April, September

    sampai dengan Desember. Musim kemarau terjadi pada Januari, Pebruari, Mei

    sampai dengan Agustus. Luas Kecamatan Pantai Labu adalah 81,85 m2

    Wilayah Kecamatan Pantai Labu berbatasan dengan : (1) Sebelah Utara,

    yaitu dengan Selat Malaka, (2) Sebelah Timur, yaitu dengan Kecamatan. Pantai

    Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, (3) Sebelah Selatan, yaitu dengan

    Kecamatan. Beringin dan (4) Sebelah Barat, yaitu dengan Kecamatan Batang Kuis

    dan Kecamatan Percut Sei Tuan.

    (8.185

    Ha) yang terdiri dari 10 desa dan 76 dusun dengan ibu kota di Pantai Labu Pekan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Wilayah Kecamatan Pantai Labu merupakan wilayah pesisi pantai, dimana

    terdapat kawasan perairan yang digunakan menjadi kolam sebagai lahan budidaya

    perikanan. Namun masih banyak terdapat kawasan rawa-rawa yang tidak

    digunakan oleh penduduk. Keberadaan rawa-rawa tersebut menjadi habitat bagi

    nyamuk Anopheles spp untuk berkembang biak, sehingga banyak ditemukan

    jentik nyamuk maupun nyamuk dewasa.

    4.1.2 Demografi Kecamatan Pantai Labu

    a. Kependudukan

    Jumlah penduduk di Kecamatan Pantai Labu adalah sebanyak 49.221 jiwa

    yang terdiri atas laki-laki sebanyak 25.016 jiwa dan perempuan sebanyak 24.205

    jiwa yang mendiami 10.445 rumah tangga dengan sebagian besar Suku Melayu

    dan Jawa, sedang suku-suku lainnya adalah Cina, Batak, Banjar dan lain-lain.

    Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan Pantai Labu

    No Kelompok Umur Jumlah (Jiwa) 1 0 4 5.816 2 5 9 5.743 3 10 14 5.498 4 15 19 5.439 5 20 24 4.854 6 25 29 4.382 7 30 34 3.900 8 35 39 3.450 9 40 44 2.950 10 45 49 2.161 11 50 54 1.385 12 88 59 1.078 13 60 64 934 14 65 69 621 15 70 74 498 16 75 + 512 J u m l a h 49.221

    Sumber : Profil Puskesmas Pantai Labu, 2010

    Universitas Sumatera Utara

  • Berdasarkan kelompok umur diketahui bahwa jumlah terbanyak pada

    kelompok umur balita (0-4 tahun) sebanyak 5.816 jiwa. Hal ini menunjukkan

    komposisi penduduk lebih dominan pada usia anak-anak.

    Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Pantai Labu

    No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) 1 Tidak/Belum Tamat SD 20.531 2 Sekolah Dasar 15.813 3 SLTP 6.775 4 SLTA 5.517 5 Diploma I/II 172 6 Akademi/D III 101 7 Perguruan Tinggi/D IV 312 J u m l a h 49.221

    Sumber : Profil Puskesmas Pantai Labu, 2010

    Berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa jumlah terbanyak pada

    kelompok pendidikan tidak/belum tamat SD sebanyak 20.531 jiwa. Hal ini

    menunjukkan tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Pantai Labu relatif

    rendah.

    b. Mata Pencaharian

    Seperti pada umumnya masyarakat pedesaan di Indonesia, mata

    pencaharian utama penduduk di wilayah Kecamatan Pantai Labu adalah sektor

    pertanian sub sektor pertanian tanaman pangan, yang didukung dengan sektor

    perikanan laut yang umumnya digeluti oleh penduduk pesisir. Komposisi mata

    pencaharian penduduk di Kecamatan Pantai Labu adalah pertanian tanaman

    pangan, nelayan, peternakan, pedagang, karyawan / PNS / TNI / POLRI, industri,

    dan lain-lain.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.1.3 Puskesmas Pantai Labu

    Puskesmas Pantai Labu didirikan tahun 1979. Pada awalnya Puskesmas ini

    merupakan puskesmas rawat jalan, sejak Oktober tahun 2008 menjadi Puskesmas

    rawat inap. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Pantai Labu didukung oleh tenaga

    medis, perawat dan bidan, farmasi, gizi, sanitasi dan kesehatan masyarakat.

    Jumlah masing-masing jenis tenaga kesehatan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

    Tabel 4.3 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Pantai Labu

    No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah (orang) 1 Medis (Dokter Umum dan Dokter Gigi) 6 2 Perawat dan Bidan 13 3 Farmasi 1 4 Gizi 1 5 Sanitasi 1 6 Kesehatan Masyarakat 1 J u m l a h 23

    Sumber : Profil Puskesmas Pantai Labu, 2010

    Secara keseluruhan tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pantai

    Labu sebanyak 23 orang, dengan jumlah terbanyak adalah bidan dan perawat

    yaitu 13 orang.

    4.2 Karakteristik Responden

    Pada penelitian ini karakteristik responden yang diamati adalah umur,

    status perkawinan, tempat tinggal dan pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan

    sebagian besar responden berumur 21-40 tahun (dewasa awal) yaitu sebanyak 62

    orang (64,6%) dan selebihnya umur dewasa madya. Sebanyak 65 orang (67,7%)

    dengan jenis kelamin laki-laki. Sebanyak 32 orang (33,3%) berpendidikan SD dan

    Universitas Sumatera Utara

  • bekerja sebagai nelayan sebanyak 36 orang (37,5%) serta 52 orang (54,2%)

    mempunyai penghasilan < Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Deli

    Serdang yaitu sebesar Rp1.090.425,-. Secara rinci tentang karakteristik individu

    responden dapat dilihat pada Tabel 4.4.

    Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu di Puskesmas Pantai Labu

    No Karakteristik Individu Jumlah Persen Umur 1 21-40 Tahun (dewasa awal) 62 64.6 2 41-59 Tahun ( dewasa madya) 34 35.4 Jumlah 96 100.0 Jenis Kelamin 1 Laki-laki 65 67.7 2 Perempuan 31 32.3 Jumlah 96 100.0 Pendidikan 1 Tidak Sekolah/Tidak Tamat SD 21 21.9 2 SD 32 33.3 3 SLTP 24 25.0 4 SLTA 11 11.5 5 D1/D3/Sarjana 8 8.3 Jumlah 96 100.0 Pekerjaan 1 Buruh 13 13.5 2 Petani 21 21.9 3 Karyawan 11 11.5 4 Pedagang 13 13.5 5 Nelayan 36 37.5 6 PNS/TNI/POLRI 2 2.1 Jumlah 96 100.0 Pendapatan 1 < UMK Kabupaten Deli Serdang 52 54.2 2 UMK Kabupaten Deli Serdang 44 45.8 Jumlah 96 100.0

    Sumber: Lampiran 3 (diolah)

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.3 Pengetahuan

    Berdasarkan hasil wawancara dengan 96 orang responden diperoleh

    uraian pengetahuan tentang pengertian, penyebab/vektor, gejala, pengobatan serta

    upaya pemberantasan penyakit malaria, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.5.

    Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Penderita Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    No Pengetahuan Tidak Ya Total n % n % n % 1 Penyakit malaria ditularkan nyamuk Anopheles

    spp. 0 0.0 96 100.0 96 100.0

    2 Ciri nyamuk Anopheles spp. adalah hidup dan berkembang pada kawasan pantai, rawa-rawa, empang, sawah, tambak ikan

    74 77.1 22 22.9 96 100.0

    3 Cara penularan penyakit malaria terjadi dari nyamuk ke manusia 22 22.9 74 77.1 96 100.0

    4 Gejala klinis penyakit malaria adalah demam mencapai 400 20 C 20.8 76 79.2 96 100.0

    5 Gejala klinis penyakit malaria adalah menggigil 7 7.3 89 92.7 96 100.0 6 Gejala klinis penyakit malaria adalah pening 2 2.1 94 97.9 96 100.0 7 Gejala klinis penyakit malaria adalah lemas 2 2.1 94 97.9 96 100.0 8 Gejala klinis penyakit malaria pucat 3 3.1 93 96.9 96 100.0 9 Gejala klinis penyakit malaria adalah nyeri otot 3 3.1 93 96.9 96 100.0

    10 Penyakit malaria dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati 92 95.8 4 4.2 96 100.0

    11 Nyamuk malaria berkembang biak di tempat yang ada genangan airnya (sawah, mata air, saluran irigasi, kolam, genangan air, tambak, payau dan lainnya)

    94 97.9 2 2.1 96 100.0

    12 Jenis ikan yang memangsa jentik nyamuk malaria seperti ikan kepala timah dan ikan lele 91 94.8 5 5.2 96 100.0

    13 Mengelola lingkungan yang banyak terdapat genangan air (rawa, sawah, dan tambak) hendaknya dengan cara memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk malaria

    92 95.8 4 4.2 96 100.0

    14 Nyamuk malaria biasanya suka menggigit pada malam hari 91 94.8 5 5.2 96 100.0

    15 Pakaian yang tergantung merupakan salah satu tempat perkembangbiakan nyamuk penyebab penyakit malaria

    19 19.8 77 80.2 96 100.0

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 4.5 (Lanjutan) 17 Upaya mencegah gigitan nyamuk malaria

    adalah menggunakan kelambu bila tidur

    32 33.3 64 66.7 96 100.0

    18 Upaya mencegah gigitan nyamuk malaria adalah memakai kawat kasa pada ventilasi rumah

    16 16.7 80 83.3 96 100.0

    19 Cara menentukan (diagnosa) penyakit malaria adalah pemeriksaan laboratorium

    83 86.5 13 13.5 96 100.0

    20 Pengobatan penyakit malaria harus berdasarkan pemeriksaan laboratorium, sehingga pengobatannya tepat dan tidak menimbulkan resistensi obat

    92 95.8 4 4.2 96 100.0

    21 Penyakit malaria dapat terjadi pada semua kelompok umur (bayi sampai dewasa)

    0 0.0 96 100.0 96 100.0

    Sumber : Lampiran 3 (diolah)

    Berdasarkan Tabel 4.5 di atas diketahui bahwa sebanyak 96 orang

    (100,0%) mengetahui bahwa penyakit malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles

    spp., sebanyak 74 orang (77,1%) tidak mengetahui bahwa ciri nyamuk Anopheles

    spp. adalah hidup dan berkembang pada kawasan pantai, rawa-rawa, empang,

    sawah, tambak ikan, sebanyak 74 orang (77,1%) mengetahui bahwa cara

    penularan penyakit malaria terjadi dari nyamuk ke manusia, sebanyak 76 orang

    (79,2%) mengetahui bahwa gejala klinis penyakit malaria adalah demam

    mencapai 400

    Berdasarkan gejala klinis sebanyak 94 orang (97,9%) mengetahui bahwa

    gejala klinis penyakit malaria adalah pening, sebanyak 94 orang (97,9%)

    mengetahui bahwa gejala klinis penyakit malaria adalah lemas, sebanyak 93 orang

    (96,9%), mengetahui bahwa gejala klinis penyakit malaria adalah pucat, sebanyak

    C dan sebanyak 89 orang (92,7%) mengetahui bahwa gejala klinis

    penyakit malaria adalah menggigil.

    Universitas Sumatera Utara

  • 93 orang (96,9%) mengetahui bahwa gejala klinis penyakit malaria adalah nyeri

    otot, sebanyak 92 orang (95,8%) tidak tahu bahwa penyakit malaria dapat

    menyebabkan kematian bila tidak segera diobati dan sebanyak 94 orang (97,9%)

    tidak tahu bahwa nyamuk malaria berkembang biak di tempat yang ada genangan

    airnya (sawah, mata air, saluran irigasi, kolam, genangan air, tambak, payau dan

    lainnya).

    Sebanyak 91 orang (94,8%) tidak mengetahui bahwa jenis ikan yang

    memangsa jentik nyamuk malaria seperti ikan kepala timah dan ikan lele,

    sebanyak 92 orang (95,8%) tidak mengetahui cara mengelola lingkungan yang

    banyak terdapat genangan air (rawa, sawah, dan tambak) dengan cara memelihara

    ikan pemangsa jentik nyamuk malaria, sebanyak 91 orang (94,8%) tidak

    mengetahui bahwa nyamuk malaria biasanya suka menggigit pada malam hari dan

    sebanyak 77 orang (80,2%) mengetahui bahwa pakaian yang tergantung

    merupakan salah satu tempat perkembangbiakan nyamuk penyebab penyakit

    malaria

    Sebanyak 61 orang (63,5%) mengetahui bahwa upaya mencegah gigitan

    nyamuk malaria adalah dengan memakai pakaian bila keluar rumah pada malam

    hari, sebanyak 64 orang (66,7%) mengetahui bahwa upaya mencegah gigitan

    nyamuk malaria adalah menggunakan kelambu bila tidur dan sebanyak 80 orang

    (83,3%) mengetahui bahwa upaya mencegah gigitan nyamuk malaria adalah

    memakai kawat kasa pada ventilasi rumah.

    Universitas Sumatera Utara

  • Sebanyak 83 orang (86,5%) tidak mengetahui bahwa cara menentukan

    (diagnosa) penyakit malaria melalui pemeriksaan laboratorium, sebanyak 92

    orang (95,8%) tidak mengetahui bahwa pengobatan penyakit malaria harus

    berdasarkan pemeriksaan laboratorium, sehingga pengobatannya tepat dan tidak

    menimbulkan resistensi obat dan sebanyak 96 orang (100,0%) mengetahui bahwa

    penyakit malaria dapat terjadi pada semua kelompok umur (bayi sampai dewasa).

    Secara keseluruhan pengetahuan penderita malaria dikategorikan sedang

    yaitu sebanyak 47 orang (49,0%), kategori kurang sebanyak 41 orang (42,7%) dan

    kategori baik sebanyak 8 orang (8,3%). Hal ini berarti esponden mengetahui

    hanya sebagian tentang pengertian, penyebab/vektor, gejala, pengobatan serta

    upaya pemberantasan penyakit malaria. Secara rinci distribusi responden

    berdasarkan kategori pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 4.6.

    Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Penderita Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    No Kategori Jumlah Persen 1 Kurang 41 42.7 2 Sedang 47 49.0 3 Baik 8 8.3 Jumlah 96 100.0

    Sumber : Lampiran 3 (diolah)

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.4 Pengalaman

    Pengukuran variabel pengalaman responden tentang penyakit malaria

    meliputi frekuensi serangan gejala malaria, proses dan pencarian pengobatan dan

    upaya pencegahan terhadap gejala penyakit malaria seperti pada Tabel 4.7.

    Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Penderita Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    No Pengalaman 1 kali 2 kali 3 kali Total n % n % n % n % Frekuensi Serangan

    1 Berapa kali Bapak/Ibu mengalami serangan malaria dalam 1 (satu) tahun

    31 32.3 40 41.7 25 26.0 96 100.0

    No Perasaan Sakit Tidak sakit

    Sakit namun masih bisa

    bekerja

    Sangat sakit

    sampai tidak bisa bekerja

    Total

    n % n % n % n % 2 Seberapa sakit yang Bapak/Ibu

    rasakan ketika mengalami serangan malaria?

    29 30.2 47 49.0 20 20.8 96 100.0

    No Gangguan Aktivitas Tidak Kadang-kadang

    Sangat sering Total

    n % n % n % n % 3 Apakah serangan malaria yang

    Bapak/Ibu alami mengakibatkan aktivitas atau pekerjaan sehari-hari terganggu?

    22 22.9 42 43.8 32 33.3 96 100.0

    No Tindakan

    Tidak melakukan tindakan

    Membeli obat di warung

    Mencari pengobatan

    medis Total

    n % n % n % n % 4 Tindakan apa yang Bapak/Ibu

    lakukan pertama kali setelah mendapat serangan gejala malaria?

    17 17.7 50 52.1 29 30.2 96 100.0

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 4.7 (Lanjutan)

    No Penyuluhan Tidak pernah

    Kadang-kadang Sering Total

    n % n % n % n % 5 Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti

    penyuluhan tentang penyakit malaria?

    45 46.9 49 51.0 2 2.1 96 100.0

    Sumber: Lampiran 3 (diolah)

    Berdasarkan Tabel 4.7 tentang pengalaman responden ditemukan bahwa

    sebanyak 40 orang (41,7%) mengalami frekuensi serangan 2 (dua) kali dalam satu

    tahun. Sebanyak 47 orang (49%) menyatakan rasa sakit yang dialaminya ketika

    mengalami serangan malaria adalah sakit dan belum sampai mengganggu

    aktivitas, sedangkan yang menyatakan kadang-kadang serangan malaria sampai

    mengganggu aktivitas sebanyak 42 orang (43,8%), sebanyak 50 orang (52,1%)

    menyatakan tindakan yang dilakukan bila terserang malaria dengan membeli obat

    ke warung yang terdekat dan sebanyak 49 orang (51,0%), menyatakan kadang-

    kadang mengikuti penyuluhan.

    Secara keseluruhan pengalaman responden tentang penyakit malaria

    sebanyak 40 orang (41,7%) dengan serangan 2 kali dalam satu tahun, sebanyak 31

    orang (32,3%) dengan serangan 1 kali dalam satu tahun, sebanyak 11 orang

    (11,4%) dengan serangan 3 kali dalam satu tahun, sebanyak 10 orang (10,2%)

    dengan serangan 4 kali dan 4 orang (4.2%) serangan 5 kali. Secara rinci distribusi

    responden berdasarkan pengalaman penderita malaria dapat dilihat pada Tabel

    4.8.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Penderita Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    No Pengalaman Jumlah Persen 1 1 kali 31 32.3 2 2 kali 40 41.7 3 3 kali 11 11.4 4 4 kali 10 10.4 5 5 kali 4 4.2

    Jumlah 96 100.0 Sumber : Lampiran 3 (diolah)

    Pengalaman responden terhadap serangan malaria dikategorikan dari nilai

    rata-rata (mean) yaitu 3 kali. Dikategorikan jarang bila serangan kurang dari 3 kali

    (

  • Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, minat responden dalam meningkatkan

    derajat kesehatannya setelah mengalami gejala penyakit malaria adalah sebanyak

    50 orang (52,1%) menyatakan tidak mempunyai minat untuk memeriksakan diri

    lebih lanjut dengan pemeriksaan darah di laboratorium, sebanyak 54 orang

    (56,2%) menyatakan mempunyai minat untuk segera mencari pengobatan medis,

    dan sebanyak 52 orang (54,2%) menyatakan mempunyai minat untuk

    meningkatkan pemeliharaan kesehatan diri serta sebanyak 56 orang (58,3%)

    menyatakan mempunyai minat untuk menghindari gigitan nyamuk.

    Secara keseluruhan minat responden untuk meningkatkan derajat

    kesehatannya melalui tindakan diagnosa dini, pengobatan segera, peningkatan

    daya tahan tubuh dan tindakan untuk mencegah penularan dikategorikan rendah

    yaitu sebanyak 45 orang (46,9%), kategori tinggi sebanyak 28 orang (29,1%) dan

    kategori sedang sebanyak 23 orang (24,0%). Hal ini berarti responden hanya

    mempunyai kecenderungan hati yang rendah terhadap diagnosa dini, pengobatan

    segera, pemeliharaan kesehatan dan tindakan untuk mencegah penularan penyakit

    malaria. Distribusi responden berdasarkan kategori minat terhadap penyakit

    malaria dapat dilihat pada Tabel 4.10.

    Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Minat terhadap Penyakit Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    No Kategori Jumlah Persen 1 Rendah 45 46.9 2 Sedang 23 24.0 3 Tinggi 28 29.1

    Jumlah 96 100.0 Sumber: Lampiran 3 (diolah)

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.6 Persepsi

    Persepsi penderita tentang penyakit malaria meliputi penyebab, gejala,

    pencegahan dan pengobatan. Distribusi responden berdasarkan persepsi tentang

    penyakit malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat

    pada Tabel 4.11.

    Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi tentang Penyakit Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    No Persepsi Tidak Setuju

    Kurang Setuju Setuju Total

    n % n % n % n % Penyebab Malaria 1 Menurut Bapak/Ibu penyakit

    malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles spp. 6 6.3 31 32.2 59 61.5 96 100.0

    2 Menurut persepsi Bapak/Ibu bahwa penyakit malaria dapat menular kepada keluarga 17 17.7 21 21.9 58 60.4 96 100.0

    Gejala

    3 Menurut Bapak/Ibu bahwa gejala penyakit malaria adalah demam 10 10.4 28 29.2 58 60.4 96 100.0

    4 Menurut Bapak/Ibu bahwa gejala penyakit malaria adalah menggigil 10 10.4 36 37.5 50 52.1 96 100.0

    5 Menurut Bapak/Ibu bahwa gejala penyakit malaria adalah berkeringat 10 10.4 36 37.5 50 52.1 96 100.0

    6 Menurut Bapak/Ibu bahwa gejala penyakit malaria adalah sakit kepala/pening 9 9.4 38 39.6 49 51.0 96 100.0

    7 Menurut Bapak/Ibu bahwa gejala penyakit malaria adalah mual 18 18.7 54 56.3 24 25.0 96 100.0

    8 Menurut Bapak/Ibu bahwa gejala penyakit malaria adalah muntah 39 40.6 50 52.1 7 7.3 96 100.0

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 4.11 (Lanjutan)

    9 Menurut Bapak/Ibu bahwa gejala lain dari penyakit malaria adalah mulut berbuih 50 52.1 42 43.7 4 4.2 96 100.0

    Pencegahan

    10 Menurut Bapak/Ibu bahwa pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk Anopheles 38 39.6 16 16.7 42 43.8 96 100.0

    11 Menurut Bapak/Ibu bahwa pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memasang kawat kasa 37 38.5 21 21.9 38 39.6 96 100.0

    12 Menurut Bapak/Ibu bahwa pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan menggunakan kelambu saat tidur 31 32.3 41 42.7 24 25.0 96 100.0

    13 Menurut Bapak/Ibu bahwa pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan menggunakan obat anti nyamuk

    28 29.2 41 42.7 27 28.1 96 100.0

    14 Menurut Bapak/Ibu bahwa pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memberantas jentik

    33 34.4 36 37.5 27 28.1 96 100.0

    15 Menurut Bapak/Ibu bahwa pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

    32 33.3 43 44.8 21 21.9 96 100.0

    16 Menurut Bapak/Ibu bahwa penyakit malaria merupakan penyakit yang berbahaya apabila tidak diobati dengan segera

    31 32.3 47 49.0 18 18.8 96 100.0

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 4.11 (Lanjutan)

    17 Menurut Bapak/Ibu bahwa penyakit malaria dapat diobati dengan meminum obat malaria dari petugas medis/kesehatan

    32 33.3 30 31.3 34 35.4 96 100.0

    18 Menurut Bapak/Ibu bahwa penyakit malaria dapat diobati dengan meminum obat yang dibeli dari warung

    31 32.3 26 27.1 39 40.6 96 100.0

    Pengobatan 19 Menurut Bapak/Ibu bahwa

    penyakit malaria setelah sembuh diobati dapat terkena lagi bila digigit nyamuk Anopheles

    12 12.5 38 39.6 46 47.9 96 100.0

    Sumber: Lampiran 3 (diolah)

    Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, persepsi responden tentang penyakit

    malaria meliputi penyebab, gejala, pencegahan dan pengobatan ditemukan bahwa

    sebanyak 59 orang (61,5%) menyatakan setuju bahwa penyebab penyakit malaria

    ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles spp. dan sebanyak 58 orang (60,4%)

    menyatakan setuju bahwa penyakit malaria dapat menular kepada keluarga.

    Persepsi responden tentang gejala penyakit malaria adalah sebanyak 58

    orang (60,4%) menyatakan setuju bahwa gejala penyakit malaria adalah demam,

    sebanyak 50 orang (52,1%) menyatakan setuju bahwa gejala penyakit malaria

    adalah menggigil, sebanyak 50 orang (52,1%) menyatakan setuju bahwa gejala

    penyakit malaria adalah berkeringat, sebanyak 49 orang (51,0%) menyatakan

    setuju gejala penyakit malaria adalah sakit kepala/pening, sebanyak 54 orang

    Universitas Sumatera Utara

  • (56,3%) menyatakan kurang setuju bahwa gejala penyakit malaria adalah mual,

    sebanyak 50 orang (52,1%) menyatakan kurang setuju bahwa gejala penyakit

    malaria adalah muntah dan sebanyak 50 orang (52,1%) menyatakan tidak setuju

    bahwa gejala penyakit malaria mulut berbuih.

    Persepsi responden tentang pencegahan penyakit malaria adalah sebanyak

    42 orang (43,8%) menyatakan setuju bahwa pencegahan penyakit malaria dapat

    dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk Anopheles spp., sebanyak 38

    orang (39,6%) menyatakan setuju bahwa pencegahan penyakit malaria dilakukan

    dengan memasang kawat kasa, sebanyak 41 orang (42,7%) menyatakan kurang

    setuju bahwa pencegahan penyakit malaria dilakukan dengan menggunakan

    kelambu saat tidur, sebanyak 41 orang (42,7%) menyatakan kurang setuju bahwa

    pencegahan penyakit malaria dilakukan dengan menggunakan obat anti nyamuk

    (Autan), sebanyak 36 orang (37,5%) menyatakan kurang setuju bahwa

    pencegahan penyakit malaria dilakukan dengan memberantas jentik, sebanyak 43

    orang (44,8%) menyatakan kurang setuju bahwa pencegahan penyakit malaria

    dilakukan dengan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dan sebanyak 47

    orang (49,0%) menyatakan kurang setuju bahwa penyakit malaria merupakan

    penyakit yang berbahaya apabila tidak diobati dengan segera.

    Persepsi responden tentang pengobatan penyakit malaria ditemukan

    sebanyak 34 orang (35,4%) menyatakan setuju bahwa penyakit malaria dapat

    diobati dengan meminum obat malaria dari petugas medis/kesehatan, sebanyak 39

    orang (40,6%) menyatakan setuju bahwa penyakit malaria dapat diobati dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • meminum obat yang dibeli dari warung dan sebanyak 46 orang (47,9%)

    menyatakan setuju bahwa penyakit malaria setelah sembuh diobati dapat terkena

    lagi bila digigit nyamuk Anopheles spp.

    Secara keseluruhan persepsi penderita tentang penyakit malaria meliputi

    penyebab, gejala, pencegahan dan pengobatan dikategorikan sedang, yaitu

    sebanyak 44 orang (45,8%), kategori baik sebanyak 30 orang (31,3%), dan

    kategori kurang baik sebanyak 22 orang (22,9%). Hal ini berarti bahwa responden

    dapat memberikan makna positif hanya sebagian terhadap penyebab, gejala,

    pencegahan dan pengobatan responden seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.12.

    Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Persepsi tentang Penyakit Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    No Persepsi Jumlah Persen 1 Kurang Baik 22 22,9 2 Sedang 44 45,8 3 Baik 30 31,3

    Jumlah 96 100.0 Sumber: Lampiran 3 (diolah)

    4.7 Analisis Bivariat

    Untuk mengidentifikasi variabel bebas (pengetahuan, pengalaman dan

    minat) berhubungan atau tidak dengan variabel terikat yaitu persepsi penderita

    tentang penyakit malaria, maka dilakukan analisis bivariat.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.7.1 Hubungan Pengetahuan dengan Persepsi Penderita Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    Berdasarkan hasil analisis statistik Chi Square diketahui bahwa terdapat

    hubungan pengetahuan dengan persepsi penderita malaria di Kecamatan Pantai

    Labu Kabupaten Deli Serdang (p

  • 4.7.3 Hubungan Minat dengan Persepsi Penderita Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    Berdasarkan hasil analisis statistik Chi Square diketahui bahwa terdapat

    hubungan minat dengan persepsi penderita malaria di Kecamatan Pantai Labu

    (p

  • Berdasarkan Tabel 4.16 di atas diketahui bahwa variabel pengetahuan,

    pengalaman, dan minat berpengaruh terhadap persepsi penderita tentang penyakit

    malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang (p

  • mengubah persepsi penderita tentang penyakit malaria sebesar 2.464 satuan serta

    perubahan variabel pengalaman sebesar 1 (satu) satuan akan mengubah persepsi

    penderita tentang penyakit malaria sebesar 1.740 satuan.

    Dari seluruh variabel tersebut yang paling berpengaruh terhadap persepsi

    penderita malaria tentang penyakit malaria adalah variabel pengetahuan dengan

    nilai koefisien () 2,467.

    Secara keseluruhan model regresi dapat memprediksi besarnya pengaruh

    variabel independen, yaitu variabel pengetahuan, pengalaman dan minat terhadap

    persepsi penderita tentang penyakit malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten

    Deli Serdang adalah sebesar 55,1% (Adjusted R Square), sedangkan 44,9%

    dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB 5

    PEMBAHASAN

    5.1 Persepsi

    Persepsi penderita dalam penelitian ini yang meliputi penyebab, gejala,

    pencegahan, dan pengobatan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    berada pada kategori sedang yaitu 45,8%. Hal ini berarti bahwa penderita malaria

    dapat memberikan makna positif hanya sebagian terhadap penyebab, gejala,

    pencegahan dan pengobatan penyakit malaria. Persepsi responden tentang

    penyakit malaria pada kategori sedang terkait dengan faktor pengetahuan

    responden tentang pengertian, penyebab/vektor, gejala, pengobatan serta upaya

    pemberantasan penyakit malaria yang dominan pada kategori sedang.

    Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa sebanyak 59 orang (61,5%)

    penderita memiliki persepsi penyakit malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk

    Anopheles spp. dan sebanyak 58 orang (60,4%) memiliki persepsi penyakit

    malaria dapat menular kepada keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    penderita malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang sebagian

    besar memiliki persepsi atau pandangan yang benar tentang penyebab penyakit

    malaria. Hal ini menunjukkan keeratan hubungan persepsi penyebab malaria

    dengan pengalaman penderita pernah menderita penyakit malaria. Perubahan

    persepsi penderita tentang penyakit malaria diharapkan dapat mendukung

    Universitas Sumatera Utara

  • program pencegahan dan pemberantasan sebagai upaya menurunkan angka

    kejadian malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan Santoso, dkk (2003) yang melakukan

    penelitian tentang pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang malaria di

    daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Dari hasil penelitian tersebut,

    diketahui bahwa 84,8% responden pernah mendengar malaria dan 49,4% telah

    mengetahui salah satu ciri klinis penderita malaria setelah digigit nyamuk

    Anopheles spp. sebagai penyebab penyakit malaria.

    Persepsi penderita tentang gejala penyakit malaria ditemukan sebanyak

    58 orang (60,4%) memiliki persepsi gejala penyakit malaria adalah demam,

    50 orang (52,1%) memiliki persepsi gejala penyakit malaria adalah menggigil,

    sebanyak 50 orang (52,1%) memiliki persepsi gejala penyakit malaria adalah

    berkeringat dan 49 orang (51,0%) memiliki persepsi gejala penyakit malaria

    adalah sakit kepala/pening. Namun sebanyak 54 orang (56,3%) dan 50 orang

    (52,1%) penderita malaria kurang setuju bahwa gejala penyakit malaria adalah

    muntah, mual, dan mulut berbuih. Mengacu pada hasil penelitian ini,

    menunjukkan bahwa penderita malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli

    Serdang sebagian besar memiliki persepsi atau pandangan yang benar tentang

    gejala penyakit malaria.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan Santoso, dkk (2003) yang melakukan

    penelitian tentang pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang malaria di

    daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang mengungkapkan bahwa

    Universitas Sumatera Utara

  • 84,8 % responden pernah mendengar malaria dan 49,4 % telah mengetahui salah

    satu gejala klinis penderita malaria, yaitu demam dan menggigil dengan

    persentase responden sebagai penderita malaria dalam penelitian ini sebanyak

    (77,8%) dari 99 orang masyarakat sebagai responden.

    Persepsi penderita tentang pencegahan penyakit malaria ditemukan

    sebanyak 42 orang (43,8%) memiliki persepsi tentang pencegahan dengan

    menghindari gigitan nyamuk Anopheles spp., sebanyak 38 orang (39,6%)

    memiliki persepsi tentang pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan

    memasang kawat kasa, sebanyak 41 orang (42,7%) memiliki persepsi kurang

    setuju bahwa pencegahan penyakit malaria dengan menggunakan kelambu saat

    tidur dan 41 orang (42,7%) memiliki persepsi kurang setuju pencegahan penyakit

    malaria dengan menggunakan obat anti nyamuk, sebanyak 36 orang (37,5%)

    memiliki persepsi kurang setuju pencegahan malaria dengan memberantas jentik

    nyamuk, sebanyak 43 orang (44,8%) memiliki persepsi kurang setuju bahwa

    pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memelihara ikan pemakan

    jentik nyamuk dan sebanyak 47 orang (49,0%) kurang setuju bahwa malaria

    merupakan penyakit yang berbahaya apabila tidak diobati dengan segera.

    Mengacu kepada hasil penelitian ini diketahui bahwa penderita malaria di

    Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang sebagian besar memiliki

    persepsi atau pandangan yang kurang baik tentang pencegahan penyakit malaria.

    Sebagian besar responden memilki persepsi yang kurang baik tentang

    pengobatan malaria. Hal ini dapat dilihat dari 96 orang responden, sebanyak 34

    Universitas Sumatera Utara

  • orang (35,4%) menyatakan penyakit malaria dapat diobati dengan meminum obat

    malaria dari petugas medis/kesehatan, sebanyak 39 orang (40,6%) menyatakan

    penyakit malaria dapat diobati dengan meminum obat yang dibeli dari warung,

    dan sebanyak 46 orang (47,9%) menyatakan penyakit malaria setelah sembuh

    diobati dapat terkena lagi bila digigit nyamuk Anopheles spp.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan Santoso, dkk (2003) yang melakukan

    penelitian tentang pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang malaria di

    daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang mengungkapkan bahwa secara

    persentase responden yang pernah menderita malaria yaitu sebanyak 77,8% dan

    sebagian besar belum memahami tentang penyebab, penular serta bagaimana cara

    pencegahan, pengobatan dan pemberantasan malaria meskipun mereka bertempat

    tinggal di daerah endemis. Ini kemungkinan disebabkan karena sumber informasi

    tentang malaria relatif masih kurang. Hal ini sesuai dengan jawaban responden

    yaitu sebanyak 49 orang (51,0%) penderita menyatakan kadang-kadang mengikuti

    penyuluhan. Oleh karena itu diperlukan penyuluhan malaria secara rutin dengan

    penyampaian yang mudah dimengerti oleh penderita atau keluarga penderita

    malaria.

    Didukung oleh penelitian Helmin (2006) di Kecamatan Biak Timur

    Kabupaten Biak-Numfor Papua yang mengungkapkan bahwa masih ada

    masyarakat yang memiliki persepsi bahwa penyakit malaria bukan penyakit yang

    berbahaya karena belum menyebabkan orang meninggal. Persepsi masyarakat

    seperti ini perlu diberikan penyuluhan oleh tenaga kesehatan. Namun ada juga

    Universitas Sumatera Utara

  • masyarakat memiliki persepsi bahwa penyakit malaria dapat mengganggu

    aktivitas sehari-hari sehingga secara sosial ekonomi mengakibatkan kehilangan

    penghasilan.

    5.2 Pengaruh Pengetahuan terhadap Persepsi Penderita tentang Penyakit Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    Berdasarkan hasil penelitian terhadap 96 orang responden sebagai

    penderita malaria ditemukan sebagian besar penderita malaria dengan memiliki

    pengetahuan dengan kategori sedang, yaitu sebanyak 47 orang (49,0%). Hal ini

    menunjukkan bahwa penderita malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli

    Serdang mengetahui hanya sebagian tentang pengertian, penyebab/vektor, gejala,

    pengobatan serta upaya pemberantasan penyakit malaria dan memungkinkan

    untuk meningkatkan minatnya pada malaria dalam rangka peningkatan derajat

    kesehatan.

    Setelah dilakukan uji multivariat dengan uji statistik regresi berganda

    menunjukkan variabel pengetahuan berpengaruh secara signifikan (p

  • bagaimana melakukannya. Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap

    objek melalui indera yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh intensitas perhatian

    dan persepsi terhadap objek.

    Pengetahuan responden tentang tempat perkembangbiakan nyamuk

    malaria masih rendah. Hal ini sesuai dengan jawaban responden sebanyak 94

    orang (97,9%) yang menyatakan tidak tahu bahwa nyamuk malaria berkembang

    biak di tempat yang ada genangan airnya dan nyamuk malaria biasanya suka

    menggigit pada malam hari serta penyakit malaria dapat menyebabkan kematian

    bila tidak segera diobati. Rendahnya pengetahuan responden tentang tempat

    perkembangbiakan nyamuk malaria umumnya pada responden yang

    berpendidikan SD sebanyak 21 orang (21,9%), sehingga persepsinya tentang

    penyakit malaria juga kurang baik yaitu 16 orang (39%) dari keseluruhan

    (41 orang) yang mempunyai persepsi kurang baik.

    Hasil penelitian Mulyono, dkk (2008) di Kabupaten Keerom Propinsi

    Papua yang mengungkapkan bahwa pengetahuan responden di daerah penelitian

    cukup baik, namun kasus malaria di daerah penelitian masih tinggi. Diasumsikan

    terjadi hubungan kausal antara pengetahuan masyarakat dengan angka kejadian

    malaria, dimana pengetahuan responden yang baik akan diikuti dengan kejadian

    malaria rendah. Tetapi kondisinya menunjukkan bahwa meskipun pengetahuan

    masyarakat tentang malaria cukup baik namun kejadian malaria masih tetap

    tinggi. Secara sosiologis pendapat tersebut tidak dapat disebut sebagai pembenar,

    karena tidak terjadi interaksi antara pengetahuan dan sikap sehingga perilakunya

    Universitas Sumatera Utara

  • belum mampu melakukan perubahan terhadap pencegahan dan penanggulangan

    malaria.

    Faktor lain yang menghambat pemberantasan penyakit malaria adalah

    keadaan geografis yang mendukung kehidupan vektor malaria dan perilaku

    masyarakat terhadap kebersihan lingkungan yang masih rendah.

    Didukung hasil penelitian Santoso, dkk (2003), pengetahuan responden

    tentang malaria sudah cukup baik, sebanyak 78,8% menyatakan gejala terkena

    malaria adalah muka pucat, sebanyak 49,4% menyatakan demam menggigil,

    namun hanya 27,3% responden yang mengetahui bahwa malaria ditularkan oleh

    nyamuk.

    Pengetahuan responden tentang tempat perkembangbiakan nyamuk

    malaria sangat rendah, yaitu 97,9% tidak tahu bahwa nyamuk Anopheles spp

    berkembang biak di tempat yang ada genangan airnya (sawah, mata air, saluran

    irigasi, kolam, genangan air, tambak, payau dan lainnya) sangat rendah. Akibat

    dari rendahnya pengetahuan tersebut menyebabkan masyarakat di daerah

    penelitian memiliki perilaku yang belum mendukung program pemberantasan

    malaria di daerah penelitian, yaitu belum diketahuinya pengendalian

    menggunakan cara biologi seperti pemeliharaan ikan pemakan jentik sebagai

    predator larva nyamuk.

    Sejalan dengan penelitian Tuti (2002) yang mengungkapkan bahwa

    pengetahuan responden tentang penyakit malaria meliputi penularan dan bahaya

    penyakit malaria cukup tinggi yaitu sebanyak 80% - 90% yang menyatakan

    Universitas Sumatera Utara

  • penyakit tersebut bisa dicegah, dapat diobati dan diberantas. Namun yang melapor

    ke petugas atau ke Puskesmas relatif rendah yaitu 22,8%-25% dengan alasan jarak

    rumah dengan Puskesmas jauh.

    Marshal dalam Notoatmodjo (2005) menyatakan salah satu faktor yang

    memengaruhi persepsi adalah pengetahuan. Meningkatkan kemampuan dan

    pengetahuan masyarakat dalam penanggulangan malaria dimulai dari

    pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan aspek sosial budaya meliputi

    kebiasaan, kepercayaan (belief), nilai tradisi, pengetahuan dan persepsi

    masyarakat tentang penyakit dan rasa sakit.

    Upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penyakit malaria

    yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang melalui petugas

    pengelola pemberantasan dan penanggulangan penyakit malaria adalah dengan

    melaksanakan penyuluhan. Namun masyarakat yang diberikan penyuluhan tidak

    dipilih secara spesifik pada wilayah yang endemis atau masyarakat yang rentan

    terhadap penyakit malaria. Di samping itu, metode yang digunakan dalam

    penyuluhan juga kurang dapat dimengerti oleh masyarakat karena tenaga

    penyuluh banyak menggunakan kata-kata atau istilah yang sulit dipahami oleh

    masyarakat.

    5.3 Pengaruh Pengalaman terhadap Persepsi Penderita tentang Penyakit Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    Mengacu kepada hasil penelitian tentang pengalaman penderita malaria

    berdasarkan serangan penyakit malaria, dari 96 orang penderita ditemukan

    Universitas Sumatera Utara

  • sebagian besar berada pada kategori jarang (
  • atau merubah persepsi tentang penyakit malaria lebih rendah dibandingkan

    respodnen yang berpendidikan menengah dan tinggi.

    Pengalaman penderita tentang perasaan sakit atas serangan malaria dan

    terganggunya aktivitas sehari-hari, dari 96 orang penderita ditemukan sebanyak

    42 orang (43.8%) menyatakan apabila terserang malaria terasa sakit namun masih

    bisa bekerja dan 50 orang (52,1%) menyatakan apabila terserang malaria tindakan

    pertama membeli obat ke warung terdekat. Pengalaman mengikuti penyuluhan

    tentang penyakit malaria oleh petugas kesehatan, sebanyak 49 orang (51,0%)

    menyatakan kadang-kadang mengikuti penyuluhan. Setelah diwawancarai lebih

    lanjut mereka menyatakan perlu penyuluhan. Bentuk penyuluhan yang

    dikehendaki oleh responden melalui ceramah dan menggunakan selebaran dan

    bahasanya mudah dimengerti.

    Hasil penelitian Santoso, dkk (2003) di Daerah Lombok Timur, Nusa

    Tenggara Barat yang mengungkapkan bahwa (77,8%) responden pernah

    menderita malaria sehingga pengalaman pernah menderita malaria menjadi

    meningkatkan pengetahuan mereka tentang malaria. Sejalan dengan hasil

    penelitian Wita, dkk (1984) di Desa Berakit Propinsi Riau mengungkapkan bahwa

    masyarakat masih kurang pengalamannya tentang bahaya malaria padahal

    masyarakat tersebut tinggal di daerah endemis. Sebelum mendapat penyuluhan

    dari petugas kesehatan tentang bahaya malaria, masyarakat memiliki persepsi

    yang salah tentang bahaya malaria yaitu malaria tidak berbahaya karena tidak

    Universitas Sumatera Utara

  • langsung mematikan. Namun setelah dilakukan intervensi penyuluhan persepsi

    masyarakat menjadi lebih baik tentang bahaya malaria.

    Dalam penanggulangan dan pemberantasan penyakit malaria, Dinas

    Kesehatan Kabupaten Deli Serdang belum ada melakukan kerjasama dengan

    instansi yang terkait. Salah satu upaya logis yang dapat dilakukan adalah melalui

    upaya pengelolaan lingkungan dengan memelihara ikan pemangsa (predator)

    jentik dan nyamuk penyebab malaria misalnya ikan lele. Upaya pengelolaan

    lingkungan ini dapat dilakukan secara optimal dan efektif apabila menjalin kerja

    sama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Deli Serdang.

    5.4 Pengaruh Minat terhadap Persepsi Penderita tentang Penyakit Malaria

    di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    Mengacu kepada hasil penelitian tentang minat penderita malaria untuk

    meningkatkan derajat kesehatan melalui tindakan diagnosa dini, pengobatan

    segera, peningkatan daya tahan tubuh dan tindakan untuk mencegah penularan,

    dari 96 penderita ditemukan sebagian besar dengan kategori minat rendah, yaitu

    sebanyak 45 orang (46,9%), hal ini menunjukkan sebagian besar penderita malaria

    masih sedikit memiliki kepentingan atau minat tentang malaria dan perlu

    ditingkatkan dalam meningkatkan derajat kesehatan.

    Rendahnya minat responden dalam meningkatkan derajat kesehatan terkait

    dengan faktor geografis wilayah Kecamatan Pantai Labu, dimana lokasi

    puskesmas cukup jauh dari pemukiman penduduk sehingga menyulitkan mereka

    untuk mencari pengobatan atau pemeriksaan kesehatan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Berdasarkan hasil uji statistik multivariat dengan menggunakan uji regresi

    berganda, minat penderita malaria berpengaruh signifikan terhadap persepsi

    penderita tentang penyakit malaria (p

  • Pantai Labu, dengan alasan sulit menjangkau pelayanan karena lokasi puskesmas

    yang jauh dari tempat tinggalnya. Berbeda dengan penelitian Santoso, dkk (2003)

    di daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang mengungkapkan bahwa

    minat responden untuk memeriksakan darah ke laboratorium cukup tinggi

    (77,8%), artinya masyarakat di daerah penelitian selalu bersedia diambil

    darahnya untuk pemeriksaan malaria.

    Minat untuk segera mencari pengobatan medis sebanyak 54 orang

    (56.2%), artinya penderita malaria menyatakan berminat untuk berobat ke medis.

    Salah satu alasan penderita malaria ingin berobat ke medis (Puskesmas) karena

    obat di Puskemas tidak dibayar, namun kadang-kadang tidak lengkap. Sedangkan

    alasan penderita malaria yang tidak mempunyai minat untuk segera mencari

    pengobatan medis karena ingin melakukan pengobatan secara tradisional yang

    kemungkinan dapat menyembuhkan lebih cepat.

    Minat untuk meningkatkan pemeliharaan kesehatan diri sebanyak

    52 orang (54.2%). Salah satu cara penderita malaria untuk pemeliharaan

    kesehatan diri adalah dengan minum obat anti malaria sebelum melakukan

    pekerjaan dan melakukan cek kesehatan secara berkala ke Puskesmas. Sedangkan

    alasan penderita malaria yang tidak mempunyai minat untuk meningkatkan

    pemeliharaan kesehatan diri adalah karena menurut mereka terjadinya penyakit

    malaria lebih banyak diakibatkan faktor lingkungan yang banyak nyamuk,

    sehingga lingkunganlah yang perlu dibersihkan, bukan pemeliharaan kesehatan

    diri.

    Universitas Sumatera Utara

  • Hasil penelitian Santoso, dkk (2003) di daerah Lombok Timur, Nusa

    Tenggara Barat yang mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat di daerah

    Lombok Timur pernah sakit malaria (77,8%). Penelitian tersebut juga

    mengungkapkan bahwa masyarakat dengan Kepala Keluarga (KK) sebagai

    pengambil keputusan memiliki minat untuk berobat ke tenaga kesehatan sebesar

    40,4%. Namun upaya untuk berobat ke Puskesmas hanya sebesar 43,4%. Praktek

    minum obat malaria sudah baik yaitu 91,9% responden yang menyatakan obat

    malaria dari Puskesmas diminum secara teratur.

    Sebanyak 56 orang (58,3%) penderita malaria menyatakan minatnya untuk

    menghindari gigitan nyamuk. Namun kenyataannya minat penderita masih

    rendah, hal ini sesuai dengan persepsi responden untuk menghindari gigitan

    nyamuk dengan membeli obat nyamuk yang dinyatakan oleh 27 orang responden

    (28,1%) dan waktu tidur malam menggunakan kelambu hanya 24 orang

    responden (25,0%).

    Alasan responden tidak mempunyai minat untuk menghindari gigitan

    nyamuk karena pekerjaan dilakukan pada tempat yang banyak nyamuk, sehingga

    memang sulit untuk menghindari gigitan nyamuk. Hal ini terkait dengan

    pekerjaan sebagian besar responden adalah nelayan yang melaut pada malam hari

    yaitu sebanyak 37.5%, serta adanya rawa-rawa yang menjadi habitat bagi nyamuk

    Anopheles spp untuk berkembang biak.

    Berdasarkan alasan yang dikemukakan responden tentang minat terhadap

    penyakit malaria, perlu dilakukan upaya penyuluhan yang lebih intensif sehingga

    Universitas Sumatera Utara

  • seluruh masyarakat (bukan hanya yang menderita atau pernah menderita penyakit

    malaria) mempunyai minat untuk melakukan pencegahan penyakit malaria dengan

    cara memelihara kesehatan, serta dengan cepat melakukan tindakan pemeriksaan

    apabila mengalami gejala-gejala yang mengarah kepada gejala penyakit malaria.

    5.5 Keterbatasan Penelitian

    Pengumpulan data melalui wawancara kepada penderita malaria di

    Kecamatan Pantai Labu yang terpilih menjadi sampel sebanyak 96 orang hanya

    mencakup 4,59% dari 2.091 orang penederita. Mengingat cakupan sampel

    penelitian, tidak dapat dihindari adanya keterbatasan yang muncul dalam proses

    pengumpulan data serta tingkat kemaknaan temuan penelitian ini.

    Keterbatasan tersebut terkait dengan: (1) kualitas data yang dihasilkan,

    karena pengumpulan data menggunakan kuesioner bersifat subyektif sehingga

    kebenaran data sangat tergantung pada kejujuran responden, (2) bias informasi

    akibat perbedaan cara mengajukan pertanyaan dan menginterpretasi yang

    dilakukan tenaga pengumpul data. Perbedaan ini terjadi karena kurangnya

    konsultasi pada saat pengumpulan data sehingga perlu dilakukan cross-check

    tentang kebenaran data.

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB 6

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan

    Berdasarkan latar belakang penulisan, tujuan dan hipotesis penelitian

    maka sebagai kesimpulan penelitian sebagai berikut:

    1. Pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi penderita

    tentang penyakit malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

    2. Pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi penderita

    tentang penyakit malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

    3. Minat berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi penderita tentang

    penyakit malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

    4. Variabel pengetahuan memberikan pengaruh paling besar terhadap persepsi

    penderita tentang penyakit malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten

    Deli Serdang dengan nilai koefisien () 2,467.

    6.2 Saran

    1. Bagi pengelola program pemberantasan dan penanggulangan penyakit

    malaria baik di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang maupun di

    Puskesmas Pantai Labu diharapkan melakukan penyuluhan malaria yang

    intensif dan sesuai dengan spesifik daerah dan karakteristik masyarakat

    Kecamatan Pantai Labu kepada masyarakat supaya mempunyai minat untuk

    mengetahui tentang penyakit malaria serta sebagai upaya meningkatkan

    Universitas Sumatera Utara

  • pengetahuan masyarakat tentang penyebab, gejala dan cara pencegahan

    sehingga mengubah persepsi masyarakat tentang penyakit malaria.

    2. Bagi Dinas Kesehatan dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Deli

    Serdang hendaknya bekerja sama untuk memberdayakan masyarakat dan

    kelompok tani di Kecamatan Pantai Labu dalam mengelola lingkungan

    dengan memelihara ikan lele dalam rangka meminimalisasi nyamuk

    penyebab penyakit malaria dan sekaligus meningkatkan pendapatan.

    3. Puskesmas Pantai Labu diharapkan melakukan kegiatan pengobatan ke

    pemukiman penduduk yang banyak terdapat penderita malaria atau membuat

    Posko Malaria sehingga penderita malaria yang tidak mampu menjangkau

    puskesmas mendapatkan pengobatan malaria.

    4. Bagi penderita malaria di Kecamatan Pantai Labu diharapkan meningkatkan

    minat untuk memelihara kesehatan diri dengan memeriksakan diri segera

    apabila mengalami gejala penyakit malaria, sebagai upaya mencegah

    terjangkit penyakit malaria dan senantiasa waspada apabila mengalami gejala

    penyakit malaria dengan segera melakukan pemeriksaan ke sarana kesehatan.

    Universitas Sumatera Utara