chapter iii vi
DESCRIPTION
ajibbbbbbbTRANSCRIPT
-
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan survei eksplanotori (eksplanatory research)
yang dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan, pengalaman dan
minat terhadap persepsi penderita tentang penyakit malaria di Kecamatan Pantai
Labu Kabupaten Deli Serdang.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
dengan pertimbangan bahwa kecamatan ini merupakan daerah endemis malaria
dengan kasus penderita malaria tertinggi pada tahun 2009 terjadi di kecamatan ini
bila dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Penelitian dilaksanakan selama
7 (tujuh) bulan yaitu Januari sampai dengan Juli 2011.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita malaria yang
dilaporkan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang sampai dengan
September tahun 2010 yang berjumlah 2.519. Sehubungan dengan penelitian ini
mengkaji persepsi tentang penyakit malaria maka populasi dibatasi pada penderita
malaria yang berusia > 21 tahun sebanyak 2.091 orang.
Universitas Sumatera Utara
-
3.3.2 Sampel
Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin
(Notoatmodjo, 2003), sebagai berikut:
N n = 1 + N ( d 2
)
Dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2
= Tingkat kepercayaan (0,1)
2.091 n = 1 + 2.091 ( 0,1 2
)
2.091 n = 21,91 n = 95,43 ~ 96 orang
Berdasarkan rumus perhitungan besar sampel di atas, maka diperoleh
jumlah sampel sebanyak 95,43 orang dan digenapkan menjadi 96 orang.
Menentukan jumlah sampel di setiap desa di Kecamatan Pantai Labu dilakukan
dengan metode alokasi sebanding (Dahlan, 2008) dengan rincian seperti pada
Tabel 3.1.
Universitas Sumatera Utara
-
Tabel 3.1 Distribusi Sampel Menurut Desa
No Desa Jumlah Penderita Malaria per Desa Proporsi Jumlah Sampel
1 Durian 326 (326/2091) x 96 15 2 Pantai Labu Pekan 255 (255/2091) x 96 12 3 Paluh.Sibaji 237 (237/2091) x 96 11 4 Ramunia Kebun 168 (168/2091) x 96 8 5 Pematang Biara 221 (221/2091) x 96 10 6 Rantau Panjang 182 (182/2091) x 96 8 7 Ramunia II 148 (148/2091) x 96 7 8 Kelambir 154 (154/2091) x 96 7 9 Denai Lama 206 (206/2091) x 96 9 10 Rugemuk 194 (194/2091) x 96 9
Jumlah 2.091 96 Sumber: Puskesmas Pantai Labu September, 2010
Setelah diperoleh jumlah sampel dari masing-masing desa, maka
selanjutnya dilakukan penentuan/pemilihan sampel di masing-masing desa yang
dilakukan dengan cara simple random sampling sebanyak jumlah yang telah
ditentukan pada setiap desa.
Penderita malaria di Kecamatan Pantai Labu sebagian besar adalah
kelompok umur dewasa (>21 tahun) yaitu sebanyak 2.091 orang (83%),
sedangkan anak-anak dan remaja sebanyak 428 orang (17%). Dilihat dari jenis
kelamin sebagian besar adalah laki-laki yaitu sebanyak 1.637 orang (65%)
sedangkan perempuan sebanyak 882 orang (35%).
Berdasarkan data penderita malaria, maka ditentukan syarat inklusi dan
eksklusi untuk sampel penelitian sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
-
1. Syarat inklusi; yaitu penderita yang berumur dewasa (>21 tahun) sehingga
dapat dilakukan wawancara serta menyatakan pendapatnya tentang
pengetahuan, pengalaman, minat dan persepsinya.
2. Syarat eksklusi; yaitu penderita malaria yang di Kecamatan Pantai Labu
sampai bulan September 2010, nam un pada saat penelitian tidak berada di
tempat (pindah alamat/tempat tinggal) maka dikeluarkan sebagai sampel.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data terbagi atas data primer dan data sekunder
sebagai berikut:
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden (sampel) langsung
melalui wawancara berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan. Uji coba
kuesioner dilakukan terhadap 30 orang penderita malaria pada lokasi yang
menyerupai karakteristik wilayah penelitian yaitu di Kecamatan Hamparan Perak
untuk melihat validitas dan reliabilitas data.
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau
nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan
cara mengukur korelasi antara variabel atau item menggunakan rumus teknik
korelasi pearson product moment (r), dengan ketentuan jika r hitung > r tabel,
maka dinyatakan valid dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
-
Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat mengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan
menganalisis reabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika
nilai r Alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen
dari Kantor Camat Pantai Labu, Puskesmas Pantai Labu, Puskesmas Pembantu
(Pustu) di seluruh Kecamatan Pantai Labu serta Dinas Kesehatan Kabupaten Deli
Serdang tentang gambaran umum Kecamatan Pantai Labu serta data lainnya yang
mendukung pembahasan hasil penelitian.
3.4.3 Validitas dan Reliabilitas
Hasil uji validitas dan reliabilitas meliputi butir pertanyaan pada varibael
bebas (pengetahuan, pengalaman dan minat) dan butir pertanyaan pada variabel
terikat (persepsi) dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
a. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengetahuan
Tabel 3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengetahuan
No. Soal R Rhitung Keterangan tabel 1 0.6463 0.361 Valid 2 0.6032 0.361 Valid 3 0.8067 0.361 Valid 4 0.5891 0.361 Valid 5 0.7634 0.361 Valid 6 0.6305 0.361 Valid 7 0.4699 0.361 Valid
Universitas Sumatera Utara
-
Tabel 3.2 (Lanjutan)
8 0.6989 0.361 Valid 9 0.6545 0.361 Valid 10 0.4198 0.361 Valid 11 0.4241 0.361 Valid 12 0.4198 0.361 Valid 13 0.3928 0.361 Valid 14 0.3708 0.361 Valid 15 0.3921 0.361 Valid 16 0.4495 0.361 Valid 17 0.3975 0.361 Valid 18 0.5257 0.361 Valid 19 0.3910 0.361 Valid 20 0.6092 0.361 Valid 21 0.3761 0.361 Valid
Sumber : lampiran 2 (diolah)
Berdasarkan Tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel
pengetahuan sebanyak 21 soal mempunyai nilai r hitung >0,361 (r tabel) dengan
nilai Cronbach Alpha 0.9016 > 0,361 (r tabel), maka dapat disimpulkan bahwa
seluruh pertanyaan variabel pengetahuan valid dan reliable.
b. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengalaman
Tabel 3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengalaman
No. Soal R Rhitung Keterangan tabel 1 0.6157 0.361 Valid 2 0.6679 0.361 Valid 3 0.5783 0.361 Valid 4 0.3817 0.361 Valid 5 0.7210 0.361 Valid
Sumber : lampiran 2 (diolah)
Universitas Sumatera Utara
-
Berdasarkan Tabel 3.3 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel
pengalaman sebanyak 5 (lima) soal mempunyai nilai r hitung > 0,361 (r tabel)
dengan nilai Cronbach Alpha 0.7830 > 0,361 (r tabel), maka dapat disimpulkan
bahwa seluruh pertanyaan variabel pengalaman valid dan reliable.
c. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Minat
Tabel 3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Minat
No. Soal R Rhitung Keterangan tabel 1 0.9325 0.361 Valid 2 0.8670 0.361 Valid 3 0.9228 0.361 Valid 4 0.8614 0.361 Valid
Sumber : lampiran 2 (diolah)
Berdasarkan Tabel 3.4 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel minat
sebanyak 4 soal mempunyai nilai r hitung > 0,361 (r tabel) dengan nilai Cronbach
Alpha 0.9576 > 0,361 (r tabel), maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
pertanyaan variabel minat valid dan reliable.
d. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Persepsi
Tabel 3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Persepsi
No. Soal R Rhitung Keterangan tabel 1 0.7450 0.361 Valid 2 0.7016 0.361 Valid 3 0.7657 0.361 Valid 4 0.6934 0.361 Valid 5 0.7547 0.361 Valid 6 0.7897 0.361 Valid 7 0.7874 0.361 Valid 8 0.6285 0.361 Valid 9 0.5257 0.361 Valid 10 0.8267 0.361 Valid
Universitas Sumatera Utara
-
Tabel 3.5 (Lanjutan)
11 0.8548 0.361 Valid 12 0.8691 0.361 Valid 13 0.8166 0.361 Valid 14 0.8685 0.361 Valid 15 0.7547 0.361 Valid 16 0.7263 0.361 Valid 17 0.7642 0.361 Valid 18 0.7603 0.361 Valid 19 0.8146 0.361 Valid
Sumber : lampiran 2 (diolah)
Berdasarkan Tabel 3.5 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel
persepsi sebanyak 19 soal mempunyai nilai r hitung > 0,361 (r tabel) dengan nilai
Cronbach Alpha 0.9658 > 0,361 (r tabel), maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
pertanyaan variabel persepsi valid dan reliable.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Independen
1. Pengetahuan tentang penyakit malaria adalah segala sesuatu yang dipahami
responden tentang penyakit malaria, meliputi tentang pengertian,
penyebab/vektor, gejala, pengobatan serta upaya pemberantasan. Pengetahuan
dikategorikan dalam 3 (tiga) tingkatan, yaitu:
a. Tingkat pengetahuan baik, bila jawaban responden dari 21 pertanyaan
tentang pengetahuan mencapai nilai 37-42.
b. Tingkat pengetahuan sedang, bila jawaban responden dari 21 pertanyaan
tentang pengetahuan mencapai nilai 29-36.
Universitas Sumatera Utara
-
c. Tingkat pengetahuan kurang, bila jawaban responden dari 21 pertanyaan
tentang pengetahuan mencapai nilai 21-28.
2. Pengalaman adalah segala sesuatu yang diperoleh dan dirasakan responden
pada masa lalu tentang penyakit malaria, meliputi frekuensi serangan gejala
malaria, proses dan pencarian pengobatan dan upaya pencegahan terhadap
gejala penyakit malaria. Pengalaman dibagi dalam 2 (dua) kategori
berdasarkan nilai rata-rata (mean) yaitu :
a. Pengalaman jarang, bila responden mengalami frekuensi serangan malaria
di bawah nilai rata-rata (mean) yaitu < 3 kali.
b. Pengalaman sering, bila responden mengalami frekuensi serangan malaria
di atas atau sama dengan nilai rata-rata (mean) yaitu 3 kali.
3. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi untuk meningkatkan derajat
kesehatannya sendiri melalui tindakan diagnosa dini, pengobatan segera,
peningkatan daya tahan tubuh dan tindakan untuk mencegah penularan. Minat
dikategorikan ke dalam 3 (tiga) kategori yaitu :
a. Minat tinggi, bila jawaban responden dari 4 pertanyaan tentang minat
mencapai nilai >7.
b.Minat sedang, bila jawaban responden dari 4 pertanyaan tentang minat
mencapai nilai 6-7.
c. Minat rendah, bila jawaban responden dari 4 pertanyaan tentang minat
mencapai nilai 5.
Universitas Sumatera Utara
-
3.5.2 Variabel Dependen
Persepsi tentang penyakit malaria adalah pemberian makna hasil
pengamatan yang dilakukan oleh responden terhadap suatu objek (dalam hal ini
tentang penyakit malaria) meliputi penyebab, gejala, pencegahan dan pengobatan.
a. Penyebab penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan
parasit malaria melalui gigitan nyamuk Anopheles spp.
b. Gejala penyakit malaria adalah berupa demam, menggigil, berkeringat,
dapat disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah setelah digigit
nyamuk Anopheles spp.
c. Pencegahan penyakit malaria adalah dengan menghindari gigitan nyamuk
Anopheles spp., memasang kawat kasa, menggunakan kelambu saat tidur,
menggunakan obat anti nyamuk (mosquito repellent), memberantas jentik,
penyemprotan (fogging), dan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
d. Pengobatan penyakit malaria adalah dengan meminum obat malaria.
Persepsi dikategorikan ke dalam 3 (tiga) kategori yaitu :
1. Persepsi baik, bila jawaban responden dari 19 pertanyaan tentang persepsi
mencapai nilai 45-57.
2. Persepsi sedang, bila jawaban responden dari 19 pertanyaan tentang persepsi
mencapai nilai 32-44.
3. Persepsi kurang baik, bila jawaban responden dari 19 pertanyaan tentang
persepsi mencapai nilai 19-31.
Universitas Sumatera Utara
-
3.6 Metode Pengukuran
Pengukuran variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 3.6 di bawah ini.
Tabel 3.6 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel Pertanyaan Alternatif Jawaban Bobot Nilai
Total Nilai Kategori
Skala Ukur
a. Pengetahuan 21 1. Ya 2. Tidak
2 1
37-42 29-36 21-28
Baik Sedang Kurang Baik
Interval
b. Pengalaman 1 ..... kali - - Jarang ( 7 6-7 5
Tinggi Sedang Rendah
Interval
d. Persepsi
19 1. Setuju 2. Kurang setuju 3. Tidak setuju
3 2 1
45-57 32-44 19-31
Baik Sedang Kurang Baik
Interval
3.7 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan
analisis univariat dengan mendeskripsikan setiap variabel penelitian dalam
distribusi frekuensi. Untuk menganalisis hubungan masing-masing variabel bebas
dengan variabel terikat, dilakukan uji bivariat dengan menggunakan uji statistik
Chi Square. Selanjutnya dilakukan analisis multivariat untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan uji regresi linear
berganda pada tingkat kemaknaan 95% ( = 0,05) dengan persamaan regresi
sebagai berikut:
= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 +
Universitas Sumatera Utara
-
Dimana:
= Persepsi tentang penyakit malaria
b0 X
= Konstanta
1
X
= Pengetahuan
2
X
= Pengalaman
3
b
= Minat
1 b3 = error of term
= Koefisien regresi
Universitas Sumatera Utara
-
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Letak Geografi dan Demografi Kecamatan Pantai Labu
Kecamatan Pantai Labu terletak pada 2o57 3o16 LU dan 98o3799o27
BT merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-8 meter di atas
permukaan laut yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Daerah
Kecamatan Pantai Labu beriklim tropis dengan 2 (dua) musim yaitu musim hujan
dan musim kemarau dengan suhu berkisar antara 230C-340C. Kedua musim ini
sangat dipengaruhi oleh angin laut yang membawa hujan dan angin gunung yang
membawa panas dan lembab. Curah hujan yang menonjol mencapai 4-5 mm
pertahun di wilayah Kecamatan Pantai Labu adalah pada Maret, April, September
sampai dengan Desember. Musim kemarau terjadi pada Januari, Pebruari, Mei
sampai dengan Agustus. Luas Kecamatan Pantai Labu adalah 81,85 m2
Wilayah Kecamatan Pantai Labu berbatasan dengan : (1) Sebelah Utara,
yaitu dengan Selat Malaka, (2) Sebelah Timur, yaitu dengan Kecamatan. Pantai
Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, (3) Sebelah Selatan, yaitu dengan
Kecamatan. Beringin dan (4) Sebelah Barat, yaitu dengan Kecamatan Batang Kuis
dan Kecamatan Percut Sei Tuan.
(8.185
Ha) yang terdiri dari 10 desa dan 76 dusun dengan ibu kota di Pantai Labu Pekan.
Universitas Sumatera Utara
-
Wilayah Kecamatan Pantai Labu merupakan wilayah pesisi pantai, dimana
terdapat kawasan perairan yang digunakan menjadi kolam sebagai lahan budidaya
perikanan. Namun masih banyak terdapat kawasan rawa-rawa yang tidak
digunakan oleh penduduk. Keberadaan rawa-rawa tersebut menjadi habitat bagi
nyamuk Anopheles spp untuk berkembang biak, sehingga banyak ditemukan
jentik nyamuk maupun nyamuk dewasa.
4.1.2 Demografi Kecamatan Pantai Labu
a. Kependudukan
Jumlah penduduk di Kecamatan Pantai Labu adalah sebanyak 49.221 jiwa
yang terdiri atas laki-laki sebanyak 25.016 jiwa dan perempuan sebanyak 24.205
jiwa yang mendiami 10.445 rumah tangga dengan sebagian besar Suku Melayu
dan Jawa, sedang suku-suku lainnya adalah Cina, Batak, Banjar dan lain-lain.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan Pantai Labu
No Kelompok Umur Jumlah (Jiwa) 1 0 4 5.816 2 5 9 5.743 3 10 14 5.498 4 15 19 5.439 5 20 24 4.854 6 25 29 4.382 7 30 34 3.900 8 35 39 3.450 9 40 44 2.950 10 45 49 2.161 11 50 54 1.385 12 88 59 1.078 13 60 64 934 14 65 69 621 15 70 74 498 16 75 + 512 J u m l a h 49.221
Sumber : Profil Puskesmas Pantai Labu, 2010
Universitas Sumatera Utara
-
Berdasarkan kelompok umur diketahui bahwa jumlah terbanyak pada
kelompok umur balita (0-4 tahun) sebanyak 5.816 jiwa. Hal ini menunjukkan
komposisi penduduk lebih dominan pada usia anak-anak.
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Pantai Labu
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) 1 Tidak/Belum Tamat SD 20.531 2 Sekolah Dasar 15.813 3 SLTP 6.775 4 SLTA 5.517 5 Diploma I/II 172 6 Akademi/D III 101 7 Perguruan Tinggi/D IV 312 J u m l a h 49.221
Sumber : Profil Puskesmas Pantai Labu, 2010
Berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa jumlah terbanyak pada
kelompok pendidikan tidak/belum tamat SD sebanyak 20.531 jiwa. Hal ini
menunjukkan tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Pantai Labu relatif
rendah.
b. Mata Pencaharian
Seperti pada umumnya masyarakat pedesaan di Indonesia, mata
pencaharian utama penduduk di wilayah Kecamatan Pantai Labu adalah sektor
pertanian sub sektor pertanian tanaman pangan, yang didukung dengan sektor
perikanan laut yang umumnya digeluti oleh penduduk pesisir. Komposisi mata
pencaharian penduduk di Kecamatan Pantai Labu adalah pertanian tanaman
pangan, nelayan, peternakan, pedagang, karyawan / PNS / TNI / POLRI, industri,
dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
-
4.1.3 Puskesmas Pantai Labu
Puskesmas Pantai Labu didirikan tahun 1979. Pada awalnya Puskesmas ini
merupakan puskesmas rawat jalan, sejak Oktober tahun 2008 menjadi Puskesmas
rawat inap. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Pantai Labu didukung oleh tenaga
medis, perawat dan bidan, farmasi, gizi, sanitasi dan kesehatan masyarakat.
Jumlah masing-masing jenis tenaga kesehatan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Pantai Labu
No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah (orang) 1 Medis (Dokter Umum dan Dokter Gigi) 6 2 Perawat dan Bidan 13 3 Farmasi 1 4 Gizi 1 5 Sanitasi 1 6 Kesehatan Masyarakat 1 J u m l a h 23
Sumber : Profil Puskesmas Pantai Labu, 2010
Secara keseluruhan tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pantai
Labu sebanyak 23 orang, dengan jumlah terbanyak adalah bidan dan perawat
yaitu 13 orang.
4.2 Karakteristik Responden
Pada penelitian ini karakteristik responden yang diamati adalah umur,
status perkawinan, tempat tinggal dan pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar responden berumur 21-40 tahun (dewasa awal) yaitu sebanyak 62
orang (64,6%) dan selebihnya umur dewasa madya. Sebanyak 65 orang (67,7%)
dengan jenis kelamin laki-laki. Sebanyak 32 orang (33,3%) berpendidikan SD dan
Universitas Sumatera Utara
-
bekerja sebagai nelayan sebanyak 36 orang (37,5%) serta 52 orang (54,2%)
mempunyai penghasilan < Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Deli
Serdang yaitu sebesar Rp1.090.425,-. Secara rinci tentang karakteristik individu
responden dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu di Puskesmas Pantai Labu
No Karakteristik Individu Jumlah Persen Umur 1 21-40 Tahun (dewasa awal) 62 64.6 2 41-59 Tahun ( dewasa madya) 34 35.4 Jumlah 96 100.0 Jenis Kelamin 1 Laki-laki 65 67.7 2 Perempuan 31 32.3 Jumlah 96 100.0 Pendidikan 1 Tidak Sekolah/Tidak Tamat SD 21 21.9 2 SD 32 33.3 3 SLTP 24 25.0 4 SLTA 11 11.5 5 D1/D3/Sarjana 8 8.3 Jumlah 96 100.0 Pekerjaan 1 Buruh 13 13.5 2 Petani 21 21.9 3 Karyawan 11 11.5 4 Pedagang 13 13.5 5 Nelayan 36 37.5 6 PNS/TNI/POLRI 2 2.1 Jumlah 96 100.0 Pendapatan 1 < UMK Kabupaten Deli Serdang 52 54.2 2 UMK Kabupaten Deli Serdang 44 45.8 Jumlah 96 100.0
Sumber: Lampiran 3 (diolah)
Universitas Sumatera Utara
-
4.3 Pengetahuan
Berdasarkan hasil wawancara dengan 96 orang responden diperoleh
uraian pengetahuan tentang pengertian, penyebab/vektor, gejala, pengobatan serta
upaya pemberantasan penyakit malaria, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Penderita Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
No Pengetahuan Tidak Ya Total n % n % n % 1 Penyakit malaria ditularkan nyamuk Anopheles
spp. 0 0.0 96 100.0 96 100.0
2 Ciri nyamuk Anopheles spp. adalah hidup dan berkembang pada kawasan pantai, rawa-rawa, empang, sawah, tambak ikan
74 77.1 22 22.9 96 100.0
3 Cara penularan penyakit malaria terjadi dari nyamuk ke manusia 22 22.9 74 77.1 96 100.0
4 Gejala klinis penyakit malaria adalah demam mencapai 400 20 C 20.8 76 79.2 96 100.0
5 Gejala klinis penyakit malaria adalah menggigil 7 7.3 89 92.7 96 100.0 6 Gejala klinis penyakit malaria adalah pening 2 2.1 94 97.9 96 100.0 7 Gejala klinis penyakit malaria adalah lemas 2 2.1 94 97.9 96 100.0 8 Gejala klinis penyakit malaria pucat 3 3.1 93 96.9 96 100.0 9 Gejala klinis penyakit malaria adalah nyeri otot 3 3.1 93 96.9 96 100.0
10 Penyakit malaria dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati 92 95.8 4 4.2 96 100.0
11 Nyamuk malaria berkembang biak di tempat yang ada genangan airnya (sawah, mata air, saluran irigasi, kolam, genangan air, tambak, payau dan lainnya)
94 97.9 2 2.1 96 100.0
12 Jenis ikan yang memangsa jentik nyamuk malaria seperti ikan kepala timah dan ikan lele 91 94.8 5 5.2 96 100.0
13 Mengelola lingkungan yang banyak terdapat genangan air (rawa, sawah, dan tambak) hendaknya dengan cara memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk malaria
92 95.8 4 4.2 96 100.0
14 Nyamuk malaria biasanya suka menggigit pada malam hari 91 94.8 5 5.2 96 100.0
15 Pakaian yang tergantung merupakan salah satu tempat perkembangbiakan nyamuk penyebab penyakit malaria
19 19.8 77 80.2 96 100.0
Universitas Sumatera Utara
-
Tabel 4.5 (Lanjutan) 17 Upaya mencegah gigitan nyamuk malaria
adalah menggunakan kelambu bila tidur
32 33.3 64 66.7 96 100.0
18 Upaya mencegah gigitan nyamuk malaria adalah memakai kawat kasa pada ventilasi rumah
16 16.7 80 83.3 96 100.0
19 Cara menentukan (diagnosa) penyakit malaria adalah pemeriksaan laboratorium
83 86.5 13 13.5 96 100.0
20 Pengobatan penyakit malaria harus berdasarkan pemeriksaan laboratorium, sehingga pengobatannya tepat dan tidak menimbulkan resistensi obat
92 95.8 4 4.2 96 100.0
21 Penyakit malaria dapat terjadi pada semua kelompok umur (bayi sampai dewasa)
0 0.0 96 100.0 96 100.0
Sumber : Lampiran 3 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas diketahui bahwa sebanyak 96 orang
(100,0%) mengetahui bahwa penyakit malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles
spp., sebanyak 74 orang (77,1%) tidak mengetahui bahwa ciri nyamuk Anopheles
spp. adalah hidup dan berkembang pada kawasan pantai, rawa-rawa, empang,
sawah, tambak ikan, sebanyak 74 orang (77,1%) mengetahui bahwa cara
penularan penyakit malaria terjadi dari nyamuk ke manusia, sebanyak 76 orang
(79,2%) mengetahui bahwa gejala klinis penyakit malaria adalah demam
mencapai 400
Berdasarkan gejala klinis sebanyak 94 orang (97,9%) mengetahui bahwa
gejala klinis penyakit malaria adalah pening, sebanyak 94 orang (97,9%)
mengetahui bahwa gejala klinis penyakit malaria adalah lemas, sebanyak 93 orang
(96,9%), mengetahui bahwa gejala klinis penyakit malaria adalah pucat, sebanyak
C dan sebanyak 89 orang (92,7%) mengetahui bahwa gejala klinis
penyakit malaria adalah menggigil.
Universitas Sumatera Utara
-
93 orang (96,9%) mengetahui bahwa gejala klinis penyakit malaria adalah nyeri
otot, sebanyak 92 orang (95,8%) tidak tahu bahwa penyakit malaria dapat
menyebabkan kematian bila tidak segera diobati dan sebanyak 94 orang (97,9%)
tidak tahu bahwa nyamuk malaria berkembang biak di tempat yang ada genangan
airnya (sawah, mata air, saluran irigasi, kolam, genangan air, tambak, payau dan
lainnya).
Sebanyak 91 orang (94,8%) tidak mengetahui bahwa jenis ikan yang
memangsa jentik nyamuk malaria seperti ikan kepala timah dan ikan lele,
sebanyak 92 orang (95,8%) tidak mengetahui cara mengelola lingkungan yang
banyak terdapat genangan air (rawa, sawah, dan tambak) dengan cara memelihara
ikan pemangsa jentik nyamuk malaria, sebanyak 91 orang (94,8%) tidak
mengetahui bahwa nyamuk malaria biasanya suka menggigit pada malam hari dan
sebanyak 77 orang (80,2%) mengetahui bahwa pakaian yang tergantung
merupakan salah satu tempat perkembangbiakan nyamuk penyebab penyakit
malaria
Sebanyak 61 orang (63,5%) mengetahui bahwa upaya mencegah gigitan
nyamuk malaria adalah dengan memakai pakaian bila keluar rumah pada malam
hari, sebanyak 64 orang (66,7%) mengetahui bahwa upaya mencegah gigitan
nyamuk malaria adalah menggunakan kelambu bila tidur dan sebanyak 80 orang
(83,3%) mengetahui bahwa upaya mencegah gigitan nyamuk malaria adalah
memakai kawat kasa pada ventilasi rumah.
Universitas Sumatera Utara
-
Sebanyak 83 orang (86,5%) tidak mengetahui bahwa cara menentukan
(diagnosa) penyakit malaria melalui pemeriksaan laboratorium, sebanyak 92
orang (95,8%) tidak mengetahui bahwa pengobatan penyakit malaria harus
berdasarkan pemeriksaan laboratorium, sehingga pengobatannya tepat dan tidak
menimbulkan resistensi obat dan sebanyak 96 orang (100,0%) mengetahui bahwa
penyakit malaria dapat terjadi pada semua kelompok umur (bayi sampai dewasa).
Secara keseluruhan pengetahuan penderita malaria dikategorikan sedang
yaitu sebanyak 47 orang (49,0%), kategori kurang sebanyak 41 orang (42,7%) dan
kategori baik sebanyak 8 orang (8,3%). Hal ini berarti esponden mengetahui
hanya sebagian tentang pengertian, penyebab/vektor, gejala, pengobatan serta
upaya pemberantasan penyakit malaria. Secara rinci distribusi responden
berdasarkan kategori pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Penderita Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
No Kategori Jumlah Persen 1 Kurang 41 42.7 2 Sedang 47 49.0 3 Baik 8 8.3 Jumlah 96 100.0
Sumber : Lampiran 3 (diolah)
Universitas Sumatera Utara
-
4.4 Pengalaman
Pengukuran variabel pengalaman responden tentang penyakit malaria
meliputi frekuensi serangan gejala malaria, proses dan pencarian pengobatan dan
upaya pencegahan terhadap gejala penyakit malaria seperti pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Penderita Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
No Pengalaman 1 kali 2 kali 3 kali Total n % n % n % n % Frekuensi Serangan
1 Berapa kali Bapak/Ibu mengalami serangan malaria dalam 1 (satu) tahun
31 32.3 40 41.7 25 26.0 96 100.0
No Perasaan Sakit Tidak sakit
Sakit namun masih bisa
bekerja
Sangat sakit
sampai tidak bisa bekerja
Total
n % n % n % n % 2 Seberapa sakit yang Bapak/Ibu
rasakan ketika mengalami serangan malaria?
29 30.2 47 49.0 20 20.8 96 100.0
No Gangguan Aktivitas Tidak Kadang-kadang
Sangat sering Total
n % n % n % n % 3 Apakah serangan malaria yang
Bapak/Ibu alami mengakibatkan aktivitas atau pekerjaan sehari-hari terganggu?
22 22.9 42 43.8 32 33.3 96 100.0
No Tindakan
Tidak melakukan tindakan
Membeli obat di warung
Mencari pengobatan
medis Total
n % n % n % n % 4 Tindakan apa yang Bapak/Ibu
lakukan pertama kali setelah mendapat serangan gejala malaria?
17 17.7 50 52.1 29 30.2 96 100.0
Universitas Sumatera Utara
-
Tabel 4.7 (Lanjutan)
No Penyuluhan Tidak pernah
Kadang-kadang Sering Total
n % n % n % n % 5 Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti
penyuluhan tentang penyakit malaria?
45 46.9 49 51.0 2 2.1 96 100.0
Sumber: Lampiran 3 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7 tentang pengalaman responden ditemukan bahwa
sebanyak 40 orang (41,7%) mengalami frekuensi serangan 2 (dua) kali dalam satu
tahun. Sebanyak 47 orang (49%) menyatakan rasa sakit yang dialaminya ketika
mengalami serangan malaria adalah sakit dan belum sampai mengganggu
aktivitas, sedangkan yang menyatakan kadang-kadang serangan malaria sampai
mengganggu aktivitas sebanyak 42 orang (43,8%), sebanyak 50 orang (52,1%)
menyatakan tindakan yang dilakukan bila terserang malaria dengan membeli obat
ke warung yang terdekat dan sebanyak 49 orang (51,0%), menyatakan kadang-
kadang mengikuti penyuluhan.
Secara keseluruhan pengalaman responden tentang penyakit malaria
sebanyak 40 orang (41,7%) dengan serangan 2 kali dalam satu tahun, sebanyak 31
orang (32,3%) dengan serangan 1 kali dalam satu tahun, sebanyak 11 orang
(11,4%) dengan serangan 3 kali dalam satu tahun, sebanyak 10 orang (10,2%)
dengan serangan 4 kali dan 4 orang (4.2%) serangan 5 kali. Secara rinci distribusi
responden berdasarkan pengalaman penderita malaria dapat dilihat pada Tabel
4.8.
Universitas Sumatera Utara
-
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Penderita Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
No Pengalaman Jumlah Persen 1 1 kali 31 32.3 2 2 kali 40 41.7 3 3 kali 11 11.4 4 4 kali 10 10.4 5 5 kali 4 4.2
Jumlah 96 100.0 Sumber : Lampiran 3 (diolah)
Pengalaman responden terhadap serangan malaria dikategorikan dari nilai
rata-rata (mean) yaitu 3 kali. Dikategorikan jarang bila serangan kurang dari 3 kali
(
-
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, minat responden dalam meningkatkan
derajat kesehatannya setelah mengalami gejala penyakit malaria adalah sebanyak
50 orang (52,1%) menyatakan tidak mempunyai minat untuk memeriksakan diri
lebih lanjut dengan pemeriksaan darah di laboratorium, sebanyak 54 orang
(56,2%) menyatakan mempunyai minat untuk segera mencari pengobatan medis,
dan sebanyak 52 orang (54,2%) menyatakan mempunyai minat untuk
meningkatkan pemeliharaan kesehatan diri serta sebanyak 56 orang (58,3%)
menyatakan mempunyai minat untuk menghindari gigitan nyamuk.
Secara keseluruhan minat responden untuk meningkatkan derajat
kesehatannya melalui tindakan diagnosa dini, pengobatan segera, peningkatan
daya tahan tubuh dan tindakan untuk mencegah penularan dikategorikan rendah
yaitu sebanyak 45 orang (46,9%), kategori tinggi sebanyak 28 orang (29,1%) dan
kategori sedang sebanyak 23 orang (24,0%). Hal ini berarti responden hanya
mempunyai kecenderungan hati yang rendah terhadap diagnosa dini, pengobatan
segera, pemeliharaan kesehatan dan tindakan untuk mencegah penularan penyakit
malaria. Distribusi responden berdasarkan kategori minat terhadap penyakit
malaria dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Minat terhadap Penyakit Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
No Kategori Jumlah Persen 1 Rendah 45 46.9 2 Sedang 23 24.0 3 Tinggi 28 29.1
Jumlah 96 100.0 Sumber: Lampiran 3 (diolah)
Universitas Sumatera Utara
-
4.6 Persepsi
Persepsi penderita tentang penyakit malaria meliputi penyebab, gejala,
pencegahan dan pengobatan. Distribusi responden berdasarkan persepsi tentang
penyakit malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat
pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi tentang Penyakit Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
No Persepsi Tidak Setuju
Kurang Setuju Setuju Total
n % n % n % n % Penyebab Malaria 1 Menurut Bapak/Ibu penyakit
malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles spp. 6 6.3 31 32.2 59 61.5 96 100.0
2 Menurut persepsi Bapak/Ibu bahwa penyakit malaria dapat menular kepada keluarga 17 17.7 21 21.9 58 60.4 96 100.0
Gejala
3 Menurut Bapak/Ibu bahwa gejala penyakit malaria adalah demam 10 10.4 28 29.2 58 60.4 96 100.0
4 Menurut Bapak/Ibu bahwa gejala penyakit malaria adalah menggigil 10 10.4 36 37.5 50 52.1 96 100.0
5 Menurut Bapak/Ibu bahwa gejala penyakit malaria adalah berkeringat 10 10.4 36 37.5 50 52.1 96 100.0
6 Menurut Bapak/Ibu bahwa gejala penyakit malaria adalah sakit kepala/pening 9 9.4 38 39.6 49 51.0 96 100.0
7 Menurut Bapak/Ibu bahwa gejala penyakit malaria adalah mual 18 18.7 54 56.3 24 25.0 96 100.0
8 Menurut Bapak/Ibu bahwa gejala penyakit malaria adalah muntah 39 40.6 50 52.1 7 7.3 96 100.0
Universitas Sumatera Utara
-
Tabel 4.11 (Lanjutan)
9 Menurut Bapak/Ibu bahwa gejala lain dari penyakit malaria adalah mulut berbuih 50 52.1 42 43.7 4 4.2 96 100.0
Pencegahan
10 Menurut Bapak/Ibu bahwa pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk Anopheles 38 39.6 16 16.7 42 43.8 96 100.0
11 Menurut Bapak/Ibu bahwa pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memasang kawat kasa 37 38.5 21 21.9 38 39.6 96 100.0
12 Menurut Bapak/Ibu bahwa pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan menggunakan kelambu saat tidur 31 32.3 41 42.7 24 25.0 96 100.0
13 Menurut Bapak/Ibu bahwa pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan menggunakan obat anti nyamuk
28 29.2 41 42.7 27 28.1 96 100.0
14 Menurut Bapak/Ibu bahwa pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memberantas jentik
33 34.4 36 37.5 27 28.1 96 100.0
15 Menurut Bapak/Ibu bahwa pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
32 33.3 43 44.8 21 21.9 96 100.0
16 Menurut Bapak/Ibu bahwa penyakit malaria merupakan penyakit yang berbahaya apabila tidak diobati dengan segera
31 32.3 47 49.0 18 18.8 96 100.0
Universitas Sumatera Utara
-
Tabel 4.11 (Lanjutan)
17 Menurut Bapak/Ibu bahwa penyakit malaria dapat diobati dengan meminum obat malaria dari petugas medis/kesehatan
32 33.3 30 31.3 34 35.4 96 100.0
18 Menurut Bapak/Ibu bahwa penyakit malaria dapat diobati dengan meminum obat yang dibeli dari warung
31 32.3 26 27.1 39 40.6 96 100.0
Pengobatan 19 Menurut Bapak/Ibu bahwa
penyakit malaria setelah sembuh diobati dapat terkena lagi bila digigit nyamuk Anopheles
12 12.5 38 39.6 46 47.9 96 100.0
Sumber: Lampiran 3 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, persepsi responden tentang penyakit
malaria meliputi penyebab, gejala, pencegahan dan pengobatan ditemukan bahwa
sebanyak 59 orang (61,5%) menyatakan setuju bahwa penyebab penyakit malaria
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles spp. dan sebanyak 58 orang (60,4%)
menyatakan setuju bahwa penyakit malaria dapat menular kepada keluarga.
Persepsi responden tentang gejala penyakit malaria adalah sebanyak 58
orang (60,4%) menyatakan setuju bahwa gejala penyakit malaria adalah demam,
sebanyak 50 orang (52,1%) menyatakan setuju bahwa gejala penyakit malaria
adalah menggigil, sebanyak 50 orang (52,1%) menyatakan setuju bahwa gejala
penyakit malaria adalah berkeringat, sebanyak 49 orang (51,0%) menyatakan
setuju gejala penyakit malaria adalah sakit kepala/pening, sebanyak 54 orang
Universitas Sumatera Utara
-
(56,3%) menyatakan kurang setuju bahwa gejala penyakit malaria adalah mual,
sebanyak 50 orang (52,1%) menyatakan kurang setuju bahwa gejala penyakit
malaria adalah muntah dan sebanyak 50 orang (52,1%) menyatakan tidak setuju
bahwa gejala penyakit malaria mulut berbuih.
Persepsi responden tentang pencegahan penyakit malaria adalah sebanyak
42 orang (43,8%) menyatakan setuju bahwa pencegahan penyakit malaria dapat
dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk Anopheles spp., sebanyak 38
orang (39,6%) menyatakan setuju bahwa pencegahan penyakit malaria dilakukan
dengan memasang kawat kasa, sebanyak 41 orang (42,7%) menyatakan kurang
setuju bahwa pencegahan penyakit malaria dilakukan dengan menggunakan
kelambu saat tidur, sebanyak 41 orang (42,7%) menyatakan kurang setuju bahwa
pencegahan penyakit malaria dilakukan dengan menggunakan obat anti nyamuk
(Autan), sebanyak 36 orang (37,5%) menyatakan kurang setuju bahwa
pencegahan penyakit malaria dilakukan dengan memberantas jentik, sebanyak 43
orang (44,8%) menyatakan kurang setuju bahwa pencegahan penyakit malaria
dilakukan dengan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dan sebanyak 47
orang (49,0%) menyatakan kurang setuju bahwa penyakit malaria merupakan
penyakit yang berbahaya apabila tidak diobati dengan segera.
Persepsi responden tentang pengobatan penyakit malaria ditemukan
sebanyak 34 orang (35,4%) menyatakan setuju bahwa penyakit malaria dapat
diobati dengan meminum obat malaria dari petugas medis/kesehatan, sebanyak 39
orang (40,6%) menyatakan setuju bahwa penyakit malaria dapat diobati dengan
Universitas Sumatera Utara
-
meminum obat yang dibeli dari warung dan sebanyak 46 orang (47,9%)
menyatakan setuju bahwa penyakit malaria setelah sembuh diobati dapat terkena
lagi bila digigit nyamuk Anopheles spp.
Secara keseluruhan persepsi penderita tentang penyakit malaria meliputi
penyebab, gejala, pencegahan dan pengobatan dikategorikan sedang, yaitu
sebanyak 44 orang (45,8%), kategori baik sebanyak 30 orang (31,3%), dan
kategori kurang baik sebanyak 22 orang (22,9%). Hal ini berarti bahwa responden
dapat memberikan makna positif hanya sebagian terhadap penyebab, gejala,
pencegahan dan pengobatan responden seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Persepsi tentang Penyakit Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
No Persepsi Jumlah Persen 1 Kurang Baik 22 22,9 2 Sedang 44 45,8 3 Baik 30 31,3
Jumlah 96 100.0 Sumber: Lampiran 3 (diolah)
4.7 Analisis Bivariat
Untuk mengidentifikasi variabel bebas (pengetahuan, pengalaman dan
minat) berhubungan atau tidak dengan variabel terikat yaitu persepsi penderita
tentang penyakit malaria, maka dilakukan analisis bivariat.
Universitas Sumatera Utara
-
4.7.1 Hubungan Pengetahuan dengan Persepsi Penderita Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan hasil analisis statistik Chi Square diketahui bahwa terdapat
hubungan pengetahuan dengan persepsi penderita malaria di Kecamatan Pantai
Labu Kabupaten Deli Serdang (p
-
4.7.3 Hubungan Minat dengan Persepsi Penderita Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan hasil analisis statistik Chi Square diketahui bahwa terdapat
hubungan minat dengan persepsi penderita malaria di Kecamatan Pantai Labu
(p
-
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas diketahui bahwa variabel pengetahuan,
pengalaman, dan minat berpengaruh terhadap persepsi penderita tentang penyakit
malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang (p
-
mengubah persepsi penderita tentang penyakit malaria sebesar 2.464 satuan serta
perubahan variabel pengalaman sebesar 1 (satu) satuan akan mengubah persepsi
penderita tentang penyakit malaria sebesar 1.740 satuan.
Dari seluruh variabel tersebut yang paling berpengaruh terhadap persepsi
penderita malaria tentang penyakit malaria adalah variabel pengetahuan dengan
nilai koefisien () 2,467.
Secara keseluruhan model regresi dapat memprediksi besarnya pengaruh
variabel independen, yaitu variabel pengetahuan, pengalaman dan minat terhadap
persepsi penderita tentang penyakit malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten
Deli Serdang adalah sebesar 55,1% (Adjusted R Square), sedangkan 44,9%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
-
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1 Persepsi
Persepsi penderita dalam penelitian ini yang meliputi penyebab, gejala,
pencegahan, dan pengobatan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
berada pada kategori sedang yaitu 45,8%. Hal ini berarti bahwa penderita malaria
dapat memberikan makna positif hanya sebagian terhadap penyebab, gejala,
pencegahan dan pengobatan penyakit malaria. Persepsi responden tentang
penyakit malaria pada kategori sedang terkait dengan faktor pengetahuan
responden tentang pengertian, penyebab/vektor, gejala, pengobatan serta upaya
pemberantasan penyakit malaria yang dominan pada kategori sedang.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa sebanyak 59 orang (61,5%)
penderita memiliki persepsi penyakit malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles spp. dan sebanyak 58 orang (60,4%) memiliki persepsi penyakit
malaria dapat menular kepada keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penderita malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang sebagian
besar memiliki persepsi atau pandangan yang benar tentang penyebab penyakit
malaria. Hal ini menunjukkan keeratan hubungan persepsi penyebab malaria
dengan pengalaman penderita pernah menderita penyakit malaria. Perubahan
persepsi penderita tentang penyakit malaria diharapkan dapat mendukung
Universitas Sumatera Utara
-
program pencegahan dan pemberantasan sebagai upaya menurunkan angka
kejadian malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Santoso, dkk (2003) yang melakukan
penelitian tentang pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang malaria di
daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Dari hasil penelitian tersebut,
diketahui bahwa 84,8% responden pernah mendengar malaria dan 49,4% telah
mengetahui salah satu ciri klinis penderita malaria setelah digigit nyamuk
Anopheles spp. sebagai penyebab penyakit malaria.
Persepsi penderita tentang gejala penyakit malaria ditemukan sebanyak
58 orang (60,4%) memiliki persepsi gejala penyakit malaria adalah demam,
50 orang (52,1%) memiliki persepsi gejala penyakit malaria adalah menggigil,
sebanyak 50 orang (52,1%) memiliki persepsi gejala penyakit malaria adalah
berkeringat dan 49 orang (51,0%) memiliki persepsi gejala penyakit malaria
adalah sakit kepala/pening. Namun sebanyak 54 orang (56,3%) dan 50 orang
(52,1%) penderita malaria kurang setuju bahwa gejala penyakit malaria adalah
muntah, mual, dan mulut berbuih. Mengacu pada hasil penelitian ini,
menunjukkan bahwa penderita malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang sebagian besar memiliki persepsi atau pandangan yang benar tentang
gejala penyakit malaria.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Santoso, dkk (2003) yang melakukan
penelitian tentang pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang malaria di
daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang mengungkapkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
-
84,8 % responden pernah mendengar malaria dan 49,4 % telah mengetahui salah
satu gejala klinis penderita malaria, yaitu demam dan menggigil dengan
persentase responden sebagai penderita malaria dalam penelitian ini sebanyak
(77,8%) dari 99 orang masyarakat sebagai responden.
Persepsi penderita tentang pencegahan penyakit malaria ditemukan
sebanyak 42 orang (43,8%) memiliki persepsi tentang pencegahan dengan
menghindari gigitan nyamuk Anopheles spp., sebanyak 38 orang (39,6%)
memiliki persepsi tentang pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan
memasang kawat kasa, sebanyak 41 orang (42,7%) memiliki persepsi kurang
setuju bahwa pencegahan penyakit malaria dengan menggunakan kelambu saat
tidur dan 41 orang (42,7%) memiliki persepsi kurang setuju pencegahan penyakit
malaria dengan menggunakan obat anti nyamuk, sebanyak 36 orang (37,5%)
memiliki persepsi kurang setuju pencegahan malaria dengan memberantas jentik
nyamuk, sebanyak 43 orang (44,8%) memiliki persepsi kurang setuju bahwa
pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memelihara ikan pemakan
jentik nyamuk dan sebanyak 47 orang (49,0%) kurang setuju bahwa malaria
merupakan penyakit yang berbahaya apabila tidak diobati dengan segera.
Mengacu kepada hasil penelitian ini diketahui bahwa penderita malaria di
Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang sebagian besar memiliki
persepsi atau pandangan yang kurang baik tentang pencegahan penyakit malaria.
Sebagian besar responden memilki persepsi yang kurang baik tentang
pengobatan malaria. Hal ini dapat dilihat dari 96 orang responden, sebanyak 34
Universitas Sumatera Utara
-
orang (35,4%) menyatakan penyakit malaria dapat diobati dengan meminum obat
malaria dari petugas medis/kesehatan, sebanyak 39 orang (40,6%) menyatakan
penyakit malaria dapat diobati dengan meminum obat yang dibeli dari warung,
dan sebanyak 46 orang (47,9%) menyatakan penyakit malaria setelah sembuh
diobati dapat terkena lagi bila digigit nyamuk Anopheles spp.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Santoso, dkk (2003) yang melakukan
penelitian tentang pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang malaria di
daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang mengungkapkan bahwa secara
persentase responden yang pernah menderita malaria yaitu sebanyak 77,8% dan
sebagian besar belum memahami tentang penyebab, penular serta bagaimana cara
pencegahan, pengobatan dan pemberantasan malaria meskipun mereka bertempat
tinggal di daerah endemis. Ini kemungkinan disebabkan karena sumber informasi
tentang malaria relatif masih kurang. Hal ini sesuai dengan jawaban responden
yaitu sebanyak 49 orang (51,0%) penderita menyatakan kadang-kadang mengikuti
penyuluhan. Oleh karena itu diperlukan penyuluhan malaria secara rutin dengan
penyampaian yang mudah dimengerti oleh penderita atau keluarga penderita
malaria.
Didukung oleh penelitian Helmin (2006) di Kecamatan Biak Timur
Kabupaten Biak-Numfor Papua yang mengungkapkan bahwa masih ada
masyarakat yang memiliki persepsi bahwa penyakit malaria bukan penyakit yang
berbahaya karena belum menyebabkan orang meninggal. Persepsi masyarakat
seperti ini perlu diberikan penyuluhan oleh tenaga kesehatan. Namun ada juga
Universitas Sumatera Utara
-
masyarakat memiliki persepsi bahwa penyakit malaria dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari sehingga secara sosial ekonomi mengakibatkan kehilangan
penghasilan.
5.2 Pengaruh Pengetahuan terhadap Persepsi Penderita tentang Penyakit Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 96 orang responden sebagai
penderita malaria ditemukan sebagian besar penderita malaria dengan memiliki
pengetahuan dengan kategori sedang, yaitu sebanyak 47 orang (49,0%). Hal ini
menunjukkan bahwa penderita malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang mengetahui hanya sebagian tentang pengertian, penyebab/vektor, gejala,
pengobatan serta upaya pemberantasan penyakit malaria dan memungkinkan
untuk meningkatkan minatnya pada malaria dalam rangka peningkatan derajat
kesehatan.
Setelah dilakukan uji multivariat dengan uji statistik regresi berganda
menunjukkan variabel pengetahuan berpengaruh secara signifikan (p
-
bagaimana melakukannya. Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh intensitas perhatian
dan persepsi terhadap objek.
Pengetahuan responden tentang tempat perkembangbiakan nyamuk
malaria masih rendah. Hal ini sesuai dengan jawaban responden sebanyak 94
orang (97,9%) yang menyatakan tidak tahu bahwa nyamuk malaria berkembang
biak di tempat yang ada genangan airnya dan nyamuk malaria biasanya suka
menggigit pada malam hari serta penyakit malaria dapat menyebabkan kematian
bila tidak segera diobati. Rendahnya pengetahuan responden tentang tempat
perkembangbiakan nyamuk malaria umumnya pada responden yang
berpendidikan SD sebanyak 21 orang (21,9%), sehingga persepsinya tentang
penyakit malaria juga kurang baik yaitu 16 orang (39%) dari keseluruhan
(41 orang) yang mempunyai persepsi kurang baik.
Hasil penelitian Mulyono, dkk (2008) di Kabupaten Keerom Propinsi
Papua yang mengungkapkan bahwa pengetahuan responden di daerah penelitian
cukup baik, namun kasus malaria di daerah penelitian masih tinggi. Diasumsikan
terjadi hubungan kausal antara pengetahuan masyarakat dengan angka kejadian
malaria, dimana pengetahuan responden yang baik akan diikuti dengan kejadian
malaria rendah. Tetapi kondisinya menunjukkan bahwa meskipun pengetahuan
masyarakat tentang malaria cukup baik namun kejadian malaria masih tetap
tinggi. Secara sosiologis pendapat tersebut tidak dapat disebut sebagai pembenar,
karena tidak terjadi interaksi antara pengetahuan dan sikap sehingga perilakunya
Universitas Sumatera Utara
-
belum mampu melakukan perubahan terhadap pencegahan dan penanggulangan
malaria.
Faktor lain yang menghambat pemberantasan penyakit malaria adalah
keadaan geografis yang mendukung kehidupan vektor malaria dan perilaku
masyarakat terhadap kebersihan lingkungan yang masih rendah.
Didukung hasil penelitian Santoso, dkk (2003), pengetahuan responden
tentang malaria sudah cukup baik, sebanyak 78,8% menyatakan gejala terkena
malaria adalah muka pucat, sebanyak 49,4% menyatakan demam menggigil,
namun hanya 27,3% responden yang mengetahui bahwa malaria ditularkan oleh
nyamuk.
Pengetahuan responden tentang tempat perkembangbiakan nyamuk
malaria sangat rendah, yaitu 97,9% tidak tahu bahwa nyamuk Anopheles spp
berkembang biak di tempat yang ada genangan airnya (sawah, mata air, saluran
irigasi, kolam, genangan air, tambak, payau dan lainnya) sangat rendah. Akibat
dari rendahnya pengetahuan tersebut menyebabkan masyarakat di daerah
penelitian memiliki perilaku yang belum mendukung program pemberantasan
malaria di daerah penelitian, yaitu belum diketahuinya pengendalian
menggunakan cara biologi seperti pemeliharaan ikan pemakan jentik sebagai
predator larva nyamuk.
Sejalan dengan penelitian Tuti (2002) yang mengungkapkan bahwa
pengetahuan responden tentang penyakit malaria meliputi penularan dan bahaya
penyakit malaria cukup tinggi yaitu sebanyak 80% - 90% yang menyatakan
Universitas Sumatera Utara
-
penyakit tersebut bisa dicegah, dapat diobati dan diberantas. Namun yang melapor
ke petugas atau ke Puskesmas relatif rendah yaitu 22,8%-25% dengan alasan jarak
rumah dengan Puskesmas jauh.
Marshal dalam Notoatmodjo (2005) menyatakan salah satu faktor yang
memengaruhi persepsi adalah pengetahuan. Meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan masyarakat dalam penanggulangan malaria dimulai dari
pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan aspek sosial budaya meliputi
kebiasaan, kepercayaan (belief), nilai tradisi, pengetahuan dan persepsi
masyarakat tentang penyakit dan rasa sakit.
Upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penyakit malaria
yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang melalui petugas
pengelola pemberantasan dan penanggulangan penyakit malaria adalah dengan
melaksanakan penyuluhan. Namun masyarakat yang diberikan penyuluhan tidak
dipilih secara spesifik pada wilayah yang endemis atau masyarakat yang rentan
terhadap penyakit malaria. Di samping itu, metode yang digunakan dalam
penyuluhan juga kurang dapat dimengerti oleh masyarakat karena tenaga
penyuluh banyak menggunakan kata-kata atau istilah yang sulit dipahami oleh
masyarakat.
5.3 Pengaruh Pengalaman terhadap Persepsi Penderita tentang Penyakit Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
Mengacu kepada hasil penelitian tentang pengalaman penderita malaria
berdasarkan serangan penyakit malaria, dari 96 orang penderita ditemukan
Universitas Sumatera Utara
- sebagian besar berada pada kategori jarang (
-
atau merubah persepsi tentang penyakit malaria lebih rendah dibandingkan
respodnen yang berpendidikan menengah dan tinggi.
Pengalaman penderita tentang perasaan sakit atas serangan malaria dan
terganggunya aktivitas sehari-hari, dari 96 orang penderita ditemukan sebanyak
42 orang (43.8%) menyatakan apabila terserang malaria terasa sakit namun masih
bisa bekerja dan 50 orang (52,1%) menyatakan apabila terserang malaria tindakan
pertama membeli obat ke warung terdekat. Pengalaman mengikuti penyuluhan
tentang penyakit malaria oleh petugas kesehatan, sebanyak 49 orang (51,0%)
menyatakan kadang-kadang mengikuti penyuluhan. Setelah diwawancarai lebih
lanjut mereka menyatakan perlu penyuluhan. Bentuk penyuluhan yang
dikehendaki oleh responden melalui ceramah dan menggunakan selebaran dan
bahasanya mudah dimengerti.
Hasil penelitian Santoso, dkk (2003) di Daerah Lombok Timur, Nusa
Tenggara Barat yang mengungkapkan bahwa (77,8%) responden pernah
menderita malaria sehingga pengalaman pernah menderita malaria menjadi
meningkatkan pengetahuan mereka tentang malaria. Sejalan dengan hasil
penelitian Wita, dkk (1984) di Desa Berakit Propinsi Riau mengungkapkan bahwa
masyarakat masih kurang pengalamannya tentang bahaya malaria padahal
masyarakat tersebut tinggal di daerah endemis. Sebelum mendapat penyuluhan
dari petugas kesehatan tentang bahaya malaria, masyarakat memiliki persepsi
yang salah tentang bahaya malaria yaitu malaria tidak berbahaya karena tidak
Universitas Sumatera Utara
-
langsung mematikan. Namun setelah dilakukan intervensi penyuluhan persepsi
masyarakat menjadi lebih baik tentang bahaya malaria.
Dalam penanggulangan dan pemberantasan penyakit malaria, Dinas
Kesehatan Kabupaten Deli Serdang belum ada melakukan kerjasama dengan
instansi yang terkait. Salah satu upaya logis yang dapat dilakukan adalah melalui
upaya pengelolaan lingkungan dengan memelihara ikan pemangsa (predator)
jentik dan nyamuk penyebab malaria misalnya ikan lele. Upaya pengelolaan
lingkungan ini dapat dilakukan secara optimal dan efektif apabila menjalin kerja
sama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Deli Serdang.
5.4 Pengaruh Minat terhadap Persepsi Penderita tentang Penyakit Malaria
di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
Mengacu kepada hasil penelitian tentang minat penderita malaria untuk
meningkatkan derajat kesehatan melalui tindakan diagnosa dini, pengobatan
segera, peningkatan daya tahan tubuh dan tindakan untuk mencegah penularan,
dari 96 penderita ditemukan sebagian besar dengan kategori minat rendah, yaitu
sebanyak 45 orang (46,9%), hal ini menunjukkan sebagian besar penderita malaria
masih sedikit memiliki kepentingan atau minat tentang malaria dan perlu
ditingkatkan dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Rendahnya minat responden dalam meningkatkan derajat kesehatan terkait
dengan faktor geografis wilayah Kecamatan Pantai Labu, dimana lokasi
puskesmas cukup jauh dari pemukiman penduduk sehingga menyulitkan mereka
untuk mencari pengobatan atau pemeriksaan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
-
Berdasarkan hasil uji statistik multivariat dengan menggunakan uji regresi
berganda, minat penderita malaria berpengaruh signifikan terhadap persepsi
penderita tentang penyakit malaria (p
-
Pantai Labu, dengan alasan sulit menjangkau pelayanan karena lokasi puskesmas
yang jauh dari tempat tinggalnya. Berbeda dengan penelitian Santoso, dkk (2003)
di daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang mengungkapkan bahwa
minat responden untuk memeriksakan darah ke laboratorium cukup tinggi
(77,8%), artinya masyarakat di daerah penelitian selalu bersedia diambil
darahnya untuk pemeriksaan malaria.
Minat untuk segera mencari pengobatan medis sebanyak 54 orang
(56.2%), artinya penderita malaria menyatakan berminat untuk berobat ke medis.
Salah satu alasan penderita malaria ingin berobat ke medis (Puskesmas) karena
obat di Puskemas tidak dibayar, namun kadang-kadang tidak lengkap. Sedangkan
alasan penderita malaria yang tidak mempunyai minat untuk segera mencari
pengobatan medis karena ingin melakukan pengobatan secara tradisional yang
kemungkinan dapat menyembuhkan lebih cepat.
Minat untuk meningkatkan pemeliharaan kesehatan diri sebanyak
52 orang (54.2%). Salah satu cara penderita malaria untuk pemeliharaan
kesehatan diri adalah dengan minum obat anti malaria sebelum melakukan
pekerjaan dan melakukan cek kesehatan secara berkala ke Puskesmas. Sedangkan
alasan penderita malaria yang tidak mempunyai minat untuk meningkatkan
pemeliharaan kesehatan diri adalah karena menurut mereka terjadinya penyakit
malaria lebih banyak diakibatkan faktor lingkungan yang banyak nyamuk,
sehingga lingkunganlah yang perlu dibersihkan, bukan pemeliharaan kesehatan
diri.
Universitas Sumatera Utara
-
Hasil penelitian Santoso, dkk (2003) di daerah Lombok Timur, Nusa
Tenggara Barat yang mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat di daerah
Lombok Timur pernah sakit malaria (77,8%). Penelitian tersebut juga
mengungkapkan bahwa masyarakat dengan Kepala Keluarga (KK) sebagai
pengambil keputusan memiliki minat untuk berobat ke tenaga kesehatan sebesar
40,4%. Namun upaya untuk berobat ke Puskesmas hanya sebesar 43,4%. Praktek
minum obat malaria sudah baik yaitu 91,9% responden yang menyatakan obat
malaria dari Puskesmas diminum secara teratur.
Sebanyak 56 orang (58,3%) penderita malaria menyatakan minatnya untuk
menghindari gigitan nyamuk. Namun kenyataannya minat penderita masih
rendah, hal ini sesuai dengan persepsi responden untuk menghindari gigitan
nyamuk dengan membeli obat nyamuk yang dinyatakan oleh 27 orang responden
(28,1%) dan waktu tidur malam menggunakan kelambu hanya 24 orang
responden (25,0%).
Alasan responden tidak mempunyai minat untuk menghindari gigitan
nyamuk karena pekerjaan dilakukan pada tempat yang banyak nyamuk, sehingga
memang sulit untuk menghindari gigitan nyamuk. Hal ini terkait dengan
pekerjaan sebagian besar responden adalah nelayan yang melaut pada malam hari
yaitu sebanyak 37.5%, serta adanya rawa-rawa yang menjadi habitat bagi nyamuk
Anopheles spp untuk berkembang biak.
Berdasarkan alasan yang dikemukakan responden tentang minat terhadap
penyakit malaria, perlu dilakukan upaya penyuluhan yang lebih intensif sehingga
Universitas Sumatera Utara
-
seluruh masyarakat (bukan hanya yang menderita atau pernah menderita penyakit
malaria) mempunyai minat untuk melakukan pencegahan penyakit malaria dengan
cara memelihara kesehatan, serta dengan cepat melakukan tindakan pemeriksaan
apabila mengalami gejala-gejala yang mengarah kepada gejala penyakit malaria.
5.5 Keterbatasan Penelitian
Pengumpulan data melalui wawancara kepada penderita malaria di
Kecamatan Pantai Labu yang terpilih menjadi sampel sebanyak 96 orang hanya
mencakup 4,59% dari 2.091 orang penederita. Mengingat cakupan sampel
penelitian, tidak dapat dihindari adanya keterbatasan yang muncul dalam proses
pengumpulan data serta tingkat kemaknaan temuan penelitian ini.
Keterbatasan tersebut terkait dengan: (1) kualitas data yang dihasilkan,
karena pengumpulan data menggunakan kuesioner bersifat subyektif sehingga
kebenaran data sangat tergantung pada kejujuran responden, (2) bias informasi
akibat perbedaan cara mengajukan pertanyaan dan menginterpretasi yang
dilakukan tenaga pengumpul data. Perbedaan ini terjadi karena kurangnya
konsultasi pada saat pengumpulan data sehingga perlu dilakukan cross-check
tentang kebenaran data.
Universitas Sumatera Utara
-
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang penulisan, tujuan dan hipotesis penelitian
maka sebagai kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi penderita
tentang penyakit malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
2. Pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi penderita
tentang penyakit malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
3. Minat berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi penderita tentang
penyakit malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
4. Variabel pengetahuan memberikan pengaruh paling besar terhadap persepsi
penderita tentang penyakit malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten
Deli Serdang dengan nilai koefisien () 2,467.
6.2 Saran
1. Bagi pengelola program pemberantasan dan penanggulangan penyakit
malaria baik di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang maupun di
Puskesmas Pantai Labu diharapkan melakukan penyuluhan malaria yang
intensif dan sesuai dengan spesifik daerah dan karakteristik masyarakat
Kecamatan Pantai Labu kepada masyarakat supaya mempunyai minat untuk
mengetahui tentang penyakit malaria serta sebagai upaya meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
-
pengetahuan masyarakat tentang penyebab, gejala dan cara pencegahan
sehingga mengubah persepsi masyarakat tentang penyakit malaria.
2. Bagi Dinas Kesehatan dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Deli
Serdang hendaknya bekerja sama untuk memberdayakan masyarakat dan
kelompok tani di Kecamatan Pantai Labu dalam mengelola lingkungan
dengan memelihara ikan lele dalam rangka meminimalisasi nyamuk
penyebab penyakit malaria dan sekaligus meningkatkan pendapatan.
3. Puskesmas Pantai Labu diharapkan melakukan kegiatan pengobatan ke
pemukiman penduduk yang banyak terdapat penderita malaria atau membuat
Posko Malaria sehingga penderita malaria yang tidak mampu menjangkau
puskesmas mendapatkan pengobatan malaria.
4. Bagi penderita malaria di Kecamatan Pantai Labu diharapkan meningkatkan
minat untuk memelihara kesehatan diri dengan memeriksakan diri segera
apabila mengalami gejala penyakit malaria, sebagai upaya mencegah
terjangkit penyakit malaria dan senantiasa waspada apabila mengalami gejala
penyakit malaria dengan segera melakukan pemeriksaan ke sarana kesehatan.
Universitas Sumatera Utara