chapter i

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat mobilitas masyarakat dalam menggunakan alat transportasi yang ada di Indonesia cukup tinggi dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari. Hampir setiap hari kita melihat semakin banyaknya jumlah dan jenis kendaraan bermotor yang bermunculan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh pertambahan penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun yang berdampak pula akan kebutuhan alat transportasi guna untuk memenuhi kebutuhan mobilisasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sampai dengan saat ini jumlah kendaraan bermotor di seluruh Indonesia telah mencapai lebih dari 20 juta yang 60% adalah sepeda motor sedangkan pertumbuhan populasi untuk mobil sekitar 3-4% dan sepeda motor lebih dari 4% per tahun (data dari Departemen Perhubungan). Banyaknya pengguna kendaraan bermotor secara tidak langsung berkaitan dengan penambahan pajak daerah dalam hal pajak kendaraan bermotor. Pemilik kendaraan bermotor haruslah membayar pajak kendaraan bermotor. Berdasarkan data Dinas Pendapatan, pertumbuhan kendaraan bermotor roda empat mencapai 13,09 persen, dimana pada periode Januari-Mei 2009 mencapai 79.266 unit kendaraan, sedangkan pada 2010 periode yang sama sebanyak 89.642 unit kendaraan. Pertumbuhan kendaraan roda dua juga meningkat 17,26 persen. Pada 2009 sebanyak 449.588 unit, dan 2010 587.206 unit. (http://www.tempointer aktif.com/hg/2010/07/22/brk,20100722-265446,id.html ) Universitas Sumatera Utara

Upload: lhia-twister

Post on 05-Jan-2016

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

rer

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat mobilitas masyarakat dalam menggunakan alat transportasi yang ada

di Indonesia cukup tinggi dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari. Hampir

setiap hari kita melihat semakin banyaknya jumlah dan jenis kendaraan bermotor

yang bermunculan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh pertambahan penduduk

yang terus meningkat dari tahun ke tahun yang berdampak pula akan kebutuhan

alat transportasi guna untuk memenuhi kebutuhan mobilisasi masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

Sampai dengan saat ini jumlah kendaraan bermotor di seluruh Indonesia telah

mencapai lebih dari 20 juta yang 60% adalah sepeda motor sedangkan

pertumbuhan populasi untuk mobil sekitar 3-4% dan sepeda motor lebih dari 4%

per tahun (data dari Departemen Perhubungan). Banyaknya pengguna kendaraan

bermotor secara tidak langsung berkaitan dengan penambahan pajak daerah dalam

hal pajak kendaraan bermotor. Pemilik kendaraan bermotor haruslah membayar

pajak kendaraan bermotor.

Berdasarkan data Dinas Pendapatan, pertumbuhan kendaraan bermotor roda

empat mencapai 13,09 persen, dimana pada periode Januari-Mei 2009 mencapai

79.266 unit kendaraan, sedangkan pada 2010 periode yang sama sebanyak 89.642

unit kendaraan. Pertumbuhan kendaraan roda dua juga meningkat 17,26 persen.

Pada 2009 sebanyak 449.588 unit, dan 2010 587.206 unit. (http://www.tempointer

aktif.com/hg/2010/07/22/brk,20100722-265446,id.html)

Universitas Sumatera Utara

Dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan dan pelayanan kepada

masyarakat, berdasarkan ketentuan Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa pemerintah daerah dibekali berbagai

kewenangan untuk mengelola berbagai sumber pendapatan daerah, yaitu:

1. Pendapatan Asli daerah (PAD), yang terdiri dari:

a. Pajak Daerah

b. Hasil Retribusi Daerah

c. Laba Perusahaan Daerah

d. Lain-lain Penerimaan Daerah yang sah

2. Dana Perimbangan, yang terdiri dari:

a. Dana Bagi Hasil

b. Dana Alokasi Umum

c. Dana Alokasi Khusus

3. Lain-lain Pendapatan yang sah, yang terdiri dari:

a. Bantuan Dana Kontijensi/ penyeimbangan dari Pemerintah

b. Iuran Jasa Air

Pemerintah daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari

hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hal tersebut jelas diketahui bahwa salah satu sumber pendapatan

daerah berasal dari pajak daerah. Pajak daerah adalah pungutan daerah menurut

peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah.

Dengan adanya kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk

mengelola keuangan daerah secara tertib dan benar sesuai ketentuan perundang-

undangan yang berlaku, maka diharapkan seluruh objek penerimaan daerah, baik

berupa pajak, retribusi maupun berbagai penerimaan daerah lainnya yang sah

dapat dioptimalkan sehingga roda pemerintahan dan jalannya pembangunan dapat

terlaksana sesuai dengan program yang telah diterapkan oleh Pemerintah Daerah.

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, pajak daerah terbagi dua,

yaitu:

1. Pajak Provinsi

2. Pajak Kabupaten kota

Didalam Undang-undang No. 28 tahun 2008, disebutkan bahwasannya jenis

pajak provinsi terdiri dari:

1. Pajak kendaraan Bermotor dan kendaraan di Atas Air

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

4. Pajak pengambilan dan pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

Diantara sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari sektor pajak daerah

yang cukup penting dan potensial adalah Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea

Universitas Sumatera Utara

Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) karena banyak menunjang

pembiayaan daerah.

Pengelolaan pemungutan dan pengurusan pajak kendaraan bermotor dilakukan

pada satu kantor yang melibatkan beberapa unsur yang terkait didalam

pengelolaannya. Pemungutan pajak kendaraan bermotor yang dilaksanakan pada

satu kantor ini dikenal dengan istilah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal

Satu Atap), dimana didalamnya terdapat kerjasama antara pihak Kepolisian

Negara Republik Indonesia (POLRI) yang mempunyai fungsi dan kewenangan

dibidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, Pemerintah daerah dalam

hal ini Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) dibidang pemungutan pajak

kendaraan bermotor (BBN-KB), PT. Jasa Raharja (Persero) yang berwenang

dibidang penyampaian Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

(SWDKLLJ). (http://getskripsi.com/2008/12/11/kinerja-samsat-dalam-

meningkatkanpelayananpublik studi-kasus-/)

Sebelum dilakukan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap

(SAMSAT) kegiatan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dilakukan

tersendiri dikantor dinas pendapatan daerah provinsi dan cabang-cabang dinas,

begitu juga dengan penyelesaian Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan

pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)

ditempat yang berbeda pula, sehingga hal ini tdak memberikan pelayanan yang

baik bagi pemilik kendaraan bermotor, karena akan memerlukan waktu yang

cukup lama dan biaya yang tidak sedikit jumlahnya.

Keadaan seperti diatas dapat menjadi penghambat dalam usaha memberikan

pelayanan kepada pemilik kendaraan bermotor, dan juga dapat menyebabkan

Universitas Sumatera Utara

masyarakat menjadi malas untuk mengurus pajak kendaraan bermotor dan

menjadi penghambat dalam usaha meningkatkan penerimaan dari sektor PKB,

BBN-KB, dan SWDKLLJ karena tidak adanya keseragaman baik dalam hal

pengurusan, administrasi, maupun besarnya tarif dalam proses pengurusannya.

Salah satu tujuan pemebentukan kantor bersama SAMSAT ini adalah untuk

memudahkan pelaksanan pemungutan pajak kendaraan bermotor (PKB) serta

untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat dalam hal

pengurusan registrasi kendaraan bermotor, pembayaran pajak, dan SWDKLLJ.

Pengurusan pajak kendaraan bermotor yang dilakukan pada kantor SAMSAT

adalah salah satu bentuk pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah

kepada masyarakat meliputi banyak hal yang menyangkut semua kebutuhan

masyarakat.

Kantor SAMSAT sebagai organisasi pelaksana tugas membuat atau

merancang konsepsi-konsepsi untuk meberdayakan segala kemampuan agar dapat

melaksanakan tugas pengutipan pajak kendaraan bermotor secara efektif, dimana

persyaratannya adalah keahlian aparatur, seperti kemampuan mengidentifikasi dan

mengelompokkan pekerjaan, menyiapkan personalia untuk menangani

pelaksanaan tugas-tugas, mengetahui wewenang dan tanggung jawab, serta

menyusun mekanisme koordinasi kepada antar unit kegiatan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dalam pelaksanaan

pengurusan pajak kendaraan bermotor dikantor SAMSAT Rantauprapat masih

terdapat prosedur antar loket sehingga menyulitkan dan merepotkan para wajib

pajak, dan dalam setiap loket menghabiskan waktu yang lama, sehingga hal

tersebut mengakibatkan masih kurangnya efesien dalam hal waktu. Karena ada

Universitas Sumatera Utara

tiga instansi yang berada di SAMSAT sehingga proses terhambat pada sumber

daya manusia/mental yang dimiliki oleh petugas/PNS untuk melayani masyarakat,

misalnya apabila pengurusan telah selesai di DISPENDA tapi akan terhambat di

POLRI, seperti itu sebaliknya. Masalah juga terdapat dimasyarakat, yang kurang

informasi mengenai prosedur dan mekanisme pembayaran Pajak kendaraan

bermotor (PKB)/BBN-KB kendaraan yang dimiliki.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dan mengungkapkanya dalam bentuk skripsi dengan judul:

“Implementasi Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap dalam

pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT

Rantauprapat”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian Latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Implementasi Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap dalam Pengurusan Pajak Kendaraan pada

SAMSAT Rantauprapat?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai

dalam proses penyelenggaraanya. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui implementasi Sistem Administrasi Manunggal Satu

Atap dalam pengurusan Pajak kendaraan bermotor pada Kantor SAMSAT

Rantauprapat.

Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

kepustakaan, kependidikan, khususnya mengenai implementasi sistem

administrasi manunggal satu atap dalam pengurusan pajak kendaraan

bermotor, serta dapat menjadi bahan masukan bagi mereka yang

menindaklanjuti penelitian ini dengan mengambil penelitian yang sama

dan dengan informan penelitian yang lebih baik.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat

sebagai berikut:

a. Bagi penulis, sebagai masukan dan menambah wawasan serta literatur

perpustakaan yang berkaitan dengan Implementasi sistem administrasi

manunggal satu atap dalam pengurusan pajak kendaraan bermotor

b. Bagi instansi SAMSAT Rantauprapat, hasil penelitian ini menjadi

pedoman dan masukan dalam pelaksanaan pengurusan pajak

kendaraan bermotor dan lebih meningkatkan pelayanan dalam hal

pengurusan pajak kendaraan bermotor.

1.5 Kerangka Teori

Seperti yang dikemukakan oleh Nawawi (1992:149) dalam suatu studi

penelitian perlu adanya kejelasan titik tolak atau landasan berfikir untuk

memecahkan dan membahas masalah. Untuk itu perlu disusun suatu kerangka

teori sebagai pedoman yang menggambarkan darimana sudut masalah tersebut

dosorot.

Universitas Sumatera Utara

Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan

penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel

atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto,2002:92).

Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut seorang peneliti perlu

menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk mengambarkan

dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilihnya. Dalam penelitian ini

yang menjadi kerangka teorinya adalah sebagai berikut:

1.5.1 Implementasi

Menurut Mazmanian dan Sabatier dalam Wahab (2004:68) yang dimaksud

dengan implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar,

biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-

perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan

peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin

diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan/sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai

cara untuk menstrukturkan/mengatur proses implementasinya. Proses ini

berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu, biasanya diawali dengan

tahapan pengesahan undang-undang, kemudian output kebijaksanaan dalam

bentuk pelaksanaan keputusan oleh badan (instansi) pelaksanaan, kesediaan

dilaksanakannya keputusan-keputusan tersebut oleh kelompok-kelompok sasaran,

dampak nyata, baik yang dikehendaki atau yang tidak, dari output tersebut,

dampak keputusan sebagai dipersepsikan oleh badan-badan yang mengambil

keputusan, dan akhirnya perbaikan-perbaikan penting (atau upaya untuk

Universitas Sumatera Utara

melakukan perbaikan-perbaikan) terhadap undang-undang/peraturan yang

bersangkutan.

Sedangkan menurut Pressman dan Wildavsky (dalam Tangkilisan, 2003 :

17), implementasi diartikan sebagai interaksi antara penyusunan tujuan dengan

sarana-sarana tindakan dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk

menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan dengan cara

untuk mencapainya. Implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah

pada penempatan suatu program ke dalam tujuan kebijakan yang diinginkan.

Tiga kegiatan utama yang paling penting dalam implementasi keputusan

menurut Tangkilisan (2003 : 18) adalah :

1. Penafsiran, yaitu merupakan kegiatan yang menerjemahkan makna program ke dalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan.

2. Organisasi, yaitu merupakan unit atau wadah untuk menempatkan program ke dalam tujuan kebijakan.

3. Penerapan yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah, dan lain-lainnya.

Dalam setiap perumusan kebijakan apakah menyangkut program maupun

kegiatan-kegiatan selalu diiringi dengan suatu tindakan pelaksanaan atau

implementasi. Betapa pun baiknya suatu kebijakan tanpa implementasi maka tidak

akan banyak berarti. Implementasi kebijakan bukanlah sekedar bersangkut paut

dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur

rutin lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu, ia menyangkut

masalah konflik, keputusan dan siapa yang memperolehapa dari suatu kebijakan

(Grindle dalam Wahab, 1990 :59). Oleh sebab itu, tidak berlebihan jika dikatakan

implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan proses

kebijakan. Ini menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara perumusan

Universitas Sumatera Utara

kebijakan dengan implementasi kebijakan dalam arti walaupun perumusan

dilakukan dengan sempurna namun apabila proses implementasi tidak bekerja

sesuai persyaratan, maka kebijakan yang semula baik akan menjadi jelek begitu

pula sebaliknya. Dalam kaitan ini, seperti dikemukakan oleh Wahab (1990:51),

menyatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan

jauh lebih penting daripada pembuatan kebijaksanaan. Kebijaksanaan hanya

sekedar impian atau rencana bagus yang tersimpan dalam arsip kalau tidak

mampu diimplementasikan.

Van Master dan Van Horn (dalam Wahab, 1990:51), merumuskan proses

implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut : “tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok

pemerintah/swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan dan digariskan dalam keputusan kebijaksanaan. Sedangkan dalam

Cheema dan Rondinelii (Wibawa, 1994 :19), implementasi adalah sebagai berikut

:”Dalam pengertian luas, implementasi maksudnya adalah pelaksanaan dan

melakukan suatu program kebijaksanaan dan dijelaskan bahwa satu proses

interaksi diantara merancang dan menentukan seseorang yang diinginkan”.

1.5.1.1 Implementasi Kebijakan

Menurut Carl. J. Friedrich kebijakan publik adalah suatu arah tindakan yang

diusulkan pada seseorang, golongan, atau pemerintah dalam suatu lingkungan

dengan halangan-halangan dan kesempatan-kesempatannya, yang diharapkan

dapat memenuhi dan mengatasi halangan tersebut di dalam rangka mencapai suatu

cita-cita atau mewujudkan suatu kehendak serta tujuan tertentu. Sedangkan

menurut Dimock, kebijakan publik adalah perpaduan dan kristalisasi daripada

Universitas Sumatera Utara

pendapat-pendapat dan keinginan-keinginan banyak orang atau golongan dalam

masyarakat. (Soenarko, 2003:42-43)

Menurut Anderson (dalam Nyimas, dkk, 2004:7) kebijakan publik adalah

kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat

pemerintah, di mana implikasi dari kebijakan itu adalah :

1. Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan.

2. Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah.

3. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan.

4. Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.

5. Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa (otoritatip).

Maka berikut ini adalah pengertian tentang implementasi kebijakan yang

sangat sederhana dalam Nyimas,dkk (2004:9) :

“Implementasi kebijakan dapat dipandang sebagai suatu proses melaksanakan

keputusan kebijaksanaan, biasanya dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan

Pemerintah, Keputusan Peradilan, Perintah Eksekutif, atau Instruksi

Presiden.(Wahab, 1991 :50)”

Menurut Wibawa (1994), implementasi kebijakan merupakan

pengejahwantahan keputusan mengenai kebijakan yang mendasar, biasanya

tertuang dalam suatu Undang-Undang namun juga dapat berbentuk instruksi-

Universitas Sumatera Utara

instruksi eksekutif yang penting atau keputusan perundangan. Idealnya keputusan-

keputusan tersebut menjelaskan masalah-masalah yang hendak ditangani,

menentukan tujuan yang hendak dicapai dan dalam berbagai cara

“menggambarkan struktur” proses implementasi tersebut. Tujuan implementasi

kebijakan adalah untuk menetapkan arah agar tujuan kebijakan publik dapat

direalisasikan sebagai hasil dari kegiatan pemerintah.

1.5.1.2 Model Implementasi Kebijakan

• Menurut Meter dan Horn, ada enam variabel yang mempengaruhi

kinerja implementasi (Subarsono, 2005 : 99), yakni :

1. Standar dan sasaran kebijakan

Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terstruktur sehingga dapat

direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi

multiinterprestasi dan mudah menimbulkan konflik di antara para agen

implementasi.

2. Sumberdaya

Kebijakan perlu dukungan sumberdaya baik sumberdaya manusia (human

resources) maupun sumberdaya non-manusia (non-human resource). Dalam

berbagai kasus Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) untuk kelompok miskin di

pedesaan kurang berhasil karena keterbatasan kualitas aparat pelaksanaan.

Universitas Sumatera Utara

3. Hubungan antar Organisasi

Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan dan

koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama

antar instansi bagi keberhasilan suatu program.

4. Karakteristik agen pelaksana

Yang dimaksud karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrsi,

norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang

semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.

5. Kondisi sosial, politik dan ekonomi

Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat

mendukung keberhasilan implementasi kebijakan; sejauh mana kelompok-

kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan;

karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat

opini publik yang ada di lingkungan; dan apakah elite politik mendukung

implementasi kebijakan.

6. Disposisi Implementor

Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yang penting, yakni : a)

respons implementor terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi kemauannya

untuk melaksanakan kebijakan; b) kognisi, yaitu pemahamannya terhadap

kebijakan; dan c) intensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang

dimiliki oleh implementor.

• Model impelentasi dari george edwards III

Universitas Sumatera Utara

Dalam pandangan edwards III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat

variabel, yakni (subarsono,2005:90)

1. komunikasi

Secara umum edwards membahas tiga hal penting dalam proses komunikasi

kebijakan, yakni:

a. transmisi

Sebelum pejabat dapat mengimplementasikan suatu keputusan, ia harus

menyadari bahwa suatu keputusan telah dibuat dan suatu perintah untuk

pelaksananya telah dikeluarkan. Hal ini tidak selalu merupakan proses yang

langsung sebagaimana tampaknya. Banyak sekali ditemukana keputusan-

keputusan diabaikan atau seringkali terjadi kesalahpahaman terhadap keputusan

yang dikeluarkan.

Ada beberapa hambatan yang timbul dalam mentransmisikan perintah-

perintah implementasi. Pertama, pertentangan pendapat pelaksana dengan

pemerintah yang dikeluarkan oleh pengambil kebijakan. Hal ini terjadi karena

para pelaksana menggunakan keleluasaannya yang tidak dapat mereka elakkan

dalam melaksanakan keputusan-keputusan dan perintah-perintah umum. Kedua,

informasi melewati berlapis-lapis hirarki. Ketiga, persepsi yang efektif dan

ketidakmauan para pelaksana untuk mengetahui persyaratan-persyaratan suatu

kebijakan.

b. konsistensi

Jika implementasi ingin berlangsung efektif, maka perintah pelaksanaan

harus konsisten dan jelas. Walaupun perintah tersebut mempunyai unsurkejelasan,

Universitas Sumatera Utara

tetapi bila perintah tersebut bertentangan maka perintah akan memudahkan para

pelaksana kebijakna menjalankan tugasnya dengan baik.

c. kejelasan

Edwards mengidentifikasikan enam faktor terjadinya ketidakjelasan

komunikasi kebijakan. Faktor-faktor tersebut adalah kompleksitas kebijakan,

keinginan untuk tidak menganggu kelompok-kelompok masyarakat, kurangnya

konsensus mengenai tujuan kebijakan, masalah-masalah dalam memulai suatu

kebijakan baru, menghindari pertanggungjawaban kebijakan, dan sifat pembuatan

kebijakan pengadilan.

2. sumber daya

Sumber daya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efektif,

tanpa sumber daya, kebijakan hanya tinggal dikertas menjadi dokumen saja.

Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, yakni kompetensi

implementor, informasi, fasilitas danb sumber daya finansial.

3. disposisi (kecendrungan atau tingkah laku)

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor,

seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementor memiliki

disposisi dengan baik, maka dia akan dapat menjalankan kabijakan dengan baik

seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memilki

sifat atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses

implementasi kebijakan juga menjadi efektif.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.1: Gambar Teori George Edward

4. struktur birokrasi

Struktur birokrasi yang mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur

yang penting dari organisasi adalah adanya prosedur operasi yang standar

(standard operting procedures atau SOP). SOP menjadi pedoman bagi setiap

implementasi dalam bertindak.

Strktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan

pengawasaan dan menimbulkan red-tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan

kompleks, ini pada gilirannya menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel.

1.5.2 Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu “systema” yang

mempunyai pengertian sebagai berikut:

a. Suatu hubungan yang tersusun dari sekian banyak bagian

Komunikasi Sumber daya

disposisi implementasi

Struktur birokrasi

Universitas Sumatera Utara

b. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen-

komponen secara teratur

Sedangkan sistem merupakan suatu totalitas himpunan dari bagian-bagian

yang satu sama lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi untuk mencapai

suatu tujuan tertentu dalam suatu lingkungan.

Jadi, sistem adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian yang saling terkait

antara yang satu dengan yang lain. Bagian atau anak cabang dari suatu sistem

menjadi induk dari bagian selanjutnya, begitulah seterusnya hingga bagian yang

terkecil. Rusaknya salah satu bagian akan menganggu kestabilan sistem itu sendiri

secara keseluruhan.

Ada beberapa definisi administrasi, yaitu:

a. Suatu keseluruhan istilah yang meliputi banyak subjek yang semuanya

cenderung berprasangka kearah efesiensi perusahaan

b. Pelayanan-pelayanan manajemen atau pelayanan kantor perusahaan

c. Organisasi atau suatu kantor pusat suatu perusahaan yang mengawasi

sejumlah unit-unit produksi. Defensi ini dapat berlaku dalam jenis

kelompok perusahaan yang mempunyai beberapa seksi.

Didalam buku ilmu administrasi publik oleh Inu Kencana Syafei, dkk

(1999:13-15), ada beberapa pengertian administrasi menurut pendapat para ahli,

yaitu:

a. Menurut Herbert A. Simon, administrasi dapat dirumuskan sebagai

kegiatan-kegiatan kelompok kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan

bersama

Universitas Sumatera Utara

b. Menurut The Liang Gie, administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan

penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok

orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu

c. Menurut Sondang P. Siagian administrasi adalah keseluruhan proses

pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan

itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

d. Menurut Hadari Nawawi, administrasi adalah kegiatan atau rangkaian

kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kerja sama kelompok manusia

untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Stephen P. Robins administrasi adalah proses universal yang berupa

menyelesaikan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna bersama dan melalui orang

lain. Dalam setiap pengertian administrasi selalu ada 3 hal umum yang dicakup

yaitu sasaran-sasaran, sumber-sumber yang terbatas dan orang-orang. Jadi

administrasi dapat diartikan sebagai seluruh proses organisasi baik itu organisasi

pemerintahan maupun organisasi swasta yang terdiri atas penentuan tujuan dan

pencapainnya dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia secara berdaya

guna melaui dan bersama orang-orang secara terkoordinasi dengan menerapkan

perencanaan, pembuatan keputusan dan perintah kerja, pemimpin serta

penguasaan.

Diantara pendapat para ahli tersebut, pada prinsipnya administrasi mempunyai

pengertian yang sama, yaitu antara lain:

a. Kerja sama

Universitas Sumatera Utara

b. Banyak orang

c. Untuk mencapai tujuan bersama

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT), atau dalam Bahasa

Inggris one roof system, adalah suatu sistem administrasi yang dibentuk untuk

memperlancar dan mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat yang

kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung.

Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh Sistem Administrasi

Manunggal Satu Atap (SAMSAT) adalah pelayanan administrasi dalam

pengurusan kendaraan bermotor. Pelayanan pengurusan pajak kendaraan bermotor

dan bea balik nama diberikan oleh Dinas Pendapatan Provinsi, Asuransi

Kecelakaan Lalu Lintas oleh Jasa Raharja, sedangkan pengurusan surat-surat

kendaraan bermotor seperti BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor), plat

nomor, dan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) diberikan oleh kepolisian.

Namun dengan adanya SAMSAT, kesemuanya dapat dilayani dalam satu atap,

atau bahkan satu loket.

SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap), dimana didalamnya

terdapat kerjasama antara pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)

yang mempunyai fungsi dan kewenangan dibidang registrasi dan identifikasi

kendaraan bermotor, Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah

(Dispenda) dibidang pemungutan pajak kendaraan bermotor (BBN-KB), PT. Jasa

Raharja (Persero) yang berwenang dibidang penyampaian Sumbangan Wajib

Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).

Peningkatan pelayanan prima dikantor bersama SAMSAT adalah merupakan

kebutuhan organisasi untuk merespon tuntutan dan harapan masyarakat yang terus

Universitas Sumatera Utara

meningkat, maka sudah sewajarnya kantor bersama SAMSAT memberikan

pelayanan yang baik dengan mengembangkan paradigma kepemerintahan yang

ditandai dengan adanya: transparansi, akuntabilitas, penegakan hukum,

profesionalisme, kesetaraan dan lain sebagainya.

1.5.3 Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap sebagai bentuk Pelayanan

Publik

1.5.3.1 Definisi Pelayanan publik

Salah satu fungsi penyelenggaraan pemerintah yang dilakukan pemerintah

adalah pelayanan publik, dimana pengurusan pajak kendaraan bermotor

merupakan salah satu bagian dari bentuk pelayanan publik.

Menurut H.A.S Moenir (1992:27) menyatakan bahwa pelayanan adalah

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan

faktor material melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka

memenuhi kebutuhan orang lain dengan haknya.

Pelayanan publik merupakan segala kegiatan guna memenuhi kebutuhan

dasar sesuai dengan hak-hak seluruh warga negara dan penduduk atas jasa

pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang

terkait dengan kepentingan publik. Dalam hal ini pemberi pelayanan adalah

aparatur yang bertugas pada organisasi pemerintahan baik pemerintahan pusat

maupun daerah. Sedangkan penerima pelayanan adalah warga masyarakat yang

memiliki hak dan kewajiban atas pelayanan publik.

Berdasarkan Undang-undang No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik,

menyebutkan yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah kegiatan atau

Universitas Sumatera Utara

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas

barang, jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik.

Berdasarkan KEPMENPAN NO.63/KEP/M.PAN/7/2003, pelayanan

publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara

pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan

maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Ratminto (2005:5) pelayanan publik adalah segala bentuk

pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada

prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di

pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka

upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Sementara menurut Kurniawan

(2005:4) pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang

atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan

aturan pokok dan tata cara yang ditetapkan.

Menurut Gabriel Roth dalam Kumorotomo (1994:70) mendefinisikan

pelayanan publik adalah pelayanan yang disediakan untuk publik apakah

disediakan secara umum atau secara privat. Selain itu, pelayanan merupakan

usaha apa saja yang mempertinggi kepuasan pelanggan serta membangun kesan

yang dapat memberikan citra positif dimata pelanggan karena jasa pelayanan yang

diberikan dengan biaya yang terjangkau sehingga membuat pelanggan menjadi

termotivasi untuk berperan aktif dalam pelaksanaan pelayanan publik yang prima.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pelayanan publik adalah keseluruhan pelayanan yang dilaksanakan oleh aparatur

pemerintah kepada publik didalam suatu oraganisasi atau instansi untuk

memenuhi kebutuhan penerima layanan publik/ masyarakat itu merasakan

kepuasan. Atau pada hakekatnya pelayanan publik merupakan pemberian layanan

prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur

pemerintah sebagai abdi masyarakat.

1.5.3.2 Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap sebagai bentuk pelayanan

publik

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63 Tahun 2003, dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan pelayanan harus

memenuhi beberapa prinsip yaitu:

1. Kesederhanaan, prosedur/ tata cara pelayanan yang dselenggarakan secara

mudah, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah

dilaksanakan

2. Kejelasan yang mencakup beberapa hal antara lain:

a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan umum

b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaiaan keluhan/ persoalan/

sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik

c. Rincian biaya pelayanan dan tata cara pembayaran

3. Kepastian waktu, pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam

kurun waktu yang telah ditentukan

Universitas Sumatera Utara

4. Akurasi, produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah

5. Rasa aman, proses dan produk pelayanan memberikan rasa aman dan

kepastian hukum

6. Tanggung jawab, pimpinan penyelenggaraan pelayanan publik atau

pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan

dan penyelesaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan

publik

7. Kelengkapan sarana dan prasarana, tersedianya sarana dan prasarana kerja,

peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk

penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika

8. Kemudahan akses, tempat dan lokasi serta sarana dan prasarana kerja yang

memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan

teknologi telematika

9. Kedispilinan, kesopanan, dan keramahan, pemberi pelayanan bersikap

disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan yang

ikhlas.

10. Kenyamanan, lingkungan pelayanan harus tertib, disediakan ruang tunggu

yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah, sehat serta dilengkapi

dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir, toilet, tempat ibadah

dan lain-lain.

Maka dapat dirumuskan yang menjadi unsur yang terkandung dalam

pelayanan publik yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Pelayanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan atau

lembaga atau aparat pemerintah maupun swasta

2. Objek yang dilayani adalah masyarakat (publik) berdasarkan

kebutuhannya

3. Bentuk pelayanan yang diberikan berupa barang atau jasa

4. Ada aturan atau sistem dan tata cara yang jelas dalam pelaksanaanya

Agar pelayanan publik berkualitas sudah sepatutnya pemerintah mereformasi

paradigma pelayanan publik tersebut. Reformasi paradigma pelayanan publik ini

adalah penggeseran pola penyelenggaraan pelayanan publik dari yang semula

berorientasi pemeritah sebagai penyedia menjadi pelayanan yang berorientasi

kepada kebutuhan masyarakat sebagai pengguna. Dengan begitu, tak ada pintu

masuk alternatif untuk memulai perbaikan pelayanan publik selain sesegera

mungkin mendengarkan suara publik itu sendiri. Inilah yang akan menjadi jalan

bagi peningkatan partisipasi masyarakat di bidang pelayanan publik.

Kualitas pelayanan publik yang baik menjamin keberhasilan pelayanan

tersebut, sebaliknya kualitas yang rendah kurang menjamin keberhasilan

pelayanan publik tersebut. Keadaan ini menyebabkan setiap Negara berusaha

meningkatkan kualitas pelayanan publiknya.

Pelayanan publik merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur

negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai abdi negara. Pelayanan publik

mempunyai beberapa ciri yaitu:

a. Tidak dapat memilih konsumen, artinya setiap masyarakat yang datang

dan membutuhkan pelayanan harus diperlakukan secara baik

Universitas Sumatera Utara

b. Peranannya dibatasi oleh undang-undang, artinya dalam menjalankan

tugas melayani kepentingan masyarakat, tetap ada norma, aturan dan

ketentuan yang menjadi batas dan dasar

c. Politik menginstitusionalkan konflik, artinya berbagai konflik dan

permasalahan yang terjadi sering merupakan dampak dari politk

d. Pertanggungjawaban yang kompleks, karena mengatasnamakan negara

maka dalam pelayanan publik ada berbagai prosedur yang yang tetap harus

dijalankan

e. Sangat sering diteliti

f. Semua tindakan harus mendapat justifikasi

g. Tujuan atau output sulit diukur atau ditentukan

Permasalahan utama pelayanan publik pada dasarnya adalah berkaitan dengan

peningkatan kualitas layanan itu sendiri. Pelayanan yang berkualitas sangat

tergantung pada berbagai aspek, yaitu bagaimana pola penyelenggaraanya (tata

laksana), dukungan sumber daya manusia, dan kelembagaan.

Peran utama aparat sebagai pelayan publik, diharapkan masyarakat untuk

bertindak profesional dan bertanggung jawab. Kegiatan pengurusan Pajak

Kendaraan Bermotor merupakan salah satu bentuk pelayanan publik yang

diselenggarakan oleh pemerintah kepada masyarakat meliputi banyak hal yang

menyangkut semua kebutuhan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

Pamudji (1994:46). Yang menyatakan bahwa “Jasa pelayanan pemerintah yaitu

berbagai kegiatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-

Universitas Sumatera Utara

barang dan jasa-jasa. Jenis pelayanan publik dalam arti jasa-jasa, yaitu seperti

pelayanan kesehatan, pelayanan keluarga, pelayanan pendidikan, pelayanan haji,

pelayanan kepolisian, dan lain-lain.“

Oleh sebab itu Pelayanan pengurusan Pajak kendaraan bermotor juga

termasuk dalam jasa pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Sejalan dengan

pendapat diatas dapat dikatakan lebih lanjut yaitu secara operasional, pelayanan

yang diberikan pemerintah kepada masyarakat dapat dibedakan dalam dua

kelompok besar, yaitu: Pertama, pelayanan umum yang diberikan tanpa

memperhatikan orang perseorangan, tetapi keperluan masyarakat secara umum.

Dalam pelayanan ini meliputi penyediaan sarana dan prasarana transportasi,

penyediaan pusat-pusat kesehatan, pembangunan lembaga pendidikan,

pemeliharaan keamanan, dan lain sebagainya. Kedua, pelayanan yang diberikan

secara orang perseorangan, pelayanan ini meliputi kemudahan-kemudahan dalam

memperoleh pemeriksaaan kesehatan, memasuki lembaga pendidikan,

memperoleh kartu penduduk dan surat-surat lainnya, pembelian karcis perjalanan,

dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat tersebut pelayanan pengurusan Pajak kendaraan

bermotor secara operasional termasuk ke dalam jenis pelayanan publik yang

diberikan secara orang perseorangan.

1.5.4 Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung.

Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya

produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.

Universitas Sumatera Utara

Pajak adalah satu komponen pendapatan yang sangat penting bagi perkembangan

dan pembangunan bangsa. Di sini pajak digunakan untuk pembiayaan

pembangunan dan untuk diberikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk subsidi

Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta

gandengnya yang digunakan dijalan umum, dan digerakkan oleh peralatan teknik

berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah sumber daya

atau energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan yang bersangkutan, tidak

termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar. Pajak kendaraan bermotor adalah

pajak atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor.

Objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan

kendaraan bermotor, tidak termasuk kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan

bermotor alat-alat besar yang tidak digunakan sebagai alat angkutan orang atau

barang dijalan umum.

Dikecualikan sebagai objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan

atau penguasaan kendaraan bermotor oleh:

a. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah

b. Kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dan perwakilan lembaga

internasional dengan asas timbal balik sebagaimana berlaku untuk pajak

negara

c. Subjek pajak lainnya yang diatur dengan peraturan daerah

Subjek pajak kendaran bermotor adalah orang pribadi atau badan yang

memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor. Sedangkan wajib pajak

Universitas Sumatera Utara

kendaraan bermotor adalah orang pribadi dan atau badan yang memiliki

kendaraan bermotor.

Sementara itu dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor dihitung sebagai

perkalian dari dua unsur pokok, yaitu:

a. Nilai jual kendaraan bermotor (diperoleh berdasarkan harga pasaran umum

atas suatu kendaraan bermotor)

b. Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan

pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor tersebut.

Setiap orang yang mempunyai kendaraan bermotor wajib memenuhi

kewajibannya untuk membayar pajak kendaraannya setiap tahun melalui kantor

samsat dimana kendaraan itu terdaftar.

Persyaratan yang harus dipersiapkan sebelum menuju kantor samsat antara

lain :

• fotocopy BPKB,

• fotocopy STNK yang habis masa pajaknya,

• fotocopy KTP.

Kalau semua syarat ini dilengkapi maka nanti saat di kantor samsat tinggal

mengikuti prosedur yang ada. Penyelengaraan registrasi dan identifikasi

kendaraan bermotor dalam bentuk BPKB (Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor)

adalah untuk kepentingan pelaksanaan tugas-tugas Kepolisian dan kepentingan

bagi masyarakat juga. Dalam perundang-undangan sebagaimana tercantum pada

Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 pasal 175 PP No.44 Tahun 1993

disebutkan bahwa “sebagai bukti bahwa kendaraan bermotor telah terdaftar

diberikan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Nomor Kendaraan

Universitas Sumatera Utara

bermotor serta Tanda Nomor Kendaraan Bermotor”. Dengan adanya Buku

Pemilik Kendaraan Bermotor dan Surat Tanda Nomor Kendaraan bermotor maka

pengurusan pajak kendaraan dapat dilakukan untuk mmenui peraturan sebagai

masyarakat wajib pajak.

1.6 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang

menjadi perhatian ilmu sosial. (Singarimbun, 1995 : 37)

Untuk menghindari batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing

konsep, guna menghindari adanya salah pengertian maka definisi konsep yang

dipakai dalam penelitian ini adalah :

1. Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu atau

pejabat- pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah, seperti petugas

SAMSAT yang melakukan tugasnya berdasarkan indikator implementasi

dari George Edwards yaitu :

a. Komunikasi

Komunikasi terbagi dua yaitu internal dan eksternal, komunikasi

internal yaitu antara petugas SAMSAT dan komunikasi eksternal

antara petugas SAMSAT kepada masyarakat.

b. Sumber Daya

Sumber daya terbagi tiga yaitu sumber daya manusia, informasi

dan fasilitas. Untuk itu, dalam pelaksanaan implementasi

SAMSAT harus memilki sumber daya untuk mencapai tujuannya.

Universitas Sumatera Utara

c. Disposisi atau Sikap

Sikap dari petugas SAMSAT sebagai pelaksana kebijakan, apakah

mendukung dalam pelaksanaannya.

d. Struktur Birokrasi

Perlunya struktur organisasi yang jelas dan prosedur kerja yang

jelas dalam pelaksanaan implementasi SAMSAT.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi

konsep, dan sistematika penulisan.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan

sampel teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data yang

digunakan dalam penelitian.

BAB III DESKRIPSI LOKASI

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi

penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, dan struktur

organisasi.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini berisikan hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau

berupa dokumen yang akan dianalisis.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data-data yang diperoleh setelah

melaksanakan penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dari hasil-hasil penelitian yang telah

dilakukan dan saran-saran yang dianggap penting bagi pihak yang

membutuh.

Universitas Sumatera Utara