chapter i
DESCRIPTION
rerTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingkat mobilitas masyarakat dalam menggunakan alat transportasi yang ada
di Indonesia cukup tinggi dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari. Hampir
setiap hari kita melihat semakin banyaknya jumlah dan jenis kendaraan bermotor
yang bermunculan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh pertambahan penduduk
yang terus meningkat dari tahun ke tahun yang berdampak pula akan kebutuhan
alat transportasi guna untuk memenuhi kebutuhan mobilisasi masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
Sampai dengan saat ini jumlah kendaraan bermotor di seluruh Indonesia telah
mencapai lebih dari 20 juta yang 60% adalah sepeda motor sedangkan
pertumbuhan populasi untuk mobil sekitar 3-4% dan sepeda motor lebih dari 4%
per tahun (data dari Departemen Perhubungan). Banyaknya pengguna kendaraan
bermotor secara tidak langsung berkaitan dengan penambahan pajak daerah dalam
hal pajak kendaraan bermotor. Pemilik kendaraan bermotor haruslah membayar
pajak kendaraan bermotor.
Berdasarkan data Dinas Pendapatan, pertumbuhan kendaraan bermotor roda
empat mencapai 13,09 persen, dimana pada periode Januari-Mei 2009 mencapai
79.266 unit kendaraan, sedangkan pada 2010 periode yang sama sebanyak 89.642
unit kendaraan. Pertumbuhan kendaraan roda dua juga meningkat 17,26 persen.
Pada 2009 sebanyak 449.588 unit, dan 2010 587.206 unit. (http://www.tempointer
aktif.com/hg/2010/07/22/brk,20100722-265446,id.html)
Universitas Sumatera Utara
Dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan dan pelayanan kepada
masyarakat, berdasarkan ketentuan Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa pemerintah daerah dibekali berbagai
kewenangan untuk mengelola berbagai sumber pendapatan daerah, yaitu:
1. Pendapatan Asli daerah (PAD), yang terdiri dari:
a. Pajak Daerah
b. Hasil Retribusi Daerah
c. Laba Perusahaan Daerah
d. Lain-lain Penerimaan Daerah yang sah
2. Dana Perimbangan, yang terdiri dari:
a. Dana Bagi Hasil
b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusus
3. Lain-lain Pendapatan yang sah, yang terdiri dari:
a. Bantuan Dana Kontijensi/ penyeimbangan dari Pemerintah
b. Iuran Jasa Air
Pemerintah daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari
hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hal tersebut jelas diketahui bahwa salah satu sumber pendapatan
daerah berasal dari pajak daerah. Pajak daerah adalah pungutan daerah menurut
peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah.
Dengan adanya kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk
mengelola keuangan daerah secara tertib dan benar sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, maka diharapkan seluruh objek penerimaan daerah, baik
berupa pajak, retribusi maupun berbagai penerimaan daerah lainnya yang sah
dapat dioptimalkan sehingga roda pemerintahan dan jalannya pembangunan dapat
terlaksana sesuai dengan program yang telah diterapkan oleh Pemerintah Daerah.
Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, pajak daerah terbagi dua,
yaitu:
1. Pajak Provinsi
2. Pajak Kabupaten kota
Didalam Undang-undang No. 28 tahun 2008, disebutkan bahwasannya jenis
pajak provinsi terdiri dari:
1. Pajak kendaraan Bermotor dan kendaraan di Atas Air
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
4. Pajak pengambilan dan pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
Diantara sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari sektor pajak daerah
yang cukup penting dan potensial adalah Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea
Universitas Sumatera Utara
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) karena banyak menunjang
pembiayaan daerah.
Pengelolaan pemungutan dan pengurusan pajak kendaraan bermotor dilakukan
pada satu kantor yang melibatkan beberapa unsur yang terkait didalam
pengelolaannya. Pemungutan pajak kendaraan bermotor yang dilaksanakan pada
satu kantor ini dikenal dengan istilah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal
Satu Atap), dimana didalamnya terdapat kerjasama antara pihak Kepolisian
Negara Republik Indonesia (POLRI) yang mempunyai fungsi dan kewenangan
dibidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, Pemerintah daerah dalam
hal ini Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) dibidang pemungutan pajak
kendaraan bermotor (BBN-KB), PT. Jasa Raharja (Persero) yang berwenang
dibidang penyampaian Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan
(SWDKLLJ). (http://getskripsi.com/2008/12/11/kinerja-samsat-dalam-
meningkatkanpelayananpublik studi-kasus-/)
Sebelum dilakukan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
(SAMSAT) kegiatan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dilakukan
tersendiri dikantor dinas pendapatan daerah provinsi dan cabang-cabang dinas,
begitu juga dengan penyelesaian Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan
pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)
ditempat yang berbeda pula, sehingga hal ini tdak memberikan pelayanan yang
baik bagi pemilik kendaraan bermotor, karena akan memerlukan waktu yang
cukup lama dan biaya yang tidak sedikit jumlahnya.
Keadaan seperti diatas dapat menjadi penghambat dalam usaha memberikan
pelayanan kepada pemilik kendaraan bermotor, dan juga dapat menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat menjadi malas untuk mengurus pajak kendaraan bermotor dan
menjadi penghambat dalam usaha meningkatkan penerimaan dari sektor PKB,
BBN-KB, dan SWDKLLJ karena tidak adanya keseragaman baik dalam hal
pengurusan, administrasi, maupun besarnya tarif dalam proses pengurusannya.
Salah satu tujuan pemebentukan kantor bersama SAMSAT ini adalah untuk
memudahkan pelaksanan pemungutan pajak kendaraan bermotor (PKB) serta
untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat dalam hal
pengurusan registrasi kendaraan bermotor, pembayaran pajak, dan SWDKLLJ.
Pengurusan pajak kendaraan bermotor yang dilakukan pada kantor SAMSAT
adalah salah satu bentuk pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
kepada masyarakat meliputi banyak hal yang menyangkut semua kebutuhan
masyarakat.
Kantor SAMSAT sebagai organisasi pelaksana tugas membuat atau
merancang konsepsi-konsepsi untuk meberdayakan segala kemampuan agar dapat
melaksanakan tugas pengutipan pajak kendaraan bermotor secara efektif, dimana
persyaratannya adalah keahlian aparatur, seperti kemampuan mengidentifikasi dan
mengelompokkan pekerjaan, menyiapkan personalia untuk menangani
pelaksanaan tugas-tugas, mengetahui wewenang dan tanggung jawab, serta
menyusun mekanisme koordinasi kepada antar unit kegiatan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dalam pelaksanaan
pengurusan pajak kendaraan bermotor dikantor SAMSAT Rantauprapat masih
terdapat prosedur antar loket sehingga menyulitkan dan merepotkan para wajib
pajak, dan dalam setiap loket menghabiskan waktu yang lama, sehingga hal
tersebut mengakibatkan masih kurangnya efesien dalam hal waktu. Karena ada
Universitas Sumatera Utara
tiga instansi yang berada di SAMSAT sehingga proses terhambat pada sumber
daya manusia/mental yang dimiliki oleh petugas/PNS untuk melayani masyarakat,
misalnya apabila pengurusan telah selesai di DISPENDA tapi akan terhambat di
POLRI, seperti itu sebaliknya. Masalah juga terdapat dimasyarakat, yang kurang
informasi mengenai prosedur dan mekanisme pembayaran Pajak kendaraan
bermotor (PKB)/BBN-KB kendaraan yang dimiliki.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dan mengungkapkanya dalam bentuk skripsi dengan judul:
“Implementasi Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap dalam
pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT
Rantauprapat”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian Latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Implementasi Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap dalam Pengurusan Pajak Kendaraan pada
SAMSAT Rantauprapat?
1.3 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai
dalam proses penyelenggaraanya. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui implementasi Sistem Administrasi Manunggal Satu
Atap dalam pengurusan Pajak kendaraan bermotor pada Kantor SAMSAT
Rantauprapat.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah
kepustakaan, kependidikan, khususnya mengenai implementasi sistem
administrasi manunggal satu atap dalam pengurusan pajak kendaraan
bermotor, serta dapat menjadi bahan masukan bagi mereka yang
menindaklanjuti penelitian ini dengan mengambil penelitian yang sama
dan dengan informan penelitian yang lebih baik.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat
sebagai berikut:
a. Bagi penulis, sebagai masukan dan menambah wawasan serta literatur
perpustakaan yang berkaitan dengan Implementasi sistem administrasi
manunggal satu atap dalam pengurusan pajak kendaraan bermotor
b. Bagi instansi SAMSAT Rantauprapat, hasil penelitian ini menjadi
pedoman dan masukan dalam pelaksanaan pengurusan pajak
kendaraan bermotor dan lebih meningkatkan pelayanan dalam hal
pengurusan pajak kendaraan bermotor.
1.5 Kerangka Teori
Seperti yang dikemukakan oleh Nawawi (1992:149) dalam suatu studi
penelitian perlu adanya kejelasan titik tolak atau landasan berfikir untuk
memecahkan dan membahas masalah. Untuk itu perlu disusun suatu kerangka
teori sebagai pedoman yang menggambarkan darimana sudut masalah tersebut
dosorot.
Universitas Sumatera Utara
Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel
atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto,2002:92).
Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut seorang peneliti perlu
menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk mengambarkan
dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilihnya. Dalam penelitian ini
yang menjadi kerangka teorinya adalah sebagai berikut:
1.5.1 Implementasi
Menurut Mazmanian dan Sabatier dalam Wahab (2004:68) yang dimaksud
dengan implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar,
biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-
perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan
peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin
diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan/sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai
cara untuk menstrukturkan/mengatur proses implementasinya. Proses ini
berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu, biasanya diawali dengan
tahapan pengesahan undang-undang, kemudian output kebijaksanaan dalam
bentuk pelaksanaan keputusan oleh badan (instansi) pelaksanaan, kesediaan
dilaksanakannya keputusan-keputusan tersebut oleh kelompok-kelompok sasaran,
dampak nyata, baik yang dikehendaki atau yang tidak, dari output tersebut,
dampak keputusan sebagai dipersepsikan oleh badan-badan yang mengambil
keputusan, dan akhirnya perbaikan-perbaikan penting (atau upaya untuk
Universitas Sumatera Utara
melakukan perbaikan-perbaikan) terhadap undang-undang/peraturan yang
bersangkutan.
Sedangkan menurut Pressman dan Wildavsky (dalam Tangkilisan, 2003 :
17), implementasi diartikan sebagai interaksi antara penyusunan tujuan dengan
sarana-sarana tindakan dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk
menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan dengan cara
untuk mencapainya. Implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah
pada penempatan suatu program ke dalam tujuan kebijakan yang diinginkan.
Tiga kegiatan utama yang paling penting dalam implementasi keputusan
menurut Tangkilisan (2003 : 18) adalah :
1. Penafsiran, yaitu merupakan kegiatan yang menerjemahkan makna program ke dalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan.
2. Organisasi, yaitu merupakan unit atau wadah untuk menempatkan program ke dalam tujuan kebijakan.
3. Penerapan yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah, dan lain-lainnya.
Dalam setiap perumusan kebijakan apakah menyangkut program maupun
kegiatan-kegiatan selalu diiringi dengan suatu tindakan pelaksanaan atau
implementasi. Betapa pun baiknya suatu kebijakan tanpa implementasi maka tidak
akan banyak berarti. Implementasi kebijakan bukanlah sekedar bersangkut paut
dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur
rutin lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu, ia menyangkut
masalah konflik, keputusan dan siapa yang memperolehapa dari suatu kebijakan
(Grindle dalam Wahab, 1990 :59). Oleh sebab itu, tidak berlebihan jika dikatakan
implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan proses
kebijakan. Ini menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara perumusan
Universitas Sumatera Utara
kebijakan dengan implementasi kebijakan dalam arti walaupun perumusan
dilakukan dengan sempurna namun apabila proses implementasi tidak bekerja
sesuai persyaratan, maka kebijakan yang semula baik akan menjadi jelek begitu
pula sebaliknya. Dalam kaitan ini, seperti dikemukakan oleh Wahab (1990:51),
menyatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan
jauh lebih penting daripada pembuatan kebijaksanaan. Kebijaksanaan hanya
sekedar impian atau rencana bagus yang tersimpan dalam arsip kalau tidak
mampu diimplementasikan.
Van Master dan Van Horn (dalam Wahab, 1990:51), merumuskan proses
implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut : “tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok
pemerintah/swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan dan digariskan dalam keputusan kebijaksanaan. Sedangkan dalam
Cheema dan Rondinelii (Wibawa, 1994 :19), implementasi adalah sebagai berikut
:”Dalam pengertian luas, implementasi maksudnya adalah pelaksanaan dan
melakukan suatu program kebijaksanaan dan dijelaskan bahwa satu proses
interaksi diantara merancang dan menentukan seseorang yang diinginkan”.
1.5.1.1 Implementasi Kebijakan
Menurut Carl. J. Friedrich kebijakan publik adalah suatu arah tindakan yang
diusulkan pada seseorang, golongan, atau pemerintah dalam suatu lingkungan
dengan halangan-halangan dan kesempatan-kesempatannya, yang diharapkan
dapat memenuhi dan mengatasi halangan tersebut di dalam rangka mencapai suatu
cita-cita atau mewujudkan suatu kehendak serta tujuan tertentu. Sedangkan
menurut Dimock, kebijakan publik adalah perpaduan dan kristalisasi daripada
Universitas Sumatera Utara
pendapat-pendapat dan keinginan-keinginan banyak orang atau golongan dalam
masyarakat. (Soenarko, 2003:42-43)
Menurut Anderson (dalam Nyimas, dkk, 2004:7) kebijakan publik adalah
kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat
pemerintah, di mana implikasi dari kebijakan itu adalah :
1. Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan.
2. Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah.
3. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan.
4. Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.
5. Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa (otoritatip).
Maka berikut ini adalah pengertian tentang implementasi kebijakan yang
sangat sederhana dalam Nyimas,dkk (2004:9) :
“Implementasi kebijakan dapat dipandang sebagai suatu proses melaksanakan
keputusan kebijaksanaan, biasanya dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Peradilan, Perintah Eksekutif, atau Instruksi
Presiden.(Wahab, 1991 :50)”
Menurut Wibawa (1994), implementasi kebijakan merupakan
pengejahwantahan keputusan mengenai kebijakan yang mendasar, biasanya
tertuang dalam suatu Undang-Undang namun juga dapat berbentuk instruksi-
Universitas Sumatera Utara
instruksi eksekutif yang penting atau keputusan perundangan. Idealnya keputusan-
keputusan tersebut menjelaskan masalah-masalah yang hendak ditangani,
menentukan tujuan yang hendak dicapai dan dalam berbagai cara
“menggambarkan struktur” proses implementasi tersebut. Tujuan implementasi
kebijakan adalah untuk menetapkan arah agar tujuan kebijakan publik dapat
direalisasikan sebagai hasil dari kegiatan pemerintah.
1.5.1.2 Model Implementasi Kebijakan
• Menurut Meter dan Horn, ada enam variabel yang mempengaruhi
kinerja implementasi (Subarsono, 2005 : 99), yakni :
1. Standar dan sasaran kebijakan
Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terstruktur sehingga dapat
direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi
multiinterprestasi dan mudah menimbulkan konflik di antara para agen
implementasi.
2. Sumberdaya
Kebijakan perlu dukungan sumberdaya baik sumberdaya manusia (human
resources) maupun sumberdaya non-manusia (non-human resource). Dalam
berbagai kasus Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) untuk kelompok miskin di
pedesaan kurang berhasil karena keterbatasan kualitas aparat pelaksanaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Hubungan antar Organisasi
Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan dan
koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama
antar instansi bagi keberhasilan suatu program.
4. Karakteristik agen pelaksana
Yang dimaksud karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrsi,
norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang
semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.
5. Kondisi sosial, politik dan ekonomi
Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat
mendukung keberhasilan implementasi kebijakan; sejauh mana kelompok-
kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan;
karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat
opini publik yang ada di lingkungan; dan apakah elite politik mendukung
implementasi kebijakan.
6. Disposisi Implementor
Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yang penting, yakni : a)
respons implementor terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi kemauannya
untuk melaksanakan kebijakan; b) kognisi, yaitu pemahamannya terhadap
kebijakan; dan c) intensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang
dimiliki oleh implementor.
• Model impelentasi dari george edwards III
Universitas Sumatera Utara
Dalam pandangan edwards III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat
variabel, yakni (subarsono,2005:90)
1. komunikasi
Secara umum edwards membahas tiga hal penting dalam proses komunikasi
kebijakan, yakni:
a. transmisi
Sebelum pejabat dapat mengimplementasikan suatu keputusan, ia harus
menyadari bahwa suatu keputusan telah dibuat dan suatu perintah untuk
pelaksananya telah dikeluarkan. Hal ini tidak selalu merupakan proses yang
langsung sebagaimana tampaknya. Banyak sekali ditemukana keputusan-
keputusan diabaikan atau seringkali terjadi kesalahpahaman terhadap keputusan
yang dikeluarkan.
Ada beberapa hambatan yang timbul dalam mentransmisikan perintah-
perintah implementasi. Pertama, pertentangan pendapat pelaksana dengan
pemerintah yang dikeluarkan oleh pengambil kebijakan. Hal ini terjadi karena
para pelaksana menggunakan keleluasaannya yang tidak dapat mereka elakkan
dalam melaksanakan keputusan-keputusan dan perintah-perintah umum. Kedua,
informasi melewati berlapis-lapis hirarki. Ketiga, persepsi yang efektif dan
ketidakmauan para pelaksana untuk mengetahui persyaratan-persyaratan suatu
kebijakan.
b. konsistensi
Jika implementasi ingin berlangsung efektif, maka perintah pelaksanaan
harus konsisten dan jelas. Walaupun perintah tersebut mempunyai unsurkejelasan,
Universitas Sumatera Utara
tetapi bila perintah tersebut bertentangan maka perintah akan memudahkan para
pelaksana kebijakna menjalankan tugasnya dengan baik.
c. kejelasan
Edwards mengidentifikasikan enam faktor terjadinya ketidakjelasan
komunikasi kebijakan. Faktor-faktor tersebut adalah kompleksitas kebijakan,
keinginan untuk tidak menganggu kelompok-kelompok masyarakat, kurangnya
konsensus mengenai tujuan kebijakan, masalah-masalah dalam memulai suatu
kebijakan baru, menghindari pertanggungjawaban kebijakan, dan sifat pembuatan
kebijakan pengadilan.
2. sumber daya
Sumber daya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efektif,
tanpa sumber daya, kebijakan hanya tinggal dikertas menjadi dokumen saja.
Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, yakni kompetensi
implementor, informasi, fasilitas danb sumber daya finansial.
3. disposisi (kecendrungan atau tingkah laku)
Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor,
seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementor memiliki
disposisi dengan baik, maka dia akan dapat menjalankan kabijakan dengan baik
seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memilki
sifat atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses
implementasi kebijakan juga menjadi efektif.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.1: Gambar Teori George Edward
4. struktur birokrasi
Struktur birokrasi yang mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur
yang penting dari organisasi adalah adanya prosedur operasi yang standar
(standard operting procedures atau SOP). SOP menjadi pedoman bagi setiap
implementasi dalam bertindak.
Strktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan
pengawasaan dan menimbulkan red-tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan
kompleks, ini pada gilirannya menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel.
1.5.2 Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu “systema” yang
mempunyai pengertian sebagai berikut:
a. Suatu hubungan yang tersusun dari sekian banyak bagian
Komunikasi Sumber daya
disposisi implementasi
Struktur birokrasi
Universitas Sumatera Utara
b. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen-
komponen secara teratur
Sedangkan sistem merupakan suatu totalitas himpunan dari bagian-bagian
yang satu sama lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu dalam suatu lingkungan.
Jadi, sistem adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian yang saling terkait
antara yang satu dengan yang lain. Bagian atau anak cabang dari suatu sistem
menjadi induk dari bagian selanjutnya, begitulah seterusnya hingga bagian yang
terkecil. Rusaknya salah satu bagian akan menganggu kestabilan sistem itu sendiri
secara keseluruhan.
Ada beberapa definisi administrasi, yaitu:
a. Suatu keseluruhan istilah yang meliputi banyak subjek yang semuanya
cenderung berprasangka kearah efesiensi perusahaan
b. Pelayanan-pelayanan manajemen atau pelayanan kantor perusahaan
c. Organisasi atau suatu kantor pusat suatu perusahaan yang mengawasi
sejumlah unit-unit produksi. Defensi ini dapat berlaku dalam jenis
kelompok perusahaan yang mempunyai beberapa seksi.
Didalam buku ilmu administrasi publik oleh Inu Kencana Syafei, dkk
(1999:13-15), ada beberapa pengertian administrasi menurut pendapat para ahli,
yaitu:
a. Menurut Herbert A. Simon, administrasi dapat dirumuskan sebagai
kegiatan-kegiatan kelompok kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan
bersama
Universitas Sumatera Utara
b. Menurut The Liang Gie, administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan
penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok
orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu
c. Menurut Sondang P. Siagian administrasi adalah keseluruhan proses
pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan
itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
d. Menurut Hadari Nawawi, administrasi adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kerja sama kelompok manusia
untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Stephen P. Robins administrasi adalah proses universal yang berupa
menyelesaikan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna bersama dan melalui orang
lain. Dalam setiap pengertian administrasi selalu ada 3 hal umum yang dicakup
yaitu sasaran-sasaran, sumber-sumber yang terbatas dan orang-orang. Jadi
administrasi dapat diartikan sebagai seluruh proses organisasi baik itu organisasi
pemerintahan maupun organisasi swasta yang terdiri atas penentuan tujuan dan
pencapainnya dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia secara berdaya
guna melaui dan bersama orang-orang secara terkoordinasi dengan menerapkan
perencanaan, pembuatan keputusan dan perintah kerja, pemimpin serta
penguasaan.
Diantara pendapat para ahli tersebut, pada prinsipnya administrasi mempunyai
pengertian yang sama, yaitu antara lain:
a. Kerja sama
Universitas Sumatera Utara
b. Banyak orang
c. Untuk mencapai tujuan bersama
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT), atau dalam Bahasa
Inggris one roof system, adalah suatu sistem administrasi yang dibentuk untuk
memperlancar dan mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat yang
kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung.
Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT) adalah pelayanan administrasi dalam
pengurusan kendaraan bermotor. Pelayanan pengurusan pajak kendaraan bermotor
dan bea balik nama diberikan oleh Dinas Pendapatan Provinsi, Asuransi
Kecelakaan Lalu Lintas oleh Jasa Raharja, sedangkan pengurusan surat-surat
kendaraan bermotor seperti BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor), plat
nomor, dan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) diberikan oleh kepolisian.
Namun dengan adanya SAMSAT, kesemuanya dapat dilayani dalam satu atap,
atau bahkan satu loket.
SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap), dimana didalamnya
terdapat kerjasama antara pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)
yang mempunyai fungsi dan kewenangan dibidang registrasi dan identifikasi
kendaraan bermotor, Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah
(Dispenda) dibidang pemungutan pajak kendaraan bermotor (BBN-KB), PT. Jasa
Raharja (Persero) yang berwenang dibidang penyampaian Sumbangan Wajib
Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).
Peningkatan pelayanan prima dikantor bersama SAMSAT adalah merupakan
kebutuhan organisasi untuk merespon tuntutan dan harapan masyarakat yang terus
Universitas Sumatera Utara
meningkat, maka sudah sewajarnya kantor bersama SAMSAT memberikan
pelayanan yang baik dengan mengembangkan paradigma kepemerintahan yang
ditandai dengan adanya: transparansi, akuntabilitas, penegakan hukum,
profesionalisme, kesetaraan dan lain sebagainya.
1.5.3 Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap sebagai bentuk Pelayanan
Publik
1.5.3.1 Definisi Pelayanan publik
Salah satu fungsi penyelenggaraan pemerintah yang dilakukan pemerintah
adalah pelayanan publik, dimana pengurusan pajak kendaraan bermotor
merupakan salah satu bagian dari bentuk pelayanan publik.
Menurut H.A.S Moenir (1992:27) menyatakan bahwa pelayanan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan
faktor material melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka
memenuhi kebutuhan orang lain dengan haknya.
Pelayanan publik merupakan segala kegiatan guna memenuhi kebutuhan
dasar sesuai dengan hak-hak seluruh warga negara dan penduduk atas jasa
pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang
terkait dengan kepentingan publik. Dalam hal ini pemberi pelayanan adalah
aparatur yang bertugas pada organisasi pemerintahan baik pemerintahan pusat
maupun daerah. Sedangkan penerima pelayanan adalah warga masyarakat yang
memiliki hak dan kewajiban atas pelayanan publik.
Berdasarkan Undang-undang No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik,
menyebutkan yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah kegiatan atau
Universitas Sumatera Utara
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Berdasarkan KEPMENPAN NO.63/KEP/M.PAN/7/2003, pelayanan
publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan
maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut Ratminto (2005:5) pelayanan publik adalah segala bentuk
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada
prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di
pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka
upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Sementara menurut Kurniawan
(2005:4) pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan
aturan pokok dan tata cara yang ditetapkan.
Menurut Gabriel Roth dalam Kumorotomo (1994:70) mendefinisikan
pelayanan publik adalah pelayanan yang disediakan untuk publik apakah
disediakan secara umum atau secara privat. Selain itu, pelayanan merupakan
usaha apa saja yang mempertinggi kepuasan pelanggan serta membangun kesan
yang dapat memberikan citra positif dimata pelanggan karena jasa pelayanan yang
diberikan dengan biaya yang terjangkau sehingga membuat pelanggan menjadi
termotivasi untuk berperan aktif dalam pelaksanaan pelayanan publik yang prima.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pelayanan publik adalah keseluruhan pelayanan yang dilaksanakan oleh aparatur
pemerintah kepada publik didalam suatu oraganisasi atau instansi untuk
memenuhi kebutuhan penerima layanan publik/ masyarakat itu merasakan
kepuasan. Atau pada hakekatnya pelayanan publik merupakan pemberian layanan
prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur
pemerintah sebagai abdi masyarakat.
1.5.3.2 Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap sebagai bentuk pelayanan
publik
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63 Tahun 2003, dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan pelayanan harus
memenuhi beberapa prinsip yaitu:
1. Kesederhanaan, prosedur/ tata cara pelayanan yang dselenggarakan secara
mudah, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan
2. Kejelasan yang mencakup beberapa hal antara lain:
a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan umum
b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaiaan keluhan/ persoalan/
sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik
c. Rincian biaya pelayanan dan tata cara pembayaran
3. Kepastian waktu, pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam
kurun waktu yang telah ditentukan
Universitas Sumatera Utara
4. Akurasi, produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah
5. Rasa aman, proses dan produk pelayanan memberikan rasa aman dan
kepastian hukum
6. Tanggung jawab, pimpinan penyelenggaraan pelayanan publik atau
pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan
dan penyelesaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan
publik
7. Kelengkapan sarana dan prasarana, tersedianya sarana dan prasarana kerja,
peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika
8. Kemudahan akses, tempat dan lokasi serta sarana dan prasarana kerja yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan
teknologi telematika
9. Kedispilinan, kesopanan, dan keramahan, pemberi pelayanan bersikap
disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan yang
ikhlas.
10. Kenyamanan, lingkungan pelayanan harus tertib, disediakan ruang tunggu
yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah, sehat serta dilengkapi
dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir, toilet, tempat ibadah
dan lain-lain.
Maka dapat dirumuskan yang menjadi unsur yang terkandung dalam
pelayanan publik yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Pelayanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan atau
lembaga atau aparat pemerintah maupun swasta
2. Objek yang dilayani adalah masyarakat (publik) berdasarkan
kebutuhannya
3. Bentuk pelayanan yang diberikan berupa barang atau jasa
4. Ada aturan atau sistem dan tata cara yang jelas dalam pelaksanaanya
Agar pelayanan publik berkualitas sudah sepatutnya pemerintah mereformasi
paradigma pelayanan publik tersebut. Reformasi paradigma pelayanan publik ini
adalah penggeseran pola penyelenggaraan pelayanan publik dari yang semula
berorientasi pemeritah sebagai penyedia menjadi pelayanan yang berorientasi
kepada kebutuhan masyarakat sebagai pengguna. Dengan begitu, tak ada pintu
masuk alternatif untuk memulai perbaikan pelayanan publik selain sesegera
mungkin mendengarkan suara publik itu sendiri. Inilah yang akan menjadi jalan
bagi peningkatan partisipasi masyarakat di bidang pelayanan publik.
Kualitas pelayanan publik yang baik menjamin keberhasilan pelayanan
tersebut, sebaliknya kualitas yang rendah kurang menjamin keberhasilan
pelayanan publik tersebut. Keadaan ini menyebabkan setiap Negara berusaha
meningkatkan kualitas pelayanan publiknya.
Pelayanan publik merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur
negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai abdi negara. Pelayanan publik
mempunyai beberapa ciri yaitu:
a. Tidak dapat memilih konsumen, artinya setiap masyarakat yang datang
dan membutuhkan pelayanan harus diperlakukan secara baik
Universitas Sumatera Utara
b. Peranannya dibatasi oleh undang-undang, artinya dalam menjalankan
tugas melayani kepentingan masyarakat, tetap ada norma, aturan dan
ketentuan yang menjadi batas dan dasar
c. Politik menginstitusionalkan konflik, artinya berbagai konflik dan
permasalahan yang terjadi sering merupakan dampak dari politk
d. Pertanggungjawaban yang kompleks, karena mengatasnamakan negara
maka dalam pelayanan publik ada berbagai prosedur yang yang tetap harus
dijalankan
e. Sangat sering diteliti
f. Semua tindakan harus mendapat justifikasi
g. Tujuan atau output sulit diukur atau ditentukan
Permasalahan utama pelayanan publik pada dasarnya adalah berkaitan dengan
peningkatan kualitas layanan itu sendiri. Pelayanan yang berkualitas sangat
tergantung pada berbagai aspek, yaitu bagaimana pola penyelenggaraanya (tata
laksana), dukungan sumber daya manusia, dan kelembagaan.
Peran utama aparat sebagai pelayan publik, diharapkan masyarakat untuk
bertindak profesional dan bertanggung jawab. Kegiatan pengurusan Pajak
Kendaraan Bermotor merupakan salah satu bentuk pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah kepada masyarakat meliputi banyak hal yang
menyangkut semua kebutuhan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat
Pamudji (1994:46). Yang menyatakan bahwa “Jasa pelayanan pemerintah yaitu
berbagai kegiatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-
Universitas Sumatera Utara
barang dan jasa-jasa. Jenis pelayanan publik dalam arti jasa-jasa, yaitu seperti
pelayanan kesehatan, pelayanan keluarga, pelayanan pendidikan, pelayanan haji,
pelayanan kepolisian, dan lain-lain.“
Oleh sebab itu Pelayanan pengurusan Pajak kendaraan bermotor juga
termasuk dalam jasa pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Sejalan dengan
pendapat diatas dapat dikatakan lebih lanjut yaitu secara operasional, pelayanan
yang diberikan pemerintah kepada masyarakat dapat dibedakan dalam dua
kelompok besar, yaitu: Pertama, pelayanan umum yang diberikan tanpa
memperhatikan orang perseorangan, tetapi keperluan masyarakat secara umum.
Dalam pelayanan ini meliputi penyediaan sarana dan prasarana transportasi,
penyediaan pusat-pusat kesehatan, pembangunan lembaga pendidikan,
pemeliharaan keamanan, dan lain sebagainya. Kedua, pelayanan yang diberikan
secara orang perseorangan, pelayanan ini meliputi kemudahan-kemudahan dalam
memperoleh pemeriksaaan kesehatan, memasuki lembaga pendidikan,
memperoleh kartu penduduk dan surat-surat lainnya, pembelian karcis perjalanan,
dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat tersebut pelayanan pengurusan Pajak kendaraan
bermotor secara operasional termasuk ke dalam jenis pelayanan publik yang
diberikan secara orang perseorangan.
1.5.4 Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung.
Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya
produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.
Universitas Sumatera Utara
Pajak adalah satu komponen pendapatan yang sangat penting bagi perkembangan
dan pembangunan bangsa. Di sini pajak digunakan untuk pembiayaan
pembangunan dan untuk diberikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk subsidi
Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta
gandengnya yang digunakan dijalan umum, dan digerakkan oleh peralatan teknik
berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah sumber daya
atau energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan yang bersangkutan, tidak
termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar. Pajak kendaraan bermotor adalah
pajak atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor.
Objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan
kendaraan bermotor, tidak termasuk kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan
bermotor alat-alat besar yang tidak digunakan sebagai alat angkutan orang atau
barang dijalan umum.
Dikecualikan sebagai objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan
atau penguasaan kendaraan bermotor oleh:
a. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
b. Kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dan perwakilan lembaga
internasional dengan asas timbal balik sebagaimana berlaku untuk pajak
negara
c. Subjek pajak lainnya yang diatur dengan peraturan daerah
Subjek pajak kendaran bermotor adalah orang pribadi atau badan yang
memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor. Sedangkan wajib pajak
Universitas Sumatera Utara
kendaraan bermotor adalah orang pribadi dan atau badan yang memiliki
kendaraan bermotor.
Sementara itu dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor dihitung sebagai
perkalian dari dua unsur pokok, yaitu:
a. Nilai jual kendaraan bermotor (diperoleh berdasarkan harga pasaran umum
atas suatu kendaraan bermotor)
b. Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan
pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor tersebut.
Setiap orang yang mempunyai kendaraan bermotor wajib memenuhi
kewajibannya untuk membayar pajak kendaraannya setiap tahun melalui kantor
samsat dimana kendaraan itu terdaftar.
Persyaratan yang harus dipersiapkan sebelum menuju kantor samsat antara
lain :
• fotocopy BPKB,
• fotocopy STNK yang habis masa pajaknya,
• fotocopy KTP.
Kalau semua syarat ini dilengkapi maka nanti saat di kantor samsat tinggal
mengikuti prosedur yang ada. Penyelengaraan registrasi dan identifikasi
kendaraan bermotor dalam bentuk BPKB (Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor)
adalah untuk kepentingan pelaksanaan tugas-tugas Kepolisian dan kepentingan
bagi masyarakat juga. Dalam perundang-undangan sebagaimana tercantum pada
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 pasal 175 PP No.44 Tahun 1993
disebutkan bahwa “sebagai bukti bahwa kendaraan bermotor telah terdaftar
diberikan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Nomor Kendaraan
Universitas Sumatera Utara
bermotor serta Tanda Nomor Kendaraan Bermotor”. Dengan adanya Buku
Pemilik Kendaraan Bermotor dan Surat Tanda Nomor Kendaraan bermotor maka
pengurusan pajak kendaraan dapat dilakukan untuk mmenui peraturan sebagai
masyarakat wajib pajak.
1.6 Definisi Konsep
Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang
menjadi perhatian ilmu sosial. (Singarimbun, 1995 : 37)
Untuk menghindari batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing
konsep, guna menghindari adanya salah pengertian maka definisi konsep yang
dipakai dalam penelitian ini adalah :
1. Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu atau
pejabat- pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah, seperti petugas
SAMSAT yang melakukan tugasnya berdasarkan indikator implementasi
dari George Edwards yaitu :
a. Komunikasi
Komunikasi terbagi dua yaitu internal dan eksternal, komunikasi
internal yaitu antara petugas SAMSAT dan komunikasi eksternal
antara petugas SAMSAT kepada masyarakat.
b. Sumber Daya
Sumber daya terbagi tiga yaitu sumber daya manusia, informasi
dan fasilitas. Untuk itu, dalam pelaksanaan implementasi
SAMSAT harus memilki sumber daya untuk mencapai tujuannya.
Universitas Sumatera Utara
c. Disposisi atau Sikap
Sikap dari petugas SAMSAT sebagai pelaksana kebijakan, apakah
mendukung dalam pelaksanaannya.
d. Struktur Birokrasi
Perlunya struktur organisasi yang jelas dan prosedur kerja yang
jelas dalam pelaksanaan implementasi SAMSAT.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi
konsep, dan sistematika penulisan.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
sampel teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data yang
digunakan dalam penelitian.
BAB III DESKRIPSI LOKASI
Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi
penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, dan struktur
organisasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini berisikan hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau
berupa dokumen yang akan dianalisis.
BAB V ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang uraian data-data yang diperoleh setelah
melaksanakan penelitian.
BAB VI PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dari hasil-hasil penelitian yang telah
dilakukan dan saran-saran yang dianggap penting bagi pihak yang
membutuh.
Universitas Sumatera Utara